HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015
Oleh : Suyanti
ABSTRAK
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang profesional harus mempunyai kompetensi dalam menolong persalinan yaitu bidan harus berusaha menolong persalinan dengan asuhan persalinan normal (APN) yang terdiri dari 58 langkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kompetensi bidan dengan kepatuhan pelaksanaan asuhan persalinan normal di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan desain cross sectional, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh bidan yang bekerja di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015 sebanyak 19 bidan dan sampelnya sebanyak 19 bidan (total sampling). Analisis data terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan APN diperoleh sebesar 97,3% dengan kategori baik, pengetahuan diperoleh sebesar 86,8% dengan kategori baik dan sikap diperoleh sebesar 74,4% dengan kategori cukup. Ada hubungan antara pengetahuan ( value = 0,007) dan sikap ( value = 0,030) dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015. Disarankan agar lebih meningkatkan kualitas bidan dalam melaksanakan APN serta ditunjang dengan keikutsertaan bidan dalam berbagai pelatihan dan seminar tentang APN sebagai usaha agar persalinan dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera (Kementerian Kesehatan RI, 2013:3).
Beberapa indikator yang dapat menunjukkan derajat kesehatan masyarakat di suatu negara yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan hasil SDKI tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sementara target Millenium Development Goals tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Indonesia tahun 2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup dan hasil SDKI tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup, sementara target MDGs tahun 2015
adalah 23 per 1.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2013:47). AKI di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2012 sebesar 80,14 per 100.000 kelahiran hidup atau mengalami penurunan dibanding tahun 2012 sebesar 86,27 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara AKB di Propinsi Jawa Barat mengalami penurunan yaitu pada tahun 2013 sebesar 26 per 1.000 kelahiran hidup, sementara pada tahun 2012 sebesar 28 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2013:21). Perlu adanya upaya kerja keras untuk menurunkan angka kematian baik pada ibu maupun bayi dan salah satu adalah memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas sejak masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Namun, disatu sisi dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih banyak ibu yang tidak mau meminta pertolongan tenaga terlatih dalam asuhan persalinannya. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga non kesehatan justru memiliki risiko yang lebih besar bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi karena dalam pertolongan persalinannya belum mengikuti prosedur yang memenuhi
standar (Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, 2008:23). Berdasarkan data RSUD Cideres pada tahun 2012 diketahui jumlah persalinan sebanyak 1.323 persalinan dan angka kematian ibu sebesar 21 kasus dengan penyebab utamanya perdarahan 8 kasus, preeklampsi 6 kasus, infeksi sebanyak 4 kasus dan lain-lain sebanyak 3 kasus. Sementara pada tahun 2013 jumlah persalinan 1.530 persalinan dan angka kematian ibu sebesar 26 kasus dengan penyebab utamanya perdarahan 6 kasus, preeklampsi 9 kasus, infeksi sebanyak 6 kasus dan lain-lain sebanyak 5 kasus. Berdasarkan data tersebut, maka angka kematian ibu di Cideres mengalami kenaikan pada tahun 2012-2013 dari 21 kasus menjadi 26 kasus. Berdasarkan data di RSUD Cideres dari 19 bidan belum semuanya mengikuti pelatihan APN. Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan antara pengetahuan dan sikap bidan dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2015”.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010:86) cross sectional adalah suatu pendekatan dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko
dan variabel terikat atau akibat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bidan di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 yaitu sebanyak 19 bidan.
HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Gambaran Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015
Variabel
Mean (ratarata)
Median (nilai tengah)
Standar deviasi
Nilai MinimumMaksimum
95% CI
Pelaksanaan APN
56,48
58,00
1,851
53-58
55,72 57,24
–
rata pelaksanaan APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 berkisar antara 55,72-57,24. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 sudah cukup baik. b. Gambaran Pengetahuan Bidan tentang Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 sebesar 56,48 (95%CI: 55,7257,24), nilai median 58,00 dengan standar deviasi 1,851. Skor pelaksanaan APN yang paling rendah sebesar 53 dan yang paling tinggi sebesar 58. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-
Variabel Pengetahuan tentang APN
Median (nilai tengah)
Mean (rata-rata) 17,36
18,00
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata pengetahuan bidan tentang Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 sebesar 17,36 (95%CI: 16,79-17,93), nilai median 18,00 dengan standar deviasi 1,381. Skor pengetahuan bidan tentang APN yang paling rendah sebesar 14 dan yang paling tinggi sebesar 20. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
Standar deviasi
Nilai MininumMaksimum
1,381
14-20
95% CI 16,7917,93
pengetahuan bidan tentang APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 berkisar antara 16,79-17,93. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 sudah cukup baik. c. Gambaran Sikap Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015
Variabel Sikap dalam pelaksanaan APN
Mean (rata-rata) 44,68
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata sikap bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 sebesar 44,68
Median (nilai tengah)
Standar deviasi
Nilai MininumMaksimum
95% CI
45,00
3,497
36-50
43,2446,12
(95%CI: 43,24-46,12), nilai median 45,00 dengan standar deviasi 3,497. Skor sikap bidan dalam APN yang paling rendah sebesar 36 dan yang paling tinggi sebesar 50. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata sikap bidan dalam APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015
berkisar antara 43,24-46,12. Hal ini menunjukkan bahwa sikap bidan terhadap APN di RSUD Cideres
Kabupaten Majalengka sudah cukup baik.
tahun 2015
1. Analisis Bivariat a. Hubungan antara Pengetahuan dengan Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD
Variabel Pengetahuan bidan
Pelaksanaan APN
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 memiliki hubungan yang bersifat sedang dengan nilai standar deviasi sebesar 0,507. Hasil penghitungan statistik dengan value = 0,007 dengan α value < α),
Variabel Sikap bidan
Pelaksanaan APN
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa hubungan antara sikap dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 memiliki hubungan yang bersifat sedang dengan nilai standar deviasi sebesar 0,434.
Cideres Kabupaten tahun 2015
Majalengka
Pengetahuan bidan
Pelaksanaan APN
1,000
,526(**)
. 19
,007 19
,526(**)
1,000
,007 19
. 19
dengan demikian hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaankan asuhan persalinan normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015. b. Hubungan antara Sikap dengan Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015
Sikap bidan
Pelaksanaan APN
1,000
,434(*)
. 19
,030 19
,434(*)
1,000
,030 19
. 19
Hasil penghitungan statistik dengan value = 0,0341 dengan α value < α), dengan demikian hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal (APN) di RSUD
Cideres Kabupaten Majalengka tahun
2015.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan pengetahuan dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015. Pengetahuan bidan yang kurang baik terhadap pelaksanaan APN dapat menyebabkan kurang baik pula kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang dilakukannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Purwandari (2008) yang mengungkapkan bahwa pengetahuan bidan yang baik yang ditunjang oleh pendidikan dan pengalaman yang baik akan mampu menegakan beberapa prinsip dasar asuhan persalinan normal (APN). Juga teori Purwandari (2008) bahwa pengetahuan bidan yang baik yang ditunjang oleh pendidikan dan pengalaman yang baik akan mampu menegakan beberapa prinsip dasar asuhan persalinan normal (APN) yaitu diantaranya mampu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi dan dapat memberikan perhatian serta dukungan kepada ibu selama proses persalinan yang baik sehingga ibu akan memperoleh rasa aman dan keluaran bayi lahir yang lebih baik dan lancar dan melaksanakan prosedur tetap dalam melakukan asuhan persalinan. Pengetahuan merupakan resultan dari akibat proses penginderaan terhadap suatu obyek. Penginderaan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan pendengaran. Pengukuran atau penilaian pengetahuan pada umumnya dilakukan melalui tes atau wawancara dengan alat bantu kuesioner berisi materi yang ingin diukur responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Yamin (2008:98) apabila semua tingkat pada ranah kognitif sudah dapat diterapkan secara merata dan terus menerus digunakan di setiap kegiatan pengajaran dan latihan, maka kualitas keterampilan
dan tindakan seseorang akan semakin baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Anita (2007:54) mengenai hubungan kompetensi bidan dalam pelaksanaan asuhan persalinan normal di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007 menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal. Juga dengan hasil penelitian Fitrohayati (2009:62) mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan dalam melaksanakan manajemen aktif kala tiga di Kabupaten Wonosobo menyatakan bahwa bahwa pengetahuan bidan berhubungan dengan terlaksananya manajemen aktif kala III yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka untuk melaksanakan standar asuhan persalinan normal (APN) diperlukan pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar yang ada, salah satu upayanya yaitu perlunya bidan mengikuti pelatihan APN terutama yang belum pernah mengikuti pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara kompetensi bidan berdasarkan sikap dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015. Sikap bidan yang kurang mendukung terhadap pelaksanaan APN dapat menyebabkan kurang baik pula kepatuhan bidan dalam pelaksanaan APN yang dilakukannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa sikap bidan terhadap asuhan persalinan normal (APN) yaitu yang dibuktikan dengan adanya tindakan yang sesuai saat persalinan berdasarkan 58 langkah asuhan persalinan normal merupakan salah satu faktor keberhasilan bidan dalam menyelamatan ibu dan bayi di masa kritis yaitu masa persalinan dan masa nifas (Purwandari, 2008). Juga dengan teori menurut Kartono
(2000) bahwa sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah dipengaruhi) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan. Sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan berpikir (neutral) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasi melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada perilaku. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Maulana (2009:121) bahwa sikap seseorang adalah predisposisi (keadaan mudah dipengaruhi) untuk memberikan tanggapan terhadap rangsangan lingkungan. Sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan berpikir (neutral) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu obyek yang diorganisasi melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung pada perilaku. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Purwandari (2008:19) bahwa sikap bidan terhadap asuhan persalinan
normal (APN) yaitu yang dibuktikan dengan adanya tindakan yang sesuai saat persalinan berdasarkan 58 langkah asuhan persalinan normal merupakan salah satu faktor keberhasilan bidan dalam menyelamatan ibu dan bayi di masa kritis yaitu masa persalinan dan masa nifas. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wattimena (2008:63) mengenai penerapan standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh bidan di RSUD Kabupaten Sorong menyatakan bahwa sikap bidan berpengaruh terhadap pelaksanaan APN. Juga dengan hasil penelitian Wardani (2009:39) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan APN di Kabupaten Blitar menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan APN. Berdasarkan hasil penelitian ini maka upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan APN dapat dilakukan instansi kesehatan dengan menumbuhkan sikap bidan yang mendukung terhadap pelaksanaan APN melalui kegiatan seminar, pelatihan dan pengawasan.
SIMPULAN 1. Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 diperoleh sebesar 97,3% dengan kategori baik. 2. Pengetahuan bidan tentang APN di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 diperoleh sebesar 86,8% dengan kategori baik. 3. Sikap bidan dalam pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka
tahun 2015 diperoleh sebesar 74,4% dengan kategori cukup. 4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 ( value = 0,007). 5. Ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal (APN) di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka tahun 2015 ( value = 0,030).
DAFTAR PUSTAKA Anita. 2007. Hubungan Kompetensi Bidan dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007. Medan: Universitas Sumatera Utara. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Bambang. 2008. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. (2013). Assessment GAVI-HSS. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Anak Provinsi Jawa Barat. Fitrohayati. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Bidan Dalam Melaksanakan Manajemen Aktif Kala Tiga di Kabupaten Wonosobo Tahun 2009. http://www.scribd.com., diakses tanggal 20 Maret 2015. Ikatan Bidan Indonesia, 2006. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Jakarta: Ikatan Bidan Indonesia. Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR/POGI. Maulana. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Mubarok, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-prinsip Dasar). Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Purwandari, A. 2008. Konsep KebidananSejarah dan Profesionalisme. Jakarta: EGC. Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Wardani. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan APN di Kabupaten Blitar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Wattimena. 2008. Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal (APN) oleh Bidan di RSUD Kabupaten Sorong. Semarang: Universitas Diponegoro. Wawan, A. dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Jakarta. Nuha Medika. Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Wulandari, S.R. 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publising. Yamin.
2008. Tingkatan Kognitif. www.yasminfile.blogspot.com, diakses tanggal 12 Januari 2015.