I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Usia harapan hidup penduduk Indonesia makin meningkat dibanding negara lain dan diperkirakan pada dua dekade abad 21 mengalami aged population boom, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lansia secara signifikan. Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO pada tahun 2014, penduduk di 11 negera yang tergabung dalam World Health Organization (WHO) kawasan Asia Tenggara yang berusia lebih dari 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan meningkat di tahun 2050 hingga 3 kali lipat. Tahun 2011, jumlah lansia di Indonesia sekitar 24 juta jiwa atau hampir 10% jumlah penduduk. Jumlah lansia bertambah rata-rata 450.000 orang tiap tahunnya (Yuliati dan Ririanty., 2014). Peningkatan penduduk lansia menurut Nugroho (1995), disebabkan oleh peningkatan umur harapan hidup. Peningkatan ini
merupakan dampak dari
kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan menigkatnya pengetahuan masyarakat. Peningkatan usia harapan hidup bagi Indonesia merupakan suatu kemajuan, namun disisi lain menimbulkan permasalahan terkait populasi lansia. Semakin bertambah usia, semakin meningkatkan resiko untuk menderita penyakit kronis seperti diabetes melitus, penyakit serebrovaskuler, penyakit jantung koroner, osteoartritis, penyakit musculoskeletal dan penyakit paru pada lansia (Yenni dan Herwana., 2006).
1
2
Selain resiko penyakit yang diderita oleh populasi lansia, beberapa perubahan terkait struktur orofacial perlu diperhatikan, terutama untuk perawatan prostetik dan perawatan gigi restoratif. Perubahan struktur orofacial mempunyai hubungan dengan proses penyakit, proses patologi dan penuaan. Jaringan-jaringan yang
perlu
dipertimbangkan
meliputi:
tulang,
tulang
alveolar,
sendi
temporomadibula, otot dan saraf, kelenjar saliva, mukosa mulut, jaringan periodontal serta gigi geligi. Proses penuaan serta kurang baiknya perawatan gigi dan mulut menyebabkan populasi lansia sering mengalami masalah gigi tertentu seperti tanggalnya gigi (Barnes dkk, 2006). Kehilangan seluruh gigi bagi lansia berdampak pada penurunan fungsi pengunyahan, penampilan, kemampuan berbicara dan percaya diri, sosial dan psikologis yaitu estetika (Agtini, 2010) dan dapat mempengaruhi terjadinya ulkus peptikum serta kardiovaskuler (Ghozali, 2011). Pemenuhan akan kesehatan gigi dan mulut lansia diperlukan gigi tiruan (Agtini, 2010). Gigi tiruan lengkap merupakan gigi tiruan lepasan untuk menggantikan permukaan pengunyahan serta struktur yang menyertai dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah. Penggunaan gigi tiruan sangat penting bagi individu yang mengalami kehilangan gigi, terutama pada pasien lansia (Anusavice, 2004). Menurut Jubhari dkk (2012), penggunaan gigi tiruan pada lansia menimbulkan beberapa masalah seperti: sulit mengendalikan gigi tiruan yang tidak stabil, memerlukan waktu lebih lama untuk adaptasi, mengingat informasi baru yang tidak diberikan secara jelas, sulit membersihkan gigi tiruan. Selain itu,
3
pembersihan gigi tiruan umumnya dianggap sebagai penambah kesibukan dan harus sesuai instruksi dokter gigi. (Felton dkk, 2011). Beberapa permasalahan yang dialami lansia terkait penggunaan gigi tiruan dapat
mengakibatkan
ketidakpuasan
pasien
dalam
perawatan.
Menurut
Situmorang dan Hutagalung (2006), kepatuhan pasien pada instruksi dan meneruskan perawatan selanjutnya merupakan bukti bahwa pasien merasa puas dan merupakan tanda baiknya akan mutu pelayanan. Menurut Puas dkk (2012), kepuasan pasien adalah tingkat perasaan yang timbul setelah mendapatkan layanan kesehatan yang diperolehnya setelah membandingkan dengan apa yang diharapkannya. Nursalam (2012) melaporkan bahwa apabila seseorang senang menerima hasil pelayanan sesuai dengan harapannya akan menimbulkan kepuasan yang tinggi. Menurut Ghozali (2011) pasien merasa puas dengan perawatan gigi tiruan apabila pasien puas terhadap pelayanan yang diberikan dan nyaman menggunakan gigi tiruan. Kenyamanan saat menggunakan gigi tiruan akan mendorong pasien untuk tetap menggunakan gigi tiruan (Chuanda dkk, 2014). Salah satu penyedia layanan kesehatan gigi adalah mahasiswa kepaniteraan yang telah lulus Sarjana Kedokteran Gigi. Mahasiswa kepaniteraan diklinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo, merupakan salah satu siklus kepaniteraan yang harus diikuti, mahasiswa kepaniteraan Prostodonsia mampu melakukan pembuatan gigi tiruan lengkap untuk memenuhi syarat kelulusan, mampu berkomunikasi efektif dengan pasien (Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, 2014). Menurut Awliya (2003), sebagai institusi pengajar, klinik RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta menyediakan pelayanan kesehatan gigi yang
4
berkualitas tinggi bagi perawatan pasien maupun sebagai konsultan, harus senantiasa berusaha menentukan keseimbangan kebutuhan pasien dengan mahasiswa kepaniteraan, sehingga diharapkan pelayanan yang diterima pasien sesuai dengan apa yang diharapkan sebelum melakukan perawatan.
B. Perumusan Masalah Bagaimana kepuasan pasien lansia terhadap pemakaian gigi tiruan lengkap yang dibuat di klinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta?
C. Keaslian Penelitian Berdasarkan literatur yang telah peneliti telaah, penelitian dengan judul “kepuasan pasien lansia terhadap pemakaian gigi tiruan lengkap di klinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta” belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian serupa yang sudah pernah diteliti : 1. Pada tahun 2014 oleh Chuanda dkk dengan judul gambaran kepuasan pelayanan perawatan gigi tiruan lepasan berbasis akrilik pada masyarakat kelurahan molas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harapan yang diinginkan pasien tidak sebanding dengan yang diharapkan, sehingga semuanya tidak memuaskan atau masih dibawah harapan pasien. 2. Pada tahun 2000 oleh Krisma Novelianti dengan judul perbedaan tingkat kepuasan pasien pemakai gigi tiruan cekat yang dibuat oleh dokter gigi swasta dan oleh mahasiswa di klinik Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi
5
Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan pasien pemakai gigi tiruan cekat yang dibuat oleh dokter gigi swasta dan oleh mahasiswa di klinik Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada.
D. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kepuasan pasien lansia terhadap pemakaian gigi tiruan lengkap yang dibuat di klinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Informasi bagi mahasiswa praktek bagian Prostodonsia mengenai kepuasan pasien lansia yang menggunakan gigi tiruan lengkap yang dibuat di klinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo Yogyakarta. 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan bagi penelitian sejenis yang akan dilakukan.