perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP FISIKA, DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA
Skripsi
Skripsi Oleh : Indah Nur Badi’ah K 2307010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP FISIKA, DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA
Oleh : Indah Nur Badi’ah K 2307010
Skripsi Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Indah Nur Badi’ah. HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP FISIKA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, September 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika, (2) hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika, (3) hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem Tahun Ajaran 2010 / 2011 yang terbagi menjadi enam kelas yang berjumlah 263 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII E yang berjumlah 36 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data variabel motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika menggunakan angket. Sedangkan pengumpulan data hasil belajar fisika siswa menggunakan teknik tes dengan soal berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi ganda dengan uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji independensi dan uji linieritas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar fisika (Y) ( ry.1 0,444 dan t 2,5168 t 0.975; 34 2.041 ); (2) ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) ( ry.1 0,3719 dan t 2,5168 t 0.975; 34 2.041 ); (3) ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa terhadap fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) ( ry.1.2 0,51778 dan F 6,04393 F0.05;2;33 3.28 ). Sumbangan relatif (SR) motivasi belajar (X1) terhadap hasil belajar fisika (Y) sebesar 62,004%. dengan sumbangan efektif sebesar 14,26%. Sedangkan sumbangan relatif persepsi siswa terhadap fisika (X2) terhadap hasil belajar fisika (Y) sebesar 37,995%. dengan sumbangan efektif sebesar 8,739%. Kata Kunci : Motivasi , belajar, persepsi,fisika dan hasil belajar
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Indah Nur Badi’ah. THE CORRELATION OF LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S PERCEPTION ABOUT PHYSICS WITH PHYSICS ACHIEVEMENT. Thesis. Surakarta : Teacher Training and Education Faculty , Sebelas Maret University, October 2011 The aims of this research are to find out : 1) the correlation of learning motivation with physics achievement, 2) the correlation of student’s perception with physics achievement, and 3) the correlation of learning motivation and student’s perception about physics with physics achievement. This research used quantitatively correlational descriptive methods. The population of research was all student in grade VIII of Lasem 1 Junior High in school year 2010/2011 which consist of 263 students divided in to 6 class. The sample of research was VIII E class in amount of 36 students. The sample was taken by using cluster random sampling The data collecting tecnique of learning motivation and student’s perception about physics variable used questionnaires. While data collecting technique of physics achievement used multiple choices test. The tecnique of data analysis was multiple regression analysis with some requirement tests included normality test, independent test and linierity test. . Based on this research it can be concluded that; (1). There is a significant possitive relation between learning motivation with physic achievement ( ry.1 0,444 and t 2,5168 t 0.975; 34 2.041 ); (2). There is a significant possitive relation between student’s perception about physics (X2) with physic achievement (Y) ( ry.1 0,3719 and t 2,5168 t 0.975; 34 2.041 ); (3) There is possitive relation of learning motivation and student’s perception about physics with physics achievement ( ry.1.2 0,51778 and F 6,04393 F0.05;2;33 3.28 ). The relative contribution of learning motivation (X1) toward physics achievement (Y) is 62,004% with its effective contribution is 14,26%. While the relative contribution of student’s perception about physics (X2) toward physics achievement (Y) is 37,995% with its effective contribution is 8,739% Keyword : learning, motivation, perception, physics, achivement
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap. (Q.S Al Insyirah: 5-8)
Sesungguhnya orang-orang yang tetap bersabar itu akan memperoleh ganjaran tanpa perhitungan. (Q.S Az Zumar: 10)
Lebih cepat, lebih baik ( JK)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang, doa dan kesabarannya. 2. Teman seperjuanganku Rosi dan Miyu untuk dukungannya. 3. Teman-teman fisika 2007 untuk semangat dan kebersamaannya selama ini.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan tersebut dapat dapat teratasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Sukarmin, S.Pd, M.Si, Ph.D. Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Supurwoko, M.Si. Ketua Program Fisika Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku Pembimbing II. 4. Bapak Prof. Dr. Widha Sunarno selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik (PA) yang senantiasa memberikan semangat. 5. Ibu Alm. Inayah Abdul Chanan M.M, Kepala SMP Negeri 1 Lasem yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 6. Siswa-siswi kelas VIIIE SMP 1 Lasem. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 7. Segenap keluarga yang telah memberikan do’a restu serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman Fisika terkhusus angkatan 2007. 9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga amal baik semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Dalam skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan commit user maka sangat diharapkan atas segala kritik to dan saran yang bersifat membangun demi
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Oktober 2011
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................
iv
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................
v
HALAMAN MOTTO .................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
3
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
4
D. Perumusan Masalah........................................................................
4
E. Tujuan Penelitian ...........................................................................
5
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
5
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................
6
A. Kajian Teori ...................................................................................
6
1. Motivasi Belajar .......................................................................
6
a. Pengertian Belajar ................................................................
6
b. Pengertian Motivasi ..............................................................
6
c. Tujuan Motivasi......................................................................
8
d. Fungsi Motivasi......................................................................
8
e. Jenis-jenis Motivasi................................................................
9
f. Faktor-faktor yang Memperngaruhi Motivasi................... ... to user g. Indikator-indikatorcommit Motivasi Belajar ...................................
10
xi
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Persepsi terhadap Fisika ...........................................................
11
a. Fisika.............................................................. ......................
11
b. Pengertian Persepsi.......................................... ....................
12
c. Proses Terjadinya Persepsi ..................................................
13
d. Jenis Persepsi......................................................................
14
e. Komponen Persepsi ............................................................
14
3. Hasil Belajar .............................................................................
15
a. Pengertian Hasil Belajar .....................................................
15
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...........................
15
c. Macam-macam Hasil Belajar ..............................................
16
4. Getaran dan Gelombang ...........................................................
17
a. Getaran ...............................................................................
17
b. Gelombang .........................................................................
19
B. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................................
22
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................
24
D. Perumusan Hipotesis ......................................................................
25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN....................................................
26
A. Jenis dan Desain penelitian...............................................................
26
B. Tempat dan Waktu penelitian .........................................................
27
1. Tempat Penelitian .....................................................................
27
2. Waktu Penelitian ......................................................................
27
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................
27
D. Variabel penelitian .........................................................................
29
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................
30
1. Teknik Pengumpulan Data........................................................
30
2. Instrumen pengumpulan Data.....................................................
31
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...............................................
31
1. Validitas dan Reliabilitas Angket ..............................................
31
2. Validitas dan Reliabilitas Tes ...................................................
34
G. Teknik Analisa Data ...................................................................... commit to user 1. Uji Prasyarat Hipotesis..................................................................
36
xii
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Uji Linieritas..............................................................................
37
b. Uji Independensi........................................................................
37
c. Uji Normalitas...........................................................................
37
2. Pengujian Hipotesis......................................................................... 39 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...... .......................
42
A. Deskripsi Data ...............................................................................
42
1. Data Motivasi Belajar ...................................................................
42
2. Data Persepsi Siswa Terhadap Fisika......................... .................. .
43
3. Data Hasil Belajar Fisika................................ .............................
44
B. Analisis Data ..................................................................................
45
1. Uji Prasyarat Analisis ...............................................................
45
2. Uji Hipotesis ............................................................................
48
3. Uji Kontribusi...........................................................................
49
C. Pembahasan ...................................................................................
50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .....................................
52
A. Simpulan ........................................................................................
52
B. Implikasi ........................................................................................
52
C. Saran ..............................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
55
LAMPIRAN ...............................................................................................
57
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Hal Tabel 3.1 Populasi Penelitian ...................................................................
27
Tabel 4.1 Rangkuman Deskripsi Data.......................................................
42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar .......................................
43
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa terhadap Fisika .................
44
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika ..................................
45
Tabel 4.5 Harga Statistik Uji Normalitas ..................................................
46
Tabel 4.6 Rangkuman Anava Regresi Sederhana Yˆ 27,566 0.5829 X1 .
46
Tabel 4.7 Rangkuman Anava Regresi Sederhana Yˆ 32,53 0,648 X 2 ... 47 Tabel 4.8 Rangkuman Anava Regresi Ganda...............................................
commit to user
xiv
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1
Ayunan Bandul ....................................................................
18
Gambar 2.2
Gelombang Transversal ........................................................
20
Gambar 2.3
Gelombang longitudinal .......................................................
21
Gambar 2.4
Gelombang Pantul pada Tali ................................................
22
Gambar 2.5
Kerangka Berpikir ................................................................
25
Gambar 3.1
Hubungan antar variable.......................................................
26
Gambar 4.2
Diagram Motivasi Belajar ....................................................
43
Gambar 4.2
Diagram Persepsi Siswa Terhadap Fisika .............................
44
Gambar 4.3
Diagram Hasil Belajar Fisika ................................................
45
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1
Jadwal Penelitian ................................................................ 57
Lampiran 2
Kisi-Kisi Angket Try Out Motivasi ...................................... 58
Lampiran 3
Kisi-Kisi Angket Try Out Persepsi ....................................... 59
Lampiran 4
Kisi-Kisi Tes ........................................................................ 60
Lampiran 5
Angket Uji Coba Motivasi ................................................... 61
Lampiran 6
Angket Uji Coba Persepsi .................................................... 69
Lampiran 7
Uji CobaTes Getaran dan Gelombang ................................. 76
Lampiran 8
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar ........ 79
Lampiran 9
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Persepsi Siswa Terhadap Fisika ................................................................... 83
Lampiran 10
Uji Validitas Tes Kognitif .................................................... 88
Lampiran 11
Uji Reliabilitas Tes Kognitif ................................................ 92
Lampiran 12
Daya Pembeda Tes ............................................................... 95
Lampiran 13 Tingkat Kesukaran Tes ......................................................... 96 Lampiran 14
Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar ........................ 97
Lampiran 15
Kisi-kisi Angket Penelitian Persepsi .................................... 98
Lampiran 16
Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar ........................ 99
Lampiran 17
Angket Penelitian Motivasi Belajar ...................................... 100
Lampiran 18
Angket Penelitian Persepsi Siswa ......................................... 106
Lampiran 19
Tes Kognitif Getaran dan Gelombang ................................... 113
Lampiran 20
Data Induk Penelitian ........................................................... 116
Lampiran 21
Uji Normalitas Motivasi Belajar ........................................... 117
Lampiran 22
Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Fisika .................... 119
Lampiran 23
Uji Normalitas Hasil Belajar Fisika ..................................... 121
Lampiran 24
Tabel Kerja Uji Independensi ............................................... 122
Lampiran 25
Tabel Kerja Uji Linearitas Motivasi Belajar (X1) Dengan Hasil Belajar Fisika (Y) .......................................... 124 commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 26
digilib.uns.ac.id
Uji Lineraritas dan Keberartian Regresi Motivasi Belajar (X1) dengan Hasil Belajar Fisika (Y) ................................... 125
Lampiran 27
Tabel Kerja Uji Linearitas Persepsi Siswa terhadap Fisika (X2) dengan Hasil Belajar (Y).............................................. 128
Lampiran 28
Uji Lineraritas
dan Keberartian Regresi Persepsi Siswa
terhadap Fisika (X2) Terhadap Hasil Belajar Fisika (Y) ........ 129 Lampiran 29
Perhitungan Koefisien Regresi Linier Ganda ........................ 132
Lampiran 30
Uji Kontribusi ...................................................................... 135
Lampiran 31
Kunci Jawaban Tes Getaran dan Gelombang ........................ 136
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan memiliki peranan yang penting untuk membina manusia yang demikian, karena hanya melalui pemenuhan pendidikanlah didapat manusia-manusia baru yang berorientasi pada pembangunan. Pendidikan sains merupakan bagian terpenting dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang kompeten untuk pembangunan teknologi Indonesia. Fisika merupakan salah satu pilar utama ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikan pemahaman mengenai fenomena alam serta kemungkinan aplikasinya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup umat manusia. Duana Saputra (2009) dalam blognya menulis, Fisika adalah cabang sains yang mempelajari materi (matter), energi, ruang, dan waktu. Sebelum akhir abad ke 19, cabang sains ini lebih dikenal dengan nama “filsafat alam” (natural philosophy, dari bahasa Yunani “physikos”). Bisa dikatakan, fisika merupakan sains murni yang paling dasar (basic). Temuan dari fisika pun menjalar dan mempengaruhi cabang sains lainnya. Tidak heran, karena fisika banyak mengulik materi dan energi yang pada hakekatnya merupakan penyusun dasar (basic constituents) alam. Fisika adalah mata pelajaran wajib Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tergabung dalam mata pelajaran IPA. Bagi siswa SMP, pada mata pelajaran ini mereka sering mengalami kesulitan belajar. Kebanyakan siswa menganggap Fisika sebagai mata pelajaran yang sulit. Anggapan ini menjadi suatu persepsi negatif terhadap pelajaran fisika. Kesulitan memahami fisika oleh siswa juga disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang efektif sehingga siswa merasa kurang mampu mempelajarinya. Persepsi adalah apa yang dilihat oleh orang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan mengapa commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan intepretasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu (Siagian,2004). Persepsi menurut Bimo Walgito (2003:54), adalah pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktifitas integrated dalam diri individu. Persepsi yang kurang baik akan mempengaruhi motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran fisika. Pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan. Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam yang dikembangkan dengan pengamatan langsung, percobaan, atau mungkin diskusi ilmiah. Keberhasilan belajar Fisika, seperti halnya pelajaran lain, dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar faktor-faktor itu dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa misalnya aktivitas belajar, intelegensi, minat, sikap, keadaan jasmani, dan motivasi. Sedangkan untuk faktor dari luar diri siswa misalnya lingkungan belajar, pendekatan, metode, kurikulum, serta sarana dan prasarana sekolah. Hasil balajar yang optimal dapat dicapai manakala faktorfaktor penunjang proses belajar di atas mendukung kegiatan belajar. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yaitu motivasi. Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto,2010:71). Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik dan tingkah laku peserta didik yang menyangkut persepsi, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Purwanto, 2010:78-79). Motivasi belajar merupakan suatu keadaan dalam diri siswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya. Dalam hal ini tujuan siswa belajar antara lain menguasai kompetensi, menguasai keterampilan tertentu, memperoleh informasi baru dan lain sebagainya. Sedangkan tujuan proses pembelajaran yaitu pada dasarnya
merubah siswa
menjadi lebih baik. Dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, sebelumnya belum commit to user paham menjadi paham.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Proses ini tidak dapat dilakukan secara instan. Hal ini harus dirancang dan dilaksanakan secara runtut dan sebaik mungkin, sehingga akan menciptakan lingkungan yang mendukung tercapainya tujuan tersebut. Harus diciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan sehingga siswa dapat memiliki motivasi dan perhatian lebih untuk belajar. Untuk mencapai semua ini, persepsi tentang fisika dan motivasi belajar siswa perlu diperhatikan. Dengan demikian, siswa dapat lebih semangat untuk belajar dan tidak menganggap belajar menjadi sebuah beban. Individu (siswa) yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu obyek (mata pelajaran fisika) maka ia akan memiliki motivasi belajar yang positif atau baik, akan tetapi apabila individu memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu obyek maka ia akan memiliki motivasi belajar yang buruk. Pada akhirnya persepsi siswa terhadap pelajaran fisika akan berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan pembelajaran fisika itu sendiri. Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran yaitu hasil belajar siswa yang tinggi. Hasil belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas yang telah
diketahui peserta didik, indikator daya serap, sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam inovasi pendidikan, selain itu juga bisa sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan (Arifin,2009:12). Faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain motivasi, minat, gaya belajar, interaksi sosial, kemampuan berpikir abstrak, persepsi dan pengaruh dari lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI TERHADAP FISIKA DIKAITKAN DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA ”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas dapat ditemukan berbagai masalah yang ada kaitanya dengan usaha meningkatkan kualitas belajar siswa, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 1. Persepsi siswa terhadap suatu mata pelajaran akan mempengaruhi motivasi belajar dan prestasi hasil belajar fisika. Persepsi siswa terhadap mata pelajaran fisika cenderung negatif. 2. Tidak semua siswa mempunyai hasil belajar yang baik. 3. Siswa hanya menaruh minat yang besar pada mata pelajaran tertentu saja, sedangkan mata pelajaran yang lain misalnya Fisika kurang disenangi. 4. Mata pelajaran Fisika menjadi salah satu mata pelajaran yang kurang disenangi dan bahkan ditakuti siswa karena dianggap sulit. 5. Motivasi belajar merupakan prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Motivasi belajar fisika siswa masih kurang. 6. Siswa yang motivasi belajarnya rendah tidak memikirkan kompetisi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi atau bersaing dengan siswa yang lain.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah agar penelitian ini dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan yang jelas. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Materi Pelajaran Materi pelajaran Fisika dibatasi pada materi pokok Getaran dan Gelombang. 2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem semester genap tahun pelajaran 2010/2011. 3. Objek Penelitian Objek penelitian meliputi : a. Hubungan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar fisika. b. Hubungan persepsi belajar fisika terhadap hasil belajar fisika c. Hubungan motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 D. Perumusan Masalah 1.
Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika?
2.
Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika?
3.
Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika? E. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika
2.
Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa tentang mata pelajaran Fisika dengan hasil belajar fisika
3.
Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa tentang mata pelajaran fisika dan motivasi belajar dengan hasil belajar fisika F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penulis berharap dapat memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya dan masukan untuk peningkatan kualitas pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Institusi Pendidikan 1) Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan sistem pembelajaran oleh tenaga pendidik sehingga persepsi siswa tentang fisika tetap baik. 2) Sebagai masukan guna menyelenggarakan proses belajar mengajar secara efektif, aktif dan kreatif sehingga memungkinkan siswa tetap memiliki motivasi belajar fisika maupun mata pelajaran lainnya. b. Bagi Peneliti Peneliti berharap penelitian ini memberikan gambaran nyata tentang adanya hubungan antara persepsi siswa terhadap fisika dan motivasi belajar dengan hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Lasem. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Belajar Hamzah Uno (2008:11) menyatakan bahwa “Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja”. Drischoll dalam Hamzah Uno (2008:11) berpendapat bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam belajar antara lain : 1) belajar adalah suatu perubahan yang menetap dalam kinerja seseorang, 2) hasil belajar yang muncul dalam diri siswa merupakan akibat atau hasil dari interaksi siswa dengan lingkungan Menurut Nicole dalam Hamzah Uno (2008:14), pada prinsipnya dalam belajar terdapat empat komponen kegiatan yaitu : 1) melakukan persepsi terhadap stimulus, 2) menggunakan pengetahuan prasyarat, 3) merencanakan respon, 4) pelaksanaan respon yang dipilih. Selanjutnya Uno (2008:78) menjelaskan lebih jauh bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya secara sengaja. Jadi belajar ialah proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam betuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan. Belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku terjadi setelah siswa mengikuti atau mengalami suatu proses belajar mengajar dengan hasil belajar yang diperoleh dalam bentuk penguasaan kemampuan atau keterampilan tertentu
b. Pengertian Motivasi Hamalik (2010 : 158) menyatakan motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2010:71), “Motivasi user adalah suatu usaha yang disadaricommit untuk tomempengaruhi tingkah laku seseorang 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Sondang Siagian (2004 : 138) juga memiliki pendapat hampir sama mengenai motivasi yang dituliskan sebagai berikut, Motivasi adalah daya pendorong yang menyebabkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Motivasi berhubungan dengan motif. Sedangkan motif adalah alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan tertentu. Motif mempunyai dua unsur pokok yaitu dorongan atau kebutuhan dan unsur tujuan dimana proses interaksi timbal balik antara kedua unsur tersebut terjadi dalam diri manusia. Selanjutnya,
Hamalik
(2009:159)
menjelaskan
bahwa
motivasi
mempunyai dua komponen yaitu komponen dalam dan komponen luar. Komponen dalam meliputi perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas dan ketegangan psikologis atau dengan kata lain merupakan kebutuhan – kebutuhan yang ingin dipuaskan. Komponen luar adalah apa yang diinginkan atau tujuan yang hendak dicapai seseorang. Middleton dan Spanias (1999:67) mengatakan bahwa “Motivations help guide children’s activity; they provide a structure for evaluating the outcomes of activity; and they help determine whether or not children will engage in future mathematical activity”. Motivasi membantu mengendalikan aktivitas anak; menyediakan struktur untuk menilai hasil dari aktivitas; dan membantu menentukan ada tidaknya penggunaan aktivitas matematika di masa depan. Motivasi belajar adalah kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong yaitu pemberi kekuatan yang memungkinkan perbuatan belajar dijalankan. Pengarah yaitu pemberi tuntunan kepada perbuatan belajar ke arah tujuan yang ditetapkan (Mudjiman,2008:54). Sedangkan menurut Pujadi (2007:22), “Motivasi belajar merupakan commit tosuatu user keadaan dalam diri siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang hendak dicapainya dalam mengikuti pendidikannya.” Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakterisitik dan tingkah laku peserta didik yang menyangkut ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Purwanto,2004 : 78-79). Apabila motivasi belajar bertambah tinggi maka bertambah juga kemungkinan tingkah laku itu untuk disadari, dan akan lebih dapat dituntut pertanggungjawabannya. Sedangkan menurut Hamzah Uno (2008:23), “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku”. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar berhubungan erat dengan motif yaitu dorongan seseorang yang timbul dari dalam maupun luar diri yang akan mempengaruhi keinginan belajar seseorang. c. Tujuan Motivasi Motivasi berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai seseorang. Menurut Pudjadi (2007:24), tujuan adalah sesuatu yang hendak dicapai oleh perbuatan yang apabila tercapai akan memuaskan individu dan idealnya tujuan siswa dalam mengikuti pendidikannya bukan hanya sekedar lulus namun untuk menguasai bidang ilmu yang dipelajarinya, sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran, siswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik. Adanya tujuan yang jelas dan disadari akan mempengaruhi kebutuhan dan ini akan mendorong timbulnya motivasi. Jadi, suatu tujuan akan membangkitkan timbulnya motivasi dalam diri seseorang (Hamalik,2010: 160). d. Fungsi Motivasi Fungsi motivasi menurut Hamalik (2010:161) meliputi : 1) mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar, 2) motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan, 3) motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Sardiman (2007: 34) menambahkan fungsi motivasi diantaranya : 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan, 2) menentukan arah perbuatan yakni ke arah suatu yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya, 3) menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. e. Jenis-Jenis Motivasi Menurut Hamalik (2009: 54 ), motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu : 1) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi intrinsik atau motivasi murni yang timbul dari diri siswa sendiri dan tanpa pengaruh dari luar, misalnya keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untukberhasil menyadari sumbangannya terhadap usaha kelompok, keinginan diterima orang lain, dan lain lain. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional dan bersifat riil atau motivasi sesungghnya. 2) Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan hadiah, persaingan yang bersifat negatif yaitu sarcasm, hukuman. Motivasi tetap diperlukan di sekolah karena pengajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa, terkadang siswa juga belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah, sehingga motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru agar para siswa mau dan ingin belajar. f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Menurut Kosasih dalam Ropitasari (2009:16), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : 1) faktor intelegensi, yakni faktor pengetahuan ini diperlukan oleh seseorang dalam mempelajari sesuatu, 2) Faktor commit user diri individu yang berhubungan psikologis, yakni faktor yang timbul daritodalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 dengan kondisi psikologis. Hal ini mempengaruhi keadaan belajar individu. Bila kondisi psikologis stabil memungkinkan motivasi belajar tinggi sehingga dapat meraih hasil optimal, 3) faktor sosiologis, yakni faktor yang timbul dari luar diri atau lingkungan, 4) faktor fisiologis, yakni faktor yang berkaitan dengan keadaan jasmani. Apabila jasmani seseorang terganggu maka motivasinya akan terganggu pula. Keempat faktor tersebut saling mendukung dan timbul dalam diri siswa, sehingga dapat mempengaruhi semangat belajar maupun dalam melakukan aktivitas untuk mencapai pemenuhan tujuan yang diinginkan. g. Indikator-Indikator Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2007 : 33), motivasi pada seseorang memiliki ciri : 1) tekun menghadapi tugas, 2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), 3) menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, 4) lebih senang bekerja sendiri, 5) tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin, 6) dapat mempertahankan pendapatnya, 7) tidak cepat menyerah terhadap hal-hal yang diyakini, 8) senang mencari atau memecahkan masalah-masalah soal Sedangkan menurut Uno (2008:23), indikator motivasi belajar meliputi : 1) adanya hasrat dan keinginan belajar, 2) adanya dorongan dan kebutuhan belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita massa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga mengakibatkan siswa belajar dengan baik. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan baik jika siswanya memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar dan hal tersebut juga menjadi tanggung jawab pendidik agar siswa tetap termotivasi dalam belajar.
2. Persepsi Terhadap Fisika a. Fisika Secara sederhana, Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dan benda-benda mati. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang to user mempelajari alam dengan segala commit isinya. IPA mempunyai beberapa cabang, salah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 satu diantaranya adalah Fisika. Untuk Fisika berasal dari bahasa Yunani physikos yang berarti alamiah dan physics yang berarti alam. Fisika merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam seperti halnya kimia dan biologi. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang waktu. Fisika adalah bagian dari IPA, sehingga karakteristik yang dimiliki IPA berlaku juga untuk Fisika yang pada akhirnya akan mempengaruhi pelaksanaan pengajaran Fisika. Menurut Gerthsen (1985) yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986 : 3): “Fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam sesederhana mungkin dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataankenyataan persyaratan utama untuk pemecahan soal adalah dengan mengamati gejala-gejala tersebut”. Sedangkan menurut pendapat Brockhaus (1972) yang dikutip oleh Herbert Druxes (1986 : 3): “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan dan pengujian secara sistematis dan berdasarkan peraturan umum”. Dari beberapa pendapat tentang Fisika di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika adalah salah satu cabang dari IPA yang menerangkan gejala-gejala alam yang bersifat fisik yang dapat dipelajari melalui pengamatan, eksperimen, serta teori. Secara pengamatan dan eksperimen, Fisika dapat dipelajari di alam secara langsung di laboratorium, sedangkan secara teori Fisika dapat dipelajari dengan kegiatan berdasarkan analisis rasional dengan berpijak pada teori yang telah ditemukan sebelumnya. Hasil-hasil Fisika diungkapkan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. Fisika meliputi proses, sikap, dan produk. Proses Fisika berupa aktivitas-aktivitas yang bertujuan mempelajari, menggali, mencari, dan menyelidiki kejadian alam. Sikap Fisika berupa sikap mental yang diperlukan selama melakukan proses kegiatan Fisika (jujur, terbuka, kritis, menghargai pendapat orang lain). Produk Fisika adalah hasil kegiatan Fisika berupa konsep, hukum, dan teori yang tersusun berdasarkan fakta-fakta alam. Mata pelajaran Fisika mempunyai tujuan yang akan dicapai. Menurut Druxes (1986 : 4), tujuan pengajaran Fisika secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 1) Agar anak didik memahami ilmu yang membicarakan dan di mana mereka hidup. 2) Membangkitkan dan menumbuhkan perhatian terhadap Fisika, ini dapat dicapai melalui : a) Menggunakan metode mengajar yang sesuai b) Mengajarkan konsep-konsep Fisika yang modern c) Menunjukkan hubungan antara Fisika dengan lingkungannya 3) Membangkitkan sikap ingin tahu. Hal ini dapat dicapai melalui: a) Mengajukan banyak persoalan pada siswa b) Merangsang anak didik mengadakan pengamatan atau percobaan 4) Mengajarkan anak didik berpikir ilmiah 5) Menumbuhkan keterampilan dasar tertentu yang diperlukan pada penyelidikan sederhana. 6) Menekankan adanya hubungan antara Fisika dengan bidang ilmu yang lain. b. Pengertian Persepsi Apabila orang berbicara tentang persepsi,yang dimaksud ialah bahwa apa yang dilihat oleh orang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan seseorang itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interpretasi yang berbeda. (Siagian,2004:98-99). Secord dan Backman dalam Azwar (2008:5) menyebutkan bahwa persepsi merupakan suatu keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap semua aspek di lingkungan sekitarnya. Pareek dalam Sobur (2003: 43), memberikan definisi persepsi yang cukup luas yaitu sebagai proses menerima,
menyeleksi, mengorganisasikan,
mengartikan, menguji dan memberikan reaksi pada panca indra. Persepsi timbul melalui alat indra, baik melalui indra pendengar, indra penglihatan, indra peraba, indra penciuman dan indra perasa. Sedangkan Widayatun dalam Ropitasari (2009:23) menyatakan bahwa persepsi juga bisa berfungsi sebagai suatu cara untuk menerima rangsangan.. Persepsi sebagai suatu proses, sebenarnya menyangkut masuknya pesan dan informasi ke dalam diri seseorang. Persepsi dapat berisi relatif dan selektif, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 serta mempunyai tatanan yang dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan seseorang (Slameto,1988 : 105-107) Persepsi adalah bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Seiring dengan itu Berkowitz berpendapat bahwa persepsi seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Secara lebih spesifik Thurston sendiri memformulasikan perasaan sebagai derajat efek positif atau efek negatif terhadap objek psikologis (Azwar,2008: 32). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses seleksi untuk mengintepretasikan objek yang diamati dan diterjemahkan dalam tingkah laku. c. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi pada diri individu tidak berlangsung begitu saja, tetapi melalui suatu proses. Proses persepsi adalah peristiwa dua arah yaitu sebagai hasil aksi dan reaksi. Menurut Bimo Walgito (2003:54), terjadinya persepsi melalui suatu proses, yaitu melalui beberapa tahap sebagai berikut: 1) Suatu obyek atau sasaran menimbulkan stimulus, selanjutnya stimulus tersebut ditangkap oleh alat indera. Proses ini berlangsung secara alami dan berkaitan dengan segi fisik. Proses tersebut dinamakan proses kealaman, 2) Stimulus suatu obyek yang diterima oleh alat indera, kemudian
disalurkan
ke otak melalui syaraf sensoris. Proses pentransferan stimulus ke otak disebut proses psikologis, yaitu berfungsinya alat indera secara normal, 3) Otak selanjutnya memproses stimulus hingga individu menyadari obyek yang diterima oleh alat inderanya. Proses ini juga disebut proses psikologis. Dalam hal ini terjadilah adanya proses persepsi yaitu suatu proses di mana individu mengetahui dan menyadari suatu obyek berdasarkan stimulus yang mengenai alat inderanya.
d. Jenis Persepsi Ada dua jenis pesepsi menurut Sunaryo (2004:40), yaitu : Eksternal perception dan Self perception. : Eksternal perception
adalah persepsi yang
datang dari luar individu. Sedangkan self perception adalah persepsi yang terjadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 karena adanya rangsang yang datang dari dalam individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah diri sendiri. e. Komponen Persepsi Saifuddin Azwar (2008:36) menyebutkan ada tiga komponen yang membentuk struktur persepsi yaitu: komponen kognisi (pemikiran), komponen afektif (perasaan) dan komponen konatif (tindakan) Komponen kognisi berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek persepsi. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka akan mrnjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat, kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek persepsi. Secara umum, komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Reaksi emosional banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percaya sebagai benar dan berlaku sebagai objek yang dimaksud. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen konatif dalam struktur persepsi menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek persepsi yang dihadapi. Kaitan ini didasari moleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Pengertian kecenderungan berperilaku yang tidak hanya dilihat secara langsung saja akan tetapi meliputi pula bentuk-bentuk perilaku berpa pernyataan atau perkataan yang terucap oleh seseorang.
3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 102-103): Hasil belajar atau achievemet merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. commit to user Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. Sebenarnya hampir seluruh perkembangan dan kemajuan hasil karya juga merupakan hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah. b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Menurut R. M. Gagne dalam Sumadi Suryabrata (2008: 247), hasil belajar pada proses belajar ditentukan oleh lima faktor, di antaranya: 1) Informasi Verbal (Verbal Information), adalah pengetahuan awal/dasar yang memiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tulisan. Apabila siswa hendak belajar/ menerima pelajaran suatu pokok bahasan, maka pengetahuan awal sebelum pokok bahasan diberikan siswa harus sudah menguasai. 2) Kemahiran Intelektual (Intelektual Skill), adalah kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi. 3) Strategi kognitif (pengaturan kegiatan kognitif) merupakan aktivitas mentalnya sendiri, sedangkan ruang gerak kemahiran intelektual adalah representasi dalam kesadaran terhadap lingkungan hidup dan diri sendiri. Strategi kognitif mencakup, penggunaan konsep dan kaidah yang telah dimiliki, terutama bila sedang menghadapi suatu problem. 4) Ketrampilan Motorik (Motor Skill), adalah kemampuan melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmaniah dalam urutan tertentu yang terkoordinir dan terpadu. Ciri khas dari ketrampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan secara lancar dan luwes tanpa banyak dibutuhkan refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti gerak-gerik tertentu. commit to user 5) Sikap (Attitude)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Kecenderungan menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu serta berguna/berharga atau tidak sering dinyatakan sebagai suatu sikap dan hal bila dimungkinkan adanya berbagai tindakan. Misalnya seorang siswa harus mengambil tindakan/ keputusan, apakah belajar untuk menghadapi ujian, atau nonton film dengan temannya pada waktu yang sama. Jadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain sikap, ketrampilan motorik, strategi kognitif, informasi verbal dan kemahiran intelektual. c. Macam-Macam Hasil Belajar Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotorik. 1) Ranah kognitif. Berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari enam aspek yaitu a) Pengetahuan (knowledge), yaitu perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi pembelajaran) yang telah dicapai sebelumnya. b) Pemahaman (comprehention), yaitu kemampuan memperoleh makna dari materi pembelajaran. c) Penerapan
(application),
yaitu
penerapan
yang
mengacu
pada
kemampuan menggunakan pembelajaran yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit yang mencakup penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, dalil dan teori. d) Analisis (analysis), yaitu mengacu pada kemampuan memecahkan materi ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya yang mencakup identifikasi bagian-bagian, analisis antar bagian, dan mengenali prinsip-prinsip pengorganisasian. e) Sintesis (synthesis), yaitu mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru dan mencakup komunikasi yang unik (tema atau percakapan), perencanaan operasional (proposal), atau seperangkat hubungan yang abstrak (skema untuk mengklasifikasi informasi). to user pada kemampuan membuat f) Penilaian (evaluation), commit yaitu mengacu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 keputusan tentang nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu. 2) Ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yaitu a) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu). b) Merespon (aktif berpartisipasi). c) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu). d) Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya). e) Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup). 3) Ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan yaitu a) Peniruan (menirukan gerak) b) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) c) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar) d) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) e) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran di sekolah.
4. Getaran dan Gelombang a.
Getaran Getaran adalah gerak bolak-balik (periodik) melalui titik kesetimbangan.
Kedudukan setimbang merupakan posisi benda ketika benda tidak bergerak atau diam (Marthen Kanginan,2007:45). Gambar 2.1 adalah ilustrasi getaran dari bandul sederhana:
commit to user Gambar 2.1 Ayunan Bandul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 Dari gambar di atas satu getaran merupakan gerak bolak balik A-B-C-BA atau B-C-B-A-B atau B-A-B-C-B atau C-B-A-B-C Amplitudo adalah simpangan terjauh atau maksimum dari titik keseimbangan. Amplitudo dinyatakan dalam satuan meter (m). Semakin besar nilai amplitudo maka semakin kuat getaran atau bunyi yang dihasilkannya, begitu pula sebaliknya. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh suatu benda tiap detik. Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz).
Periode adalah waktu yang
diperlukan untuk melakukan 1 getaran sempurna. Satuan periode adalah sekon atau detik (s). Hubungan antara frekuensi dan periode dinyatakan oleh persamaan : =
1
dimana : f = frekuensi (Hz) T= periode (s) Bila suatu benda melakukan n kali getaran dalam waktu t sekon, maka frekuensinya dinyatakan dalam persamaan = dimana: n= jumlah getaran t = waktu getar Gejala getaran banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya: senar gitar yang dipetik, beduk yang dipukul, pita suara ketika kita berbicara dan lain-lain. (Mangunwiyoto,2004:59) b. Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat melalui suatu medium. Berdasarkan medium perambatannya, gelombang dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 1) Gelombang Mekanik Gelombang air, gelombang bunyi, gelombang tali, dan gelombang pada slinki merupakan contoh-contoh gelombang mekanik. Gelombang-gelombang ini memerlukan medium untuk dapat merambatkan gelombang. Air, udara, tali, slinki adalah medium yang digunakan untuk merambatkan gelombang air, gelombang bunyi, gelombang tali, dan gelombang pada slinki. Gelombang-gelombang ini ditimbulkan oleh adanya getaran mekanik. Oleh karena itu, gelombanggelombang tersebut dikelompokkan ke dalam gelombang mekanik. Umumnya, gelombang mekanik seperti contoh tersebut dapat diamati dengan mata telanjang. 2) Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik dapat merambat meskipun tidak terdapat medium untuk menjalarkan gelombangnya. Contohnya, gelombang sinar Matahari dapat sampai ke bumi meskipun antara Matahari dan bumi tidak terdapat medium untuk menjalarkan gelombang. Gelombang yang dapat merambat tanpa membutuhkan medium disebut gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik memiliki beberapa besaran diantaranya : 1) Panjang gelombang ialah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu periode. Panjang gelombang untuk gelombang transversal dinyatakan dengan jarak dua bukit atau jarak dua lembahyang berdekatan. Sementara itu panjang gelombang untuk gelombang longitudinal dinyatakan sebagai jarak dua regangan atau rapatan yang berdekatan. 2) Amplitudo adalah simpangan gelombang yang paling besar. 3) Cepat rambat gelombang ialah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu sekon. Cepat rambat gelombang dirumuskan : = dengan
= panjang gelombang (m) dan T= periode (s). Satuan cepat rambat
gelombang adalah m/s. Hubungan periode dan frekuensi yaitu :
dimana :
1 = commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 f = frekuensi (Hz) T= periode (s) Selain membutuhkan medium untuk merambat, gelombang juga mempunyai arah merambat dan arah getaran. Berdasarkan arah getarnya, gelombang dibagi menjadi dua jenis, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. 1.
Gelombang Transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah perambatannya tegak lurus terhadap arah getarannya. Contoh dari gelombang transversal adalah gelombang pada tali, gelombang cahaya,
gelombang pada air laut. Satu
gelombang transversal terdiri dari titik tertinggi pada gelombang disebut puncak, dan titik terendahnya disebut dasar seperti terlihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Gelombang Transversal Titik B dan F merupakan puncak gelombang, yaitu titik-titik tertinggi gelombang. Titik D dan H merupakan dasar gelombang, yaitu titik-titik terendah pada gelombang. Lengkungan ABC dan EFG disebut sebagai bukit gelombang. Sedangkan cekungan CDE dan GHI disebut lembah gelombang. Jarak BB’, DD’, FF’, dan HH’ merupakan amplitudo gelombang, yaitu simpangan terbesar dari gelombang tersebut. Dalam konsep gelombang dikenal istilah panjang gelombang. Panjang gelombang () suatu gelombang transversal didefinisikan sebagai: a)
Panjang satu lembah gelombang dan satu bukit gelombang (ABCDE atau CDEFG).
b) Jarak antara dua puncak yang berdekatan (BCDEF) atau c)
Jarak antara dua lembah yangcommit berdekatan (DEFGH) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 2.
Gelombang Longitudinal
Pola gelombang yang arah getarannya berimpit arah rambatnya inilah yang dinamakan gelombang longitudinal. Yang termasuk gelombang longitudinal adalah gelombang pada slinki, gelombang bunyi. Pada gelombang longitudinal terdapat rapatan dan renggangan seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Panjang gelombang () suatu gelombang longitudinal didefinisikan sebagai: a)
jarak satu rapatan dan satu renggangan atau
b) jarak antara dua rapatan yang berdekatan atau c)
jarak antara dua renggangan yang berdekatan.
Gambar 2.3 Gelombang Longitudinal Jika ujung slinki dirapatkan, kemudian dilepaskan akan terlihat pola gelombang yang berbeda dengan gelombang transversal. Pada gelombang longitudinal, slinki akan terlihat merapat, kemudian merenggang, demikian seterusnya. Bagian yang merapat dinamakan rapatan, sedang bagian yang renggang dinamakan renggangan. Rapatan dan renggangan pada slinki akan merambat sepanjang slinki, sedangkan arah getaran berimpit dengan arah memanjang slinki. Gelombang memiliki sifat atau karakteristik tertentu. Sifat gelombang tersebut antara lain: dapat dibiaskan, dapat terpolarisasi, dapat mengalami interferensi, dapat mengalami difraksi, dan dapat mengalami pemantulan. Untuk memahami peristiwa pemantulan gelombang, perhatikan gambar 2.4 di bawah ini. Jika seutas tali yang salah satu ujungnya diikatkan pada tiang digetarkan maka akan terjadi gelombang pantulan yang merambat sepanjang tali dengan arah berlawanan dengan arah semula. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Gambar 2.4 Gelombang Pantul pada Tali Contoh pemantulan gelombang dan pemanfaatannya adalah sebagai berikut : 1) Gelombang air laut dipantulkan oleh pantai sehingga ada gelombang air laut yang menuju ke tengah laut. 2) Pemantulan gelombang bunyi oleh dasar laut dapat dimanfaatkan untuk menentukan kedalaman laut dengan menggunakan sistem sonar. 3) Pemantulan gelombang elektromagnetik oleh suatu benda dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi benda tersebut dengan menggunakan sistem radar.
B. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Widoretno dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan antara motivasi belajar dan kondisi keluarga dengan prestasi belajar siswa kelas II Semester 3 Rumpun Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.” Menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas II. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2006/ 2007. Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment yang dikonsultasikan r - tabel pada tingkat signifikansi 5% dan n=45. Hasil analisis ditunjukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar. 2. Ropitasari pada tahun 2009 menulis tesis yang meneliti tentang persepsi dan motivasi terhadap hasil belajar di ujian akhir program pada mahasiswa Diploma IV Kebidanan UNS Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan teknik analisanya menggunakan regresi linier ganda. commit to user Kesimpulan penelitian antara lain menyatakan ada hubungan antara persepsi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 dan motivasi terhadap hasil belajar di ujian akhir program pada mahasiswa Diploma IV Kebidanan UNS. 3. Setyadi Wasito dalam tesisnya yang berjudul “Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kepemimpinan Guru Sains Dalam Proses Belajar Mengajar, Motivasi Belajar Dan Sikap Siswa Pada Sumber Belajar Terhadap Penguasaan Kompetensi Sains Siswa SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2006/2007”. Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, uji t dan regresi ganda dengan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas, uji linearitas, pemeriksaan multikolinearitas dan uji non otokorelasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, antara lain ada hubungan antara persepsi siswa tentang kepemimpinan guru sains dalam proses belajar mengajar dengan penguasaan kompetensi sains siswa di SMP Negeri 1 Wonogiri Tahun Pelajaran 2006/2007 dengan rhitung > rtabel atau 0,545 > 0,254 pada taraf signifikansi 5%.
C. Kerangka Berfikir 1. Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Fisika Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor internal maupun eksternal. Dalam penelitian ini penulis mengangkat faktor internal yaitu motivasi belajar siswa. Adanya motivasi belajar akan mendorong terciptanya tindakan atau usaha untuk meraih hasil belajar maksimal. Variabel ini diharapkan memberi deskripsi tentang hasil belajar fisika siswa di tingkat SMP. Deskripsi semacam ini penting dan diarahkan untuk kemajuan pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains khsusnya. Motivasi memegang peranan penting dalam mencapai hasil. Individu yang memiliki motivasi tinggi apabila dihadapkan pada masalah yang komplek maka akan cenderung berusaha menyelesaikan masalah itu dengan semangat tinggi dan hasilnya juga maksimal. Sehingga dapat dibuat hipotesis bahwa ada hubungan positif yang berarti antara motivasi belajar dan hasil belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 2. Hubungan Persepsi Siswa terhadap Fisika dengan Hasil Belajar Fisika Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Persepsi juga termasuk dalam faktor internal siswa yang dapat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Proses terjadinya persepsi terdiri dari proses kealaman dan proses psikologis. Pada proses kealaman, setiap objek akan memberikan stimulus kemudian terjadi proses psikologis dimana keputusan terhadp objek tersebut dibuat. Keputusan tersebut bisa bernilai positif ataupun negatif. Setiap individu tentu memiliki persepsi positif dan negatif terhadap sesuatu. Individu (siswa) yang memiliki persepsi positif atau baik tentang suatu obyek (mata pelajaran fisika) maka ia akan menyenangi objek tersebut. Objek yang dimaksud dalam hal ini adalah fisika. Apabila siswa menyenangi fisika, maka siwa akan berusaha agar mendapat hasil belajar fisika yang maksimal. Sebaliknya, apabila individu memiliki persepsi yang negatif atau buruk tentang suatu obyek maka ia cenderung acuh atau tidak menyukai fisika sehingga hasil belajarnya pun tidak maksimal. Maka dari penelitian ini akan terungkap hubungan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika.
3. Hubungan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa terhadap Fisika dengan Hasil Belajar Fisika Motivasi dan persepsi merupakan faktor internal dari dalam diri siswa yang dapat menentukan hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi, hasil belajarnya pun baik. Siswa yang memiliki persepsi yang baik atau positif terhadap fisika maka siswa akan lebih giat belajar dan hasil belajarnya pun baik. Maka dapat dibuat hipotesis bahwa ada hubungan positif yang berarti antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika. Hubungan antara motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar di atas baik secara parsial maupun bersama-sama akan lebih mudah dipahami dengan membuat paradigma penelitian seperti yang ditunjukkan gambar 2.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Motivasi Belajar Siswa
(X1)
SR Uji Independensi
Populasi
Sampel
Uji Linieritas
Persepsi Siswa Terhadap Fisika
Hasil Belajar
Fisika (Y)
SR
(X2) Gambar 2.5. Paradigma Penelitian
D. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika 2. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika 3. Ada hubungan antara persepsi siswa terhadap fisika dan motivasi belajar dengan hasil belajar fisika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Hal ini ditinjau dari kedalaman analisisnya. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang diolah tidak secara terlalu dalam. (Azwar,1998:6) Berdasarkan pendekatan analisis yang digunakan, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dimana menekankan analisisnya pada datadata numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika dalam rangka pengujian hipotesis. Kalau dilihat dari karakteristik masalah berdasarkan kategori fungsional maka penelitian ini merupakan penelitian korelasional dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keeratan hubungan di antara variabelvariabel yang diteliti tanpa melakukan suatu intervensi terhadap variabel-variabel yang bersangkutan. (Azwar,1998:21). Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif korelasional. Penelitian ini mengkaji tiga variabel yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebasnya yaitu motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa (X2), sedangkan variabel terikatannya adalah kemampuan kognitif (Y). Hubungan antar variabel dapat digambarkan oleh gambar 3.1 di bawah ini :
Motivasi Belajar (X1)
Persepsi siswa RY X1 X2
X1Y
terhadap fisika (X2)
X2Y Hasil Belajar Fisika (Y)
to user Gambarcommit 3.1 Desain Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : X1Y
= parameter struktural hubungan X1 terhadap Y
X2Y
= parameter struktural hubungan X2 terhadap Y
RYX1X2 = parameter struktural hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lasem dengan alamat Jalan Raya Lasem No.1 Lasem, Kabupaten Rembang. Hal ini karena di SMP Negeri 1 Lasem tersedia data yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti, populasi siswa SMP Negeri 1 Lasem bersifat heterogen, dan penelitian ini belum pernah dilakukan di sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan Desember 2010 s.d. September 2011 pada tahun pelajaran 2010/2011. Jadwal penelitian terlampir.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Saifudin Azwar (1998 : 77) mendefinisikan populasi sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa populasi adalah keseluruhan individu atau obyek penelitian yang diduga mempunyai ciri atau sifat yang sama. Populasi yang akan diteliti adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem yang terdiri berjumlah 263 siswa, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 1. Populasi Penelitian Kelas VIII
Jumlah Siswa Putra
Putri
Jumlah
114 149 263 commit to user Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Lasem
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Sampel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 132) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian, dan mampu memberikan gambaran dari populasi. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan pikiran peneliti, maka tidak mungkin seluruh populasi diteliti. Untuk itu dari populasi yang ada perlu diambil sampel yang dapat mewakili populasi tersebut. Generalisasi dari sampel ke populasi membawa resiko ketidaktepatan, sebab tidak mencerminkan keadaan populasi secara tepat, karena itu perlu penentuan teknik sampling yang akan digunakan untuk memperkecil kesalahan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai apabila diperoleh sampel yang representatif. Sebagai pertimbangan penggunaan sampel penelitian ini, Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan bahwa: “Untuk sekadar ancer–ancer, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”. Hal ini tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan satu kelas dari enam kelas yang ada yaitu siswa kelas VIII E yang berjumlah 36. 3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel penelitian digunakan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ini dan pengambilan sampel dilakukan perkelas bukan persiswa dengan asumsi bahwa kondisi kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
awal siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Lasem adalah sama. Dengan cara ini setiap kelompok mempunyai peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling dengan cara undian. Alasan penulisan menggunakan teknik ini adalah karena dalam teknik random sampling, pengambilan sampel bersifat objektif, selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana sampel tersebut bisa muncul. pemilihan sampel dengan cara undian tidak dilakukan secara subjektif, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih menjadi sampel. Dengan demikian diharapkan sampel yang terpilih dapat digunakan untuk menduga karakteristik populasi secara objektif.
D. Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 118) variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan menurut pendapat Saifudin Azwar (1998 : 59) variabel merupakan konsep mengenai atribut atau sifat yang terdapat pada subyek penelitian yang dapat bervariasi secara kualitatif ataupun secara kuantitatif. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa (X2). Adapun definisi operasional dari variabel bebas adalah sebagai berikut: a. Motivasi belajar 1) Definisi Operasional : segala daya pendorong/ penggerak baik dari dalam diri maupum luar siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 2) Skala Pengukuran
: Interval
3) Indikator
: Nilai dari angket motivasi
b. Persepsi siswa terhadap fisika
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Definisi Operasional : penginterpretasian siswa dalam
mengenal,
memahami dan menanggapi obyek fisika,subjek fisika dan lingkungan fisika. 2) Skala Pengukuran
: Interval
3) Indikator
: Nilai dari angket persepsi
2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan akibat atau pengaruh dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar fisika siswa (Y). 1) Definisi Operasional
: keseluruhan hasil dari proses pembelajaran yang
dialami siswa, biasanya berupa skor yang diberikan guru. 2) Skala Pengukuran
: interval
3) Indikator
: tes formatif mata pelajaran Fisika pada pokok
bahasan Getaran dan gelombang.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Angket / Kuisioner Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Tujuan dari teknik ini adalah untuk memperoleh informasi dari siswa. Adapun informasi tersebut mengenai motivasi belajar dan persepsi siswa SMP Negeri 1 Lasem terhadap pelajaran fisika. Angket dalam penelitian ini bersifat tertutup agar terdapat
kesamaan
jawaban
masing-masing
responden
sehingga
proses
pengolahan datanya lebih mudah. b. Tes Tes digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan kognitif fisika siswa SMP Negeri 1 Lasem. Bentuk instrumen tes pilihan ganda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Instrumen Pengumpulan Data a. Angket Motivasi Belajar Instrumen ini disusun dalam bentuk angket pilihan ganda 4 pilihan. Masing-masing pernyataan diberi skor yaitu A=4, B=3 C=2, dan D=1 untuk pernyataan positif dan A=1,B=2, C=3,dan D=4 untuk pernyataan negatif b. Angket Persepsi Siswa terhadap Fisika Instrumen angket persepsi disusun dalam bentuk angket yang menyediakan empat opsi dengan alternative pilihan jawaban. Masing-masing pernyataan diberi skor yaitu A=4, B=3 C=2, dan D=1 untuk pernyataan positif dan A=1,B=2, C=3,dan D=4 untuk pernyataan negatif Angket dibuat dua pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan negatif disisipkan diantara pernyataan positif untuk mengontrol tingkat ketelitian atau keseriusan responden dalam memberikan respon. Responden yang tidak serius atau ceroboh dalam menjawab akan terjebak dengan pernyataan tersebut. c. Tes kognitif Tes yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda ( empat opsi). Pokok bahasan yang diujikan adalah Getaran dan Gelombang. Untuk jawaban benar bernilai 1, sedangkan jawaban salah bernilai 0. Instrumen yang digunakan perlu diujicobakan dahulu. Maksud dari ujicoba instrumen ini antara lain: 1) Mengetahui reliabilitas dan validitas instrumen 2) Menyeleksi item soal yang valid untuk diujikan kepada sampel penelitian 3) Mengetahui kemungkinan ada istilah yang tidak dimengerti responden Penyebaran angket uji coba tersebut diberikan pada 20 siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Lasem yang tidak termsuk dalam sampel penelitian.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Angket a.
Validitas angket commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakakukan fungsi ukurnya (Azwar,1992:). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2006:1168). Ada beberapa jenis validitas, antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk dan validitas faktor. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan validitas konstruk dan validitas isi. Validitas isi sering digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahanperubahan psikologis apa yang timbul pada diri peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran tertentu (Arifin,2009:248). Validitas isi dimaksud bahwa isi atau bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran pengalaman atau latar belakang orang yang diuji. Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana tes mengungkapkan suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukurnya Saifuddin Azwar (2003 : 480).
Penelitian ini juga menggunakan validitas
konstruk karena item disusun berdasarkan teori yang relevan serta dalam penelitian ini angket bertujuan mengungkapkan suatu konstruk teoritik yang hendak diukur, dan pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis statistika. Validitas soal ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment angka kasar : =
∑ [ ∑
− (∑ )(∑ )
− (∑ ) ][ ∑
− (∑ ) ]
Keterangan : rxy = koefisien korelasi X = skor butir Y = skor total N = jumlah subyek (Arikunto, 2006:171) Suatu butir angket dinyatakan valid apabila memiliki harga rxy >rtabel. b.
Reliabilitas Angket commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar,1992: 26). Adapun teknik pengukuran reliabilitas yang peneliti gunakan adalah “Teknik Belah Dua”. Langkah-langkah yang peneliti lakukan berdasarkan pendapat Masri Singarimbun dan Sofian Effendi yang telah dijelaskan di atas yaitu : 1) Memberikan alat ukur (angket) kepada sejumlah responden. Dalam penelitian ini responden yang digunakan untuk try-out sejumlah 30 siswa. Setelah diuji validitasnya, maka akan terlihat item yang valid dan yang tidak valid. Maka item-item yang valid dikumpulkan dan item-item yang tidak valid disingkirkan. 2) Setelah item-item yang valid terkumpul, kemudian item-item tersebut dibagi menjadi dua belahan. Dalam membelah item-item ini, penulis menggunakan cara membagi item berdasarkan “nomor awal-akhir”. 3) Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Maka akan diperoleh dua skor total. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
Keterangan : Σσb2 = jumlah varians butir k
= jumlah butir angket
σt2 = varians skor total r11
= koefisien reliabilitas
(Suharsini Arikunto, 2006:196) Untuk mencari varians butir dengan rumus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : σ = Varians tiap butir X = Jumlah skor butir N = Jumlah responden (Suharsimi Arikunto, 2006:196) Suatu instrumen dikatakan reliable jika memiliki harga r11 > rtabel .
2. Tes a. Validitas Tes Validitas instrumen tes diukur dengan
rpBis
Mp Mt P St Q
Keterangan : rpBis = koefisien validitas butir soal Mp
= Jumlah skor benar dari suatu butir soal
Mt
= Jumlah skor keseluruhan
St
= Standar deviasi
P
= proporsi soal dijawab benar
Q
= proporsi soal dijawab salah
b. Reliabilitas Tes Untuk menghitung reliabilitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson yang dihitung dengan menggunakan rumus K-R 20, sebagai berikut : 2 n S pq r11 = 2 n 1 S
Keterangan : r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p q
= proporsi subyek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subyek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) commit to user Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes
(Suharsimi Arikunto, 2006 : 101) Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila harga rhitung > rtabel , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen reliabel. c. Taraf Kesukaran Soal yang baik untuk alat ukur prestasi adalah soal yang mempunyai taraf kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah. Untuk menentukan taraf kesukaran dari tiap-tiap item soal digunakan rumus :
P
B Js
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal betul Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes (Suharsimi Arikunto, 2001 : 208) Menurut ketentuan indeks kesukaran sering terjadi klasifikasi sebagai berikut :
d.
1)
Soal sukar jika
: 0,00 P 0,30
2)
Soal sedang jika
: 0,30 P 0,70
3)
Soal mudah jika
: 0,70 P 1,00
Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (kemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda setiap soal, dapat digunakan rumus sebagai berikut : D
B A BB PA PB JA JB commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan : J
= jumlah peserta tes
JA = banyaknya siswa kelompok atas JB = banyaknya siswa kelompok bawah BA = banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi siswa kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi siswa kelompok bawah yang menjawab benar Daya pembeda (nilai D) diklsifikasikan sebagi berikut : 1)
soal dengan 0,00 D 0,30 = jelek
2)
soal dengan 0,20 D 0,40 = cukup
3)
soal dengan 0,40 D 0,70 = baik
4)
soal dengan 0,70 D 1,00 = baik sekali (Suharsimi Arikunto, 2006 : 211-213) Berikut ini rangkuman data hasil uji coba instrumen : Tabel 3.2 Rangkuman Data Hasil Uji Coba Instrumen Angket
Angket
Motivasi
Persepsi
56
54
30
Item Valid
36
38
23
Item Tidak valid
20
16
7
0,905
0,92
0,89
Sukar
-
-
3
Sedang
-
-
8
Mudah
-
-
19
-
-
1
commit -to user
-
18
Kriteria Jumlah item
Tes
Validitas
Reliabilitas Tingkat Kesukaran Tes
Daya Pembeda Tes Baik Sekali Baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedang
-
-
6
Jelek
-
-
5
Data selengkapnya dapat dilihat di lampiran 8 s.d. 13
G. Teknik Analisis Data Setelah didapatkan semua data maka sebelum data tersebut dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji linearitas. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi dan teknik regresi. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi sederhana dengan Product Moment dan teknik korelasi ganda secara Regresi Linier Ganda. Dengan asumsi semua variabel terdistribusi normal maka selanjutnya data diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Uji Prasyarat Analisis a.
Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variable- variable bebas dan terikat bersifat linear. 1) Mencari Persamaan Regresi Persamaan Regresi Linear sederhana
=
+
, a dan b dapat
dicari dengan rumus sebagai berikut: =
(Σ Σ ) − (Σ )(Σ ( Σ ) − (Σ )
)
=
(nΣ ) − (Σ )(Σ ( Σ ) − (Σ )
)
2) Uji Linearnitas Persamaan Regresi Linear Sederhana JK (T) = Σ JK (a) =
(Σ )
JK (b/a) = b Σ JK (S)
−
(Σ )(Σ )
= JK (T) - JK (a) - JK (a/b)
JK (G) = ∑
Σ
(Σ )
JK (TC) = JK (S) - JK (G)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
S2 TC
digilib.uns.ac.id
= JK (TC)/ k-2
2
S Reg = JK (b/ a) S2 G
= JK (G)/ n-k Prosedur Pengujian
a) Hipotesis Ho : Model regresi adalah linear H1 : Model regresi adalah tidak linear b) Statistik Uji F=
S TC S (G)
c) Daerah Kritik
: F > F (a) ; (k-2) (n-k)
d) Keputusan Uji
: H1 diterima jika F > F tabel (Sudjana, 1996: 6- 22)
Keterangan : F
= bilangan F untuk uji linearitas
S2 TC = variansi tuna cocok S2 G
= variansi galat
JK (a) = jumlah kuadrat koefisien JK (b/a) = jumlah kuadrat regresi JK (S) = jumlah kuadrat sisa JK (TC) = jumlah kuadrat tuna cocok JK (G) = jumlah kuadrat galat
b.
Uji Independensi Uji independensi digunakan untuk menyelidiki kaitan antara variabel
bebas x1 dan x2 digunakan rumus : rxy
N . x1 . x2 x1 x2
N .
2
Keterangan : rxy = koefisien korelasi
2
x12 x1 N . x22 x2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diambil/ diperoleh dari sampel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji “ Liliefors” dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan hipotesis Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Ha: Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal Dipilih α= 5% 2) Statistik uji L maks FZ i SZ i
Keterangan:
Fzi Pz zi , Z ~ N(0,1) Sz i proporsi cacah z1 , z 2 , z 3 yang z i Banyaknya z 1 , z 2 , z 3 yang z i n X X z i skor standar di mana z i i s s standar deviasi sampel 3) Daerah kritik (Dk) Sz i
Dk :L L L α/n
L L α;n yang diperoleh dari tabel Lilieforss pada tingkat signifikansi α = 5% dan derajat kebebasan n (ukuran sampel) 4) Keputusan uji Ho ditolak jika L DK atau diterima jika L DK (Sudjana, 2005: 466-467) 2. Pengujian Hipotesis a.
Hipotesis 1 dan 2 1) Product Moment Sederhana
rxy
n XY X Y
n X
Keterangan :
2
2
2
X n Y 2 Y
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rxy = koefisien korelasi suatu butir atau item
x
= Skor butir nomor tertentu
Jika r hitung > r tabel maka korelasi X dan Y bermakna. 2) Uji Keberartian Koefisien Korelasi Sederhana Langkah- langkah : a)
Hipotesis : Tidak ada korelasi X1 dan Y1
b) Statistik Uji √ −2
= c)
√1 −
Keputusan Uji : H1 diterima jika t hitung > t tabel (Sudjana, 1996: 369)
b. Hipotesis 3 Dua variabel bebas dan satu variabel terikat. 1) Menentukan Persamaan Garis Regresi = = = =
+
+
−
−
(Σ
)(Σ )(Σ )(Σ (Σ )(Σ ) − (Σ )
)
(Σ
)(Σ )(Σ )(Σ (Σ )(Σ ) − (Σ )
)
Keterangan: X1, X2 = prediktor Y
= kriteria
b0
= tetapan persamaan regresi
b1
= tetapan persamaan regresi prediktor 1
b2
= tetapan persamaan regresi prediktor 2
2) Uji Keberartian Regresi Linear Ganda a) Hipotesis H0 : Regresi ganda tidak berarti commit to user H1 : Regresi ganda berarti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Statistik Uji )/
(
=
( ) /(
(
)
( )
−
=
− 11) +
Σ
=Σ
−
(
ΣX Y )
c) Keputusan Uji H1 diterima jika Fhitung > Ftabel 3) Menentukan Koefisien Korelasi Ganda (
=
)
Σ
4) Uji Keberartian Koefisien Korelasi Ganda a) Hipotesis H0 : Koefisien korelasi ganda tidak berarti H1 : Koefisien korelasi ganda berarti b) Statistik Uji =
/ (1 −
)/( −
− 1)
c) Keputusan Uji H1 diterima jika Fhitung > Ftabel
3. Uji Kontribusi a. Menghitung Sumbangan Relatif dalam % (SR%) %
;
=
%
;
=
Σ
Σ +
Σ
Σ
Σ +
Σ
100% 100%
b. Menghitung Sumbangan Efektif dalam % (SE%) %
;
=
%
;
=
Σ
Σ +
Σ
Σ +
Σ Σ commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian Data penelitian yang diperoleh berupa data motivasi belajar siswa (X1), persepsi siswa tehadap fisika (X2) dan hasil belajar fisika siswa (Y) yang ditinjau dari kemampuan kognitif siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 1 Lasem tahun ajaran 2010/ 2011. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari masing-masing variabel dalam penelitian akan diberikan rangkuman deskripsi data dari masing-masing variabel pada tabel 4.1. berikut Tabel 4.1. Rangkuman Deskripsi Data Variabel X1 X2 y
Mean Median Modus 80,90278 81,944444 82 65,09503 65,131579 65 74,74747 75 82
Standar Deviasi 7,593661204 5,728801283 9,984902679
Deskripsi distribusi frekuensi dan histogram frekuensi masing-masing data disajikan sebagai berikut: 1. Data Motivasi Belajar Siswa Untuk menentukan banyaknya kelas dalam pembuatan tabel distribusi bergolong menggunakan Rumus Sturges sebagai berikut Banyaknya kelas = 1 3.3 log 36 = 6,1358 (banyaknya kelas dibuat 6) Panjang kelas interval X1 =
98 65 5,3194 (panjang kelas interval dibuat 6) 6
Berikut adalah distribusi frekuensi data motivasi belajar siswa disertai dengan histogram/ grafik.
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa Interval Kelas 65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100 Jumlah
Frekuensi Real Relatif 3 8% 6 17% 12 33% 10 28% 3 8% 2 6% 36 100%
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 65-70
71-76
77-82
83-88
89-94
95-100
Skor Angket Motivasi
Gambar 4.1 Diagram Balok Motivasi Belajar 2. Data Persepsi Siswa Terhadap Fisika Nilai persepsi siswa terhadap fisika diperoleh dari angket persepsi siswa terhadap fisika. Banyaknya kelas = 1 3.3 log 36 = 6,1358 (banyaknya kelas dibuat 6) Panjang kelas interval X2 =
76 53 3,7528 (panjang kelas interval dibuat 4) 6
Berikut adalah distribusi frekuensi data minat belajar siswa disertai dengan histogram/grafik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa terhadap Fisika Interval Kelas 53-56 57-60 61-64 65-68 69-72 73-76 Jumlah
Frekuensi Real Relatif 3 8% 5 14% 8 22% 12 33% 5 14% 3 8% 36 100%
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 53-56
57-60
61-64
65-68
69-72
73-76
Skor Angket Persepsi
Gambar 4.2 Diagram Balok Persepsi Siswa terhadap Fisika 3. Data Hasil Belajar Fisika Siswa Hasil belajar siswa dalam hal ini hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai tes materi Getaran dan Gelombang . Banyaknya kelas = 1 3.3 log 36 = 6,1358 (banyaknya kelas dibuat 6) Panjang kelas interval Y =
91 50 6,667 (panjang kelas interval dibuat 7) 6
Berikut adalah distribusi frekuensi data hasil belajar fisika siswa disertai dengan histogram/grafik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Fisika Siswa Interval 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84 85-91 Jumlah
Frekuensi Real
Relatif
2 2 6 13 9 4 36
6% 6% 17% 36% 25% 11% 100%
14 12 Frekuensi
10 8 6 4 2 0 50-56
57-63
64-70
71-77
78-84
85-91
Skor Tes
Gambar 4.2. Diagram Balok Hasil Belajar Fisika Siswa
B. Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan metode Liliefors diperoleh harga statistik uji Lobs untuk taraf signifikansi 5% pada masing-masing variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat yakni sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Tabel 4.5. Harga Statistik Uji Normalitas No
Variabel
Statistik Uji Lobs
Harga Kritik
1.
Motivasi Belajar Siswa
0.112
0.14767
2.
Persepsi
0.079
0.14767
0.089
0.14767
Siswa
Terhadap
Fisika 3.
Hasil Belajar Siswa
Dari tabel tampak bahwa harga Lobs dari masing-masing variabel tidak melebihi batas harga kritiknya ( Lobs < Ltabel ), maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21,22 dan 23. b. Uji Independensi Uji independensi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar kedua variabel bebas yaitu motivasi belajar siswa dan Persepsi Siswa Terhadap Fisika dengan menggunakan korelasi Product-Moment. Dari perhitungan diperoleh hasil rx1x2 : 0,26146. Harga tersebut dikonsultasikan dengan harga r product-momen dengan taraf signifikansi α : 5% karena dan n = 36 diperoleh r
tabel
= 0,329. Karena rx1x2 < r
tabel
maka dapat
disimpulkan bahwa antara motivasi belajar siswa dan Persepsi Siswa Terhadap Fisika tidak ada hubungan berarti atau independen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24.
c. Uji Linieritas dan Keberartian 1) Motivasi Belajar (X1) dengan Hasil Belajar Fisika Siswa (Y) Hasil uji linieritas dari X1 dengan Y dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Tabel 4.6. Rangkuman ANAVA Regresi Sederhana Yˆ 27,566 0,5829 X 1 Sumber variansi Total Regresi(a) Regresi(b|a)
dk
Sisa
JK RJK F 36 204603 1 201152 1 690,186 690,186 8,49951 34 2760,9 81,203
Tuna Cocok
20 1835,28
91,7642 1,38793
Galat
14
926
66,1157
Dari hasil perhitungan diperoleh harga FTC = 1,38793. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 20 dan dk penyebut 14 adalah 2,39. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga didapat harga Freg = 8,49951. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 34 adalah 4,14. Sehingga didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 26. 2) Persepsi Terhadap Fisika (X2) dengan Hasil Belajar Fisika Siswa (Y) Hasil uji linieritas dari X2 dengan Y dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.7. Rangkuman ANAVA Regresi Sederhana Yˆ 32,53 0.64847 X 2 Sumber variansi Total Regresi(a) Regresi(b|a) Sisa Tuna Cocok Galat
dk
JK RJK F 36 204603 1 201111 1 483,029 483,03 5,45826 34 3008,83 88,495 20 1749,45 124,96 1,38913 commit to user 14 1259 89,956
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Dari hasil perhitungan diperoleh harga FTC = 1,38913 Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 20 dan dk penyebut 14 adalah 2,39. Sehingga didapat FTC < Ftabel yang berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan model regresi Y atas X1 adalah linier. Dari perhitungan juga didapat harga Freg = 5,45826. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 34 adalah 4,14. Sehingga didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Y atas X1 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 28.
3) Uji Linieritas dan Keberartian Antara Motivasi Belajar (X1) dan Persepsi Siswa Terhadap Fisika (X2) dengan Hasil Belajar Fisika Siswa (Y) Hasil uji keberartian dari X1 dan X2 dengan Y dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 Rangkuman ANAVA Regresi Ganda Yˆ 4,0024 0,49011X 1 0,47767X 2 Sumber Variasi
dk
JK
RJK
F
Regresi (reg)
2
935,503
467,752
6,0439
Sisa (S)
34
2553,936
77,392
Dari perhitungan juga didapat harga Freg = 6,0439. Sedangkan harga Ftabel pada taraf signifikansi α : 5% dengan dk pembilang 2 dan dk penyebut 33 adalah 3,293. Sehingga didapat harga Freg > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi linier Y atas X1 dan X2 adalah berarti. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 29.
2. Uji Hipotesis a. Hubungan Antara X1 dengan Y Hasil uji tentang hubungan antara X1 dengan Y menggunakan rumus Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry .1 0,444 . Sedangkan dari uji hipotesis dengan hasil t 3,229 t 0.975 ; 30 2.041 menyatakan bahwa koefisien commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 arah regresi motivasi belajar (X1) dengan hasil belajar fisika (Y) adalah berarti. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 32. b. Hubungan Antara X2 dengan Y Hasil uji tentang hubungan antara X2 dengan Y menggunakan rumus Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry .1 0,3719 . Sedangkan dari uji hipotesis dengan hasil t 2,5168 t 0.975 ; 34 2.041 menyatakan bahwa koefisien arah regresi persepsi siswa terhadap fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) adalah berarti. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 32. c. Hubungan Antara X1, X2 dengan Y Hasil uji tentang hubungan antara X1, X2 dengan Y menggunakan rumus Product-Moment menunjukkan koefisien korelasi ry .1 0,51778 . Sedangkan dari uji hipotesis dengan hasil F 6,04393 F0.05;2;33 3.28 menyatakan bahwa koefisien arah regresi motivasi belajar (X1) dan persepsi siswa terhadap fisika (X2) dengan hasil belajar fisika (Y) adalah berarti. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 32.
3. Uji Kontribusi a. Perhitungan Sumbangan Relatif (SR) 1) Sumbangan Relatif (SR) X1 Terhadap Y Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SRX1= 62,004%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 25. 2) Sumbangan Relatif (SR) X2 Terhadap Y Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SRX2= 37,995%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 25. b. Perhitungan Sumbangan Efektif (SE) 1) Sumbangan Efektif (SE) X1 Terhadap Y Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SEX1 = 14,26%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 25. 2) Sumbangan Efektif (SE) X2 Terhadap Y commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai SEX2 = 8,739%. Perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 30.
C. Pembahasan Dari hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi rhitung variabel X1 yaitu motivasi belajar dengan variabel Y yaitu hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang kelas VIIIE semester II tahun pelajaran 2010/ 2011 adalah sebesar +0,444. Sedangkan harga kritik rtabel Korelasi Product-Moment untuk N = 36 dengan taraf signifikansi α = 5
% adalah sebesar = 0,329.
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang kelas VIIIE semester II tahun pelajaran 2010/ 2011. Sedangkan koefisien korelasi rhitung variabel X2 yaitu persepsi siswa terhadap fisika dengan variabel Y hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang kelas VIIIE semester II tahun pelajaran 2010/ 2011 adalah sebesar +0,3719. Sedangkan harga kritik rtabel Korelasi Product-Moment untuk N = 36 dengan taraf signifikansi α = 5 % adalah sebesar = 0,329. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa ada korelasi antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang kelas VIIIE semester II tahun pelajaran 2010/2011. Menurut ketentuan tabel nilai koefisien korelasi rhitung variabel X1 sebesar +0,444 termasuk dalam kategori korelasi cukup tinggi. Korelasi yang terjadi antara motivasi belajar siswa terhadap fisika dengan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang kelas VIIIE merupakan hubungan yang linier positif, artinya motivasi belajar yang tinggi diikuti dengan tingginya hasil belajar siswa tersebut. Dengan demikian ada dorongan untuk siswa yang senang dan punya semangat tinggi untuk belajar maka hasil belajar akan tinggi. Sedangkan menurut ketentuan tabel nilai koefisien korelasi rhitung variabel X2 sebesar +0,3719 termasuk dalam kategori korelasi rendah tapi pasti. Hubungan yang terjadi antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika siswa commit to user SMP Negeri 1 Lasem Kabupaten Rembang kelas VIIIE merupakan hubungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 yang linier positif, artinya persepsi terhadap fisika yang makin positif akan diikuti dengan tingginya hasil belajar siswa tersebut. Namun demikian masih ada faktorfaktor lain yang mempengaruhi hasil belajar seorang baik dari dalam diri siswa maupun dari luar. Faktor dari dalam seperti intelegensi anak, kemampuan numerik, minat, bakat dan lain-lain serta faktor luar dapat berupa perhatian orang tua, kondisi belajar yang kondusif, lingkungan sekitarnya dan lain-lain. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh motivasi dan intelegensi (kecerdasan). Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dimungkinkan akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Siswa dengan motivasi belajar, dengan sendirinya akan timbul kesadaran untuk belajar, merasa senang belajar dan menaruh perhatian yang besar yang masih berhubungan dengan pelajaran sehingga
mereka akan memiliki pengetahuan dan semangat lebih jika
dibandingkan dengan siswa lain yang memiliki motivasi belajar rendah. Begitu juga apabila motivasi belajar rendah, akan membawa hasil yang rendah pula. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah persepsi siswa. Jika telah ada motivasi untuk belajar yang besar tetapi persepsi terhadap suatu mata pelajaran masih kurang maka akan berpengaruh pada hasil belajar. Lebih khususnya untuk hasil belajar fisika dimana menurut hasil penelitian ini, nilai rata-rata persepsi siswa terhadap mata pelajaran fisika masih belum tinggi. Hal ini mengakibatkan hasil belajar fisika kurang maksimal. Dari penelitian ini juga diperoleh informasi bahwa motivasi belajar memiliki kontribusi lebih banyak daripada persepsi siswa dalam pencapaian hasil belajar. Hal ini terlihat dari sumbangan relatif X1 62% , sedangkan sumbangan relatif X2 hanya 37%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan hasil belajar fisika siswa SMP Negeri I Lasem Kabupaten Rembang kelas VIII E tahun pelajaran 2010/ 2011. 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara persepsi siswa terhadap fisika dengan hasil belajar fisika siswa SMP Negeri I Lasem Kabupaten Rembang kelas VIII E tahun pelajaran 2010/ 2011. 3. Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dan persepsi siswa terhadap fisika secara bersama-sama dengan hasil belajar fisika SMP Negeri I Lasem Kabupaten Rembang kelas VIII E tahun pelajaran 2010/ 2011. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi dari hasil penelitian sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoritis Bagi para peneliti lain yang melakukan penelitian tentang permasalahan
yang berhubungan dengan motivasi belajar, persepsi siswa dan hasil belajar, maka hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pemikiran dan teori yang dapat digunakan sebagai materi penunjang dalam penelitian yang dilakukannya. 2.
Implikasi Praktis a. Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan bahwa hasil belajar siswa berhubungan dengan motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika. b. Hasil penelitian dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
C. Keterbatasan Penelitian Berdasarkan pembahasan, maka keterbatasan dari penelitian sebagai berikut: 1. Karena terbatasnya waktu dan biaya, penelitian hanya dapat dilakukan pada sampel yang berjumlah sedikit sehingga data yang diperoleh kurang optimal. 2. Hasil angket motivasi belajar dan persepsi siswa terhadap fisika kurang optimal keterbatasan waktu menjawab angket.
D. Saran Berdasarkan pembahasan, hasil data dan kesimpulan, penelitian dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Kepada Komite Sekolah a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menunjukkan bahwa fasilitas dan media pendukung mata pelajaran fisika kurang dapat memenuhi, untuk itu sebaiknya diadakan peninjauan ulang tentang fasilitas yang telah ada. b. Komite sekolah hendaknya menambah fasilitas yang telah ada, agar kegiatan belajar mengajar dapat tercapai maksimal. c. Komite sekolah hendaknya menambah koleksi buku pengetahuan di perpustakaan, agar siswa dapat termotivasi untuk belajar lebih giat dengan adanya rasa ingin tau.
2.
Kepada Guru Mata Pelajaran Fisika a. Guru sebaiknya memberikan suatu inovasi pembelajaran fisika sehingga siswa lebih termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran fisika. b. Guru sebaiknya menyempatkan diri berkeliling meja sehingga semua siswa mendapat perhatian sama dan lebih termotivasi belajar. c. Guru sebaiknya mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga waktu yang dibutuhkan dalam menyampaikan materi pelajaran tidak berkurang dan materi yang disampaikan selesai tepat pada waktu yang commit to user sudah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 3.
Kepada siswa a. Dari hasil angket menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap fisika masih kurang besar. Sebaiknya siswa lebih menyukai atau memperhatikan materi yang disampaikan guru. b. Sebaiknya siswa lebih aktif dalam pembelajaran fisika c. Siswa hendaknya berusaha untuk memperoleh prestasi yang maksimal dalam suatu mata pelajaran dan menyadari pentingnya suatu prestasi belajar.
commit to user