I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Salah satu jenis kanker yang memiliki potensi kematian terbesar di dunia pada wanita adalah kanker payudara. The International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan bahwa peningkatan jumlah penderita kanker merupakan suatu masalah utama bagi perkembangan manusia di dunia. Pada tahun 2012, kanker payudara merupakan kanker yang menyumbang angka kematian terbesar di dunia pada wanita dengan persentase 14 % dengan total kematian berjumlah 522.000 kasus di dunia (IARC, 2013). Menurut GLOBOCAN (2012) di Indonesia kejadian kanker payudara yang terjadi pada wanita dengan usia kurang dari 65 sebanyak 38.399 orang dengan angka kematian sebanyak 12.766 orang. Wanita dengan usia diatas 65 tahun kejadian kanker payudara sebanyak 10.599 orang dengan angka kematian sebanyak 6984 orang. Kanker payudara mengalami peningkatan insidensi dan kematian setiap tahunnya karena belum ditemukan suatu metode deteksi dini dan prognosis yang tepat (Zhu et al., 2013). Oleh karena itu, diperlukan suatu molekul yang memiliki keunggulan sehingga dapat digunakan sebagai biomarker diagnosis, prognosis, dan prediktif untuk kanker payudara.
1
2
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan biologi molekuler, beberapa molekul diharapkan mempunyai keunggulan sebagai biomarker diagnosis, prognosis, dan prediktif. Salah satu molekul yang diunggulkan adalah mikro RNA. Mikro RNA (miRNA) adalah molekul RNA single stranded dengan panjang 19-24 nukleotida. MiRNA tidak berfungsi mengkode protein, tetapi mengkontrol ekspresi gen pada level pasca transkripsi. MiRNA terdapat di tanaman, hewan, dan virus, juga berperan dalam banyak kegiatan sel seperti proliferasi, diferesiasi, apoptosis, dan metabolisme (Faraoni et al., 2009; Pescador et al., 2013; Fiannaca et al., 2015). Mikro RNA diketahui stabil di dalam jaringan dan plasma. Deregulasi pada miRNA tersebut dapat berpengaruh pada regulasi kanker baik pada diferensiasi stem cell, proliferasi, apoptosis, metastasis, angiogenesis (Faraoni et al., 2010). Salah satu miRNA yang diketahui terdapat dalam kanker payudara adalah hsa-miR-155-5p. hsa-miR-155-5p berperan dalam berbagai proses biologis misalnya cell survival, pertumbuhan, migrasi, invasi, transisi epithelial ke mesensimal, respon imun, dan juga berperan dalam angiogenesis tumor (Kong et al., 2013). Selain itu juga berhubungan dengan berbagai aktivitas sel seperti proliferasi, invasi, apoptosis, dan prognosis (Liu et al., 2013). Salah satu mRNA yang ditarget oleh hsa-miR-155-5p adalah mRNA SOCS1 yang merupakan tumor suppressor gene (Jiang et al., 2010; Neuwirt et al., 2009; Zhang et al., 2012; Zhao et al., 2013; Pathak et al., 2015). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa hsa-miR-155-5p memiliki fungsi sebagai oncomir pada kanker payudara yang dapat mengurangi ekspresi
3
dari Supressor of Cytokine Signaling 1 (SOCS1) pada cell line kanker payudara. Dapat dinyatakan bahwa penggunaan hsa-miR-155-5p merupakan peran onkogenik dengan meregulasi SOCS1 secara negatif. Overekspresi hsa-miR-1555p pada sel kanker payudara menyebabkan aktivasi konstitutif signal transducer and activator of transcription 3 (STAT3) dengan menghalangi ekspresi SOCS1 (Jiang et al., 2010). Saat ini, kemoterapi masih menjadi pilihan utama untuk pengobatan terapi. Walaupun, masih banyak pasien yang telah mengalami kemoterapi sering tidak merespon atau akhirnya akan menjadi resisten terhadap pengobatan tersebut (Lai et al., 2012). Pengobatan kemoterapi yang digunakan di Indonesia, misalnya doxorubicin, cyclophosphamide, herceptin, epirubicin, carboplatin, taxotere, dan lain-lain. Sun et al. (2012) menyatakan bahwa hsa-miR-155-5p merupakan potensial biomarker untuk membedakan antara pasien kanker payudara dan kontrol sehat. Dalam penelitian ini, membuktikan bahwa hsa-miR-155-5p menunjukkan adanya penurunan ekspresi (downregulasi) setelah kemoterapi dengan
menggunakan
epirubicin/cyclophosphaminde,
epirubicin/taxane,
cyclophosphamide/pirarubicin, atau flourouracil/epirubicin/cyclophosphamide tanpa taxane. Hal ini menunjukkan bahwa hsa-miR-155-5p memungkinkan untuk digunakan sebagai indikator respon pengobatan atau biomarker prognosis. Penelitian ini mengenai hsa-miR-155-5p dan mRNA SOCS1 dengan menggunakan plasma darah pasien kanker payudara setelah kemoterapi. Berdasarkan latar belakang di atas, belum pernah dilakukan penelitian
4
menggunakan sampel tersebut, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian ini sehingga dapat diketahui ekspresi dari hsa-miR-155-5p dengan reference gene hsa-miR-16 dan mRNA SOCS1 dengan reference gene ß-actin, serta untuk mengetahui apakah mikro RNA dan mRNA tersebut dapat dijadikan sebagai biomarker prediktif untuk kanker payudara.
1.2. Permasalahan Berdasarkan dari latar belakang di atas disusun permasalahannya, yaitu: 1. Apakah terdapat perbedaan ekspresi hsa-miR-155-5p dan mRNA SOCS1 pada plasma darah pasien kanker payudara sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi? 2. Bagaimana hubungan ekspresi hsa-miR-155-5p terhadap ekspresi mRNA SOCS1 pada pasien kanker payudara sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi?
1.3.Keaslian Penelitian Telah ada beberapa penelitian sebelumnya tentang ekspresi mikro RNA tertentu pada pasein kanker payudara, yaitu: 1. Penelitian Liu et al. (2013) dengan judul Analysis of miR-205 and miR-155 expression in the blood of breast cancer patients. Pada penelitian ini belum menggunakan mRNA SOCS1 sebagai target gen.
5
2. Penelitian Zhu et al. (2014) dengan judul: Different miRNA Expression Profiles between Human Breast Cancer Tumors and Serum. Penelitian ini belum dilihat ekspresi miR-155 pada pasien kanker payudara. Berikut beberapa penelitian yang telah mengenai miR-155 dan SOCS1 pada kanker yang telah dipublikasi, yaitu: 1. Penelitian Jiang et al. (2010) dengan judul: MikroRNA-155 Function as an OncomiR in Breast Cancer by Targeting the Suppressor of Cytokine Signaling 1 Gene. Pada penelitian ini menggunakan sel kanker payudara. Peneliti akan melihat ekspresi miR-155 dan SOCS1 menggunakan sampel plasma. 2. Penelitian Huang et al., (2013) dengan judul: Regulating of miR-155 Affect Pancreatic Cancer Cell Invasiveness and Migration by Modulating the STAT3 Signaling Pathway Through SOCS1. Pada penelitian ini meneliti tentang kanker pankreas. Peneliti akan meneliti tentang kanker payudara. 3. Penelitian Zhao et al. (2013) dengan judul: Overekspresi of miR-155 Promotes Proliferation and Invation of Human Laryngeal Squamous Cell Carcinoma via Targetting SOCS1 and STAT3. Pada penelitian ini akan ekspresi miR-155 dan SOCS1 pada sampel plasma kanker payudara Penelitian yang akan dilakukan berbeda dari penelitian yang sudah dipublikasi sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan ekspresi miR-155 dan mRNA SOCS1 pada plasma darah pasien kanker payudara sebelum kemoterapi dibandingkan dengan setelah kemoterapi.
6
1.4.Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui perbedaan ekspresi hsa-miR-155-5p dan mRNA SOCS1 pada plasma darah pasien kanker payudara sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi. 2. Mengetahui hubungan ekspresi hsa-miR-155-5p terhadap mRNA SOCS1 pada pasien kanker payudara sebelum kemoterapi dan setelah kemoterapi.
1.5. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, skill, dan pengalaman bagi peneliti di bidang molekuler. Selain itu, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai mikro RNA pada umumnya dan pada khususnya pemahaman perbedaan ekspresi hsa-miR-155-5p dan mRNA SOCS1 pada plasma pasien kanker payudara sebelum dan setelah kemoterapi yang nantinya dapat digunakan sebagai biomarker prediktif.
7