HUBUNGAN ANTARA USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH BERSALIN AMANDA LEMBANG BANDUNG THE RELATIONSHIP BETWEEN THE AGE OF PREGNANT WOMEN WITH INCIDENT LOW BIRTH WEIGHT (LBW) AT AMANDA MATERNITY HOSPITAL LEMBANG BANDUNG PRIMADONA ABSTRAK Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh tingginya prevalensi kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia yang berkisar antara 9%-30%. Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah didapati pada kelompok remaja yang berusia kurang dari 20 tahun dan wanita berusia lebih dari 35 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah semua data rekam medis ibu yang melahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012 yang berjumlah 842 dan seluruh populasi digunakan sebagai respoden penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji Chi-square diperoleh x² hitung sebesar 5,26 dan x² tabel dengan tingkat siqnifikan 0,05 sebesar 5, 991, sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung. Saran kepada Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung diharapkan skripsi ini dapat dijadikan informasi untuk memberikan penyuluhan kepada para ibu hamil sehingga kejadian BBLR dapat berkurang. Untuk bidang penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar dalam penelitian selanjutnya. Kata Kunci: hubungan, usia ibu hamil, BBLR ABSTRACT The background of this baby thesis is the high prevalence of low birth weight (LBW) in Indonesia, which ranged between 9% -30%. Highest percentage of infants with low birth weight were found in the group of adolescents aged less than 20 years and women aged over 35 years. This study aimed to examine the relationship between maternal age with the incidence of LBW in Amanda Maternity Hospital Lembang Bandung. The method used in this research is descriptive method. The study population was all the medical records of mothers who gave birth at the Amanda Maternity Hospital Lembang Bandung in 2010-2012, amounting to 842 and the whole population are used as research respondents. The results showed that the Chi-square test results obtained x² count 5.26 and x² table with siqnifikan 0.05 level by 5, 991, so it can be conclude there is no
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
association between maternal age with the incidence of LBW in Amanda Maternity Hospital Lembang Bandung. Advice to the Amanda Maternity Hospital Lembang Bandung expected this baby thesis can be used as information to provide counseling to pregnant women so that the incidence of low birth weight can be reduced. For the research is expected to be used as baseline data in future studies. Keywords: relationship, the age of pregnant women Latar Belakang Masalah Mitayani (2011) mencatatkan bahwa berat badan lahir rendah berkolerasi dengan usia ibu. Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun, hal ini terjadi karena ibu muda berusia kurang dari 20 tahun belum matur dan belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Prevalensi berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia diperkirakan antara 9%-30%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka BBLR sekitar 7,5 %. Berdasarkan hasil survey di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2008 yang mengalami insiden BBLR sebanyak 15,5%-17% dari kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung tahun 2008 adalah 41,25 per 1000 kelahiran hidup dan jumlah kematian bayi di Kabupaten Bandung sebanyak 385 kasus dan salah satu penyebab kematian bayi tersebut adalah kejadian BBLR sebesar 24,5% (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2008). Berdasarkan data-data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN ANTARA USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH BERSALIN AMANDA LEMBANG BANDUNG TAHUN 2010-2012” Maksud dan Tujuan Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Tujuan Khusus Tujuan khusus dalam penelitian ini, yaitu untuk: 1. Mengidentifikasi usia ibu hamil di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. 2. Mengidentifikasi kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012.
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
3. Menganalisis hubungan usia Ibu dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Pimpinan Rumah Bersalin, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tempat pelayanan kesehatan guna meningkatkan pelayanan. 2. Bidang Penelitian, sebagai bahan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya. Tinjauan Pustaka Konsep Dasar Kehamilan Adriansz dan Waspodo (2007: 89) menyatakan bahwa kehamilan adalah penyatuan sperma laki-laki dan ovum perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu, atau 9 bulan 7 hari dihitung sejak hari pertama haid terakhir. Bobak (2005) menyatakan bahwa tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada 3 tanda kehamilan, yaitu presumtif, kemungkinan perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa, dan positif hamil. Cunningham (2005) menyatakan selama kehamilan adaptasi anatomis, fisiologis dan biokimiawi terhadap kehamilan sangat besar. Banyak dari perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan. Perubahan-perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Menurut Cunningham (2005) pada fisik sistem reproduksi yang dapat dilihat adalah: 1. Uterus, selama kehamilan pembesaran uterus meliputi peregangan dan hipertrofi nyata dari sel-sel otot. 2. Vagina dan Perineum, selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva. 3. Payudara, payudara bertambah besar dan vena-vena halus menjadi kelihatan tepat di bawah kulit. Puting susu menjadi bertambah besar, berpigmen lebih gelap, dan lebih erektil. Setelah usia kehamilan tujuh bulan keluar cairan kental bewarna kekuning-kuningan yang disebut kolostrum. Menurut Barclay tahun 1997 yang dikutip Afiyanti (2004), menyebutkan bahwa seorang wanita hamil juga dilaporkan memiliki berbagai reaksi emosional dan kognitif yang berbeda-beda dari setiap periode trimester kehamilan. Berikut reaksi-reaksi emosional dan kognitif yang pada umumnya dimunculkan wanita sehubungan dengan kehamilan: 1. Trimester pertama perasaan ambivalensi 2. Trimester kedua perasaan sejahtera 3. Trimester tiga, khawatir dengan kesejahteraan dan keselamatan janin, pemikiran dan perenungan tentang asumsi-asumsi yang berhubungan dengan peran maternal. Menurut Ruswana (2006) usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi. Menurut Sukrisno (2010) wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
pertumbuhan dan perkembangan janin. Para ilmuwan dari Royal College of Obstetricians dan Gynecologists, dilansir Genius Beauty (2009) mengatakan bahwa usia terbaik untuk kehamilan adalah 20 hingga 35 tahun. Murphy (2005) menyatakan resiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usia terutama setelah usia 30 tahun. Konsep Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001) yang dikutip Hamidah (2007: 38), BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya sewaktu lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Anshor dan Ghalib (2010: 106), menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut: 1. Faktor Ibu: ibu mengalami komplikasi pada kehamilan, usia ibu saat hamil, multi gravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat, pendidikan ibu, keadaan sosial ekonomi, sebab lain, termasuk karena ibu perokok, peminum alkohol, ataupun pengguna narkotika. 2. Faktor Janin: hidramnion, kehamilan ganda. 3. Faktor lingkungan: tempat tinggal, radiasi, dan zat-zat racun lainnya karena dapat mempengaruhi kesehatan pada ibu dan janin. Menurut Betz (2006) patofisiologi dari BBLR adalah sebagai berikut: gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko ibu melahirkan bayi BBLR. Menurut Purnami (2010) penggolongan BBLR dibagi dalam dua bagian yaitu prematuritas murni dan dismaturitas. Syafrudin (2007) menyatakan prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan. Mulyati (2011) menyatakan dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Pantiawati (2010) menjelaskan komplikasi dari BBLR, antara lain: hipotermia, hipoglikemia, dan perdarahan intrakranial. Penelitian yang dilakukan oleh Gibney, Margetts, Kearney, dan Arab (2005: 307) menyatakan bahwa bayi yang lahir dengan BBLR mengalami tingkat perkembangan yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selanjutnya pada pengukuran tes motorik dan mental ditemukan gangguan perkembangan pada anak-anak dengan riwayat lahir BBLR. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dengan riwayat BBLR memiliki IQ yang lebih rendah, kesulitan berbicara, sulit dalam belajar membaca dan prestasi sekolah yang buruk. Menurut Manuaba (2007), ada beberapa faktor penyulit bayi dengan BBLR: umur hamil saat persalinan, asfiksia/ iskemia otak, gangguan metabolisme, mudah terinfeksi, gangguan panca indra, gangguan sistem motorik syaraf pusat, dapat terjadi hidrosefalus, cerebral palsy. Didinkaem (2007) menjelaskan bahwa prinsip penting dalam penatalaksanaan BBLR adalah peningkatan upaya napas, mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, pengawasan ASI yang ketat, pencegahan infeksi, perawatan inkubator dan perawatan metode kangguru (PMK). Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
Menurut Syafrudin (2007) upaya untuk mencegah terjadinya BBLR antara lain: upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, meningkatkan gizi, tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana, anjurkan lebih banyak istirahat, tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat kepercayan masyarakat. Menurut penelitian Suryadi (2007), usia ibu kurang dari 20 tahun mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia ibu 20 - 35 tahun dan usia ibu lebih dari 35 tahun mempunyai peluang 2,10 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia 20 - 35 tahun. Metodologi Pada penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan usia ibu hamil terhadap kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data rekam medis ibu yang melahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012 dan seluruh populasi dijadikan sebagai responden penelitian. Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data rekam medis ibu yang melahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Setelah data dikumpulkan melalui rekam medis ibu yang melahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012, data diolah untuk memberikan hasil penelitian, kemudian dianalisis untuk menjawab masalah pada identifikasi masalah pertama sampai ketiga. Untuk menjawab identifikasi pertama yaitu: “ Bagaimana distribusi usia ibu hamil di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012?”, maka peneliti menghitung jumlah ibu yang melahirkan sesuai dengan klasifikasi yang ada pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Usia Ibu Klasifikasi Usia Kategori < 20 tahun Usia beresiko tinggi Usia reproduksi 20-35 tahun sehat > 35 tahun Usia beresiko tinggi lalu data diolah dengan mendistribusikan frekuensi variabel ibu hamil. Untuk menjawab identifikasi masalah kedua yaitu: “Bagaimana gambaran kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung?”, maka peneliti menghitung jumlah kejadian BBLR sesuai dengan klasifikasi yang ada pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Klasifikasi Berat Bayi Lahir Klasifikasi Berat Bayi Kategori Lahir < 2500 BBLR > 2500 Tidak BBLR lalu data diolah dengan mendistribusikan frekuensi variabel kejadian BBLR. Untuk menjawab identifikasi masalah ketiga yaitu: Apakah ada hubungan yang signifikan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012?”, maka peneliti membuat Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
distribusi data yang dihitung dengan menggunakan rumus Chi-square menurut Kountur (2006: 214) ∑ dimana : Chi-square frekuensi dari data ke-i yang diobservasi frekuensi dari data ke-i yang diharapkan Hasil diinterpretasikan dengan Hipotesis Ha dan Ho, dengan ketentuan: 1. Ho: Jika x² hitung lebih kecil dari x² tabel berarti tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR. 2. Ha: Jika x² hitung lebih besar dari x² tabel berarti ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR. Hasil dan Analisis Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan pada tanggal 14 sampai 15 April 2013 dengan 842 jumlah responden yang terlibat, yang diambil berdasarkan data rekam medis ibu hamil yang melahirkan di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk menjawab identifikasi masalah, kemudian dikelompokkan dan diinterpretasikan. Identifikasi Masalah Pertama: Distribusi Usia Ibu Hamil di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung Tahun 2010-2012 Untuk menjawab identifikasi masalah pertama pada penelitian yaitu: “Bagaimana distribusi usia ibu hamil di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012?”, maka dibuatlah tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Usia Ibu di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012 Usia Ibu N Persentase (%) < 20 tahun 79 9.38 20 – 35 tahun 660 78,39 > 35 tahun 103 12.23 Jumlah 842 100 Analisis Data Berdasarkan tabel 4.1 terdapat 9,38% responden yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun, dan 78,39% responden melahirkan pada usia 20-35 tahun, dan 12.23% responden melahirkan pada usia lebih dari 35 tahun dari total 842 responden. Interpretasi Data Analisis data di atas menunjukkan sedikit ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun dan jumlah ibu yang paling banyak melahirkan adalah pada usia 20-35 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruswana (2006) yang mengatakan bahwa usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi. Tjipta (2007) menambahkan bahwa ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai resiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya dan berisiko mengalami pendarahan serta dapat menyebabkan ibu mengalami anemia serta dapat melahirkan bayi dengan BBLR. Usia ibu hamil dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Usia kurang dari 20 tahun, usia beresiko tinggi. 2. Usia 20-35 tahun, usia reproduksi sehat. 3. Usia lebih dari 35 tahun, usia beresiko tinggi. Identifikasi Masalah Kedua: Gambaran Kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung Tahun 2010-2012 Untuk menjawab identifikasi masalah kedua pada penelitian ini yaitu: “Bagaimana gambaran kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012?”, maka dibuatlah tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung Tahun 2010-2012 Kejadian BBLR N Persentase (%) Ya 160 19 Tidak 682 81 Jumlah 842 100 Analisis Data Berdasarkan tabel 4.2 terdapat 19% kejadian BBLR dan 81% kejadian tidak BBLR dari total 842 kejadian kelahiran bayi. Interpretasi Data Analisis data di atas menunjukkan bahwa sedikit angka kejadian BBLR. Hal ini dimungkinkan disebakan oleh faktor ibu, janin, maupun lingkungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Anshor dan Ghalib (2010: 106) yang menyatakan bahwa BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor ibu yang mengalami komplikasi pada kehamilan, usia ibu saat hamil, multi gravida, pendidikan ibu, keadaan sosial ekonomi ataupun sebab lain, termasuk karena ibu perokok, peminum alkohol, ataupun pengguna narkotika, berikutnya adalah faktor janin yaitu hidramnion kehamilan ganda, kelainan kromosom dan faktor lingkungan yang meliputi area tempat tinggal, radiasi, dan zat-zat racun lainnya karena dapat mempengaruhi kesehatan pada ibu dan janin. Identifikasi Masalah Ketiga: Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Terhdap Kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 20102012 Untuk menjawab identifikasi masalah ketiga yaitu: “Apakah ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012?”, maka dibuatlah frekuensi usia ibu yang diobservasi ( ) dalam bentuk tabel kontigensi. Berdasarkan usia ibu yang Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
diobservasi kemudian dicarilah frekuensi usia ibu yang diharapkan ( ), kemudian usia ibu yang diharapkan dihitung dengan menggunakan rumus Chi-Square.
Tabel 4.3 Tabel Kontigensi Usia Ibu Hamil dengan Kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung Tahun 2010-2012 Kejadian BBLR Total Ya Tidak Usia Ibu < 20 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun Jumlah
22 116 22 160
15,01 125,42 19,57 160
57 544 81 682
63,99 534,58 83,43 682
79 660 103 842
79 660 103 842
∑
Analisis Data Berdasarkan tabel 4.3 terdapat 22 kejadian BBLR pada ibu melahirkan berusia kurang dari 20 tahun, 116 kejadian BBLR pada ibu melahirkan berusia 2035 tahun dan 22 kejadian pada ibu melahirkan berusia lebih dari 35 tahun. Interpretasi data Sesuai hasil uji Chi-square diperoleh x² hitung sebesar 5,26 dan x² tabel dengan tingkat siqnifikan 0,05 sebesar 5, 991, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, jadi tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Meskipun penelitian yang dilakukan Suryadi (2007) menyatakan bahwa usia ibu kurang dari 20 tahun mempunyai peluang 1,27 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia ibu 20-35 tahun dan usia ibu lebih dari 35 tahun mempunyai peluang 2,10 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan usia 20-35 tahun, tetapi pada penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian BBLR. Mitayani (2011) menyatakan BBLR juga dapat disebabkan oleh faktor janin yang mengalami hidramnion, kehamilan ganda dan faktor lingkungan yang meliputi Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
area tempat tinggal, radiasi, dan zat-zat racun lainnya karena dapat mempengaruhi kesehatan pada ibu dan janin. Menurut Betz (2006) secara umum bayi BBLR erat hubungannya dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas, artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan lahirnya lebih rendah ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik juga diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi yang lebih sehat dibandingkan ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR. Kesimpulan dan Saran Setelah melakukan penelitian terhadap 842 responden tentang hubungan usia ibu hamil dengan kejadian BBLR di Rumah Bersalin Amanda tahun 2010-2012, maka peneliti mengambil kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu peneliti juga memberikan saran-saran bagi Pimpinan Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung dan Bidang Penelitian. Kesimpulan Kesimpulan yang peneliti peroleh dari penelitian ini adalah: 1. Distribusi usia ibu hamil di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012 adalah terdapat 9,38% ibu yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun, dan 78,39% ibu yang melahirkan pada usia 20-35 tahun, dan 12,23% ibu yang melahirkan pada usia lebih dari 35 tahun. 2. Gambaran kejadian BBLR sebanyak 19,00% dan yang tidak BBLR sebanyak 81,00%. 3. Tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah di Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung tahun 2010-2012. Saran Setelah mengadakan penelitian dan menarik kesimpulan, maka penulis ingin memberikan saran yang dapat berguna bagi Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung serta Bidang Penelitian. Rumah Bersalin Amanda Lembang Bandung Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi untuk memberikan penyuluhan kepada para ibu hamil sehingga kejadian BBLR dapat berkurang. Bidang Penelitian Untuk bidang penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya mengenai hubungan antara keadaan sosial ekonomi, lingkungan, dan gizi ibu hamil dengan kejadian BBLR.
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
DAFTAR PUSTAKA Adrianz dan Waspodo. 2008. Kesehatan reproduksi. Jakarta: JNPK-KR/ POGI. Afiyanti, Y. 2004. Studi fenomenologi tentang pengalaman wanita di daerah pedesaan dalam menjalani masa kehamilan pertama. Jurnal Keperawatan Indonesia, 2, 62, 68. Betz, L C. 2006. Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta : EGC. Bobak. 2005. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta: EGC. Cunningham, F. G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap, L. C., Hauth, J. C., Wenstrom, K.D. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC. Gibney, J., Margaretts. B., Kearney, J. M., Arab, L. 2005. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC. Hamidah. 2007. Kebidanan komunitas. Jakarta: EGC. Manuaba. 2007. Pengantar kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. Mitayani. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Mulyati. 2004. Konsumsi isoflavon berhubungan dengan usia mulai menopause. [Tesis]. Depok: PPs-UI, Psikologi Murphy, Sarah. 2005. Keguguran: apa yang harus diketahui?. Jakarta: Ardan. Purnami, E. H. 2010. Koping ibu terhadap bayi bblr yang menjalani perawatan intensif di ruang nicu. Universitas Diponegoro. Semarang. Ruswana. 2006.Ibu hamil resiko tinggi. [online] Available at http://medicastore.com/penyakit/569/Kehamilan_Resiko Tinggi.html [01 Maret 2013]. Sukrisno. 2010. Asuhan kebidanan. Jakarta: EGC. Suryadi, J. 2007. Ibu dan kehamilan. Bandung: Ganesa. Syafrudin, 2007. Kebidanan komunitas. Jakarta : EGC. Tjipta, G.D. 2007. Ragam pediatrik praktis. Medan : USU.
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]
Ringkasan skripsi dengan judul: HUBUNGAN ANTARA USIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH BERSALIN AMANDA LEMBANG BANDUNG
Menyetujui: Pembimbing Utama
Florida Hondo, DrPH, MSN
Mengetahui:
(Florida Hondo, DrPH, MSN) Kajur Keperawatan S1
(Gilny A. Rantung, M.Kep) Koordinator Nursing Website
Program Sarjana Keperawatan Email:
[email protected]/
[email protected]