HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS V
ARTIKEL JURNAL
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ariyo Widodo NIM 11108244035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
i
ii
Hubungan Tingkat Pendidikan .... (Ariyo Widodo) 1
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS V THE RELATIONSHIP EDUCATION LEVEL OF PARENTS WITH THE MOTIVATION TO STUDY FOR 5th GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL Oleh: Ariyo Widodo, PGSD UNY,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi belajar siswa SD kelas V se-Gugus II Pengasih, Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ini adalah penelitian expost facto. Subyek penelitian berjumlah 111 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala psikologi dan dokumentasi. Validasi instrumen menggunakan penilaian ahli dan uji reliabilitas dengan konsistensi internal menggunakan teknik Alpha Cronbach. Teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua (X) dengan motivasi belajar (Y) siswa kelas V SD se-gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta Tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan uji korelasi, r hitung = 0,536 > r tabel= 0,1848. Kata kunci: tingkat pendidikan orang tua, motivasi belajar
Abstract This research aimed to understand the relationship between the education level of parents with the motivation to study for 5th grade students of elementary school in cluster II of Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta academic year 2014/2015. The research used a quantitative approach to the type of research is expost facto. The research subjects were 111 students. Methods of data collection used documentation and psychological scale. Validation of the instrument used expert judgment and internal consistency reliability test used Cronbach Alpha. The data analysis technique used Product Moment Correlation. The results of research showed a positive and significant relationship the education level of parents (X) with the motivation to study (Y) for 5th grade students of elementary school in cluster II of Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta academic year 2014/2015. This is shown from the calculation of the correlation, r count = 0,536 > r table = 0,1848 . Keyword: the education level of parents, the motivation to study
2
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke IV Mei 2015
keluarganya, jika ayah dan ibu memiliki
PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya adalah usaha
pendidikan
tinggi
seorang
anak
akan
sadar mengoptimalkan bakat dan potensi anak
mengikutinya. Paling tidak menjadikan patokan
untuk memperoleh keunggulan dalam hidupnya.
bahwa anak meras harus lebih banyak belajar.
Unggul dalam bidang intelektual dan anggun
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
sikap moralnya adalah sebuah harapan demi
orang tua memberi pengaruh besar terhadap
mewujudkan
motivasi belajar anak untuk mencapai prestasi
berkarakter.
manusia
yang
Undang-Undang
cerdas
dan
No.20 Tahun
belajar yang tinggi.
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I
Orang tua
yang mempunyai
tingkat
pasal I, pendidikan didefinisikan sebagai usaha
pendidikan
sadar dan terencana suasana belajar dan proses
pengetahuan dan pengalaman yang tinggi dalam
belajar
aktif
hal mendidik anak. Orang tua memahami dan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
mengerti bahwa keberhasilan anak tidak hanya
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
ditentukan dari pengaruh guru di sekolah saja,
diri, kepribadian, kecerdasan akhlak yang mulia,
melainkan juga dipengaruhi oleh lingkungan
serta ketrampilan yang berguna bagi dirinya,
keluarga (orang tua) seperti menemani belajar
masyarakat,
anak,
agar
peserta
didik
berbangsa
secara
dan
negara.
tinggi
memberi
mempunyai
bimbingan,
bekal
menyediakan
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
fasilitas belajar serta memberi motivasi belajar
2003)
anak. Banyak
faktor
yang
mempengaruhi
Hasil observasi yang dilakukan oleh
prestasi belajar siswa, salah satunya adalah
Haditono dalam (Syaiful Bahri Djamarah,
faktor dari dalam keluarga. Slameto (2013:61)
2011:137). Mengenai masalah underachiever di
Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan
Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor,
yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat
salah satunya adalah kurangnya (motivasi)
besar adalah untuk pendidikan dalam ukuran
stimulus mental oleh orang tua di rumah
kecil, tetapi bersifat menentukan pendidikan
terutama
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa,
berpendidikan. Orang tua itu sendiri tidak
negara dan dunia. Dari penjelasan tersebut jelas
mengerti
bahwa pendidikan anak di dalam keluarga itu
mereka supaya berhasil. Orang tua dengan
sangat penting dan apa yang dilihat anak dalam
tingkat
keluarga sangatlah berpengaruh terhadap belajar
berpendidikan mempunyai keterbatasan
anak.
pengetahuan Nini Subini (2012:95) mengatakan bahwa
bagi
orang
bagaimana
pendidikan
dan
tua
yang
membantu
rendah
pengalaman
tidak
anak-anak
atau
dalam
tidak
hal
mendidik anak sehingga menyebabkan anak
tingkat pendidikan dan kebudayaan dalam
tidak
keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
potensinya secara optimal sehingga prestasi
belajar.
anak cenderung rendah. Orang tua jarang
Anak
cenderung
melihat
pada
bisa
mengembangkan
bakat
dan
Hubungan Tingkat Pendidikan .... (Ariyo Widodo) 3
memperhatikan perkembangan belajar anak.
hafal membicarakan seputar sinetron di televisi
Orang tua kurang mengerti tentang apa saja
dan kurang tertarik dalam pembelajaran di
yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan
sekolah.
anak. Orang tua jarang menemani, membimbing dan
menyemangati belajar anak sehingga
motivasi belajar anak menjadi rendah.
Hasil wawancara dengan salah satu siswa bernama AR, menceritakan bahwa AR jarang didampingi dalam belajar maupun mengerjakan
Keadaan yang digambarkan di atas terjadi
PR, sehingga AR menjadi malas dalam belajar
di SD Kepek gugus II Pengasih, berdasarkan
dan sering tidak mengunpulkan PR tepat waktu.
hasil observasi ditemukan bahwa motivasi
Kedua orang tua sibuk bekerja sebagai penjahit
belajar siswa masih rendah, terdapat 30 dari 34
dan jika ditanya untuk membantu mengerjakan
siswa tidak aktif dalam pembelajaran, padahal
PR pun orang tua sering tidak tau jawabannya.
guru sudah mengajar dengan baik yaitu dengan
Wawancara selanjutnya dilakukan kepada
media gambar yang menarik, tetapi mayoritas
guru kelas V
siswa tidak memperhatikan dan asyik berbicara
Pengasih mengenai motivasi belajar siswa,
dengan teman sebangku.
terdapat 5 siswa yang tidak mengumpulkan PR,
Prestasi
mereka
juga
masih
SD N 1 Pengasih gugus II
belum
setelah melakukan wawancara mengenai alasan
optimal. Berdasarkan Bank Data siswa kelas V
tidak mengerjakan PR, ada beberapa alasan
SD Kepek, ditemukan nilai UTS (Ulangan
diantaranya,
Tengah Semester) dari jumlah siswa sebanyak
terkadang tidak bisa membantu ketika siswa
34 siswa ini yang nilainya lulus sesuai KKM
kesulitan dalam mengerjakan PR. Berdasarkan
(Kriteria ketuntasan minimum) sebesar 70,
Bank Data kelas V SD N 1 Pengasih, 17 dari 30
hanya 29 % atau hanya sebanyak 10 dari 34
tingkat pendidikan orang tua kategori rendah.
siswa saja. Hasil wawancara dengan guru
Tingkat pendidikan orang tua yang rendah ini
mengenai motivasi siswa yang rendah ini
menjadikan pengetahuan orang tua menjadi
dikarenakan anak kurang diperhatikan tentang
kurang
jam belajar oleh orang tua apalagi kebanyakan
permasalahan dalam motivasi belajar siswa.
capek,
optimal
lupa
dan
sehingga
orang
tua
menjadikan
dari orang tua mereka tingkat pendidikan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis
rendah. 18 dari 34 siswa lahir dari orang tua
tertarik untuk mengambil penelitian dengan
dengan tingkat pendidikan rendah. Hal ini
judul “Hubungan Tingkat
terlihat dari Bank Data siswa kelas V SD
tua dengan Motivasi Belajar Siswa SD kelas V
Kepek.
mengandalkan
se-Gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta”
pelajaran di lingkungan sekolah saja, sehingga
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada
Orang
tua
jarang meluangkan
hanya
waktu
bersama
Pendidikan Orang
untuk
tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi
menemani anak dalam belajar. Malam hari anak
belajar siswa SD kelas V se-Gugus II Pengasih
lebih sering menonton televisi daripada belajar,
Kulon Progo Yogyakarta.
sehingga ketika sampai di sekolah, anak-anak
4
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke IV Mei 2015
Adapun penelitian
rumusan
ini
adalah
masalah untuk
dalam
mengetahui
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan
Data dalam penelitian ini diperoleh
motivasi belajar siswa SD kelas V se-Gugus II
dengan
Pengasih Kulon Progo Yogyakarta.
dokumentasi dan skala motivasi. Dokumentasi
METODE PENELITIAN
digunakan
Jenis Penelitian
pendidikan orang tua, sedangkan skala motivasi
menggunakan
instrumen
mengumpulkan
dat
berupa
tingkat
Penelitian ini menggunakan pendekatan
digunakan untuk mengukur tingkat motivasi
kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah expost
belajar siswa. Sebelum skala digunakan, skala
facto
korelasi
tersebut di-expert judgement kepada dosen ahli
bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
dan diujicobakan di kelas V SD N 1 Karangsari.
tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi
Skala yang diujicobakan kepada 30 siswa di
belajar siswa.
kelas tersebut berjumlah 43 soal. Hasil ujicoba
Waktu dan Tempat Penelitian
tersebut
dengan
korelasi.
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD se-gugus Yogyakarta.
II Pengasih, Pengumpulan
Kulon Progo, data
diolah
menggunakan
program
komputer SPSS versi 20. Untuk mengetahui butir soal mana saja
penelitian
yang valid dan tidak valid, dapat diketahui
dilaksanakan pada semester II selama bulan
dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
Februari-Maret 2015 pada tanggal 27 Februari-9
dengan skor total (Y) dengan r kritis yang telah
Maret 2015.
ditetapkan yaitu sebesar 0,3. Berdasarkan perhitungan uji validitas,
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
terdapat 35 soal tes yang dinyatakan sahih dan
kelas V SD se-gugus II Pengasih Kulon Progo,
sebanyak 8 butir tes dinyatakan tidak valid.
dengan jumlah populasi sebanyak 154 siswa dan
Sejumlah 8 soal instrumen yang memiliki
sampel sebanyak 111 siswa.
indeks uji validitas < 0,248 yaitu nomor 2, 6, 18,
Desain Penelitian
24, 25, 32, 34, 36 dan 43 sehingga tidak
Penelitian
jenis
digunakan untuk penelitian. Dengan demikian,
dalam
soal yang digunakan untuk mengukur motivasi
penelitian ini variabel-variabel bebas telah
belajar siswa hanya sejumlah 35 butir soal.
terjadi
dengan
Kemudian butir soal yang valid dihitung indeks
pengamatan variabel terikat dalam penelitian,
reliabilitasnya dan diperoleh indeks reliabilitas
sehingga tidap perlu dilakukan suatu perlakuan
sebesar 0,902 sehingga disimpulkan bahwa
pada objek penelitian yang sifatnya mengubah
instrumen tes tersebut dinyatakan reliabel.
penelitian
ini
ex-post
ketika
menggunakan facto,
peneliti
dimana
memulai
kondisi dari objek penelitian tersebut.
Hubungan Tingkat Pendidikan .... (Ariyo Widodo) 5
Setelah data diolah menggunakan SPSS
Teknik Analisis Data Analisis
ini
20, maka diperolehlah nilai mean sebesar 4,03,
menggunakan analisis data kuantitatif yaitu
median 4, modus 2 dan standar deviasi 1,687.
analisis data statistik deskriptif. Adapun langkah
Dari data tersebut dapat diklasifikasi distribusi
yang dilakukan antara lain adalah hubungan
frekuensi variabel tingkat pendidikan orang tua
tingkat pendidikan dengan motivasi belajar
dalam tabel berikut ini.
siswa. Statistik deskriptif disajikan dalam
Tabel 1. Tabel Rumus Klasifikasi Tingkat
bentuk tabel, grafik, diagram, perhitungan
Pendidikan Orang Tua
modus,
data
median,
dalam
mean,
penelitian
dan
perhitungan
persentase. Uji hipotesis yang digunakan dalam
No
Rumus
Kategori
1
X < (4,03 – 1. 1,687)
Rendah
2
(4,03 – 1.1687) ≤ X < Sedang
penelitian ini adalah membandingkan r hitung dengan r tabel. Rumus yang digunakan adalah
(4,03 + 1.1687) 3
(4,03 + 1.1687) ≤ X
Tinggi
dengan menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan tabel rumus di atas, maka data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
mengenai tingkat pendidikan orang tua dapat
Berdasarkan
data
mengenai
tingkat
diklasifikasikan dengan kategori pada tabel dan
pendidikan orang tua dan motivasi belajar siswa
diagram di bawah ini.
kelas V SD se-gugus II Pengasih Kulon Progo,
Tabel
kemudian data tersebut dianalisis menggunakan
Pendidikan Orang Tua
2.
Tabel
uji korelas. Di dalam penelitian ini terdiri dari
No Interval Fr
dua data yaitu data variabel bebas dan terikat.
Kelas
ek
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
Nilai
ue
tingkat pendidikan orang tua dan variabel terikat
Klasifikasi
Tingkat
Persentase
Kategori
nsi
adalah motivasi belajar siswa kelas V SD se-
1
X < 2,3 34
30,6%
Rendah
gugus II Pengasih Kulon Progo. Deskripsi
2
2,3 ≤ X 71
64 %
Sedang
5,4%
Tinggi
mengenai Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi data dari masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat. Variabel Tingkat Pendidikan Orang Tua Data tentang tingkat pendidikan orang tua diperoleh dari dokumentasi yang ada di sekolah, kemudian data diolah dengan program SPSS 20, sehingga
dapat
deskriptifnya.
diketahui
hasil
statistik
< 6,7 3
6,7 ≤ X 6
6
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke IV Mei 2015
kadang-kadang adalah 2, dan tidak pernah
Kategori Tingkat Pendidikan Orang Tua
yaitu selalu adalah 1, sering adalah 2, kadang-
80 70
kadang adalah 3, dan tidak pernah adalah 4.
71
60 Frekuensi
adalah 1. Untuk penyekoran pernyataan negatif
Setelah melakukan penyekoran, maka
50
skor motivasi belajar siswa pada setiap indikator
40 30
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
34
20
Tabel 3. Tabel Skor Motivasi Belajar Siswa
10
No
6
0
Interval Tingkat Pendidikan Orang Tua
Rendah
Sedang
1
Tinggi
2 Gambar
1.
Diagram
Kategori
Tingkat
Pendidikan Orang Tua
3
Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 34 siswa atau 30,6% memiliki tingkat pendidikan orang tua rendah, 71 siswa atau 64% memiliki tingkat pendidikan orang tua
4 5
sedang dan 6 siswa atau 5,4% memiliki tingkat pendidikan
orang
tua
tinggi.
Hal
ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua SD kelas V se-gugus II Pengasih Kulon Progo termasuk dalam kategori sedang karena dalam tabel dan diagram tersebut menunjukkan
6
Indikator Adanya hasrat dan keinginan berhasil Adanya dorongan dan kebutuhan belajar Adanya harapan dan cita-cita masa depan Penghargaan dalam belajar Adanya kegiatan menarik dalam belajar Adanya lingkungan belajar yang kondusif Jumlah
Jumlah Skor 2539
Presentase (%) 19,6
3314
25,6
2398
18,5
1826
14
1111
8,6
1772
13,7
12960
100 %
jumlah yang paling banyak yaitu 64% atau 71
Data kemudian diolah menggunakan SPSS
siswa dengan tingkat pendidikan orang tua
20 sehingga diperoleh nilai mean sebesar
kategori sedang.
116,76, median 117,73, modus 119 dan standar
Variabel Motivasi Belajar Siswa
deviasi 10,981. Dari data tersebut dapat
Data motivasi belajar siswa diperoleh dari skala motivasi belajar dengan butir sebanyak 35 yang diberikan kepada 111 siswa. Penilaian menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban (selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah). Untuk penyekoran pernyataan positif yaitu selalu adalah 4, sering adalah 3,
diklasifikasi ditribusi frekuensi tentang motivasi belajar siswa dalam tabel berikut ini.
Hubungan Tingkat Pendidikan .... (Ariyo Widodo) 7
Dari diagram tersebut dapat diketahui
Tabel 4. Tabel Rumus Klasifikasi Motivasi
bahwa sebanyak 13 siswa atau 11,7% memiliki
Belajar Siswa No Rumus
Kategori
motivasi belajar rendah, 78 siswa atau 70,3%
1
X < (116,76 – 1.10,981)
Rendah
memiliki motivasi belajar sedang dan 20 siswa
2
(116,76 – 1.10,981) ≤ X < Sedang
atau 18% memiliki motivasi belajar tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa
(116,76 + 1.10,981) (116,76 – 1.10,981) ≤ X
3
Tinggi
SD kelas V se-Gugus II Pengasih Kulon Progo termasuk dalam kategori sedang karena dalam
Berdasarkan tabel rumus di atas, maka
tabel dan diagram tersebut menunjukkan jumlah
data mengenai motivasi belajar siswa dapat
yang paling banyak yaitu 70,3% atau 78 siswa
diklasifikasikan dengan kategori pada tabel dan
dengan motivasi belajar kategori sedang.
diagram di bawah ini.
Uji Prasyarat Analisis
Tabel 5. Tabel Klasifikasi Frekuensi Motivasi
Uji Normalitas Uji
Belajar Siswa Interval Frekuensi Persentase Kelas Nilai 1 < 13 11,7% 105,779 2 105,779 78 70,3% – 127,741 3 > 20 18% 127,741
Kategori
untuk
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan Rendah Sedang
pada kedua variabel yaitu tingkat pendidikan orang tua dan motivasi belajar siswa dan penghitungannya menggunakan SPSS 20. Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
Tinggi
No Variabel Penelitian
1
90 80 70
digunakan
mengetahui apakah data terdistribusi secara
Kategori Motivasi Belajar Siswa
2
78
60 Frekuensi
No
normalitas
50
Kolmo gorov Smirn ov z 2,019
Tingkat Pendidikan Orang Tua Motivasi 0,710 Belajar Siswa
Asy mp Sig
Keteran gan
0,25 8
Normal
0,69 4
Normal
40
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
30
bahwa nilai pada tabel kolmogorov smirnov dan
20 20
10
13
0 Interval Motivasi Belajar
Rendah
Sedang
Tinggi
asymp sig pada semua variabel penelitian mempunyai nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data pada kedua variabel tersebut berdistribusi normal.
Gambar 2. Diagram Klasifikasi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke IV Mei 2015
8
terikat. Cara pengujian hipotesis adalah dengan
Uji Linieritas Uji linieritas pada penelitian ini digunakan
membandingkan r hitung dengan r tabel pada
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
taraf signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel,
yang linier atau tidak pada variabel tingkat
maka
pendidikan orang tua dengan motivasi belajar
signifikan. Jumlah responden dalam penelitian
siswa. Uji linieritas dilakukan dengan bantuan
ini adalah 111 sehingga dapat dilihat r tabel
SPSS 20, dengan hasil sebagai berikut.
adalah 0,1848.
nilai
r
yang
diperoleh
dinyatakan
Tabel 7. Hasil Uji Linieritas Hubungan
Hipotesis yang diajukan adalah hipotesis
Tingkat Pendidikan dengan Motivasi Belajar
asli (Ha) yang berbunyi “ada hubungan positif
Siswa
dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi belajar siswa SD kelas V
No
1
Sig Deviation Sig
Keterangan
of linierity
linierity
0,442
0,00
se-Gugus
II
Pengasih
Kulon
Progo
Yogyakarta”. Ketentuan
Linier
dalam
menguji
hipotesis
adalah: Dari tebel di atas dapat diketahui bahwa
a. Jika r hitung lebih besar atau sama
ke dua variabel di atas memiliki hubungan yang
dengan r tabel, maka Ha diterima dan
linier karena memiliki nilai sig linearity-nya
Ho ditolak.
dibawah 0,05 dan nilai Sig.Deviation of
b. Jika r hitung lebih kecil atau sama
linearity-nya di atas 0,05.
dengan r tabel, maka Ha ditolak dan Ho
Uji Hipotesis
diterima.
Setelah uji prasyarat analisis terpenuhi,
Setelah
dilakukan
penghitungan
uji
maka dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis
korelasi tingkat pendidikan orang tua dengan
merupakan
motivasi
jawaban
sementara
terhadap
rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah
belajar
menggunakan
SPSS
20,
diperoleh r hitung sebesar 0,536.
tersebut dapat berupa pernyataan tentang adanya
Pengujian taraf signifikan antara variabel
hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan
tingkat pendidikan orang tua dengan motivasi
atau komparasi dan variabel mandiri. (Sujati,
belajar siswa menunjukkan bahwa r hitung > r
2013: 131). Dalam penelitian ini pengujian
tabel, karena
hipotesis
korelasi
diterima dan Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan
sederhana dengan teknik Korelasi Product
bahwa ada hubungan positif dan signifikan
Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 20.
antara tingkat pendidikan orang tua dengan
Dasar
menggunakan
pengambilan
analisis
keputusan
yang
digunakan adalah jika r hitung bernilai positif maka dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara variabel bebas dengan variabel
0,536 > 0,1848, sehingga Ha
motivasi belajar siswa SD kelas V se-Gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta.
Hubungan Tingkat Pendidikan .... (Ariyo Widodo) 9
Orang tua dengan tingkat pendidikan tinggi
Pembahasan Hasil Penelitian Hasil
penelitian
menunjukkan
ada
diharapkan
mempunyai
pengetahuan
yang
hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan
tinggi tentang apa saja yang harus dilakukan
motivasi belajar siswa. Dari uraian tersebut
dalam menunjang keberhasilan belajar anak
dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan
terutama dalam memberikan motivasi belajar.
orang
tua
memiliki
dalam
Peran orang tua dalam motivasi belajar
siswa.
anak adalah dengan menumbuhkan dorongan
Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,
dan kebutuhan belajar, karena dalam indikator
maka semakin tinggi pula motivasi belajar
motivasi
siswa. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah
kebutuhan belajar memiliki persentase paling
tingkat pendidikan orang tua, maka semakin
besar dibanding 5 indikator lainnya terhadap
rendah pula motivasi belajar siswa. Hal ini
motivasi belajar siswa yaitu sebesar 25,6%.
sejalan dengan pendapat Nini Subini (2102:95)
Selain itu yang perlu diperhatikan oleh orang
Anak cenderung melihat pada keluarga, jika
tua dalam memberi motivasi belajar anak adalah
ayah dan ibu memiliki pendidikan tinggi
bagaimana cara agar terdapat kegiatan yang
seorang anak akan mengikuti. Paling tidak
menarik dalam belajar, karena kegiatan yang
menjadikan patokan bahwa harus lebih banyak
menarik dalam belajar memiliki persentase
belajar.
paling kecil yaitu sebesar 8,6% dibanding 5
mengoptimalkan
kontribusi
motivasi
belajar
Motivasi sangat diperlukan dalam belajar,
belajar
siswa,
dorongan
dan
indikator lainnya. Dengan demikian, orang tua
mempunyai
diharapkan agar lebih memperhatikan lagi
motivasi dalam belajar tak akan mungkin
tentang bagaimana cara agar terdapat kegiatan
melakukan aktivitas belajar (Syaiful Bahri
menarik dalam belajar. Adanya kegiatan yang
Djamarah,
dunia
menarik dalam belajar bagi anak ini nantinya
pendidikan, motivasi sangatlah penting untuk
akan membuat motivasi belajar anak menjadi
menunjang prestasi belajar anak, oleh sebab itu
lebih optimal.
sebab
seseorang
yang
2011:148).
tidak
Di
dalam
orang tua perlu untuk memberi motivasi belajar anak. Hasbullah (2006:44) tanggung jawab
SIMPULAN
orang tua salah satunya adalah memberi
Berdasarkan penelitian yang berjudul
motivasi kepada anak baik motivasi moral
“Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua
maupun
anak.
dengan Motivasi Belajar Siswa SD kelas V se-
tua
Gugus II Pengasih Kulon Progo Yogyakarta
tentunya sangat berpengaruh terhadap cara
yang telah dilakukan, mulai dari pengumpulan
orang tua dalam memberikan motivasi belajar
data, pengolahan data serta analisa data, maka
anak. Usaha untuk memperoleh pengetahuan
dapat peneliti tarik kesimpulan bahwa :
motivasi
Pengetahuan
dan
belajar
kepada
pengalaman
orang
dan pengalaman yang tinggi bisa didapatkan
Ada hubungan yang positif dan signifikan
orang tua melalui jalur pendidikan formal.
antara tingkat pendidikan orang tua dengan
10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 8 Tahun ke IV Mei 2015
motivasi belajar siswa kelas V SD se-Gugus II Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta.Hal ini dapat dilihat dari nilai Koefisien Korelasi (r) atau r hitung sebesar 0,536 dan nilai r tabel pada taraf signifikan 5% dengan N = 111 adalah sebesar 0,1848, dengan ini terlihat bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,536 > 0,1848) dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. DAFTAR PUSTAKA Hasbullah. (2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2003).Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Nini Subini. (2012). Psikologi Pembelajaran. Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sujati. (2013). Anatomi Laporan Tugas Akhir. Bahan Ajar. Yogyakarta: UNY Syaiful Bahri Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.