HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA UNIT TEORI KINETIK GAS SISWA SMA NEGERI 1 TILAMUTA
JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Oleh MASNA DARISE NIM. 421 410 061
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL “Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika Terhadap Hasil Belajar Fisika Unit Teori Kinetik Gas Siswa SMA Negeri 1 Tilamuta”
Oleh
MASNA DARISE NIM. 421 410 061 Telah Diperiksa dan Siap Untuk Dipublikasikan
2
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA UNIT TEORI KINETIK GAS SISWA SMA NEGERI 1 TILAMUTA Masna Darise1, Nawir Sune2, Citron S. Payu3 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika Email :
[email protected] ABSTRAK Masna Darise. 2014. “Hubungan Antara Kemampuan Dasar Matematika Terhadap Hasil Belajar Fisika Unit Teori Kinetik Gas Siswa SMA Negeri 1 Tilamuta”. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar fisika unit teori kinetik gas siswa SMA Negeri 1 Tilamuta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Dan penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah selurus siswa kelas XI IPA dan sampelnya yaitu kelas XI IPA 1 yang diambil secara simple random sampling. Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan instrumen soal tes essay untuk megukur kemampuan dasar matematika dan hasil belajar fisika siswa. Dan teknik yang digunakan untuk menganalisis data meliputi teknik persentase, korelasi dan regresi. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, diperoleh bahwa data mengenai kemampuan dasar matematika sebagai variabel X dan hasil belajar fisika sebagai variabel Y menunjukkan distribusi normal, persamaan regresi yang diperoleh = 38,04 + 0,33 berbentuk linear dan dapat diterima. Dari hasil perhitungan, di peroleh harga koefisien korelasi rhitung 0, 436 , harga koefisien determinasi yaitu
r 2 0,1901 atau 19,01 %, dan harga thitung sebesar 2,517.
Sesuai dengan pengujian, dimana harga thitung lebih besar dari harga tdaftar (2,517 > 2,052) atau harga thitung telah berada di luar penerimaan H 0 . Maka hipotesis H 0 ditolak dan hipotesis H A diterima, yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar fisika unit teori kinetik gas siswa SMA Negeri 1 Tilamuta. Kata Kunci : Kemampuan Dasar Matematika, Hasil Belajar Fisika. 1
Masna Darise, 421410061, Jurusan Fisika Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo.
2
Nawir Sune, Dosen Jurusan Fisika, Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo.
3
Citron S. Payu, Dosen Jurusan Fisika, Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo.
3
PENDAHULUAN Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkaita dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan pelajaran yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional sedangkan belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar4. Harapan setiap guru sebagai pendidik adalah bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh peserta didik secara tuntas. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa di sekolah SMA Negeri 1 Tilamuta yang belum mampu dalam menyelesaikan soal-soal fisika yang berkaitan dengan matematika dasar seperti operasi hitung bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan bilangan dan bentuk akar). Hal ini menyebabkan hasil belajar fisika siswa menjadi rendah khususnya pada materi teori kinetik gas. Menurut Sudjana5 menjelaskan bahwa dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris Kualitas hasil belajar fisika siswa di sekolah tersebut, salah satunya disebabkan oleh kemampuan kognitif siswa yang masih rendah yakni kemampuan dasar matematika siswa dalam menganalisis model matematik fisika.
4
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Belajar
5
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
4
Dapat kita lihat bersama bahwa fisika berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Matematika merupakan salah satu jenis dari enam materi ilmu. Keenam jenis materi ilmu tersebut menurut Dimyanti adalah matematika, fisika, biologi, psikologi, ilmu-ilmu sosial, dan linguistik. Selain itu, matematika merupakan materi yang sangat penting untuk dipelajari dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, seperti sains, perdagangan, industri, dan karena matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan memprediksikan. Di samping itu, hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubunganhubungan serta simbol-simbol yang kemudian diterapkan pada situasi nyata6. Berdasarkan uraian di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar fisika unit teori kinetik gas siswa SMA Negeri 1 Tilamuta”.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 selama ± 3 bulan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Tilamuta sebagai lokasi penelitian khususnya kelas XI IPA. Populasi penelitian yakni seluruh siswa kelas XI IPA yang berjumlah 91 orang dan sampel penelitiannya siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Tilamuta yang berjumlah 29 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode tes (test). 6
Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara
5
Tes digunakan untuk memperoleh data kemampuan dasar matematika siswa dan hasil belajar fisika siswa. Dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi teknik analisis Persentase, korelasi Product Momen Pearson dan teknik Regresi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Soal Kemampuan Dasar Matematika (X) Dari hasil penyebaran soal essay pada responden atau siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 29 orang siswa, menunjukkan bahwa harga median=77,48, modus=77,90 , rata-rata=76,1 dan simpangan baku=12,227. Untuk grafik tentang hubungan antara kelas interval dengan frekuensi, dapat dilihat pada gambar 1. 14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 40,9-49,9 50,9-59,9 60,9-69,9 70,9-79,9 80,9-89,9 90,9-99,9
Kelas Interval Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kelas Interval dengan Frekuensi Variabel X Deskripsi Data Soal Hasil Belajar Fisika (Y) Dari hasil penyebaran soal pada responden atau siswa kelas XI IPA 1 yang berjumlah 29 orang, menunjukkan harga median = 66,45 , modus = 63,41 , ratarata = 63,36 , dan simpangan baku = 9,652. Untuk grafik tentang hubungan antara kelas interval dengan frekuensi, dapat dilihat pada gambar 2.
6
12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 34,2-41,2
42,2-49,2
50,2-57,2
58,2-65,2
66,2-73,2
74,2-81,2
Kelas Interval Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Kelas Interval dengan Frekuensi Variabel Y Pengujian Normalitas Data Hasil pengujian normalitas data untuk variabel X (Kemampuan Dasar 2 Matematika) diperoleh harga hitung sebesar 9,252. Sesuai dengan kriteria
pengujian bahwa, terima hipotesis populasi berdistribusi normal, jika :
2hitung 2daftar 1 k 1 dengan taraf nyata 0, 05 serta derajat kebebasan dk=k-1. Dari daftar distribusi Chi-kuadrat pada taraf nyata 0, 05 diperoleh harga 2 2daftar 10,05 61 daftar 0,95 5 11, 070 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
2hitung lebih kecil dari 2daftar atau (9,252 < 11,070). Hal ini sesuai dengan kriteria pengujian, sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel X berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan untuk variabel Y (Hasil Belajar Fisika)
2 2 diperoleh harga hitung sebesar 2,126. Dan harga daftar pada 0, 05
2 diperoleh harga 2daftar 10,05 61 daftar 0,95 5 11, 070 . Lebih jelasnya dapat
2 2 dikatakan bahwa : hitung lebih kecil dari daftar atau (2,126 < 11,070). Hal ini
sesuai dengan kriteria pengujian, makan data variabel Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selain berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
7
kedua variabel dalam penelitian ini memiliki varians populasi yang homogen ( 12 22 ).
Pengujian Hipotesis 1) Mencari Persamaan Regresi
Untuk mencari persamaan regresi menggunakan rumus Y a bX sehingga data hasil perhitungan (lampiran 11) diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut : Y 38,04 0,33 X . Persamaan ini mengandung makna bahwa setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar satu unit pada variabel X (kemampuan dasar matematika), maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,33 unit variabel Y (hasil belajar fisika). 2) Uji Linearitas dan Keberartian Regresi Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linearitas ditetapkan bahwa terima hipotesis persamaan regresi linear, jika F F1 k 2, n k
.
Dari hasil
penelitian analisis varians (ANAVA) untuk regresi linear pada tabel 16 sebagaimana terlampir (lampiran 11.), diperoleh hasil pengujian linearitas persamaan regresi yaitu Fhitung 1,34 dan pada taraf nyata 0, 05 yang digunakan diperoleh harga Fdaftar (10,05)(22 2,29 22) atau Fdaftar (0,95)(20,7) 3, 44 . Dengan demikian, hal ini sesuai dengan kriteria pengujian dimana harga Fhitung lebih kecil dari Fdaftar (1,34 < 3,44). Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi
Y 38,04 0,33 X berbentuk linear dan dapat diterima. Selanjutnya, untuk pengujian keberartian persamaan regresi telah ditetapkan kriterian pengujian yaitu terima hipotesis persamaan linear signifikan, jika : F F1 1, n 2 . Dari hasil pengujian keberartian persamaan regresi diperoleh harga Fhitung 6,37 . Dan pada taraf nyata 0, 05 diperoleh harga Fdaftar (1 0,05)(1,29 2) atau Fdaftar (0,95)(1,27) 4, 21 . Dengan demikian, hal ini sesuai
8
dengan kriteria pengujian dimana harga Fhitung lebih besar dari Fdaftar (6,37 > 4,21). Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linear benar-benar signifikan (berarti) dan dapat diterima. 3) Menghitung Koefisien Korelasi (r) dan Koefisien Determinasi (r2) Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 11) untuk pengujian koefisien korelasi diperoleh harga rhitung 0, 436 dan harga rdaftar pada taraf nyata 0, 05 dengan n = 29 diperoleh harga rdaftar 0,367 . Karena harga rhitung lebih
besar dari rdaftar (0,436 > 0,367), dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar fisika unit teori kinetik gas siswa SMA Negeri 1 Tilamuta. Sedangkan
untuk
koefisien
determinasi
diperoleh
harga
r 2 0, 4362 0,1901 atau 19, 01% . Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut mengandung makna bahwa derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y sebesar 19,01 %. Hal ini berarti varians yang terjadi pada variabel Y 19,01 % dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel X atau dengan kata lain hasil belajar fisika 19,01 % ditentukan oleh kemampuan dasar matematika siswa dan sisanya 80,99 % ditentukan oleh faktor lain. 4) Menguji Keberartian Koefisien Korelasi Dari hasil perhitungan diperoleh harga thitung sebesar 2,517 dan tdaftar dan pada
taraf
nyata 0, 05 diperoleh
tdaftar (1 1
)( n 2) 2
tdaftar (10,025)(29 2) atau
tdaftar (0,975)(27) 2, 052 . Dengan demikian, harga thitung lebih besar dari harga tdaftar
(2,517 > 2,052). Dengan kata lain harga thitung telah berada di luar daerah penerimaan H 0 ( H 0 ditolak). Hal ini berarti bahwa koefisien korelasinya benarbenar signifikan (berarti) dan memilki hubungan yang positif. Dari gambar 3 dapat kita lihat bahwa hipotesis H 0 ditolak dan hipotesis
H A diterima, yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar fisika unit teori kinetik gas siswa SMA Negeri 1 Tilamuta. 9
H0
HA HA +2,517 -2,052
0
2,052
Gambar 3. Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Pada Taraf Nyata 5 %
SIMPULAN Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar fisika unit teori kinetik gas siswa SMA Negeri 1 Tilamuta. Persamaan regresi
yang diperoleh adalah
= 38,04 + 0,33
mengandung arti bahwa setiap terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) sebesar satu unit pada variabel X (kemampuan dasar matematika), maka akan diikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,33 unit variabel Y (hasil belajar fisika). Hasil perhitungan koefisien korelasi menunjukkan harga rhitung 0, 436 sedangkan harga koefisien determinasi yaitu
r 2 0,1901 . Hal ini berarti hasil belajar fisika 19,01 % ditentukan oleh kemampuan dasar matematika siswa dan sisanya 80,99 % ditentukan oleh faktor lain diantaranya : kemampuan intelektual siswa, sikap, minat, motivasi belajar dan lain-lain. Sesuai dengan pengujian keberartian koefisien korelasi, diperoleh harga thitung lebih besar dari harga tdaftar (2,517 > 2,052) atau harga thitung telah berada di
luar penerimaan H 0 . Maka hipotesis H 0 ditolak dan hipotesis H A diterima.
10
SARAN 1) Bagi Siswa, disarankan agar lebih giat belajar dan menambah pengetahuan serta pemahaman tentang konsep-konsep dasar matematika karena siswa yang memiliki kemampuan dasar matematika yang tinggi, akan lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal atau permasalahan fisika terutama yang berkaitan dengan cara matematis (perhitungan). Selain itu, siswa harus meningkatkan kemampuan matematikanya karena matematika sangat penting dan digunakan sebagai penunjang bidang ilmu yang lain. Salah satunya yakni bidang ilmu fisika.
2) Bagi Guru dan Sekolah, diketahui bahwa kemampuan dasar matematika memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa, maka disarankan kepada guru agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan cara mempertahankan dan menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga siswa akan lebih cepat mengerti dan memahami serta mencintai mata pelajaran
DAFTAR PUSTAKA Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara
11