Ns. Apriza, M.Kep
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR
Ns. Apriza, M.Kep Dosen S1 Keperawatan STIKesTuankuTambusai Riau
ABSTRACT The incidence of diarrhea in children under five in the world reached 1 billion cases per year, with a death toll of about 6 million people, mostly in developing countries one of which occurred in Indonesia. The purpose of this study was to relationship mother handwashing with soap incidence of diarrhea in children aged 12-23 months in the village health center Rumbio working area Kampar 2013. The design used in this research is analytic survey with cross sectional approach, which studies the relationship behavior mother hand washing with soap incidence of diarrhea in children aged 12-23 months. The population in this study are all mothers who have 12-month old toddler, using simple random sampling method as many as 186 people. Data collection was done in two ways using the primary data and secondary data. Analysis of the data used univariate and bivariate is. The results of the bivariate analysis is known to have a significant relationship between maternal handwashing with soap incidence of diarrhea in children aged 12-23 months with p value = 0.001 or p <0.05. Therefore, it is expected to related parties in order to educate the public, especially mothers who have children aged 12-23 months to further improve handwashing with soap. DaftarBacaan Keywords
: 18 ( 2001 – 2012 ) : Behaviorh and washing with soap, incidence of diarrhea
PENDAHULUAN Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat adalah Miillenium Development Goals (MDGs) yang merupakan sebuah paket berisi delapan tujuan utama yang mempunyai batas waktu tahun 2015 dengan target yang sangat teratur. Salah satu targetnya adalah menurunkan angka kematian anak
dan meningkatkan kesehatan ibu (Pradipta, 2011). Angka kesakitan dan kematian masih terhitung tinggi, penyebab utamanya adalah penyakit infeksi. Penyakit infeksi juga terjadi pada balita, penyakit infeksi yang terjadi pada balita bila tidak ditangani dengan baik akan berdampak negatif pada anak dikemudian hari. Penyakit yang sering terjadi pada balita diantaranya diare. Diare adalah suatu
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR
kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011) Data WHO (2010) menunjukkan angka kejadian diare pada anak balita di dunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 6 juta jiwa yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Kematian diare pada balita dinegara berkembang diperkirakan meningkat dari 2,9 juta kematian pada tahun 2004 menjadi 4,5 juta kematian pada tahun 2011. Anak balita di Indonesia dilaporkan mengalami diare sebanyak 1-2 episode pertahun (Depkes, 2003). Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia tahun 2007prevalensi diare pada anak balita di Indonesia laki-laki 14,8% dan perempuan 11,5 %. Berdasarkan umur, prevalensi diaretertinggiadalahpadaanakumur 12-23 bulan, diikutiumur 6-11 bulandanumur 24-45 bulan, karenaanakmulaiaktifbermaindanberi sikoterkenainfeksi (SDKI, 2007) Berdasarkan data dari Dinas Provinsi Riau pada tahun 2010, angka kejadian diare di Provinsi Riau sebanyak 84.634, tahun 2011 sebanyak 87.660 orang dan pada tahun 2012 diare menempati urutan pertama dari sepuluh besar penyakit pada pasien rawat inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau (DinasKesehatanPropinsi Riau 2010). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan Diare, khususnya pada anak balita. Program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat serta
penyehatan air dan sanitasi, namun kasus diare masih terhitung tinggi. Sehingga pada tahun 2010 Depkes mencoba menerapkan strategi baru untuk menurunkan kejadian diare melalui Program cuci tangan pakai sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku yang belum biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Data dari survei baseline yang dilakukan oleh Environmental Services Program (ESP-USAID) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada waktu-waktu kritis sangat rendah yaitu: sebelum makan 14,3%, sesudah buang air besar 11,7%, setelah menceboki bayi 8,9%, sebelum menyuapi anak 7,4% dan sebelum menyiapkan makanan 6%. Sedangkan jalur utama penularan berbagai penyakit adalah melalui tangan yang terkontaminasi bakteri, virus atau telur cacing yang menyebabkan diare dan berbagai penyakit ataupun kecacingan. Hasil kajian dari Curtiss dan Cairmcross (2003), menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi penyakit-penyakit yang berkaitan dengan diare sampai 4247% (Widya, 2010). Berdasarkan surveypendahuluan yang dilakukanpeneliti di Desa Rumbio Wilayah kerja Puskesmas Kampar, kondisi lingkungan di Desa Rumbio masih kurang baik, pemanfaatan jamban secara bersamaan, banyak ibu yang membuang kotoran anaknya di sembarangan tempat dan air minum yang di konsumsi berasal dari sungai. Dari hasil wawancaraterhadap10 orang ibu yang memilikianak, 9 orang ibu (90%) mengatakan bahwa mereka tidak cuci tangan pakai sabun setelah
Ns. Apriza, M.Kep
buang air besar dan setelah mencebok bayi, tidak cuci tangan pakai sabun sebelum menyuapi anak, dan tidak cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Dari fenomena diatas, penelititertarikmelakukanpenelitianm engenai ’’hubungan perilaku Cuci Tangan Ibu Pakai Sabundengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di Desa Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas Kampartahun 2013”. METODE PENELITIAN Desainpenelitianini adalah survey Analitikdenganrancangan crosssectional. Populasi pada penelitianiniadalahseluruhibu yang mempunyaianak balitayang ada di Desa Rumbio tahun 2013 yang berjumlah 358 orang dengan jumlah sampel 186 orang.Teknikpengambilansampeladal ahaccidental sampling, bentuk pertanyaan dichotomous choicedan skala likert.Penelitianinidilaksanakandi Desa Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Tahun 2013 pada tanggal 25-30 September 2013.
Alatukur yang digunakanadalahkuesioner.Pengump ulan data menggunakan data primer danpengolahan data menggunakankomputerisasi yang meliputiediting, coding, scoringdancleaning.Analisa data dilakukandengan analisaunivariatdananalisabivariat: HASIL PENELITIAN Penelitiantentang hubunganperilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2013 inidilakukanpadatanggal 25sampai 30 September 2013denganjumlahrespondensebanya k186 orang. Data yang diambilpadapenelitianinimeliputiperi laku cuci tangan ibu sebagai variabelindependendankejadian diare pada balita usia 12-23 bulan sebagai variabel dependen. Dari Penyebarankuesionerdidapatkanhasil sebagaiberikut :
Analisa Univariat 1. UmurResponden Tabel4.1 :
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanumur
ibu
Di
Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2013 No 1 2 3
Usia 16-25tahun 26-35 tahun 36-45 tahun Jumlah
F 68 98 20 186
(%) 36,5 52,7 10,8 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Berdasarkantabel 4.1 di atasdapatdilihatbahwasebagi anbesarresponden
berada pada rentang umur 26-35 tahun yaitusebanyak98responden (52,7%).
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR
2. PekerjaanResponden Tabel4.2 :
DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanpekerjaan
Di
Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2013 No 1 2
Pekerjaan Bekerja TidakBekerja ( IRT ) Jumlah
F 119 67 186
(%) 64 36 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari tabel 4.2 di atasdapatdilihatbahwasebagi 3.
an besar responden bekerja yaitu 119 orang (64%).
Pendidikan Responden Tabel4.3 :DistribusiFrekuensiRespondenBerdasarkanpendidikan Ibu Di Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar Tahun 2013 No
Pendidikan
F
(%)
1 2
Dasar ( SD dan SMP Lanjutan ( SMA dan Perguruan Tinggi ) Jumlah
129 57 186
69,4 30,6 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Berdasarkantabel 4.3 di atasdapatdilihatbahwasebagi anbesarresponden
4.
berpendidikan dasar yaitu 129 orang (69,4%).
Perilaku cuci tangan ibu pakai sabun Tabel 4.4 Distribusifrekuensiresponden berdasarkanPerilaku cuci tangan ibu pakai sabundi Desa Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas Kampar No 1 2
Perilaku Cuci Tangan Ibu Pakai Sabun Positif Negatif Jumlah
F
(%)
80 106 186
43 57 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari tabel4.4 dapatdilihatbahwasebagian besar respondenmemilikiperilaku
negatif tentang cuci tangan pakai sabun yaitu sebanyak106 orang (57%).
Ns. Apriza, M.Kep
5. Kejadian Diare Tabel 4.5:
DistribusiFrekuensikejadian Diare pada balita usia 12-23 bulan di Desa Rumbio Wilayah KerjaPuskesmasKampar Tahun 2013
No 1 2
Kejadian Diare Ya Tidak Jumlah
F 102 84 186
(%) 54,8 45,2 100
Sumber : Penyebaran kuesioner
Dari tabel4.5dapatdilihatbahwaseb agian besar balita mengalami
AnalisaBivariat AnalisaBivariatadalahanalisaunt ukmelihathubunganantaravariabelindep endendanvariabeldependen.Uji yang dilakukanadalahujiChi Squaredenganketentuan pvalue< 0,05maka Ho ditolakartinyakedua
diare yaitusebanyak102 orang (54,8%).
variabelsecarastatistikmenunjukka nhubungan yang bermakna, apabilapvalue>0,05 makadapatdisimpulkanbahwa Ho diterima, artinyakeduavariabeltersebuttidak menunjukkanhubungan yang signifikan
Tabel4.6 :HasilPengamatanHubungan perilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di desa Rumbio Tahun 2013 Kejadian Diare Perilaku cuci tangan ibu pakai sabun
P. Value Ya N
%
Positif
29
15,6
Negatif Total
73 102
39,2 54,8
Tidak N
N
%
51
Total % p value 27,40,001
80
61,4
33 84
17,8 45,2
106 186
38,6 100
0,001
Sumber : Penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel 4.4diatas didapatkan nilai p Value = 0,001 (p < 0,05) artinyaadahubungan yang signifikanantaraperilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan
kejadian diare pada balita usia 1223 bulan di Desa Rumbio Tahun 2013. Artinya ibu yang memiliki perilaku tidak cuci tangan pakai sabun memiliki angka kejadian
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR
diare tinggi yaitu 73 orang (39,2), dan ibu yang memilikiperilaku cuci tangan pakai sabun memiliki angka
kejadian diare rendah yaitu 29 orang (15,6%).
PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang hubungan perilaku cuci tangan ibu pakai sabundengan kejadian diare pada balita usia 1223 bulan di Desa Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas Kampartahun 2013. Setelahdilakukanpenyebarankuesio nerdata tersebutdianalisissecaraunivariatdan bivariat, makadiperolehhasilsebagaiberikut: 1. Perilaku Cuci Tangan Ibu PakaiSabundi DesaRumbiowilayahkerjaPusk esmas Kampar Tahun 2013 Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai Perilaku Cuci Tangan Ibu Pakai Sabundapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki perilaku negatif tentang cuci tangan pakai sabun yaitu sebanyak 106 orang (57%). Potter&perry (2005), mengatakan perilakuakanterbentukberdasarkan proses, begitu pula padaperilakukesehatan. Perilakuakanditunjukkandengankey akinan yang dimiliki. Keyakinanitudipengaruhiolehlatarb elakangintelektualdanpengetahuan yang dimiliki. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) menurut Depkes RI (2009) merupakan perilaku sehat dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi
bersih dan memutuskan mata rantai kuman yang telah terbukti secara ilmiah dapat mencegah penyebaran penyakit-penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu Burung, bahkan disarankan untuk mencegah penularan virus H1N1. Menurut peneliti perilaku ibu yang negatif tentang cuci tangan pakai sabun dipengaruhi oleh faktorpendidikanibu.Dari hasil penelitian dapat di ketahui sebagian besar ibu berpendidikan dasar (SD dan SMP) yaitu sebanyak 129 orang (69,4%). Tinggi rendanya pendidikan ibu erat kaitannya dengan perilaku terhadap cuci tangan pakai sabun. Dengan pendidikan yang rendah maka pengetahuan ibu akan berkurang dan hal ini akan mempengaruhi perilaku ibu dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Hasilpenelitianinisesuaidenga npenelitianReni Septiana tahun 2011 Di KelurahanTarokDipo Wilayah KerjaPuskesmasGugukPanjangBuk ittinggiTahun 2009 didapatkanperilaku ibu negatif tentang cuci tangan pakai sabun yaitu sebanyak 73 %. 2.
Kejadian Diare pada Balita Usia 12-23 bulan di Desa Rumbio wilayah kerja Puskesmas Kampar tahun 2013. Kejadian Diare pada Balita Usia 12-23 bulan di Desa Rumbio dapatdiketahui bahwa sebagian besar responden balita usia 12-23
Ns. Apriza, M.Kep
bulan mengalami diare yaitu sebanyak 102 orang (54,8%), MenurutDepkes RI (2005), Diare pada balita adalah suatu kondisi dimana balita atau bayi buang air besar dengan konsistensi cair atau setengahbcair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Astuti (2008), mengatakantingkah laku sangat erat kaitannyadenganpandangan yang adadalamdiriseseorang, apabila seseorangberpandanganbaikdalams uatuhalmakatingkahlakuseseorang juga akanbaik dan sebaliknya apabila seseorangberpandanganburukdalam suatuhalmakatingkahlakuseseorang juga akanburuk. Menurut peneliti, kejadian diare pada balita terjadi karena faktor pengalaman yang dialami ibupada anaksebelumnya. Ketika ibu mempunyaipengalaman ketika tidak mencuci tangan pakai sabun pada anaksebelumnyatidakterjadiganggu ankesehatansepertidiaremakaakanm empengaruhiibuuntuk tidak melakukan cuci tangan pakai sabun. Hasilpenelitianinisesuaidenga npenelitianyang dilakukanolehReniSeptina yang menyatakansebagian besar balitamengalami diareyaitu (62 %).
3. Hubungan Perilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di desa Rumbio Tahun 2013 Berdasarkanhasilanalisisbiv ariatHubungan Perilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian
diare pada balita usia 12-23 bulan di desa Rumbio Tahun 2013denganjumlah responden 186 orang dapatdilihatbahwadarihasilpenelitia ndiketahuisebagian besar responden memiliki perilaku negatiftentangcuci tangan pakai sabun pada balita usia 12-23 bulansebanyak106orang (57%) dansebagian besar balita mengalami diare yaitusebanyak102orang (54,8%). HasilujistatistiktentanghubunganPe rilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan dengan nilai p < 0,000sehingga Ho ditolak, makadapatdisimpulkanbahwaadahu bungan yang signifikan antara Perilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan Menurut peneliti, terjadi diare pada balita disebabkan oleh beberapa hal: 1. Anggapan ibu yang salah. Ibu menganggaapbahwacuci tangan pakai sabun tidak ada hubungannya dengan kejadian diare pada anaknya, hal iniakanmengubahprilakuibuuntuk tidak mencuci tangan pakai sabun. 2. Pengalaman Ibu Jikapengalamanibubaik atau tidak terjadigangguankesehatansepertidia re pada saatanaksebelumnyamakaibuakanm engulangilagiprilakuburuktersebutk epadaanakselanjutnya. 3. Pekerjaan ibu. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian ibu bekerja (64%). Ketika ibu pulang dari kerja dan melihat anaknya menangis, maka ibu tidak sempat
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN IBU PAKAI SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 12-23 BULAN DI DESA RUMBIO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR
untuk mencuci tangan mengambil anaknya.
untuk
4. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, didapatkan bahwa 54,8% ibu jarang mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, 55,9% ibu tidak pernah mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, 46,2% ibu jarang mencuci tangan dengan sabun sebelum menyuapi anak, 53,2% ibu kadang-kadang mencuci tangan dengan sabun sesudah membuang kotoran anak, 51,6% ibu kadang-kadang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, 56,9% ibu kadang-kadang mencuci tangan dengan sabun setelah buang sampah, 54,8% ibu selalu mencuci tangan dengan sabun setelah berkebun, 63,4% ibu kadang-kadang mencuci tangan dengan sabun setelah memasak, 61,8% ibu tidak pernah mencuci tangan dengan sabun setelah pulang dari kerja, dan 54,3% ibu jarang mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan fasilitas umum (WC). Hasilpenelitianinisejalandeng anpenelitiansartika tahun 2011, didapatkankesimpulan bahwa ada hubungan signifikan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada balita dengan nilai p value0,001 < α (0,05), dimana ibu yang berperilaku negatif mengalami diare pada balita.
KESIMPULAN Setelahdilakukanpenelitianme ngenaihubunganperilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 1223 bulan di desa Rumbio
wilayahkerjaPuskesmasKampar Tahun 2013denganjumlahsampel106orang ibu yang mempunyaibayiusia1223bulanmakadapatdiambilkesimpul ansebagaiberikut : 1. SebagianIbumempunyaiperilaku negatif tentang cuci tangan pakai sabun 2. SebagianIbu mengalami kejadian diare pada Balita di desa Rumbio 3. Terdapathubunganperilaku cuci tangan ibu pakai sabun dengan kejadian diare pada balita usia 12-23 bulan di desa Rumbio.
DAFTAR PUSTAKA Budiarto, E. (2001). Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Depkes RI. (2011). Buku saku diare. Jakarta: Depertemen Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar. (2012). Laporan data kesakitan diare tahun 2012 Hidayat, A, A. (2007). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman dan Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika
Ns. Apriza, M.Kep
Notoatmodjo, S. (2006). Perilaku manusia. Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Offset
diperoleh tanggal 4 september 2013
(2008).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Utami. (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan cuci tangan pada masyarakat. Dari http://adobereader.wordpress. diperoleh tanggal 3 september 2013
(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Profil
Kesehatan Provinsi Riau. (2011). Penderiita diare Di Provinsi Riau. http://profil Kesehatan Provinsi Riau.com/2013/001/Penderiit a diaredi Provinsi Riau//.html. diperoleh tanggal 19 mei 2013
Puskesmas Kampar (2012), Jumlah penderita diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Suriadi. (2006). Asuhan keperawatan anak. Jakarta: Sagung seto SDKI. (2007). Buletin diare. http: //SDKI/2011/001/data diare di Indonesia//.html. diperoleh tanggal 3 september 2013 Tietjen. (2012). Manfaat cuci tangan pakai sabun. Dari http://makalahku.co.id.
Umar. (2004). Pencegahan diare pada balita. Dari http://diarepunyaku.wordpres s. diperoleh tanggal 1 september 2013 Pradipta. (2011). Peran mahasiswa kedokteran dalam pencapaian MDGs. Dari http://ranyaterus.com.diperole h tanggal 4 september 2013 Warman. (2011). Hubungan faktor lingkungan, faktor ekonomi dan pengetahuan ibu dengan kejadian diare akut pada balita. Dari http://yayanakhyor.wordpress . diperoleh tanggal 4 september 2013