Laporan Tugas Akhir
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Nanas merupakan tanaman berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas Comosus (L) Merr. Nama nanas berasal dari sebutan orang Tupi yaitu anana yang berarti buah yang sangat baik. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan naneh (Sumatera). Nanas berasal dari Brazilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi di sana sebelum masa Columbus. Pada abad ke -16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15 (1599). Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai tanaman pekarangan dan meluas di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik. Nanas merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah tropik yang menempati urutan kedua terbesar setelah pisang.
Indonesia merupakan
produsen terbesar kelima setelah Brazil, Thailand, Filiphina dan Cina (Manuoto et al, 2003). Produksi buah nanas di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai 2009 yaitu 1.395.566 ton, 1.433.133, dan 1.558.196 ton. Sejalan meningkatnya kesadaran masyarakat akan nilai gizi serta bertambahnya permintaan bahan baku industri pengolahan buah, maka permintaan pasar cenderung meningkat. Budidaya nanas terbesar di Indonesia selain di daerah Palembang, Lampung, serta Pekanbaru nanas juga dibudidayakan di daerah Jambi yaitu tepatnya di desa Tangkit Baru. Tangkit Baru adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Desa ini dijuluki desa emas sejuta
karena sebagian besar penduduknya bergantung pada perkebunan nanas
1
Laporan Tugas Akhir
dan merupakan sentra produksi nanas. Tangkit baru merupakan daerah yang dikembangkan dengan swadaya masyarakat, dan 98 % penduduk Tangkit baru adalah warga keturunan Bugis Wajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Majunya perkebunan nanas di daerah Tangkit Baru sedikit demi sedikit mampu membangkitkan perekonomian desa dengan luas lahan yang dikelola masyarakat seluas 1800 hektar. Sebagian lahan dijadikan sebagai tempat budidaya ikan dan sebagian lahan dikelola masyarakat untuk budidaya nanas. Nanas bagi Provinsi Jambi merupakan salah satu komoditi buah-buahan unggulan daerah yang menjanjikan dengan jumlah populasi nanas antara 11 juta13 juta rumpun. Salah satu kendala dalam budidaya nanas adalah ketersediaan bibit, baik kualitas maupun kuantitas. Nanas dapat diperbanyak secara vegetatif maupun generatif. Teknik umum untuk perbanyakan tanaman nanas masyarakat Tangkit Baru menggunakan teknik perbanyakan secara vegetatif seperti menggunakan tunas anakan, tunas batang, setek mahkota dan slip jarang menggunakan perbanyakan secara generatif menggunakan biji karena sulit didapatkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berbuah. Komoditi nanas merupakan komoditi unggulan desa ini, sejak puluhan tahun yang lalu telah diusahakan oleh masyarakat. Mata pencaharian masyarakat umumnya dari sektor ini, hampir seluruh kepala keluarga memiliki kebun nanas. Areal perutukan lahan nanas seluas 800 Ha, potensi pengembangan masih tersedia. Saat ini areal lahan diperkirakan hanya 500 – 600 Ha yang produktif dengan produksi rata-rata mencapai 20.000 buah perhari. Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan perkembangbiakan tanaman yang terjadi tanpa melalui proses perkawinan. Perbanyakan tanaman
2
Laporan Tugas Akhir
dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman seperti cabang, batang, anakan, tunas dari tanaman itu sendiri. Perbanyakan tananaman nanas yang dilakukan didaerah Tangkit Baru salah satunya dengan menggunakan tunas batang. Perbanyakan vegetatif ini dilakukan ditujukan untuk varietas nanas yang memiliki jumlah tunas anakan pada batang banyak seperti nanas varietas Queen yang ada didaerah Tangkit Baru.
Keunggulan menggunakan perbanyakan tanaman nanas
dengan mengunakan tunas batang ini karena ukuran tunas lebih besar sehingga dapat lebih cepat dipacu pembungaannya. Selain itu juga lebih tahan terhadap Ceratocystis spp yang menyebabkan penyakit busuk pangkal batang , dan Phytopthora sp penyebab busuk akar pada tanaman nanas.
Karena melihat
potensi permintaan pasar terhadap buah nanas yang cukup besar dan ketersedian bibit nanas yang masih berkendala di lapangan maka diambil judul laporan akhir “Perbanyakan Vegetatif Tanaman Nanas ( Ananas comusus. L. Merr) dengan Menggunakan Tunas Batang dan Setek Mahkota di Daerah Tangkit Baru Jambi”. 1.2 Tujuan Adapun Tujuan dari pelaksanaan PKPM dan penyusunan laporan tugas akhir ini adalah :
Mengetahui teknik perbanyakan tanaman nanas secara vegetatif.
Mengetahui perbandingan pertumbuhan tanaman nanas dengan perbanyakan menggunakan tunas batang dan setek mahkota.
3
Laporan Tugas Akhir
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aspek Komoditi
2.1.1 Karakteristik Komoditi
Kingom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae Ordo
: Farinosae ( Bromeliales)
Kelas
: Liliopsida ( Monokotil)
Family
: Bromeliaceae
Genus
: Ananas
Spesies
: Ananas comosus (L) Merr
Tanaman nanas dibedakan dari anggota genus yang lain berdasarkan tipe buah sinkarpus ( buah majemuk) yang tidak ditemukan pada genus yang lain. Nanas tergolong tanaman CAM (Crassulacean Acid Metabolism). Menurut Hendro (1981) pada malam hari tanaman ini menggunakan enzim PEP Karboksilase dan NADPH malat dehidrase untuk membentuk asam malat, dan mendekarboksilase asam tersebut untuk menghasilkan CO2. Pada siang hari CO2 yang dihasilkan digunakan sebagai bahan siklus Calvin untuk menghasilkan karbohidrat.
Morfologi tanaman nanas ini adalah terdiri dari batang, daun, akar, bunga, buah dan mahkota.
4
Laporan Tugas Akhir
a. Batang Batang berbentuk gada panjangnya kira-kira 20-30 cm, dengan diameter bagian bawah berkisar antara 2-3,5 cm, dibagian tengah antara 5,5-6,5 cm dan di bagian atas tampak lebih kecil. Batang beruas pendek yang terlihat bila daundaun dilepas. Panjang ruas bervariasi antara 1-10 mm. Batang tanaman ini dikelilingi oleh daun yang tersusun spiral dengan philotaksi 3/15 dengan posisi daun yang sejajar secara vertikal, terbentuk 3 spiral yang terdiri dari 15 daun (Rukmana, 1986). b. Daun Daun nanas berbentuk memanjang dan sempit. Ujung daun memanjang dan runcing, permukaan atas daun bewarna hijau tua, merah tua, bergaris atau coklat kemerahan, tergantung varietasnya, sedangkan permukaan bawah daun bewarna keperakan karena adanya trikoma dalam jumlah yang besar. Lebar daun dapat mencapai
6 cm dan panjangnya mencapai 90 cm tergantung varietas.
Tanaman nanas yang mempunyai daun sempurna lebih dari 35 helai pada umur 12 bulan setelah tanam. c. Akar Akar nanas berupa akar serabut, dangkal dan tersebar luas. Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah biasanya jarang mencapai 30 cm. Akar tumbuh dari buku batang kemudian masuk ke ruang antara batang dengan daun. Akar-akar cabang tumbuh setelah akar adventif dapat keluar dari ruang antara batang dan daun.
5
Laporan Tugas Akhir
d. Bunga Bunga terletak tegak lurus pada tangkai buah yang kemudian akan berkembang menjadi buah majemuk.
Nanas mempunyai rangkaian bunga
majemuk pada batang bagian ujungnya. Bunga bersifat hemaprodit berjumlah 100-200, masing-masing berkedudukan diketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari sekitar 5-10 kuntum.
Pertumbuhan dimulai dari dasar
menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari.
Waktu dari tanam sampai
berbunga sekitar 6-16 bulan. Penyerbukan pada nanas bersifat self incompatible dengan perantaraan burung dan lebah. e. Buah Buah nanas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan 100200 bunga. Buah terbentuk melalui proses partenokarpi. Bentuk buah seperti buah gada besar, bulat panjang atau bulat telur. Bekas putik bunga menjadi mata buah nanas seperti yang dikenal selam ini. Ukuran, bentuk, rasa dan warna buah nanas sangat beragam tergantung varietas. Pada umumnya satu pohon nanas hanya menghasilkan satu buah pada masa panen. f.
Tunas Pada tanaman nanas dikenal tiga macam tunas yaitu tangkai buah, tunas
yang muncul dari ketiak daun batang, dan tunas yang muncul sebagai anakan. Tunas- tunas tersebut bisa digunakan sebagai perbanyakan vegetatif tanaman nanas.
6
Laporan Tugas Akhir
2.1.2 Jenis atau Varietas Nanas Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal empat jenis (golongan) nanas yaitu: a. Cayenne Nanas varietas Cayenne mempunyai ciri- ciri daun halus, tidak berduri dan kalaupun berduri hanya terdapat pada ujungnya saja, buah berukuran besar, bentuk silindris, mata buah agak datar, bewarna hijau kekuningan, dan rasa agak masam sehinnga cocok dijadikan bahan baku buah kalengan (canning). b. Queen Nanas varietas ini mempunyai ciri yaitu daun pendek, berduri tajam yang membengkok kebelakang, buah lonjong mirip kerucut sampai silindris, mata buah menonjol, warna kuning kemerah- merahan dan rasanya manis sehingga cocok dikonsumsi segar. Contoh kultivar nanas golongan ini diantaranya nanas Bogor, Blitar dan Palembang. c. Spanyol ( Spanish) Nanas ini mempunyai ciri yaitu daunnya panjang, kecil, berduri halus sampai kasar, buah bulat dengan mata datar, bewarna kuning dan rasanya agak asam. d.
Abacaxy Mempunyai ciri yaitu daun panjang berduri kasar, buah berbentuk silindris
seperti piramida, bertangkai panjang, daging buah bewarna kuning pucat atau putih putih kekuningan, rasnya manis dan berair banyak. Varietas
nanas yang banyak ditanam di Indonesia adalah golongan
Cayenne dan Queen. Nanas Jambi yang dibudidayakan buahnya kecil dengan
7
Laporan Tugas Akhir
mahkota buah besar dan rasanya manis seperti nanas dari daerah Palembang karena termasuk golongan Queen. 2.1.3 Kegunaan Nanas Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga dapat diolah menjadi berbagai macam makanan atau minuman, seperti selai, buah dalam sirup dan lain-lain. Rasa buah nanas adalah manis sampai agak masam menyegarkan, sehingga disukai oleh masyarakat luas. Disamping itu, buah nanas mengandung gizi yang cukup tinggi dan lengkap seperti yang disajikan pada tabel 4 Tabel 4. Kandungan gizi buah nanas segar tiap 100 gram bahan Kandungan gizi (nutrisi)
Banyaknya
Kalori
52.00 Kal
Protein
0,40 gram
Lemak
0,20 gram
Karbohidrat
16,00 gram
Fosfor
11,00 miligram
Zat besi
0,30 miligram
Vitamin A
130.000 S.I
Vitamin B1
0.08 miligram
Vitamin C
24.00 miligram
Air Bagian dapat dimakan (Bdd)
85,30 gram 53.00 %
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1981)
8
Laporan Tugas Akhir
Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan berkhasiat sebagai obat penyembuh beberapa penyakit. Kandungan serat dan kalium dalam buah nanas dapat digunakan sebagai obat sembelit dan gangguan pada saluran air kencing. 2.1.4. Faktor Klimatik Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap penanaman dan pertumbuhan tanaman nanas.
Dalam hal ini curah hujan, kelembaban, ketinggian, cahaya
matahari dan juga suhu sangatlah penting diperhatikan. Adapun faktor iklim yang perlu diperhatikan ialah: 1. Suhu (temperatur) Suhu yang tepat untuk budidaya nanas agar proses pembuahannya bagus berada pada tempat yang kisaran suhu 23-32 0C, tetapi juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 0C. Daerah Tangkit memiliki suhu rata-rata 27 0C cocok untuk membudidayakan nanas. 2. Ketinggian tempat Nanas masih dapat ditanam pada daerah dengan ketinggian tempat 8001200 m di atas permukaan laut. Pertumbuhan optimum tanaman nanas pada ketinggian antara 100-700 m diatas permukaan laut. Daerah tangkit berada pada ketinggian 100 m diatas permukaan laut, daerah ini cocok untuk budidaya nanas (Noffiar, 2009). 3. Panjang hari Tanaman nanas lebih menghendaki daerah yang terbuka, dengan penyinaran 33-71 % dari kelangsungan maksimumnya dengan angka tahunan rata-rata 2000 jam. Apabila tanaman nanas berada ditempat yang terlindungi buah akan kecil dan rasa dari nanas tersebut asam.
9
Laporan Tugas Akhir
4.Distribusi curah hujan Tanaman nanas dapat tumbuh pada iklim basah maupun kering, baik tipe iklim A, B, C maupun D,E, dan F. Tipe iklim A terdapat pada daerah yang amat basah, B daerah yang beriklim basah, C daerah yang beriklim agak basah, D daerah yang beriklim sedang, E daerah yang beiklim agak kering dan F merupakan daerah yang kering. Pada umumnya tanaman ini toleran terhadap kekeringan serta memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000- 1500 mm/ tahun. 2.1.5. Faktor Biotik Pada lahan penanaman nanas di daerah Tangkit Baru Jambi terdapat flora dan fauna yang dapat menambah kesuburan tanah dan yang dapat merusak. Flora yang terdapat di antaranya adalah gulma yang berdaun lebar, alang-alang, pakis, teki-tekian dan golongan rumput-rumputan. Sedangkan fauna yang terdapat pada lahan pertanaman nanas diantaranya adalah
tikus, unggas.
Namun juga
ditemukan fauna yang menguntungkan seperti cacing . 2.1.6. Faktor Edafik Budidaya tanaman nanas bisa tumbuh pada semua jenis tanah, meskipun demikian lebih cocok pada tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik serta kapur yang rendah seperti lahan gambut yang ada didaerah Tangkit dengan pH 4,5 – 6,5. Tanah yang mengandung kapur ( pH lebih dari 6,5) menyebabkan menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan klorosis. Pada pH dibawah 4,5 akan mengakibatkan terjadinya penurunan unsur fosfor, kalium, belerang , kalsium, magnesium dan molibdinum dengan cepat.
10
Laporan Tugas Akhir
2.1.7. Faktor Ekonomi Finansial Produksi tanaman buah nanas yang berukuran sedang dan besar langsung di jual ke konsumen di dikota Jambi, Jakarta, dan Pekanbaru. Harga nanas per buahnya disesuaikan dengan harga pasar yang sedang berlaku sesuai dengan kualitas dan ukuran nanas yang dihasilkan. Sedangkan nanas yang berukuran kecil dan rasanya agak asam diolah masyarakat Tangkit Baru menjadi makanan olahan nanas seperti dodol, keripik dan sebagainya untuk menambah nilai jual dari nanas tersebut. 2.1.8. Faktor Sosial Budaya Meskipun Desa Tangkit Baru berada dalam kawasan daerah Jambi namun budaya yang berkembang masih melekat pada tradisi penduduknya yang mayoritas orang Bugis Wajo.
Sehingga adat dan budaya
mencerminkan
karakteristik khusus orang Bugis yang tidak pernah kaku terhadap pergaulan sehari-hari dengan budaya Jambi dan sekitarnya, falsafah yang dipakai dimana bumi dipijak disitu langit langit dijunjung.
Kehidupan sosial budaya daerah
Tangkit Baru Jambi sangat suka dengan kehidupan bergotong-royong dan saling membantu, hal ini sangat berpengaruh positif dengan produktifitas usaha. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak begitu sulit, karena pada umumnya masyarakat mau bekerja dan disiplin tehadap waktu.
Tanah daerah Tangkit Baru Jambi
berupa lahan gambut yang subur sangat cocok untuk pertanian, maka cocok sekali untuk budidaya nanas tangkit tersebut. Dengan adanya usaha budidaya nanas maka akan menambah perekonomian masyarakat Tangkit Baru.
Nanas yang
dibudidayakan adalah salah satu tanaman hortikultura unggulan daerah Jambi. Selain itu masyarakat Tangkit Baru juga mengembangkan budidaya Ikan untuk
11
Laporan Tugas Akhir
menambah perekonomian. Selain budidaya masyarakat Tangkit juga berinisiatif untuk meningkatkan nilai jual nanas, dengan mengolah nanas yang kurang berkualitas menjadi makanan tertentu seperti dodol, keripik dan sebagainya. 2.1.9 Potensi pengembangan budidaya Nanas Jumlah penduduk desa ini berjumlah 2.466 jiwa, 558 Kepala keluarga, dengan rincian data, sbb :
Tabel 1. Jumlah Penduduk Tangkit Baru Jambi
LAKI-LAKI
JUMLAH JIWA PEREMPUAN
JUMLAH
96
168
190
358
RT 02
21
54
49
103
RT 03
105
224
231
455
RT 04
99
233
236
469
RT 05
71
168
168
336
RT 06
51
123
123
246
RT 07
46
90
96
186
RT 08
39
99
81
180
RT 09
16
35
32
67
RT 10
14
31
35
66
JUMLAH
558
1225
1241
2466
RT
JUMLAH KK
RT 01
Sumber : BPS Kabupaten Muaro Jambi 2014
Mata pencaharian masyarakat umumnya dari sektor ini, hampir seluruh kepala keluarga memiliki kebun nanas. Areal perutukan lahan nanas seluas 800 Ha, potensi pengembangan masih tersedia. Saat ini areal lahan diperkirakan hanya 500 – 600 Ha yang produktif dengan produksi rata-rata mencapai 20.000 buah perhari
12
Laporan Tugas Akhir
2.2 Perbanyakan Vegetatif Nanas Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat dikembangbiakan secara vegetatif menggunakan tunas batang, setek mahkota, tunas anakan dan slip. Tunas batang nanas adalah tunas yang tumbuh pada tangkai buah dan di atas batang. Jumlah tunas pertanaman cukup banyak hingga mencapai 10 tunas, ukuran tunas bervariasi tergantung dari pertumbuhan tanaman. Bibit dari tunas batang bisa dipindahkan ke lapangan pada umur 6 bulan pada tanaman induk. Umur panen dari perbanyakan menggunakan tunas batang lebih cepat yaitu 12 bulan setelah penananaman dibandingkan dan menggunakan setek mahkota bisa berbuah pada umur 24 bulan setelah tanam. Bibit tunas batang yang baik berukuran 30 cm- 35 cm, diambil dari induk yang berkualitas baik dan telah dipanen. Kelebihan tunas batang ukuran daun lebih panjang, dan ukurannya lebih besar, dibandingkan setek mahkota, tunas anakan maupun slip , ukuran tunas yang lebih besar sehingga dapat lebih cepat dipacu pembungaannya serta bibit yang akan diperoleh mudah didapat periode ketersediaan bibit bisa umur 4 bulan sampai 12 bulan. Pada hasil produksi tanaman nanas yang menggunakan perbanyakan dengan tunas batang, hasil buah berukuran sedang sampai besar, dengan menggunakan perbanyakan dengan setek mahkota ,buah banyak tapi ukuran buah kecil hanya bisa dimanfaatkan sebagai nanas olahan. Tunas anakan tumbuh pada bagian batang tanaman yang berada dibawah tanah, jumlah tunas yang dimiliki setiap rumpun relatif sedikit. Bentuk daunnya
13
Laporan Tugas Akhir
lebih kecil dan ramping dibandingkan dengan tunas-tunas nanas lainnya dan juga tunas akar ini juvenilitas tunas akarnya lebih pendek sehingga umur 12 bulan tanaman nanas sudah dapat berbuah. Ukuran buah yang dihasilkan tanaman yang diperbanyak dengan tunas anakan ini sama dengan tunas batang, buahnya berukuran sedang sampai besar. Slip mahkota adalah tunas tanaman nanas yang tumbuh pada dasar mahkota. Batang dan daunnya lebih pendek, bisa dipanen pada umur 18 bulan setelah penanaman, dan ukuran buah yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan tunas-tunas yang lainnya tetapi pertumbuhannya pada saat ditanam sangat sulit, oleh karena itu harus dilakukan dulu pembibitan.
14
Laporan Tugas Akhir
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Perbanyakan vegetatif tanaman nanas ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2015 dalam rangka kegiatan magang untuk menyelesaikan tugas akhir. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tangkit Baru yang berada di Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktek laporan akhir ini adalah parang,ember, dan meteran. Bahan yang digunakan untuk pelaksanaan budidaya nanas adalah bibit tunas batang nanas yang berkualitas baik. 3.3.2. Tahapan Pelaksanaan 1. Penyediaan Bibit Penanaman bibit nanas dilakukan dengan cara vegetatif yaitu dengan menggunakan tunas batang. Bibit yang digunakan untuk tanaman nanas didaerah Tangkit yaitu bibit varietas Queen, yang merupakan salah satu varietas nanas, yang dapat dipanen setelah berumur 12 bulan setelah penanaman. Pemilihan tunas batang dari pohon induk yang sedang berbuah ataupun seusai panen. Tunas batang yang baik adalah panjangnya mencapai 30-35 cm. Untuk mengurangi penguapan dan mempermudah pengangkutan dipotong daun dekat pangkal batang. Untuk pertumbuhan bibit yang baik dibiarkan dulu ditempat teduh selama satu minggu.
15
Laporan Tugas Akhir
2. Pengolahan lahan Untuk lahan tanam nanas perlu dilakukan
pembersihan pohon-pohon
besar dan bebatuan yang ada disekitarnya karena bibit yang telah diambil dari batang induk tanaman nanas memerlukan lahan yang bersih untuk mendukung pertumbuhan dan produksi nanas yang berkualitas baik. Pembersihan dilakukan dengan cara menebas semua pohon besar dan gulma yang ada pada lahan dengan menggunakan parang. Setelah dilakukan pengolahan lahan buat lubang tanam sesuai dengan dengan sistem tanam dengan ukuran lubang 30 cm x30 cm x30 cm. 3. Penanaman Dalam penanaman memiliki beberapa teknik
Penentuan pola tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman. Dalam penanaman nanas ini dipakai pola tanam rangkap tiga dimana tanaman membentuk segitiga sama sisi dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm, jarak antar barisan sebelah kiri maupun kanan dari barisan tanaman adalah 90 cm.
Penanaman
Waktu penanaman yang paling tepat adalah awal musim hujan. Namun di daerah yang keadaan airnya cukup bisa dilakukan sepanjang tahun seperti didaerah Tangkit Baru yang mempunyai tanah gambut yang cenderung basah. Cara tanam bibit nanas dengan tunas batang adalah: 1. Di buat lubang tanam dengan tugal pada lahan gambut sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih yaitu 30 cm x 30 cm 2. Di ambil atau dipilih bibit nanas umur 6 bulan setelah tanam yang baik dan sehat.
16
Laporan Tugas Akhir
3. Penanaman bibit nanas pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam 4. Di tekan atau dipadatkan tanah disekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah.
4.Pemupukan Pemupukan pada tanaman nanas ini dilakukan setelah tanaman berumur 3 bulan setelah tanam dengan pupuk kimia pertama yaitu pupuk urea sebanyak 100 kg untuk luasan lahan 1 ha untuk merangsang pertumbuhan tanaman nanas. 5. Pengamatan Pengamatan merupakan aktivitas yang dilakukan dengan maksud mengetahui dan memahami pengetahuan dari sebuah subjek berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Pelaksanaan perbanyakan vegetatif tunas batang dengan setek mahkota pada tanaman nanas yang telah dilaksanakan dilakukan suatu pengamatan untuk mengetahui perbanyakan mana yang lebih unggul. Pengamatan yang dilakukan parameternya yaitu dengan mengamati kapan muncul akar, jumlah akar, akar terpanjang dan persentase tumbuh. 1. Muncul Akar (hari) Pengamatan kapan munculnya akar diamati mulai tanaman berumur 7 sampai 40 hari setelah tanam. 2. Jumlah Akar (helai) Jumlah akar diamati mulai saat kapan munculnya akar, dengan menghitung semua akar pada tanaman nanas.
17
Laporan Tugas Akhir
3. Panjang Akar Terpanjang (cm) Panjang akar terpanjang diamati sejak tanaman berumur 14 hari setelah tanam dengan cara mengukur dengan menggunakan rol mulai dari pangkal akar sampai ujung akar terpanjang. 4. Persentase Tumbuh (%) Persentase tumbuh diamati pada umur 40 hari setelah tanam, dengan melihat keberhasilan tumbuh tanaman tersebut.
18
Laporan Tugas Akhir
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil 4.1.1. Muncul Akar Hasil pengamatan muncul akar pada perbanyakan vegetatif dengan tunas batang dan setek mahkota pada tanaman nanas dilakukakan mulai pada 7 sampai 40 hari setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Muncul Akar Perbanyakan Vegetatif Tunas Batang dan Setek Mahkota Tanaman pada Nanas (Ananas comusus (L.) meer) No
1 2 3
Pengamatan
Tunas Batang
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3
hari ke 21 28 V V V V V V
7 -
14 V V V
35 V V V
Setek mahkota
40 V V V
7 -
14 V V V
21 V V V
hari ke 28 V V V
35 V V V
40 V V V
Keterangan: Tidak ada (-) Ada (V)
Dari data Tabel 1 di atas terlihat bahwa munculnya akar pada tunas batang dengan setek mahkota pada umur 7 hari setelah tanam tidak mengalami kemunculan akar baik itu pada sampel 1, 2, dan 3, untuk tunas batang akar sebenarnya telah ada tetapi belum berfungsi .
Munculnya akar yang mulai
mengambil unsur hara pada tanah pada sampel baik itu pada tunas batang dan setek mahkota baru terjadi pada umur 14 hari sampai 40 hari setelah tanam.
19
Laporan Tugas Akhir
4.1.2. Jumlah Akar Data hasil pengamatan jumlah akar pada perbanyakan vegetatif dengan tunas batang dan setek mahkota pada tanaman nanas dilakukakan mulai pada 14 sampai 40 hari setelah tanam dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.
Jumlah Akar 25
HELAI
20 15 Tunas batang
10
Setek mahkota 5 0 7
14
21
28
35
40
Hari Setelah Tanam
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah akar pada setiap pengamatan mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah akar yang banyak dimiliki oleh tanaman nanas yang diperbanyak dengan stek mahkota dapat dilihat pada hari ke 40 pengamatan yaitu 22,3 helai dibandingkan jumlah akar yang terbentuk pada tunas batang sebanyak 21,7. Hal ini disebabkan , karena akar yang dimiliki oleh setek mahkota adalah akar serabut sedangkan pada tunas batang akar sedikit tapi merupakan akar serabut yang perakarannya sangat kuat dibandingkan dengan stek mahkota.
20
Laporan Tugas Akhir
4.1.3. Panjang Akar Terpanjang Hasil pengamatan panjang akar terpanjang pada perbanyakan vegetatif dengan tunas batang dan setek mahkota pada tanaman nanas dilakukan mulai pada 14 sampai 40 hari setelah tanam dapat dilihat pada ambar 2.
Panjang Akar 16 14 12 Cm
10 8
Tunas batang
6
Setek mahkota
4 2 0 7
14
21
28
35
40
Hari Setelah Tanam
Gambar 2.
Grafik Rata-rata Peningkatan Panjang Akar Perbanyakan Vegetatif Tunas Batang dan Setek Mahkota pada Tanaman Nanas (Ananas comusus (L.) Merr)
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada akar yang dimiliki oleh tunas batang lebih panjang dibandingkan dengan stek mahkota. Akar dari tunas batang menyerupai akar serabut yang panjang dan stek mahkota berupa akar serabut dan perakarannya agak dangkal. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan akar pada batang lebih baik dibandingkan dengan setek mahkota.
4.1.4.
Persentase Tumbuh Data hasil pengamatan persentase tumbuh pada perbanyakan vegetatif
dengan tunas batang dan setek mahkota pada tanaman nanas dilakukakan pada umur 40 hari setelah tanam yang dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
21
Laporan Tugas Akhir
Tabel 2.
Persentase Tumbuh Perbanyakan Vegetatif Setek Mahkota dan Setek Dasar Buah pada Tanaman Nanas (Ananas comusus (L.)merr)
Jenis Perbanyakan Tunas Batang Setek mahkota
Tingkat Keberhasilan (%) 100 100
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa perbanyakan dengan tunas batang dan setek mahkota memilki tingkat pertumbuhan yang sama. Namun demikian pertumbuhan yang lebih baik di lapangan ditunjukkan oleh tunas batang karena lebih tahan terhadap kondisi lapangan yang ekstrim. 4.2 Pembahasan Bibit nanas adalah salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman nanas. Bibit yang baik berasal dari tanaman induk yang berkualitas, serta bebas dari hama dan penyakit terutama penyakit sistemik. Tanaman nanas dapat diperbanyak secara konvensional yaitu dengan cara generatif maupun dengan cara vegetatif.
Menurut Nursandi (2006) biasanya
perbanyakan nanas dilakukan
secara vegetatif dengan tunas batang dan juga setek mahkota karena bibit mudah di dapat sedangkan menggunakan biji sulit dilakukan sebab untuk mendapatkan biji harus terjadi penyerbukan dulu baru tercipta biji dan itu sulit untuk didapatkan. Dari semua perbanyakan vegetatif nanas perbanyakan dengan bibit tunas batang pertumbuhannya lebih baik dibandingkan dengan menggunakan setek mahkota yang terlihat dari umur panen yang sangat jauh berbeda.
Menurut
Wudianto (1999) tunas batang panen pada umur 12 bulan sedangkan bibit dari setek mahkota panen bisa mencapai umur 18 bulan setelah penanaman.
22
Laporan Tugas Akhir
Berdasarkan uraian hasil pengamatan di atas dapat dilihat perbandingan antara perbanyakan vegetatif tanaman nanas dengan menggunakan tunas batang dan setek mahkota memiliki tingkat pertumbuhan yang berbeda. Hal tersebut dapat diketahui dengan dilakukannnya pengamatan vegetatif tanaman dengan melihat kapan munculnya akar, jumlah akar, panjang akar terpanjang, dan persentase tumbuh. Pengamatan ini dilakukan mulai umur 7- 40 hari setelah tanam, sedangkan pengamatan persentase tumbuh dilakukan pada hari ke 40 setelah tanam. Muncul akar pada perbanyakan dengan menggunakan tunas batang dan setek mahkota dapat di lihat pada Tabel 1 yaitu sama-sama mengalami kemunculan
akar pada umur 14 hari setelah tanam.
Hal ini sesuai dengan
pernyataan Swarnadwipa (2007), bahwa pada budidaya tanaman nanas dengan kualitas bibit yang baik munculnya akar berkisar antara 14 hari setelah tanam baik itu pada tunas batang , setek mahkota dan tunas lainnya. Dari hasil pengamatan terhadap parameter jumlah akar pada Gambar 1, terlihat pada sampel rata-rata jumlah akar umur 14 hari setelah tanam memiliki 6 akar, sedangkan umur 21 hari setelah tanam jumlah akar mengalami kenaikan menjadi 10,7. Menurut Wuryaningsih (1998) rata-rata jumlah tumbuhnya akar pada tanaman nanas yang diperbanyak dengan tunas batang selalu mengalami peningkatan, begitu juga pada setek mahkota ini disebabkan adanya sejenis hormon auksin yang terdapat pada akar yang terus merangsang perbanyakan akar. Pada pengamatan yang telah dilakukan dilapangan jumlah akar terbanyak dimiliki oleh setek mahkota.
Menurut Pracaya (1982) jumlah akar yang lebih
banyak dimiliki oleh tanaman nanas yang diperbanyak dengan setek mahkota
23
Laporan Tugas Akhir
tetapi perakarannya sangat dangkal, sedangkan akar pada tanaman nanas yang diperbanyak dengan tunas batang perakaran serabutnya agak dalam dan sistem perakarannya lebih kuat Pengamatan berikutnya terhadap parameter panjang akar terpanjang pada perbanyakan tanaman nanas dengan menggunakan tunas batang
dan setek
mahkota dapat di lihat pada Gambar 2. Pada umur 14 hari sampai pengamatan hari ke 40 perbanyakan dengan tunas batang dan setek mahkota akar mengalami perpanjangan. Menurut Rukmana (1986) pertumbuhan tunas batang dan setek mahkota selalu mengalami kenaikan hanya saja pertumbuhan tunas batang lebih cepat dari setek mahkota. Dari pengamatan yang dilakukan setiap minggu baik itu pengamatan tentang kapan munculnya akar, jumlah akar, dan panjang akar terpanjang akan diketahui tingkat keberhasilan atau persentase tumbuh antara perbanyakan dengan menggunakan tunas batang dan setek mahkota yang dapat di lihat pada Tabel 2. Perbanyakan tanaman nanas dengan menggunakan tunas batang dan setek mahkota sama-sama memiliki tingkat keberhasilan 100%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan perbanyakan ini adalah faktor lingkungan seperti jenis tanah lokasi budidaya nanas, karena lahan perbanyakan tanaman nanas di Desa Tangkit Baru, Kecamatan Muaro Jambi, merupakan tanah gambut yang banyak mengandung air dan bahan organik pendukung pertumbuhan nanas . Menurut Andria (2009) tanaman nanas umumnya sangat cocok dibudidayakan pada lahan gambut, karena kandungan organik lebih dari 30%, mengandung banyak air sehingga cukup untuk merangsang pertumbuhan tanaman, hanya saja
24
Laporan Tugas Akhir
pembuatan drainase harus tetap dilakukan untuk mengantisipasi jumlah air yang berlebihan. Persentase tumbuh pada pengamatan perbanyakan tunas batang dengan setek mahkota memang sama-sama memilki tingkat keberhasilan 100%, hanya saja dilihat dari setiap pengamatan yang dilakukan seperti jumlah akar dan panjang akar terpanjang tunas batang lebih unggul dibandingkan setek mahkota. Menurut Rukmana (1986) keunggulan yang dimiliki tunas batang ini disebabkan bibit yang digunakan tunas batang memiliki ukuran lebih besar dari pada setek mahkota.
25
Laporan Tugas Akhir
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tanaman nanas dapat dapat diperbanyak secara vegetatif yaitu menggunakan tunas batang dan setek mahkota. 2. Perbanyakan nanas menggunakan tunas batang pertumbuhannya lebih baik daripada tanaman nanas yang diperbanyak menggunakan setek mahkota. 5.2. Saran Disarankan dalam memperbanyak tanaman nanas (Ananas comusus( L.) Merr) secara vegetatif sebaiknya menggunakan tunas batang.
26
Laporan Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Andria, A. 2009. Lahan Gambut Kalimantan Berpotensi untuk Budidaya Nanas.http://bisnisukm.com/lahan-gambut-kalimantan-berpotensi-untukbudidaya-nanas.html. Aksespada 5 Juni 2015 Badan Pusat Statistik (BPS).2014. Kabupaten Muaro Jambi. Jambi. Direktorat Gizi Depkes R.I. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Manuoto, S, R. Poerwanto, dan K, Darma. 2003. Pengembangan Buah-Buahan Unggulan Indonesia. Ringkasan Penelitian riset Unggulan Strategis Nasional (RUSNAS). Institut Pertanian bogor. Bogor. Nursandi .F.2006. Studi Perbanyakan In Vitro Tanaman Nanas (Ananas comosus). Bogor : Sekolah pasca sarjana . IPB. Noffiar. 2009. Cara Perbanyakan Tanaman Buah-Buahan Di Indonesia. IPB. Bogor Rukmana, R. 1986. Budidaya Tanaman Buah-buahan. Dalam Bahan Pelajaran Mata Ajaran Produksi Hortikultura di Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Maja- Majalengka. Sunarjono, H. 1981. Pengenalan Jenis Tanaman Buah dan Bercocok Tanam Buah-buahan Penting di Indonesia. Sinar Baru, Bandung. Swarnadwipa, 2007 .Kultur Jaringan Tanaman Nanas. .http://jurnalgreenswarnadwipa/2007/01/jurnal-green-swarnadwipa-issn2252-861x_9980.html. Aksespada 27 Mei 2015 Wudianto,R, 1999.MembuatSetek, Cangkok danOkulasi. PT Penebar Swadaya Jakarta.150 hal. Wuryaningsih, S. Dan S. Adryantoro. 1998. Pertumbuhan stek melati berbuku satu dan dua macam media. Agri Journal
27
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 1: Hasil Pengamatan Jumlah Akar dan Panjang Akar pada Tunas Batang dan Setek Mahkota
Data Jumlah Akar Perbanyakan Vegetatif Tunas Batang dan Setek Mahkota pada Tanaman Nanas (Ananas comusus(L.)merr) No Pengamatan
1 2 3
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata
Tunas Batang
7 14 - 5 - 5 - 8 - 6
Stek Mahkota
hari ke hari ke 21 28 35 40 7 14 21 28 6 9 11 15 - 4 10 15 10 13 16 21 - 3 8 14 16 19 23 29 - 5 11 17 10,7 13,7 16,7 21,7 - 4 9,7 15,3
35 40 21 25 16 20 20 22 19 22,3
Data Panjang Akar Terpanjang Perbanyakan Vegetatif Tunas Batang dan Setek Mahkota pada Tanaman Nanas (Ananas comusus (L.) merr) No Pengamatan
Tunas Batang
7 1 2 3
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata
14 7 5 6 6
Hari ke ( cm) 21 28 35 9 11 15 7 10 12 8 9 11 8 10 12,7
Stek Mahkota
40 17 14 13 14,7
7
14 2 3,4 1,8 2,4
Hari ke (cm) 21 28 35 40 3,5 3,8 4 4,2 4 4 4,5 6 2,7 3 3,2 3,8 3,4 2,33 3,2 4,27
28
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 2: Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan Tugas Akhir
Pengambilan bibit
Bibit yang siap dipindahkan ke lahan
Penanaman
Bibit siap tanam
29
Laporan Tugas Akhir
Pengamatan tunas batang
Pengamatan pada setek mahkota
30
Laporan Tugas Akhir
Lampiran 3. Profil Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi 1.
Sejarah Terbentuknya BPTP Jambi berawal dari Balai Informasi Pertanian (BIP)
Jambi yang semula merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Badan Diklat Pertanian, kini menjadi unit kerja/UPT Badan Litbang Pertanian Jakarta yang ditempatkan di daerah. Tanggal 1 April 1995, Balai Informasi Pertanian (BIP) Jambi berubah menjadi Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP) Jambi yang termasuk dalam wilayah kerja BPTP Padang Marpoyan Riau. Pada tahun 2001 IPPTP Jambi yang semula non eselon berubah menjadi BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ) setingkat eselon tiga yang dikukuhkan oleh SK Mentan No. 350/Kpts/OT.210/6/2001 tanggal 14 Juni 2001. 2.
Visi dan Misi
a.
Visi Sejalan dengan Visi Badan Litbang Pertanian 2010-2014, untuk menjadi
lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia dalam menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial, maka Visi BPTP Jambi adalah : “Pada tahun 2014 menjadi lembaga pengkajian dan mengembangkan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional.” b.
Misi
Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi pertanian spesifik wilayah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
31
Laporan Tugas Akhir
Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka peningkatan kapasitas pengkajian, pendayagunaan hasil pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.
Melaksanakan pengkajian dan pengembangan norma dan standar metodologi pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian.
Mengembangkan SDM yang profesional dan mandiri.
3.
Struktur Organisasi Sebagai salah satu unit kerja di bawah Eselon II, BPTP Jambi dipimpin
oleh seorang Kepala dengan jabatan Eselon IIIa.
Dalam menjalankan tugas,
kepala BPTP Jambi dibantu oleh unit Struktural (2 eselon Iva) yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian dan Kelompok Kerja Non Strutural. Kelompok Kerja Non Strutural berupa empat Kelompok Pengkaji, dan Satu Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi Serta Satu Unit Laboratorium Diseminasi. Untuk mendukung kelancaran kegiatan penelitian dan pengkajian dibentuk Kelompok Pengkaji (Kelji) dengan pertimbangan disiplin ilmu dan spesialisasi masing-masing peneliti. Kelji tersebut adalah: (1) Kelji Budidaya Pertanian, (2) Sumberdaya Pertanian, (3) Sosial Ekonomi Pertanian dan (4) Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian. Untuk mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pengkajian secara keseluruhan, terutama dalam penyiapan program, monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian dan pengkajian, maka dibentuk Koordinator Program, Monitoring dan Evaluasi.
32
Laporan Tugas Akhir
4.
Unit Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi mempunyai tugas melaksanakan
pengkajian dan perakitan serta diseminasi teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi di Provinsi Jambi. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPTP Jambi didukung oleh unit kerja yaitu : 1. Sub Bagian Tata Usaha 2. Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP) 3. Kelompok Pengkaji dan Jabatan Fungsional lain 4. Laboratorium Diseminasi, Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Pascapanen
33