Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
I. KEBERADAAN OPT PADI Pada periode 1 - 15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman padi di Jawa Timur seluas 534.325,40 Ha dan terpantau 22 jenis OPT yang menyerang tanaman dengan keberadaan serangannya (keadaan dan tambah serangan OPT) tertera pada tabel 1 dan 2. Tabel 1. Keadaan Serangan OPT Padi Pada Periode 1 - 15 Mei 2015
Ringan
Sedang
Berat
Puso
Jumlah
% thd Luas tan
Luas keadaan serangan pada periode laporan (ha) No.
OPT
HAMA 1
Tikus
238,34
14,90
0,30
0,00
253,54
0,04745
2
Penggerek Batang Padi
667,81
11,02
0,63
0,00
679,46
0,12716
3
Wereng Batang Coklat
17,17
1,95
0,00
0,00
19,12
0,00358
4
Walang Sangit
38,10
4,05
0,00
0,00
42,15
0,00789
5
Lalat Hydrellia
16,89
0,00
0,00
0,00
16,89
0,00316
6
Hama putih palsu
90,40
0,00
0,00
0,00
90,40
0,01692
7
Hama putih
5,95
1,20
0,00
0,00
7,15
0,00134
8
Ulat grayak / Ulat daun
0,50
1,30
0,00
0,00
1,80
0,00034
9
Belalang
2,50
0,00
0,00
0,00
2,50
0,00047
10
Keong mas / Siput murbei
47,75
0,00
0,00
0,00
47,75
0,00894
11
Kepinding tanah
10,00
3,00
0,00
0,00
13,00
0,00243
12
Burung
33,00
0,00
0,00
0,00
33,00
0,00618
13
Hispa
1,50
0,00
0,00
0,00
1,50
0,00028
PENYAKIT 1
Hawar daun bakteri-Xanthomonas
569,73
253,16
72,40
0,00
895,29
0,16756
2
Tungro
52,10
56,80
26,40
0,00
135,30
0,02532
3
Blas
674,82
134,69
37,23
0,00
846,74
0,15847
4
Bercak daun-Bipolaris
6,00
0,00
0,00
0,00
6,00
0,00112
5
Bercak daun-Cercospora
22,00
12,57
0,00
0,00
34,57
0,00647
6
BRS-Pseudomonas
2,00
0,60
0,00
0,00
2,60
0,00049
7
Hawar pelepah-Rhizoctonia
16,70
13,50
2,00
0,00
32,20
0,00603
8
Fisiologis
3,00
0,00
2,50
0,00
5,50
0,00103
9
Kerdil Rumput
24,60
7,00
16,80
0,50
48,90
0,00915
2540,86
515,74
158,26
0,50
3215,36
0,60176
Jumlah
Keadaan serangan OPT padi tersebut diatas, penyebaran daerah dan luas pengendaliannya tertera dalam lampiran. Sedang perkembangan rata-rata serangan bulanan OPT Utama Padi selama 5 musim tanam sebelumnya dan periode MT 2015 di Jawa Timur tertera pada gambar 1 - 6 .
Tabel 2. Kumulatif Luas Tambah Serangan OPT Utama Padi Selama UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
1
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
MT 2015 di Jawa Timur ( s/d 1 - 15 Mei 2015 ) No
Luas Tambah Serangan
Jenis OPT
Ringan
Sedang
Berat
Puso
Jumlah
220,86
17,50
0,00
0,00
238,36
1.818,37
30,62
0,42
0,00
1.849,41
1
Tikus
2
Penggerek batang
3 4
Wereng batang coklat Hawar daun bakteri-Xanthomonas
41,40
1,55
0,00
1,00
43,95
986,34
446,95
79,07
0,00
1.512,36
5
Tungro
80,95
49,65
6,90
0,00
137,50
6
Blas
1.244,32
320,78
36,83
0,00
1.601,93
OPT yang mendapat perhatian saat ini adalah :
T
Ikus ( Rattus rattus argentiventer) Kumulatif luas tambah serangan dalam MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 seluas 238,36 ha, yaitu mengalami penurunan 84,99 % atau 0,15 kali dari periode yang sama MT 2014 Sedang keadaan terkena serangan saat ini seluas 253,54 ha (turun 75,69 % atau 0,24 kali dari luas serangan pada periode yang sama MT 2014). Serangan tersebar pada 22 kabupaten/kota, dengan serangan terluas terdapat pada kabupaten Malang (94,40 ha), Bojonegoro (44,00 ha), Lumajang (34,00 ha), dan Jember (17,60 ha). Gambar 1.
PERKEMBANGAN SERANGAN TIKUS PADA TANAMAN PADI MT 2015 DAN 5 MT SEBELUMNYA DI JAWA TIMUR
Luas serangan (ha)
2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00 0,00 STDev
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
764,06
596,24
574,96
372,47
454,88
255,60
Rata - rata (M)
1.139,36
1.753,87
1.738,80
1.351,35
927,19
750,37
M + STDev
1.903,43
2.350,11
2.313,76
1.723,83
1.382,06
1.005,96
M - STDev
375,30
1.157,63
1.163,84
978,88
472,31
494,77
2015
129,84
Memperhatikan grafik serangan selama rerata 5 MT sebelumnya pada awal musim tanam perlu kewaspadaan karena tikus menyerang pada stadium generatif dan agroekosistem dataran rendah dengan pola tanam intensif, seperti pada gambar UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
2
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
1. Sehingga diperlukan peningkatan pengendalian khususnya pada daerah-daerah sumber serangan. Untuk menurunkan serangan tikus di lapangan yaitu tindakan pengelolaan yang didasarkan pada biologi dan ekologi tikus, dilakukan secara bersama oleh petani sejak dini, intensif dan terus menerus, memanfaatkan berbagai teknologi pengelolaan hama yang tersedia, dan dalam wilayah sasaran pengendalian skala luas.
P
enggerek Batang.
Kumulatif luas tambah serangan dalam MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 seluas 1.849,41 ha yaitu mengalami peningkatan 96,79 % atau 1,97 kali dari periode yang sama MT 2014 Sedang keadaan terkena serangan saat ini seluas 679,46 ha (naik 37,39 % atau 1,37 dari luas serangan pada periode yang sama MT 2014). Serangan tersebar pada 28 kabupaten/kota, dengan serangan terluas terjadi di Kabupaten Bojonegoro (134,25 ha), Situbondo (71,60 ha), Jember (65,15 ha), dan Probolinggo (59,25 ha). Gambar 2. PERKEMBANGAN SERANGAN PENGGEREK BATANG PADA TANAMAN PADI MT 2015 DAN 5 MT SEBELUMNYA DI JAWA TIMUR 4.000,00
Luas Serangan (ha)
3.500,00 3.000,00 2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00 0,00
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
STDev
1.818,25
691,53
308,53
226,26
88,85
106,75
Rata - rata (M)
1.847,96
1.298,12
964,20
533,10
406,97
390,91
M + STDev
3.666,21
1.989,65
1.272,74
759,36
495,82
497,66
29,71
606,59
655,67
306,84
318,12
284,16
M - STDev 2015
1.331,95
Memperhatikan serangan selama rerata 5 MT sebelumnya, maka serangan penggerek batang pada tanaman padi di Jawa Timur cenderung meningkat pada awal musim April seperti pada gambar 2. Namun demikian tindakan korektif secara intensif di lokasi tanaman terkena serangan penggerek batang masih diperlukan terhadap kemungkinan sumber serangan, khususnya pada singgang-singgang tanaman padi sehabis dipanen. Demikian pula pada pertanaman diperlukan UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
3
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
peningkatan kewaspadaan pada daerah yang dikategorikan endemik. Pengendalian dilakukan dengan memunguti telur/paket telur yang terdapat di persemaian dan daun padi di lapang. Sesudah panen dilakukan penggenangan air 1 – 2 minggu, lalu dibajak dalam keadaan basah, agar ulat/pupa yang tersembunyi pada pangkal batang menjadi mati.
ereng batang coklat Kumulatif luas tambah serangan dalam MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 seluas 43,95 ha, yaitu mengalami penurunan 85,35 % atau 0,15 kali dari periode yang sama MT 2014 Sedang keadaan terkena serangan saat ini seluas 19,12 ha (turun 82,11 % atau 0,18 kali dari luas serangan pada periode yang sama MT 2014). Serangan terdapat pada 11 kabupaten, dan serangan terluas terdapat pada Kabupaten Ngawi (4,00 ha), Lumajang (2,40 ha), Bondowoso (2,40 ha), dan Banyuwangi (2,35 ha).
W
Gambar 3. PERKEMBANGAN SERANGAN WERENG COKLAT PADA TANAMAN PADI MT 2015 DAN 5 MT SEBELUMNYA DI JAWA TIMUR 70.000,00 60.000,00
Luas serangan (ha)
50.000,00 40.000,00 30.000,00 20.000,00 10.000,00 0,00 (10.000,00) (20.000,00) (30.000,00)
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
STDev
452,02
6.327,72
38.369,42
6.463,83
2.678,40
507,02
Rata - rata (M)
443,80
3.007,28
19.703,94
8.005,21
3.782,33
746,99
M + STDev
895,82
9.335,00
58.073,37
14.469,04
6.460,74
1.254,01
M - STDev
(8,23)
(3.320,44)
(18.665,48)
1.541,38
1.103,93
239,97
2015
31,75
Memperhatikan serangan selama rerata 5 MT sebelumnya (gambar 3), serangan wereng coklat tertinggi pada tanaman padi di Jawa Timur terjadi bulan Juni. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kewaspadaan terhadap serangan wereng coklat pada tanaman padi khususnya pada pesemaian-pesemaian, kemudian tindakan korektif dilapangan sangat diperlukan guna mencegah terhadap penyebaran serangan lebih lanjut. Demikian pula pada pertanaman diperlukan peningkatan kewaspadaan pada daerah yang dikategorikan endemik. Peningkatan UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
4
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
populasi wereng coklat didorong oleh : Perubahan iklim global, Penanaman varietas padi rentan, Penanaman padi tidak serempak, Penggunaan insektisida tidak tepat, baik dari jenis, dosis, waktu dan cara, Pemupukan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman, Banyak varietas rentan (IR42, Cilamaya, hibrida, ketan) sebagai pemicu pertama ledakan wereng coklat;
P
enyakit Hawar Daun Bakteri ( Xanthomonas sp ) Kumulatif luas tambah serangan dalam MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 seluas 1.512,36 ha, yaitu mengalami penurunan 10,85 % atau 0,89 kali dari periode yang sama MT 2014 Sedang keadaan terkena serangan saat ini seluas 895,29 ha (naik 4,23 % atau 1,04 kali dari luas serangan pada periode yang sama MT 2014). Serangan tersebar pada 32 kabupaten/kota, dan serangan tertinggi terjadi di Kabupaten Bojonegoro (124,50 ha), Ngawi (88,75 ha), Lumajang (65,55 ha), dan Banyuwangi (57,31 ha). Gambar 4. PERKEMBANGAN SERANGAN HAWAR DAUN BAKTERI PADA TANAMAN PADI MT 2015 DAN 5 MT SEBELUMNYA DI JAWA TIMUR 4.000,00
Luas searangan (ha)
3.500,00 3.000,00 2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00 500,00 0,00 STDev
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
709,29
1.321,43
1.299,47
550,99
250,64
263,81
Rata - rata (M)
1.672,90
2.100,36
2.050,10
1.066,90
757,72
759,09
M + STDev
2.382,18
3.421,80
3.349,57
1.617,88
1.008,36
1.022,90
M - STDev
963,61
778,93
750,63
515,91
507,08
495,28
2015
1.035,54
Memperhatikan serangan selama rerata 5 MT sebelumnya seperti pada gambar 4, serangan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi di Jawa Timur meningkat dalam bulan Mei, sehingga kewaspadaan terhadap kemungkinan peluasan serangan menjadikan perhatian secara intensif terutama di daerah yang dikategorikan endemik/potensial serangan. Pada varitas yang rentan, bercak bisa mencapai pangkal daun terus ke pelepah daun. Penggunaan varietas yang tahan dapat mengurangi serangan hawar daun bakteri. Infeksi pada pembibitan UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
5
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
menyebabkan bibit menjadi kering. Infeksi awal umumnya memulai pada stadia anakan maksimum, meskipun pada varietas yang sangat peka dapat dimulai pada fase vegetatif.
P
enyakit Tungro. Kumulatif luas tambah serangan dalam MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 seluas 137,50 ha, yaitu mengalami penurunan 50,02 % atau 0,50 kali dari periode yang sama MT 2014 Sedang keadaan terkena serangan saat ini seluas 135,30 ha (turun 46,39 % atau 0,54 kali dari luas serangan pada periode yang sama MT 2014). Serangan tersebar pada 10 Kabupaten, dan serangan tertinggi terdapat pada Kabupaten Jember (53,25 ha), Bondowoso (25,70 ha), Probolinggo (16,15 ha), Banyuwangi (12,95 ha). Gambar 5. PERKEMBANGAN SERANGAN TUNGRO PADA TANAMAN PADI MT 2015 DAN MT SEBELUMNYA DI JAWA TIMUR 300,00
Luas serangan (ha)
250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
STDev
58,42
73,07
48,15
49,33
35,91
32,45
Rata - rata (M)
168,93
196,38
102,51
89,39
68,64
44,13
M + STDev
227,35
269,45
150,66
138,72
104,55
76,58
M - STDev
110,52
123,31
54,36
40,06
32,73
11,67
2015
87,85
Memperhatikan serangan selama rerata 5 MT sebelumnya, serangan tungro pada tanaman padi di Jawa Timur perlu mendapatkan perhatian pada bulan April seperti pada gambar 5, namun serangan penyakit tungro pada tanaman padi perlu mendapatkan perhatian secara seksama terutama pada daerah yang dikategorikan endemik/potensial serangan. Virus tungro yang meninfeksi pada fase primordia sampai berbunga tidak menunjukkan gejala dan tidak mempengaruhi kehilangan hasil panen. Tetapi virus tungro yang sudah berada pada tanaman akan menghasilkan gejala pada saat singgang nanti, dan menjadi sumber inokulum bagi persemain dan pertanaman muda yang ada disekitarnya. Selanjutnya diikuti tindakan korektif berupa antisipasi berkembangnya serangan penyakit tungro lebih lanjut di lapangan.
UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
6
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
P
enyakit Blas ( Pyricularia sp. )
Kumulatif luas tambah serangan dalam MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 seluas 1.601,93 ha, yaitu mengalami peningkatan 198,52 % atau 2,98 kali dari periode yang sama MT 2014 Sedang keadaan terkena serangan saat ini seluas 846,74 ha (naik 264,20 % atau 3,64 kali dari luas serangan pada periode yang sama MT 2014). Serangan tersebar pada 29 Kabupaten, dan serangan tertinggi terdapat pada Kabupaten Lamongan (267,80 ha), Magetan (100,49 ha), Jember (48,45 ha), dan Sumenep (46,70 ha). Gambar 6. PERKEMBANGAN SERANGAN PENYAKIT BLAS PADATANAMAN PADI MT 2015 DAN 5 MT SEBELUMNYA DI JAWA TIMUR 1.200,00
Luas serangan (ha)
1.000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
STDev
150,65
159,43
371,41
287,36
145,65
88,07
Rata - rata (M)
489,16
604,98
699,00
345,86
180,64
144,12
M + STDev
437,28
538,93
631,95
382,95
192,44
146,31
M - STDev
441,84
484,23
741,98
447,95
216,91
158,06
2015
Sep
1.097,09
Memperhatikan serangan selama rerata 5 MT sebelumnya, maka serangan blas pada tanaman padi di Jawa Timur meningkat pada bulan Juni (gambar 6), sehingga kewaspadaan secara seksama terus ditingkatkan. Penggunaan varietas tahan dan menghindari dampak negatif pemupukan nitrogen dengan cara pemberian pupuk tersebut bersamaan dengan waktu tanam, pada saat pertengahan fase vegetatif dan fase mulai pembentukan bulir akan mengurangi tingkat infeksi blas. Peningkatan kewaspadaan khususnya pada daerah yang dikategorikan endemik/potensial serangan dengan ditindaklanjuti tindakan korektif di lapangan.
UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
7
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
II.
KEBERADAAN OPT JAGUNG Pada periode 1 - 15 Mei 2015 dilaporkan pertanaman jagung di Jawa Timur seluas 198.043,00 ha dan terpantau 13 jenis OPT yang menyerang tanaman. Keberadaan serangan OPT jagung (keadaan dan tambah serangan) pada periode ini tertera pada tabel 3 dan 4, sedangkan penyebaran daerah dan luas pengendaliannya tertera dalam lampiran.
Tabel 3. Keadaan Serangan OPT Jagung Pada Periode 1 - 15 Mei 2015 No.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 2 3 4 5
OPT
HAMA Tikus Penggerek Batang Penggerek Tongkol Penggerek pucuk Lalat Bibit Belalang Ulat Grayak Layu bakteriPseudomonas PENYAKIT Karat daun - Puccinia Bulai Hawar daun - Bipolaris Helminthosporium Busuk Batang Jumlah
Luas keadaan serangan pada periode laporan (ha) Ringan
Sedang
Berat
Puso
Jumlah
13,35 2,00 4,00 1,10 34,90 10,50 3,00
0,00 1,00 2,00 0,00 0,00 0,00 0,75
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
13,35 3,00 6,00 1,10 34,90 10,50 3,75
3,64
0,00
0,00
0,00
3,64
43,60 67,31 19,50 5,00 0,50 208,40
0,00 64,13 2,00 0,00 0,00 69,88
0,00 2,34 0,00 0,00 0,00 2,34
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
43,60 133,78 21,50 5,00 0,50 280,62
Tabel 4. Kumulatif Luas Tambah Serangan OPT Utama Jagung Selama MT 2015 di Jawa Timur ( s/d 1 - 15 Mei 2015 ) No
Luas Tambah Serangan
Jenis OPT
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Puso
1
Tikus
31,70
0,00
0,00
0,00
31,70
2
Penggerek batang
20,00
2,00
0,00
0,00
22,00
3
Penggerek tongkol
8,50
2,50
0,00
0,00
11,00
4
Lalat bibit.
54,80
0,00
0,00
0,00
54,80
5
Belalang.
29,85
0,00
0,00
0,00
29,85
6
Ulat grayak
10,25
0,00
0,00
0,00
10,25
6
Karat daun-Puccinia
58,10
8,50
0,00
0,00
66,60
7
Bulai.
128,38
82,18
3,84
0,00
214,40
UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
8
Laporan Tengah Bulan periode 1 – 15 Mei 2015
OPT yang mendapat perhatian saat ini adalah :
i k u s.
T
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 31,70 ha dan keadaan terkena serangan seluas 13,35 ha terdapat di 3 Kabupaten/Kota dengan serangan terluas di Kabupaten Bangkalan (12,00 ha), Jember (1,00 ha) dan Lumajang (0,35 ha).
enggerek Batang.
P
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 22,00 ha dan keadaan terkena serangan seluas 3,00 ha terdapat di 2 Kabupaten/Kota dengan serangan terluas di Kabupaten Banyuwangi (2,00 ha) dan Probolinggo (1,00 ha).
enggerek Tongkol
P
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 11,00 ha dan keadaan terkena serangan seluas 6,00 ha terdapat di 2 kabupaten/kota, dengan serangan terluas Kabupaten Banyuwangi (4,00 ha) dan Probolinggo (2,00 ha).
L
alat bibit.
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 54,80 ha dan keadaan terkena serangan seluas 34,90 ha terdapat di 7 kabupaten/kota, dengan serangan terluas di Kabupaten Probolinggo (21,85 ha), Kota Probolinggo (5,80 ha), Lumajang (2,50 ha).
B L
Elalang
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 29,85 ha dan keadaan terkena serangan seluas 10,50 ha terdapat di 2 kabupaten/kota, dengan serangan terluas di Kabupaten Jember (5,50 ha) dan Banyuwangi (5,00 ha).
K
arat daun.
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 66,60 Ha dan keadaan terkena serangan seluas 43,60 ha tersebar di 6 kabupaten/kota dengan serangan terluas di Sumenep (29,50 ha), Bangkalan (5,00 ha), dan Lamongan (4,00 ha).
B
ulai.
Kumulatif luas tambah serangan selama MT 2015 sampai dengan tengah bulan Mei 2015 tercatat seluas 214,40 ha dan keadaan serangan seluas 133,78 ha tersebar di 16 kabupaten/kota dengan terluas di Kota Probolinggo (50,70 ha), Jember (27,20 ha), dan Situbondo (15,10 ha).
UPT. Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Selealia dan Kabi
9