HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA SALESMAN PERUSAHAAN AUTO 2000 BYPASS PADANG Cendekia Iklil Fatin, Tuti Rahmi, Zulmi Yusra Universitas Negeri Padang e-mail:
[email protected]
Abstract: Relationship perceptions of organizational culture with salesman performance auto 2000 company Bypass Padang. This study was examinerelationship perception of organization culture with salesman performance Auto2000 companyBypass Padang. The study design is quantitative correlation with 31 subjects taken total sampling technique. This study uses scaleperception of organizational culture 20 point statement with a value reliability 0.866 and performance data using sale by salesman. The method is product moment. The results showed that there significant relationship between perceptions of organizational culture with salesman performance Auto2000 company Bypass Padang with correlation coefficient (r)0.378 and p = 0.036 (p <0.05).
Keywords: Peceptions of organizational culture, performace, salesman.
Abtrak: Hubungan persepsi terhadap budaya organisasi dengan kinerja salesman perusahaan auto2000 Bypass Padang. Tujuan penelitian adalah melihat hubungan persepsi dengan kinerja salesman perusahaan Auto2000 Bypass Padang. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan 31 subjek yang menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan skala persepsi terhadap budaya organisasi berjumlah 20 butir pernyataan dengan nilai reliabilitas 0,866 dan data kinerja menggunakan data penjualansalesman. Metode yang digunakan adalah product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap budaya organisasi dengan kinerja salesman perusahan Auto2000 Bypass Padang dengan korelasi koefisien (r)0,378 dan p=0,036 (p<0,05).
Kata Kunci: Persepsi terhadap budaya organisasi, kinerja, salesman.
PENDAHULUAN Sumber daya manusia merupakan
orang atau beberapa kelompok tenaga kerja
salah satu hal penting dalam perkembangan
yang
serta kemajuan suatu organisasi. Organisasi
organisasi. Organisasi terbagi atas dua bagian
menurut
Carroll
yaitu organisasi niaga dan organisasi sosial
(Munandar, 2001), yaitu terdiri dari beberapa
kemasyarakatan. Organisasi niaga adalah
Tossi,
Rizzo,
dan
13
bekerja
untuk
mencapai
tujuan
14
Jurnal RAP UNP, Vol. 8, No.1, Mei 2017, hal. 13-23
organisasi yang tujuan utamanya mencari
mencapai tujuan dengan perilaku nyata,
keuntungan dan salah satunya adalah holding
dimana kinerja merupakan suatu fungsi dari
company atau induk perusahaan. Di dalam
motivasi
perusahaan, para karyawan memberikan
meyelesaikan tugas pekerjaanya (Hersey dan
keahlian untuk memajukan serta mencapai
Blanchard dalam Mangkuprawira, 2009).
tujuan perusahaan (Rivai & Sagala, 2009).
Mathis dan Jakson (Subekhi & Jauhar, 2012),
Perusahaan swasta maupun milik negara
menyatakan pada dasarnya kinerja adalah
merasakan pentingnya peran sumber daya
apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
manusia sebagai penggerak perusahaan.
karyawan.
Salah
satu
perusahaan
dan
kemampuan
untuk
yang
Unsur-unsur yang terdapat dalam
beroprerasi di Indonesia adalah Auto 2000.
kinerja meliputi kemampuan untuk kerja
Auto 2000 pertama kali didirikan pada tahun
sama, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran,
1975 dengan nama Astra Motor Sales,
kualitas hasil, dan kuantitas hasil. Pada
kemudian dirubah menjadi Auto 2000 pada
kuantitas hasil, produk Toyota merupakan
tahun 1989. Auto 2000 adalah jaringan jasa
merek yang penjualannya terbanyak di
penjualan,
Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 yang
perawatan,
perbaikan,
serta
penyedia dari suku cadang Toyota yang
disusul
manajemennya ditangani oleh perusahaan PT
Mitsubhi, dan Honda. Pada tahun 2015 ini
Astra Internasional Tbk. Dalam aktivitas
Toyota
bisnisnya, Auto 2000 berhubungan dengan
mencapai 162.953 unit (Tempo, 2015)
PT Toyota Astra Motor yang menjadi agen
melalui
tunggal pemegang merek Toyota. Auto 2000
termasuk Auto 2000.
merupakan
main
dealer
Toyota
oleh
merek
mampu
Daihatsu,
melakukan
beberapa main
Suzuki,
penjualan
dealer
Toyota
yang
Hasil dari kinerja yang didapatkan
menangani 70% sampai 80% penjualan
atau dilakukan oleh karyawan ini, akan
produk Toyota. Tujuan atau visi dari
mencerminkan kinerja dari suatu perusahaan.
Auto2000 adalah menjadi dealer terbaik dan
Dalam
paling handal di Indonesia melalui proses
kemajuan perusahaan, salah satu hal yang
kerja berkelas dunia (Auto2000.co.id).
dapat dilakukan adalah dengan cara menilai
melihat
perkembangan
serta
Melalui proses kerja berkelas dunia
hasil kinerja (Rivai & Sagala, 2009).
dan dalam mewujudkan visi dari Auto 2000
Penilaian kinerja dapat dilakukan oleh
sendiri, hal yang perlu diperhatikan adalah
atasan,
dengan meningkatkan kinerja karyawannya.
keputusan komite, peninjauan lapangan, serta
Kinerja karyawan merupakan hal yang
penilaian
penting sebagai upaya perusahaan untuk
Penilaian kinerja digunakan oleh perusahaan
kelompok
oleh
ini,
bawahan
kelompok
dan
staf,
sejawat.
Fatin, Rahmi & Yusra, Hubungan Persepsi terhadap Budaya Organisasi...
untuk mengevaluasi hasil kerja atau kinerja
melekat pada perilaku orang yang berada
karyawan (Rivai & Sagala, 2009).
dalam organisasi.
Setiap bulannya, kinerja salesman
Budaya organisasi akan diturunkan
perusahaan Auto 2000 akan dinilai. Penilaian
dari anggota terdahulu keanggota yang baru
bulanan tersebut akan diakumulasi serta
baik berupa nilai-nilai atau sistem-sistem
dievaluasi setiap enam bulan sekali. Dari
yang dianut, sehingga dapat membentuk pola
penuturan
sales
perilaku dari anggota organisasi tersebut. Hal
executive, yang menyatakan bahwa dari
senada juga yang dipaparkan oleh Hill dan
tahun pertama berdirinya Auto 2000 Bypass
Jones (King, 2012) yang menyatakan bahwa
Padang pada tahun 2013 hingga ditahun 2015
aspek-aspek
ini terdapat sekitar 10 orang sales yang
mempengaruhi perilaku sehari-hari dari
diberhentikan
rendah
individu didalam organisasi. Perilaku serta
setelah diberikan beberapa peringatan. Hal
sikap seorang karyawan menurut Robbins
tersebut dikarenakan beberapa karyawan
(Suryadi & Rosyidi, 2013), terbentuk akibat
sales tidak melakukan perbaikan terus
nilai-nilai yang dianut dalam suatu organisasi
menerus atas kinerja yang telah ditetapkan
dan dipengaruhi oleh perilaku pemimpinnya.
oleh standar perusahaan.
Dalam
salah
satu
akibat
karyawan
kinerjanya
Suatu kinerja yang dilakukan oleh
budaya
peningkatan
kinerja
organisasi
karyawan,
lingkungan yang menyenangkan dan budaya
karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor
organisasi
mempunyai
dan salah satunya adalah budaya organisasi
didalamnya.
peranan
penting
atau budaya tempat kerja. Seperti yang
Budaya organisasi Auto 2000 dari
diuangkapkan dalam penelitian Ojo Olu
pemaparan salah satu karyawan Auto 2000
(2009)
Bypass Padang yang menduduki jabatan
yang
dilakukannya
di
industri
perbankan Nigeria, yang mendapatkan hasil
customer
bahwa
kinerja
produktifitas organisasi. Robert
karyawan
dipengaruhi Budaya
Kreinet
coordinator,
adalah
dan
tingkat
dengan adanya lima value yang disingkat
oleh
budaya
menjadi first. First terdiri dari focus of
organisasi
dan
relation
menurut
Angelo
Kinicki
consumen
(fokus
terhadap
konsumen),
intergrity (integritas), respect for others
(Wibowo, 2010) didefinisikan sebagai nilai-
(menghormati
nilai
yang
excellence, dan teamwork (kerjasama tim).
mendasari suatu idenditas dari perusahaan.
Intergrity mencangkup bagaimana karyawan
Identitas yang khas dari perusahaan akan
bekerja dengan tulus, jujur, selarasnya kata
polanya, terus menerus diturunkan dan
dan perbuatan sesuai dengan ketentuan dan
serta
keyakinan
bersama
orang
lain),
strive
for
nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Teamwork
15
16
Jurnal RAP UNP, Vol. 8, No.1, Mei 2017, hal. 13-23
yaitu interaksi saling melengkapi antara
mereka tidak mengetahui budaya organisasi
individu sesuai dengan tanggung jawab, guna
perusahaannya
mendorong
perkembangan
memaksimalkan
kinerja.
sendiri.Pada
sales
yang
pribadi
dan
lainnya, ada yang menuturkan bahwa budaya
Strive
for
organisai memang sudah ketetapan suatu
excellence yang berarti semangat melakukan
perusahaan
kaizen
menjalankannya terdapat sedikit kendala.
dalam
berinovasi
untuk
pengembangan dan peningkatan kinerja.
Seperti
Kaizen yang termasuk dalam nilai
tetapi
melakukan
ditambahkan
setelah
terkadang
dalam
prospek adanya
yang
perbaikan
budaya organisasi Auto 2000, diadopsi dari
(kaizen) dalam budaya strive of excellence
nilai-nilai serta filosofi budaya Jepang. Arti
yang dirasa sedikit memberatkan.
dari kaizen adalah kemajuan atau perbaikan secara terus menerus
yang ada pada
Dari uraian tersebut, maka saya tertarik meneliti dengan mengambil judul penelitian
kehidupan seseorang. Kaizen dalam dunia
mengenai
“Hubungan
Antara
Persepsi
pekerjaan berarti melakukan perbaikan terus
Terhadap Budaya Organisasi Dengan Kinerja
menerus yang melibatkan orang, manajer,
Salesman Auto 2000 Bypass Padang”.
dan pekerjaan (Imai, 2008). Dari hasil wawancara yang dilkukan
METODE
oleh salah satu salesman Auto 2000 Bypass,
Jenis penelitian yang dilakukan dalam
didapatkan bahwa dalam penerapan kaizen
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
(perbaikan secara terus menerus) pada
korelasional. Penelitian korelasional menurut
budaya organisasi didunia sales Auto 2000
Yusuf (2005) yaitu suatu tipe penelitian yang
meliputi prospek, follow up, serta promise
melihat hubungan satu atau beberapa ubahan
Dari wawancara lainnya, didapatkan adanya
dengan ubahan yang lain. Variabel dalam
tanggapan yang berbeda mengenai persepsi
penelitian ini yaitu persepsi terhada budaya
terhadap budaya organisasi di perusahaan.
organisasi (variabel X) dan kinerja (variabel
Dari hasil wawancara pada sales yang
Y),
mempunyai kinerja tinggi berinisial R di perusahaan
tersebut,
bahwa
salesman perusahaan Auto 2000 Bypass
dalam menjalani budaya organisasi tidak ada
Padang. Teknik penarikan sampel penelitian
kendala dan tidak merasa berat karena
ini menggunakan teknik total sampling
menurutnya budaya organisasi merupakan
dengan
suatu ketentuan yang harus dijalani karyawan
perusahaan Autoo 2000 Bypass Padang
dalam
Menurut Sugiyono (2014) total sampling
pekerjaannya.
didapatkan
Populasi dalam penelitian ini adalah
Sedangkan
saat
ditanyakan pada dua karyawan sales lainnya,
jumlah
31
orang
salesman
Fatin, Rahmi & Yusra, Hubungan Persepsi terhadap Budaya Organisasi...
adalah teknik penentuan sampel bila seluruh
kelompok
mengenai
anggota populasi digunakan sebagai sampel.
(Sugiyono, 2014).
fenomena
sosial
Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini dengan menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN
teknik pengumpulan data skala dan data
Hasil
penjualan yang dilakukan salesman. Skala
Deskripsi data dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terdiri dari rerata empiris dan rerata hipotetik
skala
likert
penelitian yang diperoleh melalui skala
mengukur
persepsi terhadap budaya organisasiyang
model
merupakan
likert.Skala
digunakan
model
untuk
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Rerata empiris dan rerata hipotetik persepsi terhadap budaya organisai Skor hipotetik
Skor empiris
Variable Persepsi terhadap budaya organisasi
Min
Max
Mean
SD
Min
Max
Mean
SD
20
80
50
10
48
74
60,03
7,34
Berdasarkan table 1, perbandingan
terhadap budaya organisasi, terlihat bahwa
antara mean empiris dan mean hipotetik yang
aspek kognisi dan afeksi berada pada
menunjukkan variabel persepsi terhadap
kategori tinggi, sedangkan pada aspek konasi
budaya organisasi memiliki mean empiris
berada pada kategori rendah. Perbandingan
60,03 lebih tinggi dari mean hipotetik yaitu
antara mean hipotetis dan mean empiris
50. Hal ini menunjukkan bahwa secara
aspek-aspek
umum variabel persepsi terhadap budaya
organisasi didapat bahwa mean empiris
organisasi di lapangan penelitian memiliki
aspek kognisi (33,39), afeksi (12,19), konasi
skor lebih tinggi dibandingkan skor populasi.
(14,39) lebih tinggi dari mean hipotetik aspek
Berdasarkan pengkategorian persepsi
persepsi
terhadap
budaya
kognisi (27,5), afeksi (10), konasi (12,5).
terhadap budaya organisasi didapat bahwa
Berdasarkan pengkategorian persepsi
subjek memiliki kategori positif sebanyak 25
terhadap budaya organisasi per karakteristik
subjek (80,65%) sedangkan kategori negatif
budaya organisasi, didapat bahwa mean
sebanyak 6 subjek (19,35%). Kategorisasi
empiris inovasi dan pengambilan resiko
subjek berdasarkan aspek aspek persepsi
(9,68), perhatian terhadap detail (5,71),
17
18
Jurnal RAP UNP, Vol. 8, No.1, Mei 2017, hal. 13-23
orientasi hasil (12,61), orientasi individu
menggunakan metode One Sample Test dari
(9,16), agresivitas (8,00), dan stabilitas (2,74)
Kolmogorov Smirnov.
lebih tinggi dibandingkan mean hipotetik
Hasil uji normalitas sebaran variabel
inovasi dan pengambilan resiko (7,5),
persepsi
perhatian terhadap detail (10), orientasi hasil
diperoleh nilai K-SZ=0,855 dan p=0,458
(7,5), oriantasi individu (7,5), agresivitas
(p>0,05), variabel kinerja diperoleh nilai K-
(7,5)
ini
SZ=1,342 dan p=0,054 (p>0,05). Hasil uji
penelitian
normalitas variabel persepsi terhadap budaya
dan
menunjukkan
stabilitas
(2,5).
bahwa
subjek
Hal
dilapangan memiliki skor lebih tinggi dari
terhadap
budaya
organisasi
organisasi berdistribusi normal.
populasi pada umumnya. Sedangkan mean
Uji
empiris orientasi tim (7,42) lebih rendah
membuktikan
dibandingkan mean hipotetik (7,5). Hal ini
mempunyai hubungan yang linier dengan
menunjukkan
variabel
bahwa
subjek
penelitian
linieritas
bertujuan
untuk
variabel
bebas
apakah
terikat.
Model
statistik
yang
dilapangan memiliki skor lebih rendah dari
digunakan untuk melihat linieritas variabel
pada populasi pada umumnya.
tersebut
pada
F-linierity,
yang
Berdasarkan pengkategorian kinerja
memperlihatkan bahwa nilai linier pada
didapat bahwa 13 subjek (41,94%) pada
persepsi terhadap budaya organisasi dengan
kategori tinggi, 12 subjek (38,71%) pada
kinerja adalah sebesar F=4,720 dengan
kategori sedang, dan 6 subjek (19,35%) pada
p=0,046 (p<0,05) dengan demikian dapat
kategori rendah. Pengkategorian subjek per
dikatakan bahwa variabel persepsi terhadap
golongan salesman didapat bahwa subjek
budaya
pada sales executive dengan kategori tinggi
penelitian ini memiliki korelasi yang linier.
organisasi
dan
kinerja
dalam
berjumlah 5 subjek (71,42%), kategori
Pengujian hipotesis statistik adalah
sedang 1 subjek (14,29%), dan kategori
prosedur yang memungkinkan keputusan
rendah 1 subjek (14,29%) sedangkan pada
dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak
sales
tinggi
atau tidak menolak hipotesis yang sedang
berjumlah 8 subjek (33,34%), kategori
dipersoalkan atau di uji (Supranto, 2001).
sedang 11 subjek (45,83%), dan kategori
Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi
rendah 5 subjek (20,83%).
“Terdapat hubungan positif yang signifikan
junior
Uji
dengan
norrmalitas
kategori
untuk
antara persepsi terhadap budaya organisasi
mengetahui apakah data variabel yang diteliti
dengan kineja salesman perusahaan Auto
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
2000 Bypass Padang”. Uji hipotesis ini
normalitas
menggunakan analisis korelasional product
sebaran
bertujuan
data
dengan
moment.
Fatin, Rahmi & Yusra, Hubungan Persepsi terhadap Budaya Organisasi...
Berdasarkan hasil analisis korelasi,
yang dilakukan oleh individu terhadap
maka didapatkan koefisien korelasi sebesar
pemaknaan
r=0,378 dan p=0,036 (p<0,05) menandakan
kebijakan
hipotesis
organisasi yang dimunculkan dalam bentuk
diteriman.
Hasil
ini
memperlihatkan bahwa terdapatnya korelasi
atas yang
nilai-nilai, telah
keyakinan,
terpola
dalam
cara berfikir, berperasaan, dan berperilaku.
positif yang signifikan antara persepsi
Subjek pada penelitian ini memiliki
terhadap budaya organisasi dengan kinerja
persepsi terhadap budaya organisasi yang
salesman perusahaan Auto 2000 Bypass
positif. Hal ini menunjukkan bahwa subjek
Padang.
penelitian
ini
pengetahuan,
dalam
harapan,
pandangan,
perasaan
serta
aktivitasnya terhadap nilai-nilai budaya yang
Pembahasan Persepsi merupakan ditafsirkannnya sebuah stimulus
yang telah tersimpan
didalam otak dan persepsi juga diartikan sebagai kemampuan untuk membedakan, mengelompokkan
yang
diorganisasikan
diterapkan pada organisasi atau tempat kerjanya
sudah
dapat
dipahami
serta
diinterpretasikan secara positif. Menurut Hill dan Jones (King, 2012), aspek-aspek
budaya
organisasi
dalam pengamatan (Fauzi, 2004). Sedangkan
mempengaruhi perilaku sehari-hari individu
budaya organisasi menutut Stephen P.
didalam organisasi. Perilaku serta sikap
Robbins (Wibowo, 2010) adalah sebuah
seorang karyawan menurut Robbins (Suryadi
persepsi
oleh
& Rosyidi, 2013), terbentuk akibat nilai-nilai
keseluruhan anggota didalam organisasi
yang dianut dalam suatu organisasi dan
dengan
umum
suatu
kebersamaan.
sistem Budaya
berkepentingan merasakan
yang
untuk
karakteristik
dipegang
tentang
arti
dipengaruhi oleh perilaku pemimpinnya.
organisasi
ini
Budaya organisasi dan lingkungan yang
dapat
menyenangkan mempunyai peranan penting
pekerja dari
budaya
organisasi tersebut, bukan dengan apakah
dalam meningkatan kinerja karyawan. Persepsi terhadap budaya organisasi ini
akan seperti mereka atau tidak. Budaya
memiliki
tiga
aspek
organisasi menurut Robert Kreinet dan
(pengetahuan,
Angelo Kinicki (Wibowo, 2010) merupakan
individu terhadap budaya organisasi), afeksi
nilai-nilai serta keyakinan bersama yang
(perasaan dan keadaan emosi individu
mendasari suatu idenditas dari perusahaan.
terhadap budaya organisasi), dan konasi
Dengan adanya penjelasan tersebut, dapat
(motivasi, sikap, perilaku atau aktivitas
disimpulkan bahwa persepsi terhadap budaya
individu
organisasi adalah interpretasi atau penafsiran
organisasi). Aspek kognisi merupakan aspek
pandangan,
dalam
yaitu
kognisi
dan
harapan
menjalankan
budaya
19
20
Jurnal RAP UNP, Vol. 8, No.1, Mei 2017, hal. 13-23
yang tinggi dengan jumlah subjek terbanyak
empiris
pada
ini
dibandingkan
mean
menunjukkan bahwa salesman memiliki
menunjukkan
bahwa
pandangan, pengetahuan, serta harapan yang
dilapangan memiliki skor lebih rendah dari
positif terhadap nilai-nilai yang terkandung
pada populasi pada umumnya. Orientasi hasil
dalam budaya organisasi yang secara khas
memiliki skor mean empiris tertinggi,
dibentuk oleh perusahaan. Selain itu aspek
dimana pada adanya insentive atau bonus-
afeksi juga memiliki subjek dengan jumlah
bonus tambahan yang didapat oleh salesman
yang terbanyak pada kategori positif setelah
dari penjualan yang didapatkan dan akan
aspek
salesman
semakin tinggi bonus-bonus tersebut apabila
memiliki perasaan-perasaan atau keadaan
target penjualan yang dicapai masing-masing
emosi
adanya
salesman semakin banyak. Skor mean
dalam
empiris pada orientasi tim lebih rendah dari
menjalankan nilai-nilai budaya organisasi.
pada mean hipotetik, hal ini disesbabkan
Dan skor terendah pada kategori positif
karena
terdapat pada aspek konasi, dimana aktivitas
individual. Seperti dari hasil wawancara
yang dijalankan berdasarkan nilai serta
kepada
kayakinan yang terkandung pada budaya
menyatakan bahwa kerja sales lebih bersifat
organisasi oleh sebagian salesman kurang
individual mengenai target serta pencapaian
maksimal.
hasil yang didapat.
kategori
positif,
kognisi
yang
yang
maka
berarti
potitif
kenyamanan
dan
hal
dimana
kebahagiaan
Berdasarkan pengkategorian subjek
orientasi
kerja
dari
salah
Menurut
tim
satu
lebih
rendah
hipotetik. subjek
Hal
penelitian
salesman
salesman
Stolovitch
ini
dan
bersifat
yang
Keeps
persepsi terhadap budaya organisasi per
(Mangkuprawira, 2009) menyatakan bahwa
karakteristik budaya organisasi didapatkan
kinerja adalah seperangkat hasil yang dicapai
bahwa
dan
merujuk pada tindakan dalam pencapaian
pengambilan resiko, perhatian terhadap
serta pelaksanaan dari suatu pekerjaan yang
detail, orientasi hasil, orientasi individu,
diminta. Kinerja karyawan merupakan hal
agresivitas,
tinggi
yang penting sebagai upaya perusahaan
dibandingkan mean hipotetik inovasi dan
untuk mencapai tujuan dengan perilaku
pengambilan resiko, perhatian terhadap
nyata, dimana kinerja merupakan suatu
detail, orientasi hasil, oriantasi individu,
fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk
agresivitas,
ini
meyelesaikan tugas pekerjaanya (Hersey dan
penelitian
Blanchard dalam Mangkuprawira, 2009).
dilapangan memiliki skor lebih tinggi dari
Mathis dan Jakson (Subekhi & Jauhar, 2012)
populasi pada umumnya. Sedangkan mean
menyatakan pada dasarnya kinerja adalah
mean
menunjukkan
empiris
dan
dan
stabilitas
inovasi
lebih
stabilitas.
bahwa
subjek
Hal
Fatin, Rahmi & Yusra, Hubungan Persepsi terhadap Budaya Organisasi...
apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
dan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa
karyawan.
adanya hubungan positif yang signifikan
Dalam kerjanya, sales bekerja dengan
antara persepsi terhadap budaya organisasi
cara melakukan kontak dengan pelanggan
dengan kinerja salesman perusahaan Auto
baik pada individu atau bisnis dalam rangka
2000 Bypass Padang. Hal ini dapat diartikan
menjual barang atau jasa perusahaannya.
bahwa jika salesman memliki persepsi
Mereka menguasai menyeluruh tentang
terhadap budaya organisasi positif maka
produk perusahaan sehingga mereka dapat
kinerjanya akan tinggi juga sebaliknya.
menarik kepercayaan konsumen dalam aksi
Berdasarkan
nilai
korelasi
antara
penjualan. Sales harus memiliki pemahaman
persepsi terhadap budaya organisasi dengan
baik mengenai psikologis pelanggan dan
kinerja salesman maka dapat diungkapkan
strategi penjualan untuk menjadi sukses
bahwa persepsi terhadap budaya organisasi
dalam pencapaian kinerja (Noor, 2004).
adalah salah satu unsur atau faktor yang dapat
Dalam penelitian ini, kategori tinggi
mempengaruhi
kinerja.Hal
senada
juga
memiliki subjek dengan jumlah paling
diungkapkan pada penelitian yang dilakukan
banyak dan jumlah subjek paling sedikit ada
oleh Ojo Olu (2009) yang dilakukan di
pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan
industri
bahwa sebagian besar salesman dapat
menyatakan
bahwa
menghasilkan melebihi dari standar target
mempunyai
hubungan
yang ditetapkan perusahaan. Jika dilihat dari
karyawan dan tingkat produktifitas. Tidak
jenis
executive
hanya Olo Oju, penelitian yang dilakukan
memiliki jumlah subjek terbanyak dengan
oleh Udin, Luva, dan Hossian (2013) dengan
kategori tinggi sedangkan pada sales junior
studi
pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan
Bangladesh yang menyatakan bahwa budaya
bahwa sales executive dalam menjalankan
organisasi secara signifikan mempunyai
kinerja sebagian besar penjualannya melebihi
pengaruh terhadap kinerja dan produktivitas
standar
dalam konteks negara berkembang.
golongan
target
perusahaan
sales,
yang
sales
telah
sedangkan
ditetapkan
sales
junior
perbankan
kasus
Nigeria, budaya
sektor
Menutut
yang
organisasi
dengan
kinerja
telekomunikasi
Tastan
(2013)
di
dalam
kinerjanya sebagian besar penjualan hanya
penelitian yang dilakukannya pada karyawan
mencapai
rumah sakit swasta Turki, menunjukkan
standar
target
yang
telah
ditetapkan perusahaan.
bahwa budaya organisasi yang positif
Korelasi yang terdapat antara persepsi
terhadap karyawan mempengaruhi perilaku
terhadap budaya organisasi dengan kinerja
kinerja dan niatan untuk meninggalkan
pada penelitian ini tergolong korelasi rendah
tempat
kerja.
Situasi
seperti
ini
21
22
Jurnal RAP UNP, Vol. 8, No.1, Mei 2017, hal. 13-23
memunculkan pendapat bahwa persepsi
terhadap
positif
positif.
dari
budaya
organisasi
akan
menyebabkan kinerja yang lebih tinggi. Oleh
2.
budaya
organisasi
Secara umum salesman di Auto 2000
karena itu organisasi tempat karyawan
Bypass
bekerja didorong untuk menerapkan nilai
dengan kategori tinggi.
budaya
organisasi
dalam
menghasilkan
3.
individu dan organisasi lebih baik.
yang
Padang
Terdapat
memiliki
hubungan
kinerja
positif
yang
signifikan antara persepsi terhadap
Dari hasil wawancara pada tanggal 20
budaya
organisasi
dengan
perusahaan
kinerja
Januari 2016 yang dilakukan kepada salah
salesman
Auto
2000
satu salesman yang pernah tidak mencapai
Bypass Padang. Dengan demikian,
target penjualan, ia menyatakan bahwa ketika
semakin positif persepsi
ia tidak mencapai target penjualan perbulan
budaya organisasi maka akan semakin
dikarenakan belum adanya keinginan yang
tinggi kinerja salesman.
terhadap
kuat, belum adanya relasi yang luas, dan strategi yang ampuh untuk melakukan
Saran
penjualan. Dari hasil penuturannya hal ini
Berdasarkan Berdasarkan hasil yang
disebabkan karena ia juga masih tergolong
diperoleh
orang yang baru bekerja sebagai salesman.
dilakukan, maka dapat dikemukakan saran
Dapat disimpulkan bahwa selain persepsi
sebagai berikut:
terhadap budaya organisasi, motivasi serta
1.
dari
penelitian
yang
telah
Meskipun didalam penelitian ini secara
pengalaman kerja mempengaruhi kinerja
umum salesman memiliki kinerja
seorang
tinggi akan tetapi masih ada salesman
salesman
yang
terlihat
dari
pencapaian target penjualan.
yang memiliki kinerja rendah. Untuk itu disarankkan kepada perusahaan
SIMPULAN DAN SARAN
melakukan
Simpulan
motivator tambahan kepada salesman
Berdasarkan hipotesis
mengenai
hasil
dan
hubungan
penujian persepsi
training-trainingdan
yang memiliki kinerja rendah. 2.
Untuk
perusahaan
agar
hasil
pada
terhadap budaya organisasi dengan kinerja
menekankan
salesman pada perusahaan Auto 2000 Bypass
budaya organisasi untuk salesmanagar
Padang, dapat disimpulkan sebagai berikut:
pencapaian kinerjanya semakin tinggi
1.
Secara umum salesman Auto 2000 Bypass Padang memiliki persepsi
3.
orientasi
lainnya
Bagi peneliti lainnya yang tertarik melakukan penelitian tentang kinerja, maka disarankan untuk mengganti
Fatin, Rahmi & Yusra, Hubungan Persepsi terhadap Budaya Organisasi...
variabel-variabel
lainnya
yang
mempengaruhi kinerja seperti motivasi
atau
mengganti
alat
ukur
yang
digunakan.
DAFTAR RUJUKAN Auto2000. co. id. Diakses tanggal 10 desember 2014 di auto2000/ page/ sekilas_ auto2000. Fauzi, A. (2004). Psikologi umum. Bandung: Pustaka Setia. Imai, Masaaki. (2008). The kaizen power. Jogjakarta: Diva Press. King, A. L. (2012). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Salemba Humanika Mangkuprawira, T. S. (2009). Horison bisnis, manajemen, dan sumberdaya manusia. Bogor: IPB Press. Munandar, A. S. (2001). Psikologi industry dan organisasi. Jakarta: UI-Press Noor, Juliansyah. (2004). Sales energy. Jakarta: Salemba Empat Ojo, O. (2009). Impact assessment of corporate culture on employee job performance. Business intelegence journal. Vol.2 (2). 388-397. Rivai, V & Sagala, E. J. (2009). Manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Subekhi. A & Jauhar.M. (2012). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Sugiyono, (2014). Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta. .
Supranto, J. (2001). Statistik teori dan aplikasi. Jakarta: Erlangga. Suryadi, A., & Rosyidi, H. (2013). Kinerja karyawan ditinjau dari analisis factor budaya perusahaan. Jurnal penelitian psikologi, 4(2). 166-180 Tastan, S. B. (2012). The relationship between employees perception of organizational culture and their behavioral outcome: Assessing a cognitive process to in-role performance behavior and intention to leave. Journal of global strategic management, 12. 6586 Tempo. co. (2015). Diakses tanggal 28 Juli 2015 http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/0 7/27/090686883/5-besar-peringkatpenjualan-mobil-tak-berubah Udin, M. J., Luva. R. H., & Hossin. S. M. (2013). Impact of organizational culture on employee performace and productivity: A case ttudy of telecommunication sector in bangladesh. International journal of business and management, 8(2). 63-77. Wibowo. (2010). Budaya organisasi: Sebuah kebutuhan untuk meningkatkan kinerja jangka panjang. Jakarta: PT Raja Grafindo. Yusuf, A. M. (2005). Metodologi penelitian. Padang: UNP Press
23