I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) merupakan komoditas buah-buahan terbesar ketiga setelah pisang dan mangga. Indonesia merupakan negara penghasil nanas terbesar kelima di dunia yang menghasilkan sekitar 1,7 juta ton atau 7,20% produksi dunia (FAO, 2012). PT. Great Giant Pineapple (GGP) yang terletak di Terbanggi Besar, Lampung merupakan perkebunan pertama di Indonesia yang mengembangkan riset secara intensif dalam budidaya tanaman nanas ‘Smooth Cayenne’ yang cocok untuk dikalengkan. Dengan luas 32.200 ha, kebun nanas PT. GGP merupakan pemimpin produsen nanas olahan di Indonesia. PT. GGP telah mengekspor nanas ke lebih dari 50 negara dan mensuplai 15-20% total kebutuhan nanas dunia, 40% diantaranya ke Eropa, 35% ke Amerika Utara, dan 25% lainnya ke Asia Pasifik (Rusydi dan Maksum, 2013). Beberapa masalah yang dihadapi PT. GGP adalah menurunnya produktivitas dan kualitas nanas di beberapa lokasi Plantation Group (PG) seperti ukuran buah kecil dan mengerucut di bagian atasnya. Hal ini menyebabkan menurunnya indeks panen dan hasil panen nanas. Indeks panen merupakan rasio massa buah pada saat panen dengan massa tanaman pada saat forcing yaitu pada saat tanaman nanas disemprot dengan ethepon ((2-cloroethyl) phosponic acid) untuk menyeragamkan pembungaan (Hepton, 2003). Selain permasalah tersebut, buah nanas yang berukuran besar cenderung menghasilkan crown yang berukuran kecil. Hal ini kurang menguntungkan karena crown merupakan salah satu material untuk pembibitan tanaman nanas. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk
1
2
menghasilkan buah besar dengan crown yang juga besar, serta kualitas buah yang baik. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengaplikasikan fitohormon atau zat pengatur tumbuh (ZPT). Giberelin (gibberellic acid, GA) merupakan ZPT yang umum digunakan dalam bidang pertanian untuk meningkatkan perkecambahan biji dan meningkatkan bobot buah pada berbagai jenis tanaman (Villalobos et al., 2014). Selain itu GA juga dapat meningkatkan jumlah dan ukuran buah anggur, menunda kematangan dan mengurangi kelainan fisiologis pada kulit buah jeruk, mempertahankan jaringan fotosintetik pada kulit buah lemon, serta memperpanjang masa postharvest buah pisang (Villalobos et al., 2014). Li et al. (2011) melaporkan bahwa GA dapat meningkatkan bobot buah nanas ‘Queen’ klon Compe de Paris. Selain itu, penelitian Villalobos et al. (2014) menyimpulkan bahwa GA dapat menunda kematangan pada buah nanas ‘MD-2’ selama 7-10 hari, meningkatkan panjang crown, menyeragamkan kondisi internal buah, tetapi total soluble solids (TSS) dan titratable acidity (TA) tidak berbeda signifikan dibandingkan kontrol. Hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. GGP (2012) menunjukkan bahwa GA dapat meningkatkan ukuran buah, tetapi kualitas internal buahnya kurang baik, misalnya: daging buah lebih berair, rasanya hambar, serta TSS/TA yang tidak memenuhi standar (komunikasi pribadi, 2013). Diduga waktu aplikasi dan konsentrasi GA tidak tepat, sehingga buah tidak cukup kuat sebagai organ sink. Di dalam sel tumbuhan, hormon tidak bekerja sendiri untuk memacu atau menghambat pertumbuhan, tetapi dapat berinteraksi dengan hormon atau komponen lain. Selain GA, sitokinin (cytokinin, CK) merupakan hormon yang
3
dapat merangsang pembelahan dan pertumbuhan sel, mengontrol pembelahan sel dan diferensiasi sel, serta memicu mobilisasi dan alokasi nutrien, sehingga CK berperan sebagai pengatur sink nutrien (Taiz dan Zeiger, 2002). Kombinasi GA dan CK dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif Schefflera arboricola L. (Sardoei et al., 2014). Namun, hasil penelitian Leite et al. (2003) menunjukkan bahwa efek GA lebih dominan dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif Glycine max (L.) Merr. dibanding kombinasi GA dan CK. Hasil penelitian Zilkah et al. (1995) menunjukkan bahwa GA (200 ppm) dan CK (10 ppm) dapat meningkatkan bobot buah alpukat ‘Hass’. Selain itu, Bangerth dan Schröder (1994) melaporkan bahwa terdapat hubungan yang sinergis antara GA dan CK dalam meningkatkan bobot apel ‘Golden Delicious’ dan ‘Jonagold’. Namun, aplikasi GA dan CK pada tanaman nanas sejauh ini belum pernah dilakukan, baik untuk mengevaluasi pertumbuhan vegetatif, indeks panen, kualitas fisik dan biokimia buah, serta kualitas crown. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh GA dan CK terhadap pertumbuhan vegetatif, indeks panen, dan kualitas buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) ‘Smooth Cayenne’.
B. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana pengaruh GA dan CK terhadap pertumbuhan vegetatif dan indeks panen nanas dan berapa konsentrasi GA dan CK yang paling baik untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan indeks panen nanas?
4
2. Bagaimana pengaruh GA dan CK terhadap kualitas fisik (diameter core, jumlah fruitlet, kemasakan buah, indeks warna buah, tekstur) dan biokimiawi (TSS, TA, kadar air, serat, vitamin C, kalium, gula sederhana) buah nanas dan berapa konsentrasi GA dan CK yang paling baik untuk meningkatkan kualitas fisik da biokimiawi buah nanas? 3. Bagaimana pengaruh GA dan CK terhadap kualitas crown nanas dan berapa konsentrasi GA dan CK yang paling baik untuk meningkatkan kualitas crown nanas?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengevaluasi pengaruh GA dan CK terhadap pertumbuhan vegetatif dan indeks panen nanas dan menentukan konsentrasi GA dan CK yang paling baik untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan indeks panen nanas. 2. Mengevaluasi pengaruh GA dan CK terhadap kualitas fisik dan biokimiawi buah nanas dan menentukan konsentrasi GA dan CK yang paling baik untuk meningkatkan kualitas fisik dan biokimiawi buah nanas. 3. Mengevaluasi pengaruh GA dan CK terhadap kualitas crown nanas dan menentukan konsentrasi GA dan CK yang paling baik untuk meningkatkan kualitas crown nanas.
5
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. menambah informasi mengenai pengaruh GA dan CK terhadap pertumbuhan vegetatif, indeks panen, dan kualitas fisik dan biokimiawi buah, serta kualitas crown nanas, dan 2. memberi informasi bagi pembudidaya nanas mengenai peran GA dan CK dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif, indeks panen, kualitas fisik dan biokimiawi buah, serta kualitas crown nanas.