BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia. Keganasan ini berkontribusi terhadap 9% seluruh kanker di dunia (World Cancer Research Fund and American Institute,2007; Boyle dan Langman,2000).
Kanker
kolorektal
merupakan
kanker
kedua
yang paling sering ditemui dan merupakan penyebab kematian akibat kanker keempat di dunia (WHO,2010). pada
tahun
terdiagnosis
2008
terdapat
secara
1,23
klinis
juta
dan
kasus
608.000
Diperkirakan baru kasus
yang yang
meninggal dunia (Ferlay et al.,2010). Kanker kolorektal merupakan kanker nomor tiga tersering pada laki-laki dan nomor dua pada perempuan dimana 60% kasus terjadi di negara maju (Ferlay et al.,2010). Namun demikian,
telah
terjadi
peningkatan
kejadian
yang
signifikan di negara berkembang termasuk Indonesia, dimana kanker kolorektal menempati rangking 3 setelah kanker lain (Ferlay et al.,2010). Pola
penyakit
kanker
gastrointestinal
di
negara
berkembang mulai mengikuti pola di negara maju (American Cancer
Society,2011).
Hal
ini
disebabkan
karena
adanya
peningkatan kondisi sosial dan ekonomi. Perubahan kondisi ini mempengaruhi gaya hidup dan peningkatan angka harapan
1
2
hidup.
Dengan
jumlah
adanya
peningkatan
penduduk
angka
yang
harapan
telah hidup,
ada
disertai
diprediksikan
Indonesia pada tahun 2025 akan memiliki populasi penduduk usia lanjut sebesar 13,1% (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional et al.,2005). Pada
sebagian
besar
populasi,
usia
merupakan
faktor
risiko yang paling berpengaruh. Pada populasi umum, risiko terjadinya kanker kolorektal secara nyata akan meningkat pada umur 50 tahun dimana 90% kasus terjadi pada usia tersebut atau lebih (Ries et.al.,2005). Diet, merokok, gaya hidup dengan
yang
sedentari
insidensi
serta
kanker
obesitas kolorektal
juga
diasosiasikan
(National
Cancer
insidensi
kanker
Institute,2013). Di
negara
maju
peningkatan
tajam
kolorektal terjadi pada pasien berusia di atas 50 tahun dan hanya 3% kasus yang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun (Fernebro et al.,2002). Hal ini sama dengan di Indonesia, dimana berdasarkan penelitian Patologi Anatomi FKUI tahun 2003-2007, jumlah pasien kanker kolorektal di atas usia 40 tahun mencapai 71,83 persen. Pada tahun 2005 hingga 2009, median usia terdiagnosis kanker kolorektal di dunia adalah 69 tahun. Dimana 0,1% terdiagnosis pada usia dibawah 20 tahun, 1,1% usia 20-34 tahun, 4% usia 35-44 tahun, 13,4% usia 45-54 tahun, 20,4% usia 55-64 tahun, 24% usia 65-74 tahun, 25% usia 75-84
3
tahun, dan 12% pada usia lebih dari 85 tahun (Howlader et al.,2012). Berdasarkan
sudut
pandang
epidemiologi,
kanker
kolorektal merupakan suatu masalah kesehatan yang memiliki 2 faktor penting, yaitu tingginya frekuensi dan tingginya mortalitas.
Tingginya
frekuensi
ditunjukkan
dengan
tingginya insidensi dan prevalensi penyakit. Berdasarkan data Departemen Kesehatan tahun 2006 insidensi penyakit ini sebesar 1,8 per 100.000 penduduk. Mortalitas yang tinggi berhubungan
dengan
faktor
risiko
yang
ditambah
dengan
perjalanan penyakit kanker kolorektal itu sendiri. Gejala pada stadium awal keganasan sangat sulit dikenali sehingga pasien terdeteksi pada stadium lanjut dengan survival rate yang rendah. Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya kanker dan
faktor
resikonya
juga
mempengaruhi
tingginya
angka
mortalitas. Selama ini diketahui bahwa ada kekurangan informasi yang adekuat
mengenai
data
karakteristik
demografi
klinikopatologi kanker kolorektal di Indonesia.
dan
Hal ini
memberikan pengaruh terhadap penanganan dan evaluasi pasien secara
keseluruhan.
Kurangnya
informasi
ini
disebabkan
belum terintegrasinya pemrosesan data pasien kanker. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian untuk memberikan data yang
lebih
baik
mengenai
karakteristik
demografi
dan
klinikopatologi kanker kolorektal secara umum di Indonesia.
4
Kanker secara umum merupakan permasalahan kesehatan yang membutuhkan perhatian serius. Peningkatan jumlah penduduk pada usia yang lebih tua akan mengubah distribusi pola penyakit
dari
penyakit
menular
menuju
penyakit
tidak
menular termasuk kanker. Hal ini akan menambah beban ganda penyakit di Indonesia, dengan penyakit menular di satu sisi dan penyakit tidak menular di sisi lainnya. Diharapkan
penelitian
mengenai
karakteristik
demografi
dan klinikopatologi pasien kanker koloroktektal di RSUP Dr.Sardjito kanker
dapat
memberikan
kolorektal
Indonesia.
Selain
di itu
Daerah
informasi Istimewa
diharapkan
data
mengenai
pasien
Yogyakarta ini
juga
dan dapat
memberikan informasi penting bagi para klinisi dan peneliti sebagai dasar penelitian yang akan datang.
I.2. Perumusan Masalah Bagaimana
karakteristik
demografi
dan
klinikopatologi
pasien kanker kolorektal usia lanjut?
I.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum Mengetahui
karakteristik
demografi
dan
klinikopatologi
pasien kanker kolorektal usia lanjut. Tujuan khusus 1. Mengetahui
karakteristik
demografi
pasien
kanker
kolorektal usia lanjut antara lain usia, jenis kelamin
5
sumber pembiayaan, pekerjaan, tingkat pendidikan dan alasan kunjungan. 2. Mengetahui karakteristik klinikopatologi pasien kanker kolorektal usia lanjut antara lain diagnosis klinis, status
performa,
komorbiditas,
diagnosis
patologis,
lokasi, gejala klinis dan status metastasis kanker. 3. Mengetahui kolorektal
karakteristik usia
lanjut
terapi antara
pasien
kanker
tipe
terapi,
lain
setting terapi, dan regimen terapi.
I.4. Keaslian Penelitian Penelitian ini mengkaji karakteristik demografi, klinis dan patologi pasien kanker kolorektal usia lanjut secara kompleks. Sepengetahuan penulis belum ada penelitian di Indonesia yang melakukan analisis seluas ini. Penelitian-penelitian
sebelumnya
yang
berhubungan
dengan
penelitian ini yaitu: 1. Aljebreen,2007 Pathological Arabia;
melakukan
Patterns
Younger
with
penelitian
berjudul
of
Colorectal
an
Advanced
Cancer
Stage
Clinicoin
Saudi
Presentation
dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik klinis dan patologi kanker kolorektal di perawatan tertiari Arab Saudi.
Hasil
penelitian
pada
kelompok
usia
tua
menunjukkan bahwa sampel pasien memiliki stadium kanker yang lebih tinggi dan terdiagnosis di usia yang lebih muda
dibandingkan
dengan
populasi
barat.
Komparasi
6
dengan penelitian ini adalah aspek yang diteliti lebih luas
dilihat
klinikopatologi Indonesia
dimana
dari dan
aspek
terapi.
terdapat
demografi,
Penelitian
perbedaan
aspek
dilakukan
faktor
di
demografi
dengan penelitian yang telah dilakukan. Aspek riwayat merokok, riwayat penyakit terdahulu dan ukuran tumor tidak termasuk variabel yang diteliti. 2. Khan et al.,2011 melakukan penelitian berjudul Impact Of Age on Outcome After Colorectal Cancer Surgery in The Elderly - A Developing Country Perspective dengan tujuan
untuk
mengetahui
hubungan
antara
usia
dengan
komplikasi pasca operasi. Pada penelitian ini dilakukan analisa mengenai karakteristik demografi, karakteristik tumor, dan komplikasi pasca terapi.
Hasil penelitian
pada kelompok usia lanjut menunjukkan tingginya status komorbiditas laki-laki komplikasi
dengan
namun
pasien
tidak
sistemik
umumnya
ditemukan
pasca
terapi
berjenis
adanya dengan
kelamin
peningkatan meningkatnya
usia. Komparasi dengan penelitian ini adalah aspek yang diteliti lebih luas dilihat dari aspek demografi, aspek klinikopatologi Indonesia
dimana
dan
terapi.
terdapat
Penelitian
perbedaan
dilakukan
faktor
di
demografi
dengan penelitian yang telah dilakukan. Aspek status ASA, analisa usia dengan komplikasi paska terapi dan mortalitas 30 hari pasca terapi tidak termasuk variabel yang diteliti.
7
3. Serra-Rexach et al.,2012 melakukan penelitian berjudul Differences in the Therapeutic Approach to Colorectal Cancer untuk
in
Young
and
mengetahui
Elderly
perbedaan
Patients terapi
dengan
yang
tujuan
berhubungan
dengan stadium tumor pada pasien muda dan usia lanjut kanker kolorektal.
Hasil penelitian pada kelompok usia
tua menunjukkan adanya under treatment dikarenakan usia pasien, bukan karena tumor atau komorbiditas pasien. Pada
penelitian
lokasi
kanker,
komorbiditas
ini
diakukan
stadium,
yang
analisa
terapi
dihitung
yang
dengan
jenis
kelamin,
diberikan
index
dan
komorbiditas
Charlson. Komparasi dengan penelitian ini adalah aspek yang diteliti lebih luas dilihat dari aspek demografi, aspek klinikopatologi dan terapi. Penelitian dilakukan di Indonesia dimana terdapat perbedaan faktor demografi dengan penelitian yang telah dilakukan. Aspek terapi paliatif dan analisa antara terapi dengan jenis tumor tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. 4. Bouassida
et
al.,2014
Clinico-Pathological
melakukan
penelitian
Characteristics,
berjudul
Therapeutic
Features and Post-operative Course of Colorectal Cancer in
Elderly
Patients
karakteristik
dengan
tujuan
sosiodemografik,
untuk
mengetahui
komorbiditas,
stadium,
tipe terapi yang diberikan, komplikasi pasca operasi, dan
alasan
menunjukkan
kematian
pasca
operasi
pada
terapi. pasien
Hasil
usia
penelitian
lanjut
umumnya
8
gawat
darurat
dengan
undifferentiated. lokasi
kanker
Komparasi
tipe
histologi
terbanyak
yaitu
Median usia adalah 78 tahun dengan
terbanyak
dengan
pada
penelitian
kolon
ini
bagian
adalah
kanan.
aspek
yang
diteliti lebih luas dilihat dari aspek demografi, aspek klinikopatologi Indonesia dengan pasca
dan
dimana
terdapat
penelitian terapi
dan
terapi.
yang alasan
Penelitian
perbedaan
telah
dilakukan
faktor
dilakukan.
kematian
pasca
di
demografi Komplikasi
terapi
tidak
termasuk variabel yang diteliti.
I.5. Manfaat Penelitian 1. Diharapkan
penelitian
karakteristik kanker
demografi
kolorektal
usia
dapat
memberikan
dan
klinikopatologi
lanjut
di
gambaran pasien
Instalasi
Kanker
Terpadu ―Tulip‖ RSUP Dr.Sardjito, Yogyakarta 2. Diharapkan informasi mengenai pasien kanker kolorektal usia
lanjut
pengambilan
ini
akan
keputusan
memberikan dalam
kontribusi
terhadap
penatalaksanaan
dan
pencegahan kanker kolorektal di wilayah DIY. 3. Diharapkan
hasil
penelitian
dapat
landasan penelitian selanjutnya.
digunakan
sebagai