HUBUNGAN PENGGUNAAN KUESIONER PRA SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP) DENGAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA USIA 13-59 BULAN OLEH : ASTIK UMIYAH Email:
[email protected]
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak anak dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kembang optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial (Depkes, 2006). Pertumbuhan dan perkembangan adalah proses untuk menjadi lebih besar dan mulai dapat melakukan sesuatu yang penuh arti, setiap anak akan berkembang
baik
secara
fisik
maupun
spiritual secara
bertahap,
perkembangan tersebut terjadi secara berbeda–beda, ada yang berkembang secara cepat dan ada pula yang berkembang secara lambat (Spock, 2008). Menurut Hadawi perkembangan adalah keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu yang tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri–ciri yang baru (Mar’at, 2008). Kualitas perkembangan anak harus ditingkatkan sejak anak melalui periode penting yaitu pada masa Balita karena pada masa ini perkembangan yang
terjadi
menentukan
perkembangan
selanjutnya,
sehingga
penyimpangan sekecil apapun harus terdeteksi dan tertangani secara baik agar tidak mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari (Soetjiningsih, 2008). Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan
1
2
sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak (Depkes, 2006). Penyimpangan perkembangan Balita dapat terjadi pada setiap Balita, di Amerika terdapat 1 dari 100 Balita mengalami penyimpangan perkembangan, di Asia 0,25% Balita yang mengalami penyimpangan perkembangan, di Indonesia ditemukan 5% dari jumlah Balita yang mengalami penyimpangan perkembangan, sedangkan untuk daerah Jawa Timur
diperkirakan
44
Balita
yang
mengalami
penyimpangan
perkembangan pada setiap Kabupaten yang ada. Untuk wilayah Situbondo dari 6.676 Balita yang ada 29,05 % Balita yang terdeteksi, di Puskesmas Asembagus
sejumlah
40,58%
Balita
mengalami
penyimpangan
perkembangan dari 1.873 Balita yang ada. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang “Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Penyimpangan Perkembangan Balita Usia 13–59 Bulan”. 1.2
Rumusan Masalah Adakah hubungan penggunaan KPSP dengan penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan penggunaan KPSP
dengan penyimpangan
perkembangan Balita usia 13 – 59 bulan di POSKESDES Gudang. 1.3.2 Tujuan Khusus a. mengidentifikasi penggunaan KPSP pada Balita usia 13–59 bulan b. mengidentifikasi penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan c. menganalisis hubungan penggunaan KPSP dengan penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan 1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Aspek Teoritis Dapat memberi pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian penyimpangan perkembangan Balita.
3
1.4.2 Aspel Praktis a. Bagi Responden Dapat terdeteksi penyimpangan perkembangannya sehingga dapat tertangani dengan baik. b. Bagi Tenaga Kesehatan Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya dibidang peningkatan perkembangan Balita.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
2.1.1 Pengertian KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. Untuk memudahkan, selanjutnya Kuesioner Pra Skrining Perkembangan disebut KPSP. 2.1.2 Tujuan KPSP KPSP dipakai untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. 2.1.3 Interpretasi hasil KPSP a. Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya b. Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai (S) dengan tahap perkembangannya. c. Apabila jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M), tentukan jadwal untuk dilakukan pemeriksaan ulang dua minggu kemudian. d. Apabila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P) maka anak tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut atau dirujuk.
4
2.1.4 Cara Melakukan Pemeriksaan Ulang Dengan KPSP Pemeriksaan ulang dengan menggunakan KPSP dilaksanakan pada tiga keadaan dibawah ini : Hasil KPSP negatif atau jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, pemeriksaan ulang dapat dilakukan 1) Tiap 3 bulan untuk usia dibawah 12 bulan 2) Tiap 6 bulan untuk usia 12 sampai 72 bulan Walaupun demikian pemeriksaan yang lebih sering akan lebih baik. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = 7 atau 8, pemeriksaan ulang dilakukan satu minggu kemudian setelah pemeriksaan pertama. Hasil KPSP dengan jawaban Ya = kurang dari 7 atau pemeriksaan ulang tetap 7–8, anak perlu dirujuk kefasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. 2.1.5 Alat Atau Instruman Yang Digunakan a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9–10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0–72 bulan. b. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5–1 cm. 2.1.6 Hal Yang Harus Dilakukan Apabila Terjadi Penyimpangan Perkembangan Yaitu dengan melakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (Gerak kasar, Gerak halus, Bicara dan Bahasa, Sosialisasi dan Kemandirian) 2.1.7 Petugas Yang Dapat Melakukan Pemeriksaan Yaitu : 1) Tenaga kesehatan 2) Guru TK, dan 3) Petugas PADU terlatih 2.1.8 Jadwal Pemeriksaan Atau Skrining KPSP Rutin Jadwal pemeriksaan atau skrining KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan, jika anak
5
belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah perkembangan sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. 2.2
Konsep Perkembangan
2.2.1 Pengertian Perkembangan Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh (Depkes, 2006). Perkembangan proses transmisi dari konstitusi psiko fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor–faktor lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinyu (Suryani dan Widyasih, 2008). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensasi sel–sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing–masing dapat memenuhi fungsinya termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Ngastiyah, 2005). Menurut
Hadawi
perkembangan
adalah
keseluruhan
proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu yang tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri–ciri yang baru. Menurut
Chaplin
perkembangan
adalah
perubahan
yang
berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati. Perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerusdan bersifat tetap dalam
6
sifat jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar (Mar’at, 2008). 2.2.2 Ciri–ciri Dan Prinsip Perkembangan Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut: a. Perkembangan menimbulkan perubahan b. Perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya c. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Pada umumnya anak memiliki pola perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: a. Faktor dalam (Internal) meliputi: Ras/ etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, genetic, dan kelainan kromosom b. Faktor Luar (Eksternal) 1) Faktor Prenatal meliputi: gizi, mekanis, toksin/ zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio,dan psikologi ibu 2) Faktor Persalinan 3) Faktor
Pascasalin,
meliputi:
gizi,
penyakit
kronis/
kelainan
congenital,lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-obatan 2.2.4 Kebutuhan Dasar Dalam Perkembangan Kebutuhan dasar anak untuk berkembang secara garis besar dapat digolongkan, yaitu : a.
Kebutuhan Fisik (Asuh), menunjukkan kebutuhan fisik biomedis, dalam hal ini yang terpenting adalah nutrisi yang lain perawatan kesehatan dasar (Imunisasi, pemberian ASI), sandang pangan dan rekreasi.
b.
Kebutuhan Emosi Atau Kasih Sayang (Asih)
c.
Kebutuhan Akan Stimulasi (Asah)
7
2.2.5 Gangguan Perkembangan Beberapa gangguan perkembangan yang sering ditemukan meliputi: Gangguan Bicara Dan Bahasa, Cerebral Palsy, Sindrom Down,Gangguan Autisme,
Retardasi
Mental,
Gangguan
Pemusatan
Perhatian
Dan
Hiperaktivitas (GPPH) 2.2.6 Penyebab Keterlambatan Perkembangan a. Encephalopathy (Gangguan sebelum atau mendekati kelahiran) statis termasuk kelahiran prematur b. Kelainan otak c. Kelainan kromosom d. Infeksi e. Encephalopathy progresif termasuk penyakit metabolik
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1
Kerangka Konseptual Penelitian KPSP
Faktor dalam
Perkembangan Balita usia 13-59 bulan
Faktor luar
1. Motorik kasar 2. Motorik halus 3. Gangguan bicara dan bahasa 4. Gangguan sosialisasi dan kemandirian
Sesuai
Meragukan
Penyimpangan
Keterangan : = Diteliti = Tidak Diteliti Gambar 3.1 Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Perkembangan Balita Usia 13–59 Bulan
Penyimpangan
8
3.2
Hipotesa Penelitian H1 : Ada
Hubungan
Penggunaan
KPSP
Dengan
Penyimpangan
Perkembangan Balita Usia 13–59 Bulan.
METODE PENELITIAN 4.1
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah menggunkan pendekatan “cross sectional”
4.2
Karakteristik Responden 1. Balita usia 13-59 bulan 2. Balita yang menggunakan KPSP 3. Balita yang ditemui pada saat penelitian 4. Ibu Balita yang bersedia menjadi responden
4.3
Lokasi Penelitian Rencana tempat penelitian ini akan adalah di wilayah kerja Puskesmas Asembagus Situbondo.
4.4
Variabel dan Definisi Operasional a. Variabel Independen (Variabel bebas) dalam penelitian ini adalah penggunaan KPSP. b. Variabel Dependen (Variabel terikat) dalam penelitian ini adalah penyimpangan perkembangan Balita usia 13–59 bulan.
4.5
Definisi Operasional Tabel 4.1 Definisi operasional Hubungan Penggunaan KPSP Dengan Penyimpangan Perkembangan Balita Usia 13 – 59 Bulan Variabel
Definisi Operasional
Variabel independ en: Penggun aan KPSP
Digunakan lembar KPSP untuk mendeteksi adanya penyimpangan perkembangan
Kategori
Alat Ukur
Skala Data
─Jarang (50-74% digunakan KPSP pada jadwal kunjungannya) ─Sering (75-99% digunakan KPSP pada jadwal kunjungannya) ─Selalu (100% digunakan KPSP pada jadwal kunjungannya)
Lem bar KPS P
Ordi nal
9
Variabel dependen : Penyimp angan perkemb angan Balita usia 13 – 59 bulan
4.6
Perkembangan yang tidak tercapai pada usia tertentu yang telah tercantum dan terstandarisasi dalam lembar KPSP
Adanya penilaian pada empat kemampuan dasar Balita yang diukur dengan KPSP dengan ketentuan: jumlah jawaban Ya = 7 atau 8 (perkembangan Balita meragukan),bila jumlah jawaban Ya = 6 atau kurang, (kemungkinan ada penyimpangan)
Lem bar KPS P
Ord inal
Instrumen Penelitian Dan Cara Pengumpulan Data a.
Instrumen Instrumen utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah lembar KPSP dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan instrumen pelengkap seperti kubus, bola kecil sebesar bola tenis, pensil, kertas seukuran buku, cangkir atau gelas, kismis, potongan biskuit, dll sesuai dengan usia Balita yang diukur dengan KPSP.
b.
Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003). Untuk memperoleh data penelitian dilakukan dengan cara menanyakan pada responden sesuai dengan yang tercantum dalam lembar KPSP serta melakukan instruksi yang ada dalam lembar KPSP.
4.7
Pengolahan Pengolahan data meliputi: editing,koding, tabulasi
4.8
Etika Penelitian a. Informed Consent (Persetujuan) Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek penelitian. Subjek diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.
10
b. Anominity (Tanpa nama) Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin kerahasiaan identitas. c. Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti (Hidayat, 2010).