HUBUNGAN SANITASI TEMPAT KERJA DENGAN KELUHAN PERNAPASAN PADA PENJAHIT PAKAIAN DI PASAR PETISAH KOTA MEDAN TAHUN 2015 Vierto Irennius Girsang* dan Fitri Haryati Pasaribu** *Doaen Universitas Sari Mutiara Indonesia **Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia ABSTRACT
Public area have the potential as site of tranmission of disease, environmental pollution or health problem such as respiratory complaints and etc. Cleanlines is extremely benefical to factory, for the rights with hygiene, work accident and occupational disease is can be preventable.supervision of sanitation in public area aimed to make clean and healthy environment. This research is observasional with Cross Section design. The purpose of this research is to find out the relation of work place sanitation with respiratory complaints on tailors in Petisah market Medan city 2015. The population in this research is the tailor on 2nd floor of Petisah market Medan city were 120 people. Sample in this research is were 120 people. The data collected by using interview and observation. The data analysis is done by using Chi Square test. The result of work place sanitation is related on the respiratory complaints at the tailors (p-value = 0,001). From this research can be concluded that there is relation of work place sanitation on the respiratory complaints on tailors in Petisah market Medan City. Suggestions for taiolrs in order in Petisah market Medan City to always keep the work place as well as and also the tools used to sew when working so that respiratory complaints can be minimized. Suggestions for the next research in order to do research with wider scale research to obtain accurate research result. Keywords : Work Place Sanitation, Respiratory Complaints, Tailors
PENDAHULUAN Latar Belakang Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi terhadap tempattempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum
semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain. Tujuan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum ini antara lain: untuk memantau sanitasi tempat-tempat umum secara berkala, untuk membina dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menciptakan lingkunan yang bersih dan sehat di tempat-tempat umum (Chandra, 2007). Kebersihan sangatlah bermanfaat untuk perusahaan. Sebab dengan terpeliharanya kebersihan, kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebagian besar dapat dicegah. Kebersihan dalam industri mengandung pula makna khusus; fakta menunjukkan bahwa tingkat kebersihan
sesuatu perusahaan tergantung pada kemampuan perusahaan memanfaatkan bahan (material) dan memelihara aset secara efesien. Semakin besar dan maju perusahaan dengan invetasi yang besar pula kian memerlukan penerapan teknologi sanitasi guna menciptakan lingkungan dalam dan luar perusahaan sesuai dengan tuntutan akan lingkungan bersih dan sehat (Suma’mur, 2009). Berdasarkan hasil penelitian tentang dampak paparan debu kayu terhadap keluhan kesehatan pekerja mebel sector informal di Sindang Galih menunjukan sebanyak 32 orang (54,2%) merasakan adanya keluhan kesehatan, sedangkan yang tidak merasakan adanya keluhan kesehatan yaitu sebanyak 27 orang (45,8%), keluhan kesehatan yang sering dirasakan pekerja seperti batuk-batuk, mata merah dan perih, gatal pada kulit, kulit kering dan retak, cepat lelah, sesak napas. 71,9% mengalami keluhan kesehatan pada saat bekerja, 18,8% mengalami keluhan kesehatan di mana saja,dan 9,4% mengalami keluhan kesehatan setelah pulang kerja. Banyaknya keluhan kesehatan yang dirasakan disebabkan karena tingginya kadar debu di ruangan kerja yang disertai dengan tindakan pekerja yang tidak menggunakan APD dimana 36 responden (61%) tidak pernah menggunakan APD ketika bekerja (Aji SD, 2012). Berdasarkan hasil penelitian tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan pernapasan pada tenaga kerja bagian pemintalan di PT. Lotus Indah textile, identifikasi keluhan subyektif akibat paparan debu kapas yang dikeluhkan pekerja pada proses zenbo bagian spinning antara lain berupa batuk-batuk berjumlah 52 orang (29,1%), hidung tersumbat berjumlah 48 orang (26,8%), nyeri tenggorokan berjumlah 39 orang (21,8%), sesak nafas berjumlah 37 orang (20,7%), sesak dan batuk, asma, dan batuk darah yang dirasakan oleh tenaga kerja berjumlah 3 orang (1,7%). (Prasetya, 2012).
Survey awal sanitasi tempat kerja penjahit pakaian di pasar petisah kota Medan bahwa tempat kerja penjahit pakaian terletak di lantai dua pasar petisah. Letak tempat kerja masing-masing penjahit saling berdekatan dan berhadapan. Posisi mesin jahit dari sebagian tempat kerja penjahit pakaian tidak beraturan, potongan-potongan kain sisa jahitan berserakan, pasir dan debu karena tidak adanya fasilitas kebersihan seperti sapu yang dapat digunakan untuk membersihkan lantai, tidak terlihat keranjang sampah di sebagian tempat kerja penjahit pakaian, debu terlihat menempel pada baju-baju yang telah selesai dijahit yang digantung pada dinding tempat kerja penjahit pakaian. Pada saat survey dilakukan terdapat beberapa penjahit pakaian yang mengalami batuk dan bersin pada saat bekerja. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Sanitasi Tempat Kerja Dengan Keluhan Saluran Pernapasan Pada Penjahit Pakaian di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015”. Identifikasi Masalah Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Secara luas, ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang akan membantu memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia (Purnawijayanti, 2001). Sanitasi tempat-tempat umum (public health sanitation) adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitiberatkan kegiatannya pada usaha-usaha kebersihan/kesehatan tempat-tempat umum dalam melayani masyarakat umum sehubungan dengan aktivitas tempat-tempat umum tersebut secara fisiologis, psikologis, mencegah terjadinya penularan penyakit atau kecelakaan serta estetika, antar penghuni,
pengguna, dan masyarakat.(Suyono & Budiman, 2012). Dalam perindustrian tekstil yang menggunakan berbagai bahan baku telah dilaporkan beragam penyakit. Sebagian besar penyakit tersebut adalah penyakit yang biasa terdapat pada masyarakat dan sebagian lagi adalah penyakit akibat kerja. Penyakit yang bukan akibat kerja seperti influenza, bronchitis, dan TBC paru terdapat diantara pekerja yang pekerjaannya dilakukan di ruang berdebu. Penyakit khusus seperti pnemopati (penyakit paru) ditemukan pada pekerja yang mengolah vlas yang sudah terlalu lama disimpan. Demikian pula faktor fisis seperti lingkungan kerja panas dan lembab serta kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan juga penyakit (Suma’mur, 2009). METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain cross sectional, dengan cara melakukan observasi tiap subjek dan pengukuran variabel subjek sekali saja dalam waktu yang bersamaan. Dengan demikian maka pada studi cross sectional peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengukuran yang dilakukan. (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat kerja penjahit pakaian dengan keluhan pernapasan pada penjahit di Pasar Petisah Kota Medan 2015. Waktu dan Tempat penelitian Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret - Agustus 2015, dan tempat Penelitian di lantai 2 Pasar Petisah kota Medan. Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah penjahit yang ada di lantai 2 yang terdapat di Pasar Petisah Kota Medan yaitu sebanyak 120 orang. Jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah total dari seluruh populasi yaitu sebanyak 120 orang. Jenis dan Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data keluhan pernapasan, instrument pengumpulan data yang digunakan dengan metode wawancara adalah kuesioner dalam bentuk panduan wawancara. Lembar observasi dilakukan untuk mendapatkan data keadaan sanitasi tempat kerja penjahit pakaian dengan menggunakan lembar observasi. Variabel dan Defenisi operasional Variabel Dependen Keluhan saluran pernapasan yaitu Gejalagejala yang tidak nyaman dirasakan responden khususnya dibagian pernapasan dan paru. Gejala tersebut seperti: batuk, sesak, pengeluaran dahak, batuk darah, napas berbunyi (mengi) dan nyeri dada. Variabel Independen Sanitasi tempat kerja meliputi kebersihan luar dan dalam kios tempat kerja penjahit pakaian seperti dinding, langit-langit kios, lantai kios. Kebersihan peralatan menjahit yang digunakan penjahit pakaian seperti mesin jahit, mesin boarder, alat ukur (meteran), mesin obras, gunting, benang jahit, serta penggunaan sarana pembuangan sampah yang tertutup, tidak bocor, kuat, tidak berkarat, kedap air, dan mudah dibersihkan. Hasil Penelitian Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini hanya meliputi umur dan pendidikan dengan distribusi frekuensi sebagai berikut ; 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 4.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015 Variab
Mea
SD
Minimum
95%C
el Umur
n 33,5 2
9,02 0
Maksimu m 18-54
I 31,89 35,15
Hasil analisis di dapatkan rata-rata umur responden adalah 33 tahun dengan standar deviasi 9 tahun. Umur termuda responden 18 tahun dan umur tertua 54 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata-rata umur responden 31 tahun dengan 35 tahun. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015 Variabel Pendidikan Tinggi Pendidikan Rendah Total
Jumlah (n)
Persentase (%)
81
67,5
39
32,5
120
100.0
Dari Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa dari 120responden sampel penelitian, 81 orang (67,5%) berpendidikan kategori tinggi, dan 39 orang (32,5%) berpendidikan kategori rendah. Dengan demikian, mayoritas responden berpendidikan kategori tinggi yakni sebanyak 81 orang (67,5%). Hal ini berarti pada umumnya penjahitpakaian di PasarPetisah Kota Medan adalah berpendidikan kategori tinggi . 1.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sanitasi Tempat Kerja Dan Keluhan Pernapasan Pada Penjahit Pakaian di Pasar Petisah
1.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sanitasi Tempat Kerja Penjahit Pakaian Sanitasi tempat kerja penjahit pakaian dalam penelitian ini dikategorikan kedalam 2kategori yakni Bersih dan Tidak bersih dengan distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.3.Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sanitasi Tempat Kerja Penjahit Pakaian Di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015 Variabel Sanitasi Tempat Kerja Bersih Sanitasi Tempat Kerja Tidak Bersih Total
Jumlah (n) Persentas e (%) 65
54,2
55
45,8
120
100.0
Dari Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 120 orang responden, 65 (54,2% ) tempat kerja respondenkategori bersih, dan 55 (45,8%) tempat kerja respondenkategori tidak bersih. Dengan demikian, mayoritas sanitasi tempat kerja respondenkategori bersih yakni sebanyak 65 (54,2%). Hal ini berarti pada umumnya sanitasi tempat kerja penjahitpakaian di PasarPetisah Kota Medan adalah kategori bersih. 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluhan Pernapasan Pada Penjahit Pakaian Keluhan pernapasan pada penjahit pakaian dalam penelitian ini dikategorikan kedalam 2kategori yakni Ada Keluhan dan Tidak Ada Keluhan dengan distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.4.Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Pernapasan Di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015
Variabel Tidak Ada Keluhan Pernapasan Ada Keluhan Pernapasan Total
Jumlah (n)
Persentase (%)
69
57,5
51
42,5
120
100.0
Kota Medan adalah kategori tidak ada keluhan pernapasan. Analisis Bivariat Hubungan Sanitasi Tempat Kerja Dengan Keluhan Pernapasan Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (sanitasi tempat kerja penjahit pakaian) dengan variabel terikat (keluhan pernapasan) dengan menggunakan analisis chi-square. Hasil tabulasi silang antara sanitasi tempat kerja penjahit pakaian dengan keluhan pernapasan memperlihatkan hasil sebagai berikut :
Dari Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 120 orang responden, 69 orang (57,5%) respondenkategori tidak ada keluhan, dan 51 orang (42,5%) respondenkategori ada keluhan. Dengan demikian, mayoritas respondenkategori tidak ada keluhan yakni sebanyak 69 orang (57,5% ). Hal ini berarti pada umumnya responden di PasarPetisah Tabel 4.5. Tabulasi Silang Antara Sanitasi Tempat Kerja dengan Keluhan Pernapasan di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015 Sanitasi Tempat Kerja Tidak Bersih Bersih Total
Keluhan Pernapasan Ada Tidak Ada Keluhan Keluhan n % n % 42 76,4 13 23,6 9 13,8 56 86,2 51 42,5 69 57,5
Hasil tabulasi silang pada tabel 4.5 memperlihatkan bahwa dari 65 responden dengan sanitasi tempat kerja yang bersih, 9 orang (13,8%) mengalami keluhan pernapasan, 56 orang (86,2%) tidak mengalami keluhan pernapasan, sedangkan dari 55 responden dengan sanitasi tempat kerja tidak bersih, 42 orang (76,4%) mengalami keluhan pernapasan dan 13 orang (23,6%) tidak mengalami keluhan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu hubungan sanitasi tempat kerja penjahit pakaian dengan keluhan pernapasan pada penjahit pakaian di Pasar Petisah
PR (95%CI)
P
5,515 (2,95510,293)
0,001
pernapasan. Selanjutnya, hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa nilai signifikansi pvalue = 0.001, lebih kecil dari 0.05. Dari hasil analisis diperoleh nilai PR (Prevalens Rasio) = 5,515 artinya responden yang sanitasi tempat kerjanya tidak bersih berpeluang 5,5 kali untuk mengalami keluhan pernapasan dibandingkan responden yang sanitasi tempat kerjanya bersih.
Tahun 2015 dapat diambil kesimpulansebagai berikut: 1. Penjahit Pakaian di Pasar Petisah 42,5% mengalami keluhan pernapasan. 2. Sanitasi tempat kerja Penjahit Pakaian di Pasar Petisah 45,8% tidak bersih.
3. Ada Hubungan antara Sanitasi Tempat Kerja Penjahit Pakaian dengan Keluhan Pernapasan di Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2015. Saran Mengingat hasil penelitian belum maksimal menggambarkan hubungan sanitasi tempat kerja penjahit pakaian dengan keluhan pernapasan pada penjahit pakaian di pasar petisah kota medan Tahun 2015, maka dengan ini disampaikan saransaran sebagai berikut : 1. Kepada para penjahit pakaian di pasar petisah, disarankan untuk selalu menjaga kebersihan tempat kerjanya serta alat-alat menjahit yang digunakan saat bekerja supaya keluhan pernapasan dapat diminimalkan. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan skala penelitian yang lebih luas untuk meneliti kadar debu yang terdapat pada tempat kerja penjahit pakaian yang dapat menimbulkan keluhan pernapasan. DAFTAR PUSTAKA Aji SD et al, 2012. Dampak Paparan Debu Kayu Terhadap Keluhan Kesehatan Pekerja Mebel Sektor Informal Di Sindang Galih Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Tahun 2012, Jurnal Universitas Siliwangi Chandra, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. EGC. Djojodibroto, Darmanto, 2014. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta. EGC.
Hastono, dkk, 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta. Rajawali Pers. Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta. Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta. Purnawijayanti, Hiasinta A, 2001. Sanitasi Higiene Dan Kesehatan Kerja Dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta. Kanisius. Prasetya, Sapta, 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Pernapasan Pada Tenaga Kerja Bagian Pemintalan Di PT. Lotus Indah Textile. Jurnal Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNAIR Suyono, Budiman, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC. Sastroasmoro, Ismael, 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. Sagung Seto. Sintawati, Esin.2003. Pemeliharaan Piranti Menjahit Dan K3 Dalam Bidang Busana. Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Suma’mur, 2009. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta. Sagung Seto. Saragih, Syafrida.2009. Perilaku Penggunaan Kayu Bakar Sebagai Bahan Bakar Memasak Dan Keluhan Saluran Pernapasan Pada Ibu Rumah Tangga, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2009. Tamsuri, Anas, 2008. Klien pernapasan. Jakarta. EGC.
gangguan