I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tanaman mangga (Mangifera indica L.) adalah tanaman asli India yang sekarang ini sudah banyak dikembangkan di Negara Indonesia. Pengembangan tanaman mangga yang cukup luas di Indonesia sangat didukung oleh iklim tropis dan keanekaragaman agroklimat. Keadaan tersebut menyebabkan hampir setiap daerah di Indonesia terdapat tanaman mangga, baik sebagai tanaman pekarangan rumah, sebagai pelindung serta sebagai tanaman sela di kebun-kebun warga. Iklim tropis dan keanekaragaman agroklimat tersebut juga menyebabkan pengembangan tanaman mangga cukup pesat di beberapa daerah seperti di Indramayu, Cirebon dan Probolinggo. Pesatnya pengembangan tanaman mangga di ketiga daerah tersebut disebabkan karena mangga yang dihasilkan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.. Harga
mangga, terutama mangga varietas Arumanis bisa mencapai
40.000/kg. Tingginya harga mangga tersebut membuat mangga menjadi salah satu buah eksport yang tergolong buah mahal, oleh karena itu di daerah Indramayu, Cirebon dan Probolinggo telah menjadikan mangga sebagai komoditas unggulan, yang sekarang ini dikenal sebagai sentra produksi mangga di Pulau Jawa (Kompas, 2011). Permasalahan utama dalam pengembangan mangga tersebut adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Serangan hama dan
1
2
penyakit tanaman, tentunya dapat menurunkan hasil baik secara kualitas maupun kuantitas dan salah satu hama yang menjadi isu global pada tahun 2011 yang menyerang tanaman mangga adalah ulat bulu. Ulat bulu pada bulan Januari 2011 telah menyerang tanaman mangga di Banyuwangi, Probolinggo, Pasuruan kemudian meluas sampai ke beberapa daerah di Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan NTB (Kompas, 2011). Sebelumnya, ulat bulu juga pernah mewabah pada tahun 1936 di Probolinggo (Rauf, 2011). Kejadian meledaknya hama ulat bulu juga terjadi di Bali. Meledaknya ulat bulu dimulai pada bulan April 2011 dari kabupaten Karangasem, ulat bulu mulai menyebar sampai ke Kota Denpasar dan juga kabupaten lain seperti Buleleng, Klungkung, Gianyar, Negara, Badung dan Tabanan. Ulat bulu yang meledak di 8 Kabupaten di Bali tersebut menyerang berbagai tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi seperti mangga, kedondong, alpukat dan jambu mete (Kompas, 2011). Ulat bulu yang telah menyerang beberapa daerah tersebut dapat dikategorikan sebagai wabah. Penetapan status wabah didasarkan pada peristiwa meningkatnya populasi secara eksplosif di dalam kelimpahan
suatu spesies
(serangga) tertentu yang terjadi dalam periode waktu yang relatif sangat singkat. Ada beberapa hipotesis yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya wabah tersebut yaitu (a) adanya perubahan ekstrinsik atau faktor lingkungan serangga seperti iklim (cuaca, suhu, kelembaban, cahaya, curah hujan);
(b)
adanya perubahan intrinsik serangga seperti genetik atau fisiologi (populasi) serangga, sejarah kehidupan serangga hama; (c) adanya perubahan level trofik di
3
alam yaitu tinggi atau rendah terutama bagi serangga pemakan tanaman, perubahan fisiologi dan biokimia tanaman inang; serta (d) peranan musuh alami seperti predator, parasitoid dan patogen serangga (Supartha, 2011). Diantara famili-famili ulat bulu yang mewabah di Bali hanya tiga famili yang sudah teridentifikasi yaitu Lymantriidae, Arctiidae dan Lymacodidae. Hasil identifikasi sementara terhadap ulat Lymantriidae yang ditemukan pada berbagai jenis tanaman inang di lapang adalah Lymantria marginata Wlk. (Lepidoptera: Limantriidae) yang banyak ditemukan menyerang tanaman mangga di Kabupaten Buleleng, Karangasem, Gianyar dan Klungkung ( Supartha, 2011). L. marginata telah mewabah di beberapa kabupaten di India pada tahun 1983 dan pada tahun 2003 dilaporkan menyerang tanaman mangga pada beberapa daerah di Thailand. Penyebaran L. marginata meliputi Indonesia (Jawa), Malaysia, Thailand, dan Vietnam (Singh, 1986), sedangkan menurut Pouge & Schaefer (2007), penyebaran L. marginata meliputi wilayah Indonesia, India, Myanmar, Tibet dan China. Menurut Suputa (2011),
L. marginata merupakan hama utama pada
tanaman mangga pada tahun 1983-1985. Pada fase larvanya, L. marginata bersifat fitofagus dan sangat rakus. Tanaman-tanaman yang diserang akan mengalami penurunan jumlah daun bahkan tanaman akan mati. Selain itu, L. marginata memiliki semacam duri (spine) di luar tubuhnya, serta memiliki semacam racun dalam kelenjarnya. Hal tersebut yang menyebabkan atal-gatal apabila ulat bulu tersebut sampai menyentuh kulit manusia. Bulu-bulu ulat bulu yang beterbangan apabila terhirup manusia akan mengganggu saluran pernapasan
4
seperti halnya kasus di Amerika Serikat, ledakan populasi ulat bulu menyebabkan banyak warga yang mengalami gangguan pernapasan. Sampai saat ini, laporan tentang ulat bulu L. marginata masih sangat terbatas. Laporan yang sudah ada mengenai L. marginata oleh Pouge & Schaefer tahun 2007 hanya terbatas pada morfologinya, namun tidak membahas biologi L. marginata secara lengkap. Begitu pula Suputa tahun 2011, yang salah mengidentifikasi L. marginata, oleh karena itu diperlukan suatu penelitian mengenai biologi L. marginata tentang siklus hidup, keperidian dan juga nisbah kelaminnya.
1.2 Rumusan Masalah Beberapa masalah yang ingin dijawab pada penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut: 1. Berapakah lama siklus hidup ulat bulu L. marginata? 2. Berapakah lama masa praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, lama hidup imago jantan dan betina serta keperidian ulat bulu L. marginata? 3. Berapakah nisbah kelamin ulat bulu L. marginata?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui berbagai aspek biologi L. marginata yang meliputi: 1. Siklus hidup ulat bulu L. marginata. 2. Masa praoviposisi, oviposisi, pascaoviposisi, lama hidup imago jantan dan betina serta keperidian ulat bulu L. marginata.
5
3. Nisbah kelamin ulat bulu L. marginata.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Manfaat Ilmiah
:
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai biologi ulat bulu Lymantria marginata pada tanaman mangga. Manfaat Praktis
:
1. Memberikan akurasi dalam pengendalian ulat bulu Lymantria marginata pada tanaman mangga.