HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KEPATUHAN MENJALANKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN KATETER DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
ARTIKEL PUBLIKASI
Oleh : DONA AGAREVI KHOIRIYAH NIM. S12010
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KEPATUHAN MENJALANKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMASANGAN KATETER DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Dona Agarevi khoiriyah1), Wahyuningsih Safitri, S.Kep.,Ns.,M.Kep2), Isnaini Rahmawati, S.Kep.,Ns.,MAN3) Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Abstrak Pemasangan kateter urin merupakan penyebab yang paling sering dari bakteriuria. Kurangnya kepatuhan perawat dalam pemasangan kateter sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi nosokomial termasuk dari pemasangan kateter. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan karakteristik perawat terhadap kepatuhan menjalankan SOP pemasangan kateter di RSUD Pandan Arang Boyolali. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, desain penelitian menggunakan deskriptif kolerasi dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel total sampling yaitu semua perawat di bangsal Anggrek, Cempaka dan Geranium 43 perawat. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar obsevasi. Hasil uji karakteristik dengan kepatuhan SOP pemasangan kateter adalah variabel umur dengan uji t-test diperoleh nilai p = 0,343, jenis kelamin dengan uji chi-Square diperoleh nilai p = 0,707, pendidikan dengan uji Mann Whiney test diperoleh nilai p = 0,601, status perkawinan dengan uji chi-Square diperoleh nilai p = 0,835, masa kerja dengan uji t-test diperoleh nilai p = 0,338. Simpulan dari penelitian adalah tidak ada hubungan karakteristik perawat terhadap kepatuhan SOP pemasangan kateter di RSUD Pandan Arang Boyolali. Kata kunci: karakteristik perawat, kepatuhan, SOP pemasangan kateter Daftar pustaklan : 23 (2006-2016)
1
BACHELOR OF NURSING PROGRAM (S-1) SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
THE RELATIONSHIP BETWEEN NURSES’ CHARACTERISTICS AND COMPLIANCE IN PERFORMING STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) OF CATHETER ASSEMBLING AT REGIONAL PUBLIC HOSPITAL (RSUD) OF PANDAN ARANG IN BOYOLALI Dona Agarevi khoiriyah1), Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep2), Isnaini Rahmawati, S.Kep., Ns., MAN3) Student at Bachelor of Nursing Program (S-1) of School of Health Sciences of Kusuma Husada, Surakarta Lecturer at Bachelor of Nursing Program (S-1) of School of Health Sciences of Kusuma Husada, Surakarta
Abstract Urine catheter placement is the most common cause of bacteriuria. Nurse’s lack of compliance when placing catheter based on Standard Operational Procedure (SOP) can increase the risk of nosocomial infection. This study aims at investigating the relationship between nurses’ characteristics and compliance when performing SOP of catheter placement at Regional Public Hospital (RSUD) of Pandan Arang in Boyolali. This study belongs to quantitative research. This research applied descriptive, correlational and cross-sectional designs. Samples consisted of 43 nurses working in Anggrek, Cempaka and Geranium wards and were taken using total sampling technique. The research instruments comprised questionnaires and observation sheets. The tests on characteristic and compliance on SOP of catheter placement on five variables produce the following results. T-test on age variable results in p value of 0.343, while Chi-Square test on sex variable results in p value of 0.707. Mann-Whitney test on education variable shows p value of 0.601, Chi-Square test on marital status indicates p value of 0.835, and t-test on working period variable demonstrates p value of 0.338. In conclusion, nurses’ characteristics do not appear to have any relationship with their compliance on SOP of catheter placement at Regional Public Hospital (RSUD) of Pandan Arang in Boyolali. Keywords: nurses’ characteristics, compliance, SOP of catheter placement. Bibliography : 23 (2006-2016)
2
Perawat
I. PENDAHULUAN Pemasangan kateter urin adalah
dituntut
kemampuan
dan
memiliki keterampilan
penyebab yang paling sering dari
melakukan pemasangan kateter urin
bakteriuria.Risiko bakteriuria pada
yang
kateter diperkirakan 5% sampai 10%
Operasional Prosedur (SOP). Setiap
per hari. Infeksi saluran kemih
prosedur pemasangan kateter harus
merupakan penyebab terjadinya lebih
diperhatikan
dari 1/3 dari seluruh infeksi yang
tidak
didapat di rumah sakit.Sebagian besar
pemasangan kateter dilakukan secara
infeksi
80%)
aseptik dengan melakukan desinfeksi
disebabkan prosedur invasif atau
secukupnya memakai bahan yang
instrumentasi saluran kemih yang
tidak menimbulkan rasa sakit pada
biasanya berupa kateterisasi (Gould,
pasien, pakai kateter dengan ukuran
et al, 2009).
terkecil yang masih cukup efektif
ini
(sedikitnya
Angka kejadian Infeksi Saluran
untuk
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
yang
ditinggalkan,
yaitu
boleh
melakukan
Kemih (ISK) di Eropa mencapai 727
(Purnomo, 2008).
kasus setiap tahunnya. Sedangkan di
Kepatuhan
Amerika
angka
kejadian
Infeksi
Standar
Operasional
drainase
urin
terhadap
Standar
Prosedur
(SOP)
Saluran Kemih (ISK) sekitar 7-8 juta
merupakan komponen penting dalam
setiap tahunnya dan seluruh dunia,
manajemen
10% pasien rawat inap di rumah sakit
Asmadi (2010), menyatakan bahwa
mengalami infeksi yang baru selama
karakteristik perawat setiap individu
dirawat 1–1,4 juta infeksi setiap
seperti
tahun (Saint et al, 2009). Studi
pendidikan
pendahuluan yang dilakukan oleh
status perkawinan dan masa kerja,
peneliti pada tanggal 22 Februari
mempunyai
2016 didapatkan data bahwa di
masing sehingga terdapat perbedaan
RSUD Pandan Arang Boyolali dari
yang mendasar seorang dengan yang
bulan Januari sampai dengan bulan
lain.
Desember
mengetahui hubungan karakteristik
2015
sebanyak
288
keselamatan
umur,
jenis
keperawatan
karakteristik
Tujuan
penelitian
pasien.
kelamin, terakhir,
masing-
adalah
pasien mengalami Infeksi Saluran
demografi
perawat
terhadap
Kemih (ISK) (Rekam Medik RSUD
kepatuhan
menjalankan
Standar
Pandan Arang Boyolali, 2016).
Operasional
Prosedur
(SOP)
3
pemasangan kateter di RSUD Pandan
menggunakan
Arang Boyolali.
Mann Withney,
penelitian
ini
penelitian
kuantitatif,
penelitian
ini
Chi-square,
III. HASIL PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN Jenis
t-test,
yaitu desain
menggunakan
a. Analisa Univariat 1. Umur
dan
masa
kerja
responden
penelitian deskriptif kolerasi dengan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
rancangan cross sectional. Populasi
Berdasarkan Umur dan masa
dalam penelitian ini adalah semua
kerja
perawat
di
Cempaka
dan
Pandan
bangsal Geranium
Arang
populasi
Anggrek, RSUD
Boyolali.
sebanyak
Jumlah
43
perawat.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan total sampling
Jumlah
sampel
pada
penelitian ini adalah 43 responden yaitu
semua
perawat
dibangsal
Anggrek, Cempaka dan Geranium RSUD
Pandan
Arang
Boyolali.
Pengambilan data pada bulan Juni
Min Maks Umur (tahun) Masa Kerja (tahun)
Rata -rata
SD
21
58
36
10,2 8
1
33
10,8 6
9,18
Tabel 1 menunjukkan data rata-rata umur responden adalah 36 ± 10,28 tahun. Umur termuda adalah 21 tahun dan tertua 58 tahun.rata-rata
masa
kerja
responden adalah 10,86 ± 9,18 tahun. Masa kerja minimal adalah 1 tahun dan maksimal 33 tahun.
sampai dengan bulan Juli 2016. Alat
pengumpula
data
yang
digunakan menggunakan kuesioner berisikan
pertanyaan
mengetahui
karakteristik
meliputi
umur,
jenis
untuk perawat kelamin,
pendidikan, status perkawinan dan masa
kerja,
Observasi
untuk
mengetahui kepatuhan perawat dalam menjalankan
Standar
Operasional
Prosedur (SOP) saat Pemasangan Kateter.
Analisis yang digunakan
2. Jenis Status
Kelamin,
Pendidikan,
perkawinan
Kepatuhan
dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Jenis
Kelamin,
Pendidikan, Status Perkawinan, dan kepatuhan SOP Jenis kelamin Laki -laki Perempuan Pendidikan
Jumlah 12 31
(%) 27,9 72,1
4
SPK DIII Keperawatan S1 keperawatan S1+Ners Status perkawinan Kawin Tidak kawin Kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP) Patuh Tidak patuh
Tabel
1 18
2,3 41,9
14 10
32,6 23,3
Berdasarkan Tabel 3 melalui uji t-test diketahui nilai 0,343
>
0,05
p =
sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan 33 10
16 27
2
76,7 23,3
37,2 62,8
menunjukkan
antara umur dengan kepatuhan SOP pemasangan kateter.
2. Hubungan
jenis
kelamin
dengan
kepatuhan
SOP
pemasangan kateter
sebagian besar responden adalah
Tabel 4. Hubungan Jenis
perempuan sebanyak 31 orang
Kelamin dengan Kepatuhan SOP
(72,1%). Tabel 4.3 menunjukkan
Pemasangan Kateter
sebagian
besar
responden
pendidikan
adalah
DIII
Jenis Kelamin
Kepatuhan
Total
Patuh Tidak Patuh
Keperawatan sebanyak 18 orang
N
N
N
(41,9%). 76,7% responden besar
Laki-laki
5
7
12
dengan status perkawinan adalah
Perempuan
11
20
31
Total
16
27
43
kawin
sebanyak
33
orang.
sebagian besar responden tidak patuh
terhadap
Operasional
Prosedur
Standar (SOP)
(62,8%).
pvalue
0,707
Berdasarkan Tabel 4 melalui uji chi-Square diketahui nilai p = 0,707
>
0,05
sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan antara
b. Analisis Bivariat 1. Hubungan
jenis
kepatuhan
umur
dengan
kelamin SOP
dengan
pemasangan
kateter.
kepatuhan SOP pemasangan kateter
3. Hubungan pendidikan dengan
Tabel 3. Hubungan Umur dengan
Kepatuhan
SOP
Pemasangan Kateter Kepatuhan Mean P Value Umur Patuh (tahun) Tidak patuh
37,437 0,343 34,629
kepatuhan SOP pemasangan kateter Tabel
5.
Hubungan
Pendidikan dengan Kepatuhan SOP Pemasangan Kateter
5
N
pMean val rank ue
Kepatuhan Pendidikan Patuh
16 23,22
Tidak patuh
27 21,28 0,6 01
Total
43
Berdasarkan Tabel 5 melalui
Tabel 7. Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan SOP Pemasangan Kateter Kepatuhan Masa Patuh kerja Tidak patuh
Mean
p-value
12,62
0,338
9,81
uji Mann Whiney test diketahui
Berdasarkan Tabel 7 hasil uji
nilai p = 0,601 > 0,05 sehingga
t-test diketahui nilai p = 0,338 >
disimpulkan tidak ada hubungan
0,05 sehingga disimpulkan tidak
antara
ada hubungan antara masa kerja
pendidikan
kepatuhan
SOP
dengan
pemasangan
dengan
kepatuhan
SOP
pemasangan kateter.
kateter.
4. Hubungan status perkawinan dengan
kepatuhan
SOP
IV. PEMBAHASAN a. Umur Hasil
pemasangan kateter
penelitian
rata-rata
Tabel 6. Hubungan Status
umur responden 36 ± 10.28
Perkawinan dengan Kepatuhan
tahun. Umurtermuda adalah 21
SOP
tahun dan tertua 58 tahun. Hasil
Status perkawinan
Kepatuhan
pvalue Patuh Tidak Total patuh
penelitian
Judha
(2012),
menyebutkan dari 31 responden
N
N
N
penelitian
Kawin
12
21
33
berumur 20-30 tahun kepatuhan
Tidak kawin
4
6
10
Total
16
27
43
0,835
Berdasarkan Tabel 6 melalui uji Chi Square diketahui nilai p = 0,835
>
0,05
sehingga
disimpulkan tidak ada hubungan antara status perkawinan dengan kepatuhan
SOP
pemasangan
kateter. 5. Hubungan masa kerja dengan kepatuhan SOP pemasangan kateter
dalam
71%
responden
pelaksanaan
Operating
Prosedur
pemasangan Bangsal
Standar
kateter
Rawat
(SOP) urin
di
Inap
RSUD
Panembahan
Senopati
Bantul.
Penelitian
Martini
(2007)
menjelaskan dalam penelitiannya umur dengan
perawat sikap,
ketersediaan
dihubungkan beban
fasilitas
pendokumentasian
kerja, dengan asuhan
6
keperawatan di rawat inap RSUD
9.18 tahun.Masa kerja minimal
Kota Salatiga antara 20 – 30
adalah 1 tahun dan maksimal 33
tahun
tahun. Penelitian Ulfa (2015),
dan
31
–
berimbang
45
tahun
masing-masing
(41%).
menyebutkan
perawat
yang
bekerja di Rumah Sakit PKU
Menurut Depkes RI (2009),
Muhammadiyah Yogyakarta Unit
umur responden termasuk dalam
II berkaitan dengan kepatuhan
kategori
awal
perawat
dalam
dengan rentang 36-45 tahun.
Standar
Prosedur
Mubarak & Chayatin (2009),
pemasangan kateter antara 6-10
menjelaskan
tahun. Penelitian Saragih (2012),
umur
dewasa
bahwa
semakin
melaksanakan Operasional
meningkat umur seseorang maka
menyebutkan
diharapkan akan dapat menerima
responden
informasi yang dianggap baik
kerja < 5 tahun (53,57%) dalam
untuk meningkatkan pengetahuan
penelitian hubungan karakteristik
dan
berperilaku
mayoritas mempunyai
masa
yang
baik
perawat
menjalankan
SOP
kepatuhan perawat melakukan
secara patuh dalam pemasangan
cuci tangan di Rumah Sakit
kateter.Menurut peneliti bahwa
Columbia Asia Medan.
termasuk
responden yang masuk dalam umur
dewasa
mempengaruhi menjalankan dimana
awal kepatuhan
SOP
semakin
dengan
tingkat
Liliweri (2007), menyatakan adanya
saling
pengalaman
menukar keterampilan
kateter,
maupun ilmu pengetahuan terkini
bertambah
akan membuat perawat semakin
umur, responden menjadi lebih
profesional
dalam
mengetahui bahwa menjalankan
tugasnya
termasuk
SOP
perawatan
penggunaan
melakukan dalam
kateter
akan
dapat
alat
meminimalkan
risiko
infeksi
pelindung diri sehingga dapat
pada pasien maupun menghindari
mencegah tertularnya berbagai
terpapar penyakit bagi responden.
penyakit. Menurut peneliti masa kerja responden berkaitan dengan masa bekerja di rumah sakit.
b. Masa kerja Hasil
penelitian
rata-rata
masa kerja responden 10.86 ±
Diharapkan bertambah
dengan masa
semakin
kerja
maka
7
semakin
banyak
pengalaman
lebih dikenal dengan mother
dalam pemasangan kateter yang
instinct, sehingga untuk mencari
sesuai dengan SOP. Dengan masa
perawat yang berjenis kelamin
kerja tersebut juga diharapkan
laki-laki
adanya
informasi
Ditambah lagi output perawat
mengenai pengetahuan tentang
yang dihasilkan dari perguruan
pemasangan kateter pada pasien
tinggi, jumlah perempuan lebih
yang sesuai dengan SOP rumah
banyak
sakit.
laki-laki.Menurut
pertukaran
sangat
dibandingkan
seorang
Hasil penelitian berdasarkan jenis
kelamin
diketahui
responden
dengan peneliti
perempuanlebih
menyayangi
c. Jenis Kelamin
terbatas.
dalam
dan
hal
Berdasarkan
lebih
sabar
keperawatan. penelitian
bahwa
mayoritas
adalah
RSUD Pandan Arang
sebanyak
72.1%.
dalam jumlah tenaga kesehatan
Hasil penelitian Riyanto (2016),
diketahui dalam setiap ruang
menyebutkan 90,9%
respoden
perawatan, perawat perempuan
kepatuhan
selalu lebih banyak dari perawat
perempuan
penelitian
tentang
perawat dalam penggunaan alat
Boyolali
laki-laki.
pelindung diri di Rumah Sakit Sari Asih Serang Provinsi Banten adalah
responden
perempuan.
d. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian
Namun penelitian Latifah (2014),
diketahui
meneliti mengenai pengalaman
berpendidikan DIII Keperawatan.
mahasiswa pria dalam praktek
Penelitian
profesi keperawatan maternitas
menyebutkan
yang bias gender, bahwa jumlah
penelitian di Rumah Sakit Palang
perawat laki-laki selalu lebih
Merah
sedikit
terdapat
berpendidikan DIII keperawatan
yang
dalam melaksakan kewaspadaan
dan
ketidaksetaraan
gender
dialami oleh mahasiswa laki-laki.
41.9%
responden
Sahara 72%
Indonesia
(2012), responden
di
Bogor
universal.
Sularyo (2007), menyatakan
Ihsan (2007), berpendapat
bahwa dunia keperawatan identik
bahwa pendidikan merupakan hal
dengan ibu atau wanita yang
yang
sangat
penting
dalam
8
mempengaruhi pikiran seseorang.
yang lebih rendah dan lebih puas
Seorang
berpendidikan
dengan hasil pekerjaan daripada
ketika menemui suatu masalah
teman bekerjanya yang belum
akan berusaha dipikirkan sebaik
menikah.
yang
mungkin dalam menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang
f.
Kepatuhan
Standar
berpendidikan cenderung akan
Operasional Prosedur (SOP)
mampu berfikir tenang terhadap
Pemasangan Kateter
suatu masalah. Menurut peneliti
Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan seorang akan dapat
diketahui 62.8% perawat tidak
mempengaruhi kinerja perawat
patuh
karena melalui proses pendidikan
pemasangan kateter sesuai SOP
yang
rumah
melibatkan
serangkaian
dalam
sakit.
melaksanan
Penelitian
yang
aktivitas, maka seorang individu
dilakukan Nazvia, Ahas, dan Janik
akan memperoleh pengetahuan,
(2014), pelaksanaan SOP asuhan
pemahaman,
keperwatan di ICU-ICCU RSUD
keahlian
dan
wawasan yang lebih tinggi.
Gambiran Kota Kediri bahwa 57,9%
e. Status perkawinan Berdasarkan hasil penelitian
perawat
tidak
patuh
terhadap
pelaksanaan
SOP.
Penelitian
Maria
diketahui 76.7% responden telah
menjelaskan
kawin
tindakan
(menikah).
Penelitian
(2011),
sebagian
besar
pemasangan
infus
Parmin (2009), jugamenyebutkan
dilakukan oleh perawat dengan
65,98% perawat yang bekerja di
patuh pada SOP yaitu 60 kali
Rumah Sakit Umum Pusat Undata
(88,2%) di Rumah Sakit Baptis
Palu sudah menikah.
Kediri.
Menurut Robbins & Judge (2008),
status
perkawinan
Hidayat (2006) pemasangan kateter urin merupakan tindakan
seseorang berpengaruh terhadap
keperawatan
perilaku
dalam
memasukkan kateter ke dalam
kehidupan organisasinya. Menurut
kandung kemih melalui uretra
peneliti seorang karyawan yang
yang
menikah lebih sedikit absensinya,
memenuhi kebutuhan eliminasi
mengalami
dan sebagai pengambilan bahan
seseorang
pergantian
jadwal
dengan
bertujuan
cara
membantu
9
pemeriksaan.
Dalam
proses
Hasil penelitian ditemukan
pemasangan kateter responden
bahwa
harus
patuhmenjalankan
mengetahui
pemasangan
SOP
kateter
untuk
perawat
yang SOP
pemsangan kateter mempunyai
menghindari risiko yang terjadi
rata-rata
pada pasien seperti timbulnya
sementara responden yang tidak
infeksi.
patuh mempunyai rata-rata umur
Menurut patuh
Sarwono
adalah
individu
(2006),
sikap
yang
34.629
umur
37.43
tahun.
tahun,
Uji
t-test
positif
menunjukkan bahwa tidak ada
ditunjukkan
hubungan yang bermakna antara
dengan adanya perubahan secara
umur
berarti sesuai dengan tujuan yang
menjalankan
ditetapkan. Kepatuhan perawat
kateter. Menurut Robbins (2006),
adalah perilaku perawat terhadap
mengemukakan bahwa umur 20-
suatu
40
anjuran,
prosedur
atau
dengan
tahun
kepatuhan
SOP
pemsangan
merupakan
tahap
peraturan yang harus dilakukan
dewasa muda. Tahap dewasa
atau ditaati. Penelitian Kasmad
muda merupakan perkembangan
(2007), menjelaskan diperlukan
puncak dari kondisi fisik dalam
kualitas perawatan dari kateter
mengaplikasikan
oleh
pengetahuan dan keterampilan
menghindari
perarawat
untuk
kejadian
infeksi
nosokomial saluran kemih di
ilmu
yang dimilikinya. Masdani
dalam
Wahjudi
Rumah Sakit Roemani Semarang.
(2008), yang menyatakan bahwa
Menurut peneliti bahwa sebagai
dalam tahap ini setiap individu
perawat dalam melakukan asuhan
memiliki
keperawatan
termasuk
dan penilaian moral yang lebih
pemasangan kateter pada pasien
kompleks. Umur yang semakin
harus didasarkan SOP yang telah
meningkat akan meningkatkan
ditetapkan rumah sakit dengan
pula kebijaksanaan kematangan
tujuan
seseorang
meningkatkan
kualitas
pelayanan kesehatan. g. Hubungan
Umur
keputusan, dengan
kemampuan kognitif
dalam
mengambil
berpikir
mengendalikan
rasional,
emosi,
dan
Kepatuhan Menjalankan SOP
bertoleransi terhadap pandangan
Pemasangan Kateter
orang lain.
10
Umur tersebut berkaitan erat
h. Hubungan
Jenis
Kelamin
dengan tingkat kedewaasaan atau
dengan
maturitas
Menjalankan SOP Pemasangan
seseorang.
Semakin
tinggi umur semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa dan
semakin
rasional, mampu
dapat
semakin
Kepatuhan
Kateter Hasil
penelitian
berfikir
menunjukkan bahwa tidak ada
bijaksana,
hubungan yang bermakna antara
mengendalikan
emosi
jenis kelamin dengankepatuhan
dan semakin terbuka terhadap
menjalankan
pandangan
lain.
kateter. Robbins & Judge (2007),
Perkembangan
ini
juga menyatakan bahwa tidak ada
memungkinkan
adanya
orang
pemikiran
yang
terbaik
dan
perbedaan
SOP
pemsangan
laki-laki
dan
perempuan dalam kemampuan
penilaian yang tepat bagi perawat
memecahkan
dalam
SOP
keterampilan analitis, dorongan
kateter.
Hasil
kompetitif,
sama
dengan
menerapkan
pemasangan penelitian
ini
masalah,
motivasi,
dan
kemampuan belajar, dalam teori
penelitian Hikmah (2008), yang
psikologis
mengatakan bahwa tidak ada
perempuan lebih bersedia untuk
hubungan antara umur dengan
mematuhi wewenang sedangkan
persepsi perawat terhadap staf
laki-laki lebih agresif dan lebih
mengenai patient safety.
besar kemungkinannya daripada
Peneliti berpendapat bahwa
perempuan
menjumpai
dalam
bahwa
memiliki
sebagian besar perawat di RSUD
pengharapan atau ekspetasi untuk
Pandan Arang Boyolali berada
sukses, tapi perbedaan ini kecil
pada umur yang produktif artinya
adanya.
pada umur ini memungkinkan
Hasil penelitian ini juga sama
perawat dalam masa kedewasaan
dengan
tetapi
dapat
(2014), menyebutkan tidak ada
semua
hubungan antara jenis kelamin
kompetensi yang dimiliki untuk
dengan kepatuhan perawat dalam
menerapkan
SOP
melaksanakan pedoman patient
pemasangan kateter (Wahjudi,
safety di ruang rawat inap Rumah
2008).
Sakit Stella Maris Makassar.
belum
mengaplikasikan
kepatuhan
penelitian
Handayani
11
Menurut peneliti jenis kelamin
pendidikan
tidak
mempengaruhi
dengan kepatuhan melaksanakan
perawat untuk mematuhi SOP
SOP asuhan keperwatan di ICU-
karena jenis kelamin perempuan
ICCU RSUD Gambiran Kota
maupun laki-laki yang bekerja
Kediri.
akan
dirumah
sakit
tidak
berhubungan
harus
dapat
Peneliti berpendapat bahwa
agar
dapat
untuk mematuhi aturan yang
meningkatkan pelayanan yang
telah ditetapkan di rumah sakit
baik
seperti
mematuhi
SOP
dan
meminimalkan
terjadinya
infeksi
pemasangan
kateter
menjalankan
SOP
saat
pemasangan kateter tidak harus
(Latifah,
menunggu perawat menempuh
2014).
pendidikan formal yang lebih tinggi. Kepatuhan SOP
i.
harus
Hubungan Pendidikan dengan
dijalankan oleh semua tenaga
Kepatuhan Menjalankan SOP
kesehatan tanpa kecuali tanpa
Pemasangan Kateter
melihat latar belakang pendidikan
Hasil penelitian ditemukan
terakhir
bahwa latar belakang responden
yang
telah
dijalani
petugas kesehatan (Ihsan, 2007).
dengan pendidikan SPK, DIII, S1 dan
S1+Ners
diketahui
secara
bahwa
statistik
tidak
ada
j.
Hubungan Status Perkawinan dengan
Kepatuhan
hubungan yang bermakna antara
Menjalankan SOP Pemasangan
pendidikan
Kateter
dengankepatuhan
menjalankan SOP pemasangan kateter.Hasil
penelitian
ini
Hasil
penelitian
menunjukkan
ini
tidak
ada
sejalan dengan penelitian Nurlina
hubungan
(2013), yang menyebutkan tidak
dengan kepatuhan menjalankan
hubungan
SOP
dengan
penerapan
status
perkawinan
pemsangan
kateter.
standar asuhan keperawatan di
Penelitian ini ditemukan bahwa
Ruang
proporsi perawat yang menikah
Rawat
Labuang
Inap
Baji
RSUD
Makassar.
lebih
banyak
dibandingkan
Penelitian yang dilakukan Nazvia,
dengan
perawat
yang
Ahas, dan Janik (2014), juga
menikah.
menyebutkan
bahwa
belum
tingkat
12
Peneliti berpendapat bahwa
pengalaman yang positif terhadap
kepatuhan perawat yang sudah
pekerjaanya termasuk kepatuhan
menikah
dapat
perawat dalam menerapkan SOP
akan
lebih
menerapkan
kepatuhan
baik
pemasangan kateter, namun bagi
dilingkungan
keluarga
yang
perawat
ditujukan
pada
diri
dengan
pengalaman
sendiri
kerja yang baru tidak serta merta
maupun mendidik anak untuk
tidak mempunyai kemampuan
melakukan
aturan
memasang kateter secara baik,
keluarga, sedangkan untuk di
hal ini karena selama masih
lingkungan
sakit
menjadi mahasiswa, responden
responden juga terus berusaha
telah mendapatkan praktik kilinik
untuk
di
kepatuhan
rumah
menerapkan
kepatuhan
rumah
sakit
termasuk
SOP, termasuk patuh SOP dalam
bagaimana
memasang
dengan baik (Hidayat, 2006).
kateter
(Parmin,
memasang
kateter
2009). V. SIMPULAN k. Hubungan Masa Kerja dengan
a. Karakteristik perawat di RSUD
Kepatuhan Menjalankan SOP
Pandan
Arang
Pemasangan Kateter
menunjukkan
Boyolali
bahwa
rata-rata
Berdasarkan hasil penelitian
umur responden 36 ± 10,28
diketahu secara statistik tidak ada
tahun, umur termuda 21 tahun
hubungan yang bermakna antara
dan tertua 58 tahun. Sebagian
masa kerja dengan kepatuhan
besar
menjalankan SOP pemasangan
perempuan
kateter.Hasil
belakang
penelitian
ini
responden
adalah
(72,1%).
Latar
responden
sejalan dengan penelitian Nazvia,
berpendidikan DIII Keperawatan
Ahas, dan Janik (2014), yang
(41,9%), sebagian besar status
menyebutkan bahwa masa kerja
perkawinan
tidak
(76,7%),
berhubungan
kepatuhan
melaksanakan
dengan
responden serta
masa
kawin kerja
SOP
responden rata-rata 10,86 ± 9,18
asuhan keperwatan di ICU-ICCU
tahun dengan masa kerja minimal
RSUD Gambiran Kota Kediri.
1 tahun dan maksimal 33 tahun.
Menurut peneliti bahwa masa kerja memang dapat memberikan
b. Kepatuhan
perawat
dalam
menjalankan Standar Operasional
13
Prosedur
(SOP)
pemasangan
kateter di RSUD Pandan Arang Boyolali
sebagian
responden
besar
menunjukkan
tidak
patuh (62,8%) terhadap SOP. c. Hasil
ujikarakteristik
kepatuhan
SOP
Operasional
Prosedur
(SOP)
pemasangan kateter. b. Bagi Perawat Perawat dapat mengaplikasikan serta menjalankan dalam praktik
dengan
keperawatan mengenai kepatuhan
pemasangan
menjalankan Standar Operasional
kateter adalah variabel umur dengan uji t-testdiperoleh nilaip =
Prosedur (SOP). c. Bagi Institusi Pendidikan
0,343, jenis kelamin dengan uji
Penelitian ini dapat digunakan
chi-Squarediperoleh nilai
p =
sebagai masukan atau sumbangan
dengan uji
ilmu pengetahuan terutama dalam
Mann Whiney test diperoleh nilai
bidang keperawatan di institusi
p
pendidikan
0,707, pendidikan
=
0,601,status
perkawinan
tentang
hubungan
denganuji chi-Square diperoleh
karakteristik perawat terhadap
nilai p = 0,835, masa kerja
kepatuhan menjalankan Standar
dengan uji t-test diperoleh nilai p
Operasional
= 0,338. Simpulan dari penelitian
pemasangan kateter.
adalah
tidak
ada
hubungan
Prosedur
(SOP)
d. Bagi Peneliti Lain
karakteristik perawat (umur, jenis
Hasil penelitian ini diharapkan
kelamin,
status
bisa
kerja)
acuan penelitian lebih lanjut atau
pendidikan,
perkawinan
dan
masa
terhadap
kepatuhan
SOP
dijadikan
variabel
yang
referensi
diteliti
atau
bisa
pemasangan kateter di RSUD
diperdalam
Pandan Arang Boyolali.
kepatuhan menjalankan Standar Operasional
terutama
Prosedur
pada
(SOP)
pemasangan kateter.
VI. SARAN a. Bagi Rumah Sakit
e. Bagi Peneliti
Rumah sakit dapat mewajibkan
Dapat menambah pengalaman
dan mengevaluasi pihak tenaga
dan
kesehatan
dapat
keperawatan mengenai penelitian
di
hubungan karakteristik perawat
baik
terhadap kepatuhan menjalankan
untuk
meningkatkan
pelayanan
rumah
dengan
sakit
wawasan
peneliti
dalam
khususnya menjalankan Standar
14
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP) pemasangan kateter.
Kasmad.(2007).
Hubungan
Kualitas Perawatan Kateter dengan Kejadian
(2010).
Konsep
dasar
keperawatan. Jakarta : Salemba medika. Depkes
Infeksi
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro. 1(1):2. Latifah, Lutfatul. (2014). Pengalaman
RI
(2009),
Departemen
Mahasiswa Pria dalam Praktek
Kesehatan R.I. Panduan Nasional
Profesi
Keperawatan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
yang
bias
Jakarta : Bhakti Husada.
Keperawatan
Gould, Caolyn V, et al. (2009). Guidline for
Prevention
of
Catheter
Liliweri,
A.
USA : Departement of Health and
Pustaka Pelajar.
M.
Kepatuhan
Gender.
Jurnal
Soederman.
ISSN
(2007).
Komunikasi
HumanService.
Maternitas
1907-6673.146-209.
Associated Urinary Tract Infections.
Handayani,
Nosokomial
Saluran Kemih. Semarang. Program
DAFTAR PUSTAKA Asmadi.
Antara
Dasar-dasar
Kesehatan.
Jakarta:
Maria Ince & Erlin Kurnia (2012).
(2014). Perawat
Determinan
Kepatuhan
Perawat
dalam
Di
Melaksanakan
Standar
Prosedur
Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Stella
Operasional
Maris Makassar. Bagian Manajemen
Terhadap Phlebitis. Jurnal Stikes.
Rumah Sakit Fakultas Kesehatan
Vol. 5. No. 1 : 28-47.
Pemasangan
Infus
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Martini.(2007). Hubungan Karakteristik
Hidayat, A. A. (2007). Pengantar Konsep
Beban Kerja Sikap dan Ketersediaan
Dasar
Keperawatan.
Jakarta
:
Salemba Medika. Hikmah,
S.
Fasilitas
dengan
Pemdokumentasian
Keperawatan di RawatInap RSUD
di
Salatiga. Magister Ilmu Kesehatan
(IRD)
Masyarakat Administrasi Kebijakan
RSUP Fatmawati. Program Sarjana.
Rumah Sakit : Program Pasca
Skripsi
Sarjana Univesitas Diponegoro.
Instalasi
Persepsi
Asuhan
Satf
mengenai
(2008).
Motivasi
“Patient Rawat
Safety”
Darurat
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat. Tidak Dipublikasikan. Ihsan,
F.
(2007).
Dasar-dasar
Nazvia Natasia, Ahas Loekqijana, & Janik Kurniawati. (2014). Faktor
Kependidikan. Jakarta. PT Rineka
yang
Cipta. Jakarta.
Pelaksanaan
Mempengaruhi SOP
Kepatuhan Asuhan
15
Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran
Kota
Kediri.
Jurnal
Kedokteran Brawijaya. Vol. 28, Suplemen No. 1.
Sarwono.
S.
W.
(2006).
Psikologi
Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sularyo T. S, Soetjiningsih dkk., (2007).
Parmin. (2009). Hubungan Pelaksanaan
Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak
Fungsi Manajemen Kepala Ruang
dan
Dengan
Sagung Seto.
Motivasi
Perawat
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap di
Ulfa M,
Remaja.
Edisi
1.
Jakarta:
(2015). Pengaruh Faktor
RSUP Undata Palu. Diakses 10 Juli
Internal dan Eksternal terhadap
2016.
Kepatuhan
Perawat
dalam
Melaksanakan
Standar
Prosedur
Purnomo, B. Basuki. (2008). Dasardasar Urologi. Edisi 2. Jakarta :
Operasional Pemasangan Kateter di
SagungSeto.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Robbins SP, dan Judge. (2007). Perilaku Organisasi,
Jakarta
:
Salemba
Empat. Robbins,
S.P
(2006).
Perilaku
Organisasi. Jakarta : Prenhallindo. Sahara, A. (2012) Faktor-faktor yang
Yogyakarta
Unit
II.
Jurnal
kesehatan.
Program
studi
Manajemen
Rumah
Sakit,
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta. Wahjudi.,
N.
(2008)
Keperawatan
Berhubungan Dengan Kepatuhan
Gerontik dan Pediatrik. Edisi 3.
Perawat
Jakarta. EGC.
dan
Bidan
Dalam
Penerapan Kewaspadaan Universal / Kewaspadaan Standar Di Rumah Sakit
Palang
Merah
Indonesia
Bogor Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyakarat. Univeritas indonesia. Saint, S., Meddings, J.A., Kowalsi, C.P., & Krein, S.L. (2009). Rule changes for catheter associated urinary tract infection.
Annals
of
Internal
Medicine, Volume 150 (12) : 877 – 883.
16