1
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 BANDA ACEH
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Oleh: RINI MULIA SARI NIM: 121010210027
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH 2013
2
ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013 Rini Mulia Sari1, Adri Idiana2 xi + 5 BAB + 61 Halaman + 7 Tabel + 10 Lampiran Latar Belakang: Di Indonesia jumlah angka kejadian kanker payudara adalah 26/100.000 penduduk. Berdasarkan data tahun 2012 yang diperoleh dari ruang rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada bulan Januari hingga Desember 2011 sebanyak 524 kasus yang terkena Neoplasma ganas kanker payudara yang diantaranya berusia 15-24 tahun sebanyak 12 orang, usia 25-44 tahun sebanyak 191 orang, dan yang berusia 45-64 tahun sebanyak 260 orang, sedangkan pada usia 65 keatas sebanyak 61 orang, serta yang meninggal dunia sebanyak 13 orang. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di MAN 2 Banda Aceh pada tanggal 03 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2013 yang diperoleh populasi 90 remaja putri, dengan jumlah sampel 48 responden, dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. selanjutnya dilakukan dengan uji chi square. Hasil Penelitian: ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai PValue 0,015. Ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,019. Kesimpulan: pengetahuan dan sikap ada hubungannya dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh. Saran: diharapkan pada penelitian dimasa yang akan datang diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang resiko kanker payudara. Kata kunci Daftar Bacaan 1 2
: Pengetahuan, sikap, dan Resiko Kanker Payudara. : 28 Buku (2000-2010) + 4 Internet
Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Dosen Pembimbing Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah
3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah Memenuhi Persyaratan Untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 10 Oktober 2013
Pembimbing
(ADRI IDIANA, SSiT, MPH)
MENGETAHUI : KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKes U’Budiyah Banda Aceh
(CUT ROSMAWAR, SST)
4
PENGESAHAN PENGUJI
JUDUL
: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013.
NAMA
: RINI MULIA SARI
NIM
: 121010210027
MENYETUJUI: PEMBIMBING
ADRI IDIANA, SSiT, MPH
PENGUJI I
RAHMA YANI, SKM, M. Kes
MENYETUJUI KETUA STIKes U’BUDIYAH
MARNIATI, M. Kes
Tanggal Lulus 10 Oktober 2013
PENGUJI II
ZAHRUL FUADI, SKM, M. Kes
MENGETAHUI KETUA PRODI D IV KEBIDANAN
CUT ROSMAWAR, SST
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dengan rahmat dan karunia Nya peneliti telah dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013”. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan diploma IV Kebidanan Yayasan U’Budiyah Banda Aceh. Dalam menyusun Skripsi, peneliti banyak menemukan hambatan dan kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak, maka penulisan Skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada; Ibu Adri Idriana, SSiT, MPH, selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan saran serta bimbingan selama penyusunan Skripsi ini. Terima kasih juga peneliti ucapkan, kepada: 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan STIKes U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Cut Rosmawar, SST, selaku Ketua Prodi DIV STIKes U’Budiyah Banda Aceh.
6
4. Ibu Adri Idiana, SSiT, MPH, selaku Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Skripsi ini. 5. Para Dosen dan Staf Akademik DIV STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 6. Keluarga Tercinta peneliti yang senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi penulis, selalu menghibur peneliti dikala duka juga tak bosan memberikan dorongan demi terselesaikannya Skripsi ini. 7. Semua teman-teman angkatan 2012, yang telah memberikan dorongan dan dukungan dalam pelaksanaan Skripsi. Akhirnya peneliti mengharapkan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini, semoga berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Banda Aceh, Agustus 2013
Peneliti
7
DAFTAR ISI
halaman ABSTRAK ........................................................................................................ ABSTRACT ......................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................. PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................. KATA PENGANTAR ...................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... BAB I
i ii iii iv v vii ix x xi
PENDAHULUAN A Latar Belakang ........................................................................... B. Rumusan Masalah ..................................................................... C. Tujuan Penelitian....................................................................... 1. Tujuan Umum ...................................................................... 2. Tujuan Khusus ..................................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................................
1 5 5 5 5 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan .............................................................................. B. Sikap .......................................................................................... B. Kanker Payudara ....................................................................... C. Kerangka Konsep ...................................................................... D. Hipotesis....................................................................................
8 10 17 42 42
BAB III KERANGKA KONSEP A. Jenis Penelitian ............................................................................ B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... D. Instrument Penelitian .................................................................. E. Pengumpulan Data....................................................................... F. Teknik Pengolahan Data .............................................................. G. Definisi Operasional ................................................................... H. Metode Analisis Data ..................................................................
43 43 45 46 47 47 48 49
8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 51 B. Hasil Penelitian ........................................................................... 52 C. Pembahasan ................................................................................. 45 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 60 B. Saran ............................................................................................ 61 DAFTAR PUSTAKA
9
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 3.1
Definisi Opersional...................................................................
48
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Rekapitulasi Iventaris Sekolah Di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 .....................................................
51
Distribusi Frekuensi Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013................................
52
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 ..........................................................
52
Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 .....................................................................
53
Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013..........
53
Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 ..................
54
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
10
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 2.1 : Kerangka Konsep Penelitian……………………………….. 42
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Lembaran Koesioner Penelitian.
Lampiran 2
: Kunci Jawaban Koesioner.
Lampiran 3
: Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4
: Surat Selesai Pengambilan Data Awal
Lampiran 5
: Surat Izin Penelitian
Lampiran 6
: Surat Selesai Penelitian
Lampiran 7
: Master Tabel
Lampiran 8
: SPSS Out Put
Lampiran 9
: Daftar Konsul
Lampiran 10
: Biodata Penelitian
12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) tahun 2006 menjelaskan di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih dan 25% pada wanita kulit hitam, ini merupakan keganasan nomor satu dan merupakan penyebab kematian nomor dua setelah kanker paru, yang diperkirakan terdapat 193.700 kasus baru kanker payudara dengan angka kematian sebesar 43.000 setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, pada tahun 2005 kematian akibat kanker di seluruh dunia mencapai 7 juta orang, 11 juta kasus baru kanker dan 25 juta orang hidup dengan kanker. Diperkirakan pada tahun 2030, kematian akibat kanker meningkat menjadi 17 juta, 27 juta kasus baru dan 75 juta orang hidup dengan kanker. Dari 75 juta jiwa tersebut, 70 persennya hidup di negara berkembang termasuk Indonesia (Setiati, 2009). Kanker payudara di banyak Negara merupakan kanker yang paling sering terjadi dan penyebab kematian terpenting pada wanita. Di kebanyakan Negara kanker payudara menduduki tempat nomor dua dari insiden semua tipe kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan bagian Patologi Universitas Indonesia (Prof. Soetomo Tjokronegoro) maupun registrasi kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun yakni 130 kasus (Prawirohardjo, 2008).
13
The American Cancer Society (2008) memperkirakan setiap tahunnya sekitar 178.000 wanita akan di diagnosis terkena kanker payudara dengan rentan umur 40-55 tahun, serta merupakan penyebab terbesar kedua kematian wanita. Menurut National cancer Institute (2010) di Amerika Serikat tahun 2009 jumlah kasus kanker payudara adalah 194.280 kasus dengan jumlah kematian 40.610, dan menurut SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) di Indonesia pada tahun 2007 kanker payudara menempati urutan pertama dari kasus kanker dengan proporsi 24,3% (Chyntia, 2009). Disebutkan bahwa angka kejadian kanker payudara adalah 26 per 100.000 penduduk. Artinya, dari setiap 100.000 orang, ada 26 kasus baru kanker payudara, dan angka ini secara bertahap meningkat. Peningkatan angka kasus ini menurut banyak studi dan forum disebabkan oleh gaya hidup, diet, dan kesehatan mental (manajemen stres) (Monty, 2012). Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008, kanker payudara menempati peringkat pertama penyakit kanker pada pasien rawat inap dirumah sakit pada tahun 2004-2007. Kanker tertinggi yang diderita wanita Indonesia adalah kanker payudara, sehingga bagaimana cara untuk memberikan informasi serta menyadarkan masyarakat akan bahaya dari penyakit ini. Kemudian, dapat melakukan upaya pencegahan yang cepat dan tepat sehingga penyakit tersebut tidak terjadi. Jika sel kanker dapat di deteksi lebih awal, tentunya alternatif pengobatan akan semakin banyak dan presentase untuk sembuh menjadi lebih tinggi (Melissa, 2008).
14
Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada usia ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial maupun psikologisnya. Perubahan ini membuat seorang remaja banyak ragam gaya hidup, perilaku, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan apa yang dikonsumsi yang sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi seorang remaja, Pada zaman sekarang sudah sangat beragam penyakit mematikan yang bermunculan terutama pada wanita dan remaja. Salah satu penyakit mematikan tersebut adalah kanker payudara (Yuniastuti, 2008). Kanker payudara dapat disebabkan dari riwayat keluarga, terlalu sering memakan makanan fast food, merokok dan minuman alkohol, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa makanan fast food ternyata mengandung garam, lemak & kalori yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya sedikit mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh. Saat ini remaja sangat gemar mengkonsumsi (fast food) karena fast food telah menjadi bagian dari perilaku sebagian anak sekolah dan remaja di luar rumah diberbagai kota. Selain kandungan gizinya yang rendah, fast food juga mengandung zat pengawet dan zat adiktif yang membuat kita ketagihan. Lemak tinggi yang banyak terdapat dalam makanan cepat saji juga berpengaruh untuk memperbesar risiko terkena kanker, terutama kanker payudara dan usus besar (Yuniastuti, 2008). Faktor resiko terkena kanker payudara adalah pada riwayat adanya penyakit ini pada keluarga dekat seperti saudara perempuan atau ibu, salah satu dari beberapa gen untuk kanker payudara familiar telah berhasil di identifikasi dan tampaknya diwariskan sebagai suatu sifat dominan. Diet tinggi lemak dan konsumsi alkohol
15
juga dapat dikaitkan dengan kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara teratur setiap bulan penting untuk deteksi dini tumor, sadari harus dilakukan oleh semua wanita yang berusia diatas maupun dibawah 20 tahun (Elizabeth, 2001). Pembinaan kesehatan reproduksi remaja dilakukan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat bagi remaja, disamping itu juga untuk mengatasi masalah yang ada dengan pengetahuan yang memadai dan adanya motivasi untuk menjalani masa remaja secara sehat, para remaja diharapkan mampu memelihara kesehatan dirinya agar dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan sistem reproduksi yang sehat (Melissa, 2008). Berdasarkan data tahun 2012 yang diperoleh dari ruang rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pada bulan Januari hingga Desember 2011 sebanyak 524 kasus yang terkena Neoplasma ganas kanker payudara yang diantaranya berusia 15-24 tahun sebanyak 12 orang, usia 25-44 tahun sebanyak 191 orang, dan yang berusia 45-64 tahun sebanyak 260 orang, sedangkan pada usia 65 keatas sebanyak 61 orang, serta yang meninggal dunia sebanyak 13 orang. Berdasarkan hasil pengambilan data awal di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banda Aceh tahun 2013 didapatkan jumlah keseluruhan siswi berjumlah 274 orang dari kelas X sampai kelas XII. Dari wawancara dengan lima orang siswi didapatkan bahwa masih kurangnya pengetahuan siswi tentang kanker payudara, hal ini diakibatkan karena siswi masih kurangnya pengetahuan dalam mengakses informasi sehingga banyak siswi yang tabu tentang kanker payudara.
16
Siswi yang bersekolah di MAN 2 Banda Aceh berasal dan berbagai daerah dan dengan tingkat ekonomi keluarga yang berbeda pula, namun umumnya terdiri dari keluarga mampu. Keadaan tersebut memudahkan siswi untuk mengakses media informasi, khususnya mengenai kanker payudara. Siswa siswi dapat memperoleh banyak informasi dari berbagai media, seperti TV, majalah, Koran, radio, buku, bahkan internet. Media-media tersebut sangat mudah diperoleh dan diakses. Berdasarlkan masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah “Adakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
2. Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
17
b.
Untuk mengetahui hubungan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan meningktkan keterampilan penulis dalam penerapan metodelogi penelitian serta meningkatkan pemahaman penulis tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri. 2. Bagi Tempat Penelitian Dapat dijadikan bahan masukan dan menambah pengetahuan mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri, sehingga dapat meningkatkan kesadaran remaja untuk membiasakan pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan yang sehat. 3. Bagi Institusi Pendidikan Untuk menambah literatur atau bacaan di perpustakaan sebagai bahan kajian yang berkaitan dengan hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri,dan dapat dijadikan bahan perbandingan pada peneliti lain. 4. Bagi Peneliti Lain Untuk menambah pengetahuan, dan bahan acuan untuk mengembangkan peneliti lanjutan.
18
E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian oleh Rini P, yaitu Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Perilaku Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais Tahun 2012. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dengan hasil penelitian, karakteristik responden sebahagian besar berusia 20-29 tahun, sudah menikah, lama bekerja 15 tahun, lulus DIII keperawatan, dan sudah melaksanakan
pelatihan
basic
center
nursing.
Sedangkan
pada
pengetahuan perawat tentang kanker payudara memiliki pengetahuan baik, dengan perilaku yang cukup. 2. Penelitian oleh Ratna P, yaitu gambaran perilaku siswi dalam pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di SMA Swasta Plus Safiyyatul Amaliyyah Medan. Tahun 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dengan hasil penelitian pada variabel penghasilan orang tua pada kategori rendah, dengan pengetahuan pada kategori rendah, sikap dengan kategori negatif, serta perilaku siswi dalam pemerikasaan kanker payudara memiliki pada kategori cukup.
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu : 1. Mengetahui (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pendidikan yang paling rendah.
20
2. Memahami (Comprehension) Memahami
diartikan
mampu
menjelaskan
secara
benar
mengenai
objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan sebagai aplikasi penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Syntesis) Sintesis
merupakan
kepada
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerima
21
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran
maka tidak akan berlangsung lama
(Notoatmodjo, 2003). Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja tentang penyakit kanker payudara diengaruhi oleh banyaknya informasi yang didapat. Banyak kejadian yang menderita kanker payudara hanyalah karena masalah kurangnya pengetahuan teutama dari orang tua khusunya ibu, sekedar memahami kanker payudara diperlukan pemahaman yang mendalam, baik dalam hal manfaat maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan pencegahannya. Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang cukup, remaja bisa saja terjebak oleh opini yang keliru tentang penyakit kanker payudara yang beredar di masyarakat. Orang yang berpengetahuan baik akan mengupayakan kemampuan dan menerapkan pengetahuannya didalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2003).
B. Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek, menurut Newcomb sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak seseorang terhadap hal tertentu kemudian dilahirkan dalam prilaku, sikap merupakan kecendrungan dalam bertingkah laku (Notoatmodjo, 2007). Sikap
merupakan
suatu
reaksi
atau
respon
yang mencerminkan
pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya
22
yang
mengenali
jawaban-jawaban
mengenai
perasaan,
kepercayaan,
konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2005), mengatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dan lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. 1. Komponen Pokok Sikap Menurut Azwar (2010), menjelaskan bahwa dalam mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas 3 (tiga) komponen yang saling menunjang, yaitu: a. Komponen kognitif, yaitu berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. b. Komponen efektif, yaitu menyangkut masalah kehidupan emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. c. Komponen prilaku, yaitu Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave). Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
23
2. Berbagai Tingkatan Sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan antara lain menurut Notoatmodjo (2005), yaitu: a. Menerima (receiving), yaitu menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. b. Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. c. Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. 3. Fungsi Sikap Teori fungsional yang dikemukakan oleh Katz (1953) dalam Azwar (2010) mengatakan bahwa untuk memahami sikap menerima dan menolak perubahan haruslah beranjak dari dasar motivasional sikap itu sendiri. Apa yang dimaksud oleh Katz sebagai dasar motivasional merupakan fungsi sikap bagi individu yang bersangkutan. Fungsi sikap bagi manusia telah dirumuskan menjadi empat macam yang dikemukakan dalam Azwar (2010) yaitu:
24
a. Fungsi instrumental, fungsi penyesuaian, fungsi manfaat. Fungsi ini menyatakan bahwa individu dengan sikapnya berusaha untuk memaksimalkan hal-hal yang diinginkan dan meminimalkan hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, individu akan membentuk sikap positif terhadap hal-hal yang dirasakannya akan mendatangkan keuntungan dan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakan akan merugikan dirinya. b. Fungsi pertahanan ego Sewaktu individu tidak mengalami hal yang tidak menyenangkan dan dirasa akan mengancam egonya atau sewaktu ia mengetahui fakta dan kebenaran yang tidak mengenakkan bagi dirinya maka sifatnya dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan ego yang akan melindunginya dari kepahitan kenyataan tersebut. Sikap dalam hal ini, merefleksikan problem kepribadian yang tidak terselesaikan. c. Fungsi pertahanan nilai Nilai adalah konsep dasar mengenai apa yang dipandang baik dan diinginkan. Nilai-nilai terminal merupakan preferensi mengenai keadaan akhir tertentu seperti persamaan, kemerdekaan dan hak asasi. Nilai instrumental merupakan preferensi atau pilihan mengenai berbagai perilaku dan sifat pribadi seperti kejujuran, keberanian, atau kepatuhan akan aturan. Dengan fungsi ini seseorang seringkali mengembangkan sikap tertentu untuk memperoleh kepuasan dalam menyatakan nilai yang dianutnya yang sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya. Fungsi inilah yang menyebabkan
25
orang sering lupa diri sewaktu berada dalam situasi masa seidologi atau sama nilai. d. Fungsi pengetahuan Menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu,
untuk
mencapai
penalaran
dan
untuk
pengalamannya. Adanya unsur-unsur pengalaman
mengorganisasikan yang semula tidak
konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu konsistensi. Jadi sikap berfungsi sebagai suatu skema, yaitu suatu cara strukturisasi agar dunia di sekitar tampak logis dan masuk akal. Sikap digunakan untuk melakukan
evaluasi
terhadap
fenomena
luar
yang
ada
dan
mengorganisasikannya. 4. Pembentukan Sikap Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih dari pada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antara individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat (Azwar, 2010). Menurut
Azwar
(2010)
pembentukan sikap antara lain:
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
26
a. Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. 1) Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain demotivitas oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 2) Pengaruh Kebudayaan Tanpa disadari, kebudayaan telah menemukan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. 3) Media Masa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual ditampilkan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
27
4) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. 5) Faktor Emosional Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 5. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan Sikap Menurut Kelman (1958) dalam Azwar (2010), telah dijelaskan bahwa ada tiga proses sosial yang berperanan dalam proses perubahan terjadinya perubahan sikap adalah: a. Kesediaan, yaitu suatu proses ketika individu bersedia menerima pengaruh dari orang lain atau kelompok lain dikarenakan ia berharap untuk memperoleh reaksi atau tanggapan positif dari pihak lain tersebut. b. Identifikasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu meniru perilaku atau sikap seseorang atau sikap kelompok lain dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai bentuk hubungan yang menyenangkan antara dia dengan pihak lain termaksud. c. Internalisasi, yaitu suatu proses yang terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan system nilai yang dianutnya.
28
Berdasarkan kajian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor keluarga, adat istiadat yang berlaku, dan informasi dari media massa yang diterima olehnya. Sikap dalam bentuk perilaku ini lebih sulit untuk diamati, oleh karena itu pengukurannya berupa tanggapan atau kecenderungan terhadap fenomena tertentu. Menurut Azwar (2010) skala sikap disusun untuk mengungkapkan sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Subjek memberi respon dengan 5 kategori kesetujuan yaitu: 1. Sangat tidak setuju (STS) 2. Tidak setuju (TS) 3. Tidak dapat menentukan pendapat (N) 4. Setuju (S) 5. Sangat Setuju (SS) Sikap dapat dibedakan menjadi beberapa karakteristik, yaitu sebagai berikut: 1. Sikap positif Sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berbeda. 2. Sikap negatif Sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan penolakan terhadap suatu norma yang berlaku dimana individu itu berada.
29
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap tidak hanya menentukan apa yang dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya akan memuaskan baginya. sikap yang baik akan menentukan seberapa jauh kesuksesan yang dapat dicapai seseorang, karena sikap adalah sebagai ekspresi dari sebuah perasaan. Percaya diri merupakan suatu sikap yang positif, karena dengan kepercayaan pada diri sendiri akan menuntun kita untuk selalu berbuat yang lebih baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Sikap remaja yang mempengaruhi terhadap penyakit kanker payudara digencarkan oleh berbagai masyarakat yang menyatakan unsur budaya yang kadang kala bertentangan dengan ilmu kesehatan. Pasalnya makanan remaja tidak boleh sembarangan dikonsumsi, apalagi makanan yang sudah siap saji (Notoatmodjo, 2003).
C. Kanker Payudara 1. Defenisi Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Chyntia, 2009). Kanker payudara ini diawali ketika sejumlah sel-sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang secara berlebihan. Pertumbuhan sel-sel yang tidak normal itu membentuk gumpalan besar yang disebut sebagai tumor (pembengkakan). Akan tetapi tidak semua tumor dapat merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor tersebut adalah tumor jinak. Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun menyebar kejaringan atau organ
30
tubuh lainnya (bermetastasis) disebut tumor ganas. Apabila pertumbuhan selsel yang berlebihan itu tidak dapat dikendalikan oleh tubuh, terjadilah yang disebut dengan neoplasma. Neoplasma kemudian akan menyerang ke jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh,, keadaan seperti ini disebut neoplasma ganas. Neoplasma ganas inilah yang akhimya disebut dengan kanker payudara (Ghofar, 2009). Tumor payudara timbul dari jaringan duktus atau jaringan lobular dan disebut dengan karsinoma. Apabila tumor masih terkurung dalam suatu duktus atau suatu lobulus, dan benjolan menyebar ke jaringan sekitar, tumor ini dikatakan “terlokalisasi” atau karsinoma ini situ. Karsinoma duktus infiltrat atau lobular adalah tumor yang sudah menyebar ke jaringan sekitar dan mungkin sudah bermetastasis ke organ-organ yang jauh apabila sudah mempenetrasi nodus aksilla, atau nodus mammary atau melalui sirkulasi darah sistemis (Siswadi, 2006). 2. Etiologi Alasan yang paling tepat wanita dapat mengalami kanker payudara masih belum diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan merupakan kombinasi dan faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup (Ghofar, 2009). Para ilmuwan menemukan dua gen yang tidak sempurna pada penderita kanker payudara yang tidak ditemukan pada seseorang yang tidak menderita kanker payudara. Gen-gen yang tidak sempurna ini sering dijadikan penyebab timbulnya kanker-kanker lain. Walaupun demikian, adanya dua
31
yang berubah ini diperkirakan hanya ditemukan pada sekitar 5% sampai 10 % kasus dan seluruh penderita kanker payudara (Ghofar, 2009). Hormon mempunyai peranan penting dalam kejadian kanker payudara. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara derajat hormon seks wanita (estrogen) dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara. Wanita yang rutin mendapatkan terapi hormon berada pada resiko yang lebih tinggi terhadap kejadian kanker payudara. Wanita yang terlambat memiliki anak juga berada pada resiko tinggi terhadap mengalami kanker payudara (Ghofar, 2009). Faktor predisposisi dari kanker payudara diantaranya adalah riwayat kanker payudara dalam keluarga yang kuat (faktor genetik), menarche lebih awal dan menopause lebih terlambat (biasanya pada wanita nulipara), kelas sosial I dan II (Pierce, dkk, 2006). 3. Faktor Resiko Kanker Payudara Beberapa faktor terjadinya kanker payudara diantaranya: a. Usia Insiden kanker payudara meningkat sesuai pertambahan umur. Penyakit ini paling sering didiagnosis pada wanita umur lebih dari 50 tahun (Siswadi, 2006). Wanita usia lanjut Iebih beresiko terkena kanker payudara. Kanker payudara sering terjadi pada wanita berusia 60 tahun dan jarang terjadi sebelum terjadinya menopause (Ghofar, 2009).
32
b. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan resiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1 (breast cancer) yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60 % pada usia 50 tahun dan 85 % pada umur 70 tahun (Chyntia, 2009). Tingginya resiko kanker pada wanita jika: 1) Ibunya, saudara perempuan, adik perempuan menderita kanker 2) Ada keluarga yang menderita kanker payudara sebelum usia 50 tahun 3) Bila keluarga dari ibu atau keluarga dari bapak ada yang menderita kanker payudara (Ghofar, 2009). c. Faktor Reproduksi Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan resiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur terlalu tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Resiko kanker meningkat apabila menstruasi mulai (menarche) pada umur yang muda (11-12 tahun) dan berlangsung pada umur sekitar 55 tahun. Kemungkinan terjadinya perubahan “mutagenik” dari fase intermedial ke
33
fase malignant adalah lebih tinggi apabila sikius menstruasi benlangsung lebih dari 30 tahun (Siswadi, 2006). d. Penggunaan Hormon Hormon berperan penting dalam kejadian kanker payudara. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara derajat hormon seks wanita (estrogen) dengan meningkatnya resiko kejadian kanker payudara. (Ghofar, 2009). Ada beberapa studi menunjukkan peningkatan 40% risiko terutama pada wanita tua yang menerima premarin dalam jangka panjang. Kombinasi estrogen dan progesteron untuk mengurangi risiko kanker endometrium tidak mengurangi untuk kanker payudara (Siswadi, 2006). e. Diet dan Berat Badan Konsumsi makanan yang tinggi lemak hewani sudah lama dikaitkan dengan risiko kanker payudara, sekalipun belum bisa dibuktikan. Obesitas mempunyai efek perangsang pada perkembangan kanker payudara. Estrogen disimpan dalam jaringan adipose (jaringan lemak). Beberapa kanker payudara adalah reseptor estrogen positif (ER+), artinya bahwa estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Maka makin banyak jaringan adipose, makin banyak estrogen yang mengikat ER+ sel-sel kanker. Pada wanita post menopause, androgen dalam jaringan adipose dapat berubah menjadi estrogen dan bisa menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker (Siswadi, 2006).
34
f. Minum alkohol Penelitian menemukan wanita peminum alkohol mengalanni resiko lebih besar mengalami kanker payudara g. Aktivitas fisik yang rendah Wanita yang tidak pemah melakukan aktivitas setiap hari memiliki resiko tinggi mengalami kanker payudara. Dengan melakukan aktivitas fisik setiap hari dapat menurunkan resiko terjadinya kanker payudara dengan mencegah kelebihan berat badan serta obesitas (Ghofar, 2009). h. Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan adenosis fibroadenoma dan fibrosis tidak ada peningkatan resiko kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma resiko meningkat hingga 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hyperplasia atipil resiko hingga 5 kali. i. Radiasi Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjdinya resiko kaker payudara Dan beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa resiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur (Chyntia, 2009). 4. Tanda dan Gejala Kanker Payudara Pada tahap awal, gejala kanker payudara tak terlihat. Biasanya penderita tidak merasakan sakit dan tidak ada tanda-tanda sama sekali.
35
Inilah sebabnya mengapa banyak orang yang terlambat menyadari kehadiran kanker payudara. Beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan antara lain: a. Perubahan rasa pada payudara atau puting susu b. Puting susu menjadi kaku c. Perubahan warna kulit payudara, areola payudara atau puting susu menjadi pucat, merah atau bengkak. d. Benjolan yang tidak hilang atau permanen biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau disekitar ketiak. e. Ada rasa nyeri atau rasa sakit pada payudara f. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar g. Perubahan ukuran atau bentuk payudara karena mulai timbul pembengkakan h. Timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati serta puting susu seperti koreng atau eksim. i. Puting tertarik ke dalam j. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk (peau the orange) k. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitaman, atau nanah dan puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui. l. Benjolan menyerupai bunga kubistlan mudah berdarah (Ghofar, 2009).
36
5. Klasifikasi Kanker Payudara a. Klasifikasi Patologik 1) Kanker puting payudara (pagets 's disease) Bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun puting susu, yang biasanya merah dan menebal. Umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk, lain halnya dengan pager's disease ini yang prognosisnya lebih baik. Sebenarnya penyakit ini adalah suatu kanker intraduktal yang tumbuh di bagian terminal dari duktus laktiferus. Secara patologik ciri-cirinya adalah: Sel-sel Paget (seperti pasir), Hipertrofi sel epidermoid, Infiltrasi sel-sel bundar di bawah epidermis. 2) Kanker duktus laktiferus (Non infiltrating papillary carsinoma) Terbentuk dalam tiap duktus laktiferus dari yang terbesar sampai yang sekecil-kecilnya. Kadang-kadang sulit sekali dibedakan dari papilloma. Cornedo carsinoina terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intraductal, sering dengan nekrosis sentral, sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti isi kelenjar. Jarang comedo carsinoma pada saluran saja, biasanya mengadakan infiltrasi ke sekitarnya, menjadi infiltrating comedo carsinoma. Adenomakarsinoma dengan infiltrasi dan fibrosis. Ini adalah kanker payudara yang lazim ditemukan. 75% dari kanker payudara adalah tipe ini, oleh karena banyak fibrosis, umumnya agak besar dan
37
keras. Juga disebut kanker tipe scirrhus ; tumor mengadakan infiltrasi ke kulit dan ke dasar. 3) Medullary carcinoma Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae, biasanya tidak seberapa keras, dan kadang-kadang disertai kista-kista dan mempunyai kapsul. Tumor ini kurang infiltrat dibanding dengan tipescirrhus tadi dan metastasis ke ketiak terjadi sangat lama Prognosis tumor ini Iebih baik dari pada tipe-tipe lain. 4) Mastitis carcinoma Suatu penyakit yang sangat ganas dan sangat cepat jalannya. Penyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui, akan tetapi juga di luar
waktu
tersebut.
Dapat
diketahui
bahwa
operasi
akan
mengakibatkan penyebaran yang sangat cepat dan kematian. b. Klasifikasi Klinik (Clinical staging) Kanker payudara disamping klasifikasi patologik, juga mempunyai klasifikasi klinik. Sebelum 1968, di klinik bedah sering dipakai klasifikasi Steinthal. 1) Steinthal I
: Kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar.
2) Steinthal II : Kanker payudara 2 cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar di kelenjar ketiak. 3) Steinthal III : Kanker payudara 2 cm atau Iebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, infra dan suprakiavikular, atau infiltrasi
38
ke fasia pektoralis atau ke kulit, atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit). 4) Steinthal IV : Kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya tengkorak, atau tulang punggung atau pura-pura, atau hati dan panggul (Prawirohardjo, 2008). 6. Stadium Penyakit Kanker Payudara Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dan hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya. a. Stadium I Ukuran kanker sekitar 2 cm atau kurang dan hanya terbatas pada payudara dan belum sampai pada kelenjar getah bening. b. Stadium IIA 1) Tidak ditemukan tumor pada payudara, tapi sel-sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening aksila (axillary lymph nodes) yang terletak di bawah lengan. 2) Ukuran tumor sebesar 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke kelenjar getah bening aksila. 3) Tumor sudah berukuran lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, dan belum menyebar ke kelenjar getah bening aksila c. Stadium IIB 1) Ukuran tumor sudah lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm, dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening aksila.
39
2) Ukuran tumor sudah lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke kelenjar getah bening aksila. d. Stadium IIIA 1) Tidak ada tumor yang ditemukan di payudara. Kanker ditemukan di kelenjar getah bening melekat bersama atau pada sturktur yang lain, atau kanker ditemukan pada kelenjar getah bening dekat tulang dada. 2) Tumor kurang dari 5 cm, kelenjar lymphe pada kedua ketiak mengandung set kanker, tetapi kanker belum mengalami penyebaran kejaringan sekitar. 3) Tumor lebih dari 5 cm, kelenjar lymphe pada kedua ketiak mengandung sel kanker, tetapi belum ada penyebaran ke jaringan sekitar. e. Stadium IIIB 1) Tumor bisa ditemukan dengan berbagai ukuran dan sudah menyebar ke dinding dada atau kulit payudara. 2) Mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening aksila yang mengelompok bersama atau melekat pada struktur lain, atau kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening dekat tulang dada. 3) Kanker payudara yang sudah mengalami inflamasi (inflammatory breast cancer) paling tidak sudah masuk pada stadium IIIB.
40
f. Stadium IIIC 1) Bisa jadi tidak ditemukan adanya kanker di payudara namun tumor sudah ditemukan dengan berbagai ukuran dan sudah menyebar ke dinding dada atau kulit payudara. 2) Kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas maupun di bawah tulang selangka (collarbone). 3) Kanker bisa jadi sudah menyebar ke kelenjar getah bening aksila atau ke kelenjar getah bening dekat tulang dada. g. Stadium 1V 1) Tumor berada pada semua ukuran 2) Kelenjar lymphe ada atau tidak ada sel kanker 3) Kanker telah menyebar atau metastase pada bagian tubuh yang lain, misalnya pam, hati, dan tulang (Ghofar, 2009). 7. Pencegahan Kanker Payudara a. Pencegahan primer Pencegahan primer kanker payudara merupakan salah satu bentuk proniosi kesehatan karena dilakukannya pada orang yang sehat melalui upaya menghindarkan diri dari ketepaparan pada berbagai faktor resiko dan melakukan pola hidup sehat. b. Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini dengan cara deteksi awal
41
dengan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) dan tindakan lanjut dengan pemeriksaan penunjang lainnya. Waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan payudara sendini adalah 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu payudara terasa lunak, tujuan untuk memeriksakan payudara sendiri secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat diketahui. 1) Sadari Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan dihadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. a) Melihat perubahan dihadapan cermin. Lihat pada cermin, bentuk, dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak), cara melakukannya adalah: (1) Melihat
perubahan
bentuk
dan
besarnya
payudara,
perubahan puting susu, serta kulit payudara didepan kaca, sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus kebawah disamping badan. (2) Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala, dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau pelekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
42
(3) Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan atau kiri, miringkan badan ke kanan dan kiri utuk melihat perubahan pada payudara. (4) Menegakkan otot-otot bagian dada dan berkaca pinggang/ tangan menekan pinggul, dimaksudkan untuk menegangkan otot didaerah ketiak. b) Melihat perubahan bentuk payudara dengan berbaring (1) Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat dibawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian yang akan diperiksa Kemudian Ietakkan tangan anda dibawah kepala. Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan, gunakan telapak jar-jari anda untuk memeriksa benjolan dalam penebalan. (2) Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah putting. Buat sekurang-kurangnya dua putaran kecil sampai ke puting payudara. (3) Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah
memperhatikan
sekeliling
benjolan
yang
payudara tidak
biasa
dengan Buatlah
sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak dua kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa
43
periksa bagian bawah areola mammae. Lakukan juga pada payudara kiri. (4) Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara. (5) Letakkan tangan kanan anda ke samping dan rasakan ketiak anda dengan teliti apakah teraba benjolan abnormal atau tidak (Anonymous, 2009) 2) Mammografi Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan alat rontgen dan merupakan suatu pemeriksaan yang sederhana, tidak sakit, waktunya hanya 5-10 menit. Waktu terbaik untuk melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Mammografi dilakukan dengan cara meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian ke kiri dan kekanan. Pada mammografi, benjolan sebesar 0,025 cm sudah dapat terlihat (Britto, 2005). c. Pencegahan Tersier Biasanya diarahkan pada individu yang telah positif mendenita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang
harapan
hidup.
Pencegahan
tersier
untuk
44
meningkatnya kualitas hidup penderita setelah mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. d. Pencegahan secara alami 1) Berolah raga Teratur Berolahraga akan menurunkan kadar estrogen yang diproduksi tubuh sehingga mengurangi resiko kanker payudara. 2) Kurangi Lemak Jenis lemak yang menyebabkan kanker payudara adalah lemak jenuh dalam daging, mentega, susu yang mengandung susu fullcream dan ada lemak dalam margarin yang bisa meningkatkan kadar estrogen dalam darah. Sedangkan jenis lemak yang membantu mencegah kanker payudara adalah lemak tak jenuh dalam minyak zaitun dan asam lemak omega-3 dalam ikan salmon dan ikan air dingin lainnya. 3) Jangan memasak daging terlalu matang Daging-daging yang dimasak atau dipanggang menghasilkan senyawa karsinogenik (amino heterosiklik). Semakin lama dimasak semakin banyak senyawa itu terbentuk sehingga mempengaruhi resiko kanker payudara. 4) Konsumsi buah dan sayur Semakin banyak sayur dan buah yang dikonsumsi, semakin berkurang resiko untuk semua kanker. Makanan dari tumbuhtumbuhan mengandung anti oksidan yang tinggi diantaranya
45
A,C,E, dan mineral selenium yang dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab terjadinya kanker. 5) Konsumsi Suplemen anti oksidan Suplemen tidak dapat menggantikan buah dan sayuran, tetapi suatu formula anti oksidan bisa merupakan tambahan makanan yang dapat mencegah kanker payudara. 6) Konsumsi makanan berserat Buah dan sayur juga mengandung banyak serat, makanan berserat akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan, sehingga kadar dalam darah akan berkurang. 7) Konsumsi makanan yang mengandung kedelai atau protein Makanan yang berasal dari kedelai banyak mengandung estrogen tumbuhan (fito-estrogen). Fito estrogen terikat pada reseptor sel yang sama dengan estrogen tubuh, mengikatnya keluar dari sel payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker payudara. 8) Konsumsi kacang-kacangan, yaitu selain dalam kedelai fito estrogen terdapat dalam jenis kacang-kacangan. 9) Hindari Alkohol; karena dapat meningkatkan estrogen dalam darah. 10) Kontrol berat badan Kenaikan berat badan sejalan dengan bertambahnya lemak tubuh, maka kadar estrogen sebagai hormone pemicu kanker payudara pun akan meningkat.
46
11) Hindari xeno-estrogen Xeno-estrogen adalah estrogen yang berasal dari luar tubuh, yang berasal dari residu hormone estrogenik yang terdapat dalam daging. Xeno-estrogen meningkatkan kadar estrogen darah sehingga menambah resiko kanker payudara. 12) Berjemur dibawah sinar matahari Sinar matahari dapat membantu mencegah kanker payudara karena pada saat matahari mengenai Wit, tubuh membuat vitamin D yang akan membantu mengurangi resiko kanker payudara 13) Hindari merokok 14) Menyusui Untuk alasan yang masih belum jelas, menyusui berhuhungan dengan berkurangnya resiko kanker payudara sebelum masa menopause. 15) Pertimbangan sebelum melakukan HRT (Hormone Replacement Therapy) Alasan bagus untuk melakukan HRT sesudah masa menopause yaitu mengurangi resiko penyakit jantung, osteoporosis, dan penyakit alzheimer. Therapy HRT akan menambah resiko kanker payudara. 8. Penanganan dan Pengobatan Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari tipe dan stadium yang dialami penderita. Umumnya, seseorang baru
47
diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadium lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa main sehingga terlambat untuk diperiksakan ke dokter atau kelainan yang dihadapinya. a. Pembedahan Secara garis besar ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya: 1) Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dan payudara (Lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm, dan Ietaknya dipinggir payudara. 2) Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak. 3) Modified Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka, tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak. b. Radiotherapy (penyinaran/radiasi) Proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh set kanker yang masih tersisa dipayudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi Iemah, nafsu makan berkurang, warna
48
kulit disekitar payudara menjadi hitam, seth Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. c. Therapy Hormon Hal ini dikenal sebagai therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara d. Kemoterapi Proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pit cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh set kanker. Sistem mi diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh Iainnya. Dampak dan kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Tindakan lain yang bisa dilakukan adalah menghindari kegemukan, kurangi makan lemak, usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, olahraga secara teratur, dan check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur (Chyntia, 2009).
D. Remaja 1. Pengertian Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, dimana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umumnya, yaitu secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka
49
pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri Notoatmodjo, 2007). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi juga tidak termasuk golongan dewasa (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif (Soetjiningsih, 2004). Menurut Soetjiningsih, (2004) berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu : a. Pada buku-buku pediatri, umumnya mendefinisikan remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan untuk anak laki-laki 12-20 tahun. b. Menurut undang-undang No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. c. Menurut undang-undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat untuk tinggal.
50
d. Menurut UU Perkawinan No.1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki. e. Menurut pendidikan nasional anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah. f. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut WHO, remaja adalah suatu masa dalam Hurlock (2000), yaitu: a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. c. Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. 2. Batasan Remaja Menurut Hurlock dalam BKKBN (2006), reproduksi sehat remaja terbagi atas beberapa batasan, yaitu: a. Remaja Awal usia 11-13 tahun Usia 11-13 tahun merupakan tahap remaja awal. Pada masa ini mulai terjadi banyak perubahan, baik fisik atau jasmani maupun rohani yang tidak disadari oleh mereka. Remaja seringkali mengalami perubahan kejiwaan seperti rasa cemas, rendah diri dan masalah pergaulan. Pada tahap ini remaja perlu mengetahui tentang tumbuh kembang remaja.
51
b. Remaja Tengah usia 14-18 tahun Usia 14-18 tahun merupakan tahap lanjut dari remaja awal dan mulai memasuki tahap aktif seksual. Pada tahap ini seharusnya remaja telah mempunyai informasi dan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi yang diperoleh dari sumber yang benar, sehingga mereka bisa menghindari hal-hal yang beresiko pada kehidupannya, seperti hubungan seks, dapat menimbulkan kehamilan, mengetahui jenis perilaku yang beresiko dan akibatnya. c. Remaja Akhir usia 19-21 tahun Usia 19-21 tahun merupakan tahap akhir remaja. Kebutuhan pada usia ini adalah persiapan untuk menikah dan menjadi orang tua. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka masalah yang timbul adalah kehamilan yang tidak diinginkan, perawatan kehamilan dan persalinan yang kurang baik, terkena penyakit menular seksual dan perawatan yang kurang baik jika menjadi orang tua. 3. Perkembangan Remaja Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi yang lebih mantap. Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada akhir periode remaja (Latifah, 2008).
52
Perkembangan tanda-tanda seks primer dan sekunder dalam diri remaja mengakibatkan perubahan yang cukup berarti dalam kehidupannya. Remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mensikapi perkembangan
fisik
dan
bioseksualnya
ini
akan
mengambil
kesimpulan/keputusan yang kurang pas dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Masa remaja juga dikenal sebagai masa puber yaitu suatu fase remaja dalam pemasakan seksual sehingga sesungguhnya istilah puber ini lebih ditujukan kepada perkembangan remaja yang berhubungan dengan bioseksualnya (Latifah, 2008).
E. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah sesuatu yang menghubungkan antara konsep yang satu dengan yang lain dari permasalahan yang ingin diteliti. Di dalam konsep tersebut tidak dapat diukur atau diamati secara langsung, untuk dimengerti dan diukur maka konsep tersebut dapat digambarkan kedalam subsub variabel (Natoatmodjo, 2007). Untuk lebih jelasnya, maka variabel dapat di gambarkan dalam kerangka konsep berikut: Variabel Independent
Variabel Dependent
Pengetahuan Sikap Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Resiko Kanker Payudara
53
F. Hipotesis 1. Ha = Ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013. 2. Ha = Ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010), untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas XII yang mengikuti pembelajaran di MAN 2 Banda Aceh yaitu 90 orang siswi. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Teknik yang di pakai dalam pengambilan sampel adalah random sampling, yaitu diambil sebagian dari jumlah populasi secara acak dengan menggunakan rumus Slovin (1960). n=
N 1 + N (d) 2
Keterangan:
Ν = besar populasi
55
n = besar sampel d = Derajat presisi/tingkat kepercayaan n=
90 1 + 90(0,1) 2
n =
90 1 + 90(0.01)
n =
90 1 + 0,9
n =
90 1,9
n = 47,3 (dibulatkan menjadi 48 Remaja Putri). Adapun kriteria tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini: a. Remaja yang mengikuti pembelajaran di MAN 2 Banda Aceh b. Remaja dengan umur 15-18 tahun. c. Remaja yang bersedia menjadi responden Selanjutnya penentuan sampel remaja di MAN 2 Banda Aceh dihitung dengan rumus proporsional sampling sebagai berikut: SPI =
n X JS N
Keterangan: SPI = Jumlah sampel pada tiap-tiap sub populasi n
= Jumlah responden dalam sub populasi
N
= Jumlah responden dalam populasi
JS
=
Jumlah sampel yang dibutuhkan
56
Tabel 4.2 Populasi dan sampel dalam penelitian pada remaja di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 Kelas XII Bahasa XII IPA-1 XII IPA-2 XII IPS-1 XII IPS-2 XII IPS-3 Total Kemudian
Populasi Remaja Putri 10 19 21 15 13 12 90 sampel
dipilih
secara
random
Sampel 5 10 11 8 7 7 48 sampling,
teknik
pengambilan sampel dengan cara acak ini yaitu dengan cara mengundi anggota populasi, peneliti akan membuat nomor undi misalnya, untuk kelas XII berjumlah 90 orang siswi diantaranya jumlah sampel yaitu 48 orang, dan untuk kelas XII Bahasa berjumlah 5 orang siswi, kelas XII IPA-1 berjumlah 10 orang siswi, kelas XII IPA-2 berjumlah 11 orang siswi, kelas XII IPS-1 berjumlah 8 orang siswi, kelas XII IPS-2 berjumlah 7 orang siswi, dan untuk kelas XII IPS-3 berjumlah 7 siswi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 03 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2013 di MAN 2 Banda Aceh.
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu sebagai berikut: 1. Bagian I, merupakan data demografi yang berupa identitas responden yang meliputi nomor responden, tanggal penelitian, umur, dan kelas.
57
2. Bagian II, yaitu
dengan 1 item pertanyaan yang digunakan untuk
mengetahui adanya dengan indikator ya dan tidak. 3. Bagian III, merupakan kuesioner dengan 10 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan remaja, yang berbentuk Multi Choice yang dibagikan kepada responden oleh peneliti. Kemudian setelah selesai di kumpulkan kembali kepada peneliti dimana jawaban disusun dalam bentuk skala guttman yang meliputi, jika benar diberikan nilai 1 dan yang salah 0. 4. Bagian IV, merupakan kuesioner dengan 10 item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui sikap remaja, dimana jawaban disusun dalam bentuk skala likert yaitu juka pernyataan positif maka nilai yang diberikan SS:5, S:4, TT:3, TS:2, STS:1, dan sebaliknya jika pertanyaan negatif maka nilai yang diberikan SS:1, S:2, TT:3, TS:4, STS:5 (Azwar, 2010).
E. Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang langsung diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan yang disediakan dan selanjutnya diisi oleh responden. 2. Data Sekunder Data penunjang yang di dapat dari Dinkes Provinsi, Dinkes Kbupaten/Kota dan MAN 2 Banda aceh, serta referensi yang tersedia.
58
F. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut: 1. Editing Mengaoreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian atau pengambilan data. Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan dilakukan pengecekan identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan memeriksa isi instrument pengumpulan data. Pengecekan ini dilakukan langsung pada tempat penelitian dan pada jam yang sama. 2. Coding Mengklarifikasi jawaban menurut macamnya dengan memberikan kode tertentu. Pada tahap ini data yang telah diperoleh diberi angka atau kode tertentu untuk memudahkan pengenalan data. Kode diberikan dengan mencantumkan nomor 01 dan seterusnya pada pengenalan responden. Untuk jawaban responden masing-masing diberikan nilai sesuai dengan skala pengukurannya. 3. Tranfersing Data yang telah diberi kode responden disusun secara berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan variabel yang ingin diteliti. 4. Tabulating Mengelompokkan penyajian
responden
distribusi
persentasenya.
berdasarkan
frekuensi
kemudian
kategori
dalambentuk
ditentukan
rata-rata
59
G. Defenisi Operasional No
Variabel Penelitian
1.
Resiko Dengan Kanker Payudara
1
Pengetahuan tentang resiko kanker payudara
2
Sikap dengan resiko kanker payudara
Definisi Operasional
Cara ukur
Variabel Dependen Suatu penyakit Menggunakan dimana sejumlah Kuesioner dengan sel-sel di dalam kriteria: payudara tumbuh - Ya: Jika remaja dan berkembang mengetahui tentang secara berlebihan. resiko kanker payudara. - Tidak: Jika remaja tidak mengetahui tentang resiko kanker payudara. Variabel Independen Menggunakan 10 Hasil dari tahu tentang faktor item pertanyaan dengan kriteria: resiko kanker payudara melalui - Baik: jika penyerapan jawaban benar informasi baik >76-100% (8-10). dari pendidikan - Cukup: jika formal dan non formal maupun jawaban benar 56-76% (6-7). dari pengalaman hidup sehari-hari. - Kurang: jika jawaban benar <56% (1-5). Respon Menggunakan 10 seseorang item pertanyaan terhadap resiko dengan kriteria: kanker payudara - Positif: x ≥ 29,7 - Negatif x < 29,7
Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
Kuesioner Nominal
- Ya - Tidak
Kuesioner
Ordinal
- Baik - Cukup - Kurang
Kuesioner
Nominal
- Positif - Negatif
H. Metode Analisa Data 1. Analisa univariat Analisa data pada penelitian ini merupakan analisa Univariat Kemudian ditentukan presentasi (P) dengan menentukan rumus sebagai berikut: p=
fi x 100% n
60
Keterangan: p
= Persentase
fi = Frekuensi yang diamati n
= Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap (Budiarto, 2001). 2. Analisa bivariat Untuk mengukur asosiasi antara dua atau lebih variabel kuantitatif dipakai tes statistik Chi-square atau X kuadrat (x2). Data masing-masing sub variabel dimasukkan ke dalam tabel kontingensi (tabel silang). Kemudian tabel-tabel kontingensi tersebut dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi-square test (x2), dengan rumus sebagai berikut: X2 =∑ e=
(O − e)2 e
totalbaris × totalkolom grandtotal
Keterangan:
O = frekuensi observasi
e = frekuensi harapan Pengujian hipotesa dilakukan dengan Chi-square observasi dan tabel dengan kriteria bahwa jika X 2 observasi < X 2 tabel maka hipotesa (Ha) diterima, dan jika X 2 observasi ≥ X 2 tabel maka Ha ditolak. Untuk mengukur Hubungan pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh tahun 2013, dilakukan Uji Chi-Square. Uji Chi-Square merupakan teknik analisa korelasi yang sesuai untuk penelitian ini, karena variabel dependen dan independen
61
pada penelitian ini dalam bentuk data deskrit (data frekuensi atau data kategori). Perhitungan statistik untuk analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi, pengolahan data diinterprestasikan menggunakan nilai probilitas dengan kriteria sebagai berikut: a. Bila pada tabel 2x2 dijumpai nilai E (Harapan) kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah ”Fisher Exack Test”. b. Bila pada tabel 2x2 tidak dijumpai nilai E<5, maka uji yang digunakan sebaiknya ”Continuity Correction (a")”. c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3 dll, maka yang digunakan ”Person Chi-Squere”.
62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian MAN 2 merupakan salah satu Sekolah Negeri yang berada di Banda Aceh dengan luas 5.580/1.692 m2, yang berlokasi di Jln. Cut Nyak Dien No.590 Kecamatan Jaya Baru Kota Banda Aceh dengan jumlah siswa 485 orang, dan jumlah pegawai 15 orang, serta jumlah Guru sebanyak 226 orang. Adapun rekapitulasi inventaris sekolah dapat dilihat seperti dibawah ini: Tabel 4.1 Rekapitulasi Inventaris Sekolah di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 No Jenis Ruang Jumlah 1 Ruang Kepala Sekolah 1 2 Ruang Wakil 1 3 Ruang TU 1 4 Ruang Guru 1 5 Ruang Pengajaran 1 6 Ruang Kelas 16 7 Ruang Perpustakaan 1 8 Ruang Lab. Bahasa 1 9 Ruang BP 1 10 Ruang Gudang 1 11 Ruang Musholla 1 12 Ruang WC 1 13 Ruang Kantin 1 Adapun batas-batas wilayah MAN 2 Banda Aceh adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Min Teladan Banda Aceh 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Ateung Kursi Lateumen Barat 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Satuan Lalu lintas 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Komplek Perumahan PGAMKanwil Kemenag Provinsi Aceh.
63
B. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Resiko Kanker Payudara Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Resiko Dengan Kanker Payudara di MAN 2 Banda Aceh No 1 2
Resiko Dengan Kanker Payudara Ya Tidak Jumlah
Frekuensi
%
25 23 48
52,1 47,9 100,0
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 48 responden, mayoritas dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh sebanyak 25 orang (52,1%). b. Pengetahuan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh No 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang
Pengetahuan
Jumlah
Frekuensi 9 19 20 48
% 18,8 39,6 41,7 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa dari 48 responden mayoritas pengetahuan remaja putri di MAN 2 Banda Aceh adalah kurang sebanyak 20 orang (41,7%).
64
c.
Sikap Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Di MAN 2 Banda Aceh No 1 Positif 2 Negatif
Sikap
Jumlah
Frekuensi 22 26 48
% 45,8 54,2 100,0
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa dari 48 responden, mayoritas sikap remaja putri di MAN 2 Banda Aceh adalah negatif sebanyak 26 responden (54,2%).
2. Analisa Bivariat a.
Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh
No Pengetahuan 1 2 3
Baik Cukup Kurang
Resiko Dengan Kanker Payudara Jumlah Ya Tidak F % F % 2 22,2 7 77,7 9 8 42,1 11 57,9 19 15 75,0 5 25,0 20
%
P
100,0 100,0 100,0
0,017
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukan bahwa, dari 20 responden yang berpengetahuan kurang dan mempunyai resiko kanker payudara sebanyak 75,0%, sementara dari 19 responden yang berpengetahuan cukup dan tidak resiko mempunyai kanker payudara sebanyak 57,9%, sedangkan dari 9 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mempunyai resiko kanker payudara sebanyak 77,7%.
65
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,015 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013.
b. Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Tabel 4.7 Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Pada Remaja Putri di MAN 2 Banda Aceh
No
Sikap
1 2
Positif Negatif
Resiko Dengan Kanker Payudara Jumlah Ya Tidak f % f % 7 31,8 15 68,2 22 18 69,2 8 30,8 26
%
P
100,0 100,0
0,022
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukan bahwa, dari 26 responden yang bersikap negatif dengan resiko kanker payudara sebanyak 69,2%, sementara dari 22 responden yang bersikap positif dan tidak mempunyai resiko kanker payudara sebanyak 68,2%. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,019 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013.
66
C. Pembahasan 1. Hubungan Pengetahuan Dengan Resiko Kanker Payudara Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 20 responden yang berpengetahuan kurang dan mempunyai resiko kanker payudara sebanyak 75,0%, sementara dari 19 responden yang berpengetahuan cukup dan tidak resiko mempunyai kanker payudara sebanyak 57,9%, sedangkan dari 9 responden yang berpengetahuan baik dan tidak mempunyai resiko kanker payudara sebanyak 77,7%. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,017 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2010). Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu menjelang masa dewasa
67
muda. Remaja tidak mempunyai tempat yang jelas, yaitu bahwa mereka tidak termasuk golongan anak-anak tetapi juga tidak termasuk golongan dewasa (Soetjiningsih, 2004). Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria (Chyntia, 2009). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pesan, ide, gagasan atau informasi yang di sampaikan pengajar atau
pembicara akan mudah diterima apabila di
berikan dengan metode atau media yang benar. Prilaku seseorang akan berubah apabila diberikan sebuah informasi tentang suatu hal yang bisa berubah prilaku seseorang (Setiati, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Rini (2012), didapatkan bahwa dari 132 responden, dengan pengetahuan perawat tentang kanker payudara berada pada kategori baik sebanyak 108 orang (81,8%) sedangkan pada perilaku perawat pada kategori cukup tentang kanker payudara sebanyak 55 orang (41,7%). Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada remaja putri yang berpengetahuan baik hanya 9 orang, dan remaja putri yang berpengetahuan kurang didapat sebanyak 20 orang siswa, hal ini merupakan masih kurangnya pemahaman siswa terhadap resiko kanker payudara, semakin siswa tidak memperoleh
68
informasi maka semakin kurang pula pengetahuan siswa tentang resiko kanker payudara. Dengan demikian, informasi yang didapatkan tentang resiko kanker payudara akan sangat mempengaruhi pengetahuan siswa. Karena semakin banyak siswa mendapatkan informasi tentang resiko kanker payudara maka semakin baik juga pengetahuan siswa.
2. Hubungan Sikap Dengan Resiko Kanker Payudara Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa, dari 26 responden dengan sikap yang negatif dengan resiko kanker payudara sebanyak 69,2%, sementara dari 22 responden yang bersikap positif dan tidak mempunyai resiko kanker payudara sebanyak 68,2%. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,022 yang berarti kurang dari α=0,05. Dengan demikian, ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan pendapatnya, atau pendapat seseorang yang merupakan pernyataan dari sikapnya yang mengenali jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan, konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kugnitif (Soetjiningsih, 2004).
69
Kanker payudara ini diawali ketika sejumlah sel-sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang secara berlebihan. Pertumbuhan sel-sel yang tidak normal itu membentuk gumpalan besar yang disebut sebagai tumor (pembengkakan). Akan tetapi tidak semua tumor dapat merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor tersebut adalah tumor jinak. Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun menyebar kejaringan atau organ tubuh lainnya (bermetastasis) disebut tumor ganas. Apabila pertumbuhan selsel yang berlebihan itu tidak dapat dikendalikan oleh tubuh, terjadilah yang disebut dengan neoplasma. Neoplasma kemudian akan menyerang ke jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh,, keadaan seperti ini disebut neoplasma ganas. Neoplasma ganas inilah yang akhimya disebut dengan kanker payudara (Ghofar, 2009). Wanita yang rutin mendapatkan terapi hormon berada pada resiko yang lebih tinggi terhadap kejadian kanker payudara. Wanita yang terlambat memiliki anak juga berada pada resiko tinggi terhadap mengalami kanker payudara (Ghofar, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Ratna, P (2010), didapatkan bahwa dari 62 responden yang pengetahuan remaja dalam pemeriksaan payudara sendiri pada kategori rendah sebanyak 39 orang (62,9%), dan sikap dalam pemeriksaan payudara sendiri pada kategori negatif
sebanyak 36 orang (58,1%), serta perilaku dalam pemeriksaan
70
payudara sendiri pada kategori cukup dalam pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 20 orang (32,2%). Peneliti berasumsi bahwa, berdasarkan hasil penelitian pada remaja putri yang bersikap positif sebanyak 22 orang, dan yang bersikap negatif sebanyak 26 orang, hal ini merupakan masih kurangnya siswa yang bersikap positif. Jika siswa dengan sikap yang negatif maka resiko kanker payudara lebih cepat berkembang, karena masih kurangnya pengetahuan dan sikap remaja dalam memperoleh informasi. Sebaliknya, jika remaja bersikap positif maka dengan mudah memperoleh informasi tentang resiko kanker payudara, dalam kondisi siswa tidak perlu dikhawatirkan, karena siswa dapat mencegah terjadinya resiko terhadap kanker payudara.
71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap hubungan pengetahuan dan sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013, dapat disimpulkan: 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,017. 2. Ada hubungan antara sikap dengan resiko kanker payudara pada remaja putri di MAN 2 Banda Aceh Tahun 2013 dengan nilai P-Value 0,022.
B. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang metodelogi penelitian terkait tentang resiko kanker payudara. 2. Bagi Institusi Pendidikan, yaitu diharapkan menjadi sebagai bahan kajian bagi peserta didik dan mata kuliah akademi kebidanan yang terkait dengan resiko kanker payudara pada remaja putri. 3. Bagi Tempat Penelitian, yaitu diharapkan agar dapat dijadikan masukan bagi institusi pelaksana kesehatan terkait dengan resiko kanker payudara
72
dan diharapkan kepada remaja-remaja putri khususnya di MAN 2 Banda Aceh untuk dapat lebih meningkatkan pemahamanya tentang resiko kanker payudara guna mencapai kesehatan di masa yang akan datang.
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Pemeriksaan-Payudara-Sendiri. (Diakses tanggal 25 Maret 2013).
http//www.lusa.web.id/
Azwar, 2010. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Edisi kedua, Pustaka Pelajar. Budiarto, E., 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Buku Kedokteran. BKKBN, 2006. Remaja Mengenali Dirinya. UNFPA, Hal : 92-94 Britto, J,A,. 2005. Kisi-Kisi Menembus Masalah Bedah. Jakarta: EGC. Chyntia, Erlin, 2009. Akhirnya Aku Sembuh Dari Kanker Payudara. Yokyakarta: Maxsimus. Dinkes Semarang, 2007. Data Penderita Kanker Payudara di Indonesia. http://www.depkes.go.id (Diakses tanggal 25 Maret 2013). Elizabeth, Tara, MD, 2001. Kanker Pada Wanita. Jakarta: Graha Ilmu. Ghofar, Abdul, 2009. Cara Mudah Mengenal dan Mengobati Kanker. Yogyakarta: Flamingo. Khomsan, Ali, 2004. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Krisyanasri, W., 2009. ASI, Menyusui dan SADARI. Jakarta: Nurha Medika. Latifah Melly, 2008. Tumbuh Kembang Anak. Http://edublogs.org/karakteristik-remaja (dikutip Tanggal 06 April 2013). Hurlock, E. B. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. MAN 2 Banda Aceh, 2013. Profil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Banda Aceh tahun 2013. Banda Aceh. Melissa, L., 2008. Problematika dan Perawatan Payudara. Jakarta: Erlangga. Monty, P, S., 2012. Blak-blakan Kanker Payudara. Bandung: Qanita. Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
74
___, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. _____________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. _____________, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Edisi Rineka Cipta. Novitasari, 2005. Perbandingan Skor Depresi Pada Penderita Kanker Serviks Uteri Dan Penderita Kanker Payudara Di RSUP Dr. Kariadi semarang. Madia Medika Muda. Pierce, dkk, 2006. At Glance Ilmu Bedah. Jakarta: Erlangga. Prawirohardjo, S, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka. Ratna P, 2010. Gambaran Perilaku Siswi Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMA Swasta Plus Safiyyatul Amaliyyah Medan. Tahun 2010. Universitas Sumatra Utara. Rini P, 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Perilaku Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais Tahun 2012. Universitas Indornsia. RSUDZA, 2012. Laporan Rekam Medik, Bidang Penelitian dan Pengembangan: Banda Aceh. Setiati, E., 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas Pembunuh Wanita, Kanker Rahim, Kanker Indung Telur, Kanker Leher Rahim, Kanker Payudara. Yokyakarta: Andi. Siswadi, Yukobus, 2006. Klien Gangguan Sistem Reproduksi dan Seksualitas. Jakarta: EGC. Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Suryono, dkk, 2009. Perawatan Payudara Dilengkapi Dengan Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara. Yokyakarta: Mitra Cendekia Press. Terapimelia, 2012. Kanker Payudara Bisa Di Cegah. http://www.dechacare.com (dikutip Tanggal 06 April 2013). Yuniastuti, A., 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
75
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nomor Responden Tanggal Pengisian
: .......................................... : ..........................................
I. Identitas Responden 1. Umur
:
15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun
2. Kelas
:
II. Resiko Dengan Kanker Payudara 1. Apakah anda mengetahui dan mengerti tentang penyakit kanker payudara? 2.
Ya
3.
Tidak
III. Pengetahuan Petunjuk : Isilah tanda (X) pada salah satu kolom jawaban dibawah ini dengan jawaban yang sebenarnya. 1. Apakah perlu melakukan pemeriksaan payudara sendiri… a. Untuk mengetahui bentuk payudara b. Untuk mengetahui benjolan payudara c. Untuk mencegah kanker payudara 2. Deteksi dini kanker bertujuan untuk…. a. Mengurangi angka kesakitan dan kematian b. Mengurangi angka kematian c. Mengurangi angka kesakitan
76
3. Teknik mendeteksi kanker payudara yang sederhana, tidak nyeri dan tidak berbahaya adalah… a. Menstruasi b. SADARI c. Kanker payudara 4. Teknik melakukan kanker payudara yang tidak membutuhkan biaya mahal adalah a. Diagnosa b. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) c. Periksa kedokter 5. Apakah yang dirasakan penderita kanker payudara stadium dini a. Tidak nyeri b. Nyeri c. Adanya benjolan 6. Kanker payudara adalah … a. Tumor jinak b. Tumor ganas dan jinak c. Tumor ganas 7. Istilah dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri biasanya disebut dengan...? a. Sadari b. Sanrari c. Sandari 8. Kanker payudara bisa dicegah mulai dari a. Masa remaja b. Masa dewasa c. Masa tua 9. Kanker yang paling sering pada perempuan adalah a. Kanker kulit b. Kanker paru c. Kanker payudara 10. Semakin bertambah umur resiko menderita kanker payudara semakin… a. Rendah
77
b. Meningkat c. Lama IV. Sikap Petunjuk Jawaban: Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberikan tanda cheklis (√). Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju TT = Tidak Tahu TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju No Pernyataan Sikap 1 Saya percaya kalau kanker payudara dapat dicegah pada saat wanita memasuki masa remaja. 2 Saya merasa perlu melakukan dekteksi dini kanker payudara. 3 Saya tidak perlu memperhatikan perubahan yang ada pada payudara dan kesehatanya. 4 Percaya tidak kalau pemeriksaan SADARI itu memerlukan biaya yang sangat besar. 5 Saya merasa deteksi dini merupakan hal yang penting untuk mengontrol kanker payudara. 6 Saya merasa bahwa kanker yang tidak terganggu atau merasa nyeri maka kanker payudara tidak perlu di deteksi dan ditangani. 7 Saya merasa SADARI adalah teknik pemeriksaan payudara yang rumit. 8
Anda dapat menilai bahwa hasil pengobatan kanker pada stadium dini lebih jauh lebih baik dari pada stadium lanjut.
SS
S
TT
TS
STS
78
9
10
Saya tidak perlu takut karena kanker payudara tidak dapat muncul pada usia remaja. Saya yakin dengan pemeriksaan SADARI maka kanker payudara dapat dicegah.
79
LEMBARAN JAWABAN PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN RESIKO KANKER PAYUDARA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 BANDA ACEH TAHUN 2013
Pengetahuan 1. B 2. A 3. B 4. B 5. A 6. C 7. A 8. A 9. C 10. B Sikap 1. Positif 2. Positif 3. Negatif 4. Negatif 5. Positif 6. Negatif 7. Negatif 8. Positif 9. Negatif 10. Positif
80
SPSS OUT PUT Frequencies Statistics Resiko Dengan Kanker Payudara
Umur N
Valid Missing
Pengetahuan
Sikap
48
48
48
48
0
0
0
0
Frequency Table Umur
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
17 Tahun
6
12.5
18 Tahun
42
87.5
87.5
Total
48
100.0
100.0
12.5
Resiko Dengan Kanker Payudara
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Ya
25
Tidak
23
47.9
47.9
Total
48
100.0
100.0
52.1
52.1
Pengetahuan
Frequency Valid
Baik
Percent
Valid Percent
9
18.8
18.8
Cukup
19
39.6
39.6
Kurang
20
41.7
41.7
Total
48
100.0
100.0
Sikap
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Positif
22
45.8
45.8
Negatif
26
54.2
54.2
Total
48
100.0
100.0
81
Crosstabs Case Processing Summary Cases Valid N Pengetahuan * Resiko Dengan Kanker Payudara Sikap * Resiko Dengan Kanker Payudara
Missing Percent
N
Total
Percent
N
Percent
48
100.0%
0
.0%
48
100.0%
48
100.0%
0
.0%
48
100.0%
Pengetahuan * Resiko Dengan Kanker Payudara Crosstab Resiko Dengan Kanker Payudara Ya Pengetahuan
Baik
Count Expected Count % within Pengetahuan % within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total
Cukup
Count Expected Count % within Pengetahuan % within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total
Kurang
Count Expected Count % within Pengetahuan % within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total
Total
Count Expected Count % within Pengetahuan % within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total
Total
Tidak
Ya
2
7
9
4.7
4.3
9.0
22.2%
77.8%
100.0%
8.0%
30.4%
18.8%
4.2%
14.6%
18.8%
8
11
19
9.9
9.1
19.0
42.1%
57.9%
100.0%
32.0%
47.8%
39.6%
16.7%
22.9%
39.6%
15
5
20
10.4
9.6
20.0
75.0%
25.0%
100.0%
60.0%
21.7%
41.7%
31.3%
10.4%
41.7%
25
23
48
25.0
23.0
48.0
52.1%
47.9%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
52.1%
47.9%
100.0%
82
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
8.182(a) 8.567 8.031
2 2
.017 .014
.015 .018 .018
7.833(b)
1
.005
.006
.004
48
a 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.31. b The standardized statistic is -2.799.
Sikap * Resiko Dengan Kanker Payudara Crosstab Resiko Dengan Kanker Payudara Ya Sikap
Positif
Count
Ya 15
22
11.5
10.5
22.0
% within Sikap
31.8%
68.2%
100.0%
28.0%
65.2%
45.8%
14.6%
31.3%
45.8%
18
8
26
Count Expected Count
13.5
12.5
26.0
% within Sikap
69.2%
30.8%
100.0%
72.0%
34.8%
54.2%
37.5%
16.7%
54.2%
25
23
48
% within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total Total
Tidak 7
Expected Count % within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total Negatif
Total
Count Expected Count
25.0
23.0
48.0
% within Sikap
52.1%
47.9%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
52.1%
47.9%
100.0%
% within Resiko Dengan Kanker Payudara % of Total
Point Probability
.003
83
Chi-Square Tests
Value Pearson Chi-Square
Asymp. Sig. (2-sided)
df
6.684(b)
1
.010
Continuity Correction(a)
5.268
1
.022
Likelihood Ratio
6.841
1
.009
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
6.544(c)
1
.011
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.019
.010
.019
.010
.019
.010
.019
.010
48
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.54. c The standardized statistic is -2.558.
Point Probability
.009
84
TABEL SCORE
Bobot
No. Variabel
Variabel
No. Urut Pertanyaan
a
b
c
1
Pengetahuan
1
0
1
0
2
1
0
0
3
0
1
0
4
0
1
0
5
1
0
0
6
0
0
1
7
1
0
0
8
1
0
0
9
0
0
1
10
0
1
0
No. Variabel 2
Variabel Sikap
Keterangan Jumlah Nilai Tertinggi 10. Jumlah Nilai Terendah 0. - Baik: jika jawaban benar >76-100%. - Cukup: jika jawaban benar 56-76%. - Kurang: jika jawaban benar <56%.
Bobot No. Urut Keterangan Pertanyaan SS S TT TS STS 1 5 4 3 2 1 Jumlah Nilai Tertinggi 2 5 4 3 2 1 50. 3 1 2 3 4 5 Jumlah Nilai Terendah 4 1 2 3 4 5 < 10. 5 5 1 3 2 1 Positif ≥ x 6 5 4 3 2 1 Negatif < x 7 5 4 3 2 1 8 1 2 3 4 5 9 1 2 3 4 5 10 5 4 3 2 1