Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Penyakit Gastritis pada Mahasiswa Nisa Aulia Jannah1) Novianti2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi1) Universitas Siliwangi (
[email protected]) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan2) Universitas Siliwangi
ABSTRAK Gastritis adalah suatu kondisi di mana mukosa lambung meradang.Lapisan perut mengandung sel-sel khusus yang menghasilkan asam dan enzim yang membantu memecah makanan untuk pencernaan dan lendir yang melindungi lapisan perut dari asam.Penyebab gastritis diantaranya stress. Efek stres pada saluran pencernaan menyebabkan penurunan aliran darah pada sel epitel lambung dan mempengaruhi fungsi sel epitel dalam melindungi mukosa lambung.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat stress dengan kejadian penyakit gastritis. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 150 dari 275 populasi.Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 109 orang dan perempuan sebanyak 41 orang, responden dengan usia termuda adalah 20 tahun dan usia tertua 23 tahun, responden paling banyak bertempat tinggal di tempat kost sebanyak 86 orang dan paling sedikit tinggal di asrama sebanyak 1 orang, responden yang memiliki IP <3 sebanyak 80 orang sedangkan yang memiliki IP ≥ 3 sebanyak 70 orang, responden yang memiliki IPK <3 sebanyak 98 orang sdangkan yang memiliki IPK ≥3 sebanyak 52 orang, responden yang mengalami stress berat sebesar 84%, responden yang mengalami stress ringan 16%. Analisis menggunakan chisquare menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan kejadian penyakit gastritis dengan nilai p < 0,05 (0,011), nilai OR=3,600. Saran untuk Fakultas penyampain materi harus dengan santai, supaya dapat dimengerti oleh mahasiswa dan lebih diperbanyak lagi interktif denagn mahasiswa, tugas yang di beurikan harus sesuai dengn penyamapaian materi, setidaknya ada relevansi.
Kepustakaan Kata Kunci
: 10 (2001 – 2012) : Tingkat Stress, Penyakit Gastritis
1
Relationship of the level of Stress Gastritis on Disease Occurrence With Student Nisa Aulia Jannah1) Novianti2) Coed Faculty Of Health Sciences Peminatan Epidemiologi1) Siliwangi University (
[email protected]) The Supervising Lecturer Of Epidemiology Faculty Of Kesehatan2) Siliwangi University ABSTRACT Gastritis is a condition in which the stomach mucosa is inflamed. Stomach lining contains special cells that produce acid and enzymes that help break down food for digestion and the mucus that protects the stomach lining from acids. Causes of gastritis include stress. Effects of stress on the digestive tract causes a decrease in blood flow on the epithelium of the stomach and affect the function of epithelial cells in the gastric mucosa protects. This research aims to analyze the stress level of relationship with the occurrence of diseases of gastritis. Research methods method using analytic survey with cross sectional approach with 150 of 275 samples of the population. The analysis was conducted using univariate analysis of frequency distribution and analysis using Chi Square Test bivariat. The results showed the male gender as much as 109 people and women as many as 41 people, respondents with the youngest age is 20 years old and the oldest age 23 years, respondents most often resides somewhere kost as much as 86 people and at least stay in the dorm as much as 1 person, the respondent has the IP 80 3 person < while having IP ≥ 3 and as many as 70 peoplethe respondent, which has a total of 98 3 GPA < sdangkan people who have a GPA ≥ 3 and as many as 52 people, respondents who experienced severe stress of 84%, respondents who experienced mild stress 16%. Using the chi-square analysis showed that there is a relationship between the level of stress and disease occurrence of gastritis with p value 0.05 < (0,011), OR value = 3,600. Suggestions for faculty penyampain material should be relaxed, so that can be understood by students and augmented again with interktif students, a task that in beurikan should be penyamapaian as to the material, at least there is relevance. Libraries: 10 (2001-2012) Keywords: Degree Of Stress, Disease, Gastritis
2
1.
PENDAHULUAN Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit saluran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan dimasyarakat dan paling banyak ditemukan dibagian gastroenterologi, diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan.Salah satu faktor yang dapat menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stres dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan asam lambung (Maulidah, 2006). Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat menimbulkan perdarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007). Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung.Gangguan autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis.Beberapa kasus menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil.Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis).Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Ehrlich, 2011). Penyebab gastritis menurut Misnadiarly (2009) antara lain oleh iritasi, infeksi, dan atropi mukosa lambung. Dimana faktor-faktornya berawal dari factor stres, alkohol, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta obat-obatan seperti NSAIDs (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs), dan lain-lain yang dapat mengiritasi mukosa lambung.Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, rasa mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh, disertai sakit kepala.Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres. Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah Tahun 2009 penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit seluruh Indonesia dan menyerang lebih banyak perempuan dari pada laki-laki dengan jumlah kasus 30.154 orang (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk ( Kurnia, Rahmi:2011). Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI dan angka kejadian gastritis tertinggi mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,35%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang seha ( Kurnia, Rahmi:2011). Faktor utama penyebab terjadinya penyakit gastritis dan kekambuhan adalah stress. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maulidiyah (2006) dan Rahmawati (2010) yang menyatakan bahwa salah satu factor yang paling dominan menyebabkan kekambuhan gastritis adalah stress psikologis (Maulidiyah, 2006). Beberapa faktor predisposisi dalam munculnya kekambuhan gastritis adalah karakteristik responden, stress psikologis, perilaku konsumsi dan pola makan (Rahmawati, 2010). 3
Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut. Stres juga menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh merangsang produksi asam lambung dalam jumlah berlebihan.Akibatnya lambung terasa sakit nyeri, mual, mulas bahkan bisa luka atau disebut tukak lambung. Gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan yaitu kanker lambung dan peptic (Gustin, 2011). Efek stres pada saluran pencernaan antara lain menurunkan saliva sehingga mulut menjadi kering, menyebabkan kontraksi yang tidak terkontrol pada otot esophagus sehingga menyebabkan sulit untuk menelan (Gustin, 2011). Berdasarkan data dari Balai Pengobatan Utama Let.Jend. TNI (Purn) H. Ibrahim Adjie Universitas Siliwangi tahun 2012-2013 menurut urutan besar penyakit di Balai Pengobatan, gastritis menempati urutan ke 2 dengan jumlah penderita sebesar 18.80 % mahasiswa yang terbagi dari tiap-tiap fakultas yang ada di Universitas Siliwangi. Yang terdiri fakultas fkip 61.46%, FE 25,47%, paperta 0,95 %, fakultas teknik 2,22%, FAI 2,6%, FIK 7,43 %, Sosial Politik 0%,(Profil Balai Pengobatan Universitas Siliwangi,2013). Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan peneliti dari 10 mahasiswa yang gastritis ternyata 30% ( 3 orang) dissebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, 70% (7 orang) mengalami stressakademik yang mencakup dengan kegagalan mahasiswa dalam menyelesaikan tuntutan akademik, penundaan penyelesaian tugas,prestasi akademik yang rendah, dan masalah kesehatan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Penyakit Gastritis Pada Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya Tahun 2014”. 2.
Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua mahasiswa teknik informatika angkatan 2011 universitas siliwangi Kota Tasikmalaya sebanyak 275 orang yangl 6 bulan terakhir didiagnosa gastritis. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I fakultas teknik, jurusan teknik informatika universitas siliwangi Kota Tasikmalaya.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknikcluster samplingsebesar 150 sampel, 25 cluster terdiri dari 6 kelas. Jadi, 150/25 = 6 sampel di setiap cluster. Total sampel 6 x 25 = 150. Jadi total sampel minimal yang dipakai dan dianalisis sebesar 150 sempel. Analisis Bivariat
menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 109 orang dan perempuan sebanyak 41 orang, responden dengan usia termuda adalah 20 tahun dan usia tertua 23 tahun, responden paling banyak bertempat tinggal di tempat kost sebanyak 86 orang dan paling sedikit tinggal di asrama sebanyak 1 orang, responden yang memiliki IP <3 sebanyak 80 orang sedangkan yang memiliki IP ≥ 3 sebanyak 70 orang, responden yang memiliki IPK <3 sebanyak 98 orang sdangkan yang memiliki IPK ≥3 sebanyak 52 orang, responden yang mengalami stress berat sebesar 84%, responden yang mengalami stress ringan 16%. berumur paling muda adalah 21 tahun sebanyak 1 orang responden (0,9%), responden yang berumur paling tua adalah 35 tahun sebanyak 9 orang (8,3%), sedangkan jumlah umur terbanyak dari responden ada pada umur 32 tahun yaitu sebanyak 14 orang (13%). a. Analisis Univariat Untuk keperluan analisis uji hubungan, maka tingkat stress dikategorikan menjadi dua yaitu stress ringan (0-120) dan stress berat (121-240).Berdasarkan pengelompokan tersebut, didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. 4
Tabel 3.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Stres pada Kejadian Gastritis (maag) di Fakultas Teknik Universitas siliwangi Kota Tasikmalaya Tahun 2014 No
Tingkat Stres
1 2
Stres Berat Stres Ringan Jumlah
Frekuensi Persentase (%) 84.0 16.0 100.0
F 126 24 150
Berdasarkan Tabel 3.1 diketahui bahwa responden yang mengalami stress sebanyak 87 orang responden (80,6%) dan responden yang tidak mengalami stress sebanyak 21 orang responden (19,4%). Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kejadian Gastritis (maag) di Fakultas Teknik Universitas siliwangi Kota Tasikmalaya Tahun 2014 No 1 2
Gastritis
Frekuensi Persentase (%) 82.0 18.0 100.0
F 123 27 150
Iya Tidak Jumlah
Berdasarkan Tabel 3.2 diketahui bahwa responden yang mengalami gastritis sebanyak 123 orang responden (82.0%). Responden yang mengalami tidak gastritis sebanyak 27 orang responden (18,0%). b. AnalisisBivariat Tabel 3.3 Hubungan Tingkat Stress dengan Kejadian Gastritisdi Fakultas Teknik Universitas siliwangi Kota Tasikmalaya Tahun 2014 Gastritis No
Kategori Stress
Ya F
%
Tidak F %
Total F
%
1
Stress Berat
108
85.7
18
14.3
126
100
2
Stress Ringan Jumlah
15 123
62.5 82.0
9 27
37.5 18.0
24 150
100 100
p value
0,011
OR
3,600
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa kejadian gastritis lebih banyak didapatkan pada responden yang stress berat (85,7%), dibandingkan yang stress ringan (62,5%). Sedangkan responden yang tidak gastritis lebih banyak didapatkan pada yang stress ringan (37,5%), dibandingkan yang stress ringan (14,3%) Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,015 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat stress dengan kejadian gastritis. Nilai pOR=3,600 yang berarti responden yang mengalami stress berat memiliki risiko 3,600 kali mengalami gastritis dibandingkan responden yang mengalami stress ringan.
5
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mareyke Saroinsong (2012) di SMA Negeri 9 Manado Hal ini menyatakan bahwa Ho ditolak. 8 (13,2%) orang tidak stres dan tidak gastritis, 4 orang (6,5%) tidak stres tapi mengalami gastritis, 7 orang (11,4%) mengalami stres tapi tidak gastritis, dan yang paling banyak adalah 42 orang (68,9%) stres dan mengalami gastritis. Hasil penelitian dari Indra Dewi (2011) juga diperoleh Hubungan stres dengan kejadian gastritis berjumlah 40 responden, diantaranya untuk responden mempunyai stres dan beresiko terjadinya gastritis sebanyak 28 orang (70%) dan kurang berisiko terjadinya gastritis sebanyak 12 orang (30%). Stress merupakan faktor risiko dari gastritis karena saat stress yang dialami seseorang dapat menimbulkan kecemasan yang erat kaitannya dengan pola hidup. Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan berbagai respon fisiologis, diantaranya gangguan pencernaan (Ika, 2010).).Faktor utama penyebab terjadinya penyakit gastritis dan kekambuhan adalah stress. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Maulidiyah (2006) dan Rahmawati (2010) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang paling dominan menyebabkan kekambuhan gastritis adalah stress psikologis (Maulidiyah, 2006). Beberapa faktor predisposisi dalam munculnya kekambuhan gastritis adalah karakteristik responden, stress psikologis, perilaku konsumsi dan pola makan (Rahmawati, 2010). 4. Simpulan 1. Proporsi kejadian gastritis responden yang mengalami gastritis sebanyak 123 orang responden (82.0%). Responden yang tidak gastritis sebanyak 27 orang responden (18,0%). 2. Proporsi responden yang mengalami stress berat sebanyak 126 orang responden (84,6%) dan responden yang stress ringan sebanyak 24 orang responden (16,0%). 3. Ada hubungan tingkat stres dengan kejadian gastritis pada mahasiswa teknik informatika dengan nilai p value=0,015 dan nilai OR=3,600. 5. Saran 1. Bagi Fakultas Teknik a. Penyampain materi harus dengan santai, supaya dapat dimengerti oleh mahasiswa dan lebih diperbanyak lagi interktif denagn mahasiswa. b. Tugas yang di beurikan harus sesuai dengn penyamapaian materi, setidaknya ada relevansi. 2. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan cara meneliti varibel lain seperti infeksi Helicobacter pylori yang merupakan salah satu faktor risiko penting terjadinya Gastritis. Selain itu, disarankan untuk menggunakan metode lain seperti case control agar dalam mengukur sebab akibat tidak dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
6
DAFTAR PUSTAKA Maulidiyah U. Hubungan Antara Stres dan Kebiasaan Makan dengan Terjadinya Kekambuhan Penyakit Gastritis [On Line]. Dari http://adln.lib.unair.ac.id/ [20 Juli 2014]. Fidel, Muhammad. 2012. Stress Levels and Characteristics of Medical Faculty Students Undergoing Premenstrual Syndrome and its Association with Academic. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2009 [On Line]. Dari :http://www.depkes.go.id/[18 April 2014]. Yanti, WOR. Pengaruh Kebiasaan Merokok, Konsumsi Non Steroid Anti Unflamatory Drugs (NSAID) dan Kopi Terhadap Kejadian Gastritis Di Puskesmas Mulyorejo Surabaya Tahun 2007 [On Line]. Dari : http://adln.lib.unair.ac.id/ [01 Juli 2014 Agoes, A, dkk.2003.TeoriDanManajemenStress. Malang:Tahoda Asmira, Defrita. 2007.HubunganTingkatStresDenganKejadianGastritis.Padang:Poltekkes Pertiwi, Susi. 2012Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia(29 september 2014) Hawari,D. 2004. ManajemenStres, Cemas,danDepresi.Jakarta:FKUI Lanywati,Endang.1999. PenyakitMaagdangangguanPencernaan. Jakarta:Kanisus Lovibond dan Lovibond. 1995. Psychometric Properties Of The Depression Anxiety Stress Scale42 (DASS). Diakses pada www.swin.edu.au padatanggal 25 Agustus 2014 Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2010. Teori Kepribadian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
7