HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG CUCI TANGAN YANG BENAR DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA H. Ahmad Ridwan *, Rico Ardiansyah** *) Dosen Akademi Keperawatan Pamenang – pare Kediri **) Perawat di Wil. Kandangan
Diarrhea is the state of the frequency of bowel movements more than four times in infants and more than three times in children with the consistency of watery feces, the factors are the environmental causes of diarrhea, how to wean poor, and individuals. Washing hands with soap is one of the actions of sanitation by cleaning hands and fingers with water and soap to be clean and germ decided chain. The purpose of this study is to determine the relationship of mother knowledge about proper handwashing on diarrhea in infants posyandu Kandangan. Design in this study is correlational research that examine the relationship between variables, research can be done by finding, describing a relationship, estimating, testing based on existing theory. The population is all children in the neighborhood health center Kandangan, research sample was all children in attendance at the neighborhood health center on 22 March 2010 or during the conduct of research. In this study using cross sectional analytic study of this kind of research that emphasizes the time of measurement / observation of the independent and dependent variable data only once, at one time. But not all research subjects should be observed on the same day or time, and to know the relationship between correlations using Spearman correlation. The results showed that Spearman correlation (ρ) = 0.030. This indicates a positive number, which means there is a relationship between maternal knowledge about proper hand washing with diarrhea in infants with sigfinikan test (sig. Ρ = 0.030 <α = 0.05) with 5% error level (α = 0.05) From the research it is suggested to prevent occurrence of diarrhea in infants not only with proper hand washing but also by keeping the environment clean, correct way of weaning, and the pattern of a clean and healthy living. Keywords: knowledge, maternal hand-washing, the incidence of diarrhea, infant
menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Cuci tangan adalah salah satu tindakan pencegahan diare. Tapi hal ini kurang diketahui oleh masyarakat umum (Dr. Suririnah, 2009). Di Jawa Timur penderita diare mencapai 383 tiap 1000 penduduk, satu pertiganya adalah balita (Harli Mohamad, 2006). Sedangkan di wilayah kandangan kejadian diare pada balita selama 11 bulan terakhir tercatat sebanyak 445 (Wahyu, 2009). Cuci tangan secara potensial mengontaminasi kedua belah tangan, akan mengurangi penyakit diare sekitar 45% (The Economist, 2002). Study Basic Human Services tahun 2008 mengungkapkan data hanya 12% dari 100 orang yang cuci tangan setelah buang air besar. Orang yang
Latar Belakang Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan bentuk tinja encer. (Ngastiyah, 2003). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi mikroorganisme termasuk bakteri seperti Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC), virus dan parasit lainnya seperti jamur, cacing dan protozoa. Secara klinis penyebab diare yaitu karena Infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, penurunan imun, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
Jurnal AKP
29
No. 6, 1 Juli – 31 Desember 2012
cuci tangan setelah membersihkan tinja bayi hanya 9% dari 100 orang. Lalu hanya 14% dari 100 orang yang cuci tangan ketika ingin makan. Data tersebut juga memaparkan, hanya 7% orang cuci tangan sebelum menyuapi bayi (Deby, 2009). Departemen Kesehatan tahun 2009 menunjukkan fakta bahwa hampir 100 ribu anak di negeri ini meninggal karena terkena diare. Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 15 Januari 2010 di Posyandu Kandangan dengan metode wawancara sebanyak 10 ibu yang menjadi responden menunjukkan bahwa 4 ibu dengan tingkat pengetahuan baik, 1 ibu dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 5 ibu dengan tingkat pengetahuan kurang. Banyaknya masyarakat yang tidak tahu manfaat mencuci tangan yang benar tentu memerlukan perhatian mengingat kebiasaan mencuci tangan sering dianggap biasa oleh masyarakat, padahal penyakit diare bisa berawal dari pola hidup yang kurang bersih (Nadesul, 2010). Demikian juga dengan aktivitas anak yang begitu rentan bersentuhan dengan kuman dan bakteri, dan rawan terkena diare. Hal ini terjadi disebabkan oleh kurangnya informasi yang mereka dapatkan tentang cara cuci tangan yang benar yaitu dengan membasahi tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun dan membuat busa tanpa percikan, gosok bagian telapak tangan, punggung tangan, sela jari, ibu jari, dan pergelangan tangan lakukan selama 10-15 detik lalu bilas sampai bersih dengan air mengalir dan keringkan. Selain itu sarana dan prasarana yang tidak ada di tempat tinggal mereka seperti tidak tersedianya air mengalir atau kran. Sehingga Puskesmas Kandangan tercatat sebagai Puskesmas dengan angka kejadian diare tertinggi di Kabupaten Kediri. Masih tingginya angka kejadian diare di Puskesmas Kandangan menunjukkan bahwa informasi tentang cara dan manfaat cuci tangan yang benar masih kurang. Untuk mencegah insiden tersebut dibutuhkan pemberian penyuluhan tentang pengertian akan pentingnya kebiasaan mencuci tangan oleh siapapun. Bukan hanya sekedar mencuci tangan saja melainkan juga menggunakan sabun dan dilakukan di bawah air yang mengalir. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang cuci tangan dengan angka kejadian diare di Puskesmas Kandangan.
Hubungan Penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan diare dengan ....
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu “ Adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada balita di Posyandu Kandangan ? ” Tujuan penelitian Mengetahui pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada balita di Posyandu kandangan
Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain observasional tipe cross sectional, dimana masing-masing variabel diukur dalam satu kesempatan. Waktu penelitian diselenggarakan pada tahun 2010 berlokasi di Desa Kandangan Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, khususnya bagi ibu yang terdaftar di Posyandu Idola. Variabel penelitian ini adalah : pengetahuan (variabel Independen) dan kejadian diare (variabel dependen). Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang terdaftar di Posyandu Idola, sejumlah 68 orang. Sampel diambil dari sebagian anggota populasi sejumlah 53 responden, dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut : Kriteria Inklusi : Ibu yang datang di posyandu idola kandangan pada saat penelitian dan bersedia menjadi responden. Adapun kriteria eksklusi adalah mereka yang tidak bisa membaca dan menulis. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Kuesioner ini belum pernah diukur atau diuji tingkat validitas dan reliabilitas sebelumnya secara matematis, namun demikian pertimbangan untuk penggunakan alat ukur dilakukan dengan memperhatikan validitas isi. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan editing, coding, scoring dan tabulating. Hubungan antara variabel dependen dan independen diuji dengan menggunakan uji korelasi Spearman dengan α = 0.05.
30
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 20 atau 38% dari 53 responden.
6% 19%
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 8%
23%
21%
75% 21-30 TH
31-40 TH
> 40 TH
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 21 – 30 sebanyak 40 atau 75% dari 53 responden.
48% Tani
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak
8%
Karyaw an
PNS
Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan sebanyak 26 atau 49% dari 53 responden.
21%
13%
e. Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi Sebelumnya.
36%
28%
30% 1 - 10
Wirasw asta
11 - 20
21 - 30
31 - 40
41 > 64%
Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa sebagian besar anak dari responden berumur 21 – 30 bulan sebanyak 16 atau 30% dari 53 responden.
Tidak
Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang sudah mendapatkan informasi sebanyak 34 atau 64% dari 53 responden.
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan 6%
Pernah
23%
34%
37% SD
SMP
Jurnal AKP
SMA
PT
31
No. 6, 1 Juli – 31 Desember 2012
f. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Cuci Tangan.
h. Tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar Tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar di Posyandu Kandangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
36%
No 64%
2 kali
Prosentase
1.
Baik
23
43.4%
2.
Cukup
22
41.5%
3.
Kurang
7
13.2%
4.
Tidak Baik
1
1.9%
Total
53
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 53 responden terdapat 23 atau 43,3% ibu dengan tingkat pengetahuan baik.
g. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak 2%
i. Tingkat kejadian diare pada balita. Tingkat kejadian diare pada balita di Posyandu Kandangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Kejadian No Frekuensi Prosentase Diare Tidak pernah 1. 16 30% diare
79% 1-2
Frekuensi
> 2 kali
Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang mempunyai kebiasaan cuci tangan dengan frekuensi lebih dari 2 kali sebanyak 34 atau 64% dari 53 responden.
19%
Kategori
3-4
4>
2. Berdasarkan diagram dapat diketahui bahwa sebagian besar anak dari responden merupakan anak yang ke - 1 dan ke - 2 sebanyak 42 atau 81% dari 53 responden.
Pernah Diare Total
37
70%
53
100.0%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari 53 responden terdapat 37 atau 70% balita mengalami diare. j. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada balita Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada balita dapat dilihat pada tabel silang dibawah ini.
Hubungan Penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan diare dengan ....
32
Kategori
Baik Cukup Kurang Tidak Baik Total
yang berpendidikan SMP berjumlah 20 atau 38%. Berdasarkan diagram dapat diketahui dari total responden 53 yang pernah mendapatkan informasi berjumlah 34 atau 64%. Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo. 2003). Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah faktor internal yang meliputi umur, dan IQ. Dan faktor pendidikan, informasi, pengalaman, dan lingkungan (Nursalam dan Pariani, 2001). Tingkat pendidikan, umur, dan informasi yang di peroleh dari penyuluhan atau dari sumber informasi lain berpengaruh dengan kebiasaan dan cara mencuci tangan yang berpengaruh dengan kejadian diare. Pemberian penyuluhan dan pensosialisasian tentang cara dan manfaat cuci tangan yang benar di rasa penting untuk meningkatkan pengetahuan dan peningkatan kesehatan masyarakat dan juga menurunkan tingkat kejadian diare pada balita.
Kejadian Diare Tidak Pernah Pernah Total Diare Diare 8 15 23 (15,1%) (28,3%) (43,4%) 7 15 22 (13,2%) (28,3%) (41,5%) 0 7 7 (0,0%) (13,2%) (13,2%) 1 0 1 (1,99%) (0,0%) (1,99%) 16 37 53 (30,2%) (69,8%) (100%)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan baik dengan jumlah 23 atau 43% dari jumlah itu yang pernah mengalami diare sejumlah 15 atau 28%. Kemudian responden dengan tingkat pengetahuan cukup dengan jumlah 22 atau 42% yang pernah mengalami diare sejumlah 15 atau 28%. Kemudian responden dengan tingkat pengetahuan kurang sejumlah 7 atau 13% yang pernah diare sejumlah 7 atau 13%. Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan tidak baik sejumlah 1 atau 1,9% yang tidak pernah mengalami diare sejumlah 1 atau 1,9%. Hasil korelasi spearman adalah signifikan (ρ) = 0,030. Berdasarkan angka probabilitas dengan uji signifikan (ρ) = 0,030 dan taraf kesalahan 5% (α = 5% = 0,05) berarti p<α dengan demikian dapat di pastikan bahwa Ho di tolak dan H1 diterima.
2. Kejadian diare pada balita Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari total 53 reponden yang tidak pernah mengalami diare berjumlah 16 atau 30,2%. Berdasarkan diagram 4.6 di atas dapat di ketahui dari total 53 responden yang mencuci tangan lebih dari 2 kali sehari berjumlah 34 atau 64%. Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, 2006). Ada 5 saat penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil di toilet, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki bayi/anak dan sebelum menyiapkan makanan. Sarana cuci tangan bisa dibuat dari yang sangat baik, berupa wastafel dengan kran yang
Pembahasan 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar Berdasarkan hasil dapat diketahui dari total 53 responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 23 atau 43.3%, yang berpengetahuan cukup 22 atau 41.5%, yang berpengatahuan kurang 7 atau 13.2%, dan yang berpengatahuan tidak baik berjumlah 1 atau 1.9%. Berdasarkan diagram dapat diketahui dari total 53 reponden yang berumur 2130 tahun berjumlah 40 atau 75%. Berdasarkan diagram dapat diketahui dari total responden 53
Jurnal AKP
33
No. 6, 1 Juli – 31 Desember 2012
agak tinggi, dilengkapi sabun cair dan alat pengering handuk atau tisu. Mengetahui cara cuci tangan yang benar dapat menurunkan tingkat kejadian diare, untuk itu sosialisasi tentang cara dan pentingnya cuci tangan yang benar akan dapat menurunkan tingkat kejadian diare.
mengalami kejadian diare berjumlah 8 atau 15,5% ini menunjukan bahwa diare tidak hanya di sebabkan oleh karena pengetahuan tentang cuci tangan yang benar saja, faktor lingkungan dan sanitasi yang baik juga mempengaruhi tingkat kejadian diare. Selain itu pekerjaan ibu juga mempengaruhi kejadian diare pada balitanya karena ibu yang sedang sibuk bekerja dan kurang memperhatikan kebersihan tentu dapat menyebabkan diare. Untuk menurunkan kejadian diare maka perlu untuk mensosialisasikan cara dan pentingnya cuci tangan yang benar, selain itu harus di perhatikan factor penyebab diare lainnya seperti menjaga kebersihan linkungan dan tempat tinggal, kemudian cara penyapihan bayi yang benar, dan pola hidup yang sehat mulai dari diri sendiri.
3. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada balita Dari hasil tabulasi silang menunjukkan responden dengan kategori pengetahuan baik berjumlah 23 atau 43,4% dari jumlah ini yang tidak mengalami kejadian diare berjumlah 8 atau 15,5%. Berdasarkan diagram 4.3 dapat diketahui dari total responden 53 yang berpendidikan SMP berjumlah 20 atau 38%. Berdasarkan diagram menunjukan dari total responden 53 yang bekerja sebagai karyawan berjumlah 26 atau 49%. Dari hasil analisa data didapatkan korelasi spearmen yaitu (ρ) = 0,030. Hal ini menunjukkan angka positif yang artinya ada hubungan antara pengetahun ibu tentang cuci tangan yang benar dengan kejadian diare pada balita dengan uji sigfinikan ( sig . ρ = 0,030 < α = 0,05) dengan taraf kesalahan 5% (α = 0,05) Semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin rendah kejadian diare, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin tinggi kejadian diare. (r hitung = -0,298). Dengan demikian hubungannya termasuk kategori rendah. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah faktor internal yang meliputi umur, dan IQ. Dan faktor pendidikan, informasi, pengalaman, dan lingkungan (Nursalam dan Pariani, 2001 ). Ada 5 saat penting untuk melakukan cuci tangan pakai sabun, yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil di toilet, sebelum memegang bayi, sesudah menceboki bayi/anak dan sebelum menyiapkan makanan. Sarana cuci tangan bisa dibuat dari yang sangat baik, berupa wastafel dengan kran yang agak tinggi, dilengkapi sabun cair dan alat pengering handuk atau tisu. Dari hasil tabulasi silang Tabel menunjukkan responden dengan kategori pengetahuan baik berjumlah 23 atau 43,4% dari jumlah ini yang tidak Hubungan Penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan diare dengan ....
DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Ed. 5. Jakarta : Rineka Cipta. Deby.
(2009). Kolaborasi Simbiosis Mutualisme. www.portalIHR.com (download: 19 September 2009)
Depkes RI. (2006). Tt. Buku Pedoman Pemberantasan Diare. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & Plp Depkes RI Dinkes Kabupaten Kediri.(2007). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jawa Timur : Dinkes Kabupaten Kediri Mansyoer, A. Dkk. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Mohammad, H. (2006). Jumlah Penderita Diare di Indonesia. www.kapanlagi.com (download: 04 september 2009) Nadesul,
H. (2010). Diare Menyebar lagi. www.jurnalsehat.co.id (download: 02 Juni 2010)
Ngastiyah (2003), Perawatan Anak Sakit, Jakarta: ECG Notoatmodjo, (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
34
Notoatmodjo, S, (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Sulaiman, W. (2003). Statistik Non Parametik Contoh Kasus dan Pemecahannyadengan SPSS. Yogyakarta : ANDI.
Nursalam dan Pariani, (2001). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Suririnah. (2009). Diare Mendadak dan Penanganannya. www.infoibu.com (Download: 9 Oktober 2009)
Nurasalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ramaih,
Tamsuri, A. (2008). Riset Keperawatan Bagi Pemula. Kediri : Akper Pamenang
(2002). Hidup-sehat-dengan-wastafel-hemat. www.easytohaelty.com (september: 04 september 2010)
Tietjen, Linda. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Savitri,. (2002). Cegad Diare Dengan Cuci Tangan. www.cucitangan.com. (download: 14 sreptember 2009)
Wahyu. (2009). Data Penderita Diare di Puskesmas Kandangan. Kediri : Puskesmas Kandangan
Srihansipi, I. (2010). Laporan Posyandu Idola Kandangan. Kediri: Puskesmas Kandangan
Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Keperawatan. Jakarta : EGC
Soejatmiko. (2009). Cara Praktis Membentuk Anak Sehat Tumbuh Kembang Optimal, Kreatif, dan Cerdas Mulitipel. www.jurnalanak.com (download: 12 oktober 2009)
Zein, U. (2010). Cuci Tangan Salah Satu Pencegahan Penyakit. www.bersamahidupsehat.com (download :10 februari 2010)
Jurnal AKP
35
No. 6, 1 Juli – 31 Desember 2012