1
I. PENDAHULUAN
1.1
Kementerian
Latar Belakang
Pertanian telah menetapkan 4 sukses Pembangunan
Pertanian yaitu 1. swasembada dan swasembada berkelanjutan, 2. diversifikasi pangan, 3. peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dan 4. peningkatan kesejahteraan petani. Upaya peningkatan kesejahteraan petani dilakukan dengan berbagai program dan salah satu kegiatan tersebut adalah penyuluhan pertanian. Kementerian
Pertanian melakukan
Pertanian oleh Menteri Pertanian Sumatera Selatan dan
pencanangan Revitalisasi Penyuluhan tanggal 3 Desember 2005 di Sembawa
Pencanangan Kebangkitan Penyuluh Pertanian pada
bulan April 2006 di Tegal, Jawa Tengah. Dukungan lain dalam revitalisasi pembangunan
adalah dengan terbitnya Undang-Undang No 16 tahun 2006
tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K). Salah satu unsur dalam Revitalisasi Penyuluhan Pertanian adalah evaluasi dan penyempurnaan metode penyuluhan pertanian. Metode penyuluhan merupakan salah satu unsur penyuluhan yang menjadi perhatian untuk mendukung Pembangunan Pertanian. Kegiatan penyuluhan di Daerah Istimewa Yogyakarta disajikan seperti tabel 1.1 berikut ini:
2
Tabel 1.1 Jumlah Penerapan Metode Penyuluhan Pertanian tahun 2002-2006 di Daerah Istimewa Yogyakarta (Unit/paket). Metode
Pelatihan Studi Banding Demonstrasi Sekolah Lapang
Bantul
GunungKidul
Sleman
Kulon Progo
473 110 104
564 112 108
332 86 88
796 116 112
30
45
46
54
54 14 12 44 24 20 720
60 17 15 61 39 16 1286
Temu Teknis 46 65 Temu Usaha 40 66 Temu Lapang 46 78 Pengujian 52 64 Magang 25 55 Anjangsana 19 32 Jumlah 945 1189 Sumber : Diolah dari berbagai sumber (2010)
Kabupaten Kulon memiliki frekuensi penerapan metode pelatihan, studi banding dan demonstrasi paling tinggi dibandingkan kabupaten lain. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerapkan berbagai macam metode penyuluhan pertanian dengan frekuensi yang relatif tinggi. Tingginya kegiatan penyuluhan selama tahun 2002-2006 adalah karena adanya bantuan dari National Agriculture Extension Project (NAEP) Kementerian Pertanian, kerjasama dengan PT. Petro Kimia, Perusahaan Benih Jagung BISI Kediri, PT. Pertamina, dan PLN. Kulon Progo memiliki luas 58.627 ha, yang terdiri dari lahan sawah seluas 10.838 ha dan kebun 15.397 ha, merupakan lahan potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan. Tabel 1.1 memberikan informasi bahwa metode pelatihan, studi banding dan demonstrasi merupakan tiga metode penyuluhan yang banyak diterapkan. Menurut laporan BIPP Kulon Progo (2006),
belum
diketahui pengaruh
pelatihan, studi banding dan demonstrasi terhadap tingkat pengetahuan, sikap,
3
ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi penyuluhan oleh petani. Pengaruh penyuluhan tersebut penting sebagai salah satu bahan penyusunan programma penyuluhan pertanian. Petani peserta penyuluhan pertanian di Kulon Progo adalah anggota kelompok tani yang mempunyai aktivitas berupa perencanaan kegiatan kelompok, pelaksanaan dan evaluasi. Partisipasi anggota diperlukan pada kegiatan tersebut agar dapat berjalan . Berdasarkan Laporan BIPP Kulon Progo (2006), belum diketahui tingkat partisipasi petani pada kegiatan kelompok tani setelah mengikuti kegiatan penyuluhan pertanian. Materi penyuluhan pada metode pelatihan, studi banding dan demonstrasi banyak ragamnya. Materi inovasi yang paling banyak dilaksanakan pada metode pelatihan, studi banding dan demonstrasi serta lokasi petani peserta penyuluhan disajikan pada tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 Materi inovasi paling banyak pada metode pelatihan, studi banding, demonstrasi di kabupaten Kulon Progo tahun 2002-2006 Metode Materi inovasi Wilayah yang paling banyak Pelatihan Budidaya Padi Temon, Wates, Panjatan, Galur, Nanggulan, Kalibawang, Lendah, Pengasih dan Samigaluh. Studi Banding Budidaya Temon, Panjatan, Lendah, Jagung Girimulyo, Galur, Wates, Pengasih, Samigaluh Demonstrasi Pembuatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Cara Pupuk Kandang Nanggulan, Kalibawang, Lendah, Pengasih, Girimulyo, Kokap, Sentolo, dan Samigaluh. Sumber : Analisis laporan BIPP Kulon Progo 2006.
4
Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 12 kecamatan dan berdasarkan tabel 1.2 menjelaskan bahwa
pelatihan budidaya padi banyak dilakukan di 9
kecamatan, studi banding jagung di 8 kecamatan, dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos di 12 kecamatan.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan laporan BIPP tahun 2006 dan penelusuran melalui diskusi dengan para penyuluh setempat, terdapat masalah utama dalam penelitian ini yakni belum diketahuinya pengaruh dari metode penyuluhan pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos terhadap pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi oleh petani. Perilaku petani yang terdiri dari pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi dan
penerapan materi dapat dipengaruhi oleh pelatihan
budidaya padi. Studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos mempunyai pengaruh yang sama seperti pelatihan budidaya padi. Diharapkan tingkat pengetahuan petani akan meningkat setelah mengikuti penyuluhan dengan metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos. Materi inovasi yang relatif baru akan memberikan tambahan peningkatan pengetahuan lebih banyak dibandingkan materi yang sudah dikuasai petani. Unsur-unsur pengetahuan pada petani meliputi mengidentifikasi, menyebutkan dan memilih dari proses produksi dan faktor produksi. Tingkat pengetahuan petani setelah mengikuti pelatihan budidaya
5
padi adalah mampu mengidentifikasi, menyebutkan dan memilih meliputi persiapan tanam, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Persiapan tanam meliputi pengolahan tanah, pesemian, penyiapan pupuk, dan penyiapan alat sedangkan identifikasi pada masa pemeliharaan adalah penanaman, pengairan, pemupukan, penyulaman, penyiangan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Mengidentifikasi, menyebutkan dan memilih pada panen dan pasca panen adalah penentuan waktu panen, cara panen, alat panen, transportasi hasil panen, pengeringan, dan penyimpanan. Kegiatan penyuluhan dengan metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos akan merubah sikap petani. Sikap petani setelah mengikuti penyuluhan diharapkan berubah kearah yang lebih baik, dari menolak menjadi menerima, dari tidak mendukung menjadi mendukung, dan sebagainya. Sikap petani meliputi unsur kognitif, afektif dan konasi yang dapat diketahui setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dengan metode tersebut. Sikap dipengaruhi oleh individu dan lingkungannya, dan penyuluhan dengan metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung, dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos
merupakan faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi sikap tersebut. Ketrampilan petani berkaitan dengan tingkat kecepatan dan ketepatan gerakan melakukan sesuatu
dengan benar.
Ketrampilan dapat dinilai dari penguasaan praktek yang diperoleh dalam penyuluhan. Penyuluhan dengan penyajian berupa pratek akan meningkatkan dan mengembangkan ketrampilan petani.
Pelatihan budidaya padi materi
6
disajikan lebih banyak berupa penyampaian secara teori dibandingkan praktek. Kegiatan praktek diberikan untuk mendukung penyampaian materi secara teori untuk meningkatkan ketrampilan. Studi banding budidaya jagung dilaksanakan dengan mengunjungi kepada petani lain yang dinilai berhasil karena menerapkan teknologi. Petani peserta studi banding dapat melakukan praktek pada aspek-aspek tertentu untuk memberikan pengalaman
sehingga ketrampilannya bertambah. Petani yang
dikunjungi menyediakan
bahan dan alat untuk memberi kesempatan petani
peserta studi banding melakukan praktek. Adanya kesempatan praktek bagi petani peserta studi banding dapat meningkatkan ketrampilan sekaligus dapat membandingkan dengan praktek yang biasa dilakukan dalam usahataninya. Motivasi
petani
merupakan
dorongan
untuk
bertindak
dengan
menekankan pada kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan kerjasama dan kebutuhan akan peningkatan untuk berkembang. Setiap petani pada umumnya berusaha
untuk
memenuhi
akan
kebutuhan
tersebut
kemampuannya. Kebutuhan identitas diri merupakan
sesuai
dengan
kebutuhan
untuk
menunjukkan bahwa seseorang mempunyai profesi sebagai petani yang berada di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan akan bekerjasama merupakan kebutuhan setiap individu termasuk petani untuk berada dan bersama-sama dengan orang lain. Petani sebagai makhluk sosial dalam berusaha tani tidak dapat bekerja sendiri, tetapi memerlukan orang lain untuk melakukan kerjasama. Kebutuhan akan berkembang merupakan motivasi petani untuk meningkatkan
7
segala sesuatunya dalam berusaha tani. Kegiatan penyuluhan dengan metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos bertujuan memberikan motivasi pada petani untuk memenuhi kebutuhan akan identitas diri, kebutuhan akan bekerjasama dan kebutuhan akan berkembang. Pelatihan budidaya padi dengan penyajian materi secara teori dan praktek bertujuan untuk meningkatkan motivasi petani agar mencapai kebutuhan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Studi banding jagung dengan materi budidaya jagung bertujuan meningkatkan motivasi petani dari ketiga aspek tersebut sehingga dapat memberikan efek
positif bagi petani. Demonstrasi
pembuatan
meningkatkan
pupuk
kompos
bertujuan
motivasi
petani
mengembangkan penggunaan pupuk organik dalam berusaha tani menuju pertanian yang lebih lestari. Partisipasi petani pada kelompok tani merupakan peran serta petani setelah mengikuti pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos. Partisipasi petani pada kelompok tani meliputi kegiatan perencanaan kegiatan, pelaksanaan, pembiayaan, dan ketaatan pada norma-norma kelompok. Tingkat penerapan materi oleh petani setelah mengikuti
pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi
pembuatan pupuk kompos bertujuan mendapatkan materi baru
yang
menguntungkan. Tingkat penerapan inovasi berkaitan dengan pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi dan partisipasi petani setelah mengikuti penyuluhan pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan
8
pupuk kompos. Penerapan materi pelatihan budidaya padi oleh petani mulai dari persiapan tanam, pemeliharaan tanaman serta penangangan panen dan pasca panen. Persiapan tanam meliputi pengolahan tanah, penyiapan benih, penyiapan pupuk,
dan
pengairan.
Pemeliharaan
meliputi
pengairan,
penyiangan,
penyulaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman, dan pemupukan. Penanganan panen dan pasca panen meliputi penentuan waktu panen, penyiapan alat dan sarana, cara panen, pengangkutan, pengeringan, dan penyimpanan hasil panen. Berdasarkan identifikasi dan uraian permasalahan bahwa dengan adanya pelatihan budidaya padi, studi banding budidaya jagung, dan demonstrasi pembuatan
pupuk
kompos,
belum
diketahui
pengaruhnya
terhadap
pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan teknologi oleh petani. Secara spesifik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut; 1. Sejauhmana pengaruh pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos terhadap pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi?. 2. Sejauhmana pengaruh pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, dan partisipasi terhadap penerapan materi serta variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi?. 1.3
Tujuan penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah bertujuan 1. untuk mengetahui
maka penelitian ini
pengaruh metode pelatihan budidaya padi,
9
metode studi banding jagung dan metode demonstrasi pembuatan pupuk kompos terhadap pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi oleh petani. 2. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, dan partisipasi terhadap tingkat penerapan materi oleh
petani,
3.
untuk
mengetahui
variabel-variabel
tersebut
saling
mempengaruhi. Secara spesifik tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mengukur besarnya pengaruh metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos terhadap pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, ketrampilan, dan penerapan materi. 2. Mengukur
besarnya pengaruh pengetahuan, sikap, ketrampilan,
motivasi, dan partisipasi terhadap
penerapan materi serta variabel-
variabel tersebut saling mempengaruhi. 1.4
Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini dapat berguna dalam pengembangan ilmu dan kebijakan pembangunan pertanian yaitu: 1. Menambah informasi dan pengetahuan dalam penyuluhan pertanian khususnya dalam pengembangan metode penyuluhan pertanian melalui pendekatan ilmu-ilmu sosial di bidang pertanian serta didapatkannya informasi tingkat efektifitas metode pelatihan, studi banding dan demonsrasi.
10
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti, dan lembaga lain yang menangani penelitian untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai metode penyuluhan pertanian khususnya pendekatan
pengaruh metode
penyuluhan terhadap tingkat keberhasilan penyuluhan. 3. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan baik di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten dalam melakukan analisis berkaitan dengan adopsi inovasi yang berhubungan erat dengan metode penyuluhan. 4. Sebagai bahan dalam merumuskan strategi dan langkah-langkah oprasional dalam penyuluhan pertanian dengan memperhatikan tingkat pengaruh yang dicapai dari metode penyuluhan yang diterapkan.
1.5 Keaslian Penelitian Handayani, dkk (1998) melakukan penelitian tentang Efekvifitas Pelatihan Pengenalan Diri terhadap Penerimaan Diri dan Harga Diri. Penelitian ini dengan variabel bebas pelatihan pengenalan diri dan variabel tergantung penerimaan diri dan harga diri dengan mengambil responden 70 orang. Hasil penelitian ini adalah dalam proses pelatihan efektif untuk meningkatkan penerimaan diri dan harga diri. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa penerimaan harga diri dapat dianalogikan dengan penerimaan materi yaitu perubahan sikap menerima atau positif. Perubahan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi peserta tidak dilakukan penelitian.
11
Paembonan (2005) melakukan penelitian tentang partisipasi masyarakat dalam program pemberdayaan kecamatan dan kelurahan di kecamatan Poasia kota Kendari. Tujuan penelitian ini adalah
mendiskripsikan
pelaksanaan
partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan proses pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat dan kelurahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat dikategorikan dalam bentuk pengambilan keputusan, pelaksanaan dalam penyusunan rencana, menikmati hasil dan evaluasi. Partisipasi dapat berupa penyampaian
usul, saran, dan
pendapat. Pada masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi lebih senang berpartisipasi pada kegiatan perencanaan.
Partisipasi tokoh masyarakat akan
mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu semakin aktif tokoh masyarakat akan semakin tinggi partisipasi masyarakat. Penelitian tentang partisipasi petani pengaruh pembiayaan, pelaksanaan dan kepatuhan terhadap norma kelompok tidak dilakukan. M. Assad dan Buchori Sibuea ( (2000) melakukan penelitian tentang partisipasi petani pada pelaksanaan program intensifikasi padi sawah di kecamatan Perbauran Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat, bentuk, dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani pada pelaksanaan program intensifikasi padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi cukup baik dengan menerapkan 5-6 unsur dari 10 unsur teknologi yang harus diterapkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat partisipasi petani pada pelaksanaan program intensifikasi
12
termasuk katagori cukup baik dengan 5-6 unsur dari 10 unsur teknologi yang harus diterapkan. Hasil penelitian ini melaporkan tentang partisipasi petani pada pelaksanaan, untuk perencanaan, pembiayaan, evaluasi dan kepatuhan terhadap norma kelompok tidak dilakukan. Penelitian tentang penerapan teknologi yang telah dilakukan para peneliti terdahulu yaitu
Hendayana (1998), menjelaskan bahwa untuk mengadopsi
Sistem Usahatani Berbasis Padi Berwawasan Agribisnis ditentukan faktor internal yaitu sikap dan tujuan dalam melakukan usahatani. Sikap petani berkaitan dengan karakteristik petani, sedangkan tujuan melakukan usahatani untuk meningkatkan pendapatan.
Menurut Departemen Pertanian (2001),
tingkat penerapan teknologi pada usahatani petani akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi sebagai dampak dari mengikuti penyuluhan pertanian. Perubahan tersebut adalah dari penerapan teknologi yang rendah menjadi penerapan teknologi yang tinggi. Adjid (1985), menjelaskan bahwa petani mempunyai tingkat partisipasi yang tinggi pada kegiatan kelompok tani setelah mengikuti penyuluhan pertanian dan partisipasi ini akan berpengaruh pada kegiatan usahataninya. Wijayanto (2005), menguraikan bahwa upaya untuk mempercepat proses alih teknologi kepada petani dengan lebih efektif dan efisien diperlukan partisipasi mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan permasalahan pentingnya pengaruh metode penyuluhan pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan
13
pupuk kompos maka perlu untuk diteliti.
Penelitian ini
akan fokus pada
pengaruh pelatihan budidaya padi, studi banding jagung dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos terhadap pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi inovasi setelah mengikuti penyuluhan tersebut. Pengetahuan, sikap, ketrampilan,
motivasi, dan partisipasi mempengaruhi
tingkat penerapan materi setelah mengikuti penyuluhan serta variabel-variabel tersebut saling mempengaruhi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan dan secara spesifik penelitian ini mengandung keaslian mengingat pengaruh metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung, dan demotrasi pembuatan pupuk kompos mempunyai karakteristik variabel yang diteliti. Permasalahan, kombinasi variabel, kondisi petani responden merupakan spesifikasi dengan penekanan pada pengaruh metode tersebut terhadap pengetahuan, sikap, ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi penyuluhan. Di kabupaten Kulon Progo juga belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh metode pelatihan budidaya padi, studi banding jagung, dan demonstrasi
pembuatan
pupuk
kompos
terhadap
pengetahuan,
ketrampilan, motivasi, partisipasi, dan penerapan materi penyuluhan.
sikap,