HUBUNGAN PARITAS DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI DESA NGARES KECAMATAN GEDEG KABUPATEN MOJOKERTO. FITRIA RAMADINI NIM. 11002106
Subject : Paritas, metode kontrasepsi jangka panjang. Description : Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia juga tidak luput dari masalah kependudukan. Salah satu masalah pokok dibidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk besar sekitar 250 juta jiwa dengan laju pertumbuhan yang relative tinggi sekitar 1,49% per tahun. Tingginya laju pertumbuhan yang tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini perlu penanganan yang serius yaitu dengan program keluarga berencana. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghasilkan cakupan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada ibu multipara dan gandemultipara adalah penyuluhan dan membebaskan biaya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini merupakan penelitian analitik, dan menurut waktunya penelitian ini merupakan penelitian yang besifat cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua peserta KB aktif sebanyak 589 responden. variabel yang diteliti adalah paritas dan pemilihan MKJP. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara terstruktur pada 240 responden.. Teknik pengambilann sampel dengan teknik pronbability sampling tipe cluster sampling. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 8-24 Mei 2014. Hasil penelitian menggunakan teknik uji chi square dengan tabel pada derajat kemaknaan yang ditetapkan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (k-1)(b-1) = (2-1)(3-1) = 4 adalah Xt = 5,99. Ketentuan yang ditetapkan adalah X2hitung > Xt2 maka H1 (Hipotesa satu) diterima. Karena X2hitung = 18,46 > 5,99, maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di Desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Paritas dapat mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi yang efektif dan mantap yang sesuai dengan kondisi dirinya agar tidak terjadi kehamilan resiko tinggi yang dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Berdasakan hasil penelitian tesebut diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan tentang pentingnya MKJP untuk Ibu yang memiliki anak lebih dari 2. ABSTRACT As one of the developing country, Indonesia also have problems about population. One of the Indonesia’s biggest problem is 250 million people of population with population growth rate about 1,49% per year. The high rate of growth that is not accompanied with an increasing in the quality of population need to be managed seriously that is with family planning progam. One of effort that can be done to obtain long term contraceptive method coverage on multiparous and grandemultiparaous mothers is by conseling and waive the fees
1
of using long term contraceptive method. This research aimed to know the relationship between parity with long term contraceptive method selection in Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. This was an analitycal research with cross sectional method. Population was all of active family planning participants as many as 589 respondents. The variables were parity and long term contraceptive method selection. This study was done by doing structured interview to 240 respondents. Sample taken with probability sampling technique with cluster sampling, data taken during 8- 24 May 2014. Data analyzed with chi square test on degree of significance α = 0.05 and degree of freedom (k-1) (b-1) = (2-1) (3-1) = 4, Xt2 5.99. Because X2count = 18,46, it meant X2count ˃ X2t. H1 was accepted which meant there was a relationship between mother’s parity with long active contraceptive method selection. Parity can affected family planning participants in choosing the constaceptive method that effective and steady for mothers to decrease the high risk of pregnancy that can lead to the mortality of mother and baby. Based on this research, medical workers expected to give more socialization of the importance of long term contraceptive method, especially for mothers with 2 or more children. Keywords: parity, family planning program, long term contraceptive method Contributor
: 1. Dian Irawati M.Kes 2. Dhonna Anggreni Amd.Keb SKM Date : 3 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Permanen link : Right : Open document Summary : LATAR BELAKANG Sebagai salah satu Negara berkembang, Indonesia juga tidak luput dari masalah kependudukan. Salah satu masalah pokok dibidang kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk besa sekita 250 juta jiwa dengan laju pertumbuhan yang relative tinggi sekitar 1,49% per tahun. (BKKBN, 2013). Secara kuantitas jumlah penduduk Indonesia cukup besar tetapi dari sisi kualitas melalui Indeks Pembangunan Manusia (IMP) kondisi Indonesia sangat memprihatinkan karena dari 117 negara, Indonesia diposisi 108. Tingginya laju pertumbuhan yang tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini serta dilakukan upaya penanganan yaitu dengan program keluarga berencana. (Handayani,2010) Tujuan gerakan KB nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. (Ari Sulistyowati, 2011). Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJMN) tahun 2009-2014, menjelaskan bahwa dalam rangka mempercepat pengendalian fertilitas melalui penggunaan kontasepsi, program keluarga berencana nasioanal di Indonesia lebih diarahkan kepada pemakaian Metode kontrasepsi jangka panjang diantaranya yaitu menggunakan pola pelayan kontrasepsi rasional sebagai pola pelayanan kontrasepsi kepada masyaakat berdasarkan kurun reproduksi sehat dan paritas. Data terakhir SDKI tahun 2007 mempelihatkan prevalensi pemakaian untuk suatu cara kontasepsi sekitar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai alat kontrasepsi jangka panjang, yakni IUD 4,2%, implant 2,8%, MOW 3% dan MOP 0,2%. Menurut Leli dan
2
Hadriah (2009) wanita lebih menyukai metode kontrasepsi non jangka panjang dan terbanyak adalah suntikan 31,9% dan pil sebanyak 13,2%. Berdasarkan tingkat provinsi Jawa Timur hasil peserta KB aktif pada bulan Maret tahun 2010 sebanyak 251.425 peserta. Sebanyak 4,8% diantaranya menggunakan KB IUD, 1,44% MOW, 0,47% MOP, 4,6% implant, 60,9% suntik dan 23,9% pil. (BKKBN,2010). Sedangkan berdasakan tingkat kabupaten Mojokerto peserta KB aktif pada bulan Maret 2010 sebanyak 184.202 peserta. Sebanyak 8,2% diantaranya menggunakan KB IUD, 4,6% MOW, 0,16% MOP, 4,32% implant, 62,57% suntik dan 44,72% pil. (BKKBN, 2010). Dan berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 20-23 Februari 2014 di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto didapatkan hasil dari 10 peserta KB aktif, 5 orang (50%) menggunakan KB Implant, 4 orang (40%) menggunakan IUD, 1 orang (10%) menggunakan MOW, Beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang adalah tingkat ekonomi, usia, paritas, pendidikan, dan faktor pasangan. Ibu dengan jumlah anak yang lebih banyak akan mempertimbangkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang. Prioritas utama alat kontrasepsi yang dipakai ibu dengan jumlah paritas lebuh dari dua adalah metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD atau AKDR, susuk atau implant, dan MOW atau MOP. Akan tetapi banyak ibu dengan jumlah paritas lebih dari dua masih memilih kontrasepsi seperti suntik/injeksi dan pil KB. Ibu yang mempunyai anak lebih dari dua tidak disarankan untuk memakai kontrasepsi suntik/injeksi dan pil KB, karena angka kegagalannya masih tinggi. Jika terjadi kegagalan dalam pemakaian kontrasepsi suntik/injeksi dan pil KB dapat mempengaruhi kesehatan Ibu, kesehatan bayi dan proses persalinannya nanti karena terlalu seringya melahirkan. Diharapkan Ibu yang mempunyai anak lebih dari dua untuk memakai kontrasepsi jangka panjang, karena metode kontrasepsi jangka panjang sangat efektif dan efesien. (Leli dan Hadriah, 2009) Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk menghasilkan cakupan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada ibu multipara dan gandemultipara adalah penyuluhan dan membebaskan biaya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Bedasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Paritas Ibu dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang?”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah paitas ibu sedangkan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peseta KB aktif di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto pada bulan April 2014 sebanyak 589 orang dengan sampel sebanyak 240 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik probability sampling tipe cluster sampling . Penelitian dilaksanakan di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto pada tanggal 8-24 Mei 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dengan melakukan wawancara terstruktur sedangkan alat atau instrument yang digunakan adalah lembar observasi. HASIL PENELITIAN. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 240 responden rata-rata adalah multipara 171 responden (71,2%) dengan pemilihan alat kontrasepsi non MKJP sebanyak 129 responden (53,8%), MKJP sebanyak 42 responden (17,5%). Hasil chi square tabel pada derajat kemaknaan yang ditetapkan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (k-1)(b-1) = (2-1)(31) = 4 adalah Xt = 5,99. Ketentuan yang ditetapkan adalah X2hitung > Xt2 maka H1 (Hipotesa
3
satu) diterima. Karena X2hitung = 18,46 > 5,99, maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di Desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut, dari 240 responden yang memakai alat kontrasepsi di Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, didapatkan data Ibu dengan paritas primipara yang memilih alat kontrasepsi MKJP sebanyak 9 responden (3,8%), multipara yang memilih MKJP sebanyak 42 responden (17,5%), dan grandemultipara yang memilih MKJP sebanyak 4 responden (1,7%). Menurut BKKBN (2006) menyatakan bahwa paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai seorang wanita. Klasifikasi didalam paritas ada 3 yaitu primipara, multipara dan grandemulti. (Prawiohardjo, 2009) Multipara adalah seorang wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali. (Prawirohardjo, 2009). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa sebagian besar multipara memakai alat kontrasepsi non MKJP. Tingginya paritas di Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor demografis, faktor social budaya dan faktor status ekonomi. Faktor demografis itu meliputi lingkungan Ibu yang dilingkungan pedesaan yang beranggapan bahwa mempunyai banyak anak tidak jadi masalah dan ditunjang dengan faktor ekonomi keluarga. Faktor sosial budaya yaitu Ibu menikah diusia muda. Berdasarkan data umur didapatkan bahwa dari 240 responden yang memakai alat kontrasepsi di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, didapatkan data Ibu dengan umur 46-55 tahun yang paling banyak memakai alat kontrasepsi MKJP sebanyak 55 responden (22,9%) Menurut Notoadmojo (2003) umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi peilaku seseorang dalam pemakaian alat kontasepsi, mereka yang berumur tua mempunyai peluang lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang beumur muda. Pola dasar penggunaan alat kontrasepsi yang rasioanal pada umu 20-30 tahun adalah kontrasepsi yang mempunyai refersibilitas yang tinggi karena pada umur tersebut PUS masih berkeinginan untuk mempunyai anak, sedangkan pada umur > 30 tahun alat kontrasepsi yang dianjurkan adalah yang mempunyai efektifitas tinggi dan dapat dipakai untuk jangka panjang. (Hartanto, 2004) Tingginya pemakai KB non MKJP dengan usia antara 46 – 55 tahun di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto dikarenakan Ibu dalam usia ini memilih alat kontrasepsi yang efektif, tigkat kegagalannya endah dan berdaya jangka panjang. Berdasarkan data pekerjaan yang didapatkan dari 240 responden yang memakai KB di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto yang suaminya bekerja yang memilih alat kontrasepsi MKJP sebanyak 55 responden (22,9%) dan didapatkan responden yang bekerja yang paling banyak memilih alat kontrasepsi MKJP 44 responden (18,3%). Menurut Wikipedia (2009) menyebutkan bahwa pekerjaan adalah suatu tugas atau keja yang menghasilkan uang bagi seseorang. Menurut Amiranty (2003) mengatakan bahwa ada hubungan bermakan antara status pekerjaan dengan penggunaan MKJP. Ibu yang bekerja memiliki peluang sebesar 2 kali untuk memakai MKJP dibandingkan dengan Ibu yang tidak bekerja. Tingginya jumlah pemakai alat kontrasepsi MKJP pada Ibu yang bekerja di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi keluarga. Berdasarkan data penghasilan keluarga didapatkan dari 240 responden yang memakai KB di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto yang penghasilan suaminya < Rp 2.050.000 yang memilih MKJP sebanyak 29 responden (12,1%), dan didapatkan dari
4
240 responden yang berpenghasilan < Rp 2.050.000 yang banyak memilih MKJP sebanyak 35 responden (14,6%). Menurut Haig yang dikutip oleh Markus dan Wijana (2003) menyebutkan bahwa penghasilan adalah nilai berupa uang dari tambahan kemampuan ekonomis seseorang antara dua titik waktu. Salah satu faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi adalah status sosio ekonomi. Semakin tinggi status ekonomi seseorang maka semakin mudah untuk menggunakan alat kontrasepsi. (BKKBN, 1999) dalam Ekarini (2008). Besar kecilnya penghasilan keluarga di Desa Ngares Kecamatan gedeg Kabupaten Mojokerto ternyata dapat mempengaruhi ibu dalam pemilihan alat kontrasepsi. Berdasarkan data pendidikan responden didapatkan dari 240 responden yang memakai KB di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto yang berpendidikan SMP yang banyak memilih MKJP sebanyak 22 responden (9,2%). Menurut Zahari Idris (2003) menyebutkan bahwa pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang betujuan antara manusia dewasa dan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap anak didiknya. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan pengetahuan dan persepsi seseorang terhadap pentingnya sesuatu hal, termasuk pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini disebabkan seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih luas pandangannya dan lebih mudah menerima ide dan tata cara kehidupan baru (BKKBN, 1980). Tingginya jumlah responden yang memilih alat kotrasepsi MKJP yang berpendidikan SMP dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi keluarga dan faktor sosial budaya seperti banyak responden yang menikah diusia muda. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang bahwa dari 240 responden, sebagian besar alat kontrasepsi yang dipilih adalah jenis alat kontrasepsi non MKJP sebanyak 185 responden (77,1%) dan sebagian kecil alat kontrasepsi yang dipilih adalah jenis alat kontrasepsi non MKJP sebanyak 55 responden (22,9%). Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama lebih dai 2 tahun, efektif dan efesien untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun atau sudah ingin tambah anak lagi. Sepeti Intra uterine device atau AKDR, implant atau susuk dan sterilisasi pada wanita dan pria. (Saifudin, 2006). Tingginya peminat KB non MKJP dikarenakan banyak responden yang beranggapan bahwa pemasangan KB MKJP seperti IUD atau implant sakit dan biaya untuk pemasangannya pun tinggi. Responden banyak memilih KB non MKJP karena harganya murah dan mudah dijangkau oleh responden. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan masyarakat atau calon akseptor lebih memilih alat kontrasepsi yang mempunyai efek samping rendah dan mempunyai keefektifitasan yang tinggi meskipun alat kontrasepsi itu tidak sesuai dengan usia dan paritas mereka saat ini, seperti pada paritas multipara yang seharusnya dianjurkan untuk menggunakan KB IUD atau implant akan tetapi pada kenyataannya mereka lebih memilih KB suntik atau pil. Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan teknik uji statistic chi square tabel pada derajat kemaknaan yang ditetapkan α = 0,05 dengan derajat kebebasan (k-1)(b-1) = (21)(3-1) = 4 adalah Xt = 5,99. Ketentuan yang ditetapkan adalah X2hitung > Xt2 maka H1 (Hipotesa satu) diterima. Karena X2hitung = 16,85 > 5,99, maka H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di Desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Dapat diketahui bahwa dari 240 responden yang memakai alat kotrasepsi di Desa Ngares Kidul Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto didapatkan sebagian besar adalah multipara sebanyak 171 responden(71,2%) dengan pemilihan alat kontrasepsi non MKJP sebanyak 129 responden (53,8%), MKJP sebanyak 42 responden (17,5%).
5
Menurut Leli dan Hadriah (2009) , Ibu dengan jumlah anak yang lebih banyak akan mempertimbangkan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang karena prioritas utama alat kontrasepsi yang dipakai ibu dengan jumlah paritas lebuh dari dua adalah metode kontrasepsi jangka panjang. Hasil penelitian Purwoko ((2002) dalam Ekarini (2008) jumlah anak hidup mempengaruhi pasangan usia subur dalam menentukan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Pada pasangan dengan jumlah anak hidup masih sedikit terdapat kecenderungan untuk menggunakan alat kontrasepsi dengan efektifitas rendah, sedangkan pada pasangan dengan jumlah anak hidup banyak terdapat kecenderungan menggunakan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi. Tingginya Ibu dengan paritas multipara yang masih menggunakan KB non MKJP di Desa Ngares Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojoketo karena responden banyak yang memilih alat kontrasepsi yang harganya murah dan mudah dijangkau serta mereka beranggapan bahwa pemasangan IUD dan Implant itu sakit. SIMPULAN Dari hasil penelitian hubungan anatara paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di Desa Ngares Keamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto, dapat disimpulkan : 1. Bahwa rata-rata dari 240 responden yang memakai alat kontrasepsi merupakan multipara sebanyak 171 responden (71,3%). 2. Bahwa rata-rata dari 240 responden yang memilih KB non MKJP sebanyak 185 responden (77,1%). 3. Bahwa H1 diterima yang artinya ada hubungan antara paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang di Desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto REKOMENDASI 1. Bagi tenaga kesehatan. Diharapkan untuk lebih sering mengadakan konseling atau penyuluhan tentang pentingnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang pada ibu yang memiliki anak lebih dari dua. 2. Bagi institusi pendidikan. Diharapkan dapat dijadikan referensi atau wacana bagi mahasiswa tentang pentingnya KB dan pentingnya memilih metode kotrasepsi agar dapat diaplikasikan kepada masyarakat. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan faktor yang berbeda. Alamat Korespondensi : - Alamat rumah : Jln. Panglima Sudirman Gg.IX No.12 RT?RW 02/04 Kelurahan Jati Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo. - Email :
[email protected] - No. HP : 087702935890
6