perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN SINDROM PREMENSTRUASI DAN DISMENORE DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA D-III KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh : FUNSU ANDIARNA S541102033
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul : “HUBUNGAN SINDROM PREMENSTRUASI DAN DISMENORE DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA D-III KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan (Permendiknas No 17, tahun 2010) 2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Magister Kedokteran Keluarga PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Magister Kedokteran Keluarga. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta,
Oktober 2012
Mahasiswa,
Funsu Andiarna commit to user
S541102033
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdullilah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat, hidayah, serta karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis yang berjudul “Hubungan Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri”. Penelitian tesis ini guna memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan pada Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penyusunan tesis ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, Ir., MS, selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F., M.M, selaku Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ari Natalia Probandari, dr., MPH., Ph.D selaku Sekretaris Program Studi Magister Kedokteran Keluarga. 5. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, selaku ketua Minat Pendidikan Profesi Kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd selaku pembimbing I yang memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini. 7. Jarot Subandono, dr., M.Kes selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan tesis ini. 8. Ns. Ratna Hidayati, M.Kep., Sp.Mat, selaku Ketua Stikes Karya Husada Pare Kediri yang telah memberi ijin tempat penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Seluruh dosen dan staf administrasi Stikes Karya Husada Pare Kediri yang telah banyak memberikan bantuan ikut berperan dalam memperlancar penelitian dan penulisan penelitian ini 10. Seluruh mahasiswa STIKES Karya Husada Pare Kediri atas partisipasinya dalam penelitian ini 11. Semua keluargaku ayah, ibu, suami, dan anakku serta kedua adikku yang selalu memberi dukungan dan motivasi yang kuat sehingga dapat menyelesaikan tesis ini 12. Seluruh teman-temanku di Program Pendidikan Profesi Kesehatan Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana UNS yang senantiasa memberi motivasi. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang memanfaatkannya.
Surakarta,
Penulis
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Do good, See good, Be good (Syn)
Kita tidak bisa berhasil kalau kita mengatakan kita akan gagal (Dr Mahathir Mohamad) Rasa percaya diri adalah kunci rahasia pertama dari sukses seseorang. (Ralph Waldo Emerson) Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik (Evelyn Underhill)
Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran (James Thurber)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini Aquw persembahkan untuk : Bapak dan Ibu Aquw tercinta yang selalu mendukung dan memberi semangat Quw dalam meraih cita-cita Suami quw dan Bidadari kecil Quw yang selalu sabar memberi dukungan, semangat, dan kasih sayangnya buat Aquw Adik Quw Roiela & Fatan tersayang, Aquw bangga punya kalian yang selalu memberi keceriaan dalam hari-hari Quw Sohib-sohib Quw makacih banget telah memberi persahabatan yang indah buat Quw Teman-teman Pascasarjana kelas Jatim MKK-PdPK UNS angkatan’12 Semua pihak yang gag bisa Aquw sebutkan satu-satu, terima kasih semuanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK FUNSU ANDIARNA, S541102033. 2012. HUBUNGAN SINDROM PREMENSTRUASI DAN DISMENORE DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA D-III KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd., Jarot Subandono, dr., M.Kes., Tesis: Program Studi Kedokteran Keluarga (Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan) Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar Belakang: Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia diantaranya adalah sebagian besar anak remaja masih belum siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan proses, fungsi dan perubahan alat reproduksi yang akan mereka hadapi sejalan dengan meningkatnya umur. Sekitar 80%-95% perempuan antara 16 tahun sampai 45 tahun mengalami gejala-gejala premenstrual syndrome yang dapat mengganggu dan dismenore adalah penyebab utama berulang jangka pendek tidak adanya gadis remaja di sekolah dan masalah umum pada wanita usia reproduksi. Tujuan: Menganalisis hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar pada mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri. Metode: Observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester II STIKES KArya Husada Pare Kediri. Jumlah sampel sebanyak 40 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Teknik analisa data yang digunakan yaitu Regresi ganda (α = 0,05). Hasil: Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar (r = 0,678 dan p = 0,000) dan terdapat hubungan yang sangat bermakna antara dismenore dengan motivasi belajar (r = 0,500 dan p = 0,001). Berdasarkan analisis determinasi diperoleh sindrom premenstruasi dan dismenore berpengaruh sebesar 57,1% terhadap motivasi belajar. Hasil uji t menunjukkan ada hubungan antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar thitung > ttabel (5,267 > 2,021) dan terdapat hubungan antara dismenore dengan motivasi belajar thitung > ttabel (3,105 > 2,021). Simpulan: Sindrom premenstruasi dan dismenore terbukti mempengaruhi motivasi belajar, sehingga dibutuhkan wawasan dan pengetahuan untuk mengatasinya agar mahasiswa tetap bisa menumbuhkan motivasi untuk belajar Kata Kunci: Sindrom Premenstruasi, Dismenore, Motivasi Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
FUNSU ANDIARNA S541102033. THE CORRELATION OF THE PREMENSTRUAL SYNDROME AND DYSMENORRHEA TO THE LEARNING MOTIVATION OF THE STUDENTS OF DIPLOMA III IN MIDWIFERY SCIENCE OF STIKES KARYA HUSADA OF PARE, KEDIRI. Principal Advisor: Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd., Co-advisor: Jarot Subandono, M.Kes. Thesis: The Graduate Program in Family Medicine, Sebelas Maret university, Surakarta, 2012. Background: One of the reproductive health problems of adolescent girls in Indonesia is that some of them have not been ready yet to face challenges and responsibilities related to processes, functions, and changes in reproductive organs that they will have along with their maturity. About 80% – 95% of women aged 16 – 45 undergo irritating premenstrual syndrome, and dysmenorrhea is the leading cause of recurrent short-term school absence in adolescent girls and a common problem in women of reproductive age. Objective: The objective of this research is to analyze the correlation of premenstrual syndrome and dysmenorrhea to the learning motivation of the students of Diploma III of Stikes Karya Husada of Pare, Kediri. Method: This research used the analytical observational research method with the cross-sectional design. The population of the research was all of the students of Diploma III in Midwifery Science in Semester II of Stikes Karya Husada of Pare, Kediri. The samples of the research consisted of 40 respondents and were taken by using the simple random sampling technique. The data of the research were analyzed by using the multiple regression technique of analysis (α = 0.05). Result: The results of the research show that there is a very significant correlation between the premenstrual syndrome and the students’ learning motivation (r = 0.678 and p = 0.000), and there is a very significant correlation between the dysmenorrhea and the students’ learning motivation (r = 0.500 and p = 0.000). The determination analysis shows that the premenstrual syndrome and the dysmenorrhea have an effect of 57.1% on the students’ learning motivation. In addition, the t test shows that there is a correlation between the premenstrual syndrome and the students’ learning motivation as indicated by the value of tcount = 5.267 > that of ttable = 2.021, and there is a correlation between the dysmenorrhea and the students’ learning motivation as shown by the value of tcount = 3.105 > that of ttable = 2.021. Conclusion: Based on the results of the research, a conclusion is drawn that the premenstrual syndrome and the dysmenorrhea are evidently affecting the students’ learning motivation. Therefore, the perspective and knowledge to deal with the problem are needed so that the students are motivated to learn. Keywords: Premenstrual Syndrome, Dysmenorrhea, and Learning Motivation. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI .....................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
MOTTO .......................................................................................................... vii PERSEMBAHAN........................................................................................... viii ABSTRAK .....................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
A. Kajian Teori ................................................................................
6
B. Penelitian yang Relevan ..............................................................
29
C. Kerangka Berpikir ......................................................................
30
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................
34
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................
35
B. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................
36
C. Populasi Penelitian ......................................................................
36
D. Sampel dan Teknik Sampling .....................................................
36
E. Kriteria Retriksi...........................................................................
37
F. Variabel Penelitian ...................................................................... to..................................................... user G. Definisi Operasionalcommit Variabel
38 39
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
BAB V
digilib.uns.ac.id
H. Instrumentasi ..............................................................................
40
I. Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................
45
J. Rencana Analisis Data ................................................................
46
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...........................................
48
B. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...........................
48
C. Analisis Univariat .......................................................................
49
D. Analisis Multivariat.....................................................................
51
E. Pembahasan .................................................................................
57
PENUTUP A. Simpulan .....................................................................................
61
B. Implikasi......................................................................................
61
C. Saran............................................................................................
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Sindrom Premenstruasi ...........................
40
Tabel 3.2 Deskripsi Hipotetik Data Penelitian ..........................................
41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Dismenore ...............................................
42
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar .......................................
43
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sindrom Premenstruasi ...........................
49
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dismenore ...............................................
50
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar .....................................
50
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data (One-Sample Kolomogorov Smirnov Test) Sindrom Premenstruasi, Dismenore, dan Motivasi Belajar ........................................................................
51
Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas Data (ANOVA Table) Sindrom Premenstruasi dengan Motivasi Belajar ...................................
52
Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas Data (ANOVA Table) Dismenore dan Motivasi Belajar .......................................................................
52
Tabel 4.7 Hasil Uji Pearson Korelasi (r) Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar ........................................
53
Tabel 4.8 Hasil Analisis Determinasi Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar ........................................
54
Tabel 4.9 Hasil Uji Anova Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar ..........................................................
54
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Regresi Secara Parsial Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar .........
55
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3.
Lembar Persetujuan Subyek Penelitian (Informed Consent)
Lampiran 4.
Lembar Kuesioner
Lampiran 5.
Lembar Data Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6.
Lembar Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 7.
Lembar Data Penelitian
Lampiran 8.
Lembar Analisa Data
Lampiran 9.
Lembar Surat Ijin Penelitian di STIKES Karya Husada Pare Kediri
Lampiran 10. Lembar Surat Rekomendasi Penelitian di STIKES Karya Husada Pare Kediri Lampiran 11. Lembar Konsultasi Pembimbing Lampiran 12. Riwayat Hidup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia diantaranya adalah sebagian besar anak remaja masih belum siap menghadapi tantangan dan tanggung jawab yang berkaitan dengan proses, fungsi dan perubahan alat reproduksi yang akan mereka hadapi sejalan dengan meningkatnya umur. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi (BKKBN, 2005). Salah satu gangguan kesehatan yang sulit diidentifikasi secara akurat pada wanita adalah kumpulan gejala- gejala yang dikenal sebagai sindrom premenstruasi (Premenstrual Syndrome, PMS). Sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang terjadi selama akhir fase luteal dalam siklus menstruasi dan berakhir dengan awitan menstruasi (Varney, 2006). Sindrom pre-menstruasi merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita yang terjadi akibat perubahan hormonal pada tahap luteal dari siklus menstruasi. Sekitar 20-40% wanita yang mengalami PMS selalu merasa kurang sehat selama menjelang menstruasi (Hasan, 2011). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bayer Schering Pharma memprakarsai studi yang dilakukan lembaga penelitian independen, Juli 2008, dengan jumlah responden 1.602 orang di Australia, Hongkong, Pakistan dan Thailand. Hasilnya, 22 % dari wanita di Asia Pasifik mengalami PMS. Sebanyak 95% perempuan mengalami gejala premenstruasi. Sindrom premenstruasi sedang hingga berat diderita berturutturut oleh 3.9% dan 1.1%, angka tersebut lebih rendah dibanding perempuan Barat, Cina ataupun Jepang. Gejala premenstruasi sedang hingga berat dan PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder) diderita oleh 5% perempuan, dan terutama mengenai usia 20-29 tahun (Emilia, 2008). Sekitar 80%-95% perempuan antara 16 tahun sampai 45 tahun mengalami gejala-gejala premenstrual syndrome yang dapat mengganggu (Zulaikha, 2010). Menstruasi merupakan salah satu proses perubahan yang terjadi pada masa pubertas yang menandai kematangan organ reproduksi. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi yang terjadi tiap bulan sering menjadi hal yang menakutkan bagi remaja putri yang sering mengalami kesakitan atau dismenore. Akan tetapi, bagi yang tidak mengalami dismenore, mereka akan tenang menghadapi tanpa ada rasa takut (Hendrik, 2006). Dismenore adalah penyebab utama berulang jangka pendek tidak adanya gadis remaja di sekolah dan masalah umum pada wanita usia reproduksi. Faktor risiko untuk dismenore termasuk nulliparity, aliran menstruasi berat, merokok, dan depresi (French, 2005). Dismenore atau nyeri menstruasi adalah satu masalah ginekologi yang sering dikeluhkan. Banyak remaja putri yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengalami hal yang tidak menyenangkan selama menstruasi. Istilah dismenore digunakan bila rasa nyeri dapat menganggu aktivitas sehari-hari dan membutuhkan pengobatan (Decherney, 2007) Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% wanita di setiap negara mengalaminya. Di Amerika Serikat angka prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia di perkirakan 55% wanita usia reproduktif tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian dismenore tipe primer di Indonesia adalah sekitar 54,89% sedangkan sisanya adalah tipe sekunder (Proverawati, 2009). Sardiman (2010) menyatakan beberapa pendapat tentang motivasi belajar antara lain: motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: (1) faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu yang terbagi menjadi dua: faktor sosial meliputi faktor manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung dan faktor non sosial meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain, (2) faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang terbagi menjadi dua: faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis dan faktor psikologis meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi (Suryabrata, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah 1. Adakah Hubungan Sindrom Premenstruasi dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri? 2. Adakah Hubungan Dismenore dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri? 3. Adakah Hubungan Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri?
C. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar pada mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui sindrom premenstruasi pada mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri b. Untuk mengetahui dismenore pada mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri c. Untuk mengetahui motivasi belajar pada mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Untuk menganalisis hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar pada mahasiswa D-III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri.
D. Manfaat 1. Teoritis Sebagai pertimbangan masukan untuk menambah wawasan tentang hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar. 2. Aplikatif Memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui dan memahami tentang dampak sindrom premenstruasi dan dismenore terhadap motivasi belajar sehingga mampu mengatasi dampak sindrom premenstruasi dan dismenore dengan harapan dapat meningkatkan motivasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Sindrom Prementruasi a. Pengertian Sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang terjadi selama akhir fase luteal dalam siklus menstruasi dan berakhir dengan awitan menstruasi (Varney, 2006). Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti (Prawirohardjo, 2005). Manuaba (1998) mengemukakan bahwa, sindrom premenstruasi adalah keluhan yang terjadi sekitar beberapa hari sebelum bahkan sampai saat menstruasi berlangsung. b. Etiologi Saryono
(2009)
menyatakan,
penyebab
terjadinya
sindrom
premenstruasi berhubungan dengan beberapa faktor antara lain : a. Faktor hormonal Yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Kadar hormon estrogen sangat berlebih dan melampaui batas normal sedangkan hormon progesteron menurun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Faktor kimiawi Faktor kimiawi sangat mempengaruhi munculnya sindrom premenstruasi. Rendahnya kadar dan aktivitas serotonin menimbulkan gejala sindrom premenstruasi. Selain itu peningkatan prolaktin menyebabkan keterlambatan ovulasi dan menurunkan level progesteron yang menyebabkan sindrom premenstruasi. c. Faktor genetik Faktor genetik juga memainkan suatu peran yang sangat penting, yaitu insidensi sindrom premenstruasi dua kali lebih tinggi pada kembar satu telur (monozigot) dibanding kembar dua telur. d. Faktor psikologis Faktor psikis, yaitu stres sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian PMS. Gejala-gejala sindrom premenstruasi akan semakin menghebat jika di dalam diri seseorang wanita terus menerus mengalami tekanan. e. Faktor gaya hidup Faktor gaya hidup dalam diri wanita terhadap pengaturan pola makan juga memegang peranan penting. Makanan terlalu banyak garam menyebabkan retensi cairan. Terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol dan berkafein dapat mengganggu suasana hati dan melemahkan tenaga. Selain itu kurangnya asupan vitamin B6, kalsium, dan magnesium dapat menyebabkan gejala sindrom premenstruasi semakin memburuk. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Prawirohardjo (2005) mengemukakan, etiologi sindrom premenstruasi tidak jelas, akan tetapi satu faktor yang memegang peranan penting adalah ketidakseimbangan antara estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang edema. Dalam hubungan dengan kelainan hormonal, rupanya terdapat defisiensi luteal dan pengurangan produksi progesteron. Faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga, masalah sosial juga memegang peranan penting. Wanita
yang
baik
keseimbangan
psiko-emosionalnya,
yang
menganggap haid itu wajar, tidak mudah menderita tegangan prahaid. Sebaliknya wanita psiko-neurotik, yang menganggap haid itu sebagai suatu kelainan lebih mudah menunjukkan gejala- gejala yang berlebihan. Karena itu gangguan jiwa dan emosi dapat dipandang sebagai dasar, sedang perubahan-perubahan organo-bioligik sebagai faktor pencetus (precipating factor) dari tegangan prahaid (Prawirohardjo, 2005). c. Gejala Saryono
(2009)
menyatakan,
kriteria
yang
diperlukan
untuk
menegakkan diagnosis PMS (Premenstrual Syndrome) adalah gejala harus ada selama 5 hari menjelang fase premenstruasi dan berakhir dalam 4 hari setelah menstruasi mulai, dan mempengaruhi beberapa aktivitas normal. Salah satu gejala yang harus ada (Group A) adalah : a. Depresi alam perasaan, perasaan putus asa b. Cemas, tegang c. Perubahan mood secara tiba-tiba commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Marah, irritabel. Sedangkan gejala tambahan (Group B) adalah : a. Penurunan ketertarikan pada aktivitas sehari-hari b. Kesulitan dalam konsentrasi c. Kelemahan, kurang energi d. Perubahan rasa, banyak makan, pilih-pilih makan e. Ganguan tidur f. Gejala fisik seperti: payudara menegang, bengkak, sakit kepala, sakit sendi atau otot, penambahan berat badan. Bila wanita sedikitnya terdapat salah satu gejala dalam grup A dan empat gejala tambahan dalam grup B maka dapat diketegorikan mengalami sindrom premenstruasi. Gejala umum lain yang mungkin ditemukan adalah: a. Perubahan fisik 1) Gejala-gejala gastrointestinal Seperti : Sakit punggung, perut kembung, perubahan nafsu makan, sembelit/diare, daerah panggul terasa berat atau tertekan, mual, muntah, penambahan berat badan, bengkak abdominal, kram abdominal, kram pada kandung kemih 2) Gejala-gejala pada payudara Seperti payudara terasa penuh, bengkak, mengeras dan nyeri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Permasalahan pada kulit. Seperti : hot flashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah dan terasa terbakar), kelainan kulit (jerawat dan neurodermatitis), dan sariawan. 4) Gejala-gejala vaskuler dan neurologi Seperti : pusing, pingsan, tidak bertenaga, kelelahan yang luar biasa, pembengkakan jaringan atau nyeri persendian, sendi dan otot lemas, debaran jantung/hati, kekejangan otot, koordinasi yang berkurang. 5) Keluhan-keluhan mata Seperti radang selaput mata dan gangguan penglihatan. 6) Permasalahan pada pernapasan Seperti : peradangan infeksi dan alergi. 7) Gangguan cairan tubuh Seperti retensi cairan tubuh di payudara, tungkai, lutut, dan otak yang menyebabkan pembengkakan dan sakit kepala. b. Perubahan suasana hati Seperti: mudah marah, cemas, depresi, mudah tersinggung, gelisah, sebentar sedih, sebentar gembira, agresif, tertekan, kesepian, gugup, ketiadaan kendali, hilangnya gambaran diri, hipersensitif secara emosional, kemurungan. c. Perubahan mental Seperti : kalut, bingung, sulit berkonsentrasi, pelupa, isolasi sosial. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Perubahan tingkah laku Seperti : perubahan libido, perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan. Emilia (2008) mengemukakan, gejala-gejala sindrom premenstruasi diantaranya: a. Mood yang buruk b. Gelisah c. Sedih d. Marah e. Berkurangnya minat kerja, pekerjaan rumah atau aktivitas social f. Susah berkonsentrasi g. Mudah lelah dan berkurangnya energi h. Nafsu makan naik i. Insomnia atau hipersomnia j. Penimbunan cairan k. Gejala fisik seperti dada lembut, sakit kepala, sakit otot, penambahan berat badan. Bahar (2010) menyatakan, tanda dan gejala premenstruasi sindrom dibagi dalam dua gejala antara lain: a. Tanda-tanda psikis dan tingkah laku Meliputi: perubahan nafsu makan, mudah tersinggung/marah, mood berubah-ubah, menangis tiba-tiba, perubahan libido, konsentrasi dan daya ingat menurun, cemas, depresi, agresif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tanda-tanda fisik Meliputi: sakit kepala atau migren, payudara nyeri, lelah/letih, lesu (fatigue),
gangguan
tidur
(insomnia),
perut
kejang/kembung,
diare/sembelit, sakit kepala, sendi atau otot lemah/lemas, sakit punggung, timbul jerawat, kram pada kandung kemih, pembengkakan tungkai kaki dan lutut, berat badan naik. Prawiroharjo (2005) menyatakan, gejala-gejala premenstruasi dapat dibagi dalam dua kelompok: a. Gejala-gejala psiko emosional : sukar konsentrasi, rasa takut yang berlebihan (overanxiety), mudah tersinggung, mudah marah dan depresi. b. Gejala- gejala fisik : sefalgia, insomnia, takikardi, anoreksia, nausea dan vomitus, perut kembung, rasa penuh di perut dan payudara, gangguan defekasi dan miksi, nyeri perut/panggul/pinggang dan sebagainya.
2. Dismenore a. Pengertian Istilah dysmenorrheal berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dys yang berarti gangguan serta menorrhea yang berarti aliran bulanan. Jadi dismenore berarti gangguan atau rasa sakit saat menstruasi. Dismenore juga diartikan sebagai rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat rasa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nyerinya bervariasi mencakup ringan yang berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari, sedang yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya, dan berat yang memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya (Manuaba, 2008). Dismenore atau nyeri haid merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan
karena
gangguan
ini
sifatnya
subyektif,
berat
atau
intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenore cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya
belum
dapat
dipecahkan
dengan
memuaskan.
(Prawiroharjo, 2005). Benson dan Pernoll (2008) menyatakan, dismenorrhoea merupakan kejang perut yang hebat dan sangat sakit tepat sebelum atau selama menstruasi. Keadaan ini mengenai 75% dari wanita yang mengalami menstruasi. b. Pembagian dismenore Dismenore dibagi atas : 1) Dismenore primer Dismenore primer adalah nyeri menstruasi yang disebabkan oleh hormon yang mengendalikan uterus dan tidak dijumpai kelainan anatomis (Manuaba, 2008). Nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenore primer terjadi beberapa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri, dan mencapai maksimal antara usia 15 dan 25 tahun. Frekuensi menurun sesuai dengan pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Rasa nyeri datang tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya (Prawiroharjo, 2005). Etiologi: dysmenorrhoea primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah tinggi. Di bawah pengaruh progesteron selama fase luteal siklus mentruasi, endometrium yang mengandung prostaglandin meningkat, mencapai tingkat maksimum pada
awal
menstruasi.
Prostaglandin
menyebabkan
kontraksi
miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri (Morgan, 2009). Faktor risiko dismenore primer adalah usia saat menarche <12 tahun, nullyparity (belum pernah melahirkan anak), darah menstruasi berjumlah banyak atau masa menstruasi yang panjang, merokok, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adanya riwayat nyeri menstruasi pada keluarga, serta kegemukan (Proverawati, 2009). Dismenore primer terjadi 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai maksimalnya pada usia 15-20 tahun. Rasa nyeri yang timbul tidak lama sebelum haid atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, bahkan satu hari maupun lebih. Nyeri tersebut terutama dirasakan di daerah perut bagian bawah, tetapi dapat menjalar ke punggung atau ke permukaan dalam paha (Hendrik, 2006). Orang yang mengalami dismenore primer mungkin kelihatan lemas dan pucat, banyak berkeringat serta merasa sangat tidak enak badan. Hal lain yang umumnya terjadi adalah mual dan muntah, sakit kepala, bahkan kadang-kadang bisa pingsan. Selain itu sering timbul rasa tidak enak ketika buang air kecil dan besar serta kadang-kadang disertai diare (Knight, 2004). 2) Dismenore sekunder Dismenore sekunder adalah rasa nyeri yang terjadi saat terjadi menstruasi
yang disebabkan
kelainan
uterus
(Manuaba,2008).
Dismenore sekunder meliputi keadaan atau kelainan pelvis yang menyebabkan rasa sakit. Dismenore sekunder biasanya didapat pada masa yang lebih lanjut dalam kehidupan (> 30 tahun). Keadaankeadaan yang menyebabkan dismenore adalah endometriosis, penyakit peradangan
pelvis,
adenomiosis, commit to user
polip
endometrium
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyebabkan sumbatan aliran keluar serviks dan stenosis serviks. Keadaan ini harus dicari dan dikenali sehingga dapat diterapi secara spesifik sesuai kebutuhan (Benson, 2009). Dismenore sekunder jarang terjadi sebelum usia 30 tahun dan lebih sering tampak pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Kadangkadang rasa nyeri berhubungan dengan penyakit yang sebenarnya menyerang pinggul yang dikenal dengan endometriosis. Nyeri kram perut terjadi 2-3 hari sebelum masa haid dimulai. Nyeri makin hebat di akhir masa perdarahan haid. Pada saat itu, nyerinya mencapai puncak dan berlangsung selama dua hari atau lebih (Hendrik, 2006). c. Etiologi dismenore Penyebab dismenore primer menurut Prawiroharjo (2005), yaitu: 1) Faktor endokrin Rendahnya kadar progesterone pada fase akhir korpus luteum. Menurut Novak dan Reynolds, hormone progesterone menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus. Menurut Clitheroe dan Pickles, endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga
menyebabkan
kontraksi
otot-otot polos. Jika
kadar
prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah, maka selain dismenore dapat juga dijumpai efek lainnya seperti: nausea, muntah, diare, flushing. Jelaslah bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting pada timbulnya dismenore primer. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kelainan organik Seperti: retrofleksia uterus, hipoplasia uterus, obstruksi kanalis servikalis, mioma submukosum bertangkai, polip endometrium. 3) Faktor kejiwaan atau gangguan psikis Seperti: rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan kewanitaanya, dan imaturitas. 4) Faktor konstitusi Seperti: anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. 5) Faktor alergi Smith mengemukakan, penyebab alergi adalah toksin haid. Menurut riset, ada asosiasi antara dismenore dengan urtikaria, migren, dan asma bronkiale. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi dismenore Faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
dismenore
menurut
Arulkumaran (2006), antara lain: 1) Faktor menstruasi a) Menarche dini, gadis remaja denga usia menarche dini, insiden dismenorenya lebih tinggi b) Masa menstruasi yang panjang, terlihat bahwa perempuan dengan siklus yang panjang mengnalami dismenore yang lebih parah. 2) Paritas, insiden dismenore lebih rendah pada wanita multiparitas. Hal ini menunjukkan bahwa insiden dismenore primer menurun setelah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertama kali melahirkan juga akan menurun dalam hal tingkat keparahan. 3) Olahraga, berbagai jenis olahraga dapat mengurangi dismenore. Hal ini juga terlihat bahwa kejadian dismenore pada atlet lebih rendah, kemungkinan karena siklus yang anovulasi. Akan tetapi, bukti untuk penjelasan itu masih kurang. 4) Pemilihan metoda kontrasepsi, jika menggunakan kontrasepsi oral sebaiknya dapat menentukan efeknya untuk menghilangkan atau memperburuk kondisi. Selain itu, penggunaan jenis kontrasepsi lainnya dapat mempengaruhi nyeri dismenore. 5) Riwayat keluarga, mungkin dapat membantu untuk membedakan endometritis dengan dismenore primer 6) Faktor psikologis Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penjelasan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenore. Selain itu, stress emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri. e. Derajat dismenore Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Dismenore secara siklik dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Dismenore ringan Dismenore yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari. 2) Dismenore sedang Dismenore ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan kondisi penderita masih dapat beraktivitas. 3) Dismenore berat Dismenore berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut. (Manuaba, 1999). f. Penanganan dismenore Penanganan dismenore primer menurut Knight (2004), adalah 1) Pemberian penjelasan dan nasihat Pada orang yang mengalami dismenore perlu dijelaskan bahwa dismenore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, dan lingkungan. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu atau takhayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pemberian obat analgesik Banyak obat analgesik yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi rasa sakit. Obat analgesik yang sering diberikan adalah kombinasi aspirin, fenasetin, dan kafein. Obat tersebut sebaiknya diminum setelah makan karena dapat menimbulkan rasa mual akibat iritasi asam lambung. 3) Pemberian obat anti inflamasi (NSAIDs) Obat-obat anti inflamasi seperti indomethacin, ibuprofen, dan ketoprofen dapat menyembuhkan. Obat-obat tersebut merusak hormone prostaglandin di dalam rahim sehingga menghentikan aktivitasnya dan mengurangi gejala. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, 1 sampai 3 sebelum haid, dan pada hari pertama haid. 4) Terapi hormonal Pil kontrasepsi efektif untuk mengurangi dismenore. Hormonhormon yang ada dalam pil tersebut efektif menghalangi terjadinya ovulasi sehingga terbentuknya progesterone dan menghentikan pembuatan prostaglandin. Pengobatan
dismenore
sekunder
harus
disesuaikan
dengan
penyebabnya misalnya dengan laparoskopi, histerektomi, presakral neurektomi (Arulkumaran, 2006) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Motivasi Belajar a. Pengertian motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2011). Motif/motivasi secara umum juga dapat diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2010). Motivasi sebagai faktor inner atau batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan, perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya (Ahmadi, 2004). Suryabrata (2004) berpendapat bahwa motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitasaktivitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan. Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang itu, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif. Kesimpulan ini juga senada dengan Hadis (2008), bahwa dengan mengacu pada kata motif, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak. Mengacu
pada
kebanyakan
definisi
maka
Purwanto
(2004)
menyebutkan bahwa motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia. Berikut penjelasannya: 1) Menggerakkan
berarti
menimbulkan
kekuatan
pada
individu,
memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat kesenangan. 2) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. 3) Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan atau reinforce intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. b. Pengertian belajar Belajar sebagai perubahan perilaku terjadi setelah siswa mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar, yaitu hasil belajar dalam bentuk penguasaan kemampuan atau ketrampilan tertentu. Belajar merupakan suatu penekanan yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkunganya. Belajar menunjukkan suatu proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perubahan perilaku atau pribadi seseorang, berdasarkan praktik dan pengalaman tertentu. Dalam hal ini, belajar perlu dibedakan dengan konsep yang berhubungan dengan berfikir, berperilaku, perkembangan, dan perubahan. Hal di atas sesuai dengan pernyataan Winkel bahwa belajar pada manusia bisa dirumuskan sebagai suatu aktivitas mentalpsikis yang berinteraksi aktif dengan lingkunganya, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas (Hamzah, 2011). Pengertian belajar menurut Purwanto (2004) adalah bahwa: Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahanperubahan yang terjadi pada seorang bayi. c. Pengertian motivasi belajar Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Iskandar (2009) motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. Motivasi ini tumbuh karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendorong serta mengarahkan minat belajar siswa sehingga sungguhsungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi. d. Macam-macam motivasi belajar 1) Motivasi Intrinsik Motivasi instriksik adalah daya dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan (Iskandar, 2009). Motivasi intrinsik bersifat riil dan merupakan motivasi yang sesungguhnya. Yang terpenting dalam motivasi adalah hasrat untuk berprestasi yang baik, tidak menurut ukuran dan pandangan orang lain melainkan menurut pandangan diri sendiri sehingga mahasiswa menuntut tanggung jawab dan diri sendiri dalam
mengenal
taraf
keberhasilan
(prestasi
belajar)
yang
diperolehnya (Soemarsono, 2007). Dalam kegiatan pembelajaran, motivasi intrinsik merupakan daya dorong seorang mahasiswa untuk terus belajar berdasarkan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berhubungan dengan aktivitas belajar. Apabila seorang mahasiswa telah memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya maka secara sadar daya dorong individu tersebut digunakan sebagai kekuatan melakukan aktivitas belajar yang berhubungan dengan kebutuhan dan kegunaan untuk saat sekarang dan masa mendatang (Iskandar, 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Motivasi Ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah daya dorongan dari luar diri seorang mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri (Iskandar, 2009). Motivasi ekstrinsik akan aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar diri mahasiswa. Beberapa
bentuk
motivasi
ekstrinsik
dalam
kegiatan
pembelajaran menurut Winkel dalam Yamin (2007) dapat berupa belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan, belajar demi meningkatkan gangsi dan belajar demi memperoleh pujian dari orang tua atau dosen. e. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar Motivasi belajar tumbuh dalam diri mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupundari luar. Menurut suciati dan Prastya dalam Nursalam dan Efendi (2008), faktor tersebut meliputi citacita dan aspirasi, kemampuan mahasiswa, kondisi mahasiswa, kondisi dan lingkungan belajar, unsure-unsur dinamis dalam pembelajaran serta upaya dalam membelajarkan mehasiswa. 1) Cita-cita dan aspirasi Cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik karena terwujudnya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Citacommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cita yang bersumber dari dalam diri sendiri akan membuat seseorang melakukan upaya lebih banyak. Indikasi dari ghal tersebut yaitu sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki hal yang lebih luas, kreativitas yang tinggi, berkeinginan untuk memperbaiki kegagalan yang pernah dialami, berusaha agar teman dan guru memiliki kemampuan bekerja sama, berusaha menguasai seluruh mata pelajaran serta beranggapan bahwa semua mata pelajaran itu penting. 2) Kemampuan mahasiswa Kemampuan mahasiswa akan mempengaruhi motivasi belajar. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang berkaitan dengan itelektual ataun intelegensi. Kemampuan psikomotorik juga akan mempengaruhi motivasi. 3) Kondisi mahasiswa Keadaan mahasiswa secara jasmaniah dan rohaniah akan mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmaniah dan rohaniah yang sehat mendukung pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar. 4) Kondisi dan lingkungan belajar Kondisi dan lingkungan belajar dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan kemasyarakatan dan lingkungan institusi penyelenggara dosen. Kondisi lingkungan belajar juga termasuk hal yang penting untuk diperhatikan. Lingkungan yang kondusif juga ikut mempengaruhi minat dan kemauan belajar seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran Mahasiswa mempunyai perasaan, perhatian, ingatan, kemauan dan pengalaman hidup yang turut mempengaruhi minat dan motivasi dalam belajar baik secara langsung maupun tidak langsung. 6) Upaya dosen dalam membelajarkan mahasiswa Dosen merupakan salah satu stimulus yang sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi mahasiswa untuk belajar. Kemampuan merancang bahan ajar dan perilaku merupakan bagian dari upaya pembelajaran. f. Fungsi motivasi belajar 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motrivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan (Sardiman, 2010). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Strategi menumbuhkan motivasi belajar Sardiman mengemukakan dalam Hadis (2008), bahwa ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu: memberikan angka kepada peserta didik, memberikan hadiah, menciptakan situasi kompetisi di kelas, melibatkan ego peserta didik, memberikan ulangan, mengetahui hasil ulangan, memberikan pujian, memberikan hukuman, menumbuhkan hasrat untuk belajar kepada peserta didik, menumbuhkan minat dan merumuskan tujuan belajar yang diakui dan diterima oleh anak. h. Indikator motivasi belajar Indikator
motivasi
belajar
menurut
Hamzah
(2011)
dapat
diklasifikasikan berdasarkan keberadaan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil 2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar 5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif Indikator tersebut diatas memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Anita Izzatul Mila (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh PreMenstrual Syndrome terhadap Tingkat Amarah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa kondisi PMS mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang baik dari aspek fisik maupun psikologis berada pada kategori sedang atau cukup. Dari aspek fisik menunjukkan bahwa 71% berada pada ketegori sedang, 18% berada pada kategori tinggi dan 11% berada pada kategori rendah. Sedangkan dari aspek psikologis menunjukkan bahwa 74% berada pada kategori sedang, dan 13% berada pada kategori tinggi dan rendah. Sedangkan tingkat amarah pada mahasiswa juga berada pada kategori sedang atau cukup, dengan prosentase 68% pada kategori sedang, 19% berada pada kategori rendah dan 13% pada kategori tinggi. Hasil penelitian selanjutnya sesuai dengan hipotesis yang diajukan yaitu “Terdapat Pengaruh yang Signifikan antara Pre-menstrual Syindrome terhadap Tingkat Amarah” (r=0,410 sig 0,001/p<0,05) atau PMS berpengaruh terhadap tingkat amarah secara signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Sedangkan Amarah dipengaruhi oleh PMS sebesar 16,8% sementara sisanya dipengaruhi oleh sebab-sebab lain. 2. Desni Roza (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Kelas Ekstensi di Fakultas Keperawatan USU”. Hasil penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menunjukkan bahwa: karakteristik gejala dysmenorrhea yang dialami responden yang paling besar dysmenorrhea sedang sebanyak 23 orang (54,8%), sedangkan responden yang mengalami dysmenorrhea berat hanya 5 orang (11,9%). Untuk hasil penelitian terhadap aktivitas belajar responden yang mengalami dysmenorrhea dengan kriteria terbesar berada pada aktivitas belajar kategori terganggu sebanyak 30 orang (71,4%), sedangkan aktivitas belajar kategori tidak terganggu sedikit yaitu 2 orang (4,8%). Analisa pengaruh karakteristik gejala dysmenorrhea terhadap aktivitas belajar mahasiswa diuji dengan korelasi Spearman dengan hasil p value 0,816 (p>α) yang berarti tidak ada pengaruh kerakteristik gejala dysmenorrhea dengan aktivitas belajar mahasiswa. Perawat dan sebagai pendidik di Fakultas Keperawatan USU memahami bahwa dysmenorrhea yang dialami dapat juga mempengaruhi aktivitas belajar mahasiswa dan dapat mempertimbangkan kondisi mahasiswa yang sedang mengalami dysmenorrhea dalam proses belajar.
C. Kerangka Berfikir
1. Hubungan sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar Varney (2006) mengemukakan, sindrom premenstruasi adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan perilaku yang terjadi selama akhir fase luteal dalam siklus menstruasi dan berakhir dengan awitan menstruasi. Gejala psikis sindrom premenstruasi
menurut
Bahar (2010) adalah mood (keinginan)
berubah-ubah dan konsentrasi dan daya ingat menurun. Gejala tersebut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipertegas oleh Emilia (2008) yang mengemukakan gejala sindrom premenstruasi yang paling banyak terjadi adalah berkurangnya mood (keinginan) dan berkurangnya aktivitas. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Mahasiswa yang mempunyai motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi instrinsik sebagai bentuk yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2010). Keadaan mahasiswa secara jasmaniah dan rohaniah akan mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmaniah dan rohaniah yang sehat mendukung pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar (Nursalam dan Efendi, 2008). Gejala fisik, psikis dan tingkah laku sindrom premenstruasi merupakan keadaan jasmaniah dan rohaniah yang tidak sehat, hal inilah yang sangat menganggu motivasi belajar mahasiswa.
2. Hubungan dismenore dengan motivasi belajar Manuaba (1999) mengemukakan bahwa dismenore adalah rasa nyeri uteri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas seharihari. Sedangkan menurut French (2005), dismenore merupakan penyebab commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
utama berulang jangka pendek tidak adanya anak perempuan remaja di sekolah dan masalah umum pada wanita usia reproduksi. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: kondisi siswa, cita-cita, kemampuan siswa, kondisi lingkungan, dan upaya guru/dosen dalam proses pembelajaran. Mahasiswa akan mengalami gangguan motivasi dan semangat belajar jika kondisi jasmaninya terganggu (Silalahi, 2008). Peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisikondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan (Najah, 2007). Rasa nyeri yang terjadi akibat dismenore merupakan kondisi yang tidak kondusif, sehingga dapat menganggu motivasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun model kerangka berfikir antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Etiologi PMS: a. Hormonal b. Kimiawi c. Genetik d. Psikologis e. Gaya hidup
Etiologi Dismenore: a. Faktor Organik b. Faktor Psikis c. Faktor Konstitusi d. Faktor Alergi e. Faktor Endokrin
Sindrom premenstruasi a. Perubahan fisik b. Perubahan psikis c. Perubahan tingkah laku
Dismenore a. Ringan b. Sedang c. Berat
Motivasi belajar
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Keterangan : Yang diteliti Tidak diteliti
Sindrom premenstruasi memiliki gejala-gejala yaitu dari segi fisik, psikis dan tingkah laku. Sedang dismenore secara etiologi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor endokrin. Faktor endokrin inilah yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyebabkan terjadinya derajat nyeri pada dismenore. Gejala-gejala sindrom premenstruasi dan derajat nyeri dismenore merupakan keadaan jasmaniah dan rohaniah serta
kondisi yang tidak kondusif yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar. Dari skema diatas bisa disimpulkan bahwa motivasi belajar dapat dipengaruhi oleh sindrom premenstruasi dan dismenore.
D. Hipotesis
1. Ada hubungan sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar pada
mahasiswa D III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri. 2. Ada hubungan dismenore dengan motivasi belajar pada mahasiswa D III
Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri. 3. Ada hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar
pada mahasiswa D III Kebidanan Stikes Karya Husada Pare Kediri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode penelitian ini digunakan untuk memecahkan dan menjawab permasalahan yang ada sekarang dan untuk menguji hubungan suatu variabel dengan variabel yang lain dengan ditunjukkan oleh besarnya nilai koefisien korelasi. X1
1 3 2
X2
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Keterangan: X1
: Sindrom premenstruasi
X2
: Dismenore
Y
: Motivasi belajar : Garis hubungan
(Sugiyono,2011)
commit to user
Y
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
: Ada hubungan sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar
2
: Ada hubungan dismenore dengan motivasi belajar
3
: Ada hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES Karya Husada Pare Kediri, pada bulan Januari-September 2012
C. Populasi Penelitian 1. Populasi Target
: Semua mahasiswa STIKES Karya Husada Pare Kediri
2. Populasi Aktual
: Semua mahasiswa semester II D-III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri
D. Sampel dan Teknik Sampling 1. Sampel penelitian Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi ganda sehingga ukuran sampel yang digunakan adalah: n x jumlah variabel independen
Keterangan: n = 15-20 subjek per variabel independen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi jumlah sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebanyak: Sampel = (15-20) x 2 = 30 – 40 sampel Menurut Hair et al (1998) dalam Murti (2010), rasio antara jumlah subjek (pengamatan) dan jumlah variabel independen dalam analisis multivariat dianjurkan sekitar 15 hingga 20 subjek per variabel independen. Hasil perhitungan didapatkan besar sampel sebesar 40 mahasiswa, dari jumlah total 180 mahasiswa semester II. 2. Teknik sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan metode Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak (random) tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2011).
E. Kriteria Retriksi Kriteria yang harus diperhatikan dalam pengambilan subjek penelitian yaitu: 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi pada penelitian ini: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Seluruh mahasiswa semester II D-III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri b. Mahasiswa yang berada di kampus saat penelitian dilakukan c. Mahasiswa sedang menstruasi d. Mengalami sindrom premenstruasi e. Mengalami dismenore f. Tidak mempunyai penyakit pada organ reproduksi g. Bersedia menjadi responden 2. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester II D-III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri yang menolak untuk dijadikan subjek penelitian
F. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas
:
a. Sindrom Premenstruasi b. Dismenore 2. Variabel Terikat
: Motivasi Belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel bebas, yaitu: a. Sindrom premenstruasi Definisi
: kumpulan gejala fisik, psikologis, dan tingkah laku yang terkait dengan siklus menstruasi wanita yang terjadi akibat perubahan hormonal pada tahap luteal dari siklus menstruasi dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti.
Alat ukur : kuesioner Skala
: kontinu
b. Dismenore Definisi
: nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi
Alat ukur : kuesioner Skala
: kontinu
2. Variabel terikat Motivasi belajar Definisi
: dorongan yang timbul dari diri sendiri maupun dari luar yang membangkitkan semangat belajar untuk mencapai tujuan yang optimal
Alat ukur : kuesioner Skala
: kontinu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Instrumentasi Alat ukur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan apabila responden jumlahnya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2009). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kuesioner sindrom premenstruasi Pengumpulan data untuk mengetahui sindrom premenstruasi dilakukan dengan memberikan kuesioner. Kuesioner berisi 32 item yang berisi masing-masing gejala fisik, psikis dan tingkah laku. Pemberian score dalam kuesioner sindrom premenstruasi adalah sebagai berikut: a. Tidak pernah
: Nilai 1
b. Kadang-kadang
: Nilai 2
c. Sering
: Nilai 3
d. Selalu
: Nilai 4 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Sindrom Premenstruasi
Sub Variabel Keluhan dan Gejala
Indikator Perubahan fisik Perubahan psikis Perubahan tingkah laku
commit to user
Jumlah Item 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengklasifikasian skor skala Sindrom Premenstruasi ini didasarkan sesuai tabel deskripsi hipotetik data penelitian berikut: Tabel 3.2 Deskripsi Hipotetik Data Penelitian Skala
N
Sindrom Premenstruasi
32
Data Hipotetik Xmin Xmax 1 128
M
SD
64
24
Keterangan: N
: Total item
Xmin : Total skor minimum skala Xmaks : Total skor maksimun skala M
: Nilai rata-rata skala
SD
: Standar Deviasi Berdasarkan tabel deskripsi hipotetik penelitian di atas dapat
diketahui nilai minimal yang diperoleh subjek pada skala kejadian dismenore adalah 1 x 32 = 32 dan nilai maksimal yang mungkin diperoleh subjek adalah 4 x 32 = 128. Maka rentangan nilai skala sebesar 96 (yaitu 128 - 32) itu akan terbagi dalam 4 kategori dan diperoleh hasil 96/4 = 24, sehingga subjek dapat dikategorikan seperti di bawah ini: Nilai ≤ 57
: Sindrom premenstruasi ringan
Nilai 58-82
: Sindrom premenstruasi sedang
Nilai ≥ 83
: Sindrom premenstruasi berat
2. Kuesioner dismenore Variabel dismenore menggunakan kuesioner baku yang dibuat commit to user berdasarkan Andersch dan Milson dalam Badziad (2003) dengan memakai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skala Analog Visual (SAV). SAV ini merupakan suatu garis horizontal atau vertikal dengan panjang 10 cm dan menggunakan angka 1-10 untuk menunjukkan derajat dismenore. Skala ini juga disebut sebagai Universal Pain Assessment Tool. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Dismenore Skala SAV
Derajat Dismenore
Perubahan
1-3
Dismenore ringan
Nyeri ringan, jarang memerlukan analgetik, aktifitas sehari-hari jarang terpengaruhi
4-6
Dismenore sedang
Nyeri sedang, memerlukan analgetika, aktivitas sehari-hari terganggu tetapi jarang absen dari sekolah/pekerjaan
7-10
Dismenore berat
Nyeri berat, nyeri tidak banyak berkurang dengan analgetika, tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari, timbul keluhan vegetatif misalnya nyeri kepala, kelelahan, mual, muntah, dan diare
Sumber: Badziah (2003) 3. Kuesioner motivasi belajar Pemberian nilai dalam motivasi belajar menggunakan skala Likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyaan yang favorable maka penghitungan nilainya adalah: a. Sangat Setuju (SS)
: nilai 4
b. Setuju (S)
: nilai 3
c. Tidak Setuju (TS)
: nilai 2
d. Sangat Tidak Setuju (STP)
: nilai 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedang pertanyaan yang Unfavorable perhitungan nilainya adalah: a. Sangat Setuju (SS)
: nilai 1
b. Setuju (S)
: nilai 2
c. Tidak Setuju (TS)
: nilai 3
d. Sangat Tidak Setuju (STS)
: nilai 4
(Hidayat, 2009). Tabel 3.4 Kisi-Kisi Motivasi Belajar Variabel Penelitian Motivasi Belajar
Indikator a. Adanya hasrat dan keinginan berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif
Pernyataan Favorable Unfavorable 1,2 3
∑ Item 3
4,5,6,7
8,9,10,11
8
12,13,14, 15
16,17
6
18,19,20
21,22
5
23,24,25
26
4
27
28,29,30
4
17
13
30
Total
Perhitungan nilai untuk motivasi belajar menggunakan kriteria positif dan negatif, yaitu a. Positif
: jika nilai total ≥ median
b. Negatif
: jika nilai total ≤ median commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel maka kuesioner mengenai sindrom premenstruasi dan motivasi belajar diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 mahasiswa D-III Kebidanan semester 4 STIKES Karya Husada Pare Kediri. a. Uji validitas Notoatmodjo (2002) menyatakan bahwa, validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Uji validitas ini dilakukan dengan analisa butir soal yaitu skor yang ada pada butir soal dipandang sebagai nilai x dan skor total dipandang sebagai nilai y. Selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment. Setelah diperoleh harga rxy hasilnya dikonsultasikan dengan harga kritik product moment. Jika harga rxy > rtabel maka dapat dikatakan butir itu valid dengan = 5%. Perhitungan validitas kuesioner dengan menggunakan rumus:
r xy =
N ( xy ) ( x y ) {N x 2 ( x) 2 }{N y 2 ( y ) 2 }
b. Uji reliabilitas Notoatmodjo (2002) menyatakan bahwa, reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cara perhitungan reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
(
)(
∑
)
Keterangan : : reabilitas instrumen (koefisien Cronbach’s Alpha) : varians total atau varians skor total ∑
: jumlah keseluruhan varians item : jumlah item yang valid
(Arikunto, 2006) Riwidikdo (2009) menyatakan bahwa, kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7.
I. Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian secara langsung (data primer). Data langsung diperoleh dari jawaban responden atas pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner yang telah diberikan. 2. Pengolahan Data Langkah-langkah pengolahan data menurut Narbuko (2003), sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Editing Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin. b. Koding Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori. c. Tabulating Tabulasi adalah membuat tabel. Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori, kemudian dimasukkan dalam tabel.
J. Rencana Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Analisis univariat Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden
termasuk
mengenai
bagaimana
gambaran
premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar. commit to user
sindrom
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Analisis Multivariat Hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar dianalisis dengan model regresi linier ganda. Teknik analisis regresi ganda yaitu cara atau teknik khusus yang digunakan untuk mencari atau mengetahui hubungan dari masing-masing prediktor variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu teknik tidak hanya mengetahui kuatnya hubungan tetapi juga dapat memperdiksikan seberapa besar perubahan variabel terikat bila variable-variabel bebas dinaikkan maupun diturunkan (Sugiyono, 2011). Model analisis regresi linier ganda sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2
Keterangan: Y = Motivasi Belajar X1 = Sindrom Premenstruasi X2 = Dismenore Hubungan variabel ditunjukkan oleh koefisien regresi (b), sebagai berikut: b = 0
tidak ada hubungan variabel
b > 0
terdapat hubungan positif
b < 0
terdapat hubungan negatif
Kemaknaan statistik b diuji dengan uji t. Hasilnya uji t dinyatakan dalam nilai p. Teknik analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan bantuan commit program komputer SPSS versi 17. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian STIKES Karya Husada Pare Kediri merupakan sekolah tinggi ilmu kesehatan yang berada di Jl. Soekarno Hatta No.7 Pare Kediri. Stikes Karya Husada Memiliki beberapa Program Studi yaitu D-III Kebidanan, D-IV Kebidanan, S1 Ilmu Keperawatn, D-III Keperawatan, dan D-III Gizi.
B. Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuesioner Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan sindrom premesntruasi dan dismenore terhadap motivasi belajar menggunakan kuisioner. Kusioner tersebut diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 mahasiswa di STIKES Karya Husada Pare Kediri yang memenuhi kriteria responden. Kuisioner tentang sindrom premenstruasi terdiri dari 32 item pernyataan. Setelah dilakukan uji validitas ternyata yang valid yaitu 28 item pernyataan. Kemudian dari 28 item pernyataan dilakukan uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien cronbach’s alpha = 0.939 (> 0.7) . Jadi kuesioner tentang sindrom premenstruasi reliabel. Untuk kuesioner tentang dismenore tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan kuesioner tentang motivasi belajar yang terdiri dari 30 item soal setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas ternyata yang valid ada 25 item soal. Kemudian 25 item soal tersebut diuji commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
reliabilitasnya dan diperoleh nilai koefisien cronbach’s alpha = 0.878 (> 0.7). Jadi kuesioner tentang motivasi belajar reliabel.
C. Hasil Analisis Univariat Penelitian hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar pada mahasiswa D-III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri ini dilakukan pada mahasiswa tingkat II yang memenuhi criteria inklusi. Besar sampel yang diambil sebanyak
40 responden. Data yang
diperoleh dari analisis univariat tentang karakteristik responden penelitian berupa distribusi frekuensi tentang sindrom premenstruasi, dismenore dan motivasi belajar yang akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 1. Distribusi frekuensi sindrom premenstruasi
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Sindrom Premenstruasi No
Kriteria
Frekuensi
Persentase (%)
1. 2. 3.
Rendah Sedang Berat
8 Responden 25 Responden 7 Responden
20,0 62,5 17,5
40 Responden
100,0
Total Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar kriteria sindrom premenstruasi responden sedang yaitu sejumlah 25 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
responden (62,5%). Sedangkan kriteria rendah ada sejumlah 8 responden (20%) dan kriteria berat ada sejumlah 7 responden (17,5%). 2. Distribusi frekuensi dismenore
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dismenore No
Kriteria
Frekuensi
Persentase (%)
1. 2. 3.
Ringan Sedang Berat
28 Responden 11 Responden 1 Responden
70,0 27,5 2,5
40 Responden
100,0
Total Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa sebagian besar kriteria dismenore responden rendah yaitu sejumlah 28 responden (70%). Sedangkan untuk kriteria sedang ada sejumlah 11 responden (27,5%) dan kriteria berat ada sejumlah 1 responden (2,5%). 3. Distribusi frekuensi motivasi belajar
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar No
Kriteria
Frekuensi
Persentase (%)
1. 2.
Negatif Positif
20 Responden 20 Responden
50 50
40 Responden
100
Total Sumber: Data Primer, 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa kriteria motivasi belajar responden memiliki jumlah yang sama yaitu negatif dan positif sejumlah 20 responden (50%).
D. Analisis Multivariat Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji analisis Regresi Linier Ganda, karena peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat serta memperdiksikan seberapa besar perubahan variabel terikat bila variabel-variabel bebas dinaikkan maupun diturunkan. 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data (One-Sample Kolomogorov Smirnov Test) Sindrom Premenstruasi, Dismenore, dan Motivasi Belajar No
Variabel
Jumlah Sampel
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keterangan
1. 2. 3.
Sindrom Premenstruasi Dismenore Motivasi Belajar
40 40 40
0,729 0,068 0,912
Normal Normal Normal
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, harga signifikasi hasil dibandingkan dengan α = 0,05 sehingga signifikasi (p > 0,05) dan berarti data berdistribusi normal.commit Hargato signifikansi sindrom premenstruasi user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mempunyai nilai p = 0,729 > 0,05 dan dismenore mempunyai nilai ρ = 0,068 > 0,05 serta motivasi belajar mempunyai nilai p = 0,912 > 0,05. Kesimpulannya data tersebut terdistribusi normal. b. Uji Linearitas 1) Sindrom Premenstruasi dengan Motivasi Belajar
Tabel 4.5 Hasil Uji Linearitas Data (ANOVA Table) Sindrom Premenstruasi dengan Motivasi Belajar Sindrom Premenstruasi dengan Motivasi Belajar
F
Sig.
Keterangan
Linearity Deviation from Linearity
28,480 0,774
0,000 0,712
Linear Linear
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, terdapat nilai p linearity < 0,05 yaitu 0,000 dan nilai deviation from linearity > 0.05 yaitu 0.712. Kesimpulannya sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar terdapat hubungan yang linear. 2) Dismenore dengan Motivasi Belajar
Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas Data (ANOVA Table) Dismenore dan Motivasi Belajar Dismenore dengan Motivasi Belajar
F
Linearity 12,832 Deviation from Linearity 1,098 commit to user Sumber: Data Primer, 2012
Sig.
Keterangan
0,001 0,380
Linear Linear
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas, terdapat nilai p linearity < 0,05 yaitu 0,001 dan nilai deviation from linearity > 0.05 yaitu 0.380. Kesimpulannya dismenore dengan motivasi belajar terdapat hubungan yang linear. 2. Uji Analisis Data Berikut adalah hasil analisis hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar: a. Koefisien Pearson Korelasi (r)
Tabel 4.7 Hasil Uji Pearson Korelasi (r) Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar Correlations Motivasi Belajar Pearson Correlation Sig. (1-tailed)
N
Motivasi Belajar Sindrom Premenstruasi Dismenore Motivasi Belajar Sindrom Premenstruasi Dismenore Motivasi Belajar Sindrom Premenstruasi Dismenore
1,000 -0,678 -0,500 0,000 0,001 40 40
Sindrom Premenstruasi -0,678 1,000 0,262 0,000 0,051 40 40
40
Dismenore -0,500 0,262 1,000 0,001 0,051 40 40
40
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai p = 0,000 dan 0.001. di peroleh pula nilai r = -0,678 dan -0,500. Hal ini berarti ada hubungan yang sangat bermakna antara sindrom premenstruasi dan dismenore commit to user terhadap motivasi belajar.
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Analisis Determinasi
Tabel 4.8 Hasil Analisis Determinasi Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar
Model
R
1
0,756a
Model Summary Adjusted R R Square Square 0,571
Std. Error of the Estimate
0,548
4,408
Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R square (R2) sebesar 0,571 atau 57,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sindrom premenstruasi dan dismenore berpengaruh sebesar 57,1% terhadap motivasi belajar sedangkan sisanya sebesar 42,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang diluar penelitian. c. Hasil Anova (Uji F)
Tabel 4.9 Hasil Uji Anova Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar ANOVAb Model
Sum of Squares
df
1 Regression Residual Total
958,597 719,003 1677,600
2 37 39
Sumber: Data Primer, 2012 commit to user
Mean Square
F
Sig.
479,298 19,433
24,665
0,000a
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil yang didapat dari uji tersebut adalah nilai Fhitung > Ftabel (24,665 > 3,23) dan nilai p = 0,000, dimana p < 0,05 artinya H o ditolak maka ada hubungan antara sindrom premenstruasi dan dismenore terhadap motivasi belajar. Kemudian didapatkan juga hubungan yang positif dan signifikan antara sindrom premenstruasi dan dismenore. d. Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Regresi Secara Parsial Sindrom Premenstruasi dan Dismenore dengan Motivasi Belajar
Model
1 (Constant) Sindrom premenstruasi Dismenore
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Beta Error 93.404
4.239
-.424
.081
-.587
-1.323
.426
-.346
t
Sig.
22.036 -5.267
.000 .000
-3.105
.004
Sumber: Data Primer, 2012
Hasil yang diperoleh bahwa sindrom premenstruasi mempunyai nilai p = 0,000, dimana p < 0,05 dan nilai thitung = 5,267, dimana thitung > ttabel = 2,021. Hal ini berarti Ho ditolak maka secara parsial, ada hubungan antara sindrom premenstruasi terhadap motivasi belajar. Sedangkan dismenore mempunyai nilai p = 0,004, dimana p < 0,05 dan nilai thitung = 3,105, dimana thitung > ttabel = 2,021. Hal ini berarti Ho ditolak maka secara parsial, ada hubungan antara dismenore terhadap commit to user motivasi belajar. Adapun hubungan diantara ketiga variabel tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dihubungkan dengan angka negatif yang berarti menunjukkan hubungan berlawanan arah yaitu semakin besar nilai satu variabel semakin kecil pula nilai variabel lainnya. Dari hasil koefisien regresi tabel diatas bentuk hubungan tersebut juga dapat digambarkan oleh persamaan: Y
= a + b1.X1 + b2.X2 = 93,404 + (-0,424).X1 + (-1,323). X2
e. Hasil Perhitungan Sumbangan Efektif 1. Sumbangan efektif variabel X1 terhadap Y SE%X1 =
100%
=
100%
= 0,397
100%
= 39,7% 2. Sumbangan efektif variable X2 terhadap Y SE%X2 =
100%
= = 0,173
100% 100%
= 17,3%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kesimpulan a. Sumbangan efektif sindrom premenstruasi terhadap motivasi belajar adalah 39,7% b. Sumbangan efektif dismenore terhadap motivasi belajar adalah 17,3%
E. Pembahasan 1. Hubungan sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil nilai r = -0,678 dan nilai p = 0,000. Dari nilai p terlihat bahwa nilai p < 0,05 yang berarti bahwa H o ditolak
dan Ha diterima atau terdapat hubungan negatif yang sangat
bermakna antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar. Nilai r menunjukkan angka negatif, hal ini berarti bahwa hubungan yang terjadi antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar arahnya berlawanan arah yaitu semakin berat tingkat sindrom premenstruasi maka semakin negatif motivasi belajar. Besarnya nilai r = 0,678 terletak antara 0,600,799. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar adalah kuat. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini terdapat hubungan yang sangat bermakna antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri. Penelitian yang dilakukan oleh Anita Izzatul Mila (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pre-Menstrual Syndrome terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tingkat Amarah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang” didapatkan hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara pre-menstrual syindrome terhadap tingkat amarah” (r = 0,410 sig 0,001 / p < 0,05). Motivasi belajar adalah usaha-usaha seseorang (peserta didik) untuk menyediakan segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ingin melakukan pembelajaran. Kondisi-kondisi tersebut baik fisik maupun emosi yang dihadapi oleh peserta didik akan mempengaruhi keinginan individu untuk belajar dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kegiatan belajar. Kondisi fisik serta pikiran yang sehat akan menumbuhkan motivasi belajar. Sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit serta keadaan akal yang sehat. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu. Gejala fisik, psikis dan tingkah laku sindrom premenstruasi merupakan
suatu
keaadan
jasmaniah
dan
rohaniah
yang
dapat
mengganggu motivasi belajar mahasiswa. Menurut Nursalam dan Effendi (2008), Keadaan mahasiswa secara jasmaniah dan rohaniah akan mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmaniah dan rohaniah yang sehat mendukung pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar. Hal ini dipertegas oleh Emilia (2008) yang mengemukakan gejala sindrom premenstruasi yang paling banyak terjadi adalah berkurangnya mood (keinginan) dan berkurangnya aktivitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hubungan dismenore dengan motivasi belajar Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil nilai r = -0,500 dan nilai p = 0,001. Dari nilai p terlihat bahwa nilai p < 0,05 yang berarti bahwa H o ditolak
dan Ha diterima atau terdapat hubungan negatif yang sangat
bermakna antara dismenore dengan motivasi belajar. Nilai r menunjukkan angka negatif, hal ini berarti bahwa hubungan yang terjadi antara dismenore dengan motivasi belajar arahnya negatif yaitu semakin berat tingkat dismenore maka semakin negatif motivasi belajar. Besarnya nilai r = 0,500 terletak antara 0,40-0,599. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara dismenore dengan motivasi belajar adalah sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini terdapat hubungan yang sangat bermakna antara dismenore dengan motivasi belajar mahasiswa DIII Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri. Nyeri menstruasi (dismenore) yang terkait dengan kesehatan reproduksi
dapat
menurunkan
aktifitas
siswa
sehari-hari.
Gejala
menstruasi mempengaruhi lebih dari 50% wanita dan menyebabkan ketidakmampuan beraktivitas selama 1-3 hari tiap bulan pada wanita tersebut (Kurniawati dan Yuli, 2011) Kesehatan jasmani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar atau tidak ada motivasi untuk belajar. Menurut Silalahi (2008), mahasiswa akan mengalami gangguan motivasi dan semangat belajar jika kondisi jasmaninya terganggu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh angka R square (R2) sebesar 0,571 atau 57,1%. Hal ini menunjukkan bahwa sindrom premenstruasi dan dismenore berpengaruh sebesar 57,1% terhadap motivasi belajar sedangkan sisanya sebesar 42,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang diluar penelitian. Berdasarkan table 4.9 di peroleh nilai Fhitung > Ftabel (24,665 > 3,23) dan nilai p = 0,000, dimana p < 0,05 artinya Ho ditolak maka ada hubungan antara sindrom premenstruasi dan dismenore terhadap motivasi belajar. Kemudian didapatkan juga hubungan signifikan antara sindrom premenstruasi dan dismenore. Suciati dan Prastya dalam Nursalam dan Efendi (2008) menjelaskan bahwa keadaan mahasiswa secara jasmaniah dan rohaniah akan mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmaniah dan rohaniah yang sehat mendukung pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di STIKES Karya Husada Pare Kediri mengenai hubungan sindrom premenstruasi dan dismenore dengan motivasi belajar mahasiswa D-III Kebidanan dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan negatif yang bermakna dan mempunyai kekuatan korelasi yang kuat antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar (r = 0,678 dan nilai p = 0,000) 2. Terdapat hubungan negatif yang bermakna dan mempunyai kekuatan korelasi yang sedang antara dismenore dengan motivasi belajar (r = 0,500 dan nilai p = 0,001) 3. Variabel sindrom premenstruasi dan dismenore berpengaruh sebesar 57,1% terhadap motivasi belajar (R square (R2) = 0,571 atau 57,1%)
B. Implikasi Hasil Penelitian 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara sindrom premenstruasi dengan motivasi belajar mahasiswa,
maka
hendaknya
mahasiswa
(peserta
didik)
untuk
menyediakan kondisi baik fisik maupun emosi yang akan dihadapi untuk belajar karena kondisi yang kurang baik tersebut akan mempengaruhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keinginan individu untuk belajar dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kegiatan belajar 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara dismenore dengan motivasi belajar mahasiswa, maka bila seseorang yang tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar atau tidak ada motivasi untuk belajar.
C. Saran 1. Bagi mahasiswa Hendaknya
menambah
pengetahuan
mengenai
sindrom
premenstruasi dan dismenore sehingga dapat mempersiapkan diri dan mengatasi sindrom premenstruasi dan dismenore sehingga tidak mempengaruhi gairah atau motivasi belajar. 2. Bagi penelitian berikutnya Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan cakupan tempat penelitian yang lebih meluas dengan jumlah responden yang lebih besar dan mengendalikan semua variabel pengganggu mengingat bahwa penelitian ini bersifat khusus pada mahasiswa semester II Program Studi D-III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri 3. Bagi institusi pendidikan Hendaknya lebih mengoptimalkan peran pembimbing akademik yang berperan sebagai konselor mahasiswa, sehingga mahasiswa mampu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengatasi keadaan jasmaniah dan rohaniah untuk tetap menumbuhkan rasa semangat atau motivasi untuk belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arulkumaran, S. 2006. Essentials of Gynecology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers Bahar, A. 2010. 1001 Tips Sehat dan Cantik. Yogyakarta: ChiVita Books Benson, R, C dan Pernoll, M. 2008. Benson & Pernoll Handbook of Obstetrics and Gynecology 9thEd. Jakarta : EGC BKKBN. 2005. Remaja Memerlukan Informasi Kesehatan Reproduksi. http://www.bkkbn.go.id/Webs/DetailRubrik4.php.htm. Diakses tanggal 28 Desember 2011 Decherney, A. H. 2007. Current Diagnosis and Treatment Obstretics and Gynecology. New York: Mc Graw-Hill Emilia, O. 2008. “Premenstrual Syndrome ( PMS) and Premenstrual Dysphoric Disorder ( PMDD) in Indonesian Women”. Vol 40 hal 148-153. http://bik.fk.ugm.ac.id/downloads/07-OVA-SEP%2008.pdf. Last Update November 2008. Diakses tanggal 28 Desember 2011 Frenc, L. 2005. Dysmenorrhea. American Family Physician [2005, 71(2):28591]. http://ukpmc.ac.uk/abstract/MED/15686299. Diakses tanggal 28 Desember 2011 Hadis, A. 2008. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta Hasan. 2011. Karakteristik Sindrom Premenstruasi (PMS) dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Belajar Mahasiswi Fakultas Keperawatan USU. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/24873. Diakses tanggal 28 Desember 2011 Hendrik, H. 2006. Problema Haid Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Solo: Tiga Serangkai Hidayat, Aziz. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Baung Persada Press Izzatul Mila, A. 2007. Pengaruh Pre-Menstrual Syndrome terhadap Tingkat Amarah pada Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang. http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/fullchapter/03410082.ps. Diakses tanggal 5 Januari 2012 Knight, J. F. 2004. Wanita Ciptaan Ajaib: Beberapa Gangguan Tubuh dan Perawatannya. Bandung: Indonesia Publishing House Kurniawati, D dan Yuli Kusumawati. 2011. Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas Pada Siswi SMK. Surakarta. KEMAS 6 (2) (2011) 93-99. http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas/article/view/1758/1953. Diakses tanggal 5 Januari 2012 Manuaba, I. G. B. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC ______________. 1999. Memahami Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan ______________. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan ObstetriGinekollogi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC Murti, B. 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Morgan, G, dan Carole, H. 2009. Practice Guidelines for Obstetrics & Gynecology, 2nd Ed. Jakarta: EGC Najah, A. 2007. Hubungan Antara Persepsi Anak Terhadap PolaAsuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar. http://etd.eprints.ums.ac.id/1423/2/F100020239.pdf. Diakses tanggal 5 Januari 2012 Narbuko C. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam dan Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka commit Jakarta: to user Yayasan Bina Pustaka __________________. Ilmu kandungan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Proverawati, A. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika Purwanto, N. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Riwidikdo H. 2009. Statistic Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Roza, D. 2011. Karakteristik Gejala Dysmenorrhea dan Pengaruhnya Terhadap
Aktivitas Belajar Mahasiswi S1 Keperawatan Kelas Ekstensi di Fakultas Keperawatan USU. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/24617. Diakses tanggal 5 Januari 2012 Sardiman, A. M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo persada Saryono dan Waluyo Sejati. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyjakarta: Nuha Medika Silalahi, J. 2008. Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar. Jurnal Pembelajaran, Volume 30, Nomor 02. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/30208100105.pdf. Diakses tanggal 5 Januari 2012 Soemarsono. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: UNS Press Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta ________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. bandung: Alfa Beta Suryabrata, S. 2004. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Uno, H. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC Yamin, M. 2007. Kiat Membelajarkan Mahasiswa. Jakarta: Gaung Persada Press Zulaikha, F. 2010. Hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja putri terhadap sikap menghadapi premenstrual syndrome di SMAN 5 Surakarta. http://eprints.uns.ac.id/118/. Diakses tanggal 28 Desember 2011
commit to user