HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH DAAR EL-QOLAM GINTUNG, JAYANTI, TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh: Navida Handayani 107018200988 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013 M
ABSTRAK Navida Handayani (107018200988) “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam, Gintung, Jayanti-Tangerang” Skripsi di bawah bimbingan Bapak Drs. H. Mua’rif SAM, M.Pd. Program Studi Manajemen Pendidikan. Jurusan Kependidikan Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. Penelitian ini talah dilaksanakan pada bulan april 2012 sampai dengan mei 2013 di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung, JayantiTangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Instrument penelitian yang digunakan adalah angket mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru, juga dengan wawancara kepada kepala sekolah. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini ialah diperoleh nilai rhitung sebesar 0.7876, sedangkan rtabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0.456 maupun pada taraf signifikan 1% sebesar 0.575, atau rhitung ≥ rtabel. Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru, dan dapat diperoleh KD sebesar 62.03% Dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 62.03%, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah terbukti terdapat hubungan terhadap disiplin kerja guru. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi dalam meningkatkan disiplin kerja guru selain faktor kompensasi, sarana prasarana serta iklim kerja yang ada di sekolah. Dengan demikian hubungan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru di MA Daar el-Qolam setelah hasil rhitung dikonsultasikan dengan tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi, berada pada taraf yang kuat. Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Disiplin Kerja Guru
i
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرحمن الرحيم Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha pemberi rahmat dan karunia kepada seluruh makhluk hidup sehingga penulis mendapat kemudahan dan kekuatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW seorang suri tauladan yang mulia beserta keluarga, sahabat, serya umatnya yang setia kepada ajarannya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimaksih kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. H. Mua’rif SAM, M.Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan sekaligus sebagai dosen pembimbing yang membimbing dengan ikhlas dan sabar serta penuh dedikasi tinggi dalam memberikan arahan, dan memotivasi penulis untuk bisa meneliti dengan lebih baik. 3. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phil., Ketua Jurusan Kependidikan Islam 4. Dr. Asril DT Padukosindo, M.Pd, Dosen Penasehat Akademik, atas motivasi dan bimbingan yang tidak henti-hentinya telah diberikan selama menjalani masa kuliah di UIN Syarif Hidayatullah.
ii
5. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan KI- Manajemen Pendidikan yang telah membertikan ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. 6. Pimpinan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan andil besar dalam menyediakan bahan pustaka guna terselesaikannya penulisan skripsi ini. 7. Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Bapak Teruna Kusnandar S.Pd.I. 8. Guru-guru di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam yang telah bersedia membantu penulis untuk mengisi angket sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. 9. Ayahanda H. Abdul Aziz dan Ibunda Amanih tercinta, atas doa dan kasih sayang serta dukungannya baik secara moril maupun materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan di perguruan tinggi ini. 10. Suamiku Tercinta Tamami Apif, S.Pd.I yang selalu mendampingi dikala suka dan duka, serta Anakku Tersayang Ahla Nuha Elkhalisa, kalian adalah penyemangat bunda untuk menyelesaikan skripsi ini, bunda cinta kalian. 11. Kakak tersayang Ninu, Bang Helmi, Nina, Imam serta keponakan ku Zalfa dan Hanan, yang membuat hari-hari ku indah jika berkumpul dengan kalian. 12. Teman-teman KI-MP yang telah membantu memberi tahu dalam mencari sumber refrensi dan teknis penulisan skripsi, penulis ucapkan terimaksih untuk Ahmad Zamahsari, Ahmad Hudori, Ana Setiani, usaha kalian berharga sekali buat aku. 13. Teman-teman KI-MP angkatan 2007 yang telah mendukung dan tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namanya, penulis ucapkan terimakasih banyak, semoga tali silahturahmi kita akan terus terjalin.
iii
Penulis juga tak lupa untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat mendo’akan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini mudah-mudahan menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh Allah SWT. Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis harapkan. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah jua segala sesuatunya penulis kembalikan.
الحمد هلل رب العالمين
Jakarta, ……….…. 2013 Penulis
Navida Handayani
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ......................................................................
1
B. IdentifikasiMasalah ...........................................................................
7
C. PembatasanMasalah ..........................................................................
8
D. PerumusanMasalah............................................................................
8
E. TujuanPenelitian ...............................................................................
8
F. ManfaatPenelitian..............................................................................
9
BAB II KAJIAN TEORI A. KepemimpinanKepalaSekolah ........................................................... 10 1. PengertianKepemimpinanKepalaSekolah .................................... 10 2. Faktor-faktor yang MempengaruhiKepemimpinan ....................... 13 3. KompetensiKepalaSekolah .......................................................... 14 a. KompetensiProfesional .......................................................... 15 b. KompetensiWawasanKependidikandanManajemen ............... 16
v
c. KompetensiKepribadian......................................................... 17 d. KompetensiSosial .................................................................. 18 4. TugasKepalaSekolah ................................................................... 19
B. DisiplinKerja Guru ............................................................................ 22 1. PengertianDisiplinKerja............................................................... 22 2. BentukdanMacamDisiplin ........................................................... 24 3. PendekatanDisiplinKerja ............................................................. 26 4. PerandanTugas Guru ................................................................... 28 5. Faktor-faktor yang MempengaruhiDisiplinKerja Guru ................. 36 C. KerangkaBerpikir .............................................................................. 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. TujuanPenelitian ............................................................................... 41 B. TempatdanWaktuPenelitian ............................................................... 42 C. MetodePenelitian............................................................................... 43 D. PopulasidanSampel ........................................................................... 43 E. TeknikPengumpulan Data ................................................................. 43 F. Instrument Penelitian ......................................................................... 44 G. Uji Instrument ................................................................................... 47 H. TeknikPengolahan Data danPengujianHipotesis ................................ 49
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. GambaranUmum Madrasah AliyahDaar El-Qolam ............................ 52 1. SejarahBerdirinya MADaar El-QolamGintung, Jayanti-Tangerang 2. Visi MA Daar El-Qolam .............................................................. 56
vi
3. Misi MA Daar El-Qolam ............................................................. 57 4. ProfilKepalaSekolah .................................................................... 58 5. Keadaan Guru danSiswa .............................................................. 59 B. Deskripsi Data ................................................................................... 62 1. Data KepemimpinanKepalaSekolah ............................................. 63 2. Data DisiplinKerja Guru .............................................................. 65 C. PengujianHipotesis ............................................................................ 66 D. PembahasanHasilPenelitian ............................................................... 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 74 B. Saran ................................................................................................. 75 DaftarPustaka ............................................................................................. 76 Lampiran
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
: Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................... 42
Tabel 3.2
: Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru ............................... 45
Tabel 3.3
: Kisi-kisi Instrumen Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah.... 46
Tabel 4.1
: Nama Guru MA Daar El-Qolam ........................................... 59
Tabel 4.2
: Jumlah Siswa Pertahun ......................................................... 62
Tabel 4.3
: Distribusi Frekuensi Hasil Angket Kepemimpinan Kepala Sekolah ..................................................................... 64
Tabel 4.4
: Distribusi Frekuensi Hasil Angket Disiplin Kerja Guru......... 65
viii
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4.4
: Gambar Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah.............. 64
Tabel 4.4
: Gambar Histogram Disiplin Kerja Guru ............................... 65
ix
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4.4
: Gambar Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah………. 64
Tabel 4.4
: Gambar Histogram Disiplin Kerja Guru…………...………. 66
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: AngketUjiCoba .................................................................... 78
Lampiran 2
: UjiValiditasdanReliabilitasInstrumenVariabel X .................. 83
Lampiran 3
: UjiValiditasdanReliabilitasInstrumenVariabel Y .................. 84
Lampiran 4
: LangkahPerhitunganValiditasdanReliabilitassVariabelX .... 85
Lampiran 5
: LangkahPerhitunganValiditasdanReliabilitasVariabel Y....... 86
Lampiran 6
: AngketPenelitian .................................................................. 87
Lampiran 7
: ReliabilitasHasilAngketPenelitianInstrumenVariabel X ........ 91
Lampiran 8
: ReliabilitasHasilAngketPenelitianInstrumenVariabel Y ........ 92
Lampiran 9
: LangkahPerhitunganReliabilitasHasilAngketVariabel X....... 93
Lampiran 10 :LangkahPerhitunganReliabilitasHasilAngketVariabel Y ....... 94 Lampiran 11 :LangkahPerhitunganUjiNormalitasVariabel X ...................... 95 Lampiran 12 :LangkahPerhitunganUjiNormalitasVariabel Y ..................... 97 Lampiran 13 :PerhitunganKoefisienKorelasi ............................................... 99 Lampiran 14 :PedomanWawancara Guru .................................................... 100 Lampiran 15 :HasilWawancara Guru ......................................................... 101 Lampiran 16 :StrukturOrganisasi MA Daar El-Qolam ................................. 103
x
Lampiran 17 :DaftarNama Guru MA Daar El-Qolam ................................. 104 Lampiran 18 : Nilai-nilai r Product Moment .............................................. 107 Lampiran 19 : Luas di BawahLengkunganKurve Normal dari 0 s/d Z
..... 108
Lampiran 20 : Nilai-nilai Chi Kuadrat ....................................................... 109
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan sebagaiorganisasi yang unik dan kompleks terdiridari unsur-unsur yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Unsur yang dimaksud, tidak lain yaknisumber daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf, peserta didik atau siswa, dan orang tua siswa serta unsur-unsur pendukung lainnya. Namun dari sekian banyak elemen yang ada,kepala sekolah dan guru merupakan personil yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di sekolah. Hal senada dikatakan olehWahjosumidjo keberhasilan suatu lembaga pendidikan pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah dan profesionalisme gurunya 1. Dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 38 ayat 3 dikatakan bahwa untuk menjadi kepala sekolah diharuskan memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet ke-VII, h. 349.
1
agen pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku2. Untuk kualifikasi kepala sekolah dalam PP No. 13 Tahun 2007 telah diatur secara tersendiri, yaitu berkaitan dengan standar kepala sekolah. 1. Kualifikasi Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut: a. Memilliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi-tingginya 56 tahun; c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing; d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang. 2. Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut: a. Berstatus sebagai guru SMA/MA b. Memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SMA/MA; dan c. Memiliki sertifikat kepala SMA/MA yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan pemerintah.3 Regulasi tersebut memberikan gambaran bahwa untuk menjadi kepala sekolah bukan merupakan perkara mudah, mengingat tugas dan tanggung jawab yang diembannya begitu berat. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan merupakan personil sekolah yang paling bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya dengan dasar Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Kepala sekolah tidak hanya bertanggungjawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis, akan tetapi seluruh aspek kegiatan lainnya turut menjadi tanggung
2 3
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah
2
jawab kepala sekolah, termasuk di dalamnya yang berkaitan denganhubungan antara sekolah dan masyarakat sekitarnya. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan rasanya semakin berat, mengingat cakupan atau ruang lingkup yang cukup luas. Dalam menjalankan tugasnya tersebut ia membutuhkan komitmen, kemauan keras, dan dukungan dari berbagai pihak sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Di era globalisasi seperti saat ini, tantangan yang dihadapi oleh setiap lembaga pendidikan tidak hanya datang dari dalam, tetapi tantangan tersebut juga bisa datang dari luar terutama yang paling terasa sekali berkaitan dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Menyadari hal tersebut, kepala sekolah dihadapkan pada tugas baru untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan demi meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam stuktur organisasi kepala sekolah mempunyai peran yang cukup krusial dalam
memainkan
perannya,
seperti
sebagai
seorang
edukator,
manajer,
administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator. Namun dalam perspektif kedepan kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan masyarakat dan lingkungannya4. Untuk itu, kepala sekolah dituntut untuk selalu melahirkan terobosan-terobosanbaru seiringdengan perubahan yang terus terjadi. Sekolah sebagai lembaga yang lebih sering berhubungan dengan manusia memiliki tingkat kesulitan yang cukup akut. Antara satu individu dengan individu lainnya mempunyai perbedaan, sehingga kepala sekolah diharuskan merancang suatu strategi yang tepat untuk mewadahi perbedaan tersebut serta dapat memberikan motivasi kepada para sumber daya yang ada di sekolah khususnya guru dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Salah satu hal terpenting yakni berkaitan dengan disiplin guru.
4
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet ke-10, hal 98.
3
Disiplin dalam sebuah organisasi, terlebih di sekolah sangat diperlukan agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dan setiap guru beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya. Depdikbud menyatakan tujuan disiplin dibagi menjadi dua bagian yaitu: 1) Tujuan umum adalah agar terlaksananya kurikulum secara baik yang menunjang peningkatan mutu pendidikan 2) Tujuan khusus yaitu: (a). Agar kepala sekolah dapat menciptakan suasana kerja yang menggairahkan bagi seluruh peserta warga sekolah, (b). Agar guru dapat melaksanakan proses belajar mengajar seoptimal mungkin dengan semua sumber yang ada disekolah dan diluar sekolah, (c). Agar tercipta kerjasama yang erat antara sekolah dengan orang tua dan sekolah dengan masyarakat untuk mengemban tugas pendidikan. 5 Uraian tersebut memberikan penjelasan bahwa sikap disiplindiperlukan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing siswa. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang professional sebab pemahaman disiplin yang baik guru mampu mencermati aturan-aturan dan langkahlangkah strategis dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 6Kemampuan guru dalam memahami aturan dan melaksanakan aturan yang tepat, baik dalam hubungan dengan personalia lain di sekolah maupun dalam proses belajar mengajar di kelas sangat membantu upaya pembelajaran siswa kearah yang lebih baik. Kedisiplinan bagi para guru merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sikap disiplin tersebut pada dasarnya dapat ditumbuhkan oleh dua faktor, yakni internal dan eksternal. Menurut Walgito, “sikap yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal, yaitu berupa situasi yang dihadapi individu, norma-norma dan berbagai hambatan maupun dorongan yang ada dalam masyarakat”7. Dengan demikian faktor 5
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2009/10/26/profesionalisme-kinerja-gurumenyongsong-masa-depan-presented-by-muhliks/ 6 http://blog.tp.ac.id/faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-guru-kedisiplinan. 7 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), h. 115-116.
4
eksternal yang dapat mempengaruhi disiplin kerja guru adalah situasi, norma, dan berbagai hambatan yang ada di lingkungan sekolah yang salah satunya adalah sikap kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya di sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan unsur yangcukup mendapat sorotan, karena kepala sekolah yang berhubungan secara langsung dengan penerapan prinsip manajemen di sekolah. Ketercapaian pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala
sekolah merupakan seorang pejabat yang
profesional dalam sekolah yang bertugas mengatur semua sumber sekolah dan bekerja sama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan dan itu semua dapat diwujudkan oleh kepala sekolah yang berkualitas. Pernyatan tersebut juga ditekankan oleh Imam Gumawan bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas tentu akan dapat memotivasi dan mendorong segenap potensi yang ada disekolah tersebut untuk berfungsi dan berperan secara maksimal8.
Sosok kepala sekolah sangat berperan sentral dalam kegiatan-kegiatan pendidikan sekolah. Kepala sekolah selain berfungsi sebagai administrator kepala sekolah juga berfungsi sebagai pengambil kebijakan dan keputusan tertinggi di sekolah sekaligus dapat menindak tegas guru yang kurang disiplin dalam melaksanakan tugas sesuai tuntutan dan kode keguruan. Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya peran kepala sekolah dalam menjalankan dan menggerakkan guru sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku tanpa ada intimidasi dan tekanan, maka dapat dipastikan guru akan professional, disiplin dan rajin dalam melaksanakan tugasnya, namun sebaliknya jika kepala sekolah dalam menjalankan dan menggerakkan guru tidak sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku tanpa memperhatikan asas kebijakan maka dipastikan guru akan tertekan dan akan
8
http://masimamgun.blogspot.com/2010/06/kepemimpinan-kepala-sekolah
5
berjuang pada pelaksanaan tugas yang tidak professional bahkan guru cenderung membangkang dan malas masuk mengajar. Menurut Drs. Tamarli, M.Si selaku dosen pada FKIP Universitas Abulyatama Aceh “kepala sekolah harus mampu meningkatkan disiplin di sekolah sehingga guru, karyawan dan siswanya merasa cinta kepada peraturan-peraturan atau disiplindisiplin yang berlaku di sekolah”. Oleh karena itu, kepala sekolah merupakan „motor‟ bagi suatu sekolah yang dipimpinnya. Mutu pendidikan akan baik bila disiplin di sekolah tercipta dengan baik. Kenyataan yang terjadi masih terdapat sebahagian kepala sekolah yang tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan disiplin di sekolah, terutama kepala sekolah kurang memberi arahan, bimbingan dan motivasi pada guru, untuk dapat meningkatkan disiplin di sekolah sehingga masih banyak guru yang kurang disiplin antara lain tidak membuat satuan pembelajaran, tidak memiliki administrasi yang baik, datang tidak tepat waktu dan mengajar dianggap sebagai pelepas tanggung jawab bukan sebagai pengabdian akibatnya proses belajar mengajar di sekolah tidak berjalan dengan baik yang akhirnya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tidak mencapai ketentuan yang telah digariskan.9 Berkaitan dengan hal tersebut Wahjosumidjo berpendapat, bagi kepala sekolah yang ingin berhasil menggerakkan para guru/staff dan para siswa agar berperilaku dalam mencapai tujuan sekolah,yakni: 1. Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa atau bertindak keras terhadap guru, staff dan para siswa. 2. Mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap para guru, staff dan siswa, dengan cara meyakinkan dan membujuk. Meyakinkan (persuade) dilakukan dengan berusaha agar para guru, staff dan siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar.
9
http://www.unjabisnis.net/peranan-kepala-sekolah-dalam-meningkatkan-kedisiplinan-
guru.html
6
Sedangkan membujuk (induce) adalah berusaha meyakinkan para guru, staff dan siswa bahwa apa yang dilakukan adalah benar10. Dari uraian yang telah dikemukakannampak jelas bahwa sikap yang ditampilkan oleh kepala sekolah dalam menjalankan fungsi tugas, dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin di sekolah memainkan peranan yang sangat penting dalam memunculkan perilaku positif dari orang-orang yang dipimpinnya, terutama dari guru yang memegang peranan dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Maka dalam hal ini, disiplin dapat dipengaruhi oleh sikap kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya. Sikap yang ditunjukkan oleh kepala sekolah tentunya akan berdampak positif bagi guru, dan salah satu bentuk apresiasinya dengan bekerja penuh disiplin tinggi. Oleh karena itu, sebagai pimpinan tertinggi di sekolah kepala sekolah diharapkan dapat melaksanakan peran dan tanggung jawabnya serta menjadi contoh bagi guru, staf, maupun siswa. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang akan dituangkan dalam sebuah bentuk tulisan penelitian dengan judul “HubunganKepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung-Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kurangnya kepemimpinan kepala sekolah dalam menerapkan disiplin di sekolah. 2. Belum terciptanya budaya disiplin di sekolah. 3. Minimnya pengetahuan guru tentang disiplin kerja di sekolah.
10
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet ke-VII, h. 105.
7
C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut maka penulis membatasi hanya padaHubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah DenganDisiplin Kerja Guru Di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung-Tangerang.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka penulis mengajukan rumusan masalahHubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah DenganDisiplin Kerja GuruDi Madrasah Aliyah Daar El-Qolam, yaitu: 1. Apakahterdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
kepala
sekolah dengandisiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung-Tangerang? 2. Apakahterdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sekolah
dengandisiplin kerja
guru
secara
bersama-sama
kepala dengan
kompetensi professional guru? 3. Apakah kegiatan yang dilakukan kepala sekolah efektif dalam meningkatkan disiplin kerja guru?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. Sedangkan secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan tingkat disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 2. Untuk mengetahui peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 3. Untuk mendeskripsikan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang.
8
F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian antara lain: 1. Bagi penulis,menambah pengetahuan atau wawasan tentang pendidikan khususnya yang terkait dengan peran kepala sekolah dengandisiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung-Tangerang. 2. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kinerja guru. 3. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan, khusunya mengenai peran kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Istilah kepemimpinan sudah sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Biasanya di setiap tempat yang terdapat sebuah organisasi selalu mendengarkan, membicarakan dan membahas kepemimpinan. Baik organisasi di tingkat rumah tangga, sekolah, perusahaan dan lembaga pemerintah. Bahkan rakyat, mahasiswa dan elit pemerintah sekalipun seringkali memperbincangkan kepemimpinan di sela-sela aktifitas masingmasing. Istilah kepemimpinan menyentuh lingkup kehidupan manusia, maka banyak ahli mencoba memberikan pengertian kepeminpinan dari setiap sudut pandang yang berbeda.
10
Menurut J. Riberu istilah kepemimpinan berarti orang atau kelompok orang yang memimpin, atau kepemimpinan dapat berarti seluruh usaha memimpin, atau berarti kemampuan atau kemahiranseseorang untuk memimpin, ia juga menyebutkan istilah kepemimpinan sering dikaitkan dengan wibawa sang pemimpin. Sedangkan istilah memimpin J. Riberu mengartikannya dengan mengantar seseorang atau sekelompok orang ke tujuan, sambil menggunakan sarana yang ada dan sambil berpegang kepada tata susila bersama.11 Pengertian lain tercantum dalam Dictionary of Education dari Carter V. Good sebagaimana dikutip oleh Soewaji Lazaruth dalam bukunya Kepala
Sekolah
dan
Tanggung
Jawabnya
dikemukakan
bahwa
kepemimpinan adalah: “(1) the ability and readiness to inspire, guide, direct, or manage others; (2) the role of interpreter of theinterest and objectives of a group, the groups recognizing and accepting the interpreter as spokesman”. 12 Kepemimpinan dari kamus Carter V. Good di atas memberikan pengertian bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mengarahkan, membimbing atau mengatur orang lain. Kepemimpinan juga diartikan sebagai peranan dan penerjemah keinginankeinginan dan tujuan-tujuan kelompok, dan diterima oleh kelompok. Kelompok akan menerima kepemimpinan dengan suka rela karena adanya kesadaran akan kemampuan istimewa yang dimiliki oleh kepemimpinan. Sedangkan T. Hani Handoko dalam bukunya Manajemen mengutip pengertian kepemimpinan Stoner, menurutnya kepemimpinan adalah
11 12
Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), h.2 Soewaji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994) h.60
11
suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari kelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. 13 Beberapa definisi di atas menggambarkan kepada kita bahwa hakikat kepemimpinan adalah seni, proses, aktifitas mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Sebelum memberikan pengertian kepemimpinan kepala sekolah, ada baiknya mengetahui pengertian „kepala sekolah‟ terlebih dahulu. Wahjosumidjo memberikan pengertian kepala sekolah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 14 Ia menambahkan bahwa kata „memimpin‟ yang dimaksud adalah kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kata „memimpin‟ di atas juga diartikan oleh Wahjosumidjo sebagai menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan dan sebaginya. Berdasarkan
pengertian-pengertian
terkait
kepemimpinan
dan
pengertian kepala sekolah, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah proses atau aktifitas yang dilakukan oleh tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin sekolah. Aktifitas tersebut
berupa mempengaruhi,
menggerakkan,
mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan kepada guru, murid, orang 13 14
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 294 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo, 2010), cet ke-VII h.83
12
tua, pegawai sekolah dan komponen sekolah lainnya. Semua kegiatan kepemimpinan kepala sekolah tersebut
diarahkan kepada proses
optimalisasi sumber daya yang ada guna pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan di tingkat satuan pendidikan yaitu sekolah.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Ketika memimpin sebuah lembaga pendidikan (sekolah), kepala sekolah dapat mempengaruhi oleh beberapa faktor baik intern dari pribadi kepala sekolah sendiri maupun faktor ekstern yang mengikutsertakannya, seperti kondisi lingkungan sekitar termasuk interaksi dengan guru, murid dan staf. H. Joseph Reitz (1981) mencoba mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepemimpinan seseorang, diantaranya: 15 a. Kepribadian (personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin. Kepemimpinan kepala sekolah akan terpengaruh dengan nilai-nilai
dan
pengalaman
terdahulu,
ia
akan
mencoba
mempraktekkan gaya kepemimpinan tertentu bilamana menurut pengalamannya, gaya kepemimpinan tersebut telah efektif digunakan. b. Harapan dan perilaku atasan. Perilaku dan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala dinas pendidikan daerah, akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah. c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan. Kepala sekolah akan terpengaruh
cara
kepemimpinannya
tergantung
bagaimana
karakteristik dan perilaku bawahannya. Sebagai contoh, jika staf mempunyai kemampuan tinggi dalam tugasnya, maka kepala sekolah tak perlu menerapkan pola kepemimpinan direktif. d. Kebutuhan tugas bawahan. Tugas yang telah dibagi-bagi kepada guru dan staf akan mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah, sebagi 15
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.98
13
contoh pola kepemimpinan kepada staf akan berbeda dengan guru, karena staf lebih berorientasi kepada tugas. e. Iklim dan kebijakan organisasi. Bagaimana cara kepala sekolah memberikan imbalan dan penghargaan kepada guru atau staf akan sangat terpengaruh dengan iklim dan kebijakan organisasi yang disepakati. f. Harapan dan perilaku rekan. Dalam memimpin sekolah, kepala sekolah juga memerlukan rekanan yang kooperatif dengannya guna mencapai visi misi yang hendak dicapai
3. Kompetensi Kepala Sekolah Kompetensi kepala sekolah dibahas dalam UU No. 20 tentang Sistem pendidikan Nasional dan PP No. 19 tahun 2005, dan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 162/13/2003 tentang pedoman penugasan guru sebagai kepala sekolah, pasal 9 ayat (2).16 Pasal-pasal diatas menunjukkan bahwa kepala sekolah yang kompeten secara
umum
harus
memiliki
pengetahuan,
keterampilan,
sikap
performancedan etika kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah, yang diuraikan dalam kompetensi professional, kompetensi wawasan pendidikan dan manajemen, kompetensi personal dan kompetensi sosial. Dari beberapa kompetensi yang disebutkan di atas, buku “Standar Kompetensi Kepala Sekolah” yang diterbitkan oleh Pustaka Yustisia, menjabarkan kompetensi di atas ke dalam indikator-indikator di bawah ini: A. Kompetensi Profesional
16
“Standar Kompetensi Sekolah”,(Jakarta: Pustaka Yustisia, 2007), h. 169
14
1. Kepala sekolah sebagai pemimpin: (a). Menyusun perencanaan sekolah, (b). Mengorganisasikan kelembagaan sekolah,
(c).
Menerapkan kepemimpinan dalam pekerjaan. 2. Kepala
sekolah
sebagai
manajer:
(a).
Mengelola
tenaga
kependidikan, (b). Mengelola kesiswaan (c). mengelola sarana dan prasarana, (d). Mengelola hubungan sekolah-masyarakat. 3. Kepala sekolah sebagai pendidik; yaitu mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar. 4. Kepala
sekolah
sebagai
administrator;
yaitu
mengelola
ketatausahaan dan keuangan sekolah. 5. Kepala sekolah sebagai kewirausahaan; yaitu menerapkan prinsipprinsip kewirausahaan. 6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja; yaitu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif. 7. Kepala sekolah sebagai penyelia; (a). Melakukan supervisi, (b). Melakukan evaluasi dan pelaporan.
Kompetensi professional yang dikemukakan di atas juga disampaikan oleh Wahjosumidjo dalam buku “Kepemimpinan Kepala Sekolah” tentang peran kepala sekolah sebagai pejabat formal (melaksanakan statute yang telah ditetapkan), manajer (mengelola tenaga pendidik, sarana dan prasarana), seorang pemimpin (membantu guru, menciptakan iklim kerja kondusif), pendidik (menyusun kurikulumdan mengajar) dan staf (melaksanakan perintah atasan). Kompetensi professional harus terus dikembangkan dan dikuasai oleh kepala sekolah agar setiap tindakan yang dilakukan bersumber dari pengalaman dan profesionalitas kepala sekolah. Selain kompetensi profesionalnya, kepala sekolah juga dituntut memiliki kompetensi 15
wawasan kependidikan dan manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, sebagaimana dijelaskan di bawah ini. B. Kompetensi Wawasan Kependidikan dan Manajemen 1. Menguasai
landasan
pendidikan:
(a).
Memahami
hakikat
pendidikan, (b). Memahami pengembangan kurikulum sekolah, (c). Memahami tingkat perkembangan siswa, (d). Memahami macam-macam pendekatan pembelajaran. 2. Menguasai kebijakan pendidikan: (a). Memahami Undang-undang Sistem
Pendidikan
Nasional
(b).
Memahami
program
pembangunan pendidikan dan rencana strategis di bidang pendidikan, (c). Memahami kebijakan pendidikan. 3. Menguasai konsep kepemimpinan dan manajemen pendidikan: (a). Memahami konsep kepemimpinan pendidikan dalam tugas, peran, dan fungsi kepala sekolah, (b). Memahami konsep manajemen pendidikan dalam tugas, peran, dan fungsi kepala sekolah (c). Memahami konsep dan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), (d). Memahami konsep dan penerapan manajemen mutu sekolah.17
Kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen penting dimiliki oleh kepala sekolah di sebuah institusi pendidikan, karena dengan kompetensi tersebut, kepala sekolah dapat mengambil kebijakan dan tindakan yang tepat sesuai dengan pengetahuan tentang kependidikan dan manajemen yang komprehensif.
17
“Standar Kompetensi Kepala Sekolah”,…, h.193
16
C. Kompetensi Kepribadian 1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa: (a). Menerapkan perintah-perintah ajaran agama yang dianutnya, (b). Menerapkan perbuatan yang menggambarkan sikap toleran terhadap agama lain. 2. Berakhlak mulia: (a). Melakukan perbuatan yang mencerminkan sikap suka menolong orang lain (b). Memberikan jalan keluar terhadap kesulitan orang lain tanpa pamrih. 3. Memiliki etos kerja yang tinggi: (a). Disiplin dalam bekerja, (b). Bersemangat dalam bekerja, (c). Memiliki rasa percaya diri, (d). Berinisiatif dalam bekerja, (e). Kreatif dalam bekerja, (f). Tekun dan cekatan dalam bekerja. 4. Bersikap terbuka: (a). Mau menerima saran dan kritik, (b). Transparan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas. 5. Berjiwa pemimpin: (a). Memberi contoh yang baik dalam perilaku sehari-hari, (b). Bersikap adil dan bijaksana dalam pengambilan keputusan, (c). Melakukan pemecahan masalah secara efektif, (d). Memotivasi bawahan, (e). Bersikap obyektif dalam memberikan penilaian terhadap bawahan. 6. Mampu mengendalikan diri: (a). Memiliki stabilitas eemosi, (b). Bekerja dengan teliti, (c). Tidak mudah putus asa. 7. Mampu
mengembangkan
diri:
(a).
Berkemauan
untuk
meningktkan kemampuan, (b). Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. 8. Memiliki integritas kepribadian: (a). Dapat dipercaya, jujur, (b). Konsisten antara ucapan dan perbuatan, (c). Memiliki komitmen
17
yang tinggi, (d). Berdedikasi tinggi (loyal), (e). Tegas dalam bersikap dan bertindak. 18
Kepribadian kepala sekolah secara langsung maupun tak langsung akan berpengaruh terhadap tingkah laku, pengambilan keputusan dan cara berkomunikasi dengan bawahan dan atasan serta rekan kerja. Karenanya kepribadian kepala sekolah harus sesuai dengan kompetensi kepribadian kepala sekolah yaitu bertakwa, berakhlak mulia, bersikap terbuka, berdedukasi tinggi dan lain sebagainya. Hal senada disampaikan oleh Joseph Reitz yang mengemukakan tentang pengaruh kepribadian (personality) terhadap kepemimpinan seseorang. 19 Sebagaimana dijelaskan di atas, menurutnya kepemimpinan kepala sekolah akan terpengaruh dengan nilai-nilai dan pengalaman terdahulu, ia akan mencoba mempraktekkan gaya kepemimpinan tertentu bilamana menurut pengalamannya, gaya kepemimpinan tersebut telah efektif digunakan.
D. Kompetensi Sosial 1. Mampu bekerja sama dengan orang lain: (a). Bekerja sama dengan pimpinan, (b). Bekerja sama dengan guru, staf, karyawan, komite sekolah, dan orang tua siswa, (c). Bekerja sama dengan sekolah lain dan instansi terkait. 2. Berpartisipasi dalam kegiatan kelembagaa/sekolah: (a). Berperan aktif dalam kegiatan akademik, (b). Berperan aktif dalam kegiatan non akademik (contoh: kepanitiaan, kegiatan olahraga). 18 19
“Standar Kompetensi Kepala Sekolah”, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007. h. 199 Nanang, Fatah. “Landasan Manajemen Pendidikan”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), h. 98
18
3. Berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan: (a). Berperan aktif dalam organisasi social kemasyarakatan, (b). Berperan aktif dalam kegiatan keagamaan, kesenian, atau kegiatan masyarakat lainnya. 20
Proses komunikasi dan interaksi kepala sekolah dengan guru, staf, karyawan, komite sekolah, dan orang tua siswa harus mencerminkan komunikasi yang baik, saling memperbaiki dan menasehati serta saling berkontribusi positif. Kepala sekolah sebagai pimpinan di sebuah institusi pendidikan dituntut mampu mengintegrasikan semua elemen yang ada dengan kompetensi sosial yang dimiliki untuk bersama-sama memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan di institusi yang ia pimpin.
4.
Tugas Kepala Sekolah Sebagai seorang pejabat formal, kepala sekolah mempunyai tugas tanggung jawab terhadap atasan, terhadap sesama rekan kepala sekolah atau lingkungan terkait, dan kepada bawahan. Berikut penjelasan tugas sebagai kepala sekolah: 21 1. Kepada Atasan Seorang kepala sekolah mempunyai atasan, yaitu atasan langsung dan atasan yang lebih tinggi. Karena kedudukannya yang terkait kepada atasan atau sebagai bawahan, maka seorang kepala sekolah: a) Wajib loyal dan melaksanakan apa yang digariskan oleh atasan;
20
“Standar Kompetensi Kepala Sekolah”, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007, h. 21 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet ke-VII, h. 87-89. 21
19
b) Wajib berkonsultasi atau memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya; c) Wajib selalu memelihara hubungan yang bersifat hirarki antara kepala sekolah dan atasan. 2. Kepada sesama rekan kepala sekolah atau instansi terkait a) Wajib memelihara hubungan kerja sama yang baik dengan para kepala sekolah yang lain; b) Wajib memelihara hubungan kerja sama yang sebaikbaiknya dengan lingkungan baik dengan instansi terkait maupun tokoh-tokoh masyarakat dan BP3. 3. Kepada Bawahan Kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya dengan para guru, staf, dan siswa sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan. Peran kepala sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Kedudukan sebagai pejabat formal, kepala sekolah diangkat dengan surat keputusan oleh atasan yang mempunyai kewenangan dalam pengangkatan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku; b) Sebagai pejabat formal memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas serta hak-hak dan sanksi yang perlu dilaksanakan dan dipatuhi; c) Sebagai pejabat formal kepala sekolah secara hirarkis mempunyai atasan langsung, atasan yang lebih tinggi dan memiliki bawahan; d) Sebagai pejabat formal kepala sekolah mempunyai hak kepangkatan, gaji dan karier;
20
e) Sebagai pejabat formal kepala sekolah terkait oleh kewajiban, peraturan, serta ketentuan yang berlaku; f) Sebagai pejabat formal kepala sekolah berkewajiban dan bertanggung jawab atas keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan atau misinya; g) Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah adalah suatu
jabatan
formal
yang
perlu
dibatasi
masa
pengabdiannya; h) Sebagai pejabat formal karier kepala sekolah dapat dikembangkan ke jabatan yang lebih tinggi; i) Sebagai pejabat formal jabatan kepala sekolah sewaktuwaktu
dapat
diganti,
diberhentikan
sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku.
Dengan kompleksitasnya tugas yang dimiliki oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin, maka kepala sekolah diharuskan mempunyai kompetensi khusus sebagaimana disampaikan sebelumnya berupa kompetensi
profesional,
kompetensi
wawasan
kependidikan
dan
manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Jika kompetensi tersebut dimiliki oleh kepala sekolah, maka tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepala sekolah sebagai motivator, pengarah, pembantu, guru, staf, karyawan dan petugas sekolah lainnya dapat dilaksanakan dengan baik. Keberhasilan pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah juga akan ditentukan dengan kompetensi yang dimiliki kepala sekolah.
21
B. Disiplin Kinerja Guru 1. Pengertian Disiplin Kinerja Guru Pembahasan pengertian disiplin kerja guru memberikan dua padanan istilah, yaitu istilah „disiplin kinerja‟, dan istilah „guru‟. Kata „disiplin‟ dewasa ini sering disifatkan dengan aturan yang bersifat klasik, kolot dan otoriter. Padahal disiplin hanyalah satu alat bantu organisasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Semua komponen organisasi baik atasan atau bawahan seharusnya memandang disiplin sebagai motivasi kerja dan bukan penghambat kerja organisasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan arti kata „disiplin„ sebagai tata tertib (di sekolah, kemiliteran dan sebagainya), sebagai ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dan sebagainya, dan diartikan sebagai bidang studi yang memiliki obyek, system dan metode tertentu.22.
Ensiklopedi
Pendidikan
yang
ditulis
oleh
Soegarda
Poerbakawatja dan H.A.H Harahap memberikan definisi „disiplin‟ sebagaimana berikut:23 a. Proses mengarahkan atau mengabdikan kehendak-kehendak langsung, dorongan-dorongan, keinginan atau kepentingan-kepentingan, kepada suatu cita-cita atau tujuan tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar. b. Pengawasan langsung terhadap tingkah laku bawahan (pelajar-pelajar) dengan mempergunakan sistem hukuman atau hadiah. c. Suatu cabang ilmu pengetahuan. d. Dalam kemiliteran: Patuh kepada atasan dan melaksanakan semua perintah.
22 23
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1988, h. 208 Prof. Dr.Soegarda Poerbakawatja dan H.A.H Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta:PT Gunung Agung, Jakarta 1981), Cet ke- 2, h. 81
22
e. Dalam sekolah: Suatu tingkah tata tertib tertentu untuk mencapai kondisi yang baik guna memenuhi fungsi pendidikan. Dari pengertian „disiplin‟ di atas, kata tata tertib, latihan dan kepatuhan atau ketaatan merupakan kata yang sering disebutkan. Maka „disiplin‟ dapat disimpulkan sebagai aturan, tata tertib dan proses yang dapat menumbuhkan tanggung jawab yang besar demi pencapaian tujuan organisasi melalui kepatuhan terhadap peraturan organisasi. Keith Davis (1985-366) menyampaikan pendapatnya bahwa disiplin dapat membantu dan tidak menghambat kerja organisasi. Menurutnya disiplin
kerja
dimaknai
sebagai
pelaksanaan
manajemen
untuk
memperteguh pedoman-pedoman organisasi. 24 Berarti disiplin yang selama ini dipahami secara tradisional sebagai sesuatu yang menghambat kinerja organisasi, dengan pengertian yang diberikan Keith Devis, tidak lagi menjadi persoalan, karena disiplin sudah sepatutnya membantu semua proses yang berlaku di sebuah organisasi khususnya pendidikan dan tidak menjadi penghalang. Pada istilah kedua dari ‟disiplin kinerja guru‟ adalah „Guru‟. Kata „guru‟ terdengar di setiap terjadinya proses belajar mengajar karena pada prinsipnya guru adalah orang yang mengajar. UU RI Noor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebut kata „guru‟ dengan sebutan „tenaga pendidik‟, yaitu anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. 25 Guru juga diartikan sebagai semua orang yang berwenang dan bertanggung
24
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, (Bandung: Rosda, 2002), h. 129 25 UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasa 1 ayat 5.
23
jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.26 Dengan makna „guru‟ sebagai orang yang melakukan pengajaran dan bertanggung jawab terhadap bimbingan dan pembinaan anak didik baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka „disiplin kinerja guru‟ diartikan sebagai tata tertib dan aturan kerja yang diberikan kepada guru sebagai seseorang yang bertanggung jawab terhadap terjadinya proses pengajaran dan pembinaan terhadap anak didik, aturan ini berlaku baik di sekolah maupun di luar sekolah, tata tertib ini sepenuhnya ditujukan untuk membantu guru dalam pengajaran dan pembinaan anak didik.
2. Bentuk dan Macam Disiplin Pelaksanaan disiplin di berbagai organisasi seperti sekolah, berbeda bentuk dan macamnya, Piet A. Sahertian membagi disiplin kepada tiga bentuk seperti dibawah ini: 27 a. Disiplin tradisional, adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksa dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik. b. Disiplin modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar si terdidik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga si terdidik mengembangkan kemampuan dirinya. c. Disiplin liberal, yang dimaksud disiplin liberal adalah disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.
26
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 32 27 Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1994, h. 127
24
Macam
disiplin
juga
disampaikan
oleh
Anwar
Prabu
Mangkunegara, ia membagi disiplin dalam dua macam disiplin kerja, yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif. 28 a. Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif,
pegawai
dapat
memelihara
dirinya
terhadap
peraturan-peraturan perusahaan. b. Disiplin Korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan yang mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai denga pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian
sanksi
adalah
untuk
memperbaiki
pegawai
pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran bagi pelanggar. Kedua macam disiplin baik preventif dan korektif adalah disiplin diri guna melatih dan membentuk pribadi guru, murid dan staf agar bertanggung jawab terhadap kerja dan patuh kepada aturan (kebijakan) sekolah. Preventif ditujukan untuk mendorong para guru, murid dan staf mengikuti atau mematuhi norma-norma dan aturan-aturan sekolah sehingga pelanggaran tidak terjadi. Disiplin korektif ditujukan untuk memperkecil kemungkinan pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut dengan diberikan sanksi yang tepat pada setiap pelanggaran yang terjadi.
28
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 129.
25
Khusus pada disiplin korektif, Keith Devis menambahkan pendapatnya bahwa untuk melaksanakan disiplin ini perlu langkah dan proses yang benar, sehingga pada tahap selanjutnya benar-benar membuktikan keterlibatan yang bersangkutan (yang melanggar). Proses tersebut Pertama, suatu prangsangka yang tak bersalah sampai pembuktian pegawai berperan dalam pelanggaran. Kedua, hak untuk didengar dalam beberapa kasus terwakilkan oleh pegawai lain. Ketiga, disiplin itu dipertimbangkan dalam hubungannya dengan keterlibatan pelanggaran. Jika ketiga proses ini dilakukan dengan baik, maka kemungkinan salah hukuman terhadap pelanggaran akan terhindarkan dan manfaat dari sebuah sanksi untuk menimbulkan efek jera dan menumbuhkan kesadaran kepada guru lain akan tercapai. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sebuah institusi pendidikan harus mampu mengkombinasikan semua potensi yang dimiliki untuk menerapkan disiplin kerja guru di sekolah. Dengan kompetensi yang dimiliki, kepala sekolah dapat memberikan kenyamanan bagi guru untuk menerapkan disiplin kerja yang telah ditetapkan, sehingga disiplin kerja dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya perasaan dipaksa atau takut karena hukuman.
3. Pendekatan Disiplin Kinerja „Pendekatan disiplin kinerja‟ dimaksudkan untuk mengetahui dengan cara apa disiplin kerja dilaksanakan dalam sebuah organsasi (sekolah), Anwar Prabu Mangkunegara membaginya kepada tiga bagian yaitu pendekatan disiplin modern, pendekatan disiplin dengan tradisi dan terakhir yaitu pendekatan disiplin bertujuan. 29
29
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 130.
26
a. Pendekatan
disiplin
modern
dilaksanakan
dengan
cara
mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Jadi hukuman fisik sepenuhnya dihindari, penyuluhan akan lebih baik, diberikan kesempatan untuk menemukan fakta-fakta baru sebagai bukti tidak bersalah sehingga bebas dari hukuman. b. Pendekatan disiplin dengan tradisi dilaksanakan dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini sepenuhnya bermaksud untuk memberikan hukuman pada setiap pelanggaran yang terjadi. Sehingga pelanggaran yang lebih keras akan diberikan hukuman yang lebih keras, demikian seterusnya. c. Pendekatan disiplin bertujuan dimaksudkan untuk memberikan kesadaran kepada guru, murid dan staf bahwa disiplin dirancang dan diberikan bukan hanya formalitas untuk dilanggar dan diberikan hukuman. Tetapi disiplin kerja dibuat agar terjadi pembentukan perilaku dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam menerapkan disiplin bertujuan adalah dengan pemberian penyuluhan di awal tentang tujuan dan maksud diterapkannya disiplin kerja di sekolah, lalu dilakukan evaluasi dan laporan pengawasan terhadap tindakan disiplin yang dilakukan guru.
Pendekatan penerapan disiplin kerja guru di atas memberikan informasi bagaimana seharusnya disiplin kerja guru diterapkan. Disiplin kerja guru dapat diterapkan dengan cara penyuluhan, pemberian hukuman
27
dan penyadaran. Jika terpaksa diberikan hukuman, maka perlu diperhatikan beberapa hal penting di bawah ini: 30 Pertama, pemberian peringatan terlebih dahulu (surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga) agar indispliner menyadari pelanggaran yang telah dilakukan. Kedua, pemberian sanksi harus segera. Tujuannya, agar diketahui peraturan yang berlaku dan tidak ada peluang untuk mengabaikan disiplin yang ada. Ketiga, pemberian sanksi harus konsisten. Tujuannya agar pegawai menghargai dan tidak terjadi diskriminasi. Keempat, pemberian sanksi harus impersonal (semua golongan). Tujuannya agar diketahui pegawai bahwa peraturan berlaku untuk semua golongan sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Peran dan Tugas Guru Peran guru akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi, baik dengan siswa, sesama guru maupun dengan staf yang lain. Dari berbagai kegaiatan interaksi belajar mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi perannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak mencurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan interaksi dengan siswanya. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: “menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa”. 31 Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran 30
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, h. 131. 31 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1990, h. 142
28
penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perkembangan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa pada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. 32 Secara rinci peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar, dapat disebutkan sebagai berikut: a. Informatory Sebagai pelaksana cara mengajar informative, laboraturium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. b. Organisator Guru sebagai organisator, pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal pelajaran dan lain-lain. c. Motivator Peran guru sebagi motivator ini sangat penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. d. Pengarah atau director Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru dalam hal ini harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. e. Inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide kreatif yang
32
Moh. Uzer Usman, menjadi guru professional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, h. 7
29
mencontohkan oleh anak didiknya. Inilah yang harus dilakukan oleh seorang guru. f. Transmitter Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. g. Fasilitator Guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas dan kemudahan dalam proses mengajar sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif. h. Mediator Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. i.
Evaluator Peran sebagai evaluator guru mempunyai otoriter untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak. 33
Guru memegang peran penting dan strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilainilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut, peran guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peran guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus bagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. 33
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi belajar mengajar, CV. Rajawali, Jakarta 1990, h. 142-144
30
Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang berkaitan oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Bila dipahami, maka tugas guru sebagai seorang pendidik professional sesungguhnya sangat banyak, tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja, guru juga bertugas sebagai evaluator, administrator, konselor dan sebagainya. Guru yang mampu akan lebih cakap menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang memuaskan. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas
diri
sesuai
perkembangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. “Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik, dan guru juga bertugas melatih mengembangkan keterampilan serta dapat menerapkan dalam kehidupan demi masa depan anak didik”. 34 Tugas guru sebenarnya bukan hanya di sekolah saja tetapi bisa dikatakan di mana saja mereka berada. Di rumah, guru sebagai orang tua atau ayah-ibu adalah pendidik bagi putera putrinya. Di dalam masyarakat sekitar yaitu masyarakat kampung, desa tempat tinggalnya guru seringkali terpandang sebagai tokoh suri tauladan bagi orang-orang di sekitarnya, baik dalam sikap dan perbuatannya misalnya cara dia berpakaian, berbicara, dan bergaul, maupun pandangan-pandangannya, pendapatnya atau buah pikirannya sering kali menjadi ukuran atau pedoman kebenaran 34
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, H. 37
31
bagi orang-orang di sekitarnya karena dianggap guru memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang berbagai hal. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, mebimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan peserta didik. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru menurut Nana Sudjana dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, mengutip pendapat Peters ada tiga tugas dan tanggung jawab guru sebagai administrator kelas. 35 1. Guru sebagai pengajar lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran. Dalam hal ini guru dituntut memiliki seperangkat pengetahuan dan ketentuan teknis mengajar. Di samping menguasai ilmu atau bahan yang akan diajarkan 2. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan kepada tugas. Memberikan bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan aspek mendidik, sebab tugas guru bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan tetapi juga menyangkut perkembangan kepribadian dan pembentuk nilainilai para siswa. 3. Guru sebagai administrator di kelas pada hakikatnya merupakan jalinan ketatalaksanaan bidang pengajaran lebih menonjol dan lebih diutamakan bagi profesi guru. Lain halnya dengan pendapat Oemar Hamallik dalam buku “Proses Belajar Mengajar” mengemukakan tanggung jawab guru sebagai berikut: 35
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, PT. Sinar, Bandung 2004, h. 15
32
a. Guru harus menuntut murid-murid belajar b. Turut serta membina kurikulum sekolah c. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak dan jasmaniah) d. Memberikan bimbingan kepada murid e. Melakukan
diagnosis
atas
kesulitan-kesulitan
belajar
dan
mengadakan penilaian atas kemajuan belajar f. Menyelenggarakan penelitian g. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif h. Menghayati, mengamalkan dan mengamankan pancasila i.
Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia
j.
Turut menyukseskan pembangunan
k. Tanggung jawab meningkatkan peranan professional guru. 36 Berkaitan dengan tugas dan peran sebagai seorang pendidik, yang mampu melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan professional akan lebih cakap menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang memuaskan. Ada empat macam tugas atau peran guru dalam proses belajar mengajar yaitu: 1) Guru sebagai demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa 36
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000, h. 127-128
33
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2) Guru sebagai pengelola kelas Dalam
peranannya
sebagai
pengelola
kelas
(learning
manager), guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan
tujuan
khususnya
adalah
mengembangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 3) Guru sebagai mediator dan fasilitator Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber
belajar
yang
berguna serta dapat
menunjang
pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4) Guru sebagai evaluator Kalau kita perhatikan dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau bentuk penidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan orang 34
selalu mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pihak pendidik. Demikian pula dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Kegaitan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegaiatan evaluasi atau penilaian. 37
Hal lain yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman yang menjadi tugas dan tanggung jawab guru adalah: 1. Keterampilan menyusun rencana pengajaran a. Kemampuan merencanakan pengelolaan kegaiatan belajar mengajar b. Kemampuan merencanakan pengelolaan pengorganisasian bahan pengajaran c. Kemampuan merencanakan pengelolaan kelas d. Kemampuan menggunakan alat dan media pengajaran 2. Keterampilan melaksanakan prosedur mengajar a. Kemampuan memulai pengajaran b.
Kemampuan mengelola KBM
c. Kemampuan mengorganisasi waktu, siswa dan fasilitas belajar d. Kemampuan menilai proses dan hasil mengajar e. Kemampuan mengakhiri pelajaran 37
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 9-11
35
3. Keterampilan berkomunikasi antar pribadi a. Kemampuan untuk mengembangkan sikap positif pada diri murid b. Kemampuan untuk bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa atau orang tua c. Kemampuan menunjukkan kegaiarahan dan kesungguhan dalam mengajar d. Kemampuan mengelola interaksi perilaku di dalam kelas. 38
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas guru bukan hanya mengajarkan ilmu yang dimiliki, tetapi juga sebagai fasilitator yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar, sebagai pembimbing yang membantu siswa kesulitan dalam proses pembelajaran, sebagai manajer yang memimpin kelompok siswa dalam kelas sehingga proses pembelajaran berhasil.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka pemimpin harus memperhatikan
beberapa
faktor.
Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi tingkat disiplin kerja adalah: 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi Besar kecilnya kompensasi mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dari jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi sekolah. 2. Ada tidaknya keteladanan kepemimpinan dalam perusahaan
38
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), edisi kedua, h. 120-135
36
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat
menegakkan disiplin dirinya dan
bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan
disiplin
tidak
akan
dapat
terlaksana
dalam
perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi. 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. 6. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi mereka juga membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. 39
39
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2010) , h. 89-92
37
Usaha peningkatan disiplin kerja guru, dapat dilakukan dengan cara memberikan kompensasi yang sesuai dengan jerih payah, kebutuhan atau biaya hidup sekarang. Selain itu kepala sekolah menjadi dapat meningkatkan disiplin kerja guru dengan memberikan teladan kepada guru, mengawasi kegiatan yang dilaksanakan guru, membuat peraturan sekolah, mengambil tindakan atau keputusan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh guru dan memberikan perhatian kepada guru sebagai motivasi dalam meningkatkan disiplin kerja. Upaya peningkatan disiplin diri guru sebagai komitmen perlu dilaksanakan karena faktor-faktor berikut:40 1) Dengan disiplin semua kegiatan yang diselenggarakan guru dalam proses kerja akan terarah, tertib dan teratur, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal. 2) Dengan disiplin kreativitas guru terpusat ke satu arah dan tujuan yang tepat 3) Dengan disiplin menjadikan hal yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang berguna 4) Dengan disiplin semua kegiatan guru akan lebih meningkatkan kualitasnya, karena guru tersebut akan lebih peka terhadap pengaruh hal-hal yang sifatnya negatif 5) Dengan disiplin semua kegiatan dalam bekerja bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien 6) Dengan disiplin semua kegiatan guru dalam proses kerja yang sedang
berlangsung
dapat
memberikan
suasana
yang
menyenangkan dan merangsang aktivitas
40
A. Tabrani Rusyan dan Wasmin, Etos Kerja: Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, (Tangerang: Intimedia, 2008), h. 34
38
7) Suasana dan situasi kerja
yang diselenggarakan secara
berdisiplin mudah mengarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai.
Disiplin kerja guru disekolah seperti dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan membuat perencanaan sebelum mengajar, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif. Selain itu disiplin mempunyai dampak positif bagi suasana kerja dengan menularkan hal positif kepada guru yang mempunyai tingkat disiplin kerja yang rendah. Rendahnya produktivitas tenaga kependidikan disekolah baik dalam mengikuti aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam melakukan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan masalah disiplin. Oleh karena itu, dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan disekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya disekolah. 41 Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru adalah faktor kepemimpinan seperti faktor kepribadian, harapan dan perilaku atasan, karakteristik, kebutuhan tugas bawahan, iklim kebijakan organisasi, harapan dan perilaku peran dalam mencapai tujuan yang efektif. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai pemimpin harus berusaha dengan segala potensi yang dimilikinya untuk menggerakkan dan mempengaruhi guru-gurunya agar dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi.
41
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 80
39
C. Kerangka Berpikir Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah, mempunyai hubungan yang penting untuk menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberi teladan, dorongan serta bantuan kepada guru, murid dan staf di sekolah. Fungsi yang terpenting lagi bagi kepala sekolah adalah menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru sebagai subyek pendidikan di sekolah menjadi orang yang paling berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina anak didik di sekolah, peran yang dimiliki guru sangat kompleks dan beragam, karenanya potensi guru harus dioptimalkan. Upaya optimalisasi potensi guru salah satunya dengan diterapkannya disiplin kerja guru di sekolah. Tugasnya sebagai Pemimpin di sekolah dalam melaksanakan disiplin kerja guru dihadapkan pada beberapa persoalan yang menyebabkan menurun atau naiknya tingkat kepatuhan terhadap disiplin kerja guru. Beberapa faktor yang mempengaruhi tersebut bisa terjadi karena kepribadian guru, perilaku atasan (kepala sekolah), sistem kerja yang berlaku dan lain sebagainya. Disiplin kerja guru di sebuah institusi pendidikan harus dilaksanakan dan dikembangkan dengan sebaiknya agar tercapai tujuan organisasi (sekolah) yaitu mutu pendidikan yang berkualitas. Agar disiplin kerja dapat dilaksanakan
secara
optimal,
kepala
sekolah
harus
menerapkan
kepemimpinan dengan penguasaan setiap kompetensi kepala sekolah yang telah ditetapkan, yaitu kompetensi professional, kompetensi wawasan kependidikan dan manajemen, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dengan penguasaan semua kompetensi di atas, diharapkan kepemimpinan efektif akan tercipta dan pendidikan berkualitas dengan guru yang disiplin terhadap kerja, tugas dan tanggung jawabnya akan menjadi kenyataan. 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. Sedangkan secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mendeskripsikan tingkat disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 2. Untuk mendeskripsikan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 3. Untuk mendeskripsikan hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang.
41
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan diMA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang yang beralamat di Jl. Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Februari 2012 sampai bulan Maret 2013. Berikut perincian kegiatan penelitian tersebut: Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb
Pengesahan proposal skripsi Observasi ke MA Daar ElQolam Tangerang Bimbingan dengan dosen pembimbing Penyebaran angket
dan
wawancara Pengolahan
42
dan analisis data
C. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu mencari hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. D. Populasi dan Teknik Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 42 populasi juga dapat diartikan keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Aliyah Daar ElQolam yang berjumlah 31 orang. Mengingat terbatasnya jumlah populasi maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Sebagimana pendapat Suharsimi Arikunto, “untuk sekedar perkiraan, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. 43 E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan penelitian yang akurat, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2011), cet. Ke-XIII, h.117-118. 43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 134
43
1. Angket Angket adalah salah satu teknik pengumpulan data yang berbentuk kumpulan pertanyaan. Penyebaran angket yang peneliti lakukan adalah seluruh guru yang dijadikan populasi. 2. Wawancara Wawancara ini digunakan untuk melengkapi data angket dan tidak dijadikan data untuk membuat keputusan hasil penelitian. 3. Observasi Observasi ini digunakan untuk melengkapi data dan tidak dijadikan data untuk membuat keputusan hasil penelitian.
4. Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data dan tidak dijadikan data untuk membuat keputusan hasil penelitian. F. Instrumen Penelitian 1. Disiplin Kerja Guru a. Definisi Konseptual Disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam setiap bekerja di sekolah, tanpa pelanggaranpelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya, teman sejawatnya, terhadap sekolah secara keseluruhan. b. Definisi Operasional Disiplin kerja guru adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh guru dalam bekerja di sekolah yang meliputi disiplin dalam waktu, disiplin dalam loyalitas kerja dan disiplin dalam mematuhi peraturan.
44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Disiplin Kerja Guru Variable
Dimensi
Disiplin
Disiplin
Indikator a. Datang
ke
Kerja
dalam
sekolah tepat
Guru
Waktu
waktu
Item
Jml
1,2,3
10
b. Menyelesaika n
program
4,5,6,7
pengajaran c. Mengerjakan administrasi
8,9,10,
sekolah
Disiplin dalam loyalitas kerja
a. Melaksanakan
13,14,15,17,18
9
proses pembelajaran b. Pengawasan terhadap
19,20,21
siswa c. Melaksanakan
22,23
evaluasi d. Ikut
serta
24,25
dalam rapat Disiplin dalam
a.Mematuhi kode
26,27,28,29,30,31
4
etik guru
Mematuh i Peraturan Jumlah
31
45
2.
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Definisi Konseptual Peran kepala sekolah adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam menggerakan,mendorong dan membimbing para bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Definisi Operasional Peran kepala sekolah adalah kemampuan seorang kepala sekolah dalam menggerakan, mendorong dan membimbing bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi kemampuan menjadi contoh dan tauladan kepada para bawahan, kemampuan memberikan penyadaran kepada para bawahan dan kemampuan memberikan motivasi.
Instrumen
yang
digunakandalampenlitianiniadalahangketuntukmengetahuikepemimpinan kepalasekolahdengandisiplinkerja guru. Angket yang digunakan berbentuk pernyataan yang masing-masing terdiri dari 25 butir soal pernyataan.Tiap pernyataan memiliki 4 skala, yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), dan Tidak Pernah (TP). Untuklebihjelasnyadapatdilihatpada
table
kisi-kisi
instrument
penelitiandibawahini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dimensi Peran Kepala
Indikator a. Kemampuan menjadi contoh dan
Jumlah 1,2,3,4
teladan
46
Sekolah
b. Kemampuan dalam memotivasi
5,6,7,8,9
bawahan c. Memberikan nasihat kepada guru
10,11,12
dengan cara yang bijak d. Memiliki kewibawaan
13,14
e. Memberikan sanksi bagi guru yang
15,16
tidak disiplin 16
Jumlah
G. Uji Instrumen 1. Validitas Instrumen Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.44 Dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment dengan maksud untuk mengukur apakah instrumen dalam penelitian ini valid atau tidak valid, yaitu:
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 𝑁 𝑥 2−
𝑥𝑦 −
𝑥
𝑦
𝑥 2 𝑁 𝑦 2−
𝑦 2
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦 : Angka indeks korelasi “r” product moment 𝑁
: Number of Cases (jumlah data) : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
𝑥𝑦
𝑥
`
: Jumlah hasil skor X
44
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), cet. 1, h. 287
47
𝑦
`
: Jumlah hasil skor Y.45
Hasil perhitungan setiap butir tersebut akan dikonsultasikan dengan “r” table, dengan ketentuan jika “r” hitung lebih besar dari “r” table (r hitung> rtabel) maka butir tersebut dinyatakan valid dan dapat digunakan untuk menjaring data yang dibutuhkan. Sebaliknya, jika “r” table lebih besar “r” hitung maka variabel tersebut tidak valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data. Dari hasil uji validitas dapat diketahui bahwa angket kepemimpinan kepala sekolah terdapat 12 item yang valid nomor 1,2,3,5,7,8,9,10,12,13,15,16 dan 4 item yang tidak valid nomor 4,6,11,14. Dengan demikian, item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 12 item. Dari uji validitas dapat diketahui bahwa pada angket disiplin kerja guru terdapat 23 item yang valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30 dan 8 item yang tidak valid 8, 9, 14, 15, 16, 19, 28, 31. Dengan demikian, item yang pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 23 item.
2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas instrument agar dapat dipercaya maka digunakan rumus Alpha, yaitu: Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrument kedua variabel adalah sebagai berikut: 45
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006). H. 206
48
a. Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh b. Menghitung Varians skor tiap-tiap item dengan menggunakan rumus:
Si =
𝑋𝑖
𝑥𝑖 2 𝑁
2− 𝑁
c. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus: 𝑆𝑖 = 𝑆1 + 𝑆2 + 𝑆3 … … 𝑆𝑛 d. Menghitung Varians total dengan rumus: Si =
𝑥𝑖 2 𝑁
𝑋 𝑖 2−
𝑁
e. Menghitung reliabilitas dengan rumus alpa: 𝑟11=
𝑘 𝑘 −1
1−
𝑠𝑙 𝑆𝑡
Keterangan: Si Xi
Xi Si
𝟐
: Varians skor tiap-t tiap item 2
: Jumlah kuadrat item Xi
: Jumlah item Xi dikuadratkan N : Jumlah responden : Jumlah Varians semua item S1, S2, S3…..n : Varians item ke 1,2,3….n St : Varians total. 46 Dalam perhitungan uji reliabilitas ini, item pernyataan yang dihitung
untuk menentukan jumlah total varians butir dan varians total adalah item yang valid saja sedangkan item yang tidak valid tidak dihitung.
46
Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 115-116
49
H. Teknik Pengolahan Data dan Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, teknik pengolahan data akan dilakukan dengan cara
sebagai
berikut:
memeriksa
angket
tentang
kebenaran
dan
kelengkapannya lalu dikelompokkan sesuai isi, membuat tabel-tabel untuk memasukan jawaban responden yang kemudian dicari potensinya untuk dianalisis, menganalisis data yang telah diolah sehingga hasil penelitian mudah dipahami dan terakhir memberi kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi data. Teknik yang digunakan adalah teknik analisis statistic sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan koefisien korelasi product moment (rxy atau fhitung), guna membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat hubungan antara dua variabel tersebut, dengan rumus: 𝑟𝑥𝑦 =
𝑁 𝑁 𝑥 2−
𝑥𝑦 −
𝑥
𝑥 2 𝑁
𝑦 𝑦 2−
𝑦 2
Keterangan : 𝑟𝑥𝑦 : Angka indeks korelasi “r” product moment 𝑁
: Number of Cases (jumlah data) : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
𝑥𝑦
𝑥
`
: Jumlah hasil skor x
𝑦
`
: Jumlah hasil skor y
Selanjutnya, untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi terhadap rxy digunakan pedoman sebagai berikut: 50
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi: 47 Besarnya “r” Interpretasi
Product moment (rxy)
Antara variabel X dan Y memang terdapat 0,00 – 0,20
korelasi,
korelasi
itu
sehingga
korelasi
akan tetapi
sangat itu
lemah, dapat
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y) 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan Y terdapat
0,90 – 1,00
korelasi yang sangat kuat atau tinggi.
2. Interpretasi menggunakan table nilai “r” yaitu df = N – nr. Hasilnya dikonsultasikan pada table “r” product moment dari pearson untuk df pada taraf yang signifikansi 1% dan 5%. 3. Mencari kontribusi variabel X dan varibel Y dengan rumus sebagai berikut: KD=𝑟 2 x100
47
Anas Sudjono, Penganatar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006). H. 193
51
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang 1. Sejarah Berdirinya MA Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang Sejarah daar el-Qolam dimulai setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Dipelopori oleh seorang tokoh masyarakat kampung Gintung, benama H. Qasad Mansyur, yang mendirikan lembaga pendidikan dasar bernama Madrasah Ibtidaiyah Masyarikul Anwar (MMA). Dalam perjalanan selanjutnya, beliau ingin agar alumni madrasah tersebut dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Untuk mewujudkan keingannya itu, H. Qasad Mansyur mendidik anak pertamanya, Ahmad Rifa‟i Arif di lembaga pendidikan pesantren. Tempat yang dipilihnya adalah Pondok Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur. Meskipun keinginan tersebut kurang mendapat dukungan dari keluarga, karena jarak pesantren yang cukup jauh dari Gintung. Namun, dengan niat yang kuat dan pertimbangan yang matang beliau tetap istiqomah dengan niatnya, karena itulah pada tahun 1958, bersama sang ayah, Ahmad Rifa‟i
52
Arif berangkat ke Pondok Modern Gontor untuk menimba ilmu dan pengalaman, agar kelak ia bisa mewujudkan keinginan ayahnya membuka lembaga pendidikan yang lebih tinggi dari yang telah didirikan oleh ayahnya. Daar el-Qolam di rencanakan untuk berdiri pada Tanggal 27 Ramadhan 1387 H bertepatan dengan Tanggal 29 Desember 1968 M dari sebuah dapur tua di atas 1 hektar tanah daratan pemberian neneknya, Hj. Pengki kepada H. Qasad Mansyur. Ahmad Rifa‟i Arif memulai kiprahnya membangun lembaga Pondok Pesantren yang diberi nama Madrasatul Mualimin Al-Islamiyah (MMI) Daar el-Qolam. Kala itu, 22 orang menjadi santrinya yang tak lain adalah adik-adik dan saudara-saudaranya juga beberapa warga sekitar Desa Pasir Gintung. Awal dimulainya pendidikan pada hari sabtu 19 Syawal 1387 H bertepatan dengan tanggal 20 Januari 1968 M. Kepedulian Ahmad Rifa‟i Arif terhadap dunia pendidikan tidak hanya terbatas Pondok Pesantren Daar el-Qolam saja. Pada tahun 1989 beliau mendirikan Pondok Pesantren La Tansa. Seiring dengan tuntutan zaman, Daar el-Qolam kembali melebarkan sayapnya dengan mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi La Tansa Mashira di Rangkasbitung, juga mendirikan pondok pesantren wisata Sakinah La Lahwa di pantai Kemuning, Labuan, Banten pada tahun 1996. Setelah lebih kurang 30 tahun berkiprah dalam dunia pendidikan, Ahmad Rifa‟i Arif meninggal dunia dalam usia 55 tahun, pada hari ahad 7 safar 1418 H bertepatan dengan tanggal 15 juni 1997 M. Pada hari senin, 8 shafar 1418 H atau 16 juni 1997 diadakan pertemuan keluarga untuk menentukan pengganti beliau, pertemuan itu dihadiri oleh K.H. Abdullah Zarkasyi, pimpinan pondok Modern Gontor yang juga sahabat karib K.H. Ahmad Rifa‟i Arif. Beliau menyampaikan pesan almarhum bahwa yang kelak menggantikannya adalah adiknya, Ahmad Syahiduddin 53
dan putra beliau Adrian MAfatihullah Karim. Dalam pertemuan itu juga disepakati untuk mengangkat Hj. Enah Huwaenah untuk turut memimpin Daar el- Qolam. Sifat dan karakteristik Pondok Pesantren Daar el-Qolam adalah “Berdiri di atas dan untuk semua Golongan“. Ini berarti, Pondok Pesantren tidak terikat dengan satu aliran tertentu, atau salah satu golongan organisasi masyarakat sosial (ormas) tertentu, atau salah satu golongan politik tertentu. Pondok Pesantren Daar el-Qolam juga mengajarkan nilai-nilai keislaman yang santun, moderat, toleran, dan inklusif.Sistem akademi di Pondok Pesantren Daar el-Qolam mengacu terbagi atas dua jalur, yakni Jalur Ajar dan Jalur Asuh. Jalur ajar (atau Jalur Pengajaran) merujuk pada jalur pendidikan yang memfokuskan pada kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan tingkat dan kualitas intelektual santri Pondok Pesantren Daar el-Qolam. Sementara itu, Jalur Asuh (atau Jalur Pengasuhan) menitikberatkan pada pengawasan kehidupan santri di lingkungan asrama selama 24-jam. Agenda dan program yang disediakan oleh Pondok Pesantren Daar el-Qolam ditujukan untuk mengadakan perwalian dan pengasuhan terhadap santri dalam berbagai aspek, mulai dari aspek etika (akhlaqul karimah), aspek kepribadian (personalitas), sikap, dan juga kelakuan. Pondok Pesantren Daar el-Qolam menyelenggarakan kurikulum yang memadukan Bidang Studi Umum (Kurikulum yang dibuat oleh Kementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Agama), dan Bidang Studi Agama (Kurikulum Pesantren) dalam satu sistem yang terpadu. Kurikulum yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Daar el-Qolam terbagi atas kurikulum intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler.
Penyelenggaraan pendidikan formal di Pondok Pesantren Daar ElQolam adalah Madrasatul Mu’allimin Al-lslamiyah (MMI), yang telah
54
dimulai sejak tahun 1968 dengan masa studi 6 tahun bagi tamatan SD/MI, dan 3 tahun bagi tamatan SLTP/MTs. Pendidikan formal tersebut di atas sebagai implementasi dari misi lembaga Pondok Pesantren yang mempersiapkan individu-individu yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya khayra ummah (generasi terbaik) yang dikeluarkan untuk manusia. Di samping itu, sebagai misi khusus adalah mempersiapkan kader-kader ulama dan pemimpin ummat yang mutafaqqih fid-dîn; baik sebagai ilmuwan/akademisi maupun sebagai praktisi dan mampu untuk melaksanakan dakwah Islamiyah. MMI Daar el-Qolam memang setingkat dengan MA dan SMA pada umumnya, Madrasah Aliyah di Daar el-Qolam terbentuk pada tanggal 18 Nopember 1989 dan terdaftar di Departemen Agama dengan izin pendirian No.Wi/PP.005.1/189/1990. Namun dipandang dari hakekatnya, terdapat beberapa perbedaan mendasar MA Daar el-Qolam dengan MA lainnya, antara lain: 1. Selain nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, MMI juga berlandaskan
dan
mengacu
pada
nilai-nilai
kepondokpesantrenan dan kejuangan (mujahadah). 2. Kata “mu`allimîn” pada MMI tidak sekadar bermakna pada guru sebagai sebuah profesi, tetapi lebih ditekankan pada aspek jiwa, akhlak dan wawasan guru yang harus dimiliki oleh para santri atau alumninya. Itu sebabnya fungsi guru di MMI tak terbatas pada transfer of knowledge namun lebih pada upaya transfer of value and morality. Dengan demikian, tujuan pendidikan di MMI Daar El-Qolam mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional yang berlaku, khususnya pada jenjang pendidikan (menengah pertama dan menengah atas) dengan penekanan khusus pada upaya mempersiapkan santri/alumni yang:
55
1. Menguasai
bekal-bekal
dasar
keulama‟an/kecendekiaan,
kepemimpinan dan keguruan. 2. Mau dan mampu mengembangkan bekal-bekal dasar tersebut secara mandiri/long life education. 3. Siap mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat dengan ikhlas, cerdas, dan beramal.
2. Visi dan Misi MA Daar El-Qolam a. Visi Pondok Pesantren pada hakekatnya merupakan lembaga yang berfungsi untuk melestarikan, mengembangkan, menyebarluaskan dan menggali ilmu pengetahuan teknologi, selain itu pondok pesantren juga berfungsi mengembangkan kualitas Sumberdaya Manusia dan menghasilkan Jasa-jasa. Dalam era globalisasi, informasi sebagaimana yang telah, sedang, dan akan berlangsung, peran Pondok Pesantren menjadi semakin penting. Dalam era tersebut keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, penguasaan informasi, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan dengan persoalan diatas, dan untuk memenuhi tuntutan tersebut, Pondok Pesantren Daar el-Qolam perlu secara terus-menerus mempertinggi daya saing dan daya juang guna mencapai keunggulan kompetetif berkelanjutan. Berdasarkan landasan qurani dan sunnah rasul. Karena itu Pondok Pesantren Daar el-Qolam mempunyai visi yaitu: “ Mempersiapkan kader yang mu’min, muttaqin dan Rosikhina fil ilmi” Sejak didirikannya Pondok Pesantren Daar el-Qolam pada tahun 1968 yang bersifat klasikal dan mengacu kepada pendidikan nasional serta 56
terwujudnya pondok pesantren yang memadukan kurikulum agama dan kurikulum umum didalam satu lembaga sehingga akan terbentuk sebuah sistem “merawat tradisi dan merespon modernisasi.” Karena itu diharapkan output Pondok Pesantren Daar el-Qolam dapat menjadi orang mukmin dan muttaqin yang paripurna (insan kamil) sehingga bermanfaat bagi dirinya dan orang lain dalam proses pengembangan ilmu di masa datang. b. Misi Sebagai penjabaran dari visi diatas, maka pondok pesantren Daar elQolam 1 mengimplikasikannya dalam sebuah misi, yaitu: 1. Menjiwai Panca Jiwa dan Motto Pondok Pesantren 2. Mempersiapkan kader muslim yang menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi 3. Memperluas medan juang santri 4. Mengembangkan peran santri di masa datang 5. Merespon pendidikan yang bersifat global 6. Menyiapkan lulusan yang berwawasan dan kompetitif pada jenjang pendidikan selanjutnya 7. Menyiapkan kader guru yang professional 8. Mengembangkan
profesionalisme
guru
dalam
memberikan
pendidikan kepada santri 9. Menghasilkan santri yang handal berkomunikasi (lisan dan tulisan) dalam Bahasa Arab, Bahasa Inggris 10. Menumbuhkan sikap ilmiah guna memperbaiki kualitas hidup santri dalam bermasyarakat 11. Menanamkan nilai-nilai keislaman yang bersumber kepada qur‟an dan sunnah
57
3. Profil Kepala Sekolah Profil Kepala Sekolah Nama
: Teruna Kusnandar S.Pd.I
TTL
: Cirebon, 28 Oktober 1966
Pendidikan
: D3 IKIP JAKARTA Pendidikan Matematika S1 SATYA GAMA Pendidikan Agama Islam
Pengalaman kerja : Guru Matematika di MTs. Nurul Quran 1989-1994 Guru Matematika di MTs. N 8 Jakarta 1994-1999 Guru Matematika di MTs. Darqo 1999-sekarang Guru Matematika di MA. Darqo 2000-sekarang Bapak Teruna Kusnandar S.Pd.I merupakan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam sejak tahun 2008 sampai sekarang, pengalamannya berawal dari seorang guru matematika kemudian beliau diangkat menjadi kepala sekolah karena loyalitas serta kompetensi yang di miliki, sehingga ia diangkat setelah masa berakhirnya pensiun Bapak Sirojul Munir selaku kepala sekolah sebelum Bapak Teruna. Selama kepemimpinannya pak Taruna banyak memberikan kontribusi dalam meningkatkan disiplin kerja guru, diantaranya mengadakan workshop atau pelatihan bagi guru-guru MA Daar El-Qolam, membuat daftar hadir guru, mewajibkan guru membuat Silabus dan RPP, mengadakan controlling ketika KBM berlangsung, mengadakan pertemuan tiap bulan untuk evaluasi bagi guru yang melanggar aturan sekolah lebih dari tiga kali. Dengan diadakannya pertemuan tiap bulan diharapkan bagi kepala sekolah guru-guru dapat meningkatkan disiplin kerjanya.
58
4. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru Madrasah Aliyah Daar el-Qolam dikepalai oleh bapak Teruna Kusnandar S.Pd.I., dan memiliki jumlah gurusebanyak 31 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Nama Guru MA Daar El-Qolam No
1.
Nama
Ahmad Bahrudin,
L/ Tempat Tanggal
Pendidikan
Jabatan
A. Studi
P
Lahir
Terakhir
L
Jakarta, 9/17/1970
S1 PAI
Guru
Fiqh
L
Pandeglang,
S1 Syariah
Guru
Bahasa Arab
S.Ag 2.
Drs. Ahmad Munawar
3.
4.
H. Sholeh Umar
12/16/1963 L
Tapanuli Selatan,
Qur‟an
S1 PAI
Harahap, S.Ag
9/29/1968
Hadits
Ahmad Ali Muzakir, L
Ponorogo, 9/25/1971
S2 PAI
Guru
Bahasa Arab
L
Ponorogo, 5/12/1972
S2 PAI
Guru
Bahasa Arab
L
Kresek, 7/15/1976
S1Syariah
Guru
Sejarah
M.Pd 5.
Asmaul Husna, M.Pd
6.
Maesaroh, S.Ag
Muamalat 7.
Drs. Edih
L
Tangerang, 1/20/1964
Nasional Guru
Bahasa Inggris
8.
Kasidin, S.Pd
L
Karangsalam,
S1 Pendidikan
3/28/1967
Biologi
Guru
Biologi
59
9.
Drs. Baidowi
L
Rantau Kadam,
S1 PAI
Guru
Ush Fiqh
S1 PAI
Guru
Akidah
5/15/61 10.
Lailatul Badriyah,
P
Lamongan, 1/21/1984
S.Pd
Akhlak
11.
Belva Jerry, S.Pd.I
L
Jakarta, 5/18/1981
S1 PAI
Guru
Nahwu
12.
Drs. Habib Maksudi
L
Boyolali, 11/18/1964
S1 Matematika
Guru
Matematika
13.
Yusuf Widyanto, S.
L
Sukoharjo, 5/18/1976
S1 T I
Guru
TI & K
L
Jakarta, 8/23/1954
KMI Daar El-
Guru
Bahasa
Kom 14.
H. Babay Zaenudin
Qolam 15.
H. Agus Tahrir
L
Tangerang, 7/25/1959
KMI Pondok
Inggris Guru
Fiqh
Guru
Aqoid
Modern Gontor 16.
17.
Cece Suhria
Drs. Teruna
L
Pandeglang,
KMI Daar El-
12/15/1959
Qolam
L
Cirebon, 10/28/1966
S1 PAI
Kepsek
Matematika
P
Karawang, 4/24/1974
S2 Teknologi
Guru
Sejarah
Kusnandar 18.
Maryam Ul Ardly M.Pd
Pembelajaran
Nasional
19.
Yumiati, S.E
P
Jakarta, 9/30/1975
S1 Manajemen
Guru
Ekonomi
20.
Rohman, M.Pd
L
Tangerang, 2/3/1978
S2 Teknologi
wakasek
Bahasa
Pembelajaran 21.
Yeni Ratnapuri,
Inggris
P
Subang, 8/8/1981
S1 Tarbiyah
Guru
Geografi
L
Serang, 8/1/1979
S1 Syariah
Guru
Bahasa
S.Pd.I 22.
Khairunnasihin, S.Pd.I
Inggris
60
23.
Umi Fikriah
P
Tangerang, 12/28/83
S1 Syariah
Guru
Munawaroh, S.H.I
Bahasa Inggris
24.
Waska, S.Pd
L
Cirebon, 9/9/1978
S1 Matematika
Guru
Matematika
25.
Nurazizah, S.E
P
Bekasi, 11/13/1982
S1 Manajemen
Guru
Ekonomi
26
Drs. Encep A. Aziz
L
pandeglang, 9/2/1965
S1 Tarbiyah
Guru
Sosiologi
27.
Qorinah, S.Pd.I
P
Semarang, 6/2/1985
S1 PAI
Guru
Qur‟an hadits
28.
Cucu Mulyati, S.S
P
Garut, 8/18/1981
S1 Pendidikan
Guru
Bahasa
Bahasa
Indonesia
Indonesia 29.
Mas Subchiatun
P
Bandung, 4/17/1982
fitriah, S.Pd
S1 Pendidikan
Guru
Bahasa
Bahasa Indonesia
Indonesia 30.
Wiwin Juniawati,
P
Serang, 6/1/1979
S1 PAI
Guru
S.Pd.I
Sejarah Peradaban Islam
31.
Milda Aryanto, S.Pd
L
Brebes, 3/26/1976
S1 Pendidikan
Guru
Biologi
Biologi
Data mengenai guru dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat guru yang mengajar bukan berdasarkan jurusan yang ia miliki, namun karena kemampuan atau keahlian yang ia miliki, guru tersebut dapat mengajar bidang studi yang lain yang bukan keahlian sebenarnya. Dari tabel guru diketahui secara umum guru-guru MA Daar el-Qolam belatar belakang sarjana pendidikan. Kondisi tersebut sangat memungkinkan bagi guru-guru untuk menegakkan disiplin kerja dikarenakan mereka mengikuti pelatihan
61
yang berhubungan dengan materi yang diajarkan walaupun latar belakang pendidikan mereka tidak sesuai dengan yang diajarkan tetapi mereka mampu untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan dari sekolah.
b. Keadaan Siswa Jumlah siswa MA Daar el-qolam pada tahun ajaran 2008-2013 dengan perincian yaitu kelas I,II,II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di dalam table berikut ini.
TABEL 4.2 Jumlah Siswa Pertahun
Kelas
2007 / 2008
2008 / 2009
2009 / 2010
2010 / 2011
2011 / 2012
X
115
125
160
170
180
XI
130
140
175
185
200
XII
145
155
180
200
215
Keseluruhan murid yang ada pada tahun 2011/2012 berjumlah 395 siswa. Berdasarkan pada tabel mengenai data guru yang telah dikemukakan di atas, maka dengan adanya jumlah keseluruhan siswa tersebut guru-guru dapat membimbing dan mengawasi para siswa dengan baik dan dapat meningkatkan kedisiplinan siswa di sekolah.
B. Deskripsi Data Data-data penelitian tentang hubungan kepemimpinana kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam penulis memperoleh datanya melalui angket yang telah diisi oleh guru. Angket tersebut terdiri dari 12 pernyataan untuk variabel (X) kepemimpinan kepala sekolah dan 23 pernyataan untuk variabel (Y) disiplin kerja guru.
62
Kemudian untuk mendapatkan gambaran umum mengenai hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru, angket yang telah diisi kemudian diolah denga diberi skor berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan dengan menggunakan skala linkert denga ketentuan yang positif diberi skor: SL (Selalu)
=4
SR (Sering)
=3
KD (Kadang)
=2
TP (Tidak Pernah)
=1
Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor: SL (Selalu)
=1
SR (Sering)
=2
KD (Kadang)
=3
TP (Tidak Pernah)
=4
a. Data Kepemimpinan Kepala Sekolah Berdasarkan data dengan indikator kepemimpinan kepala sekolah yang diteliti dengann kuesioner yang terdiri dari 16 item pertanyaan mengenai kepemimpinan kepala sekolah diperoleh skor tertinggi 48 dan terendah 28, dengan rata-rata 40,81 dan simpang baku (standar deviasi) 4,96 dari jumlah sampel sebanyak 21 orang. Pada awalnya populasi dalam penelitian ini sebanyak 31 orang guru, kemudian untuk uji validitas menggunakan responden 10 orang dengan item pertanyaan sebanyak 16 item. Dari hasil uji validitas terdapat 12 item pertanyaan yang valid, sehingga item pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk menjaring data selanjutnya. Untuk menghitung data angket variabel selanjutnya menggunakan sampel sebanyak 21 orang dari sisa populasi yang telah digunakan uji validitas. 63
TABEL 4.3 DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL ANGKET KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Kelas interval
Frekuensi Absolute (f)
59
−
64
2
65
−
70
4
71
−
76
5
77
−
82
3
83
−
88
5
89
−
92
2
Jumlah
21
Hal tersebut di atas jika divisualisasikan ke dalam bentuk grafik, maka akan terlihat gambar seperti di bawah ini: Tabel 4.4 Gambar Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah Gambar histogram Variabel X Kepemimpinan Kepala Sekolah 6 5 4 Series1 3 2 1 0 59-64
65-70
71-76
77-82
83-88
89-92
64
Berdasarkan grafik yang sudah dibuat di atas dapat dilihat permunculan yang tertinggi ada pada batas kelas 71-76, 77-82, dan 83-88, sedangkan nilai terendah ada pada batas kelas 89-92.
b. Data Disiplin Kerja Guru Berdasarkan data indikator disiplin kerja guru yang diteliti dengan kuesioner yang terdiri 23 item pertanyaan mengenai peningkatan disiplin kerja guru diperoleh skor tertinggi 92 dan terendah 59, dengan rata-rata 77,14 dari simpang baku (standar deviasi) 9,82 dari jumlah sampel sebanyak 21 orang. Pada awalnya populasi dalam penelitian ini sebanyak 31 orang guru, kemudian untuk uji validitas menggunakan responden 10 orang dengan item pertanyaan sebanyak 30 item. Dari hasil uji validitas terdapat 23 item pertanyaan yang valid, sehingga item pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk menjaring data selanjutnya. Untuk menghitung data angket variabel selanjutnya menggunakan sampel sebanyak 21 orang dari sisa populasi yang telah digunakan untuk uji validitas.
TABEL 4.4 DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL ANGKET DISIPLIN KERJA GURU Frekuensi Kelas interval 12 18 24 30 36 42
− − − − − −
17 23 29 35 41 48 Jumlah
Absolute (f) 6 4 2 5 2 2 21
65
Hal tersebut di atas jika divisualisasikan ke dalam bentuk grafik, maka akan terlihat gambar seperti di bawah ini: Tabel 4.4 Gambar Histogram Disiplin Kerja Guru
Gambar histogram Variabel Y Disiplin Kerja Guru
7 6 5 Series1
4 3 2 1 0 12-17
18-23
24-29
30-35
36-41
42-48
Berdasarkan grafik yang sudah dibuat di atas dapat dilihat permunculan yang tertinggi ada pada batas kelas 12-17, sedangkan nilai terendah ada pada batas kelas 24-29, 36-41, dan 42-48.
C. Pengujian Hipotesis Analisis data merupakan bagian yang penting adalam penelitian ilmiah, yaitu untuk memberikan arti dan makna didalam menjawab permasalahan penelitian yang penulis kumpulkan. Dalam penelitian ini terdiri
66
dari dua macam data yang diteliti yaitu mengenai kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru yang semua datanya diperoleh dari hasil angket/kuesioner yang telah disebarkan. Setelah semua angket selesai diberikan skor dan dihitung jumlahnya, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan penganalisisan terhadap semua hasilnya dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ditentukan pada bab sebelumnya. a) Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji Chikuadrat. Hasil yang didapat untuk uji normalitas dari disiplin kerja guru adalah sebagai berikut: 2 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Kepemimpinan Kepala Sekolah
= 10,51
2 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada α = 0,05
= 11,070
2 2 Oleh karena itu 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat disimpulkan bahwa
data sampel disiplin kerja guru adalah berdistribusi normal. Sedangkan
hasil
yang
didapat
untuk
uji
normalitass
dari
kepemimpinan kepala sekolah adalah sebagai berikut: 2 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Disiplin Kerja Guru 2 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada α = 0,05
= 5,25 = 11,070
2 2 Oleh karena itu 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka dapat disimpulkan bahwa
data sampel disiplin kerja guru adalah berdistribusi normal. Karena semua data dalam penelitian ini sudah dinyatakan berdistribusi normal, maka analisis berikutnya dapat dilakukan.
67
b) Uji Hipotesis Untuk mengetahui bagaimana korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru maka penulis dalam mencari hubungan variabel bebas dengan variabel terikat (variabel X dan variabel Y) menggunakan rumus product moment. No Resp
X
y
X.Y
X2
y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
73 74 59 62 61 83 72 92 86 73 79 74 79 70 92 86 78 78 86 71
39 39 44 28 31 42 38 48 43 39 42 41 43 39 48 44 40 39 44 38
2847 2886 2596 1736 1891 3486 2736 4416 3698 2847 3318 3034 3397 2730 4416 3784 3120 3042 3784 2698
5329 5476 3481 3844 3721 6889 5184 8464 7396 5329 6241 5476 6241 4900 8464 7396 6084 6084 7396 5041
1521 1521 1936 784 961 1764 1444 2304 1849 1521 1764 1681 1849 1521 2304 1936 1600 1521 1936 1444
21 Jml
=92
=48 1620
rxy
857
=4416 66878
8464 = 126900
y2304 = 35465
=
68
rxy
=
rxy
=
21.66878 -( 1620).(850) (21.126900 − 1620)2 ). (21.35465 − (857)2 )
16098 40500 . (10316)
rxy
16098
=
417798000 rxy
=
rxy
=
16098 20440.1076 0.7876
c) Uji Determinasi Pengajuan selanjutnya adalah mencari kontribusinya, seberapa besar kepemipinan kepala sekolah dapat meningkatkan disiplin kerja guru, dimana sebelum melakukan uji determinasi terlebih dahulu dilakukan uji korelasi. Setelah diketahui nilai korelasinya, kemudian perhitungan selanjutnya adalah mencari besarnya kontribusi yang diberikan variabel X terhadap Y, maka harus diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% = 0.78762 x 100% = 62.03%
69
D. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah semua ketentuan dalam analisa data dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah memberikan interpretasi atau penafsiran dari semua hasil analisa data yang sudah dilakukan. Di dalam memberikan interpretasi ini, penulis mengacu pada ketetapan yang sudah dibuat pada bab sebelumnya. Setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (nilai r xy), maka langkah selanjutnya penulis akan memberikan interpretai data terhadap nilai r xy. Adapun interpretasi data yang dipakai yaitu secara sederhana dengan menggunakan tabael nilai “r”, df = N – nr. Kemudian setelah selesai memberikan interpretasi terhadap nilai rxy, selanjutnya adalah memberikan interpretasi terhadap nilai koefisien determinan untuk mengetahui besarnya kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X terhadap Y, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini: 1. Dari hasil perhitungan di atas, ternyata angka korelasi antara variabel X (kepemimpinan kepala sekolah) dan variabel Y (disiplin kerja guru) tidak bertanda negative, ini berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat korelassi positif (korelasi yang berjalan searah). Kemudian dengan memperhatikan besarnya nilai koefisien (r xy) sebesar 0,7876. Berarti korelasi variabel X terhadap variabel Y adalah kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korelasi yang kuat antara variabel X dan variabel Y, ini berarti bahwa antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru mempunyai hubungan yang positif antara keduanya. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan disiplin kerja guru. 2. Interpretasi dengan cara berkonsultasi pada table “r” product moment Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan yaitu dengan
membandingkan
besarnya
rhitung
dengan
rtabel.
Sebelum
70
mambandingkan rxy dengan rtabel terlebih dahulu dicari df-nya dengan rumus sebagai berikut: DF = N-nr = 21-2 = 19 Dengan memeriksa table nilai “r” product moment ternyata bahwa dengan df sebesar 19 pada taraf signifikan 5% diperoleh r tabel = 0.456 sedangkan taraf signifikan 1% diperoleh rtabel = 0.575. Setelah mengetahui nilai rxy dan rtabel langkah selanjutnya adalah membandingkan besarnya rxy atau ro dengan rtabel. Seperti yang telah diketahui bahwa ro diperoleh nilai 0,7876, sedangkan rtabel masing-masing sebesar 0.456 dan 0.575. Dengan demikian ternyata ro lebih besar dari rtabel pada signifikan 5% (0.456) maupun pada taraf signifikan 1% (0.575). Hasil uji hipotesa di atas memiliki makna bahwa menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis (Ha). Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat korelasi yang positif antara kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA Daar El-Qolam. Dengan demikian, kepemimpinan kepala sekolah itu memiliki hubungan yang kuat terhadap disiplin kerja guru dimana hubungan tersebut berjalan searah (positif). Selanjutnya untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang diberikan variabel X terhadap variabel Y, dilakukuan perhitungan koefisien determinan dengan rumus KD = r2 x 100%. Setelah dilakukan perhitungan,
koefisien
determinan
kepemimpinan
kepala
sekolah
memberikan kontribusi yang signifikan yaitu sebesar 62.03%, terhadap disiplin kerja guru. Dari kesemuanya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kerja guru begitu meyakinkan. Dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor yang bisa meningkatkan
71
disiplin kerja guru sebesar 62.03%, sedangkan sisanya 37,97% dipengaruhi oleh faktor yang lain, seperti kompensasi yang diberikan, sarana prasarana dan iklim kerja yang ada di sekolah juga dapat mempengaruhi disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang.
3. Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Kepala sekolah di Madrasah Aliyah Daar el-Qolam yaitu Bapak Teruna Kusnandar S.Pd, beliau memberikan penjelasan dan pendapatnya mengenai disiplin kerja guru yang terjadi di sekolahnya tersebut. Bapak Teruna Kusnandar sudah 5 tahun menjabat sebagai kepala sekolah, selama menjabat beliau sangat tertantang untuk meningkatkan disiplin kerja para guru, tidak mudah memang untuk menjadikan guru selalu menaati peraturan sekolah yang sudah di tetapkan. Madrasah Aliyah Daar el-Qolam merupakan sebuah sekolah berasrama atau bisa dikatakan sebagai sekolah pondok pesantren, kegiatan yang berlangsung di sekolah tersebut berlangsung selama 24 jam, jadi banyak juga kegiatan yang harus dilakuukan oleh seorang guru diantaranya mengawasi siswa-siswi belajar malam di tempat-tempat yang sudah dikelompokkan, mengadakan les tambahan bagi mata pelajaran yang masih belum dimengerti anak didik, dan sampai pada kewajiban guru untuk membuat RPP tiap tahunnya. Peraturan sekolah sudah jelas dan wajib untuk dilaksanakan, walaupun banyak guru yang melaksanakan peraturan tersebut, tetapi masih ada saja beberapa guru yang tidak mematuhinya, seperti guru yang datang kesekolah tidak tepat waktu dikarenakan jarak yang begitu dekat dari kediaman ke sekolah sehingga mereka tidak bergegas untuk berangkat, tidak mengawasi siswa belajar malam, dan sampai akhirnya mereka mendapat teguran atau sanksi.
72
Adapun hukuman yang diberikan kepada guru yang melanggar bervariasi bentuknya, mulai dari teguran, pemanggilan dan diberikan surat peringatan, sampai bisa dikeluarkan dari institusi karena sudah tidak mengindahkan surat peringatan yang telah diberikan. Upaya yang jelas tentunya bagi guru yang melanggar akan mendapatkan sanksi, dan bagi guru yang berdisiplin maka akan mendapatkan reward dari pihak sekolah. Pemberian reward melaluidari laporan guru pengawas kegiatan belajar mengajar, selain itu juga kepala sekolah yang terjun langsung untuk memantau dan mencatat nama guru yang memberikan kontribusi atau membawa nama baik sekolah, adapun reward yang dalam bentuk sebuah penghargaan sampai tambahan tunjangan di setiap bulannya. Dari kesemuanya dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berhubungan erat dengan disiplin kerja guru. Dengan adanya kepala sekolah yang berdisiplin maka akan tercipta juga guru yang berdisiplin. Dengan demikian kepala sekolah yang terjun langsung untuk mendisiplinkan kerja guru akan membuahkan hasil guru-guru yang berdisiplin tinggi, dan pada pelaksanaannya kepala sekolah cukup mampu meningkatkan disiplin kerja guru.
73
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan atau korelasi yang kuat antara hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Daar el-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang. Berdasarkan korelasi antara variabel di atas dinyatakan korelasi searah (positif). 2. Kepemimpinan memberikan kontribusi positif (kuat) terhadap disiplin kerja guru, dikarenakan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru berdampak positif diantaranya kepala sekolah hadir tepat waktu, sedangkan disiplin kerja guru dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kompensasi yang diberikan, sarana dan prasarana dan iklim kerja yang ada di sekolah dapat mempengaruhi disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Daar elQolam Gintung, Jayanti-Tangerang. 3. Disiplin kerja guru memberikan kontribusi positif (kuat) dikarenakan masih adanya beberapa guru yang hadir tidak tepat waktu sehingga terjadi kekosongan kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung. 4. Tinggi rendahnya disiplin kerja guru sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, dimana antara kepala sekolah dan guru dapat berkembang dan berjalan secara beriringan.
74
B. SARAN Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan sebagai berikut: 1. Kepala sekolah harus menjadi contoh tauladan yang baik dengan selalu hadir tepat waktu di sekolah, memberikan reward bagi guru yang disiplin, memberikan bimbingan dan pengawasan serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, agar guru-guru dapat meningkatkan disiplin kerjanya. 2. Kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan kepemimpinannya agar dapat berjalan secara efektif dan efisien serta tercapainya disiplin kerja guru yang baik dengan cara memberikan reward bagi guru yang disiplin serta menyediakan sarana prasarana yang memadai. 3. Kepala sekolah hendaknya meningkatkan kedisiplinan, pengawasan dan perhatian kepada guru agar guru-guru merasa lebih diawasi, sehingga dapat merubah perilaku guru yang dianggap kurang disiplin. 4. Guru hendaknya, menerapkan disiplin kerja di lingkungan sekolah terus ditingkatkan karena proses belajar mengajar menuntut kedisiplinan guru sebagai seorang pendidik. 5. Kekosongan yang terjadi di dalam kelas jangan sampai terulang kembali karena akan menghambat berjalannya proses belajar mengajar, oleh karena itu diharapkan para guru dapat meningkatkan kehadirannya lebih awal agar tidak terjadi kekosongan di dalam kelas.
75
DAFTAR PUSTAKA AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali, Jakarta, 1990 Arif, M. Fathul, Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Disiplin Kerja Guru DI SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009) Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006) Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1988 Djamarah, Syaiful, Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2000) Handoko, T. Hani, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003) http://blog.tp.ac.id/faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-guru-kedisiplinan. http://masimamgun.blogspot.com/2010/06/kepemimpinan-kepala-sekolah http://mukhliscaniago.wordpress.com/2009/10/26/profesionalisme-kinerja-gurumenyongsong-masa-depan-presented-by-muhliks/ http://www.unjabisnis.net/peranan-kepala-sekolah-dalam-meningkatkankedisiplinan-guru.html Lazaruth, Soewaji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1994) Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009) Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Riberu, Dasar-dasar Kepemimpinan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992) Ridwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula (Bandung: Alfabeta, 2009)
76
Rusyan, A. Tabrani, dan Wasmin, Etos Kerja: Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, (Tangerang: Intimedia, 2008) Sahertian, Piet A, Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1994 Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, PT. Sinar, Bandung 2004 Sudjono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2011) Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2010) Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006) Usman, Moh. Uzer, menjadi guru professional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995 UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasa 1 ayat 5. Wahjosumidjo,
Kepemimpinan
Kepala
Sekolah,
Tinjauan
Teoritik
dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet ke-VII Walgito, Bimo, Psikologi Sosial, Suatu Pengantar, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001) “Standar Kompetensi Sekolah”,(Jakarta: Pustaka Yustisia, 2007)
77
ANGKET UJI COBA
Petunjuk pengisian: Harap angket ini dibaca dan dipahami terlebih dahulu Jawablah pernyataan pada lembar berikut sesuai dengan konsidi sekolah Bapak dan Ibu guru berada Isilah angket ini dengan jujur karena kejujuran Bapak dan Ibu guru sangat membantu dalam pengumpulan data yang sebenarnya dalam penelitian ini Bapak dan Ibu guru cukup dengan memberi tanda chek list (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang Bapak dan Ibu alami Jawaban Bapak dan Ibu guru dijamin kerahasiaanya. PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH N O 1.
2. 3. 4. 5. 6.
7.
PERNYATAAN
SL
SR
KD
TP
Kepalasekolahhadir di sekolahsetiapharikerjasesuaidenganjadwal yang telahditentukan Kepalasekolahmenghadirisetiapkegiatan yang diselenggarakan di sekolah Kepalasekolahberpakaianseragamsesuaidenga njadwal yang telahditentukan Kepalasekolahmempertimbangkanprinsipkeser asiandankeindahandalamberpakaian Kepalasekolahmendorong guru untukmengikutipelatihan-pelatihan Kepalasekolahmemberikanpenghargaanbagi guru yang disiplindalammenjalankantugas Kepalasekolahmemberikanpenghargaanbagi guru yang berprestasi
8.
Kepalasekolahmengarahkan guru untukdapatmengelolasiswanyadenganbaik 9. Kepalasekolahmendorong guru untukmengikutistudilebihlanjut 10 Kepalasekolahmenegur guru dengancara yang . bijak 78
11 Kepalasekolahmemberikantindakanpadasetiap . kesalahan yang dilakukan guru sesuaidengantingkatkesalahannya 12 Kepalasekolahmemberikannasehatkepada guru . untuklebihmeningkatkankinerja 13 Kepalasekolahdiseganioleh guru . karenamemilikikemampuanmemimpin 14 Kepalasekolahberpakaianseragamsesuaidenga . njadwal yang telah di tentukan 15 Kepalasekolahmemberikantegurankepada guru . yang lalaidalammenjalankantugasnya 16 Kepalasekolahmemberikansuratperingatankep . ada guru yang tidakmasuksekolahtanpaketeranganlebihdaritig a kali
79
ANGKET UJI COBA
Petunjuk pengisian: Harap angket ini dibaca dan dipahami terlebih dahulu Jawablah pernyataan pada lembar berikut sesuai dengan konsidi sekolah Bapak dan Ibu guru berada Isilah angket ini dengan jujur karena kejujuran Bapak dan Ibu guru sangat membantu dalam pengumpulan data yang sebenarnya dalam penelitian ini Bapak dan Ibu guru cukup dengan memberi tanda chek list (√) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang Bapak dan Ibu alami Jawaban Bapak dan Ibu guru dijamin kerahasiaanya.
INSTRUMEN DISIPLIN KERJA GURU NO 1. 2. 3. 4.
5. 6.
7.
8.
PERNYATAAN Saya datang ke sekolah tepat waktu Saya masuk kelas tepat waktu Saya keluar kelas tepat waktu Saya dapat menyelesaikan setiap Kompetensi Dasar sesuai dengan rencana dalam Program Semester Saya membuat soal ulangan harian Saya melaksanakan kegiatan remedial sesuai rencana dalam Program Semester Saya melaksanakan kegiatan pengayaan sesuai rencana dalam Program Semester Saya membuat program semester tepat waktu
SL
SR
KD
TP
80
9. 10.
11.
12. 13.
14. 15.
16
17.
18.
19.
20. 21. 22.
23. 24.
Saya membuat program tahunan tepat waktu Saya menyusun RPP untuk setiap KD sesuai waktu yang telah ditentukan sekolah Saya melaksanakan Mid Semester sesuai Program Semester Saya menyerahkan nilai siswa tepat waktu Saya mengadakan pre-test sebelum pelajaran dimulai sesuai kebutuhan Saya menyampaikan materi pelajaran tepat waktu Saya memakai pakaian yang sopan, rapi dan bersih dalam berbusana Saya melaksanakan kegiatan pendahuluan sesuai rencana yang tercantum dalam RPP Saya melaksanakan kegiatan inti pembelajaran sesuai rencana yang tercantum dalam RPP Saya melaksanakan kegiatan penutup pembelajaran sesuai rencana yang tercantum dalam RPP Saya menunda waktu dalam menyelesaikan tugas, misalnya dalam membuat laporan akhir semester Saya mengawasi siswa dalam proses pembelajaran Saya memeriksa catatan siswa di sekolah Saya mengadakan evaluasi formatif setiap pelajaran selesai Saya melakukan evaluasi sumatif setiap semester Saya hadir tepat waktu dalam mengikuti rapat yang diadakan di sekolah
81
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
Saya ikut berpartisipasi menyampaikan pendapat dalam rapat jika diminta Saya berpakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku di sekolah Saya bersedia menggantikan guru lain yang berhalangan hadir, sesuai aturan sekolah Saya memberikan contoh teladan melalui tingkah laku kepada para siswa dengan datang ke sekolah tepat waktu Saya melaksanakan tugas piket penuh dengan tanggung jawab Saya siap diberi sanksi apapun sesuai peraturan sekolah manakala saya melanggar peraturan yang berlaku Saya mengembalikan peralatan belajar setelah digunakan
82
m 6
N
€ d
\o
+
\o
r
\o
F F
\o
o\
+ r €
cl
CJ
t'-.
\c
|a
\.)
vc.l
\o o\ d
\o
.+
c{ t- o\ \o d N c{
e.l
\O€NN Nro\6 NaEri n:=h OvGh
a.l
€
)-
\
O FTNNT a{€o6a
ro
+
t
+ +
trl
+
!+
FrotN 6l-oos H\(irCs mx;=s O\-€E
$
+ +
c-l
-€E€ ;Es m €S Or>vl 9
m
\q
c.t
N
r
>!
lamOrN r alF-+6 E o€89 c.l:=9 N€ M-
>-1
I o
lahmN6 *O\€'(,r 6:=r O\-
(Y)Nh6N
N
s
+
$
6
+
8 +
j
!f,oNN F)c.l€mno +6€.=6
+
a.t
dr
>c!
9
K-ES trt o
!f,
=l-
6
-o
'
f-l
O
+ +
s
s
Fl
sf
6
=o9N 6N66Ea -+€.=m
S-E= R .trt
N
o-o
Fr
ian+N dfd66
rd
+
a
z zF e a
$
6 $
+
r- +
ol
e.l
+
N
m
N
6 .{9E€
r:=€ €-6€
9
>.1
e\o6N QO\Oo O\AEa h^;=€ O\-€E
6
r s
>9
9
FC
!i
ri
z r', ts
N
?qa{NonH =a.l
.+ a'l
o
F.F-6N Nf66h
\o
o
d
N
a.l
$
z r.)
m N N N
N
s
=
(+t
m sl m m
m
N
o +
mlHlN
I 69Eh o:=h Ov6h
o
\O\ON :il\os66 €€E6 n:=€ n-6€
9
s +
6
o91
ZJ
d
m
N
ot
c.l e.t
c.l c., I \l
\o
N
r-- @
>c!
K-EN rH^. c\o
N
co e.l
6
N
r O\ \O 'O
O\:=+
<+
>q
\
-v6*
N
>n
\€
aHrN \r66+ d
br rd
a
-!oc{ NS!e €r5
==$sxNF-;$sx ? o i
o\
Av
>\oh ci*i
s
I
6 d
CO
o H
v
c
{,_
b
d
b
: .g o .ts
Y
t'
a2i
t^
3-S
l.
*>-
R
gd
gA
: 9olE \>< '3Spd ^d? F"S3 F-S
E-s! gd?9
=d?9 \>r 9d*! i>t
3:Ed
; ad"= 9>!
e c p o d
I
F9o=v
E.
z
E
!
=
6:i
F>d dd
dd
R
5:E3 dE-
sd?9 F>:
'HQ=. 99=p 60?h" c>r od 69!il>r
g 3 A - +=RFPsn o zE S= {=dI E ! !d xe 2
Langkah Perhitungan Uji validitas dan reliabilitas lnstrumen variabel X
l" Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh no
X
Y
x2
7
L
0
t
2
3
60
Y2
XY
9
0 3500
180
0
3
3
59
9
3481
t77
4
2
40
1600
80
5
2
33
4 4
1089
66
6
1
24
L
576
24
7
2
32
4
toz4
8
2
27
4
729
64 54
9
1
10
t
29 26
Stat Jml
I
18
t
841
1
676
\'
T
330
38
I
13616
29 26
I
700
Menghitung r-hitung dengan rumus:
NXY _ .nt?tnn:
,l {u x,
-
(x)(y)
(x)z} x {NYz
-
(y)z}
3 Menentukan r-tabel dengan berkonsultasi pada nilai r product moment pada taraf significant 5% (O.632)
4 Menentukan validitas dengan cara 'Jika r-hitung>r-tabel maka dinyatakan valid"
Menjumlahkan varians butir yang valid kemudian mencari tingkat reliabilitas dengan berkonsultasi pada tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi pada nilai 0.7 yang berarti menandakan pada taraf "kuat atau
tinggi"
85
Langkah Perhitungan Uji validitas dan reliabilitas lnstrumen Variabel y
1 Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir yang diperoleh no
x
Y
x2
Y2
XY
7
2
4
4
9604 11881
196
2
98 109
3
2
77
4
2
5
t
6
2
7
2
8
t
9 10
Stat Jml
I
16
436
5929
t54
80
4 4
6400
160
72
1
5184
72
84
7055
L68
53
4 4
2809
106
75
1
5625
75
7
59
1,
3481
59
7
70
1
4900
70
40
62869
I
18
777
r
L
I
L496
2 Menghitung r-hitung dengan rumus: NxY ,l {w x'
-.
-
_ (D(r)
(x)2} x {NYz
-
(y)2}
Menentukan r-tabel dengan berkonsultasi pada nilai r product moment pada taraf significant 5% (0.632)
4 Menentukan validitas dengan cara "jika r-hitung>r-tabel maka dinyatakan valid" 5
Menjumlahkan varians butir yang valid kemudian mencari tingkat reliabilitas dengan berkonsultasi pada tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi pada nilai 0.7 yang berarti menandakan pada taraf "kuat atau tinggi,,
-
85
ATIGKET UNTUK GTTRU Petunjuk pengisian:
{. {' {' * {.
Harap angket ini dibaca dan dipahami terlebih dahulu Jawablah pernyataan pada lembar berikut sesuai dengan konsidi sekolah Bapak dan Ibu guru berada
Isilah angket ini denganjujur karena kejujuran Bapak dan Ibu guru sangat membantu dalam pengumpulan datayangsebenarnya dalam penelitian ini Bapak dan Ibu guru cukup dengan memberi tanda chek list (r/) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang Bapak dan Ibu alami Jawaban Bapak dan Ibu guru dijamin kerahasiaanya.
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH NO I
PERI\TYATAAII
SL
SR
KD
TP
Kepala sekolah hadir di sekolah setiap hari kerja sesuai dengan jadwal yang
2.
J.
telah ditentukan Kepala sekolah menghadiri setiap kegiatan yang diselenssarakan di sekolah Kepala sekolah berpakaian seragam sesuai dengan
4.
5.
iadwal yang telah ditentukan Kepala sekolah mendorong guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan Kepala sekolah memberikan penghargaan bagi guru yang disiplin dalam menjalankan tugas
6.
7.
Kepala sekolah mengarahkan guru untuk dapat mengelola siswanya densan baik Kepala sekolah mendorong guru untuk mengikuti studi
lebih laniut 8.
9.
Kepala sekolah menegur suru densan cara vans biiak Kepala sekolah memberikan nasehat kepada suru unfuk
87
:_
10.
11.
12.
:
,-,.',.
i.:{:fy"i.r$m
lebih rneninskatkan kineria Kepala'sekolah disegani oleh guru karena memiliki kemampuan memimpin Ke, ala sekolah memberikan teguran kepada guru yang lalai dalain meqial&n tusasnva Kepala sekolah momberikan surat peringatan kepada guru yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan' letih dari
:il!
,:-:j ,.,&
q
tiea kali ,i1E
:
88
.:i.:.i
AI\GKET I'NTUK GURU Petunjuk pengisian:
* 'f'
Harap angket ini dibaca dan dipahami terlebih dahulu Jawablah pernyataan pada lembar berikut sesuai dengan konsidi sekolah Bapak dan Ibu guru berada
*
Isilah angket ini denganjujur karena kejujuran Bapak dan Ibu guru sangat membantu dalam pengumpulan data yang sebenarnya dalam penelitian ini Bapak dan Ibu guru cukup dengan memberi tanda chek list ({ pada jawaban yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang Bapak dan Ibu alami
*
.3. Jawaban Bapak dan Ibu guru dijamin kerahasiaanya. INSTRUMEN DISIPLIN KERJA GURU PERNYATAAN
NO I
Saya datang ke sekolah tepat
2.
waktu Saya terlambat hadir ke
SL
SR
KD
TP
sekolah dan mendapat 3. 4.
tequran dari keoala sekolah Saya membuat RPP untuk persiapan mengaiar Saya mendapat jadwal piket dan saya menggantikan guru
5.
yane tidak hadir masuk kelas Saya membuat analisis soal
6.
ulangan harian Saya mengisi raport nilai siswa tepat waktu
7.
Saya mengisi daftar hadir
8.
zuru di sekolah Saya membuat program semester tepat waktu
9.
Saya membuat program
10.
tahunan tepat waktu Saya masuk kelas tepat
waktu 11
Saya mengadakan pre-test
sebelum pelajaran dimulai sesuai kebutuhan 12.
Saya menyampaikan materi pelajaran tepat waktu
89
13.
14. 15.
t6. 17.
Saya melaksanakan program pengayaan setelah proses
pembelajaran sesuai kebutuhan Saya keluar kelas teoat waktu Saya mengawasi siswa dalam proses pembelaiaran Saya memeriksa catatan siswa di sekolah Saya mengadakan evaluasi formatif setiap pelaj aran
selesai 18.
19.
20.
21
22.
23.
Saya melakukan evaluasi
sumatif setiap semester Saya hadir tepat waktu dalam mengikuti rapat yang diadakan di sekolah Saya ikut berpartisipasi mengeluarkan pendapat dalam rapat iika diminta Saya berpakaian seragam sesuai ketentuan yang berlaku di sekolah Saya mengembalikan peralatan belaj ar setelah disunakan Saya menunda waktu dalam
menyelesaikan tugas, misalnya dalam membuat laDoran akhir semester
90
rl
O)
E (\ d
o
ro sf N FI N rn N FI
@ Ol rl
rl
si st N r{
(Yl
\t
LO
cn N
rl
(r')
o N
@
st N rl
c) t)
@
N
sf
(\l
sl st rl
(N
N
N rn
F{
o m
fi1
(n tn |n m (n tn =t O'!
N FI
o
FI
AT
d
F{
d
(t')
FI
(n ro N sl fo rn st st <: sl N r-l crl
o o
E E
st
FI N FI
N
(Y)
an
N
F-{
s
sf
FI
F.l
d
N
FI
r{
s
Ft N
(n $
(n
(o rr) (n
r\ tn si $ J (n Ol
rr)
ci
o F{
FI
N
N
sf (n
FI
st
(\
a!
FI
N
st el rl
st Al
N
el
sl
FI
FI (n tf) cn m tn N O)
sl rl
X
N
ci O)
C)
.o
(r'l
cd
r{
o
d
(n
F{
(Y')
cn
rl
st sr r.{ r.l N N
(\I N
N
d
N
(\I (\l N
F{
N
F-l
s
F-l
N
s
N
N
rn rl
ff)
r.l
r.l
F{
st
FI
st
tr ()
6
o
(r1
AI FI
N
(r')
()
sf
FI
ft1
CE
o
@
N FI
n E E o rn (r1
sl
rr) @
N
ro (n rl @ (n (t) ro O) q
FI
si
n a o o
q o o
ti
a
E n o t
o
E
(J
E
Or F{
rl
FI
N
6l
(l'
rl
FI
st
r{
d
ln
ao
o
fn (n
\t $
FI
sf ln $
Gl
N
sl
(t')
fn sf (r') sf N FI
z C)
H
st N N r.l N
d
s
(n
FI
F{
C)
J1
c) rn (n
sl rl st n F-l (r')
st
FI
oo
n E.o) o o FI (n o (o m E t E ln o c, F-{
(\ a (o
(Y)
s{
st
N
H
Fi
fr1
sl
H a !
N
rl
rn t\
N
sf
o LN
ro
sl N rt
ff)
cj
FI
rl
m N
FI
sl
F-l
rn st
FI
d
N
N
rl
s
d
N
rl
st
(\
Gl
N
rl
(n N
rr)
cn
m (n (n
cn
st N d
n E E o
O)
ln (r1 rn fn
n to) n o o
C)
&
O)
(n
N
z
a
q)
o
an
rn
F{
FI
r.l
(\
N
!-{
N
d
st st sl
F-l
c\l
(\t
(\
fY')
(n N
J
sf (n
ff)
fY1
sr N
F{
N
(rt
sl ta (o
00
ctl
o
rn
N
sr N
r-l rn sr N
(n N $ sf (n E sf si F-{ sf E st N FI
n o
CJ
st
@ rn (o (n tn m o sf r-l cr'! E.
o
F{
FI
sf N
FI
sl m N
FI
rn
FI
(n
CD
N
rn N
(r')
sl (n (o st ro sr r{ rt n
+
ln
ro|
6
o N
o n o o (Y]
E o t (o
N m FI
FI FI
cl) F{
t\t
tt
R
/.] 6
i
!
d)
tr
ll
N
o)
o N
m N
i oo N (t) ro (o Or N o
o
sf <.
sf
+
v
sf
st
s
(n N
$ (o
m
N
+
st
N
o 6
ro
oo
o o o) F.
clt N m @ or (l)
H
(n
+
sf (n
+
rn
rn F. m or c N U 00 @ (o (o c( F.. or CN
o
s
m m (n m
+
@
m fo m fn m m sf m 6
N ot m (o F. m N N lo (o R
d o
N
N
st
+
N
st sf
m st
o
sf
a\
+
sl $ fo
+
m st m
o
m 6
o F\ m (o (o (o N d
R E o G,
fn
cn
n ot d F. (n (n m N (o N (o sl
d
d
st
m
+
rn
sf m N
+
m st
r +
o
s
sf
o
CN
m st
s
rn
N
N
st (n m m (o
m (n ro 6
(n
m N sf sf d
(n
N
N
N
N
d
st
N
st
o
m N sl
*
(n N
+
m si
CN
OC
CN
(n
F. m
G n st m (n N @ N
d E,(,
o o r)
(n (o
o t.
m (n
ci
ci
$ o 6 e.
a ? o d
n
m (o
o o N
(n m N (n
(o (n m rn m rn st (n (n (!) N N (r, tD c; st CJ
o
-v o0
N
N
(! i!
N
m N
+ +
-o d o
s
st m N
sl m
N
m
m
m st (n
sf
(n
+
sf,
d
H
$
(Y)
rn
G1
N
m st m m
d
m
d
N
+ rn
o
N d @ N sf
+
m N sr \f
sl st m
N
m rn (n
+
!+ d
+
+ o
N
st
d
+
st
N
sl st
H
+
(n m (n c{ st sf H (n m (n
st
N
cn
s
CN
\t m
e.l
sr st m N
It)
|J)
(n m m m m cn
CN
fo
r)
+
(n 6
+
m
c;
a o
r\ (n
(o (n
u) fn N @ (o
ct
st
o
(n
+
(o
G1
si sf fn cn
N
st sf
N
d
N
t
m sr m sf m (n N
d
00
o
N
ln
ci
N
o
(n
o F{
CN
FI
(n Ft
si F{
ro rl, FI
d
6
a o o &,
N m F. st (n st sf r) N r)
ct
st
CJ
q, FI
o.|
o
(u
t
rn m N C' (n st N st @
CN si (o m
F{
(n
co N @ N
€
m sf
o,
e.
a o o &.
r (o
d
c, d
ci o o d.
CN
N
a o
c,
d
(o rl) (n 00 o) m
oo
st $
(n
n o t\
o)
e.
(o
N
fn (o m sf
m sr m st m (n N rf
o
sf st
ro
H
(o N (n
N
m
d2 z3
sr
o,
d
l'. co (o (n N
Ln
to
ct st
u, fn r) c{ ci R @
o
G,
! n o do c;
ln (o N
(n sf fn st
sr
(c
(n (n C (c
@
N
d
o o
N N (n
6
o
(u
ci
F. f.. Cf) (n (n m m m (n (n sf (n (n @ N 4 n ro
o N
+
rn N
+
5
T\ ro m
c; c; E &, st o m
(n m fn m fn m
m sf m
CN
o
G.
(n
N sf (n
st m N st
n o o &.
ci
oo
m
o E d.
c;
F. (n (n Ol N m (n 6(o N N (n
(n sf (n m (n (o (n (n $
(o sf m
(n N m tt N (n (o N n n
o
m
0, c, E
H
(} (n R o J
H
t
^]
]!
o
c.
(g
o
v
Langkah Perhitungan Reliabllitas tnstrumen Variabet X Untuk menguji reliabilitas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Membuat lembar kerja berdasarkan skor butir no
x
Y
xz
Y2
L
2
73
4
2
2
70
4
5329 4900
3
3
91
9
8281
4
3
68
9
4624
5
2
62
4
3844 8281
6
L
91
1
7
4
92
15
8464
8
3
80
9
5400
9
3
85
9
10
3
9
LI
4
90 70
16
L2
2
89
4
13
3
92
9
7225 8100 4900 7927 8464
t4
1
63
L
3969
15
3
9
7225
15
3
85 67
9
4489 3969
t7
2
53
4
18
3
69
9
476t
19
2
80
4
6400
20
3
72
9
5184
2t
4
91
T6
8281
Stat
T
E
Jml
55
L643
IL64
1131011
2 Menghitung varians tiap item:
.LA s
v2
ozh =
C,x)z tr
N
-#
_164
2L
- t49.3 =__zL64
=0,7
3 Menjumlahkan Variansi semua item:
ISi
= S1+S2+S3+...+Sn
= 1.00+0.31 + 0.41 + 0.46+0.32 +o.SG+0.44+0.50+0.31 +0.29+0.36+0.34 = 5.31
4 Menghitung
s -z-
-L
Varians total
(ZDz v2 r ---XN
_L3LL1L_ry 27 1310LL - 128545.L9 ----zL =117.41
5 Dimasukkan ke dalam rumus alpha:
,,,:(*) ('-'#) =
/ 2L \ / s.31 \ \zr - r/ (1 ru u)=
21
zo '(1 -o'o4sz)
= 1.0s .0.984s = 0.99s
6 Hasil Perhitungan yang diperoleh dikonsultasikan dengan r product moment
93
Langkah Perhitungan Reliabilitas tnstrumen Variabel
y
Untuk menguji reliabilitas, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Membuat lembar no x
berdasarkan skor butir Y
diperoleh.
x2
Y2
T
2
73
4
2
4
70
76
5329 4900 8281
3
4
91
16
4
3
58
9
4624
5
2
62
4
3844 8281 8464
6
4
91
16
7
4
92
16
8
7
80
1
6400
9
3
85
9
7225
10
4
90
t6
8100
11
3
70
9
4900
L2
4
89
15
792t
13
3
92
9
8464
t4
3
53
9
3969
15
4 4
85
16
16
67
15
7225 4489
77
3
63
9
3969
18
3
69
9
4767
19
2
80
4
6400
20
4
72
t6
5184
21
4
91
76
8281
236
13L011
Stat
I
L
T
Jml
68
1643
2-
2 Menghitung varians tiap item:
s v2 C,D2 -T o'b-tn IV
'jJ6-q27 - 220.2 =_-__i236
=o,844 Menjumlahkan Variansi semua item:
fSi
= S1+S2+S3+...+Sn 0.84+1.21+0.45+0.9+1.17+0.5+O.49+L.t2+o.23+1.21+0.93+0.93+0.4+1.29+0.46+0.4+0.9+1.39+
=
1.
=
16.41
L2+0.45+0.77 +1.07 +O.46+0.9+0.93+0.5+0.49+1. 12+1.07+0.9+0.71
Menghitung Varians total
t -2.-o'
vz
-(Y)2 N N
-16;i? 2l
_131011
_73L017= 48t.26
12857649
27
Dimasukkan ke dalam rumus alpha:
,,,=(#) (,-'#) = =
(#).(, - f#)
='j
.
-
o.o4sz)
1.05 . 0.0340 = 0.03s
6 Hasil Perhitungan yang diperoleh dikonsultasikan dengan r product moment
94
Langkah Perhitungan Uji Normalitas variabel X
Tabel: Distribusi Frekuensi untuk Kepemimpinan Kepolo Sekotah rentang
frek
x
x.F
62
67
3
64.5
193.5
78.24
68
73
5
70.5
352.5
78.24
7.74
299.54
74
79
2
76.5
153
78.24
t.74
5.05
80
85
2
82.5
165
78.24
-4.26
36.3
86
91
2
88.5
L77
-70.26
2LO.54
92
7
92
78.24 78.24
92
iumlah
2t
644
Y
1685
'y -v]'
73.74
-L3.76
6 - x\z.F s66.36
1325.36
2444.!6
@ Mencar Rata-rata dan Simpangan baku
Zx.Y= rn =ff
1685
2L
-
78.24
s=q==ff=s.oo @ Mencari Nilai Z
N -r -.s
z
=ff=-1.99
z
=Y#=-1.33
, =U#=-0.66
z:U#=o.o Z
-Y's*P=g.56
Z:W#=t.zz
Z:W=t.to Mencari fe = Selisih Luas
.
f,/o
95
Tabel:
batas
inter
kelas
z
bawah
62 -67 68 -73 74 -79 80 -85 86 -91 92 -92
N o rm a I ita s Ke pe m i m p i no
luas kurva
Selisih
NormalF(z)
Luas
61.5
-1.51
67.5
-o.97
73.5
-0.43
79.5
0.11
8s.5
0.66
91.5
1.20
0.4350 o.3344 0.1660 0.0454 o.2443 0.3848
92.5
L.29
0.4015
n
Ke pa I o Se ko t a h
fe
Fo
(fo-fe)
Uo-fe)z
(fo - fe)2/fe
0.1007
9.L
3
-6.L
37.21
4.09
0.1684
3.5
'),
-2.5
5.25
L.79
0.1206
3.5
6
2.5
6.25
t.79
0.199
4.2
-o.2
0.04
0.01
-1.1
L.2L
0.24
2.7
7.29
24.3
0.1405
5.1
4 4
0.0166
0.3
3
2!
32.22
@ Luas kurva normal atau F(z) diketahui melalui tabel dibawah lengkungan normal kurve normal dari 0 ke z, dengan ketentuan: - jika Z(+) maka F(z) = 0.5 + 2,"0",
-
jika Z(+) maka F(z) =1-(0.5) + Zt"b"l
@ selisih kurva didapat dari luas yaitu 0.31594 - 0.23237! = 0.083568769 dan seterusnya
)/o
@
Mencarife = Selisih Luas.
@
mencariX',ubul dengan taraf nyata;(a maka didapat
@
:
0,0S,dk
-k-
1), db=
6- 1 =5
X'rou"r= 1!,070
pengujian normalitas berdasarkan tabel dsitribusi
s
kriterianya apabila x2nttuns xlawt, maka dinyatakan data berdistribusi normal. perhitungan dar i tabel di atas didapat nilai lrtirunn 10,65 sedangkan diperoleh nilai Xlo6"1 = L!,O7O.maka dengan demikian dinyatakan bahwa Xirtuns S X?anet setelah melihat hasil yang didapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwi data kepemimpinan kepala sekoalh dinyatakan berdistribusi normal.
=
96
Langkah Perhitungan
Uji Normalitas variabely Tabel
rentang
:
Distribusi Frekuensi untuk Disiptin Kerjo Guru
frek
x
x.F
t7
x
12
6
14.5
87
18
23
4
82
24
29
2
20.s 26.s
53
30
35
5
32.5
L62.5
36 42
41.
2
38.5
77
48
2
45
90 551.5
25.95 25.95 25.9s 25.95 25.95 25.95
iumlah
2t
'P- rr
I
- x\z.F
77.45
786.62
5.45 -0.5s
118.81
-5.55
0.61 274.57
-12.55
315.01
-19.05
725.87
2L67.37
@ Mencar Rata-rata dan Simpangan baku 551.5
f-zt'r A -zf -= 2t JWtri ,FidR - -"'"' -N-1 zL-l X MencariNilai @ Z =X -
=
25.95
.s
z =s''loll's = -o.s Z
=#=-0.62
, =W=-0.33 Z
-kU=-0.04
Z:82's,-!7's =0.25 10.59
z
=W=o.sz
Z
=Z#=o.tz
97
Tabe! : Normalitas Disiplin Kerja Guru
batas
inter
kelas
Z
bawah
72 -L7 18 -23 24 -29 30 -35 36 -41 42 -48
luas kurva
Selisih
NormalF(z)
Luas
fe
Fo
(fo-fe)
To-fe)z (fo -
fe)2lfe
11.5
-1.39
o.4177
0.1259
8.8
6
-2.8
7.84
0.89
17.5'
-0.81
0.2918
0.1987
4.2
4
-o.2
0.04
0.01
23.s
-o.24
0.0932
0.0405
2
2
0
0
0
29.s
0.34
0.1336
0.1872
3.9
5
L.t
t.2L
0.31
35.s
0.92
0.3209
0.1118
6.7
2
-4.7
22.O9
3.3
4t_5
1.50
o.4327
0.0523
t.L
2
0.9
0.81
o.74
48.s
2.L7
0.4850
2t
5.25
@ Luas kurva normal atau F(z) diketahui melalui tabel dibawah lengkungan normal kurve normal dari 0 ke z, dengan ketentuan:
-
jika Z(+) maka F(z) = 0.5 *
-
jika Z(+) maka F(z) =1-(0.5) + 4auer
Ztauer
@ selisih kurva didapat dari luas yaitu 0.31,594 - 0.232371= 0.0835G8769 dan seterusnya
Mencarife = Selisih Luas
.
f,/o
@
mencari X'oo"rdengantaraf nyata; (a
= 0,05,dk
@
maka didapat
X'roo"r=
-k-
1), db = 6 -
1=5
L7,O7O
pengujian normalitas berdasarkan tabel dsitribusi @
3
kriterianya apabila xfrrtuns x?ana, maka dinyatakan data berdistribusi normal. perhitungan dar i tabel di atas didapat nilai y271*nn T,glsedangkan diperoleh
=
nilai yfoy"1 = LL,O7O. maka dengan demikian dinyatakan bahwa Xfiituns S X?aaet setelah melihat hasil yang didapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwi data kepemimpinan kepala sekoalh dinyatakan berdistribusi normal.
98
Pengumpulan Angket Responden VariabelX dan Variabely No Resp
x
Y
X.Y
x2
y2
5329 5476 3481
t52t L52L
3844
784
7
73
39
2847
2
74
39
2886
3
59
44
4
62
28
2596 1736
5
61
31
1891
372t
961
5
83
42
3486 2736 44L6 3598 2847 3318 3034 3397 2730 44L6 3784 3L20 3042 3784 2698 4416
6889 5184
L764
7
72
38
8
92
48
9
86
43
10
73
tt
79
39 42
T2
74
41_
13
79
43
74
70
39
15
92
L6
86
L7
78
48 44 40
18
78
39
79
86
44
20
71
38
21
92
48
Jml
flfri
=
1620
L "sy = o6gzg ilsZ
1936
t444
8464 7396
2304 1849
5329 6241 5476 624L 4900
L52L
t764 1681
1849 7521
8464 7396
2304
6084 6084
1600
7396
1936
5041
L444 2304
1936
7527
8464 = 126900
f
y
=
35465
Perhitungan Korelasi dengan menggunakan rumus product Moment:
rry=@ ,l
(ru E.r
z* (X r)?) tru Xy
hv= ,,1
Q7.L26900
-
z*(I y)2)
L0zo1z1. (21.35465
_ (857)2)
g v(40s00). (10316) fry
=
f*y
=
rxy =
16098
,lW7qd6od 16098
20440.to76 0.7876
UjiDeterminasi
KD = =
0.79762
=
62.030/o
r'xtOO%
x
t}oo/o
99
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung-Jayanti, Tangerang
Nama
:
Jabatan
:
Waktu dan
Tempat
:
1. Sudah berapa lama bapak menjadi kepala sekolah disini? 2. Apa saja kegiatan yang dilakukan guru dalam meningkatkan disipli kerja? 3. Bentuk hukuman seperti apa bagi guru yang melanggar disiplin kerja? 4. Hambatan-hamabtan apa saja yang dihadapi guru dalam meningkatkan disiplin kerjanya?
5. Apa upaya bapak dalam meningkatkan disiplin kerja guru? 6. Bagaimana proses penilaian yang bapak lakukan terhadap mematuhi disiplin
7.
guru yang
.kerj a?
Apa yang akan bapak berikan bagi guru yang mematuhi displin kerja?
100
HASIL WAWAI\CARA Wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Daar El-eolam Gintung, Jayanti-Tangerang
Wawancara dilaksanakan pada:
Hari tanggal : 16 April2013
Responden : Bpk. Teruna
Kusnandar, S.Pd.I
Nama Sekolah: Madrasah Aliyah Daar El-Qolam Gintung, Jayanti-Tangerang
1.
Sudah berapa lama bapak menjadi kepala sekolah disini? Jawaban: Saya sudah 5 tahun menjadi kepala sekolah disini
2. Apa
saja kegiatan yang dilakukan guru dalam meningkatkan disiplin
kerja?
Jawaban: Sekolah kami bisa dikatakan sebagai boarding school atau sekolah berasrama tepatnya pondok pesantren, adapun kegiatan yang dilakukan guru dalam meningkatkan disiplin kerja diantaranya melakukan
kontroling belajar malam terhadap anak-anak, mengadakan pelatihanpelatihan bagi guru, melaksanakan program pengawasan ketika kegiatan
belajar mengajar sedang berlangsung, serta mewajibkan guru dalam membuat silabus dan RPP tiap tahunnya.
3.
Bentuk hukuman seperti apa bagi guru yang melanggar disiplin kerja? Jawaban: Hukuman yang kami berikan pada awalnya melalui teguran,
kemudian pelanggaran yang kedua kalinya pemanggilan serta diberikan peringatan, dan yang ketiga diberikan surat peringatan selanjutnya bisa dikeluarkan dari institusi jika tidak mengindahkan surat peringatan yang telah diberikan.
4.
Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam meningkatkan disiplin kerjanya?
Jawaban: Hambatan yang dihadapi guru dalam meningkatkan disiplin
kerja biasanya lebih kepada kurang perhatian guru dalam melaksanakan kode etik sekolah, seperti ada beberapa guru yang masih tidak tepat waktu
101
datang kesekolah karena jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah dekat sehingga mereka berleha-leha untuk hadir kesekolah tepat waktu.
5.
Apa upaya bapak dalam meningkatkan disiplin kerja guru? Jawaban: Upaya yang saya lakukan dalam meningkatakan disiplin kerja
yaitu memberikan teguran atau sanksi bagi guru yang melanggar dan memberikan reward bagi guru yang mematuhi disiplin kerja.
6.
Bagaimana proses penilaian yang bapak lakukan terhadap guru yang mematuhi disiplin kerja? Jawaban: Proses penilaian yang saya lakukan adalah melalui laporan dari
guru pengawas kegiatan belajar mengajar, selain itu juga saya terjun langsung untuk memantau dan mencatat nama guru yang memberikan kontribusi atau membawa nama baik sekolah.
7.
Apa yang akan bapak berikan bagi guru yang mematuhi displin kerja?
Jawaban: Yang akan saya berikan adalah reward seperti penghargaan untuk guru yang berdisiplin.
toz
YAYASAII DAAIT ELQOLAI{ MADRASAHALIYAH (MA) DAAR IL'QOIAM Jl. Raya Serang Km. 36 Gintung, Jayanti, Tangerang Kode Pos :15822Te1p./Fax : (021) 5950599 6-mail: madaarelqolam.gmail.com, http//www.daar6lqolam.ac.id lzin Pendirian No. Wi/l/PP.005.1/1 89/1 990
STRUKTUR ORGANISASI
Keterangan: :Garis Kornando : Garis Koordinasi
+---------->
: Garii Konsultasi
103
DAFTAR NAMA GURU MA DAAR EL-QOLAM TAHUN AJARAN 2O12I2OI3
1
Ahmad Bahrudin, S.Ag
L
Jakarta,
9ll7lI970
S1 PAI
Guru
Normatif 2.
Drs. Ahmad Munawar
L
Pandeglang, l2l
161
1963
Sl Syariah
Guru
Normatif ?
H. Sholeh Umar
L
Tapanuli Selatan,
9 129I
1968
51 PAI
Normatif
Harahap, S.Ag 4.
Ahmad
Ali Muzakir,
L
Ponorogo, 9l25ll97l
S2 PAI
Asmaul Husna, M.Pd
Guru
Normatif
M.Pd 5.
Guru
L
Ponorogo,
5ll2ll972
S2 PAI
Guru
Normatif 6.
Maesaroh, S.Ag
Drs. Edih
L
L
Kresek,
7ll5ll976
SlSyariah
Guru
Muamalat
Normatif Guru
Tangerang, 112011964
Adaptif 8.
9.
Kasidin, S.Pd
Drs. Baidowi
L
L
Karangsalam,
3 128I 19
67
Rantau Kadam, 511516l
Sl Pendidikan
Guru
Biologi
Adaptif
51 PAI
Guru
Normatif 10.
Lailatul Badriyah, S.Pd
P
Lamongan,
ll2lll984
51 PAI
Guru
Normatif ,1.
Belva Jerry, S.Pd.I
L
Jakarta 5/18/1981
S1 PAI
Guru
Normatif
L04
ii
12.
L
Drs. Habib Maksudi
Boyolali, llll8l1964
S1 Matematika
Guru
Adaptif 13.
Yusuf
Widyanto,
S.
L
Sukoharjo,
5ll8ll976
SITI
Adaptif
Kom 14.
i5.
16.
17.
H. Babay Zaerudin
H. Agus Tahrir
Cece Suhria
Drs. Teruna Kusnandar
Guru
L L L L
Jakarta,8123/1954
Tangerang, 712511959
Pandeglang, l2l
15 /
t959
Cirebon, 1012811966
KMI Daar El-
Guru
Qolam
Normatif
KMI Pondok
Guru
Modern Gontor
Normatif
KMI Daar El-
Guru
Qolam
Normatif
SI PAI
Guru
Normatif 18.
19.
Maryam Ul Ardly M.Pd
Yumiati, S.E
P
P
Karawang, 412411974
Jakarta,9l30ll97 5
52 Teknologi
Guru
Pembelajaran
Adaptif
Sl Manajemen
Guru
Adaptif 20.
Rohman, M.Pd
L
Tangerang,2l3ll978
32 Teknologi
Wakasek
Pembelajaran
2t.
Yeni Ratnapuri, S.Pd.I
P
Subang, 8/8/1981
Sl Tarbiyah
Guru
Normatif 22.
Khairunnasihin, S.Pd.I
L
Serang,
8llll979
S1 Syariah
Guru
Normatif
-).
Umi Fikriah Munawaroh,
P
Tangerang, 12128183
51 Syariah
Normatif
S.H.I 24.
Waska, S.Pd
Guru
L
Cirebon, 91911978
Sl Matematika
Guru
Adaptif
105
25.
Nurazizah, S.E
P
Bekasi,
llll3l1982
Sl Manajemen
Guru
Adaptif 26
Drs. Encep A.
Aziz
L
pandeglang,91211965
Sl Tarbiyah
Guru
Normatif 27.
Qorinah, S.Pd.I
P
Semarang, 61211985
S1 PAI
Guru
Normatif '18.
Cucu Mulyati, S.S
P
Garut, 8/18/1981
S1 Pendidikan
Guru
Bahasa
Adaptif
lndonesia
29.
Mas Subchiatun fitriah,
P
Bandung,
4ll7ll982
S.Pd
Sl Pendidikan
Guru
Bahasa
Adaptif
Indonesia 30.
Wiwin Juniawati, S.Pd.I
P
Serang,
6llll979
51 PAI
Guru
Normatif ,1.
Milda Aryanto, S.Pd
L
Brebes, 312611976
Sl Pendidikan
Guru
Biologi
Adaptif
106
TABEL III NtLAr-NtLRt r PoDUCT MoMENT 'Tarat
N
o,ssz l 0,999 I I o,sso I o,g*
I
o,u'u
30
B
I 10
Ni
0,381 0.374 0,367
1%
60
0,266 0,254
0,345 0,330
65
0,244
0,317
70
85
4,235 0,227 0,220 0,213
0,3c6 0,296 0,286 o,278
90
0,207
,O,27O
.0,430
95
a2o2
0,424
100
0,19-5
0,418 0,413 0,408
125
0,1
76
.150
0,1
59
175
0,148
o,263 0,256 0,230 0,210 0,194
200 300 400 500 looo
0.1 38
0,1 81
0,113
0,148
0,098 0,088
0,128 0,1 15'
0,080
lo,105
800
0,o74 0,070
0,097 0,091
900
0,06s
0,086
000
0,062
0,081
| 0,487 I o,qta o,aro
55
| I
0,361 10,463 0,3s5 I o,aso 0,34e I o,o+n 0,344 | o,au 0.339 I o.aso
'31 32
33 34
Taraf Signifikan
5%
1%
JlO
28
I 0,811 | ,,,, I o,tuo I o,at+ I otot I o,ur+ | ,,uuu I o,zse .o,oaz 0,76s f I
I
c.o/
27 29
I
Taraf Signifikan
N
o,sus
5
7
1%
5%
t3 t. l4
6
Signifikani
75 BO
I
I
11
I o,uo, i 0,735
12
.0,708
13
0,684
14
l;,";
l 0,661
o,u'*
15
0,641.
I
35 I 0,334 36 I 0,32e 37 I o,szs 38 | o,szo
3s
0,31 6
|
I
o,575
40 '41 42 43
20
:0,561
oo'
21,
0,549
45
22 23 24 25
0,537
46
0,526
47
0,51s
4B
0,294 0,2s1 0,288 0,284
0,505
49
o,z'i I o,rto
0,496
50
0.27s I o sot
16
ll
o,on, a,623 I
'0,606
l:;i:31
0,590
17 18
19
26
ffi;
lr;'
I
I
| 0,u,, I o,soe | o,.oo | o,aor I o,zsl
0,403 0,398 0,393 0,389 0,384
| o,38o o,rru | 0,372 |
I 0,368
700
1
107
TABEL I LUAS DI BAWAH LEN_qKUNGAN KURVE NORMAL DAR] O S/D Z 012g456789 0239
80 04,78 08,7'l 12.55 16.28
01
0'1.,60
05,17
05,57 09.48
05,96 09,87
3.31
13,68 17,36
19.15 19,50 22,57 22'91 25,80 26,'.11 28,8'1 29'10 31,59 31 ,86
19.85 23,24 26,42 29,39 3?.12
20,19 ?0,54 23,57 23,89 26,73 27,03 2s,67 29,96 32,3S 32,64
112
34.13 36,43 3S,49
1,3 1,4
41,s2
0,0 0,1
0,2 0,3 0,4
0,5 0,6
0'7 0,8 0,9 1,0 1,1
1,5 1,6 1,7.
1,8 1,9 2,,i)
2,1
2,2 2,3 2,4 ?,5 2,6 2,8 219
3;o 3,1
3,2 1a
3,4 a< 3,6
3,7 3,8
40
00,00 03.98 07,93 11,79
04.38 08.32
15.54
15.9',|
4C,32
12,17
34'38 36'65 38,69 40,49 42,07
1
10,26 14,06 17,72
32'89
21,23 24,54 27,64 30,51 33,1s
21,57 24.06 27,94 30.78 33,40
21.90 25,17 28,23 31,06 33,65
22.24 25,49 28,52 31,33 33,89
34.61 34,85 35,08 35.31 36.86 37.08 37,29 37'49 38.88 39,07 39,25 39'44 40,66 40,82 40,99 41'15 42,22 42,36 42,51 42,65
35.54 37,70 39.62 41,31 42,79
35,71 3s,99 37,90 38,10 39,80 39.97 41,47 41,62 42,92 43,06
36'21 38,30 40,15 41,77 43,19
44,b6 45.15 46,08 46,86 47.50
44.'.1s 44,2s 44,41 45,25 45,35 45'45 46.16 46,25 46.33 46,93 . 46,99 47,06 47,56 47,61 47,67
48.03 48,46 48.81 49r09 49.31
48,08 48.50
49,48 49,61 49.71 49,79 49,85
49,49 4.9;62 qs,tz 49,79 49,85
49,5
49,89 4g,g2 49.94 49.96 49,97
49;89 49.92 49,95 49,96 49,97
49,90 49'93 49,95 49,97 49,97
49'90 49'93 49'95
4S,98 49,99 49,99 49,99 50.00
49,98 49,99 49,99 49,99 50,00
49,98 49,99 49,99 49,99 50,00
49,98 49,99 49,99 49,99 50,00
09,'10 12,93 16,64
1
17.00
20'88 24,22 27',34 3.0.23
43/0 44,84 45,82 46.64 47,32
43,82 44,95 45,91 46,71 47 ,38
43.94 45,05 45.99 46,78
47,93 48,38 48,75 40,04 49,27
47,98 4B'42
48,9S 48,96 49,18 .49,20;
47,83 47,6s 48,30 48,34 48,68 48,71 48,98 49.01 49,22 .4C,25
49,38 49,40 49.53 49;55 49,65 49'66 40,74 49,75 49,81 49,82
. 40,43 49,56, i r49t57 49.q7, d9,68 qg'ia 49,77 49,82 40,83
49,45 49,5S 49,69 49,77 49.84
49.87 49,87 49,90 49'91 49,93 49,93 49,95 49,95 49,97 49,97
49,87 49,9.1 49,94 49,95 49,97
49,88 49,91 49,94 49,96 4 9,9 7
49,88 49,92 49,94 49,96 4S,9 7
49'89
49,98 49,99 49,99 49,99 50,00
49,98 49,99 49,99 49,99 s0.00
49,98 49,99 49,99 49,99 50,00
49,93 49,99
43,32 43,45 44,52 44,63 45,il 45,il 46,41 46,49 47,13 47,19
47J2 47 ,78 48,21 48,26 48,61 48,64
49,98 49,98 49,99 49,99 50.00
49.98 49,96 49,99 49,99 50,00
9
06,75 07,',14 10,64 11,03 14,43 14,80 18,08 18,44
43,57 44,74
45,73 46,56 47,26
49.41
47,44
48'78 49,06 49'29 49'46'
49'60 49'70 49,78 49,84
49,92 49,94
49'96 49
'97
4.9,39
49,99 50,00
06.36
48,84 4S,11
49,32
48,12 48,54 48,87 49,13 49,34 t 49,63 49,73 49,80 49,86
07,53 11,41 15,17
18,79
48,17 48,s7 43,90 49,16 49,36
49'52 49'64 49,74
4s,Bl 49'86
49.97
49'98
108
TABEL IV NILAI-.NILAI CHI KUADRAT Taraf signifikansi
dk
30%
s0%
10%
20% 1,642 3,219 4,642 5,989 7,289
c. o/ J /O,
1%
2,706 4,605 6,251 7,779 9,236
7,815 9,488 1i ,o70
6,635 9,210 11,341 13,277 15,086
3,841 5,991
4
0,455 1,386 2,366 3,357
5
4,351
4,.878 6,064
6 7
5,348 6,346 7,344 9,343 9,342
7,231 8.383 9,524 10,656 11 ,781
8,558 9,803 11,030 12,242 13,442
10,645 12,A17 13,362 14,684 15,987
12,592 14,067 15,507 16,919 18,307
16,812 18,475 20,ogo 21,666 23.209
10,341 11,340 12,340 13,339 14,339
12,899 14,011 15,119 16,222 17,322
14,631' .15,812 16,985
17,275 18,549
19,675 21,026
24,725 26,217
19,812 21,064 22,307
22,362 23,685 24,996
29,141 30,57g
1
2 3
B
I
10 11
12 13 14 15
1,O74
2,408 3,665
1
8,1 51
19,31
1
| I
zl,daa
I I
I
20,465 21,615 22,760 23,900 25,038
23,542 24,769 25,989 27,204 28,412
26,296 27,587 28,869 30,144 3't,41O
32,000 33,409 34,805 36,191 37,566
23,858 24,939. 26,018 27,096 28,172
26,171 27,341 28,429 29,553 30,675
29,615 30,8'13 32,007 33,1 96 34,382
32,671 33,924 35,172 35,415 37,652
38,932 40,289 .11,638
29,246 30,319
31,795 32,912 34,027 35,139 36.250
35,563 36,741 37,916 39,087 40.256
36,885 40,113 41,337 42,557
18,418 19,511
16 17 18 19 20
15;338 16,338 17,338 18,338 19,337
20:601 21,689 22,775
21
2A337 21,337 22,337 23,337 24,337
,.;,
22 23 24 25
I I I I
I
42,gBO 44 314
|
| |
I I
1
26 27 2B
29 30
25,336 26,336 27,336 28,336 2e.336
I
|
I
| I I
31,391 32,461 33,530
l I
$]73
45,6421
)
46,e63 l48,278 | 49,588 | 50,892 |
109
Tabel Kisi-kisi fnstrumen Disiplin Kerja Guru
Variable Disiplin Kerja Guru
Dimensi Disiplin
Indikator
a. Datang ke
dalam
Waktu
sekolah
Item
Jml
1,2,3
10
tepat waktu
b.
Menyelesaikan
4,5,6,7
program pengajaran b. Mengerjakan
8,9,10,
adminishasi sekolah
Disiplin dalam
loyalitas kerja
a. Melaksanakan proses
13,14,15,
9
pembelajaran
b. Pengawasan terhadap siswa
20,21
c. Melaksanakan evaluasi
22,23
d. Ikut serta dalam rapat 24,25
Disiplin dalam
a. Mematuhi kode etik
26,27,29,29
4
guru
Mematuhi Peraturan
Jumlah
23
110
Tabel Kisi-kisi rnstrumen Peran Kepemimpinan Kepala sekolah
Dimensi
Indusa**Cor
Peran
Kemampuarr meqiadi co$toh dan
Kepala
teladan
S*oXatr
b. Kemarnpuan dalam m€motivrsi
Jun**h I,2r3A
5,6,7
bawahan
c. Mernberikan nasihat
kepada guru
8,9
dargan cara yang bijak
d. klemiliki kewibawaan e. Mernberikan sanksi tidak disiplin
t0 .t
bagr guru yang
:
:.:
:iH
::.-i;j.:i
.,-$
ll,l2
1
-:j
:..ii:
:;,i.it$
' '':i] it.r'i
111
i I't . tl
€==
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No.
FORM (FR)
Jl. h. H. Juada No 95 Ciputat 15412 lndonesia
=
Tgl. No.
: FITK-FR-AKD066 Terbit : 1 Maret 2010 Revisi: : 01 Dokumen
Hal
't
l1
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI Nomor : Un.01/FI./KM.01.3/.ltt& .12013 Lamp. :......
Hal
Jakarta, 15 Maret 2013
: Observasi
Kepada Yth.
Kepala Sekolah Daar El Qolam Di Tempat
Ass al amu'
ctlaikum wt'.wb.
Dengan hormat kami sarnpaikan bahrva:
Navida Handayarri
Nama
:
NIM
:107018200988
Jurusan
/Prodi : KI-
Semester
:XII(
Manajernert Pendidikan Duabelas)
adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir kulialV Skripsi Dengan Judil "Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja Guru dimadrasah Aliyah Daar El Qolam", mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Dernikianlah, atas perhatian dan batrtuan Saudara karni ucapkan terima kasih. Was
s
al
amu' al aikum vw'.wb.
Tata Usaha d.l
€ c
1 1
Ja'far, MA IP. r9580417 1997031 001
Tembusan:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK Jl. lr. H.
Juada tlo 95
Ciputat
1
No.
FORM (FR)
5412 lndonesia
Tgl. No. Hal
: Terbit : Revisi: : Dokumen
FITK-FR-AKD-082
1 Maret 2010 01
1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F. 1 /KM.01 .31........12013 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta,l 6 Februari 201 3
Kepada Yth. Kepala MA. Daar El Qolam Di
Tempat Assal am u' al aiku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwar
Nama NIM Jurusan
: Navida Handayani
:107018200988 : Kl- Manajemen Pendidikan
Semester :Xl! (Dua belas) Judu!
skripsi : 'Hubungan
Kepala sekolah dengan disiplin Kerja Guru di MA. Daar
El Qolam Gintung, Jayanti Tangerang'
adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) i
di
nstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpi n.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalam u' al ai kum wr.wb.
7,akariuEl.Ed. M.Phil t 19s60503 198s03 I 002 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA FITK
No.
FORM (FR)
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
Tgl. No.
: Terbit : Revisi: : Dokumen
Hal
FITK-FR-AKD-081
1 Maret 2010 01
1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.O 1lF. 11KM.01.3/........... . 12013 Lamp. : Hal : Bimbingan Skripsi
J
akarta, 1 0 Januari 20 1 3
KepadaYth. Drs. H. Muarif SAM. M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ass alamu' al ailatm w r.w b.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama
Navida Handayani
NIM
107018200988
Jurusan
KI- Manajemen Pendidikan
Semester
XII @ua Belas)
Judul Skipsi
"Hubungan Kepala Sekolah dengan disiplin Kerja Guru di MA.
DaarEI Qolam Gintung Jayanti Tangerang" Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 22 Februari 2012,. abstraksi/otttline terlarnpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlq mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan slaipsi
ini
diharapkan selesai dalam
wallu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' al ailatm
wr.w b.
.19s60s03 198s03 I 002 Tembusan:
l. 2.
Dekan FITK Mahasiswa ybs.
MADRASAHALIYAH (MA) DAAR EL.QOIAM Jl. Raya Serang Km. 36 Gintung, Jayanti, Tangerang Kode Pos :15822Te1p./Fax : (021) 5950599 e-mail: madaarelqolam.gmail.com, httpJ/www.daarelqolam.ac.id lzin Pendirian No. Wi/l/PP.005.1/189/1990
SURAT KETERANGAN No : 082/MMl- A.4
lX/2012
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah Tangerang Menerangkan
ini Kepala
Sekolah
MA Daar El-Qolam, Gintung,
Jayanti-
:
Nama
Navida Handayani
Nomor Induk
1
Jurusan
KI- Manajemen Pendidikan
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
0701 8200988
Bahwa mahasiswa tersebut diatas, benar-benar telah melaksanakan penelitian yang berjudul
:
"I{ubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Guru di MA Daar El-Qolam, Gintung, Jayanti-Tangerang"
Demikian surat keterangann ini diberikan kepada yang bersangkutan agar dapatdipergunakan sebagaimana mestinya.
Gintung, 25 Mei20l3
A^.' Kusnandar
/ bl
rHE 6lq
!t
tsrtr
U,
o
F.,{
t Y
tO
cnE
E(D q\
s
*€
oo
I
o\
fr/ L s b
'!\t-
\.$
tr
ae \ qo :q) a \S
€ G)
ri tr
,h
5
t
H
il
&
ah
*( q.l
\s $ N(E Nfu
o)
:1.
F{
v
:r.sa tr-+
.s.
=sd €=qH trAs!! f; 3 S"5
sESd ,=.sd
dE sir{=6)
EAES zzSa
-Q) e qa *o
F
o\
cA
z
LJ
o
tc B>\
Pd
tr
s'aB
k
A
E.V(!)
Fi O >eE ilz tua GI
rl
-!15i xt+t -l at ot ot
El lil ?+
trt
dt
o{l oJ, ol -\l Hl EI
*l EI
brl (gt >l ct 'El 9l (61 El
SE H*l Gt^ *8, El il t'F --€l El .6
x'o
!B'A
9l€l .EI U)l EI
*.< PO\ €l B1 !to grd 4l trl VX ol ol
d
>E .q ad
8i
9t sl
!lrt
ol
E'a ot
a.)
C\
co
$
ra)
C{
cO
s
(n
Gt tr
=f,
*i ca
a0 I
€/ H
.t
t6
q .So o!, *aJ
(B
Hlll
Sl
q
)
) F
SH s_E .EE t:.!1
t6r
;,R=
atl
.Sf
La|< d dd
e4
0'=
G)
trE C) o 'o'N H ':^so A E sc'l ^68 q
E
2 = S
"_t
o o N
(s
\3
^$
e
bo
c-
!*B.!4E'a z
b
cl
c
C)
.s E |i s":> o
v)
I=
ss
F la) o o c{
=, ss Sa'
te ct
CB
E
tr (s
a
br)
.$* a<
13
&
a
EE
GI
E
d
"14..
6 .s
E
tr
Etr
SF4 o
E .$
zfrl
cl
"si'F
N(
bb
M
t<
(o
,\)
0
o o) .B
s6
U
F A
CB
BE BIE 's| ir
tE
!
0)
-o dF
ZEo tr
scl te
z
C
I
a
\ \o ra) i.)
d L
(d
I
.V
)oo
d
L
>.
I 63
.La
al
C)
EI
J4I
d
\) a-
o0 o)
o. (.)
ar\
I DO
,\i d 'Fr
-\o
?n fi=
(t >. I L
bo;
o JZ
d .o
dl
-d (6l
0)I
bo
L
cdl
tst
t
..< :-
ol
ol 6Jl
Q 9H
-.:
bb9
{Yt
*F(
t-
-!4l (I)l
{t \ol
al
"li O-
&l
ol
>t
631
8l=r Jll H tt ut
5l ..!l
.ss nl -:l ril vcdl =l SP g :<\
EI OI
ot
€t ol al
3l
cl
EI
il tJt
Cl
bo
utl
€l
E
E u)
631
'5
5t
1
I
o
rc}
(.)
Ntg
i
$
\r
tat
\o
\o
r-
oo
o\
\o
r-
oo
o\
c.l
co
"a 9
O
c.T
\bo
rri frr
|
l
6 L (d
}1 (c
bo oo
(d
lr (li
-tr F\
>' o0 o
E o .t^
q)
vL
B
4
^:! I
.{t a .E€R k-
\) (SO\ 'E \)
EX
,r $'3 N v'a E_
lo =d PV l.}1 to IE = NG'
AE td
l!i ad :^o\ 'F9 t.-
t6e
.54
tbI
Itr lcd
-ox oo l!( t.
>*p: ES 3l IF \o
o
oo
o\ \o
ca
o\
o\
o\ o\
F O.
tr
ro
ro o ctl
bb
tr
Ei
(g L
(s .\4
Cg
ca
(€
l-
-i
E cl
-t
co oo
0i
I
ir!<-c'6(U 3H o L H '='i' cB C)^i
I,Er}l
-!4
I
tr
E E'si
-oo lEl l
I
(B
$s= .\)
flHll .$s.q A< T\J
55 l'El# itE >.ts Itsl o
d\
E:; Bts
I
o\
>. I
cl -cl dl
\l
a-X I hll I Elc l6dld
o q
SE sE 'F'(, iI.s -d'
*l
bI)
$
(B .F
tl:t
ol
il
o \o
cl
I
I
.Aa
t !
-\c
a
q)
a"
B
\)
$
v
o O
O
c.l
d
C.l (g
(g
U)
ar7
U)
(n
(t)
(t)
(B
-V Cd
!
an
a
A
A
(B
E Cg J(3
iitr
J4 (€
(B
CC
.V (s
J1 (€
a
)
3 oi
!iL
(B
CB
J4 (g l-
q) !
(€
Cs
-:-
S'> SO'S 6)
R -\4 $..
\6 o .\) A<
kol
o j4 (l)
a
Nd (, tsE l-r(d o G)
I
C)
Bij ItE '= c\ lEo 6 E lh& Y l7)€ looo cd lo c d lc l'=rE t= E t(d lE is Itr l(g c) IP l>o lz& ta
o
O
N
co
=f
cl
aa
$
o
o
J4
.\4
U)
U)
alt)
0)
a
tr
tr
o
L()
lo
(.)
Itr
la lo
lrl.d IE
IY lal
19.
l6 IV
1.r,
Itr l(d IP la IY
t(B IP
la lY
c.l
ca
(n
\o
(
\o
r-
@
ra,
\o
r-
oo
7
f oo
o\
/
I
o\ N
oo
f-.
o.l
I
oo
a oo (g
tr
) A
9l r-
H
:30
vro !o
(,)
1rr (B
J< (B
>.
oo
o
pr
o tr o
(B
o
'ts t; a() (B\o r< o\ (s =r o\ (s (g
cad (g> dRl
o
(0
o. (l) M t)
EJ4 r(tt C) i.E ()
o.
)(s!u
Fco 'a
.q cS o ^l .51 F (l)o-
4.. cds
o.u 0)=
M5 dGl
tr>r o-li-
.ES>
CS
.V (g
) pi
ct)
(B (B
Fq
d cn
o tr o
E (B
(g
r-
o\
o\
.r :t ai
(r-)
>f& A
F-
oo
o..l
c..l
C.l
C-l
str
bsH
0r
tr
(l)
a
o) a)
c
' 14 a (9 Q r,r ;-i C |&! 'lAFn
o^ 'aa
Hc/) lso\ EO 8. (l)H.YC\
$O'E E si (u >,'6j p'Dr,
>i Fo
()H
B-Hr . ^.;
'E O'a -
o
o
^9 c.l
f(\l
€c)tr tr cl
CS
E .!l E
a
&cd-. E9
<8 trot
EE
=U Oo -Jl
c; (!
s(€ L
a (g
I .d
tr c)
A rn
(B
L
(A
tr
€ U)
c) E0) tat dE trtf, F- -vL =br s9 = bo= (Bc0 cl ^l L.l o\ CE ar 60 tr dtr cg c)(t \< 6lI t-.,1 (B .=(B aQ .- -v (D (J ts EH l-{ d tsE
€>
H9e! l*-€
oo (B
^(g co (€"d o ,a
<:u.+6 (BE 50. (sv EQ +i a; =o-UE E caE A. ZG :-E .5d E $ 4E $i; u? & .9, >r'O <E oi; E H0! rJcs 62 -.bE >ocoa <4. >z a lr) o. iJ 6d
Cl
L'J
H(,
C\
e.I
N
co
$
ol
co
$
6l
(I)
a
ol
c'l
E Etr
o)
(6
an
.{(l)i
ct
}4
olr
^C'€ i:.iEJZ(B ar.!j
CB
a
g
d d
x 5'8 o M EE.i
()(gh)
-\4
a
d-q\i
L
ao
an
CB
a) c2-Y cn r.l .co
cl
;ao tF( V Ho .o MX r!'E' ^c H"i E€X 7:< a -o 9b E .o Eod (s i, .gE s't ;; q 69r< (Bfr o Zo-
)
€EE -52(,(€
d
(\t
U)
=iD
=(B B,
I
CB
Ez 6).
rn
d (.) E-E (.) C6J a o-(,-
V EU
c.l
&
o\
)
U)
o\
o r-
oo
ob
(c
1
C.t
c.l
ot
c{
Ol
ol
a aa
aa
cB
v)
U)
CB
c0
)
V)
J
GI
c,
z(s
>r
cd
6)C\l JK
.Fd
(B
(D
Fvt
t-r (tt
o FA U)
(s
>H >H zE z!io ^
(t
cl
tr b0 ti € (t:)h o tih. bO 9F. j4a, -b{ dbr ld :l t-. b0= ho= b0= P(l) (B
bO
c!
CB
2cg
>d
E
->(B
;m ;ca 2 =E -oi (ti= (d= cd= ilE ilE A.E trtr HS € FE ,? si; ,7 H0! H6) l0) =p a
Cg
li
(B
i.}
\o
rot
€ N
lr)
\o
rc.l
oo
ctl
L
EO
C)c\l o(.I -o -o JL =a =t^
trcl tr(B $e tr(E .g'=
cO
N
!o Lo
E0 I 'F o(
N
c.l
oO
tr(o trd trRi (l)E (l)E (l)E
C\l
ot
>\ (B
U
Eg tr$ trs z (,g urs 7)g -o
c.l
N
oO
$
xc6 00 'p bo
(B
(B
'oo rO
c.l
c\
C6
z
c!
(\t
C\l
ta)
\o
r-
c.T
N
o\
o ca
m
o\
o ca
co
e.l
C\
C\l
il *r+ r-
oo
rco
I
C-l
+
lrl
g
'54
'ts
(J
tr
L
(l)
&
F j cr3
(.)
(€
'ts
.c)
o L c.l tr
s )bo
d
o
(B
E .54 5
tr tr (t
oo
U) 00
Eh €u 4(d
H
z
Erfl.
(B
t-
Cd
.51
GI
9oi trtr trE CgE
trd AQ D. ,GI
oo
ra, cA
o.l
o\I
I
o 6l
o\
& t>n
F FI A] O.
L
cd
rrl
F
bb
tr
"54
6
(g .F
tr (g
E
) o
bo
tr
sl (B
(d
o
)lr
zi<
o rn o Lr
o
Oi
o)
V)
tr
(6 .F
Fi
()
L d
Ea
U)
,(l)d
\JX a (g A (Gv I Lr
o\
o cO
ca
c.l
c.t ao
+ c.t
rn
\o
co
c\t
ca
co
cB-
CS
a(g
x 6d
I
(B
>'E E& El
(l)
=
tr
za GI
HN
trl cdl
x<
o L
O(d
C)l orI
NE
t
I
trl
c) ts st-o
-tCg .9 r^
Ai
.r') i(Bc0
0)
o
otr V,E
'Ev
(lt j4 ol EI
6t
(g
trt (st
l
PI
o
.G)
rI1b'
t
*
@
rA
o
aB
CB
-CB ,- lr
5(l) sa0 csc n(B
^6) H C) , t) 'o rhE VC) 5 a E^ (n
an
tb
CB
(o
#
t
d
CB
o t<
b{)
.V
ca
(t) .G) I
'a
5 tr
d
ca j
F A
0)
L
?l
oo1 tr
(s
tb
C.t Eoo .9 r! U) C\.l G)H ,gN ii2. c.l 9o 'ci Ol 6t Lr a6 lor(B 9-U b9 EO) i>, i>GI (s l&s (\,tr tr(6 tEb d= lJz -c HJ4 Itr U -E IiT iT A i7aCl, la (B ri FaE lFa E zv tl-r: d>l lcg Itroo Lr O lr O lcdH irN ta * F4 IE +i Ybr lsR IR F-\ Gl lNd ll a= t(BE t.(B lF-'r =G! tr> l_= d l(gE td l-c tr lstr Itr d rl(g l(B Itr tr lo it tc H'E' I >\E= I(B t,e t>&b t>& a& la 3) lzm
c.l
ca
6j)t
trl d a
r-. c-l
*+
r-I
@
bt <s
l.N (B d lD j1 t'(tr cl 1..: l=(, E (6
o oo
$ co
9l
LI dl
.|l o 'a (so EI c.I o 4 FA
C)
-o
(6 EOr $or rc
o\ o\
c-
t-l
ot)
o rl) .h
J
I
C.l
vt (B
c.l
-f
\
3l
PI 6l
ui,
CD
*E9
goG. 6c)
sd
Et
TH iE c\ to. 6d o '\1 o d5 U1 G' Sci \ oli c) i5.N (D.
Gt
Hco
ME tN $Er l€g \lr
qDH
?,&
o.
L
E1 l.$E Iti 6 'X"s -i cl ho.a ls s _lz i3 so l;i d ,H G,O tz& tQv (\l ,14 le ^* l1.s l<* IH E Itr(€E
I
t5q H_U.g !r bot l>rtr s .7d t.E I l=(l) l€ n4 IOEH ILt.; g l(d-vP "-' Ertrtr l-C ' lz ,. o'E l$sT lFa L €(l) cB
rqM
<>E lrri E 16vM 1i',tu
a.)
$
rr)
\o
ao
rcA
\f
v
rca
oo ao
o\
o s
*
c\
aa
co
co
ao
cf)
sf,
t+
l-l
N
co
c.l co
+ co
r
ro
\o aft
F-
co
oo co
o\ cn
O
s
+
ir)
o.l
tr}
/
s
I
4
irt o (> co
o $ o\
\o
roo e.i
\o o 6t
ol
o\ crl
o\
I
rr)
r-
r\ o ial
\o o\
I-{!
tr; (€ .E
€
&
GI
iri L cl
cc
(g .E'
(Et
6l
L
cl
b0* -v (d
i
J)6 lro
! I
Li .-{
E
Ef A 8i o'= c)
d(d .a U)
td
L
vclcl
x
(d
M
)
.l1
a
B
-t
id
s8 J
i
&
}1 (h
sl 5q\ & E }1N 15 ES tro >i rr'1 VO0
Ft.!.
0) O.
c,s ad=
5?
'l1
v, (B
trtr a(g 6)i; a 0)= ct^ HE Ho (6 (^ -cc Hb d CQ EO Ail L
ct rts tst(1
CB
do €6 crl do boN b0 c\t
tr ID(ll Oi!
Es
6)ct
r-5 o-E i3 ,{3 .dtr d' 0)
x.d =ll trl- tr ili 6Pr OOi P(tl .*J €to =E CB= 'e.e aa >d) 6 (ti .,P
trai
oOi oq €to
cl cl
i'E aa =E (, (ti
(Bcrl
5(q F// A-
i
.+
irl
*itl
Fr+
o\
s+
ra
\o
s
t\ s
aa
+ t
rrl
\o t1
+
*'i
It
trr
.+
1r)
z