HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN WAKTU DENGAN KENAKALAN REMAJA DI KELURAHAN KOTA MATSUM II KECAMATAN MEDAN AREA KOTAMADYA MEDAN
SKRIPSI Salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Oleh: REVRI 050902052
DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini di setujui untuk di pertahankan NAMA
: REVRI
NIM
: 050902052
JURUSAN
: ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
JUDUL
: HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN WAKTU DENGAN KENAKALAN REMAJA DI KELURAHAN KOTA MATSUM II KECAMATAN MEDAN AREA KOTAMADYA MEDAN
Dosen Pembimbing
(Drs. Edward, M.SP) NIP.131 459 297
Ketua Departemen
(Drs. Matias Siagian, M.Si) NIP. 196303131993031001
Dekan
(Prof, Dr. Arif Nasution, MA) NIP. 196207031987111001 Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL ABSTRAK NAMA : REVRI NIM : 050902052 Judul Skipsi : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan (Skripsi terdiri dari 6 bab, 84 halaman, 38 tabel, 2 bagan, serta 10 lampiran) Judul ini saya buat berdasarkan pengamatan saya mengenai penggunaan waktu luang dikalangan remaja. Sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan membuat remaja yang baru menamatkan pendidikan memiliki waktu luang yang besar sebelum mendapatkan pekerjaan. Sehingga remaja lebih bebas melakukan aktivitas ketika memiliki waktu luang tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja. Sebagai lokasi penelitian adalah Kelurahan Kota Matsum II, dengan populasi remaja yang berjumlah 2381 orang. Untuk mendapatkan sampel saya menggunakan rumus Taro Yamane, sehingga didapat sampel 96 orang. Penarikan sampel dilakukan secara acak, sehingga setiap remaja di kelurahan tersebut memiliki peluang yang sama untuk menjadi responden. Saya menggunakan angket sebagai alat untuk mendapatkan data yang saya butuhkan. Dalam angket saya membuat 28 pertanyaan, 5 pertanyaan untuk mengetahui identitas responden, 12 untuk melihat pola penggunaan waktu, dan 11 untuk mengukur kenakalan remaja Data-data yang didapat melalui angket saya tabulasikan, kemudian dihitung melalui analisis kuantitatif. Pada analisis kuantitatif diketahui bahwa pola penggunaan waktu pada remaja di Kelurahan Kota Matsum II sedang, yang artinya sebagian besar remaja masih memiliki pemanfaatan waktu yang seimbang antara waktu luang dan waktu beraktivitas. Sehingga selain beraktivitas mereka juga masih bisa menggunakan waktu bebas diluar waktu untuk beraktivitas. Sedangkan tingkat kenakalan remaja pada Kelurahan Kota Matsum II cenderung rendah. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja. Hal ini terbukti melalui hasil analisa korelasi yang dilakukan dengan analisa product moment, dimana koefesien korelasi ( rxy ) = 0,563 dan koefesien korelasi pada tabel taraf signifikan 5 % yaitu 0,201. Maka berdasarkan ketentuan Guilford, koefesien korelasi ( rxy ) sebesar 0,563 mempunyai arti bahwa hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II menunjukkan tingkat hubungan cukup berarti. Karena rxy hitung > rxy tabel, maka menunjukkan bahwa hipotesa (Ha) diterima. Kata kunci : Pola Penggunaan Waktu, Kenakalan Remaja Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, dengan rahmat Tuhan yang maha esa akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Yang berjudul tentang “Hubungan Pola Penggunaan Waktu dengan Kenakalan Remaja”. Adapun penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik materil maupun moril yang semuanya itu memungkinkan tersusunnya skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof, Dr. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial. 3. Bapak Drs. Edward, M.SP, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan mengenai pengerjaan skripsi ini hingga selesai. 4. Para dosen dan staff Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP yang telah mendidik dan membimbing selama mengikuti perkuliahan, 5. Kedua orang tua ku, Bapak Afrizal dan Ibu Nulaily yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil dan telah merawat serta membimbing ku dari kecil hingga saat ini. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
6. Bapak Abu Kosim, S.Sos, sebagai lurah di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kota Medan beserta seluruh staff kelurahan yang telah membantu kegiatan penelitian ku. 7. Para remaja di Kelurahan Kota Matsum II yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian yang saya lakukan. 8. Seluruh teman-teman seperjuangan Kessos ’05 yang sudah mewarnai hidup ku selama kuliah di FISIP USU, mudah-mudahan kita sukses semua….. 9. Seluruh senior dan junior Ilmu Kesejahteraan Sosial. 10. Orang-orang yang tidak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dan bukanlah hal yang mustahil apabila di dalamnya masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik ditinjau dari segi penulisan maupun dari segi ilmiahnya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik dari pembaca. Harapan penulis semoga skripri ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Medan, Desember 2009 Penulis
REVRI
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................. iii DAFTAR ISI................................................................................................ iv DAFTAR TABEL........................................................................................ vii DAFTAR BAGAN....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan…………………........... 1 B. Perumusan Masalah……………………………........... 8 C. Tujuan Penelitian………………………………........... 8 D. Manfaat Penelitian………………………………......... 8 E. Sistematika Penulisan……………………………......... 9
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja……………………………………………....... 10 A.1. Pengertian Remaja…………………………….... 10 A.2. Tugas Perkembangan Remaja………………....... 11 A.3. Karakteristik Remaja………………………….....12 B. Kenakalan Remaja…………………………………......14 B.1. Pengertian Kenakalan Remaja………………...... 14 B.2. Perkembangan Moralitas Anak…………………. 15 B.3. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja…………….16 B.4. Ciri Khas Kenakalan Remaja………….………... 18 B.5. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja……………… 19 C. Pola Penggunaan Waktu……………………………… 20 C.1. Waktu Beraktivitas……………………………… 20 C.2. Waktu Luang……………………………………. 21 D. Lingkungan Sosial…………………………………......22 D.1. Lingkungan Keluarga……………………………24
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
D.2. Lingkungan Sekolah……………………………. 25 D.3. Lingkungan Masyarakat…………………………25 E. Kerangka Pemikiran…………………………………... 26 F. Defenisi Konsep………………………………………..28 G. Defenisi Operasional………………………………….. 28 H. Hipotesis. …………………………………………….. 30
BAB III
: METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ……………………………………….. 31 B. Lokasi Penelitian……………………………………… 31 C. Populasi……………………………………………….. 32 D. Sampel…………………………………………………32 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………….... 33 F. Teknik Analisa Data…………………………………... 34
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................. 35 B. Letak dan Keadaan Geografis........................................ 35 C. Keadaan Penduduk......................................................... 37 C.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama.............37 C.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis / Suku.....38 C.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia................. 39 C.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir.............................................. 41 C.5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.................................................. 43 D. Sarana dan Prasarana Kelurahan.................................... 44 D.1. Prasarana Peribadatan........................................... 44 D.2. Prasarana Kesehatan............................................. 45 D.3. Prasarana Pendidikan............................................ 46 E. Struktur Pemerintahan.................................................... 47
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB V
: ANALISA DATA A. Karakteristik Responden................................................ 49 B. Gambaran Variabel Penelitian....................................... 52 B.1. Gambaran Variabel Bebas (X).............................. 52 B.2. Gambaran Variabel Terikat (Y)............................ 63 C. Analisis Kuantitatif........................................................ 73 C.1. Analisis Variabel................................................... 73 C.2. Uji Hipotesis.......................................................... 78 C.3. Koefesien Determinasi.......................................... 79
BAB VI
: PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................... 81 B. Saran............................................................................... 83
Daftar Pustaka Lampiran
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tata Guna Lahan………………………………………………...36
Tabel 2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama…………………….... 37
Tabel 3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis / Suku………………… 38
Tabel 4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia………………………… 39
Tabel 5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir………... 41
Tabel 6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian…………... 43
Tabel 7
Prasarana Peribadatan…………………………………………... 44
Tebel 8
Prasarana Kesehatan……………………………………………. 45
Tabel 9
Prasarana Pendidikan………………………………………….... 46
Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………... 49 Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ………………………..50 Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis / Suku……………….. 51 Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Aktivitas Rutin yang Dilaksanakan............................................ 52 Tabel 14
Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Waktu Beraktivitas .....................…………………… 53
Tabel 15
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Melaksanakan Aktivitas rutin.......................................... 54
Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Memulai Tidur Malam…................................................. 55
Tabel 17
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Bangun Pagi………........................................................ 56
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Tabel 18
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Begadang………....................................................... 57
Tabel 19
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Ngumpul Bareng Teman…………………...……… 58
Tabel 20
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Diluar Rumah.........................................………………. 59
Tabel 21
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Pergi ke tempat-tempat Hiburan / Diskotik, Bar, dan Tempat Maksit.. 60
Tabel 22
Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Menonton Televisi…................................................. 60
Tabel 23
Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Penggunaan Internet............................................... 61
Tabel 24 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Bermain Playstation / Game………………………...62 Tabel 25 Distribusi Responden Berdasarkan Judi Kartu / Judi Koin………….................………………….... 63 Tabel 26 Distribusi Responden Berdasarkan Judi Taruhan Bola..........…. 64 Tabel 27 Distribusi Responden Berdasarkan Pemakaian Narkoba..................................................................... 65 Tabel 28 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Meminum Minuman Keras…………………............ 66 Tabel 29
Distribusi Responden Berdasarkan Perbuatan Memeras / Mengompas Orang Lain………............... 66
Tabel 30 Distribusi Responden Berdasarkan Perbuatan Mencuri……….. 67 Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Tabel 31 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Menonton Film Porno................................................ 68 Tabel 32 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Tawuran / Perkelahian…………………………………………. 69 Tabel 33 Distribusi Responden Berdasarkan Perbuatan Menyakiti / Menjahili Orang Lain……………………………... 70 Tabel 34 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Kasar Pada Orang Tua…….....………………………….. 71 Tabel 35
Distribusi Responden Berdasarkan Perbuatan Seks Diluar Nikah………………….……………….. 72
Tabel 36 Pola Penggunaan Waktu……………………………………….. 74 Tabel 37 Kenakalan Remaja……………………………………………... 75 Tabel 38 Hubungan Pola Penggunaan Waktu dengan Kenakalan Remaja...........................................................77
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Pemikiran……………………………………………… 27 Bagan 2 Struktur Pemerintahan Kelurahan Kota Matsum II………………. 47
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner (angket) 2. Jawaban responden terhadap variabel X 3. Jawaban responden terhadap variabel Y 4. Kalkulasi nilai variabel X dan Y 5. Lembaran kegiatan bimbingan penelitian / penulisan skripsi Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU 6. Surat keputusan komisi pembimbing penulisan proposal penelitian / penelitian / skripsi 7. Surat pengantar penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara 8. Surat rekomendasi penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara 9. Surat keterangan telah mengadakan penelitian dari Kepala Kelurahan Kota Matsum II. 10. Denah lokasi Kelurahan Kota Matsum II.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Dalam periode ini pastilah terjadi perubahan yang sangat pesat dalam dimensi fisik, mental dan sosial. Masa ini juga merupakan periode pencarian identitas diri, sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan. Pengaruh sosial dan kultural memainkan peranan yang besar dalam pembentukan tingkah laku kriminal anak-anak remaja. Pengaruh dari lingkungan sosial sesuai dengan pola penggunaan waktu pada remaja, dengan siapa saja remaja menghabiskan waktunya, berapa besar waktu senggang dan waktunya beraktivitas, serta apa saja kegiatan yang dilakukan dalam seharian, tentunya sedikit banyak akan berperan dalam pembentukan tingkah laku remaja. Remaja di perkotaan umumnya adalah pelajar yang melalui sebagian harinya di sekolah, namun setelah tamat dari sekolah remaja dihadapkan pada pilihan untuk langsung bekerja atau melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Besarnya jumlah remaja yang tamat sekolah tiap tahunnya dan ketatnya upaya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan mengakibatkan banyak remaja yang tersisih dalam persaingan. Menurut PBB ada sekitar 500 juta anak-anak dan remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memasuki lapangan kerja pada dekade mendatang. Sementara itu lapangan kerja yang tersedia terbatas sehingga jutaan anak-anak Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
dan remaja tidak dapat memasuki lapangan kerja karena keterbatasan pendidikan dan
ketrampilannya.
(http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kita-
punya-hari.html, diakses 5 april pukul 23.15 WIB) Sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan membuat pengangguran semakin bermunculan. Angka pengangguran di Indonesia per Agustus 2008 mencapai 9,39 juta jiwa atau 8,39 persen dari total angkatan kerja. Sesuai survei, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Arizal Ahnaf di Jakarta, menjelaskan, pengangguran terbuka didominasi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 17,26 persen dari jumlah penganggur. Kemudian disusul lulusan Sekolah Menengah Atas (14,31 persen), lulusan universitas 12,59 persen, diploma 11,21 persen, baru lulusan SMP 9,39 persen
dan
SD
ke
bawah
4,57
persen
(http://www.
tempointeraktif.com/hg/ekbis/2009/01/05/brk,20090105-153847.id.html, diakses 5 april 2009 pukul 23.10 WIB) Pastinya hampir semua remaja yang baru menamatkan pendidikan sangat mengharapkan untuk segera mendapatkan pekerjaan, namun kenyataannya setelah menamatkan pendidikan tidak ada jaminan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebagai akibatnya kesempatan menganggur pada remaja sangat terbuka dan akan berdampak buruk pada masa depannya. Dampak buruk yang ditimbulkan karena menganggur tersebut bermacammacam. Antara lain: remaja akan merasa terasing dari masyarakatnya, timbulnya rasa malas karena terbiasa menganggur, timbulnya rasa frustrasi karena kurangnya kesempatan kerja, serta akan mudah jatuh ke dalam tindakan kriminal dan ilegal lainnya.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Bagi mereka yang menganggur tersebut tentunya memiliki banyak waktu luang. Besarnya waktu luang menimbulkan besarnya waktu untuk bertindak bebas, sehimgga untuk menggunakan waktu luang tersebut masih menjadi tanda tanya bagi remaja tersebut. Waktu luang dan kenakalan remaja biasanya memiliki korelasi yang positif. Artinya, semakin besar waktu luang maka semakin besar pula tingkat kenakalan remaja, dan sebaliknya semakin sedikit waktu luang maka semakin sedikit pula kenakalan remaja. Namun jika remaja dapat menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal yang positif, maka keadaannya mungkin bisa lain. Begitu juga sebaliknya, walaupun waktu luang sedikit namun digunakan untuk hal-hal yang negatif, maka secara tidak langsung akan berpengaruh negatif pula pada remaja itu. Sebenarnya waktu luang tidak hanya dimiliki oleh pengangguran saja, remaja yang beraktivitas rutin juga memiliki waktu luang. Namun frekwensinya mungkin berbeda dengan remaja yang menganggur. Waktu luang pada remaja beraktivitas bisa terjadi sebelum dan sesudah melakukan aktivitas rutin. Bagi remaja yang berada pada keluarga dengan kondisi sosial ekonomi kelas menengah keatas, mungkin untuk sementara mereka bisa menghabiskan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang mengasah potensi / bakat, dengan mengikuti kursus, masuk pada kelompok pelatihan, atau masuk kuliah. Namun bagaimana dengan remaja yang berada pada keluarga dengan kondisi sosial ekonominya masih di bawah? yang orang tuanya kurang mampu untuk membiayai anaknya dalam mengembangkan potensi diri sebagai upaya mensiasati waktu luang. Pastinya akan banyak waktu yang dipergunakan untuk bermain dan banyak hal-hal yang dirasa membosankan bagi remaja itu sendiri. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Beragam kegiatan yang dilalui oleh remaja selama waktu luang, ada kegiatan positif dan ada kegiatan negatif. Selain itu, tempat remaja melewati waktu luang juga berbeda-beda. Ada yang kebanyakan di rumah, namun ada pula diantara mereka yang menyibukkan diri dengan kegiatan di luar rumah. Bahkan terkadang mereka menikmati waktu luangnya hingga mengorbankan waktu istirahatnya. Tidak jarang remaja pulang hingga larut malam, bahkan sampai bergadang. Terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan yang masih terlihat ramai sampai tengah malam. Hal ini dikarenakan tidak adanya aktivitas rutin yang harus dilakukan keesokan harinya. Kegiatan yang dilakukan ketika bergadang biasanya tak jauh dari kegiatan negatif. Misalnya: meminum minuman keras, menggunakan obat-obatan, berjudi, atau pergi ke tempat-tempat hiburan yang penuh dengan kemaksiatan. Apalagi di daerah perkotaan, memiliki banyak tempat maksiat yang masih dibuka sampai pagi dini hari. Remaja yang sehat dan normal akan selalu mempunyai keinginan untuk melakukan tindakan dinamis agar keberadaannya diakui dan berarti bagi orang lain. Namun pada remaja yang tidak memiliki banyak aktivitas umumnya suka menghabiskan waktu senggangnya dengan hal-hal yang menarik perhatian orang lain, misalnya bersama dengan teman-temannya dan melakukan hal-hal yang mereka senangi. Remaja menganggap teman sebayanya sebagai sesuatu hal yang penting dan menganggap kelompok sebayanya memberikan sebuah dunia tempat kawula muda mulai melakukan sosialisasinya, dimana nilai-nilai yang berlaku bukanlah nilai-nilai yang ditetapkan orang dewasa melainkan oleh teman-temannya. Remaja Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya melebihi waktu yang mereka habiskan dengan orang tua dan anggota keluarga yang lain. Oleh karena itu pengaruh dari teman sebaya biasanya lebih dominan bila dibandingkan dengan pengaruh dari keluarganya. Banyak remaja frustasi dan sulit menyesuaikan diri di tengah masyarakat kota yang selalu berpacu dan bersaing. Peristiwa tersebut merangsang timbulnya gang anak nakal, di tengah gang ini para remaja bisa mendapatkan kompensasi dari rasa kekecewaannya, bahkan memperoleh kepuasan subtitut dari kawan sebayanya. Mereka merasa mendapatkan bantuan materiil, dukungan moral, status sosial, dan perlindungan dari anggota gang kelompoknya. Dalam kondisi sedemikian
ini,
anak-anak
remaja
itu
mendapatkan
keberanian
untuk
bereksperimen dalam bentuk tindak kriminal, dan pada akhirnya mereka benarbenar menjadi kriminal (Kartono, 2002 : 79). Dewasa ini banyak tumbuh dan berkembang gang-gang remaja yang berperilaku kriminal. Pada umumnya anak-anak remaja ini sangat agresif sifatnya, suka berbaku hantam dengan siapapun juga tanpa suatu penyebab yang jelas, dengan tujuan sekedar untuk mengukur kekuatan kelompok sendiri, serta membuat onar ditengah lingkungan. Kebanyakan gang remaja pada awalnya hanyalah kelompok bermain yang beroperasi bersama-sama mengisi waktu luang. Dari permainan yang netral dan menyenangkan hati itu, lama-kelamaan perbuatan mereka menjadi semakin liar dan tidak terkendali, lalu berubah menjadi aksi-aksi kejahatan. Bahkan tak jarang pula remaja perempuan berkelakuan seperti anak laki-laki.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Remaja yang tergabung dalam kelompok teman bermain (gang), biasanya terdorong untuk melakukan kegiatan iseng atas inisiatif sendiri ataupun atas dukungan teman-teman dalam kelompoknya. Biasanya dalam pergaulan remaja, apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup kelompoknya, maka ia akan dijauhi oleh kelompoknya. Dan bagi remaja, hidup dalam keterasingan tentu tidak menyenangkan. Oleh karena itu, remaja terpaksa mengikuti pola hidup yang biasa dijalankan oleh kelompoknya. Jadi apabila kelompoknya itu memiliki pola hidup kriminal, maka kemungkinan remaja yang akan tergabung dalam kelompok itu juga harus memiliki pola hidup kriminal pula dan sedikit banyak akan berpengaruh pada perilaku remaja tersebut. Pengaruh buruk dikalangan remaja tidak hanya didapat dari lingkungan teman bermain saja. Bagi remaja keinginan untuk berbuat jahat terkadang timbul karena media bacaan, gambar-gambar dan film. Seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi informasi yang memudahkan remaja untuk mengakses hal-hal yang tidak baik. Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk, maka itu akan berbahaya dan dapat mempengaruhi remaja untuk berbuat jahat. Begitu pula pada gambar dan film, misalnya gambar / film porno. Situasi dan kondisi remaja saat ini mencerminkan situasi dan kondisi bangsa di masa datang. Oleh karena itu, rusaknya satu generasi akibat kenakalankenakalan kecil akan membawa pengaruh besar bagi negara dimasa yang akan datang. Karena kenakalan-kenakalan tersebut bukan tidak mungkin akan terbawabawa pada kehidupan selanjutnya sehingga remaja akan benar-benar menjadi kriminal, apalagi kalau sampai terlibat narkoba. Karena bagaimanapun juga negara ini akan diwariskan kepada mereka yang masih berusia remaja. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Remaja sering dikaitkan dengan tingkat usia, diakui bahwa dalam hukum tidak dikenal istilah remaja, yang ada istilah dibawah umur dan belum cukup umur. Secara sederhana anak/ remaja dapat dinyatakan sebagai seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun. Remaja berada dalam periode tanggung, dimana dari segi tanggung jawab seseorang berada dalam posisi sudah bukan anak-anak, namun juga belum dewasa dan mampu dipertanggungjawabkan secara hukum. Walaupun begitu kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja sudah sangat meresahkan masyarakat, bahkan terkadang sudah menyamai tindakan kriminal orang dewasa. Apalagi saat ini jumlah remaja Indonesia yang berusia 10-24 tahun mencapai 65 juta orang atau 30 persen dari total penduduk Indonesia (http//duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi-remaja-indonesia-saat -ini.html, diakses tanggal 5 april pukul 23.30 WIB). Kelurahan Kota Matsum II merupakan daerah pemukiman penduduk dengan lokasi di tengah kota. Tidak sedikit remaja di daerah ini yang tidak memiliki aktivitas rutin, terutama yang baru menamatkan pendidikan dan sebelum mendapatkan pekerjaan. Sehingga menimbulkan waktu luang yang bisa digunakan untuk apa saja. Selain itu daerah ini juga dikelilingi oleh tempat-tempat perkumpulan remaja serta tempat-tempat hiburan malam yang tidak terlalu jauh. Sehingga remaja mempunyai banyak pilihan tempat untuk mengisi waktu luang yang mereka miliki. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian dalam rangka penulisan karya ilmiah mengenai pola penggunaan waktu pada remaja dan hubungannya dengan kenakalan remaja. Kemudian penulis merangkumnya dengan judul “hubungan pola penggunaan Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
waktu dengan kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan”
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah langkah yang paling penting untuk membatasi masalah yang diteliti. Masalah adalah bagian pokok dari kegiatan penelitian (Arikunto, 1998 : 47). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka penulis merumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area”
C. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area
D. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi atau konsep-konsep, terutama bagi instansi terkait untuk menanggulangi kenakalan remaja yang berhubungan dengan pola penggunaan waktu. Pada khususnya, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah dan memperkaya referensi kepustakaan juga literatur penelitian di Departeman Ilmu Kesejahteraan sosial.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
E. Sistematika Penulisan Penulis menyajikan penelitian ini dalam enam bab, adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian teori yang berkaitan dengan penelitan yang dilakukan. Terdapat pula kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, serta teknik analisa data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang berhubungan dengan objek yang diteliti
BAB V
: ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisisnya
BAB VI
: PENUTUP Berisikan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja A.1. Pengertian Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh. Istilah adolescence sebenarnya memiliki istilah yang cukup luas, mencakup kematangan mental, emosional, dan fisik. Remaja adalah usia dimana suatu individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, (Ali dan Asrori, 2004 : 9) Tidak ada keseragaman dari tiap-tiap pihak dalam menentukan batasan usia remaja. Menurut WHO, batasan remaja adalah 12-24 tahun, Depkes 10-19 tahun, BKKBN 10-21 tahun, dan Youth Manifesto tahun 1998 menetapkan 10-24 tahun, (http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/ 2007 /09/kita-punya-hari.html, diakses 5 april pukul 23.15 WIB) Sedangkan Dr. Sarlito Wirawan Sarwono memberikan batasan usia remaja Indonesia antara 11 – 24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai tampak. 2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun menurut agama 3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan jiwa seperti tercapainya identitas diri Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka mempunyai hak-hak yang penuh sebagai orang dewasa. Dalam defenisi di atas status perkawinan sangat menentukan, seorang yang sudah menikah pada usia berapapun diperlakukan dewasa (Sarwono, 2000:14) Namun jika dilihat dari tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Hurlock disimpulkan bahwa masa remaja berkisar antara 12 sampai 21 tahun, dimana terdiri dari masa pubertas dan adolescence. A.2. Tugas Perkembangan Remaja Manusia terlahir dan hidup dengan beberapa fase atau tahapan perkembangan. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock, dimana ia membagi tahap perkembangan menjadi : 1. Tahap sebelum bayi (prenatal) 2. Tahap infancy
: 0 – 2 minggu
3. Tahap bayi (babyhood)
: 2 minggu – 2 tahun
4. Tahap anak-anak awal (early childhood) : 2 – 6 tahun 5. Tahap anak-anak akhir (late childhood)
: 6 - 12 tahun
6. Tahap pubertas (puberty)
: 12 – 14 tahun
7. Tahap remaja awal (early adolescence)
: 14 – 17 tahun
8. Tahap remaja akhir (late adolescence)
: 17 – 21 tahun
9. Tahap dewasa awal (early adulthood)
: 21 – 40 tahun
10.Tahap setengah baya (middle age)
: 40 – 60 tahun
11.Tahap tua (senescence)
: 60 tahun keatas (Adi, 1994:120)
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Tiap tahapan perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan masingmasing. Robert J. Havighurst, mengumpulkan tugas-tugas perkembangan pada masa remaja sebagai berikut : 1. Mengembangkan kemampuan untuk mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebayanya 2. Mengembangkan kemampuan untuk mencapai peran sosial sebagai pria ataupun wanita. 3. mengembangkan kemampuan untuk menerima fisik seseorang, serta menggunakan tubuh secara lebih efektif. 4. Mengembangkan kemampuan untuk mencapai kemandirian emosional dari orang tua maupun orang-orang dewasa lainnya 5. Mengembangkan kemampuan untuk mencapai kemandirian secara ekonomi 6. Menyeleksi dan mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam dunia kerja 7. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga 8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan bernegara. 9. Mengembangtkan kemampuan untuk mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial. 10. Membentuk seperangkat nilai yang mungkin direalisasikan dan sesuai etika, yang dapat membantu dalam berperilaku (Adi, 1994 : 124 – 125) A.3. Karakteristik Remaja Di dalam proses seorang anak menuju usia yang ke 21 tahun, banyak hal yang harus dilaluinya, ia harus mengalami tahapan-tahapan perkembangan
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
kejiwaan. Secara sederhana tahapan perkembangan kejiwaan remaja dan tingkat usianya dapat diklasifikasikan menjadi : -
remaja dini (12–15 tahun)
-
remaja penuh (15-17 tahun)
-
dewasa muda (17-21 tahun)
Dari pengklasifikasian usia tersebut, secara gampang dapatlah dinyatakan bahwa remaja merupakan salah satu persiapan untuk memasuki usia dewasa. (Gunarso, 1989 : 9). Seorang remaja berada pada batas peralihan kahidupan anak dan dewasa. Pengalaman mereka mengenai alam dewasa masih belum banyak, karena itu sering terlihat ciri-ciri remaja sebagai berikut : 1. Kegelisahan, keadaan yang tidak tenang menguasai remaja. Mereka mempunyai segala macam keinginan yang tidak dapat mereka penuhi. 2. Pertentangan-pertentangan yang terjadi dalam diri mereka juga menimbulkan kebingungan, baik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain. 3. Berkeinginan besar mencoba segala hal yang belum diketahuinya. 4. Keinginan mencoba sering pula diarahkan pada diri sendiri maupun terhadap orang lain, tidak hanya pada obat-obatan tapi juga pada seluruh fungsi-fungsi ketubuhannya. 5. Keinginan menjelajah pada alam sekitar lebih luas. Bukan hanya lingkungan dekatnya saja yang ingin diselidiki, bahkan lingkungan yang lebih luas lagi, 6. Mengkhayal dan berfantasi 7. Aktifitas berkelompok (Gunarsa, 2003 : 67 – 71)
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
B. Kenakalan Remaja B.1. Pengertian Kenakalan Remaja Kenakalan remaja atau juvenile delinquency ialah perilaku jahat / dursila, atau kejahatan / kenakalan anak-anak muda; merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang (Kartono, 2002 : 6) Kenakalan remaja selalu dikonotasikan dengan serangan, pelanggaran, kejahatan, dan keganasan yang dilakukan oleh anak-anak muda di bawah usia 22 tahun. Secara umum mereka dianggap ada dalam satu periode transisi dengan tingkah laku anti sosial yang potensial, disertai dengan banyak pergolakan hati atau kekisruhan batin pada fase-fase remaja. Maka segala gejala keberandalan dan kejahatan yang muncul itu merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi anak yang mengandung unsur dan usaha : -
kedewasaan seksual
-
pencaharian suatu identitas kedewasaan
-
adanya ambisi materil yang tidak terkendali
-
kurang atau tidak adanya disiplin diri (Kartono, 2002 : 8) untuk lebih mengenal kenakalan remaja, maka kenakalan remaja dapat
digolongkan dalam dua kelompok besar, sesuai dengan kaitanya dengan norma hukum, yakni : 1. Kenakalan yang bersifat a-moral dan a-sosial dan tidak diatur dalam undangundang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan pelanggaran hukum.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bilamana dilakukan oleh orang dewasa (Gunarsa, 2003:19) Kenakalan yang bersifat a-moral dan a-sosial misalnya, kebut-kebutan di jalan raya, serta remaja yang sering berkelompok menyebabkan terganggunya orang yang tinggal di sekelilingnya baik pada siang hari maupun pada malam hari sewaktu orang sedang istirahat. Sedangkan kenakalan yang bersifat melanggar hukum adalah kenakalan yang acap kali disebut dengan istilah kejahatan atau kriminalitas.
Misalnya:
penjudian,
pencurian,
narkoba,
pemerkosaan,
pembunuhan, dan lain-lain. B.2. Perkembangan Moralitas Anak Pada dasarnya semua tindakan kenakalan remaja bisa disebut dengan perilaku a-moral, baik yang melanggar hukum atau peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis. Nilai-nilai moral oleh anak bukanlah diperoleh dari kelahirannya,
melainkan
sesuatu
yang
diperoleh
dari
luar.
Dalam
perkembangannya moralitas pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Lingkungan rumah 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan teman-teman sebaya 4. Segi keagamaan 5. Aktivitas-aktivitas rekreasi (Gunarsa, 2003 : 39-45) Perkembangan moral anak tersebut terbentuk melalui beberapa fase, dan tiap-tiap fase memiliki ciri moralitas tertentu. Fase-fase tersebut yaitu: Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
1. Moralitas pada anak 3 tahun Tingkah lakunya semata-mata dikuasai oleh dorongan yang tidak disadari dengan kecenderungan bahwa apa yang menyenangkan akan diulang dan apa yang tidak mengenakkan tidak akan diulangi, 2. Moralitas pada anak 3 - 6 tahun Pada masa ini dasar-dasar moralitas terhadap kelompok sosial sudah harus terbentuk. Anak ditunjukkan bagaimana harus bertingkah laku, dan bilamana hal ini tidak dilakukan maka ia akan dihukum. Pada usia ini anak sudah harus patuh pada tuntutan orang tua dan lingkungan. 3. Moralitas pada anak umur 6 tahun sampai remaja Pada fase ini anak bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompoknya. Pada masa mendekati remaja anak sudah mengembangkan nilai-nilai moral sebagai hasil pengalaman-pengalaman di rumah dan dalam hubungan-hubungan dengan anak lain (Gunarsa, 2003 : 46 – 48) B.3. Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Beberapa ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai sebabmusabab terjadinya kenakalan remaja. Sebab terjadinya kenakalan remaja tersebut digolongkan menurut beberapa teori, sebagai berikut : 1. Teori biologis Tingkah laku sosiopatik pada anak dan remaja muncul karena faktor-faktor fisiologis dan struktur jasmaniah seseorang. Kejadian ini berlangsung : a. Melalui gen atau plasma pembawaan sifat dalam keturunan b. Melalui pewarisan tipe-tipe kecenderungan yang luar biasa (abnormal)
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
c. Melalui pewarisan kelemahan konstitusional jasmaniah tertentu yang menimbulkan tingkah laku sosiopatik. 2. Teori psikogenis Teori ini menekankan sebab-sebab tingkah laku sosiopatik anak-anak dari aspek psikologis atau kejiwaan. Antara lain faktor inteligensi, ciri kepribadian motivasi, sikap-sikap yang salah motivasi, rasionalisasi, internalisasi diri yang keliru, emosi yang controversial, kecenderungan psikopatologis, dan lain-lain. 3. Teori sosiogenis Para sosiolog berpendapat bahwa perilaku kejahatan pada anak ini adalah murni sosiologis atau sosial psikologis sifatnya. Misalnya disebabkan oleh pengaruh struktur sosial yang deviatif, tekanan kelompok, peranan sosial, status sosial, atau oleh internalisasi simbolis yang keliru. 4. Teori subkultur Menurut teori ini sumber-sumber kenakalan remaja ialah sifat-sifat atau struktur sosial dengan pola budaya (subkultur) yang khas dari lingkungan famili, tetangga, dan masyarakat yang didiami oleh remaja tersebut. Sifat-sifat masyarakat tersebut antara lain : a. Punya populasi yang padat b. Status sosial ekonomi penghuninya rendah c. Kondisi fisik perkampungan yang sangat buruk d. Banyak disorganisasi familial dan sosial bertingkat tinggi (Kartono, 2002 : 25 – 32)
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
B.4. Ciri Khas Kenakalan Remaja Agar dapat
membedakan kenakalan remaja dari aktivitas yang
menunjukkan ciri khas remaja, maka perlu diketahui beberapa ciri pokok dari kenakalan remaja, yaitu : 2. Dalam pengertian kenakalan harus terlihat adanya perbuatan atau tingkah laku yang bersifat pelanggaran hukum dan pelanggaran nilai-nilai moral 3. Kenakalan tersebut mempunyai tujuan yang a-sosial yakni perbuatan yang bertentangan dengan nilai atau norma sosial yang berlaku 4. Kenakalan remaja merupakan kenakalan yang dilakukan oleh anak yang masih berusia remaja dan belum menikah. 5. Kenakalan remaja dapat dilakukan oleh seorang remaja saja, atau dapat juga dilakukan bersama-sama dalam suatu kelompok remaja (Gunarsa, 2003:19) Anak-anak yang jahat mempunyai sifat kepribadian khusus yang berbeda dengan anak-anak normal. Sifat kepribadian khusus tersebut adalah : 1. Hampir semua anak muda jenis ini cuma berorientasi pada “masa sekarang”, bersenang-senang dan puas pada hari ini. Mereka tidak mau mempersiapkan bekal hidup untuk hari esok. 2. Kebanyakan dari mereka itu terganggu secara emosional 3. Mereka kurang tersosialisasi dalam masyarakat normal, sehingga tidak mampu mengenal norma-norma kesusilaan, dan tidak bertanggung jawab secara sosial 4. Mereka senang menceburkan diri dalam kegiatan “tanpa fakir” yang merangsang rasa kejantanan, walaupun mereka menyadari besarnya resiko dan bahaya yang terkandung di dalamnya 5. Pada umumnya mereka sangat impulsive, dan suka menyerempet bahaya Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
6. Hati nurani tidak atau kurang lancar fungsinya 7. mereka kurang memiliki disiplin diri dan kontrol diri, sebab mereka memang tidak pernah dituntun atau dididik untuk melakukan hal tersebut. Tanpa pengekangan diri tersebut mereka jadi liar, ganas dan tidak bisa dikuasai ole orang dewasa (Kartono, 2002 :18 – 19) B.5. Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja Wujud perilaku jahat anak-anak remaja adalah sebagai berikut: 1. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalulintas dan membahayakan diri sendiri serta orang lain. 2. Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan yang mengacaukan lingkungan sekitarnya. 3. Perkelahian antar gang, antarkelompok, antarsekolah, antarsuku, sehingga kadang-kadang membawa korban jiwa. 4. Membolos sekolah atau bergelandangan di sepanjang jalan, atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen kedurjanaan dan tindak a-susila 5. Kriminalitas anak lain berupa mengancam, intimidasi, memeras, maling, mencopet, tindak kekerasan dan pelanggaran lainnya. 6. Berpesta pora sambil mabuk-mabukkan, melakukan hubungan seks bebas. 7. Perkosaan, agresivitas seksual dan pembunuhan dengan motif seksual. 8. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika. 9. Tindak-tindak immoral seksual yang secara terang-terangan tanpa rasa malu dengan cara yang kasar 10. Homoseksualitas, dan gangguan seksual lain pada anak dan remaja Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
11. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, sehingga menimbulkan ekses kriminal. 12. Komersialisasi seks 13. tindakan radikal dan ekstrim. 14. Perbuatan a-sosial dan anti-sosial lain disebabkan oleh gangguan kejiwaan (Kartono, 2002 : 21 – 23)
C. Pola Penggunaan Waktu Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah atau baru memulai dunia kerja, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Ada kalanya remaja memiliki banyak waktu beraktivitas dibandingkan waktu luang, namun ada kalanya pula remaja tersebut memiliki waktu luang yang lebih banyak bahkan ada pula yang tidak atau belum memiliki aktivitas rutin. C.1. Waktu Beraktivitas Waktu beraktivitas adalah penggunaan waktu yang khusus dimanfaatkan hanya untuk aktivitas rutin sehari-hari. Kegiatan atau aktivitas yang umumnya dimiliki oleh remaja dalam sehari-hari adalah : a. Sekolah Sekolah adalah tempat remaja menghabiskan waktunya dalam seharian, terutama remaja yang berusia dini. Pada umumnya waktu yang dihabiskan di sekolahan tersebut berkisar antara 7 sampai 9 jam. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
b. Kerja Usia remaja, terutama untuk fase akhir adalah usia yang paling memungkinkan untuk meng habiskan waktunya di tempat kerjaan. Tidak jarang pula ditemui remaja yang bekerja sambil sekolah sehingga menghabiskan banyak waktu untuk beraktivitas. C.2. Waktu Luang Waktu luang adalah waktu senggang diluar aktivitas rutin sehari-hari. Yang dimaksud dengan waktu luang bukanlah waktu dimana orang tidak harus mengerjakan sesuatu, bahkan ada orang yang mengisi waktu luangnya dengan pekerjaan berat diluar kerjaan rutin. Selain itu ada pula orang yang mengisi waktu luangnya dengan berkumpul bersama teman-teman, mendengarkan musik, nonton televisi, membaca buku, atau melakukan kegiatan olah raga. Waktu luang remaja merupakan kesempatan untuk memenuhi dorongan untuk bertindak bebas. Namun, disisi lain remaja dituntut mampu menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Sekalipun remaja akan dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dalam melewati waktu luangnya. Bagi remaja yang masih bersekolah akan melewati waktu luang setelah mereka pulang dari sekolah, dan akan meghadapi waktu luang yang panjang ketika liburan musim panas. Bermacam-macam kegiatan yang dilakukan oleh remaja yang bersekolah untuk mengisi waktu luang, mulai dari kegiatan bimbingan belajar / les tambahan sampai dengan kegiatan bermain dan berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Bahkan ada juga remaja yang mengisi waktu luangnya dengan bekerja untuk menambah uang jajan mereka. Sedangkan bagi Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
remaja yang sudah melewati masa-masa sekolah dan belum mendapatkan pekerjaan, akan selalu mendapatkan waktu luang yang panjang. Beberapa kegiatan yang tak terarah yang banyak dilakukan oleh remaja dalam mengisi waktu luangnya antara lain: 1. Tamasya bersama kawan-kawan yang berakhlak buruk ke tempat-tempat tujuan wisata tanpa control 2. Menghabiskan malam dengan begadang di tempat-tempat hiburan seperti bar, diskotik, dan lain-lain. 3. Terjerumus dalam permainan yang mengenyampingkan aspek pendidikan maupun waktu. 4. Bermain dadu, kartu ataupun sejenis judi lainnya. 5. Keluyuran di jalan-jalan besar ataupun pasar-pasar tanpa alasan dan tujuan yang bermanfaat. 6. Nongkrong di kedai-kedai minuman atau di pinggir-pinggir jalan sambil merokok (Kanzun. 2002: 76 – 84)
D. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial merupakan pembentuk nilai-nilai moralitas pada anak dan remaja. Lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tingkah laku manusia. Beberapa psikolog menyatakan bahwa kita tidak belajar hanya berperilaku. Kita mempelajari “perilaku dalam berbagai situasi” sepeerangkat perilaku secara mental ditambah waktu dan tempat untuk memainkan perilaku tersebut. Tindakan tidak dapat dipisah dari situasi tempat tindakan itu berlangsung (Calhoun dan ascohella, 1990 : 412) Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Lingkungan dapat mempengaruhi perilaku, karena lingkungan manusia tersebut belajar. Ada empat cara bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi perilaku : 1. Lingkungan menghalangi perilaku, akibatnya membatasi apa yang individu lakukan. Misalnya, anak kota yang tidak pernah melihat gunung, sungai, atau hutan mungkin tidak pernah bisa membedakan antara pohon oak dengan pohon cemara dan mereka tidak pernah belajar menghargai alam. Sebaliknya anak yang tumbuh di pinggiran, yang tidak pernah melihat museum seni dapat mengalami kesenjangan antara pengetahuan dan kepekaannya. 2. Lingkungan
mengundang
atau
mendatangkan
perilaku,
menentukan
bagaimana kita harus bertindak. Misalnya, ketika kita memasuki taman, lingkungan membuat kita untuk bergembira. 3. Lingkungan membentuk diri. Perilaku yang dibatasi lingkungan dapat menjadi bagian tetap dari diri, yang menentukan arah perkembangan kepribadian pada masa yang akan datang. Misalnya, seorang anak yang pada tahun pertama sekolahnya belajar di ruangan kelas terbuka. Di ruangan seperti itu tidak ada deretan bangku yang menghadap guru. Tetapi ruangan seperti itu merupakan ruangan terbuka yang penuh kegiatan yang dapat diikuti semua anak. Dalam lingkungan tersebut mungkin anak menganggap bahwa belajar bukan untuk menyerap informasi dari orang yang ahli dalam bidangnya, tetapi sebagai proses pemuasan rasa keingintahuan. Dalam proses ini kepribadiannya akan dapat terbentuk. 4. Lingkungan akan mempengaruhi citra diri. Sebagai contoh, seorang anak kota dapat mencium cat yang berbau busuk, koridor yang berbau busuk, pesan Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
tentang ketakberdayaan dan kekalahannya. Seandainya anak tersebut adalah seorang yang penting, mengapa dia berada di tempat tersebut? (Calhoun dan Ascohella, 1990 : 412 – 414) Remaja tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan yang penuh rasa aman secara psikologis, pola interaksi yang demokratis, pola asuh bina kasih, dan religius diharapkan akan menjadi remaja yang berperilaku terpuji. Sebaliknya, individu yang tumbuh dan berkembang dengan kondisi psikologis yang penuh konflik, pola interaksi tidak jelas, pola asuh yang tidak berimbang, dan kurang religius maka harapan agar remaja tersebut menjadi individu yang memiliki perilaku terpuji menjadi diragukan. Perkembangan sosial individu sangat tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya. Lingkungan yang paling berpengaruh pada remaja adalah lingkungan tempat remaja menghabiskan waktu dalam seharian, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. D.1. Lingkungan Keluarga Ada sejumlah faktor dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses perkembangannya. Yaitu kebutuhan rasa aman, dihargai, disayangi, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa aman meliputi perasaan amn secara materil maupun mental. Salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi perilaku remaja adalah interaksi antaranggota keluarga. Wajar, jika iklim kehidupan keluarga memiliki pengruh kuat terhadap perkembangan remaja karena sebagian besar kehidupannya Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
ada di dalam keluarga. Situasi antaranggota keluarga, perlakuan anggota keluarga terhadap remajanya, dan juga acara-acara televisi dalam keluarga memiliki pengaruh kuat terhadap psikis remaja. D.2. Lingkungan Sekolah Kehadiran sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasinya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru. Sebagaimana dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga dituntut untuk menciptakan iklim kehidupan sekolah yang kondusif bagi remaja. Sekolah merupakan tempat remaja hidup dalam kesehariannya. Di lingkungan sekolah, remaja akan berinteraksi dengan para guru dan teman-teman sekolahnya. Iklim kehidupan sekolah yang kurang positif dapat menciptakan hambatan bagi perkembangan sosial remaja. Sebaliknya, sekolah yang iklim kehidupannya bagus dapat memacu perkembanagn sosial remaja D.3. Lingkungan Masyarakat Sebagaimana lingkungan keluarga dan sekolah maka iklim kehidupan dalam masyarakat yang kondusif juga sangat mempengaruhi perkembangan remaja. Di lingkungan masyarakat remaja akan menjumpai banyak individu yang akan mempengaruhi perilakunya. Individu-individu yang banyak di jumpai di lingkungan masyarakat tersebut kebanyakan adalah teman-teman sebaya atau teman bergaul remaja tersebut. Selain teman-teman sebaya, di lingkungan masyarakat remaja juga akan banyak menghabiskan waktu serta berinteraksi dengan para tetangga dan warga sekitarnya yang juga akan turut mempengaruhi perilaku remaja.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
E. Kerangka Pemikiran Remaja sebagai bagian dari masyarakat memiliki beberapa aktivitas rutin dalam menjalani hari-harinya. Misalnya sekolah, bekerja, atau bahkan ada remaja yang sekolah sambil bekerja. Namun ada kalanya remaja memiliki aktivitas rutin yang sangat minim atau bahkan sama sekali tidak memiliki aktivitas apa-apa, sehingga menyisakan banyak waktu luang. Besarnya waktu luang menimbulkan besarnya waktu untuk bertindak bebas, berarti kemungkinan besarnya waktu untuk ngumpul atau bergabung dengan teman-teman sebaya juga semakin banyak. Selain untuk ngumpul dengan teman-teman kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tak terduga juga semakin besar, tergantung pada keinginan remaja tersebut dalam menggunakan waktunya untuk hal-hal apa saja. Setiap remaja pasti memiliki waktu luang setiap harinya. Dan besar kecilnya waktu luang tersebut tergantung pada besar kecilnya aktivitas yang dimiliki oleh remaja yang bersangkutan. Dalam menghadapi waktu luang tersebut, setiap remaja mengisinya dengan kegiatan yang berbeda-beda. Ada kalanya waktu luang digunakan untuk hal-hal yang positif, namun tak jarang pula waktu luang dipergunakan untuk hal-hal yang negatif. Tempat untuk menghabiskan waktu luang juga beragam dikalangan remaja. Ada yang menghabiskannya lebih banyak di rumah sambil nyantai dan istirahat, namun ada pula remaja yang lebih suka menghabuskan waktu luangnya bersama dengan teman-teman di luar rumah. Dan tempat untuk mengisi waktu luang tersebut akan banyak mempengaruhi perilaku, karena bagaimanapun juga lingkungan adalah salah satu faktor pembentukan perilaku. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Kerangka pemikiran mengenai penelitian ini dapat dilihat melalui bagan alir pemikiran sebagai berikut :
Bagan alir pemikiran
Remaja
Pola penggunaan waktu
Waktu beraktivitas :
Waktu luang :
-
Sekolah
- Di luar waktu
-
Kerja
beraktivitas - Tidak memiliki aktivitas (pengangguran)
Perilaku Remaja
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
F. Defenisi Konsep Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik, kejadian, keadaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1981:32). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Remaja, adalah bagian dari masyarakat yang berusia sekitar 12 sampai 21 tahun. 2. Kenakalan remaja, adalah suatu tindakan a-moral dan a-sosial yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia remaja. 3. Pola penggunaan waktu, adalah cara memanfaatkan waktu atau melakukan kegiatan dalam waktu-waktu tertentu. 4. Lingkungan sosial, adalah suatu tempat, individu, atau objek yang ada di sekitar yang dapat membentuk, mempengaruhi atau mengubah tingkah laku individu yang lainnya.
G. Defenisi Operasional Defenisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1981:33). Agar memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
operasionalisasi konsep-konsep yang digunakan untuk menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain. Defenisi operasional dari penelitian ini adalah: G.1. Variabel Bebas (Independent variable) Variabel bebas (X) segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul menjadi variabel terikat yang berbeda atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1991 : 56) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah “pola penggunaan waktu”, dengan indikator sebagai berikut: 1. Frekwensi waktu luang 2. Tempat menghabiskan waktu luang 3. Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang 4. Waktu istirahat / tidur malam 5. Aktivitas rutin 6. Lingkungan sosial G.2. Variabel Terikat (Dependent variable) Variabel terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1991 : 57). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah “kenakalan remaja” dengan indikator sebagai berikut: Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
1. Frekwensi kenakalan remaja 2. Jenis kenakalan remaja
H. Hipotesis Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila telah diuji kebenarannya (Nawawi, 1991 : 161) Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini: Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja di kelurahan kota matsum II kecamatan medan area kotamadya medan Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja di kelurahan kota matsum II kecamatan medan area kotamadya medan
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanasi (explanation research). Penelitian eksplanasi adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis itu sendiri menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel, untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lainnya, atau apakah suatu variabel disebabkan / dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya (Faisal, 2007 : 21). Sesuai dengan judul yang saya ajukan mengenai hubungan antara dua variabel yaitu pola penggunaan waktu dan kenakalan remaja. Dimana setiap variabel akan saya teliti apakah saling berhubungan atau tidak.
B. Lokasi Penelitian Lokasi yang saya jadikan sebagai tempat penelitian saya adalah di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan. Lokasi ini saya pilih sebagai tempat penelitian karena letaknya di tengah kota. Selain itu, daerah ini juga dikelilingi oleh tempat-tempat perkumpulan remaja serta tempattempat hiburan malam yang jaraknya tidak terlalu jauh. Sehingga remaja mempunyai banyak pilihan tempat untuk mengisi waktu luang yang mereka miliki.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala peristiwa, nilai-nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu peristiwa (Nawawi, 1991 : 20). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja atau individu berusia 12 sampai 21 tahun yang ada di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan. Adapun jumlah populasi pada penelitian ini yaitu 2381 orang.
D. Sampel Sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keseluruhan dari populasi yang diwakilinya (Arikunto 1998 : 120). Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling), dimana seluruh populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Untuk mendapatkan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut: n =
N
N (d ) + 1 2
Keterangan: n
: Jumlah sampel
N
: Jumlah populasi
d
: Presisi 10 % =0,1 (Bungin, 2005:105)
Maka:
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
n=
2381 (2381)(0,1) 2 + 1
n=
2381 (2381)(0.01) + 1
n=
2381 23,81 + 1
n=
2381 24,81
n = 95,96 Karena n = 95,96 maka dibulatkan menjadi 96. jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 orang remaja.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data-data melalui : 1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, serta tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang akan diteliti. 2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lapangan / lokasi penelitian untuk mencari faktafakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui : a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dilakukan dengan melihat, mendengarkan, dan mencatat kejadian sasaran penelitian. b. Wawancara, yaitu data yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab dengan responden. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
c. Angket,
yaitu
kegiatan
mengumpul data dilakukan
dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan tertutup dan terbuka untuk dijawab oleh responden.
F. Teknik Analisa Data Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Data dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara, kemudian ditabulasikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Data yang telah terkumpul akan diolah dengan teknik analisa product-moment, yang digunakan untuk menguji hipotesis antara kedua variabel dengan rumus:
rxy =
{n∑ x
n∑ xy − ∑ x ∑ y 2
}{
− (∑ x ) n∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
}
Keterangan: rxy
= Koefesien korelasi product moment
x
= Skor dalam distribusi variabel x
y
= Skor dalam distribusi variabel y
n
= Jumlah individu dalam sampel (Bungin, 2005 : 197)
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Daerah kota matsum terbagi dalam empat kelurahan, yaitu kota matsum I, kota matsum II, kota matsum III, dan kota matsum IV. Kelurahan Kota Matsum III masuk dalam kawasan Kecamatan Medan Kota, sedangkan Kelurahan Kota Matsum I, II, dan IV masuk dalam Kecamatan Medan Area. Kelurahan ini merupakan daerah pemukiman penduduk yang terletak di tengah kota. Banyak akses yang memudahkan daerah ini untuk didatangi. Karena daerah kota matsum di kelilingi oleh jalan protokol kota medan, seperti Jalan Halat dan Jalan SM Raja. Selain itu aktivitas disekitar daerah kota matsum selalu ramai hampir 24 jam. Lokasi penelitian saya berada di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area. Daerah ini merupakan pemukiman penduduk yang terdiri atas jalan dan gang-gang kecil.
B. Letak dan Keadaan Geografis Secara administratif pemerintahan, maka Kelurahan Kota Matsum II memiliki batasan-batasan sebagai berikut: • Timur
: Kelurahan Suka Ramai I
• Barat
: Kelurahan Kota Matsum IV
• Utara
: Kelurahan Kota Matsum I
• Selatan
: Kelurahan Pasar Merah Timur
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Luas Kelurahan Kota Matsum II secara administratif 0,27 km 2 dengan tata guna lahan sebagai berikut: TABEL 1 Tata guna lahan No.
Tata Guna Lahan
Luas
1.
Luas Pemukiman
0,240 km 2
2.
Luas Kuburan
0,005 km 2
3.
Luas Pekarangan
0,003 km 2
4.
Prasarana Lainnya
0,025 km 2
Luas Total
0,270 km 2
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Kelurahan Kota Matsum II adalah daerah yang padat dengan pemukiman penduduk. Dapat dilihat melalui tabel 1 bahwa tata guna lahan mayoritas digunakan sebagai tempat pemukiman penduduk, dengan luas yang mencapai 0,24 km 2 atau hampir 90% wilayah Kelurahan Kota Matsum II. Sisanya 0,005 km 2 untuk kuburan, 0,003 km 2 untuk pekarangan, dan 0,025 km 2 untur prasarana lainnya. Keadaan tata guna lahan yang seperti ini sangat lazim ditemui di daerah perkotaan, dimana jumlah penduduk yang besar membuat lahan untuk pemukiman semakin padat. Sehingga terkadang lahan untuk prasarana lain semakin berkurang, misalnya saja sarana olah raga, peribadatan, kesehatan, dan lain-lain.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C. Keadaan Penduduk Secara keseluruhan Kelurahan Kota Matsum II memiliki jumlah penduduk sebanyak 12.111 jiwa dengan latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi agama, etnis/ suku, maupun mata pencaharian.
C.1. Distribusi penduduk berdasarkan agama Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, bahwa ada tiga jenis agama yang ada di Kelurahan Kota Matsum II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: TABEL 2 Distribusi penduduk berdasarkan agama No.
Agama
1.
Islam
2.
Kristen Protestan
3.
Hindu Total
Jumlah
Persentase
12.090
99,82
16
0,13
5
0,04
12.111
100,00
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Mayoritas penduduk di Kelurahan Kota Matsum II adalah beragama Islam, Dengan jumlah 12.090 atau 99,82 % masyarakat yang beragama Islam. Sementara yang beragama Kristen Protestan sebanyak 16 orang dan yang beragama Hindu 5 orang. Sedangkan untuk penduduk yang beragama Kristen Katolik dan Buddha tidak terdapat di Kelurahan Kota Matsum II.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C.2. Distribusi penduduk berdasarkan etnis / suku Secara garis besar terdapat lima etnis/ suku yang ada di kelurahan ini, seperti, untuk lebih jelasnya seperti yang terlihat pada tabel berikut: TABEL 3 Distribusi penduduk berdasarkan Etnis / Suku No.
Etnis / Suku
Jumlah
Persentase
1.
Minang
5.127
42,33
2.
Melayu
2.882
23,79
3.
Jawa
1.769
14,60
4.
Mandailing
1.120
9,24
5.
Aceh
776
6,40
6.
Lain – lain
498
4,11
12.111
100,00
Total Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Berdasarkan etnis/ suku, dapat terlihat pada tabel di atas bahwa etnis/ suku minang merupakan etnis/ suku mayoritas di kelurahan ini. Dengan jumlah 5.127 jiwa masyarakat minang menetap di kelurahan ini. Disusul oleh etnis/ suku melayu yang berjumlah 2.882 jiwa, merupakan etnis/ suku terbanyak kedua setelah etnis/ suku minang. Etnis/ suku terbanyak ketiga adalah jawa dengan jumlah 1.769 jiwa. Di tempat ketiga adalah etnis/ suku mandailing dengan 1.120 jiwa, disusul oleh warga yang memiliki etnis/ suku aceh dengan 776 jiwa. Sisanya sebanyak 498 jiwa adalah penduduk yang berasal dari etnis/ suku yang lainnya Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C.3. Distribusi penduduk berdasarkan usia Distribusi penduduk berdasarkan usia dikelompokkan, 10 tahun untuk tiap kelompok usia. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini: TABEL 4 Distribusi penduduk berdasarkan usia No.
Usia
Jumlah
Persentase
1.
Dibawah 10 Tahun
2109
17,41
2.
10 – 19 Tahun
2346
19,37
3.
20 – 29 Tahun
2028
16,74
4.
30 – 39 Tahun
1834
15,14
5.
40 – 49 Tahun
1892
15,62
6.
50 – 59 Tahun
1504
12,41
7.
60 Tahun keatas
398
3,28
12.111
100,00
Total Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Mayoritas penduduk di Kelurahan Kota Matsum II adalah penduduk yang masih berusia 30 tahun kebawah. Diantara seluruh penduduk yang ada di Kelurahan Kota Matsum II, yang paling banyak jumlahnya adalah penduduk yang masih berusia remaja, atau 10 – 19 tahun dengan jumlah 2.346 jiwa (19,37 %). Sedangkan usia pada urutan kedua terbanyak adalah anak-anak di bawah 10 tahun, dengan jumlah 2.109 jiwa (17,41 %).
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Untuk usia terbanyak ketiga adalah adalah warga yang berusia dewasa dini atau 20 – 29 tahun dengan jumlah 2.028 jiwa, atau 16,74 % dari jumlah penduduk pada kelurahan ini. Pada urutan keempat dan kelima adalah penduduk yang berusia 40 – 49 tahun dan 30 – 39 tahun, masing-masing dengan jumlah 1.892 jiwa dan 1.834 jiwa atau 15,62 % dan 15,14 % yang hanya terpaut sedikit Selanjutnya di tempat keenam adalah penduduk yang berusia 50 – 59 tahun, dengan jumlah 1.504 jiwa (12,41 %). Sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk yang berusia 60 tahun keatas dengan jumlah 398 jiwa (3,82 %). Ini berarti sangat sedikit penduduk yang sudah lanjut usia di Kelurahan Kota Matsum II.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C.4. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan terakhir TABEL 5 Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan terakhir No
Pendidikan
Jumlah
Persentase
1.618
13,35
28
0,23
408
3,36
1.
Belum Sekolah
2.
Tidak pernah sekolah (7 tahun keatas)
3.
Pernah sekolah tapi tidak tamat SD
4.
Tamat SD
1.770
14,61
5.
Tamat SLTP
2.597
21,44
6.
Tamat SLTA
4.632
38,24
7.
Tamat D 1
52
0,42
8.
Tamat D 2
56
0,46
9.
Tamat D 3
302
2,49
10.
Tamat S 1
608
5,02
11.
Tamat S 2
31
0,25
12.
Tamat S 3
9
0,07
Total
12.111
100,00
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Pendidikan di kelurahan ini sudah sangat merata, karena hampir semua penduduk pernah merasakan pendidikan. Seperti yang terlihat pada tabel di atas
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
bahwa penduduk di Kelurahan Kota Matsum II mayoritas sudah merasakan pendidikan sampai sekolah tingkat menengah. Penduduk yang sudah menamatkan pendidikan sampai SLTA sebanyak 4.632 orang atau sekitar 38,24 % dari jumlah penduduk di kelurahan ini. Kemudian tamatan terbanyak kedua adalah tamatan SLTP, yaitu sebanyak 2.597 orang atau sekitar 21,44 % dari jumlah seluruh penduduk pada kelurahan ini. Sementara sebanyak 1.770 orang atau 14,61 % penduduk adalah tamatan SD, yang merupakan terbanyak ketiga. Kemudian di urutan yang keempat adalah anak yang belum memasuki usia sekolah dengan jumlah 1.618 atau sekitar 13,35 % dari jumlah penduduk. Selanjutnya adalah penduduk yang tamat S1 sebanyak 608 orang (5,02 %), pernah sekolah tapi tidak tamat SD sebanyak 408 orang (3,36 %), tamat D3 sebanyak 302 orang (2,49 %), D2 sebanyak 56 orang (0,46 %), D1 sebanyak 52 orang (0,42 %), S2 sebanyak 31 orang (0,25 %). Untuk dua urutan terkecil, masing-masing adalah penduduk usia 7 tahun ke atas yang tidak pernah sekolah sama sekali, sebanyak 28 orang atau hanya 0,23 % dari jumlah penduduk. Dan yang paling sedikit adalah penduduk yang tamatan S3 sebanyak 9 orang atau 0,07 %.dari jumlah penduduk.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C.5. Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian Mata pencaharian penduduk bermacam-macam, ada yang berwiraswasta, dan ada juga yang menjadi pegawai. Berikut ini tabel mengenai mata pencaharian: TABEL 6 Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian No.
Mata Pencaharian
Jumlah
1.
Buruh / Swasta
499
2.
Pegawai Negeri
266
3.
Pengrajin
52
4.
Pedagang
412
5.
Penjahit
103
6.
Tukang Batu
123
7.
Tukang Kayu
96
8.
Montir
10
9.
Dokter
16
10.
Supir
83
11.
Pengemudi Becak
91
12.
TNI / Polri
34
13.
Pengusaha
11
14.
Pegawai Swasta
189
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk memiliki mata pencaharian sebagai buruh / swasta dan pedagang, masing-masing sebanyak 499 dan 412 orang penduduk Sementara 266 orang penduduk pada kelurahan ini adalah pegawai negeri, yang merupakan mata pencaharian terbanyak ketiga. Dan pada urutan keempat adalah sebanyak 189 orang pegawai swasta. Sisanya adalah pekerjaan-pekerjaan lain seperti yang telihat pada tabel.
D. Sarana dan Prasarana Kelurahan D.1. Prasarana Peribadatan Fasilitas peribadatan merupakan tempat setiap umat melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan. Adapun prasarana peribadatan di kelurahan ini dapat dilihat pada tabel 7 berikut. TABEL 7 Prasarana Peribadatan No.
Peribadatan
Jumlah
1.
Mesjid
4
2.
Langgar / Mushola
11
Total
15
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Terdapat 15 fasilitas peribadatan di Kelurahan Kota Matsum II, masingmasing adalah 4 mesjid dan 11 langgar / mushola. Mayoritas warga di Kelurahan Kota Matsum adalah Muslim, sehingga prasarana peribadatan yang dominan adalah prasarana peribadatan tempat umat muslim beribadah. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
D.2. Prasarana Kesehatan Prasarana kesehatan adalah tempat warga mendapatkan pelayanan kesehatan. Terdapat 22 unit fasilitas kesehatan di Kelurahan Kota Matsum II yang terdiri dari rumah sakit umum, poliklinik, posyandu, apotik, dan tempat dokter melakukan praktek. Untuk lebih jelas mengenai prasarana kesehatan dapat dilihat pada tabel 8 berikut. TABEL 8 Prasarana Kesehatan No.
Peribadatan
Jumlah
1.
Rumah Sakit Umum
1
2.
Poliklinik
2
3.
Apotik
1
4.
Posyandu
8
5.
Tempat Dokter praktek Total
10 22
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Prasarana kesehatan di kelurahan ini sudah mencukupi untuk penduduk, karena wilayah di sekitar Kelurahan Kota Matsum II juga banyak terdapat fasilitas kesehatan yang bisa digunakan oleh penduduk di kelurahan ini. Terdapat 22 unit fasilitas kesehatan, di Kelurahan Kota Matsum II. Masing-masing adalah 1 rumah sakit umum, 2 poliklinik, 1 apotik, 8 posyandu, dan 10 tempat dokter melakukan praktek.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
D.3. Prasarana Pendidikan Prasarana pendidikan merupakan fasilitas tempat anak mendapatkan pendidikan. Selain di Kelurahan Kota Matsum II, di kelurahan sekitarnya juga memiliki fasilitas pendidikan yang mencukupi. Sehingga tak jarang warga kelurahan ini sekolah di kelurahan lain ataupun sebaliknya, warga dari kelurahan lain yang sekolah di kelurahan ini. TABEL 9 Prasarana Pendidikan No.
Peribadatan
Jumlah
1.
SLTA
5
2.
SLTP
4
3.
SD
5
4.
TK
1
5.
TPA
1 Total
16
Sumber : Data Kelurahan Kota Matsum II
Terdapat 16 fasilitas pendidikan pada kelurahan ini, masing-masing adalah 5 sekolah untuk tingkat SLTA, 4 sekolah untuk tingkat SLTP, 5 sekolah setingkat SD, 1 sekolah TK, dan 1 TPA.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
E. Struktur Pemerintahan BAGAN II Struktur Organisasi Kelurahan
CAMAT Khairul Buhari, S.Sos
LURAH Abu Kosim, S.Sos
Sekretaris Amir Bakir
Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi Ekbang
Rini Andiny
H. Syamsul Rizal
Kepala Seksi Keuangan Oloan Hrp
Kepala Seksi Umum Syahruddin Srg
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Melalui bagan II dapat dilihat bahwa lurah menjalankan tugasnya dengan bertanggung jawab langsung kepada kepala camat. Kelurahan Kota Matsum II memiliki 6 orang pegawai, diantaranya satu orang kepala kelurahan yang membawahi seorang sekretaris kelurahan dan dibantu oleh empat orang kepala seksi.. Kelurahan Kota Matsum II merupakan bagian dari Kecamatan Medan Area yang terdiri dari 16 lingkungan. Masing-masing lingkungan dipimpin oleh kepala lingkungan.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB V ANALISA DATA
Pada bab ini akan di sajikan data yang telah didapat melalui penelitian yang telah dilakukan. Data-data yang disajikan pada bab ini merupakan hasil olahan angket yang telah diisi oleh para responden. Penulis mencoba menganalisa data-data yang telah diperoleh di lapangan. Analisa data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dengan tetap berpedoman pada tujuan penelitian.
A. Karakteristik Responden Berikut ini akan diuraikan tabel yang berisikan data-data responden seperti jenis kelamin, usia, agama, suku. TABEL 10 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1.
Laki-laki
93
97
2.
Perempuan
3
3
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan data yang telah dihimpun melalui angket penelitian, maka dapat diketahui bahwa yang menjadi responden mayoritas adalah laki-laki. Sebanyak 97 orang laki-laki atau 97 %. Sedangkan perempuan hanya 3 orang atau Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
3 %. Hal ini dikarenakan laki-laki lebih banyak terlihat berkumpul bersama teman-temannya di luar rumah sehingga lebih gampang didapat. Oleh karena itu setelah di ambil secara acak maka responden yang didapat lebih banyak adalah laki-laki.
TABEL 11 Distribusi Responden Berdasarkan Usia No.
Usia
Frekuensi
Persentase
1.
12 – 15 tahun
21
21,88
2.
16 – 18 tahun
36
37,50
3.
19 – 21 tahun
39
40,62
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Pada tabel diatas diketahui bahwa yang menjadi responden adalah mereka yang berusia 12 – 21 tahun dan usia mereka dikategorikan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama merupakan usia remaja fase awal yaitu 12 – 15 tahun, kelompok kedua merupakan remaja fase sedang 16 – 18 tahun, dan kelompok ketiga merupakan remaja fase akhir 19 – 21 tahun. Responden terbanyak diantara ketiga kelompok tersebut adalah remaja fase akhir, 39 orang atau 40,625 % responden. Kemudian responden yang berusia 16 -18 tahun sebanyak 36 orang atau 37,5 % responden. Sedangkan remaja yang berusia 12 – 15 tahun adalah paling sedikit, yaitu 21 orang atau 21,875 % dari jumlah responden. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 12 Distribusi Responden Berdasarkan Etnis/ Suku No.
Etnis / Suku
Frekuensi
Persentase
1.
Minang
53
55,20
2.
Jawa
12
12,50
3.
Melayu
26
27,00
4.
Mandailing
5
5,20
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Seperti yang terlihat pada tabel, bahwa mayoritas responden adalah berasal dari etnis/ suku minang, yang juga merupakan etnis/ suku terbanyak di kelurahan ini. Sebanyak 53 responden atau 55,2 % dari jumlah seluruh responden berasal dari etnis/ suku minang. Responden terbanyak kedua berasal dari etnis/ suku melayu dengan jumlah 26 responden (27 %). Kemudian etnis/ suku jawa dan mandailing, masing-masing 12 dan 5 orang (12,5 % dan 5,2 %) merupakan dua etnis/ suku dengan distribusi responden paling sedikit. Sedangkan distribusi responden berdasarkan agama, pada penelitian yang dilakukan di Kelurahan Kota Matsum II. Didapat responden yang seluruhnya adalah beragama Islam. Hal ini disebabkan karena di kelurahan ini mayoritas adalah beragama Islam. Jadi saat penyebaran angket secara acak, maka yang beragama Islam berpeluang sangat besar untuk menjadi responden pada penelitian ini. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
B. Gambaran Variabel Penelitian B.1. Gambaran Variabel Bebas (X) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Pola Penggunaan Waktu”. Dalam variabel ini akan digambarkan bagaimana para remaja menggunakan waktu dalam kehidupan sehari-hari. Gambaran mengenai variabel ini akan tercantum melalui tabel-tabel sebagai berikut: TABEL 13 Distribusi responden berdasarkan aktivitas rutin yang dilaksanakan No.
Aktivitas
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak Ada
22
22.91
2.
Sekolah / Kuliah
42
43,75
3.
Kerja
27
28,12
4.
Sekolah / Kuliah sambil Kerja
5
5,20
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Remaja yang paling banyak menjadi responden adalah pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan pada tabel 13 diatas dapat terlihat bahwa responden yang sekolah / kuliah sebanyak 42 orang atau 43,75 % dari jumlah responden. Sedangkan 27 responden adalah remaja yang sudah bekerja. Hanya lima orang dari mereka yang bekerja sambil kuliah atau bekerja. Sementara hanya 22 responden atau tidak sampai 25 % responden yang tidak memiliki aktivitas rutin. Hal ini menandakan bahwa lebih banyak remaja yang memiliki aktivitas rutin dari pada remaja yang menganggur. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 14 Distribusi responden berdasarkan lamanya waktu beraktivitas No.
Frekuensi Waktu Beraktivitas
Frekuensi
Persentase
1.
Dibawah 5 jam sehari
26
27,08
2.
5 – 10 jam sehari
54
56,25
3.
Diatas 10 jam sehari
16
16,66
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Mayoritas responden beraktivitas 5 – 10 jam sehari, yang artinya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit ataupun bisa dikatakan normal. Karena sebaiknya waktu beraktivitas tidak lebih dari 10 jam, supaya ada waktu senggang untuk bersantai atau berolahraga. Lebih dari 65 % responden beraktivitas dalam jangka waktu seperti ini.Adapun diantara mereka yang beraktivitas 5 – 10 jam tersebet adalah pelajar atau remaja yang sudah bekerja. Sementara hanya 10 responden yang memiliki aktivitas terlalu banyak. Hal ini bisa saja dikarenakan pekerjaan yang memakan waktu lebih dari 10 jam, atau responden yang bersekolah sambil bekerja. Sedangkan sisanya sebanyak 23 orang adalah responden yang beraktivitas dibawah 5 jam sehari. Hal ini disebabkan karena responden belum memiliki pekerjaan ataupun responden yang masih kuliah, sehingga hanya memiliki waktu beraktivitas dibawah 5 jam dalam sehari.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 15 Distribusi responden berdasarkan waktu melaksanakan aktivitas rutin No.
Waktu Beraktivitas
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak ada aktivitas
22
23,95
2.
Pagi / Siang hari
64
65,62
3.
Malam hari
10
10,41
Total
96
100,00
Sumber : Angket 2009
Aktivitas yang dilakukan oleh responden umumnya dilaksanakan pada pagi / siang hari. Seperti yang terlihat pada tabel 14, bahwa lebih dari 50 % responden melaksanakan aktivitasnya pada pagi / siang hari. Responden yang melaksanakan aktivitasnya pada pagi / siang hari kebanyakan adalah pelajar dan sebagian responden yang sudah bekerja. Sedangkan responden yang menjalankan aktivitas pada malam hari hanya sebanyak 16 orang ataupun kurang dari 20 %, mereka adalah remaja yang mendapatkan pekerjaan pada malam hari ataupun kuliah pada malam hari. Sisanya adalah responden yang tidak memiliki aktivitas ataupun jarang melaksanakan aktivitas.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 16 Distribusi responden berdasarkan waktu memulai tidur malam No.
Waktu Mulai Tidur Malam
Frekuensi
Persentase
1.
Diatas jam 1 pagi
44
45,83
2.
Sekitar jam 10 malam – jam 1 pagi
45
46,87
3.
Dibawah jam 10 malam
7
7,29
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Mayoritas responden sering memulai tidur setelah jam 10 malam. Hal ini dapat dilihat pada tabel 16, dimana responden yang sering memulai tidur malam diatas jam 1 pagi ada 44 orang. Sedangkan yang sering memulai tidur malam pada selang waktu jam 10 malam – jam 1 pagi ada 45 orang. Untuk responden yang sering memulai tidur malam setelah jam 1 pagi, bisa saja disebabkan oleh aktivitas rutinnya yang dilakukan pada malam hari. Atau bisa pula disebabkan oleh penyakit susah tidur serta minimnya aktivitas esok hari, sehingga sengaja untuk begadang. Sementara responden yang sering memulai tidur malam dibawah jam 10 malam hanya tujuh orang. Hal ini sangat wajar, karena di kelurahan ini merupakan daerah kota yang masih saja terlihat ramai hingga jam 12 malam, jadi sangat kecil kemungkinan remaja bisa mulai tidur dibawah jam 10.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 17 Distribusi responden berdasarkan waktu bangun pagi No.
Waktu Bangun Pagi
Frekuensi
Persentase
1.
Dibawah jam 6 pagi
22
23,95
2.
Sekitar jam 6 – 9 pagi
59
61,45
3.
Diatas jam 9 pagi
15
15,62
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan data pada tabel 17, kebanyakan responden bangun pagi setelah jam 6 pagi dan sebelum jam 9 pagi. Lebih dari 60 % responden yang sering bangun pagi pada jam 6 – 9 pagi. Untuk responden yang sering bangun pagi sebelum jam 6 pagi hanya 22 orang responden. Mereka adalah orang-orang yang memulai aktivitas dipagi hari untuk sekolah maupun bekerja, ataupun mereka tidak melakukan aktivitas dipagi hari namun mereka sudah terbiasa bangun pagi. Sedangkan bagi responden yang sering bangun pagi diatas jam 9 pagi hanya 15 orang. Suatu hal yang memungkinkan mereka bangun diatas jam 9 adalah aktivitas yang mereka lakukan mungkin pada siang atau malam hariatau bahkan tidak memiliki aktivitas rutin.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 18 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan begadang No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
33
34,37
2.
Jarang
36
37,50
3.
Tidak Pernah
27
28,12
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Hampir semua responden mengaku pernah begadang, 33 orang mengaku sering dan 36 orang jarang. Sementara hanya 27 orang yang menyatakan tidak pernah begadang. Alasan yang mereka berikan bermacam macam mengenai aktivitas mereka selama begadang. Ada yang begadang sambil ngumpul bersama teman-temannya, dan tidak sedikit dari mereka yang sering melakukan kegiatan-kegiatan negatif, misalnya berjudi atau minum minuman keras, ada juga yang begadang dengan alasan menonton bola atuapun terpaksa karena susah tidur. Namun ada juga diantara mereka yang sering begadang karena aktivitas yang mereka lakukan sampai larut malam.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 19 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan ngumpul bareng teman No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
50
52,08
2.
Jarang
35
36,45
3.
Tidak Pernah
11
11,45
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan data pada tabel 19, kebanyakan responden menyatakan sering ngumpul bareng teman-teman. Lebih dari 50 % responden menyatakan sering ngumpul bareng teman-teman. Sementara 35 responden menyatakan jarang ngumpul bareng teman. Sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah ngumpul bareng teman hanya 11 orang. Dengan semakin seringnya remaja ngumpul bersama teman-temannya berarti mengindikasikan bahwa waktu luang yang dimiliki remaja tersebut semakin besar. Karena jika remaja terlalu sibuk beraktivitas, maka kesempatan untuk ngumpul dengan teman-temannya juga semakin terbatas.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 20 Distribusi responden berdasarkan waktu luang di luar rumah No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
56
58,33
2.
Jarang
33
34,37
3.
Tidak Pernah
7
7,29
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Sangat jarang responden yang tidak pernah menghabiskan waktu luang di luar rumah. Karena sangat banyak kegiatan yang bisa dilakukan di luar rumah, selain ngumpul bersama teman-teman, mereka juga bisa jalan-jalan, atau berolah raga di luar rumah. Sebanyak 56 responden (58,33 %) menyatakan sering menghabiskan waktunya di luar rumah dan 33 responden (34.37 %) menyatakan jarang menghabiskan waktu di luar rumah. Diantara mereka yang pernah menghabiskan waktu di luar rumah tersebut, ada yang dilakukan untuk bermain maupun beraktivitas. Bagi mereka yang sering menghabiskan waktu di luar rumah, berarti mengindikasikan bahwa pengaruh sosial yang mereka dapatkan jauh lebih banyak dari pada mereka yang jarang atau tidak pernah menghabiskan waktu di luar rumah. Banyaknya pengaruh yang didapat oleh remaja dari luar akan mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 21 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan pergi ke tempat-tempat hiburan/ diskotik, bar, dan tempat maksiat No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
9
9,38
2.
Jarang
33
34,37
3.
Tidak Pernah
54
56,25
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Dapat dilihat pada tabel 21 bahwa lebih dari 50 % responden atau 54 orang menyatakan tidak pernah pergi ke tempat-tempat maksiat. Walaupun daerah ini terletak di kota dan banyak terdapat tempat-tempat seperti itu namun remaja di daerah ini banyak yang tidak tertarik untuk pergi ke tempat tersebut.
TABEL 22 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan menonton televisi No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
30
31,25
2.
Jarang
64
66,66
3.
Tidak Pernah
2
2,08
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Semua remaja menyatakan pernah meluangkan waktunya untuk menonton televisi. Sebanyak 30 orang menjawab sering dan sebanyak 64 orang menjawab jarang. Dan hanya 2 orang yang menjawab tidak pernah. Pada saat ini sangat jarang di jumpai rumah yang tidak memiliki televisi, kalaupun ada yang menjawab tidak pernah menonton televisi, mungkin saja karena tidak suka nonton televisi atau karena tidak sempat.
TABEL 23 Distribusi responden berdasarkan penggunaan internet No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
18
18,75
2.
Jarang
34
35,41
3.
Tidak Pernah
44
45,83
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Penggunaan internet juga dapat mengindikasikan besarnya waktu luang yang dimiliki. Di daerah ini warung internet merupakan tempat remaja sering menghabiskan waktu luangnya, selain bermain playstation/ game. Melalui internet mereka dapat melakukan hal-hal negatif seperti menonton film porno dan game on line yang mirip dengan perjudian. Melalui game on line, mereka bisa kecanduan karena mereka bisa mendapatkan uang apabila menang, namun mereka juga bisa kehabisan uang jika kalah.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Lebih dari 50 % responden menyatakan pernah menggunakan internet, 18 orang menjawab sering dan 34 orang menjawab jarang. Sementara 44 orang menjawab tidak pernah menggunakan internet.
TABEL 24 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan bermain playstation / game No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
23
23,95
2.
Jarang
37
38,54
3.
Tidak Pernah
36
Total
96
37,50 100,00
Sumber : Angket 2009
Berdasarkan tabel 24 dapat dilihat bahwa frekwensi bermain playstation di daerah ini hampir sama antara yang menjawab sering, jarang, dan yang menjawab tidak pernah. Namun sebagian besar responden menyatakan pernah bermain playstation, lebih dari 60 % menyatakan pernah dengan 23 orang menjawab sering dan 37 orang menjawab jarang. Playstation juga mengindikasikan besarnya waktu luang, karena bagi setiap orang kebanyakan bermain playstation saat tidak ada kesibukan. Playstation ataupun permainan game merupakan tempat favorit bagi remaja untuk menghabiskan waktu luangnya. Bahkan tidak sedikit remaja yang mau bolos sekolah untuk bermain playstation.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
B.2. Gambaran Variabel Terikat (Y) Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah “Kenakalan Remaja”. Dimana kenakalan tersebut bermacam-macam sehingga banyak jenis kanakalan remaja yang saya ukur, antara lain narkoba, judi, dan kenakalan-kenakalan lainnya. Hasil penelitian dilapangan saya tabulasikan kedalam tabel-tabel sebagai berikut: TABEL 25 Distribusi responden berdasarkan judi kartu / judi koin No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
21
21,87
2.
Jarang
26
27,08
3.
Tidak Pernah
49
51,04
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan tabel 25 dapat dilihat bahwa responden yang pernah main judi menggunakan kartu atau koin tidak sampai 50 %. Diantara mereka yang menjawab pernah, 21 orang (21,87 %) menyatakan sering dan 26 orang (27,08 %) menyatakan jarang. Sedangkan 49 orang atau lebih dari 50 % responden menjawab tidak pernah bermain judi menggunakan kartu/ koin ataupun sejenisnya. Berarti hampir sama banyaknya antara mereka yang pernah bermain judi dan mereka yang tidak pernah bermain judi. Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 26 Distribusi responden berdasarkan judi taruhan bola No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
20
20,83
2.
Jarang
16
16,66
3.
Tidak Pernah
60
62,50
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Frekwensi responden mengenai judi taruhan bola lebih banyak yang menyatakan tidak pernah melakukannya. Lebih dari 60 % responden atau sebanyak 60 orang menjawab tidak pernah melakukannya. Sementara responden yang menjawab pernah melakukannya tidak lebih dari 40 % responden. Diantaranya 20 orang menjawab sering dan 16 orang menjawab jarang. Responden yang pernah terlibat judi taruhan bola biasanya adalah responden yang hobi menonton bola. Setiap ada pertandingan sepak bola yang di tayangkan televisi, situasi di setiap warung kopi ataupun kafe di kelurahan ini pasti ramai dikunjungi oleh para penggemar sepak bola. Dan sebagian dari mereka adalah orang-orang yang suka taruhan, tidak terkecuali anak-anak remaja.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 27 Distribusi responden berdasarkan pemakaian narkoba No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
28
29,16
2.
Jarang
14
14,58
3.
Tidak Pernah
54
56,25
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Lebih dari 25 % responden atau 28 orang menjawab sering menggunakan narkoba. Sementara 14 orang (14,58 %) menjawab pernah tapi jarang menggunakan narkoba. Hal ini berarti pengguna narkoba di Kelurahan Kota Matsum II dari kalangan remaja hampir mencapai 50 %, baik yang sering maupun yang jarang. Sedangkan lebih dari 50 % responden menjawab tidak pernah menggunakan narkoba. Mayoritas pengguna narkoba di kelurahan ini adalah pengguna ganja. Hal ini di karenakan harganya yang relatif murah dari pada narkoba jenis lainnya.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 28 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan meminum minuman keras No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
16
16,66
2.
Jarang
31
32,29
3.
Tidak Pernah
49
51,04
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan data pada tabel 28 dapat diketahui bahwa separuh responden menjawab pernah meminum minuman keras , sebanyak 16 responden mengaku sering dan 31 orang responden menjawab jarang. Responden yang menjawab tidak pernah berbeda sedikit dari responden yang menjawab pernah, baik yang sering ataupun yang jarang.
TABEL 29 Distribusi responden berdasarkan perbuatan mengompas orang lain No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
6
6,25
2.
Jarang
17
17,70
3.
Tidak Pernah
73
76,05
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Sangat sedikit responden yang pernah melakukan tindakan memeras atau mengompas orang lain., baik yang sering atau yang jarang. Jika dilihat berdasarkan tabel 29, maka tidak lebih dari 25 % responden yang pernah melakukannya. Sementara lebih dari 75 % responden atau 73 orang menjawab tidak pernah melakukannya.
TABEL 30 Distribusi responden berdasarkan perbuatan mencuri No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
7
7,29
2.
Jarang
21
21,87
3.
Tidak Pernah
68
70,83
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Mencuri adalah perbuatan yang sudah menjurus pada kejahatan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa. Namun bukan tidak mungkin remaja melakukan perbuatan ini. Berdasarkan tabel 30 dapat dilihat 28 orang responden yang menjawab pernah mencuri. Sebanyak 7 orang menjawab sering dan 21 orang diantaranya menjawab jarang. Sedangkan responden yang menjawab tidak pernah mencuri sebanyak 68 orang.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 31 Distribusi responden berdasarkan kebiasaan menonton film porno No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
34
35,41
2.
Jarang
27
28,12
3.
Tidak Pernah
35
36,45
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Responden yang mengaku pernah menonton film porno lebih dari 50 %. Seperti yang terlihat pada tabel 31, bahwa 34 responden (35,41 %) menjawab sering menonton film porno dan 27 responden (28,12 %) menjawab jarang. Sisanya hanya 35 orang responden (36,45 %) yang menjawab tidak pernah menonton film porno. Bagi remaja di daerah ini, film porno sangat gampang ditemui. Selain nonton melalui VCD/ DVD, mereka juga bisa mendapatkan film-film porno tersebut melalui internet. Dan tidak sedikit diantara mereka yang menyimpan film porno tersebut dalam handphone.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 32 Distribusi responden berdasarkan keterlibatan tawuran / perkelahian No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
8
8,33
2.
Jarang
13
13,54
3.
Tidak Pernah
75
78,12
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Biasanya remaja yang suka melakukan perkelahian ataupun tawuran adalah remaja yang berusia dini. Ketika remaja beranjak dewasa mereka mulai bisa mengontrol emosi. Berdasarkan tabel 32 dapat dilihat bahwa tidak lebih dari 25 % responden yang menjawab pernah berkelahi atau tawuran. Diantara mereka 8 orang menjawab sering dan 13 orang menjawab jarang melakukan perkelahian atau tawuran. Sedangkan lebih dari 75 % responden menjawab tidak pernah melakukan perkelahian atau tawuran. Hal ini terbukti bahwa di daerah ini sangat jarang terjadi keributan ataupun tawuran remaja. Kalaupun ada perkelahian mereka jarang melibatkan orang lain.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 33 Distribusi responden berdasarkan perbuatan menyakiti / menjahili orang lain No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
20
20,83
2.
Jarang
27
28,12
3.
Tidak Pernah
49
51,04
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Bagi remaja sangat wajar untuk bercanda ataupun berbuat iseng, apalagi terhadap teman sendiri. Namun terkadang perbuatan iseng tersebut kerap merugikan orang lain, dan bisa mengindikasikan kenakalan remaja. Bahkan perbuatan iseng tersebut bisa memancing terjadinya perkalahian. Perbuatan menyakiti atau menjahili orang lain berdasarkan penelitian yang dilakukkan, didapat data bahwa hampir sama antara remaja yang pernah melakukannya dan remaja yang tidak pernah melakukannya. Sebanyak 49 orang (51,04 %) menjawab tidak pernah melakukannya. Sedangkan 47 responden menjawab pernah melakukannya, 20 orang (20,83 %) diantaranya menjawab sering dan 27 orang (28,12 %) menjawab jarang menyakiti atau menjahili orang lain..
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 34 Distribusi responden berdasarkan sikap kasar pada orang tua No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
15
15,62
2.
Jarang
29
30,20
3.
Tidak Pernah
52
54,16
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan tabel 34 dapat dilihat perbuatan atau sikap kasar terhadap orang tua. Sebanyak 44 responden menjawab pernah, 15 orang (15,62 %)diantaranya menjawab sering dan 29 orang (30,20 %) menjawab jarang bersikap kasar tehadap orang tua. Sementara sisanya 52 orang atau lebih dari 50 % responden menjawab tidak pernah berbuat kasar pada orang tua. Ini berarti responden yang menjawab tidak pernah berbuat kasar pada orang tua lebih banyak dari pada responden yang menjawab pernah. Walaupun begitu, tidak berbeda jauh antara responden yang pernah berbuat kasar pada orang tua dengan responden yang menjawab tidak pernah.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 35 Distribusi responden berdasarkan perbuatan seks diluar nikah No.
Jawaban Responden
Frekuensi
Persentase
1.
Sering
10
10,41
2.
Jarang
21
21,87
3.
Tidak Pernah
65
67,70
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan tabel 35 diketahui bahwa lebih dari 30 % responden menjawab pernah melakukan hubungan seks diluar nikah. Diantara mereka yang pernah melakukan hubungan seks diluar nikah tersebut, 10 orang (10,41 %) menjawab sering melakukan hubungan seks diluar nikah, dan 21 orang (21,87 %) menjawab jarang melakukan hubungan seks diluar nikah. Sementara responden yang menjawab tidak pernah melakukannya sebanyak 65 orang (67,7 %). Ini berarti bahwa responden yang pernah melakukan perbuatan tersebut lebih sedikit dari pada responden yang tidak pernah melakukannya. Menurut pengakuan beberapa responden, mereka melakukan perbuatan tersebut bersama pacar, dan ada juga yang mengaku melakukannya dengan wanita pekerja seks komersial (PSK).
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C. Analisis Kuantitatif Pada analisis kuantitatif, penulis mengukur variabel penelitian serta hubungan antara kedua variabel penelitian melalui uji hipotesis. C.1. Analisis Variabel C.1.1. Variabel Bebas Dalam menentukan skor untuk variabel bebas digunakan skala likert dengan skor 3, 2, dan 1. Hasil scoring data tersebut kemudian diukur melalui pengkategorian baru, yakni kategori tinggi, sedang, dan rendah. Dari penjumlahan data maka diperoleh nilai tertinggi 32 dan nilai terendah 17 Selanjutnya untuk menentukan kategori tinggi, sedang, dan rendah, maka dicari interval pada masing-masing kelas (kategori). Nilai tertinggi dan terendah dibagi jumlah skala untuk lebih jelasnya sebagai berikut: Panjang kelas =
32 − 17 =5 3
Sehingga untuk kelas dengan kategori tinggi adalah yang memiliki nilai 17 – 21, kategori sedang 22 – 26, dan kategori rendah 27 – 32. Nilai terendah (17 – 21) akan masuk dalam kategori tinggi, yang menandakan bahwa pola penggunaan waktu pada kategori ini lebih banyak memiliki waktu luang ataupun lebih sedikit waktu beraktivitas. Sebaliknya nilai tertinggi (27 – 32) akan masuk dalam kategori rendah, yang berarti menandakan semakin sibuk atau banyaknya aktivitas responden dan semakin sedikitnya waktu luang yang dimiliki.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 36 Pola Penggunaan Waktu No.
Penggunaan Waktu Luang
Frekuensi
Persentase
1.
Tinggi
36
37,50
2.
Sedang
40
41,60
3.
Rendah
20
20,80
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Bardasarkan tabel, dapat terlihat bahwa pola penggunaan waktu labih banyak pada kategori sedang dengan jumlah 40 responden, yang artinya tidak terlalu banyak aktivitas dan masih memiliki waktu luang. Sementara 36 responden masuk dalam kategori tinggi, yang berarti banyak memiliki waktu luang ataupun sedikit aktivitas rutin. Sedangkan pada kategori rendah adalah responden yang banyak memiliki aktivitas, ataupun sedikit menggunakan waktu luang. Pada kategori ini terdapat 20 responden.
C.1.2. Variabel Terikat Dalam menentukan skor untuk variabel terikat, juga digunakan skala likert dengan skor 3, 2, dan1. Hasil scoring data tersebut kemudian diukur melalui pengkategorian baru, yakni kategori tinggi, sedang, dan rendah. Dari penjumlahan data maka diperoleh nilai tertinggi 33 dan nilai terendah 14
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Selanjutnya untuk menentukan kategori tinggi, sedang, dan rendah, maka dicari intervalpada masing-masing kategori. Nilai tertinggi dan terendah dibagi jumlah skala yang digunakan, dengan rumus sebagai berikut: Panjang kelas =
33 − 14 = 6,3 3
Sehingga panjang kelas ataupun nilai pada masing-masing kategori adalah 6 atau 7. berarti kelas dengan kategori tinggi adalah 14 – 20, sedang 21 – 27. dan rendah 28 – 33. Semakin sedikit nilai pada variabel Y, berarti menandakan semakin tinggi tingkat kenakalan remaja dan masuk dalam kelas kategori tinggi. Sementara semakin besar nilai pada Variabel Y berarti menandakan semakin rendah tingkat kenakalan remaja dan masuk dalam kelas kategori rendah pula.
TABEL 37 Tingkat Kenakalan Remaja No.
Kenakalan Remaja
Frekuensi
Persentase
1.
Tinggi
15
15,60
2.
Sedang
31
32,20
3.
Rendah
50
52,00
96
100,00
Total Sumber : Angket 2009
Berdasarkan data pada tabel dapat terlihat bahwa tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II masih lebih bayak yang masuk dalam kategori
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
rendah. Dengan jumlah 50 responden atau 52 % responden yang masuk dalam kategori rendah. Sedangkan responden yang masuk dalam kenakalan remaja kategori tinggi hanya 15 orang atau 15,6 % responden. Sementara 31 responden masuk dalam kategori sedang. Ini artinya bahwa tingkat kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II tidak tinggi, atau bisa dikatakan rendah.
C.1.3. Hubungan Antar Variabel Untuk dapat melihat hubungan antara dua variabel ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat total skor dari variabel X dan variabel Y. Kemudian dikategorikan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu: • Untuk variabel X
: kategori tinggi adalah 17 – 21 kategori sedang adalah 22 – 26 kategori rendah adalah 27 – 32
• Untuk variabel Y
: kategori tinggi adalah 14 – 20 kategori sedang adalah 21 – 27 kategori rendah adalah 28 – 33
Untuk menentukan kategori kedua variabel ini sudah diterangkan pada halaman sebelumnya. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan maka tabel mengenai hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja adalah sebagai berikut:
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
TABEL 38 Hubungan pola penggunan waktu dengan kenakalan remaja Variabel X Tinggi
Sedang
Rendah
Total
Tinggi
9
6
0
15
Sedang
17
13
1
31
Rendah
10
21
19
50
Total
36
40
20
96
Variabel Y
Sumber : Angket 2009
Berdasarkan tabel mengenai hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja dapat dilihat bahwa semakin rendah pola penggunaan waktu (variabel X) yang artinya semakin sibuk remaja maka tingkat kenakalan remaja yang tinggi tidak ada. Diantara remaja yang banyak aktivitas, hanya 1 orang yang tingkat kenakalannya sedang dan sisanya 19 orang dengan tingkat kenakalan remaja yang rendah. Tingkat kenakalan remaja (variabel Y) yang tinggi banyak didapat pada pola penggunaan waktu yang tinggi pula, yang menandakan semakin banyak remaja menggunakan waktu luang. Terdapat 9 orang dengan tingkat kenakalan remaja yang tinggi dari 15 orang dengan tingkat kenakalan remaja yang tinggi.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
C.2. Uji Hipotesis Untuk menganalisis hubungan antara kedua variabel, maka digunakan analisis statistik product moment sebagai berikut: rxy =
=
=
=
=
=
{n∑ x
n∑ xy − ∑ x ∑ y 2
}{
− (∑ x ) n∑ y 2 − (∑ y ) 2
2
}
96(60698) − (2231)(2570) 96(53091)(2231) 2 × 96(71194)(2570) 2
5827008 − 5733670 (5096736 − 4977361)(6834624 − 6604900)
93338 119375 × 229724 93338 27423302500 93338 165599,826
= 0,563 Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus product moment maka diperoleh rxy = 0,563. Berdasarkan indeks korelasi Guillford: < 0,199
: hubungan rendah sekali
0,20 – 0,399 : hubungan rendah tapi pasti 0,40 – 0,699 : hubungan cukup berarti 0,70 – 0,899 : hubungan tinggi / kuat > 0,90
: hubungan tinggi / kuat sekali
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Maka dengan hasil koefesien korelasi yang diperoleh ( rxy = 0,563), mengandung makna bahwa hubungan cukup berarti. Karena nilai 0,563 terletak diantara 0,40 – 0,699. Untuk mengetahui apakah hipotesa diterima atau ditolak, maka hasil rxy hitung harus dibandingkan dengan rxy tabel, dan biasanya mengunakan taraf
signifikan 5 %. Bila N = 96 maka diperoleh rxy tabelnya adalah 0,201. Kriteria pengujian hipotesa dalam korelasi: 1. Terima Ha dan tolak Ho jika rxy hitung > rxy tabel 2. Terima Ho dan tolak Ha jika rxy hitung < rxy tabel Setelah dilakukan pengolahan data, maka hasil yang diperoleh adalah rxy hitung lebih besar dari pada rxy tabel (0,563 > 0,201). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan “terdapat hubungan yang signifikan antara pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja” dapat diterima. Sedangkan hipotesa nol (Ho) yang menyatakan “tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja” ditolak.
C.3. Koefesien Determinasi Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi pola penggunaan waktu terhadap munculnya kenakalan remaja, maka penulis menggunakan rumus koefesien determinasi berikut ini: D = r 2 × 100% = 0,563 2 × 100 % Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
= 0,3169 × 100% = 31,69 % Dari hasil perhitungan pada koefesien determinasi dapat dilihat bahwa hasilnya 31,69 %. Artinya besarnya pengaruh yang ditimbulkan variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 31,69 %, selebihnya 68,31 % adalah pengaruh faktor lain.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini penulis akan berupaya mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian. Kemudian penulis akan memberikan beberapa saran yang sifatnya berupa sumbangan pikiran mengenai hubungan pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II.
A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan interpretasi data dari penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Remaja yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian besar sudah memiliki aktivitas rutin, baik yang sekolah, kuliah, ataupun sudah bekerja. Hanya sedikit dari mereka yang masih menganggur. 2. Kenakalan yang paling sering dilakukan oleh banyak responden adalah menonton film porno dan penggunaan narkoba. Kemudahan untuk mendapatkan film porno dan narkoba membuat banyak remaja yang terlibat kenakalan ini. Sedangkan kenakalan yang paling sedikit responden pernah melakukannya adalah perkelahian / tawuran. 3. Pola penggunaan waktu oleh responden cenderung seimbang antara aktivitas rutin dan waktu luang. Sehingga pola penggunaan waktu dapat dikategorikan sedang. Dengan demikian, remaja dikelurahan ini tidak terlalu sibuk dengan aktivitasnya dan masih memiliki waktu yang cukup untuk dilewati dengan Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
bebas. Hanya sedikit dari remaja tersebut yang terlalu sibuk dengan aktivitas sehingga membuat mereka tidak bisa ataupun tidak sempat menikmati waktu luang. 4. Kenakalan remaja di Kelurahan Kota Matsum II masih dalam kategori rendah, karena melalui analisa data dari hasil penelitian terlihat bahwa sekitar 50 % responden berada dalam kelompok dengan tingkat kenakalan remaja yang rendah. Sangat jarang mereka yang melakukan kenakalan yang bermacammacam. Pada umumnya mereka sering melakukan beberapa perbuatan yang sama setiap melakukan kenakalan. Misalnya bagi mereka yang senang dengan narkoba, mereka hanya menggunakan narkoba namun mereka tidak pernah mencuri dan berkelahi. Begitu pula bagi mereka yang suka judi atau kenakalan lainnya, setiap mereka melakukan perbuatan nakal hanya yang berhubungan dengan beberapa kenakalan yang mereka senangi. Hanya sedikit responden yang tingkat kenakalannya tinggi, mereka melakukan kenakalan yang bermacam-macam dengan frekuensi yang besar. 5. Mayoritas responden yang tingkat kenakalannya tinggi adalah remaja yang memiliki banyak kesempatan untuk menikmati waktu luang. Sementara itu tidak satupun diantara remaja nakal tersebut yang terlalu sibuk dengan aktivitas. Dapat juga disimpulkan bahwa semakin tinggi pola penggunaan waktu maka semakin besar kemungkinan remaja menjadi nakal, dan semakin rendah pola penggunaan waktu maka semakin rendah pula tingkat kenakalannya. 6. Terdapat hubungan antara pola penggunaan waktu dengan kenakalan remaja, dan hubungan tersebut cukup berarti. Hal ini dapat diketahui setelah dilakukan Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
uji hipotesa melalui analisa product moment. Didapat hasil 0,563 melalui perhitungan dengan rumus product moment. Sesuai dengan pendapat Guillford, apabila hasilnya antara 0,40 – 0,699 maka hubungan tersebut cukup berarti. Hipotesa alternatif pada penelitian ini dapat diterima karena koefesien product moment lebih besar dari pada koefesien pada tabel. 7. Pengaruh pola penggunaan waktu terhadap kenakalan remaja adalah 31,69 %. Hal ini diketahui melalui perhitungan koefesien determinasi. Selebihnya adalah pengaruh dari faktor-faktor lain.
B. Saran 1. Tidak membiarkan remaja terlalu lama menganggur, karena dikhawatirkan mereka akan menjadi malas berusaha dan cenderung melakukan kegiatan yang negatif. Bisa dengan memberikan pekerjaan atau alternatif kegiatan lain sebelum mendapatkan pekerjaan, misalnya dengan mengarahkan mereka untuk mengikuti pelatihan ataupun kursus. 2. Sebaiknya remaja diberi katerampilan atau skill untuk berwirausaha saat mereka masih mendapatkan pendidikan, sehingga mereka lebih mandiri dan tidak berharap pada lowongan pekerjaan setelah mereka tamat. Selain itu bantuan modal usaha bagi remaja yang akan berwirausaha juga sangat membantu mereka untuk memulai usaha. Hal ini supaya tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menganggur. 3. Pada masing-masing daerah sebaiknya disediakan sarana olah raga yang layak yang bisa digunakan kapan saja. Baik di lingkungan sekitar rumah maupun di tempat remaja mendapatkan pendidikan. Tujuannya adalah supaya mereka Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
dapat melewati waktu luang dengan berolah raga yang lebih bermanfaat bagi mereka, dari pada mereka menghabiskan waktu luang dengan kegiatan yang tidak jelas manfaatnya. Dengan berolah raga, selain baik untuk kesehatan diharapkan juga bisa menggali potensi yang mereka miliki dibidang olah raga tertentu. Sehingga diharapkan mereka bisa lebih berprestasi dibidang olah raga apabila mereka terus mengasah bakat yang mereka memiliki dibidang olah raga tertentu. 4. Peredaran narkoba dan film porno harus segera diminimalisir, karena film porno dan narkoba sangat gampang didapati oleh remaja. Sehingga remaja banyak yang melakukan kenakalan yang berhubungan dengan film porno dan narkoba. Oleh karena itu diperlukan peranan dari instansi terkait dalam penanganan masalah ini.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi, Rukminto, 1994, Psikologi, Pekerja Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Ali,
Mohammad, dan Asrori, Mohammad, 2004, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT Bumi Aksara, Jakarta
Remaja
Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta
Calhoun, James F, dan Ascohella, Joan Ross, 1990, Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, IKIP Semarang Press, Semarang Faisal, Sanapiah, 2007, Format-format Penelitian Sosial, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Gunarsa, Singgih, 2003, Psikologi Remaja, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta
______________, 2003, Psikologi Perkembangan, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta Hadisuprapto, Paulus, 1997, Juvenile Deliquency, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Kanzun, Ahmad, Hasan, 2002, Waktu Luang Bagi Remaja Muslim, Mitra Pustaka, Yokyakarta Kartono, Kartini, 2002, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Nawawi, Hadari, 1991, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yokyakarta Sarwono, S. Wirawan, 2000, Psikologi Remaja, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Singarimbun, Masri, 1981, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Sumber lain : http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2009/01/05/brk,20090105-153847.id. html, diakses 5 april 2009 pukul 23.10 WIB http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kita-punya-hari.html, diakses 5 april pukul 23.15 WIB http//duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi-remaja-indonesia-saatini.html, diakses tanggal 5 april pukul 23.30 WIB.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
ANGKET (KUESIONER) HUBUNGAN POLA PENGGUNAAN WAKTU DENGAN KENAKALAN REMAJA
Dengan kerendahan hati, saya mengharapkan saudara dapat meluangkan waktu sejenak untuk memberikan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yang akan saya lakukan. Dengan menjawab seluruh pertanyaan yang telah saya ajukan pada daftar pertanyaan. Penelitian yang saya lakukan melalui angket ini berguna untuk pembuatan skripsi. Angket ini hanyalah sebagai alat untuk mendapatkan data-data penelitian yang saya lakukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Apapun hasil yang saya dapatkan dari angket yang saya buat tidak akan berpengaruh secara langsung pada kehidupan anda. Dan hasil dari penelitian tidak akan dipublikasikan. Atas kesediaannya saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Revri
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR PERTANYAAN
Petunjuk : •
Isilah titik-titik di bawah inisesuai dengan nama dan usia anda.
•
Untuk jenis pertanyaan dengan jawaban berganda, beri tanda silang (x) pada salah satu opsi jawaban yang cocok dengan karakter anda.
DATA RESPONDEN 1. Nama
: ………………………….
2. Usia
: ……………………Tahun
3. Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki b. Perempuan 4. Etnis/ suku
:
a. Jawa b. Minang c. Melayu d. Batak Toba e. Mandailing f. Karo g. Aceh h. Lainya, Sebutkan……….. 5. Agama
:
a. Islam b. Kristen Katolik c. Kristen Protestan d. Buddha e. Hindu
POLA PENGGUNAAN WAKTU (VARIABEL BEBAS / X) 1. Apakah aktivitas rutin yang anda laksanakan saat ini? a. Tidak ada Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
b. Sekolah/ Kuliah c. Kerja d. Sekolah/ Kuliah sambil kerja 2. Berapa jam waktu anda beraktivitas dalam seharian? a. Dibawah 5 jam sehari b. Antara 5 – 10 jam sehari c. Diatas 10 jam sehari. 3. Kapan anda lebih banyak melaksanakan aktivitas rutin? a. Tidak pernah/ tidak memiliki aktivitas rutin b. Pagi/ Siang hari c. Malam hari 4. Jam berapa anda biasanya memulai tidur malam? a. Diatas jam 1 pagi b. Sekitar jam 10 malam – jam 1 pagi c. dibawah jam 10 malam 5. Jam berapa anda biasanya bangun pagi? a. Dibawah jam 6 pagi b. Sekitar jam 6 – 9 pagi c. Diatas jam 9 pagi 6. Apakah pada saat ini anda sering begadang? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 7. Apakah pada saat ini anda sering ngumpul bareng teman? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 8. Apakah pada saat ini anda sering menghabiskan waktu luang di luar rumah? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
9. Apakah pada saat ini anda sering pergi ke tempat-tempat hiburan/ diskotik, bar, tempat maksiat, dll? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 10. Apakah pada saat ini anda sering menggunakan internet? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 11. Apakah pada saat ini anda sering menonoton televisi? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 12. Apakah pada saat ini anda sering bermain playstation atau game lainnya? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah
KENAKALAN REMAJA (VARIABEL TERIKAT / Y) 1. Apakah pada saat ini anda sering menghisap ganja atau narkoba jenis lainnya? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 2. Apakah pada saat ini anda sering meminum minuman keras? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 3. Apakah pada saat ini anda sering bermain judi kartu/ judi koin? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
4. Apakah pada saat ini anda sering judi taruhan bola? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 5. Apakah saat ini anda sering mengambil sesuatu tanpa izin pemiliknya? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 6. Apakah saat ini anda sering memeras atau mengompas orang lain? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 7. Apakah pada saat ini anda sering melawan atau bersikap kasar pada orang tua? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 8. Apakah pada saat ini anda sering menonton film porno? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 9. Apakah pada saat ini anda sering terlibat perkelahian/ tawuran? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 10. Apakah pada saat ini anda sering menyakiti atau menjahili orang lain? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah 11. Apakah saat ini anda sering melakukan hubungan seks di luar nikah? a. Sering b. Jarang c. Tidak pernah Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi, Rukminto, 1994, Psikologi, Pekerja Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Ali,
Mohammad, dan Asrori, Mohammad, 2004, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, PT Bumi Aksara, Jakarta
Remaja
Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
Bungin, Burhan, 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta
Calhoun, James F, dan Ascohella, Joan Ross, 1990, Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan, IKIP Semarang Press, Semarang Faisal, Sanapiah, 2007, Format-format Penelitian Sosial, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Gunarsa, Singgih, 2003, Psikologi Remaja, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta
______________, 2003, Psikologi Perkembangan, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta Hadisuprapto, Paulus, 1997, Juvenile Deliquency, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Kanzun, Ahmad, Hasan, 2002, Waktu Luang Bagi Remaja Muslim, Mitra Pustaka, Yokyakarta Kartono, Kartini, 2002, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta Nawawi, Hadari, 1991, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yokyakarta Sarwono, S. Wirawan, 2000, Psikologi Remaja, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Singarimbun, Masri, 1981, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Sumber lain : http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2009/01/05/brk,20090105-153847.id. html, diakses 5 april 2009 pukul 23.10 WIB http://duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kita-punya-hari.html, diakses 5 april pukul 23.15 WIB http//duniaremajaindonesia.blogspot.com/2007/09/kondisi-remaja-indonesia-saatini.html, diakses tanggal 5 april pukul 23.30 WIB.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
VARIABEL X
Distribusi Jawaban Responden No.
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
X
1.
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
23
2.
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
24
3.
3
2
2
2
2
2
2
1
3
3
2
1
25
4.
3
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
27
5.
4
3
3
1
3
2
1
1
1
1
1
2
23
6.
1
1
1
1
2
1
2
1
3
2
1
1
17
7.
1
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
2
17
8.
3
2
2
2
2
3
2
1
3
3
1
3
27
9.
1
1
1
1
3
2
2
2
2
3
1
2
21
10.
3
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
22
11.
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
2
2
20
12.
2
2
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
19
13.
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
18
14.
1
1
1
1
2
2
1
1
2
3
2
3
20
15.
3
3
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
30
16.
1
1
1
1
3
2
3
2
3
3
1
3
24
17.
3
2
2
2
1
2
1
1
1
3
2
2
22
18.
4
3
3
3
2
2
3
2
3
3
1
3
30
19.
2
1
2
2
2
2
1
1
2
3
3
2
23
20.
3
1
2
2
2
1
1
1
2
2
2
3
22
21.
3
2
2
1
2
1
1
2
3
3
1
3
24
22.
1
1
1
1
3
1
1
2
3
3
1
3
21
23.
3
2
2
2
1
2
2
2
3
3
2
1
25
24.
1
1
1
1
2
2
1
2
3
3
2
1
20
25.
1
1
1
1
3
1
1
1
2
3
2
1
18
26.
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
1
20
27.
1
1
1
1
2
2
1
1
2
2
1
2
17
28.
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
1
3
27
29.
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
1
1
24
30.
2
2
2
2
2
3
1
1
1
1
2
3
23
31.
3
3
2
1
1
2
1
1
2
3
2
3
24
32.
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
29
33.
2
1
3
2
2
1
1
1
3
1
1
3
21
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
34.
3
3
2
1
1
2
1
1
3
1
2
2
22
35.
3
3
2
1
1
2
1
1
3
1
2
2
31
36.
2
2
2
3
2
3
1
1
3
3
2
3
27
37.
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
1
1
26
38.
2
2
2
1
1
1
1
1
2
3
2
3
21
39.
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
26
40.
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
2
2
19
41.
2
2
2
3
2
3
1
1
3
2
1
2
24
42.
3
3
3
1
3
1
2
2
2
2
1
1
24
43.
2
2
2
2
2
2
1
1
3
2
1
1
21
44.
2
2
2
2
2
2
1
1
3
1
1
1
20
45.
2
2
2
2
2
1
1
1
2
1
1
2
20
46.
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
1
27
47.
3
2
3
1
3
1
2
2
3
3
3
3
27
48.
2
2
2
2
2
3
1
1
2
2
2
3
24
49.
3
2
2
2
2
2
2
1
3
3
3
2
25
50.
4
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
32
51.
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
2
3
20
52.
1
1
1
1
1
1
3
1
2
3
3
3
21
53.
2
2
2
2
1
3
1
1
3
1
2
3
23
54.
3
2
2
1
1
1
1
1
2
3
2
3
22
55.
1
1
1
1
2
2
1
1
2
3
2
1
18
56.
1
1
1
1
2
1
1
1
3
3
2
2
19
57.
2
2
2
2
2
3
1
1
1
2
2
2
22
58.
2
2
2
2
2
3
1
1
1
2
2
3
23
59.
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
29
60.
3
2
2
2
1
2
1
1
1
3
2
2
22
61.
3
3
2
2
1
3
3
1
3
2
2
2
27
62.
1
1
1
2
2
2
1
2
3
2
1
2
20
63.
1
1
1
1
2
1
2
1
3
2
2
2
19
64.
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
23
65.
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
26
66.
1
1
1
1
2
1
2
1
3
2
2
2
19
67.
3
3
2
2
1
3
3
1
3
2
2
2
27
68.
2
2
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
18
69.
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
26
70.
4
3
3
1
3
1
2
2
3
1
2
3
28
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
71.
2
2
2
2
2
2
1
1
1
3
2
3
23
72.
2
2
2
1
2
2
1
1
1
3
2
3
22
73.
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
3
26
74.
1
1
1
1
3
1
2
2
2
3
2
2
21
75.
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
1
1
25
76.
4
3
3
1
3
1
2
2
3
1
2
3
28
77.
3
3
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
26
78.
3
3
2
2
1
3
3
1
3
2
2
2
27
79.
3
3
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
26
80.
1
1
1
2
2
3
1
1
3
3
2
3
23
81.
2
1
3
2
2
1
1
1
3
1
1
3
21
82.
2
2
2
2
2
3
2
3
3
3
1
1
26
83.
3
3
2
1
1
2
1
1
3
1
2
2
31
84.
1
1
1
1
2
1
1
1
3
3
1
2
18
85.
2
2
2
3
1
3
2
2
3
3
2
2
27
86.
3
2
3
1
3
1
2
2
2
3
1
3
26
87.
3
2
3
2
3
1
2
2
2
3
2
3
28
88.
1
1
1
2
2
2
1
1
3
2
1
1
18
89.
1
1
1
1
3
1
1
2
3
3
1
3
21
90.
2
2
2
2
2
2
1
1
3
2
1
1
21
91.
2
2
2
1
1
1
1
1
2
3
2
3
21
92.
1
1
1
1
2
1
2
1
3
2
2
1
18
93.
1
1
1
1
1
1
3
1
2
3
2
3
20
94.
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
2
26
95.
2
2
2
3
2
3
1
1
3
3
2
3
27
96.
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
2
3
20
∑
2.231
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
VARIABEL Y
Distribusi Jawaban Responden No. Resp.
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y10
Y11
Y
1.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
22
2.
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
29
3.
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
30
4.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
31
5.
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
14
6.
1
2
2
2
2
3
3
1
2
2
1
15
7.
1
2
3
3
2
3
3
2
2
2
3
26
8.
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
31
9.
1
2
1
1
3
2
2
2
2
1
3
20
10.
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
32
11.
2
2
2
1
3
3
1
1
3
1
3
22
12.
2
3
2
1
3
3
2
2
2
1
3
24
13.
2
2
2
2
3
3
3
1
3
1
3
25
14.
1
1
1
3
3
3
2
2
3
3
3
25
15.
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
32
16.
3
2
1
3
3
3
1
3
3
1
3
26
17.
1
1
1
3
2
2
2
3
2
1
3
20
18.
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
31
19.
1
1
1
3
3
3
1
2
3
2
2
22
20.
1
1
2
3
2
3
2
3
3
3
3
26
21.
3
3
1
1
3
3
3
1
3
2
3
26
22.
2
2
1
1
2
3
2
2
3
3
3
24
23.
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
32
24.
3
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
29
25.
1
2
1
2
2
2
3
2
3
2
3
23
26.
1
1
1
3
2
2
1
1
3
3
2
20
27.
1
2
1
1
2
3
2
1
3
2
2
20
28.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
32
29.
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
31
30.
1
2
2
3
3
2
2
1
2
1
1
30
31.
1
1
2
3
2
2
2
1
2
2
2
20
32.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
33.
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
28
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
34.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
35.
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
31
36.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
37.
3
3
1
1
3
2
3
1
3
2
2
25
38.
1
1
2
2
3
1
2
1
1
2
1
18
39.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
40.
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
3
16
41.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
42.
3
2
3
3
3
3
1
1
3
3
3
28
43.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
44.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
45.
2
2
2
1
3
3
1
1
3
1
3
22
46.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
47.
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
2
29
48.
2
2
2
3
3
3
3
1
3
1
2
25
49.
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
30
50.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
51.
3
3
3
3
2
3
1
1
3
1
2
25
52.
1
2
3
3
3
1
3
3
3
3
3
28
53.
3
3
3
3
1
2
1
1
3
1
1
22
54.
1
1
1
2
1
2
3
1
1
2
1
16
55.
1
1
1
1
1
2
2
1
3
3
1
17
56.
1
1
1
1
2
2
2
1
3
1
3
18
57.
2
2
3
3
3
3
3
3
3
1
1
27
58.
1
2
2
3
3
2
2
1
2
1
1
30
59.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
31
60.
1
1
1
3
2
2
2
3
1
1
3
20
61.
3
3
2
1
3
3
3
2
3
3
3
25
62.
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
30
63.
3
3
2
1
3
3
2
2
3
2
3
27
64.
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
28
65.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
32
66.
3
3
2
1
3
3
2
2
3
2
3
27
67.
3
3
2
1
3
3
3
2
3
3
3
29
68.
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
2
30
69.
3
3
3
3
3
3
2
1
2
2
3
28
70.
3
2
3
3
3
3
3
1
3
3
3
30
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
71.
1
1
2
3
2
1
1
1
1
1
3
17
72.
1
1
2
3
3
3
2
2
1
2
3
23
73.
3
3
2
1
3
3
2
1
3
3
2
26
74.
1
2
1
3
2
3
3
2
3
3
3
26
75.
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
32
76.
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
31
77.
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
32
78.
3
3
2
1
3
3
3
2
3
3
3
29
79.
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
30
80.
1
3
3
1
3
3
3
3
3
1
3
27
81.
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
28
82.
3
3
1
2
3
2
3
1
3
2
2
25
83.
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
31
84.
1
2
1
2
2
3
3
1
3
3
2
23
85.
3
3
3
2
3
3
1
3
3
3
3
30
86.
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
2
29
87.
3
2
3
2
2
3
2
1
3
3
1
25
88.
2
2
2
2
3
2
3
1
2
3
2
24
89.
2
2
1
1
2
3
2
2
3
3
3
24
90.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
91.
1
1
2
3
1
1
2
1
1
1
3
17
92.
3
3
2
1
3
3
2
2
3
2
3
27
93.
1
2
3
3
1
2
1
3
3
3
3
25
94.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
32
95.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
33
96.
3
3
3
3
3
3
1
1
3
3
2
28
∑
2.570
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Kalkulasi Nilai Variabel X dan Nilai Variabel Y
2
2
No. Resp.
X.Y
X
1.
506
529
484
2.
696
576
841
3.
750
625
900
4.
837
729
961
5.
322
529
196
6.
255
289
225
7.
442
289
676
8.
837
729
961
9.
420
441
400
10.
704
484
1024
11.
440
400
484
12.
456
361
576
13.
450
324
625
14.
500
400
625
15.
960
900
1024
16.
624
576
676
17.
440
484
400
18.
930
900
961
19.
506
529
484
20.
572
484
676
21.
624
5576
676
22.
504
441
576
23.
800
625
1024
24.
580
400
841
25.
414
324
529
26.
400
400
400
27.
340
289
400
28.
864
729
1024
29.
744
576
961
30.
690
529
900
31.
480
576
400
32.
957
841
1089
33.
588
441
784
34.
726
484
1089
35.
961
961
961
Y
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
36.
891
729
1089
37.
650
676
625
38.
378
441
324
39.
858
676
1089
40.
304
361
256
41.
792
576
1089
42.
672
576
784
43.
693
441
1089
44.
660
400
1089
45.
440
400
484
46.
891
729
1089
47.
783
729
841
48.
600
576
625
49.
750
625
900
50.
1056
1024
1089
51.
500
400
625
52.
588
441
784
53.
506
529
484
54.
352
484
256
55.
306
324
289
56.
342
361
324
57.
594
484
729
58.
690
529
900
59.
899
841
961
60.
440
484
400
61.
783
729
841
62.
600
400
900
63.
513
361
729
64.
644
529
784
65.
832
676
1024
66.
513
361
729
67.
783
729
841
68.
540
324
900
69.
728
676
784
70.
840
784
900
71.
391
529
289
72.
506
484
529
73.
676
676
676
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
74.
546
441
676
75.
800
625
1024
76.
868
784
961
77.
832
676
1024
78.
783
729
841
79.
780
676
900
80.
621
529
729
81.
588
441
784
82.
650
676
625
83.
961
961
961
84.
414
324
529
85.
810
729
900
86.
754
676
841
87.
700
784
625
88.
432
324
576
89.
504
441
576
90.
693
441
1089
91.
357
441
289
92.
486
324
729
93.
500
400
625
94.
832
676
1024
95.
891
729
1089
96.
560
400
784
∑
60.698
53.091
71.194
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.
Revri : Hubungan Pola Penggunaan Waktu Dengan Kenakalan Remaja Di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area Kotamadya Medan, 2010.