HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO Hera, Rany Hiola, Abd. Wahab Pakaya1 Jurusan Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo
[email protected] ABSTRAK Hera 2014, Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMP N 11 Kota Gorotalo. Skripsi, Jurusan S1 Keperawatan, Fakultas IlmuIlmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Rany Hiola, M.Kes dan Pembimbing II Ns. Abd. Wahab Pakaya, S.Kep, M.M Salah satu permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja putri yang perlu diketahui adalah penyakit infeksi saluran reproduksi salah satunya adalah keputihan. Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah (Manuaba, 2009). Keputihan disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal dalam vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar. Tujuan penelitian mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan di SMP Negeri 11 kota Gorontalo. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif analitik dengan menggunakan pendekatan “Cross Sectional Studi“ Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswi SMPN 11 Gorontalo yang berumur 13-16 tahun. Penelitian menggunakan tehnik sampling purposive yaitu melalui kriteria inklusi dan eksklusi, sehingga sampel penelitian berjumlah 78 responden. Instrumen penilitian menggunakan kuesioner, analisis yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat menggunakan Uji Chi-Square. Hasil penelitian terlihat bahwa “terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan dengan nilai probalitas 0.002<0.005. Di mana dari 78 responden terdapat 42 responden memiliki pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan baik yakni sekitar 67,7% Kesimpulan penelitian ini adalah” adanya hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan di SMPN 11 Gorontalo”. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk lebih mengembangkan penelitian ini lebih luas lagi guna untuk pendidikan dimasa akan datang terutama mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan dengan waktu yang lebih lama.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja Putri, Keputihan
1
Hera, Nim 841410007 Rany Hiola, Abd. Wahab Pakaya, Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.
Salah satu permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja yang perlu diketahui adalah penyakit infeksi saluran reproduksi salah satunya adalah keputihan. Organ reproduksi merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi. Salah satu gejala terjadinya kelainan atau penyakit pada organ reproduksi adalah Keputihan. Keputihan merupakan gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Semua wanita dengan segala umur dapat mengalami keputihan. Berdasarkan data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan, paling tidak sekali dalam hidupnya. Sedangkan wanita Indonesia sendiri 75% pasti mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Lebih dari 75% wanita Indonesia mengalami keputihan yang di sebabkan oleh jamur dan parasit seperti cacing kremi atau protozoa (Trichomonas Vaginalis). Angka ini berbeda tajam dengan Eropa yang hanya 25% saja karena cuaca Indonesia yang lembab sehingga muda terinfeksi jamur condida albicans yang merupakan salah satu penyebab keputihan Berdasarkan pengambilan data awal yang dilakukan pada bulan Februari 2014 terhadap remja putri yang berusia 12-15 tahun di SMPN 11 Kota Gorontalo, dari 13 siswi diketahui ada 10 remaja putri yang mengalami keputihan, 10 remaja tersebut mengatakan tidak mengetahui tentang pengertian, penyebab, pencegahan, dan perawatan serta sikap yang harus dilakukan jika terjadi keputihan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan Di SMP Negeri 11 Kota Gorontalo”. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan yakni mulai 28 Februari hingga 28 Maret 2014. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu survey analitik, dengan menggunakan pendekatan studi “Cross Sectional”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMPN 11 Kota Gorontalo. Penelitian ini adalah Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbagan tertentu sesuai yang dikehndaki peneliti. Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara langsung dengan responden dengan instrument penelitian berupa kuesioner. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di SMPN 11 Gorontalo Jumlah Umur No (Tahun) N % 1 2 3 4
13 21 14 38 15 15 16 4 78 Total Sumber : Data Primer, 2014
26.9 48.7 19.2 5.1 100
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa responden menurut umur, jumlah yang paling banyak adalah umur 14 Tahun sebanyak 38 responden (48.7 %) dan jumlah paling sedikit adalah umur 16 tahun 4 responden (5.1%)
Distribus responden menurut kelas Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 11 Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan kelas adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan kelas di SMP Negri 11 Gorontalo No
Kelas
1 2 3
VII VIII IX Total
Jumlah N 15 27 36
% 19.2 34.6 46.2
78
100
Sumber : Data Primer, 2014 Dari tabel 4.2 di atas, menunjukan bahwa jumlah responden berdasarkan kelas, jumlah kelas yang paling banyak yaitu kelas IX sebanyak 36 responden (46.2%). Dan yang paling sedikit adalah kelas VII sebanyak 15 responden (19.2%). Distribusi responden berdasarkan pengetahuan remaja putri tentang keputihan Analisis Univariat Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Keputihan Jumlah No Pengetahuan N % 1 Baik 46 59.0 2 Kurang 32 41.0 78 100 Total Sumber : Data Primer 2014 Tabel 4.3 menunjukan bahwa distribusi yang paling banyak adalah responden yang memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 46 responden (59.0%) dan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 32 responden (41.0%). Distribusi responden berdasarkan sikap remaja putri tentang keputihan Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPN 11 Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan sikap remaja putri tentang keputihan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan Jumlah Sikap No N % 1 Baik 62 79.0 2 Kurang 16 20.5 78 100 Total Sumber : Data Primer 2014 Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa distribusi yang paling banyak adalah responden yang memiliki sikap yang baik yaitu sebanyak 62 responden (79.5%) sedangkan responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 16 responden (20.5%).
Analisis Bivariat Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPN 11 Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri tentang Keputihan Sikap Jumlah No Pengetahuan Baik Kurang p-Value n % n % n % 1 Baik 42 67.7 4 25.0 46 59.0 2 Kurang 20 32.3 12 75.0 32 41.0 0.002 Total 62 100 16 100 78 100 Sumber: Data Primer. 2014 Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui hasil analisis korelasi hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan sebagai berikut: Pengetahuan baik dengan sikap baik sebanyak 42 responden dengan sikap kurang sebanyak 4 responden. Pengetahuan kurang dengan sikap baik sebanyak 20 responden, dan dengan sikap kurang sebanyak 12 responden. Hasil uji chi squqre dengan tingkat kepercayaan 95% atau derajat kemaknaan α=0,05 dimana p<0,05 (p=0,002 lebih kecil dari 0,05). Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan. Pembahasan Hasil penelitian ini diketahuinya hubungan pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri tentang Keputihan di SMP Negeri 11 Gorontalo. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini berjumlah 78 orang yang terdiri dari kelas VII sebanyak 15 responden (19.2 %), kelas VIII sebanyak 27 responden (34.6), dan kelas IX sebanyak 36 responden (46.2%) . Responden terdiri dari remaja yang berumur 13-16 tahun. Jumlah responden yang berumur 13 tahun sebanyak 21 responden (26.9%), berumur 14 tahun sebanyak 38 responden (48.7%), berumur 15 tahun sebanyak 15 responden (19.2%), dan berumur 16 tahun sebanyak 4 responden (5.1%). Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa umur yang terbanyak yaitu yang terdapat pada masa remaja tengah dan yang paling sedikit yaitu terdapat pada masa remaja akhir. Menurut Widyastuti, dkk. (2009) masa remaja tengah berada pada umur 13-15 tahun, masa remaja akhir 16-19 tahun. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan remaja putri terhadap keputihan Responden yang berada di SMPN 11 Gorontalo kebanyakan memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 46 responden dengan presentase 59.0% dari 78 orang. Adapun hasil penelitian sebagian responden pada penelitian ini mendapatkan informasi dengan cara bertukar pikiran dengan teman sejawat atau orang tua dan media mengenai keputihan. Selain itu juga siswi tersebut menyatakan mereka mendapatkan informasi tentang keputihan dari pelajaran biologi. Hal tersebut menunjukan pemahaman pengetahuan remaja putri mengenai keputihan termasuk dalam kategori baik.
Sejalan hasil penelitian Fitra (2013), diperoleh bahwa responden yang ada berjumlah 63 orang, paling banyak memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 24 orang sekitar 38.10 %. Dalam teori pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010), mengemukakan bahwa pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya), selain itu juga dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Sikap remaja putri terhadap keputihan Responden yang ada di SMP 11 Kota Gorontalo kebanyakan memiliki tingkat pengetahuan yang baik 62 orang dengan presentase 79,5% dari 78 orang. Adapun hasil penelitian sikap pada keputihan di dapatkan sikap remaja putri yang ada di SMP 11 Gorontalo yaitu baik. Tingginya remaja yang memiliki sikap yang baik karena mereka memiliki pengetahuan yang memadai tentang keputihan dan pengaruhnya memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana mengatasi keputihan. Dimana remaja selalu mengganti pakain dalam 1 hari 3x dan remaja juga mengatakan Pada saat datang bualan selalu mengganti pembalut 1 hari 3x ada juga yang sampai 4x sehari. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cinthia (2011) di SMPN 1 Pekanbaru yang menunjukan bahwa 65.7% responden memiliki sikap yang baik, dan 46,8% responden yang sikapnya kurang. Dalam teori sikap menurut Notoatmodjo (2010), bahwa sikap ialah respon terhadap seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Selain itu menurut Saam (2013), sikap adalah sesuatu yang melekat pada keyakinan terhadap suatu tindakan dengan cara-cara tertentu yang diketahuinya. Notoatmodjo (2010), mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan fungsi dari sikap, di mana sikap yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada sikap yang tidak didasari pengetahuan. Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan Berdasarkan hasil uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% atau derajat kemaknaan α=0,05 di mana p<0,05 (p=0,002 lebih kecil dari 0,05). Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri pada keputihan. Pada perbandingan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan didapatkan hasil yang tertinggi yaitu responden yang pengetahuannya baik dengan sikap baik di dapatkan hasil 42 responden, dan data yang terkecil yaitu responden dengan pengetahuan baik namun sikap mereka kurang terdapat 4 responden. Hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan menunjukan arah kecenderungan remaja dengan pengetahuan yang baik akan lebih mengarah pada sikap yang baik dan remaja dengan pengetahuan yang kurang akan kearah sikap yang kurang. Jadi hasil yang didapatkan pada penelitian ini yakni remaja putri memiliki pengetahuan yang baik dengan sikap yang baik pada keputihan. Selain itu juga peneliti mendapatkan bahwa yang berpengetahuan baik namun sikap kurang sebanyak 4 responden di mana responden tahu tentang keputihan tetapi tidak ada motivasi dalam diri responden untuk menjaga kebersihan organ genetalianya dalam mencegah keputihan. Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan merupakan fungsi dari sikap, manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin mengetahui dan untuk mengorganisasikan pengalaman yang telah diketahui, dimana sikap yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari pada sikap yang tidak didasari pengetahuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan remaja putri maka akan semakin baik sikapnya, begitu pula sebaliknya semakin kurang pengetahuan
remaja putri maka semakin kurang sikapnya pada keputihan. Menurut Saam (2013), mengemukakan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Simpulan dalam penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan Di SMP Negeri 11 Gorontalo” adalah : 1. Pengetahuan Siswi SMPN 11 Gorontalo tentang keputihan termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat 46 responden (59.0%) mempunyai pengetahuan yang baik, sedangkan terdapat 32 responden (41,0%) yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang keputihan. 2. Sikap siswi SMPN 11 Gorontalo termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat 62 responden (79.5%) mempunyai sikap yang baik dan responden dengan sikap yang kurang terdapat 16 responden (20.5%) 3. Berdasarkan hasil analisis dari uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% atau derajat kemaknaan 0,05 dimana memperlihatkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang keputihan di SMPN 11 Gorontalo yakni p<0,05 (p=0,002 lebih kecil dari 0,05. Saran 1. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah khususnya dibagian bimbingan UKS dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswi tentang keputihan serta cara mengatasi keputihan. 2. Bagi Siswi Diharapkan dapat menjadi motivasi atau pembelajaran bagi siswi terhadap peningkatan kesehatan reproduksi wanita. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi dan bisa membut pertanyaan berupa angket atau kuesioner secara bervariasi, baik dari pengetahuan, sikap maupun perilaku tentang keputihan.
DAFTAR PUSTAKA Actafiya, Adik Milda, 2012. Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas X Tentang Keputihan di SMK Muhamadiyah 1 Sragen, (http://www.Sekolah tinggi ilmu kesehatan kusuma husada Surakarta.ac.id.diakses tanggal 24 Desember 2014). Ali, Mohammad, 2006, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara. Amelia, Rizky, Meliza, 2013, Gambaran Perilaku Remaja Putri Menjaga Kebersihan Organ Genitalia Dalam Mencegah Keputihan, Pekanbaru. Ayuningtyas, Novrianta, Donatalia, 2011, “Hubungan antara Pengetahuan dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Ekstrena dengan kejadian Keputihan pada Siswi SMA Negeri 4 Semarang, KTI”. Fakultas Kedokteran Universitas Dipenogoro. Bahri, Ahmad, 2012, Cara Mudah Atasi Keputihan, Jogjakarta : Buku Biru.
Fitra, Ade, 2013, Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Remaja Putri Tentang Keputihan Di SMPN 1 Tilongkabila Bone Bolango. KTI. Politeknik Kesehatan Kemenkes Gorontalo. Cinthia, Sischa 2011, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Mencegah Keputihan di SLTA Negeri 1 Pekanbaru.(http:/
[email protected]) diakses tanggal 14 juni 2014 Fri, 2012, Gambaran Pengetahuan Siswi Tentang Keputihan di SLTPN (http://blogspot.com/2012/gambaran-pengetahuan-siswi-tentang keputihan.html diakses tanggal 24 Desember 2014). Hidayat, Alimul, Aziz, 2008, Riset Keperawatan dan Tekinik Penulisan Ilmiah, Jakarta ,Salemba Medika. Imron, Ali, 2012, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Jogjakarta : Ar-ruzz media. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta PT Rineka Cipta. -------------------2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta. -----------------2007. Definisi Pengetahuan Serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan (online). Avalable : (http://duniabaca.com/definisi-pengetahuanserta-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengetahuan.Html. diakses tanggal 13 maret 2014). Putra, Rizema, Sitiatava, 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah, Jogjakarta, D-Medika. Putri, Octavia, Amanda, 2012. Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku “Feminine Hygiene Terhadap Terjadinya Keputihan Di SMA “X” Kota Subang. Fakultas Kedokteran Universitas Bandung. Saam, Zulfan, 2013. Psikologi Keperawatan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Saydam, Syafani, 2012. Waspadai Penyakit Reproduksi Anda. Bandung : Pustaka Reka cipta. Setiadi, 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan, Jogjakarta, Graha Ilmu Sibagaring, dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi, Wanita. Jakarta : Trans info. Sitompul, Julianti, 2012, Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Keputihan di SMA Negeri 16 Medan. Fakultas Keperawatan USU Sudjana, Nana (2005). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suyanto, 2011, Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Jogjakarta : Nuha Medika. Widyastuti, dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi. Jogjakarta : Fitramaya. Wijayanti, Daru , 2009, Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta: Book Marks.