HUBUNGAN STATUS YODIUM (TSH, FT4) DENGAN PROFIL LIPID PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN
NASKAH PUBLIKASI
Disusun Oleh : Riska Nugraeni J 310 070 003
PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
0
HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Judul Penelitian:
Hubungan Status Yodium (kadar TSH dan kadar FT4) dengan Profil Lipid (kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar LDL dan kadar HDL) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Nama Mahasiswa
:
Riska Nugraeni
Nomor Induk Mahasiswa
:
J 310 070 003
Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal Oktober 2013 dan layak untuk dipublikasikan Pembimbing I
Surakarta, Oktober 2013 Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Mutalazimah, SKM., M.Kes NIP. 786
Mutalazimah, SKM., M.Kes) NIP. 786
(Siti Zulaekah, A.M.SiP) NIP. 751
Mengetahui, Ketua Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dwi Sarbini, M.Kes NIK. 747
1
RELATIONSHIP OF STATUS IODIZED (TSH AND FT4 ) LIPID PROFILE IN WOMEN WITH FERTILE AGE (WUS) IN CANGKRINGAN, SLEMAN YOGYAKARTA Riska Nugraeni Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Hormone production cycle is generally controlled by three nodes, namely the hypothalamus gland, pituitary gland and the thyroid gland. Hypothalamus gland located in the brain, just above the pituitary gland. This gland produces TRH. The TRH hormone stimulates the pituitary gland to produce TSH. After that TSH stimulates the thyroid gland to secrete T3 and T4. TSH and FT4 will have an effect on cholesterol. This study aimed to measure and analyze the relationship between iodine status (TSH and FT4) with lipid profile includes total cholesterol, HDL, LDL, triglyceride levels in WUS. The study used cross sectional design. Subject were Cangkringan WUS in Sleman Yogyakarta in July 2011, amounting to 26 samples. The sampling technique in this study using multistage random sampling method. Data iodine status (TSH and FT4) and lipid profiles were measured directly and the identity of respondents from health center registers Cangkringan book. Analysis of the relationship using Pearson Product monent test. Characteristics of the sample 38.5 % upper secondary education; 34.6 % as housewives. Subject with normal TSH levels of 76.9 %. Normal FT4 levels by 61.5 %. Samples with normal total cholesterol levels by 84.6%; normal HDL levels by 98,2%; normal LDL levels by 42,3% and triglycerides of 100 % normal. There was no relationship between iodine status (TSH and FT4) with lipid profile includes total cholesterol, HDL, LDL and triglycerides. Further studies with more subject size, taking into account other factors such as disease , and healthy lifestyle habits. Keywords : iodine, TSH, FT4, lipid profile, Eligible Women ( WUS ) Bibliography : 46 (1993-2011) PENDAHULUAN Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) (Supariasa, dkk., 2002). Masalah gizi kurang mempunyai dampak yang cukup serius. Gangguan akibat kekurangan yodium adalah suatu keadaaan yang sebetulnya juga mudah sekali dicegah, tetapi masih menjadi masalah kesehatan paling tidak di 118 negara. Kurang lebih 1,6 miliar orang tinggal di daerah yang tanahnya tidak menyimpan yodium, akibatnya sekitar 650 juta orang menderita gondok. Hampir separuh dari penderita gangguan kelenjar tiroid ini menumpuk di daerah Asia, dan sekitar 20 juta penderita tersebar di sebagian wilayah Indonesia termasuk diantaranya 240.000 penderita kretin (WHO, 2001; Arisman, 2004).
2
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon yang dinamakan hormon tiroid. Ketika tiroid sehat maka tubuh akan merasa nyaman, tetapi jika kelenjar tiroid tidak lagi berfungsi dengan baik timbullah kekurangan atau kelebihan hormon tiroid. Tubuh bisa mengalami kenaikan atau penurunan berat badan dalam sekejap, merasa kedinginan atau kepanasan, letih lesu atau terus tegang dan berdebar-debar, banyak mengantuk atau mata terbelalak terus serta sukar tidur (Hans, 2011). Hormon tiroid memicu pembentukan banyak protein atau enzim. Enzim akan merangsang metabolisme tubuh dan protein akan menghasilkan energi, semakin tinggi kadar hormon dalam darah maka semakin banyak pula reaksi kimia dan pembakaran yang timbul (Hans, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan yaitu kerjasama antara Puslitbang Gizi dan Direktorat Gizi pada tahun 2004 menyatakan daerah Kabupaten Magelang dan sebagian Kabupaten Sleman merupakan daerah endemis GAKY, salah satunya adalah di Kecamatan Cangkringan. (Depkes RI, 2004). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa akibat yang ditimbulkan dari kekurangan yodium sangat serius, terutama dampaknya untuk wanita. Hormon tiroid juga mempunyai peran yang sangat penting dalam proses sintesis kolesterol di dalam darah, sehingga penulis ingin mengetahui lebih jauh hubungan status yodium (kadar TSH dan kadar FT4) dengan profil lipid (kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar LDL dan kadar HDL) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status yodium (kadar TSH dan kadar FT4) dengan profil lipid (kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar LDL dan kadar HDL) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman pada bulan Juli 2011. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh WUS di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.Subjek penelitian ini adalah WUS di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dengan memenuhi kriteria inklusi yaitu WUS yang sedang hamil, WUS yang sedang menyusui, WUS yang mengalami menopouse, WUS yang menderita penyakit tertentu sehingga dapat mempengaruhi kadar kolesterol total, seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, penyakit ginjal, hipertensi. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah Stratrified Random Sampling. Hasil uji kenormalan data menggunakan uji statistik pearson product moment, sedang untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan menggunakan uji rank spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah WUS dari 5 desa di Kecamatan Cangkringan yaitu Desa Argomulyo, Desa Glagahrejo, Desa Kepuharjo, Desa Umbulharjo dan Desa Wukirsari menggunakan metode multi stage random sampling, yaitu skema pengambilan sampel dilakukan bertingkat sasaran yaitu 26 sampel.
3
Tabel 1 Karakteristik Subjek Variabel Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Kategori 20-35 Tahun > 35 Tahun Jumlah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Jumlah PNS Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Petani Jumlah
Jumlah (n) 17 9 26 3 7 12 4 26 2 5 4 11 4 26
Persentase (%) 65,4 34,6 100 11,5 26,9 46,2 15,4 100 7,7 19,2 15,4 42,3 15,4 100
B. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Univariat a. Status Yodium 1) TSH (Thyroid Stimulating Hormone) Kadar TSH subyek penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar TSH WUS sebesar 0,688 mlU/L, dengan nilai minimum kadar TSH 0,04 mIU/L dan nilai maksimum kadar TSH 3,69 mIU/L. Distribusi kadar TSH dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2 Kadar TSH Subjek Penelitian Kategori Kadar TSH Normal Hipertiroid Jumlah
Jumlah (n) 20 6 26
Persentase (%) 76,9 23,1 100
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar TSH subjek penelitian sebagian besar tergolong dalam kategori normal. Kadar TSH rendah yang memicu terjadinya hipertiroid dapat disebabkan oleh pembakaran atau metabolisme tubuh yang melebihi semestinya. 2) Kadar FT4 Kadar FT4 subjek berdasarkan menunjukkan nilai rata-rata kadar FT4 Wanita Usia Subur (WUS) sebesar 0,851 mlU/L, dengan nilai minimum 0,117 mlU/L dan nilai maksimum kadar WUS sebesar 1,390 mlU/L. Distribusi kadar FT4 subjek dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Kadar FT4 Subjek Penelitian Kategori Kadar FT4 Normal Hipertiroid Jumlah
4
Jumlah (n) 16 10 26
Persentase (%) 61,5 38,5 100
Berdasarkan hasil pemeriksaan serum darah, kadar FT4 pada subjek sebagian besar normal, namun untuk kategori rendah juga cukup banyak yaitu 38,5 %. Rendahnya kadar FT4 merupakan salah satu gejala yang ditimbulkan akibat dari hipotiroid, jika tubuh kekurangan T3 dan T4, timbul umpan balik yang memicu hipotalamus untuk mengeluarkan TRH, sehingga hipofisis melepaskan lebih banyak TSH dengan akibat T3 dan T4 dikeluarkan. Sebaliknya, jika T3 dan T4 di dalam tubuh sudah berlebih, TRH dan TSH akan ditekan, dan pembentukan T3 dan T4 menjadi berkurang (Hans, 2011). b. Profil Lipid 1) Trigliserida Kadar trigliserida subjek penelitian menunjukkan rata-rata kadar trigliserida WUS sebanyak 32,42 mg/dl, dengan nilai minimum 12 mg/dl dan nilai maksimum kadar trigliserida WUS sebanyak 53 mg/dl. Distribusi kadar trigliserida, yaitu antara lain : Tabel 4 Kadar Trigliserida Subjek Penelitian Kategori Trigliserida Normal Tidak normal Jumlah
Jumlah (n) 26 0 26
Persentase (%) 100 0 100
Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti asupan makanan yang mengandung lemak dan kolestrol, gangguan hormon tiroid (Hans, 2011). 2) Kolesterol Total Kadar kolesterol total subjek penelitian menunjukkan ratarata kadar kolesterol total WUS sebanyak 143,15 mg/dl, dengan nilai minimum 44 mg/dl dan nilai maksimum kadar kolesterol total WUS sebanyak 241 mg/dl. Distribusi kadar kolesterol total, yaitu antara lain: Tabel 5 Kadar Kolesterol Total Subjek Penelitian Kategori Kolesterol Total Normal Tidak normal Jumlah
Jumlah (n)
Persentase (%)
22 4 26
84,6 15,4 100
Kadar kolesterol total dipengaruhi oleh kadar trigliserida. Melakukan puasa terlebih dahulu sebelum pemeriksaan kadar kolesterol tidak begitu berpengaruh, karena kadarnya tidak begitu berpengaruh setelah makan (Anwar, 2004).
5
3) HDL Kadar HDL subjek penelitian menunjukkan rata-rata kadar HDL WUS sebanyak 126,65 mg/dl, dengan nilai minimum 40 mg/dl dan nilai maksimum kadar HDL WUS sebanyak 199 mg/dl. Distribusi kadar HDL, yaitu antara lain : Tabel 6 Kadar HDL Subjek Penelitian Kategori HDL Normal Tidak normal Jumlah
Jumlah (n) 25 1 26
Persentase (%) 98,2 3,8 100
HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah). Sehingga dapat disimpulkan tingginya kadar HDL dalam darah dapat berpengaruh baik bagi tubuh, tetapi jika kadar HDL dalam darah rendah maka dapat memicu terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) (Almatsier, 2003; Soeharto, 2004). 4) LDL Kadar LDL subjek penelitian menunjukkan rata-rata kadar LDL WUS sebanyak 23,38 mg/dl, dengan nilai minimum 8 mg/dl dan nilai maksimum kadar LDL WUS sebanyak 46 mg/dl. Distribusi kadar LDL, yaitu antara lain : Tabel 7 Kadar LDL Subjek Penelitian Kategori LDL Normal Tidak normal Jumlah
Jumlah (n) 11 15 26
Persentase (%) 42,3 57,7 100
Manfaat pemeriksaan kadar LDL adalah mengevaluasi lebih lanjut apakah kadar kolesterol total pada ambang batas tinggi disebabkan karena kadar LDL yang tinggi atau karena HDL yang tinggi. Sebagian kasus disebabkan oleh LDL yang tinggi, tetapi sebaliknya bila hal tersebut disebabkan oleh kadar HDL yang tinggi dan LDL yang rendah/normal maka kondisinya dinyatakan baik (Soeharto, 2004). 2. Hasil Analisis Bivariat a. Hubungan Kadar TSH dengan Profil Lipid Hubungan kadar TSH dengan profil lipid (kadar kolesterol, kadar LDL, kadar HDL dan kadar trigliserida) pada WUS, yaitu antara lain : 1) Hubungan Kadar TSH dengan Kadar Kolesterol Total Thyroid-Stimulating Hormone (TSH) adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis atau pituitari. Ketika hormon tiroid yang beredar didalam darah menurun maka TSH akan
6
banyak dikeluarkan. Sebaliknya, jika kebanyakan hormon tiroid maka pembentukan TSH akan dikurangi (Hans, 2011). Tabel 8 Nilai Parameter Statistik Kadar TSH dan Kadar Kolesterol Variabel Kadar TSH Kadar Kolesterol
Rata-rata 0,68 143,15
Min 0,004 44
Maks 3,69 241
p 0,512
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,512, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar TSH dengan kadar kolesterol. Pada penelitian ini 23,1% subyek masuk kategori hipertiroid padahal wilayah tempat tinggal mereka adalah daerah endemik GAKY. 2) Hubungan Kadar TSH dengan Kadar HDL Kadar TSH yang rendah memicu kadar HDL menjadi tinggi, hal ini dikarenakan saat kadar TSH menurun maka kadar FT4 cenderung naik, sehingga metabolisme meningkat dan pembakaran akan ikut meningkat, kadar kolesterol total dalam darah akan ikut menurun, sedangkan HDL yang merupakan kolesterol baik akan cenderung naik (Luboshitzky, 2002). Tabel 9 Nilai Parameter Statistik Kadar TSH dan Kadar HDL Variabel Kadar TSH Kadar HDL
Rata-rata 0,68 126,65
Min 0,004 40
Maks 3,69 199
p 0,430
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,430, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar TSH dengan kadar HDL. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kadar TSH dengan Kadar HDL. Beberapa keadaan klinis dapat terjadi akibat gangguan pada kelenjar tiroid, salah satunya adalah tirotoksikosis. Tirotoksikosis merupakan manifestasi klinis yang terjadi akibat peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah. Tirotoksikosis digunakan untuk menandai temuan klinis, fisiologi dan biokimia yang dihasilkan saat jaringan terpanjang dan memberikan respon terhadap hormon berlebihan. Hipertiroid dapat terjadi pada berbagai usia, namun lebih banyak terjadi pada usia 40-50 tahun. Berdasarkan data tahun 2000, dua persen wanita dan 0,2 persen laki-laki menderita penyakit ini di dunia (Djokomoeljanto, 2009; Sutjanto 2010). 3) Hubungan Kadar TSH dengan kadar LDL LDL (Low Density Lipoprotein) kolesterol merupakan sala satu jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan (kolesterol jahat). Hipertiroidisme meningkatkan glukoneogenesis dan glikogenolisis hati demikian pula absorpsi glukosa usus.
7
Dengan demikian, hipertiroidisme akan mengeksaserbasi diabetes melitus primer. Sintesis dan degradasi kolesterol keduanya meningkat oleh hormon tiroid. Efek yang terakhir ini sebagian besar disebabkan oleh suatu peningkatan dari reseptor low-density lipoprotein (LDL) hati, sehingga kadar kolesterol menurun dengan aktivitas tiroid yang berlebihan. Lipolisis juga meningkat, melepaskan asam lemak dan gliserol, sebaliknya kadar kolesterol meningkat pada hipotiroidisme. Tabel 10 Nilai Parameter Statistik Kadar TSH dan Kadar LDL Variabel Kadar TSH Kadar LDL
Rata-rata 0,68 23,38
Min 0,004 8
Maks 3,69 46
p 0,230
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,230, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar TSH dengan kadar LDL. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kadar TSH dan kadar LDL dalam keadaan normal, sehingga dapat disimpulkan kadar LDL dalam keadaan normal karena kadar TSH juga dalam keadaan normal. 4) Hubungan Kadar TSH dengan Kadar Trigliserida TSH adalah hormon terpenting dalam pengaturan fungsi tiroid, hormon ini disekresi hipofisis anterior. Sekresi TSH meninggi bila kadar tiroksin bebas dalam darah menurun, suhu rendah, dan bila ada perangsangan dari hipotalamus misalnya perangsang psikis atau akibat faktor pelepas tirotropin (TRP). Sekresi TSH menurun bila kadar tiroksin bebas dalam darah meninggi, kepanasan dan stres. Dalam keadaan stres sekresi epinefrin dan glukokortikoid meninggi (Hans, 2011). Tabel 11 Nilai Parameter Statistik Kadar TSH dan Kadar Trigliserida Variabel Kadar TSH Kadar Trigliserida
Rata-rata 0,68 32,42
Min 0,004 12
Maks 3,69 53
p 0,689
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,230, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar TSH dengan kadar trigliserida. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kadar TSH dan kadar trigliserida dalam keadaan normal, sehingga dapat disimpulkan kadar trigliserida dalam keadaan normal karena kadar TSH juga dalam keadaan normal. b. Hubungan Kadar FT4 dengan Profil Lipid Hubungan kadar TSH dengan profil lipid (kadar kolesterol, kadar LDL, kadar HDL dan kadar trigliserida) pada Wanita Usia Subur (WUS), yaitu antara lain : 1) Hubungan Kadar FT4 dengan Kadar Kolesterol
8
Siklus produksi hormon dikendalikan oleh kelenjar hipotalamus, kelenjar hipofisis dan kelenjar tiroid. Kelenjar hipotalamus terletak di dalam otak, tepat diatas kelenjar hipofisis. Kelenjar ini menghasilkan thyro-trophin-hormone (TRH). Hormon TRH merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi thyroid stimulating hormone (TSH). Sesuai dengan namanya, TSH merangsang kelenjar tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4 (Hans, 2011). Tabel 12 Nilai Parameter Statistik Kadar FT4 dan Kadar Kolesterol Total Variabel Kadar FT4 Kadar Kolesterol
Rata-rata 0,85 143,15
Min 0,117 44
Maks 1,39 241
p 0,951
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,951, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar FT4 dengan kadar kolesterol. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kadar FT4 dan kadar kolesterol dalam keadaan normal, sehingga dapat disimpulkan kadar kolesterol dalam keadaan normal karena kadar FT4 juga dalam keadaan normal (Hans, 2011). 2) Hubungan Kadar FT4 dengan Kadar HDL Kadar FT4 yang tinggi menunjukkan hipertiroid, sedangkan jika kadar FT4 rendah menunjukkan terkena hipotiroid. Pada keadaan tertentu, hipertiroid bisa disebabkan oleh T3 yang tinggi, sehingga kadar FT4 masih normal bahkan rendah. Meskipun demikian pemeriksaan FT4 tidak seratus persen sempurna, karena masih ada beberapa keadaan yang bisa membuat hasil FT4 berubah. Misalnya saja penderita penyakit yang manahun cenderung memiliki FT4 yang lebih rendah. Seseorang dengan penyakit akut akan membuat FT4 naik sesaat. Pemakai obat heparin untuk mencegah pembekuan darah bisa sedikit meningkatkan FT4 (Hans, 2011). Tabel 13 Nilai Parameter Statistik Kadar FT4 dan Kadar HDL Variabel Kadar FT4 Kadar HDL
Rata-rata 0,85 126,65
Min 0,117 40
Maks 1,39 199
p 0,404
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,404, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar FT4 dengan kadar HDL. Penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar kadar FT4 dalam keadaan normal dan kadar HDL sebagian besar dalam keadaan tinggi, sehingga dapat disimpulkan kadar HDL yang tinggi berhubungan dengan kadar FT4 yang hasilnya sebagian besar dalam keadaan normal, hingga membuat kadar kolesterol normal, hal ini sesuai dengan
9
hasil analisis status yodium berdasarkan TSH-FT4 bahwa semua responden WUS pada penelitian ini masuk kategori hipertiroid subklinis (Aru, 2006). Umumnya perempuan mempunyai kadar HDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Hormon estrogen perempuan bisa menaikkan HDL, sehingga perempuan sebelum manopause jarang terkena serangan jantung. Perempuan juga lebih banyak yang kadar trigliseridanya tinggi. Semakin tua dan makin gemuk maka semakin tinggi pula kolesterol dan trigliserida (Aru, 2006). 3) Hubungan Kadar FT4 dengan Kadar LDL Hormon tiroid mempunyai banyak efek pada proses metabolik di semua jaringan, terutama di jantung yang paling sensitif terhadap perubahannya. Gangguan fungsi kelenjar tiroid dapat menimbulkan efek yang dramatik terhadap sistem kardiovaskular, sering kali menyerupai penyakit jantung primer. Pengaruh hormon tiroid pada jantung digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu efek terhadap jantung langsung, efek hormon tiroid pada sistem saraf simpatis dan efek sekunder terhadap perubahan hemodinamik (Aru, 2006). Tabel 14 Nilai Parameter Statistik Kadar FT4 dan Kadar LDL Variabel Kadar FT4 Kadar LDL
Rata-rata 0,85 23,38
Min 0,117 8
Maks 1,39 46
p 0,480
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,480, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar FT4 dengan kadar LDL. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kadar FT4dan kadar LDL dalam keadaan normal. LDL merupakan jenis kolesterol jahat yang memicu meningkatnya kadar kolesterol dan menjadi salah satu faktor terjadinya penyakit jantung koroner. Dalam penelitian ini status yodium semua responden masuk kategori hipertiroid dimana kadar TSH rendah sedangkan kadar FT4 nya tinggi atau normal. Hipertiroid membuat metabolisme meningkat, gerakan usus menjadi lebih cepat, sering buang air besar bahkan diare, sebagian mengeluh mual atau muntah. Nafsu makan memang meningkat tetapi berat badan terus turun karena pembakaran energi dan protein yang ikut meningkat, sehingga kadar kolesterol total dalam darah cenderung menurun (Hans, 2011) 4) Hubungan Kadar FT4 dengan Kadar Trigliserida Trigliserida merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK (Aru, 2006).
10
Tabel 15 Nilai Parameter Statistik Kadar FT4 dan Kadar Trigliserida Variabel Kadar FT4 Kadar Trigliserida
Rata-rata 0,85 32,42
Min 0,117 12
Maks 1,39 53
p 0,722
Berdasarkan hasil uji data statistik menggunakan uji korelasi pearson product moment diperoleh nilai p = 0,722, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara kadar FT4 dengan kadar trigiserida. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kadar FT4 dan kadar trigliserida dalam keadaan normal. Kadar TSH dan FT4 sangat mempengaruhi kadar kolesterol, kadar LDL, kadar HDL dan kadar trigliserida. Ketika kadar FT4 normal atau rendah maka kadar kolesterol, kadar LDL, kadar HDL dan kadar trigliserida cenderung turun (Luboshitzky 2002). Menurut Hans (2011), menjelaskan bahwa pada WUS akan menjadi tidak subur karena mengalami gangguan ovulasi. Meskipun masih bisa hamil, tetapi sering terjadi keguguran. Haid menjadi jarang bahkan tidak datang menstruasi sama sekali. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Luboshitzky (2002) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kadar FT4 dengan kadar trigliserida. Hasil analisis status yodium berdasarkan TSH-FT4 pada subyek penelitian WUS semuanya masuk dalam kategori hipertiroid. Pemberian kapsul yodium dosis tinggi didaerah endemik GAKY, kelebihan asupan yodium merupakan merupakan salah satu penyebab terjadinya hipertiroid pada WUS (Depkes RI, 2004). C. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian kasus hipotiroid tidak dapat ditemukan sehingga efek hipotiroid terhadap profil lipid pada daerah endemik gondok tidak dapat dianalisis. KESIMPULAN 1. Pendidikan subyek paling banyak adalah 38,5% berpendidikan menengah atas, selebihnya 11,5% berpendidikan dasar, menengah pertama sebesar 26,9% dan perguruan tinggi 15,45 %. 2. Sebagian besar sebagai ibu rumah tangga yaitu 34,6% selebihnya tersebar pada 19,5% swasta, 15,4% wiraswasta, 15,4% petanidan 7,7% PNS. 3. Kadar TSH normal subyek sebesar 76,9% dan hipertiroid 23,1%. 4. Kadar FT4 normal subyek sebesar 61,5% dan hipertiroid 38,5%. 5. Subyek yang memiliki kadar kolesterol total normal sebesar 84,6% ; kadar HDL normal sebesar 100% ; kadar LDL normal sebesar 100% dan kadar trigliserida normal sebesar 100%. 6. Tidak ada hubungan antara kadar TSH dengan kadar kolesterol total, kadarHDL, kadar LDL dan kadar trigliserida. 7. Tidak ada hubungan antara kadar FT4 dengan kadar kolesterol total, kadar HDL, kadar LDL, kadar trigliserida.
11
SARAN 1. Bagi Puskesmas Cangkringan Hasil penelitian ini bisa sebagai bahan untuk membuat kebijakan, terutama masalah gizi.
2. Bagi Peneliti a. Perlu adanya penelitian lanjut mengenai hubungan antara kadar TSH dan kadar FT4 dengan profil lipid dengan mempertimbangkan faktor lain seperti genetik, pola makan atau asupan makan, aktifitas fisik, penyakit dan konsumsi obat. b. Perlu adanya penambahan sampel untuk mencegah kemungkinan jika ada sampel yang tidak bisa diambil darahnya maupun serum darah yang tidak bisa terbaca hasilnya saat diuji di laboratorium. DAFTAR PUSTAKA Almatsier. 2009. Ilmu Gizi Dasar. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Anwar F. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Jakarta. Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Asdi Mahasatya. Jakarta. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Aru WS, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Azwar Saifuddin. 1999. Reliabilitas dan Validitas. Sigma Alpha. Yogyakarta. Balai Informasi Teknologi LIPI. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta. Barrett, E.J. 2003.The thyroid gland.In Boron WF, Boulpaep EL. Medical physiology. A cellular and molecular approach. Ist Edition. Saunders. Philadelphia : 1035- 1048. Berger, M. Stuart. What Your Doctor Didn’t Learn in Medical School. Avon Books. New York. Bernadette Biondi, MD; Emiliano A. Palmieri, MD; Gaetano Lombardi, MD; and Serafino Fazio, MD.2001. Effects of Subclinical Thyroid Dysfunction on the Heart. N Eng lJ Med ;344:501-9. Ceresna Heriawan S. 2010. Wanita Rentan Mengidap Penyakit Tiroid. Gramedia. Jakarta. Demers LM, Spencer CA. 2000.Laboratory Medicine Practice Guidelnes : Laboratory Support for The Diagnosis and Monitoring of Thyroid Disease. The National Academy of Clinical Biochemistri. Washington, DC. _______. 2006.The Thyroid : Pathophysiology and Thyroid Function Testing. Elsirier Saunders. St Louis. Depkes RI. 2003. Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Direktorat Bina Gizi. _________. 2004. Surve Pemetaan Gangguan Akibat Yodium (GAKY) di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Direktorat Bina Gizi. Djokomoeljanto, R. 2009. Kelenjar Tiroid, Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme. Dalam : Sudoyo A.W. et al, eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat.
12
E. Bender, Arnold. Pocket Encyclopedia of Calories and Nutrition Clinical Endocrinologist. Simon and Chuster. New York. Evelyn C. Pearce. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fadil Oezil. 1996. Surve Pemetaan Gangguan Akibat Yodium (GAKY) di Provinsi Jawa Tengah. Departemen Kesehatan RI. Friedman, Marlin M. 2007. Sehat dengan Mengkonsumsi Garam Yodium. EGC. Jakarta. Friedman TC, Yu W. 2007. The Everything Health Guide to Thyroid Disease. Massachussetts. Adams Media, Avon Books. New York. Gomez, Mejia L.R, Ballin D.B. 1998. Managing Human Resources. Internasional Edition. Prentice Hall Internasional. Ginsberg, Jody. 2003. Diagnosis and management of Graves' disease. Canadian Medical Association Journal.16:575–85. Hans Tandra. 2011. Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Tiroid. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ismadi. 2003. Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Joewono, Boedi S. 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press. Surabaya. Ladenson,dkk. 2000. American Thyroid Association Guindelines for Detection of Thyroid Dysfunction. Arch Inter Met. Laurence M. 2003. Laboratory Support for The Diagnosis and Monitoring of Thyroid Discase. Washington, DC. Lemeshow, Stanley. 1997. Besar Sampel Minimal dalam Penelitian Kesehatan. UGM Press. Yogyakarta. Luboshitzky R, Aviv A, Herer P. 2002. Risk Factors for Eardiovascular Disease in Women with Subclinical Hypothyroidism. Endocrine Institute, Haemek Medical Center. Israel. Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Pusaka Obor Populer. Jakarta. Murray, et al. 2003. Biokimia Herper Edisi 25. Alih Bahasa Andry Hartono. EGC. Jakarta. Mutalazimah. 2010. Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar di SDN Kiyaran 1 Kecamatan Cangkringan. Fakultas Ilmu Kesehatan. Unversitas Muhammadiyah Surakarta. Montgomery, Anghelescu N. 1993. Changes in Plasma Low-Density Lipoprotein (LDL) and High-Density Lipoprotein Cholesterol in Hypo- and hyperthyroid Patients are Related to Changes in Free Thyroxine, not to polymorphisms in LDL Reseptor or Cholesterol Ester Transfer Protein Genes. J Clin Endocrinol Metab. Swiss. Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta. Notoadmojo Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Parawansa, Khofifah Indar. 2003. Hambatan Terhadap Partisipasi Kesehatan Perempuan di Indonesia. IDEA. Jakarta.
13
Safro,
AS. 2006. Epidemiologi dan Patofisiologi Obesitas : Obesitas, Permasalahan dan Penanggulangan. Laboratorium Farmakologi Klinik FK UGM. Yogyakarta. Supariasa. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Supit EJ, Peirris AN. 2002. Interprelation of Laboratory Thyroid Function Tests for the Primary Care Physician.South Med. Southern Medical Association. Sutedjo. 2008. Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium. Amata Books.Yogyakarta. Soeharto. 2004. Serangan Jantung dan Sroke. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sutjanto, Ari.2010. Seri-1 Endokrin-Metabolik Kapita Selekta Tiroidologi. Airlangga University Press. Surabaya. Toft AD. 2001. Subclinical Hypothyoidism. N Engl J Med _______. 2008. Understanding Thyroid Disorders. Pole, Dorset. Family Doctor Publications Word Health Organization. 2001. Measuring Change in Nutritional Status. WHO. Geneva.
14