HUBUNGAN PEMAHAMAN IBADAH DENGAN AKHLAK KARIMAH SISWA SMA SUDIRMAN 2 BANYUMANIK SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar S1 Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh
MARIA RACHMAWATI NIM 3103020
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2008
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal
Tanda Tangan
Pembimbing I Prof.Dr. Ibnu Hadjar M.Ed Nip 150218061
08 – 07 - 2008
_______________
Pembimbing II Drs. Sajid Iskandar. Nip 150231364
04 – 07 – 2008
_______________
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
1. Ketua Sidang
_______________ Drs. Sajid Iskandar
2. Sekretaris Sidang
_______________ Siti Tarwiyah, M.Hum
3. Penguji 1
_______________ Dra. Ani Hidayati, M.Pd
4. Penguji 2
_______________ Drs. Wahyudi, M.Pd
iii
MOTTO
ﻟﻤﻦ آﺎن ﻳﺮﺟﻮ اﷲ,ﻟﻘﺪ آﺎن ﻟﻜﻢ ﻓﻲ رﺳﻮل اﷲ اﺳﻮة ﺣﺴﻨﺔ (21:واﻟﻴﻮم اﻻﺧﺮ ودآﺮاﷲ آﺜﻴﺮا )اﻻﺣﺰاب “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.1
1
Depag RI, Op. Cit., hlm. 670.
iv
ABSTRAK
Maria Rachmawati (NIM: 3103020). Hubungan Pemahaman Ibadah dengan Akhlak Karimah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang. Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2008. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pemahaman ibadah siswa, akhlak karimah siswa dan hubungan antara Pemahaman Ibadah dengan Akhlak Karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang. Subyek penelitian sebanyak 68 responden siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode angket, metode tes dan metode dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik regresi sederhana. Dari hasil perhitungan rata-rata pemahaman ibadah siswa diketahui nilainya sebesar 57,73 terletak pada interval 57-59, sedangkan perhitungan rata-rata akhlak karimah siswa nilainya sebesar 55,83 terletak pada interval 55-57. Sedangkan hasil dari analisis menunjukkan bahwa persamaan regresi variabel Y (akhlak karimah) pada variabel X (pemahaman ibadah) adalah Y = 19,883+ 0,585X. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa persamaan tersebut signifikan (F= 70,924; p < 000), terlihat dari Fh > Ft(1%) = 7,04 dan Fh > Ft (5%) = 3,99. Sedangkan sumbangan X untuk memprediksi variabel Y sebesar 51,8%. Dengan demikian, maka hipotesis penelitian “terdapat hubungan antara pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang” dapat diterima. Dengan kata lain, semakin tinggi pemahaman ibadah siswa, maka makin tinggi akhlak karimah siswa.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain / diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 08 Juli 2008 Deklarator
Maria Rachmawati
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah karya skripsi ini penulis persembahkan kepada : ¾ Bapak dan ibu yang selalu memberikan kasih sayang dan mendo’akan penulis, serta jerih payah dan pengorbanan selama ini. ¾ Keluarga dan keponakan kecilku yang selalu menemani dan menghibur ketika lelah dalam menyusun skripsi. ¾ Kapten_Kids yang menemani langkahku dengan do’a, support dan kasih yang tak terucap. ¾ Sahabat-sahabatku tercinta Kasdi, Absor, Isti, Bim2, Rika, Uun, Hanif, dan teman-teman paket K. Serta teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan motivasi serta dukungan dan menemani dalam suka dan duka. ¾ Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu dan orang-orang terkasih yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a
untuk segera
menyelesaikan skrisi. Hanya ucapan terimakasih
dan do’a yang dapat penulis sampaikan atas
partisipasinya. Semoga amal baiknya diterima oleh Allah Swt, dan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
vii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul ’ HUBUNGAN PEMAHAMAN IBADAH DENGAN AKHLAK KARIMAH SISWA SMA SUDIRMAN 2 BANYUMANIK SEMARANG ’ dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kejunjungan Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya peneliti mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya secara khusus kepada : 1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan pembimbing I, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik, selama masa penelitian 2. Bapak Drs. Sajid Iskandar, selaku pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi 3. Segenap Civitas Akademika IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu. 4. Bapak dan Ibu pengelola perpustakaan yang telah menyediakan dan memberikan layanan perpustakaan. 5. Bapak H.M. Karyanto selaku kepala sekolah SMA Sudirman 2 Banyumanik yang telah memberikan ijin lokasi untuk penelitian 6. Bapak, Drs.Suroso selaku guru agama dan seluruh guru, karyawan, dan siswasiswi SMA Sudirman 2 Banyumanik atas waktu segala informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
viii
Peneliti menyadari keterbatasan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Semarang, 08 Juli 2008 Peneliti
Maria Rachmawati NIM 3103020
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................i Halaman Nota Pembimbing....................................................................................ii Halaman Pengesahan.............................................................................................iii Halaman Motto......................................................................................................iv Halaman Abstraksi..................................................................................................v Halaman Deklarasi.................................................................................................vi Halaman Persembahan..........................................................................................vii Kata Pengantar.....................................................................................................viii Daftar Isi………………………………………………………………………....x Daftar Tabel dan Gambar……...…………………………………………….…xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………....1 B. Rumusan masalah…………………………………………..4 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.............................4 D. Tinjauan Pustaka………………………………………..….5 E. Sistematika Penulisan…….………….…………………......7 BAB II : LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS A. Pemahaman Ibadah…………………………………………8 1. Pengertian Pemahaman Ibadah...........................................8 a. Pengertian Pemahaman………………………………..8 b. Pengertian Ibadah ………………………………....….9 c. Dasar Pelaksanaan Ibadah………………………….10 2. Macam-macam Pemahaman Ibadah……………………10 a. Macam-macam Pemahaman……………….……..….10 b. Macam-macam Ibadah................................................11 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemahaman Ibadah…………………………………….15 B. Akhlak Karimah…………………………………………..17 a. Pengertian Akhlak…………………………………...17
x
b. Landasan Akhlak Karimah..........................................18 c. Macam-macam Akhlak Karimah ………………........19 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak.................21 C. Kajian Penelitian yang Relevan ……………………......…24 D. Hubungan Pemahaman Ibadah dengan Akhlak Karimah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang ……......25 E. Hipotesis..............................................................................26 BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian………………………………………...27 B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………....27 C. Variabel dan Indikator Penelitian ……………………......28 D. Metode Penelitian ……………………………….…….…28 E. Populasi dan Sampel ………………………………..……29 F. Teknik Pengumpulan Data.………………………………29 G. Teknik Analisis Data ………………………………….....31 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA Sudirman 2 …………….....…….35 1. Profil SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang………..35 2. Visi, Misi SMA Sudirman 2................……………….…35 3. Struktur, Keadaan Guru,Siswa, Sarana Prasarana Sekolah...................................................36 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……………………..........37 C. Pengujian Hipotesis…………………………………….....44 D. Pembahasan Hasil Penelitian ……………………………..48 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………….....50 B. Saran-Saran ……………………………………………….50 C. Penutup ……………………………………………….…..51 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Daftar Riwayat Hidup
xi
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
Tabel 1 Keadaan Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang……………38 Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Ibadah……..………………….….39 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pemahaman Ibadah………………………………41 Gambar 1 Histogram Pemahaman Ibadah……………………………………...42 Tabel 4 Rekapitulasi Nilai Angket Akhlak Karimah……...……………………42 Tabel 5 Distribusi Frekuensi Akhlak Karimah………………………………...44 Gambar 2 Histogram Akhlak Karimah..…………………………………….….45 Tabel 6 Ringkasan Hasil Analisis Regresi……….……………………………..49
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Hakikat
pendidikan
agama
hendaknya
dapat
mewarnai
kepribadian anak agar agama benar-benar menjadi menjadi pengendali dalam kehidupannya di kemudian hari untuk membina pribadi. Selain agama penanaman akhlak juga sangat penting. Hal ini guna membekali anak agar bisa memiliki kepribadian yang mulia. Pendidikan agama berfungsi membangkitkan kekuatan dan kesediaan spiritual yang bersifat naluriah. Melalui bimbingan agama yang sehat serta mengamalkan ajaran agama dan juga membekali anak dengan pengetahuanpengetahuan agama dan kebudayaan Islam yang sesuai dengan pertumbuhan dalam bidang akidah, ibadah dan muamalah dan sejarah. Dengan demikian dapat membantu anak dalam mengembangkan sikap agama yang benar.1 Sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama yang memiliki fitrah potensi Islam untuk memahami menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, sekaligus menjadikan kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dan perilakunya. Fitrah itu akan berkembang dengan baik apabila diarahkan dengan baik pula.
ﻋﻦ ﺍﰊ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺍﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻘﻮﻝ ﻗﻞ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﺎ ﻣﻦ . ﻓﺄﺑﻮﺍﻩ ﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ ﻭﻳﻨﺼﺮﺍﻧﻪ ﻭﳝﺠﺴﺎ ﻧﻪ،ﻣﻮﻟﻮﺩ ﺇﻵ ﻳﻮﻟﺪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ2 1
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,(Jakarta : al-Husnadzikra, 1995), hlm. 371 2 Imam Muslim Ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim Juz 5, (Beirut: Dar alKutub al-Ilmiyah, t.t), hlm. 2047
1
2
Setiap anak dilahirkan atas fithrah, maka kedua ibu bapaknyalah yang menyahudikan, menasranikan atau memajusikannya. (H.R. Muslim) Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, dengan kata lain bahwa di dalam keluargalah terdapat fungsi pendidikan
untuk
menanamkan
nilai-nilai
pengetahuan
serta
keterampilan dan pembentukan akhlak pada diri anak, karena pengalaman di rumah merupakan dasar dari pembinaan pribadi secara keseluruhan termasuk moral dan agama.3 Sebagaimana firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6.
ﺤﺠَﺎ َﺭﺓﹸ َﻋﹶﻠْﻴﻬَﺎ ِ ﺱ ﻭَﺍﹾﻟ ﺎﺩﻫَﺎ ﺍﻟﻨ ﺍ َﻭﻗﹸﻮﺴﻜﹸ ْﻢ َﻭﹶﺃ ْﻫﻠِﻴ ﹸﻜ ْﻢ ﻧَﺎﺭ َ ﻮﺍ ﻗﹸﻮﺍ ﹶﺃْﻧﻔﹸﻳﻬَﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳ َﻦ َﺁ َﻣﻨﻳَﺎ ﹶﺃ :ﻭ ﹶﻥ )ﺍﻟﺘﺤﺮﱘﻳ ْﺆ َﻣﺮ ْﻢ َﻭَﻳ ﹾﻔ َﻌﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﻣَﺎﻮ ﹶﻥ ﺍﻟﻠﱠ َﻪ ﻣَﺎ ﹶﺃ َﻣ َﺮﻫﺩ ﻟﹶﺎ َﻳ ْﻌﺼ ﻅ ِﺷﺪَﺍ َﻣﻠﹶﺎِﺋ ﹶﻜ ﹲﺔ ِﻏﻠﹶﺎ ﹲ (6 "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (Qs. At-Tahrim : 6).4 Kondisi kehidupan beragama (lingkungan) juga harus kondusif dalam menciptakan suasana keagamaan sehingga, anak akan terbiasa dengan keteladanan yang baik (uswah khasanah). Selain itu pengajaran agama kepada anak harus memperhatikan kondisi jiwa dan mental anak dan disesuaikan tingkat keimanannya.5 Ketika masih anak-anak pemahaman agama terutama ibadah, lebih banyak pada contoh dan keteladanan disertai penjelasan ringan sehingga anak lebih mudah mengerti, seperti salat, bersedekah dan membaca quran. Dan ketika 3
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), hlm. 38 Al-Quran dan Terjemahnya (Semarang : Toha Putra, 2001), hlm 448 5 Chabib Thoha, PBM PAI di Sekolah dan Eksistensinya dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta : IAIN dan Pustaka relajar, 1998), hlm. 8 4
3
beranjak dewasa pemahaman yang diterima pun semakin berkembang, lebih ajaran abstrak yang didapat meski diimbangi dengan keteladanan yang telah menjadi pembiasaan atau bahkan kebutuhan. Seperti salat, puasa, zakat berdoa dan lain-lain. Dengan demikian dengan beribadah anak akan senantiasa diajarkan pola hidup seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohaninya. Terlebih ibadah merupakan prinsip utama bagi seorang muslim, karena ibadah adalah sari ajaran Islam yang berupa pengabdian atau penyerahan diri.6 Ibadah dalam Islam lebih merupakan amal saleh dan latihan spiritual yang berakar dan diikat oleh makna yang hakiki, dan bersumber pada fitrah manusia. Pelaksanaan ibadah merupakan pengaturan hidup setiap muslim, baik itu melalui pelaksanaan salat, pengaturan pola makan tahunan melalui puasa, pengaturan kehidupan sosial ekonomi muslim yang bertanggung jawab melalui zakat dan pengaturan atau penghidupan integritas seluruh umat Islam dalam perasaan ikatan sosial melalui haji.7 Selain itu ibadah juga meliputi bersyukur kepada Allah SWT, memuji kebesaran-Nya, memikirkan segala ciptaan-Nya, berdoa dan beramal saleh.8 Namun pengawasan harus senantiasa dilakukan agar anak tidak terjebak dalam kebingungan, karena selain pemahaman, penanaman akhlak juga sangat penting, karena akhlak yang mulia merupakan salah satu buah iman yang meresap ke dalam kehidupan keberagamaan anak. Jika ia terbiasa membentengi diri dengan akhlak yang mulia maka ia akan terhindar dari kebiasaan buruk.9 Apalagi tantangan zaman yang sarat dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,dan kenyataan tercela yang ada di tengah6
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 246 7 Abdurrahman an-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat “Ushulut Tarbiyah Islamiyah wal Asalibiha, fil Baiti wal Madrasati wal Mujtama’t, (Jakarta : Gema Insani Press, 1983),hlm. 62. 8 Muhammad Alalmuddin, Manisnya Iman, terj. Hawalatul Iman, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2002), hlm.82 9 Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Saleh, ( Bandung :Al-Bayan, 1998), hlm. 73.
4
tengah masyarakat, seperti kenakalan remaja, narkoba dan kerusuhan massal. Untuk itu peneliti menyadari pentingnya pemahaman agama terutama ibadah dalam kehidupan anak, terlebih dalam era globalisasi yang banyak memberikan pengaruh negatif terutama dalam sikap. Berdasarkan hal itu peneliti bermaksud meneliti seberapa jauh hubungan pemahaman agama terutama ibadah dengan akhlak karimah dengan judul. ” HUBUNGAN PEMAHAMAN IBADAH DENGAN AKHLAK KARIMAH SISWA SMA SUDIRMAN 2 BANYUMANIK SEMARANG ”
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang bisa dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. bagaimana pemahaman ibadah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang ? 2. bagaimana
akhlak
karimah
siswa
SMA
SUDIRMAN
2
Banyumanik Semarang ? 3. adakah korelasi pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan adalah landasan untuk mewujudkan suatu usaha yang akan dilaksanakan sehingga arah suatu langkah menjadi jelas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. untuk mengetahui pemahaman ibadah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang b. untuk mengetahui akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang
5
c. untuk mengetahui adakah korelasi positiv pemahaman ibadah siswa dengan akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teori a. Secara teori pemahaman agama merupakan bagian dari bentuk pendidikan yang diberikan orang tua dan keluarga sehingga, dengan pemahaman agama yang cukup baik akan menjadi cermin perilaku keagamaan anak, baik dari aspek keyakinan, pengetahuan agama dan pengalaman. b. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan jurusan Pendidikan Agama Islam pada khususnya. 2. Secara Praktis a. Bagi penulis dengan meneliti hubungan pemahaman ibadah terhadap akhlak karimah siswa akan diketahui ada tidaknya pengaruh hubungan pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang. b. Penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua dalam mendidik anak, khususnya pendidikan dan pemahaman ibadah bagi anaknya, sebab pemahaman yang diberikan orang tua dalam keluarga sedikit banyak akan berpengaruh bagi anak.
D. PENEGASAN ISTILAH DAN PEMBATASAN MASALAH Guna memperjelas agar tidak terjadi kesalahpahaman dan keluasan arti, maka perlu dilakukan tindakan preventiv penegasan istilah. •
Hubungan
6
Adalah sangkut paut atau pertalian,10 daya yang ada atau timbul, atau kaitan yang terjadi antara dua faktor atau lebih. Dalam
penelitian
ini
adalah
penyelidikan
terhadap
hubungan antara pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang. •
Pemahaman Berasal dari kata ’paham’ yang berarti pengertian, maksudnya
kemampuan
menangkap
makna
dengan
menterjemahkan atau memahami, menguasai sesuatu. Pemahaman adalah usaha sadar untuk mempelajari dan memahami hal-hal yang dianggap baik dan bermakna, kemudian berusaha untuk mendalaminya, lalu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.11 •
Ibadah Adalah menghambakan diri kepada Allah dengan menaati dan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala laranganNya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan, perkataan maupun perbuatan.12 Ibadah pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu, ibadah ijtimaiyah dan ibadah mahdiyah. Ibadah mahdiyah disebut juga dengan ibadah mahdlah yang diantaranya salat,zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah ijtimaiyah disebut juga ibadah ghairu mahdlah jujur, menjaga lingkungan dan tolong menolong.
•
Akhlak karimah Menurut etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang artinya ’budi pekerti’ sinonimnya etika dan moral, berasal dari
10
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), hlm. 362. 11 Hanna Djumhana Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1995), Cet I, hlm 127 12 Muhammad Sodid, Kamus Istilah Agama, (Jakarta : Honafida Cipta Pratama, 1990), hlm. 125
7
bahasa latin ’etos’ yang berarti kebiasaan, sedangkan karimah berasal dari bahasa Arab yang artinya mulia.13 E. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk mempermudah Dalam memahami ini skripsi ini, maka sistematikanya disusun sebagai berikut : 1.Bagian awal memuat : halaman judul, abstrak penelitian, pengesahan persetujuan pembimbing, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi dan daftar tabel 2.Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab berikut ini : BAB I
: Pendahuluan, berisi tentang : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,dan sistematika penulisan skripsi
BAB II
: Landasan teori, berisi tentang : pengertian pemahaman, pengertian ibadah, dasar pelaksanaan ibadah, macammacam pemahaman ibadah, faktor yang mempengaruhi pemahaman landasan
ibadah.
akhlak
Pengertian
karimah,
akhlak
macam-macam
karimah, akhlak
karimah, faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak, kajian penelitian yang relevan dan hipotesis. BAB III
: Metode penelitian, berisi tentang : tujuan penelitian, waktu dan
tempat penelitian, variabel dan indikator
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV
:..Hasil
penelitian
dan
pembahasan,
berisi
tentang
deskripsi data hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V
: Kesimpulan, saran, dan penutup, berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
13
Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam, (akhlak mulia), (Jakarta : Panjimas, 1996), hlm.11
8
3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis
8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. PEMAHAMAN IBADAH 1. Pengertian Pemahaman Ibadah a. Pengertian Pemahaman Secara
terminologi,
pemahaman
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menterjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri,1 tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. Dari pengertian di atas pemahaman dapat di sederhanakan sebagai kemampuan untuk mendapatkan pengertian terhadap sesuatu yang telah diberikan melalui aktivitas belajar maupun aktivitas lainnya, baik kemampuan dalam menguraikan isi, pokok dari suatu bacaan, maupun mengolah data yang di sajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain. Pemahaman atau disebut juga comprehension merupakan unsur psikologis yang penting dalam belajar.2 Hal itu karena pemahaman akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang sehingga seseorang mampu mengembangkan fakta-fakta, ide-ide atau kemampuan serta mampu menginternalisasikan bahan-bahan yang telah dipelajari ke dalam suatu konsep atau pengertian secara menyeluruh.3 Jadi pemahaman adalah usaha seseorang untuk mempelajari dan memahami sesuatu yang dianggap baik dan bermakna kemudian berusaha mendalami dan menjiwai dan mendalami serta mencoba menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.4
1 Dep Dik Nas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2001), hlm.811 2 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta : Raja Grafindo Persada,1994) hlm. 43 3 Hanna Djumhana Bastaman, Op.Cit., hlm. 127. 4 Hanna Djumhana, Loc.Cit.
9
b. Pengertian Ibadah Ibadah secara bahasa mengandung arti taat, tunduk, menurut dan doa,5 atau perbuatan-perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt., yang disadari dengan ketaatan mengerjakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.6 Selain itu diartikan perhambaan, yang pada dasarnya meliputi seluruh aspek kehidupan, baik aktifitas jiwa maupun akhlak. Elizabeth K.Nottingham mengatakan, ibadah adalah tingkah laku keagamaan yang aktif dan dapat diamati.7 Dalam pengertian luas, ibadah itu segala bentuk pengabdian yang ditujukan kepada Allah semata yang diawali oleh niat, ada bentuk pengabdian yang ditujukan secara tegas digariskan oleh syariat Islam, seperti salat, puasa, zakat haji. Dan ada pula yang digariskan cara pelaksanaannya dengan tegas, tetapi diserahkan kepada yang melaksanakannya, asal prinsip ibadahnya tidak tertinggal, seperti bersedekah dan lain-lain. Semua perbuatan terpuji menurut norma ajaran Islam, dapat dianggap ibadah dengan niat yang ikhlas karena Allah semata.8 Dari definisi di muka dapat diambil kesimpulan bahwa ibadah adalah segala amalan yang dikerjakan berdasarkan perintah dan petunjuk Allah yang disertai niat semata-mata untuk berbakti kepada-Nya. Islam berpandangan, bahwa segala perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus, serta kesadaran bahwa segalanya dilakukan untuk melaksanakan segala perintah Allah, serta semata-mata mencari keridlaanNya, maka hal tersebut merupakan ibadah. Pengertian ibadah seperti yang dirumuskan oleh ajaran Islam itulah yang akan menjaga dan menjamin orientasi kehidupan yang benar, karena ibadah merupakan prinsip utama. Jadi ibadah adalah sari ajaran Islam yang berupa pengabdian atau penyerahan diri kepada Allah. 5 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluka Ibadah Dalam Islam, (Jakarta : Prenada Media, 2003), hlm. 137. 6 DepDikNas, Op.Cit., hlm. 318. 7 Elizabeth K.Nottingham, Agama dan Masyarakat : Suatu Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm 12. 8 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta : Bumi Aksara: 2001),hlm. 73.
10
Pemahaman ibadah adalah cara atau kemampuan seseorang untuk memperoleh pengertian terhadap perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dapat menyatakan bakti seorang hamba kepada Allah Swt. c. Dasar pelaksanaan ibadah Ibadah dalam Islam merupakan cara untuk mensucikan diri baik jiwa manusia ataupun kehidupan sehari-harinya. Dasar dari ibadah adalah pengakuan akan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk Allah. Oleh karena itu sebagai hamba, manusia wajib untuk mengabdi kepada-Nya, hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat adz-Dzariat ayat 56.
(56 : وﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ اﻟﺠﻦ واﻻﻧﺲ اﻻ ﻟﻴﻌﺒﺪون )اﻟﺪارﻳﺔ “ dan Aku tidak akan menciptkan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku ” (Qs.adz-Dzariat : 56)9 Dengan demikian, manusia itu diciptakan bukan sekedar untuk hidup dan mendiami dunia ini kemudian mati tanpa pertanggung jawaban kepada penciptanya. Tetapi manusia itu diciptakan oleh Allah Swt., untuk mengabdi kepada-Nya. Hal ini tercermin dalam surat al-Bayyinah ayat : 5.
و ﻣﺎاﻣﺮو اﻻﻟﻴﻌﺒﺪوااﷲ ﻣﺤﻠﺼﻴﻦ ﻟﻪ اﻟﺪﻳﻦ ﺧﻨﻔﺎء و ﻳﻘﻴﻤﻮا اﻟﺼﻼة و (5: ﻳﺆﺗﻮااﻟﺰآﻮة ودﻟﻚ دﻳﻦ اﻟﻘﻴﻤﺔ )اﻟﺒﻴﻨﺔ “ padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus ” (Qs. Al-Bayyinah :5)10 2. Macam-macam Pemahaman Ibadah a. Macam-macam Pemahaman Pada umumnya unsur pemahaman menyangkut kemampuan menangkap makna suatu konsep, yang ditandai antara lain dengan kemamapuan menjelaskan arti suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Menurut Benjamin S Bloom ada enam tingkatan dalam domain 9 Op.Cit., hlm. 417
11
kognitif yang diantaranya adalah sebagai berikut. • Pengetahuan / ingatan, mengacu pada kemampuan mengingat, mengenal
materi yang telah dipelajari. • Pemahaman, mengacu pada kemampuan memahami makna / materi yang
dipelajari. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori yakni,
Penerjemahan (translation) misalnya menguraikan arti sebuah lambang
Interpretasi (interpretation) Penafsiran
Ekstrapolasi (ekstrapolation) menyimpulkan, meramalkan sesuatu permasalahan
• Penerapan / aplikasi, mengacu pada kemampuan menggunakan,menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki pada situasi yang baru. • Analisis, menacu pada kemampuan mengkaji / menguraikan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih spesifik. • Sintesis, mengacu pada kemampuan memadukan berbagai konsep atau
komponen, sehingga membentuk pola / struktur yang baru. • Evaluasi, mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan atau
penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma atau patokan tertentu.11 b. Macam-macam Ibadah Dalam pengertian yang menyeluruh, ibadah dalam Islam merupakan hidup yang sempurna. Islam dengan tegas memandang amal (aktivitas) bernilai ibadah apabila dalam pelaksanaanya manusia menjalin hubungan dengan Tuhannya serta bertujuan merealisasikan kebaikan bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Para ulama membagi ibadah ke dalam dua bentuk yaitu ibadah Mahdlah dan ibadah Ghairu Mahdlah. 1. Ibadah Mahdlah Ibadah mahdlah atau disebut juga ibadah khassah (khusus) ialah 10 Ibid., hlm. 480 11 R.Ibrahim, Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rieneka Cipta,1991), hlm.72
12
ibadah yang ketentuan pelaksanaannya sudah ditetapkan oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-Nya secara rinci.12 Ibadah mahdlah dapat diartikan berusaha melaksanakan apa yang diperintahkan Allah Swt., dan mencegah diri dari apa yang dilarang-Nya. Ibadah yang khusyuk sering mendatangkan perasaan tenteram, mantap, serta tak jarang pula menimbulkan perasaan seolah-olah akan mendapat bimbingan dan petunjuk-Nya
dalam
menghadapi
berbagai
masalah
dalam
kehidupan.13 Adapun yang termasuk ibadah mahdlah adalah : a. Salat Salat memiliki arti berdoa. Agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk senantiasa mengingat Allah dengan melakukan salat. Adapun yang dimaksud salat adalah, ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.14 Salat merupakan pokok ibadah dalam Islam, salat juga merupakan salah satu cara mengingat Allah dan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih manusia kepada yang Maha Rahman. Sebagai ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah, tata cara salat telah ditentukan oleh nabi. Oleh karena itu dalam hal yang berkaitan dengan salat tidak diperkenankan untuk menambah atau menguranginya. Dan mengetahui cara dan dalil-dalil tentang salat merupakan hal yang wajib bagi setiap muslim (fardlu ‘ain). b. Puasa Puasa adalah menahan lapar dan dahaga sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa merupakan kaidah yang memerlukan pengendalian hawa nafsu, oleh karena itu pengendalian hawa nafsu yang berupa meninggalkan segala yang dapat membatalkan puasa bukanlah perkara negativ, sebab yang 12 Ahmad thib Raya, Siti Musdah Mulia, Op.Cit.,hlm. 142 13 Hanna Djumhana Bastaman, Op.Cit.,, hlm. 128-129. 14 A. Munir,Sudarsono, Dasar-Dasar Agama Islam,(Jakarta:Rieneka Cipta,2001),Cet II,hlm. 47.
13
menjadikan puasa menjadi ibadah adalah karena dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.. Jika tanpa keikhlasan, yang diperoleh hanya rasa lapar dan dahaga saja. Firman Allah :
ﻳﺎاﻳﻬﺎاﻟﺪﻳﻦ ءاﻣﻨﻮ آﺘﺐ ﻋﻠﻴﻜﻢ اﻟﺼﻴﺎم آﻤﺎ آﺘﺐ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ (183 : ﻣﻦ ﻗﺒﻠﻜﻢ ﻟﻌﻠﻜﻢ ﺗﺘﻘﻮن )اﻟﺒﻘﺮة “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa ”(Qs. al-Baqarah:183)15 c. Zakat Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada orang yang berhak, dengan kata lain zakat akan menyucikan orang yang mengeluarkan zakat dan akan menumbuhkan pahala bagi mereka yang mengeluarkan zakat. Dengan berzakat secara tidak langsung akan mengurangi kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat, dan harta yang dikeluarkan akan bertambah serta memelihara dari kebinasaan.16 d. Haji Haji adalah melakukan perjalanan ke tanah suci untuk beribadah. Haji merupakan rukun Islam yang ke lima yang wajib dilakukan asalkan memiliki kesanggupan biaya serta kesehatan jasmani dan rohanii, ibadah haji wajib dilakukan sekali.17 Melalui perjalanan haji seseorang akan memperoleh banyak pengetahuan tentang asal Islam. Mulai dari para Nabi dan berbagai asal perintah ibadah dalam Islam. Ibadah haji hanya bisa dilakukan pada bulan dzulhijjah, sedangkan umrah bisa dilakukan di bulan apa saja.
15 Op.Cit., hlm, 21 16 Wahbah al-Zuhayly, ZAKAT Kajian Berbagai Madzhab (Bandung:Rosdakarya,1995),hlm.83 17 Depag RI, Hikmah Ibadah Haji, (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan,2003), hlm. 29
14
2. Ibadah Ghairu Mahdlah Ibadah ghairu mahdlah atau ibadah ammah (umum) ialah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama makhluk (habl min Allah wa habl min an-nas) di samping hubungan vertikal juga ada hubungan horizontal. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya terbatas pada hubungan antar sesama manusia, tetapi juga hubungan dengan lingkungannya. Atau semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain,18 dan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah. Dengan demikian niat merupakan kriteria sahnya ibadah ammah (umum). Dengan kata-kata lain semua bentuk amal kebaikan dapat dikatakan ibadah ammah bila dilandasi dengan niat ikhlas kepada-Nya. Berikut ini yang termasuk ibadah ghairu mahdlah, a. Tolong Menolong Pada dasarnya semua manusia adalah bersaudara, dan setiap saudara itu harus saling tolong menolong. Hubungan antar sesama
manusia
dapat
dibina
dan
dipelihara
dengan
mengembangkan cara dan gaya hidup yang selaras dengan nilai dan norma yang disepakati bersama dalam masyarakat, dan Negara yang sesuai dengan nilai dan norma agama. Masyarakat muslim itu satu kesatuan yang memiliki kewajiban untuk saling membantu sesamanya dalam berbagai hal, karena mabda ukhuwah yang ada antar individu, sehingga ada keterkaitan untuk saling menjaga dari kehinaan dan kesia-siaan.19 b. Jujur Jujur adalah tidak menutup-nutupi atau apa adanya. Lawan dari jujur adalah dusta. Orang yang jujur pasti akan dipercaya oleh
18 Muh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 247. 19 Mustafa Muhammad Tahhan, Syahsiyah al-Muslim al-Mu’ashir Terj, Syatiri Matrais, Lc dan Muh Shaleh Hb,Lc “ Muslim Ideal Masa Kini ” ( Jakarta:Cendikia Sentar Muslim,2000),hlm.163-164.
15
orang lain, sebagaimana Rasul saw yang mendapat julukan al-Amin karena kejujuran yang dimiliki. Setiap muslim hendaknya selalu bersikap jujur,sebagai pelengkap iman dan keislamannya. c. Menjaga Lingkungan Manusia diciptakan oleh Allah untuk dapat hidup berdampingan dengan ciptaan Allah yang lain, salah satunya lingkungan yang berupa tumbuh-tumbuhan, udara, air. Tanah dan sebagainya. Hal ini karena adanya keterikatan antara manusia dan lingkungannya. Dengan demikian manusia harus senantiasa menjaga hubungan baik dengan lingkungan seperti menjaga, melindungi dan menyayangi binatang dan tumbuhan, serta mampu memanfaatkannya secara proporsional. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Ibadah Ada dua faktor yang mempengaruhi pemahaman ibadah, yaitu : a. Faktor Intern Yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu yang telah ada sejak lahir, karena setiap manusia memiliki pembawaan sendiri-sendiri yang akan berkembang menurut situasi dan kondisi yang dialami. a.1.Pengalaman Pribadi Setiap orang mempunyai pengalaman peribadi, baik yang diperoleh dari lingkungan rumah (keluarga) atau lingkungan sekitar dimana ia berada (masyarakat, sekolah). Dan dari sekian banyak pengalaman pribadi salah satunya pengalaman beribadah. a.2.Emosi Dalam pemahaman ibadah emosi merupakan faktor internal yang mempunyai pengaruh cukup besar dalam membentuk perilaku seseorang sebagaimana
pendapat Zakiah Darajat bahwa emosi
memegang peranan penting dalam sikap dan ibadah. Tidak ada sikap dan tindakan yang dapat dipahami tanpa menggunakan emosi.20
20 Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), hlm.77.
16
a.3 Persepsi Persepsi merupakan faktor internal yang mempengaruhi pemahaman beribadah
seseorang, hal ini merupakan proses
pengamatan dan identifikasi terhadap sesuatu.21 Sebagaimana ia beranggapan jika orang-orang disekitarnya rajin beribadah hal ini akan mendorongnya untuk melakukan apa yang mereka lakukan. a.4 Perhatian Pemahaman akan lebih mudah diterima jika ada perhatian, karena dengan perhatian seseorang akan lebih mudah fokus untuk mengetahui sesuatu secara menyeluruh. “attention is focusing on certain current experience and neglecting others”22 artinya, pemahaman bisa diartikan sebagai fokus pada suatu peristiwa dan halhal yang terabaikan. b. Faktor Ekstern Adalah faktor yang berasal dari luar individu b.1 Keluarga Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan pemahaman kepada anggotanya, dengan Penjelasan dan contoh yang baik tentu akan menghasilkan pemahaman ibadah yang baik.23 b.2 Masyarakat Sedangkan masyarakat merupakan contoh riil yang dapat diamati secara langsung, jadi masyarakat yang religius dapat memberikan pemahaman ibadah yang baik, begitu pula sebaliknya masyarakat yang arogan dapat memberikan pemahaman ibadah yang kurang baik.
21 Sudarsono SH., Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rieneka Cipta,1993), hlm. 193. 22 Clifford T Morgan, Introdution of Psychology, (New York, Mc.Grow Hill Book Company, 1975),hlm.665 23 Zakiah Darajat, Op.Cit., hlm.80
17
B. AKHLAK AL KARIMAH 1. Pengertian Akhlak Menurut etimilogi kata akhlak berasal dari bahasa arab
ﺧﻠﻖ
yang
berarti ‘budi pekerti’ sinonimnya etika dan moral.24 Secara terminologi, akhlak adalah perbuatan-perbuatan seseorang yang telah mempribadi dan dilakukan secara berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai pertimbangan dan tanpa adanya usur paksaan dari pihak lain.25 Akhlak merupakan sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Dalam kitab Tahzib al-Akhlak Ibnu Maskawaih, yang artinya sebagai berikut, akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa memerlukan pemikiran. Sedangkan menurut alGhazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin yang artinya adalah sebagai berikut, akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.26 Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku,27 akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, melainkan juga norma hubungan manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta.28 Akhlak karimah merupakan akhlak yang didambakan oleh setiap orang beriman, karena dengan memiliki akhlak karimah orang akan memperoleh kebahagiaan lahir dan batin, serta dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Islam menekankan akhlak yang baik dan menyeru kepada kaum muslimin untuk senantiasa membina dan menanamkannya dalam jiwa. Islam mengukur
24 Rachmat Djatnika, Sistem Etika Islam : Akhlak Mulia, (Jakarta : Panji Mas, 1996), hlm.26 25 Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak, (Yogyakarta : Belukar, 2004), hlm. 31 26 Rachmat Djatnika, Op.Cit., hlm. 26-27. 27 A.Tafsir, et.al, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, ( Bandung : Mimbar Pustaka, 2004), Cet I, hlm. 116. 28 Ahmad Thib Raya,Siti Musdah M, Op.Cit., hlm.26
18
iman seorang hamba berdasarkan keutamaan dan kebaikan akhlaknya.29 Bahkan Allah memuji Muhammad saw, karena kebaikan akhlaknya. Ia berfirman.
(4 : و اﻧﻚ ﻟﻌﻠﻰ ﺧﻠﻖ ﻋﻈﻴﻢ ) اﻟﻘﻠﻢ “ dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar budi pekerti yang agung ”(Qs. al-Qalam : 4)30 Di antara tanda-tanda orang yang memiliki akhlak karimah adalah pemalu, banyak berbuat baik, tidak sombong, sabar, lemah lembut, tidak mencela, menghormati orang lain, ramah dan lain-lain.31 Selain itu ada beberapa akhlak karimah yang lain yaitu, adil, pemaaf, pengasih penyayang, sikap bersaudara, saling tolong menolong, malu, menepati janji, rendah hati, menepati
janji,
melaksanakan
amanat,
pergaulan
yang
baik,
dan
silaturrahmi.32 2. Landasan Akhlak karimah Nilai akhlak atau norma keagamaan yang didasari oleh kitab atau wahyu Allah (al-Quran) dan hadits (as-sunah) yang diperankan langsung oleh Rasul saw merupakan anutan untuk melaksanakan akhlak karimah, yakni akhlak menuju pada keselamatan dunia dan akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah dalam surat A’Shad ayat 46, yang artinya sebagai berikut. ”sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan manusia kepada negeti akhirat ” (Qs.A’shad :46)33 Al-Quran adalah firman Allah yang Maha Pandai dan Maha Bijaksana, sedangkan hadits (as-sunah) meliputi perkataan dan perbuatan
29 Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Minhajul Muslim,terj. Pola Hidup Muslim, (Bandung : Rosda Karya,1997), hlm 337. 30 Op.Cit., hlm.451. 31 Abu Hamid Muhammad, Op.Cit., hlm. 340-341. 32 M.Ibrahim, Tajir, Pilar-pilar Ajaran Islam., (Jakarta : Pustaka Azzam,,2000), hlm. 112. 33 Op.Cit., hlm. 671
19
Rasul saw. Sumber utama akhlak karimah adalah al-Quran kemudian assunah, yang dipandang sebagai lampiran penjelasan dari al-Quran. Ajaran Islam sebagai muara bimbingan kepada manusia dalam hubungan sebagai makhluk sosial. Al-Quran
dijadikan
sebagai
sumber
utama
karena
memiliki
keistimewaan dalam memberikan bimbingan dan membina akhlak manusia yang mulia. Allah Swt., berjanji dalam al-Quran bahwa semua orang dalam keadaan kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. 3. Macam – macam Akhlak Karimah Akhlak yang mulia merupakan dambaan dari setiap muslim, hendaknya akhlak karimah dapat melekat dalam diri dan pribadi setiap muslim. Beberapa Akhlak Karimah. A. Taat Lahir Taat lahir berarti
melakukan seluruh amal ibadah yang
diwajibkan Allah, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan. Dan dikerjakan oleh anggota lahir. Yang termasuk taat lahir : a. Penolong Menolong adalah salah satu sikap yang mulia, karena jiwa penolong merupakan hal yang masih langka di tengah masyarakat. Sebagian besar manusia tidak mau peduli dengan manusia lainnya. Menolong dengan didasari keikhlasan akan memberikan ketenangan bagi pelakunya, dibanding dengan menolong karena mengharapkan imbalan ataupun pujian. b. Maaf Kata maaf berasal dari bahasa Arab, yaitu al afw, al-afw sebagai suatu istilah ajaran akhlak dalam Islam memiliki makna menghapus kesalahan atau membatalkan pembalasan terhadap orang yang berbuat jahat pada dirinya.
20
Dalam Islam maaf dibedakan menjadi dua, yakni pemberian maaf dan permintaan maaf. Adapun permintaan maaf adalah orang yang bersalah meminta kemurahan hati kepada orang yang menjadi korban untuk memaafkan segala kesalahan yang diperbuatnya.34 c. Syukur Syukur adalah merasa senang berterimakasih atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Timbulnya rasa syukur adalah setelah diperoleh nikmat atau ujian dari Allah Swt., Orang yang senantiasa bersyukur dan ingat kepada Allah akan dilimpahkan rizkinya oleh Allah SWT. Al-Ghazali mengatakan, nikmat ialah segala kebaikan, kelezatan, kebahagiaan bahwa setiap keinginannya telah terpenuhi, tetapi nikmat sejati adalah kehidupan ukhrawi di akhirat nanti. Padahal nikmat yang diberikan Allah kepada manusia itu banyak sekali bentuknya, bahkan sampai tidak bisa dihitung dan ditimbang beratnya B.Taat Batin Taat batin berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan Tuhan, termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan dan dikerjakan oleh anggota lahir. Taat batin memiliki tingkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan taat lahir, karena batin merupakan penggerak dan sebab bagi terciptanya taat lahir. a. Jujur Jujur adalah mengatakan atau melakukakan sesuatu dengan sebenar-benarnya. Jujur merupakan salah satu modal hidup seseorang agar dapat terus bertahan dilingkungannya. Jika kejujuran terus dijaga akan membawa manfaat yang sangat besar bagi pemiliknya, kujujuran berkaitan erat dengan batin seseorang.
34 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta :LSIK,t.t..,hlm. 217
21
Jika sesorang terbiasa tidak jujur maka hatinya akan tertutup, dan selalu menghalalkan segala cara untuk menutupi kebohongannya. Allah senantiasa mengingatkan manusia agar selalu berkata jujur dalam setiap ucapannya. b. Sabar Sabar adalah kemampuan atau daya tahan manusia dalam menguasai sifat destruktif yang terdapat dalam diri seseorang, yakni hawa nafsu. Jadi sabar itu mengandung unsur perjuangan, pergulatan serta tidak menyerah dan menerima begitu saja. Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat dan teguh ketika menghadapi cobaan (musibah). Sehingga jiwa tidak akan mudah tergoncang, tidak panik serta tetap tabah dalam menghadapi berbagai cobaan dan tidak goyah pendiriannya. c. Qanaah Qanaah artinya menerima apa yang ada, yakni rela dengan pemberian yang telah dianugerahkan Allah Swt., kepada dirinya. Karena merasa cukup atas apa yang diberikan Allah. Orang yang memiliki sifat qanaah bisa dipastikan tidak memiliki sifat tamak atau rakus terhadap segala pemberian Allah kepada semua makhluk, dan tidak dengki terhadap apa yang dimiliki orang lain. Orang yang qanaah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau apa yang ada pada dirinya merupakan rahmat atau ketentuan-Nya. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akhlak Manusia
merupakan
makhluk
yang
paling
sempurna
bila
dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena dalam diri manusia terdapat kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Manusia memiliki akal sebagai pembeda dengan yang lain. Perbedaan inilah yang membuat manusia mengalami perkembangan dan perubahan baik dari segi psikologis maupun segi fisiologis. Perubahan yang terjadi pada manusia akan menimbulkan
22
perkembangan pribadi manusia atau tingkah laku yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Akhlak tidak dapat dipisahkan dari mental seseorang, sebab akhlak seseorang merupakan cerminan dari mental seseorang.35 Ada dua faktor yang mempengaruhi akhlak yakni faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor Intern Faktor yang terdapat dalam diri manusia, adalah insting (naluri), kebiasaan, kemauan, dan suara batin. a. Insting (Naluri) Allah Swt., menciptakan manusia dan binatang dengan dibekali insting (naluri) guna mempertahankan hidup, yakni suatu kepandaian yang dimiliki tanpa belajar. Ada 5 yang dimiliki oleh manusia. Insting makan, Insting berjodoh, Insting Orang tua, Insting Berjuang dan Insting ber-Tuhan. 36 b. Kebiasaan Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Misalnya, Jika orang terbiasa bangun di tengah malam dan melakuka salat tahajjud maka hal itu akan menjadi mudah dan menyenangkan.37 c. Kemauan Salah satu kekuatan yang tersembunyi di balik tingkah laku manusia adalah kemauan yang keras. Hal itulah yang menggerakkan manusia agar selalu bertindak dengan sungguh-sungguh. d. Suara Batin (Suara hati) Dalam diri manusia terdapat salah satu kekuatan yang sewaktuwaktu memberikan peringatan (isyarat), jika tingkah laku manusia
35 Rachmat Djatnika, Op.Cit., hlm. 18 36 Ibid., hlm.57-59 37 Ibid., hlm.61
23
berada diambang bahaya dan keburukan. Kekuatan tersebut adalah suara batin (suara hati). Fungsi dari suara batin adalah memperingatkan bahaya dari perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Jika seseorang terperosok melakukan perbuatan yang buruk, maka batinnya akan merasa tidak senang (menyesal). Selain memberikan isyarat untuk mencegah dari perbuatan yang buruk suara batin juga memberi kekuatan yang mendorong seseorang untuk berbuat baik. Jika seseorang melakukan kebajikan maka suara batinya akan merasa senang karena menemukan suatu kemuliaan.38 2. Faktor Ekstern Selain faktor intern, tingkah laku (akhlak ) manusia juga dipengaruhi oleh faktor dari luar, misalnya : pengalaman pada masa kecil, khususnya dari lingkungan keluarga, masyarakat dan teman sebaya. a. Lingkungan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan utama dalam membesarkan, mendewasakan anak, karena di dilam keluarga anak memperoleh pendidikan pertama. Oleh karena itu, keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Dalam mengembangkan akhlak anak peranan orang tua dan keluarga sangat besar, terutama ketika masih kanak-kanak . b. Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah keluarga yang sama-sama memiliki peranan yang penting sebagai pusat pendidikan, karena berpengaruh sangat besar pada perkembangan jiwa dan pembentukan pribadi anak. Sekolah dijadikan pemerintah untuk mendidik para penerus bangsa untuk menjadi tenaga ahli yang sesuai dengan bidang dan bakat yang dipilih anak, yang dapat berguna bagi nusa dan bangsa.
38 Ibid., hlm. 11-12
24
c. Lingkungan Masyarakat Anak sebagai bagian dari anggota masyarakat akan selalu memperoleh pengaruh dari masyarakat. Masyarakat tidak kalah pentingnya dalam pembentukan pribadi anak, karena dalam masyarakat berkembang berbagai organisasi sosial, ekonomi, agama, dan kebudayaan yang mempengaruhi perkembangan hidup khususnya yang menyangkut sikap dan tingkah laku. d. Teman Sebaya Selain beberapa faktor di atas, teman sebaya juga memiliki peran yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi tingkah laku seseorang ketika masih anak-anak dan remaja. Jika pengaruh yang didapat
baik, maka akan memberi pengaruh baik, demikian pula
sebaliknya jika pengaruh yang didapat jelek maka akan memberi pengaruh yang jelek. Semua faktor-faktor di atas tergabung menjadi satu membentuk akhlak seseorang, dengan demikian untuk pembentukan akhlak yang baik tidak hanya hanya bergantung pada satu faktor melainkan beberapa faktor yang ada di sekitarnya. C. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN Beberapa tulisan yang membahas masalah yang mirip dengan persoalan yang dikaji dalam tulisan ini yaitu berupa skripsi tulisan tersebut dapat dijadikan bahan kajian yang relevan dengan permasalahan yang diteliti saat ini. Skripsi Farid Ma’ruf
yang berjudul ‘ Pengaruh Pelaksanaan Salat
Terhadap Akhlak Siswa di Madrasah Aliyah Salafiyah Simbang Kulon Buaran Pekalongan ’ Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa pelaksanaan salat yang senantiasa dilaksanakan siswa MA Salafiyah Simbang Kulon, dapat berpengaruh positiv terhadap kepribadian atau akhlak siswa. Dengan rutin melaksanakan salat lima waktu akan menjaga diri dari perbuatan keji dan munkar. Selain itu salat
25
dapat juga membentuk pribadi yang tenang dan sabar.39 Kelebihan dari skripsi ini adalah memaparkan pelaksanaan salat lima waktu dapat mempengaruhi akhlak seseorang. sedangkan kurang lengkapnya data tentang MA Salafiyah Simbang Kulon menjadi kekurangan dalam skripsi ini. Skripsi Murni yang berjudul ‘Upaya Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak al-Karimah di Sekolah Dasar Negeri Lengkong 01, Kec. Batangan Kab. Pati ’ Skripsi tersebut membahas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan akhlak al-karimah, termasuk sikap hidup guru agama yang menjadi cermin bagi siswa dalam kesehariannya. Kedisiplinan dalam proses belajar mengajar juga merupakan keberhasilan dalam pembinaan akhlak di SDN Lengkong 01. Karena kebutuhan anak terhadap akhlak al-karimah guna menumbuhkan kesadaran berperilaku yang baik. Sedangkan kecakapan dan keterampilan guru agama merupakan faktor pendorong bagi siswa untuk selalu bersikap baik, karena guru merupakan pengganti orang tua di sekolah.40 Kelebihan dari skripsi ini adalah memaparkan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam membina akhlak karimah. Sedangkan minimnya perhatian orang tua dalam membina akhlak karimah siswa SDN Lengkong 01 menjadi salah satu kekurangan dalam skripsi ini.
D. HUBUNGAN PEMAHAMAN IBADAH DENGAN AKHLAK KARIMAH Islam memiliki berbagai bentuk peribadatan, akan tetapi tidak semua muslim mengetahui bentuk peribadatan tersebut, hal ini kurang lengkapnya pemahaman yang diterima tentang agama. Memahami agama merupakan salah satu aspek fundamental dalam ajaran agama, karena salah satu bukti pemahaman agama menuntut adanya sikap yang kongkrit dalam pelaksanaannya.
39 Farid Ma’ruf, Skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Salat Terhadap Akhlak al-Karimah Siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Simbang Kulon Buaran Pekalongan ” (Semarang:Perpustakaan IAIN Walisongo, 2002). 40 Murni, Skripsi “ Upaya Guru Agama Dalam Pembinaan Akhlak al-Karimah di Sekolah Dasar Negeri Lengkong 01, Kec. Batangan Kab. Pati ” (Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo 2004 ).
26
Pemahaman agama terutama ibadah sangatlah penting bagi setiap muslim karena ibadah dalam Islam merupakan bentuk penyerahan diri yang dilakukan melalui amalan-amalan yang bertujuan memperoleh ridla Allah Swt.41 Beberapa diantaranya salat, puasa, zakat dan lain-lain. Ini merupakan bagian dari pilar agama, yang apabila dilaksanakan maka akan memperkokoh tiang agama.42 Selain itu ibadah-ibadah tersebut juga memiliki makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu ibadah-ibadah tersebut harus senantiasa dilaksanakan dan diamalkan, selain itu ibadah juga dapat memberikan ekspresi yang hidup serta mendorong semangat untuk kemanusiaan. Sehingga ibadah dapat dikatakan membentuk keseimbangan hidup. Sedangkan akhlak berfungsi sebagai muara segala sesuatu yang berhubungan dengan seluruh aspek kehidupan manusia.43 Akhlak merupakan realisasi apa yang ada dalam hati seseorang. Jadi akhlak merupakan ekspresi, jika hatinya baik maka akhlaknya pun akan baik begitu pula sebaliknya jika hatinya buruk maka akhlaknya pun akan buruk. Akhlak juga merupakan manifestasi ibadah, misalnya orang yang rajin berpuasa maka ia akan terbiasa menahan segala amarah dan hawa nafsunya. Begitu pula orang yang rajin salat, maka ia akan senantiasa mengingat Allah di mana pun ia berada. Jadi semakin intensif ibadah yang dilakukan maka akan semakin baik akhlak yang dimiliki seseorang, karena ibadah seseorang berfungsi membimbing akhlaknya.
E. HIPOTESIS Penelitian yang saat ini dilakukan memerlukan hipotesis sebagai jawaban yang bersifat sementara. Dan hipotesis dari penelitian ini adalah ” terdapat hubungan antara pemahaman ibadah siswa dengan akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang ”.
41 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Op.Cit., (Jakarta: Prenada Media,2003),hlm. 117 42 Abul A’la al-Maududi, Azas Islam, (Jakarta : Panjimas,1999) hlm.35 43 Ashadi Falih, Cahyo Yusuf, Akhlak Membentuk Pribadi Muslim, (Semarang : Aneka Ilmu, 1990), hlm.115
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian seringkali disebut juga metodologi, adalah cara-cara untuk mengumpulkan dan menganalisis data-data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan terpercaya.1 Dengan demikian metodologi penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik dengan mengadakan penelitian, dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Adapun dalam metode penelitian ini, akan diuraikan tentang tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel dan indikator penelitian, metode penelitian, populasi, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, dan gambaran umum SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang.
A. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan landasan untuk mewujudkan suatu usaha yang akan dilakukan sehingga arah suatu langkah akan menjadi jelas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.1 untuk mengetahui pemahaman ibadah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang. 1.2 untuk mengetahui akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang. 1.3 untuk mengetahui adakah hubungan pemahaman ibadah dengan
akhlak
karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 15 hari , bertempat di SMA SUDIRMAN 2 Jl. Merbau Raya Banyumanik Semarang.
1
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 10.
28
C. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.2 Dalam penelitian ini penelitian ini digunakan dua variabel, Variabel bebas atau disebut variabel eksperimental atau variabel X, yakni variabel yang diselidiki pengaruhnya. Variabel terikat atau disebut variabel Y yaitu variabel katrol, variabel ramalan atau variabel Y yaitu variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional dengan (sebagai pengaruh) variabel bebas.3 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (X) adalah pemahaman ibadah dengan indikator :
Pemahaman Ibadah
a.
Salat
c. Zakat
b.
Puasa
d. Haji
Adapun yang menjadi variabel terikat (Y) adalah akhlak karimah, dengan indikator:
Akhlak karimah
a. Jujur
c. Pemaaf
b. Sabar
d. Penolong
D. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya.4 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei atau field research dengan teknik analisis korelasional, yaitu suatu penelitian yang bertujuan mencari hubungan atau pengaruh dari dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini variabel ditetapkan ada dua, yaitu variabel bebas (pemahaman ibadah) dan variabel terikat (akhlak karimah).
2
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 133. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito, 1998), hlm. 73. 4 Ibnu Hadjar, Op. Cit, hlm. 10. 3
29
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang mendasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik dari suatu variabel untuk dapat dikaji secara terpisah-pisah. kemudian dihubungkan E. Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok subyek yang dikenai generalisasi hasil penelitian.5 Menurut Suharsimi Arikunto, jika subyeknya kurang dari 100 maka diambil semua, tetapi jika besar lebih dari 100 maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25%.6 Populasi yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang sebanyak 68 siswa dengan perincian : kelas X : 28 siswa, kelas XI : 20 siswa, kelas XII: 20 siswa, jadi jumlah seluruhnya sebanyak 68 siswa. Sampel merupakan kelompok kecil individu yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian yang dipilih dari kelompok yang lebih besar atau penarikan dari sebagian populasi.7 Karena jumlah populasi ada 68 siswa, yang berarti di bawah 100, maka sample yang digunakan adalah jumlah seluruh siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang.
F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data yang relevan, digunakan metode sebagai berikut: a. Wawancara Metode wawancara adalah semua pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan.8
5
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm: 77 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneka Cipta, 1998), Cet XII, hlm. 120 7 Ibid., hlm. 84. 8 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm: 102 6
30
Metode ini digunakan untuk menjaring data atau informasi tentang tinjauan historis dan kondisi siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang yang diperoleh secara lisan. b. Observasi Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan obyek.9 Metode observasi digunakan untuk mengamati akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang. c. Angket Angket yaitu suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis atau menjawab secara tertulis yang dilakukan oleh responden.10 Angket ini diberikan kepada siswa SMA Sudirman 2 untuk mengetahui akhlak karimah siswa. e. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk
mengukur
ketrampilan,
pengetahuan,
intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.11 Metode Tes yang digunakan adalah tertulis untuk mengetahui tentang pemahaman siswa SMA Sudirman 2 tentang ibadah. d. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi baik data itu berupa catatan harian, memori atau catatan penting lainnya.12 Metode ini untuk menjaring data tentang struktur organisasi, dan arsip-arsip lain mengenai di SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang.
9
Op. Cit, hlm. 126 S.Margono, Op.Cit., hlm.167.. 11 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm: 127. 12 Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. 4 hlm.71 10
31
G. Teknik Analisis Data Adapun teknis analisis yang dipakai untuk menganalisis data tersebut adalah dengan menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor. Dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis
data kuantitatif. Teknik Analisis
Kuantitatif disebut juga dengan “Teknik Stastistik”, dan digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka.12 1. Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan dilakukan untuk mengetahui hubungan pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang. Dianalisa dalam bentuk angka, langkah yang diambil adalah dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket untuk responden. Dalam analisis ini data dari masing-masing variabel akan ditentukan: a. Penskoran Pada bagian ini penulis akan menganalisis data yang telah berkumpul melalui tes yang disebarkan kepada responden dengan angka skor 2, 3 dan 4. Sedangkan untuk angket yang telah disebarkan kepada responden, dengan ketentuan jawaban sebagai berikut: a) Untuk alternatif jawaban A mendapat nilai 4 b) Untuk alternatif jawaban B mendapat nilai 3 c) Untuk alternatif jawaban C mendapat nilai 2 d) Untuk alternatif jawaban D mendapat nilai 1 b. Menentukan kualifikasi dan interval nilai
i=
R dimana R = NT - NR dan K = 1 + 3,3 log N K
Keterangan :
12
i
= Panjang iterval kelas
R
= Rentang nilai
Muhammad Ali , Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993),hlm. 155
32
NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah K
= Banyak kelas
N
= Jumlah responden
c. Menentukan tabel frekuensi d. Mencari nilai rata-rata (mean) dari variabel (X) dan (Y) Untuk variabel (X), M x =
Untuk variabel (Y), M y =
∑X N
∑ Y 13 N
2. Pengujian Hipotesis Untuk memprediksi nilai variabel Y (akhlak karimah) berdasarkan nilai variabel X (pemahaman ibadah) maka digunakan persamaan regresi dengan rumus sebagai berikut. Y1 = a + bX14, di mana: Y1= sebagai variabel kriterium (yang diprediksikan) X = sebagai variabel prediktor a = bilangan konstan (intersep) b = koefisien arah regresi linier (slap) 3. Uji Signifikasi Dalam rangka untuk menguji signikasi dari persamaan regresi tersebut digunakan teknik Uji F, dengan rumus sebagai berikut. Freg =
JK reg RK res
Keterangan : Freg
= Harga bilangan F untuk garis regresi
Rkreg = Rerata kuadrat hasil regresi JKres = Jumlah kuadrat residu. 13 14
Ibid, hlm. 292. Ibid, hlm. 216.
33
Untuk mempermudah perhitungan bilangan F, maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi, sebagai berikut. Sumber Varian Regresi (reg)
Residu (res) Total (T)
Db
1
N-2
N-1
JK
RK JKreg dbreg
( ∑ xy ) 2 ∑ x
∑ y2 −
2
( ∑ xy ) 2
∑ y2
∑x
Freg
2
RK reg RK res JKres dbres -
-
4. Proporsi varian Y (R2) Untuk mengetahui proporsi sumbangan varian Y yang diterangkan oleh X, maka digunakan rumus. R2 = Σxy2 Σx2Σy2 5. Analisis Lanjut Setelah diperoleh persamaan regresi antara variabel X dan variabel Y, selanjutnya adalah menghubungkan antara nilai Fhitung dengan nilai F pada tabel, baik pada taraf signifikansi 5% atau 1% dengan kemungkinan : 1. Jika Freg lebih besar daripada Ft 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis diterima) 2. Jika Freg
lebih kecil daripada Ft 1% atau 5% maka non signifikan
(hipotesis ditolak). Memberi interpretasi terhadap Freg yang diperoleh dari hasil pengolahan data untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA SUDIRMAN 2 Banyumanik Semarang.
34
Jika Freg lebih besar dari taraf signifikan 5% maupun 1%, berarti Ho ditolak, sebaliknya jika Freg lebih kecil dari taraf signifikan 5% maupun 1% maka Ha diterima.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang 1 a. Tinjauan Historis Latar belakang didirikannya SMA Sudirman adalah pada 1976 di Semarang selatan belum ada sekolah umum yang bernafaskan Islam, serta misi mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dengan mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana tercantum dalam
UUD 45. Pada awalnya SMA Sudirman
berdiri pada tanggal 1 Januari 1976 yang lokasinya meminjam PGA Negeri Semarang. Namun sejak tahun 1985 SMA Sudirman 2 telah menempati gedung milik sendiri yang terletak di jalan Merbau Raya Banyumanik Semarang. • Letak Geografis SMA Sudirman 2, telah mempunyai gedung atau tempat belajar sendiri, sehingga lebih mudah dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. SMA Sudirman 2 Banyumanik berbatasan dengan : •
Sebelah utara berbatasan dengan lapangan Merbau
•
Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk
•
Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk dan
•
Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman penduduk. Dilihat dari letak geografis SMA Sudirman 2 ini dekat dengan jalan raya
yang sangat memudahkan untuk dapat diakses, sehingga memudahkan siswa dalam menempuh perjalanan menuju sekolah b. Visi dan Misi dan Tujuan Penyelenggaraan pendidikan SMA Sudirman 2 mempunyai :
1
Dokumentasi, Arsip data SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang 2006/2007
36
• Visi : Mengembangkan sekolah berwawasan religius, berkualitas serta mampu bersosialisasi dengan masyarakat. • Misi : Mendidik generasi yang cerdas, memiliki akhlak yang luhur, mandiri dan mampu menghadapi masa depan dengan sistem pendidikan nasional. • Tujuan : Prorgam ini sebagai landasan sekolah untuk menuju sekolah yang bermutu. c. Struktur Organisasi, Kedaan Guru, Siswa dan Sarana dan Prasarana Untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kelancaran dan kemudahan dalam mengelola juga untuk merapikan administrasi sekolah, disusunlah struktur organisasi sekolah, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing individu. Adapun struktur organisasi SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang adalah sebagai berikut : a. Komita Sekolah
: Drs. H. Joko Warsito
b. Kepala Sekolah
: Drs. HM. Soekaryanto
c. Waka Kesiswaan
: Sambiyono, S.Pd
d. Waka. Humas
: Subakir
e. Waka. Kurikulum
: Drs. Suparno
f. Waka Sarpras
: Faozy, S.Pd
g. Dewan Guru h. Siswa • Keadaan Guru Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, diperlukan guru yang berkompetensi di bidangnya. Adapun jumlah tenaga guru yang ada di SMA Sudirman 2 semua berjumlah
20 orang yang terdiri dari
seorang kepala sekolah dan 19 guru dan 4 karyawan guna memperlancar proses pembelajaran di sekolah.
37
• Keadaan Siswa Secara keseluruhan jumlah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang adalah 68 orang, dengan perincian 28 siswa putra dan 40 siswi putri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 KEADAAN SISWA SMA SUDIRMAN 2 BANYUMANIK SEMARANG 2 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
X
11
18
28
2
XI
8
12
20
3
XII
9
11
20
28
40
68
Jumlah Total • Sarana dan Prasarana
SMA Sudirman 2 juga memiliki fasilitas atau sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini guna menunjang keberhasilan dan memudahkan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian Guna mengetahui data tentang hubungan pemahaman ibadah dengan akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang, dapat diperoleh dari hasil tes dan angket yang telah diberikan kepada 68 siswa. Adapun tes tentang pemahaman ibadah siswa terdiri dari 20 item pertanyaan, dan angket tentang akhlak karimah terdiri dari 20 item pertanyaan. Untuk tes masing-masing pertanyaaan mendapat skor 2,3 dan 4, sedangkan untuk angket masing-masing pertanyaan disertai 4 alternatif jawaban dengan skor 4,3,2, dan 1. Guna mengetahui lebih jelas hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada deskripsi berikut.
2
. Dokumentasi, Arsip siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang 2006/2007
38
1. Data Tentang Pemahaman Ibadah Siswa Guna menentukan nilai kuantitatif Pemahaman Ibadah siswa adalah dengan menjumlahkan skor jawaban tes dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban, berikut rekapitulasi nilai jawaban tes Tabel 2 Rekapitulasi Nilai Tes Pemahaman Ibadah Resp
Jmlh
Resp
Jmlh
Resp
Jmlh
1
65
26
52
51
61
2
58
27
51
52
63
3
50
28
62
53
67
4
53
29
65
54
54
5
51
30
52
55
57
6
52
31
48
36
55
7
52
32
49
57
60
8
53
33
57
58
68
9
60
34
51
59
65
10
57
35
53
60
60
11
53
36
58
61
68
12
51
37
60
62
61
13
51
38
54
63
55
14
61
39
53
64
65
15
62
40
52
65
58
16
65
41
55
66
58
17
65
42
63
67
62
18
64
43
54
68
62
19
65
44
60
jmlh
3936
20
62
45
59
21
59
46
57
22
62
47
54
23
63
48
55
24
65
49
62
25
57
50
60
39
N
= 68
M (X) = 57.88235294
NT = 68
ΣX
= 3936
SD (X) = 5.21058
NR = 48
kemudian diadakan analisis sebagai berikut. a. Mencari Interval Nilai Guna mencari interval nilai dan menentukan klasifikasi dan interval digunakan rumus sebagai berikut.
i=
R di mana R = NT - NR dan K = 1 + 3,3 log N K
Keterangan : i
: Interval kelas
R : Range K : Banyak kelas = 1 + 3,3 log N NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah N = Jumlah responden. Dari data di atas, maka interval nilainya adalah sebagai berikut.
R = NT - NR = 68 - 48 = 20 K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 68 = 1 + 6.04 = 7.04
i=
R K
= 20 7,04 = 2,8561 dibulatkan menjadi 3.
40
b. Menentukan tabel frekuensi Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pemahaman Ibadah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang Interval
f
X
Fx
48-50
3
49
147
51-53
15
52
780
54-56
8
55
440
57-59
14
58
812
60-62
18
61
1098
63-65
7
64
448
66-68
3
67
201
jumlah
N=68
∑ fx = 3926
Setelah diketahui distribusi frekuensi dari pemahaman ibadah, selanjutnya dicari nilai rata-rata c. Mencari nilai rata – rata (Mean)
Mx =
∑ fx N
M = 3926 68 = 57,73 Jadi nilai rata- rata (Mean) dari pemahaman ibadah adalah 57.73. Berdasarkan data tentang pemahaman ibadah siswa di atas, kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram, sebagaimana gambar 1 berikut.
41
Gambar 1 Histogram Pemahaman Ibadah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang 18
Frekuensi
15
12
9
6
3 49.00 52.00 55.00 58.00 61.00 64.00 67.00
2. Data tentang Akhlak Karimah Siswa Guna menentukan nilai kuantitatif Akhlak Karimah siswa adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan frekuensi jawaban, berikut rekapitulasi nilai angket Akhlak Karimah siswa. Tabel 4 Rekapitulasi Nilai Angket Akhlak Karimah Resp
Jmlh
Resp
Jmlh
Resp
Jmlh
R_1
55
R_25
52
R_49
55
R_2
57
R_26
48
R_50
54
R_3
49
R-27
49
R_51
62
R_4
51
R_28
53
R_52
60
R_5
48
R_29
56
R_53
49
R_6
50
R_30
49
R_54
52
R_7
51
R_31
50
R_55
52
R_8
51
R_32
53
R_56
51
R_9
49
R_33
55
R_57
59
42
R_10
52
R-34
48
R_58
60
R_11
49
R_35
50
R_59
57
R_12
50
R_36
56
R_60
52
R_13
49
R_37
58
R_61
56
R_14
51
R_38
56
R_62
55
R_15
57
R_39
51
R_63
61
R_16
60
R_40
47
R_64
64
R_17
62
R_41
50
R_65
60
R_18
64
R_42
50
R_66
55
R_19
58
R_43
46
R_67
64
R_20
54
R_44
52
R_68
57
R_21
57
R_45
56
jmlh
3654
R_22
53
R_46
55
R_23
56
R_47
53
R_24
53
R_48
49
N
= 68
M (Y)
= 53,73529412
NT = 66
ΣY
= 3654
SD (Y)
= 423,425
NR = 46
kemudian diadakan analisis sebagai berikut : a. Mencari Interval Nilai untuk mencari interval nilai dan menentukan klasifikasi dan interval digunakan rumus sebagai berikut :
i=
R di mana R = NT - NR dan K = 1 + 3,3 log N K
Keterangan : i
: Interval kelas
R : Range K : Banyak kelas = 1 + 3,3 log N NT = Nilai tertinggi NR = Nilai terendah N = Jumlah responden. Dari data di atas, maka interval nilainya adalah sebagai berikut.
43
R = NT - NR = 66 - 46 = 20 K = 1+ 3,3 log N = 1+ 3,3 log 68 = 1+ 6,04 = 7, 04
i=
R K
= 20 7,04 = 2,840 dibulatkan menjadi 3. b. Menenetukan tabel frekuensi Tabel 5 Distribusi Frekuensi Akhlak Karimah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang Interval
f
X
Fx
46-48
5
47
235
49-51
19
50
950
52-54
13
53
795
55-57
15
56
840
58-60
8
59
472
61-63
5
62
310
64-66
3
65
195
Jumlah
∑ fx = 3797
44
c.
Mencari nilai rata – rata (Mean)
Mx =
∑ fx N
M = 3797 68 = 55,83 Jadi nilai rata- rata (Mean) dari pemahaman ibadah adalah 55.83. Berdasarkan data tentang akhlak karimah siswa di atas, kemudian divisualisasikan dalam bentuk histogram, sebagaimana gambar 2 berikut. Gambar 2 Histogram Akhlak Karimah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang 20
Frekuensi
15
10
5
47.00 50.00 53.00 56.00 59.00 62.00 65.00
C. Pengujian Hipotesis 1. Persamaan garis regresi Untuk memprediksi nilai variabel Y (akhlak karimah) berdasarkan nilai variabel X (pemahaman ibadah) maka digunakan persamaan regresi dengan rumus sebagai berikut.
45
Y1 = a + bX3, di mana: Y1 = sebagai variabel kriterium (yang diprediksikan) X = sebagai variabel prediktor a = bilangan konstan (intersep) b = koefisien arah regresi linier (slap) Sebagai persiapan, data dianalisis untuk mencari nilai a dan b dengan rumus dan perhitungan sebagai berikut. a =
( ∑ Y 1 )( ∑ X 12 ) − ( ∑ X 1 )( ∑ X 1 Y 1 ) n ∑ x 12 − ( ∑ X 1 ) 2
= (3654)(229644) – (3936)(212618) 68(229826) – (3936) 2 =
(839344) – ( 836895) 1564157 - 154920
=
2249 1237
=
19,883
b=
n ∑ X 1Y1 − (∑ X 1 )(∑ Y1 ) n ∑ X 12 − (∑ X 1 ) 2
= 68 (212618) – (3936)(3654) 68 (229644) – (3936)2 = 144563 – 143821 156157– 154920 =
742 1237
= 0,585 Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka persamaan regresinya adalah Y1 = a + bX , Y1 = 19,883+ 0,585X
3
Ibid., hlm. 216.
46
2. Uji Signifikasi Dalam rangka untuk menguji signikasi dari persamaan regresi tersebut digunakan teknik Uji F, dengan rumus sebagai berikut. Freg =
JK reg RK res
Keterangan : Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi RKreg = Rerata kuadrat hasil regresi JKres = Jumlah kuadrat residu. Untuk mempermudah perhitungan bilangan F, maka dibuat tabel ringkasan analisis garis regresi, sebagai berikut. Sumber variasi Regresi
(reg)
Db
JK
RK
1
(∑ xy ) ∑x
dbreg
2
(∑ xy ) ∑x
2
(res)
N-2
Total
N-1
∑y
2
−
∑y
2
2
Uji signifikansi regresi Y pada X.
(∑ xy ) = ∑x
2
a. JK reg
JK reg
2
Residu
2
= (1116)2 1820 = 1245456 2002 = 622,215
Freg
JK res dbres
-
RK reg RK res
47
(∑ xy ) JKres = ∑ y − ∑x
2
b.
2
2
= 1202 – 622,215 = 1201,2 c. JKtot = ∑ y2 = 1201,2 d. dbt = N-1 = 68-1 = 67 e. dbreg = 1 f. dbres = 67-1 = 66 Sehingga diperoleh: RKreg =
JK reg dbreg
= 622,215 1 = 622,215 RKres =
JK res dbres
= 579,020 66 = 8773 Kemudian mencari perhitungan bilangan F. Freg =
JK reg RK res
= 622,215 8773 = 70,924. Kesimpulan F: 70,924 > 3,99(0.05) dan 7,04(0.01)
48
Untuk mengetahui hasil perhitungan analisis regresi di atas, dapat dilihat dalam tabel ringkasan hasil analisis regresi sebagai berikut. Tabel 6 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Sumber variasi
Db
JK
RK
Regresi
1
622,215
622,215
Residu
66
579,020
8773
Total
67
1201,25
-
Ft
F
70,924
Kesimpulan
5%
1%
3,99
7,04
Signifikan
Dari tebel tersebut dapat diketahui bahwa nilai F > dari Ft, baik pada taraf signifikasi 5% maupun 1%. Dengan demikian regresi Y pada X signifikan. Dengan kata lain, ada hubungan X (pemahaman ibadah) pada Y (akhlak karimah). 3. Proporsi varian Y (R2) Untuk mengetahui proporsi sumbangan varian Y yang diterangkan oleh X, maka digunakan rumus. R2 = Σxy2 Σx2Σy2
= Jkreg JKtot
= 622,215 = 1201,25
0,5179 dibulatkan menjadi 0,518
Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui proposi sumbangan X terhadap varian Y (R2) adalah 0,518 atau 51,8%. Sementara 48,2% yang lain dari varian Y yang disumbangkan oleh variabel lain. D. Pembahasan Penelitian
Dari hasil perhitungan rata-rata pemahaman ibadah siswa diketahui nilainya sebesar 57,73 terletak pada interval 57-59, hal ini berarti pemahaman ibadah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang adalah Cukup. Sedangkan perhitungan rata-rata akhlak karimah siswa nilainya sebesar 55,83 terletak pada interval 55-57, hal ini berarti akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang adalah Cukup.
49
Hasil analisis data sebagaimana disajikan di atas menunjukkan bahwa persamaan regresi adalah Y1 = 19,883 + 0,585 X. Dengan demikian, setiap perubahan skor variabel X sebesar 1 unit (1), skor Y diprediksikan berubah 0,886. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa persamaan tersebut signifikan (F= 70,924; p < 000), terlihat dari Fh > Ft(1%) = 7,04 dan Fh > Ft (5%) = 3,99. Perubahan tersebut signifikan (F > Ft) sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan ke proyeksi. Oleh karena itu, hipotesis peneliti yang mengatakan ” ada hubungan antara pemahaman ibadah dengan akhlak karimah ” dapat diterima. Lebih lanjut, variabel X (pemahaman ibadah) memberikan sumbangan kepada variabel Y (akhlak karimah) sebesar 51,8%. Hal ini berarti bahwa variabel Y (akhlak karimah) tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh variabel X (pemahaman ibadah) karena 48,2% variabel nya masih dipengaruhi oleh yang lain.
50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dan diperoleh data – data yang diperlukan melalui berbagai metode penelitian, maka dapat disiimpulkan dari hasil penelitian sebagai berikut: •
Pemahaman ibadah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang berdasarkan penelitian adalah baik, hal ini terlihat dari hasil rata-rata jawaban tes siswa ditemukan nilai sebesar 57.73, setelah dikonsultasikan dengan tabel kategori masuk dalam interval 57-59, yang berarti berkategori cukup.
•
Akhlak karimah siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang berdasarkan penelitian adalah baik, hal ini tampak dari sikap siswa dalam
berinteraksi
dengan
guru
dan
teman-teman.
Sedangkan
berdasarkan hasil rata-rata jawaban angket siswa ditemukan nilai sebesar 55.83, setelah dikonsultasikan dengan tabel kategori masuk dalam interval 55-57, yang berarti berkategori cukup. •
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa persamaan regresi adalah Y1 = 19,883 + 0,585X. Dengan demikian, setiap perubahan skor variable X sebesar 1 unit (1), skor Y diprediksikan berubah 0,585. Perubahan tersebut signifikan (F > Ft) sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan keproyeksi. Oleh karena itu, hipotesis peneliti yang mengatakan ” ada hubungan antara pemahaman ibadah dengan akhlak karimah ” dapat diterima.
B. Saran- saran Setelah peneliti menyimpulkan sebagaimana di atas dan ternyata hipotesis yang diajukan diterima, oleh karena itu maka peneliti menyampaikan beberapa saran di antaranya:
51
a. Bagi Siswa Sebagai calon pemimpin dimasa mendatang seorang siswa hendaknya memiliki kesadaran yang lebih dalam memahami ajaran agama terutama ibadah, karena pemahaman agama yang baik akan menjaga dari perbuatan tercela. Bekal akhlak yang mulia membuat siswa mampu menghadapi kemajuan zaman dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan. b. Bagi Guru Hendaknya senantiasa mengingatkan dan mengawasi para siswa agar lebih terarah dalam memahami agama terutama ibadah, serta bersikap proaktif membantu dan membimbing siswa dalam mengamalkan akhlak karimah.
C. Penutup Alhamdulillah, berkat Karunia dan pertolongan Allah Swt., akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Pemahaman Ibadah dengan Akhlak Karimah Siswa SMA Sudirman 2 Banyumanik Semarang’’. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih terlampau jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sangatlah penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Jamal, Cara Nabi Menyiapkan Generasi, Surabaya: Pustaka Elba, 2006. A’la al-Maududi Abu , Azas Islam, Jakarta : Panjimas,1999. Alalmuddin Muhammad, Hawalatul Iman, terj., Manisnya Iman, Jakarta : Pustaka Azzam, 2002. Ali Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993. Al-Quran dan Terjemahnya, Semarang : Toha Putra, 2001.
Al-Zuhayly Wahbah, ZAKAT Rosdakarya, 1995.
Kajian
Berbagai
Mahzab,
Bandung:
AM. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994. An-Nahlawi Abdurrahman, Ushulut Tarbiyah Islamiyah wal Asalibiha, fil Baiti wal Madrasati wal Mujtama’ Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, Jakarta : Gema Insani Press, 1983. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rieneka Cipta, Cet XII, 1998. Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2002. Azwar Saefuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998. Daryanto.M., Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rieneka Cipta 2001. Darajat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1996. , Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2001. Daud Ali Muhammad, Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1990. Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2001.
i
Djatnika Rachmat, Sistem Etika Islami (Akhlak Karimah), Jakarta : Pustaka Panjimas, 1992. Djumhana Hanna Bastaman, Integrasi Psikologi dengan Islam: Menuju Psikologi Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, Cet I, 1995. El-Jazairi Abu Bakar, Minhajul Muslim,terj. Pola Hidup Muslim, Bandung Rosdakarya, 1997. Farid M.Nasution, Penelitian Praktis, Medan : CV. Pustaka Widya Sarana, 1998. Hadi Suttrisno , Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset, 1990. Hadjar Ibnu, Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998. Ibrahim Al-Tuwajiri Muhammad Bin Ibrahim, Ushuluddin AlIslam,terj.Pilar-pilar Ajaran Islam, Jakarta: Pustaka Azzam, 2000. Ilyas Asnelly, Mendambakan Anak Saleh, Bandung :Al-Bayan, 1998. K.Nottingham Elizabeth, Agama dan Masyarakat : Suatu Pengantar Psikologi Agama, Jakarta : Bumi Aksara, 2001. Langgulung Hasan, Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta : al-Husnadzikra, 1995. Margono S. Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rieneka Cipta, 2000. Morgan Clifford T.,Introduction of Psychology, New York :Mc Growhill Book, 1975. Mubarok Zaky dan Tim, Akidah Islam, Jogjakarta : UII Press, 2001. Muhammad al-Ghazali Abu Hamid, Ihya’ Ulumiddin al-Ghazali,juz 3, Darul Ihya’, t.t,h. Munir A,Sudarsono, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta : Rieneka Cipta, Cet.2, 2001. Muslim Imam Ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Shahih Muslim Juz 5, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.t. Nata Abudin, Akhlak Tassawuf, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, Cet.3, 2000.
ii
Ramayulis.dkk, Pendidikan Islam dalam Keluarga, (Jakarta : Kalam Muha,2001. Sarlito Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2000, Cet 4. Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta : Rieneka Cipta, 1993. Sudjana Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru 1989. Surakhmad Winarno, Dasar Teknik Research, Bandung : Transito, 1972. Suryabrata Sumadi, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998. Suwito, Filsafat Pendidikan Akhlak, Yogyakarta : Belukar, 2004. Tafsir Ahmad, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung Mimbar Pustaka, 2004. Thaha Chabib, PBM PAI di Sekolah dan Eksistensinya dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta : IAIN dan Pustaka Pelajar, 1998. Thib Ahmad Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, Jakarta : Prenada Mulia, 2003
iii