I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan tanaman hutan Jati di Jawa khususnya di Perum Perhutani merupakan pengembangan komoditas di bidang kehutanan yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan nasional. Peran tersebut antara lain meliputi penerimaan devisa negara di bidang kehutanan, penyedia bahan baku untuk industri kayu nasional dan peningkatan ketahanan pangan masyarakat di desa sekitar hutan. Peningkatan hasil produksi komoditas kayu Jati di Perum Perhutani tentunya memerlukan data dan informasi sumberdaya lahan yang relevan, baik menyangkut data geologi, topografi, tanah, iklim, dan lain sebagainya. Upaya dalam melengkapi data dan informasi sumberdaya lahan dalam rangka peningkatan produksi komoditas kayu dan mutu tanaman Jati di Perum Perhutani dapat dilakukan melalui penelitian yang menyeluruh pada wilayah pertanaman Jati terhadap kesesuaian lahan dan kesuburan tanah yang digunakan dalam pertanaman produksi Jati di Perum Perhutani. Hingga saat ini Perum Perhutani telah mempunyai klon unggulan Jati hasil dari pemuliaan yang dikembangkan dalam plot-plot penelitian oleh Puslitbang Perum Perhutani Cepu yang bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada di beberapa wilayah Unit I, Unit II maupun Unit III yakni; Jati Plus Perhutani (JPP). Pemilihan lahan untuk penanaman JPP yang akan dikembangkan dalam lahan penanaman pada skala luas terkadang tidak
1
sesuai dengan kondisi tempat dan syarat tumbuh bagi klon tersebut di masing-masing lokasi lahan penanaman. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi tanaman JPP yang dimapankan di pertanaman produksi pada lahanlahan KPH baik di Unit I, Unit II maupun Unit III Perum Perhutani yang belum menunjukkan produktivitas yang memuaskan. Penentuan tingkat klasifikasi kesesuaian lahan dan kesuburan tanah untuk pertanaman JPP bertujuan agar tanaman yang diusahakan pada lahan tersebut benar-benar sudah sesuai dengan kondisi lingkungannya, sehingga membantu pengelola di Perum Perhutani dalam melakukan pemilihan lokasi untuk pertanaman JPP yang baik pada setiap satuan unit kerjanya dan diharapkan produktivitas tanaman JPP dapat mencapai kondisi terbaiknya. Evaluasi lahan merupakan proses menduga potensi lahan dari waktu ke waktu sesuai dengan jenis penggunaan tertentu baik pertanian maupun untuk non pertanian (Elsheikh, et al, 2013). Kesesuaian lahan merupakan kecocokan lahan untuk pembudidayaan komoditas tertentu (termasuk JPP), karena pembudidayaan komoditas tanaman harus sesuai dengan sifat tanah dan lingkungan, serta memenuhi persyaratan tumbuh bagi tanaman sehingga dapat memberikan produktivitas yang optimum. Prinsip tujuan evaluasi kesesuaian lahan pertanian (dan kehutanan) adalah untuk memprediksi potensi dan keterbatasan tanah dalam menghasilkan produksi tanaman (Pan dan Pan, 2012). Kesuburan tanah merupakan kendala utama untuk mengembangkan produksi pertanaman JPP dan merupakan tantangan serius dalam
2
pengelolaan pertanaman JPP dalam skala produksi di Perum Perhutani. Kesuburan tanah yang baik merupakan syarat utama untuk dapat menumbuhkan JPP hasil pemuliaan sehingga mampu tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Ancaman produktivitas kehutanan di banyak negara berkembang sebagai akibat menurunnya kesuburan tanah yang disebabkan oleh penggunaan input kesuburan yang tidak memadai, terjadi degradasi tanah yang terus menerus, dan semakin intensnya penggunaan lahan tanpa masukan organik dan mineral untuk memperbaiki kesuburan tanah (St Clair dan Lynch , 2010). Penilaian klasifikasi kesuburan tanah pada pertanaman JPP menjadi penting untuk dilakukan agar perencanaan pengelolaan hara menjadi lebih akurat sehingga produktivitas JPP dapat ditingkatkan. Pengetahuan mengenai kesuburan tanah merupakan langkah penting untuk meningkatkan akurasi sistem pengelolaan JPP secara spesifik lokasi pada unit kerjanya, serta mengintegrasikan karakteristik sumberdaya lahan dan kebutuhan tanaman pada setiap tempat dan waktu. Penilaian sifat dan penentuan kendala kesuburan tanah dapat dilakukan dengan klasifikasi kapabilitas kesuburan tanah (Fertility Capability Classification = FCC) (Sanchez et al. 2003). Lokasi wilayah penelitian yang menjadi usulan dalam topik yang terkait dengan pengelolaan pertanaman JPP adalah di pertanaman perhutanan klonal dan pertanaman rutin JPP di KPH Ngawi dan KPH Pemalang. Selain memiliki kondisi wilayah lahan datar hingga bergelombang,
3
wilayah penelitian juga memiliki jenis tanah, sifat fisika tanah, sifat kimia tanah dan sifat biologis tanah yang berbeda sehingga kesuburan tanah yang ada pada lokasi penelitian berbeda-beda. Melalui penelitian yang menyeluruh baik terhadap kesesuaian lahan maupun kesuburan tanah, diharapkan akan didapatkan pola pengelolaan JPP yang tepat di Perum Perhutani sebagai bentuk dari pengeloaan silvikultur intensif yang diterapkan saat ini di Perum Perhutani. 1.1.1. Pentingnya Evaluasi Lahan Penelitian
mengenai
evaluasi
lahan
sangat
penting
dalam
pembangunan kehutanan berkelanjutan, termasuk dalam pembangunan kehutanan di Perum Perhutani khususnya pembangunan kehutanan dengan menggunakan perbanyakan klon yakni; Jati Plus Perhutan (JPP). Evaluasi lahan merupakan kunci keberhasilan pembangunn kehutanan di Perum Perhutani untuk mewujudkan pembangunan hutan dengan silvikultur intensif. Permasalahan pembangunan pertanaman dengan klon di Perum Perhutani saat ini adalah: 1. Tekanan kebutuhan kayu untuk industri perkayuan sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. 2. Belum diketahui kualitas sumberdaya lahan di Perum Perhutani baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah yang pasti dengan kuantitas lahan yang luas.
4
3. Terbatasnya data dan informasi sumberdaya lahan yang mendukung program pembangunan hutan dengan silvikultur intensif yang berkelanjutan. 1.1.2. Perumusan Masalah Penelitian Permasalahan umum yang dihadapi dalam pembangunan hutan di Perum Perhutani khususnya dengan menggunakan klon JPP adalah: 1. Belum adanya kajian evaluasi lahan sebagai dasar pembangunan hutan dengan menggunakan silvikultur intensif yang berkelanjutan. 2. Belum adanya kajian evaluasi kesesuaian lahan dan evaluasi kesuburan tanah sebagai dasar penilaian potensi dan kendala lahan serta alternatif pemecahannya untuk meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman. 1.1.3. Keaslian Penelitian Penelitian evaluasi kesesuaian lahan dan kesuburan tanah JPP adalah asli, diangkat atas dasar pertimbangan: 1. Perum Perhutani merupakan BUMN yang mengelola kawasan hutan Jati terluas di Jawa dan memberikan peluang bagi pengembangan pengelolaan JPP melalui silvikultur intensif yang berkelanjutan. 2. Adanya fenomena kemampuan lahan terhadap peningkatan produksi tanaman JPP.
5
3. Adanya konsekuensi penurunan status kesesuaian lahan dan kesuburan tanah selama pemanfaatan lahan untuk pengelolaan JPP di Perum Perhutani. 1.1.4. Kebaruan Penelitian Kebaruan penelitian bagi ilmu pengetahuan dan pengelolaan JPP di Perum Perhutani adalah penentuan alternatif teknologi pengelolaan lahan yang diperlukan untuk mengatasi kendala faktor pembatas lahan aktual dan model pengelolaan JPP di Perum Perhutani. Pemilihan alternatif teknologi pengelolaan lahan sebagai upaya pengembangan ilmu pengetahuan memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat tanah, baik fisika maupun kimia yang terbentuk sebagai akibat dari interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah, yakni iklim, topografi, bahan induk, organisme dalam waktu tertentu; sedangkan kebaruan bagi pengeloaan JPP di Perum Perhutani adalah model pengelolaan JPP berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan melalui evaluasi lahan. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan karakteristik lahan, klasifikasi kesesuaian lahan dan klasifikasi kesuburan tanah pada pertanaman perhutanan klonal JPP dan pertanaman JPP pada skala produksi di lokasi penelitian Perum Perhutani KPH Ngawi dan KPH Pemalang di beberapa tahun tanam.
6
2. Menentukan faktor pembatas kesesuaian lahan dan kesuburan tanah pada pertanaman perhutanan klonal JPP dan pertanaman JPP pada skala produksi di lokasi penelitian Perum Perhutani KPH Ngawi dan KPH Pemalang di beberapa tahun tanam. 3. Memberikan arahan strategis perencanaan pengembangan tanaman JPP pada pertanaman JPP di lokasi penelitian Perum Pehutani KPH Ngawi dan KPH Pemalang. 1.3. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini; 1. Pengembangan ilmu dan teknologi pengelolaan lahan JPP di Perum Perhutani. 2. Memuat pengelolaan lahan JPP yang spesifik yang diperlukan untuk mendukung kelestarian lahan secara berkelanjutan. 3. Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan perencanaan lokasi dan alternatif-alternatif pengelolaan untuk pengembangan pertanaman JPP dalam skala produksi di Perum Perhutani berdasarkan silvikultur intensif.
7