I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sumatera Barat merupakan daerah penghasil telur yang cukup potensial, karena kondisi alamnya yang sangat mendukung.
Telur merupakan produk
pangan asal hewani yang sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat tanpa batasan usia dan status ekonomi.
Telur merupakan salah satu bahan
makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi karena mengandung zat-zat nutrisi yang baik untuk tubuh manusia diantaranya adalah protein, lemak, vitamin dan mineral dan juga mempunyai daya cerna yang tinggi serta harga yang relatif murah. Pada sistem pemeliharaan ayam petelur sering terjadi kendala dalam menajemen/pengelolaan pemberian pakan terutama yang berkaitan dengan jumlah tenaga kerja. Perusahaan sering kewalahan dalam menghadapi permasalahan seperti ini sehingga menyebabkan pendapatan perusahan berkurang. Pada umumnya pemberian pakan ini merupakan hal yang harus diperhatikan oleh para pekerja kandang karena dianggap cuma memberi makan, namun sesungguhnya tidaklah sesederhana itu. Pemberian pakan merupakan suatu kunci dalam pencapaian produksi puncak dalam suatu usaha peternakan, namun hal ini selalu disepelekan. Hal ini disebabkan pada sebagian pekerja ada yang tidak mengerti dalam hal pemberian pakan namun tetap dipekerjakan. Pemberian pakan yang baik adalah dengan cara memberikan pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan teratur atau pun terjadwal.
1
Permasalahan yang berkaitan dengan proses pemberian pakan dapat diatasi dengan cara mempekerjakan para pekerja yang lebih berpengalaman dalam hal pemberian pakan dan juga dapat menggunakan berbagai teknologi terbaru dibidang peternakan yang berhubungan dengan pemberian pakan. perkembangan zaman dan penemuan teknologi
Dalam
terbaru sedikit banyaknya
membawa dampak positif terhadap menajemen usaha peternakan. Penggunaan teknologi dalam industri perusahaan peternakan, bisa meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan baik dari segi tenaga, efisiensi waktu dan ketepatan penggunaannya, yang akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan atau keuntungan. Teknologi otomatis yang telah digunakan diperusahaan perunggasan di antaranya adalah feeder system (alat penebar pakan), egg collector (alat pengumpul telur) , drinking system dan masih banyak lagi mesin berteknologi lainnya. CV. Gunung Nago telah menerapkan alat berteknologi ini didalam usahanya yang bertujuan untuk perbaikan menajemen dalam usaha pemeliharaan yang lebih baik. Rasyaf (1988), menyatakan bahwa satu tenaga kerja pria dewasa mampu mengelola ayam ras petelur dalam masa produksi sebanyak 3.500 ekor secara manual. Jika dibandingkan, maka dengan penggunaan mesin feeder system (mesin penebar pakan) mampu/bisa mengelola ayam pada masa produksi sebanyak ±15.000 ekor Perusahaan ayam petelur yang sudah terbilang mapan telah menggunakan atau menerapkan teknologi ini dalam menjalankan usahanya terutama dalam skala besar.
Berdasarkan hal inilah penulis tertarik untuk membuat laporan Tugas
Akhir dengan Judul “ Penggunaan Mesin Penebar Pakan (Feeder System) Untuk
2
Efisiensi Waktu dan Biaya Tenaga Kerja Dalam Pemberian Pakan Ayam Petelur di Peternakan Ayam CV. Gunung Nago padang” 1.2. Tujuan Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengetahui efisiensi waktu dari penggunaan mesin feeder system dalam pemberian pakan ayam petelur di kandang otomatis 2. Mengetahui efisiensi biaya tenaga kerja dengan penggunaan mesin feeder system dalam pemberian pakan ayam petelur di kandang otomatis. Selain tujuan penulisan di atas, kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini juga bertujuan untuk : 1. Memperoleh ilmu tentang teknologi terbaru dalam usaha peternakan ayam petelur 2. Mengetahui tata cara pemeliharaan ayam petelur yang baik terutama dalam perkandangan sistem otomatis 3. Melatih diri mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan yang telah didapat selama dibangku perkuliahan 4. Menambah wawasan dan pengalaman di dunia kerja yang akan dijalani nantinya bagi mahasiswa tamatan dibidang peternakan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Ras Petelur Ayam ras petelur merupakan hasil dari persilangan yang diseleksi dan diwariskan sifat keturunannya baik dari segi produksi telurnya ataupun yang lebih dikenal dengan sebutan final stock.
Ayam Final Stock ialah ayam-ayam
keturunan parent stock, yang diperoleh berdasarkan breeding tertentu atau dengan program seleksi secara terus menerus ( AAK, 1981). Ayam ras petelur merupakan ayam ras yang dimanfaatkan dalam suatu usaha untuk memperoleh telur yang memenuhi syarat dan kriteria untuk dijadikan alat ukur dalam keberhasilan dalam usaha berupa produksi yang tinggi. Ayam ras petelur memiliki keunggulan yang jauh lebih baik dibandingkan ayam lokal antara lain laju pertumbuhan relatif cepat, mencapai dewasa kelamin (siap kawin) sekitar umur lima bulan, produktifitas tinggi, dapat mencapai produksi 280 butir pertahun dengan bobot telur sekitar 60 gram per butir, efisiensi dalam penggunaan pakan dan tidak memiliki sifat mengeram sehingga dapat berproduksi dalam waktu yang relatif panjang (Setiono. Dkk, 2013). Dilihat dari segi pembedanya atau tipenya, ayam ras petelur terbagi menjadi 2 tipe yaitu ayam petelur tipe ringan dan ayam petelur tipe sedang (AAK, 1981). Ayam petelur ringan disebut ayam yang berukuran kecil dan langsing, seumpamanya Leghorn, Anconas dan Minorca, sedangkan ayam petelur tipe sedang adalah ayam yang berukuran sedang seumpamanya Rhode Island Red, New Hampshire dan lain sebagainya, namun yang lebih diminati dalam suatu usaha peternakan adalah ayam petelur tipe sedang.
4
2.2 Perkandangan Moderen Kandang merupakan salah satu bagian terpenting dalam beternak ayam sebab hal ini merupakan tempat berdiam dan berproduksi bagi ayam. Perkandangan modren atau kandang otomatis dapat kita bedakan menjadi dua yaitu : 2.2.1 Kandang otomatis sistem Open House Kandang otomatis sistem open house merupakan kandang moderen yang telah menggunakan berbagai teknologi terbaru didalamnya berupa, Watering System Otomatis (tempat minum otomatis pakai nipple), Feeding System Otomatis dan Collecting/Egg Collector Otomatis. Kandang otomatis sistem open house ini terkadang ada yang dilengkapi dengan pembuangan kotoran otomatis, namun lebih sering ditemui tanpa memakai pembuangan kotoran otomatis. Akan tetapi kandang sistem ini tidak dilengkapi dengan pengatur suhu otomatis, karena sistem ini terbuka dan lepas tanpa dinding, sehingga sedikit rentan terhadap perubahan cuaca (Yohani, 2015). 2.2.2 Kandang full otomatis sistem Close House Kandang full otomatis sistem close house merupakan kandang moderen yang telah dilengkapi berbagai teknologi terbaru yang telah komplit tersedia didalamnya / tanpa ada pengerjaan lebih membutuhkan tenaga manusia dalam penanganannya. Kandang full otomatis sistem Close house dilengkapi dengan Watering System Otomatis (Niple Drinker), Feeding System Otomatis, Collecting/Egg Collector Otomatis,Sillo Weighing, Manure belt and air duct dan juga dilengkapi dengan teknologi lainnya seperti sensoring temperatur (viper touch), Sehingga kehigienisannya lebih terjaga (Yohani, 2015).
5
2.3 Mesin Penebar Pakan (Feeder System) Mesin penebar pakan (feeder system) terdiri dari beberapa komponen penting, di antaranya adalah : 2.3.1 Silo pakan (Sillo weighing) Silo pakan/sillo weighing merupakan tempat penampungan pakan atau tempat pengadukan pakan (Bigdutchman, 2014). 2.3.2 Bridge buster Bridge buster adalah bantuan debit untuk instilasi disaluran silo, tempat penyimpanan dan gerbong (Bigdutchman, 2014) 2.3.3 Augers dan Spirals Augers dan spiral merupakan besi yang memutar sebagai transportasi pakan kebagian dalam kandang berbentuk per yang digerakkan motor penggerak tanpa merusak kualitas pakan (Bigdutchman, 2014) 2.3.4 Troller Feeder (Troli pakan) Troller feeder merupakan pengumpan pakan otomatis memasok keseluruh bagian kandang yang dirancang khusus yang digerakkan oleh sejenis rantai untuk memindahkan dari bagian ujung ke ujung kandang yang dioperasikan dengan lisrik (Expert System, 2014) 2.3.5 Drive Unit Drive unit merupakan motor penggerak feeding system yang dihubungkan dengan rantai didalam kandang (Bigdutchman, 2014)
6
III. METODE PELAKSANAAN
3.1
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama sebelas
minggu, dimulai pada tanggal 16 Maret – 31 Mei 2015. Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilakukan di peternakan ayam ras petelur CV. Gunung Nago Farm, Beringin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. 3.2
Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada saat Pengalaman Kerja Praktek
Mahasiswa dalam proses pemberian pakan adalah alat yang tersedia di CV. Gunung Nago Farm yaitu sillo pakan, mesin putar pakan, ember, troli pakan, motor penggerak, stopwatch dan alat-alat tulis. Bahan yang digunakan adalah ayam ras petelur, pakan dan bahan bakar solar. 3.3
Metode Pelaksanaan Data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer berdasarkan
pengalaman langsung dari hasil pengamatan di lapangan dengan cara mengikuti secara aktif kegiatan yang berhubungan langsung dengan pemberian pakan dan pemeliharaan ayam. Data
sekunder diperoleh berdasarkan data yang ada di
perusahaan yang bersangkutan. Pengambilan data dilakukan dengan menghitung efisiensi waktu pemberian pakan yang menggunakan sistem otomatis dan manual.
7
3.4
Parameter Yang Diamati Dalam laporan tugas akhir ini yang diamati adalah tentang penggunaan
teknologi
mesin
penebar
pakan
(Feeder
System),
khususnya
dalam
mengefisiensikan waktu dan biaya tenaga kerja, parameter yang diukur adalah : 1. Efisiensi waktu dan biaya tenaga kerja 2. Waktu pemberian pakan (menit) 3. Jumlah pemberian pakan (gram) 4. Jumlah produksi telur harian (Hen Day Production) 3.5
Prosedur Kerja
3.5.1
Mengamati dan mencatat waktu yang digunakan untuk pemberian pakan secara otomatis yang meliputi :
1. Memeriksa mesin penebar pakan (feeder system) 2. Membersihkan dan memastikan troli pakan masih berfungsi dengan baik 3. Menyiapkan pakan yang akan digunakan 4. Menyiapkan buku catatan dan alat penghitung waktu 5. Menghitung waktu proses pemasukan pakan ke dalam sillo 6. Menghidupkan mesin feeder system 7. Mengamati dan menghitung waktu tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian pakan secara otomatis. 3.5.2
Mengamati dan mencatat waktu yang digunakan untuk pemberian pakan secara manual yang meliputi :
1. Mengangkat pakan ke dalam kandang 2. Menyiapkan buku catatan dan alat penghitung waktu 3. Melakukan pemberian pakan
8
4. Mengamati dan menghitung waktu tenaga kerja yang digunakan untuk pemberian pakan secara manual. 3.5.3
Menghitung efisiensi waktu dan biaya tenaga kerja dalam pemberian pakan. Menghitung efisiensi waktu dan biaya tenaga kerja dalam pemberian pakan
secara manual dan otomatis 1. Rumus efisiensi waktu
(
)
( (
)
)
2. Efisiensi biaya tenaga kerja
(
)
( (
)
)
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil 4.2.2 Pengamatan Lama Pemberian Pakan, Hen Day Production dan Jumlah Pakan Hasil pengamatan terhadap waktu pemberian pakan, jumlah produksi dan jumlah pemberian pakan secara manual dan mekanis pada umur yang sama dengan perlakuan yang berbeda, dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 Tabel. 1 Waktu pemberian pakan, jumlah pemberian pakan dan hen day production dari pemberian pakan secara manual Hari
Waktu pemberian Populasi Pemberian pakan Produksi pakan (Menit) (Ekor) (ekor/gram) Jumlah % 1 116 5.206 125 3.397 65,2 2 114 5.206 125 3.496 67,1 3 121 5.206 125 3.183 60,7 4 120 5.206 125 3.307 63,5 5 118 5.206 125 3.397 65,2 6 119 5.206 125 3.343 64,2 7 122 5.206 125 3.450 66,2 8 120 5.206 125 3.631 69,7 9 121 5.203 125 3.524 67,7 10 115 5.201 125 3.615 69,5 11 119 5.199 125 3.465 66,6 12 123 5.197 125 3.337 64,2 13 121 5.195 125 3.727 71,7 14 120 5.193 125 3.626 69,8 15 119 5.191 125 3.687 71,0 16 118 5.186 125 3.657 70,5 17 124 5.181 125 3.642 70,2 18 123 5.177 125 3.624 70,0 19 125 5.174 125 3.660 70,7 20 119 5.174 125 3.450 66,6 21 120 5.164 125 3.633 70,3 22 118 5.160 125 3.641 70,5 23 120 5.160 125 3.534 68,4 24 119 5.147 125 3.585 69,6 25 122 5.145 125 3.624 70,4 26 120 5.143 125 3.642 70,8 27 121 5.128 125 3.493 68,1 28 120 5.128 125 3.647 71,1 29 121 5.127 125 3.424 66,7 30 122 5.127 125 3.684 71,8 Rata2 120 5.178 125 3.538 66,6 Catt : untuk pemeliharaan ±15.000 membutuhkan waktu sebanyak 360 menit
10
Tabel. 2 Waktu pemberian pakan, jumlah pemberian pakan dan hen day production dari pemberian pakan secara otomatis (Feeder System). Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata2
Waktu pemberian pakan (Menit) 43 44 44 41 45 46 48 45 44 43 43 44 45 44 45 43 45 44 45 44 42 42 45 43 44 46 42 40 45 46 44
Populasi (Ekor) 15.193 15.193 15.193 15.193 15.192 15.192 15.192 15.189 15.187 15.184 15.181 15.180 15.175 15.173 15.171 15.170 15.170 15.169 15.168 15.168 15.167 15.165 15.164 15.164 15.164 15.164 15.163 15.162 15.162 15.161 15.176
Pemberian pakan (ekor/gram) 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125 125
Produksi Jumlah % 11.340 74,6 11.199 73,7 11.830 77,8 12.660 83,3 12.510 82,3 12.780 84,1 12.772 84,0 12.607 83,0 12.786 84,1 12.771 84,1 13.140 86,5 13.124 86,4 13.272 87,4 13.086 86,2 13.355 88,0 13.385 88,2 13.590 89,5 13.665 90,0 13.658 90,0 13.756 90,6 13.765 90,7 13.836 91,2 13.790 90,9 13.820 91,1 13.926 91,7 13.912 91,7 14.150 93,3 14.142 93,2 14.076 92,8 14.389 94,9 13.236 87,1
11
4.2.3
Biaya Tenaga Kerja Perhitungan biaya tenaga kerja pada pemeliharaan sistem otomatis dan
manual yang dihitung dari jumlah populasi yang sama dapat kita lihat pada Tabel 3 di bawah ini. Tabel. 3 Biaya tenaga kerja Sistem Pemeliharaan Otomatis Manual
Populasi (Ekor) ±15.000 ±15.000
Jumlah Tenaga Kerja (Orang) 1 3
Biaya Tenaga Kerja/Bulan (Rp) 2.466.664 3.600.000
4.1.3 Efisiensi Waktu dan Biaya Tenaga Kerja Efisiensi waktu dan biaya tenaga kerja pada pemeliharaan sistem otomatis dan manual yang dihitung dari jumlah populasi yang sama dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 dibawah ini. Tabel. 4 Efisiensi biaya tenaga kerja dalam pemberian pakan No Uraian 1 2 3 4
Tenaga kerja Penyusutan mesin (feeder system) Perawatan mesin (feeder system) Bahan bakar Jumlah
Biaya Tenaga Kerja Otomatis (Rp) Manual (Rp) 1.300.000 3.600.000 416.664 150.000
-
600.000 2.466.664
3.600.000
Efisiensi Biaya (%) 31,48
Catt : Populasi ±15.000 Harga mesin feeder system Rp. 70.000.000, Usia ekonomis 15 tahun
Tabel. 5 Efisiensi waktu kerja dalam pemberian pakan No 1 2
Sistem pemeliharaan Pemberian pakan secara otomatis (feeder system) Pemberian pakan secara manual Efisiensi waktu (%)
Waktu kerja(Menit) 44 360 87
12
4.2
Pembahasan
4.2.1 Efisiensi waktu kerja dalam pemberian pakan Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di perusahaan CV. Gunung Nago, Beringin, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Padang Sumatera Barat, dapat kita lihat pada Tabel 1 dan 2, bahwa pemberian pakan secara manual membutuhkan waktu rata-rata 120 menit tenaga manusia perharinya untuk memberikan pakan pada ayam dengan jumlah ± 5.000 ekor dengan mendapatkan produksi rata-rata perharinya 66,6%. Namun cukup berbeda dengan pemberian pakan menggunakan mesin penebar pakan (feeder system) membutuhkan waktu rata-rata 44 menit tenaga manusia perharinya dengan dengan populasi ± 15.000 ekor dan mendapatkan produksi rata-rata perharinya adalah 87,1%. Pada Tabel 4 dapat kita lihat bahwa Penggunaan mesin penebar pakan ( feeder system) mampu menghemat penggunaan tenaga kerja dari 360 menit/hari menjadi 44 menit/hari dengan efisiensi waktu sebesar 87 %
dalam proses
pemberian pakan pada ayam petelur, dan dapat bekerja secara stabil sehingga waktu operasi terkoordinir secara baik. Sedangkan pemberian pakan secara manual dipengaruhi oleh faktor fisik dan keletihan dari tenaga kerja yang digunakan, sehingga lama waktu pengerjaan yang dihabiskan cendrung tidak stabil namun dirata-ratakan perhari mengahabiskan 120 menit dengan populasi ± 5.000 ekor. Pada Tabel 2 dapat dilihat waktu kegiatan pemberian pakan tercepat adalah pada pengambilan data ke-4 dengan waktu 41 menit untuk tenaga kerja dan pemberian pakan terlama adalah pengambilan data ke-7 dengan waktu 48 menit.
13
Hal ini dipengaruhi faktor fisik pekerja yang secara langsung mengisi sillo pakan dan dipengaruhi juga oleh keadaan sillo yang kosong, oleh sebab itu karena pemberian pakan dilakukan selama 4 kali dalam sehari, maka sillo tidak dibiarkan kosong atau diisi penuh setiap sesudah pengisian troli. Jika kita lihat dari jumlah perbandingan populasi dengan cara pemberian pakan yang berbeda, cukup banyak memberikan kemudahan dan keringanan pada biaya tenaga kerja, jelasnya saja kita lihat pada pemeliharaan dengan pemberian pakan secara manual ini membutuhkan waktu 120 menit perhari dengan populasi ± 5.000 ekor membutuhkan satu orang pekerja, sedangkan pada pemeliharaan dengan pemberian pakan secara otomatis dengan mesin penebar pakan (feeder system) ini hanya membutuhkan 44 menit perhari dengan populasi ± 15.000 ekor dan juga hanya membutuhkan satu tenaga kerja, hal ini jelaslah sangat menguntungkan jika kita lihat dari jumlah populasi yang dipelihara sangatlah jauh berbeda namun membutuhkan jumlah tenaga kerja yang sama. 4.2.2 Efisiensi biaya tenaga kerja Pada Tabel 3 dapat kita lihat bahwa perbedaan biaya tenaga kerja yang cukup signifikan jika populasi pemeliharaannya disamakan dengan cara pemberian pakan yang berbeda yaitu dengan pemeliharaan manual dengan pemberian pakan manual dan otomatis dengan pemberian pakan menggunakan mesin penebar pakan (feeder system). Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan per bulannya pada pemeliharaan sistem manual yaitu sebanyak Rp 3.600.000,/bulan dengan jumlah populasi ± 15.000 ekor yang membutuhkan 3 orang pekerja dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan per bulannya pada pemeliharaan sistem otomatis yaitu sebanyak Rp 2.466.660,/bulan dengan jumlah populasi ± 15.000
14
ekor yang mempekerjakan 1 orang saja. Dari biaya tenaga kerja yang dikeluarkan tiap bulannya dapat kita lihat bahwa dengan pemeliharaan sistem otomatis bisa menghemat biaya dari Rp 3.600.000 menjadi Rp 2.466.664 dengan efisiensi biaya sebesar 31,48 %, sehingga dapat menghemat biaya tenaga kerja sekitar Rp 1.133.336,/bulan nya, jika dibandingkan dengan pemeliharaan sistem manual dengan jumlah populasi yang sama. Pada biaya terlampir dapat kita lihat juga bahwa penggunaan mesin penebar pakan (feeder system) dalam pemberian pakan ayam pada pemeliharaan kandang sistem otomatis membutuhkan biaya yang cukup besar. Sebenarnya dalam sistem usaha bisa dikatakan ini sebagai investasi modal awal sehingga bisa dikembalikan dalam beberapa tahun saja dan pada akhirnya kita hanya memperoleh keuntungan dari apa yang telah kita investasikan. Dibalik pengeluaran biaya yang cukup besar untuk penggunaan mesin penebar pakan (feeder system) ternyata memberikan banyak kemudahan seperti dapat mengefisiensikan waktu, biaya/upah tenaga kerja dan juga bisa melakukan pemeliharaan dalam populasi yang cukup besar.
15
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di CV. Gunung Nago Farm Padang tentang mesin penebar pakan (Feeder System) dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Penggunaan mesin penebar pakan (feeder system) dapat menghemat penggunaan tenaga kerja dari 360 menit/hari menjadi 44 menit/hari dengan efisiensi waktu sebesar 87 %, untuk pemeliharaan ayam petelur dengan populasi ± 15.000 ekor dan dapat meningkatkan produksi yang lebih baik dengan produksi tertinggi 14.389 butir dengan rata-rata produksi 94,9 % 2. Penggunaan mesin penebar pakan (feeder system) dapat menghemat biaya tenaga kerja dari Rp 3.600.000 menjadi Rp 2.466.664 dengan efisiensi biaya sebanyak 31,48 %, sehingga menghemat biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.133.336,/bulannya. 5.2 Saran Dari hasil pelaksanaan atau penulisan Laporan Tugas Akhir (LTA) dapat disarankan bagi pengusaha ayam petelur agar menggunakan mesin penebar pakan (feeder system) dalam menjalankan usahanya untuk dapat mengefisiensikan waktu dan biaya tenaga kerja.
16
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1981. Seri Budidaya Ayam Ras. Penerbit Kanisius. Yogyakarta Bigdutchman. 2014. Pemeliharaan Unggas https://www.bigdutchman.id/id/ pemeliharaan-unggas/terbaru/detail/closed-house-system-untuk-efesiensiproduksi-peternakan-ayam.html Rasyaf, M. 1988. Pengelolaan Produksi Telur . Kanisius. Jakarta Setyono, Dkk. 2013. Sukses Meningkatkan Produksi Ayam Petelur. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta Suprijitna, E. Dan R. Kartasudjana. 2006. Menajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. System, E. 2014. Poultry Farm Equipments http://agridr.in/expert_system /poultry/Poultry%20Farm%20Equipments.html Tembalangan Poultry Equioment, 2014. Kadang Ayam Modren. https://alatkandangayammodern.wordpress.com/2014/03/04/generasi-barukandang-ayam-petelur-alat-kandang-petelur-full-otomatis-kandang-ayampetelur-modern-2/ ( di akses, tgl 13 April 2015) Titik, Dkk. 2011. Panduan Lengkap Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Bogor
Yohani, A. 2015. Kandang Ayam Petelur Modren. https://kandangayampetelur. wordpress.com/category/kandang-ayam-petelur/
17
LAMPIRAN
1.
Profil Peternakan Cv Gunung Nago Farm CV. Gunung Nago Farm yang berada di Baringin, Kelurahan Balai Gadang,
Kecamatan Koto Tangah, Padang Sumatera Barat, merupakan cabang perusahaan CV. Gunung Nago Group yang ada di kota Padang. Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 2000 dengan acuan sebagai pengembangan usaha yang
di kota
Padang. Pimpinan perusahaan ini adalah bapak H. Lukman, beliau adalah lulusan dari sarjana teknik sipil. Bapak H. Lukman mulai menggeluti usaha ayam ras petelur pada tahun 1978 dengan jumlah populasi sebanyak 100 ekor. Cv Gunung Nago Farm Beringin memiliki 4 unit kandang layer semi otomatis dengan kapasitas ± 15.000 ekor, 14 unit kandang Layer & grower dengan kapasitas beragam mulai dari kapasitas 2.000 ekor sampai kapasitas 6.000 ekor serta 1 unit kandang brooder (DOC) kapasitas 16.000 ekor. Semua kandang dilengkapi nipple drisnker dan kandang layer semi otomatis dilengkapi dengan peralatan feeder system otomatis dan egg collector. Disetiap kandang memiliki gudang penyimpanan pakan, sedangkan pakan ayam di datangkan langsung dari perusahaan induk yang ada di Jln, By pass Km 20, berupa pakan komplit.
18
2.
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
Mesin penebar pakan (Feeder System ) dan pelaksanaan kegiatan
Bak penampung pakan (Sillo Pakan)
Troli Pakan (penebar pakan ke seluruh kandang
Spiral ( penggerak pakan dari sillo menuju troli)
19
Motor penggerak Spiral dan Troli
Proses pengisian pakan ke troli
Panel Otomatis pengisian pakan dan Kontrol Sistem kandang
20
Proses Pengambilan Data
21
3. Lampiran Biaya 1. Biaya Pemberian Pakan Secara Manual Asumsi : 1. Populasi ayam ± 15.000 ekor 2. Tenaga kerja 3 orang 3. Dengan biaya minimal satu orang tenaga kerja adalah Rp 1.200.000,/bulan = Upah 3 orang adalah = Rp 3.600.000,4. Lama bekerja/hari 8 jam Jadi upah perhari didapatkan adalah =Rp 3.600.000/30 hari = Rp 120.000/ hari ( 3 orang pekerja) 2. Biaya pemberian pakan Secara Otomatis A. Upah minimal tenaga kerja 1. Populasi ayam ±15.000 ekor 2. Dengan biaya minimal satu orang tenaga kerja adalah Rp 1.300.000,/bulan 3. Lama bekerja/hari 8 jam jadi upah perhari didapatkan adalah = Rp 1.300.000/30 hari = Rp 43.333,3- ( 1 orang pekerja) B. Mesin penebar pakan 1. Harga mesin Rp 70.000.000,2. Usia ekonomis 15 tahun 3. Biaya perawatan mesin Biaya penyusutan mesin penebar pakan (feeder system) Rp. 70.000.000 / 15 tahun = Rp. 4.666.666,6 tahun / 336 hari = Rp. 13,888,8/ hari Total biaya pemberian pakan secara otomatis dengan mesin penebar pakan (feeder system) Biaya penyusutan mesin
Rp. 13.888,8/hari
Biaya tenaga kerja ( 1 orang)
Rp. 43.333,3/hari
Biaya minyak Solar
Rp. 20.00 0/hari
Biaya perawatan mesin
Rp. 5.000/hari
Total
Rp. 82.222,1/hari
22