HUI
Oleh:
ABDSALAM 9911015587
JURUSAN PENDIDIKAN AGAJ\!JA ISLAJVI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UJN SYARIFHJDAYATULLAH JAI
1425 HI 2004 1\1
HUI(UMAN DERA BAGI PEZINA DITINJAU DARI ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh ABDSALAM
NIM : 9911015587
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I, c~ v
Pembimbing II,
'Q -"'j<./y "'
/(/~
~r-
Dra. Hj. Sitti Salmiah, MA NIP :150 020 004
7%u-;t?a<j7 Drs. Ami111mJlin Ya'kub, M.Ag NIP : 150 282 685
Jurusan Pendidikan Agan1a Isla1n Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1425 H / 2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "HUKUMAN DERA BAGI PEZINA DITIN.JAlJ DARI ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN" telah diujikan pada sidang munaqasah
Fakultas limu
·r arbiyah
dan Kegttruan UIN Symif Hidayatullah Jakat1a pada tanggal
27 Mei 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana program Strata satu (S-1) pada Jurnsan Pendidikan Agama Islam. Jaka:1a. 2 Juni 2004
Sidang Munaqasah Dckan /
Pudek I/
angkap Anggota
Sekretaris Merm1gkap Anggota
Prof. I r. II. Salman'l arun NIP. 150 062 568
Anggota: Penguji 1,
Ors. H. Abd. Rahman Ghazali, M.Ag NIP. 150 063 509
~~~
Dra.Hj Sitti Sahniyah, M.A NIP. 150 020 004
KATA PENGANTAR
Pqji clan syukur penulis panjatkan kc hadirat Allah SWT, yang tclah memberikan rahmat, ta111ik dan hidayah-Nya, sel1inm;a pemtlis dapat menyclesaikan pcny11s11nan skripsi ini. Shalawnt serta salam semoga Allah SWT limpahkan kepaclil Na bi llesar Muhammad SAW yang tel ah n1c111bawa petnnjnk dan pedoman hidnr bagi manusin, juga kcpada keluarga dan para sahabat yang tclah be1:juang untuk mewariskan nilai Islam kepada kita semua. Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penulisan clan penyusunan skripsi 1111 yang berjuclul "llllKUMAN DERA BAGI PEZINA
DITINJAU DARI ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN, namun berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhimya penulisan clan penyusunan skripsi ini dapat lerlaksana. Atas bantuan dan dorongannya kepada penulis, baik berupa moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: I. Bapak Prof. Dr. Azyumardi Azra, M.A selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Salman Hamn, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jaka11a. 3. Bapak Ors. H. Abdul Fatah Wibisono MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas limn Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarifl-liclayatullah Jakarta.
4. lbu Dra. Hi. Sitt i Salminh, M.A dnu Bapak Drs.Aminuclin Ya' kub M.Ag, dosen pcmbimbing yang tclah banyak mcluangkan waktu dalrnn memberikau bimbingan, pcngarahan dan penmjuk-pctunjuk yang berharga kepada penulis sehingga skripsi ini clapat diselesaikan. 5. I3apak clan !bu Dosen yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan. 6. Pimpimm clan para karyawan perpustakaan UlN Syarif Hiclayntullah .lakai1a yang telah memberikan pelayanan clan pinjaman buku-buku yang pcnulis butuhkan dalam meyclesaikan skripsi ini. 7. Kedua orang tua penulis tercinta, ayahauda H.M Acl11an Hamzah clan ibuncla Hj.lmas Daryanti, serla adik-aclikku, yang selalu memolivasi penulis clrn1 terns membeiikan clukungan moril maupw1 materil seria do'a sehingga penulis clapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini. 8. Keluarga besar Bpk. H. Mundari yang telali banyak rnembantu, khususnya Kak lyunk, Kak Ivan, clan Eva ym1g banyak mencurahkan segala kemampuan clan bantuannya clengan ikhlas dalam penulism1 skripsi ini. 9. Para sahabat Serta sobat-sobat penulis senasib clan seper:jurn1gan Ayun, Noc, Lie, Wie, Lea, Ulum, Malih, Semok, Muja, serta teman-teman anak PAI kelas D angkatan '99 yang tidak dapat clisebutkan satu persatu, teman-teman Forsa seria semua pihak ym1g telah memberikan bantuan dengm1 tulus clan ikhlas dalam penulisan skripsi ini.
Scmoga scgala bantuan clan amal baik yang telah cliberikan kepacla penulis akan clibalas oleh Allah SWT clengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah-Nya kcpada kita scmua. Amin.
.Jakarta, Maret 200tl
Pcnulis
DAFTAR ISi
KATA PENGANTAR .. DAFTAR!SI ............................... ..
IV
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bclakang Masalah. !3. Pcrumusan clan Pembatasan Masalah ........ .
4
C. Tujuan Penulisan
5
D. Signifikansi Penulisan ...
5
E. Metoclologi Penelitian
............ 6
F. Teknik Penulisan ................. .
............ 6
G. Sistematika Penulisan ......
.. .. . .. . .
BAB II. ZINA DAN HlJKUMAN DERA DALAM ISLAM ...
8
A. Penge1tian clan Macam-macam Perzinaan 13. Kajian Teoritis Tentang Hukuman Dern C. Pelaksanaan Hukum Dera ........ . D. Tujuan Hukuman Dera ......... .
7
8
.... "
14 18
. ......... 20
BAB Ill. NILAI-NJLAI PENDIDIKAN
22
A. Pengertian Nilai Pencliclikan
.............. 22
B. Tujuan Pencliclikan
27
C. Hubungan An Iara Nilai Pendidikan clan Tujum1 Pcndidikan . . . . . . . . . . . . . . . . 28
BAB IV. ASPEK-ASPEK PENDIDIKAN DALAM HUKUM DERA
31
A. Pendidikan Bagi Terhukum
31
B. Pendidikan Bagi Anggota Masyarakat .
33
C. Pendidikan Bagi Pcmegang Wewenang I-Iukum
38
BAB V. PENUTUP ..
43
A. Kesimpulan ...
43
!3. Saran
46
DAFTAR PUSTAKJ\
47
BAB! PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di zaman modern sekarang ini banyak sekali kasus pelecehan seksual termasuk di dalamnya perzinaan di kalangan masyarakat. l(asus-kasus tersebut secara terang-terangan clipublikasikan melalui media massa seperti televisi, radio, surat kabar clan lain scbagainya. Sehingga masyarnkat sudah merasa tcrbiasa mendengarkan dan menyaksikan pennasalahan tersebnt. Jika dilihat clari begitu banyaknya berita tentang pcrzinaan yang tcrjadi di kalangan masyarakat bisa mengakibatkan dampak yang buruk bagi kehidupan sehari-hari di masyarakat dan perlu penanganan yang serius untuk mengatasinya. Akibat perzinaan, merebaklah berbagai penyakit sosial dan fisik, sepe1ti misalnya yang hingga detik ini belum ada obatnya, yaitu HJV atau AIDS. Penyakit ini mengakibatkan pcnderitanya kehilangan kekebalan tubuh sehingga ia menjacli sangat lemah clan semakin lemah sebelum ajal menjemputnya. Agama atau ajaran apapun pasti melarang lmbimgan intim di luar pemikahan ini, karena akibatnya akan sangat membahayakan kelestarian umat manusia.
Kehiclupan manusm
menjadi ticlak berbeda lagi dengan binatang. Orang menjadi enggan menikah tmtuk membina mmah tangga yang sakinah, karena tanpa ikalan itupun telah tersedia pelampiasan seksual yang bebas ia peroleh dengan mengeluarkan uang atau tidak.
2
Pada masyaraka! penganu! pola hidup modern, berbagai imbm1an untuk melakukan seks yang seha!, yai!u hanya dilakukan pada suami atau is!ri yang sah, tampaknya sulit. Mereka sudah sedemikian jauh melangkah, sehingga sulit untuk mengarahkan kebiasaannya pada aktivitas yang bersifot rohani karena mereka tel ah mcrasakau nikmatnya hid up untuk materi dan jasmani scmata. Jika kejal1illiln
1.i11a
tidak segera dihe11tika11, inaka
ck~.istc11si 1nanusia
akan
punah di muka bumi ini. Sebab, perzim1an biasanya tidak bcnnaksud mclahirkan kel11n111an. Selain i111, perzinaan membual ja!nlmya moralitas manusia kc dasar lembah tak bertepi. Allah SWT mengulus Rasul-Nya yang terakhir membawa qjaran agama (syaii' a!)
Islam
1111!uk menga!ur serta memperbaiki kehidnpan masyarakal,
mencliclik bucli pcke11i 1mtuk meneapai perclamaian clan kese_rahteraan yang kekal clan abadi. Ajaran Islam mele!akkan hukurn huducl sebagai oba! tcrhadap masyarakat yang sedang saki!, setidaknya mengurnngi penyaki! masyaraka!, caranya dengan melakukan dan menyebarluaskan yang ma'ruf di salll si:;i dan di sisi Jain mencegah dengan memberikan sanksi kepada yang melakukan kemungkaran, di sinilah letaknya hukum hudud Islam yang di kalangan uiuma tennasuk suatu upaya menutup jalan kepada kejahatan yang didasarkan kepada AI--Qm"an, Hadist clan basil ijtihad para ulama. Khusus mengenai kehormatan diri, syari 'at Islam memerintahkan kepada pemeluknya supaya menjaga keturunan. Atas dasar itulall Allah SWT menetapkan
3
hukuman terhadap pelaku perzmaan. Hukuman yang pasli bagi pclanggaran pcrzmaan itn ialah hukuman di akhirat nanti, oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui segala hakikat clan apa-apa yang tersembunyi. Agar manusia tidak ter:jerumus ke dalam hukuman Allah SWT di akhirat nanti, maka syari'at Islam menctapkan hukuman yang dikcnakan di dunia ini berupa hukuman dera. Hukuman dalam bcntuk dera ini tampak rnemang amat kcras, tetapi dengan adanya hukuman yang keras itu tcrdapat jaminan bahwa scseorang akan merasa enggan untuk rnelakulrnn perzinaan dan bagi seseorang yang telah dikenakan hukuman ia akan menyadari kekeliruannya sehingga tidak akan mengulangi (berzina) lagi clan kcmbali ke jalan yang benar. Hal ini mendiclik manusia pacla rmrnmnya agar selalu mentaati aturan-aturan Allah SWT atau supaya manusia menghindaii perbuatan-perbuatan maksiat. Oleh karena itu, di dorong rasa langgung jawab sebagai makhluk Allah SWT yang bersyari'atkan Islam, niaka perlu kiranya hukuman tersebut clisosialisasikan di Indonesia. Berangkat clari latar bclakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji masalah hukum had zina dari perspektif pendidikan, atas dasar pokok masalah di atas penulis ingin mengetahui aspek-aspek pendidikan yang terkanclung di dalam hukuman dcra yang tentunya akan mempenganrhi penclidikan bagi pclaku perzinaan, bagi anggota masyarakat, juga pendidikan ba1,>i para penegak hukum sendiri. Atas dasar pemilihan pokok masalah di atas, penulis rnemilih juduI:
"HUKUMAN DERA BAGI PEZINA DITINJAU DARI ASPEK-ASPEK
PEND ID IKAN"
4
Ada beberapa ha! yang mendorong penulis memilih jndul tersebul di atas, antara Jain sebagai berikut : I. Adanya anggapan dari sebagian masynrakat Islam, bahwn hukrnnan dera yang ditetapkan ajaran Islam bagi pelaku perzinaan adalah terlalu k"jam. 2. Sebagai seornng rnuslim merasa berkcm\jiban untuk mcngetahui sekaligus memperkenalkan
ketinggian
a.iaran
agama
Islam
khususnya
clalam
mcmbcrantas perzinaan terutama kcpada mercka yang bclum memahami tentang hukuman clcra. 3.
l)cnulis ingin mengctahui aspek-nspck pendidikan yang terkanclung clalam hukuman clera berlaku bagi s1apa saja yang melakukan perzinaan baik lakilaki
111m1pun
pcrcmpw111,
baik
besnr
maupun
kecil,
karena
pem11is
berkcyakinan bahwa di dalam huk11111an dcra tcrdapat aspck ..aspck pcnclidikan.
f~.
Pen1bataSlll1 dan J>erurnusan iVlasalah
I. Pembatasan Masalah Zina yang merupakm1 pcrbuatan yang mcnimbulkan kerusakan besar dan juga rnernpakan perbuatan melanggar lrnkum yang tentu s
pula
mengundang
k"jahatan
clan
dosa.
Supaya
ticlak
melebar
pennasalahan yang di bairns di dalmn ha! ini, penulis hanya membatasi hukuman dera yang di tinjau dari aspck penclidikan.
5
2. Perumusan Masalah Untuk mempennudah penyusunan sk1ipsi ini, maka pern1asalahan yang akan dibahas dapat penulis nm1uskan sebagai berikut : a. Bagaimana aspek pendidikan yang diterapkan dari adanya hukuman c!era bagi si terhukum ? b. Bagaimana aspek pendidikan yang dihasillrnn dari hukuman dcra bagi anggota masyarakat
?
c. Bagaiman aspek pendidikan yang dihasilkan daii hukuman dern pemegang wcwcnang hukum
bagi
?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang c!iharapkan c!ari pemdisan skripsi ini ac!alah sebagai berilrnt: l. fkut serta mensosialisasikan kepac!a masyarakat tentang ketinggian syari'at
lslmn, terutarna kepac!a mereka yang bclum rnemahami tcntang hukumm1 c!era, agar lebih mcnambah keimanan scrta ketakwaan tcrhadap Allah SWT. 2. Sebagai latihan bagi pcnulis untuk mcnambah ilmu pcngetahuan, terutama dalam mengkaji masalah clan mernperc!alam hukum agama Islam serta mengkitji dalam bentuk kaiya ilmiah. 3. Untuk melengkapi tugas-tugas dan mernenuhi syarat--syarat untuk 111encapa1 gelar sarJ
6
D. Signifikansi Penulisan Kegumian penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai : I. 13ahan untuk pengetahuan Hukum Islam di Indonesia. 2. Untuk memperkenalkan Hukum (Symiat) Islam di Indonesia. J.
Untuk menjadi wacana agar ticlak mclakukan pcrzinaan.
4. Penambahan wawasan clan ilnrn pengetahuan yang bermanfaat bagi parn pcmbaca.
E. Metodologi Penelitian Dalam penyusunan sk1ipsi ini, penulis menggunakan metode sabagai berikut ; I. Peneiitian Kepustakaan (Librmy Research), Studi kepustakaan diperlukan untuk mengmnptt!kan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan sk1ipsi ini. Adapun jenis literatur yang penulis gunakan adalah bentuk
buk11, kitab-kitab, majalah, brosur, brosur-brosur dan lain
sebagainya. 2. l'vletode Komparatit; yaitu pcnulis mcngadakan pcrbandmgan clari bebcrapa pendapat para ahli yang mengemukakan tentang hukuman dera sc1ta menyimpulkan uraian mereka.
7
F. Telmik Penulisan
Dalam penulism1 skripsi ini, penulis berpedoman kepada bulrn pecloman penulisan skripsi terbitan Fakullas Tarbiyah UIN Symif Hiclayatulloh Jakarta, dengan ketentuan sebagai berikut : I. Kutipan-kutipau clari buku yang berqjaan lama, penulis salin dengan qjaan baru atau ejaan yang clisempumakan. 2. Terjcmalmn ayat . . al Quran dinukilkan dari Al Quran tcrbitan Depag.
3. Pengetikan kutipan clan te1jemahan diketik satu spasi walaupun krn·ang dari
tiga baris.
G. Sistcmatilrn Pcnulisan
Skripsi ini tcrcliri cJm·i cmpat bab clan 1iap-liap bab mempunyai sub-sub bab lagi, sebagaimana diuraikan di bawah ini : Bab I Penclalrnluan, Meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasm1 clan Perumusan
Masalah,
Ttijrnm
Penulisan,
Signifikasi
Penulisan,
Metodologi
Penelitian, Teknik Penulisan, Sistematika Pcnulisan. Bab II Zina dan Hukuman Dera dalam Islam, mcliputi: Pengertian clan Macam-macam
Perzinalian, K
Huku111m1 Dern clan Ttijwm Hukuman Dern. Bab Ill Nilai-Nilai Pendidikan, meliputi: Pengertian Nilai Pendidikan, Tt(juan Peuclidikan, Hubungan Antara Nilai Pendiclikan clan Tujuan Pendiclikan.
8
Bab IV Aspek-aspek
Pendidika11
Dalam
Hukmmm
Dera, meliputi:
Pendidikan Bagi Terhukum, Pendiclikan Bagi Anggota masyarakat, Penclidikan Bagi Pemegang Wewenang I-lukum. Bab V Penutup, meliputi kesimpulan clan saran-saran.
BAB II ZINA DAN HUKUMAN DERA DALAM ISLAM
A. Pengertian dan Macam-macam Perzinaan
Penge1tian Zina menurut konsepsi Islam adalah segala persetubuhan yang dilakukan antara seorang pria dengan wanita di luar nikah. Baik persetubuhan itu dilakukan dengan tindakan perkosaan, pelacuran maupun yang lainnya, dengan p1insip bahwa hubungan sex (persetubttlian) itu dilakukan
tanpa dilandasi dengan
pemikahannya yang sah. 1 Penge1tian zma menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak tenkat oleh hubungan pernikahan (perkawinan)
atau definisi yang kedua, zina adalah perbuatan
bersenggama seorang pria yang terikat perkawinan, clan seorang perempuan yang bukan is!1inya, atau seorang perempuan yang te1ikat perkawinan dengan seorang lakilaki yang bukan suaminya. 2 Menurut pendapat para ulama yang dimaksud dengan kata zaani dan zaaniyat mengandw1g pengertian disebut pezina laki-laki clan pezina perempuan adalah mereka yang pemah melakukan perzinaan. 1
M. Ali Chasan Umar, Kejahatan Seks dan Kehamilan di Luar Nlkah Dalam Pandangan Islam, (Semarang: Peneroit CV Panca Agung, 1990). h.26 2 Depdikbud RI. Ka11111s Besar Bahasa Indonesia, (Jakaita, Balai Pustaka, 1998) cet. Ke-I, h. 1018
10
Nabi Muhammad SAW bersabda
' .:IJI yl~ ~
'-! 1)>-1 ..ill ~} J l!) 1
j
\j }I
( r-5'L:LIJ
~ bl
yl)aJI )
A11inya: "Apahila perzi11aha11 dan riha te/ah melanda suatu 11egeri herar/1 111ereka (penduduknya) sudah mengha/a/kan alas mereka sendiri siksaan A //ah. " (fl/I Alh-llwhrani dan al-Hakim). 3
Memang
kebutuhan
sex
merupakan
insting
biologis
tetapi
untnk
melaknkannya harus dengan jalan yang sah. Maka agama Islam menganjurkan nikah, karena nikah merupakan jalan yang paling sehat, dan tepat nntuk menyalurkan kebttluhan biologis tersebut, pemikahan juga merupakan sarana yang ideal tmtuk mcmperoleh ketunman mclalui hubw1gan seksnal suami istri sebagai ibaclah. Penyaluran kebutnhan biologis atau naltui secara sah clan halal harus cliclahului dengan pernikahan karena sebagai pencegahan penyaluran kebntuhan itu dari jalan yang tidak dikehendaki agama. Nikah juga mengandnng aiti larangan menyalurkan potensi seksual dengan cam di lnar agamis atan menyimpang. Itulah sebabnya agama melarang pergaulan bebas, pacanm, dansa-dansa, photo-photo cabul, gambar-gambar porno dan nyanyian yai1g merangsang sehingga menimbuJkan nafsu birahi atau menjenunuskan orang kepada kejahatan sex yang tidak dibenarkan oleh againa Islam. Dcngan larangan ini maka rumah tangga akan \Ctap tenang, suami istri 3
Suara Hidayatul\ah, M111iara Q11r'a11 Surat An-Nur, Xlll, 10, (Februari, '.lOOI,) h. 75
II
tetap hannonis penuh kasih sayang, dan suatu nunah tangga tidak akan dilanda broken home.
Perzinaan atau pelacuran dinyatakan oleh syariat Islam sebagai perbuatan melanggar hukum yaitu harus dijatuhi hukuman maksimal, karena membawa
bcntuk
membahayakan
hubungan
sex
di
luar
nikah,
merupakan
perbuatan
yang
clan mengancam keutuhan masyarakal, merusak moral clan etika,
sebagaimana yang telah dinyatakan dalam al-Qur' an : :;<
(11: ,_\r~I o_)y) ~ /
/
"'
//
/
/
.,,
0
/
,_Lj ~~ 015' Z1 1))11;.)f'lj /
/
Arlinya: "Dan ;anganlah kamu dekati ~ma, seszmgguhnya Zina ilu merupakan suatu perbuatan yang keji dan suatu qjaran yang buruk (.)urah Al-Ism avat 32)".'
Di kalangan ulama mazhab mcreka berbecla pendapat dalam memberi pcngertian zina : lbnu Rusycl mendefinisikan zina sebagai persetubuhan yang dilalrnkan bukan karena nikah yang sah alau semu nikah clan bukan karena pemilikan hamba sahaya. Menurut I-I.A Dzqjuli, clengan mengulip ulama Malikiyyah, zma adalah mewatlmi'nya (perseh1buhan) laki-laki mukallaf terhadap farnj wanita yang bukan miliknya dan clilakukan dengan sengaja. Adapun ulama Syatl'iyah, masih dari 1 ·
Depag R. l, Al-Qur 'an dan Te,jemahnya, (Jakarta: Depag, 1971 ), h.429
12
sumbcr yang sarna, mcndefinisikan zina adalah memasukkan kcmaluan kc dalam
fan\i yang haram dcngan tidak syubhat dan sccarn naluriah memuaskan hawa nafsu. 5
Scdanglmn macam-macam dari perzinahan itu antara lain : a. Bcrzina dcngan Budak Istri. Pada saat Islam tunm, di wilayah Arab umumnya masih berlaku perbuclakan. Namun setelah !slam menguasai mereka, perbudakan dihapus secara pcrlahan-lahan hingga akhirnya ptmah sama sekali. Kctika masih ada perbudakan itu, symiat !slam mempunyai ketetapan yang berkaitan dengan para buclak tersebut, diantaranya mcngenai hukuman bagi mereka yang berzina dengan budak milik istrinya. bila seorang budak milik istri digauli sumninya, maka suami itu akan terkena had yaitu dera 100 kali, kalau perbuatan itu dihalalkan oleh istrinya. Tapi kalau tidak, maka suaminya akan dirajam 6
b. BerLina dengan Mahramnya (insect).
Mah ram, yaitu orang ym1g haram dikawini, seharusnya soling menghormati clan tidak merusak hubungan lersebut dengan perbuatm1 seperti berzina dengannya.hal ini telah diatur dalam AJ-Qur'an :
5 6
Rah111at l·-Iaki1n,
I-f11/a1111
J)hlana Jskun, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), ceL ke- I, h. 69
Faauzan 1\al-Anshari, Abdurahn1ru1 !vfadjrie, H11k1011an bagi J>czina dan J>e1111duhnya. (Jakarta: Khairul Bayan, 2002).cet.ke-I, h 16.
13
:J
,.
(\' \' :,.L.JI) '.>\;:,_ ,
Q
,,:
,,
"L) ~) G-Li ,
Artinya: Dan jangan/ah kamu kawini wcmiw-wanita yang dikawini o/eh l()lahmu, terkecua/i pada masa yang telah /ampau. Sesungguhnya perhuatan itu a111a1 keji clan dibenci o/eh Allah dan seburuk-buruk jalan ( yang ditempuh). ( Q.S An-Nisa ayat: 22 )7
c, Bcrzina dengan Sesama Pria I Homoseks (Liwath) Homoseksual adalah seoarang laki-laki bcrsebadan dengan sesama laki-laki, Homoseksual mcrupakan perilaku seks yang rnenyimpang
untuk memuaskan
nafsu syahwal sescorang. Kaum Nabi Luth yang sccara matetial tclah sangat maju, mercka melakukan perbuatan homoseks.'8 Firman Allah clalam surat al-A' rar ayat 80-81
"'
-:
::; J.;,,.\ "'
r~ ;J;f
,.
~-:
"'
0-· ~ ~G G-WI J }\Jl v}.;J JL-~ ~l Lb )j )
,,.
/
,.,.\)
/
,.
,.,,
/
,,.,,.
/
/
\)
/
)
/
J ,J' ~\\ J_,~; ~~ Jb:-JI J}G ~b .~LJI , ,,
~
/
(A' -A• 0jy'11)
,...
L.l} ;._:.
Artinya: "Dan ka111i re/ah 111e11g111us Luth kepada kaumnya, ingatlah wkka/a dia berkata kepada mereka :mengapa ka/ian me11ge1jakan perbuatan keji (homoseks) flu yang be/11111 pemah dikenakan o/eh seorangpun sebe!ummu ? sesungg11hnya, (karena) kamu mendatangi /e/aki untuk me!ampiaskan .1yahwatmu (kepadanycU lmkan kepada wanita, maim sesunggulmya kalian ada/ah kaum yang melampaui 7
8
ke-1. h
Depag R.J, A/-Qur 'an clan Terje111al11un, (Jakana: Depag, 1971 ), h. I20 Abdurrahn1an Phd, 1/11dak J>idana J)a/a111 ._\-,yari 'al Js/0111, (Jaka1ia: PT. J<.incka C,ipta ) cet.
14
hatas." (Al-A'raf80-- 81 ). 9
Ulama Fiqih telah sepakat atas keharaman homoseks dan penglmkuman terhadap pelakunya dengan hukuman yang berat.
Hanya saja ada perbedaan dalam
menentukan ttlrnran hukuman yang ditetapkan
untuk menghukum pelakunya,
sebagai berikut : I. Menurut Imam Abu 1-lanifah, tindakan homoseks tidak tennasuk perzinaan clan karenanya ticlak ada hukuman had yang clapat clijatuhkan kepacla pelanggamya kecuali lmkum ta' zir. 2. Menurut Imam Malik, hukumau had dapat dikenakan, apakah s1 pelanggar telah menikah ataupun belum. w Penyakit AIDS, pe1tama kali diketahui, diidap oleh beberapa homo di Amerika Serikat. Seorang bintang film terkenal clan menjadi pujaan penggemarnya sekitar tahun 1960-an, Rock Hudson, mengalami kematian tragis akibat AIDS pada tahun 1991. Setelah itu, dengan adanya berita yang disebar media massa, dampak yang timbul akibat adanya kaum homo tidak ditutupi lagi. 11 William Stuart Brown alias Tony terpida11a pencabulan anak, akhirnya bunuh diri. Lelaki 52 tahun asal Australia ilu mengakhi1i hidupnyn secara trngis, selasa pekan lalu. la menggrul!lmg diii di sel tahanan Lembaga Pemasyarakatan 9
Dcpag R.i, Al-Qur'an & ·re1je1nahnya, (Jp.cit. h.234 fhitf, h.42
Ill 11
ke.l, h. 63
lb nu Musthaf3, Keluarga Jsla111 lvlcn;nngsong Abad 21. ( Bandung : i\1izan, 1993 ), ceL
15
Amlapnra, beberapa jam se!elah divonis hukuman 13 tahun penjara plus denda ]{p 150 Juta oleh pengad!lan Karangasem, Bali. Tony seolah tidak sanggup menanggung penderitaan atas perbuatannya scndiri. Schmi-lrnri bckcrja scbagai burn bahasa lngjlris, ia clitangkap Polisi bcbcrapa bulan silam dcnjlan tuduhan mcncabuli anak-anak. Dua anak y
ia
15 tahun pen1ara.
hrn1ya dihukum lima tahun.
Berbagai perkara pelecchan anak memang pemah meletup di Bali. Sebelum Tony dipen1ara, ada juga lclcki asal Australia bcrnama Rober1 Dollydunn yang dijcrat. Oleh pemcrmtah Austraha,
Ja
akh1111ya cl1Jatuh1 hukuman 30 tah1m penJara. Robe1t clttuduh
melakukan pencabulan terhadap anak-anak di Lombok clan Bali. "Selama ini pemerintah Australia memang menempatkan staf keamanan di sana untuk memantau clan mencegah pelanggaran seksual terhadap anak-anak," ujar Machfi.Jd, kepala Baclan Komunikasi clan Informasi Daerah Nusa Tenggara Baral. 12
1
~ Ahrnad T:.Hdik. A.lit Kt•f!;ir:thaija (K11.-aJJgw::.t~1n). dan Rofiqj Ha-.;w1 (l)t~!lpasart "Janngan
Buie Doyan Anak,Majalah Tempo, 12/XXXlll, (Mei 2004), h. 106-107
16
d. BerLina dengan Sesama Wanita I Lesbhm (Musa/wqalt)
Selain Jaki-laki bersetubuh dengan Jaki-laki, juga ada per·empuan bersetubuh clengan perempuan yang disebut lesbian (musahaqah)u !Vlenurut konsensus para ulama, lesbian huk111nnya haram. pelakunya hanya dita'zir dan ticlak dijatuhi hukum had.
e. Berzina clengan Hewan (Bcrtialiti)
Para ulama sepakat atas keharaman bersetubnh dengan hewan. Akan tetapi mereka masih berbecla penclapat dalam menentukan hukuman atas orang yang melakukan perbuatan tersebut. Menurut Imam Maliki, Imam Abu Hanifah dan az-Zahir, Jrnnya ta'zir yang clapat clikenakan kepacla orang yang melakukan perbuatm1 keji itu terhaclap binatang, bukan hukuman had. Kegilaan manusia makin menjadi-jacli sampai derajatnya beracla di bawah binatang, bahkan lebih >esat, sampai-sampai mereka berani menzinahi binatang. 1•1
B. Ka,jian Teoritis Tentang Hulmman Dern.
Hukuman menurut pendapat Guning, Kohnstam clan Scholer ialah alat unttU\
mempertajam
c!ikembalikan
clan
membangkitkan
kata
Httlmman
anak
cliclik
kcpada dirinya sendiri, sebagai pribadi susila clan pendiriannya itu
u Fauzan Al-Anshari, 1\bdurrahn1an iv1ajric, (Jp.c:i1, h. 18 11 • !bi
hati.
h. 17
17
diterimanya karena itu ia berbuat salah. Dan dia harus merasakan penderitaan itu bahwa dia memahami perbuatannya yang salah. 1; Menurut Kamus
!3ahasa Indonesia karangan S. Wojowasito,
hukuman
berarti siksaan atau pembalasan kejahatan Qcesalahan dosa). Dalam bahasa Arab lmkuman clisebut dengan iqab (singular) clan uqubah (plural), yang pacla dasamya mempunyai penge1tian yang sama seperti S. Wojowasito clalam kamusnya di atas. Abdul Qadir Audah membcrikan delinisi hukuman scbagai berikul :
Artinya: Hukwnan adalah pembalasan alas pelanggaran perinlah 16 ditetapkan 1111t11k kemas/ahat1111111asyarakat.
syara'
yang
Dari penge1tian lmkuman clan perzinam1 di atas penulis dapat mengambil pengertian sebagai bcrikut bahwa : I. Hukuman adalah suatu pembalasan dengan kebtu-ukan yang diberikan oleh syara terhadap pelaku pelm1ggmw1 larangan Allah SWT atau suatu penderitaan yang dijatuhkan oleh sym·a terhadap seseorang yang melakukan perbuatan melanggar tmclm1g-undm1g. 2. Menmut para ahli didik hukuman adalah al at mempertajam dan membangkitkan kata hati, a1tinya dengan hukuman itu miak manusia diperingatkan bahwa is Soetari cet. I0, h.47 16
l111ru11
Barnadib, Pengantar Jlnn1 Pendidikan, (Yo&,)yakarta: F.l.P. IKIP, t.th.),
Rah111at Hakin1, ff1lk11111 Phlana Jsla111. (Bm1dung: CV. Pustaka Setia., 2000), cet ke-l, h. 59
18
perbualannya itu salah sehingga ia akan menyadari kesalahannya clan akhirnya
ia
akan kembali lagi kembali kepacla fitrahya sebagai manusia susila.
Pengertfan Hukum Dera. Mengenai hukum dera Allah SWT telah berfimrnn:
Artinya : Perempuan yang /Jerzina dan laki-/aki yang herzina, maka dera/ah tiap-liap seorang dari keduanya serarus kali dera, dan janganlah (rasa) he/as kasihan kepada kepada keduanya mencegah kamu unruk (meJ'//alankan .1yarial) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirar, dan hendaklah (pelaksanaan) lmkuman mereka disaksilmn o!eh sekumpulan dari orang-orang yang heriman (Q.S. An-Hur ayal 2}' 7
Berdasarkan ayat di alas, hukum clcra yaitu hukuman bagi pezma yang masih gadis alau bujang (ghairu muhson) berupa cambukan sebanyak I00 kali dcra di asingkan atau dibuang selama satu tahun. 18 Mengenai hukum rajam seperli telah disinggung para ulama bcrbcda pendapat. l lal ini karemi dalam ayat mengcnai hukuman zina (An-Nur ayat 2) tidak discbutknn hukrnnan rajarn, rnclainkan lmkuman dera. Hukum rajam ticlak lercanturn dalam Al-Qur'an, melainkan diterangkan dalam
17 ii;
Al-fj11r 'an dan '/ £•1:jenu1h11ya, (Jakarta: l)cpag, 1971 ), lt 543
Fauzan 1\l-Anshuri, Abdurrahn1an Majrie,
()p.cit,
h. 2!
19
hadits Nabi SAW. 19
Dal am sebuah Hadits yang di1iwayatka11 dari 'Ubadah bin
Tsamit. Menurutnya Rasulullah pernah bersabda:. 20
<,.,~) :JJ L,. JJ.:,,. ~ ~
( r-LJ.i
i· I) J
)
o}.,,.,.)-. ~
Art1nya: "Amht!lah hukum danku, karena 'li!han te/ah memberikan jalan penye/esaian bagi mereka (wan!ta yang berzina) gadis dan pemuda seratus kali dera dan pengasingan selama setahun, sedangkan .Janda seralus kali dem dan /em paran ba11t (rajam) (fl.II Muslim)
Dan hadits Rasul yang berbunyi :
Li )1 ) l.ll>.;J ~
_}S' o')G
t.>...G-~ ':,ii ~ l>J"'I
( rL ) <,fo°J8': o\JJ) ~ ~ ~
J:ft J
i;) j>;':i
JL.a.J..I ~
A11inya : "'lfdak ha/ell darah (11\va) seomng 11111s/i111 kecua/i dari sa/ah satu dari tiga ha/: yaitu k11/i1r sesudah iman, zina sesudah kawin, pembunuhan bukan karena pe111b111111ha11 orang (hukan pemhunuhan qisos) (H. R Hukhari dan . ,1"'/ l 'viU,\' I1111; -
Orang yang sudah nmhson (kawin) mendapat hukuman yang Jcbih berat, Walidah Noer, l'idana Mati J)a/an1 Huk11111 l'idana !s/arn, (Surabaya :P~l-lkhlas), h. 48 "' Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Bandung, PT Alma'arif, h. 91 21 RaJunat l·lakirn, (Jp. cit, h. 7./
19
20
yaitu
hukw11an
f'\Jam,
karena
biasanya
keihsonan
(pernah
berkawinnya).
Scseorang cukup menjauhkannya dmi pemikiran tentang perbuatan zina, akan tctapi kalau ia masih juga memikirkan ingin berzina, maka harus dijatuhi hukuman yang berat, sehingga ketika ia menginginkan jarimah tersebut terbayang pula derita dan sengsara yang akan menimpa dirinya. Sungguhpun demikian berat hukuman yang diterapkan bagi pezma namun Islam memberi jalan keluar bcrupa konsep scbagai tindakan prnventif (pencegahan) perzinaan, yaitu perlu adanya pengawasan yang ketat tidak memberi peluang clan tempat yang mcmungkinkan dilakukannya perzmaan terulama pada kaum remaja yang pada mm1mnya dorongan nafsu seksualnya tinggi. 22 Dcmikianlah sikap Islam terhadap perzinaan adalah keras dan tegas karena memang akibat yang di timbulkan
oleh perbuatan zina sangat fotal bagi pribadi
pclakunya maupun bagi masyarakat dan lingkungannya. Hal itu ticlak lain aclalah untuk me1\jaga kesucian dcrajat manusia agar ticlak le1:jcnu11us kedalam tingkah laku binatang yang pada akhirnya akan menghaneurkan kebudayaan dan peradaban manusia, Islam menggariskan syarat perkawinan, agar manusia bisa menyalmkan hasrat seksualnya sccarn sah dan bahkan ibadah.
22
AJvia'ruf Asrori, Mas'ud Mubin, Afera11n1 (~inla Kasih ,\'ua111i lstri, (Surabaya: Pelita
Dunia), 1995
21
C. Pelaksanaan Hulmm Dera
Terhadap pclakt1
pcrzmaan,
di1entt1kan
tiga
benlt1k
hukum1m, yailt1
hukrnmm cambuk (dera), pengasiogan, dan niiam. Dua lrnkuman yang pertama - dera clan pcngasingan
dikenakan bagi pclaku perzinaan ghair muhsm1, yaitu pclaku zina
yang belum mcnikah, scdangkan bagi pezina muhson, yang tclah menikah baik dalam stalus masih mcnikah alau tclah putus pcrkawiinannya, bcrlaku lmkum r<\iam .. Sebagaimana Hadits yang diriwayatkan oleh Ubadah bin shamit, bahwa Rasulullah pcrnah bcrsabda scbagai bcrikut.
r-""" )1)
:UL. J_G,. ~~ ~\)J..w, ~) :UL. .ll,.,. ;:J~
;:JI
(~ ol)J)
Artinya
"Perawan dan bujang dijilid sera/Us ka/i dan diasingkan se!ama setahun sedangkan tsayyib (mereka yang sedang atau menikah) diji/id seratus kali dan dirajam. "(HR. Muslim l'
Hal
1111
karena dalam ayat Al-Qur'an
mengenai hukum zma (An-Nur
ayat 2) tidak disebutkan hukum rajam, melainkan hukuman dera. Jumhur Fuqoha, mengakui adanya rajam bagi pezina muhsan. Firman Allah dalam Al-Qur'an surat an-Nur 24:2.
' ;; ::u;,_ ;;_; \_, ~
'"' Sayyid Sabiq, Op.cit, It 97
J
J>. I
22
0
~1~\'\'
0
~
,..
,,
0
~
,.,
,..2
·':JI \ft') ''I\'
,,.
( Y: J_,JI
oJY )
0
~,,..
,..
,..
~'.?JI ~r", :Wlb ~\JP ,,
Artinya : Pezina wanita dan pezina pria, deralah 111asing-111asing sera/us kali. Janganlah menaruh he/as kasihan kepada mereka keduanya dalam me!aksanakan .1yari 'at Allah, jika km1111 benar-henar herimm1 kepada Allah dan hari kemudian. /)a/am melaksanakan huk11111 terhadap mereka, hendaklah disaksikan o/eh sego/ongan orang-orang mukmin. (Q.S an Nur 2-1:2). 24
Pezina muhson yang scdang hamil, eksekusinya penghukumannya ditunda hingga ia melahirkan
dan menyapih anaknya. Demikian pula pelaksanaan lmkuman
cambuk bagi terhukum yang sedang sakit, ditunda sampai penyakitnya sembuh. Sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil berikut. Dari Ali, katanya: "Sungguh ada budak wanita milik Rasulullah SAW telah berzina, lalu aku diperintahkan untuk menderanya. Maka aku mendatanginya, namun clia sedang dalam keadaan nifas. Aku takut menderanya, lalu kuceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda: "Engkau tel ah berbuat yang terbaik, langguhkanlah (eksekusi) clia hingga ia sembuh." (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud clan at-Tannudzi). 25 Eksekusi hukwnan dera tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, hanya orang yang diturtjuk sebagai Hakim pada Mahkamah Syari'ah Sfljalah yang Depag, R.l, Op.cil h.543 "Fauzan Al-Anshari, Op.cit. h.50
M
bcrhak mcngcksckusi hukuman hudud tcrscbul. Apabila cksekusi bisa dilakukan olch sernbarang orang, misalnya ustad atau orangtuanya sekalipun, maka keadaan masyarakat ini akan me!liadi kacau. Maka, mereka pun akan akan ditangkap oleh polisi syariah, karcna tidak mempunyai wewenang untuk mengeksekusi hukuman itn. Itulah mengapa, ustadz Ja' far dipcrsalahkan dan ditangkap polisi karena dianggap melalrnkan tindakan kriminal menurut kacamata KUHP. 26
D. Tujuan Hulmman Dern
Islam mensyariatkm1 bentuk lmkuman di cltmia clalam clua jenis, yaitu an Nashiyah (bentuk hukwnan yang sudah acla nash-nya) dan at Tafwidiyah (bentuk hulmman yang clitetapkan mcnurut keputusan hakim). Yang pertama disebut hukum Hudud clan yang kedua disebut hukum Ta'zir. Ttlitian keduanya adalah: Pe11ama, mempersiapkan manusia untuk
me1~jadi
warga yang baik dan
produktif bagi pembinaan kesejahteraan masyarakat. Kedua, memberikan kepada manusia kebahagiaan hiclup di dunia clan di akhirat, yang ha! itu hanya akan terwujud bila ada jaminan alas hak-hak individu clan masyarakat secara adil, dengan saling berwasiat tentm1g kebaikan dan mcncegah kejahatan. Dengan demikian, tqjuan (sasaran) yang ingin dicapm oleh syariat Islam melalui penetapan hukuman di dunia ini (hudud) adalah untuk memperbaiki dan "' Ibid, h. 33
24
mendidik jiwa serta mengupayakan terwujudnya kebahagiaan masyarakat. (baca: Gmis-Garis Besar Syariat Islam, 2002). Pal«u- syariat Ibnu Qayyim al Jauziyah mengatakan, "Di mana terdapat kemaslahatan dan kepentingan umtm1, di sanalah terdapat syariat". Di sinilah mengapa hukuman dera disyariatkan bagi pezina dengan ttijuan untuk melindungi hak Allah
atas hamba dan hak hamba
dalam masyarakat, terutama menyangkut hak
memperoleh jaminan kesucian dan ket unmannya. 27
" !bid, h. 9
BAB Ill NI LAI-NI LAI PENDIDIKAN
A. Pengertian Nilai Pendidikan
Untuk lebih je!as mcmahami tentang nilai pendidikan, tentunya harus mengerti lebih dahulu pengertian tentang nilai clan pendiclikan. Dalam kamus Bahasa Indonesia secara etimologi kata nilai adalah sifat-sifot (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. 1 Definisi nilai ini hanya yang mempunyai gumi clan manfaat bagi manusia, apakah sifatnya baik atau burnk.
Sedangkan dalam
Ensiklopedi Britanica sebagaimana yang clikutip oleh Noor Syam bahwa nilai itu adalah suatu penetapan atau suatu kualitas sesuatu obyek yang mcnyangkut suatu jenis apresiasi atau minat. Perkembangan penyelidikan ilmu pengetahuan tentang nilai menyebabkan bennacam-macam pandangan manusia tentang nilai-nilai. Begitu .1uga sejarah peradaban manusia mengenai masalah-masalah nilai tetaplah rnerupakan problem, walau selama itu pula manusia tetap tidck clapat mcngingkari efektifitas nilai-nilai di dalam kehidupannya misalnya pada kaum penganut Shopisme dengan tokolmya Pitagoras (481 - 411 SM) berpenclapat bal1wa nilai bersifat relatif tergantung pada waktu. Sedangkan menurut pandangan Jdealisme, nilai itu bersifat nonnatif dan obyektif se11a berlaku umwn maksudnya ialah sikap, tingkah laku, dan
1
\VJS. Poerwadanninta, Kcunus lJ111111n Bahasa huionesia, ( Jakmta: PN Balai Pustaka, 1984),
Cet. ke-7, h. 677
26
ekspresi perasaan mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan burnk. 2 Sccara umum, scope pengertian nilai adalah tidak terbatas. Maksuclnya bahwa segala sesuatu yang ada dalam alam raya ini adalah bernilai. Dari beberapa pendapat di alas dapat diambil suatu penge1tian bahwa nilai itu adalah mernpakan hasil dari kreativitas yang bennanfaat untuk manusia dalarn rangka melakukan kegiatan sosial, baik itu bernpa cinta, simpati dan lain-lam. Sedangkan pendidikan menurut etimolot,>i sebagaimana dalam kamus bahasa Indonesia bahwa kata pendiclikan diambil clari kata diclik yang mempunyai awalan pen- dan akhiran -an yang bcrarti pcrbualan (hal, cara clan sebagainya) menclidik, ilmu didik, clan pengetahuan I en tang mendidik. 3 Penge1iian in: memberikan kesan bahwa kata penclidikan lebih mengacu kepada cara melakukan sesuatu perbuatan dalam ha! ini mendidik. Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu "paedagogie", yang
berarti
bimbingan
yang diberikan
kepada anak.
lstilah
1m
kemudian
dite1:jemahkan kedalam bahasa !nggris "ed11calio11" yang berarti pengembangan atau birnbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering dite1jemahkan dengan kata "tarbiyah" yang bera1ti pcndidikan. 4
2
Jalaluddin dan Abdullah !di, I'l/sqfat Pendidikan, (Jakarta: G1iya Media Pratama, 1997), cet. ke-1,h. 115
'W.J.S Poerwadarminta, Op. cit., h. 250 'Ramayulis, llmu Pe11didika11 Islam. (Jakarta: Kalani Mulia, 1994), Cet. ke-1, h.
27
Pendiclikan itu sendiri secara terminologi terdapat bcbcrapa penclapal yang clikenmkan oleh para pakar pendidikan, antara lain adalah : I. Menurul Almrnd D. marimba bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pm1pinan secara sadar oleh si pendiclik perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Definisi ini mempunyai kesan lcrdapal lima unsur, yaitu: pcrlama, usaha (kcgialan) yang bcrsifot bimbingan, pimpinan atau penolongan yang dilakukan secara sadar. Kcdua, ada pcndidik, pcmbirnbing atau pcnolong. Kcliga, ada yang dididik alm1 si tcrdidik. Kccmpal, adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan kelima, dalam usaha ilu lcnlu ada alal yang dipcrgunakan. 5 2. Menurul Ki Hajar Dcwantara, pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang ditm1jukan untuk keselamatan clan kebahagian manusia. Pendidikan ini tidak hanya bersifat pelaku pembimbing tetapi sering merupakan pe1juangan pula. Pcndidikan bcrarti memelihara hidup tumbuh ke arah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemmin. Pendidikan adalalt usaha kebudayan, berasas keadaban, yakni mcmaj ukan hid up agar mempertinggi derajat kemanusiaan. Rumusan pendidikan m1 nampaknya memberikan kesm1 dinamis, modem, clan proE,>resif Pendidikan tidak boleh hanya memberikm1 bekal untuk membm1gun, tetapi sebernpa jauh didikan yang diberikan itu dapat berguna untuk mcnunj;:mg kemajuan suatu bangsa. 6 Menurut Soegarda Poerbakawaca, bahwa pendidikan sl;cara umum mencakup ·'·' segala usaha clan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta ketrm11pilannya kepada generasi muda 1mtuk melakukm1 fongsi hidupnya dalam pergaulan bersama sebaik-baiknya. Lebih lanjut ia menambahkan bahwa corak pendidikan itu hubungannya dengan corak penghidupan. Karenanya jika corak penghidupan ih1 berubah, maka corak pendidikmmya akan berubah pula, agar si anak siap untuk rnemasuki lapangan pendidikan itu. 7 Definisi yang terakhir ini sejalan dengan definisi ym1g dikemukakan Ki Hajar Dewantara.
5
Alunad D. fv1arin1ba, [Jengertian Jif/sq(ca Pendidikan, ( Bandung: PT. Al-Ma'arit: !989 }, Ce!. ke-7, h.19 6
Abuddin Nata, 1'1/safC11 Pendidikan lslan1 /,(Jakarta: Logos Wacana Jln1u, ]997 ), Cet. ke-!,
7
AbuddinNaJa,Op.cil., h. 10
h.9
28
Dari ketiga definisi di atas dapat dipadukan bahwa pendidikan adalah kcgiatan atau usaha yang dilakukan dengan sengaja, seksarna, terencana, clan bertujuan yang dilakukan oleh orang dewasa dalam arti memiliki bekal ilrnu pengetahuan dan keterarnpilan untuk rnenyampaiknn kepada anak clidik scclapat mungkin dapat menolong tugas clan pcranannya di masyarnkat, di mana kelak mereka hidup untuk keselmnatan clan kebahagiaannya. Setclah
menguraikan tcntang etimologi clan tcrminologci dari kata nilai dan
pendidikan, dengan demikian sebagaimana yang dikemukan oleh Noor Syam bahwa pcndidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai utama yang meliputi kualitas kccerdasan, nilai ilmiah, clan nilai agama. 8 Aclapun yang dimaksud dengan kualitas keccrdasan adalah kcmampuan sescorang clalam cliri sccara scmpurna dengan menangkap objek yang dilihat dan didcngarnya. Sedangkan nilm ilmiah sebagainana y;rng dikatakan oleh M. Arifin harnslah mcrnenuhi bcberapa syarat, yaitu: perlmna, memiliki objek pembahasan yang jelas clan yang bercorak khas pcndidikan yang ditunjang pandangan,
dengan teori,
ilmu asums1
pengetalman atau
Jain
yang
relevan.
hipotesa-hipotesa yang
Kedua,
mernpunya1
bercorak kependidikan
(paedagogis). Ketiga, memiliki metode penganalisaan yang sesuai dengan iuntutan dari corak keilmuan kependidikan atas dasar pendekatan-pendekatan yang relevan dengm1 corak clan watak ilmu tersebut. Keernpat, memiliki terstruktur keilmuan yang
8
Jalaluddin dan Abdullah !di, Op. cit., h. 114
29
definitif mengandung suatu kebulatan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling berkaitan sebagai suatu sistem keilmuan yang mandiri (tidak tcrgantung kcpada sistem ilmu yang lain) 9 Adapun maksud dari nilai moral secara etimologis berasal dari kata Belanda "moura/", yang berarti kcsusilaan, budi pekc1ti. Sedangkan moral itu adalah (1\jaran tentang) baik buruk perbuatau dan kelakuan (akhlak, kewajiban dan sebagainya). 10 Jadi nilai moral itu adalah sesuai dengan ide-ide yang tmrnm diterima tentnng tindakan manusia, mana yang baik clan wajar scsuai dcngan ukuran-ukuran tindakan oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan. Perkataan "moral" juga bcrasal dari bahasa latin "111oros" kata jamak dan "mos" yang bcrarti adat kebiasan. Dalam bahasa Indonesia, moral ditmjemahkan dalam arti "susi/a". 11 Dalam Islam moral disebut dengan akhlak. Sedangkan maksud clari nilai
agama dalah selurnh rangkaian tindakan manusia yang diatur berdasarkan bimbingan dan petunjuk menurnt ajaran agamanya. Sedangkan dalam agama Islam, nilai agama dapat disebut juga moral Islam yang mana seluruh tindakan seseorang dil1tur berdasarkan petunjuk Allah SWT dan Nabi SAW. (al-Qur'an dan al- Hadist). Jadi nilai pendidikan adalah segala usaha yang mempunyai guna atau manfoat bagi yang berkepentingan atau orang lain dalam rangka membimbing,
9
M.Anfin, !111111 Pe11didika11 Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1996 ), Cel. ke-4, h.18
w W.J.S. Poerwardanninta, Loe. cit., h. 654 11
Hamzah Ya'qub, li1ika Islam,( Bandtmg: CV. D1ponegoro, 1993), Cot. ke-6, h. 14
30
menanamkan,
dan
merubah
sikap atau
sifat kepribadian seseorang menurut
kemampuan pengetalmannya agar supaya me1\iadi taat atau tunduk (taqwa) sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kamnia
t·~rhadap
hamba-Nya
melalui pendekatan s"'jarnh, ilmiah, dan filosofi yang nonnatif.
B. Tujuan Pcndidikan
Ciri 11ta111a sw1111 sistcm adalah adanya s11al11 t11j11rn1. Pcndidikan scbagai s11at11 siste111 juga memiliki t11jmn. T11juau adalnh mcrnpakm1 sasaran ata11 maksud yang ingin dieapai oleh masing-masing negara berbeda satu dengan yang lain. Misalnya di Amerika, pendidikan bertujuan untuk mendidik manusia yang demokratis. Di Rusia, pendidikan be11qjuan untuk membentuk wm-g;1 negarn yang yang sesuai clengan paham komunis. Namun di Indonesia dalam mcnyelenggarakan pendidikan bertujuan untuk
membentuk
manusia
pembangun
yang
be1vancasila,
tetapi
penmmsan
mengenai tujuan pendidikan di Indonesia mengalami beberapa perubahan clisesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Secara hierarkhi tujuan pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi beberapn tingkatan, yaitu: I. Tujuan umum pendidikan nasional, yaitu tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu bangsa. 2. Ttijuan institusional, yaitu tttiuan yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan tertentu. 3. T1ijuan kurikuler, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. 4. T1ijuan instruksional, yaitu tujuan ym1g in1,>in dicapai oleh setiap pokok pembahasatJ atau sub pokok bahasan yang mernpakan bagian dari bidang studi. TujuatJ ini juga mempakan pe1tjabaran dari lttinan kurikuler. Tqjuan instruksional
31
m1 sering disebut tujuan instruksional utama (TIU), kemudian tujuan 1111 masih dijabarkan lagi menjacli tujuan instruksional khusus (TIK). 12 Menurnt Hasan Langgulung, berbicara tenlang tujuan pm1didikan tidak bisa tidak berbicara tentang tujuan hiclup, sebab pencliclikan be1tujuan untuk memelihara kehiclupan manusia.1.1 Dengan demikian, m<musia akan mendapat suatu kebahagian dan kcselamatan clunia clan akherat, jika mcrclrn melakukan lttiuan pendidikan itu dengan sebaik mungkin. Dalam ha! ini, penman tujuan mempunyai tujuan yang amat penting. Ahmad D. Marimba menyatakan ada empat fungsi lltiuan penclidikan. Pmtama, tujuan yang berfungsi mengakhiri usaha. Keclua, ttijuan berfungsi mengarahkan usaha tanpa adanya antisipasi (panclangan ke clepan) kepada tujuan, penyelewcngan akan banyak tc1jadi clan kegiatan yang dilakukan tidak akan be1jalan secarn e!isien. Kctiga, ltliuan bcrfungsi sebagai titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan barn maupun laqjutan. Keempat, fungsi tujuan aclalah memberi nilai (sifat) pada usaha itu. Nilai-nilai m1 tentu saja bermacam-macam, sesuai dengan pandangan yang mcrnmuskmmya. 14
C. Hubungan Antara Nilai Pendidikan dan Tujuan Pendiclikan Kaitannya claii fungsi keempat clari tujuan pendiclikan tersebut di alas, yakni sebagai pemberi nilai terhaclap suatu ke1,>iatan. Bila dikaitkan dengan tujuan pcndidikan Islam scbagaimana dikatakan olch Hasan Langgulung yang dikutip olch Abuddin
Nata
bahwa
tujuan-tujuan
pcnclidikan
agama
harus
mampu
mengakomoclasikan tiga fongsi utarna dali agama, yaitu fungsi spiritual yang
12
!vladyo Ekosusilo dan ltB. Publishing, 1993, Cet. ke-2, h. 4.1-42 n Abuddin Nata, Loe. cil., h. 49
l(asihadi, !Jasar-J)asar Pe11dhlikan, Seinarang: Eff-har
"Ahmad D. Marimba, Op.di, h. 45-46
32
berkaitan dengan akidah dan iman, fungsi bcrkaitan
dengan
tingkah
laku
incliviclual
psikolo~tjs
tennasuk
yang
berkaitan dengan
nilai-nilai
akhlak
yang
mcngangkat clerajat manusia ke clcrajat yang lcbih sempurna, dan fongsi sosial yang berkaitan dengan atnran-aluran yang menghubungkan manusia lain atau masyarakat, di mana masing-masing mcmpunyai hak-hak dan tanggungjawab untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan seimbang. 15 Uraian ini menegaskan bahwa tt~juan peudiclikan Islam, ticlaklah bebas dibuat sekchenclak yang menyusunnya, melaiukan beqiijak pacla nilai-nilai yang cligali clari ajaran Islam itu scncliri. Dcngan earn demikian, maka tujuan terscbut dapat memberi nilai lerhadap kegiatan pendiclikan. Berkenaau deng;m itu, pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan deugau nilai-nilai karena tujuan pendidikan merupakan masalah itu sencliri, terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilmiah, nilai moral, clan nilai agama yang kesemua tersimpul di dalam tt;juan pendidikan yakni membina kepribadian ideal. Tujuan pendiclikan, baik itu pada isinya ataupun rumusannya tidak mungkin <
dapat kita tetapkan tanpa pengertian dan pengetahuan yang tetap tentang nilai-nilai. Maksud nilai itu sendiri adalah daya pendorong dalam hidup, yang memberi makna clan pengabsahan pada tindakan seseorang. Secara garis besar, nilai ini tcrbagi menjadi dua, yaitu nilai individual clan nilai sosial. Dua nilai ini mencakup banyak nilai seperti intelektual, etis, diri, material, dan estetis. Kalau clalam pcnclidikan terlihat adanya perbeclaan tujuan, ha! itu clisebabkan oleh perbedaan tujuan hidup
"Abuddin Nata, Op.cit.,h. 46
33
penclidik. Sementara itu, perbedaan tujuan hiclup disebabkan oleh perbedaan panclangan hidup. Membahas tentang nilai-nilai pencliclikan, akan lebih jelas kalau dilihat melalui rumusan clan uraian tentang tujuan pendiclikan itu yang tersimpul dari semua nilai penclidikan yang hendak cliwujudkan di clalarn pribadi seseorang. Untuk menetapkan h\juan penclidikan clasar clan pikirannya hams melalui pendekatanpenclekatan seperti:
1. Pendekatan melalui analisis historis lembaga-lembaga sosial 2. Pendekatan melalui analisis ilmiah tentang rcalita kehidupan aktual 3.
Pendekatan
melalui
nonnative philosopy,
melalui
nilai-nilai
lilsafot yang
normatif 16 Dengan
demikian,
hubungan
antara
nilai-nilai
pendiclikan
dan
tujuan
penclidikan rnemprmyai kaitan yang cukup erat dal;,m membina clan mengarahkan seseorang sebagai nilai itu sendi1i menjadi kep1ibadian yang ideal, yakni yang be1iaqwa clan berakhlak.
16
Jalaluddin dan Abdullah !di, Loe. cil., h. 114-115
BAB IV ASPEK - ASPEK PENDIDIKAN DA LAM HUKUMAN DERA
A. Pendidikan Bagi Terhulmm
Pezina yang dengan ikhlas menenma hukuman hudud m1, maka dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, sebagaimana hadits berikut:
...L:.Y
'
Alli fa
o..G-
~ r-JI { ~
'
Alli ~ ll ~- yl_..pl
'-:__;jj\ ~\.) Artinya : Dari Khuzaimah bin J:sabit, "Rasu!ul/ah SAW bersabda: " Siapa sqia, seseorang hamba yang melakukan perbualan yang te/ah di/arang Allah, kemudian (ia re/a) hukum ditegakkan atasnya, maka itu menghapus dosanya''. (HR. Al-Hakim). 1
Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya J 'lamu/ Muwaq 'in menerangkan, tobatnya orang yang bersalah (penjahat) dapat menggugurk<m huktunan, tanpa membedakan antara satu kejahatan dengan kejahatan lainnya. Selailiutnya beliau mengatakan: "Tentang pcnerimaan tobat seorang mustu1 sebclum dia ditangkap, maka ha! ini mengundang satu pe1tanyaan: 'Adakah nash syariat yang dapat dijadikan dalil untuk membedakai1 hal ini? 'Karena nash syariat justrn menyebutkan, bahwa penenmaai1 tobat seorang musuh sebelum dia
ditangkap merupakan petlUljuk bagi
pene1imaai1 tobat atas kesalahan yang lebih nngai1. Jika tobat tersebut dapat
1
Fauzan 1\l-Anshari, Abdurahrnan Mudjrie, ff11k11n1a11 hagi J>ezina dan Pe1111duhnya, (Jakarta:
Khairul Bayan, 2002), cet. ke-J, h. 50
35
mernbebaskan seseorang dari hukuman permusuhan terhadap kaurn muslimin, yang dalam ha! ini bahayanya lebih jelas lebih besar dan luas, maka bertobat atas kesalahan-kesalahan yang lebih ringan clari ha! itu, tentu lebih clapat diterima, dan bahkan lebih layak cliterima. 2 Sebagaimana disebutkan clalmn firman Allah SWT:
,,
,,
,-:
,,.
,,
,, ,,
I ~ ,, · \' ~ ~L:. ',\'.~'I '~.' . I I , £ ('\r" ~ ~
) y
<'1\: jl.Q.j)ll){ rA}
u,,
).J
~o,11
0
j.
'. lll i \:;f J. ,
::,Jj~\ ~" :~ ~ ,
Artinya : "Karakanlah kepada orang-orang kqfir 1111: Jika mereka herhenti (dari kekqfirannya), niscaya Allah SW'l' akan 111e11gampu11i dosa-dosa mereka yang lalu; dan jika mereka kembali Yesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) s111111ah (Allah 3 ter!wdap) orang-orang dal111/11. ''(QS. Al-Anfal/8:38).
Dengan adanya
penetapan hukum
dalam
iuaran
Islam, maka suatu
kornw1ikasi masyarakat akan merasa tentram dalam kehidupan sehari-harinya clan dengan adanya hukum Islam tersebut maka masyarakat akan terbiasa nntuk menjalankan lmkum tersebut clan mentaati hukum, sehingga terciptalah suatu masyarakat yang adil, makrnur dan tentram. 1-!ukum Islam sclain bcrsifot prcventif juga bersifol mcndidik clengan diterapkannya
bagi setiap tinclak pidana, rnaka masyarakar akan saclar dan
mempLmyai rasa tanggw1g jawab untuk tidak melakukan tindak piclana tersebut. Seperti ha! zina, Allah SWT telah menetapkan hukum IOO kali dera bagi yang ghairu 2
/hid, h 51 :- Al-Q11r 'an clan Te1.ie111ah11ya, (Jakarta: Dcpag, J 971 ), h_ 266
36
muhson dan hukum nuam yang muhson. Hal ini semata-mata bukanlah untuk menyiksa atau menyakiti pclaku perzmaan melainkan hanya trntuk menclidik agar pelaku taat pacla hukum dan lidak akan melakukan perzinaan tersebut.
B. Pendidikan Bagi Anggota Masyaralrnt Kejahatan seksual (zina) merupakan suatu problem dalrnn masyarakal luas, dicegah agar masyru·akat tidak turut se11a melakukannya. Maka dari ill! Allah SWT. menetapkan huknm terhaclap pelaku zina semata-mata hanya untuk kemaslahatan masyarakat tersebut. Kenapa clernikian? Karena perzinaan menurnt pandangan Islam adalah salah satu di antara dosa besar. Pelakunya bila tertangkap atau rnengakui kcsalahannya alcan mendapatkan hukuman yang sangat berat, yaitu didcra sernlns kali. Apalagi bagi pezina yang sudah mempunyai snami atau istri, maka hukumannya dilipat gandakan bernpa rajam. Kenapa demikian besar huktmiannya Islam mempakan penyakit sosial
?
karena perzinaan menurut pandangan
dan kanker masyarakat. Sebuah penyakit, baik
kecil maupun besar hams dijauhkan dari masyarakat. Jika dibiarkan akan mernsak orang-orru1g sehat. Karenanya harus diasingkan.'' Karena perzinaru1 111erupakm1 kanker masyarakat, maka ia hams dipotong sebelum mengganas. Pengembangbiakan kanker itu sangat cepat. Penyebarannya
1 •
Suara I--Iidayatullah, t\.1uriara Qur'an Sllrar An-N11r, XIII, !O, (Februari, 2001,) h. 74
37
luar biasa. Karenanya sebelum, terlambat penyakit kanker itu :1arus ditanggulangi. Bila perlu bagian-ba[,~an yang sudah terkena kanker tersebut diamputasi. Di situlah rahasianya Al-Qur' an ketika membuat larangan perzinaan. Dalam Al-Qur'an tidak disebutkan larangan berzina, tapi larangan mendekati perzinaan. Logikanya, jika mcndckati saja dilarang, apalagi melakukannya 5 Allah SWT berfirman: ,,.
,;';
C"':
,, ,,
,;;
/
,,.l_y~I ojy) ~ ,,"Cj ~u J\5' /
/
.,,
,,.
" ,,
:01 ))1 ly)5'Jj /
Artinya:"Janganlah kalian mendekal i perzinaan, karena ia adalah perbualan keji dan suatujalan yang lmmk."(Al-Israa.':32f'
Dilarangnya perzinahan juga agar menjaga kesncian pernikahan yang sunah para utusan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat ar-Ra 'du/I 3:38 yang berbunyi :
5
/hid h. 75
"Al-Qur'an dan Terjemahnya, Op.cir, h.429
38
Artinya
"Dan ses1111gg11!111ya kami telah mengulus para Rasul sebe/11111 ka!ian dan kmni memherikan kepada mereka istri-istri dan kelurunan, dan tidak ada /wk hagi seorang raS11! 111e11da/1111gka11 sesuat11 l(Fill (mu';cat) me/mnkan dengan i::in Allah SWT hagi tiap-tiap masa ada kitah (yang terlentu)". (Ar-Ra'du .38) 7
.luga sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
(
jJ~
J.I o\)_))
~~~~
t ~~if c_l.5JI
Artinya : "Menikah itu adalah s111111ahk11. Barang siapa memhenci s111111ahk11, maka dia bukan golongan ummatku. " (HR. Ibnu Jauzi). 8
Sebagaimana tujuan ditegakkannya synri'ah, seperti me1\jaga harta dengan memotong tangan bagi pencuri, malrn rajam dan hukum dern yang ditegakkan bagi pezina adalah tmtuk menjaga keturunan. Sebab dengru1 maraknya perzinaan di tcngah masyarakat, maka struktur keluarga me1\jadi berantakan; siapa anak, siapa bapak, siapa kakck clan nenek me1\jadi serba ticlak jelas. Hal itu scperti tergambar dalam masyarakat binatang, yang tidak mengenal struktur keluarga. Sedangkan clalam masyarakat kera saja struktur keluarga itu sru1gat jclas, siapa yang pantas clinamakan bapak clan ibunya, suruni dan istrinya, serta yang lainnya sangat jelas. Maka sungguh amat naif jika manusia yang clipilih menjadi khalifah (wakil Allah SWT) di muka btuni dan menclapatkan petunjuk dari Allah SWT ini mengalami kekacauan dalam struktur keluarganya, akibat mengikuti hawa nafsu setan clan tidak meujalankan
7
Ibid, h. 376
' Faqih Fadilah, "Krisis Amanah Jan Akhlaq Karimah", ( Khutbah Jum'a~ J1mi 1998), h.20
39
hukum hukum pemikahan. Sebagaimana ha! itu menjadi sesuatu yang dianggap biasa clalam masyarakat jahiliyah, baik di Baral maupun di Timur, zaman dalmlu maupun sekarang, di mana stmktur keluarga mereka tidakjelas. 9 Pemeliharaan keturunan, agar kemurnian darah dapat d[jaga clan kelanjutan umat manusia dapat cliteruskan, merupakan tujuan keempat hulrnm lslam . Hal ini tercennin clalan1 hubungan darah yang menjacli
syar~t
untuk clapat saling mewarisi
(Q.s. 4:11), larangan-larangan pcrkawinan yang discbut sccara rinci dalam AJ-Qur'an (4:23), dan larangan berzina (Q.s. 17:32). Hukum kekeluargaan clan kewmisan Islam clalam lslmn
aclalah hukmn-hukum yang cliciptakan oleh Allah SWT untuk
memelihara kemumian clm·ah clan kemaslahatan keturnnan. Dalam hubungan ini perlu dicatat
bahwa dalam al-Qur'an, ayat-ayat hukum mcngcnai kcdua bagian hukum
Islam ini cliatur lebih rinci clan pasti dibanclingkan clengan ayat-ayat hukum lainnya. Maksuclnya aclalah agar pemeliharaan dan kelanj11tan keturunan dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya.
Ill
Untuk menjaga ketentraman rumah tangga clan stabilitas masyarakat, karena setelah cliterapkannya hukLUn rajam clan clera bagi pezina, maka masyarakat yang telah berkeluarga
ticlak akan khawatir terhaclap istri, suami clan anak-anak mereka
terlibat perselingkuhan atau perbuatan serong. Mereka yang ingin menerapkan hiclup bebas tanpa batas (freeseks) pasti akan ketakutan melihat perbuatan keji itu, lantaran
9
Fauzan Al-Anshari, Abdurahman Matljrie,Op.cit, h.. 67 Mohammad Daud 1\li, liukun1 l\·la111 F1engantar J/11111 fluk111n dan Tata Huk1u11 lslan1 J; Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), cet. ke.-6, h. 57 10
40
ancaman hukuman yang mematikan yaitu dirajam. lnilah makna sabda Nabi SAW: "Rendahkanlah pandangan mata kalian dan jagalah fa1:ji kalian." (HR. Ahmad Al Hakim dari jalan Ubadah bin ash Shamit). 11 Pcmbagian tugas, dimamt yang satu mengurusi clan mengatur rumah tangga, sedangkan yang lain bcke1:ia di luar, sesuai dengan batas-batas tanggun[{jawab antara suami istri dalam menangani tugas-tugasnya. Perempuan
benugas mengatur dan
menb'Urusi nunah tangga, memelihara dan mendidik anak-anak dan menyiapkan suasana yang sehat
bagi suaminya untuk istirahat
gnna melepaskan lelah dan
memperoleh kcsegaran badan kcmbali. Sementara itn suamt bckerja dan bernsaha mendapatkan harta dan belanja untuk keperluan rumah tangga. Dengan demikian adil sepe11i ini masmg-masmg pasangan menunaikan tugasnya yang alami scsuai dcngan ke1iclhaan
llahi, dihonnati oleh umat manusia dan membuahkan basil yang p
menguntungkan. Dalam memperbaiki sebuah masyarakat, Islam tidak merusak apa yang telah ada, tetapi menyingkirkan hal-hal yang membuat masyarakat itu tidak baik. Ketika Rasulullah Muhammad SAW diperintahkan untuk mempcrbaiki akhlak manusia, terlebih dahulu beliau memperbaki akhlak masyarakal yang hidup didekatnya. Tidak acla perintah untuk menghacurkan Ka'bah, pacla masa itu, yang d1penuhi berhala yang di sembah oleh karnn kafir Quraisy. Rasulullah SAW. membirnbing masyarakat Arab dengan dakwalmya yang meyakinkan bal1wa manusia hanya pahtt menyembah 11
12
Fauz.m Al Anshari, Abdurahman Madjrie, Op cit, h. 68 Sayyid Sabiq, flqh Sunnah, ( Bandung: PT Al Ma' arif, 1980), cet. ke-1, h. 21
41
Allah
SWT, tidak menyembah kepada selain Allah SWT. Dan untuk menyembah
Allah SWT, tidaklah patut mempersekutukan Allah SWT dengan keyakinan kepacb Tuhan Iain. Selain itu, juga ticlak perlu melalui perantaraan patung-patung atau berhala dalam menyembah. Konsep tauhid itulah yang pertama dianjarkan oleh Rasulullah SAW. setelah konsep tau hid clisampaikan kepada masyarakat Arab, turunlah ayat - ayat yang mengatur masalah kemasyarakatan dan tata peribadatan. Dengan pengertian Iain, yang paling pokok dalam aiaran agama Islam adalah pencliclikan masyarakat, terutama pencliclikan keluarga yang rnenjacli inti clalam pembentukan sebuah masyarakat. 13
C. Penclidikan Bagi Pemegang Wewenang I-Iukum
Perkembangan hukum Islam di negara-negara Islam clan negara-negara yang penclucluknya mayoritas beragama Islam di masa yang akan datang, rnenunjukkan keanekaragaman clan kesatuan. .lilrn dilihat clari segi hukum
Islam sendiri,
keanekaragaman itu akan terlihat pada biclang-biclang hukum ekonomi perdagangan intemasional, asuransi, perhubungan (laut, darat clan udara), perburuhan, acara, susunan clan kekuasaan peraclilan, aclministrasi dan lain-Iain biclang hukum yang knrang Iebih bersifat netral. Namun, mengenai hukum keluarga
yakni hukum
perkawinan dan hukum kewarisar1, kendatipnn disana-sini akan terclapat atau kelihatan
13
nuansa-nuar1sa, secara keseluntlian akar1 menunjukkan ciri-ciri kesatuan.
lbnu Musthafa, Kel11arga Jslatn Nfenyongsong Abad 21, ( Bandung : Al-Bayan: AL-Bayan, 1993 ), cet ke lh. 84
42
Di bidang hukum
1111
bagaimanapun besarnya pengarnh sekulerisasi akibat penetrasi
hukum baral selama berabad-abad cli ncgara-ncgarn yang penduduknya beragama Islam, hukum Islam mengenai keluarga akan telap kelihatan in toto (clalarn keseluruhan). 14 Oleh karena itu tidaklah aneh jika orang-orang Islam merasa berkewajiban menegakkan setiap hukum positif mereka bersumber dari hukum syariat Islam atas dasar al-Qur'an yang telah memberikan pengertian tentang agama, seperti yang telah dikemukakkan di atas. Karena itu pulalah beberapa orang ulama dari kalangan kaum rnuslimin, sepe11i Jbnul Qayyirn Al Jauziyah mellgatakan
'"Di 1nana terdapat
kemaslahatan clan kepentingan umum, cli sanalah terdapatnya syariat ". Demikian pula yang clikatakan oleh Jbnu Uqail sebagai lanjutan clari apa yang tersebut tadi: '\valaupun clalam ha! itu tidak terdapat wahyu clari Tuhan dan juga tidak pernah di katakan oleh Nabi.
15
"Demikianlah ajaran yang ada clalarn agama Islam yang syariatnya sesuai dengan iimu pengetahuan, aka!, clan pemikiran, tentulah sangf,'11p menyesuaikan diri clengan perkembangan
zarnan yang selalu
memberikan jawaban, berclasarkan
bernbah.
Agama
Islam
sanggup
maslahat clan kepentingan umum, terhaclap
persoalan hukum, konstitusi, perclata pidana, perkawinan, wans, clan sebagainya, walauptm ha! itu tidak ada teksnya (nashnya).
11 • Mohammad
15
Daud Ali. Op cit, h. 249. Fauzan Al Anshari, Abdurahrnan Madjric, Op ct!, h. 75
43
Islam tidak memberi ruang sedikitpun bagi aktivitas pelacuran, termasuk segala ha! yang mendckatkan ke arah itu. Segala hiburan yang mengarah pada gairah syahwat wajib dicegah dan di
perani,~,
mulai dari tersebarnya gambar-gambar porno,
lagu-lagu cinta yang syahwati, Film-film yang mengumbar hawa natSu, bacaanbacaan cabul, novel-novel picisan, taiian-tarian erotis, clan segala macam yang mengarah pada gairah scksual. 16 Amar ma'ruf clan jihad di jalan Allah adalah dua sayap yang mengayomi 1111an dan me1tjadikannya suatu pengamalan yang posit if untuk kepentingan kehidupmi. Keh1dupan tidak akan terlaksana dcngan scmpurna kcc1rnli dengan dua sayap int. Selanjutnya pokok agama adalah ghirah ( keccmburuan dan kepedulian ). Barang siapa tidak punya semangat kccemburuan terhadap nasib agama, berarti ia tidak mempunyai agama. Orang-orang yang darahnya tidak mendidih, perasaannya tidak bergetar, dan semangatnya tidak meluap jika musibah menimpa agama ini (Islam), maka !slam tidak membutuhkan mereka. 17 Banyak di antara para ulama kita sekarang tidak mcmperhatikan masalah m1, maka itu timbullah kesukaran, kepicikan clan keberatan tak dapat mengatasi pennasalahan. l'adahal syara (syariat Islam) itu bersendikan kemaslahatan manusia dunia akhirnt-'" Rasulullah S.A. W. bersabda sebagai berikut
Suara tlidayatu!!ah Op cit, h_ 74~ 7:" ;; A.bdul A7!7 salin1 U::i.sy.arahd, ffikn1oh /Jo/0111 /h1111nr_ K1sah dan Pcpatah, ( Jakarta :Gcn1a l11san1 P1ess, 1996 ),eel ke I._ h 60-6 ! iii 'l'.1\.l I In.-:bi i\sh-Sh1ddiqy, Fc11~a11h1r I luku111 !sldu1, ( Jaknrrn: Gulan Binrang, I ')81 ), h. 27g 1 "
Artinya : Mukmin rang pa/mg sempurna r111anmn ado/ah inng hark akhlaqm·o cir un!oru n1ereku: (l·LT~. Abu Oa\,vud) 19
Had1ts mi pcrlu mc11dapal pcrhatia11 dari scliap w11111:11 lsla111: karc11a orn!lg banvak, bahwa kcwajiban agama tcrbatas kcpada kcwajiban rinml (ibadah) bclaka paclnhal di dalam J\l-C)ur':m dan terutarna dalam lmdits-lwlits Rasulullah S1\ W. Penekanannya (aksentuasi) sangat di perhatikan c!a11 di ulang-ulang agar setiap muslim mcmbcrika11 pcrhatian ya11g bcsar dan 1nc11gutamakm1 akhlaq. tcrutama
Kctika Nabi Muhammad SAW. Mc11crima wahyu pcrlama dari Allah SWT. dan beliau sebagai Rasulullah dan scbagai pcmimpin bcrkcwa1iban mcnyampaikan kcpada umrnatnya untuk mcnycharkan rahmatan Ir/ 'aa/amin. vang bukan scmatamata untuk kaumnya kata-kata
bangsa J\rab s::i.ia. Cara menyampaikannya dengan susunan
yang indah, mcnarik pcrhatian sctiap pcndcngar. Sctiap risalah yang
clisampaikannya mcngandung pcngc11ia11 yang amat dalam. Susunan kalimat demi kalimat dalam bahasa ym1g scdcrhana, susunan kata yang pcnclck, gampang di tcrima dan mudah di rnengerti. 21 .
11 '
,J..bduiiah Salim, Al-;hlnc1 !s!a111 Aie111hi11a R11n1ah da11 Aia.')Ul"llkOI,
.iakana: rvledia Dak\vah,
Jt.liJ?), h. 12-1 ;o 21
!bid, h. l 12 Rm11lru1 tvlardjoned, "Krisis ,,:/111anah dan J1kh!aq Karin1ah", ( K.hutbah Jun1 'at, Juni l 908 ),
45
Allah SWT mengutus Nabi Mttluunmad SAW untuk menghinclarkan akhlak yang hrhur. Dengan misinya beliau di tugaskan untuk memperbaiki kcnrsakan akhlak clan moral manusia. Ajaran-ajaran Islam tentang moral yang di ajarkan clan sekaligus dicontohkannya telah memberikau ukuran yang nmtlak, absolut clan permru1en sifatnya bcrlaku eternal-universal. Mcngatasi ruang dan waktu. Dcngan " sclcsainya" n11s1
Nabi
Muhammad
SAW
membawa,
menyampaikan
clan
sekaligus
mcmpraktekkru1 ajaran-ajaran Islam tcntang moral dan akhlaqnya sudah final, berlaku universal dan eternal, pennainan clan abadi, mengatasi ruang dan waktu, bersifat mutlak dan absolutn
22
Faisal lsinai!, Paradign1a Kebudayaan !sla111 ( ,\'tudi kritis (Yogyakarta: Titian llahi Press, 1996 ), cet. IJ1. 116
,1;-
Rejleksi flistorh),
BABY PENlJTlJP
A. KESIMPlJLAN Pengertian Zina mcnurut konscpsi Islam adalah segala pcrsctubuhan yang dilalmkan antara seorang pria dengan wanita diluar nikah. Baik persetubuhan itu dilakukan dengan tindakan perkosaan, pelacuran maupun yang lainnya, dengan prinsip bahwa hubungan sex (persetubuhan) itu dilakukan
tanpa dilandasi denga11
pernikahannya yang sah. Khusus mengcnai kchon11ala11 diri, syari'al Islam rncrneri11tal1kan kepacla pemcluknya supaya mcitiaga kcturunan. Alas dasar itulah Allah SWT mcnelapkan hukuman terhadap pelaku perzinaan. Agar manusia tidak te1jerumus ke dalam hukuman Allah SWT di akhirat nanti, maka sya1i'al lslam menetapkan hukuman yang dikenakan di dunia ini berupa hukuman dera. Hukum dera yaitu hukuman bagi pezina yang masih gadis atau bujang (ghairu muhson) bernpa cambukan sebanyak l 00 kali dera diasingkan atau dibuang selama satu tahun. Hukuman dalam bentttl< dera ini tampak memang amat keras, tetapi dengan adanya hukuman yang keras itu terdapat jaminan bahwa seseorang akan merasa enggan untuk melakukan perzinaan dan bagi seseorang yang telah dikenaknn huktunan ia akan menyadari kekcliruannya sehingga tidal< akan rnengulangi (berzina) lagi clan kembali ke jalan yang benar. Hal ini mendidik manusia pada umumnya agar
47
selalu mentaati
aturan-aturan
Allah SWT atau
supaya manusia menghindari
perbuatan-perbuatan maksiat. Hukum Islam selain bersifat prevcntif juga bersifot memhdik dengan diterapkannya bagi setiap tindak pidana, maka masyarakat akan sadar dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk tidak mclakukan tindak pidana tersebut. Seperti ha! zina, Allah SWT telah menetapkan httlrnm 100 kali dera bagi yang ghairu muhson dan hukum n\jam yang muhson. Hal ini scmata-mata bukanlah untuk menyiksa atau menyakiti pelaku perzinaau melainkan hanya untuk mendidik agar pelaku taat pada hukum dan tidak akan melakukan perzinan tersebut. Kejahatan seksual (zina) merupakan suatu problem dalam masyarakat luas, dicegah agar masyarakat tidak turut set1a melakukannya. Maka dari itu Allah SWT. menetapkan hukum terhadap pelaku zina semata-mata hanya untuk kemaslahatan masyarakat tersebut. Perzinaan atau pelacuran dinyatakan oleh symiat Islam sebagai perbuatan melm1ggar huktm1 yaitu harus dijatuhi huk:uman maksimal, karena membawa akibat bumk, mengundang kejahatan dan dosa, kebebasan dan kejahatan sex serta segala macmn bentuk hubungan sex diluar nikah, merupakan perbuatan yang membahayakan dan mengancam keutuhan masyarakat, merusak moral clan etika. Hukrnn dera yang ditegakkan bagi pezina adalah untuk menjaga keturunan. Sebab clengan maraknya pcrzinaan di tcngah masym·akat, rnaka strnktur keluarga met\jadi berantakan; siapa anak, siapa bapak, siapa kakek dan nenek menjadi serba tidak jelas. Hal itu seperti tergambar dalam masyarakat binatang, yang !idak
48
mengenal struktur keluarga. Sebagaimana ha! itu menjadi sesuatu yang dianggap biasa dalam masyarakat jahiliyah, di mana struktur keluarga mcreka tidak jelas. Pemeliharaan ketunman, agar kemumian darah dapat dijaga dan kelailiutan umat manusia dapat diteruskan, merupakan tqjuan keempat hukum Islam. Maksudnya adalah agar pcmeliharaan clan kelaqjutan keturunan dapat bcrlangsung dengan scbaikbaiknya. Untuk menjaga ketentraman rumah tangga dan stabilitas masyarakat dengan diterapkannya hukum rajam dan dera bagi pczina, maka rnasyarakat yang telah berkeluarga tidak akan khawatir terhadap ist1i, suarni dan anak-anak mereka terlibat pcrselingkuhan atau perbuatan serong. Mereka yang ingin rnenerapkan hidup bcbas tanpa batas (freeseks) pasti akan ketakutan melihat perbuatan
k~ji
itu, lantaran
ancaman hukuman yang mematikan yaitu dirajiun. Dengan pengertian lain, yang paling pokok dalam ajaran agama Islam adalah pendidikan masyarakat, terutama pendidikan keluarga yang menjadi inti clalam pembentukan sebuah masyarakat. Eksekusi hukuman dera tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, hanya orang yang ditunjuk sebagai Hakim pada Mahkamah Symi'ah sajalah yang berhak mengeksekusi hukuman hudud tersebut. Islam merasa berkewajiban rnenegakkan setiap huhun positif mereka bersmnber dari hukum syariat Islam atas dasar al-Qur' an yai1g telah 111embe1ikan pengertian tentang agama. Islam yang syaiiatnya sesuai dengan ilmu pengetahuan, akal, dan pemikiran, tentulah sanggup menyesuaikan diri dengan
perkembangan
zaman
yang
memberikan jawaban, berdasarkan
selalu
berubah.
Agai:1a
Islam
sanggup
maslahat dan kepentingan umum. Amar ma'rnf
49
clan jihad di jalan Allah adalah dua sayap yang mengayomi iman clan menjaclikannya suatu pengamalan yang positif untttl< kepentingan kehidupan.
B. SARAN-SARAN
Sebagai akhir dari sk1ipsi ini penulis ingin memberikan saran-saran kepacla umat Islam klmsusnya di Indonesia, yang antara Iain sebagai berikut : I. Agar umat Islam berhati-hati clalam pergaulan sehari-lmri, terutama pcrgaulan terhadap Iawan jenis, jangan sampai terjerumus kedalam Icmbah perzinaan 2. Hendaklah bagi aparat lmkum, baik Polisi, Jaksa, Hakim, dan lain sebagainya, dalam membcrikan hukuman harus bersifot adil clan tcgas schingga perbuatan zina dapat benar-benar clihapuskan. 3. Bagi
aparatur
pemcrintahan
hendaklah
mempcrhatikan
kondisi
lingkungan
masyarakat, clan memberikan bimbingan-bimbingan tcrhaclap masyarakat akan bahayanya perbuatan zina bagi kehidupan masyarakat. 4. Kcpada institusi-institusi yang terkait dengan pencliclikan, khususnya pemerintah melalui Departemen. Pendiclikan Nasional &
Depmiemen Agama berkewajiban
meningkatkan mutu pendidikan remaja clengan membe1ikan pengawasan terhadap proses pelaksanaan pendidikan clan meningkatkan sarana clan prasarana penunjang agar tujuan pendidikan pada remaja yang telah dirumuskan clapat tercapai.
DAFTAR PUST AKA
Abdurrahman, Prof; Phd, 'llndak l'idana Da/11111 Syariat ls/a111, PT Rineka Cipta, Jakarta Al-Anshari, Fauzan., Mac[j1ie, Abdurahman, !-/11kuma11 l'e1111duh11ya, Jakarta: Khairul Bayan, 2002, eel. ke-1
hagi
l'ezina
dan
Arifln. M. Prof'. H. Med, //11111 /'e11didika11 /s/a111, Jakarta: 13umi Aksara, 1996 Athiyah, Al-Abrasyi, Moh., /.lasar-dasar l'okok l'emlulika11 /slum, Bulan Bintang, Jakmta, 1970. Barnadib, Soetari Imam, Ora., l'engantar //mu l'enctidikan, Yayasan Penerbit FIP !KIP, Yogyakarta. Oepag R. I, Al-Qur 'anul Karim, Oepartemen Agama, I 971 Ojajuli H.A, Prof, Ors, Figh Jinayat, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997 Fadilah, Faqih, "Krisis Amanah dan Akhlaq Karimah'', Khutbah Jum'at, Juni 1998 Ghaffar, Asyhari Abel, Ors, Pandangan Islam Tentang Zina dan l'erkawinan Sesudah Hamil, Jakmia : Andreas Utama, 1996 Hakim, Rahmat, !-f11k11111 l'idana Islam, (Bandung: CV. Pustaka Sctia, 2000), eel.kc- I 1-lalimah, !-fuk11111 l'idana s:vari 'at Islam, Bulan Bintang, J akmia, I 971 Hanafi, A, M.A., Asas-asas I-fukum Pidana Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1971 I-J.M.K, Bakri, Hukum l'idana /)a/am !slam, Ramadlan, Solo, I 990 Haiyono, Anwar. "Semen Leven" Nase/wt Perkawi11a11 nan Kei11arga, No. LXV!f, 1997 Hasan, Ahmad Taulik, Alit Ke11araharja (Karangascm), dan Rollqi (Dcnpasar), "Jaringan Buie Doyan Anak, Mqja/ah Tempo, I 2/XXXl!J, (Mei 2004) Jalaluddin., Idi, Abdullah, 1'//sajat J'e11didika11, Gaya Media Pratama, .lakarta,.1997, cet ke-1
51
Kasihadi RB, Drs, dan MadyoEko Susilo, Ors, Dasar-dasar Pendidikan, Semarang : Efthar Publishing, 1993 Marimba, Ahmad D. Ors., Pengantar Fi/sa/(1/ Pendidikan !slam, Al Ma'rif, Bandung, 1964 Moeljanto, Prof, S.H, Ki tap UUHP, Jakarta: Bumi Aksara, I994 Mohammad, Daud Ali, Hukum Islam Pengalllar 1111111 fh1k11m dan fota Hukttm Islam di Jndonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998, eel. ke.-6, Musthafa, Jbnu, Keluarga Islam Menyongsong Abad 2 I, Al-Bayan: AL-Bayan, Bandung, 1993, cet ke I Nata, Abuddin, Ors, M.A, F//sajat Pendidikan Islam !, Jakaita: Logos Wacana Ilmu, 1997 Poerwadanninta, W.J.S, Kamus Umum Hahasa Indonesia, .lalrnrta: PN. 13alai Pustaka, 1984, cet ke-7 Ramayulis, Dr, //11111 Pendidikm1 Islam, Jakarta: Kalam Mulia, I994 cet ke-1 Ramlan, Mardjoned, "Krisis Amanah dan Akhlal/ Karimah", Khutbah Jnm'at, 204, Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, PT Al Ma'arif, Bandung, 1980, cet. ke-1 Salim, Basyarahil, Abdul Aziz, I-Iikmah /)a/am Humor, Kisah dan Pepatah,: Gema Jakaita, Insani Press, I996),cet ke l Sabri, Alisuf, H.M., Ors., I/mu Pendidikan, CV. Pedoman llmu Jaya, Jakarta, cet. ke-1, 1999 Soejono, Agus, l'endah11/11a11 //11111l'endidikanI111111111, CV. llmu, Bandung, cet. ke x Suara Hidayatullah Edisi l 0 Feb 200 l. Surachmad, Winarno, /11/eraksi l'vlengmar dan J3ela1ar, Prapanca , Jakmta, I987 T.M. Hasbi Ash-Shiddiqy, l'engantar f-!ukum /slam ,Bulan Bin tang, Jakarta, 198 I