HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN Sri Wahyuni 1, Nurul Ayu Safitri 2 Abstrak : Pre eklamsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan usia lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria, dan oedema. Pre eklamsia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berat badan lahir rendah (BBLR), dismaturitas, dan prematuritas janin dan bahkan terjadinya Intra Uterine Fetal Death (IUFD). Pada ibu yang mengalami pre eklamsia akan mengalami disfungsi vaskuler placenta yang mengakibatkan aliran darah ke plasenta terganggu, sehingga kebutuhan janin akan nutrisi dan oksigen tidak terpenuhi secara optimal berakibat pada pertumbuhan janin terlambat dan kelahiran bayi dengan BBLR. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kejadian pre eklamsia dengan berat badan lahir rendah di RSI Klaten Tahun 2009. Metode penelitian ini case control dengan pendekatan waktu retrospektif studi dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan pre eklamsia usia kehamilan ≥37 minggu di RSI Klaten tahun 2009 sebanyak 55 orang. Tehnik pengambilan sampel kasus secara total sampling sebanyak 55 orang, sedang kelompok control diambil sampel dengan perbandingan 1:1 yaitu 55 orang yang diambil secara random sample sistematis pada ibu bersalin tidak pre eklamsia usia kehamilan ≥37 minggu. Data dianalisa menggunakan uji chi-square dengan taraf signifikan 5%. Hasil penelitian kejadian pre eklamsia karakteristik umur berada pada kelompok umur reproduktif sebanyak 44 orang (80%), Jenis persalinan terbanyak spontan dan Sectio Caesarea sebanyak 24 orang (43,6%), Paritas sebagian besar primi para sebanyak 35 orang (56,4%). Kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 40 bayi (72,7%) dan kelahiran bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 15 bayi (27,3%). Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian pre eklamsia dengan berat badan lahir rendah.
Kata Kunci : Pre eklamsia, Berat Badan Lahir Rendah
2
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 1-8
I.
PENDAHULUAN
Menurut
Survey
Demografi
Pre eklamsia merupakan salah
Kesehatan kematian Indonesia (SDKI)
satu factor risiko terjadinya BBLR,
tahun 2007, angka Kematian Bayi
dismaturitas dan prematuritas janin
(AKB) di Indonesia adalah 34 per 1000
dan bahkan terjadi Intra Uterine Fetal
kelahiran hidup dan angka kematian
Death (IUFD). Ibu yang menderita pre
neonatus adalah 20 per 1000. Lebih
eklamsia
dari dua per tiga (70%) neonatal terjadi
akan
disfungsivaskuler
mengalami yang
pada masa neonatal dini, yaitu 0-7 hari
menyebabkan aliran darah ke placenta
pertama kehidupan bayi. Sebanyak
terganggu, sehingga kebutuhan janin
6,9% kematian neonatal disebabkan
akan
oleh BBLR.
nutrisi
placenta
dan
oksigen
tidak
terpenuhi secara optimal. Pre eklamsia mengakibatkan
pertumbuhan
Berdasarkan
hasil
Survei
janin
Kesehatan Daerah tahun 2005 AKI di
terlambat dan kelahiran bayi dengan
propinsi Jawa Tengah menunjukkan
BBLR (Prawirohardjo,2005 ).
angka 252 per 100.000 kelahiran RI
hidup. Pre eklamsia adalah salah satu
(2007),menetapkan target penurunan
penyebab langsung terjadinya AKI.
Angka kematian ibu (AKI) menjadi
Upaya pemerintah untuk menurunkan
125 per 100.000 kelahiran hidup pada
kejadian pre eklamsia melalui konsep
tahun 2010. Dalam kurun waktu satu
“four pilar of safe motherhood” yang
dasa warsa AKI telah menurun dari
terdiri atas keluarga berencana, asuhan
450 per 100.000 kelahiran hidup pada
antenatal, persalinan bersih dan aman,
tahun 1986 menjadi 290,8 per 100.000
dan pelayanan esensial (Sarwono,
kelahiran hidup pada tahun 2006.Tiga
2002).
Departemen
kesehatan
penyebab utama kematian ibu di
Berdasarkan
hasil
Survei
Indonesia adalah perdarahan (40-60%),
Kesehatan Daerah AKB di Jawa
pre eklamsia dan eklamsia (20%-
Tengah pada tahun 2005 sebesar 14,23
30%),serta infeksi (20-30%) dan lebih
per 1.000 kelahiran hidup, yang salah
dari 90% kematian ibu tersebut terjadi
satunya
di
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan
saat
dan
sekitar
(Wiknjosastro, 2001 ).
persalinan
disebabkan
oleh
BBLR.
Surakarta tahun 2005 angka kejadian
Sri Wahyuni, Nurul Ayu Safitri, Hubungan Kejadian Pre Eklamasia…
BBLR sebanyak 9,25 per 179 bayi
rekam
lahir hidup (Dinkes Surakarta, 2005).
(Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini
Berdasarkan
data
secretariat
medic
bayi
baru
3
lahir.
dilakukan di RSI Klaten pada bulan
obstetric dan ginekologi di Rumah
Januari - Desember 2009.
Sakit Islam Klaten selama tahun 2009,
peneltian ini adalah semua ibu bersalin
pre
dengan kehamilan ≥ 37 minggu di
eklamsia sebanyak 68 orang (7,6%)
rumah sakit Islam. Populasi target
dari 885 persalinan,
dalam penelitian ini adalah ibu bersalin
jumlah
dengan
ibu
bersalin
berat
sebanyak
dengan
jumlah bayi
badan lahir
Subyek
rendah
pre eklamsia dengan kehamilan ≥37
81 bayi (9,2%) dari 879
minggu sebanyak 55 orang. Kelompok
jumlah kelahiran bayi hidup.
control
sebanyak
(perbandingan
1:1)
55
orang
yang
diambil
secara random sampling sistematis
II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan
pada ibu bersalin tidak pre eklamsia
case control yaitu suatu penelitian
usia kehamilan ≥37 minggu dengan :
yang membandingkan kelompok kasus
analisis
dengan
menggunakan uji chi squre. Penyajian
kelompok
control
untuk
mengetahui proporsi kejadian berdasar riwayat ada tidaknya paparan (Aziz, 2009).
Pendekatan
waktu
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah retrospektif berusaha (backward
yaitu melihat
penelitian
yang
ke
belakang
looking),
artinya
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi melalui rekam medis (Arikunto, 2002). Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu studi dokumentasi menggunakan status rekam medic ibu bersalin dan
univariabel,
bivariabel
data dilakukan dalam bentuk tabel.
4
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 1-8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik responden 1. Karakteristik Responden yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi : Tabel 1. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berdasarkan Umur di RS.Islam Klaten. Umur Ibu
Kasus
Kontrol
Total
f
%
f
%
f
%
<20 tahun
3
5,5
2
3,7
5
4,5
21-35 tahun
44
80
41
74,5
85
77,3
>35 tahun
8
14,5
12
21,8
20
18,2
Total
55
100
55
100
110
100
Sumber : Data Sekunder Tahun 2009
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berdasarkan Jenis Persalinan di RS. Islam Klaten Jenis Persalinan
Kasus
f % Spontan 24 43,6 VE 7 12,7 SC 24 43,6 Total 55 100 Sumber : Data Sekunder Tahun 2009
Kontrol f % 25 45,5 6 10,9 24 43,6 55 100
Total f 49 13 48 110
% 44,6 11,8 43,6 100
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berdasarkan Umur Kehamilan di RS.Islam Klaten Umur Kehamilan
Kasus f % 37-41 minggu 50 90,9 >41 minggu 5 9,1 Total 55 100 Sumber : Data Sekunder Tahun 2009
Kontrol f % 55 100 0 0 55 100
Total f % 105 95,5 5 4,5 110 100
Sri Wahyuni, Nurul Ayu Safitri, Hubungan Kejadian Pre Eklamasia…
5
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Berdasarkan Paritas di RS.Islam Klaten Paritas
Kasus Kontrol f % f % Primipara 35 63,3 31 56,4 Sekundipara 11 20 17 30,9 Multipara 9 16,4 7 12,7 Total 55 100 55 100 Sumber : Data Sekunder Tahun 2009
Total f % 66 60 28 25,5 16 14,5 110 100
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Berat Badan Bayi Lahir di RS.Islam Klaten BB Lahir
Kasus Kontrol f % f % BBLR 40 72,7 7 12,7 BBLN 15 27,3 48 87,3 Total 55 100 55 100 Sumber : Data Sekunder Tahun 2009
Total f % 47 42,7 63 57,3 110 100
2. Hubungan Ibu Bersalin Pre eklamsia dengan Bayi Berat Lahir Rendah Tabel 6. Hubungan Ibu Bersalin Pre Eklamsia dengan Bayi Berat Lahir Rendah di RS.Islam Klaten Pre Eklamsia
BBLR
BBLN
%
40
72,7
15
27,3
55
50
Tidak Pre eklamsia 7
12,7
48
87,3
55
50
Jumlah
85,4
63
114,6
110 100
47
%
f
χ²
f Pre eklamsia
f
Total.
p
OR
% hitung
95% CI
40,456
0,000
18,286 6.79249.232
Dari data uji tersebut diperoleh hasil
CI antara 6,792 sampai 49,232. Nilai
bahwa χ² = 40,456 dan χ² tabel = 3,481
odds
(χ² = hitung> χ² tabel) dengan p =
menunjukkan
0,000 (p< 0,05) yang artinya terdapat
menderita pre eklamsia mempunyai
hubungan yang signifikan antara ibu
resiko 18,286 kali lipat mengalami
bersalin pre eklamsia dengan kejadian
BBLR dari pada ibu yang tidak
BBLR. Nilai OR = 18,286 dengan 95%
menderita pre eklamsia.
ratio
(OR)
sebesar
bahwa
ibu
18,286 yang
6
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 1-8
B. PEMBAHASAN
serta mempengaruhi terjadinya BBLR
1.
Karakteristik Subyek Penelitian
yaitu umur ibu yang kurang dari 20
Berdasarkan
tahun dan lebih dari 35 tahun serta
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa jumlah kejadian
memiliki
ibu bersalin pre eklamsia dengan umur
Sedangkan 15 orang (27,3%) ibu
kehamilan ≥37 minggu di RS.Islam
bersalin pre eklamsia melahirkan bayi
Klaten pada tahun 2009 sebanyak 55
dengan berat badan lahir normal. Hal
orang. Dari 55 orang ibu bersalin pre
ini dapat dipengaruhi oleh keadaan
eklamsia tersebut yang melahirkan
social ekonomi dan kwalitas status gizi
bayi dengan berat badan lahir rendah
yaitu polanutrisi dari ibu tersebut.
sebanyak 40 orang. Sedangkan 15
paritas
Menurut
lebih
dari
Wiknjosastro
dua.
(1999),
orang melahirkan bayi dengan berat
bahwa usia ibu kurang dari 20 tahun
badan lahir normal. Pre eklamsia /
alat reproduksi belum siap menerima
Eklamsia
kehamilan, sehingga mudah terjadi
dapat
keterlambatan
mengakibatkan
pertumbuhan
janin
resiko pada kehamilannya (premature)
dalam kandungan/ IUGR dan kelahiran
sedangkan pada usia lebih dari 35
mati. Hal ini disebabkan karena pre
tahun
eklamsia / eklamsia pada ibu akan
regenerasi sehingga mudah terjadi
menyebabkan pengkapuran di daerah
BBLR.
alat
reproduksi
mengalami
placenta, sedangkan bayi memperoleh
Ada hubungan yang signifikan
makanan dan oksigen dari daerah
antara kejadian pre eklamsia dengan
placenta, dengan adanya pengkapuran
bayi berat lahir rendah. Hal ini dilihat
suplai oksigen dan makanan yang
dari hasil chi square (χ²) hitung 40,465
masuk ke
sedangkan harga chi square (χ²) table
janin
berkurang (Joko
Iskandar, SP2009).
pada db=1, pada taraf signifikan 0,05
Hasil temuan dalam penelitian ini,
adalah 3,481, hal ini berarti bahwa χ²
terdapat 7 orang (12,7%) ibu bersalin
hitung>χ² tabel. Sedangkan nilai OR
yang tidak mengalami pre eklamsia
=18,286 artinya
melahirkan bayi dengan berat badan
menderita pre eklamsia mempunyai
lahir rendah, hal ini dapat terjadi
resiko 18,286 kali lipat mengalami
karena adanya faktor lain yang turut
bahwa ibu yang
Sri Wahyuni, Nurul Ayu Safitri, Hubungan Kejadian Pre Eklamasia…
BBLR dari pada ibu yang tidak menderita pre eklamsia.
7
Bobak. 2005.Ilmu Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta Depkes, RI. 2007. Kejadian Pre Eklamsi.DepkesRI. Jakarta
Kesimpulan Berdasarkan analisis data dari hasil disimpulkan
Dinkes Surakarta,2005 http://www.dinkessurakarta.org/p rofil2005/bab1.htm
1. Kasus ibu bersalin Pre eklamsia
Depkes, RI. 2001 . Standar Pelayanan Kebidanan. DepkesRI. Jakarta
penelitian
ini
dapat
sebagai berikut :
dengan umur kehamilan ≥ 37 minggu di RS.Islam Klaten pada tahun 2009 adalah sebanyak 55 kasus. 2. Terdapat 40 orang (72,7%) ibu bersalin dengan pre eklamsia yang melahirkan bayi berat badan lahir rendah dan 15 orang (27,3%) ibu bersalin dengan pre eklamsia yang melahirkan bayi berat badan lahir normal. 3.
Terdapat signifikan
hubungan antara
ibu
yang bersalin
dengan pre eklamsia terhadap BBLR. DAFTAR PUSTAKA Achadiat, M Chrisdiono. 2004. Prosedur Tetap Obsgyn. EGC. Jakarta Arikunto, S. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta Jakarta Aziz, A. 2009. Metodologi Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta
Hartanto, H. 2005. Obstetri Williams. Edisi ke 21. EGC. Jakarta. Hacker and Moore. 2001. Psikologi Perkembangan. EGC. Jakarta. JNPKKR- Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Wiknjosastro (Editor). 2001. Buku Acuan Nasional Maternal dan Neonatal Edisi pertama Cetakan kedua: Jakarta Mochtar, R. 2002.Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Ed, Kedua. EGC. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi Cetakan kedua . Rineka Cipta: Jakarta. Oxorn, Harry. Hakimi M (Editor). 2003. Ilmu Kebidanan Patologi Fisiologi Persalinan Cetakan kedua. Yayasan Essentia Medica; Jakarta Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan. YBPS. Jakarta. Saiffudin. 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.YBPSP . Jakarta. Sastrawinata.2004.Patologi Kehamilan. EGC. Jakarta. Sayogo.2002.Berat Badan Rendah. EGC. Jakarta.
Lahir
8
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 1, Januari 2011, 1-8
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian Edisi revisi Cetakan keduabelas.Alfabeta. Bandung. Survey Kesehatan Daerah Jateng. 2005. Profil Penderita Pre Ekamsia- Eklamsia, http://situs.kespro.info/kia/2004/ kia03.htm. Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu Kebidanan. YBPSP. Jakarta.
Joko Iskandar, SP.2009. Hubungan antara berat badan dengan kejadian pre Eklamsia http://www.pdfound.com/pdf/Me i.2009 Arsip Indoscript. 2010. KTI dan Skripsi Kebidanan. http//www.PustakaZIKZIK./Dek a FMD co.cc/2010/Atom03.htm