HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Eka Fitri Nuraeni : 12512404 : Psikologi : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, S.Psi., M.Si
Latar Belakang Masalah Dewasa awal (Intimasi dan Isolasi)
Kecerdasan Emosiaonal
Berpacaran
Kebahagiaan
Latar Belakang Masalah Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan kecerdasan emosional dengan kebahagiaan pada dewasa awal yang berpacaran.
Tinjauan Pustaka Kebahagiaan Definisi kebahagiaan Kebahagiaan adalah kondisi suasana hati yang berkaitan erat dengan emosi seseorang dan juga berisikan perasaan-perasaan emosi dan sikap positif dalam kehidupannya. Aspek-aspek kebahagiaan menurut Seligman (2005) yaitu: Terjalinnya
hubungan positif dengan orang lain, keterlibatan penuh, penemuan makna dalam keseharian, optimis namun tetap realistis dan memiliki perilaku yang resiliensi
Tinjauan Pustaka Kecerdasan Emosional Definisi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi, kemampuan memotivasikan diri sendiri, kemampuan untuk mengidentifikasi emosi orang lain, kemampuan untuk menyelesaikan konflik.
Aspek-aspek Kecerdasan Emosional menurut Goleman (1999) yaitu: mengenali emosi diri sendiri atau kesadaran diri (self-awareness), mengelola emosi atau pengaturan diri (self-control), memotivasi diri sendiri (selfmotivation), mengenali emosi orang lain (empathy), membina hubungan dengan orang lain atau keterampilan sosial (social skill).
Tinjauan Pustaka Dewasa Awal Masa dewasa awal adalah masa untuk meninggalkan masa remaja, masa menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa untuk menetapkan tanggung jawab, mencapai kestabilan dalam pekerjaan dan mulai melakukan hubungan erat. Konsep diri dan citra tubuh individu menjadi relatif stabil.
Berpacaran Berpacaran adalah langkah awal untuk saling mengenal dan nantinya setelah siap akan membuat komitmen yang lebih serius.
Hasil Penelitian Sebelumnya: • Platsidou (2013) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa adanya hubungan secara tidak langsung antara kecerdasan emosional dengan kebahagiaan melalui efikasi diri yang dimiliki oleh individu. Individu yang mahir dalam mengelola dan menilai emosinya cenderung memiliki semangat yang tinggi, optimis, mampu mengatur suasana hati dan memiliki efikasi diri yang baik, dengan hal tersebut akan meningkatkan kebahagiaan yang dimilikinya. • Premuzic, Bennet & Furnham (2006) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang siginifikan antara kecerdasan emosional dengan kebahagiaan.
Hipotesis
Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kebahagiaan pada dewasa awal yang berpacaran. Semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin tinggi pula kebahagiaan dewasa awal yang berpacaran. Sebaliknya, Semakin rendah kecerdasan emosional, maka semakin rendah pula kebahagiaan pada dewasa awal yang berpacaran
Metode Penelitian Sampel berjumlah 70 orang dengan kriteria dewasa awal yang berpacaran usia 20-30 tahun Pengambilan data : Kuesioner diberikan secara langsung secara manual kepada sampel dan melalui email, dari tanggal 26 Maret 2016 sampai dengan 27 April 2016. Kecerdasan emosional diukur dengan mengadaptasi dan memodifikasi skala Nurita (2012) Aitem awal berjumlah 50 38 aitem setelah uji diskriminasi aitem dengan korelasi aitem total bergerak dari 0,302 sampai 0,555 Reliabilitas sebesar 0,891
Kebahagiaan diukur dengan mengadaptasi dan memodifikasi skala dari Smaradina (2012) Aitem awal berjumlah 40 23 aitem setelah uji diskriminasi aitem dengan korelasi aitem total bergerak dari 0,260 sampai 0,473 Reliabilitas sebesar 0,794 Validitas Validitas isi Uji Diskriminasi Aitem - Kecerdasan emosional ≥ 0,300 - Kebahagiaan ≥ 0,250 Reliabilitas ≥ 0,700 Teknik analisis data Uji korelasi pearson
Hasil dan Pembahasan Uji Asumsi: • Uji Normalitas Variabel
Sig.
P
Keterangan
Kecerdasan Emosional
0,200
≥ 0, 05
Normal
0,200
≥ 0, 05
Normal
Kebahagiaan • Uji Linieritas Variabel Kecerdasan Emosional dan Kebahagiaan
P ≤ 0,05
Sig. 0,000
Keterangan Linier
Uji Hipotesis Variabel
Sig.
Kecerdasan Emosional dan 0,000 Kebahagiaan
r 0,583**
Keterangan Ada hubungan yang signifikan
Hasil dan Pembahasan
Pengkategorian Skala Kecerdasan Emosional
Pengkategorian Skala Kebahagiaan
Pembahasan Hipotesis menyatakan terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosional dan kebahagiaan dapat diterima. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi (r) kedua variabel sebesar 0,583 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05). Penelitian yang dillakukan Premuzic, Bennet & Furnham (2006) mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan positif yang siginifikan antara kecerdasan emosional dengan kebahagiaan. Individu yang dapat menstabilakan emosinya, memiliki semangat dan berhati-hati dalam bertindak dalam segala hal yang ada dalam hidupnya akan mempengaruhi individu untuk menjadi pribadi yang bahagia.
Kesimpulan Hasil penelitian ini ditemukan bahwa seluruh responden memiliki kecerdasan emosional yang berada pada kategori tinggi, serta tingkat kebahagiaan responden juga berada pada kategori tinggi. Menurut Goleman (2005) ciri-ciri
individu yang memiliki kecerdasan emosional memiliki sikap pengendalian diri yang tinggi, mampu menghadapi masalah tanpa terpancing emosi, mampu menata perasaannya dalam menghadapi masalah yang dihadapi, mampu membahagiakan orang lain, sanggup belajar, bekerja keras, inisiatif, kreatif, penuh semangat serta mampu membahagiakan orang lain.
Terima Kasih