1
HUBUNGAN KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP SOAL-SOAL FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA *
Elvira Iskandar, Dr. Masri Kudrat, M.Pd , Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd,
**
Jurusan Fisika, Program Studi S1. Pend. Fisika F. MIPA Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Iskandar Elvira. 2015. Hubungan Kemampuan Dasar Matematika, dan Persepsi Siswa Terhadap Soal-Soal Fisika dengan Hasil Belajar Fisika. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing : (1) Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd, (2) Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan dasar matematika, dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika. Penelitian ini termasuk jenis penelitian survey dengan menggunakan teknik analisis korelasi dengan sampel penelitian siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Suwawa tahun pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 30 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa (a) terdapat hubungan antara kemampuan dasar matematika dengan hasil belajar fisika sebesar 21,92% dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,468, (b) terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika sebesar 29,96% dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,545, (c) terdapat hubungan secara bersama-sama antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika sebesar 40,78% dengan koefisien korelasi ganda R y12 sebesar 0,6368. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil belajar fisika dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan dasar matematika, dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika. Kata Kunci : Kemampuan Dasar Matematika, Persepsi Siswa Terhadap SoalSoal Fisika, Dan Hasil Belajar Fisika. ABSTRACT Iskandar Elvira. 2015. The Correlation of Basic Mathematics Ability and Students’ Perception towards Physics Questions and Physics Learning Achievement. Skripsi, Physics Education Study Program, Physics Departement, Mathematics and Natural Science Faculty, State University of Gorontalo. The principal supervisior was Dr. Masri Kudrat Umar, S.Pd, M.Pd, and co-supervisior was Dr. Sunarty S. Eraku, M.Pd. The objective of this research is to know the correlation of basic Mathematics ability and students’ perception towards Physics and Physics learning achievement. This research is a survey research which used correlation analysis technique in which the sample were 30 students in class XI IPA of SMA Negeri 1 Suwawa in 2014-2015 academic year. The results showed that (a) there was a correlation between basic Mathematics ability and Physics learning achievement at 21,92% in which coefficient correlation (r) was 0,468, (b) there was a correlation between students’ perception toward Physics questions and Physics learning achievement at 2
29,96% in which coefficient correlation (r) was 0,545, (c) there was a correlation of basic Mathematics ability and students’ perception towards Physics questions and physics learning achievement at 40,78% in which double coefficient correlation R y12 was 0,6368. Thus, to improve students’ learning achievement in Physics subject should be supported by the improvement of basic Mathematics ability and students’ perception towards Physics questions. Keywords: Basic Mathematics Ability, Students’ Perception Towards Physics Questions and Physics Learning Achievement. PENDAHULUAN Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses-proses alam dan interaksi yang terjadi antara bagian-bagian alam tersebut, termasuk menerapkan sifat-sifat dan gejala-gejalanya. Sedangkan matematika memegang peran sangat penting dalam menjelaskan konsep fisika. Rumusa matematis akan memberikan kesederhanaan dalam menjelaskan konsep maupun memudahkan dalam memahami gejala fisika. Di samping itu konsep matematika memegang peran yang sangat vital, konsep matematika dapat mempermudah untuk memecahkan permasalahan fisika dari hal yang sederhana sampai hal yang rumit dan kompleks. Jadi pada dasarnya seseorang yang memahami konsep matematika akan dengan mudah pula menyelesaikan soal-soal fisika yang memerlukan perhitungan matematika. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran fisika di SMA N 1 Suwawa kelas X1 IPA, peneliti menemukan bahwa sebagian siswa menganggap fisika merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Kurangnya kemampuan dasar matematika siswa, dapat terlihat pada saat siswa kesulitan menganalisis soal, siswa kesulitan mengkonversikan satuan. Sebagaian siswa mengaku kesulitan pada saat melakukan operasi hitung bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan bilangan, dan bentuk akar maupun operasi hitung pada pecahan). Banyak siswa yang masih bingung dalam menerapkan simbol fisika untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Kesalahan hitung terjadi jika siswa salah dalam melakukan operasi perhitungan, pindah ruas dan memasukkan angka ke dalam persamaan. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan operasi pindah ruas. Kesalahan hitung diakibatkan karena siswa kurang teliti, bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena terbatasnya waktu belajar siswa di kelas. Selain itu, ada juga siswa yang lupa menuliskan satuan karena memang menjadi kebiasaan siswa tersebut sejak kelas X SMA. Berkaitan dengan permasalahan seperti yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merasa termotivasi untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Dasar Matematika dan Persepsi Siswa Terhadap SoalSoal Fisika dengan Hasil Belajar Fisika”. KAJIAN TEORI Hasil Belajar Menurut Suprijono (2013:5-6) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Sementara menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang betujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kamampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan 3
pembelajaran. Menurut Sudjana (2009:22-34), bahwa: “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2010:202-204), tujuan ranah kognitif berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual (Jarolimek dan Foster, 1981: 148). Hasil belajar juga merupakan kemamapuan siswa memahami aspek kognitif yang menyangkut : Aspek pengetahuan (C1): Berkenaan dengan kemampuan hafalan atau ingatan tentang istilah-istilah pada konsep tertentu. Contohnya, Jelaskan konsep bunyi hukum dalam gas ideal serta persamaannya. Aspek pemahaman (C2): berkenaan dengan kemampuan siswa dalam mengembangkan materi pelajaran menggunakan kalimatnya sendiri dari suatu bacaan tertentu atau mendengarkan. Contohnya, Dengan menggunakan kata-katamu sendiri, paparkan perbedaan antara gas ideal pada proses isotermik, isokhorik, dan isobarik. Aspek aplikasi (C3): Berhubungan dengan perhitungan dan pengaplikasiannya dari sesuatu yang telah dipahami dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, Suatu gas ideal menjalin proses dengan suhu tetap sehingga tekanan menjadi 2 kali tekanan semula, berapa volume gas tersebut. Aspek analisis (C4): berkenaan dengan kemampuan menjabarkan isi pelajaran ke bagian-bagian yang menjadi unsur pokok. Contohnya, dalam ruangan bervolume 1,5 liter terdapat gas bertekanan 105 Pa. Jika partikel gas memilki kelajuan rata-rata 750 m/s, tentukan massa gas tersebut. Persepsi Menurut Purwanto (2011:17), bahwa: “Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah, yaitu kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain. Sedangkan menurut Slameto (2013:102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Persepsi dinyatakan dari tiga ciri utama, yaitu perasaan, pandangan, dan tanggapan. Farida (2007:19) mengemukakan bahwa: “Persepsi dapat dinyatakan melalui indikator berupa perasaan, pandangan dan tanggapan. Perasaan adalah sesuatu yang dirasakan oleh seseorang atau banyak orang terhadap sebuah peristiwa yang berhubungan dengan kejiwaan dalam proses penginderaan. Selanjutnya, pandangan adalah pernyataan seseorang atau banyak orang terhadap objek atau peristiwa yang dilihat dan diikuti dengan mempertimbangkan objek tersebut. Sedangkan tanggapan adalah respon diri soseorang atau banyak orang terhadap sesuatu objek atau peristiwa yang diperoleh melalui penglihatan dan pengamatan. Berdasakan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Persepsi adalah skor yang diperoleh dari perasaan, pandangan, dan tanggapan siswa terhadap soal-soal fisika yang diukur dengan menggunakan instrument angket. perasaan adalah sebuah peristiwa mengenai kejiwaan seseorang yang berhubungan dengan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang. Pernyataan perasaan dalam penelitian ini diawali dengan kata Tanya, “bagaimana perasaanmu, jika menerima koreksi dari guru tentang soal-soal fisika yang telah kamu selesaikan? Pilihan jawabannya yaitu sangat senang, senang, kurang senang, tidak senang. Pandangan adalah pernyataan seseorang atau banyak orang terhadap objek atau peristiwa yang dilihat dan diikuti 4
dengan mempertimbangkan objek tersebut. Pernyataan pandangan dalam penelitian ini diawali dengan kata, “menurut saya”. Contohnya, “menurut saya menjawab soal-soal fisika pilihan ganda lebih sulit dari pada menjawab soal uraian. Pilihan jawabannya yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju. Tanggapan adalah respon, reaksi, kesan atau pendapat diri soseorang atau banyak orang terhadap sesuatu objek atau peristiwa yang diperoleh melalui penglihatan dan pengamatan. Pernyataan tanggapan dalam penelitian ini diawali dengan kata Tanya. Contohnya: “bagaimana tanggapanmu, jika guru fisika mengoreksi jawaban dari setiap soal-soal yang diberikan kepada siswa?, pilihan jawabannya yaitu sangat positif, positif, negatif, sangat negatif. Kemampuan Dasar Matematika Menurut Iranti (dalam ika, 2013:2) bahwa, dalam pelajaran fisika siswa tidak hanya belajar konsep hukum atau rumus, tetapi juga belajar bagaimana menggunakan konsep untuk membahas masalah fisika yang dapat berupa soal-soal fisika. Untuk memahami fisika dengan baik diperlukan kemampuan menerapkan berbagai rumus sesuai dengan proses dan prosedur untuk memecahkan masalah fisika. Dalam matematika dasar ada banyak sekali cara atau operasi hitung (http://rumushitung.com), tapi yang dibahas dalam penelitian ini adalah dasar matematika, yang meliputi : 1. Simbol + yang menunjukan operasi penjumlahan, jumlah, tambah, penambahan, total, dan kenaikan, 2. Simbol - menunjukan operasi pengurangan, kurang, selisih, minus dan penurunan 3. Simbol x yang menunjukan operasi perkalian, dan 4. Symbol : yang menunjukan operasi pembagian Menurut Farida (2015: 15) Penjumlahan adalah menggabungkan jumlah dua atau lebih angka sehingga menjadi angka yang baru. Angka yang baru beranggotakan semua anggota angka pembentuknya. Sedangkan pengurangan adalah mengambil sejumlah amgka dari angka tertentu. Misalnya kita memiliki 5 buah apel kemudian teman kita mengambilnya satu buah, sehingga terjadi pengurangan dari kepunyaan buah mangga yang kita punya. Operasi perkalian adalah penjumlahan yang berulang, sedangkan pembagian adalah operasi membagi suatu bilangan dalam beberapa kelompok dengan jumlah yang sama besar. Aritmetika atau ilmu hitung dasar merupakan bagian dari matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan (http:www.sigmetris.com). Operasi dasar aritmetika adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, walaupun masih banyak operasi-operasi lain (seperti persentase, akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang-kadang juga dimasukkan dalam kategori ini. Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan definisi kemampaun dasar matematika dalam penelitian ini adalah kemampuan atau kesanggupan siswa dilihat dari kecakapan dalam menyelesaikan soal-soal dasar matematika yang mencakup operasi tambah, kurang, kali, dan bagi secara tepat dan teliti, dengan indikator (1) bilangan berpangkat, (2) bilangan pecahan, (3) operasi aljabar (pada bentuk perkalian, pecahan aljabar, pengurangan pecahan, serta penyederhanaan bentuk akar), (4) akar bilangan, (5) pangkat pecahan. HASIL PENELITIAN Hasil peneltian yang diperoleh adalah skor yang diperoleh dari alat ukur berupa tes kemampuan dasar matematika dan angket persepsi siswa terhadap soal5
soal fisika dengan tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika materi teori kinetik gas dan dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi sederhana serta analisis regresi dan korelasi ganda. Deskripsi data variabel Y ( Hasil Belajar Siswa) Berdasarkan hasil tes yang diambil dari 30 orang siswa yang dijadikan sebagai sampel, diperoleh skor minimum 45, maksimum 94, rata-rata (Mean) sebesar 76,80, median (Me) sebesar 80, modus (Mo) sebesar 85,5 dan standar deviasi (SD) sebesar 15. Dari skor minimum dan maksimum tersebut, diperoleh rentangan skor 48,40 panjang kelas interval 9 dan banyaknya kelas interval 6.
frekuensi
HASIL BELAJAR FISIKA 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
26,7% 16%
20%
20%
13,3% 3,3%
45 - 53
54 - 62
63 - 71
72 - 80
81 - 89
90 - 98
kelas interval
Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Fisika Dari hasil distribusi frekuensi, menunjukkan bahwa nampak bahwa ada 11 orang siswa atau 36,7 % yang memiliki hasil belajar rata-rata, ada 14 orang siswa atau 46,7% yang memiliki hasil belajar di atas rata-rata, dan 5 orang siswa atau 16,6% yang memiliki hasil belajar di bawah rata-rata. Hal ini berarti bahwa kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika berada pada taraf normal atau baik dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Rekapitulasi skor hasil belajar disajikan pada lampiran 4. Deskripsi data variabel X1 ( Kemampuan Dasar Matematikia) Berdasarkan data dari 30 orang siswa diperoleh skor minimum 19, skor maksimum 80 rata-rata (M) sebesar 52 median (Me) sebesar 59 modus (Mo) sebesar 66 dan standar deviasi (SD) sebesar 15,5. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 61 panjang kelas interval 11 dan banyaknya kelas interval 6.
6
Gambar 4.2. Kemampuan Dasar Matematika Dari hasil distribusi frekuensi, nampak bahwa ada 11 orang siswa atau 36,67% yang memiliki kemampuan dasar matematika rata-rata, ada 2 orang siswa atau 6,7 % yang memiliki kemampuan dasar matematika di atas rata-rata, dan 17 orang siswa atau 56,6% yang memiliki kemampuan dasar matematika di bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 61 sampai dengan 70. Hal ini berarti bahwa penguasaan dasar matematika berada pada taraf normal atau cukup baik dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Kemampuan dasar matematika yang baik menjadi barometer dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Dalam hal ini kemampuan dasar matematika siswa sangat diperhatikan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal fisika dalam hal perhitungan. Deskripsi data variabel X2 ( Persepsi Siswa Terhadap Soal-soal Fisika) Berdasarkan data dari 30 orang siswa diperoleh skor minimum 42, maksimum 77 rata-rata (M) sebesar 59 median (Me) sebesar 58 modus (Mo) sebesar 60 dan standar deviasi (SD) sebesar 11. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 35 panjang kelas interval 6 dan banyaknya kelas interval 6.
7
n ko =
Gambar 4.3. Histogram Persepsi Siswa Terhadap Soal-soal Fisika Dari hasil distribusi frekuensi, menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menjawab di atas angka 72 sampai dengan 77. Hal ini berarti bahwa persepsi siswa terhadap soal-soal fisika berada pada taraf normal atau baik dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Untuk distribusi frekuensi variabel X2 ini dapat dilihat pada gambar 4.3 diatas. Hasil Pengujian Linieritas Regresi Uji liniearitas dimaksudkan untuk mengetahui linier tidaknya hubungan diantara data variabel bebas dangan data variabel terikat. Apabila data berbentuk linier maka analisis data mengunakan analisis regresi linier, tetapi jika tidak linier maka analisis data yang digunakan analisis regresi untuk pengujian hipotesis non linier. Untuk menguji linieritas regresi terlebih dahulu ditentukan persamaan regresi sederhana dan persamaan regresi ganda. Persamaan regresi sederhana untuk menganalisis hubungan antara kemampuan dasar matematika (X1) dengan hasil belajar fisika (Y) dan untuk menganalisis hubungan persepsi siswa terhadap soalsoal fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) dan persamaan regresi ganda untuk menganalisis hubungan antara kemampuan dasar matematika (X1) dengan hasil belajar fisika (Y) dan untuk menganalisis hubungan persepsi siswa terhadap soalsoal fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y). Analisis Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika (X1) Terhadap Hasil Belajar Fisika (Y) Dari hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi sederhana data variabel kemampuan dasar matematika (X1) dengan hasil belajar fisika (Y) menghasilkan arah regresi b sebesar 0,43 dan konstanta a sebesar 53,67. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi . Persamaan regresi ini memenuhi syarat signifikansi regresi dan linieritas. Untuk mengetahui kelinieran digunakan uji F. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak karena Fhitung = 0,566 < Ftabel = 3,87 dengan dk pembilang 22 dan dk penyebut 6 pada α = 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkn bahwa persamaan regresi berbentuk “linear”. 8
Persamaan regresi ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor kemampuan dasar matematika, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar fisika sebesar skor 0,43 unit pada konstanta 53,67. Analisis Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Soal-soal Fisika (X2) Terhadap Hasil Belajar Fisika (Y) Dari hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi sederhana data variabel persepsi siswa terhadap soal-soal fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) menghasilkan arah regresi b sebesar 0,73 dan konstanta a sebesar 32,7. Dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi . Persamaan regresi ini memenuhi syarat linieritas. Untuk mengetahui kelinieran digunakan uji F. Diperoleh nilai F seperti tampak pada Tabel 4.8. Perhitungan disajikan pada Lampiran 8. Tabel 4.8. ANAVA untuk Linearitas Hasil Belajar Fisika atas Persepsi Siswa Terhadap Soal-Soal Fisika. Sumber Dk JK RJK Fhitung Ftabel Ket Varians Total
30
179804
179804
Tuna
21
4650,95
221,47 2,59
Cocok Kesalahan
3,4
Terima H1 Fhitung < Ftabel Linear
7
483,92
69,13
Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak karena Fhitung = 2,59 > Ftabel = 3,4 dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut 7 pada α = 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi berbentuk “linear”. Persamaan regresi ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan satu unit skor persepsi siswa terhadap soal-soal fisika, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar fisika sebesar skor 0,73 unit pada konstanta 32,7. Analisis Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika (X1) Dan Persepsi Siswa Terhadap Soal-Soal Fisika (X2) Dengan Hasil Belajar Fisika (Y) Dari hasil perhitungan analisis regresi dan korelasi ganda data variabel kemampuan dasar matematika (X1) dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) menghasilkan arah regresi b1 sebesar 0,26, arah regresi b2 sebesar 0,56 dan konstanta a sebesar 29,07 dengan demikian bentuk hubungan dari kedua variabel tersebut digambarkan oleh persamaan regresi . Persamaan regresi ini mempunyai makna sebagai berikut: 1. Konstanta: 29,07 Jika variabel kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika = 0, maka hasil belajar fisika siswa sebesar 29,07 2. Konstanta X1: 0,26 Jika variabel kemampuan dasar matematika mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) poin, sementara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar fisika siswa sebesar 0,26 3. Konstanta: X2 : 0,56 9
Jika persepsi siswa terhadap soal-soal fisika mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) poin, sementara kemampuan dasar matematika dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar fisika siswa sebesar 0,56. Untuk mengetahui derajat signifikansi (keberartian regresi) digunakan uji F, dengan terlebih dahulu menentukan nilai korelasi ganda yaitu sebesar 0,602. Selanjutnya adalah menguji korelasi multiple antara variabel X1, X2, dengan variabel Y. Dengan menggunakan analisis korelasi multiple, diperoleh hasil koefisien korelasi ganda yaitu R y12 0,6386 . Tingkat korelasi ini tergolong kuat yang mengandung makna bahwa semakin meningkat kemampuan dasar matematika, dan meningkatnya persepsi siswa terhadap soal-soal fisika maka semakin meningkat pula hasil belajar fisika. Demikian pula koefisien determinasi R y12 0,4078 , artinya variabel kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika member kontribusi secara simultan terhadap hasil belajar sebesar 40,78% dan masih sekitar 59,22% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 2
PEMBAHASAN Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika (X1) Dengan Hasil Belajar Fisika (Y) Pembahasan hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian yaitu hubungan antara kemampuan dasar matematika dengan hasil belajar fisika siswa SMA Negeri 1 Suwawa kelas XI IPA, dengan koefisien korelasi sebesar 0,22. Hal ini menandakan bahwa jika siswa kelas XI IPA ingin mendapatkan hasil belajar fisika yang baik maka siswa tersebut harus menguasai dasar matematika, karena dalam memecahkan masalah fisika, di perlukan kemampuan dasar matematika yang berkaitan dengan angka atau hitungan, sehingga menuntut seorang siswa untuk berfikir secara logis, linear, teratur. Matematika juga berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar, dan trigonometri. Rendahnya hasil belajar matematika dalam pelajaran fisika disebabkan oleh kurangnya kemampuan dasar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, jika kemampuan dasar matematika siswa meningkat maka hasil belajarnya pun meningkat. Hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi Y atas X1 yaitu Y=53,67+0,43X 1 . Dari persamaan ini dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu unit kemampuan dasar matematika akan diikuti oleh naiknya hasil belajar fisika siswa sebesar 0,43 pada konstanta 53,67. Dari data ini dapat dilihat bahwa kemampuan dasar matematika belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa yang telah belajar fisika. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Soal-soal Fiska (X2) Dengan Hasil Belajar Fisika (Y) Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar Fisika, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,44 yang menandakan bahwa ada hubungan yang kuat. Hasil uji t atau secara parsial diperoleh t hitung sebesar 3,440 dengan probelitas 0.000< 5%, maka dengan demikian Ha diterima yang berarti ada pengaruh persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika. Sehingga jika siswa tidak mempunyai persepsi yang baik maka hasil belajar fisika akan menurun. 10
Menurut Slameto (2013 : 102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Persepsi adalah skor yang diperoleh dari pandangan, tanggapan, dan perasaan siswa terhadap soal-soal fisika yang diukur dengan menggunakan instrumen angket persepsi siswa terhadap soalsoal fisika. Hasil koefisien regresi untuk variabel persepsi siswa terhadap soal-soal fisika sebesar 0,562 Harga koefisien regresi bertanda positif menunjukkan bahwa pengaruh persepsi siswa terhadap soal-soal fisika atas hasil belajar fisika adalah pengaruh positif artinya setiap kenaikan satu unit skor persepsi siswa terhadap soalsoal fisika, maka akan diikuti dengan meningkatnya hasil belajar fisika sebesar 0,562 pada konstanta 4,24. Dan sebaliknya setiap terjadi penurunan satu unit skor persepsi siswa terhadap soal-soal fisika, maka akan diikuti dengan menurunnya hasil belajar fisika sebesar 0,562 pada konstanta 4,24. Dari perhitungan analisis regresi antara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika adalah Y=32,7+0,73X 1 . Dari persamaan ini dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan satu unit persepsi siswa terhadap soal-soal fisika akan diikuti oleh naiknya hasil belajar fisika siswa sebesar 0,73 pada konstanta 32,7, artinya makin tinggi persepsi siswa terhadap soal-soal fisika maka akan semakin tinggi pula hasil belajar yang didapatkannya. Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika (X1) dan Persepsi Siswa Terhadap Soal-soal Fiska (X2) Dengan Hasil Belajar Fisika (Y) Kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Setelah dilakukan rangkaian penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soalsoal fisika dengan hasil belajar fisika baik secara parsial yang dibuktikan dari hasil uji t yang diperoleh thitung yang memiliki signifikan pada α = 0,05 maupun secara simultan yang dibuktikan dengan uji F diperoleh Fhitung yang memiliki signifikan pada α = 0,05. Dari perhitungan analisis regresi berganda antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika diperoleh persamaan garis 29, 07 0, 26 X 0, 56 X dari persamaan tersebut maka dapat diartikan Y 1 2 bahwa satu satuan skor hasil belajar fisika akan dipengaruhi oleh kemamapuan dasar matematika sebesar 0,26 dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika sebesar 0,56 pada konstanta 29,07 Jika kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika sebesar 0 maka hasil belajar fisika adalah 29,07. Selain itu dapat diketahui pula besarnya pengaruh atau konstribusi dari kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA NEGERI 1 SUWAWA dari hasil koefisien determinasi yaitu sebesar 36,23% sedangkan secara parsial kemampuan dasar matematika memberikan pengaruh sebesar 21,92% dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika memberikan pengaruh sebesar 29,66%. Kontribusi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika yang baik akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara 11
kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Suwawa, dinyatakan diterima. SIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan positif antara kemampuan dasar matematika dengan hasil belajar fisika. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kemampuan dasar matematika maka semakin tinggi pula hasil belajar fisika yang dicapai, demikian pula pada hasil linearitas menunjukan bahwa persamaan regresi Y=53,67+0,43X 1 . Berbentuk linear artinya bahwa setiap kenaikan satu unit skor kemampuan dasar matematika, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar fisika sebesar 0,43 unit pada konstanta 53,67. Demikian pula kontribusi variabel kemampuan dasar matematika dengan hasil belajar fisika sebesar 21,92 %dan masih ada 78,08% ditententukan oleh faktor lain yag tidak dibahas dalam penelitian ini. 2. Terdapat hubungan positif antara persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi persepsi siswa terhadap soal-soal fisika maka semakin tinggi pula hasil belajar fisika yang dicapai, demikian pula pada hasil linearitas menunjukan bahwa persamaan regresi Y=32,7+0,73X 1 . Berbentuk linear artinya bahwa setiap kenaikan satu unit skor persepsi siswa terhadap soal-soal fisika, maka akan diikuti oleh skor kenaikan skor hasil belajar fisika sebesar 0,73 unit pada konstanta 32,7. Demikian pula kontribusi variabel persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika sebesar 29,66 % dan masih ada 70,34% ditententukan oleh faktor lain. 3. Terdapat hubungan positif antara kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisikasecara bersama-sama dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika maka semakin tinggi pula hasil belajar fisika yang dicapai, demikian pula pada hasil linearitas menunjukan bahwa persamaan regresi 29, 07 0, 26 X 0, 56 X bahwa jika kemampuan dasar matematika Y 1 2 mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) poin, sementaraa persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar fisika sebesar 0,26 begitu pula pada persepsi siswa terhadap soalsoal fisika dianggap tetap, jika mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) poin, sementaraa kemampuan dasar matematika dianggap tetap, maka akan menyebabkan kenaikan hasil belajar fisika sebesar 0,56 dan kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika = 0 maka hasil belajar fisika siswa sebesar 29,07. Demikian pula kontribusi variabel kemampuan dasar matematika dan persepsi siswa terhadap soal-soal fisika dengan hasil belajar fisika sebesar 36,23 % dan masih ada 63,77% ditententukan oleh faktor lain yang tidak terdesain dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA 12
Afifah, S. Dian. 2013. Identifikasi Kemampuan Matematika dalam menyelesaikan soal aritmetika social ditinjau dari perbedaan kemampuan matematika. Jurnal Pendidikan Matematika STIKIP PGRI Sidoarjo Volume 01 nomor 01April ISSN:2337-8166 Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta Dimiyati, dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Farida, I. 2007. Persepsi Mahasiswa Fisika Terhadap Pengunaan Tutor Sebaya Pada Perkuliahan Laboratorium II. FMIPA.Universitas Negeri Gorontalo Ika. 2013. Pengaruh kemampuan dasar matematika dan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar fisika siswa kelas XI IPA SMAN 11 Pekanbaru.(Online).(http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/12 3456789/1702/jurnal%20ika.pdf, diakses Minggu, 25 Januari 2014). Marwan, Sholahuddin. 2013. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Hasil Belajar IPS Sejarah Siswa Smp Negeri Tegowanu Kabupaten Grobogan. Universitas Semarang. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sahrain, R. 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran penemuan Terbimbing dan Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jurnal Fisika Edukasi Indonesia 1 (1): 161-168. Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Jakarta. Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2013. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi Paikem). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
13