Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Harga Rp. 6000,- Luar jawa Rp. 9000,-
www.mediaumat.com
Wawancara: Iffah Ainur Rochmah
Mancanegara: London
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Sadiq Khan Terpilih Menjadi Walikota
Respon Pemerintah Setengah Hati
Fokus
Ustadz Menjawab
Hukum Menitipkan Sertifikat Rumah Kepada Pihak Ketiga
PKI Bangkit Lagi? Siyasah Syar’iyyah
Cara Khilafah Atasi Kejahatan Seksual
2
Salam
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Pembaca
Salam Redaksi
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jakarta menggelar aksi Peduli Luar Batang: Tolak Kedzaliman terhadap Rakyat, Sabtu (7/5) di posko pengungsian Luar Batang, Jakarta Utara. Dalam kesempatan tersebut, HTI menyampaikan bantuan dan dukungan moral kepada korban penggusuran Luar Batang akibat kebijakan Gubernur Pemprov DKI Jakarta.[]
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu Salam Perjuangan! Alhamdulillah, kami bisa kembali menjumpai Anda melalui ruang baca di edisi ini. Semoga kehadiran kami menjadi lentera di tengah gelapnya peradaban yang terus menerus dipertahankan ini. Bagaimana kabar Anda? Semoga kebaikan senantiasa menyertai Anda semua. Semoga semangat Anda selalu terjaga untuk bersama-sama menjadi penerang umat. Aamiin. Pembaca yang dirahmati Allah, tanpa terasa kita sudah masuk di pertengahan bulan Sya'ban. Di bulan ini dulu Rasulullah SAW menyibukkan diri dengan berbagai amal shalih guna menghadapi bulan Ramadhan. Intensitasnya lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Harapannya, begitu Ramadhan tiba, semuanya sudah siap, on fire. Kita berharap, semoga kita semua diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu bulan mulia Ramadhan 1437 H. Aamiin. Berbagai aktivitas menghadapi masuknya bulan Ramadhan sudah dimulai. Tarhib Ramadhan digelar di mana-mana. Sayangnya, ini baru dilaksanakan oleh sebagian umat. Belum dilakukan oleh negara. Coba bayangkan, andai saja negara yang memelopori tarhib Ramadhan, hasilnya akan lebih dahsyat. Andai saja negara mendidik umatnya melalui media massa bagaimana cara mengisi Ramadhan agar mendapatkan pahala yang super, pasti suasananya akan lain. Namun sayang, ini hanya berandai-andai. Fakta menunjukkan negara abai terhadap urusan ini. Padahal, urusan ini adalah urusan yang menyangkut mayoritas penduduk negeri ini. Negara abai terhadap urusan agama karena mereka menggunakan prinsip pemisahan agama dari negara. Wajar jika kemudian negara tak mengutak-utik urusan ini. Shaum Ramadhan yang di dalam Islam adalah kewajiban, bagi negara hal itu 'mubah' saja: boleh dilakukan, boleh tidak oleh rakyat yang Muslim. Inilah kenyataan di depan mata kita. Sistem yang tidak islami menjauhkan umat ini dari ajaran agamanya. Bahkan proses penjauhan itu didukung secara tidak langsung oleh negara. Sistem ini telah membuat kebaikan menjauh. Lalu bagaimana kita mengharapkan bisa hidup dalam sebuah negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur (negeri yang baik dan mendapat ampuran dari Allah)? Pembaca yang dirahmati Allah, hasil sistem yang buruk buatan manusia ini sangat nyata. Kasus terbaru, kejahatan seksual makin brutal. Tindakan keji ini tidak hanya dilakukan oleh individu, tapi berjamaah. Ini sangat luar biasa. Dan ini tidak hanya satu kasus, tapi banyak kasus pula. Seperti apa kasusnya? Media Utama kali ini akan mengupasnya. Anda juga bisa menikmati sajian kami tentang isu komunisme di Indonesia di rubrik Fokus. Isu ini patut kami angkat karena ada kecenderungan para pemuja komunisme mulai bangkit dan menyusup ke berbagai institusi. Seperti apa? Silakan simak saja. Beberapa rubrik yang pada edisi lalu sempat off, kali ini sudah kembali seperti semula. Tak lupa kami mohon maaf atas beberapa kesalahan di edisi sebelumnya dalam hal ejaan dan halaman yang tertukar. Akhirnya, kami berharap sajian kami kali ini bisa bermanfaat bagi Anda semua dan bisa memberikan wawasan berbeda dibandingkan opini umum yang sedang dibangun oleh media massa arus utama. Jangan lupa kritik dan saran selalu kami nantikan demi perbaikan media ini. Selamat membaca! Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
JELAJAHI
www.mediaumat.com
Media Pembaca Darurat Pelecehan Seksual Indonesia darurat pelecehan seksual. Ada kasus Yyn yang diperkosa 14 pemuda secara bergiliran, sekarang ditambah berita balita 2,5 tahun diperkosa sampai meninggal, dan masih banyak berita lain yang sangat mengenaskan. Inilah demokrasi yang menyebabkan Indonesia negara serba darurat. Segera terapkan syariat Islam agar pelaku maksiat tersadarkan. Aamiin. Siami, Tulungagung, +6285730183xxx
Kebiri Tak Mengakhiri Setelah tren seks bebas remaja, LGBT, kini sodomi terhadap bocah pun mencuat. Bertambanya pelaku membuat pemerintah merencanakan Perppu kebiri, yang katanya akan membuat efek jera. Tengoklah ke belakang, kemiskinan yang semakin memprihatinkan ditambah rusaknya akal akibat penjajahan pola pikir yang semakin massif dalam segala bidang yang sudah menjauhkan manusia dari fitrah. Dan dengan sadar pemerintah membiarkan hal itu bahkan mendukungnya. Kebiri tidak bisa mengakhiri. Semua kebiadaban moral ini telah nyata lahir dari sistem yang rusak yang melahirkan segala kriminal. Hukuman sekejam apapun takkan menghambat sedikitpun jika sistem tidak diganti dengan sistem yang akan menyejahterakan rakyat bukan segelintir penguasa dan pengusaha, juga memuliakan bukan menghinakan. Hanya tercapai dengan Khilafah Rasyidah.Ummu Agya, Pamijahan, Bogor. +6285773216xxx
Yang Sudah Benar Dianggap Salah Dalam perjalanan dipesawat saya membaca Harian Nasional. Seorang dosen di fakultas Sosiologi UI Lucia Ratih K, menulis: "Selama Ini Watak Masyarakat Indonesia Kurang Beradab". Yang mengatakan hukuman mati bagian dari kekerasan. Maaf Bu Dosen, pengedar narkoba tiap hari membunuh 7 orang. Apa itu bukan kekerasan? Bandar narkoba tidak cukup
hukum penjara, di dalam penjara pun masih bisa beraksi. Yang sudah benar dianggap salah yang salah dianggap benar KUHP sudah benar . Tak tau apa ibu dosen ini seorang Muslimah? Baca Al Baqarah 178, tentang hukuman mati wajib seperi wajibnya puasa. Sepertina ibu dosen ini belum merasakan bagaimana keluarganya ada yang terjerumus narkoba atau korban teror. Saya curiga ibu dosen ini menghendaki hukum berkiblat ke Barat. Kalau seorang Muslimah itu berarti menentang Alquran surat Al Ahzab ayat 36: “Dan tidak pantas bagi laki-laki mukmin dan perempuan apabila Allah dan Rosul Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada pilihan lain. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RosulNya, maka dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata!” Semoga Allah mengingatkan ibu dosen UI yang satu ini. Aamiin. Maskandy Maika Yogyakarta. +6288216315xxx
Bersabarlah di Jalan Allah Tsauban adalah pembantu Rasulullah yang sangat cinta kepada sang nabi. Suatu saat dia datang kepada Nabi SAW dengan wajah sedih dan murung. Tidak ceria seperti biasanya. Rasulullah SAW segera bertanya: ”Wahai Tsauban, apa yang menjadikan wajahmu berubah?” Ia menjawab: “Wahai Nabi, aku tidak sakit dan tidak pula punya kesulitan, hanya saja bila aku tidak melihatmu, kerinduanku segera membucah dan terus menggelora hingga aku dapat bertemu denganmu, lalu aku teringat di akhirat kelak. Aku sangat khawatir tidak dapat melihatmu di sana, karena jelas engkau berada dalam kedudukan tinggi bersama para nabi yang lain daripada aku. Jika aku masuk surga, apalagi jika aku tidak masuk surga, pasti aku tidak akan pernah melihatmu selama-lamanya. Nabi SAW terdiam mendengarnya. Hingga tak lama turunlah surat An Nisa' ayat 69 yang artinya: "Dan barangsiapa menaati Allah dan rasul-Nya, mereka itu akan bersama dengan orang-orang yang di anugerahi nikmat Allah yaitu para nabi, shidiqin, syuhada, dan orang shalih". Wahai
SMS Media Pembaca/Komentar untuk MU: 081315263110. SMS Redaksi: 081288020261. Sertakan Nama dan Asal Sertakan Nama dan Asal daerah.
SMS Berlangganan: 0857 8013 7043
Penerbit: Pusat Kajian Islam dan Peradaban. Dewan Penasihat : KH Ma'ruf Amien, KH Nazri Adlani, KH Amrullah Ahmad, KH Syukron Makmun, KH Muhammad Arifin Ilham , KH Athian Ali M Dai, Achmad Michdan SH, H Azwir, KH dr Muhammad Utsman, H Hari Moekti, AGH Sanusi Baco, Lc, KH DR Miftah Faridl, Dra Hj Nurdiati Akma M.Si, Dra Hj Nurni Akma, Prof Dr Ir Zoer’aini Djamal Irwan MS, KH Husin Naparin, Lc, MA. Penasihat Hukum: Achmad Michdan SH. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Farid Wadjdi. Pemimpin Perusahaan: Anwar Iman. Sidang Redaksi: Hafidz Abdurrahman, MR Kurnia, Yahya Abdurrahman, Muhammad Ismail Yusanto, Rochmat S. Labib. Redaktur Pelaksana: Mujiyanto. Redaksi: W almaroky, Zulkifli, Joko Prasetyo, Zulia Ilmawati, Nanik Wijayati, Iffah Ainur Rochmah, Kholda. Kontributor Daerah: Rifan (Jatim), Fakhruddin (Babel), Apri Siswanto (Riau), Rikhwan Hadi (Sumbar), Kurdiyono & Ahmad Sudrajat (DIY), Eko (Sultra), Fatih Sholahudin & Farhan (Jabar), Bahrul Ulum (Sulsel), Abduh (Kalsel), Budianto Haris (Sumsel), Dani Umbara Lubis (Sumut), Dadan Hudaya (Banten) Desain dan Pracetak: Kholid Mawardi. Keuangan: Budi Darmawan . Marketing: Muhammad Ihsan. Sirkulasi: W Wahyudi. Iklan: Aris Rudito, M Rosyid Aziz. Alamat Redaksi: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email:
[email protected]. Iklan Pemasaran: Jl. Prof. Soepomo No. 231, Jakarta Selatan 12790. Email Iklan:
[email protected] . Email Marketing:
[email protected] Hunting Pemasaran: 085711044000, sms: 089650202478. Hunting Iklan: 085780137043. Rekening: Bank Muamalat No Rek 9064150699 a.n Budi Darmawan.
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Editorial
3
saudaraku, bersabarlah kalian dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya karena kita hanya sebentar dalam kehidupan dunia ini dan janji Allah pasti benar, Allah akbar! Abu Lutfi, Pasuruan Kota, +6281553137xxx
Muslimah, Jagalah Dirimu Lagi-lagi Pemilihan Putri Muslimah yang tidak syar'i diadakan. Tepat pukul 19.00 hari Rabu, 11 Mei 2016, lalu aku mengikuti acara pemilihan putri Muslimah di satu stasiun televisi. Aku terkagum-kagum melihat para peserta pemilihan putri Muslimah, sudah cantik pintar pula. Sayangnya penampilan mereka tak sejalan dengan ketentuan hukum syariah Islam. Mereka berjalan melenggak-lenggokkan tubuh yang terbalut baju yang menjuntai panjang menyapu lantai, kerudung yang melingkar ketat di leher dan rias wajah bak pengantin Barat, ditambah tempat yang penuh dengan penonton berlainan jenis yang bukan mahramnya. Tidakkah para putri Muslimah itu sadar kalau mereka sedang diperalat oleh pihak-pihak tertentu yang mempunyai kepentingan bisnis di balik pemilihan putri Muslimah itu? Wahai kaum perempuan Muslimah, jagalah semua yang dianugerahkan Allah pada dirimu. Jangan sampai kecantikan dan kepintaranmu menjadi laknatullah. Nurhayati Zakiah, Katapang, Bandung. +6282115621xxx
Ketidakjelasan Hukum Kasus pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Yyn adalah cermin dari bentuk ketidakjelasan hukum buatan manusia sehingga miras dilegalkan, wanita dibiarkan membuka aurat ditempat umum, dan hukuman pelaku pembunuh dan pemerkosa dihukum tidak setimpal. Berbeda dengan hukum Islam yang diterapkan, karena bersumber dri Allah SWT pemlik hukum sangat jelas dan menjaga kehormatan umat manusia seluruhnya karena Islam rahmatan lil'alamin. Abu Shafiyyah/Nur Pujiyanto, Lubuklinggau, Sumsel +6282225725xxx
Mari Kita Bina Assalamu'alaikum Wr Wb. Kaum Muslimin, mari kita bina generasi muda untuk lebih memahami tsaqafah Islam daripada tsaqafah Barat. Ajarkan sistem hidup yang benar, buang demokrasi dari tengah-tengah generasi kita. Ade Pamungkas. Tanggamus, Lampung. +628984373xxx
Bersyukurlah Assalaamu'alaikum. Wahai para pemuda, yang sibuk setiap saat dengan aktivitas dakwahmu, yang tak kenal lelah, capek, malu, sehingga yang muncul hanyalah semangat perjuangan yang terus berkobar. Karena itu adalah fitrah akal yang sehat dan hati yang ikhlas sebagai bukti bahwa kita adalah pemuda Muslim. Semoga Allah membalas semua pengorbanan kita, yang menunjukkan kerinduan kita kepada khilafah ala minhanjin nubuwah. Mulyadi Rosyid, Klaten +62895341644xxx
Komentar untukMU Hukuman Mati Assalamualaikum. Mohon dijelaskan bagaimana yang dimaksud dengan membunuh seorang Muslim secara haq dan bagaimana hukumnya seorang hakim yang memvonis mati seseorang berdasar hukum sekuler/KUHP dengan tuduhan subversif, terorisme, dan lainnya. Ummu al Ghozi, Pamenang, +6285664287xxx Waalaikumsalam Wr Wb. Terima kasih atas pertanyaannya. Insyaallah akan dijawab di rubrik yang sesuai. Redaksi
Soal Jawab bersama Amir Hizbut Tahrir Ata Bin Khalil Abu Al-Rashtah klik www.hizbut-tahrir.or.id
Hari Nakbah
Y
awm an Nakbah, berarti hari kehancuran. Ini merupakan peringatan tahunan pengusiran umat Islam Palestina pada 15 Mei. Inilah hari yang sangat menyakitkan rakyat Palestina dan dunia Islam. Peristiwa ini terjadi sehari setelah proklamasi kemerdekaan palsu penjajah Yahudi pada 14 Mei 1948. Proklamasi yang patut dipertanyakan, merdeka dari siapa? Bagaimana mungkin institusi penjajah menyatakan merdeka dengan menjajah negeri lain? Proklamasi palsu yang membawa penderitaan bagi umat Islam hingga saat ini. Saat berdiri, institusi penjajah Yahudi ini mengusir sekitar 1 juta warga Palestina, merampas hak milik warga Palestina, mencaplok puluhan kota dan ratusan desa. Teror dan pembantaian terjadi di mana-mana. Terjadilah peristiwa Deir Yasin (10 April 1948), sekitar 254 Muslim Palestina terbunuh 100 di antaranya adalah anak-anak dan wanita. Unit 101 yang didirikan Moshe Dayan, meneror warga Palestina. Pada tahun 1948 tercatat 385 dari 475 desa di Palestina dibuldoser sehingga rata dengan tanah. Bersamaan dengan itu 850 ribu imigran gelap Yahudi masuk ke Palestina dari berbagi penjuru dunia. Sebanyak 78 persen tanah Palestina dirampas Yahudi penjajah, dan hanya tersisa 22 persen di tiga daerah yakni Jalur Gaza, Tepi Barat dan Al Quds bagian Timur. Pembantaian massal (genosida) penjajah Yahudi ini pun terus berlangsung. Di Douimah (28 Oktober 1948) diperkirakan sekitar 1.000 orang dibunuh, Kafr Kassim (29 Oktober 1956) 49 orang dibunuh. Tidak berhenti sampai di sana, bagaikan hewan ternak yang harus dibunuh, Muslim Palestina dikejar hingga keluar perbatasan Palestina. Pada 9 September 1972, terjadi serangan udara di Suriah dengan target para pengungsi Palestina. Sekitar 500 orang meninggal dunia. Israel juga menyerang Lebanon dengan target yang sama pada 9 November 1977, sekitar 300 orang terbunuh. Kamp-kamp pengungsi Palestina pun menjadi sasaran serangan. Pada bulan Juni 1982 terjadi serangan terhadap kamp pengungsi yang menewaskan 3.500 orang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita. Sabra dan Satila menjadi saksi bisu kekejaman Israel, saat negara itu dengan bantuan milisi Kristen Lebanon membantai lebih dari 100 orang pengungsi Palestina. Selama intifadhah ribuan rakyat Palestina terbunuh. Pembunuhan demi pembunuhan terjadi hingga saat ini. Kekejaman tiada tara ini tidak bisa dilepaskan dari peran negara-negara imperialis yang membidani kelahiran entitas penjajah ini. Kelahirannya didukung penuh Inggris. Eksistensinya dipelihara oleh Amerika Serikat dan sekutunya. Keberadaan negara Israel di jantung Timur Tengah tentu merupakan hal yang penting bagi negara-negara imperialis. Keberadaan entitas penjajah Yahudi dijadikan alat untuk berbagai kepentingan politik. Pernyataan Ezer Weizman mencerminkan hal itu: “Seandainya tidak ada Israel, maka tidak ada pihak yang mampu membantu kepentingan Kerajaan Inggris.” Sementara AS menggunakan entitas penjajah ini untuk terus menerus diliputi konflik yang menjadi alasan bagi Amerika untuk melakukan intervensi di Timur Tengah. Semua ini terjadi karena di tengah-tengah umat Islam tidak ada lagi khilafah, institusi politik yang melindungi dan menjaga nyawa umat Islam dan eksistensi wilayah negeri-negeri Islam. Barat, setelah runtuhnya Khilafah pada tahun 1924, dengan leluasa merampok, membagi-bagi, merampas, negeri-negeri Islam dengan kekayaan yang ada di dalamnya. Perlu kembali kita ingat, bahwa persoalan persoalan Palestina bukanlah urusan kelompok-kelompok di Palestina, baik itu Fatah maupun Hamas. Bukan juga sekadar masalah konflik perbatasan antara rakyat Palestina dan Yahudi. Namun ini merupakan persoalan umat Islam secara keseluruhan. Sebab, tanah Palestina adalah milik umat Islam yang dirampas. Persoalan utama Palestina itu adalah keberadaan penjajah Yahudi yang merampas tanah kaum Muslimin. Jadi perjuangan ini harus fokus dengan target mengusir Yahudi penjajah dari Palestina. Hal ini tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian. Sebab perdamaian mensyaratkan dua hal yang haram: pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan menghentikan jihad fi sabilillah melawan penjajah. Walhasil, jalan yang harus ditempuh adalah terus menerus mengobarkan perang jihad fi Sabilillah. Segala bentuk wasilah (perantara) yang mengantarkan penguasaan orang-orang kafir penjajah terhadap Palestina haram untuk ditempuh. Jalan yang mengokohkan penjajahan Yahudi seperti tawaran perdamaian, demokrasi, bantuan baik berupa hibah maupun utang tidak boleh dilakukan. Hanya saja, umat Islam sebenarnya bukan hanya menghadapi institusi penjajah yang kecil seperti Yahudi, tapi berhadapan langsung dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang mendukung entitas penjajah itu. Karena itu memang dibutuhkan kekuatan seimbang. Sebab yang kita hadapi adalah negaranegara imperialis. Kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum Muslim.Daulah Khilafah ini yang menggerakkan seluruh tentara-tentara Islam, untuk keluar dari barak-barak mereka menuju Palestina, membebaskan negeri yang dijajah itu. Di sinilah letak penting perjuangan penegakan khilafah yang diwajibkan Allah SWT. Allahu Akbar! [] farid wadjdi
4
Bagaimana tidak, sistem kebebasan yang dianut oleh negeri ini tak mencegah sumbersumber kemaksiatan.
P
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Utama
ublik Indonesia tersentak. Pembunuhan disertai tindak kekerasan seksual terjadi di sebuah kampung di Bengkulu. Ini bukan sekadar pembunuhan biasa. Korbannya adalah gadis remaja Yyn (14 tahun). Ia tidak hanya dibunuh, tapi juga diperkosa. Bukan oleh satu orang, tapi 14 orang. Bukan oleh orang dewasa, tapi oleh remaja yang hampir sebaya korban. Lebih mengagetkan lagi, ketika orang lagi ramai membicarakan kasus Yyn, sebuah pengakuan muncul dari seorang gadis kelas VII di Surabaya. Ia mengaku diperkosa oleh delapan orang. Dan lebih parah lagi, yang memerkosanya sebagian adalah anak-anak SD. Bahkan ada yang masih kelas 3 SD. Sudah begitu parahkah negeri ini? Ke mana julukan sebagai negeri yang bangsanya memiliki budi pekerti yang luhur? Nilai-nilai kebangsaan yang tinggi? Lalu di mana bekas pendidikan yang mereka dapatkan di sekolah? Mengingat mereka sebagian besar adalah pelajar? Dan masih banyak lagi pertanyaan. Yang pasti, mereka melaku-
kan tindakan itu bukan karena Islam. Catat: bukan karena Islam. Mereka bertindak biadab dan jauh dari norma kesusilaan itu karena mengadopsi sistem kufur. Mereka telah dicekoki pahampaham kebebasan yang berasal dari Barat. Sekali lagi, bukan karena mereka berpegang teguh kepada ajaran agama Islam. Terbukti dalam pemeriksaan di kepolisian, semua mengaku bahwa tindakan itu dilatarbelakangi oleh minuman keras dan narkoba. Selain itu, mereka doyan nonton film porno yang tersebar luas melalui telepon seluler. Sebagian mereka bahkan menjadi pecandu miras dan pil koplo.
Negara Bingung Kenyataan ini membuat negara bingung. Bagaimana tidak, kasus ini tergolong luar biasa karena melibatkan anak-anak di bawah umur, yang dalam definisi pemerintah yakni anak yang berusia di bawah 17 tahun. Dan ekskalasi kasusnya ternyata kian hari kian meningkat dengan melibatkan pelaku yang makin lama makin bertambah muda. Negara seperti kehilangan akal bagaimana mengatasi masalah ini. Ketika anak-anak itu tergolong di bawah umur, hukum yang ada pun sudah memberikan dispensasi karena belum dianggap dewasa. Padahal perilaku mereka sudah layaknya orang dewasa, dan dapat diduga kuat mereka sebagian adalah sudah baligh. Maka muncullah berbagai
usulan. Di antaranya adalah memperberat hukuman kepada para pelaku kekerasan seksual ini. Pemerintah sibuk menyusun Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu). Bisa dibayangkan, aturan dadakan ini hanya akan berlaku sementara karena bisa jadi ekskalasi kejahatan yang sama tak bisa diprediksi. Salah satu yang mengemuka di kalangan pemerintah adalah menerapkan hukum kebiri kepada pelaku kejahatan seksual. Dengan dikebiri harapan mereka, para pelaku bisa jera dan tidak lagi mengulangi perbuatannya. Namun rencana itu pun ditentang oleh beberapa kalangan. Soalnya, kebiri ini menurunkan hasrat seksual seorang lelaki terhadap karena hormon kewanitaan yang disuntikkan kepadanya. Masalahnya, bisa jadi hormon itu akan menjadikan pelaku menjadi kewanita-wanitaan dan ini bisa memunculkan masalah baru: suka sesama jenis. Belum lagi kalau si pelaku melampiaskan dendamnya karena perlakuan itu. Tambah berabe. Sistem hukum yang ada terbukti tak membuat orang jera. Sudah ribuan orang masuk penjara, tapi ribuan orang lain lagi yang melakukan tindakan yang sama. Hukuman maksimal 12 tahun penjara bagi pemerkosa yang tertuang dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) bukanlah momok bagi para pelaku kejahatan ini.
Terpapar Kemaksiatan Munculnya tindak kekeras-
an seksual ini tidak lepas dari paparan kemaksiatan yang massif. Bagaimana tidak, sistem kebebasan yang dianut oleh negeri ini tak mencegah sumber-sumber kemaksiatan. Minuman keras bisa didapatkan di mana saja. Narkoba bahkan sudah sampai ke desa-desa. Jangan tanya lagi soal konten porno, bukan hanya mereka yang di kota dengan akses teknologinya yang bisa menikmati. Kini orang kampung pun menjadi penikmat konten porno yang tersebar melalui telepon genggam tanpa bisa dikontrol oleh negara. Di sisi lain, negara membiarkan rakyatnya berbuat maksiat. Tak ada larangan bagi para wanita untuk membuka auratnya. Tak ada larangan bagi mereka untuk bersolek/tabarruj. Bahkan para lelaki disuguhi berbagai kontes kecantikan dari mulai tingkat daerah, nasional, bahkan dunia. Di dunia pendidikan, anakanak pun sudah diajari bergaul tanpa pembatasan. Kurikulum pendidikan tak lagi menjadikan agama sebagai acuan. Akhirnya, anak didik hidup sesuai dengan hawa nafsunya. Apalagi di televisi, setiap hari disuguhi berbagai tayangan yang bisa mendorong remaja untuk berbuat permisif—serba bebas—baik dalam pergaulan maupun yang lainnya. Semua itu menunjukkan bahwa mereka dikungkung dalam sistem rusak. Bagaimana individu-individu tidak rusak jika mereka setiap hari dipapar kemaksiatan dan tidak ada aturan
yang tegas terhadap tindakan mereka?
Solusi Islam Penerapan sistem kufur sudah jelas dan sangat nyata merusak umat. Mempertahankan ideologi kapitalisme-sekuler sama saja menjerumuskan negeri ini ke jurang kehancuran yang kian dalam. Maka, tak ada solusi lain kecuali mengganti sistem yang ada dengan sistem Islam. Kenapa Islam? Karena inilah sistem yang dibuat oleh Sang Pencipta manusia. Pasti, sistem ini akan mampu mengatur manusia dan alam semesta ini menuju kebaikan. Penerapan sistem Islam secara kaffah akan melahirkan masyarakat yang takwa. Individunya takwa, masyarakatnya takwa, dan negaranya juga takwa. Apa yang akan lahir dari semua itu? Pasti kebaikan. Walhasil, sudah saatnya negeri ini diatur dengan sistem Islam. Perubahannya pun tak perlu ditakutkan. Sebagaimana ikan akan hidup dengan nyaman ketika di air, maka rakyat di negeri ini yang mayoritas Muslim pun akan hidup nyaman di bawah sistem Islam. Hanya dengan itulah, semua jenis kemaksiatan akan hilang—termasuk kejatahan seksual yang brutal. Dan hanya dengan penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah, Islam rahmatan lil 'alamin akan terwujud secara nyata. Inilah harapan masa depan umat Islam! [] mujiyanto
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Darurat Kekerasan Seksual! Yang mengagetkan, salah satu pelakunya masih berusia 9 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD.
Para tersangka dan saksi pelaku kejahatan pemerkosaan dan pembunuhan Yyn.
“B
iadab!” Hanya kata itu yang layak disematkan kepada 14 remaja yang telah membunuh Yyn (14 tahun) —siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Padang Ulang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Bagaimana tidak, mereka tidak sekadar membunuh gadis remaja ini, tapi menganiaya korban serta memperkosanya ramai-ramai. Menurut Koordinator Divisi Pelayanan Cahaya Perempuan Women's Crisis Center (WCC) Bengkulu Desi Wahyuni, sebelum melakukan aksinya 14 tersangka berkumpul di rumah salah satu tersangka berinisial (DE) pada Sabtu (2/4). Di rumah itu mereka meminum tuak. Setelah itu mereka duduk-duduk di tepi jalan. Desi menceritakan, sekira pukul 13.31 WIB, para pelaku yang sedang berkumpul itu melihat korban pulang sendirian. Korban pulang dengan membawa alas meja dan bendera merah putih untuk dicuci persiapan upacara bendera hari Senin. Para pelaku yang melihat Yyn langsung mencegat dan menyekapnya. Kepala Yyn diduga dipukul terlebih dahulu menggunakan kayu. Kaki dan tangannya diikat, kemudian lehernya dicekik. Lalu para pelaku memerkosa Yyn secara bergiliran. Bahkan, kata Desi, ada pelaku yang diduga mengulangi perbuatannya dua hingga tiga kali. Tidak sampai di situ, jelasnya, hasil tim di lapangan pelaku kemudian memukuli korban, mengikat, dan membuang tubuh korban ke jurang. “Pelaku menutupi korban dengan dedaunan dan kembali ke rumah masing-masing. Dari
hasil visum korban sudah meninggal saat pemerkosaan sedang berlangsung,” jelas Desi kepada awak media. Di tengah publik lagi ramai membicarakan kasus Yyn, publik kembali dikagetkan dengan kasus pemerkosaan di Surabaya. Masyarakat geger karena ada pemerkosaan yang dilakukan anak-anak bau kencur. Seorang siswi kelas VII SMP mengadukan apa yang dialaminya kepada gurunya bahwa telah diperkosa oleh anak-anak yang masih ingusan beramai-ramai. Selidik punya selidik, tindakan itu benar adanya. Gadis (bukan nama sebenarnya) diperkosa delapan orang. Yang mengagetkan, salah satu pelakunya masih berusia 9 tahun dan duduk di bangku kelas 3 SD. MI, bocah ingusan ini mengaku diajak melakukan perbuatan bejat itu oleh AS yang umurnya sudah remaja. Ia menangis ketika diberi tahu bahwa perbuatannya itu akan mengantarkannya ke penjara. Otak tindakan bejat ini adalah AS. Remaja berusia 14 tahun ini membuat pengakuan yang mengagetkan pula. Ia telah sering melakukan perbuatan mesum kepada korban sejak korban masih duduk di bangku kelas 4 SD. AS bertetangga dengan korban yang tinggal di sekitar Gang Dolly—pusat prostitusi terbesar di Surabaya yang beberapa waktu lalu ditutup. Di Manado, Sulawesi Utara perkosaan menimpa V (19 tahun). Ihwal pemerkosaan itu diungkapkan ibu korban, Rina, Senin (9/5) lalu. Menurut ibu korban, sebelum diperkosa anaknya dicekoki narkoba jenis sabu. Kejadian itu berlangsung di dua tempat berbeda pada akhir Ja-
nuari 2016. Pertama di Bolangitan, Bolaang Mongondow Utara. Setelah itu korban dibawa ke Gorontalo. Di kota tersebut, kembali korban diperkosa bergiliran. Total yang melakukan perbuatan bejat itu ada 19 orang. Dua di antaranya diduga oknum polisi. Korban mengalami trauma berat sehingga tak mengenal keluarganya. Di Bogor, balita LN berumur 2,5 tahun, warga Kampung Pabuaran Tonggoh, Desa Girimulya, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, diperkosa kemudian dibunuh oleh tetangganya berinisial Bud (26).
Makin Muda Banyak orang mengelus dada melihat para pelaku pemer-
kosaan yang tergolong masih sangat muda. Dari 12 pelaku yang telah ditangkap di Rejang Lebong Bengkulu—dua masih buron—tujuh di antaranya adalah anak di bawah umur. Dari tujuh orang pelaku yang berusia di bawah umur, lima di antaranya berstatus pelajar. Sisanya merupakan remaja putus sekolah. “Paling kecil pelaku 16 tahun, paling besar 23 tahun. Jadi ada tujuh orang pelaku masih anak-anak berusia di bawah umur," kata Kasat Reskrim Rejang Lebong AKP Chusnul Qomar Selasa (3/5). Meski mereka banyak masih di bawah umur, menurut Kapolsek Padang Ulak Tanding (PUT), Iptu Eka Chandra, perilaku mereka sudah dewasa. “Kalau melihat perangai mereka sih
bukan anak-anak lagilah, tapi mau bagai-mana aturannya seperti itu. Rasa penyesalan tak ada terlihat dari para pelaku,” kata Eka. Lebih parah lagi di Surabaya, semua pelakunya adalah anak di bawah umur. Tiga di antaranya masih duduk di bangku SD dan lima lainnya duduk di bangku SMP. “Mereka tinggal di satu lingkungan yang sama, yakni daerah Kalibokor Kencana, Surabaya,” jelas Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Iman Sumantri. Tiga orang yang duduk di bangku SMP ditangkap setelah mereka 'dibiarkan' mengikuti ujian nasional di SMP. Sedangkan ada dua siswa kelas 6 SD yang akan mengikuti ujian nasional. Hingga berita ini ditulis belum diketahui bagaimana nasib kedua anak tersebut. Apakah diizinkan ikut ujian atau tidak. Melihat kasus kekerasan seksual yang menimpa anakanak di bawah umur dan pelakunya juga di bawah umur, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Indonesia saat ini darurat pornografi dan kekerasan seksual pada anak serta perempuan. “Saat ini Indonesia darurat pornografi dan perlindungan terhadap anak dan perempuan, harus dilakukan (pencegahan) dengan melibatkan semua pihak terkait,” ujar Mensos Khofifah dalam keterangan tertulisnya Ahad (15/5). [] emje
Kian Mengkhawatirkan
K
omisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) sejak 2013 telah memberikan alarm keras tentang meningkatnya gang rapel atau perkosaan kolektif oleh sejumlah pelaku, antara lain mencuatnya kasus-kasus serius yang menimpa siswi dengan pelaku kawankawan sekolahnya, perempuan diperkosa di transportasi publik, dan lainnya. Berdasarkan catatan tahunan 2016 Komnas Perempuan, kekerasan seksual yang terjadi di ranah personal, dari jumlah kasus sebesar 321.752, kekerasan seksual menempati peringkat kedua yaitu dalam bentuk perkosaan sebanyak 72 persen (2.399 kasus), dalam bentuk pencabulan sebanyak 18 persen (601 kasus), dan pelecehan seksual 5 persen (166 kasus). Sementara di ranah publik, dari data sebanyak 31 persen (5.002 kasus), jenis kekerasan terhadap perempuan ter tinggi adalah kekerasan seksual sebanyak 61 persen. Dan di ranah negara (yang menjadi tanggung jawab) terdapat kekerasan seksual dalam HAM masa lalu, tes keperawanan di institusi
pemerintah, dan lainnya. Pelaku kekerasan seksual ini pun lintas usia, termasuk anak-anak jadi pelaku. Tahun lalu, Komnas Perempuan merilis data bahwa setiap dua jam terdapat tiga perempuan menjadi korban kekerasan seksual di Indonesia. Ini berarti, ada 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya. Komnas Perempuan mengidentifikasi kekerasan seksual memiliki 15 bentuk, yaitu: perkosaan, intimidasi seksual termasuk ancaman atau percobaan perkosaan, pelecehan seksual, eksploitasi seksual, perdagangan perempuan untuk tujuan seksual, prostitusi paksa, perbudakan seksual, pemaksaan perkawinan, termasuk cerai gantung, pemaksaan kehamilan, pemaksaan aborsi, pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi, penyiksaan seksual, penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual/diskriminatif, praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan, dan kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama.[] emje
6
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Utama
Mengapa Mereka Tega? “Mereka (pemerkosa gadis 14 tahun) menonton video porno, minum arak atau tuak. Kemudian melakukan tindakan ruda paksa dengan ajakan orang dewasa."
S
ebelum melakukan perbuatan bejatnya membunuh dan memperkosa Yyn (14), 14 pemuda pelaku pemerkosaan itu mabuk tuak. “Mereka membeli tuak setelah mengumpulkan uang Rp 40 ribu dan membeli tuak di Belumai II,” kata Kapolres Rejang Lebong, AKBP Dirmanto. Kawasan itu memang menjadi salah satu penghasil tuak. Bahkan, minuman ini konon sudah menjadi minuman seharihari di sana. Produksinya dijual ke kota dalam wadah jerigen dan diangkut motor. Selain mabuk tuak, ternyata para pelaku ini sudah terbiasa menonton film porno. Mereka menonton tontonan itu di telepon genggam. “Saya tidak sedang berteori, mereka (pemerkosa gadis 14 tahun) menonton video porno, minum arak atau tuak. Kemu-
dian melakukan tindakan ruda paksa dengan ajakan orang dewasa,” ujar Menteri Sosial Khofifah Indarparawansa saat berkunjung ke makam Yyn beberapa waktu lalu. Latar belakang pelaku pemerkosaan di Surabaya pun ternyata hampir sama. Berdasarkan pengakuan mereka di hadapan polisi, di antara tersangka mengaku sering menggunakan obat double L atau yang sering dikenal dengan sebutan pil koplo. Bahkan, saat melakukan pemerkosaan pada korban, tersangka menggunakan pil koplo. “Korban berulangkali diberi pil koplo. Setelah itu, baru diperkosa berulang kali oleh tersangka,” jelas Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni, Kamis (12/5). Sebelum menjalankan aksinya, tersangka AS selalu mengajak makan dan minum korban.
Tapi, minumannya itu diberi pil koplo tidak sedikit. Agar tidak diketahui korban, kalau ada pil koplo. “Tersangka AS ini melakukan pemerkosaan tidak terhitung,” jelas Yeni. Mereka juga sudah biasa menonton film porno. Tersangka paling kecil mengaku menonton film porno ini di warung internet (Warnet). “Warnetnya dekat rumah di Jalan Kali Bokor,” ujar MI.
Buah Sistem Liberal Praktisi hukum Mahendradatta menilai, kekerasan seksual ini adalah cerminan dari masyarakat liberal yang semakin permisif. Dalam masyarakat liberal, urusan pornografi atau masalah yang berkaitan dengan seksualitas selalu dibilang itu urusan masing-masing, atau urusan pribadi. “Bahkan ada agamawan yang bukan dari Islam, bahwa
Dampak Buruk Sosial Media
S
ebelum era sosial media berkembang pesat seperti sekarang, dunia internet menjadi yang terdepan. Saat itu penyebaran konten internet pun bisa dikatakan terbatas, yakni terbatas pada komputer/laptop yang tersambung ke akses internet. Begitu muncul smartphone/gadget, semuanya berubah total. Semua orang bisa mengakses internet di mana pun dan kapan pun dengan bebas. Di satu sisi kondisi ini sangat menguntungkan karena memudahkan akses ke mana pun. Tapi di sisi lain, ini ada bahaya sangat besar karena hal-hal negatif pun begitu mudah diakses dan disebarkan. Ditambah lagi kini berkembang media sosial. Antar satu orang dengan orang lain bisa berbagi konten apapun, tanpa bisa dikontrol. Maka penggunaan media sosial tanpa bijak di tangan orang yang memiliki ketakwaan yang rendah akan memunculkan bahaya. Tak aneh, tahun 2013 lalu menurut catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia menempati urutan pertama terbesar dalam mengakses pornografi. Dari sisi anak dan remaja yang baru dalam proses pematangan seksual, pornografi dapat
mendorong mereka mencoba-coba sehingga memunculkan perilaku penyimpangan seksual. Rangsangan yang terus-menerus dari media sosial bisa mendorong mereka melampiaskan nafsu seks mereka kepada siapa saja. Salah satu wujudnya adalah eksploitasi kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak. Kasus di Bengkulu, maupun di Surabaya menjadi bukti nyata bagaimana pengaruh pornografi itu bagi anak-anak. Secara proses, kecanduan pornografi dimulai dari melihat gambar yang ringan, seperti gambar iklan sabun, iklan parfum atau iklan apapun yang menunjukkan keindahan tubuh wanita. Tanpa disadari orang ingin melihat kembali gambar yang sama, karena ketika melihat pornografi orang merasa senang dan nyaman. Perasaan ini muncul akibat keluarnya cairan kimia otak secara alamiah yang bernama Dopamin. Dalam tahap inilah orang sudah mulai kecanduan. Ketika kecanduan dimulai orang akan mengalami tahapan penurunan kepekaan dan peningkatan keinginan untuk melihat pornografi dan seterusnya timbul dorongan untuk meniru apa yang pernah dilihatnya. Waspadalah![] emje
urusan seksual ini masalah kamar saja tidak perlu dicampuri, bahkan dia membela LGBT, bahkan ada seorang profesor keblinger yang mengatakan bahwa suka sesama jenis itu boleh saja, asal suka sama suka. Nah, hal yang semacam inilah yang membentuk pola pikir masyarakat mengenai masalah seksual itu menjadi biasa saja, jadi pada saat perempuan yang sebagai pihak yang lemah mengatakan “tidak”, itu dianggap pura-pura,” kata Mahendradatta. Juru bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Iffah Ainur Rochmah menilai, berbagai kasus kekerasan seksual ini tak lepas dari sistem hidup yang diterapkan di negeri ini, selain karena faktor ketakwaan individu yang kian luntur. Pemerintah, menurutnya, masih setengah hati dalam merespon pornografi, peredaran minuman keras, maupun kekerasan seksual. Buktinya, masalah itu baru sekadar wacana dan tak terwujud di lapangan. Pornografi dan pornoaksi pun tetap bisa berkembang atas nama kebebasan. Demikian pula miras bisa didapatkan di mana-mana karena aturannya membolehkan. “Inilah negeri kita hari ini di bawah kungkungan sistem yang sangat liberal, sangat kapitalistik. Padahal sudah jelas dampaknya kepada masyarakat sangat buruk, korban dan pelakunya semakin dini usia tetapi itu pun saya lihat pemerintah tidak akan melakukan perubahan yang mendasar. Tidak akan ada regulasi yang menghapus tuntas kemaksiatan atau bisnis-bisnis yang berdampak pada kasus seperti di Bengkulu,” jelasnya.
Hukum Lemah Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) sebenarnya telah mengatur mengenai tindak pidana perkosaan atau verkrachting. Ketentuan yang menga-
tur mengenai bentuk perbuatan dan pemidanaannya terdapat dalam pasal 285 KUHP. Dirumuskan dalam pasal tersebut : “Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar pernikahan, diancam karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.” Namun, fakta menunjukkan, kekerasan seksual bukannya menurun dengan banyaknya orang yang masuk penjara. Sebaliknya, data menunjukkan jumlah kekerasan seksual cenderung meningkat. Ini membuktikan bahwa hukum yang ada tidak memiliki sifat menjerakan. Orang tak takut lagi dengan ancaman hukuman yang ada yakni dipenjara. Kondisi ini sangat disadari oleh pemerintah. Makanya, pemerintah merasa perlu untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) tentang Perlindungan Anak. Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani seusai memimpin rapat koordinasi tingkat menteri terkait rencana penerbitan Perppu tersebut menjelaskan, pemerintah sepakat untuk memperberat hukuman bagi pemerkosa, khususnya pelaku kekerasan seksual terhadap anak. “Semua kementerian/lembaga sudah sepakat bahwa akan diberikan pemberatan hukuman maksimal kepada para pelaku pemerkosaan atau pencabulan,” terang Puan di Jakarta, Selasa (10/5). Selain pemberatan kepada pelaku, pemerintah akan mempublikasikan identitas pelaku kepada masyarakat umum. Langkah ini diharapkan pelaku mendapatkan efek jera karena mendapatkan hukuman sosial.[] emje
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Utama
7
Islam Kaffah, Solusi Tuntas Mempertahankan ideologi kapitalisme-liberal berarti melanggengkan Indonesia dalam cengkeraman asing, tidak bisa mandiri, dan menuju jurang kehancuran budaya.
I
slam memiliki sistem yang bila diterapkan secara sempurna akan bisa melindungi siapapun yang hidup di dalamnya—baik Muslim maupun non Muslim. Penerapan Islam secara kaffah akan mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin. Sejak 14 abad yang lalu, Islam telah melarang orang untuk minum minuman keras, meski hanya setetes. Larangan ini sangat tegas, demi untuk menjaga akal manusia agar tidak rusak. Termasuk di dalamnya adalah narkoba. Maka segala hal yang terkait dengan benda haram itu dilarang, mulai dari memproduksi, mengedarkan, hingga mengonsumsinya. Sehingga tidak ada dalih sedikitpun untuk bermuamalah dengan benda haram ini. Sudah lazim diketahui, akal yang rusak akan mengantarkan yang bersangkutan melakukan tindakan yang tidak terkontrol dan cenderung mengikuti hawa nafsunya. Mereka tak lagi bisa melihat benar dan salah, baik dan buruk. Akibatnya, mereka pun bisa mendzalimi bahkan membunuh orang lain hanya karena perkara sepele. Melalui larangan minum miras dan mengonsumsi narkoba ini, maka akal manusia akan terjaga. Akal yang terjaga akan menjadikan manusia berjalan sesuai dengan perintah dan larangan Allah SWT. Sanksi tegas berupa cambuk bagi peminumnya dengan 80 kali cambuk. Begitu juga tontonan yang bisa merusak akal juga diharamkan, seperti film, gambar dan aksi porno. Orang yang memproduksi, mengkonsumsi dan mendistribusikannya pun diharamkan, dan akan dikenai sanksi. Dengan begitu, akal manusia pun terjaga. Selain itu, penerapan Islam secara kaffah akan mewujudkan terpeliharanya jiwa. Islam tidak memberikan toleransi sedikit-
pun terjadi pembunuhan atas manusia tanpa hak. Nyawa manusia sangat dilindungi dalam Islam sehingga lenyapnya dunia dan seisinya lebih ringan di sisi Allah daripada terbunuhnya seorang Muslim. Makanya, sanksi yang sangat keras bagi para pelaku pembunuhan yakni berupa qishash akan menjerakan orang lain untuk berbuat yang sama. Orang yang membunuh akan dihukum mati, kecuali jika keluarganya memaafkan—itu pun harus membayar diyat 100 ekor unta (40 di antaranya unta bunting). Bukankah ini sangat adil? Sistem hukum yang adil ini akan mampu menjaga jiwa manusia. Lebih dari itu, sanksi yang keras akan mencegah manusia lainnya untuk melakukan perbuatan yang sama. Bila semua orang tak berani berbuat jahat kepada orang lain, bisa dibayangkan apa yang terjadi? Ketenangan dan ketentraman masyarakat. Dalam sistem Islam, negara membentuk secara sistematis ketakwaan individu dan masyarakat. Caranya dengan menanamkan akidah Islam secara benar kepada seluruh anak didik sejak mereka berada di sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Selain itu, interaksi antar anggota masyarakat diatur dengan syariah Islam. Demikian pula negara menerapkan hukum Islam secara adil kepada seluruh warga negara. Perpaduan ketakwaan individu, masyarakat, dan negara menjadi jaminan terwujudnya masyarakat yang islami secara hakiki.
Ancaman: Liberalisme Tanpa penerapan syariah Islam secara kaffah terbukti Indonesia terjerumus dalam jurang keterpurukan. Negeri yang kaya raya ini ternyata rakyatnya
hampir setengahnya dalam kondisi miskin. Sumber daya alam yang melimpah telah dikuasai asing. Secara sosial, dengan paham kebebasan, masyarakat lambat laun menjadi rusak. Maraknya pornografi dan pornoaksi adalah buah dari sistem kebebasan itu. Gaul bebas dan seks bebas telah menjadi budaya baru. Akibat liberalisme pula Indonesia dipecah belah. Timor Timur akhirnya lepas dari kesatuan wilayah Indonesia akibat sistem demokrasi. Bahkan beberapa daerah saat ini sedang berusaha melepaskan diri dari Indonesia dengan prinsip kebebasan menentukan nasib sendiri. Dengan paham liberal pula, kaum Muslim dikuasai oleh orang-orang kafir. Mereka tidak hanya menguasai secara informal tapi sudah masuk dalam kekuasaan negara. Dengan dalih demokrasi, mereka dengan seenaknya memaksakan berbagai aturan yang tak sesuai dengan aspirasi mayoritas Muslim di
Indonesia. Aturan perundang-undangan pun tak luput dari intervensi asing karena prinsip demokrasi. Para pengusaha pun bisa berbuat apa saja karena pengaruhnya terhadap kekuasaan politik di negeri ini gara-gara kemampuan mereka memengaruhi secara finansial. Walhasil, secara fakta, ideologi kapitalisme-liberal bukan saja mengancam tapi telah menghancurkan dan merusak negeri ini. Sistem yang dibangun oleh ideologi ini terbukti tak mampu menjadikan Indonesia digdaya dan disegani dunia. Sebaliknya kian terpuruk menjadi negara yang dihinakan negara lain.
Ganti Sistem Dalam situasi seperti ini, menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M Ismail Yusanto, mempertahankan ideologi kapitalisme-liberal berarti melanggengkan Indonesia dalam cengkeraman asing, tidak bisa mandiri, dan menuju jurang kehan-
curan budaya. Sementara pindah ke sistem sosialis-komunis berarti bunuh diri karena sistem itu terbukti gagal dan telah hancur. Maka, ia menegaskan, pilihan satu-satunya sistem yang bisa mewujudkan perubahan hakiki hanya sistem Islam. “Inilah satusatunya sistem yang akan membawa rahmatan lil'alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang dan yang akan datang,” tandasnya. Dengan syariat Islam, paparnya, seluruh aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang benar. Dampaknya, ekonomi akan tumbuh, stabil dan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. Dengan syariah pula akan terwujud sistem pendidikan dan budaya yang akan membentuk SDM yang beriman dan bertakwa serta mampu menjawab tantangan kemajuan zaman. Dan dengan kekuatan khilafah, penjajahan baru dalam segala bentuknya bisa dihentikan dengan segera.[] mj
Apalagi Alasan Menolak Syariah?
S
atu-satunya sistem kehidupan yang belum pernah diterapkan secara kaffah di Indonesia adalah sistem Islam. Sistem sosialismekomunisme pernah berjaya di masa awal kemerdekaan Indonesia yakni di masa Orde Lama. Setelah itu, Indonesia berubah haluan ke ideologi kapitalismeliberal dengan berbagai wujudnya. Hasilnya? Sistem itu gagal. Bukannya Indonesia bertambah baik, justru sebaliknya bertambah buruk. Secara logika sederhana, masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim akan sangat mudah menerima syariah Islam. Apatah lagi sangat jelas bahwa sistem Islam akan membawa kebaikan. Bukankah aturanaturan Islam berasal dari Yang Maha Benar dan Maha Adil. Lalu apa yang diberatkan dari sistem ini? Walhasil, tidak ada alasan lagi sebenarnya
menolak syariah Islam, orang kafir sekali pun. Maka, hanya orang yang memusuhi Islam dan antek musuh Islam-lah yang menentang penerapan syariah Islam secara kaffah dalam sistem khilafah. Termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang selama ini melanggar aturan Islam, apakah para koruptor, bandit, pezina, maling, perampok, penipu, pembunuh, pemerkosa dan konco-konconya. Orang-orang baik, para ulama, tokoh masyarakat, dan siapapun yang menginginkan kebaikan dunia dan akhirat pasti menerima penerapan syariah Islam tanpa keberatan sedikitpun. Bahkan merekalah yang berada di garda terdepan demi terwujudnya Islam rahmatan lil 'alamin melalui penerapan syariah Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.[] mj
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Mursyidah Thahir, Ketua PP Muslimat NU
Negara Harus Memberlakukan Hukum Hudud! Selain keluarga yang harus mendidik anak-anaknya dengan baik, lingkungan yang baik, negara pun harus menerapkan sanksi yang tegas agar pelaku kriminal temasuk pemerkosaan dan pembunuhan seperti kasus di Bengkulu dan lainnya tidak terulang. Karena selama ini penjara tidak menjadikan mereka jera dan membuat orang lain takut untuk melakukan hal yang sama. Malah semakin hari, para pelakunya semakin belia. Oleh karena itu, negara harus memberlakukan hukum hudud. Begitulah benang merah perbincangan wartawan tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Ketua Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Mursyidah Thahir. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda dengan tragedi pemerkosaan dan pembunuhan di Bengkulu, Manado, Garut, dll? Itu luar biasa kejam, sadis, tidak berprikemanusiaan. Mengapa kekejaman tersebut seringkali terjadi, bahkan pelaku dan korbannya makin hari makin belia? Anak-anak kita memang sekarang semakin kurang terarah. Pendidikan di rumah sangat lemah, sementara di lingkungan arus yang menjerumuskan jauh lebih kuat. Kondisi sekarang seperti itu. Bagaimana agar pendidikan di rumah lebih kuat? Dalam Islam banyak tuntutan untuk keluarga Muslim yang bisa membuat anak itu tercegah terjerumus ke dalam kenakalan yang luar biasa. Orang tua harus segera mencari tahu bila anaknya belum pulang sesuai jadwal sekolah. Di rumah juga harus ada kegiatankegiatan yang disepakati tetapi harus dilakukan dengan gembira. Misalnya, tadarus bersama, makan bersama, shalat berjamaah ibu dengan anak-anak perempuannya. Itu semua bisa memudahkan mengontrol, dan anak-anak juga terlibat ke dalam suasana yang menenangkan dan menyenangkan. Jangan mengesankan agama itu memaksakan dan tidak menyenangkan. Contohnya? Pengalaman saya pribadi
ya. Anak-anak waktu kelas satu hingga kelas tiga SD, saat-saat mulai ditanamkan akidah, ibadah dan akhlak yang kuat. Karena orang tua sama-sama kerja, maka shubuh dan maghrib shalat berjamaah di rumah. Tapi diupayakan agar anak tidak merasa dipaksa. Mereka itu maunya dimanja, maka sebelum shalat, sajadahnya sudah kita bentangkan untuk imam dan empat untuk makmum. Sejadahnya yang bagus-bagus, merah-merah. Mereka kan senang melihatnya. Kita tidak nyuruh sholat, kita diam saja, di depan sambil mengaji dikeraskan. Mendengar itu, mereka menghampiri, sebelumnya memang sudah dikasih tahu tata cara shalat dan juga wudhu. Melihat sajadah yang menarik itu, anak-anak berebut ambil air wudhu lalu siap-siap ikut shalat. Ternyata tanpa dikomando anak-anak itu tertarik. Mereka merasa dilayani, senang kumpul bareng ibunya. Berbeda dengan ketika saya kecil. Orang tua saat itu kalau menyuruh anaknya shalat, mengayun-ayunkan sapu lidi, “Ayo kalau tidak shalat digebuk pake ini” . Kita ketakutan, langsung ke kamar mandi, bukannya wudhu tetapi cuma cuci muka dan kakinya dicuci. Pura-pura wudhu saja. setelah itu masuk kamar, pura-pura shalat. Di kamar cuma ngelap muka dan ngelap kaki biar kelihatan kering. Sudah sepuluh menit keluar kamar. Terus ditanya, “Sudah shalat?” kita jawab, “Sudah.”
Kondisi anak-anak sekarang pada umumnya seperti apa? Tidak berpendidikan madrasah, jauh dari masjid, sekolahnya SD. Sedangkan ibunya kurang mendidik. Kalau pun mendidik dengan cara yang tidak menyenangkan. Itu membuat jiwa anak kering. Anak meras kering di rumah, tidak merasa terhibur dengan pendidikan di rumah. Maka, anak akan mencarinya di luar. Di luar, kita tahu lingkungannya seperti apa? Bertemulah si anak dengan teman-temannya yang juga kering semua, mudah terbakar. Mereka tidak mampu menyaring pengaruh luar mana yang baik mana yang buruk. Antara kekuatan batin dan godaan lingkungan itu tidak seimbang. Di lingkungan, narkoba dan miras mudah didapatkan juga... Iya, hati orang-orang sudah tidak punya sinyal, sinyalnya mati. Hati tidak bisa lagi menangkap sinyal keburukan. Sehingga mabuk ya mabuk, tidak tahu atau tidak peduli risikonya apa. Setiap teler lalu berbuat onar juga tidak nyadar. Ketika memperkosa orang juga tidak merasa itu kejam. Jadi hati itu sinyalnya sudah mati, tidak ada lagi perasaan ini kejam atau tidak, rasa kasihan, rasa iba itu sudah hilang. Apa yang membuat sinyal hilang? Pertama, dari pergaulan. Kedua, tidak mendapatkan bekal pendidikan akidah dan akhlak yang cukup di rumah dan
sekolah. Ketiga, ditambah lingkungan yang menghalalkan segala keharaman termasuk narkoba dan miras. Jadi mereka berada dalam pusaran keadaan lingkungan yang mengacakacak pikiran dan hati sehingga anak-anak tidak bisa membedakan halal-haram. Sekadar merasa “ini menyakiti orang lain apa tidak” saja sudah tidak bisa lagi. Yang penting dirinya merasa senang ya? Senangnya juga senang semu. Lalu ketika ditangkap, itu ketika ditanya polisi senyumsenyum saja, padahal sudah memperkosa dan membunuh. Itu menunjukkan akal sehatnya sudah tidak berfungsi. Sangat memprihatinkan. Dari sisi hukuman yang diterapkan negara bagaimana? Yang ada, penjara sepuluh tahun karena pelakunya dianggap masih anak-anak. Bagaimana pendapat Anda dengan hukum Islam yang mencambuk pelaku pemerkosaan dan menghukum mati pelaku pembunuhan? Memang negara harus memberlakukan hukum itu. Karena selama ini penjara tidak menjadikan mereka jera. Penjara itu tidak menghentikan kekejaman-kekejaman, malah pelaku kekejaman semakin hari semakin belia. Pendek kata, pemerintah memberlakukan hudud dalam Alquran boleh-
boleh saja. Boleh-boleh saja? Maksudnya, sah, tidak melanggar HAM begitu lho. Karena banyak orang menganggapnya itu melanggar HAM. Orang-orang sekarang memang begitu. Tidak takut dosa, tidak takut neraka, tidak takut Tuhan. Jangan-jangan mereka menganggap itu semua tidak ada. Apa karena itu semua akibat diterapkannya kapitalisme dan liberalisme? Dua-duanya sih. Tapi meskipun sekarang zaman liberalis, zaman kapitalis, kalau keluarga-keluarga mapan dengan keimanan dan ketakwaan, tidak terpengaruh bahkan bisa melawan liberalis, melawan kapitalis yang sangat menghancurkan itu. Jadi keluarga-keluarga seperti ini yang bisa membalik keadaan sekarang. Keluarga baik-baik seperti ini yang sekarang diharapkan dapat mendakwahi keluargakeluarga yang kering yang menutup aurat dengan baik juga tidak, shalat saja ya jarangjarang. Anak-anak muda yang baik-baik ini diharapkan dapat menyentuh mereka yang kering dengan dakwahnya. Karena yang sekarang jadi korban itu anak-anak muda, anak-anak muda yang baik-baik ini dengan bahasa anak mudanya, dan gaya anak mudanya mendakwahi mereka. Sekarang memang perlu banyak kader keluarga dan anak muda yang baik-baik untuk melakukan itu semua.[]
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Iffah Ainur Rochmah, Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia
Respon Pemerintah Setengah Hati Selain ketakwaan individu dan kontrol dari masyarakat, yang tak boleh dilupakan adalah negara yang menerapkan syariah Islam secara kaffah. Ketiga pilar itulah yang membuat Islam hadir memberikan rahmatan lil ‘alamin. Namun karena negaranya menerapkan demokrasi, maka kerusakanlah yang terjadi. Masyarakat semakin liberal, kejahatan seksual semakin brutal. Di seputar itulah wartawan tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Iffah Ainur Rochmah. Berikut petikannya.
Bagaimana tanggapan Anda dengan kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan remaja oleh belasan remaja di Bengkulu dan tempat lainnya? Ini persoalan serius yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Bila dulu sudah disebut darurat kejahatan seksual, kalau sekarang kondisinya sudah gawat darurat. Maka penyelesaiannya harus tuntas. Semua pihak harus terlibat untuk memberikan perhatian serius kepada akar persoalannya dan solusi yang tuntas. Bukan kepada beberapa aspek yang tampak sebagai pemicu persoalan saja. Apakah ini kesalahan faktor individu atau terkait erat dengan sistem yang diterapkan? Ini kombinasi antara lemahnya ketakwaan individu dan sistem. Individunya lemah iman dan tidak bisa membentengi dirinya dari kemaksiatan. Dalam kasus Bengkulu, mulai dari tidak mampu menahan diri dari minuman keras. Padahal dalam Islam, minuman keras itu kan dipandang sebagai induknya kriminalitas. Nah, benar saja, setelah mabuk, dia tidak bisa mengontrol dirinya, karena hilang akal, berikutnya terjadilah kemaksiatan-kemaksiatan, seperti memperkosa lalu membunuh. Tetapi bagaimana masyarakat, dalam kasus ini anak-anak usia sekolah dengan mudah mendapatkan miras? Mengapa masyarakat tidak bisa mencegah mereka meminum minuman keras? Bahkan itu dilakukan beramai-ramai. Berikutnya ketika anak-anak usia sekolah ini memperkosa lalu membunuh korban, mengapa tidak ada yang bisa melindungi
korban dari kekerasan orangorang yang mabuk ini? Soal regulasi minuman keras; soal mudahnya mereka mengakses situs porno; masalah serupa juga terjadi di banyak daerah. Nah, itu semua kan soal absennya negara memberikan perlindungan kepada rakyat. Maka, ini jelas terkait erat dengan sistem yang berlaku. Jadi pada kasus ini, bagaimana korban pulang sekolah, melewati jalan yang biasanya dia lewati untuk sampai rumahnya, tetapi kemudian mendapatkan tragedi semacam itu. Jelaslah ini kombinasi persoalan baik persoalan individu, masyarakat yang abai mengontrol, bahkan negara yang gagal memberikan keamanan kepada warganya. Bukankah negara juga sudah berupaya mengatasi masalah miras, pornografi dan kini tengah menggodok RUU Kekerasan Seksual? Kalau kita lihat, pemerintah setengah hati merespon persoalan ini. Tapi berbagai kementerian bereaksi keras terhadap kasus Bengkulu bahkan Presiden Jokowi mengatakan pelaku harus dihukum seberatberatnya, harus ada upaya perlindungan kepada perempuan dan anak-anak... Itu hanya pernyataan normatif saja. Karena yang dibutuhkan oleh masyarakat bukan hanya pernyataan kecaman dari pejabat-pejabat negara atau pun pucuk tertingga pejabat di negeri ini. Rakyat butuh hadirnya sebuah sistem perlindungan yang akan memberikan pencegahan bagi terulangnya kasus-kasus serupa. Kemudian kalau pun ada orang yang melakukan tindakan seperti
itu, maka diberi sanksi yang tegas sehingga menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk tidak melakukan hal yang sama. Tetapi itu kan tidak terjadi. Bukti lainnya bahwa pemerintah setengah hati? Bagaimana pemerintah bisa mengatakan ini tamparan bagi dunia pendidikan karena pelaku pemerkosaan dan pembunuhan secara beramairamai ini adalah anak-anak sekolah? Tetapi apakah ada evaluasi pendasar kurikulum pendidikan kita yang memang tidak mampu menghasilkan sosok-sosok yang berkepribadian baik atau berkepribadian Islam, khususnya. Itu kan tidak ada. Bahkan kurikulum yang terbaru Kurikulum Nasional (2016), dikhawatirkan malah melahirkan generasi yang semakin liberal. Mengapa? Karena nilai-nila agama semakin dipinggirkan. Bahkan setengah hati juga ditunjukkan oleh pemerintah kepada pemicu langsung masalah ini yakni minuman keras dan kepornoan. Bukannya pemerintah mengatakan memberantas pornografi? Yang mana yang disebut memberantas pornografi ini? Kalau mengatur supaya semua aspirasi yang dimunculkan berbagai pihak tertampung, itu iya. Karena prinsip kebebasan (liberal) masih jadi pijakan. Sehingga yang ingin porno tidak boleh dibatasi haknya, yang ingin dapat untung dari bisnis porno seperti televisi, majalah, prostitusi online ditampung keinginannya. Bahkan pemerintah juga tidak ingin kehilangan pajak dari bisnis ini terutama dari media massa.
Kalau pemerintah mengatakan memberantas miras? Ya, tapi faktanya kan tidak memberantas total. Karena prinsip liberal tadi, pemerintah tetap akan memberikan celah kepada peredaran minuman keras dan produksi minuman keras. Karena dari situ juga pemerintah bisa menarik pajak. Maka yang akan dilakukan hanyalah mengatur supaya regulasinya lebih mengakomodir berbagai kepentingan itu termasuk dengan dalih sebagai daya tarik wisatawan asing. Inilah negeri kita hari ini di bawah kungkungan sistem yang sangat liberal, sangat kapitalistik. Apa-apa dihitung dengan untung dan rugi secara materi. Padahal sudah jelas dampaknya kepada masyarakat sangat buruk, korban dan pelakunya semakin dini usia tetapi itu pun saya lihat pemerintah tidak akan melakukan perubahan yang mendasar. Tidak akan ada regulasi yang menghapus tuntas kemaksiatan atau bisnis-bisnis yang berdampak pada kasus seperti di Bengkulu tadi. Lantas sistem macam apa yang bisa tegas kepada kemaksiatan? Sebuah sistem politik atau negara yang berdasarkan Islam. Karena negara berdasarkan Islam ini patokannya jelas. Kedaulatan ada di tangan hukum syara', bukan ada di tangan rakyat. kalau di tangan rakyat (demokrasi), undang-undang yang dibuat kan dinegosiasikan dengan para legislator (DPR), eksekutif dan kepentingan di luar keduanya. Jadi sangat kompromistis dan sangat subyektif, sangat liberal. Jadi kita membutuhkan sistem Islam. Ini untuk membangun individu-individu yang bertakwa. Benteng takwa itu harus diwujudkan dengan
pendidikan keluarga maupun kurikulum sekolah. Tapi hari ini, itu sulit diwujudkan. Mengapa? Karena kalau negara membuat regulasi baru, UU yang muncul itu tidak sesuai dengan yang dituju yaitu lahirnya individu-individu yang bertakwa. Demikian juga soal bagaimana negara menutup semua pintu kemaksiatan, itu tidak mungkin diwujudkan dalam sistem yang berlaku sekarang ini. Jadi perbincangan di kalangan intelektual, di kalangan mereka-mereka yang peduli kepada masyarakat yang baik, kepada masyarakat yang bermartabat itu hanya berhenti di level perbincangan. Tidak bisa diwujudkan oleh sistem yang berlaku sekarang. Karena itu, Islam harus segera hadir memberikan gambaran utuh, memberikan solusi tuntas secara logis yang dibutuhkan. Dan itu sebenarnya bisa benar-benar hadir dan ditegakkan oleh negara yang berdasarkan syariah yakni khilafah Islam. Kalau dalam khilafah, pelaku kasus di Bengkulu akan dihukum mati? Para pelaku pemerkosaannya karena belum menikah memang tidak dihukum rajam, tetapi dicambuk seratus kali. Sedangkan untuk pembunuhannya terhadap korban itulah yang mengharuskan semua yang terlibat dalam pembunuhan tersebut di-qishah (dihukum mati), ketika tidak ada permaafan dari ahli warisnya. Dan keluarga korban sudah menyatakan tidak terima dengan pembunuhan yang dilakukan, kalau dalam kacamata Islam, memang betul, para pelakunya itu harus dihukum mati. []
10
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Aspirasi
Mereka Bicara
Tragedi Kejahatan Seksual Zulia Ilmawati, Psikolog
Harus Ada Langkah Preventif dan Kuratif Kasus pemerkosaan baik pelaku dan korbannya terbilang remaja sangat memprihatinkan, seperti gunung es, yang tidak terungkap jauh lebih banyak. Salah satu penyebab tindak kejahatan seksual adalah maraknya pornografi, selain miras, dan narkoba. Dan hampir sebagian pelaku tindak kejahatan seksual melakukan aksinya setelah melihat pornografi, minum minuman keras atau narkoba. Akses pornografi sekarang ini sangat mudah didapat dan dinikmati semua kalangan. Apalagi pada usia muncul kematangan seksual seiring dengan tumbuh kembang anak. Jadi tidak mengherankan jika kemudian para pelaku dan korban semakin muda usia. Harus ada langkah preventif dan kuratif. Langkah preventif setidaknya ada dua. Pertama, menanamkan ketakwaan, kesadaran, dan pemahaman, pada anak terkait dengan dorongan seksual sebagai bagian dari manisfestasi naluri manusia yang secara fitrah akan muncul jika ada rangsangan, dan bagaimana seharusnya menyalurkannya yang sesuai dengan syariat Islam. Kedua, menghilangkan konten pornografi dan segala hal yang bisa memudahkan untuk memunculkan rangsangan. Sedangkan langkah kuratifnya, memberikan hukuman yang setimpal bagi para pelaku tindak kejahatan seksual. Sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya. Kedua langkah ini hanya bisa dilakukan jika ada sistem dan negara yang menegakkannya.[] Yunahar Ilyas, Ketua PP Muhammadiyah
Hukum Islam Sebuah Solusi Ya kita, sangat prihatin, sedih, dan kecewa dengan kasus kejahatan seksual yang sangat keji seperti kasus di Bengkulu dan berbagai tempat. Tetapi pertama, kita harus pelajari apa penyebabnya. Yang pertama adalah miras. Jadi mereka mabuk, terus otaknya sudah tidak bekerja dengan baik. Karena pengaruh minuman keras tersebut, mereka bisa berzina bahkan membunuh. Oleh sebab itu, sudah saatnya pemerintah menghentikan peredaran minuman keras, bukan membatasi-membatasi lagi, tapi dihentikan. Yang kedua, adalah narkoba, jadi perang melawan narkoba ini harus digiatkan betul. Kemudian yang ketiga adalah pornografi, seperti pelaku-pelaku yang mengaku tahu (video porno) itu dari warnet, dan ini memang bahaya besar. Jadi semuanya harus bergerak dari keluarga, lingkungan, ketua RT dan RW, terutama pengusaha-pengusaha warnet itu, harus diawasi, kan bisa ada caranya. Kemudian kebebasan bergaul, jadi sekarang ini pergaulan laki-laki dan perempuan sudah tidak ada batasnya. Ditambah lagi dengan kurangnya pengawasan dari orang tua, dari lingkungan. Nah itu semua lah penyebab kasus-kasus ini terjadi. Jadi kasus Bengkulu ini hanyalah puncak gunung es saja, nanti semakin lama semakin banyak itu yang terungkap. Tentang hukuman, memang ini ada dua hal, satu pelakunya ini anak-anak, nah hukum KUHP kita dan Islam itu berbeda, kalau dalam Islam itu ukuran baligh itu bukan hanya
umur, akan tetapi dari sisi biologis dan mental berpikirnya, kalau KUHP kita kan umur dewasa itu setelah 17 tahun. Sedangkan hukuman kebiri itu mungkin tujuannya baik, tapi tidak akan efektif. Apakah dengan kebiri itu akan menghentikan kejahatan seksual dia? Kan kejahatan seksual itu bukan hanya dengan alat kelamin, bahkan mungkin akan menimbulkan dendam dan keganasan yang lain. Dan menurut ahli, kebiri itu bisa merubah watak laki-laki menjadi perempuan. Jadi saya tidak setuju hal tersebut. Hukum Islam jelas menjadi sebuah solusi, tapi Islam itu adalah sebuah sistem, kalau yang satu dijalankan dan yang lain nggak, ya, tidak efektif juga.[] Mahladi, Ketua Biro Humas PP Hidayatullah
Faktor Individu dan Sistem Seseorang melakukan kejahatan seksual itu dari dua faktor, faktor internal dan eksternal. Faktor internal, contohnya keimanan yang terdapat di individu. Nah, faktor eksternal yaitu sistem, jadi sebuah sistem yang memungkinkan mereka melakukan kejahatan, misalnya longgarnya aturan, dan tidak diterapkannya sanksi. Itu semua menunjukkan bagaimana lemahnya sistem yang ada di sekitar pelaku. Solusinya adalah mengganti sistem dengan sistem yang lebih sempurna. Di dalam Islam, sistem yang sempuna itu kita sebut syariah Islam. Syariat Islam inilah yang kita yakini bisa menata semua itu, sehingga tidak bisanya niat jahat dilakukan karena penegakan sistem tersebut seperti hukuman-hukuman. Hukuman-hukuman inilah yang dianggap kejam oleh orangorang liberal, padahal maksud dari hukuman itu adalah timbulnya efek jera. Adapun sistem yang dianut oleh orang liberal acuannya itu bukan ilahiyah, tapi acuan yang dibuat oleh manusia, yang dipadukan di HAM, dan aturan hak untuk mengatur. Itulah nanti yang akan menjadikan kacau balaunya. Jadi anggapan hukuman-hukuman dalam Islam, seperti hukuman mati, potong tangan, dll itu melanggar HAM, tapi mereka tidak memikirkan hak si korban. Di situlah kerancuan terjadi, kerancuan itu disebabkan oleh hukum yang dibuat oleh manusia dan penuh kelemahan. [] Mahendradatta, Pakar dan Praktisi Hukum
Cerminan Masyarakat Liberal Kekerasan seksual ini adalah cerminan dari masyarakat liberal yang semakin permisif, urusan pornografi atau masalah yang berkaitan dengan seksualitas selalu dibilang itu urusan masing-masing, atau urusan pribadi, bahkan ada agamawan yang bukan dari Islam, bahwa urusan seksual ini, masalah kamar saja tidak perlu dicampuri, bahkan dia membela LGBT, bahkan ada seorang profesor keblinger yang mengatakan bahwa suka sesama jenis itu boleh saja, asal suka sama suka. Nah, hal yang semacam inilah yang membentuk pola pikir masyarakat mengenai masalah seksual itu menjadi biasa saja, jadi pada saat perempuan yang sebagai pihak yang lemah mengatakan “tidak”, itu dianggap pura-pura. Padahal dalam masalah perkosaan ada jenis-jenisnya salah satunya perkosaan yang terjadi karena ada yang
“mengundang”, seperti pakaiannya minim dll, tapi orang liberal tidak mau dipermasalahkan hal itu, itu dia yang disebut permisif. Padahal seperti kita disuruh menutup aurat oleh Allah itu kan pasti ada maksudnya, oleh orang liberal ini dilecehkan pula, itu yang membuat saya marah sekali. Sayangnya, yang menjadi korban akibat pemikiran liberal, bukan dari kalangan liberal yang terlibat dalam liberalisme, seandainya mereka yang kena, pasti beda mereka itu. Pidana yang sekarang saja tidak diterapkan maksimal, apalagi kebiri-kebiri, apa maksudnya dikebiri, itu namanya penganiyayaan, bukan hukuman. Sudahlah jangan asal deh, kalau hukuman seumur hidup ya itu saja, hukuman mati ya mati saja. Masalahnya sekarang banyak orang yang koar-koar itu mau pencitraan saja. [] KH M Shoffar Mawardi, Pengasuh Ma'had Daarul Muwahhid Srengseng Jakarta Barat
Perlu Khilafah ‘ala Minhajinubuwwah Semakin maraknya kejahatan seksual saat ini bahkan pelaku dan korbannya banyak yang dari kalangan anak-anak dan remaja menunjukkan bahwa ketakwaan masyarakat kepada Allah SWT sangat lemah dan belum adanya penerapan syariat Islam oleh pemerintah atau negara. Di dalam diri manusia ada gharizatun nau' atau naluri seksual. Sifat dari naluri itu bangkit bila dirangsang. Rangsangan muncul karena dua faktor: Pertama, pemikiran, fantasi atau khayalan. Kedua, fakta lawan jenis yang cara berpakaian atau bersikapnya sengaja atau tidak sengaja membangkitkan rangsang tersebut. Bagi orang telah sampai kepada derajat iman dan Islam yang tinggi, maka takwa kepada Allah SWT yang ada pada dirinya sudah bisa melindunginya dari terjerumus kepada kejahatan seksual. Namun bagi orang awam, mereka membutuhkan pertolongan agar bisa selamat dari kejahatan seksual ini. Solusi adalah, pertama, masyarakat harus memperoleh bimbingan yang baik untuk membangun ketakwaannya kepada Allah. Sehingga muncul dorongan di dalam dirinya untuk menaati semua perintah Allah dan menjauhi semua laranganNya. Kedua, pemerintah harus menerapkan sistem dan peraturan yang bisa menghalangi munculnya segala rangsangan untuk melakukan kejahatan seksual seperti pornografi di internet dan media yang lainnya serta pornoaksi di panggung-panggung hiburan baik yang langsung di tengah masyarakat atau melalaui tayangan video dan televisi. Ketiga, pemerintah harus menjatuhkan hukuman yang adil menurut ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya yang akan membuat pelakunya jera serta dosanya diampuni, seperti hukuman cambuk atau rajam bagi pelaku perzinaan atau kejahatan seksual. Solusi total ini tentu akan bisa terwujud jika umat Islam di dunia ini telah kembali hidup di dalam penerapan syariah yang kaffah. Dan hal ini hanya akan terjadi jika Daulah Khilafah Islamiyah 'ala Minhajiinubuwwah telah Allah tegakkan kembali di muka bumi ini. [] fatih sholahuddin/joy
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Telaah Wahyu
11
Mengokohkan Tauhid dan Meminta Ampun Oleh: Rokhmat S Labib, MEI
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal (TQS Muhammad [47]: 19).
A
gar selamat di dunia daan akhirat, manusia harus mengetahui jalan yang harus ditempuhnya ketika menjalani kehidupan. Tatkala sudah diketahui, maka dia harus istiqamah menjalani-
nya. Perkara inilah di antara yang dijelaskan ayat ini.
Memahami dan Meyakini Tauhid Allah SWT berfirman: Fa'lam annahu lâ ilâha illâL-lâh (maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada ilah [sesembahan, tuhan] selain Allah). Dalam ayat sebelumnya diberitakan tentang datangnya hari Kiamat yang tiba-tiba. Meskipun tanda-tanda telah diberitakan. Ditegaskan pula, ketika hari Kiamat datang, maka tak berguna lagi kesadaran dan penyesalan mereka. Ayat ini kemudian menjelaskan tentang beberapa perkara yang dapat mengantarkan kebahagiaan ketika hari Kiamat datang. Perkara yang diperintahkan adalah perkara tauhid. Khithâb (seruan) ayat ini ditujukan kepada Rasulullah SAW. Kata i'lam merupakan fi'l alamr (kata perintah) dari kata al'ilm. Menurut al-Raghib al-As-
fahani, pengertian al-'ilm adalah idrâk al-syay`i bi haqîqatihi (menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya). Perkara diperintahkan untuk diketahui adalah perkara tauhid, yakni: Lâ ilâha illâl-Lâh. Bahwa tidak ada ilâh yang haq
kecuali Allah SWT. Dalam bahasa Arab, kata al-ilâh bermakna alma'bûd, yang disembah dan ditaati. Dengan demikian, kalimat tauhid ini bukan sekadar meyakini keberadaan Allah SWT, namun juga meyakini bahwa hanya Allah SWT Dzat yang sah dan berhak untuk disembah dan ditaati. Tidak ada yang lainnya. Inilah perkara yang diperintahkan kepada Rasulullah SAW untuk diketahui. Maknanya: “Ketahuilah wahai Muhammad, tidak ada sesembahan yang patut dan layak memiliki hak ketuhanan, dan boleh bagimu dan seluru makhluk untuk disembah, kecuali Allah SWT yang menjadi pencipta semua makhluk dan pemilik segala sesuatu. Semua selain-Nya wajib mengakui ketuhanan-Nya. Patut dicatat bahwa sebelum ayat ini turun, sesungguhnya pengetahuan itu telah ada pada diri beliau. Jika demikian halnya, lalu untuk apa perintah tersebut? Menurut Fakhruddin alRazi, ada dua makna tentangnya.
Pertama, “Tetaplah kamu berada di atas ilmu yang telah ada padamu!” Pernyataan ini sebagaimana ucapan seseorang terhadap orang yang duduk dan ingin berdiri, “Duduklah!” Yakni, janganlah kamu berdiri. Makna ini juga dikemukakan oleh al-Zamakhsyari dan al-Syaukan . Kedua, khithâb yang ditujukan kepada Nabi SAW itu sesungguhnya ditujukan kepada kaumnya. Dua pendapat ini juga dikemukakan oleh alKhazin. Selain itu, al-Mawardi, sebagaimana dikutip oleh Imam alQurthubi, juga mengungkap ada tiga penafsiran tentang makna ayat ini. Pertama, ketahuilah bah-
wa Allah SWT telah mengajari kamu bahwa tidak ada tuhan yang haq kecuali Allah SWT. Kedua, apa yang telah engkau ketahui melalui bukti-bukti, maka ketahuilah pula melalui berita yang yakin. Ketiga, ingatlah bahwa tidak ada tuhan yang hak kecuali Allah SWT. Kata “Ingatlah!” diungkapkan dengan kata “Ketahuilah!” karena terjadinya pengetahuan itu berasal dari-Nya.
Memohon Ampunan Kemudian Allah SWT berfirman: Wa [i]staghfir li dzanbika wa li al-mu`minîn wa al-mu`minât (dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi [dosa] orangorang Mukmin, laki-laki dan perempuan). Menurut Fakhruddin al-Razi, pengertian al-ghufrân (ampunan) adalah al-satr 'alâ alqabîh (menutupi sesuatu yang tercela). Diterangkan Abdurrahman al-Sa'di, ampunan tersebut didapatkan dengan mengerjakan berbagai sebab didapatkannya maghfirah atau ampunan
seperti taubat, doa meminta ampunan, kebaikan yang menghapus, meninggalkan dosa-dosa, dan ampunan dari kejahatan. Mengenai istighfar Nabi SAW, diriwayatkan dalam banyak hadits. Di antaranya adalah doa berikut: Ya Allah, ampuni kesalahan saya, kebodohan saya, sikap saya yang melewati batas, dan apapun yang engkau ketahui dari saya. Ya Allah, ampuni canda saya, keseriusan saya, kesalahan saya, kesengajaan saya, yang kesemuanya yang saya lakukan (HR Bukhari). Menurut dhahirnya ayat, perintah istighfar dalam ayat ini ditujukan kepada Nabi SAW. Padahal, sebagai nabi dan rasul, beliau adalah ma'shum, terbebas dari dosa. Lalu, bagaimana memahami perintah istighfar tersebut? Menurut Imam al-Qurthubi, hal ini mengandung dua kemungkinan makna. Pertama, mohonlah ampunan kepada Allah SWT terhadap dosa yang akan menimpamu. Kedua, mohonlah ampunan kepada Allah SWT agar Dia melindungimu dari dosa-dosa. Sedangkan menurut Fakhruddin al-Razi, yang dimaksud dengan al-dzanb (dosa) bagi Nabi SAW adalah meninggalkan yang lebih utama. Makna ini juga dikemukakan oleh al-Syaukani. Sehingga, ayat ini bermakna: “Mohonlah ampun dari apa yang mungkin engkau lakukan berupa meninggalkan yang lebih utama.” Makna lainnya, adalah permohonan diberikan taufik dalam mengerjakan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk. Selain untuk dirinya, beliau juga diperintahkan pula untuk memintakan ampunan bagi orang-orang Mukmin, baik lakilaki maupun perempuan. Diterangkan Abdurrahman al-Sa'di, karena sebab keimanan mereka, maka itu merupakan hak bagi setiap Muslim dan Muslimah. Menurut al-Khazin, ini merupakan pemuliaan dari Allah SWT kepada umat ini lantaran memerintahkan Nabi-Nya SAW untuk memintakan ampun terhadap dosadosa mereka, sementara dia adalah pemberi syafaat yang dikabulkan bagi mereka. Diterangkan Fakhruddin alRazi, dalam ayat ini terkandung perintah yang halus bahwa Nabi SAW memiliki tiga keadaan, yakni
Ikhtisar: 1. Rasulullah SAW diperintahkan untuk terus berada di atas ilmu dan keyakinan atas tauhid. 2. Beliau juga diperintahkan untuk beristighar dan minta ampun, baik untuk diri beliau sendiri maupun untuk kaum Muslimin. 3. Selama tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa itu khusus untuk beliau, maka perintah itu juga untuk umatnya. keadaan dengan Allah SWT, keadaan dengan dirinya sendiri, dan keadaan dengan orang lain. Adapun dengan Allah, maka tauhidkanlah Dia. Sedangkan dengan dirinya sendiri, maka beristighfarlah atas dosamu dan mohonlah al-ishmah (terlindung dari dosa) dari Allah. Dan kepada orang Mukmin, beristighfarlah untuk mereka dan mintakanlah ampunan bagi mereka.
Diketahui Allah SWT Kemudian ayat ini ditutup dengan firman-Nya: Wal-Lâh ya'lamu mutaqallibakum wa matswâkum (dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal). Menurut Abdurrahman al-Sa'di, pemgertian mutaqallibakum adalah perilaku dan gerakan-gerakan kamu, kepergian dan kepulangan kamu. Sedangkan matswâkum adalah yang kamu tinggal di situ. Maka Dia mengetahui kalian tatkala bergerak dan diam, lalu Dia membalasmu atas semua itu dengan balasan yang paling sempurna dan memenuhinya. Menurut Ibnu Katsir, makna ayat ini adalah Dia mengetahui tindak tanduk kalian pada siang hari dan tempat tinggal kalian di malam hari. Ini juga merupakan pendapat Ibnu Juraij dan alThabari. Setelah mengutip beberapa penafsiran yang berbeda-beda, Imam al-Qurthubi menegaskan bahwa pendapat yang umum adalah berlaku untuk semua. Sehingga, tidak ada yang samar bagi Allah SWT, baik berupa pergerakan Bani Adam maupun diamnya mereka. Demikian pula dengan semua makhluk-Nya. Dia Maha Mengetahui secara terperinci, baik yang pertama maupun yang terakhir. Maha Suci Allah SWT yang tidak ada tuhan (yang hak) kecual Dia. Wal-Lâh a'lam bi al-shawâb.[]
12
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Nasional
Ancaman Disintegrasi
Pawai Bendera Israel di Abepura Barisan terdepan dari peserta pawai terlihat orangorang asing. Mereka pun menyampaikan orasi.
S
ekitar seribu orang berseragam baju berwarna putih biru, dengan membawa bendera berlogo bintang david--yang dikenal sebagai bendera negara Israel--melakukan pawai melewati kantor Brimob menuju ke lingkaran Abepura Sabtu (14/05) Pukul 13.00 WIT. Menurut sumber Media Umat di lokasi, peserta pawai tersebut melarang orang untuk mengambil gambar secara dekat. “Tidak ada satu pun media lokal dan nasional yang meliput pawai tersebut. Bahkan ketika saya mau mendekat, peserta pawai tersebut marah-marah dan mengancam untuk mengambil handphone saya,” ungkapnya. Ia mengatakan, pawai tersebut dikawal oleh mobil polisi. “Meskipun ketika mobil polisi mengawal terlihat seperti yang setengah hati, karena mereka berhenti dan tidak meneruskan pengawalannya,”ujarnya. Barisan terdepan dari peserta pawai terlihat orang-orang asing. Mereka pun menyampai-
kan orasi. Kurang lebih mereka meneriakkan kata-kata soal Papua dan agama mereka. Dari informasi yang didapat, sebelum pawai itu terjadi, pagi harinya para peserta pawai ini mengikuti acara kebaktian kerohanian. “Pagi hari itu mereka berkumpul di GOR. Setelah itu baru melakukan pawai dengan membawa bendera Israel itu,” ujar sumber Media Umat. Kendati tidak ada media massa yang meliput, pawai bendera Israel ini tersebar di media sosial dalam bentuk video dan menjadi viral. Banyak netizen yang menyayangkan kejadian tersebut. Salah satunya Purnawirawan TNI Letjen (Purn) Suryo Prabowo. Ia berkomentar, “Di Barat integritas bangsa Indonesia diuji dengan maraknya pemberitaan tentang PKI gaya baru, invasi buruh Cina, dan kelakuan A**k yang sok jago. Di Timur diusik dengan semakin seringnya penggunaan bendera Israel dalam aksi unjukrasa, dan mendunianya aspirasi separatisme di Papua,” tulis purnawirawan itu di fanpage facebooknya.
“Penguasa pada akhirnya lebih memperhatikan kepentingan para pengusaha karena ada keuntungan di situ.”
P
royek reklamasi Teluk Jakarta masih menjadi perdebatan hangat hingga kini. Ada yang pro, tapi tak sedikit pula yang kontra. Banyak kalangan yang menilai bahwa proyek tersebut bukan untuk rakyat. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Hizbut Tahrir Jakarta Raya Tisna As Siburni, bahwa dalam proyek reklamasi Teluk Jakarta rakyat tidak akan mendapatkan apa-apa. “Jelas reklamasi Teluk jakarta merugikan rakyat” ujarnya kepada Media Umat. Tisna mengungkapkan bahwa ada tiga masalah yang akan ditimbulkan dari proyek reklamasi. “Pencemaran, kerusakan lingkungan, dan keresahan sosial masyarakat. Dan ini diungkapkan oleh pemerintah sendiri melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” jelasnya.
Selain itu Taufik Nugraha juga berkomentar di facebook mengenai hal itu. “Saya aja yang bukan siapa-siapa merasa terhina dengan hal seperti itu, ke mana pemerintah?” ungkapnya. Ada juga netizen bernama Husein Abu Uvayroh berkomentar tentang diskriminasi hukum di Indonesia. “Pawai pengibaran bendera Yahudi Israel di Papua (dalam video berikut) adalah bukti dikriminasi hukum di Indonesia. Padahal dalam video ini pun nampak barisan polisi (brimob) sedang joging. Terhadap umat Islam yang hanif, hukum itu berlaku sangat tajam dan keras. Namun terhadap kaum kafir, hukum itu menjadi sangat tumpul bahkan tidak berlaku sama sekali. Inilah Indonesia, negara kufur dengan sepenuh cerita,” katanya. Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana mengatakan, acara pawai dengan membawa bendera Israel mengindikasikan beberapa hal. Pertama, kelengahan aparat mengapa bisa diizinkan? Ia mempertanyakan, bukankah Israel adalah negara
yang melakukan penjajahan terhadap Palestina? “Apakah mereka ingin menunjukkan bahwa mereka sedang dijajah oleh Indonesia? Atau menunjukkan ada dukungan dari Israel terhadap separatisme Papua?” ujar Budi kepada Media Umat. Ia juga menilai adanya dukungan asing terhadap upaya OPM memisahkan diri dari Indonesia. Sayangnya, kejadiankejadian itu terus dibiarkan berulang. “Ini bukan kejadian yang pertama, karena hal serupa sudah terjadi sebelumnya,” tegas-
nya. Sebelumnya, pengibaran bendera Israel pernah terjadi di daerah Tolikara. Bendera Israel sangat populer di sana. Bahkan hingga rumah dan kios-kios dicat dengan motif bendera Israel. “Ketika ada pembiaran dari aparat, tidak ada sanksi, maka kejadian itu terus berulang, semakin berani dan terbangunlah opini di tengah masyarakat,” ujar Budi. Ia menuntut ketegasan pemerintah terhadap segala bentuk separatisme. “Pemerintah harus tegas,” tutupnya.[] fs
Reklamasi Bukan untuk Rakyat
Sebelumnya, Kementerian LHK sudah menyegel beberapa pulau di proyek tersebut karena masalah persyaratan yang belum dipenuhi oleh pihak proyek yaitu, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Belum lagi penyelidikan KPK mulai mengungkap adanya kolusi di balik proyek tersebut yang berujung penangkapan oknum pemerintah. Telah terjadi suap menyuap antara pengusaha dan penguasa. Tisna menyebut adanya kolusi yang terungkap di balik proyek reklamasi tersebut menunjukkan bahwa proyek itu bermasalah dari sisi perizinan dan fakta dampak terhadap lingkungan. “Seandainya tidak ada masalah yang melanggar aturan tentu tidak harus melakukan kolusi dengan risiko tertangkap KPK,” katanya. Semua ini terjadi, katanya, akibat penerapan sistem demo-
krasi yang sangat rentan dari dominasi pemilik modal, khususnya pemodal besar. “Penguasa pada akhirnya lebih memperhatikan kepentingan para pengusaha karena ada keuntungan di situ,” ujarnya. Tisna juga menyayangkan sikap pemerintah yang jelas mendukung pengusaha yang terlibat dan mengucilkan masyarakat kecil. “Ahok jelas-jelas lebih mendukung para pengusaha dengan menegasikan semua opini yang disampaikan rakyat kecil, seperti para nelayan yang berada di Teluk Jakarta. Ahok menganggap bahwa yang berdemo menentang proyek reklamasi bukanlah nelayan asli, hanya ormas yang ngaku nelayan, dll,” tegasnya. Ia menegaskan, pada dasarnya jika reklamasi itu terjadi pada lahan milik publik, maka seharusnya tidak boleh negara memberikan konsensi kepada individu
atau korporasi. Hal senada disampaikan Ketua Lembaga Hukum Properti Indonesia Erwin Kallo. Ia mengutarakan bahwa negara harus menjadi landlord, pemilik di lahan reklamasi. Hal itu juga merupakan salah satu syarat yang bisa digunakan untuk melanjutkan proyek reklamasi Teluk Jakarta. “Swasta ini hanya menjadi mitra sebagai operator atau kontraktor, dan dia tidak bisa menjadi pemilik atau landlord,” ung-
kap Erwin. Tisna juga menjelaskan, dalam hukum Islam haram hukumnya saat lahan yang harusnya milik rakyat diubah kepemilikannya menjadi milik individu. “Apabila pembangunan lahan seperti reklamasi itu akan merusak lingkungan dan merugikan rakyat maka jelas tidak boleh,” ujarnya sembari mengutip hadits “tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh ada yang membahayakan”.[] fatih sholahuddin
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Nasional
13
Ancaman Nyata Rezim Liberal Jual Aset Negara Strategis Seluruh utang yang digunakan untuk pembelian pesawat Boeing dan Airbus dijamin pemerintah Indonesia.
D
i tangan rezim liberal kapitalis, satu persatu aset negara jatuh ke tangan asing. Dulu di era Soeharto, tambang emas di Papua digadaikan. Di era pemerintahan Megawati, negara kehilangan aset seperti Indosat, kapal tanker Pertamina. Kini di era Jokowi bangsa ini kembali kehilangan aset negara strategis dan vital. “Tidak tanggung tanggung, kali ini yang diambil asing adalah aset pertahanan strategis TNI Angkatan Udara yakni Bandara Halim Perdanakusuma. Perusahaan yang mengambil pun adalah perusahaan penerbangan swasta Lion Air yang diduga adalah milik negara tetangga yang mau bangkrut yakni Singa-
pura,” ujar Ketua Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno Salamuddin Daeng kepada mediaumat.com, Kamis (12/5) melalui surat elektronik. Proses ini terjadi setelah Lion Air memenangi sengketa atas Bandara Halim Perdanakusuma di Mahkamah Agung (MA) melawan Koperasi TNI Angkatan Utara dan PT Angkasa Pura. Menurut Daeng, perusahaan ini cepat atau lambat akan menjadi pukulan telak yang akan melumpuhkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ketahanan sektor penerbangan. “Bagaimana tidak perusahaan ini mewariskan beban yang luar biasa besar bagi ekonomi Indonesia!” ujar Daeng mengingatkan.
Ia menjelaskan perusahaan Lion Air bagaikan vacuum cleaner akan menyedot ekonomi rakyat Indonesia untuk dikirimkan ke Singapura, Amerika dan Eropa. Perusahaan yang dibangun dengan utang segunung telah digaransi oleh pemerintah melalui skema export credit agencies (ECA). Melalui skema tersebut, seluruh utang yang digunakan untuk pembelian pesawat Boeing dan Airbus dijamin pemerintah Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa PT Lion Mentari Airlines telah mendapatkan utang dalam bentuk 230 pesawat dari Boeing Co Amerika Serikat senilai USD 22,4 milyar dan 234 Airbus jet dari Eropa senilai USD 24 milyar dolar. “Sebuah pinjaman tanpa
studi kelayakan sama sekali, apakah ini layak untuk Indonesia atau tidak,” ungkap Daeng. Dengan demikian utang perusahaan Lion yang dijamin oleh pemerintah Indonesia atas segala risiko operasi dan politik mencapai Rp 603 trilyun lebih pada tingkat kurs sekarang! Utang yang tidak akan sanggup dibayarkan oleh seluruh penumpang pesawat terbang di negeri ini. Utang dengan skema ECA adalah utang yang sangat berisiko sehingga negara menjaminnya. Daeng memprediksi, suatu hari jika terjadi provokasi yang berlanjut pada sengketa antara Lion Air dengan pemerintah Indonesia, yang kemudian membawa risiko bagi operasi Lion Air, maka itu akan menjadi kesem-
patan emas bagi Lion untuk mengubah utang mereka menjadi utang pemerintah Indonesia sebagaimana perjanjian export credit agencies (ECA) dengan alasan pemerintah tidak menjalankan prinsip investment protection. Itulah mengapa Lion Air akan jadi pemenang dalam sengketa dengan pemerintah Indonesia sebagaimana terjadi baru-baru ini. “Sengketa dan arbitrase selalu menjadi alat korporasi untuk memeras pemerintah negara lemah. Dan sekali lagi Jokowi menjadi korban perjanjian internasional yang tidak dikenalinya,” pungkas Daeng.[] joko prasetyo
Kemah Rohis SMA/SMK
Ada Pendangkalan Akidah Ada pernyataan MC pada acara pembukaan bahwa tidak berhijab (berkerudung) adalah bentuk keberagaman.
A
lih-alih memberi pembekalan untuk memantapkan akidah Islam, Perkemahan Rohis II yang diselenggarakan pada 2-6 Mei 2016 malah dijadikan ajang untuk mendangkalkan akidah para pengurus kerohanian Islam (Rohis) SMA/SMK se-Indonesia. Saat pembukaan misalnya, anakanak rohis disuruh menggunakan busana khas berbagai agama yang telah disediakan. Ada yang mengenakan pakain putih berkalung salib, ada pula yang mengenakan baju biksu. “Setahu saya yang pakai kalung salib itu siswa Muslim karena ada teman saya yang bertanya langsung ke siswa tersebut dan siswa tersebut menyatakan kalau dirinya Muslim,” ujar sumber Media Umat yang berada di lokasi kejadian. Bentuk pendangkalan akidah yang lainnya adalah pernyataan MC pada acara pembukaan bahwa tidak berhijab (berkerudung) adalah bentuk keberagaman. “Makanya, dalam beberapa tampilan hiburan terdapat siswi-siswi perempuan yang
tidak berkerudung, padahal kegiatan Rohis,” ujar sumber tadi. Dalam acara tersebut, hadir pula pentolan liberal Abdul Moqsith Ghazali sebagai pembicara sarasehan. Lebih kejinya lagi, semua tindakan penyesatan itu disebut sebagai bentuk perwujudan dari pengembangan “kepribadian Muslim yang damai dan toleran” serta “Islam rahmatan lil 'alamin” seperti tertuang dalam Piagam Cibubur 2016. Piagam Cibubur ini, diucapkan oleh seluruh peserta Perkemahan Rohis melalui 12 (dua belas) perwakilannya. Berikut penggalan naskah dua poin pertama dari lima poin Piagam Cibubur: Demi kokohnya bangsa Indonesia, kami Rohani Islam (Rohis) siswa SMA/SMK Indonesia dengan ini berkomitmen untuk: (1) Menjadikan Rohis sebagai wadah pembinaan yang memanfaatkan seluruh ruang, kreasi seni, bakat, dan keterampilan dalam mengembangkan kepribadian muslim yang damai dan toleran; (2) Mengantisipasi masuknya paham-paham yang akan merusak
citra Rohis sebagai pejuang Islam Rahmatan lil `Alamin. Acara pun ditutup oleh Direktur Pendidikan Agama Islam, Amin Haedari di lapangan utama Bumi Perkemahan Cibubur, Jumat (6/5) pagi.
Liberalisasi Menurut Ketua Lajnah Dakwah Sekolah (LDS) DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Dede Tisna, komitmen yang dituangkan dalam Piagam Cibubur ini didasari pada pemikiran keberagaman atau pluralisme. “Islam mengakui bahwa umat manusia ini memang plural, tetapi ide pluralisme yang mengakui semua agama itu sama sehingga harus ada pencampuradukan dalam hal akidah, ini bertentangan dengan firman Allah dalam QS Ali Imran 19,” bebernya. Karena pemikiran yang mendasari komitmen ini tidak sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya, maka poin-poin dari komitmen ini perlu dikritisi. “Apakah benar dalam rangka menjadikan anak-anak Rohis ini sebagai generasi yang semakin
Terkonfirmasi, siswa yang mengenakan kalung salib adalah Muslim. bertakwa, atau justru sebaliknya, semakin dikaburkan dari Islam rahmatan lil alamin yang sesungguhnya?” kritik Dede. Ia pun mensinyalir apa yang dibacakan sebagai komitmen oleh anak-anak Rohis dalam bentuk Piagam Cibubur tersebut adalah komitmen yang telah disiapkan, bukan berasal dari kesadaran anak-anak Rohis itu sendiri. “Selama ini kita tahu anakanak Rohis adalah mereka yang taat dan komit terhadap ajaran agama Islam, bukan orang-orang yang mudah terbawa budaya yang tidak islami. Maka menjadi hal yang aneh ketika mereka tibatiba mau menyimulasikan diri dengan berpakaian seperti pendeta?” ujarnya. Karena, lanjut Dede, anakanak Rohis sangat paham bahwa Islam lewat lisan Nabi Muhammad SAW telah melarang umatnya melakukan tasabuh. Rasul SAW bersabda: Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia
termasuk bagian dari mereka. (HR Abu Dawud). Jadi ini bukanlah budaya yang ada pada anak-anak Rohis. “Bisa jadi mereka yang melakukannya dalam kondisi terpaksa karena mengikuti kehendak penyelenggara. Dan Ini jelas upaya pendangkalan akidah Islam,” tegasnya. Dede juga menyinggung kehadiran Abdul Moqsith Ghazali sebagai pembicara dalam acara Rohis tersebut. “Kalau dia dihadirkan dalam saresehan kemping Rohis ini, maka semakin jelaslah ada upaya liberalisasi pemikiran terhadap anak-anak Rohis yang hadir,” ujarnya. Karena, lanjut Dede, semua tahu siapa dan bagaimana pemikiran Moqsith. “Dia adalah tokoh liberal yang giat menyuarakan liberalisasi Islam yang bertentangan dengan pemahaman para ulama salafus shalih!” pungkasnya.[] joko prasetyo
14
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Media Nasional
Kunker Fiktif Wakil Rakyat? Ia heran mengapa itu bisa terjadi. Soalnya tiap anggota DPR telah diberi anggaran untuk menggaji staf.
D
ewan Perwakilan Rakyat (DPR) kembali menjadi sorotan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan dugaan adanya kunjungan kerja (kunker) fiktif yang dilakukan oleh anggota DPR. Kunker fiktif tersebut diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 945 milyar lebih. Dugaan tersebut muncul ketika salah satu fraksi di DPR melakukan inisiatif untuk meminta anggotanya untuk membuat laporan hasil kunker dan kunjungan di masa reses. Diduga kunker fiktif itu dilakukan oleh seluruh fraksi yang ada di DPR. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sudah membaca mengenai laporan BPK soal kunker anggota DPR yang meragukan tersebut. “Kalau tidak memenuhi itu harus ada sanksinya, baik dari fraksinya atau dari DPR sendiri” jelas Jusuf Kalla, Jumat (13/5). Orang nomor dua di Indonesia itu mengatakan semua perjalanan dinas harus memiliki laporan. Ada dua macam laporan, pertama, bukti kedatangan kunjungan kerja yang tidak diwakili oleh orang lain, termasuk staf khusus. Kedua, yaitu hasil kunjungan kerja itu sendiri.
Namun sekjen DPR Winangtuningtyastiti menjelaskan bahwa itu muncul karena pada waktu pemeriksaan masih banyak anggota DPR yang belum menyerahkan laporan kunker. Sebab tidak ada batas waktu penyerahan laporan kunker. Win—begitu ia dipanggil—juga menjelaskan kalau anggota DPR sudah mengumpulkan laporan kunker maka potensi kerugian pasti akan berkurang. “Kita ngumpulin laporanlaporan anggota, supaya berkurang angka yang teman-teman rilis itu. Sudah banyak sekali anggota dewan yang melaporkan,” ujar Win. Mengenai kasus tersebut, Ketua Lajnah Siyasiyah Hizbut Tahrir Indonesia Yahya Abdurahman mengatakan, apa yang terungkap itu setidaknya menunjukkan beberapa hal. Di antaranya, masih banyak anggota DPR yang tidak tertib administrasi. “Ada kecendrungan, DPR sangat longgar terhadap dirinya sendiri. Bayangkan, tidak ada batasan waktu laporan kunker. Dan faktanya sangat banyak yang belum menyerahkan, bisa jadi entah kapan laporan itu diserahkan,” ujarnya. Ia heran mengapa itu bisa
terjadi. Soalnya tiap anggota DPR telah diberi anggaran untuk menggaji staf. Kalau sekadar membuat laporan mestinya tidak ada masalah sama sekali. Ia menduga fraksi tidak maksimal dalam mengontrol anggotanya. “Atau mungkin fraksinya juga tidak tertib administrasi” katanya. Yahya menuntut kepada pemerintah untuk mengusut tuntas mengenai laporan kunker ini. “Ada tidaknya kunker fiktif itu harus diusut tuntas,” tegasnya. Menurutnya, kunker fiktif itu minimal ada dua bentuk. Bisa benar-benar tidak ada kunjungan tapi anggaran tidak keluar, atau yang kunjungan bukan anggota tapi stafnya, namun anggar-
an tetap seperti anggota sendiri yang kunjungan. Yahya menjelaskan kunker fiktif seperti itu jelas merupakan manipulasi. “Itu sebuah kebohongan, dan ujung-ujungnya adalah korupsi, dan jika terbukti tentu yang bersangkutan tidak layak menjadi wakil rakyat,” ujarnya. Menurutnya, yang namanya menjadi wakil rakyat tentu faktor amanah menjadi faktor penentu. Nah apabila terbukti tidak amanah tentu tidak layak menjadi wakil rakyat. Apabila terbukti jelas manipulasi itu ada maka pelakunya harus ditindak. “Harus dihukum, dengan hukuman yang layak,” bebernya.
Yahya menilai fenomena seperti itu kerap muncul di sistem yang ditegakkan negara sekarang. Soalnya sistem negara ini tidak menghargai faktor keimanan, ketakwaan dan agama maka seperti kasus ini akan terus berulang. “Di situlah pentingnya membangun sistem yang tegak atas dasar akidah Islam, yang menempatkan faktor amanah, ketakwaan dan sebagainya dengan benar dan menjadikannya faktor penting. Hanya di sistem Islam sajalah, wakil-wakil rakyat amanah dan peduli rakyatnya,” tutup yahya.[] fs
Media Gaul
Pelajar dan Dakwah Oleh: Dian Yudiana, Pemerhati Masalah Remaja
U
jian Nasional bagi sahabatsahabat SMA telah usai. Plong rasanya, setelah berjibaku untuk beberapa lama ikut bimbingan belajar atau les di sekolah. Saat pengumuman kelulusan ini sebentar lagi tiba. Tapi jangan senang dulu. Jika dinyatakan lulus usai ujian nasional, lantas mau apa? Tentunya, bukan corat-coret pakaian, konvoi ugal-ugalan, atau pesta maksiat demi kegembiraan sesaat. Seorang pelajar pasti berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang paling tinggi. Menuntut ilmu lahir dari motivasi karena Islam mewajibkan thalabul 'ilmi, bahkan untuk semua generasi. Ketika masa kejayaan Islam, kebutuhan umat akan pendidikan dijamin oleh seorang imam. Dunia mengakui kontribusi para ilmuwan Muslim bagi peradaban, dan alam merasakan kerahmatan Islam. Sahabat, kita berharap lahirnya kembali generasi muda Muslim terpelajar yang akan membangun kemajuan umat ke
depan. Mereka calon pakar dalam berbagai bidang keahlian, seperti insinyur, dokter, arsitek, dan lain-lain. Namun, potret pendidikan sekarang menggambarkan cerita lain. Sekolah berkualitas sulit dijangkau rakyat. Banyak potensi tersia-siakan, dan banyak cita-cita luhur terkubur karena biaya yang membentur. Bocah putus sekolah menjadi anak jalanan yang terlunta-lunta, ada yang terpaksa bekerja karena kebutuhan memaksa, sarjana pun menjadi pengangguran intelektual karena gagap menghadapi dunia nyata. Hendaknya, pelajar peka terhadap problematika di depan mata, dan tak terlena oleh dunia maya. Pelajar dituntut berperan serta membawa perubahan. Dengan cara apa? Yang pasti, tidak cukup sekadar rajin belajar untuk meraih nilai kelulusan yang tinggi. Jalan perubahan mesti ditempuh dengan cara dakwah. Kenapa harus dakwah?. Sederhananya, dakwah adalah mengajak kepada kebaikan, seperti mengingatkan teman untuk tidak pacaran, me-
ngajak untuk rajin dzikir, ibadah, dan mengajarkan akhlakul karimah. Lebih dari itu, dakwah lebih luas cakupannya. Siapa yang tak ingin sekolah atau kuliah yang berkualitas dengan biaya ditanggung negara sepenuhnya? Ijazah dan gelarnya tidak sia-sia, karena dunia karya dan kerja sangat terbuka. Siapa yang tak tertarik untuk hidup sejahtera, karena semua kebutuhan dipenuhi selayaknya? Apakah bisa semuanya diwujudkan 'hanya' dengan dakwah? Sangat bisa, tentunya dengan dakwah untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam. Islam yang akan menggantikan ideologi rusak kapitalisme yang gagal menciptakan kesejahteraan sekarang ini. Sebagai ideologi, Islam akan mewujudkan kebangkitan yang hakiki. Dengan dakwah, syariah akan diterapkan sempurna dalam khilafah. Di saat keduanya terjalin, baru terwujud Islam yang rahmatan lil'alamin. Beruntunglah bagi pelajar, baik tingkat SMP maupun SMA yang telah menyadari kewajiban dakwah seperti ini. Kewajiban utama yang dengannya akan
terlaksana berbagai kewajiban lainnya. Dengan terlibat dakwah, potensi mereka digali sedari dini. Betapa hebatnya, jika terus ditumbuhkembangkan walau status sudah berubah, baik menjadi mahasiswa, pekerja hingga tiba di usia senja. Sebagaimana keinginan untuk mencapai pendidikan setinggi pascasarjana sampai meraih gelar guru besar, kenapa tidak untuk terus mengembangkan kapasitas diri saat menyandang gelar prestise dan mulia dalam pandangan Allah, yakni sebagai 'pengemban dakwah'. Betapa keutamaan akan Allah anugerahkan, bagi pelajar yang istiqamah dalam dakwah. Kepada sahabat pelajar di seantero negeri, hendaknya termotivasi untuk segera merapatkan diri. Berjuang dalam barisan dakwah dengan konsistensi, sambil belajar meraih prestasi, menjadi para ahli, hingga memiliki kepantasan diri untuk menyambut peradaban mulia nanti. Tunggu apa lagi. Yuk, Ngaji ![]
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Ekonomi
15
Ramai- Ramai Menggugat BPJS! HTI sudah menolak BPJS dan SJSN sejak masih dalam bentuk draft rancangan undang-undang (RUU).
G
ugatan dan hujatan terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) semakin hari semakin meningkat. Gugatan atau keluhan terhadap BPJS bukan hanya berasal dari kalangan rakyat sebagai pengguna BPJS tapi juga muncul dari kalangan dokter bahkan direktur rumah sakit baik swasta maupun rumah sakit pemerintah. Masyarakat mengeluhkan pelayanan BPJS yang sangat buruk dan sangat berbeda dengan janji-janji manis yang selalu digembar-gemborkan. Sementara kalangan dokter mengeluh karena rendahnya tarif jasa BPJS. Bayangkan, jasa dokter dipatok hanya Rp 2.000 per pasien. Belakangan gugatan makin kencang karena datang dari Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Awalnya mereka menolak rencana kenaikan iuran BPJS Kesehatan yang akan di mulai 1 April 2016 lalu. Tak
hanya soal iuran dan teknis di lapangan, para bupati ini mempermasalahkan masalah mendasar yakni keberadaan BPJS karena dianggap bertentangan dengan Undang-undang Dasar 1945. Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL saat menggalang dukungan dari para bupati se Indonesia menyatakan, pelayanan BPJS Kesehatan sangat amat buruk. "Saya sudah mengkajinya bersama tim hukum untuk melakukan uji materi BPJS ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan kebetulan ada kegiatan Forum APKASI di Jakarta, sekalian menggalang dukungan," katanya Kamis (5/5). Menurutnya, rencana itu bukan main-main. Menurutnya, gugatan ke MK itu didasari alasan bahwa BPJS Kesehatan mewajibkan warga dengan iuran per bulannya telah menyalahi Undang Undang Dasar (UUD) Tahun 1945. Selain itu BPJS Kesehatan sangat memberatkan masyarakat. Bahkan sudah mengebiri hak masyarakat dalam memperoleh pela-
yanan kesehatan. Belum lagi buruknya pelayanan untuk mereka yang sudah terdaftar sebagai peserta BPJS. "Dengan iuran per bulan yang menjadi kewajiban warga dan adanya kenaikan iuran yang setiap saat dilakukan oleh pihak BPJS semakin menambah derita warga. Ini menyalahi UUD 1945," katanya. Gayung pun bersambut. Gugatan didukung oleh Pengurus Nasional Pengurus Nasional Dewan Kesehatan Rakyat (DKR). Pengurus DKR Web Warouw mengatakan, rakyat di daerah-daerah terutama di luar Jawa yang saat ini paling menderita menghadapi BPJS. Karena diskriminasi kuota pelayanan diberlakukan oleh BPJS pada rumah-rumah sakit di kabupaten paling kecil dibandingkan dengan provinsi dan pusat. “Rakyat pasti akan dukung perjuangan para bupati ini,” katanya Selasa (10/5). Sementara itu Ketua Lajnah Maslahiyyah DPP HTI, Arim Nasim
mengatakan, Hizbut Tahrir Indonesia sejak awal sudah menolak keberadaan BPJS. Bahkan HTI secara konsisten menolak Undang-Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS) dan Undang Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) sejak masih dalam bentuk rancangan undang-undang (RUU). Ia menjelaskan, asuransi BPJS sebenarnya adalah bagian dari agenda asing yang memaksakan neoliberalisme di bidang kesehatan kepada masyarakat Indonesia. “Jadi, asuransi BPJS
sebenarnya bukan sekadar halal haramnya dari segi asuransi, bukan pula sekadar masalah jaminan kesehatan, namun juga merupakan bagian agenda neoliberalisme yang dipaksakan kepada rakyat Indonesia. Maka dari itu, asuransi BPJS sebenarnya bukan saja haram karena ia adalah asuransi, juga tak hanya haram karena bertentangan dengan jaminan kesehatan dalam Islam, tapi juga haram karena merupakan jalan bagi hegemoni dan dominasi asing,” pungkasnya.[] lm
Bisnis Syariah
Fahmi Shadry, Anggota DPP Lajnah Khusus Pengusaha HTI Pebisnis di bidang Digital Communication Technology
S
iapa di antara kita yang tidak kenal dengan Bill Gates, ikon pengusaha tersukses abad ini. Dia selama beberapa tahun bertahan sebagai orang terkaya di dunia, dan memiliki kekayaan lebih dari 75 milyar dolar Amerika (lebih dari 975 trilyun rupiah). Bill Gates melalui perusahaannya Microsoft terus mengembangkan produk yang mampu menguasai dunia, sehingga otomatis milyaran dolar Amerika mengalir ke pundi-pundi kekayaannya setiap saat. Selain super kaya, Bill Gates juga dikenal sebagai orang yang paling dermawan di dunia. Ia menyumbang milyaran dolar Amerika ke berbagai yayasan sosial kemanusiaan. Cuma sayang sekali beberapa di antara yayasan tersebut memperjuangkan demokrasi dan hak hak kebebasan kaum Lesbian, Gay (homoseksual), Biseksual dan Transgender (LGBT). Keinginan dia untuk terus mendukung perjuangan demokrasi dan kaum LGBT, memang tidak lepas dari karakternya sebagai seorang kapitalis sekuler. Kalau kita perhatikan saat ini tidak sedikit pengusaha yang berkarakter kapitalis sekuler. Mereka tidak menggunakan syariah Islam (standar halal-haram) dalam memperoleh maupun membelanjakan hartanya. Dan bahkan mereka menjadi pendukung kebebasan gaya baru (Neoliberalisme) dan penjajahan gaya baru (Neoimperialisme). Seorang pengusaha Muslim tidak layak menggunakan hartanya untuk mendukung berbagai aktivitas yang bertentangan dengan syariah Allah SWT. Karena kita tahu kelak Allah SWT akan mengajukan dua pertanyaan
Celestial Entrepreneur Pengusaha Pejuang Syariah dan Khilafah
tentang harta kita, yang pertama tentang cara kita memperoleh harta dan yang kedua tentang cara kita membelanjakan harta apakah sesuai dengan syariah Islam atau tidak. Bisnis bukan hanya sekadar untung rugi tapi surga dan neraka. Nabi Muhammad SAW, sebelum diutus menjadi seorang nabi dan rasul, beliau dikenal sebagai pengusaha tersukses pada zamannya dan diberi gelar Al-Amin. Setelah beliau diangkat menjadi nabi dan rasul maka, beliau fokus untuk mengembangkan dakwah dan menggunakan seluruh hartanya untuk mendukung dakwah membangun Daulah Islamiyah. Reputasi kesuksesan beliau sebagai seorang pengusaha, menjadi wasilah dalam menjalankan dakwah setelah menjadi rasul. Sehingga Abu Bakar Ash Shiddiq (sahabat Nabi dan seorang pengusaha sukses) dengan mudah memeluk Islam setelah mendengar dakwah beliau. Dan melalui dakwah Abu Bakar ini, maka berIslamlah pengusaha sukses yang lain seperti Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan. Rasulullah SAW telah berhasil mendidik para pengusaha sahabatnya menjadi seorang pengusaha yang luar biasa pengorbanannya bagi Islam. Mereka berusaha menjalankan bisnis dengan profesional sehingga menghasilkan profit yang luar biasa. Dan mereka mampu bersedekah ribuan dinar untuk dakwah Islam dan jihad fi sabilillah. Tidak hanya itu mereka pun turut serta berperang di jalan Allah. Seperti sahabat Rasul SAW, Abdurrahman bin Auf, tidak hanya dermawan tapi juga sering mengikuti berbagai perang bersama Nabi Muhammad SAW, sehingga mendapatkan luka di sekujur
tubuh dan gigi serinya patah. Selain itu Abu Bakar as Shiddiq, Umar bin Khattab, Zubair bin Awwam, dan Utsman bin Affan merupakan sahabat Rasul SAW dari kalangan pengusaha yng dijamin masuk surga. Jadi mereka sukses di dunia dan di akhirat Sungguh mereka telah mengamalkan seruan Allah SWT yang termaktub dalam surat At Taubah ayat 111: Sesungguhnya Allah telah membeli (isytara) dari orang-orang Mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Alquran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. Dalam ayat tersebut Allah SWT menggunakan kata isytara (membeli), padahal kita ini makhluk Allah SWT. Hal ini menunjukkan apresiasi yang luar biasa pada seorang Mukmin yang mengorbankan diri dan hartanya, Allah membelinya dengan bayaran surga. Adakah pembayaran yang lebih baik dari surga? Bukan kita sangat mengharapkan ampunan dan surga, sehingga bisa berkumpul dengan Rasulullah SAW dan melihat “Wajah” Allah. Oleh karena itu kami mengajak para pengusaha Muslim untuk berperan aktif dalam perjuangan menegakkan syariah dan khilafah. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita dan memberikan keistiqamahan untuk terus berjuang menegakkan syariah dalam naungan khilafah. Aamiiin.[]
16
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Fokus
Isu komunisme muncul lagi ke permukaan seiring peringatan hari lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 9 Mei. Benarkah PKI bangkit kembali atau hanya isu pengalihan di tengah ketidakberhasilan pemerintah melaksanakan tugasnya? Fokus kali ini mengungkapnya.
PKI Bangkit Lagi? Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta masyarakat untuk berhatihati dengan dugaan penyebaran komunisme gaya baru.
D
i Jakarta, Kepolisian Sektor Kebayoran Baru mengungkap peredaran baju dengan logo palu arit di Blok M Square, Jakarta Selatan. Kepala Polisi Sektor Kebayoran Baru AKBP Arif Purwanto mengatakan dari tempat kejadian pihaknya mengamankan penjual kaus grup metal Kreator berlogo palu arit berwarna hitam. Di Semarang, personel Kodim 0733/BS Semarang menyita sejumlah atribut palu dan arit dari sebuah lapak barang antik di kawasan Kota Lama Semarang. Atribut yang diamankan dari lapak milik Syahrul (52) itu adalah pin dan topi yang menunjukkan simbol palu dan arit. Syahrul dan sejumlah barang sitaan itu lantas dibawa ke markas Kodim. Komandan Kodim 0733/BS Semarang, Kolonel Puji Setiono, mengatakan penjualan atau penggunaan simbol palu dan arit marak di Semarang. Masih di Jawa Tengah, kepolisian menyita tujuh buku yang diduga berisi ajaran komunisme dari toko swalayan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Komando Distrik Militer 0862 Pamekasan mewaspadai kemungkinan penyebaran kaus berlambang palu-arit kepada siswa di sekolah-sekolah di daerah itu. Kodim menginstruksikan kepada Komando Rayon Militer dan Bintara Pembina Desa dari Komando Daerah Militer untuk turun langsung ke sekolah-sekolah guna memberikan arahan bahwa PKI dan lambangnya adalah hal terlarang. Di Bandung, Jawa Barat, di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), dilakukan diskusi marxisme yang merupakan bagian dari program pendalaman seni melalui filsafat Karl Marx yang berjudul 'Sekolah Marx.'
Yang kemudian didatangi massa yang menuntut pembubaran acara tersebut. Di sisi lain, di Hotel Aryaduta Jakarta, Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 digagas Forum Silaturahmi Anak Bangsa dan didukung oleh Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Simposium yang digelar dua hari itu untuk mempertemukan korban tragedi 1965, sejarawan, mantan jenderal TNI, dan sejumlah tokoh lembaga yang berada di pusaran peristiwa berdarah tersebut. Lewat simposium, pemerintah berharap konflik dapat diurai dan trauma masa lalu bisa dipulihkan. Setidaknya, peristiwa 1965 dapat diletakkan dengan benar dalam perspektif sejarah. Namun simposium ini mendapatkan penolakan dari massa yang tergabung dalam Front Pancasila dan Tim Antikomunis yang terdiri atas kelompok penolak komunisme, purnawirawan TNI, ormas Islam dan angkatan 1966, dipimpin Mayjen (purn) Budi Sujana. Mereka mendatangi DPR dan menyatakan keberatan dengan langkah pemerintah menggelar Simposium Nasional Tragedi 1965, pada 18-19 April 2016. Ketua Penggalangan dan Aksi Gerakan Bela Negara Yakub Kudori mengatakan, simposium yang digelar pemerintah di Hotel Aryaduta itu sudah direncanakan untuk menampung kepentingan kelompok komunis.
Dukungan LSM Berbagai penangkapan halhal yang berbau PKI dan dukungan terhadap simposium Tragedi 1965 ditunjukkan beberapa kalangan, terutama aktivis LSM yang menyatakan bahwa pemerintah melakukan komunisme phobia yang semestinya tidak lagi muncul pada masa reformasi ini. Lembaga Bantuan Hukum
Jakarta menyatakan sikap pemerintah tersebut bertentangan dengan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa negara menjamin kebebasan dan kemerdekaan bagi tiap warga Indonesia untuk berkumpul dan berekspresi, termasuk mengenakan atribut apapun. Ia meminta masyarakat tak jadi paranoid ketika bersinggungan dengan isu komunisme dan PKI. Pun, penggunaan simbol atau lambang komunis dianggap Al Araf, Direktur Eksekutif Imparsial sebagai bagian dari kebebasan berekspresi, bukan sebuah ancaman bagi negara. Menurutnya, negara-negara demokrasi di Eropa, juga Amerika Serikat yang berperang melawan Uni Soeviet dan komunis saja masih menganggap biasa penggunaan kaos atau barang-barang dengan simbol palu-arit. Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), sebuah jaringan penggerak kebebasan berekspresi secara daring, mencatat tujuh pelarangan dan intimidasi yang didasarkan pada tuduhan penyebaran komunisme sepanjang April hingga 10 Mei lalu. Data kasus terakhir yang mereka himpun adalah penangkapan dua aktivis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara di Ternate, Maluku Utara, yakni Adlun Fiqri dan Supriyadi Sawai. Keduanya ditangkap akibat menggunakan kaos bertuliskan PKI dan berlambang palu arit. PKI yang tersablon di kaos milik Adlun, yang menjadi barang bukti, bukan akronim Partai Komunis Indonesia, melainkan Pecinta Kopi Indonesia. Ketua Setara Institute Hendardi menilai propaganda kebangkitan komunisme yang muncul saat ini hanya ingin merusak janji Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan berbagai kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu, salah satunya
adalah Tragedi 1965. Janji tersebut dituangkan Jokowi dalam Nawacita
Sikap Pemerintah Di Indonesia, penyebaran ajaran komunisme, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1999 tentang Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Kejahatan Terhadap Keamanan Negara, merupakan pelanggaran. Selain itu, Pasal 2 Ketetapan MPRS Nomor XXV/1966 berbunyi, “Setiap kegiatan menyebarkan atau mengembangkan paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, dan penggunaan segala macam aparatur serta media bagi penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran tersebut, dilarang.” Terkait dengan berbagai peristiwa yang berhubungan dengan isu PKI dan komunisme, sikap pembelaan ditunjukkan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Dia meminta masyarakat untuk berhati-hati dengan dugaan penyebaran komunisme gaya baru. Menurutnya, penyebaran atribut palu-arit, perlu didalami dan diselidiki lebih lanjut. Perlu dipastikan apakah pengguna atribut itu komunis atau tidak. Aparat penegak hukum perlu mencari tahu soal pencetak, penyebar, dan pemesan atribut palu-arit. Menurutnya, yang memakai (atribut palu-arit) itu belum tentu meyakini komunisme Lain halnya dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang mengatakan pengguna atribut palu-arit harus ditangkap aparat keamanan, sebab mereka telah melanggar Ketetapan MPRS Nomor XXV/ MPRS Tahun 1966 tentang larangan Partai Komunis Indonesia dan underbouw-nya serta ajaran
komunisme. Ryamizard mengatakan pihaknya telah mengetahui sejumlah kelompok masyarakat yang menyebarkan pakaian beratribut palu arit. Namun ia menduga kelompok tersebut belum dewasa dan tidak memahami sejarah partai berlambang palu arit di Indonesia. Pangkostrad Letnan Jenderal Edy Rahmayadi menegaskan, Tentara Nasional Indonesia tidak ingin Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali aktif di Indonesia. Bagi TNI, ada baju berlambang palu dan arit atau tidak, PKI tidak boleh hidup di Indonesia. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengingatkan masyarakat agar tak main-main dengan lambang palu-arit, sebab penggunaan simbol itu dapat diartikan sebagai sosialisasi ajaran komunisme. Badrodin mengatakan, penindakan terhadap penyebaran ajaran komunisme menggunakan Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS Tahun 1966 tentang Larangan Partai Komunis Indonesia dan Pasal 107 UndangUndang Nomor 27 Tahun 1999 tentang perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berkaitan dengan Kejahatan terhadap Keamanan Negara. Regulasi itu melarang kegiatan bentuk apapun yang mengembangkan paham komunisme, marxisme, dan leninisme. Karenanya, Badrodin menginstruksikan jajarannya menindak hal yang diduga mengajarkan komunisme melalui siaran, penyebaran atribut kaos, dan film. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan, sesuai Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), secara ideologis Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak boleh beraktivitas lagi di Indonesia.[] budi mulyana dari berbagai sumber
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Fokus
17
Ancaman Komunisme Global Kekuatan Cina mesti diwaspadai karena bagaimanapun komunisme adalah sebuah ideologi tertutup yang memiliki karakteristik disebarluaskan.
K
omunisme merupakan ideologi sosial, politik, dan ekonomi yang saat ini menjadi landasan sejumlah negara di dunia seperti Republik Rakyat Cina, Kuba, Vietnam, Korea Utara, dan Rusia (dulu Uni Soviet). Secara teoritis, komunisme ialah paham antikapitalisme yang memperjuangkan kesejahteraan ekonomi. Ideologi ini menentang kepemilikan akumulasi modal oleh individu yang memunculkan sistem kelas, yakni kelas borjuis sebagai kaum pemilik modal serta kekuasaan, dan kelas proletar sebagai kaum pekerja. Adanya kelas-kelas tersebut, menurut kaum komunis, memunculkan kesenjangan kelas dan ketidakadilan bagi kaum proletar. Mereka berpandangan, kekayaan atau modal sejatinya milik rakyat dan oleh karenanya seluruh alat produksi harus dikuasai negara demi kemakmuran rakyat secara merata (komunal). Pasca runtuhnya Uni Sovyet tahun 1990an, komunisme dianggap bukan lagi ancaman global. Perang Dingin dianggap usai. Perang baru di mulai, dengan War on Terrorism, yang tak lain adalah peperangan melawan teroris, yang pada kenyataannya mereka adalah kelompok Islam. Seperempat abad berlalu, kini Cina, negara komunis, mulai menggeliat menjadi penantang baru bagi hegmoni Amerika Serikat. Walau muncul dengan bungkus state-capitalism, paham komunisme sangatlah lekat dengan negara tirai bambu ini. Komunisme Cina dibangun dengan modifikasi dari induknya. Mengandalkan kekuatan petani di pedesaan dan kalangan buruh di perkotaan. Cina berhasil memadupadankan proletarianisme komunis dengan kemajuan ekonomi dan teknologi ala Barat.
Walau demikian, partai komunis menjadi partai penguasa yang mengontrol secara ketat kehidupan politik warganya. Pemberangusan lawan politik menjadi ciri utama, sebagaimana yang dilakukan terhadap upaya pembebasan Tibet atau penindasan terhadap umat Islam di Uighur. Cina menjadi penantang Barat secara ekonomi. Dengan terang-terangan Cina berulang menyatakan ketidaksependapatannya dengan regulasi ekonomi global yang ditopang oleh IMF, World Bank dan WTO. Bahkan Cina menggalang kekuatan baru dengan negara lain, seperti membentuk BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa). Secara praktis, Cina juga getol melakukan hubungan dagang dan investasi di negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan Asia. Di Laut Cina Selatan, Cina dengan sengaja melakukan klaim teritorial, sehingga menimbulkan ketegangan dan sengketa dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Persinggungan-persinggungan kerap terjadi dengan negara-negara di kawasan tersebut, terutama yang sebelumnya telah memiliki hubungan keamanan yang erat dengan Amerika Serikat seperti Thailand dan Filipina. Hal ini mendorong Amerika Serikat meningkatkan patrol keamanan lautnya di kawasan tersebut. Langkah Cina ini ditengarai karena Cina berambisi menjadi negara terkuat pada tahun 2020an, sehingga membutuhkan arena untuk menguji kekuatan militer dan alusistanya yang kian hari kian menguat. Walau belum menunjukkan ambisi politik secara langsung untuk melakukan ekspor paham komunismenya ke negaranegara lain, sebagaimana halnya dulu yang dilakukan oleh Uni Sovyet dengan Pan Komunismenya, namun menguatnya kekuat-
an Cina mesti diwaspadai karena bagaimanapun komunisme adalah sebuah ideologi tertutup yang memiliki karakteristik disebarluaskan sebagaimana kapitalisme-liberalisme. Terlebih pemerintah Indonesia saat ini sedemikian terlihat
menguatkan hubungan dengan Cina, bahkan dengan alasan yang rasionalisasinya perlu dipertanyakan. Politik bebas aktif, perimbangan kekuatan memang perlu dilakukan. Namun kemandirian sebagai sebuah bangsa yang tidak bergantung kepada
kekuatan manapun menjadi hal yang mutlak, apalagi Indonesia adalah negeri mayoritas Muslim yang sudah semestinya menjadikan Islam sebagai dasar untuk membangun kemandirian bangsanya.[] budi m
Pemberontakan PKI di Indonesia
B
erbicara komunisme di Indonesia, maka erat kaitannya dengan Partai Komunis Indonesia. PKI sampai sekarang dianggap hantu menakutkan di Indonesia yang patut diberangus. PKI yang pernah eksis dan diakui resmi sebagai partai politik, muncul setelah Indonesia merdeka berdasar Maklumat X tentang pendirian partai-partai politik oleh Muhammad Hatta pada Oktober 1945. Walaupun paham komunisme sebenarnya sudah diusung oleh pengikutnya jauh sebelum Indonesia merdeka. Pada pemilu per tama Indonesia tahun 1955, PKI memperoleh urutan keempat setelah Partai Nasional Indonesia, Masyumi, dan Nahdlatul Ulama. Dua kali Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan besar di Indonesia. Pertama pemberontakan pada tahun 1948 di Madiun Jawa Timur, dan yang kedua pemberontakan pada tahun 1965. Pemberontakan yang dilakukan oleh PKI memiliki target mendirikan negara komunis di Indonesia. Dalam buku saku tentang ABC Revolusi yang ditulis oleh CC (Comite Central) PKI pada tahun 1957, merinci tiga rencana revolusi atau pemberontakan PKI tentang negara komunis di Indonesia. Pemberontakan PKI memanfaatkan situasi politik yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 1948, PKI memanfaatkan kondisi Indonesia yang sedang menghadapi Agresi Militer Belanda I tahun 1947. Pada pemberontakan tahun 1965, PKI memanfaatkan situasi Indonesia yang sedang melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Dalam buku Memoir on The Formation of Malaysia, karya Ghazali Shafie terbitan Universiti Kebangsaan Malaysia, menunjukkan kaitan erat Konfrontasi Indonesia-Malaysia dengan PKI. Di dalam buku tersebut dijelaskan mengapa Bung Karno tidak menghadiri persidangan puncak dengan Tungku Abdul Rachman di Tokyo pada tahun 1963, karena PKI tidak suka dengan pertemuan itu. Oleh karena itu, bisa dibaca bahwa konfrontasi Indonesia-Malaysia itu bukan sekadar demo anti-Indonesia atau demo anti-
Malaysia, Ganyang Malaysia, melainkan PKI merancang konfrontasi itu agar rencana besar (negara komunis) tidak "terbaca". Apalagi Bung Karno melontarkan gagasan nasionalis, agama, dan komunis yang justru "melindungi" gerakan PKI. PKI kemudian dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang di Indonesia setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965 yang menewaskan enam jenderal Angkatan Darat. Berdasarkan Ketetapan MPRS bernomor XXV/MPRS/1966, tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi PKI, dan Larangan Menyebarkan atau Mengembangkan Paham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme, pemerintah telah membubarkan PKI. Dalam pertimbangan Tap MPRS yang ditandatangani Ketua MPRS Jenderal TNI AH Nasution tersebut, tercantum tiga poin. Satu, paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme pada hakikatnya bertentangan dengan Pancasila. Dua, orang-orang dan golongan-golongan di Indonesia yang menganut paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme, khususnya PKI, dalam sejarah kemerdekaan RI, telah nyata terbukti beberapa kali berusaha merobohkan kekuasaan pemerintah RI yang sah dengan jalan kekerasan. Tiga, perlu mengambil tindakan tegas terhadap PKI dan kegiatan-kegiatan penyebaran atau pengembangan paham atau ajaran komunisme/marxisme-leninisme. Bila kini ajaran komunisme semakin marak. Simbol-simbol komunisme betebaran di mana-mana. Maka kewaspadaan masyarakat harus semakin meningkat, mengingat sebagai sebuah ideologi, komunisme tidak pernah mati. Mereka hanya dormant, dan menunggu saat yang tepat untuk kembali memprovokasi masyarakat demi mewujudkan citacita mereka yang belum tercapai, yakni mendirikan negara komunisme di Indonesia. Dan ingat, korban keganasan PKI selama beberapa kali aksinya adalah umat Islam.[] bm
18
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Siyasah Syar’iyyah
Cara Khilafah Atasi Kejahatan Seksual Oleh: KH Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI
K
ejahatan seksual dalam bahasa Arab disebut jarimah jinsiyyah. Jarimah jinsiyyah ini adalah semua tindakan, perbuatan, dan perilaku yang ditujukan untuk memenuhi dorongan seksual, baik antara pria dengan wanita, atau antara sesama jenis, atau antara orang dengan hewan. Semuanya ini, dalam pandangan Islam, termasuk kejahatan seksual, karena diharamkan oleh Islam [Dr 'Ali al-Hawat, aljaraim al-jinsiyyah, hal. 16]. Hanya saja, dalam konteks ini, lebih khusus terkait dengan kejahatan seksual yang dilakukan dengan paksaan, atau perkosaan, bahkan kemudian disertai pembunuhan, sebagaimana kasus Yuyun. Untuk menyelesaikan kejahatan seperti ini tidak bisa dilakukan dengan hanya melihat fakta tunggal, yaitu kejahatannya itu sendiri, tetapi harus dilihat secara komprehensif dan utuh. Kejahatan seperti ini bisa terjadi, baik karena faktor internal maupun eksternal. Secara internal, faktornya boleh jadi karena lemahnya pondasi agama, khususnya ketakwaan kepada Allah SWT. Akibatnya, keterikatannya kepada hukum Islam lepas. Ditambah stimulasi dari luar yang sangat kuat, baik tontonan, pergaulan, lingkungan masyarakat dan sistem yang rusak. Inilah beberapa faktor yang saling terkait satu dengan yang lain, dan tidak bisa dipisahkan, sebagai faktor pemicu terjadinya kejahatan seksual. Maka, untuk menyelesaikan kejahatan seksual, semua faktor tersebut harus diselesaikan.
yang secara langsung terkait dengan seksual. Dengan standar yang sama, barang-barang haram lain, yang secara tidak langsung terkait dengan kejahatan seksual, seperti narkoba, miras dan sejenisnya juga tidak akan ditemukan. Karena, memproduksi, mengonsumsi dan mendistribusikannya jelas merupakan tindak kriminal. Hal yang sama juga berlaku untuk jasa. Jasa yang boleh diproduksi, dikonsumsi dan didistribusikan di tengah masyarkat adalah jasa yang halal. Dengan begitu, semua jasa yang haram tidak boleh, sehingga memproduksi, mengkonsumsi dan mendistribusikannya dianggap sebagai tindak kriminal. Karena itu, jasa seks komersial, pornoaksi, bar tender, pramusaji dan pramugari yang menggunakan daya tarik seksual tidak akan ditemukan. Ini terkait dengan barang dan jasa yang boleh dan tidak boleh diproduksi,
sama wanita juga diharamkan berdandan untuk menarik lawan jenis [tabarruj], baik dengan parfum, bentuk lekuk tubuh maupun yang lain. Tidak hanya itu, pria dan wanita juga sama-sama diperintahkan untuk menundukkan pandangannya terhadap lawan jenis. Semuanya ini untuk memastikan, agar pergaulan pria dan wanita dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara benar-benar sehat, dan tidak memicu terjadinya tindak kriminal. Pada saat yang sama, kehormatan pria dan wanita sama-sama dijaga dengan baik dan sempurna oleh Islam. Karena itu, ketika kehormatan ini dilanggar, Islam pun menetapkan sanksi yang keras kepada pelakunya. Pada saat yang sama, dengan agenda dakwah dan jihadnya, dengan ambisi besarnya untuk menyebarkan hidayah ke seluruh dunia dan memimpin dunia dengan Islam, maka khilafah telah berhasil
dikonsumsi dan didistribusikan di tengah masyarakat. Dengan ketentuan ini, maka stimulasi rangsangan seksual tersebut bisa dihilangkan.
menyibukkan individu dan masyarakat sehingga tidak sempat memikirkan halhal murahan.
Dari Akarnya Seperti kata Imam al-Ghazali, “agama adalah pondasi dan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu tanpa pondasi, pasti runtuh. Sedangkan sesuatu tanpa kekuasaan, pasti hilang.” Akidah jelas merupakan pondasi kehidupan, baik bagi individu, masyarakat maupun negara. Ketika akidah Islam menjadi pondasi kehidupan individu, masyarakat dan negara; ketika akidah Islam menjadi kaidah berpikir tiap individu, serta kepemimpinan berpikir bagi masyarakat dan umat, maka kehidupan individu, masyarakat dan negara akan kokoh. Halalharam menjadi standar tindakan, perbuatan, dan perilaku dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara. Ini bisa diwujudkan dengan keterikatan yang kuat kepada hukum. Dengan begitu, barang dan jasa yang diproduksi, dikonsumsi dan didistribusikan di tengah masyarakat adalah barang dan jasa yang halal. Maka, di dalam Negara Khilafah tidak boleh ada barang dan jasa yang haram diproduksi, dikonsumsi dan didistribusikan di tengah masyarakat. Dari sini, gambar, VCD, DVD, situs, majalah, tabloid, acara televisi dan semua barang yang berbau porno tidak akan ditemukan. Karena memproduksi, mengonsumsi dan mendistribusikannya dianggap sebagai tindak kriminal. Ini terkait dengan barang-barang
Pergaulan Sehat Selain faktor barang dan jasa di atas, pada saat yang sama, kehidupan pria dan wanita juga dipisah. Berkhalwat dan ikhtilath [campur baur] antara pria dan wanita juga diharamkan. Ikhtilath diperbolehkan di tempat umum untuk tujuan yang dibenarkan oleh syara', seperti jualbeli, umrah, haji, dan sebagainya. Dengan adanya pemisahan secara total dalam kehidupan individu, masyarakat dan negara, maka stimulasi rangsangan seksual ini pun bisa dihilangkan. Pada saat yang sama, masing-masing pria maupun wanita, sama-sama wajib menutup auratnya. Tidak hanya kewajiban menutup aurat, pada saat yang
Sanksi yang Tegas Ketika semua pintu yang mendorong terjadinya kejahatan seksual tersebut sudah ditutup rapat-rapat, mulai dari hulu hingga hilir, maka Islam menetapkan sanksi yang keras dan tegas kepada siapa saja yang melanggarnya. Khilafah tidak akan menoleransi sedikitpun kejahatan ini. Adapun sanksi bagi kejahatan seksual tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagi orang yang belum menikah [ghaira muhshan], ketika dia berzina, maka sanksi baginya adalah dicambuk 100 kali. 2. Bagi yang sudah menikah [muhshan], baginya sanksi rajam, yaitu dikubur setinggal dada/leher, kemudian dilempari dengan batu hingga mati.
3. Bagi yang berusaha melakukan zina dengan perempuan, atau hubungan sejenis, tetapi berhasil digagalkan dengan paksa, maka dia dipenjara selama 3 tahun, dicambuk dan diasingkan. Jika korbannya adalah orang yang berada di bawah kendalinya, seperti pembantu, pegawai atau stafnya, maka pelakunya dikenai sanksi yang lebih keras. Jika korban bersedia dengan sukarela, maka korbannya bisa diberlakukan sanksi yang sama. 4. Jika pelaku berhasil membujuk korban dengan iming-iming uang, atau janji akan dinikahi dan sebagainya, kemudian hidup serumah layaknya suamiisteri, kecuali bersenggama, maka dia dihukum 4 tahun. Jika itu dilakukan dengan mahramnya, maka dia dihukum hingga 10 tahun, dicambuk dan diasingkan. Perempuannya juga sama, jika dia mau melakukan itu dengan sukarela. 5. Jika pelaku berhasil membujuk korban dengan tipu muslihat, kekerasan, ancaman, diberi uang, atau yang lain, maka dia dihukum selama 4 tahun dan dicambuk. Pelakunya bisa laki-laki maupun perempuan, sedangkan korbannya bisa perempuan, maupun lakilaki, sama. 6. Siapa saja yang memprovokasi seorang atau lebih, baik pria maupun wanita untuk melakukan tindakan bejat, memfasilitasi dan membantunya, maka dia dihukum 2 tahun. Begitu juga korban akan dihukum dengan hukuman yang sama, jika dia memenuhi provokasi bejat tersebut. 7. Siapa saja yang memfasilitasi orang lain berzina, berhubungan sejenis dengan media apapun, atau dengan cara apapun, baik langsung maupun tidak, maka dia akan dihukum hingga 5 tahun dan dicambuk. 8. Jika perempuan menari dengan tujuan membangkitkan birahi, dalam bentuk yang menyalahi kepantansan publik, di tempat terbuka, atau semi terbuka yang bisa diakses orang dengan mudah, maka pelaku dan orang yang menghadirkannya dihukum penjara hingga 3 tahun. 9. Siapa saja yang melakukan gerakan, atau body language yang bertujuan membangkitkan gairah seksual, dilakukan di tempat umum, maka akan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, dan dicambuk. 10. Siapa saja yang bersetubuh dengan binatang, maka dihukum 5 tahun penjara, dicambuk, dan dibuang. Begitulah, cara khilafah mengatasi kejahatan seksual. Dengan cara seperti ini, kehajatan seksual ini bisa diatasi dari hulu ke hilir, dari pangkal hingga daunnya. Inilah sistem Khilafah, satu-satunya sistem yang bisa menyelesaikan kejahatan seksual ini dengan sempurna. Karena, inilah satu-satunya sistem yang diturunkan oleh Allah SWT. Wallahu a'lam.
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Potret
MUKTAMAR TOKOH UMAT 1437 H
Bau Bau
Hulu Sungai Selatan
Langsa
Berau
Konawe
Magetan
Manado
Palopo
Banda Aceh
Wakatobi
19
20
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Cermin
Ketika Khilafah Taklukkan Spanyol dengan Cinta
M
aha Benar Allah, dengan segala firmanNya, “Wa ma arsalnaka illa rahmatan li al'alamin.” [Kami tidak mengutusmu, kecuali untuk menjadi rahmat bagi alam semesta] (QS al-Anbiya': 107). Islam bukan ancaman bagi umat manusia, sebaliknya Islam diturunkan kepada manusia sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT kepadanya. Tanpa Islam, manusia tak ubahnya
seperti hewan, kata Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah. Sebaliknya, dengan Islam, derajat mereka naik sebagai khair al-bariyyah (makhluk terbaik di muka bumi). Umat manusia, di seluruh dunia, tak terkecuali Spanyol, sebelum bersentuhan dengan Islam sama. Mereka hidup dalam kegelapan, dizalimi dan tertindas. Spanyol mulai bersentuhan dengan Islam, setelah Musa bin Nushair, wali di Afrika melakukan misi jihad ke Spanyol. Sebagai rahmat bagi alam semesta, Islam hadir justru untuk membebaskan Spanyol dari kegelapan, kezaliman dan penindasan. Jihad sebagai metode penyebaran Islam didahului dengan dakwah; mengajak mereka untuk memeluk Islam. Jika tidak bersedia, mereka diberi kesempatan memilih alternatif kedua; tetap memeluk Kristen, dengan syarat tunduk kepada negara Islam, dan membayar jizyah. Jika tidak bersedia, baru diperangi. Rakyat Spanyol sendiri sadar, meski mereka beragama yang sama dengan raja mereka, tetapi ikatan tersebut tidak kuat. Sebaliknya, simpati dan respek mereka justru tertuju kepada kaum Muslim dan Islam yang membebaskan mereka. Bagaimana tidak? Jumlah pasukan Tariq bin Ziyad hanya 12.000 personil. Sebanyak 3.000 di antaranya telah gugur sebagai syuhada'. Setelah itu datang pasukan tambahan bersama Musa bin Nushair, sebanyak 18.000 personel. Dibanding dengan jumlah penduduk Spanyol, jumlah kaum Muslim sangat minim. Tetapi, mengapa mereka mau tunduk kepada kaum Muslim? Karena mereka mendambakan cahaya dan keadilan
Islam, di tengah gelapnya kezaliman dan penindasan yang mereka alami. Mereka pun menyambut seruan Islam. Bagaimana tidak? Islam datang, mereka tetap diberi kebebasan memeluk agama mereka. Gereja-gereja dan tempat peribadatan mereka tetap diberi kebebasan. Hak dasar Muslim dan non-Muslim sama. Simpati dan dukungan pun datang dari mereka kepada Islam dan kaum Muslim. Mereka pun akhirnya tak hanya simpati dan memberi dukungan, tetapi memeluk Islam beramairamai. Selain itu, karena jihad ini adalah ibadah, dan hanya menjalankan titah Allah SWT, maka dengan izin-Nya, Dia taburkan rasa takut dan segan ke dalam dada musuhmusuh umat. Allah SWT berfirman, “La antum asyaddu rahbatan fi shudurihim mina-Llah.” [Sesungguhnya kalian jauh lebih menakutkan dalam dada-dada mereka, selain Allah SWT] (TQS al-Hasyr: 13). Karena itu, Allah bangun wibawa pasukan di depan musuh-musuh-Nya. Wibawa pasukan kaum Muslim yang luar biasa itu tidak lahir karena kekejaman, kebengisan dan kejahatan yang mereka pertontonkan. Tetapi, justru karena kecintaan dan ketaatan mereka kepada Rabb-nya. Rakyat Spanyol pun tak mereka jajah. Karena, antara penduduk setempat dengan pasukan yang datang ke negeri mereka tidak ada perbedaan, layaknya penjajah dengan rakyat yang dijajah. Inilah yang menjadi faktor terpenting, mengapa kekuasaan Islam di Spanyol bisa bertahan hingga 800 tahun. Wallahu a'lam.[] har
Mengungkap Ajaran Kekerasan dalam Bible (2)
Kristologi
Oleh: Abu Deedat Syihab, MH, Wakil Ketua KDK-MUI Pusat
S
eorang murtadin Syaifudin Abraham mengatakan imannya goncang setelah Amrozi ngebom di Bali dan menuduh bahwa hanya agama Islam saja yang mengajarkan radikalisme dan terorisme, boleh membunuh orang. Dan dia menyatakan tidak ada nabi dari bangsa lain kecuali dari bangsa Israel/Yahudi. Demikianlah ungkapan murtadin untuk menghina agama Islam dan melecehkan Nabi Muhammad SAW. Penulis ingin menanggapi dan membantah kalau Islam itu agama yang mengajarkan kekerasan dan radikalisme. Secara bahasa Islam mengandung arti tunduk, patuh, damai dan selamat. Justru, mari kita lihat di dalam kitab agama Yahudi dan Kristen banyak ayatayat yang mengajarkan kekerasan, dan terorisme. Klaim Yahudi, Tuhan telah memberikan TANAH YANG DIJANJIKAN Kepada mereka, 15:18 Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat: 19 yakni tanah orang Keni, orang
Setiap Tanah yang diinjak Yahudi itulah milik Yahudi Kitab Ulangan 11 : 23-24 ). (23) maka TUHAN akan menghalau segala bangsa ini dari hadapanmu, sehingga kamu menduduki daerah bangsabangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu. (24) Setiap tempat yang diinjak oleh telapak kakimu, kamulah yang akan memilikinya: mulai dari padang gurun sampai gunung Libanon, dan dari sungai itu, yakni sungai Efrat, sampai laut sebelah barat (Laut Tengah di barat), akan menjadi daerahmu.
gunung Libanon yang sebelah sana itu sampai ke sungai besar, yakni sungai Efrat, seluruh tanah orang Het, sampai ke Laut Besar di sebelah matahari terbenam, semuanya itu akan menjadi daerahmu. Josua 13:1-7 = Daerah-daerah yang belum direbut (1) Setelah Yosua menjadi tua dan lanjut umurnya, berfirmanlah TUHAN kepadanya: "Engkau telah tua dan lanjut umur, dan dari negeri ini masih amat banyak yang belum diduduki. (2) Inilah negeri yang tertinggal: segenap wilayah orang Filistin dan seluruh negeri orang Gesur, (3) mulai dari sungai Sikhor di sebelah timur Mesir sampai ke daerah Ekron ke arah utara--semuanya itu terhitung tanah orang Kanaan--;ada lima raja kota orang Filistin, yakni di Gaza, di Asdod, di Askelon, di Gat dan di Ekron--;dan orang Awi(4) di sebelah selatan; seluruh negeri orang Kanaan dan Meara, kepunyaan orang Sidon, sampai ke Afek, sampai ke daerah orang Amori;
Perintah Tuhan kepada Yosua untuk merebut tanah Kanaan (3) Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. (4) Dari padang gurun dan
1 Raja-raja 9 : 1-5 (1) Sekarang Yosua sudah tua sekali. TUHAN berkata kepada Yosua, "Kau sudah tua, Yosua! Tetapi masih banyak daerah yang harus direbut: (2) seluruh wilayah Filistin dan Gesur,
Kenas, orang Kadmon, 20 orang Het, orang Feris, orang Refaim, 21 orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu.“ ( KEJADIAN 15 : 18- 21 ). "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. (Kejadian 12 : 7 ).
"Semua bangsa-bangsa itu akan Kuusir nanti, pada waktu umat Israel memerangi mereka," kata TUHAN selanjutnya kepada Yosua. "Tanah itu harus kaubagibagikan kepada umat Israel untuk menjadi tanah milik mereka, seperti yang sudah Kuperintahkan kepadamu.dan raja-raja Filistin tinggal di Gaza, Asdod, Askelon, Gat dan Ekron.) (4) Juga masih harus direbut: seluruh daerah Kanaan dan Meara (milik bangsa Sidon), sampai ke Afek di perbatasan daerah bangsa Amori;..."Semua bangsa-bangsa itu akan Kuusir nanti, pada waktu umat Israel memerangi mereka," kata TUHAN selanjutnya kepada Yosua. "Tanah itu harus kaubagi-bagikan kepada umat Israel untuk menjadi tanah milik mereka, seperti yang sudah Kuperintahkan kepadamu. (7) Jadi, sekarang bagibagikanlah tanah itu kepada sembilan suku dalam bangsa Israel, dan kepada separuh dari suku Manasye, supaya itu menjadi tanah milik mereka." Demikianlah ayat-ayat bibel yang mengajarkan radikalisme, terorisme, kolonialisme dan rasisme, inilah jawaban untuk Pendeta Syaifudin Abraham seorang murtadin dari pesantren Zaitun, yang menyatakan hanya ada dalam Alquran yang membolehkan membunuh dan mengajarkan terorisme.[]
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Mercusuar
21
Kecerdasan Majemuk Polymath-Multihelix Oleh: Prof Dr Ing Fahmi Amhar
M
ungkin sudah pernah kita dengar teori kecerdasan majemuk. Intinya, bahwa kecerdasan
Orang yang mampu mengembangkan beberapa bakat kecerdasannya itu disebut polymath. Dia sangat kompeten tidak hanya dalam satu bidang ilmu, namun dalam
dan farmakologi, 2 tentang mineralogi, 4 tentang sejarah, 2 tentang India, 3 tentang agama dan filsafat, 16 tentang sastra, 2 tentang sihir, dan 9 tidak terklasifikasi. Dari semua
bukti fossil binatang laut di Himalaya. Al-Biruni sangat peduli pada kesalahan sistematis dan kesalahan acak (random), seperti kesalahan yang mungkin disebabkan oleh penggunaan alat yang renik dan kesalahan yang timbul oleh pengamat. Dia mengatakan bahwa alat memproduksi kesalahan karena kualitasnya tidak sempurna, sehingga pengamatan mesti dilakukan berulang, dan setelah itu dilakukan rata-rata aritmetis untuk mendapatkan perkiraan yang masuk akal. Setelah membaca banyak data hasil pengamatannya, alBiruni meyakini bahwa bumi ini bulat, berputar pada porosnya sehari sekali, dan beredar mengelilingi matahari setahun sekali. Ini hal yang bertentangan dengan pendapat umum saat itu, namun diyakini al-Biruni paling dekat dengan data-data empiris. Dengan karyanya yang sangat beragam ini, Al-Biruni mampu masuk ke berbagai
sehingga Al-Biruni memiliki akses ke dunia bisnis. Sedangkan para bangsawan di lingkar penguasa sering mengunjunginya untuk bertanya berbagai hal dari filsafat sampai sejarah. Seseorang yang mampu mengembangkan berbagai bakat kecerdasan dalam dirinya, akan mampu pula menggelar beberapa jalur “karpet merah” untuk keberhasilannya dalam meraih cita-citanya, baik secara pribadi, keluarga maupun masyarakat. Tak dapat disangkal lagi, bahwa apa yang terjadi di masyarakat itu merupakan hasil interaksi dari kaum akademisi (intelektual), dunia bisnis (termasuk media) dan para penguasa (government). Dalam teori triple-helix, sinergi dari “A-B-G” ini merupakan kunci sukses diterapkannya suatu gagasan. Dan pengalaman menunjukkan bahwa ketika seseorang memiliki akses pada setiap helix, karena dia memang mengembangkan jenis
Sebuah ilustrasi fase-fase bulan dari buku al-Biruni dalam bahasa Persia.
manusia itu ada beraneka. Yang paling sering dinilai di sekolah hanya tiga, yaitu kecerdasan logika-matematika, bahasa, dan visual-ruang. Namun pengalaman kita menunjukkan, bahwa ada kawan-kawan kita yang dianggap “kurang cerdas” di sekolah, ternyata lebih sukses dalam kehidupan. Ada yang sukses menjadi atlet, musisi, pengusaha, ustadz bahkan politisi. Itu karena mereka tidak terpaku pada yang dinilai di sekolah, tetapi pada kekuatan kecerdasan yang lain, semisal kecerdasan kinestetis-jasmani, musikal, naturalis, intrapersonal, dan interpersonal. Dari berbagai jenis kecerdasan tadi, ada orang yang hanya mengembangkan satu saja. Misalnya dia menjadi musisi yang hebat. Tetapi di luar itu dia “blo-on”-nya amit-amit. Sebaliknya ada juga yang menjadi profesor di suatu bidang ilmu, tetapi di luar bidangnya itu dia benar-benar “idiot”. Padahal semestinya, walaupun tidak seluruhnya, beberapa bakat kecerdasan pemberian Allah itu bisa dikembangkan.
beberapa bidang ilmu sekaligus, bahkan yang memerlukan jenis kecerdasan berbeda. Mungkin orang akan mengatakan bahwa fokus di satu bidang akan membuatnya lebih hebat lagi, namun itu tidak berlaku bagi seseorang yang telah berhasil menjadi polymath. Mereka memang sangat hebat dalam beberapa bidang sekaligus. Sejarah keemasan Islam mencatat cukup banyak polymath, salah satu di antaranya adalah Abu Rayhan Muhammad ibn Ahmad al Biruni, yang hidup antara 973 M sampai 1048 M. Melihat karyakarya al-Biruni, tidak syak lagi bahwa sedikitnya 6 jenis kecerdasan telah dia maksimalkan, yakni: logikamatematika, bahasa, visualruang, naturalis, intrapersonal, dan interpersonal. Karya al-Biruni berjumlah total 146. Ini mencakup 39 buku tentang astronomi, 23 tentang astrologi, 7 tentang kronologi (cara pendataan temporal), 20 tentang geografi dan ilmu pemetaan, 15 tentang matematika, 2 tentang mekanika, 2 tentang kedokteran
karyanya ini tinggal 22 yang bertahan hingga kini dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Padahal sebagaimana lazimnya anak-anak di masa itu, sebelum baligh, al-Biruni sudah hafal Alquran dan belajar ilmu fiqih dasar yang wajib diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Pada usia 17 al-Biruni sudah menghitung posisi lintang bujur dengan metode tinggi matahari. Berbeda dengan pendahulunya yang menghitung jari-jari bumi dengan pengamatan simultan matahari dari dua tempat yang berbeda, al-Biruni mengembangkan metode trigonometris yang dapat dikerjakan satu orang dari satu lokasi. Dengan cara itu dia juga dapat mengukur tinggi gunung tanpa harus mendakinya. Ketika membahas geografi, al-Biruni menggabungkan pemetaan dengan sejarah bangsa-bangsa terdahulu. Ketika membahas geologi India, dari data-data tanah dia berhipotesa bahwa wilayah itu dulunya adalah laut – apa yang dia abad modern semakin diperkuat oleh bukti-
Al-Biruni dalam perangko Uni Soviet tahun 1973 untuk memperingati 1000 tahuh kelahirannya. kalangan. Di dunia akademik, jelas dia memiliki reputasi yang tidak diragukan. Namun pengenalannya atas berbagai mineral maupun geografi, diperlukan oleh para pedagang,
kecerdasan yang diperlukan disetiap helix, maka sinergi itu akan lebih cepat lagi diwujudkan. Dan sejarah para ilmuwan di masa khilafah sudah membuktikan.[]
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Sosok
Keumala Hayati (akhir abad XV - awal abad XVI M) Laksamana Laut Kesultanan Aceh Darussalam
Pahlawan
Muslimah yang Terlupakan Di ujung rencong Malahayati, Cornelis de Houtman mati.
Prasasti di Benteng Inong Balee.
N
enek moyangku/ orang pelaut...// gemar mengarung/ luas samudra...// menerjang ombak/ tiada takut // menempuh badai/ sudah biasa...// Apa yang ada di benak Anda begitu mendengar lagu anak-anak di atas? Ya, nenek moyang kita memang pelaut ulung. Tapi apakah pernah terbayang ternyata kita memiliki sosok nenek moyang perempuan Muslimah yang bukan hanya tiada takut menerjang ombak, tetapi dengan gagah perkasa berperang di lautan melawan pasukan Kerajaan Protestan Belanda dengan berujung kemenangan setelah duel satu lawan satu di dek kapal? Dialah Keumala Hayati, Laksamana Laut Kesultanan Aceh Darussalam, dan dalam situs kebudayaanindonesia.net Dirjen Kebudayaan RI, disebut sebagai Laksamana Laut Wanita Pertama di Dunia. Sayangnya, tidak banyak catatan sejarah berbahasa Aceh atau Indonesia tentang perempuan yang disebut sebagai satu dari 10 Best Woman Warrior atau satu dari 7 Warlord Woman in History tersebut,
sehingga tanggal lahir dan kematiannya pun tidak ada. Namun, dalam wikipedia berbahasa Inggris, tanggal, bulan dan tahun pertempuran dan diplomasi Keumala Hayati dengan Kerajaan Protestan Belanda, Kerajaan Katolik Inggris dan Kerajaan Katolik Portugis tercatat. Ini menunjukkan betapa seriusnya kafir penjajah melihat potensi ancaman di negeri jajahannya. Karena, tidak ada yang bisa berdagang dengan berbagai wilayah di Nusantara tanpa melewati 100 kapal perang yang berisi sekitar 2000 pasukan angkatan laut perempuan di bawah pimpinan Keumala Hayati. Sehingga, laksamana yang kuat ini adalah faktor penting yang harus diperhatikan. Segala sesuatu tentang dirinya dipelajari, dan masuk dalam analisa upaya mereka untuk menjarah rempah-rempah di Nusantara. Berdasarkan catatan itu pula, pembaca bisa tahu betapa majunya Kesultanan Aceh Darussalam ketika menjadi salah satu provinsi Khilafah Utsmani termasuk dalam memperlakukan perempuan. Bila sekarang, orang yang hidup dalam naungan demokrasi meributkan emansipasi wanita. Aceh kala itu telah menunjukkan bagaimana Islam memperlakukan perempuan dengan baik.
Didukung Ibukota Berdasarkan sebuah manuskrip yang tersimpan di University Kebangsaan Malaysia dan berangka tahun 1254 H atau sekitar tahun 1875 M, Keumala Hayati berasal dari kalangan bangsawan Aceh, dari kalangan
sultan-sultan Aceh terdahulu. Keumala Hayati, atau lebih populer disebut Malahayati, adalah putri Laksamana Machmud Syah. Cucu dari Laksamana Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang menjadi Wali (gubernur) Kesultanan Aceh Darussalam tahun 1530-1539. Setelah lulus dayah (pesantren), Malahayati melanjutkan sekolah akademi militer Ma'had Baitul Maqdis (Aceh Royal Military Academy). Akademi militer kenamaan Kesultanan Aceh yang dibangun atas dukungan Khalifah Sultan Salim II. Bahkan tidak sedikit para instrukturnya yang didatangkan langsung dari Turki, Ibukota Khilafah Utsmani. Di akademi militer itu, Malahayati tumbuh sebagai sosok brilian. Di situ pula, ia bertemu dengan kakak angkatan yang kemudian menjadi suaminya. Lulus dari akademi, Malahayati diangkat menjadi Komandan Protokol Istana Darud-Dunia Kesultanan Aceh Darussalam. Sang suami menjadi laksamana. Setelah suaminya syahid di palagan Selat Malaka ketika melawan Portugis, Malahayati memohon kepada Sultan Saidil al-Mukammil Alauddin Riayat Syah, Wali Aceh yang berkuasa dari 1588-1604, untuk membentuk armada perang. Prajuritnya adalah para janda pejuang Aceh yang gugur dalam pertempuran di Selat Malaka itu. Gayung bersambut. Saat itu, Kesultanan Aceh memang tengah meningkatkan keamanan karena gangguan Portugis. Usul membentuk armada dikabulkan, Malahayati diangkat jadi Panglima Armada Inong Balee atau Armada Janda. Pasukan itu bermarkas di Teluk Lamreh Kraung Raya. Benteng Kuto Inong Balee dengan tinggi sekitar tiga meter dibangun. Lengkap dengan
Lubang Pengintaian Benteng Pasukan Inong Balee di pinggir pantai Selat Malaka
meriam. Sisa-sisa benteng itu kini masih bisa dilihat di Aceh. Tak hanya menyusun pertahanan di darat. Pasukan Inong Balee dilengkapi seratus lebih kapal perang. Armada asing yang melintas di Selat Malaka pun menjadi gentar. Pada 21 Juni 1599, komandan ekspedisi Belanda, Cornelis de Houtman tiba di pelabuhan Aceh. Pada awalnya, Sultan menerima de Houtman hingga kemudian de Houtman menghina Sultan. Belanda, yang sebelumnya sudah bertikai dengan Kesultanan Banten di ujung barat Pulau Jawa, memutuskan untuk menyerang Aceh. Malahayati memimpin pasukan Inong Balee untuk menyambut tantangan Belanda, yang berujung dengan tewasnya Cornelis de Houtman pada tanggal 11 September 1599 dalam pertarungan satu lawan satu di atas dek kapal. Tak kapok, pada 21 Nopember 1600, angkatan laut Belanda dipimpin oleh Paulus van Caerden, merampok dan menenggelamkan kapal dagang Aceh yang penuh dengan rempah-rempah di perairan Aceh. Pasca insiden ini, pada bulan Juni 1601, Laksamana Keumalahayati menangkap Laksamana Jacob van Neck saat dia berlayar di perairan Aceh. Setelah berbagai insiden penghadangan ekspedisi angkatan laut Belanda, Maurits van Oranje mengirimkan Laksamana Laurens Bicker dan Gerard de Roy dengan membawa surat permohonan maaf kepada Kesultanan Aceh. Agustus 1601, Laksamana Keumalahayati menemui utusan Maurits van Oranje dan membuat perjanjian gencatan senjata, serta ganti rugi 50 ribu gulden sebagai kompensasi atas tindakan Paulus van Caerden, sementara itu dari pihak Laksamana Keumalahayati harus
membebaskan tentara Belanda yang ditahan. Pasca perjanjian ini disepakati, Sultan mengirim tiga orang utusan ke Belanda. Reputasi Laksamana Keumalahayati sebagai Penjaga Kesultanan Aceh (Guardian of The Aceh Kingdom) membuat Inggris memilih menggunakan langkah diplomatik untuk memasuki Selat Malaka. Ratu Kerajaan Katolik Inggris Elizabeth I mengirim James Lancaster kepada Sultan Aceh, yang kemudian bernegosiasi dengan Keumalahayati. Hasil dari negosiasi adalah perjanjian pembukaan rute kapal dagang Inggris ke Jawa yang disusul dengan pembukaan kantor cabang Inggris di Banten. Ratu Elizabeth I menganugerahi Lancaster gelar Knighthood atas suksesnya melakukan pembicaraan diplomatik dengan Aceh dan Banten. Beberapa sumber sejarah menyebut, kemudian Malahayati tewas dalam peperangan melawan Portugis di Teuluk Krueng Raya, dan dimakamkan di lereng Bukit Kota Dalam, 34 km dari Banda Aceh. Di bawah Sultan Iskandar Muda (1607 M-1636 M), Aceh mencapai puncak kejayaannya bersama Laksamana Keumalahayati, sang pahlawan wanita tiga zaman. Ya, seperti doa dari orang tuanya ketika memberikan nama, Malahayati menjadi sosok kehidupan yang bercahaya laksana keumala (dalam bahasa Aceh, keumala artinya batu indah yang bercahaya). Nah, sekarang bila mendengar lagi lagu Nenek Moyangku Orang Pelaut, apa yang terbayang di benak Anda? [] joko prasetyo dari berbagai sumber
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Gerbang Ainun Jariyah
Masjid yang pernah menjadi masjid teladan di Kabupaten Bantul ini diharapkan bermanfaat bagi umat dalam semua aspek kehidupannya.
P
ohon sawo bludru yang tegak di pelataran seakan menyambut jamaah yang datang dengan segala kerindangan dan kesejukannya. Apalagi letaknya yang dekat jalan penghubung Yogyakarta dengan Jawa Tengah selatan yang padat lalu lintas, tak pelak Masjid Ainun Jariyah banyak disinggahi. Sesuai namanya masjid yang berlokasi di Jalan Wates Km 3,5 Rejodadi DK XI Onggobayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, menawarkan kesejukan mata air yang mengalir bagi siapa saja yang datang. Dan secara harfiah pun ketika wudhu atau mandi airnya benar-benar terasa segar, hilang sudah hawa panas selama perjalanan. Awalnya, Ainun Jariyah berwujud sebuah langgar kecil yang hanya dapat digunakan untuk shalat puluhan orang saja, padahal lokasinya sangat strategis. Melihat kondisi ini, H Kusiran (almarhum) merasa tergerak untuk membangun sebuah masjid. Berkat dukungan dana dari putranya, Kesi Nasrun (almarhum), seorang dokter bedah di Jakarta kala itu, maka pada 1 Muharram 1400 Hijriah bertepatan dengan 21 Nopember 1979, langgar pun dipugar menjadi masjid yang berkapasitas seribu orang. Dilengkapi dengan ruang kesehatan, ruang TPA, dapur, tempat wudhu terpisah dan tertutup bagi jamaah putri. Dan tentu saja sangat sesuai untuk
Anjangsana
Angkringan Dakwah di Ainun Jariyah
Jamaah Maghrib
Interior serambi
23
Masjid Ainun Jariyah, Kasihan, Bantul, DIY
Kesejukan Mata Air di Panasnya Perjalanan dijadikan tempat pertemuan. Menyadari bahwa masjid ini juga menjadi tempat singgah, maka masjid didesain dengan halaman dan serambi yang cukup luas. Desain interior yang didominasi warna hijau menambah rasa sejuk saat jamaah masuk untuk melaksanakan shalat. Selain fasilitas yang cukup bagi para jamaah, berbagai kegiatan dakwah diselenggarakan oleh pengelola masjid. Taman Pendidikan Alquran, Pengajian Ahad Pagi, Pengajian Infak Keluarga dan juga pengajian remaja. Penyelenggaraan usaha kesehatan dan pemberdayaan ekonomi juga menjadi perhatian pengelola masjid. Menurut penuturan Purwanto, salah satu petugas masjid, berawal dari infak senilai lima belas ribu rupiah saat ini telah terkumpul aset senilai 90 juta rupiah yang bergulir di antara jamaah. Setiap bulannya masjid dapat meminjamkan dana kepada empat orang jamaah masing-masing senilai enam juta rupiah. “Dana tersebut dipinjamkan kepada jamaah tanpa bunga!” tegasnya dengan bangga. Pengelola masjid sadar bila jamaahnya akan menjadi berkualitas jika mereka memiliki pendidikan yang memadai. Maka melalui pengajian infak keluarga pengelola masjid ingin memberikan bantuan bagi jamaah yang terkendala biaya pendidikan. Saat petugas mengantar undangan
pengajian, maka sekaligus menarik infak kepada jamaah, saat pengajian dilaksanakan dana yang terkumpul diumumkan. Pengajian infak keluarga diselenggarakan setiap malam Ahad Kliwon. “Masjid yang pernah menjadi masjid teladan di Kabupaten Bantul ini diharapkan bermanfaat bagi umat dalam semua aspek kehidupannya,” ujar Suratman, penanggung jawab bagian kepemudaan. Masjid memiliki posisi penting dalam mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin. Namun upaya yang harus
didukung oleh segenap jamaah terkendala oleh sistem pendidikan yang ada. Para remaja dan pemuda yang seharusnya aktif turut dalam pembinaan mengalami kesulitan dengan alasan padatnya kegiatan sekolah dan kuliah. Tantangan inilah yang saat ini dihadapi oleh segenap takmir masjid. Menyiapkan berbagai kegiatan yang dengannya segenap jamaah dapat mendapatkan pembinaan Islam yang utuh. Meski ditengah padatnya kesibukan. Sumbangan masjid ini bagi perjuangan penerapan syariah dan penegakkan
khilafah cukup besar. Pertemuan dan kajian yang membahas tentang syariah dan khilafah sering diadakan di dalamnya. Kesuksesan Muktamar Khilafah 2013 di Yogyakarta berawal dari sini, karena di masjid ini pula sosialisasi perdana diadakan. Di samping itu, kewajiban menegakkan syariah secara kaffah dalam naungan khilafah pun dikemas apik dalam kemasan angkringan dakwah di pelataran masjid.[] yusuf mustakim/joy
Ustadz Suratman, Penanggung Jawab Seksi Kepemudaan Masjid Ainun Jariyah
Nggak Mungkin Terwujud dengan Demokrasi
K
esederhanaan, itulah kesan pertama yang akan dijumpai oleh siapa pun yang bertemu dengannya. Padahal di pundaknya terdapat tanggung jawab yang besar, membina para pemuda untuk terjun berjuang melalui masjid. “Saat berdiri masjid ini semuanya dikelola oleh pemuda, tapi saat ini telah berubah. Hanya ada beberapa pemuda yang turut mengelola masjid ini,” tuturnya. Keprihatinan itulah yang mendorongnya untuk semakin giat mengadakan pembinaan di Ainun Jariyah, karena masjid yang dinamis dan maju hanya mampu terwujud dengan kiprah banyak pemuda di dalamnya. Masjid bukanlah semata tempat shalat berjamaah, tapi masjid merupakan tempat semua
aspek kehidupan menjadi bermanfaat bermula. Masjid merupakan tempat awal mewujudkan Islam rahmatan lil 'alamin. Keyakinan bahwa masjid menjadi awal perubahan masyarakat tercermin dari sikap terbukanya dalam memfasilitasi berbagai kegiatan keislaman, terutama untuk perjuangan penerapan syariah Islam. Dukungannya terhadap perjuangan ini tercermin dari sikap sabarnya saat memfasilitasi berbagai kegiatan. Saat ditanya tentang alasannya tanpa ragu ia menyatakan, “Islam rahmatan lil 'alamin akan terwujud jika syariah diterapkan, nggak mungkin terwujud dengan demokrasi maupun yang lain.”[]yusuf mustakim/joy
24
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Muslimah
Budaya Selebritas
di Panggung Dakwah Orang berharap, para ustad-ustadzah seleb kelak benar-benar mengubah citranya sebagai ikon ustadz-ustadzah sejati.
D
ewasa ini, budaya selebritas telah melanda dunia dakwah. Sosok-sosok populer dari kalangan selebritas kini laris dalam kajian-kajian keislaman. Meski untuk itu panitia harus menyiapkan bayaran tak murah. Mereka rela demi kesuksesan acaranya. Demi mendatangkan massa. Kenapa? Karena masyarakat sudah terinveksi virus celebrity culture. Budaya ngartis. Lihat saja, jika acara itu pembicaranya bukan orang terkenal, minim peserta. Sebaliknya, jika mendatangkan artis ternama, pesertanya membludak. Apakah murni untuk menyerap ilmu Islam? Bukan. Pastinya karena senang bisa bertemu idola. Itu kebanggaan luar biasa bagi orang kebanyakan. Bagi fans atau follower. Nah, para ustadz-ustadzah seleb ini ada yang lahir instan. Artinya, belum menguasai ilmu Islam secara kaffah dan mumpuni, sudah diorbitkan ceramah sana-sini. Meski, ada pula yang memang berlatar belakang ilmu Islam, dan kebetulan punya penampilan lumayan. Ya, ustadz-ustadzah seleb ini biasanya memiliki tampilan fisik di atas rata-rata. Cakep/cantik dan camera face. Pokoknya marketable alias berdaya jual tinggi. Ciri lainnya, punya manajer khusus yang mengurus dakwahnya dengan embel-embel tarif, plus permintaan eksklusif saat dakwah. Misal, minta tiket pesawat bisnislah, penginapan hotel bintang sekian, membawa sejumlah besar tim, pakaian dari desainer kondang, dll. Cenderung menyampaikan tema sesuai selera pasar. Ustadz-ustadzah seleb ini juga cenderung butuh penonton yang membludak, kostum mentereng, jika perlu disertai nyanyi/puisi atau akting, ceramah mengutamakan entertaiment, yakni bagaimana agar membuat jamaah
tertawa dan terhibur. Mereka butuh media resmi seperti televisi maupun media sosial untuk mendongkrak popularitas. Mereka juga tak keberatan menjadi bintang iklan atau mempromosikan produk-produk merek terkenal yang cenderung mahal. Dikelilingi fans dan bukan dikerumuni orang-orang shalih. Mereka aktif mengunggah kegiatan pribadi, yang tidak ada hubungannya dengan dakwah. Demi menyenangkan para fans. Biar tetap eksis.
Ustadz Sejati Orang memang tidak boleh bersu’udzan bahwa semua ustadzustadzah seleb itu tidak ikhlas dan berdakwah demi materi atau ketenaran. Karena, niat dan motivasi, hanya dia dan Allah SWT yang tahu. Tentu orang berharap, para ustad-ustadzah seleb kelak benar-benar mengubah citranya sebagai ikon ustadz-ustadzah sejati. Yakni, dengan meninggalkan dunia selebritas sama sekali dan mencelupkan diri dalam dunia dakwah seutuhnya. Seratus persen. Mau jadi ustadz atau artis. Pilih yang tegas. Menjadi ustadz-ustadzah sejati. Yakni, mereka yang berdakwah tanpa memikirkan tarif. Bahkan diberi kesempatan berbicara saja sudah bersyukur. Ikhlas lillahi ta'ala. Tidak takut risiko, menyampaikan dengan tegas halal dan haram. Tidak mengikuti tema sesuai selera pasar, tapi punya target khusus untuk mengubah pemikiran dan kepribadian umat. Tidak terlalu memperhatikan penampilan, dalam arti tampil sederhana, apa adanya dan bersahaja. Tidak disetting dengan kostum khusus, make up dan pernak-perniknya. Tidak peduli seberapa banyak jumlah penonton, tapi butuh pendengar yang ikhlas. Cenderung takut terkenal sehingga
tidak begitu mementingkan eksistensi, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Lebih banyak ditemani orang shalih dan ikhlas. Bersikap wara', bahkan terhadap hal-hal mubah. Sosok seperti inilah yang seharusnya menjadi panutan. Layak dijadikan teladan dan didengar tausiyahnya.
Haus Agama Sejatinya, antusiasme masyarakat terhadap ustadz-ustadzah seleb ini di satu sisi menggembirakan. Itu pertanda tingginya animo masyarakat terhadap kajian agama. Haus ilmu. Apalagi menghadiri kajian keislaman dewasa ini telah menjadi bagian hidup masyarakat modern. Terutama kaum ibu. Saat usia mulai 40 tahun ke atas, ketika anak-anak mulai besar, mereka pun aktif di majelis taklim-majelis taklim di lingkungannya. Selain untuk aktualisasi, bersilaturahim, juga menambah tsaqafah Islam. Sebab, konon pada usia itulah manusia sampai pada titik, lebih memikirkan ukhrawi dibanding duniawi. Tapi, jamaah pengajian ini umumnya lebih rajin menghadiri kajian keislaman jika pembicaranya ustadzustadzah seleb yang kerap nongol di televisi. Mereka bahkan tak hanya berniat menyimak tausiyahnya, tapi sekaligus bertemu idola. Syukur-syukur bisa ikut tampil di layar kaca. Padahal, betapa dahsyat efeknya jika jamaah ini menyimak kajian Islam kaffah dari ustadz-ustadzah yang punya kapabilitas tinggi. Di sinilah peluang dakwah bagi para pengemban Islam ideologis. Peluang besar untuk mengubah kondisi masyarakat agar islami. Jangan sampai kalah semangat oleh ustadz-ustadzah seleb. Apalagi kalah ilmu.
Panutan Umat Dulu, orang yang disebut ustadz itu adalah lulusan pesantren, perguruan Islam, menguasai kitab kuning dan sejenisnya. Bahkan dalam bahasa Persia atau Arab, ustadz itu merujuk pada guru besar atau bahkan profesor. Artinya, memang tidak sembarang orang layak menyandangnya. Tetapi, melalui kualifikasi yang sangat rigid. Namun, penyematan istilah ustadz atau ustadzah dewasa ini memang longgar. Siapa saja yang berdakwah, menyampaikan tausiyah atau nasihat Islam, langsung disebut ustadz atau ustadzah. Sebagai sebuah sebutan, tak masalah, asalkan memang dia benarbenar menguasai Islam. Juga, menampilkan kepribadian yang benarbenar islami. Dan terpenting, menyadari betul tugas ustadz-ustadzah adalah mempengaruhi umat dan membentuk opini umum agar bergaya hidup islami. Bukan sekadar menjadi penghibur. Apalagi turut mengenalkan gaya hidup populer yang cenderung hedonis dan mengikuti selera pasar. Lebih parah lagi jika hanya melanggengkan eksistensi budaya ngartis. Maka, jangan sampai budaya ngartis melanda pejuang Islam. Kini banyak pejuang syariah dan khilafah yang (menuju) populer. Terlebih di era digital dan media sosial yang memfasilitasi kepopuleran. Setiap diri bisa menjelma menjadi selebriti. Akan banyak sorotan terhadap segala aktivitas dan statusnya. Semoga tetap menjaga hati dan lurus dalam dakwah. Karena, mengemban tugas dakwah berarti menempatkan diri dalam posisi sebagai panutan umat. Tanggung jawabnya besar. Bukan hanya dirinya, tapi atas apa yang terjadi di dalam diri umat.[] kholda
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
25
Muslimah
Terkenal Dirindukan Umat,
Bukan Diidolakan
M
emilih jalan dakwah, memang bisa berefek pada kepopuleran. Benar. Karena seringnya kontak, mengisi pengajian, up date status islami, memajang foto-foto kegiatan keislaman dan sejenisnya, berefek pada popularitas. Itu sebuah keniscayaan. Efek samping yang tak diharapkan. Mau tidak mau terjadi, berbanding lurus dengan seringnya melakukan interaksi dakwah dengan masyarakat. Entah tingkat kepopulerannya di dunia nyata, baik di level sekolahan, kampus, kantor, RT, RW, kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional. Entah populer di media seperti di koran, radio atau televisi. Entah kepopulerannya di dunia maya seperti Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan sejenisnya. Entah populer dengan brand-brand yang berbeda-beda sesuai keahlian. Ada yang dilabeli pakar zikir, pakar sedekah, pakar keluarga, pakar anak, pakar wanita, pakar ekonomi Islam, dll. Entah terkenal dengan brand sebagai trainer, praktisi, inspirator, penulis, pengisi ceramah atau sekadar statuser (pembuat status, red). Nah, menjadi terkenal –walau
bukan tujuan utama (dan jangan sampai jadi tujuan)—itu tidak mudah. Sudah banyak orang-orang terkenal yang mengakui, menjadi populer itu sejatinya menyiksa. Lantas bagaimana menyiasati “keterkenalan” tersebut? 1. Jaga Diri Harus ekstra hati-hati dalam segala hal. Baik bersikap, berucap maupun bertindak. Jangan sampai keseleo lidah atau salah langkah. Apalagi di era digital, di zaman media sosial, setiap orang telah menjelma menjadi selebritas. Postingan apapun jadi perhatian para follower-nya. Salah jempol bertindak, rusak susu sebelanga. Begitulah risiko orang terkenal. Apalagi terkenal dengan brand sebagai “orang saleh”. 2. Jaga Attitude Harus membiasakan diri tampil menyenangkan semua orang. Bersikap lebih ramah, lebih antusias, lebih perhatian dan lebih baik lagi. Bukankah berakhlak mulia memang perintah agama? Walaupun, mungkin karakter dasar kita memang tak bisa ditinggalkan. Artinya, tetaplah menginjak bumi, menjadi diri sendiri. Tidak pura-pura, tapi tulus melakukannya.
3. Jaga Image Inilah tantangan orang terkenal. Harus mampu menjaga citra, walaupun tak perlu melakukan pencitraan. Terus memantaskan diri menjadi pribadi terbaik, tapi tidak dengan berpura-pura menjadi baik. Caranya, menjaga aktivitas sesuai prioritas hukum syara'. Karena, hal mubah saja, terkadang dipersoalkan dan bisa menjatuhkan image. Memang, kita adalah manusia biasa. Tak luput dari salah dan dosa. Tidak sempurna. 4. Jaga Hati Ini yang sangat sulit, karena hanya dia dan Allah yang tahu. Menjaga diri dari penyakit riya', gila sanjungan dan haus pujian. Juga, menjaga kelurusan niat, bahwa kita melakukannya demi ridha Allah SWT. Bukan demi eksistensi diri, demi dipuji, apalagi demi materi. Sudah menjadi kelaziman, semakin terkenal seseorang, “tarifnya” kian melangit. Niatnya kok jadi ke duit. Ini yang tidak boleh terjadi. 5. Jaga Privasi Begitu nama mulai menanjak, biasanya masyarakat mulai kepo. Ingin tahu luar dalam tentang si terkenal. Baik
profil lengkap dirinya, maupun keluarganya. Baik aktivitas kesehariannya maupun isi pikirannya. Dipantengi kegiatannya atau status-status di DP atau media sosialnya. Bahkan dikorek pula masa lalunya. Begitulah ulah orang yang sudah mulai mengidolakan. Ya, jangan salah! Pengemban dakwah pun punya penggemar. Nah, di sinilah kita harus berhatihati menjaga privacy. Mampu memilah mana yang bisa dibagikan ke masyarakat, mana yang tidak. Misal saat ceramah, apakah perlu menjadikan pengalaman hidup kita sebagai contoh? Apakah itu akan memperkuat keyakinan jamaah, atau sebaliknya malah meruntuhkan keyakinan mereka terhadap kita? Nah, kita harus pandai-pandai memilah dan menelaahnya. Demikianlah, semoga kita menjadi pribadi yang kian mawas diri. Tak takut melakukan aktivitas dakwah dan siap menerima risiko. Selalu ingat Allah SWT, sebaik-baik penjaga hati. Seraya penuh harap, agar kita menjadi ustazah yang dirindukan umat. Bukan merindu diidolakan, tapi dijadikan rujukan kebenaran.[] kholda
Konsultasi
Mengenalkan
Makanan Halal pada Anak Assalaamu'alaikum Wr Wb. Saya ibu rumah tangga dengan tiga anak. Saya pernah membaca hadits yang kurang lebih bunyinya seperti ini: “Tidak akan masuk surga darah dan daging yang terbuat dari makanan yang haram. Neraka lebih utama untuknya”. Sungguh ancamannya luar biasa ya, jika ada seorang Muslim yang tidak memperhatikan tentang kehalalan makanan. Hal semacam ini mendorong saya untuk mengenalkan tentang pentingnya kehalalan makanan kepada anak-anak sejak dini, agar mereka mengerti betul dan berhati-hati dengan makanan yang dimakannya. Langkah apa yang bisa saya lakukan untuk mengenalkan anak-anak tentang makanan halal. Terima kasih atas masukan dan sarannya. Wassalaamu'alaikum Wr Wb. IW - Bogor Wa'alaikumsalam Wr Wb. Ibu IW yang baik, Makan merupakan pemenuhan kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi. Di samping kualitas makanan, halal dan thayib merupakan syarat utama saat kita mengonsumsi makanan. Mengonsumsi makanan haram pasti akan berdampak buruk bagi tubuh, selain ia pasti akan mengantarkan tubuh ke dalam neraka, seperti bunyi hadits yang
pernah Anda baca. Karena itu, mengetahui makanan halal menjadi sangat penting. Tidak hanya bagi orang tua (ibu) karena dia yang bertugas menyediakan makanan untuk anakanak, tapi juga penting bagi anak-anak. Mereka harus mulai dikenalkan makanan halal dan haram agar lebih berhati-hati saat mengkonsumsi. Ibu IW yang baik, Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengenalkan jenis makanan haram dan halal yang sudah disebutkan dalam Alquran dan hadits Rasulullah SAW. Ajaklah anak untuk membaca, mengkaji, jika mungkin menghafalkan ayat-ayat dan hadits tersebut. Seperti misalnya ayat yang terdapat dalam Surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembilih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang kamu sempat menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala.” “Rasulullah SAW bersabda: Laut itu suci dan bangkainya halal” (HR. Ahmad). Selain itu, Anda juga bisa mengenalkan
pada anak tentang label halal yang tercantum dalam kemasan makanan. Usahakan untuk selalu membeli makanan yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari mulai makanan ringan, jajanan anak-anak sampai memilih rumah makan ketika akan bersantap dengan keluarga. Label halal biasanya berbentuk lingkaran kecil di sudut atas atau bawah kemasan yang di dalamnya terdapat kata halal untuk makanan dalam kemasan dan keterangan (sertifikat halal) dalam bentuk lembaran kertas untuk restoranrestoran atau makanan yang tidak dikemas. Meski tidak berarti yang tidak berlabel halal adalah makanan yang haram, tapi mengenalkan label halal mendidik anak untuk berhatihati sebelum membeli. Harus memperhatikan halal dan haramnya suatu makanan. Ibu IW yang baik, Setiap makanan pasti mengandung komposisi tertentu. Ragam kandungan biasanya tercantum pada kemasan disertai dengan kuantitasnya. Ajari anak untuk mengamati setiap kandungan makanan yang tercantum dalam kemasan. Jika di dalamnya mengandung bahan yang meragukan seperti gelatin misalnya, pastikan bahwa yang tercantum adalah gelatin yang berasal dari sapi. Gelatin biasanya terdapat pada
Diasuh oleh: Dra (Psi) Zulia Ilmawati
Ilustrasi
makanan yang lembut dan sedikit kenyal, seperti misalnya permen lunak, ice cream, puding. Tiga jenis makanan ini termasuk makanan favorit anak-anak. Maka berhatihatilah ketika mengonsumsinya. Ibu IW yang baik, Selain itu, penting juga diajarkan kepada anak bahwa makanan yang halal tidak hanya dilihat dari zatnya saja tetapi juga cara memperolehnya. Makanan yang dari sisi zatnya halal, tapi jika didapat dengan cara yang haram menjadi haram juga. Misalnya, ayam goreng yang halal dimakan, tapi jika didapat dengan cara mengambil bekal temannya saat makan siang di sekolah maka ayam goreng yang lezat itu menjadi haram. Dengan cara ini, anak juga dididik sedari dini untuk mendapatkan rezeki dengan cara yang halal selalu.[]
26
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Ustadz Menjawab
Hukum Menitipkan Sertifikat Rumah Kepada Pihak Ketiga Diasuh Oleh: Ust M Shiddiq Al Jawi Tanya : Ustadz, saya mau beli rumah yang katanya KPR Syariah, tapi ada akad kalau saya tidak punya agunan maka sertifikat rumah dititipkan kepada pihak ketiga (bisa di save deposit box di bank, notaris, dll). Jika sertifikat itu diperlukan oleh salah satu pihak (pemilik atau developer), maka pihak itu harus izin kepada yang lain. Apakah akad penitipan sertifikat ini syar'i? (Ferryal Basbeth, Jakarta). Jawab : Penitipan sertifikat rumah kepada pihak ketiga tersebut tidak sah dan haram dilakukan, berdasarkan tiga alasan sbb : Pertama, ditinjau dari segi syarat akad, penitipan sertifikat rumah itu adalah syarat yang menyalahi hukum syara'. Sebab penitipan sertifikat rumah tersebut telah meniadakan konsekuensi akad jual-beli (muqtadha al 'aqad), yaitu berpindahnya kepemilikan kepada pembeli dan adanya hak melakukan tasharruf (pengelolaan) terhadap rumah itu bagi pembeli, seperti menjual, meminjamkan, menghibahkan, dan sebagainya. Dalam masalah ini Imam Taqiyuddin An Nabhani mengatakan, “Syarat yang meniadakan konsekuensi akad dan hak melakukan tasharruf, adalah syarat yang menyalahi hukum syara'”. (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/53; Shalah Al Shawi & Abdullah Al Mushlih, Maa Laa Yasa'u At Tajir Jahluhu, hlm. 49-50).
Dalil bahwa syarat apa pun yang menyalahi syariah hukumnya tidak sah (fasad) dan haram untuk dilaksanakan, adalah sabda Rasulullah SAW, ”Apa saja syarat yang tidak terdapat dalam Kitabullah maka syarat itu batil, meskipun ada seratus syarat.” (HR Bukhari, no 2060). Juga sabda Rasulullah SAW, ”Kaum Muslimin [bermuamalah] sesuai syarat-syarat di antara mereka, kecuali syarat yang mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan sesuatu yang haram.” (HR Abu Dawud no 3594 & Tirmidzi no 1363). (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyyah Al Islamiyyah, 3/53-54). Kedua, ditinjau dari segi penitipan sertifikat rumah, penitipan ini sesungguhnya adalah akad tambahan (yaitu akad titipan, wadii'ah) yang dijadikan syarat bagi akad pokok, yaitu jual-beli rumah. Dengan demikian, telah terjadi penggabungan dua akad, yaitu akad jual-beli dan akad titipan (wadii'ah), dalam satu akad yang tak terpisah satu sama lain. Padahal syariah telah melarang penggabungan dua akad menjadi satu akad (multiakad, hybrid contracts), dalam arti ada akad yang dijadikan syarat bagi akad lain, misalnya penggabungan dua akad jual-beli menjadi satu akad, atau penggabungan akad jual-beli dan akad ijarah menjadi satu akad, dan sebagainya. Dalil haramnya multiakad adalah hadits dari Ibnu Mas'ud ra yang berkata, ”Nabi SAW telah melarang dua kesepakatan dalam satu kesepakatan (shafqataini fii shafqatin wahidah).” (HR Ahmad, Al Musnad, 1/398).
BACA TELPON AGEN KAMI SEKARANG JUGA UNTUK BERLANGGANAN
Bingung Memilih Informasi yang Benar? JAKARTA Jakarta Pusat : Yudi 0858 8324 0048; Jakarta selatan: jagakarsa: Joko Prasetyo 081288020261; Tanjung Barat: Abu Mahariq 08211471011; Cilandak: deni 0856 7039 810; Kebayoran Lama: A Zidan Telp. 081510642452. Jakarta Barat : Slipi: Luqi: 08567100480; Kebayoran baru: Abu Zidan 08973747576, kalideres: Abdurrahman 081330145148. Jakarta Timur: Cipayung: Bini Santoso Hp 081311447433; Jatisampurna (Kranggan): Joko Hp. 0813 83265915. Ciracas: Irfan Telp. 02132584167/ 083873930179. Duren Sawit: Ali Akbar 08111898408. Cakung: Yusuf 081511748827. Cempaka Putih: Hamzah, Klender: H. Abd Rahman S. 021-860 9612; Utan kayu: Adeng 081334670290; RS Islam Pondok Kopi Jaktim Agus Hamzah Hp 081317000605. Jakarta Utara : Koja: Akrom 085283435391; Yudi 0858 8324 0048; JAWA BARAT KOTA DEPOK: Beji: Marno 085310016820; Panmas: Ahmad Nurudin 081906329055; Sukmajaya: Suchail 085265214074; UI: Toko Buku Yasmin Masjid UI BOGOR: Kab. Bogor Tedi 085717365900; Cibinong: Andi Zaenal 085781657658; Kota Bogor: AZIZ 087870272733; Tanah Sereal: M.Izzata 081513336199/ 081381361993 Sukabumi (Cisaat): Feri 085723285645; Sukabumi (Cikole): Yusuf 085860043655; Sukabumi (akhwat): Ita Hartati 081563122853 / 081382502197; Cianjur: Abu Ihsas 087778880443 KOTA BANDUNG: Ade Sudrajat 085659366738, Asoed 085759159591; Ujung Berung: Nazar 0852 2023 1418; Cimahi: Azhari 0817 0228 025 / 0812 2295 0448 Tlp. 022 92557147; Padalarang: Furqonudin 0813 9439 5445; Regol: Dodiman Ali 082276542224; Bojongsoang: Ahmad Mulyana 081573059743; Cangkuang: Anggara Kelana Hp. 085795910367; Babakan:Amril Muhtadi 085101246014/ 085659269342 KABUPATEN BANDUNG: Solokan Jeruk: Yana S. 085720072863; Ciparay: Mara 08980013003; Majalaya: Arifin 087824035731; Rancaekek Barat: Roki Hermawan 0857 2228 7717; Rancaekek Timur: Dr Irianti 08157154194; Cileunyi: Sandi Wardiman 081573989999. Kota Sumedang: EnceHidayat 081572024919; Jatinangor: Asoed 085759159591; Tanjungsari: Cucu 085220659636; Majalengka kota: Diding 085323452176; Majalengka (Jatiwangi): Soni Irawan 081313479481; Cirebon:Acong 085224008686; Indramayu (Kandnghaur): Syafrudin 089608148991; Indramayu (Krangkeng): Nurman 085759873636/ 081380444895; Indramayu (Anjatan): Abu Zakhi 085724071364; Kuningan: Suwaji 08170969411/ 081219109411; Garut: Tantan Santana: 089610931582; Ciamis: Yayan 087826628503; Banjar: Oyah Rokayah 085793586409; Tasikmalaya: Ikhsan 083177771924 / 085277771924; KOTA BEKASI: Jumadi 021 71398949; Bekasi Timur: Yusuf 08881054020; Cikarang Abu Rifadh 081319873253; Abu Zafiroh 0878899091133; Rasa 085714899471; Karawang: Abu Hamzah 0816842819/02679154424, Purwakarta: Ahmad Sapan 0817 4872742. SUBANG: Dindin Awaludin 0812 9515 489; Cikampek: Wahid Ali 0821 1081 0495; BANTEN SERANG: Nizar, Pesantren AL abqory, Hp 085295121283/ 085716791554. Pandeglang: Muhamad Faiz Hp 0852 10514141; TANGERANG: Rahmat Nur 0813 8610 2196/ 0888 1888 588; Ali (Granada Agency) 021-9977 8904; Tangerang Kota: Abu Hanif Hp. 085311050252 / 087771674545; CIPUTAT: Abu Fariz Hp. 0815 978 5498. JAWA TENGAH Semarang; Cahaya Umat 08174156771. Rembang: Bp. Jady 085290471147. Pati:
Bp. Edi 085726364422. Kudus: Isham Agency 085876767330. Jepara: Ghuroba Agency 085290730166. Blora: Fauzi 085878718661; Ungaran: Fazsy Agency 085865286444. Salatiga: Ummah Wahidah Agency 0812 2890594. Purbalingga: Amin Agency 085227085935; Banjarnegara: Adi Agency 081334670290; Kendal: Almira Sahda Agency 08156548388.Pekalongan: Bp Ridho 081325075511. Klaten: Ahmad Faiz 0852 9102360; Solo : Abu Yusro 0817 443051. Sragen: UD Salsa Bila 0852 93711479. Boyolali: Wasith, Bendan, 0815 7641207. Wonogiri: Royyan 0813 29317863. Sukoharjo: Abu Ibrahim (0271) 7560751. Purworejo: Yasin, 0813 28710443. Magelang: Pustaka Maqwa 0293-5500222, Hp 081328665825. Cilacap : Sulthon Agency 0856 47673766, Rahmat 08157933384. Purwokerto: Faizah Agency 081905352881. Pemalang: Ridho 081234170701; Wonosobo: Adrian 08562658932; Temanggung: Wahyu 0817 270 329. Tegal: Surahman 085759094704 ; Brebes: Anam 087730503341. Slawi: Guntur 081542160113; Batang: Na’im 085878282880; Demak: Slamet 087746163800 JAWA TIMUR Surabaya: Wacana Islamiyah Agency 031-5993408 / 71494080, Zahro Agency Hp 08563118552 / 085706631975, Anjik Permata Agency 031-71251217, Faizah Agency, Jl. Ketintang 031-72732961. Container Crane Agency 0857 3133 2733; Aulia Agency 031-72536907; Kediri: Jafar kholid 0857335120999; Jombang: Jundi Muda Agency 0321-5147405. Pasuruhan: Pustaka Arrisalah, 03437831801. Sidoarjo: Ar Rowi Agency 031-71654022/ 081703742236. Probolinggo: Rahmania Agency 0335682890/ 08124952963 Jember : Kamil Agency 0331-330124 Hp.08123254134. Gresik : Nada Agency 081553401845 Gresik: Media Ummah Agency 081615063909 Ngawi : Smile Center 0351745934. Madiun : Luqman Agency 0351495027 Hp. 081335668774. Lumajang : Aftoni Agency 0334-884121 Hp. 081336762535. Banyuwangi : Khasanah Semesta 0333-7765856 Hp. 081358332444. Kediri : Al Ma'ruf Agency 0354-7061173 Hp.081931036614. Tuban : Cipta Agency 0852 30316968. Bojonegoro : Harik Agency Lebak Kulon 0852 32590536. Malang : Zhafira Agency Hp. 085755253941 . Tulung Agung : Kios Muslim “Arinal Haq” Hp. 0852 3354 8294; Sampang : Cendekia Agency 0817 03630599. Sumenep : Rusliy Agency 03287710028 Hp. 081703030119. Bangkalan : Global Partner Agency 031 81045451, 087849943666 . Pamekasan : Ust Harun 0813 3285 6752/ 0819 1379 6115; Mojokerto : Wahana Karya 0321-7174466, Hp. 08563439049. Situbondo : Media Umah,Irfan, 033 80673015 Hp. 08113502243. Magetan : Forkisma Agency 03517681700/ 081803424179 . Nganjuk : Candra Agency 035 86132967 Hp 0857 3544 4488; Blitar: Mukhlish Agency Telp. 0342-809515. Lamongan : Hari Agency Hp 0856 4508 2121; YOGYAKARTA Yogyakarta : Nur Widianto Hp. 0811 2503937; Gunung Kidul : Anang Ma'ruf 02747406061/ 08175463111. Sleman : Jumardi Yanto 0811 2503937. Abu Khilafah 0818 0720 3377; Bantul : Farid Ma'ruf Telp. 0274-2660609/ 08175423370. Kulonprogo : M. Hanif Telp. 0274-7131593. SUMATERA Lampung: Samsu 085758753334/ 085267454582; Kalianda: M. Ihsan 081369517774; Palembang: Syaiful Islam 08197815225; Sumbar (Padang): Ardion 081374430899; Adi 081363242933; Pekanbaru: Ihsan 08126809055/ 081365609191; Rokan hilir Riau: Syahroni 081261964901/ 085271302401/ 085668491837; Bengkulu: Syahril Siswanto 081996238005; Jambi1: Farah Azzahrah 085766110272; Jambi2: Yunaedi 085266605704; Batam1: Dodi supriyadi
Menurut Imam Taqiyuddin An Nabhani hadits ini telah melarang adanya dua akad dalam satu akad (wujuudu 'aqdaini fii 'aqdin wahidin), misalnya menggabungkan dua akad jual beli menjadi satu akad, atau menggabungkan akad jual-beli dengan akad ijarah menjadi satu akad. (Taqiyuddin An Nabhani, Al Syakhshiyah Al Islamiyah, 2/305). Ketiga, ditinjau dari segi hukum rahn (jaminan/agunan), penitipan sertifikat rumah tersebut juga telah menyalahi hukum syara' mengenai rahn. Dalam istilah fiqih, penitipan sertifikat rumah itu termasuk dalam bahasan habs al mabii' listifaa`i al tsaman (menahan barang dagangan untuk memperoleh harganya) atau rahn al mabii' 'ala tsamanihi (menjadikan barang dagangan sebagai agunan untuk harganya). Di antara hukum rahn adalah, tidak boleh menjadikan barang obyek jual-beli untuk kategori barang yang tak ditakar, tak ditimbang, dan tak dihitung sebagai agunan, seperti rumah, jika akad jual-belinya dilakukan secara kredit (angsuran). Sebab dengan adanya kesepakatan jual-beli yang dilakukan secara kredit (bukan secara kontan), berarti telah menggugurkan hak penjual untuk menahan barang dagangan sebagai jaminan atas harganya. ('Atha` Abu Ar Rasyta, Rahn Al Mabii' 'Ala Tsamanihi, Soal Jawab tertanggal 6 Sya'ban 1436/24 Mei 2015; Ismail Syindi, Ahkam Habs Al Mabii' Listifaa` Al Tsaman, hlm. 10; Nayif bin Jam'an Al Jaridan, Rahn Al Mabii' fii Uquud At Tamwil Al Mu'ashirah, hlm. 195). Wallahu a'lam.[]
! 085218400205; Tanjung Pinang: Erwin Susanto 0811774272; Pangkalpinang: Sungai Liat Ivan 087774999913; Pangkalpinang2: Berry 085369488605; Lubuk Linggau: Feri 0857 8894 0007; MEDAN: Salman. Jl. Eka Rasmi No.72, Kel Gedung Johor Hp. 0819 6000180/ 0852 6276 5025/ 0813 9713 1505; Junaidi Agency Hp. 0852 7029 2450; TB Khilafah (061) 76575301 Hp. 085261768890; Taher 0857 6182 3531; Amali 0813 7626 1198; Tono 0857 6085 2768; Khalid 0813 7690 6741; Miko 0852 6176 2818; Kab. Batubara: Yudi Setiadi Hp 0813 7005 0017; Deli Serdang : TB IQRO' MEDIA 085361997066. Sergai: Biru Ponsel Hp 0812 6452 009; Dolok masihul Lilik Hp 0853 6027 5189; Tebing: Nilwan Hp. 0813 9760 3789; Binjai: Auliya Rasyidah, 76274439. Darto 0813 9777 7531; Padang Sidempuan: Maratua Simanjuntak Hp. 0813 7622 4487; ACEH: Banda Aceh: Rahmat Basuki 0852 62552485/ 081360241061. Meulaboh: Rusmanita 0813 60021154/ 0852 77182174. Balikpapan utara: Firdaus 0896 5473 0426 Penajam: Indri darmawan: 0852 5192 3450 SULAWESI SULSEL: Makassar, Ahmad Danial 085242144840. Bantaeng: Suharno 0813 20457662, Jeneponto: Said Hp. 0813 55669269; Gowa: Abd Hafiz Thoha 04115318997/ 081355099626, Maros: Rahmat Telp. 0411-2303382 Hp. 0852 4277 3082; Parepare : Muh Shaleh 0852 99066543, Palopo : A. Massiwa Hp.0852 99235946, Barru: Mukti Alimin 0813 42671857, Pangkep: H. Erwin/ H. Onge 081355613017. Luwu Timur: Trisno 0813 55406162. Luwuk Banggai: Shodiqin 0856 56711376; SULTRA : Kendari: Pondok Pengurus Masjid An Nuur Bpn Puuwatu Kota Kendari - Wildan Abdu 0852 4204 9062. SULTENG: Palu: Sardi 0853 4120 9250; MALUKU: Ternate: Sabarudin Hp. 0813 40187185/ 08124493965/ 0921 3302034; Sulawesi Barat: Andi rahmawan 081354622248; Mamuju: Haris 081355106685. Majene: Syafril 085299100068, Mamasa: Muhammad Yusron 081342682787. KALIMANTAN KALSEL: Banjarmasin. Umar S.Pd 0857 5260 6267; Toko Buku JAILANI 085950094275 Jl.Gandaria2 No38 Kebun Bunga. Wahyudi TB Al Ashar Jl Brigjen H Hasan Basri Kayutangi Banjarmasin 0511 240 942; Banjarbaru: Natsir Telp. 0511 7560103. KALBAR : Al-Ponty Agency 0852 52585193. Violeta Agency 760589, Pontianak: Pramitha 089693221648; KALTIM : Balik Papan: Imam Sujono Hp. 0815 20368808. Balikpapan Utara: Abu Ridho 08125343526. Tanah grogot: Fahliannor (Abu Karamah) 085393481117. Tarakan: Mansyur 0852 47424945; Berau : Madzudi/ TB Kiass 085246080726. SAMARINDA: Hamsan Hp 0852 5017 2441; KALTENG : Palangkaraya: Muhjidin Nur Hp. 0821-5678-1924, Firdaus agency 0812 5151011, Abu Farhan Supianur; Jl. Merak 0813 48149268. Aldila 0852 4861 7839; Pangkalan Bun: Mursyid Alfandy 0852 5288 1980/ 0857 5267 9700; Barito Timur: Agus Supriyanto 0857 51551682, Buntok: Siti Jubaidah Jl Pelita Raya 0815 2808748; NTB: Mataram: Al Hamdhoni Jl Gunung Merapi no. 162 Hp 08786428111. NTT: Kupang: Anto Hp 0852 5321 8686; BALI: Denpasar: Achmad syawaludin 085237927919; Yoshi Kab Buleleng Singaraja 0813 4384 80190 PAPUA : Jayapura: Giri 0813 4463 5563; Sorong: Muh. Ja'far Abdullah 0852 4444 8979; Merauke: TB Sakura Jl Irian Seringgu Lukman Abdillah 085244229037
Dapat dibeli di toko Gunung Agung Se-Jabotabek dan Toko Buku Walisongo Kwitang Jakarta Pusat
Pendaftaran dan perubahan keagenan, Hubungi: Muh. Ihsan 0857 1104 4000
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Opini
27
Ibu, Antara Karier dan Mendidik Anak Oleh: Siti Aisah, S Pd, ibu rumah tangga
K
etika laki-laki dan perempuan memutuskan untuk menikah dan memiliki anak, maka dari sinilah peran laki-laki sebagai kepala keluarga yang menjadi pengayom seluruh anggota keluarganya. Sedangkan peran perempuan sebagai ibu dan istri menjadi poros aktivitas dalam rumah tangga, ia menjadi tumpuan lahirnya generasi-generasi penerus peradaban. Mereka dianugerahi rahim dan payudara, sehingga bisa hamil, melahirkan dan menyusui. Ini merupakan kodrat ilahi yang tidak bisa dipungkiri lagi keberadaannya. Tingkat imunitas yang ada dalam ASI begitu penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sang anak. Semua hal itu tidak bisa diperoleh dalam tubuh laki-laki. Kehadiran seorang anak di tengah-tengah keluarga selalu dinanti-nantikan oleh semua pasangan suami-istri. Lazimnya mereka akan memenuhi segala kebutuhan anak, mulai dari sandang, pangan hingga mainan-mainan yang terkadang tidak terlalu dibutuhkan sang anak. Setiap orang tua juga menginginkan yang terbaik untuk anakanaknya. Salah satunya adalah masalah pendidikan, akan tetapi dalam prakteknya mendidik anak tidaklah mudah. Apalagi dengan kesibukan orang tua di luar rumah, sehingga dibutuhkan 'pihak ketiga' yang ikut serta dalam hal ini. Tanggung jawab masalah pendidikan anak sepenuhnya ada dalam tanggungan orang tua. Ketika ayah-ibu sibuk bekerja di luar rumah dan rumah bagaikan 'terminal' yang hanya sebagai persinggahan dan perlintasan saja. Tumbuh kembang seorang anak tidak akan terulang lagi, sangat disayangkan ketika para 'pihak ketiga'lah yang mengetahui pertama kali mengenai hal ini. Dan inilah pengorbanan sebagai seorang ibu ketika harus mengejar karier. Ia tidak tahu apa-apa mengenai anaknya, walau ia
yang melahirkannya. Banyak kasus yang terjadi menimpa anak baru-baru ini adalah salah satu faktor akibat dari kesibukan para ibu di luar rumah. Sehingga berbagai kasus mulai dari pembunuhan, penculikan, hingga pelecehan seksual terjadi. Ayah sebagai pemimpin dalam rumah tangga, sudah menjadi kewajibannya untuk mencari nafkah. Kewajiban ini tidak ditanggungkan kepada ibu, karena sebagai fitrahnya ibu mengurus segala kebutuhan di dalam rumah. Ketika posisi ayah dan ibu ditempatkan secara benar menurut syariah, maka akan terwujud keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Posisi yang paling dihormati adalah menjadi ibu. Surga pun diibaratkan di bawah kakinya. Begitu pentingnya posisi ini maka tidak bisa dianggap sepele. Pekerjaan mengurus rumah tangga pun diibaratkan juga sebagai sedekah untuknya, bekerja di luar rumah mungkin membutuhkan waktu 6-8 jam perhari. Tapi tugas seorang ibu kemungkinan 24 jam, mulai dari bangun tidur hingga anggota keluarga yang lain tidur, barulah ia beristirahat. Tapi betapa pun beratnya tugas ini akan terbayar oleh kebahagiaan melihat keluarga, anak-anak shalih, sehat, pintar, sukses, dan pintu surga pun terbuka lebar untuknya. Walaupun seorang ibu yang bekerja di luar rumah hukumnya mubah, hal ini tidak berarti mengesampingkan tugas utamanya. Karena ketika bergesernya orientasi para perempuan terhadap peran keibuan, ini menjadi detik-detik awal penghancuran keluarga. Keluarga adalah pranata awal pendidikan primer bagi seorang manusia, sehingga bagaimana mungkin bisa terjadi proses pendidikan yang baik, muncul di tengah-
tengah keluarga yang broken home. Jika keluarga, sekolah dan masyarakat adalah sendi-sendi pendidikan fundamental, maka keluarga adalah sendi pemberi pengaruh pertama sang anak. Karena begitu pentingnya pendidikan anak sejak dini, ini akan membentuk pribadi yang bermatabat, memiliki rasa kasih sayang dan terpenting memiliki syaksiah islamiyah (berkepribadian islam). Berikut tips untuk membentuk keluarga yang berkepribadian Islam. Pertama, ponda si dasar pernikahan adalah akidah islam, sehingga apapun masalah yang terjadi solusinya adalah Islam. Kedua, mempunyai visi dan misi tentang tujuan dan hakikat hidup berkeluarga yang sama. Ketiga, memahami fungsi dan kedudukan masing-masing di dalam keluarga. Keempat, selalu beramar ma'ruf nahi mungkar di antara sesama anggota keluarga. Kelima, membiasakan melakukan amalan-amalan sunnah di dalam rumah. Seperti membaca Alquran, bersedekah, puasa sunnah bersama dll. Keenam, senantiasa bersabar dan berdoa kepada Allah dalam situasi apapun. Semoga dengan selalu menghadirkan Islam didalam keluarga, maka ide emansipasi yang digagas kaum feminis sebagai upaya awal penghancuran keluarga bias terbendung. Dengan demikian kaum muslimin bisa menjadi umat terbaik yang tegak di atas keluargakeluarga yang kuat.[] Kirimkan opini Anda terkait isu aktual dengan perspektif Islam ke email:
[email protected] Panjang tulisan sekitar 3500 karakter. Sertakan pula foto diri dan biodata singkat.
28
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Mancanegara
Loyal Kepada Sekulerisme
Sadiq Khan Terpilih Menjadi Walikota London “Selain memperlihatkan dirinya pro LGBT, parade, gay dan sekulerisme, lebih jauh lagi Sadiq Khan menyerang Islam, menyerang perjuangan Muslim di Suriah.”
T
erpilihnya walikota baru London, Sadiq Khan, menjadi angin segar bagi para pendukung sistem demokrasi. Kemenangan Walikota London yang beragama Islam ini dianggap merupakan keunggulan sistem demokrasi. Beberapa mengklaim, hanya sistem demokrasi yang memberikan peluang kepada siapapun untuk berkuasa, termasuk untuk minoritas seperti Sadiq Khan. Di samping itu,terpilihnya Sadiq Khan menjadi bukti, sistem demokrasi sesuai dengan Islam. Menurut Khan, putra imigran Pakistan, pemilu (dalam sistem demokrasi) membuktikan “Semua hal bisa saja terjadi, entah itu Muslim dan orang Barat. Nilainilai Barat kompatibel dengan Islam". Namun hal ini dibantah Budi Mulyana, pakar Hubungan Internasional dari Bandung. Menurutnya, terlampau dini menyatakan seolah-olah dalam sistem demokrasi, siapapun bisa terpilih. Apalagi kemudian dijadikan alat propaganda untuk menyerang syariah Islam, yang mengharamkan orang kafir menjadi pemimpin negara. Lebih lanjut, Budi menjelaskan sistem apa pun pasti memiliki syarat-syarat, termasuk dalam sistem demokrasi, pemimpin yang terpilih ya harus loyal pada sistem demokrasi dengan nilai-nilai liberal dan sekulernya. Sama halnya dengan sistem Islam yang mensyaratkan pemimpin politik seperti kepala negara ya harus Muslim. “ Sadiq Khan terpilih karena memang dia menunjukkan loyalitasnya pada sistem demokrasi yang liberal dan sekuler, jadi jangan bayangkan seorang Muslim yang memperjuangkan penerapan syariah Islam secara totalitas, apalagi ingin menegakkan khilafah akan dibiarkan menjadi pemimpin di Barat,” ujarnya. Sadiq Khan yang terpilih menjadi walikota pada Sabtu 7 Mei 2016, merupakan politisi Partai Buruh. Dengan perolehan suara 57 persen, Khan berhasil mengalahkan kandidat dari Partai Konservatif, Zac Goldsmith, dalam pemilihan umum putaran
kedua. Sebagai salah satu pemimpin Muslim di dunia Barat, sosok Khan menjadi sorotan dunia. Apalagi di Kota London, hanya 12 persen penduduknya yang beragama Islam. Khan sendiri menegaskan bahwa dia bukanlah pemimpin untuk Muslim tapi untuk seluruh warga London. “Biar saya perjelas, saya bukan pemimpin Muslim atau juru bicara Muslim,” katanya. “Saya Walikota London. Saya berbicara untuk semua London,” kata pria berusia 45 tahun itu, dikutip dari AFP. Sebagai politisi Partai Buruh, pandangan politik Khan tidak berbeda dengan yang lainnya. Tentu saja sekuler dan liberal. Pemenang Politician of The Year dalam ajang penghargaan British Muslim Awards 2016 tersebut mengaku sempat dikirimi ancaman pembunuhan setelah memberikan persetujuan terhadap undang-undang pernikahan sesama jenis pada tahun 2013. Terkait dengan kemenangan Khan ini, aktivis Hizbut Tahrir Inggris Ardi Muluk kepada mediaumat.com, Ahad (8/5) melalui surat elektronik berkomentar tentang kenapa Khan menang. Menurutnya, agar terpilih menjadi mayor (Walikota) London di tengah pemilih non Muslim yang mempunyai nilai-
nilai sekuler, pro LGBT, pro parade dan club gay dan anti nilainilai keislaman, Khan melepaskan nilai-nilai keislaman dari identitas Muslimnya. “Selain memperlihatkan dirinya pro LGBT, gay dan sekulerisme, lebih jauh lagi Sadiq Khan menyerang Islam, menyerang perjuangan Muslim di Suriah, dan itu semata agar dia terpilih, dan pada kenyataannya itulah yang membuat dia populer dan akhirnya terpilih menjadi mayor,” ujarnya. Dalam kampanyenya, Sadiq Khan memosisikan diri sebagai orang yang paling tepat berhadapan dengan ekstrimisme. Khan juga serta mempertanyakan apa yang terjadi pada keluarga Muslim, kalau sejak muda merasa sudah mengenakan jilbab, niqab, dan jilbab. “Sebagai Walikota saya akan menjadi Muslim Inggris yang memerangi ekstremisme,” ujar Khan. Khan juga menarik dukungannya terhadap pemboikotan perusahaan Israel, Sodastream, dengan alasan perdamaian. Menurutnya, boikot yang diberikan terhadap Israel tidak akan menyelesaikan masalah dan menciptakan perdamaian, namun justru hanya akan menyusahkan para buruh yang bekerja di perusahaan Sodastream International. [] af
Ucapan Selamat Ahok ntuk pertama kalinya London akan dipimpin oleh Walikota Muslim, yaitu Sadiq Aman Khan. Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengucapkan selamat atas terpilihnya Khan. "Congratulations @SadiqKhan, the new mayor of London. Inspiring story of democracy, merit and tolerance," kicau Ahok lewat akun twitter @basuki_btp yang dikutip detikcom, Sabtu (7/5/2016) pukul 12.00 WIB. Akun twitter itu telah diverifikasi oleh twitter. Terkait dengan Ahok ini Ardi Muluk menyatakan keduanya (Ahok dan Khan) sama saja buruknya, karena agar terpilih dua-duanya memanipulasi nilai-nilai yang ada di tengah para pemilih mereka. Sadiq Khan seorang Muslim, agar terpilih menjadi mayor (Walikota) London menampilkan dirinya sejalan dengan mayoritas pemilih non Muslim yang mempunyai nilai-nilai sekuler, pro LGBT, pro parade dan club gay dan anti nilai-nilai keislaman. Sementara Ahok sebagai non Muslim, yang berada di tengah pemilih Muslim, agar terpilih, memperlihatkan perhatiannya kepada masjidmasjid, mengumrahkan ratusan penjaga masjid dan lain-lain. “Tujuannya hanya agar terpilih,” kata Ardi. [] af/joy
U
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Mancanegara
29
Kronik Mancanegara
Islam di Tanzania
132 Tahun di Bawah Kesultanan Islam
R
epublik Persatuan Tanzania atau Tanzania (Bahasa Swahili: Jamhuri ya Muungano wa Tanzania) adalah negara cantik yang terletak di Afrika bagian Timur, beriklim tropis. Dahulu dikenal dengan nama Tanganyika, karena di Tanzania ada sebuah danau yang sangat terkenal yaitu Danau Tangayika. Berbatasan dengan banyak negara, antara lain: Kenya, Uganda, Rwanda, Burundi, Democrsatic Republic of Congo, Zambia, Malawi, dan Mozambique. Ada tiga pulau besar di Tanzania, yaitu Zanzibar (terkenal dengan cengkeh dan pemimpin serta ulama Islamnya), Pulau Pemba dan Pulau Mafia. Luas wilayah Tanzania adalah 945.087 km2, dengan penduduk berjumlah sekitar 35 juta orang, 95 persen berasal dari penduduk asli Afrika (ras Bantu) terbagi dalam 130 suku. Jumlah penganut Islam 35 persen, Kristen 30 persen, animisme 35 persen. Pulau Zanzibar mempunyai penganut Islam terbesar, yaitu sekitrar 95 persen dari total penduduknya. Semula Tanzania bernama United Republic of Tanganyika and Zanibar, namun pada 26 April 1964 berubah menjadi United Republic of Tanzania, dengan ibukotanya yang sangat terkenal DAR es Salaam.
Perkembangan Islam Islam masuk ke Afrika Timur (Tanzania, Uganda, dan Kenya) pada abad ke-8. Para arkeolog telah menemukan beberapa peninggalan Islam, antara lain koin emas, perak dan tembaga terbitan tahun 830 M, dan sebuah masjid tertua di Kizimkazi, tenggara Zanzibar, dibangun pada tahun 1007 M. Pada tahun 1332 M, Ibn Batuta pernah berkunjung ke Tanzania dan Zanzibar, dan menyatakan bahwa hampir sebagai besar penduduk pantai Afrika Timur adalah Muslim, dan bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa literature dan perdagangan. Ketika itu, lautan India disebut sebagai 'Laut Muslim'. Sultan Sayyid Said dari Dinasti Busaid yang berkedudukan di Muscat, Oman, pada tahun 1832 pernah memimpin Zanzibar, dan kesultanan ini bertahan hingga 132 tahun. Pengaruh kesultanan Sayyid Said berkembang hingga mencapai Kenya dan negara-negara pantai timur Afrika lainnya. Karena pengaruh yang sangat kuat, bahasa Arab diadopsi oleh penduduk asli Tanzania dan Zanzibar (Negro Bantu) menjadi bahan dasar bahasa lokal dengan sebutan Kiswahili atau Swahili. Pada abad ke-16, Portugal menyerang pantai timur Afrika, dan akhirnya Portugal menduduki pantai timur Afrika pada abad 17-18. Pada abad ke19, Jerman dan Inggris mulai mengikuti jejak Portugal. Seiring masuknya orang-orang Eropa ke Tanzania, maka peta pemeluk agama di sana juga berubah. Para missionaris Kristen profesional sangat gigih menyebarkan ajaran Kristen, akibatnya terjadi benturan-benturan dengan kaum Muslim di sana. Ketika Inggris menggantikan Jerman setelah Perang Dunia I berakhir,
penyebaran agama Kristen semakin menggila. Politik devide at impera yang diterapkan Inggris, pada akhirnya umat Islam di Tanzania, di luar Zanzibar, tertinggal sangat jauh dengan umat Kristen dalam pendidikan, walaupun jumlah penganut Islam lebih banyak dibanding penganut Kristen 35 persen : 30 persen.
Peran Penting Zanzibar Membicarakan Islam di Tanzania, berarti membicarakan Zanzibar sebagai tempat bermulanya Islam menyebar di Afrika Timur. Pada masa kolonial, Islamisasi di Tanzania datang dari Zanzibar, dipelopori Sheikh Muhyidin bin Sheikh bin Abdullah al-Qahtany (1789-1869). Ia adalah Perdana Menteri sekaligus Chief Qadhi (ketua hakim) di Zanzibar pada pemerintahan Sultan Said bin Sultan. Islam di Zanzibar memang mayoritas, namun gangguan tetap muncul dari kaum Nasrani. Karena perkembangan Islam di Zanzibar maupun Tanzania dianggap sebagai ancaman bagi perkembangan agama Katolik. Mereka pun mengobarkan perang Salib (crusade). Yulius Nyerere, bersama Milton Obote, Presiden Uganda, dan Yomo Kenyatta, Presiden Kenya, sangat gigih mengobarkan perang salib ini. Salah satu bukti sejarah yang penting untuk dicatat ketika John Okello, seorang Kristen militan dari Uganda, pada 11 Januari 1964 tengah malam menyerang Zanzibar. Okello dibantu para martir dari Tanganyika (sekarang Tanzania), Kenya, Uganda, Zimbabwe, Malawi dan Mozambique membantai 13.635 penduduk Muslim. Gerakan bawah tanah Okello di Zanzibar ini terinspirasi pemikiran Oscar Kambona, tangan kanan Yulius Nyerere, yang menyatakan pada Second World Conference of Churches tahun 1910, bahwa Islam merupakan ancaman terbesar bagi perkembangan agama Katolik di Afrika Timur. Oleh karena itu perkembangannya harus diha-langi. Rangkaian kejadian yang memusuhi keberadaan Islam di Tanzania, atau Afrika Timur pada umumnya, tak lepas dari peran Yulius Nyerere, mantan Presiden dan Bapak Tanzania. Oleh umat Islam Tanzania dan Zanzibar, Yulius Nyerere dianggap sebagai 'otak' (mastermind) gerakan bawah tanah (clandestine) Revolusi Zanzibar yang dikobarkan oleh John Okello. Namun dengan kejadian ini, bukan berarti umat Islam di Tanzania melemah menghadapi 'keganasan' umat Katolik. Sebaliknya, mereka semakin gigih memperjuangkan keberadaan Islam di sana, termasuk memperjuangkan hukum Islam di seantero Tanzania. Pada tahun 1988 demonstrasi yag diusung oleh kalangan muda Islam untuk memperjuangkan hukum Islam pecah di Zanzibar. Banyak tokoh Islam yang ditangkap antara lain adalah pemimpin karismatik Seif Shariff Hamad. Para pejuang menyebutnya 'pahlawan besar'. [] af dari berbagai sumber
Komunis Cina Tuding Baca Alquran di Pra-TK Rusak Kesehatan Mental CINA. Video tentang Gadis Kecil yang Membaca Alquran membuat salah satu provinsi di Cina melarang sekolah pra-TK melakukan kegiatan keagamaan. Sebuah provinsi di barat laut China telah memerintahkan sekolah Pra-TK untuk menerapkan larangan kegiatan keagamaan di sekolah setelah sebuah beredarnya video yang diposting secara online mengenai seorang gadis kecil yang sedang membaca ayat Alquran di sebuah sekolah pra-TK. Otoritas pendidikan di Gansu mengkritik TK di Linxia, lokasi gadis itu membaca ayat Alquran, sambil menambahkan bahwa otoritas “sangat mengutuk tindakan yang merusak kesehatan fisik dan mental generasi muda.” “Semua tingkat otoritas pendidikan harus secara tegas menolak setiap kegiatan keagamaan memasuki sekolah,” tulis seseorang. Selain dari lembaga keagamaan yang berdiri dengan persetujuan pemerintah, sekolah tidak bisa melakukan kegiatan keagamaan atau memberikan khotbah agama, kata pernyataan itu. “[Mereka] tidak boleh memaksa atau mendorong murid untuk pindah ke agama tertentu atau mendirikan organisasi keagamaan di sekolah-sekolah,” tambah pernyataan itu.[]
Pemerintah Melarang Penyembelihan Hewan Halal DENMARK. Pemerintah Denmark melarang penyembelihan hewan secara halal menurut Islam maupun menurut Yahudi. Perubahan aturan hukum Denmark itu diumumkan pekan lalu dan berlaku sejak Sabtu (14/5/2016). Kelompok nirlaba Islam, Danish Halal menyebutnya sebagai “gangguan nyata dalam kebebasan beragama.” Terkait aturan baru, Menteri Pertanian dan Pangan Dan Jørgensen membelanya di TV2 Denmark bahwa “hak-hak binatang sudah ada sebelum agama.” Al Jazeera mengutip kelompok pemantau Denmark Halal mengatakan peraturan baru itu "sebuah gangguan yang jelas dalam kebebasan beragama dan membatasi hak-hak Muslim dan Yahudi untuk mempraktekkan agama mereka di Denmark." Denmark Halal telah mengeluarkan petisi terhadap larangan tersebut.[]
Beginilah Upaya CIA Mengubur Kekejiannya dari Sejarah AMERIKA. Tindakan Badan Intelijen Pusat Amerika (CIA) yang menghapus salinan laporan ke Senat terkait teknik interograsi brutalnya, dikecam organisai HAM internasional Reprieve. Menurut Direktur Reprieve Cori Crider, seperti dilansir presstv.ir, Senin (16/5), tindakan itu adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk menghapus praktik kekejian interograsi CIA dalam sejarah. Sebelumnya, Kantor Inspektur Jenderal (OIG) CIA, yang menjadi pengawas internal agen CIA, mengatakan kepada Kongres bahwa salinan elektronik laporan setebal 6.700 halaman Komite Intelijen Senat dan hard disknya hancur pada musim panas lalu. Sedangkan Senat Intelijen Dianne Feinstein mengatakan dalam surat kepada CIA dan Departemen Kehakiman bahwa Inspektur Jenderal CIA telah salah tempat atau sengaja menghancurkan salinan laporan interogasi itu. Di beberapa titik, penasihat umum CIA Caroline Krass mengatakan kepada pengawas bahwa Departemen Kehakiman ingin semua salinan laporan harus tetap dipertahankan. Pejabat pengawas kemudian melakukan penelitian untuk menemukan salinan, tetapi mereka tidak memiliki satupun salinan. Laporan yang dihapus mencakup rincian tentang teknik interogasi brutal CIA seperti waterboarding, kekerasan fisik, sodomi dan kurang tidurnya para tahanan di luar negeri setelah serangan 11 September 2001, baik yang di penjara Guantanamo, Bagram maupun Abu Ghuraib. Dilaporkan juga, CIA membayar 81 juta dollar Amerika kepada psikolog untuk membantu program penyiksaan. Sedangkan dalam eksekutif summary laporan tersebut yang setebal 500 halaman menyimpulkan bahwa metode interogasi yang dilakukan CIA di lapangan jauh lebih brutal daripada yang diakui secara terbuka.[] riza aulia/joy dari berbagai sumber
30
Hikmah
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
Keutamaan Ilmu dan Hakikat Ulama
S
ungguh, banyak sekali nash Alquran maupun hadits yang menjelaskan keutamaan ilmu dan para ahlinya (ulama), sebagaimana banyaknya nash yang menjelaskan hakikat keduanya.
Terkait keutamaan ilmu, Ibn Abbas ra berkata bahwa Rasul SAW pernah bersabda, “Siapa saja yang dikehendaki oleh Allah dengan suatu kebaikan, Allah akan memberi dia kefaqihan dalam agama.” (HR at-Tirmidzi). Rasulullah SAW. juga bersabda, “Siapa saja yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan membuka bagi dia jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayap mereka karena ridha kepada pencari ilmu.” (HR at-Tirmidzi). Abdullah bin Mas'ud bertutur bahwa Rasul SAW pun pernah bersabda, “Tidak boleh 'iri' kecuali kepada dua orang: orang yang diberi harta lalu dia menghabiskan harta itu di jalan Allah SWT dan orang yang diberi ilmu lalu dengan ilmu itu dia memutuskan hukum dan mengajar manusia.” (HR al-Bukhari Muslim).” Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasul SAW juga pernah bersabda, “Siapa saja yang datang ke masjidku ini, dia tidak mendatanginya kecuali karena suatu kebaikan yang dia pelajari atau yang dia ajarkan, maka dia sama kedudukannya dengan orang yang berjihad di jalan Allah SWT.” (HR Ibn Majah). Ilmu juga menjadi salah satu di antara tiga perkara yang akan terus mengalirkan pahala bagi pemiliknya meski dia telah wafat, sebagaimana dinyatakan oleh Rasul SAW, “Jika seorang manusia wafat, terputuslah segala (pahala) amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah; ilmu yang bermanfaat; dan anak shalih yang selalu mendoakan dia.” (HR Muslim). Karena begitu utamanya ilmu, Allah SWT memerintahkan kita untuk meminta tambahan ilmu itu
kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya (yang artinya): Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku, tambahkanlah untuk diriku ilmu.” (TQS Thaha [20]: 114). Saat mengomentari ayat ini, Imam al-Qurthubi berkata, “Andai ada sesuatu yang lebih utama daripada ilmu, pasti Allah SWT memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk meminta tambahan sesuatu itu sebagaimana Allah merintahkan kepada beliau untuk meminta tambahan ilmu.” Ilmu adalah 'cahaya' yang memungkinkan dengan ilmu itu orang melihat berbagai hakikat (kebenaran). Namun, kebenaran itu hanya bisa dilihat oleh “mata hati”, bukan oleh mata lahir. Dalam hal ini Allah SWT berfirman (yang artinya): Sesungguhnya mata-mata lahiriah mereka tidaklah buta. Akan tetapi, yang buta adalah mata-mata hati mereka yang ada di dalam dada.” (TQS alHajj [22]: 46). Adapun terkait keutamaan para ahli ilmu (ulama), Allah SWT berfirman (yang artinya): Allah mengangkat derajat kaum beriman dan berilmu di antara kalian beberapa derajat (TQS al-Mujadalah [58]: 11). Allah SWT juga berfirman (yang artinya): Katakanlah, “Samakah orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?” (TQS az-Zumar [39]: 9). Rasulullah SAW pun bersabda, “Sesungguhnya seorang ahli ilmu (ulama) akan dimohonkan ampunan kepada Allah SWT oleh semua makhluk yang ada di langit dan di bumi hingga ikan-ikan di dalam air. Keutamaan seorang ahli ilmu (ulama) atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan cahaya bulan purnama atas cahaya bintangbintang. Sesungguhnya para ulama adalah para pewaris para nabi.” (HR at-Tirmidzi). Ulama adalah kepercayaan Allah SWT di tengahtengah manusia. Ulama memiliki keutamaan yang sangat besar dan posisi yang amat mulia di tengah-tengah
manusia. Ini karena merekalah sejatinya yang memelihara syariah Allah SW T dari segala penyelewengan oleh manusia dan dari penakwilan orang-orang bodoh. Para ulama adalah rujukan umat dalam urusan agama dan dunia. Karena itulah Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk bertanya kepada mereka dalam semua perkara yang tidak mereka ketahui. Allah SWT berfirman (yang artinya): Bertanyalah kalian kepada ahli ilmu (ulama) jika kalian memang tidak tahu.” (TQS an-Nahl [16]: 43; al-Anbiya' [21]: 7). Pertanyaannya: Siapakah sebetulnya orang yang pantas disebut ahli ilmu atau ulama? Apakah mereka yang bergelar “kyai”, “syeikh”, “habib”, “cendekiawan”, “profesor”, dll? Jawabannya ada dalam firman Allah SWT yang berbunyi (yang artinya): Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara para hamba-Nya adalah para ulama (TQS Fathir [35]: 28). Berdasarkan ayat ini, yang disebut ahli ilmu atau ulama hakikatnya adalah orang yang—dengan ilmunya itu—paling banyak rasa takutnya kepada Allah SWT. Inilah sejatinya yang menjadikan ahli ilmu atau ulama menduduki derajat tinggi di sisi Allah SWT maupun di tengah-tengah manusia. Sebaliknya, orang yang bergelar apapun tapi ia tidak memiliki rasa takut atau sedikit rasa takutnya kepada Allah SWT, pada hakikatnya ia bukan ahli ilmu atau ulama. Jika mereka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal—misalnya menghalalkan pemimpin kafir; mempraktikkan dan menyeruk an demok rasi; mempropagandak an nasionalisme, pluralisme, HAM; menolak penerapan syariah dalam isntitusi negara; “mengharamkan” khilafah dan membenci para pengembannya; dsb—mereka sejatinya tak layak disebut ahli ilmu atau ulama. Kalaupun pantas disebut “ulama”, mereka hakikatnya adalah ulama sû' (ulama yang jelek). Wa mâtawfîqî illâ bilLâh. [] abi
Media Umat | Edisi 174, 13 - 26 Sya’ban 1437 H/ 20 Mei - 2 Juni 2016
31