HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3 – 4 TAHUN DI POSYANDU MUKTI ASIH GENUKSARI SEMARANG
Manuscript
Oleh : Maslachatul Ulya NIM : G2A008079
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG Skripsi, Agustus 2012 Maslachatul Ulya1 Ns.Vivi Yosafianti Pohan, S.Kep, M.kep.2 Enik Sulistyowati, M.Kes.3 Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3 – 4 tahun di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang. Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas motorik. Anak TK sering mengalami masalah motorik kasar yakni labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis.Anak yang mengalami Gizi buruk atau gizi kurang akan membawa dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia 3 – 4 tahun di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang. Jenis penelitian adalah studi korelasi dengan pendekatan belah lintang (cross sectional). Populasi penelitian adalah anak usia 3 – 4 tahun di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang sebanyak 41 anak. Pemilihan sampel menggunakan teknik total populasi. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi anak sebagian besar baik sebanyak 32 anak (78,0%), perkembangan motorik kasar anak sebagian besar normal sebanyak 30 anak (73,2%), dan ada hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p sebesar 0,000. Masih terdapatnya status gizi kurang pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari Semarang diharapkan masyarakat / responden lebih memperhatikan perkembangan kesehatan anaknya seperti asupan makanan dan stimulus yang diberikan kepada anak. Kata Kunci
: status gizi, motorik kasar
Gross motor skills is the child's ability to move large muscles or part of the body or the whole body in motor activity. Kindergarten children often have gross motor problems that unstable or difficult to move the body in harmony. Children who have poor nutrition or malnutrition will have a negative impact on growth and development. Aim of this research was to found relationship between nutrient status and gross motoric development on children within 3-4 years old in posyandu muktiasig Genuksari semarang. Research type was children was corelation study by cross sectional method. Population of this research was chidren of 3-4 years old inposyandu muktiasih genuksari semarang about 41 children. Sample collectin used populationtotal technique. Data analiysis used chi square test. Research result showed that most baby nutrient were good about 32 babies ( 78,0% ), rough motoric development of children most normally about 30 child (73,2%), there were useful relatinship between child nutrient status and gross motoric development on children at Posyandu Muktiasih Genuksari Semarang expeted society/respondent more paid attention to their child healthy development such food and stimulus given to the child. Keyword
: nutrient status, gross motoric
Masa bayi dan balita merupakan periode emas dalam kehidupan sehingga menjadi masa yang sangat penting dan perlu perhatian serius, karena pada masa ini berlangsung proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental dan psikomotorik, dan perkembangan sosial (Depkes RI, 2000). Pertumbuhan dapat diartikan sebagai bertambahnya ukuran fisik dariwaktu ke waktu, seperti seorang anak tumbuh dari kecil menjadi besar atau perubahan tinggi badan dari pendek menjadi tinggi. Perkembangan diartikan sebagai bertambah matangnya fungsi tubuh, yaitu pendengaran, penglihatan, kecerdasan dan tanggung jawab, seperti seorang anak dari belum mampu bicara menjadi mampu bicara. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain atau toddler (1-2,5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Perkembangan berarti bertambahnya kemampuan, struktur, dan fungsi yang lebih kompleks. Rentang perkembangan seorang anak dengan anak yang lain dapat berbeda mengingat perbedaan latar belakang setiap anak. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Proses perkembangan anak ditandai dengan perkembangan kognitif, konsep diri, pola koping, dan perilaku sosial (Hidayat, 2005). Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak dilihat dari berbagai aspek, antara lain misalnya pada aspek fisik (motorik). Perkembangan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot dan spinal cord. Salah satu perkembangan yang penting adalah motorik kasar yaitu gerakan tubuh menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri (Feiby, 2004). Perkembangan motorik memungkinkan anak dapat melakukan segala sesuatu yang terkandung dalam jiwanya dengan sewajarnya. Perkembangan motorik anak yang baik aka makin memperkaya tingkah laku sehingga memungkinkan anak memperkaya perbendaharaan mainannya bahkan memungkinkan anak memindahkan aktivitas bermainnya, kreativitas belajar dan bekerja memungkinkan anak dapat melakukan perintah, memungkinkan anak melakukan kewajiban, tugas-tugas bahkan keinginankeinginannya sendiri (Soejanto,2005). Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mengatur setiap gerakan yang dilakukan oleh anak, semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Motorik kasar merupakan keterampilan menggerakkan bagian tubuh secara harmonis dan sangat berperan untuk mencapai keseimbangan yang menunjang motorik halus. Permasalahan yang sering terjadi pada anak TK adalah anak masih labil atau sulit menggerakkan bagian tubuh secara harmonis. Misalnya: berjalan, berlari, menangkap, melempar. Selain itu juga belum sempurnanya kordinasi dalam mengontrol motorik kasar, misalnya jika ditugaskan untuk berjalan tanpa menyentuh temannya (Hayati, 2010). Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa, status gizi yang kurang akan mempengaruhi kekuatan dan kemampuan motorik kasar anak (Soetjiningsih, 2002). Diproyeksikan prevalensi gizi kurang di dunia akan menurun dari 26,5% pada tahun 1990 menjadi 17,6% pada tahun 2015. Anak yang menderita gizi kurang dengan asumsi akan terganggu pertumbuhannya diperkirakan akan turun dari 163,8 juta pada tahun 1990 menjadi 113,4 juta pada tahun 2015. Kondisi ini merupakan gambaran besaran masalah gizi pada anak balita di dunia saat ini, yang secara langsung berdampak terhadap terjadinya gangguan pertumbuhan anak dimasa datang. Pada tahun 2006 ditemukan jumlah anak yang kurang gizi di dunia, lebih dari 160 juta dan lebih dari setengahnya (90 juta) berada di Asia Selatan. Prevalensi anak berstatus gizi kurang di Afrika tahun
1997 lebih dari 30%. Pada tahun 2000, ditemukan anak pendek dibawah usia 5 tahun di kawasan sub Sahara Afrika mencapai 42%, dan angka anak pendek di India dan Banglades jumlahnya lebih tinggi dari negara negara miskin di Sub Sahara (Fauzi, 2011). Data Departemen Kesehatan (2010), menyebutkan bahwa pada tahun 2009 di Indonesia terdapat sekitar 19,24% anak balita kurang gizi dan 8,8% anak dalam tingkat gizi buruk. Persentase angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Gizi buruk atau gizi kurang yang dialami oleh anak akan membawa dampak yang negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangannya (Yulia, 2009). Pengetahuan dan peranan ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelebihan proses perkembangan anaknya dan sedini mungkin memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anak yang menyeluruh dalam aspek fisik, mental, dan sosial. Orang tua harus memahami tahap-tahap perkembangan anak agar anak bisa tumbuh kembang secara optimal yaitu dengan memberi anak stimulasi. Orang tua juga jangan terlalu over protektif terhadap anak tetapi selalu memberi anak penghargaan berupa pujian, pelukan dan sebagainya. Perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada anak dilihat dari berbagai aspek, antara lain misalnya pada aspek fisik (motorik). METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation study) untuk menggambarkan hubungan antara variabel status gizi dengan variabel perkembangan motorik kasar pada anak usia 3 – 4 tahun di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan belah lintang (cross sectional). Populasi penelitian adalah anak usia 3 – 4 tahun di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang sebanyak 41 anak. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang pada bulan Juli 2012. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan korelasi chi square. HASIL Hasil penelitian dapat diketahui bahwa status gizi anak sebagian besar termasuk kategori baik yaitu sebanyak 30 anak (73,2%). Perkembangan motorik kasar anak sebagian besar termasuk kategori normal yaitu sebanyak 32 anak (78,0%). Ada hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari dengan nilai p sebesar 0,000. Tabel 1 Distribusi sampel berdasarkan status gizi di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari, Semarang 2012. Status gizi Buruk Kurang Baik Lebih Jumlah
Frekuensi 9 30 2 41
Persentase 22,0 73,2 4,9 100
Tabel 2 Distribusi sampel berdasarkan perkembangan motorik kasar di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari, Semarang 2012.
Perkembangan motorik kasar anak
Frekuensi
Prosentase (%)
Normal Suspect
32 9
78,0 22,0
Jumlah
41
100
Tabel 3 Distribusi sampel status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari, Semarang 2012. Perkembangan motorik kasar Status gizi Gizi kurang & lebih Gizi normal Jumlah
Total
%
p 0,000
Normal 3
% 27,3
Suspect 8
% 72,7
11
100
29 32
96,7 78,0
1 9
3,3 22,0
30 41
100 100
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar status gizi anak di anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari adalah dalam kategori gizi baik yaitu sebanyak 73,2%. Hal ini dimungkinkan karena baiknya asupan gizi yang diterima anak. Lokasi penelitian berada di wilayah dengan penduduk yang cukup padat sehingga dimungkinkan orang tua memiliki pengetahuan yang baik dan status ekonomi yang baik pula sehingga berakibat pada asupan makanan yang diterima anak yang pada akhirnya berimplikasi pada status gizinya. Pengukuran berat badan sampel menggunakan timbangan digital yang ketelitiannya sama dengan timbangan dacin yang biasa digunakan di posyandu yaitu 0,01. Sebagaimana diketahui bahwa kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan dan perhatian yang intensif melalui pengukuran status gizi balita (Supariasa, 2004). Perhatian dan pengendalian yang baik tentang status gizi balita yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dan pemerintah dalam hal ini departemen kesehatan beserta dinas-dinas terkait akan mampu menekan terjadinya status gizi buruk pada balita. Status gizi yang baik pada anak akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi anak balita yang menjadi sampel penelitian tergolong pada status gizi baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa para ibu yang menjadi responden penelitian telah memberikan pengasuhan yang baik kepada anak balitanya terutama berkaitan dengan asupan makanan sehingga anak balita yang dimiliki berdasarkan pengukuran dapat digolongkan dalam status gizi baik. Anak dengan status gizi kurang dan status gizi lebih memberi dampak pada perkembangan motoriknya. Anak akan kesulitan tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkatan usianya. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar perkembangan motorik kasar anak tergolong dalam kategori normal yaitu sebanyak 78,0%. Hal ini berarti anak dapat melakukan tugas perkembangannya dengan baik dan anak berkembang sesuai dengan usianya. Namun demikian masih ditemukan anak dengan perkembangan motorik kasar yang tergolong dalam kategori suspect. Banyak
hal yang dapat mempengaruhi keterlambatan perkembangan motorik kasar anak seperti asupan gizi, kecerdasan dan kurangnya stimulasi. Asupan gizi anak akan berdampak langsung terhadap status gizi anak dimana salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah asupan makanan. Sebagaimana dikemukakan oleh Supariasa (2002) yang menyebutkan bahwa faktor yang langsung mempengaruhi status gizi adalah konsumsi makanan. Pengukuran konsumsi makan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi. Konsumsi yang dapat dimakan oleh masyarakat ini berkaitan dengan faktor sosial ekonomi, produksi pangan serta pola pemberian makan. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji fisher’s exact didapatkan nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Artinya bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar anak. Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa perkembanga motorik kasar anak akan dipengaruhi oleh beberapa hal seperti stimulasi, gizi dan kecerdasan. Status gizi anaksangat pe nting terutama pada usia 3-4 tahun sebagai masa keemasan untuk pertumbuhan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung sangat cepat sehingga memerlukan konsumsi protein dan zat pengatur seperti vitamin dan mineral. Perkembangan mental juga memerlukan lebih banyak protein, terutama untuk pertumbuhan sel otaknya. Pertumbuhan sel otak sangat cepat dan akan berhenti atau mencapai taraf sempurna pada usia 4-5 tahun. Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa, kekurangan makanan yang bergizi akan menyababkan retardasi pertumbuhan anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Samudi (2004) yang berjudul hubungan status gizi dengan tingkat perkembangan motorik kasar anak usia 4 - 5 tahun pada keluaga sejahtera di kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Jawa –Ttengah. Hasil penelitian ini menceritakan bahwa hasil analisa bivariat menunjukan variabel Z-skor pada indeks BB/U mempunyai hubungan bermakna terhadap perkembangan motorik kasar anak. Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti berpendapat bahwa status gizi yang dalam kategori baik akan memberi dampak pada perkembangan motorik kasarnya yaitu anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Anak dengan status gizi kurang dan gizi buruk dapat memperlambat perkembangan motorik kasar, namun perkembagan motorik kasar anak tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh status gizi tapi terdapat faktor lain seperti stimulasi, BBLR, dan pengetahuan ibu. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan masalah dapat di tarik beberapa kesimpulan bahwa status gizi anak sebagian besar termasuk kategori baik yaitu sebanyak 30 anak (73,2%), perkembangan motorik kasar anak sebagian besar normal yaitu sebanyak 32 anak (78,0%), dan ada hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan perkembangan motorik kasar pada anak engan nilai p sebesar 0,000. Masih terdapatnya status gizi kurang pada anak di Posyandu Mukti Asih Kelurahan Genuk Sari Semarang diharapkan masyarakat / responden lebih memperhatikan perkembangan kesehatan anaknya seperti asupan makanan dan stimulus yang diberikan kepada anak. Perawat diharapkan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang arti penting status gizi anak usia 3 – 4 tahun dalam hubungannya dengan perkembangan motorik kasar anak, baik bagi diri sendiri dan keluarga maupun dalam pelayanan kesehatan di masyarakat. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan
variabel lain dalam hubungannya dengan perkembangan motorik kasar anak misalnya stimulasi, gizi ibu hamil, dan pengetahuan ibu. 1
2
3
Maslachatul Ulya : Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. Ns.Vivi Yosafianti Pohan, S.Kep, M.Kep : Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Enik Sulistyowati, M.Kes : Dosen Akademi Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
KEPUSTAKAAN Anggraeni, D. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang tanda-tanda persalinan dengan sikap dan tindakan persiapan persalinan. TA. Universitas Airlangga. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, edisi kelima, Jakarta : Rineka Cipta Agoes Soejanto. (2005). Psikologi perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta Alimul Hidayat,A.Aziz.(2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba Medika Depkes RI. (2000). Gerakan Partipasif Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui dan. Bayi. Jakarta : Depkes RI. Diponegoro, AM. (2010). Perbedaan Kecemasan dan Lama Bersalin antara ibu primipara yang menerima dan tidak menerima pendampingan doa dan dukungan psikofisiologis saat bersalin. Jurnal Humanitas Vol.6 No.1 Feiby.(2007). Pentingnya memahami perkembangan si kecil. http://www. tabloidnova.com (diakses tanggal 8 Februari 2012) Hastono, SP. (2001). Analisis Data. Jakarta : FKMUI Hurlock Elisabeth, (2000). Psikologi perkembangan : Suatu Pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga Jazuli. (2002). Hubungan hygiene personal dan lingkungan, kejadian infeksi dengan tingkat kecukupan zat gizi dan status gizi anak SD (anak baru masuk sekolah) di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Laporan Akhir Penelitian. Undip Marzuki. (2002). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII Notooadmojo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika ________. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba medika. Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta : EGC. Sektiawan, H. (2010). Gambaran tingkat kecemasan suami ketika menunggu istri melahirkan dengan tindakan vacum di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Kartasura. Skripsi Keperawatan UMS Soetjiningsih. (2002). Tumbuh kembang anak dan remaja. Jakarta: Sagung Seto. Sugiyono. (2007). Statistik untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. Suhardjo dan Clara M. Kusharto. (1992). Prinsip-prinsip ilmu gizi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta Sukarmin & Riyadi, Sujono. (2009). Asuhan keperawatan pada anak, Edisi 1,. Yogyakarta : Graha Ilmu Sutrisno. (2003). Hubungan status gizi dengan tingkat perkembangan motorik kasar anak usia 2 - 3 tahun pada keluarga sejahtera di wilayah Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan - Jawa Tengah. Sripsi Keperawatan Supariasa I Dewa Nyoman dkk. (2001). Penilaian status gizi, Jakarta: EGC.
Wulandari Maylan (2010). Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 3-5 tahun di Play Group Traju Mas Purworejo. Skripsi Keperawatan UNS
PERNYATAAN PERSETUJUAN Manuscript dengan judul Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak usia 3 – 4 tahun di Posyandu Mukti Asih Genuksari Semarang
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, September 2012
Pembimbing I
Ns.Vivi Yosafianti Pohan, S.Kep, M.Kep
Pembimbing II
Enik Sulistyowati, M.Kes