HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA DI DESA KALIGONO Pratiwi Dyah Kusumanti, Elvy Nurika Zulaicha ABSTRAK Semakin tinggi tingkat pendidikan perempuan menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan potensi diri dalam bentuk meniti karir dalam bidang pekerjaan. Ibu yang sibuk bekerja mengakibatkan perhatian terhadap anak menjadi berkurang, bahkan tidak memperhatikan kondisi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain deskriptif analitik yang menggunakan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Desa Kaligono. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di Desa Kaligono dimana berdasarkan hasil study pendahuluan bulan Desember tahun 2013 berjumlah 230 balita dan sampel yang diambil adalah 146 balita. Uji statistic yang digunakan Chi-Square dengan taraf signifikan 5%. Hasil analisis ada hubungan status pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono ditunjukkan dengan hasil nilai p=0,000<0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa status pekerjaan berpengaruh terhadap motorik kasar pada balita. Hal ini ditunjukkan dengan nilai p=0,000<0,05. Kata kunci: Status pekerjaan, motorik kasar, balita berkembang, sehinggal hal ini perlu
PENDAHULUAN Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita,
mendapat perhatian (Adriana, 2011). Perkembangan
anak
adalah
karena pada masa ini pertumbuhan
bertambahnya struktur dan fungsi
dasar
tubuh yang lebih kompleks dalam
akan
perkembangan
memengaruhi anak
selanjutnya.
kemampuan
gerak
bicara
dan
kasar,
gerak
bahasa
serta
Pada masa balita, perkembangan
halus,
kemampuan berbahasa, kreativitas,
sosialisasi dan kemandirian. Salah
kesadaran sosial, emosional, dan
satu perkembangan balita adalah
intelegensia berjalan sangat cepat
perkembangan
untuk
motorik,
secara
landasan
perkembangan
umum perkembangan motorik dibagi
selanjutnya.Dalam
perkembangan
menjadi dua yaitu motorik kasar dan
anak terdapat masa kritis, dimana
motorik halus. Motorik kasar adalah
diperlukan rangsangan atau stimulasi
sebagian dari aktivitas motor yang
yang
melibatkan
berguna
agar
potensi
ketrampilan
otot-otot
seperti
Menurut Gunarsa dalam (Apisah,
tengkurap, duduk, merangkak, dan
2008), semakin tingginya tingkat
mengangkat leher. Gerakan inilah
pendidikan
yang terjadi pada tahun pertama anak
menimbulkan
(Kementerian Kesehatan RI, 2010).
mengembangkan potensi diri dengan
besar.
Gerakan-gerakan
pada
perempuan
kesadaran
untuk
anak
cara mengaktualisasikannya dalam
ditentukan oleh perkembangan dan
bentuk meniti karir dalam bidang
pertumbuhan anak yang optimal.
pekerjaan.Fenomena tersebut dapat
Sehingga
deteksi,
dan
memberikan dampak positif maupun
intervensi
berbagai
penyimpanan
negatif.Dengan bekerja paling tidak
Kualitas
masa
pertumbuhan
dan
depan
stimulasi
perkembangan
dapat
memperoleh
masukan
dilakukan sejak dini. Kemampuan
tambahan
dan kecerdasan motorik setiap anak
pengalaman, Namun demikian pada
berbeda.
kenyataannya karena sibuk bekerja
Perkembangan
motorik
dan
mendapat
anak
akan
atau
lebih
dapat
perhatian terhadap keluarga termasuk
beradaptasi dan menyesuaikan diri
anak menjadi berkurang, bahkan
dengan
sekolah.
tidak sedikit yang akhirnya tidak
tersebut
memperhatikan kondisi anak. Salah
yang
baik
menjadikan
pada anak
lingkungan
Kemampuan
beradaptasi
mendorong
anak
berteman melakukan
lebih
dapat
satu
berkarir
fakor
mengakibatkan
yang
mempengaruhi
saat
perkembangan anak yang kita lihat
aktivitas.Perkembangan
pada era sekarang adalah banyaknya
dengan
sesama
motorik yang normal memungkinkan
ibu-
ibu
yang
bekerja
anak dapat bermain atau bergaul
memenuhi
dengan teman sebayanya, sedangkan
ekonomi
yang tidak normal akan menghambat
memenuhi tuntutan karier.
kebutuhan keluarga
sosial,
atau
data
demi
sekedar
anak untuk dapat bergaul dengan
Berdasarkan
teman sebayanya bahkan dia akan
Kependudukan
terkucilkan atau menjadi anak yang
Berencana Nasional (BKKBN) tahun
terpinggirkan (Marmi dan Rahardjo,
2012, jumlah balita di Indonesia
2012).
pada tahun 2011 tercatat sebanyak
dan
dari
Badan
Keluarga
13.898.951 jiwa dari 234.292.695
orang ibu bekerja sebagai PNS, 3
jiwa (5,93%) penduduk Indonesia.
orang ibu bekerja sebagai petani, 1
Jumlah balita di Provinsi Jawa
orang ibu bekerja sebagai pedagang
Tengah tercatat 1.921.998 jiwa dari
dan sebanyak 7 orang ibu tidak
34.564.511 jiwa (5,56%) penduduk
bekerja (Ibu Rumah Tangga).
di Provinsi Jawa Tengah. Menurut
Diketahui pula bahwa kebanyakan
Kabupaten
dari ibu yang bekerja meninggalkan
Purworejo, jumlah anak balita tahun
anaknya atau menitipkan anak pada
2012
orang lain, nenek atau kakeknya,
Dinas
Kesehatan
di
Kabupaten
Purworejo
sebanyak 39.239 jiwa. Jumlah balita di Desa Kaligono
tanpa
mempertimbangkan
perkembangan
pada
anaknya,
pada bulan Desember 2013 sebanyak
terutama yang terkait dengan tumbuh
230 jiwa. Berdasarkan hasil studi
kembang
pendahuluan yang dilakukan oleh
motorik.
peneliti pada tanggal 15 Desember
pendahuluan yang dilakukan peneliti,
2013 terhadap 16 balita, terdiri dari
maka peneliti tertarik melakukan
golongan usia 12-24 bulan sebanyak
penelitian yang berjudul Hubungan
3 balita, golongan usia 24-36 bulan
Status Pekerjaan Dengan Motorik
sebanyak 6 balita, golongan usia 36-
Kasar Pada Balita Di Desa Kaligono.
48 bulan sebanyak 3 balita dan
METODE PENELITIAN
golongan usia 48-60 bulan sebanyak
yaitu
perkembangan
Berdasarkan
studi
Desain penelitian ini merupakan
4 balita. Dari jumlah tersebut yang
penelitian
mempunyai perkembangan motorik
desain
kasar kategori baik adalah sebagai
menggunakan
berikut: usia 12-24 bulan sebanyak 2
secara potong lintang atau cross
balita, usia 24-36 bulan seluruhnya
sectional. Penelitian ini dilakukan di
baik, usia 36-48 bulan sebanyak 2
Desa
balita kategori baik, dan usia 48-60
Kaligesing pada bulan April 2014.
bulan sebanyak 3 balita kategori
observasional
deskriptif
dengan
analitik
pendekatan
Kaligono
yang waktu
Kecamatan
Populasi dalam penelitian ini
baik.Di tinjau dari jenis pekerjaan
adalah
ibu diketahui bahwa sebanyak 5
Kaligono
seluruh
balita
sebanyak
di
230
Desa balita.
Sampel pada penelitian ini adalah
umur 25–29 tahun sebanyak 54
balita yang ada di Desa Kaligono.
orang
Teknik sampling dalam penelitian ini
balita dengan umur 35-39 tahun
dengan menggunakan teknik random
sebanyak 14 orang (9,6%).
sampling.
Tabel
Instrumen
penelitian
menggunakan
lembar
ini
dalam
3
penelitian
ini
menggunakan uji Chi Square.
HASIL PENELITIAN Analisa Univariat a. Karakteristik responden
Sedangkan
Distribusi
ibu
frekuensi
berdasarkan umur balita
observasi
DDST dan kuesioner (Identitas). Uji statistik
(37%).
Frekuensi Prosentase (N) (%) Umur Balita 12 – 15 bulan 10 6,8 16 – 19 bulan 12 8,2 20 – 24 bulan 16 11 25 – 36 bulan 45 30,8 37 – 48 bulan 34 23,3 49 – 60 bulan 29 19,9 Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014.
ini
Ditinjau dari umur balita
karakteristik responden meliputi
diketahui bahwa sebagian besar
umur ibu, umur balita dan jenis
balita berusia antara 25–36 bulan
kelamin
yaitu
Pada
penelitian
balita.
Untuk
lebih
45
balita
(30,8%).
jelasnya dapat dilihat pada tabel
Sedangkan balita yang berumur
dibawah ini.
12-15
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
(6,8%).
Berdasarkan umur ibu
Tabel
Frekuensi Prosentase (N) (%) Umur Ibu 20 – 24 tahun 25 17,1 25 – 29 tahun 54 37 30 – 34 tahun 53 36,3 35 – 39 tahun 14 9,6 Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014.
bulan
4
yaitu
Distribusi
10
balita
frekuensi
berdasarkan jenis kelamin balita Frekuensi (N)
Prosentase (%)
Jenis Kelamin 68 46,6 Laki – laki 78 53,4 Perempuan Jumlah 146 100 Sumber data primer tahun 2014.
Berdasarkan tabel 2 diatas
Sedangkan dilihat dari jenis
diketahui bahwa ibu balita dengan
kelaminnya, sebagian besar balita
memiliki
jenis
perempuan
yaitu
kelamin 78
2) Variabel motorik kasar
balita
Pada penelitian ini status
(53,4%). Sedangkan yang berjenis
motorik
kelamin laki-laki yaitu 68 balita
dikategorikan menjadi 2, yaitu
(46,6%).
baik dan kurang. Untuk lebih
1) Variabel status pekerjaan
jelasnya dapat dilihat pada
Pada penelitian ini status pekerjaan
ibu
kasar
balita
tabel dibawah ini.
digolongkan
Tabel 6 Distribusi frekuensi
menjadi 2, yaitu bekerja dan
responden
tidak bekerja. Untuk
perkembangan motorik kasar
lebih
berdasarkan
jelasnya dapat dilihat pada
Motorik
Frekuensi
Prosentase
tabel dibawah ini.
kasar
(N)
(%)
Baik
123
84,2
responden berdasarkan status
Kurang
23
15,8
pekerjaan
Jumlah
146
100
Tabel 5 Distribusi frekuensi
Status
Frekuensi Prosentase
pekerjaan
(N)
(%)
Bekerja
80
54,8
diketahui
Tidak
66
45,2
besar balita dengan motorik
Sumber data primer tahun 2014. Berdasarkan
bekerja
tabel
bahwa
6
sebagian
kasar kategori baik yaitu 123
Jumlah
146
100
balita
Sumber data primer tahun 2014 Berdasarkan
tabel
5
bahwa
status
pekerjaan
sebagian
besar
responden
adalah
bekerja
sebanyak 80 orang (54,8%).
bekerja (45,2%).
ibu yaitu
dan
hanya
sebagian kecil dengan motorik
diketahui
Sedangkan
(84,2%)
yang
tidak
66
orang
kasar kurang yaitu 23 balita (15,8%).
kasar balita). Hasil analisa bivariat
Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
melihat adanya hubungan antara
Tabel
7Tabulasi
silang
variabel bebas (status pekerjaan)
hubungan status pekerjaan dengan
dengan variabel terikat (motorik
motorik kasar pada balita di Desa Kaligono
Status pekerjaan
Motorik kasar Baik Kurang N % N % 3 2,1 1 0,7 31 21,2 15 10,3 7 4,8 0 0 13 8,9 3 2,1 3 2,1 4 2,7 66 45,2 0 0
PNS Swasta Wiraswasta Petani Buruh tani Tidak bekerja Jumlah 123 84,2 23 Sumber data primer tahun 2014.
15,8
Total N 4 46 7 16 7 66
Nilai
% P Value 2,7 0,000 31,5 4,8 11 4,8 45,2
PR 0,712
146 100
Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat
yaitu 3 balita (2,1%) dan ibu yang
diuraikan bahwa ibu yang bekerja
bekerja sebagai buruh tani memiliki
sebagai PNS memiliki balita dengan
balita kategori baik yaitu 3 balita
motorik kasar kategori baik yaitu 3
(2,1%), kategori kurang sebanyak 4
balita (2,1%), dan kategori kurang
balita (2,7%). Sedangkan ibu yang
yaitu 1 balita (0,7%). Ibu yang
tidak bekerja memiliki balita dengan
bekerja
motorik kasar kategori baik yaitu 66
swasta
memiliki
balita
dengan motorik kasar kategori baik 31 balita (21,2%), kategori kurang 15 (10,3%).
Ibu
yang
bekerja
balita (45,2%). Berdasarkan pola sebaran data pada
tabel
silang
tersebut
ada
wiraswasta memiliki balita dengan
kecenderungan bahwa apabila ibu
kategori baik yaitu 7 balita (4,8%),
tidak bekerja cenderung memiliki
kategori kurang 0 balita (0%). Ibu
balita dengan motorik kasar yang
yang bekerja sebagai petani memiliki
baik.
balita dengan kategori baik sebanyak 13 balita (8,9%), kategori kurang
Berdasarkan menggunakan
hasil Chi
analisis Square,
didapatkan nilai sig. p sebesar 0,000
Kaligono,
didapatkan
atau p<0,05 maka Ho ditolak dan Hα
sebagian besar responden dengan
diterima artinya ada hubungan yang
status bekerja yaitu 66 orang (88%).
bermakna (signifikan) antara status
Dari
pekerjaan dengan motorik kasar pada
diketahui bahwa pekerjaan yang
balita. Pada penelitian ini status
dimiliki responden bervariasi yaitu
pekerjaan menjadi faktor protektif
buruh tani 7 orang (4,8%), petani 16
karena nilai PR yang didapat adalah
orang (11%), PNS 4 orang (2,7%),
0,712 atau PR<1 artinya ibu yang
swasta
bekerja, balitanya mempunyai risiko
wiraswasta 7 orang (4,8%).
hasil
46
kuesioner
orang
bahwa
(Identitas)
(31,5%)
dan
mengalami motorik kasar 0,712 kali
Seorang wanita yang bekerja
lebih rendah dibandingkan dengan
dan berumah tangga pada dasarnya
ibu yang tidak bekerja.
tetap menjalankan suatu peranyang tradisional, yaitu sebagai istri dan ibu
PEMBAHASAN
bagi anak-anaknya, hanya saja waktu
Status pekerjaan
untukmengurus rumah tangga bagi
Kerja merupakan sesuatu yang
ibu yang bekerja tidak sebanyak
dibutuhkan manusia. Bekerja karena
waktu
ada sesuatu yang hendak dicapainya,
wanitayang tidak bekerja (Gunarsa,
dan orang berharap bahwa aktifitas
2004).
kerja
yang
dilakukannya
yang
Dari
akan
hasil
diberikan
wawancara
oleh
yang
membawanya kepada suatu keadaan
peneliti lakukan diketahui bahwa
yang lebih memuaskan daripada
alasan
keadaan
membantu perekonomian keluarga.
sebelumnya.
Masalah
pengasuhan anak, biasanya dialami
Hal
oleh
ibu
mempunyai
yang anak
responden
ini
sesuai
bekerja
dengan
untuk
teori
bekerja
yang
Handayani dan Artini dalam Anik
balita,
yang
(2013)
yang menyatakan
bahwa
mempengaruhi motorik kasar pada
alasan perempuan bekerja adalah
anak. (Anonim, 2012).
untuk membantu ekonomi keluarga
Berdasarkan hasil analisis data
karena keadaan perekonomian yang
yang dilakukan peneliti di Desa
semakin tidak menentu, harga-harga
kebutuhan
pokok
meningkat,
yang
pendapatan
semakin
adalah jenis pekerjaan ibu, tempat
keluarga
ibu bekerja serta banyaknya waktu
yang cenderung tidak meningkat
untuk bekerja.
akan berakibat pada terganggunya
Dampak ibu bekerja terhadap
perekonomian keluarga. Sedangkan
anak sangatlah luas, yaitu dapat
untuk urusan anak, mereka yang
menyangkut kesehatan, keamanan,
bekerja
kebahagiaan, pendidikan anak dan
cenderung
tanggung
jawab
melimpahkan
mereka
kepada
Dalam
pertumbuhan
orang tuanya. Dari
sebagainya.
hasil
penelitian
yang
seharusnya
masa
dan
perkembangan
anak
mendapatkan
peneliti lakukan dengan karakteristik
rangsangan atau stimulasi yang tepat
responden status pekerjaan yaitu ibu
sesuai
dengan status bekerja sebanyak 80
perkembangannya. Jika ibu sebagai
orang
pengasuh
(54,8%)
dan
yang
tidak
dengan
utama
meninggalkan
bekerja 66 orang (45,2%).
tahap
banyak
anaknya
untuk
bekerja, maka kemungkinan akan terjadi kemunduran perkembangan
Motorik kasar pada balita Dari hasil penelitian diketahui bahwa motorik kasar pada balita sebagian besar adalah baik 123 balita
kognitif dan perilaku anak (Anonim, 2006). Menurut
Sulistyowati
(2014)
yang
stimulasi perkembangan anak adalah
mempengaruhi motorik kasar salah
kegiatan merangsang kemampuan
satunya
dasar anak usia 0-6 tahun agar
(84,2%).
meliputi
Adapun
yaitu
faktor
karakteristik
umur,
pekerjaan,
dan
Pekerjaan
merupakan
ibu
pendidikan, pengetahuan.
berkembang Stimulasi
secara
optimal.
perkembangan
anak
satu
dilakukan oleh ibu, ayah, pengasuh
faktor yang sangat berpengaruh.
anak, anggota keluarga lain dan
Peran ibu terhadap keluarga dapat
kelompok masyarakat dilingkungan
dilihat dari waktu yang diberikan ibu
sekitarnya.
untuk keluarga. Aspek lain yang
mengupayakan
berhubungan dengan alokasi waktu
berinteraksi
salah
Dengan anak dengan
demikian untuk lingkungan
sekitar
merupakan
salah
satu
kegiatan untuk stimulasi tumbuh
(84,2%) dan kategori kurang yaitu 23 balita (15,8%).
kembang anak. Kurangnya stimulasi dapat mengakibatkan penyimpangan
Hubungan
tumbuh kembang.
dengan motorik kasar pada balita
status
Status
Hal ini sesuai dengan penelitian
pekerjaan
pekerjaan
merupakan
yang dilakukan oleh Werdiningsih
semua jenis kegiatan yang dilakukan
(2012) dengan judul Peran ibu dalam
seseorang untuk menghasilkan uang.
pemenuhan
terhadap
Motorik kasar yaitu kemampuan
perkembangan anak usia prasekolah.
anak untuk melakukan gerakan dan
Hasilnya
bahwa
sikap tubuh sesuai dengan tingkatan
halus
umurnya (Kementerian Kesehatan
dasar anak
menunjukkan
perkembangan
motorik
p=0.001
dengan
correlation
0.406,
coefficient
RI, 2010). Hasil uji Chi-Square didapatkan
perkembangan dengan
nilai sig. p sebesar 0,000 atau p<0,05
0.331,
maka Ho ditolak dan Hα diterima
perkembangan bahasa 0.369 dengan
artinya ada hubungan yang bermakna
coefficient
motorik
kasar
coefficient
correlation
correlation
0.11,
(signifikan) antara status pekerjaan
personal
sosial
dengan motorik kasar pada balita.
coefficient
Hal ini disebabkan karena ibu yang
perkembangan p=0.001
p=0.007
dengan
correlation 0.400. Kesimpulannya
bekerja
adalah ada hubungan peran ibu
berkumpul
dalam pemenuhan kebutuhan dasar
dibandingkan dengan ibu yang tidak
anak
perkembangan
bekerja. Dengan terbatasnya waktu
motorik halus, motorik kasar dan
yang dimiliki ibu maka terbatas pula
personal sosial anak prasekolah usia
stimulant
3-6 tahun di TK Baptis Setia Bakti
kepada anaknya. Akan tetapi apabila
Kediri.
ibu
Dari
terhadap
hasil
penelitian
kurang
memiliki
dengan
yang
yang
dapat
bekerja
waktu anaknya
diberikan
dengan
yang
kuantitasnya bertemu sedikit dapat
peneliti lakukan motorik kasar balita
memanfaatkan waktu tersebut, maka
dalam kategori baik yaitu 123 balita
akan menjadi waktu yang berkualitas
untuk memberikan stimulan agar
satu dampak negatif dari ibu yang
perkembangan anak optimal.
bekerja
Menurut Azizah (2012) ibu yang
adalah
tidak
memberikan perhatian yang penuh
bekerja cenderung memilih solusi
pada
praktis ditengah keterbatasan waktu
mempengaruhi
yang dimilikinya untuk berinteraksi
anak (Apisah, 2008).
dengan
anak
akibat
dapat
anaknya
Hasil
tuntutan
sehingga
tumbuh
penelitian hasil
kembang
ini
sesuai
penelitian
yang
pekerjaan yang dijalaninya. Hal ini
dengan
membuat ibu menyerahkan urusan
dilakukan oleh Apisah dengan judul
mengasuh anak kepada pengasuh.
Hubungan antara status pekerjaan
Pengasuh
adalah
mendapat
imbalan
mereka
yang
ibu dan tingkat kemandirian anak
jasa
untuk
usia prasekolah di Desa Prapag Lor
mengurus anaknya. Selain itu ibu
Kecamatan
yang bekerja cenderung merasa lelah
Brebes. Dengan hasil p=0,002<0,05,
ketika telah tiba dirumah, akan tetapi
sehingga ada hubungan antara status
pada kenyataannya ibu yang bekerja
pekerjaan dan tingkat kemandirian
ketika sampai dirumah melihat buah
anak usia prasekolah di Desa Prapag
hatinya yang melihat anaknya rasa
Lor Kecamatan Losari Kabupaten
capeknya
Brebes.
hilang.
Ibu
akan
Losari
Kabupaten
Hasil penelitian ini tidak sesuai
memanfaatkan waktu yang terbatas dengan
dengan penelitian Hidayati dengan
anak, maka waktu yang sedikit
judul Hubungan pengetahuan ibu
tersebut dapat menjadi waktu yang
tentang perkembangan psikomotor
berkualitas
anak usia 3-5 tahun di Desa Sarirejo
untuk
dapat
berbagai mendukung
berinteraksi
untuk
memberikan yang
dapat
Kecamatan
perkembangan
anak
Demak. Dengan hasil p=0,253>0,05,
stimulasi
Guntur
terutama anak usia dibawah 72
sehingga
bulan.
pengetahuan
Ibu bekerja mempunyai peran ganda selain sebagai wanita karir juga sebagai ibu rumah tangga. Salah
tidak
ada ibu
Kabupaten
hubungan tentang
perkembangan psikomotor anak usia 3-5
tahun
di
Desa
Sarirejo
Kecamatan
Guntur
Kabupaten
yang tidak bekerja 66 orang (45,2%).
Demak.
2. Tingkat motorik kasar pada balita KETERBATASAN
di Desa Kaligono sebagian besar
1. Penelitian ini dilakukan dengan
dalam kategori baik (84,2%), dan
pendekatan sehingga
cross cukup
menunjukkan
sectional
lemah
untuk
hubungan
sebab
kategori kurang 23 balita (15,8%). 3. Ada
hubungan
antara
status
pekerjaan dengan motorik kasar pada balita di Desa Kaligono.
akibat. 2. Jenis analisa data pada penelitian ini adalah univariat dan bivariat
Ditunjukkan dengan nilai sig. p sebesar 0,000 atau p<0,05.
yang hanya mencari hubungan antara variabel bebas dan variabel
SARAN
terikat tidak sampai pada analisis
1. Bagi Ibu balita
multivariate sehingga tidak cukup
Agar menambah wawasan dan
untuk
pengetahuan
menentukan
besarnya
tentang
tumbuh
hubungan antara variabel bebas
kembang balita sehingga dapat
dan variabel terikat.
lebih
3. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga
yang
dalam
dimiliki
mengumpulkan
menjadi
kendala
melakukan
penelitian.
jarak
antar
posyandu
peneliti data
memberikan
kepada
balita
stimulan
agar
tumbuh
kembangnya maksimal. 2. Bagi Institusi
dalam
Disarankan bagi institusi agar
Karena
lebih meningkatkan kemampuan
yang
dan
pengetahuan
mahasiswi
berjauhan serta letak geografis
AKBID dalam tumbuh kembang
yang berbeda-beda.
balita. 3. Bagi peneliti lain
SIMPULAN
Untuk penelitian dengan materi
1. Status pekerjaan Ibu balita di
sejenis hasil penelitian ini dapat
Desa Kaligono sebagian besar
dijadikan
bahan
acuan
untuk
bekerja 80 orang (54,8%) dan ibu
pengembangan penelitian lanjutan
tentunya dengan memperhatikan kelemahan
dan
penelitian ini.
keterbatasan
DAFTAR PUSTAKA Adriana. (2011). Tumbuh kembang dan terapi bermain pada anak.Jakarta: Salemba Medika Ai Yeyeh Rukiyah, Lia Yulianti. (2010). Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. Jakarta: CV.Trans Info Medika Anik. (2013). HubunganStatus Pekerjaan Dengan Keaktifan Ibu Menimbangkan Balita diPosyandu Puri Waluyo Desa Gebang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Infokes, Vol 3 No. 2 ISSN: 2086-2628 Anonim. (2006). http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/2/jtptunimus-gdl-s1-2006teguhbudia-62-ISI.pdf. Diakses tanggal 26 Mei 2014 Anonim.(2012).http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312012/ba b2.pdf. Diakses tanggal 26 Mei 2014 Apisah. (2008).Hubungan antara status pekerjaan ibu dan kemandirian anak usia prasekolah.Fikkes Jurnal Keperawatan Vol.2 No.1, 16-23 Azizah. (2012). Gambaran stimulasi perkembangan oleh ibu terhadap anak usia prasekolah di TKIT Cahaya Ananda Depok. FIK UI Dewi. (2010).Asuhan neonatus bayi dan anak balita.Jakarta: Salemba Medika Dinkes Purworejo. (2012). Profil kesehatan 2012. Purworejo: Dinkes Gunarsa. (2004). Psikologi perkembangan anak, remaja dan keluarga. Jakarta: PT.Gunung Mulia Hidayat. (2006). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medika .
. (2007). Metode penelitian kebidananteknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika
Kementerian Kesehatan R.I. (2010).Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar.Jakarta: Departemen Kesehatan RI Marmi, Rahardjo. (2012). Asuhan neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Muslihatun. (2010). Asuhan neonatus, bayi dan balita. Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi Il. Jakarta : Salemba Medika Sudarti. (2012). Buku Ajar: Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan AnakBalita. Yogyakarta: Nuha Medika Sugiyono. (2009). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta .
. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta . (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta
Sulistyowati.(2014). Deteksi tumbuh kembang anak.Jakarta: Salemba Medika Supartini. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama Werdiningsih. (2012).Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak terhadap perkembangan anak usia prasekolah. Jurnal STIKES Volume 5