Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN INFORMASI DENGAN PERILAKU SADARI DI MTS MATHLA’UL ANWAR KOTA TANGERANG TAHUN 2015 Atnesia Ajeng, Ega Amelinda Gauri DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Kejadian kanker payudara di indonesia sampai saat ini banyak menyerang wanita pada stadium lanjut sehingga pengobatan sudah sulit dilakukan sehingga berakhir dengan kematian. Jumlah remaja Indonesia telah mencapai angka 62 juta yaitu orang yang berada pada rentang usia antara 10-24 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan informasi dengan perilaku SADARI di MTS Mathla’ul Anwar kota Tangerang. Adapun alat pengumpulan data dengan kuesioner dengan tekhink purposive sampling. Data dianalisa dengan menggunakan uji chi square dengan p value < 0,001 penyajian data dalam penelitian ini di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pengetahuan terhadap perilaku SADARI termasuk siswi MTS Mathla’ul Anwar Kota Tangerang kategori baik sebanyak 78,1% dan kategori kurang sebanyak 52,5%. Dari uji statistik menggunakan chi square test, di dapatkan hasil signifikan = 0,002 < ɑ 0,005 yang artinya kemungkinan remaja yang tidak mendapatkan informasi memiliki perilaku SADARI sebanyak 88,4 % dan di dapatkan hasil signifikan = 0,00 < ɑ 0,005 yang artinya ada hubungan antara informasi dengan perilaku SADARI. Berdasarkan data di atas bahwa yang berhubungan dengan perilaku SADARI adalah pengetahuan dan informasi, sehingga bagi pihak pendidikan dan MTS Mathla’ul Anwar kota Tangerang diharapkan mempertahankankan serta meningkat informasi mengenai perilaku SADARI di kalangan remaja. Kata Kunci
: Perilaku SADARI, Pengetahuan, Informasi
PENDAHULUAN Kejadian
di
Jumlah remaja Indonesia telah mencapai
banyak
angka 62 juta. Artinya, seperempat
menyerang wanita pada stadium lanjut
penduduk Indonesia adalah remaja,
dengan penyulit metastasis sehingga
yaitu orang yang berada pada rentang
pengobatan
lakukan
usia antara 10-24 tahun. Jika 35%
sehingga berakhir dengan kematian,
diantara mereka adalah siswa SMA,
indonesia
kanker
sampai
sudah
saat
payudara ini
sulitdi
17
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
artinya dalam 7 tahun kedepan akan ada
pemeriksaan payudara sendiri sehingga
20 juta manusia dewasa Indonesia yang
dapat mengetahui kondisi payudaranya.
idealnya berada pada usia dewasa dan
Paparan informasi ini sangat penting
produktif. Remaja
karena
Indonesia
meningkatkan
pengetahuan
menggunakan batasan usia 11-24 tahun
remaja putri mengenai kanker payudara
dan belum menikah. (Sarwono 2008).
dan bahayanya serta cara-cara untuk
Adanya
informasi
tentang
melakukan deteksi dini terhadap kanker
SADARI serta kanker payudara menjadi
payudara ini.(Handayani, 2008).
motivasi para wanita untuk menambah
Perilaku SADARI adalah suatu
pengetahuan tentang area payudara. Hal
tindakan
ini
untuk
keadaan payudaranya guna mengetahui
pengetahuan
tentang
ada atau tidaknya benjolan yang tidak
payudara.
Semakin
normal dan perubahan lain pada bentuk
pengetahuan
payudara yang meliputi : inspeksi dan
menjadi
menambah
dasar
pemeriksaan meningkatnya
utama
tingkat
wanita
palpasi
maka akan mempengaruhi
perilaku
merupakan satu metode pemeriksaan
wanita untuk menyadari pentingnya
dini guna mendeteksi adanya kanker
pemeriksaan payudara sendiri untuk
pada payudara, dan merupakan metode
mencegah risiko kanker payudara. Hal
pemeriksaan yang paling sederhana dan
tersebut meningkatkan kesadaran para
mudah dilakukan hanya cukup beberapa
wanita khususnya usia dewasa awal
menit dengan menggunakan jari-jari
untuk
tangan
mempraktekkan
diri
secara
sendiri langsung
dengan
payudara.
mengenali
tentang pemeriksaan payudara sendiri
memotivasi
pada
dalam
meraba
SADARI
seluruh
permukaan payudara yang dilakukan 18
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
rutin setiap bulan setelah selesai masa
kesehatan
menstruasi. Tahapan SADARI terdiri
mammografi.
dari dua bagian pemeriksaan, yaitu
payudara terdeteksi pertama kali oleh
inspeksi (pemeriksaan dengan seksama)
penderitanya sendiri. Untuk itu, agar
yang
cara
kanker tersebut dapat dideteksi lebih
memperhatikan perubahan yang terjadi
awal, pemeriksaan payudara sendiri
pada bentuk dan ukuran payudara di
perlu dilakukansecara rutin setiap bulan
depan
cermin,
oleh para wanita, baik wanita yang
kedua
tangan
dilakukan
dengan
dengan
menaruhnya
pemeriksaan
Umumnya,
kanker
di
beresiko tinggi maupun wanita tanpa
belakang kepala sambil membusungkan
resiko. Deteksi dini merupakan suatu
dada dan melihat apakah ada perubahan
langkah yang sangat penting untuk
yang
mengurangi tingkat kematian karena
tidak
dan
mengangkat
dan
biasa
pada
payudara,
kemudian
meletakan
kedua
tangan
kanker payudara. Deteksi dini ini dapat
dipinggang
sambil
menekan
bahu.
dilakukan dengan cara pemeriksaan
Semua pengamatan tersebut dilakukan
payudara sendiri, breast imaging, dan
dengan tujuan untuk menemukan ada
pengujian mamografi. Hasil penelitian
atau tidaknya tumor yang terletak dekat
di Amerika menunjukkan bahwa dengan
dengan kulit. (Varney, 2007).
pengujian
Pemeriksaan (SADARI)
payudara
deteksi
pada
wanita
berumur 40 tahun dapat mengurangi
dini
tingkat kematian hingga 30% sedangkan
kanker payudara yang paling mudah
breast imaging juga dapat mendiagnosis
dibanding dengan
kista secara akurat sebesar 95% - 99%
pemeriksaan
merupakan
sendiri
mamografi
yang lain
payudara
oleh
yaitu tenaga
tetapi 19
tidak
secara
definitiv
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
menyingkirkan lesi malignan (Diananda,
yang akan dilakukannya.(Notoatmojo,
2009).
2007)
Menurut teori Lawrence Green
Menurut hasil penelitian Niatilina
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
(2006) tentang pemeriksaan payudara
terbentuknya
yaitu:
sendiri di SMU Harapan Hamparan
faktor predisposisi/predisposing factor
Perak kelas II bahwa responden yang
(yang mencakup pengetahuan, sikap,
mengetahui tentang SADARI adalah
kepercayaan, pendidikan, tingkat sosial,
mayoritas sebanyak 22 orang (62,9%)
ekonomi,
yang berpengetahuan kurang, sedangkan
suatu
dan
perilaku,
sebagainya).
Faktor
pemungkin/ enabling factor (mencakup
kelas I yaitu
ketersediaan sarana dan prasarana atau
orang (37,1%)
fasilitas kesehatan). Faktor penguat/
cukup.
reinforcing
sikap
tentang SADARI di SMA YP Swasta
danperilaku tokoh masyarakat, tokoh
Medan. Dari 96 responden yang diteliti
agama, patugas kesehatan). Dari teori-
mayoritas yang berpengetahuan kurang
teori yang tersebut di atas dapat
sebanyak
diketahui bahwa pengetahuan memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 35 orang
peranan penting dalam terbentuknya
(36,5%), sedangkan minoritas yang
perilaku
berpengetahuan baik sebanyak 1 orang
factor
pada
seseorang (berperilaku
(meliputi
seseorang.
baru
akan
baru)
Karena beperilaku
setelah
minoritas sebanyak 13 yang berpengetahuan
hasil penelitian Irma (2008)
60
orang
(62,5%),
(1,0%). (Varney, 2007).
dia
Notoatmojo (2007) menjelaskan
mendapatkan pemahaman tentang apa
bahwa
perilaku
masyarakat 20
tentang
seseorang kesehatan
atau di
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
tentukan
oleh
informasi,
pengetahuan,
kepercayaan
dan
sikap,
mudah menemukan sesuatu yang tidak
tradisi.
beres, bagaimanapun SADARI adalah
Masih kurangnya kesadaran wanita-
bagian
wanita Indonesia dalam melakukan
perubahan payudara dari waktu ke
deteksi dini terhadap kanker payudara,
waktu. ( Azizah, 2009)
bahkan masih banyak wanita belum mengetahui
cara-cara
untuk
mengenal
Berdasarkan latar belakang di atas
dini.
di kemukakan di mana masih kurangnya
Sadari merupakan salah satu deteksi dini
pengetahuan remaja tentang periksa
untuk
kanker
payudara sendiri yang di peroleh secara
payudara yang akan lebih efektif jika
khusus dari petugas kesehatan dan
dilakukan sedini mungkin ketika wanita
keengganan remaja untuk mengetahui
mencapai usia reproduksi.
cara-cara SADARI, oleh karena itu
mencegah
Pengetahuan
deteksi
penting
terjadinya
remaja
khususnya
peneliti
tertarik
untuk
remaja putri untuk melakukan SADARI
penelitian
masih
mendeteksi
pengetahuan dan informasi remaja putri
kanker payudara stadium dini sangat
dengan perilaku pemeriksaan payudara
mudah dan biasa di lakukan sendiri di
sendiri SADARI khususnya
rumah, cukup beberapa menit, sebulan
Mathla’ul Anwar kota Tangerang.
kurang
padahal
tentang
melakukan hubungan
di MTS
sekali, dengan periksa payudara sendiri sehingga kanker payudara dapat di
METODE PENELITIAN
temukan pada stadium awal dan segera
Penelitian ini dilaksanakan di MTS
dapat di obati atau di sembuhkan.
Mathla’ul
Semakin sering mengenalnya semakin 21
Anwar
kota
Tangerang.
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
dikatakan Ha diterima artinya variable
rancangan Crossectional
stastistik terdapat hubungan bermakna
Sampel menggunakan siswi kelas
sedangkan apabila P value >α, maka Ha
VII dan VIII MTS Mathla’ul Anwar
ditolak artinya kedua variabel tidak ada
kota tangerang teknik sampling yang
hubungan.
digunakan adalah purposive sampling. Teknik atau cara pengumpulan Cara
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengambilan data dilakukan dengan cara
HASIL
memberikan
1. Hubungan Antara Pengetahuan
lembar
pernyataan
persetujuan dan membagikan kuesioner
Dengan perilaku (SADARI)
Pengeta pada siswi, kemudian menjelaskan cara
Perilaku SADARI Responden F Ya% FTidak % huan
penelitian disuruh
pengisiannya. mengisi
kuesioner
Jumla h F
P Value
OR
0,002
0,178 CI=062516
%
Baik 25 78,1 7 21,9 32 100 dengan Kurang 21 52,5 19 47,5 40 100 Total 46 63,9 26 36,1 72 100
selesai dan kueioner diambil pada saat
itu juga oleh peneliti. lalu dikumpulkan Berdasarkan
dan diolah.
Chi
Square
berpengetahuannya kurang sebanyak 21 responden (52,5%). Didapatkan
dengan α = 0,05. Tabel silang 2 variabel
apabila
/ hasil
independent,
sehingga
penelitian
statistic
menunjukan P value <
yang
25 responden (78,1%), dan yang
dengan
menggunakan derajat kepercayaan 95 %
(dependen
siswi
berpengetahuannya baik sebanyak
Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan
tabel
hasil uji statistik p value = 0,002< α 0,05 yang berarti Ha gagal ditolak, artinya
α , maka 22
ada
hubungan
antara
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
pengetahuan
dengan
perilaku
ditolak, artinya ada hubungan antara
SADARI. OR = 0,178 artinya remaja
Informasi dengan Perilaku SADARI.
yang berpengetahuan kurang 1 kali
OR = 0,050 artinya tidak menutup
lebih
tidak
kemungkinan
remaja
dibandingkan
mendapatkan
informasi
berpeluang
berperilaku
untuk
sadari
dengan remaja yang berpengetahuan
Dengan
Antara
Informasi
1. Pengetahuan Berdasakan
perilaku pemeriksaan
Perilaku SADARI Ada Tidak ada F % F % 8 27,6 21 72,4 38 88,4 5 11,6
F 29 43
% 100 100
46
72
100
63,9
26
36,1
Jumlah
P Value 0,00
sebanyak terhadap
8
responden perilaku
dengan
antara perilaku
mengetahui perilaku SADARI
yang baik sebanyak 25 responden (78,1%), dan yang berpengetahuan kurang sebanyak
informasinya
mendapatkan
OR pengethuan
0,050 yang CI=01 5-173
(52,5%).
sebanyak 38 responden (88,4%) dan yang
penelitian
SADARI di peroleh dari 72 siswi
Berdasarkan tabel remaja putri yang mendapatkan
hasil
didapatkan ada hubungan
payudara sendiri (SADARI)
tidak
memiliki
PEMBAHASAN
2. Hubungan
Ada Tidak ada Total
tidak
perilaku SADARI.
baik .
Infor masi
yang
21 responden
Terhadap
perilaku
SADARI. OR = 0,178 artinya remaja
informasi
yang berpengetahuan kurang 1 kali
(27,6%)
lebih
SADARI.
berpeluang
untuk
tidak
berperilaku SADARI di bandingkan
Didapatkan hasil uji statistik p value
dengan remaja yang berpengetahuan
= 0,00< α 0,05 yang berarti Ha gagal
baik. 23
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Pengetahuan sendiri merupakan
terdapat hubungan yang signifikan
hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
antara pengetahuan dengan perilaku
orang
SADARI pada siswa SMA N 62
melakukan
tehadap
suatu
penginderaan
objek
tertentu.
Jakarta tahun 2012. Nilai odds rasio
Penginderaan ini 3terjadi melalui
tidak
pancaindra manusia, yakni indra
frekuensi
penglihatan,
berpengetahuan
pendengaran,
bisa
dihitung
dikarenakan
responden
yang
kurang
dan
penciuman, rasa dan raba. Sebagian
berperilaku positif bernilai 0 (tidak
besar pengetahuan manusia diperoleh
ada).
dari mata dan telinga (Notoatmodjo,
2. Informasi
2007).
Berdasakan
Penelitian dari Sari Septiani, 2012.
ini
menunjukkan
responden
yang
hasil
penelitian
didapatkan ada hubungan
bahwa
pengethuan
dengan
antara perilaku
memiliki
SADARI di peroleh dari 72 siswi
pengetahuan tinggi mengenai deteksi
yang mengetahui perilaku SADARI
dini
yang
kanker
payudara
SADARI
tidak
mendapatkan
adalah (86,7%) dan hanya sebanyak
informasinya sebanyak 8 responden
2
(27,6%)
orang
yang
berpengetahuan
terkategorikan
yang
mendapatkan
memiliki
informasi sebanyak 38 responden
yang
negatif.
(88,4%) terhadap perilaku SADARI.
uji
statistik
OR = 0,050 artinya remaja yang
diperoleh nilai p = 1,000 > 0,05,
tidak mendapatakan informasi 0 kali
maka dapat disimpulkan bahwa tidak
untuk
perilaku
rendah
dan
SADARI
Berdasarkan
hasil
24
berperilaku
SADARI
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
dibandingkan dengan remaja yang
payudaranya
memiliki informasi untuk berperilaku
Paparan informasi ini sangat penting
SADARI.
karena meningkatkan pengetahuan
Adanya informasi tentang SADARI
remaja
serta
menjadi
payudara dan bahayanya serta cara-
untuk
cara untuk melakukan deteksi dini
kanker
motivasi
payudara
para
wanita
(Handayani,
putri
mengenai
2008).
kanker
menambah pengetahuan tentang area
terhadap kanker payudara ini.
payudara. Hal ini menjadi dasar
Dari hasil penelitian Verdiansyah,
utama untuk menambah pengetahuan
2004,
tentang
payudara.
keterpaparan media tentang perilaku
tingkat
SADARI dengan perilaku SADARI
pemeriksaan
Semakin pengetahuan payudara
meningkatnya tentang sendiri
pemeriksaan maka
analisis
menunjukkan
akan
responden
hubungan
sebanyak
yang
terpapar
antara
(78,9%) media,
mempengaruhi perilaku wanita untuk
memiliki perilaku SADARI yang
menyadari pentingnya pemeriksaan
negatif, demikian pula sebanyak
payudara sendiri untuk mencegah
(88,9%)
risiko kanker payudara. Hal tersebut
terpapar media memiliki perilaku
meningkatkan kesadaran para wanita
SADARI yang negatif. Berdasarkan
khususnya usia dewasa awal untuk
hasil uji statistik diperoleh nilai p =
memotivasi
diri
0,435
mempraktekkan
secara
sendiri
responden
>
0,05,
yang
maka
tidak
dapat
langsung
disimpulkan bahwa tidak terdapat
sendiri
hubungan yang signifikan antara
sehingga dapat mengetahui kondisi
keterpaparan media dengan perilaku
pemeriksaan
payudara
25
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
SADARI pada siswa SMAN 62
atau
Jakarta
Paparan
Mathla’ul Anwar Kota Tangerang yang
SADARI
berperilaku SADARI adalah siswi yang
tahun
informasi
2012.
mengenai
sebagian
besar
berpengetahuan
tidak berhubungan dengan perilaku
terpapar berperilaku SADARI adalah
SADARI kemungkinan diakibatkan
siswi yang terpapar informasi dari
oleh
tenaga kesehatan.
kedua
media
tersebut yang lebih jarang digunakan
Implikasi
oleh siswi
penelitian
dengan
ini,
88,4%
MTS
melalui media cetak dan elektronik
pemanfaatan
Baik.
siswi
yang
dilakukannya
diharapkan
dapat
menambah pengetahuan pada siswasiswi khususnya para remaja putri akan
PENUTUP Berdasarkan yang dilakukan menarik
hasil
penelitian
pentingnya pemeriksaan dini payudara
maka penulis dapat
kesimpulan
bahwa
dan
Hasil
cara
payudara
SADARI sendiri)
(pemeriksaan
sebagai
upaya
penelitian di dapat perilaku SADARI di
pencegahan timbulnya penyakit kanker
MTS Mathla’ulAnwar Kota Tangerang
payudara.
tahun
2015.
Perilaku
Distribusi
SADARI
di
frekuensi Madrasah
TsanawiyahMathla’ul Anwar
REFERENSI Ariyaty, F.W, Mediastuti, F, Kusminatun. 2012. Efektifitas Pendidikan Kesehatan Sadari terhadap sikap Sadari pada Remaja Putri kelas XI di SMA Negeri Pajangan Bantul. Jurnal Kebidanan Arimbi, Volume V no.4 April 2012.
Kota
Tangerang yang berperilaku SADARI sebanyak 46 responden (45,8%), dan yang
tidak
berperilaku
SADARI
Asdan. 2005. Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Remaja
sebanyak 39 responden (54,2%). 78,1% 26
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Putri Dalam Menjaga Kebersihan Alat Genetalia dengan Kejadian Kesehatan Reproduksi. Pineleng : SMAN 2 Pineleng
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan, Edisi ke empat. Cetakan ke tiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ekanita, P dan Khasidah, A. 2013. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap WUS terhadap Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol. 4. No. 1. Desember 2013.
Pribakti. 2008. Karakteristik Remaja. Jakarta : Rineka Cipta
Indrawati. 2007. Ilmu Perilaku Kesehatan reproduksi. Jakarta : Rineka Cipta
Rafidah, I. 2012. Pengaruh Kesehatan Reproduksi pada remaja putri dengan personal hygiene. Semarang: Universitas Airlangga
Manuaba, IBG. 2009. Ilmu Kebidanan, sistem organ reproduksi, Dan kesehatan sistem kesehatan reproduksi. Jakarta : EGC
Sabri, Hatono. 2010. Kapita Selekta Pelaksanaan Rutin Obstetric Genokologi dan Kesehatan Reproduksi, Jakarta : EGC
Nasdaldy. 2006. Profil Kesehatan Indonesia. Dalam http://laporanpendahuluan-sdki-2012.pdf
Sarwono. 2011. Buku Panduan Praktis karakteristik remaja. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Nasihah,M, Rodliyatus S. 2013. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Sadari. Jurnal Midpro, edisi 1 /2013.
Seftiani, D. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Sadari Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Jurnal Unpad Vol 1 No 1 2012.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Penyakit Menular Seksual : Ilmu dan pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta
Septiani, S dan Suara, M. 2012. FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 5. No. 1.Januari 2013.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Konsultasi Kebidanan : cara ilmiah memperoleh pengetahuan. Jakarta : Rineka Cipta Octaviyanti. 2006. Prosedur Penelitian dan pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta
27
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.1 Tahun 2017
Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Wiknjosastro. 2010. Ilmu Kesehatan reproduksi. Jakarta : Rineka Cipta Wahyuni, D, Edison, Harahap, W, A. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015.
28