HUBUNGAN ANTARA PEMIKIRAN DAN PERASAAN PASIEN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG TAHUN 2016
SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Manajemen Kesehatan
ULIYAH NUR AMRULLAH NIM. D11.2012.01438
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016
i
© 2016 Hak Cipta Skripsi Ada Pada Penulis
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan segala Puji syukur kehadirat Allah swt, dan atas dukungan dan do‟a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya khaturkan rasa terimakasih saya kepada : Papa dan Mama saya (Syaefullah dan Nur Sunarwati) yang telah memberikan dukungan moril, maupun materi serta do‟a yang tiada henti untuk kesuksesan saya. Ucapan terimakasih saja takkan takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembahan bakti dan cintaku untuk kalian papa mamaku. Saudara saya (Muhammad Ma‟ruf, (Almh)Syilvira Nur Auliyarullah dan Aditya Syaiful Anwar) adik-adikku yang unyu... Partner ku selama ini (Prasita Destiana Nilakandi) yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta perjuangan yang kita lewati bersama hampir 4tahun ini.... Buat teman-temanku (Nadya Wahyu Ulfa dan Rika Handriani) yang selalu membantu dan memberikan semangat dalam skripsian ku...
Orang Berilmu tentu memiliki kepribadian tangguh, yang bisa membawa diri, keluarga dan orang lain menuju kebahagiaan, serta bernilai manfaat bagi sesama.....
vii
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Uliyah Nur Amrullah
Tempat, tanggal lahir
: Pemalang, 14 Januari 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam : Cokrah Tengah Sugihwaras, RT/RW 001 / 009 Sugihwaras
Alamat Pemalang Riwayat Pendidikan
:
1. MI Tashwirul Afkar ( 1999 – 2005 ) 2. SMP Negeri 1 Pemalang ( 2005 – 2008 ) 3. SMK PGRI Taman Pemalang ( 2008 – 2011 ) 4. Diterima Di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2012
viii
PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Hubungan antara pemikiran dan perasaan perasaandengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Tahun 2016”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana S1 pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro. Penulis menyadari bahwa dalam Penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu harapan penulis untuk mendapatkan koreksi dan telaah yang bersifat konstruktif agar Skripsi ini dapat diterima. Penulisa juga menyadari bahwa Skripsi ini, banyak memperoleh bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Dr. M.G. Catur Yuantari SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Agus Perry Kusuma, S.KG, M.Kes.selaku ketua peminatan Epidemiologi yang telah membimbing untuk menentukan judul skripsi ini.
ix
5. Agus Perry Kusuma, S.KG, M.Kes. selaku dosen wali yang selalu membantu penulis jika ada kesulitan baik dalam bidang akademik maupun non akademik. 6. Dyah Ernawati, S.kep., Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan baik selama perkuliahan maupun penyelesaian skripsi ini. 7. Sri Sulistyowati, SH selaku Kepala Dinas Kesehatan yang telah memberikan izin untuk penelitian. 8. Dr. Andriyani SKM, M.Kes selaku kepala Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. Retty Kustiyani, SH yang telahmembantu semaksimal mungkin dalam skripsi ini. 9. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmunya untuk kami. 10. Kedua orang tuaku Bapak dan Ibu yang tak henti-henti memberikan semangat dan doa selama ini. 11. Keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dukungan dan do‟a serta semangat untuk penyusunan skripsi iini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro.
Semarang, 4 Oktober 2016
Penulis
x
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016
ABSTRAK ULIYAH NUR AMRULLAH HUBUNGAN ANTARA PEMIKIRAN DAN PERASAAN PASIEN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG TAHUN 2016 XVIII + 82Hal + 23Tabel + 3Gambar + 7Lampiran Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Diperoleh data dari 10 pasien menggunakan fasilitas Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang ketika sakit. 8 dari 10 pasien menyatakan alasan menggunakan fasilitas Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang karena jarak yang dekat dari rumah, tanpa biaya (gratis), memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah serta pelayanan yang memuaskan sehingga pasien datang kembali saat berobat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara pemikiran dan perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. Jumlah sampel 99 responden. Sampel diambil secara Purposive Sampling dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis dilakukan dengan menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien memiliki pemikiran (pengetahuan pasien) terhadap pemanfaatan pelayanan cukup (61,6%), perasaan (pengalaman pasien) terhadap pemanfaatan pelayanan cukup (65,7%). ada hubungan antara pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang (p value 0,000), ada hubungan antara perasaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang (p value 0,000). Disarankan kepada petugas Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang tahun 2016 untuk meningkatkan pelayanan agar pasien dapat memaksimalkan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Misalnya petugas harus professional (ramah,cekatan) dalam melayani pasien, serta meningkatkan fasilitas/sarana kesehatan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Kata Kunci : Pemikiran dan Perasaan, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Kepustakaaan : 23 (1999 – 2014)
xi
UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENCES DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2016
ABSTRACT ULIYAH NUR AMRULLAH THECORRELATION BETWEEN THOUGHT AND FEELING OF PATIENTS ON THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICES IN NGEMPLAK SIMONGAN PRIMARY HEALTH CENTER SEMARANG CITY 2016 XVIII + 82Pages + 23Tables + 3 Figures + 7 Appendices Health services facilities are place that utilized to organize health care efforts on, promotive, preventive, curative and rehabilitative performed by government, local government or community. Initial survey found 8 of 10 patients’ utilized Ngemplak Simongan primary health center to access health services, The reason was nearby house, no cost needed, utilized government facilities and satisfaction of services. The purposed of the study was to analyze correlation between thoughts and feelings of patients the utilization of health services in Ngemplak Simonganprimary health center Semarangcity. The study was quantitative with cross sectional approach. Study located in Ngemplak Simonganprimary health center Semarang city. Sample was 99 patients. Sampleshas been taken by purposive sampling technique. Data collected through interview with questionnaire and tested by chi square test. Results showed that majority respondents had good knowledge on utilization of health services (61,6%). Good feeling for on services (65,7%). There was a correlation of though and utilization of services in Ngemplak Simongan primary helath center (p=0,000). There was a correlation of feeling and utilization of health services in Ngemplak Simongan primary health center. (p=0,000) Suggested to Ngemplak Simogan PHC Semarang to improve services that could make patients will maximize on utilization of health services. For example the officer always be professional in serving patients, and to improve facilities to provide satisfaction to the patient. Keywords References
: Thoughts and feeling, utilization of health services : 23 (1999 – 2014)
xii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... I HALAMAN HAK CIPTA ........................................................................................... II HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR ....................................... III HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ...................................................... IV HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... V HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................... VI HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. VII RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. VIII PRAKATA ............................................................................................................... IX ABSTRAK ............................................................................................................... XI DAFTAR ISI .......................................................................................................... XIII DAFTAR TABEL .................................................................................................... XV DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. XVII DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... XVIII BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5 E. Keaslian Penelitian ........................................................................................ 6 F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9 A. Puskesmas ................................................................................................... 9 B. Pelayanan Kesehatan ................................................................................. 18 C. Perilaku Kesehatan ..................................................................................... 21 D. Teori World Health Organizazion (WHO)..................................................... 28 E. Kerangka Teori............................................................................................ 35 BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 36
xiii
A. Kerangka Konsep........................................................................................ 36 B. Hipotesis ..................................................................................................... 36 C. Jenis Penelitian ........................................................................................... 37 D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 37 E. Definisi Operasional .................................................................................... 37 F. Populasi dan Sampel .................................................................................. 38 G. Pengumpulan Data Penelitian ..................................................................... 40 H. Pengolahan Data ........................................................................................ 44 I.
Analisis Data ............................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................................. 47 A. Gambaran umum Puskesmas Ngemplak Simongan ................................... 47 B. Karakteristik Responden ............................................................................. 59 C. Analisis Univariat ......................................................................................... 61 D. Analisis Bivariat ........................................................................................... 71 E. Hasil Uji Chi Square .................................................................................... 72 BAB V PEMBAHASAN .......................................................................................... 73 A. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 73 B. Analisis Karakteristik ................................................................................... 74 C. Analisis Univariat ......................................................................................... 76 D. Analisis Bivariat ........................................................................................... 78 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 83 A. Kesimpulan ................................................................................................. 83 B. Saran .......................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL Tabel
halaman
1.1 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 6 3.1 Definisi Operasional ................................................................................... 37 3.2 Validitas Pemikiran ..................................................................................... 41 3.3 Validitas Perasaan ..................................................................................... 42 3.4 Validitas Pemanfaatan ............................................................................... 43 3.5 Tabel Ringkas Reliabilitas .......................................................................... 43 4.1 Data Kependudukan wilayah pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan ............................................................................................................... 48 4.2 Data Mata Pencaharian penduduk wilayah pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan ....................................................................................... 49 4.3 Data Wilayah Fasilitas pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan........... 50 4.4 Data Ketenaga Puskesmas Ngemplak Simongan ...................................... 50 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur .................................................. 59 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 59 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 60 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................................... 60 4.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemikiran .............................................. 61 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pemikiran ........... 62 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perasaan ............................................. 64 4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perasaan ........... 65 4.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan ........................................ 67 4.14 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pemanfaatan ..... 68 4.15 Tabulasi Silang Hubungan Pemikrian dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ................................................................................................. 70
xv
4.16 Tabulasi Silang Hubungan Perasaan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ..................................................................................................... 71 4.17 Tabel Ringkas Analisis Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ............................................................................................................ 72
xvi
DAFTAR GAMBAR Gambar
halaman
2.1
Skema Perilaku Teori WHO .................................................................. 34
2.2
Kerangka Teori ..................................................................................... 35
3.1
Kerangka Konsep ................................................................................. 36
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Kuesioner Uji SPSS Dokumentasi Surat - surat
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Index Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, cerdas, terampil, dan ahli menuju
keberhasilan
pembangunan
kesehatan.
Pembangunan
kesehatan merupakan salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Dalam suatu wadah pelayanan kesehatan.(1.2) Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor Internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Demikian pula faktor eksternal, terdiri dari berbagai faktor yang antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, masyarakat dikelompokkan menjadi 4, berturut-turut besarnya pengaruh tersebut adalah sebagai berikut :(2) a.
Lingkungan (environment), yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.
b.
Perilaku (behavior)
1
2
c.
Pelayanan kesehatan (health services)
d.
Keturunan (heredity). Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
untuk
masyarakat
luas
guna
mencapai
derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Menurut Poen, dalam Koentjoro dalam Modulasi Kesehatan di Indonesia, kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kenyamanan, pelayanan petugas, prosedur pelayanan, hasil layanan dan lingkungan.(3) Fasilitas Pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya
disebut
Puskesmas
adalah
fasilitas
pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan
perseorangan
tingkat
pertama,
dengan
lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (4) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
mencegah
dan
3
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan /atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang
ditujukan
untuk
peningkatan,
pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan.(4) Manfaat secara bahasa diartikan sebagai guna, faedah dan untung. Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan sedangkan pelayanan adalah perihal atau cara melayani. Tujuan dari pelayanan kesehatan kemampuan
adalah
untuk
masyarakat
meningkatkan secara
derajat
menyeluruh
kesehatan
dalam
dan
memelihara
kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri sehingga pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima oleh semua orang, penyusunan kebijakan kesehatan seharusnya melibatkan penerima pelayanan kesehatan, lingkungan pengaruh terhadap kesehatan penduduk, kelompok, keluarga dan individu, pencegahan penyakit sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan, kesehatan merupakan tanggung jawab individu. Dari data kunjungan pasien di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang, didapatkan data selama 3 bulan terakhir tahun 2016 yakni bulan Januari 2.642 pasien, Februari 2.734 pasien dan Maret 1.599 pasien dengan jumlah kunjungan sebanyak 6.975 pasien. Angka kunjungan pasien setiap hari ± 150 orang.
4
Hasil wawancara sebelum survey awal kepada pasien yaitu kebanyakan pasien merasa senang berobat di Puskesmas Ngemplak Simongan karena fasilitas sudah lengkap serta pelayanan yang ramah, sehingga peneliti mengambil tema ini. Berdasarkan
survei
menggunakan fasilitas
awal
peneliti,
diperoleh
dari
10
pasien
Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang
ketika sakit. 8 dari 10 pasien menyatakan alasan menggunakan fasilitas Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang karena jarak yang dekat dari rumah, tanpa biaya (gratis), memanfaatkan fasilitas yang sudah disediakan oleh pemerintah serta pelayanan yang memuaskan sehingga pasien datang kembali saat berobat. Berdasarkan teori World Health Organization (WHO) 4 alasan pokok (determinan) seseorang berperilaku yaitu : pemikiran dan perasaan (thouhgts and feeling), adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personal references), sumber daya (resources) yang tersedia, sosial budaya (culture) setempat.(5) Berdasarkan hal ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai hubungan antara pemikiran dan perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : apakah ada hubungan antara
5
pemikiran dan perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Tahun 2016?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara pemikiran dan perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pelayanan
pemikiran
kesehatan
di
pasien
Puskesmas
dengan
pemanfaatan
Ngemplak
Simongan
Semarang. b. Mendeskripsikan pelayanan
perasaan
kesehatan
di
pasien Puskesmas
dengan
pemanfaatan
Ngemplak
Simongan
Semarang. c. Menganalisis
hubungan
antara
pemikiran
pasien
dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan. d. Menganalisis
hubungan
antara
perasaan
pasien
dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan.
6
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Keilmuan Dapat digunakan sebagai bahan penelitian, pengembangan dan pengabdian masyarakat dibidang Manajemen Kesehatan serta sebagai bahan pustaka khususnya ilmu Kesehatan Masyarakat. 2. Bagi Instansi Sebagai masukan bagi Puskesmas Ngemplak Simongan dalam program
perbaikan
dan
pengembangan
kualitas
pelayanan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan. 3. Bagi Masyarakat Sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
kesehatan.
E. Keaslian Penelitian
No 1
Nama Peneliti Adriana Nara
Judul
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Metode
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan, Sumber Informasi dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Fasilitas Persalinan yang Memadai oleh Ibu Bersalin di Puskesmas Kawangu
Non Probability sampling, penelitian Cross sectional
Hasil Ada hubungan yang sangat kuat antara akses pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan fasilitas persalinan yang memadai
7
No
Nama Peneliti
Judul
Metode
Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan sarana prasarana dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan nilai ρ=0,010 <α(0,05), ada hubungan sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan nilai ρ=0,020 < α(0,05), tidak ada hubungan prosedur pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan nilai ρ=0.192 >α(0,05). Ada hub kepercayaan, pengetahuan, sikap, kualitas pelayanan, tarif/biaya, fasilitas, pelayanan personil dalam
Kabupaten Sumba Timur 2
Hersi Magan
Faktor Yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Unit Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Makale
Metode penelitian Kuantitatif rancangan Cross sectional study
3
Evi Febrianty Sugiono
Faktor yang Berhubungan dengan Minat Pemanfaatan kembali Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris Makasar tahun 2013
Penelitian Observasional dengan pendekatan cross sectional study
8
No
Nama Peneliti
Judul
Metode
Hasil pemanfaatan pelayanan rawat inap Rs. dan variabel yang tidak berhubungan adalah jarak, lokasi dan informasi pemanfaatan pelayanan rawat inap Rs.Stella Maris
Pada penelitian ini terdapat kemiripan pada penelitian yang dilakukan oleh Adriana Nara, Hersi Magan dan Evi Febrianti Sugiono yaitu sama-sama tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan. Perbedaan penelitian ini yaitu pada tempat, waktu penelitian, variabel serta metode penelitian yang digunakan.
F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Penelitian
ini
termasuk
bidang
ilmu
Kesehatan
Masyarakat,
khususnya Manajemen Kesehatan. 2. Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini adalah hubungan antara pemikiran dan perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. 3. Lingkup Lokasi
9
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. 4. Lingkup Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei yaitu kuesioner dan wawancara langsung dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study. 5. Lingkup Sasaran Sasaran penelitian ini adalah Pasien Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. 6. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni Tahun 2016.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas Puskesmas merupakan salah satu pelayanan di bidang jasa dalam sektor kesehatan yang merupakan unit organisasi pelaksana pelayanan kesehatan di suatu daerah di Indonesia yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan dalam bentuk pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Bentuk
pelayanan kesehatan
di berikan di
Puskesmas bersifat
menyeluruh (comprehensive health care service) yaitu pelayanan kesehatan
yang
meliputi
aspek
promotive
(promosi),
preventive
(pencegahan), curative (pengobatan) dan rehabilitative (penyembuhan). Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.(4) Upaya kesehatan masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga,
kelompok
dan masyarakat.
Upaya
kesehatan
masyarakat UKP adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
10
11
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan seseorang.(4) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan didi dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Registrasi adalah proses pendaftaran Puskesmas yang meliputi pengajuan dan pemberian kode Puskesmas. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan dan dituangkan dalam suatu sistem. Tenaga puskesmas di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan
standar
profesi,
standar
pelayanan,
standar
prosedur
operasional, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja.(4) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga kelompok dan masyarakat. Pembangunan kesehatan yang
12
diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendukung terwujudnya kecamatan sehat.(4) Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan, dalam kondisi tertentu pada satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu Puskesmas. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksesibikitas. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium. Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan yaitu : standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan di uji, dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.(4)
Sesuai
dengan
strategi
Dinas
Kesehatan
Kota
Semarang,
puskesmas-puskesmas di Kota Semarang memiliki 6 (enam) kegiatan pokok yaitu :(1) 1. Upaya promosi kesehatan a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat b. Sosialisasi Program Kesehatan c. Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
13
2. Upaya kesehatan lingkungan a. Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMIJAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempattempat umum), Institusi pemerintah b. Survey Jentik Nyamuk 3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga berencana a. ANC Anternatal Care), PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana) b. Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun 4. Upaya perbaikan gizi masyarakat Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi 5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular a. Surveilens Epidemiologi b. Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies 6. Upaya pengobatan a. Rawat Jalan Poli Umum b. Rawat Jalan Poli Gigi c. Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan d. Unit Gawat Darurat (UGD) e. Puskesmas Keliling (Puskel)
14
Puskesmas
memiliki
tiga
fungsi
dasar
yakni
sebagai
pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. Indikator sebuah puskesmas dikatakan berhasil apabila lebih banyak dikunjungi orang sehat daripada orang sakit, mengapa? Karena misi utama puskesmas adalah mengurusi masyarakat bukan sekedar tidak sakit, namun tetap sehat baik secara fisik, psikis, sosial dan produktif. Puskesmas bukan semata-mata dikontruksi sebagai pusat „kesakitan‟
masyarakat
yang
notabene
lebih
merupakan
tempat
pengobatan, tetapi merupakan pusat penyehatan masyarakat yang berbasis pola preventif dan promotif.(6) Penonjolan fungsi pengobatan sesungguhnya merupakan ranah filosofi
rumah
menyehatkan
sakit.
Fungsi
masyarakat
puskesmas
agar
tidak
sesungguhnya
jatuh
sakit
dan
adalah tetap
mempertahankan derajat kesehatan supaya tetap sehat. Pada umumnya masyarakat tidak memiliki pilihan lain dalam memperoleh pengobatan meskipun kualitas pengobatan di puskesmas masih relatif rendah dibandingkan dengan tempat lain, kendati begitu masyarakat tetap memilih puskesmas sebagai tempat berobat. Pada umumnya masyarakat mempertimbangkan faktor ekonomi dan akses kedekatan lokasi dengan tempat tinggal mereka. Upaya pemerataan jumlah puskesmas di seluruh wilayah akan memudahkan pencapaian program kesehatan, melakukan
15
pola monitoring secara berkesinambungan agar munculnya problem kesehatan dapat lebih cepat dideteksi sejak dini.(6) Dalam mendukung penyelenggaraan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi masyarakat Indonesia telah diterbitkan UU no 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang memuat pasal – pasal yang mengatur hak dan kewajiban warga negara dan pemerintah sebagai berikut :(7) a) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. b) Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat
kesehatan
perseorangan,
keluarga
dan
lingkungannya. c) Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. d) Pemerintah
bertanggung
jawab
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan masyarakat. e) Pemerintah mengembangkan, membina, dan mendorong Sistem Jaminan Sosial Nasional sebagai cara yang dijadikan landasan setiap penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya dilaksanakan secara pra upaya, berdasarkan usaha bersama dan kekeluargaan.
16
Tuntutan globalisasi, suatu fenomena yang muncul pada akhir abad ke-20
yang
ditandai
dengan
terjadinya
interpenetrasi
dan
interdependensi dari semua sektor baik ekonomi, politik dan sosial budaya, menyebabkan terjadi transformasi masyarakat lokal menjadi masyarakat global (dunia) sehingga batas negara menjadi tidak jelas lagi. Perubahan global seperti ini dan tuntutan informasi yang terjadi di tanah
air
mengharuskan
puskesmas
dengan
untuk
merumuskan
memperhatikan
kembali
pergeseran
kebijakan paradigma
pembangunan kesehatan seperti :(7) 1. Pergeseran dari kebutuhan (need) ke tuntutan (demand), artinya pelayanan
kesehatan
harus
lebih
memperhatikan
tuntutan
masyarakat terhadap kesehatan. Model pelayanan kesehatan akan berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Intervensi yang selama ini menitikberatkan pada sisi pasokan (supply) harus digeser kearah sisi tuntutan (demand). 2. Pergeseran dari medical care ke health care, sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan selalu ditarik lebih dulu ke hulu. Aspek promotif dan preventif menjadi lebih menonjol dibanding kuratif. 3. Pergeseran dari fragmented program ke integrated program, dalam upaya mencapai Indonesia Sehat melalui pendekatan paradigma sehat.
17
4. Pergeseran dari sistem pembiayaan pemerintah ke perorangan / masyarakat swasta, artinya subsidi pemerintah yang terlalu besar bagi pelayanan kesehatan harus dikurangi, sementara kontribusi perorangan, masyarakat dan swasta harus ditingkatkan. 5. Pergeseran pola pembayaran yang selama ini fee for service bergeser ke pra upaya, dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif. 6. Pergeseran pelaksanaan program yang terpusatkan (centralized) menjadi decentralized. Pemahaman makna desentralisasi adalah daerah mempunyai kewenangan dan demokrasi pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan sumber otensi yang tersedia di daerah. 7. Pergeseran proses perencanaan yang top down menjadi bottom up seiring dengan era desentralisasi. 8. Pergeseran dari partisipasi menjadi kemitraan, artinya keterlibatan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan sudah dilibatkan sejak mengidentifikasi masalah kesehatan sampai dengan mengevaluasi kembali pelaksanaannya. 9. Pergeseran dari upaya birokrasi ke wirausaha, artinya dari pola penugasan yang instruktif menjadi fasilitatif dan pendampingan. 10. Pergeseran
pemahaman
tentang
kesehatan
dari
pandangan
konsumtif menjadi investasi. Sesuai dengan pergeseran paradigma yang seperti ini dan sejalan dengan penerapan desentralisasi serta sekaligus untuk menghadapi
18
berbagai tantangan yang terkait dengan era globalisasi dan informasi yang menuntut transparansi dan akuntabilitas maka konsep Puskesmas perlu ditinjau kembali dan disempurnakan, sehingga dapat diwujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif, efisien, merata, dan berkesinambungan di seluruh pelosok tanah air.(7)
B. Pelayanan Kesehatan Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen
bangsa
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang besar artinya bagi perkembangan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia.
Pembangunan
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.(8) Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan, baik kesehatan individu, kelompok atau masyarakat harus di
19
upayakan, yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM).(9) Tujuan
peningkatan
upaya
kesehatan
adalah
untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah dengan peran serta masyarakat secara aktif. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pengertian sehat meliputi kesejahteraan jasmani, rohani serta sosial dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.(9) Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan, yang disebut sarana atau pelayanan kesehatan (health services). Jadi pelayanan kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatanm, pada umumnya dibedakan menjadi tiga yakni : (9) 1. Sarana pelayanan kesehatan primer (primery care) Adalah sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana kesehatan primer ini adalah yang paling dekat bagi masyarakat, artinya pelayanan kesehatan yang paling
20
pertama menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya : Puskesmas, Poliklinik, dokter swasta, dan sebagainya. 2. Sarana pelayanan kesehatan tingkat dua (secondary care) Adalah sarana atau pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Artinya, sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer, karena peralatan atau keahliannya belum ada. Misalnya, Puskesmas dengan rawat inap (Pus-kesmas RI), Rumah Sakit Kabupaten, Rumah Sakit tipe D dan C, Rumah Bersalin. 3. Sarana pelayanan kesehatan tingkat tiga (tertiary care) Adalah sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-sarana pelayanan kesehatan primer seperti disebutkan di atas. Misalnya, Rumah Sakit Provinsi, Rumah Sakit tipe B atau A. Mutu merupakan fokus sentral dari tiap upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan. Untuk pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya, pelayanan harus sesuai dengan kebutuhan mereka, diberikan dengan cara yang ramah pada waktu mereka berkunjung. Pada umumnya mereka ingin pelayanan yang mengurangi gejala secara efektif dan mencegah penyakit,
sehingga
mereka
beserta
keluarganya
sehat
dan
21
melaksanakan tugas mereka seharo-hari tanpa gangguan fisik. Jaminan pemeliharaan
kesehatan
masyarakat
adalah
suatu
cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas usaha bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya.(10) Pada umumnya, mutu pelayanan kesehatan terfokus pada konsep bahwa layanan kesehatan memiliki tiga landasan utama yaitu mutu, akses dan biaya. Mutu dapat dicapai jika layanan yang terjangkau dapat diberikan dengan cara yang pantas, efisien dan hemat biaya. Layanan bermutu adalah layanan yang berorientasi pelanggan (customer-oriented), tersedia (available) mudah didapat (accessible), memadai (acceptable), terjangkau (affordable) dan mudah dikelola (controllable). Pada era mutu layanan kesehatan saat ini, terdapat bukti bahwa organisasi dan ahli layanan kesehatan dikendalikan oleh outcome layanan sebagai suatu ukuran tidak langsung untuk mutu layanan kesehatan.(10)
C. Perilaku Kesehatan Perilaku adalah hasil atau resultan antara stimulus (faktor eksternal) dengan respons (faktor internal) dalam subjek atau orang yang berperilaku tersebut. Dengan perkataan lain, perilaku seseorang atau subjek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subjek. Nilai yang berlaku di dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Nilai-nilai tersebut, ada yang
22
menunjang dan ada yang merugikan kesehatan. Beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya adanya penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahui bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika dibandingkan dengan beras putih. Masyarakat lebih memberikan nilai yang tinggi bagi beras putih, karena mereka menilai beras putih lebih enak dan lebih bersih.(11.12) Perilaku Kesehatan adalah respons seseorang atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem layanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu :(13) 1. Perilaku pemeliharaan (health maintanance), yaitu perilaku atau usaha-usaha seseorang memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak terkena penyakit dan usaha untuk melakukan penyembuhan jika sakit. 2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas layanan kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health seeking behavior), yaitu perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, tindakan atau perilaku ini dimulai dari pengobatan sendiri sampai dengan pencarian pengobatan ke luar negeri. 3. Perilaku kesehatan lingkungan, yaitu bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya
23
dan
sebagainya
sehingga
lingkungan
tersebut
tidak
mempengaruhi kesehatannya.
Aspek perubahan perilaku merupakan hal yang sangat penting kaitannya dengan perilaku kesehatan di mana semua program kesehatan berupaya untuk mewujudkan perubahan perilaku kesehatan dari yang negatif menjadi positif. Begitu juga terhadap layanan kesehatan, perilaku mempunyai peran penting untuk menentukan seseorang yang telah mempunyai need layanan kesehatan sampai menjadi demand layanan kesehatan.(13)
Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skiner tersebut, maka perilaku kesehatan (healthy behavior) adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain Perilaku Kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatatan.
Pemeliharaan
kesehatan
ini
mencakup
mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit atau
24
terkena masalah kesehatan. Perilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi dua, yakni :(11) 1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat. Perilaku ini disebut perilaku sehat (healthy behavior), yang mencakup perilakuperilaku
(overt
dan covert
behavior)
dalam
mencegah
atau
menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif) dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif). Contoh : makan dengan gizi seimbang, olahraga teratur, tidak merokok dan meminum minuman keras, menghindari gigitan nyamuk, menggosok gigi setelah makan, cuci tangan pakai sabun sebelum makan, dan sebagainya.(11) 2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk
memperoleh
penyembuhan
atau
pemecahan
masalah
kesehatannya. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakantindakan yang diambil seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk memperoleh kesembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritannya. Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan, baik fasilitas atau pelayanan kesehatan tradisional (dukun, sinche, paranormal), maupun pengobatan modern atau profesional (rumah sakit, puskesmas, poliklinik, dan sebagainya).(11)
25
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom, dikembangkan menjadi 3 tingkat perilaku sebagai berikut :(11) a. Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebuat sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran
(telinga)
dan
tentang
indera
penglihatan
(mata).
Pengetahuan
kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan.(11) b. Sikap (Attitude) Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang , setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Newcomb, salah seorang ahli psikolog sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak , dan bukan memperoleh pelaksanaan motif tertentu. Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
26
penilaian orang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan.(6)
c. Tindakan atau Praktik (Practice) Praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan
atau
aktivitas
orang
dalam
rangka
memelihara kesehatan. Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu : 1)
Praktik terpimpin (guided response) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
2)
Praktik secara mekanisme (mechanism) Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
3)
Adopsi (adoption)
27
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekadar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.(11)
Organisasi kesehatan dunia WHO mengelompokkan perubahan perilaku kesehatan menjadi tiga, yaitu :(13) 1. Perubahan alamiah (natural change) Perilaku manusia selalu berubah di mana sebagian perubahan tersebut disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka perilaku anggota masyarakatnya akan mengalami perubahan. Misalnya daerah pedesaan yang awalnya merupakan daerah pertanian, kemudian berubah menjadi daerah industri, maka perilaku masyarakatnya juga akan berubah mengarah ke modernisasi. Dalam hal ini modernisasi tidak hanya mengandung arti yang positif, tetapi bisa juga dampak negatifnya. 2. Perubahan terencana (planed change) Perubahan perilaku ini berdasar suatu perencanaan yang disebut sendiri. Misalnya seorang ibu hamil yang biasanya melahirkan menggunakan fasilitas tradisional ke dukun, karena mengalami peningkatan pengetahuan dan kesadaran maka pada kelahiran
28
berikutnya
merencanakan
melahirkan
ke
fasilitas
layanan
kesehatan terdekat. 3. Kesediaan untuk berubah (readdiness to change) Apabila terjadi suatu inovasi atau program pembangunan di masyarakat, maka respons yang terjadi adalah sebagian orang sangat cepat menerima inovasi dan sebagian lagi sangat lambat. Hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda.
D. Teori World Health Organization (WHO) Tim kerja pendidikan kesehatan dari WHO merumuskan determinan perilaku sangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa mengapa seseorang berperilaku, karena adanya 4 alasan pokok (determinan), yaitu :(2) 1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang, atau
lebih
tepat
diartikan
pertimbangan-pertimbangan
pribadi
terhadap objek atau stimulus, merupakan modal awal untuk bertindak atau
berperilaku.
Puskesmas
untuk
Seorang
ibu
memperoleh
akan
membawa
imunisasi,
akan
anaknya
ke
didasarkan
pertimbangan untung ruginya, manfaatnya dan sumber daya atau uangnya yang tersedia dan sebagainya.(11)
29
Pemikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi, di sini akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan
pikiran.
Berpikir
berarti
meletakkan
hubungan
antarbagian pengetahuan yang diperoleh oleh manusia. Yang dimaksud dengan pengetahuan di sini mencakup segala konsep, gagasan dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh oleh manusia.(14) Pengetahuan
diperoleh
dari
pengalaman
sendiri
atau
pengalaman orang lain. Seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api. Seorang ibu akan mengimunisasikan anaknya setelah anak tetangganya kena penyakit polio sehingga cacat, karena anak tetangganya tersebut belum pernah memperoleh imunisasi polio.(2) Paradigma sehat adalah sebagai cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif-antisipatif, melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan bersifat lintas sektor dalam suatu wilayah. Dengan kata lain, Paradigma sehat adalah cara pandang (the way we look at the things) atau konsepsi berpikir, dapat diaktualisasikan ke dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan
30
yakni
apa
yang
disebut
sebagai
pembangunan
berwawasan
kesehatan.(15) Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis atau hati yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. Penilaian subyek terhadap sesuatu obyek, membentuk perasaan subyek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenai artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu. Di samping itu, perasaan juga berhubungan dengan keadaan dan peristiwa jasmaniah.(14) Hasil pemikiran-pemikiran dan perasaan-perasaan seseorang atau
lebih
tepat
diartikan
pertimbangan-pertimbangan
pribadi
terhadap obyek atau stimulus, merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Seorang ibu akan membawa anaknya ke Puskesmas
untuk
memperoleh
imunisasi,
akan
di
dasarkan
pertimbangan untung ruginya, manfaatnya dan sumber daya atau uangnya yang tersedia dan sebagainya.(15) 2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personal references) Di dalam masyarakat, di mana sikap paternalistik masih kuat, maka perubahan perilaku masyarakat tergantung dari perilaku acuan (referensi) yang pada umumnya adalah para tokoh masyarakat
31
setempat. Orang mau membangun jamban keluarga, kalau tokoh masyaarakatnya sudah lebih dulu mempunyai jamban keluarga sendiri.(11) Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Misalnya wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak kesulitan waktu melahirkan. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Perilaku orang lebih-lebih perilaku anak kecil, lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuatan cenderung untuk dicontoh. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi (reference group), antara lain guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa dan sebagainya.(11) 3. Sumber daya (resources) yang tersedia Pendukung
untuk
terjadinya
perilaku
seseorang
atau
masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green, sumber daya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau fasilitas). Sebuah keluarga akan selalu menyediakan makanan yang bergizi bagi anak-anaknya apabila mempunyai uang yang cukup
32
untuk membeli makanan tersebut, dan orang mau menggosok gigi menggunakan pasta gigi kalau mampu membeli sikat gigi dan pasta gigi.(11) Sumber daya di sini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga dan sebagainya. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat besifat positif maupun negatif. Misalnya pelayanan puskesmas dapat berpengaruh positif terhadap perilaku penggunaan puskesmas tetapi juga dapat berpengaruh sebaliknya. Rendahnya utilisasi (penggunaan) fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan sebagainya, seringkali kesalahan atau penyebabnya dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun secara sosial), tarif yang tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya.(2) 4. Sosial budaya (culture) setempat Biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang. Telah diuraikan terdahulu bahwa faktor sosio-budaya merupakan faktor eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiap-tiap etnis di Indonesia yang berbeda-beda, karena memang masing-masing etnis mempunyai budaya yang berbeda yang khas.(11) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu
33
pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan suatu masyarakat bersama. Kebudayaan selalu berubah, baik lambat maupun cepat, sesuai dengan peradaban umat manusia.(2) Perilaku individual yang biasanya dilakukan dipengaruhi sebagian oleh insting, sebagian oleh pengalamannya dan sebagian oleh apa-apa yang dipelajari dari anggota-anggota lain dari satuan sosial di mana ia menjadi anggotanya. Dahulu orang mengira bahwa adanya keragaman perilaku berkaitan dengan adanya perbedaan ras. Melalui penelitian-penelitian terbukti bahwa adanya perbedaan perilaku pada seseorang bukan karena perbedaan ras melainkan karena adanya perbedaan budaya atau kebudayaan. Bahkan dua suku bangsa yang di pandang dari sudut ras sama, tinggal pada suatu daerah yang berdekatan, tetapi mereka berperilaku berbeda karena kebudayaannya berbeda.(16) Semua orang merasa dan berpikir, tetapi cara mereka menyampaikan
pemikirannya
dan
emosinya
dipengaruhi
oleh
kebudayaan. Begitu juga keyakinan yang dimiliki serta perilaku yang dimainkan berkaitan dengan kebudayaan. Sifat dan dinamikanya tergantung pada pola kebudayaan yang berlaku di tempat mereka tinggal di mana sistem kesehatan itu ada. Sistem kesehatan dipengaruhi dan memang merupakan bagian yang integral dari
34
kebudayaan. Kebudayaan dipengaruhi oleh lingkungan dan dinamika masyarakatnya.(16) Adanya
perbedaan
kebudayaan
mempengaruhi
konsep
tentang sehat dan sakit. Adanya perbedaan konsep sehat dan sakit mempengaruhi perbedaan klasifikasi penyakit. Akibat dari perbedaan itu suatu gejala penyakit atau terasa sakit, oleh masyarakat lain tidak dianggap suatu penyakit atau tidak dirasakan sakit.(16)
Dari uraian di atas, teori dari tim WHO ini dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut : (2) Thoughts and Feeling Pemikiran dan Perasaan Personal References Adanya Acuan atau Referensi dari Seseorang atau Pribadi yang Dipercayai
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Resources Sumber Daya yang Tersedia Culture Sosial Budaya Gambar 2.1 Skema Teori WHO(2) Dari skema diatas dapat dijelaksan bahwa perilaku terjadi diawali dengan adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor
35
diluar orang tersebut (lingkungan), baik secara fisik maupun non-fisik. Kemudian
pengalaman
dan
lingkungan
tersebut
di
ketahui,
dipersepsikan, diyakini dan sebagainya. Sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa perilaku.(2)
E. Kerangka Teori Thoughts and Feeling Pemikiran dan Perasaan
Personal References Adanya Acuan atau Referensi dari Seseorang atau Pribadi yang Dipercayai
Resources Sumber Daya yang Tersedia
Culture Sosial Budaya
Gambar 2.2 Skema Teori WHO (2)
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Dengan mengacu pada kerangka teoritis yang didukung beberapa teori pada bab sebelumnya maka kerangka konsep dibuat secara sistematis antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) dalam bentuk kerangka konsep seperti dibawah ini : Variabel Bebas
Variabel Terikat
Pemikiran Pasien Puskesmas Ngemplak Simongan
Pemanfaatan Puskesmas Ngemplak Simongan
Perasaan Pasien Puskesmas Ngemplak Simongan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis 1. Ada hubungan antara pemikiran pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang 2. Ada hubungan antara perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
di
Puskesmas
36
Ngemplak
Simongan
Semarang
37
C. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Dalam penelitian deksriptif ini, penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan fakta-fakta tentang suatu masalah yang diselidiki. Penelitian ini pula dilakukan dalam satu waktu saja sehingga penelitian ini disebut dengan pendekatan atau desain cross sectional.
D. Variabel Penelitian 1
Variabel Bebas :
1)
Pemikiran
pasien
Puskesmas
Ngemplak Simongan 2)
Perasaan
pasien
Puskesmas
Ngemplak Simongan 2
Variabel Terikat :
Pemanfaatan
Puskesmas
Ngemplak
Simongan Semarang
E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Daftar Nama Variabel, Definisi Operasional, Skala Variabel No
Variabel
Definisi
Skala
Kategori
1
Pemikiran
Pendapat seseorang tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan pengetahuan pasien tentang letak yang dekat (keberadaan rumah pasien) serta fasilitas yang lengkap
Ordinal
Baik (x > x + 1SD) Cukup (x – 1SD < x < x + 1SD) Kurang (x < x - 1SD) Baik : >23 Cukup : 19-22 Kurang : <19
38
No
Variabel
Definisi
Skala
Kategori
Ordinal
Baik (x > x + 1SD) Cukup (x – 1SD < x < x + 1SD) Kurang (x < x - 1SD)
(peralatan, biaya gratis) dan sarana (obat-obatan yang lengkap)
2
3
Perasaan
Pemanfaa tan Puskesma s Ngemplak Simongan
Pendapat seseorang tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan pengalaman pasien tentang kenyamanan memeriksakan diri serta pelayanan petugas yang ramah, obat yang diberikan manjur, keluhan selalu didengarkan dengan baik oleh semua petugas Perilaku responden dalam memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan
Baik : >17 Cukup : 15-17 Kurang : <15
Ordinal
Baik (x > x + 1SD) Cukup (x – 1SD < x < x + 1SD) Kurang (x < x - 1SD) Baik : >8 Cukup : 6-8 Kurang : <6
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas Ngemplak Simongan selama 3 bulan terakhir tahun 2016
39
yaitu bulan Januari 2.642 pasien, Februari 2.734 pasien dan Maret 1.599 pasien sehingga didapatkan hasil sebanyak 6.975 pasien. 2. Sampel a. Jumlah Sampel Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel digunakan rumus slovin karena total populasi kurang dari 10.000 adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
n=
Keterangan : n = besar sampel N = total poplasi d = tingkat kepercayaan yang diinginkan
n=
6.975 1 + 6.975 (0.1)2
= 98,58 (99 responden)
b. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik non probability sampling. Teknik non probability sampling yang dipilih adalah purposive sampling. Purposive Sampling adalah cara penarikan sampel yang dilakukan memilih subjek berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti. (17)
40
c. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, yakni :(18) a.
Pasien yang datang ≥ 1x kunjungan
b.
Pasien bersedia menjadi responden
c.
Pasien berumur ≥ 17 tahun
G. Pengumpulan data penelitian 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang diambil secara langsung oleh peneliti terhadap responden. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner langsung oleh responden yang ditujukan untuk mengetahui hubungan pemikiran dan perasaan pasien terhadap pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas
Ngemplak
Simongan Semarang. b. Data Sekunder Data
sekunder
digunakan
sebagai
data
penunjang
atau
kelengkapan dari data primer. Data ini diperoleh dari data kunjungan pasien ke Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik statistik dengan kuesioner yaitu dilakukan dengan cara melakukan wawancara berbagai
41
pertanyaan tertulis pada responden untuk dijawab sebagai fakta dalam penelitian. 3. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Validitas adalah suatu indeks untuk menunjukan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu di uji dengan korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai korelasi yang bermakna (construct validitas). Untuk menentukan validitas data, dapat ditentukan melalui nilai korelasi (r) dari tiap-tiap pertanyaan. Nilai korelasi tersebut dibandingkan dengan r tabel. Data dapat dinyatakan valid, jika r hitung lebih besar dari r tabel. Apabila terdapat pertanyaan yang tidak valid, maka pertanyaan tersebut harus diganti atau direvisi atau di drop (dihilangkan).(19.20) Tabel 3.2 Validitas Pemikiran Nilai P No Pernyataan value 1 Puskesmas Ngemplak Simongan merupakan balai pengobatan 0,000 umum yang dibutuhkan oleh pasien 2 Letak yang dekat membuat saya memeriksakan diri saya ke 0,000 Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit 3 Fasilitas yang ada dari 0,000 Puskesmas seperti loket, poli
Keterangan
Valid
Valid
Valid
42
No Pernyataan
4
5
umum, KIA+KB, farmasi, laboratorium dan poli gigi membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit Obat-obatan yang lengkap membuat saya memilih memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan Biaya yang gratis membuat saya memanfaatkan Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit
Nilai P value
Keterangan
0,000
Valid
0,000
Valid
Tabel 3.3 Validitas Perasaan No Pernyataan 1
2
3
4
Pelayanan yang ramah, membuat saya merasa nyaman memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan Saya merasa obat yang diberikan Puskesmas Ngemplak Simongan manjur untuk saya Saya merasa keluhan saya selalu didengarkan dengan baik oleh semua petugas Puskesmas Ngemplak Simongan Gedung dan ruangan Puskesmas yang bersih membuat saya merasa nyaman berada di Puskesmas Ngemplak Simongan
Nilai P value
Keterangan
0,000
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
0,000
Valid
43
Tabel 3.4 Validitas Pemanfaatan No Pernyataan 1
2
3
Bila saya sakit, saya langsung berobat ke Puskesmas Ngemplak Simongan Keberadaan Puskesmas sangat membantu dalam menangani gangguan kesehatan Selama 3 bulan terakhir saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, lebih dari 2 kali
Nilai P value
Keterangan
0,000
Valid
-
-
0,000
Valid
b. Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Kuesioner sebagai alat ukur harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. Data dinyatakan reliabel, jika mempunyai koefisien reliabilitas alpha lebih dari r tabel atau bisa juga dibandingkan dengan nilai konstanta yaitu 0,6.(19.20) Tabel 3.5 Tabel Ringkas Reliabilitas
1
Pemikiran
Nilai α cronbach 0,665
2
Perasaan
0,675
reliabel
3
Pemanfaatan
0,254
Tidak reliabel
No. Variabel
Keterangan reliabel
44
H. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan komputer yaitu menggunakan program spss versi 16 : 1. Editing Meneliti kembali kelengkapan jawaban pada kuesioner dan dilaksanakan pada waktu wawancara, sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi. 2. Koding Mengklasifikasikan
data
dari
responden,
kemudian
pengkodean
dilakukan oleh peneliti untuk memudahkan dalam pengolahan. Coding adalah pemberian kode berupa angka untuk memudahkan pengolahan data. Angka yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pada pernyataan tingkat pemikiran dan perasaan dengan skor 1-5. Angka
5 untuk
jawaban sangat setuju, angka 4 untuk jawaban setuju, angka 3 untuk jawaban ragu-ragu, angka 2 untuk jawaban tidak setuju dan angka 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Dan untuk pernyataan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan digunakan angka 1 dan 3. Untuk jawaban baik angka 3 untuk jawaban “ya” dan angka 1 untuk jawaban “tidak” 3. Entri Data Memasukkan data penelitian kedalam program komputer spss versi 16 untuk dilakukan pengolahan data.
45
4. Cleaning Data Cleaning Data dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh data yang akan diolah sudah sesuai dengan data yang sebenarnya, sehingga dibutuhkan ketelitian dan akurasi data. 5. Tabulasi Menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang antara 2 variabel.
I. Analisis Data Analisis data disesuaikan dengan tujuan dan skala data dari variabelvariabel yang akan di uji. Adapun arah pengujian data sebagai berikut : 1. Univariat Analisis univariat dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian dengan mendiskripsikan setiap variabel penelitian dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi pada setiap variabel.diantaranya variabel bebas yang dideskripsikan adalah pemikiran dan perasaan pasien Puskesmas Ngemplak Simongan. Pada variabel terikat pemanfaatan di Puskesmas Ngemplak Simongan.(18) 2. Bivariat Analisis yang digunakan untuk menguji hubungan dua variabel dengan Chi-square Test Variabel bebas yaitu pemikiran dan perasaan dengan variabel terikat yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang.(17.18)
46
Kriteria uji hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah nilai p value yang dihasilkan dan dibandingkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih. Jika p < 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho) ditolak. Hal ini berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila p ≥ 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho) diterima. Berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.(20)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Puskesmas Ngemplak Simongan
1. Kondisi Geografis dan Demografi Puskesmas Ngemplak Simongan merupakan suatu organisasi kesehatan fungsion yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang
juga
berfungsi
memberikan
pelayanan
secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk beberapa kegiatan pokok. Puskesmas Ngemplak Simongan terletak di bagian Barat Kota Semarang, tepatnya di Jl. Srinindito IV RT 08 RW I Kelurahan Ngemplak Simongan. Total karyawan 18 orang (1 Kepala Puskesmas, 1 Ka Subag TU, 1 dokter, 1 drg, 2 bidan, 3 perawat , 1 Perawat Gigi, 1 analis, 1 AA, 1 Ahli Gizi, 1 epidemeolog dan 2 tenaga administrasi, 2 tenaga wiyata) melayani 2 wilayah Kelurahan berpenduduk 27.171 jiwa. Ke-dua kelurahan ini (NGEMPLAK SIMONGAN dan BONGSARI) mempunyai luas wilayah 164 ha, 122 RT, 16 RW dengan keadaan geografis dan sosio-ekonomi yang heterogen. Kedua kelurahan mempunyai luas 164 ha yang berbatasan dengan, Utara
: Kelurahan Bojongsalaman Kec. Semarang Barat,
Selatan : Kelurahan Manyaran Kec. Semarang Barat, Barat
47
: Kelurahan
48
gisikdrono Kec. Semarang Barat, Timur
: Kelurahan Petompon Kec.
Gajah Mungkur. a. Kependudukan Wilayah Pelayanan Seperti telah disebutkan di atas, wilayah pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan meliputi 2 Kelurahan seluas 164 ha yang terdiri dari : Ngemplak Simongan dan Bongsari dengan total jumlah penduduk sebesar 27276 jiwa dan kepadatan penduduk rata-rata 166,2 jiwa/ha. Dari ke-2 kelurahan tersebut, Bongsari merupakan kelurahan kepadatan penduduk tertinggi (183,2 jiwa/ha). Sedangkan wilayah terendah kepadatan penduduknya adalah Kelurahan Ngemplak Simongan yaitu 150,24 jiwa/ha. Untuk ukuran keluarga (jumlah jiwa per keluarga) ratarata adalah 4,24 jiwa/KK. Dari ke-2 kelurahan yang tertinggi ada pada kelurahan bongsari (4,47 jiwa/KK) dan Kelurahan Ngemplak Simongan (4 jiwa/KK). (lihat pada tabel berikut ini) Tabel4.1. Data Kependudukan Wilayah Pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan, Kota Semarang Th. 2014 No.
Nama Desa
Data Penduduk (jiwa)
Jumlah Ukr.Kelg Luas Wil. Kepadatan
L
P
L+P
(%)
KK
(jiwa/KK)
(ha)
(jiwa/ha)
1 Ngemplak
6171
6494
12665
46.53
3163
4.0
84,3
150,24
Simongan 2 Bongsari
7231
7380
14611
53.57
3269
4.47
79,7
183,32
13402
13874
27276
100.00
6432
4.24
164,0
166.32
Total
Sumber : Data ProfilKelurahan 2014
Menurut mata pencahariannya, penduduk usia produktif prosentase terbesarnya (64,86%) adalah buruh 48 ndustry. Pada urutan keduanya
49
adalah Pedagang (17,43%), kemudian diikuti dengan Buruh Bangunan (5,50%), PNS/ABRI (4,14%) danPensiunan (4,14%). (lihattabelbeikutini)
Tabel 4.2 Data Mata pencaharian Penduduk Wilayah Pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan, Kota Semarang Th. 2014 No.
Nama Desa
Jumlah Penduduk Usia Prod. (jiwa) PNS/AB wiraswas Buruh RI
ta
Buruh
Peda pensiu nelayan
Industri Bangun gang
Petani Peng
nan
Jumlah
angku
an
tan
1 Ngemplak
100
18
2741
102
78
0
0
21
3132
2 Bongsari Simongan
308
88
3644
469 1614
72
330
0
0
259
6712
Total (jiwa)
408
106
6385
541 1716
408
0
0
280
9844
(%)
4.14
1.08 64.86
5.50 17.4
4.14
0
0 2.84
100
3
b. Keadaan Sosial Ekonomi dan Status Kesehatan Masyarakat Kedua Kelurahan ini mempunyai keadaan sosial ekonomi yang sangat heterogen, penduduk yang berdomisili di jalan protokol rata – rata berpenghasilan besar, sedang penduduk yang berdomisili di daerah belakang jalan protokol berpenghasilan rendah dan tinggal di rumah – rumah yang tidak layak huni. Masyarakat golongan ekonomi lemah sangat
tertolong
dengan
adanya
Program
Jamkesmas/
Jamkesmaskot,yang sekarang bergabung dengan Sistem Jaminan Sosial Nasional dibawah penyelenggaraan Badan pemeliharaan jaminan Sosial bidang Kesehatan ( BPJS ) mereka dapat menggunakan Fasilitas Kesehatan dengan gratis (Puskesmas dan RS bila dirujuk, namun demikian masih ada masyarakat di kelurahan Bongsari yang kesulitan transportasinya ke puskesmas.
50
Tabel 4.3. Data Wilayah Fasilitas Pelayanan Puskesmas Ngemplak Simongan, Kota Semarang Th. 2014 Jumlah Luas
No
Nama Desa
.
1
Wilayah
Ketinggia n (dpl)
(Ha)
Jumlah Fasilitas (Unit)
Jarak Ke
Waktu
Puskesm
Tempuh
as
(menit)
RT
RW
Pus
Po
Puslin
k
sy
g
84,3
5 s/d 10
1 Km
10
64
8
1
8
2
Bongsari
79,7
15
1,5 Km
15
58
8
0
9
2
Total
164
122
16
1
17
4
Ngemplak Simongan
2
Tabel 4.4. Data Ketenaga Puskesmas Ngemplak Simongan Tahun 2015 No.
Jenis SDM
SDM yang ada
Kebutuhan
Kekurangan
SDM
SDM
Puskesmas NGEMPLAK SIMONGAN 1
Magister Kesehatan
1
2
Dokter
2
2
0
3
Dokter Gigi
0
1
1
4
Sarjana / SM a. SKM
1
1
0
b. AKPER
1
1
0
c. APK
0
1
1
d. AKZI
1
1
1
e. S.Kep
1
1
0
5
Bidan
2
2
0
6
SPK
1
1
0
7
Perawat Gigi
1
1
0
8
Sanitarian
0
1
1
51
No.
Jenis SDM
SDM yang ada
Kebutuhan
Kekurangan
SDM
SDM
Puskesmas NGEMPLAK SIMONGAN 9
Pemb. Ahli Gizi
0
0
0
10 Tenaga Lab.
1
1
0
11 Pengelola Obat
1
2
1
12 Rekam Medis
1
0
1
13 Pembantu Bidan
0
0
0
15 Epidemiolog
1
1
0
16 Ptg. Administrasi
2
4
2
17 Juru Imunisasi
1
1
0
18 Pengemudi
1
1
0
19 Tk. Kebun
1
1
0
20 Penjaga Malam
1
1
0
VISI
: Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam berperilaku hidup sehat
MISI : 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima. 2. Mendorong kemandirian masyarakat dalam berperilaku hidup sehat. MOTO : “KESEHATAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI”. c. Tujuan Puskesmas Ngemplak Simongan 1) Tujuan Jangka Panjang Sesuai dengan visi misi Puskesmas Ngemplak Simongan untuk mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, Puskesmas Ngemplak
Simongan
harus
mulai
mempersiapkan
pelayanan
52
kesehatan yang ada dengan melihat kemampuan sarana / prasarana , meningkatkan kualitas SDM agar dapat memberikan pelayanan yang profesional serta meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. 2) Tujuan Jangka Pendek a) Bimbingan teknis bagi petugas terutama tentang teknologi informatika didalam maupun diluar gedung. b) Meningkatkan pelayanan yang operasional sesuai SOP. c) Menjalin kerjasama lintas sektor dan lintas program. d) Terselenggaranya berbagai kegiatan di puskesmas yang dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. e) Meningkatkan peran dan fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi tepat guna. f)
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat.
d. Strategi Puskesmas 1) Strategi Umum a) Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan. b) Mengembangkan
dan
menerapkan
asas
pemberdayaan masyarakat dan keluarga. c) Meningkatkan profesionalisme petugas.
kemitraan
serta
53
d) Mengembangkan
kemandirian
puskesmas
sesuai
dengan
kewenangan yang di berikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. e) Melakukan koreksi terhadap pelayanan yang ditawarkan agar sesuai dengan „segmen pasar‟ yang dibidik, penyeerhanaan / efesiensi dan efektifitas operasional pelayanan. f)
Pengembangan manajemen puskesmas.
2) Strategi Fungsional a) Terselenggaranya konsolidasi internal organisasi puskesmas, redefinisi visi dan misi puskesmas, kesepakatan terhadap peningkatan kinerja yang diimbangi dengan peningkatan insentif / kompensasi karyawan. b) Terselenggaranya sistem dan manajemen pelayanan yang bertumpu pada manajemen strategi pada organisasi pelayanan, dengan tolok ukur : tersususnnya perencanaan baru (sesuai dengan visi dan misi) yang lebih jelas antisipasinya terhadap „pasar‟ dan „kompetisi‟, ditetapkannya produk-produk unggulan yang realistis terhadap „demand‟ dan „daya beli‟ masyarakat, c) Terbentuknya tim manajemen mutu di puskesmas sebagai dasar untuk meningkatkan kepuasan pelayanan kepada masyarakat dan petugas, dengan tolok ukur : terbentuknya tim gugus kendali mutu puskesmas, meningkatnya jumlah dan kepuasan pengunjung, meningkatnya kepuasan dan kinerja karyawan.
54
e. Kedudukan Puskesmas adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas Kesehatan di bidang pelayanan kesehatan dasar yang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. f.
Fungsi Puskesmas 1) Perumusan kebijakan tehnik dibidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan serta paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 2) Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pelayanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 3) Pengkoordinasian
pelaksaan
petugas
di
bidang
pelayanan,
pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya. 4) Pelaksaan kegiatan usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit termasuk imunisasi. 5) Pelaksaan peningkatan kesehatan dan dan kesehatan keluarga melalui kegiatan kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana (KB), perbaikan gizi dan usia lanjut. 6) Pelaksanaan pemulihan dan rujukan melalui kegiatan pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan serta kesehatan gigi dan mulut.
55
7) Pelaksanaan kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta masyarakat
melalui
kegiatan
penyehatan
lingkungan,
upaya
kesehatan institusi dan olah raga, penyuluhan kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan masyarakat. 8) Pelaksanaan kegiatan peneliti laboratorium dan pengelolaan obatobatan. 9) Pelaksanaan pelayanan khusus melalui kegiatan upaya kesehatan mata, jiwa dan kesehatan lain. 10) Pengelolaan urusan ketatausahaan Puskesmas. 11) Penyajian data dan informasi di bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan
upaya
kesehatan
secara
paripurna
kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. 12) Penyusunan laporan realisasi anggaran Puskesmas. 13) Penyusunan laporan kinerja program Puskesmas. 14) Pelaksanaan,
pembinaan,
pemantauan,
pengawasan,
pengendalian kegiatan di bidang pelayanan, pengembangan
upaya
kesehatan
secara
dan
pembinaan dan
paripurna
kepada
masyarakat di wilayah kerjanya. 15) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Program Kerja Puskesmas Ngemplak Simongan a. Program Pokok 1) Pendaftaran Loket
56
Langkah-langkah kegiatan : a) Pasien datang ke puskesmas. b) Petugas menyapa pasien dan mendaftarkan pasien. c) Petugas menyerahkan kartu rawat jalan pada pasien dan mempersilahkan
pasien
menunggu
diruang
tunggu
pelayanan yang dituju dan menyerahkan status rawat jalan ketujuan pasien. d) Pasien menunggu panggilan diruang tunggu, menunggu panggilan petugas pelayanan yang dituju. e) Petugas mencocokan jumlah kunjungan dengan status yang kembali. f)
Petugas loket menyimpus dan menyimpan kembali kartu rawat jalan ke lemari sesuai dengan nomor index.
2) Poli Umum Poli
umum
merupakan
tempat
pelayanan
yang
bertugas
melakukan penanganan dan perawatan medis terhadap pasien. Kegiatan yang dilakukan oleh poli umum adalah melakukan pemeriksaan pasien secara umum dengan melihat indikasi atau gejala-gejala yang diderita oleh pasien. Adapun tindakan yang dilakukan di Poli Umum adalah : a) Melakukan pemeriksaan fisik b) Melakukan penata laksanaan tindakan keperawatan c) Diagnosa penyakit d) Pengobatan
57
e) Penyuluhan f)
Memberikan atau melakukan rujukan untuk perawatan lebih lanjut secara tepat, cepat, dan benar Melakukan Pcare
3) KIA Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Poli KIA sering diintegrasikan dengan poli KB, sehingga pelayanan yang ada dalam poli KIA nantinya akan ada dua jenis, yaitu pelayanan antenatal neonatus (antenatal neonatus care) dan pelayanan KB. Poli KIA : -
ANC pada ibu hamil normal dan ibu hamil resiko tinggi.
-
Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi.
-
Nifas.
-
Melaksanakan perawatan nifas normal.
-
Penanganan infeksi nifas.
-
Melakukan rujukan kasus resiko tinggi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi secara tepat, cepat dan benar.
Poli KIA / KB : -
Konseling pranikah.
-
Konseling metode KB.
58
-
Pelayanan KB kondom, pil injeksi, implant, IUD.
-
Penatalaksanaan efek samping KB baik hormonal maupun non hormonal.
4) Kamar Obat atau Farmasi 5) Laboratorium Fungsi dan Manfaat Pemeriksaan Laboratorium : a)
Untuk menunjang diagnosis klinis
b)
Uji screning
c)
Sebagai pedoman terapi
d)
Panduan prognosis
e)
Menyingkirkan suatu kemungkinan diagnosis
6) Poli Gigi 7) Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) a)
Penyelidikan Epidemiologi Penyakit
b)
Pelaksanaan Fogging
c)
Pemantauan Jentik Berkala
8) Gizi a) Penimbangan bayi dan balita b) Pemberian makanan tambahan c) Konsultasi gizi remaja d) Konsultasi gizi pada penderita DM dan hipertensi 9) Promosi Kesehatan a) Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
59
b) Penyuluhan didalam dan diluar gedung 10) Kesehatan Lingkungan 11) Pelayanan di Luar Gedung a) Posyandu b) Puskesling (7)
B. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%) Dewasa Awal 56 56,6 Dewasa Madya 36 36,4 Dewasa Tua 7 7,1 Total 99 100 Sumber : Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa umur responden paling banyak pada kelompok umur dewasa awal yaitu sebanyak 56 orang (56,6%) dan paling sedikit pada kelompok umur dewasa tua yaitu sebanyak 7 orang (7,1%).
2. Jenis Kelamin Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 27 27,3 Perempuan 72 72,7 Total 99 100 Sumber : Data Dari Tahun 2016
60
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden paling banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 72 orang (72,7%) dan jenis kelamin laki-laki terdapat 27 orang (27,3).
3. Pendidikan Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Tidak Sekolah 4 4,0 Tamat SD 10 10,1 Tamat SMP 31 31,3 Tamat SMA 52 52,5 D3/Perguruan Tinggi 2 2,0 Total 99 100 Sumber : Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak yaitu pada tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 52 orang (52,5%) dan terdapat 2 orang (2,0%) yang berpendidikan D3/Perguruan Tinggi.
4. Pekerjaan Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Pedagang 9 9,1 Buruh 9 9,1 Ibu Rumah Tangga 46 46,5 PNS/Pensiunan PNS 1 1,0 Pegawai 34 34,3 swasta/wiraswasta Total 99 100 Sumber : Data Primer Tahun 2016
61
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 46
orang
(46,5)
dan
paling
sedikit
responden
dengan
pekerjaan
PNS/Pensiunan PNS yaitu sebanyak 1 orang (1,0%).
C. Analisis Univariat Berdasarkan pernyataan pemikiran responden tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang, didapat data sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemikiran Pemikiran Frekuensi Persentase (%) Kurang 4 4 Cukup 61 61,6 Baik 34 34,3 Total 99 100 Sumber : Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pada variabel pemikiran jawaban responden sebagian besar terdapat pada kategori cukup ditunjukkan dengan persentase sebesar 61,6%.
62
5. Pemikiran Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pemikiran N o
Pertanyaan
Puskesmas Ngemplak Simongan merupakan balai 1 pengobatan umum yang dibutuhkan pasien Letak yang dekat membuat saya memeriksakan diri saya 2 ke Puskesmas Ngemplak Simongan Fasilitas yang ada dari Puskesmas seperti Loket, Poli Umum, KIA+KB, Farmasi, 3 Laboratorium dan Poli Gigi membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan Obat-obatan yang lengkap membuat saya memilih 4 memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan Biaya gratis membuat saya memanfaatkan Puskesmas 5 Ngemplak Simongan ketika sakit Sumber : Data Primer Tahun 2016
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju F %
F
%
F
%
1
1,0
78
78,8
20
20,0
-
-
71
71,7
28
28,3
3
3,0
64
64,6
32
32,3
4
4,1
67
68,4
27
27,6
6
6,1
64
64,6
29
29,3
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa kebanyakan responden memilih setuju tentang setiap pernyataan pemikiran, ternyata (78,8%) responden memilih setuju bahwa Puskesmas Ngemplak Simongan merupakan balai pengobatan umum yang dibutuhkan pasien, (71,7%) responden menyatakan letak yang dekat membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (64,6%)
63
responden menyatakanfasilitas yang ada dari Puskesmas seperti Loket, Poli Umum, KIA+KB, Farmasi, Laboratorium dan Poli Gigi membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit, (68,4%) responden menyatakan obat-obatan yang lengkap membuat saya memilih memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (64,6%) menyatakan biaya yang gratis membuat saya memanfaatkan Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit. Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap variabel pemikiran menghasilkan data tidak normal nilai minimal : 18, maksimum : 25, median : 21,00 dan standar devisiasi : 1,631. Dengan menggunakan skala ordinal sesuai dengan penilain atau skoring dapat dikategorikan sebagai berikut : Kategori kurang
= X < Med – SD = X < 21,00 – 1,631 = X < 19,369 = < 19
Kategori cukup
= Med – SD ≤ X ≤ Med + SD = 21,00 – 1,631 ≤ X ≤ 21,00 + 1,631 = 19,36 ≤ X ≤ 22,631 = 19 – 22
64
Kategori Baik
= X > Med + SD = X > 21,00 + 1,63 = X > 22,63 = X > 23
Berdasarkan pernyataan perasaan responden tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang, didapat data sebagai berikut : Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perasaan Perasaan Frekuensi Persentase (%) Kurang 2 2,0 Cukup 65 65,7 Baik 32 32,3 Total 99 100 Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa pada variabel perasaan jawaban responden sebagian besar terdapat pada kategori cukup ditunjukkan dengan persentase sebesar 65,7%.
65
6. Perasaan Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Perasaan N o
Pertanyaan
Tidak Setuju F %
Pelayanan yang ramah, membuat saya merasa 1 nyaman memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan Saya merasa obat yang diberikan Puskesmas 2 1 Ngemplak Simongan manjur untuk saya Saya merasa keluhan saya selalu didengarkan 3 dengan baik oleh semua petugas Puskesmas Ngemplak Simongan Gedung dan ruangan Puskesmas yang bersih membuat saya merasa 4 nyaman berada di Puskesmas Ngemplak Simongan Sumber : Data Primer Tahun 2016
Ragu-ragu
Sangat Setuju F %
Setuju
F
%
F
%
-
-
-
62
62,6
37
37,4
1,0
10
10,1
67
67,7
21
21,2
-
2
2,0
78
78,8
19
19,2
-
2
2,0
81
81,8
16
16,2
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan bahwa kebanyakan responden memilih setuju tentang setiap pernyataan perasaan, ternyata (62,6%) responden memilih setuju
bahwa
pelayanan
yang
ramah,
membuat
saya
merasa
nyaman
memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (67,7%) responden menyatakan saya merasa terjamin bebas dari kesalahan dalam diagosis penyakit, (78,8%) responden menyatakan saya merasa keluhan saya selalu didengarkan
66
dengan baik oleh semua petugas Puskesmas Ngemplak Simongan, (81,8%) responden menyatakan gedung dan ruangan Puskesmas yang bersih membuat saya merasa nyaman berada di Puskesmas Ngemplak Simongan. Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap variabel perasaan menghasilkan data tidak normal nilai minimal : 14, maksimal : 20, median : 16,00 dan standar devisiasi : 1,374. Dengan menggunakan skala ordinal sesuai dengan penilain atau skoring dapat dikategorikan sebagai berikut : Kategori kurang
= X < Med – SD = X < 16,00 – 1,374 = X < 14,6 = X < 15
Kategori cukup
= Med – SD ≤ X ≤ Med + SD = 16,00 – 1,374 ≤ X ≤ 16,00 + 1,374 = 14,6 ≤ X ≤ 17,3 = 15 – 17
Kategori baik
= X > Med + SD = X > 16,00 + 1,374 = X > 17,3
67
= > 17
8. Pemanfaatan Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang adalah perilaku responden dalam memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan yang diukur melalui kuesioner sebanyak 3 pernyataan. Dari hasil temuan
didapatkan
gambaran
jawaban
terhadap
pernyataan
yang
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang, diperoleh seperti pada tabel berikut ini : Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Pemanfaatan Frekuensi Kurang 4 Cukup 65 Baik 30 Total 99 Sumber : Data Primer Tahun 2016
Persentase (%) 4,0 65,7 30,3 100
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa pada variabel pemanfaatan pelayanan kesehatan, jawaban responden sebagian besar terdapat pada kategori cukup ditunjukkan dengan persentase sebesar 65,7%.
68
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pemanfaatan No
Tidak
Pertanyaan
Bila saya sakit, saya langsung berobat ke Puskesmas Ngemplak Simongan Keberadaan Puskesmas sangat 2 membantu dalam menangani gangguan kesehatan Selama 3 bulan terakhir saya memerikakan diri saya ke 3 Puskesmas Ngemplak Simongan, lebih dari 2 kali Sumber : Data Primer Tahun 2016 1
Ya
F
%
F
%
7
7,1
92
92,9
-
-
99
100
25
25,3
74
74,7
Berdasarkan tabel 4.12 pada distribusi tiap item pernyataan tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan diatas, ternyata (92,9%) responden bila sakit langsung berobat ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (100%) dan (74,7%) responden selama 3 bulan terakhir memeriksakan diri ke Puskesmas Ngemplak Simongan lebih dari 2 kali. Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
terhadap
variabel
pemanfaatan
menghasilkan data tidak normal nilai minimal : 5, maksimal : 9, median : 7,00 dan standar devisiasi : 1,05. Dengan menggunakan skala ordinal sesuai dengan penilain atau skoring dapat dikategorikan sebagai berikut : Kategori kurang
= X < Med – SD = X < 7,00 – 1,05 = X < 5,95
69
=<6 Kategori cukup
= Med – SD ≤ X ≤ Med + SD = 7,00 – 1,05 ≤ X ≤ 7,00 + 1,05 = 5,95 ≤ X ≤ 8,05 =6-8
Kategori Baik
= X > Med + SD = X > 7,00 + 1,05 = X > 8,05 =>8
70
D. Analisis Bivariat 1. Hubungan Pemikiran dengan Pemanfaatan pelayanan kesehatan Tabel 4.15 Tabulasi Silang Hubungan Pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan No . 1 2 3
Pemikiran Kurang Cukup Baik
Kurang F (%) 2 50,0 1 1,6 1 2,9
Pemanfaatan Cukup F (%) 1 25,0 42 68,9 22 64,7
Baik F (%) 1 25,0 18 29,5 11 32,4
Total Jumlah 4 61 34
(%) 100,0 100,0 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa pada pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan yang cukup baik lebih banyak pada responden dengan pemikiran yang cukup sebesar 68,9%, sedangkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang kurang baik lebih banyak pada responden dengan pemikiran yang kurang sebesar 50,0%. Dari hasil uji hubungan dengan chi-square antara pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan nilai p value 0,000 yaitu < α (0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Tahun 2016.
71
2. Hubungan Perasaan dengan Pemanfaatan pelayanan kesehatan Tabel 4.16 Tabulasi Silang Hubungan Perasaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan No . 1 2 3
Perasaan Kurang Cukup Baik
Pemanfaatan Kurang Cukup Baik F (%) F (%) F (%) 1 100,0 0 0 0 0 3 4,1 52 70,3 19 25,7 0 0 13 54,2 11 45,8
Total Jumlah 1 74 24
(%) 100,0 100,0 100,0
Sumber : Data Primer Tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa pada pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan yang cukup baik lebih banyak pada responden dengan perasaan yang cukup sebesar 70,3%, sedangkan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang kurang baik lebih banyak pada responden dengan perasaan yang kurang sebesar 50,0%. Dari hasil uji hubungan dengan chi-square antara perasaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan nilai p value 0,000 yaitu < α (0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara perasaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Tahun 2016.
72
3. Hasil Uji Chi Square Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pemikiran dan perasaan dengan variabel terikat yaitu pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Tabel 4.17 Tabel Ringkas Analisis Hubungan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat No Variabel Bebas Variabel P value Keterangan Terikat 1 Pemikiran Pemanfaatan 0,000 Ada hubungan pelayanan 2 Perasaan 0,000 Ada hubungan kesehatan
BAB V PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian Jenis penelitian ini adalah cross sectional dimana pada teknik pengambilan data antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada waktu yang bersamaan. Sehingga sulit untuk menentukan perubahan yang mungkin terjadi pada objek penelitian, baik itu variabel bebas maupun variabel terikat. Penelitian ini hanya meneliti dari segi pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan berdasarkan pemikiran dan perasaan, sedangkan faktor-faktor lain yang juga berpengaruh dalam pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan oleh pasien seperti adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai, sumber daya yang tersedia, sosial budaya tidak teliti. Kelemahan
dalam
penelitian
kuantitatif
adalah
menggunakan
pernyataan tertutup sehingga jawaban responden hanya dibatasi isi jawaban yang ada pada instrumen penelitian yaitu kuesioner. Hambatan yang menyebabkan keterbatasan penelitian antara lain sulitnya sampel untuk ditemui terutama sampel yang dalam 3 (tiga) bulan terakhir
memeriksakan
dirinya
ke
Puskesmas
Ngemplak
Simongan
Semarang lebih dari 2 (dua) kali, sehingga tidak semua sampel yang dikehendaki peneliti dapat dijadikan responden.
73
74
B. Analisis Karakteristik 1. Umur Berdasarkan distribusi frekuensi umur responden paling banyak pada kelompok umur dewasa awal yaitu sebanyak 56 orang (56,6%) dan paling sedikit pada kelompok umur dewasa tua yaitu sebanyak 7 orang (7,1%). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani dari 97 sampel yang diambil, didapatkan paling banyak berusia antara 26-35 tahun yaitu 40,21% sedangkan yang lain antara lain 38,12% berusia 36-45 tahun, 12,37% berusia 1725 tahun dan 9,28% berusia 46-55 tahun. Sedangkan usia rata-rata pasien yang berobat ke Klinik Sayang Husada adalah 35,18 tahun.(21) 2. Jenis Kelamin Berdasarkan distribusi frekuensi jenis kelamin responden paling banyak adalah jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 72 orang (72,7%) dan jenis kelamin laki-laki terdapat 27 orang (27,3). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani dari 97 sampel yang diambil di Klinik Sayung Husada, didapatkan persentase sample perempuan adalah 56,7% dan laki-laki adalah 43,3%.(21) 3. Pendidikan Berdasarkan distribusi frekuensi pendidikan responden paling banyak yaitu pada tingkat pendidikan terakhir SMA sebanyak 52
75
orang (52,5%) dan terdapat 2 orang (2,0%) yang berpendidikan D3/Perguruan Tinggi. Berdasarkan penelitian
yang
dilakukan oleh
Merry Tiyas
Anggraini, Afiana Rohmani sebanyak 44,3% sampel berpendidikan lulusan SMA atau sederajat, sedangkan urutan berikutnya adalah lulusan SMP sebanyak 37,1%, lulusan SD sebanyak 7,2%, lulusan D3 sebanyak 6,2% dan lulusan S1 dan diaatasnya sebanyak 5,2%. Hal tersebut menunjukkan tingkat pendidikan sampel pasien di Klinik Sayung Husada cukup tinggi, karena pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas telah tercapai sebanyak 88,6%.(21) 4. Pekerjaan Berdasarkan distribusi frekuensi pekerjaan responden paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 46 orang (46,5) dan paling sedikit responden dengan pekerjaan PNS/Pensiunan PNS yaitu sebanyak 1 orang (1,0%). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani dari 97 sampel yang diambil di Klinik Sayung Husada, sebanyak 50,5% mempunyai pekerjaan sebagai karyawan, 41,2% bekerja sebagai buruh, 5,2% bekerja sebagai PNS dan 3,1% bekerja sebagai wiraswasta.(21)
76
C. Analisis Univariat 1. Distribusi Frekuensi Pemikiran Berdasarkan
distribusi
frekuensi
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan tentang pemikiran pasien menunjukkan hasil baik (34,4%), cukup (61,6%) dan kurang (4%). Hal ini menunjukkan bahwa pendapat responden mengenai pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas
Ngemplak
Simongan Semarang berdasarkan pemikiran dinilai cukup. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Khorirah bahwa pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan menunjukkan hasil baik 20%, cukup 64% dan kurang 16% dan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan dinilai cukup.(22) Pemikiran dapat diartikan sebagai kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Jadi, disini akal adalah sebagai kekuatan yang mengendalikan pikiran.
Berpikir
berarti
meletakkan
hubungan
antarbagian
pengetahuan yang diperoleh oleh manusia. Yang dimaksud dengan pengetahuan
disini
mencakup
segala
konsep,
gagasan
dan
pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh dari manusia.(14) 2. Distribusi Frekuensi Perasaan Berdasarkan kesehatan
di
distribusi Puskesmas
frekuensi Ngemplak
pemanfaatan
pelayanan
Simongan
Semarang
berdasarkan perasaan pasien menunjukkan hasil baik (32,3%), cukup
77
(65,7%) dan kurang (2,0%). Hal ini menunjukkan bahwa pendapat responden
mengenai
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas Ngmplak Simongan Semarang berdasarkan perasaan, dinilai cukup. Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis atau hati yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. Penilaian subyek terhadap sesuatu obyek, membentuk perasaan subyek yang bersangkutan. Karena itu perasaan pada umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenai artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap, membayangkan, mengingat atau memikirkan sesuatu. Di samping itu, perasaan juga berhubungan dengan keadaan dan peristiwa jasmaniah.(14) 3. Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Berdasarkan distribusi frekuensi pemanfaatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang menunjukkan hasil baik (30,3%), cukup (65,7%) dan kurang (4,0%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang sebagian besar terdapat pada kategori cukup. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Khorirah bahwa
pemanfaatan
Poliklinik
Universitas
Dian
Nuswantoro
menunjukkan hasil baik 10%, cukup 62% dan kurang 28%. Hal ini
78
menunjukan
bahwa
pemanfaatan
Poliklinik
Universitas
Dian
Nuswantoro sebagian besar terdapat kategori cukup.(22) Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Sedangkan pelayanan kesehatan adalah perihal atau cara melayani. Pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan
sesuai
dengan
kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan akan meningkatkan
penerimaan
masyarakat
terhadap
pelayanan
kesehatan. Pelanggan yang puas akan membuka peluang hubungan yang harmonis antara pemberi jasa dan konsumen, memberikan dasar yang baik bagi kunjungan ulang, loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan pemberi jasa.(23) Sarana pelayanan kesehatan primer (primery care) adalah sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana kesehatan primer adalah yang paling dekat bagi masyarakat, artinya pelayanan kesehatan yang paling pertama menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya : Puskesmas, Poliklinik, Dokter Swasta dan sebagainya.(15)
D.
Analisis Bivariat 1. Hubungan
Variabel
Pemikiran
dengan
Pemanfaatan
Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan lebih banyak terdapat pada
79
kategori
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
berdasarkan
pemikiran
responden yang tergolong kurang lebih banyak terdapat pada kategori pemikiran responden (50,0%), sedangkan pada pemikiran yang baik (2,9%) dan cukup (1,6%). Dan pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan pemikiran responden yang tergolong cukup (68,9%), dari pada pemikiran responden yang baik (64,7%) dan kurang (25,0%). Dari hasil uji hubungan dengan chi-square antara pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan nilai p value 0,000 yaitu < α (0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Tahun 2016. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Khusnul Khoriroh didapatkan bahwa
pemanfaatan Polikklinik
Universitas Dian
Nuswantoro
yang
tergolong baik, lebih banyak terdapat pada kategori pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan Poliklinik Universitas Dian Nuswantoro berdasarkan pemikiran dan perasaan responden yang tergolong cukup (912,5%) dari pada pemikiran dan perasaan yang baik (10%) dan kurang (0%). Dan pemanfaatan Poliklinik Universitas Dian Nuswantoro yang tergolong kurang, lebih banyak terdapat pada kategori pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan Poliklinik Universitas Dian Nuswantoro berdasarkan pemikiran dan perasaan responden yang tergolong kurang (75%) daripada pemikiran dan perasaan yang baik (10%) dan cukup (21,9).(22)
80
Pada distribusi tiap item bahwa kebanyakan responden memilih setuju tentang setiap pernyataan pemikiran, ternyata (78,8%) responden memilih setuju bahwa Puskesmas Ngemplak Simongan memberikan balai pengobatan
umum
yang
dibutuhkan
pasien,
(71,7%)
responden
menyatakan letak yang dekat membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (64,6%) responden menyatakanfasilitas yang ada dari Puskesmas seperti Loket, Poli Umum, KIA+KB, Farmasi, Laboratorium dan Poli Gigi membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas menyatakan
Ngemplak
Simongan
obat-obatan
yang
ketika lengkap
sakit,
(68,4%)
membuat
responden
saya
memilih
memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (64,6%) menyatakan biaya yang gratis membuat saya memanfaatkan Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit. 2. Hubungan
Variabel
Perasaan
dengan
Pemanfaatan
Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan lebih banyak terdapat pada kategori pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan perasaan responden yang tergolong cukup lebih banyak terdapat pada kategori perasaan responden (70,3%), sedangkan pada perasaan yang baik (54,2%). Dan pada perasaan baik sebanyak (45,8%) dan cukup (25,7%). Dari hasil uji hubungan dengan chi-square antara perasaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan nilai p value 0,000 yaitu <
81
α (0,05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
pemikiran
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan
di
Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang Tahun 2016. Pada distribusi tiap item bahwa kebanyakan responden memilih setuju tentang setiap pernyataan perasaan, ternyata (62,6%) responden memilih setuju bahwa pelayanan yang ramah, membuat saya merasa nyaman memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, (67,7%) responden menyatakan saya merasa obat yang diberikan Puskesmas Ngemplak Simongan manjur untuk saya, (75,8%) responden menyatakan saya merasa terjamin bebas dari kesalahan dalam diagosis penyakit, (78,8%) responden menyatakan saya merasa keluhan saya selalu didengarkan dengan baik oleh semua petugas Puskesmas Ngemplak Simongan,
(81,8%)
responden
menyatakan
gedung
dan
ruangan
Puskesmas yang bersih membuat saya merasa nyaman berada di Puskesmas Ngemplak Simongan. Pada umumnya, mutu pelayanan kesehatan terfokus pada konsep bahwa layanan kesehatan memiliki tiga landasan utama yaitu mutu, akses dan biaya. Mutu dapat dicapai jika layanan yang terjangkau dapat diberikan dengan cara yang pantas, efisien dan hemat biaya. Layanan bermutu adalah layanan yang beroroentasi pelanggan (customer-oriented), tersedia (available) mudah didapat (accessible), memadai (acceptable), terjangkau (affordable) dan mudah dikelola (controllable). Pada era mutu layanan kesehatan saat ini, terdapat bukti bahwa organisasi dan ahli layanan
82
kesehatan dikendalikan oleh outcome layanan sebagai suatu ukuran tidak langsung untuk mutu layanan kesehatan.(10)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan penelitian melalui wawancara dengan kuesioner terhadap 99 responden di Puskesmas Ngemplak Simongan Kota Semarang dapat disimpulkan bahwa : 1.
Sebagian besar jawaban dari 99 responden terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang berdasarkan pemikiran cukup sebanyak 61,6%.
2.
Sebagian besar jawaban dari 99 responden terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang berdasarkan perasaan cukup sebanyak 65,7%.
3.
Ada hubungan antara pemikiran dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang (p value 0,000).
4.
Ada hubungan antara perasaan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang (p value 0,000).
B. Saran 1. Disarankan kepada petugas Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang untuk meningkatkan pelayanan agar pasien dapat memaksimalkan
83
84
2. pemanfaatan pelayanan kesehatan. Misalnya petugas harus profesional (ramah, cekatan) dalam melayani pasien. 3. Meningkatkan fasilitas/sarana (peralatan) kesehatan untuk memberikan kepuasan kepada pasien. 4. Disarankan kepada petugas Puskesmas Ngemplak Simongan agar dapat meningkatkan
rasa
percaya
terhadap
pasien
tentang
kesehatan terutama dalam pemberian obat pada pasien.
pelayanan
DAFTAR PUSTAKA 1. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2012. Semarang : Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2013 2. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 3. Miranty, Kiki. Faktor-faktor berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Rantepao kabupaten Toraja Utara tahun 2013. FKM UNHAS 2013 http://repository.unhas.ac.id (Di Unduh pada tanggal 10 April 2016) 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014. Tentang Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014 5. Wahyuni, Nanik Sri. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sumber Rejo Kota Balik Papan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2012. FKM UI 2012 http://lib.ui.ac.id (Di Unduh pada tangal 10 April 2016) 6. Rachmad A. Pua Geno, Oryz Setiawan, Agung Dwi Laksono. Gugus Opini Kesehatan Masyarakat. 2012 7. Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang. Rencana Tingkat Puskesmas (RTP). 2016 8. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
374/MENKES/SK/V/2009. Jakarta. 2009 9. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. 2005
10. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 11. Notoatmodjo, Soekidjo. Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 12. Kresna, Sudarsi. Aspek Sosial Budaya yang Berhubungan dengan Perilaku Kesehatan. 2005 13. Retnaningsih, Ekowati. Akses Layanan Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers. 2013 14. Soemanto,
Wasty.
Psikologi
Pendidikan
Landasan
Kerja
Pemimpin
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. 2006 15. Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Teori Strategi dan Aplikasi. Surabaya : Airlangga University Press. 1999 16. Sumartoni, Mulyono. Pengantar Antropologi Kesehatan. Semarang : UNNES 17. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dalam Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. 2005 18. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV. Alfabeta.1997 19. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2012 20. Maman Abdurahman, Sambas Ali Muhidin. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. (Dilengkapi Aplikasi Program SPSS) Bandung : Pustaka Setia. 2007
21. Riyanto, Agus. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan (Dilengkapi dengan Uji Validitas dan Reliabilitas serta Aplikasi Program SPSS). Jakarta : Nuha Medika. 2010 22. Merry Tiyas Anggraini.,Afiana Romani. Hubungan Kepuasan Pasien Dengan Minat Pasien Dalam Pemanfaatan Ulang Pelayanan Kesehatan Pada Praktek Dokter Keluarga. FK UNIMUS 2012 http://unimus.ac.id (Di Unduh pada tanggal 25 Juni 2016) 23. Khoriroh, Khusnul. Hubungan Antara Pemikiran Dan Perasaan Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Poliklinik Universitas Dian Nusswantoro Tahun 2014. UDINUS. 2014 24. Trimurthy, IGA. Analisis Hubungan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dengan Minat Peminatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Pandanaran Kota Semarang. UNDIP 2008 http://undip.ac.id (Di Unduh pada tanggal 25 Juni 2016)
LAMPIRAN
LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN ANTARA PEMIKIRAN DAN PERASAAN PASIEN DENGAN HUBUNGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG TAHUN 2016 I.
Petunjuk 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) sesuai dengan pilihan saudara/i. 2. Teliti kembali jawaban saudara/i agar tidak ada jawaban yang salah.
II.
Identitas Responden 1. 2. 3. 4.
Nomor : Nama : Umur : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 5. Pendidikan : a. Tidak sekolah b. Tamat SD c. Tamat SMP/sederajat 6. Pekerjaan Responden : a. Pedagang b. Petani c. Buruh d. Ibu rumah tangga III.
d. Tamat SMA/sederajat e. Tamat D3/Perguruan Tinggi
e. PNS/Pensiunan PNS f. Pegawai swasta/Wiraswasta g. Lainnya,.....
Pemikiran dan Perasaan pasien dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Ngemplak Simongan Semarang a. Pemikiran Pasien 1. Puskesmas Ngemplak Simongan merupakan Balai Pengobatan Umum yang dibutuhkan oleh pasien a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2. Letak yang dekat membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3. Fasilitas yang ada dari Puskesmas seperti Loket, Poli Umum, KIA+KB, Farmasi, Laboratorium dan Poli Gigi membuat saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4. Obat-obatan yang lengkap membuat saya memilih memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat Tidak Setuju
5. Biaya gratis membuat saya memanfaatkan Puskesmas Ngemplak Simongan ketika sakit a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
b. Perasaan Pasien 1. Pelayanan yang ramah, membuat saya merasa nyaman memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan a. Sangat Setuju b. Setuju
c. Ragu-ragu d. Tidak Setuju e. Sangat Tidak Setuju 2. Saya merasa obat yang diberikan Puskesmas Ngemplak Simongan manjur untuk saya a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
3. Saya merasa keluhan saya selalu didengarkan dengan baik oleh semua petugas Puskesmas Ngemplak Simongan a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4. Gedung dan ruangan Puskesmas yang bersih membuat saya merasa nyaman berada di Puskesmas Ngemplak Simongan a. b. c. d. e.
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
c. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 1.
Bila saya sakit, saya langsung berobat ke Puskesmas Ngemplak Simongan a. Ya b. Tidak
2.
Keberadaan Puskesmas sangat membantu dalam menangani gangguan kesehatan a. Ya b. Tidak
3.
Selama 3 bulan terakhir saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan, lebih dari 2 kali a. Ya b. Tidak
Frequency Table Umur responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Dewasa Awal
56
56.6
56.6
56.6
Dewasa Madya
36
36.4
36.4
92.9
7
7.1
7.1
100.0
99
100.0
100.0
Dewasa Tua Total
Jenis kelamin responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Laki-laki
27
27.3
27.3
27.3
Perempuan
72
72.7
72.7
100.0
Total
99
100.0
100.0
Pendidikan responden Cumulative Frequency Valid
Tidak sekolah
Percent
Valid Percent
Percent
4
4.0
4.0
4.0
Tamat SD
10
10.1
10.1
14.1
Tamat SMP
31
31.3
31.3
45.5
Tamat SMA
52
52.5
52.5
98.0
2
2.0
2.0
100.0
99
100.0
100.0
Perguruan tinggi Total
Pekerjaan responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pedagang
9
9.1
9.1
9.1
Buruh
9
9.1
9.1
18.2
46
46.5
46.5
64.6
1
1.0
1.0
65.7
Pegawai swasta/wiraswasta
34
34.3
34.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
Ibu rumah tangga PNS/Pensiunan PNS
Descriptives Statistic Total_pemikiran
Std. Error
Mean
21.24
95% Confidence Interval for Lower Bound
20.92
Mean
Upper Bound
21.57
5% Trimmed Mean
21.21
Median
21.00
Variance
2.661
Std. Deviation
1.631
Minimum
18
Maximum
25
Range
7
Interquartile Range
2
Skewness Kurtosis
.165
.613
.244
-.204
.483
Kategori pemikiran Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Cukup
61
61.6
61.6
61.6
Kurang
4
4.0
4.0
65.7
Baik
34
34.3
34.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan pemikiran 1 Cumulative Frequency Valid
Ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.0
1.0
1.0
Setuju
78
78.8
78.8
79.8
Sangat Setuju
20
20.2
20.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan pemikiran 2 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Setuju
71
71.7
71.7
71.7
Sangat Setuju
28
28.3
28.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan pemikiran 3 Cumulative Frequency Valid
Ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
3
3.0
3.0
3.0
Setuju
64
64.6
64.6
67.7
Sangat Setuju
32
32.3
32.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan pemikiran 4 Cumulative Frequency Valid
Missing
Ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
4
4.0
4.1
4.1
Setuju
67
67.7
68.4
72.4
Sangat Setuju
27
27.3
27.6
100.0
Total
98
99.0
100.0
1
1.0
99
100.0
System
Total
pernyataan pemikiran 5 Cumulative Frequency Valid
Ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
6
6.1
6.1
6.1
Setuju
64
64.6
64.6
70.7
Sangat Setuju
29
29.3
29.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
Kategori Perasaan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang
2
2.0
2.0
2.0
cukup
65
65.7
65.7
67.7
baik
32
32.3
32.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan perasaan 1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Setuju
62
62.6
62.6
62.6
Sangat Setuju
37
37.4
37.4
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan perasaan 2 Cumulative Frequency Valid
Tidak Setuju
Percent
Valid Percent
Percent
1
1.0
1.0
1.0
Ragu-ragu
10
10.1
10.1
11.1
Setuju
67
67.7
67.7
78.8
Sangat Setuju
21
21.2
21.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan perasaan 3 Cumulative Frequency Valid
Ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
2
2.0
2.0
2.0
Setuju
78
78.8
78.8
80.8
Sangat Setuju
19
19.2
19.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
pernyataan perasaan 4 Cumulative Frequency Valid
Ragu-ragu
Percent
Valid Percent
Percent
2
2.0
2.0
2.0
Setuju
81
81.8
81.8
83.8
Sangat Setuju
16
16.2
16.2
100.0
Total
99
100.0
100.0
Kategori pemanfaatan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Cukup
65
65.7
65.7
65.7
Kurang
4
4.0
4.0
69.7
Baik
30
30.3
30.3
100.0
Total
99
100.0
100.0
Bila saya sakit, saya langsung berobat ke Puskesmas Ngemplak Simongan Cumulative Frequency Valid
Tidak
Percent
Valid Percent
Percent
7
7.1
7.1
7.1
Ya
92
92.9
92.9
100.0
Total
99
100.0
100.0
Keberadaan Puskesmas sangat membantu dalam menangani gangguan kesehatan Cumulative Frequency Valid
Ya
99
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Percent 100.0
Selama 3 bulan terakhir saya memeriksakan diri saya ke Puskesmas Ngemplak Simongan lebih dari 2 kali Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Tidak
25
25.3
25.3
25.3
Ya
74
74.7
74.7
100.0
Total
99
100.0
100.0
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Total_pemikiran
.206
98
.000
.898
98
.000
Total skor perasaan
.250
98
.000
.895
98
.000
Total skor pemanfaatan
.219
98
.000
.848
98
.000
a. Lilliefors Significance Correction
Kategori pemikiran * Kategori pemanfaatan Crosstab Kategori pemanfaatan Cukup Kategori pemikiran
Cukup
Count % within Kategori pemikiran % within Kategori pemanfaatan
kurang
Count % within Kategori pemikiran % within Kategori pemanfaatan
Kurang
Baik
Total
42
1
18
61
68.9%
1.6%
29.5%
100.0%
64.6%
25.0%
60.0%
61.6%
1
2
1
4
25.0%
50.0%
25.0%
100.0%
1.5%
50.0%
3.3%
4.0%
Baik
Count % within Kategori pemikiran % within Kategori pemanfaatan
Total
22
1
11
34
64.7%
2.9%
32.4%
100.0%
33.8%
25.0%
36.7%
34.3%
65
4
30
99
65.7%
4.0%
30.3%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
Count % within Kategori pemikiran % within Kategori pemanfaatan
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
df a
4
.000
9.141
4
.058
.162
1
.688
23.087
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
99
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,16.
kategori perasaan * Kategori pemanfaatan Crosstab Kategori pemanfaatan Cukup kategori perasaan
Cukup
Count % within kategori perasaan % within Kategori pemanfaatan
Kurang
Count % within kategori perasaan
Kurang
Baik
Total
52
3
19
74
70.3%
4.1%
25.7%
100.0%
80.0%
75.0%
63.3%
74.7%
0
1
0
1
.0%
100.0%
.0%
100.0%
% within Kategori
.0%
25.0%
.0%
1.0%
13
0
11
24
54.2%
.0%
45.8%
100.0%
20.0%
.0%
36.7%
24.2%
65
4
30
99
65.7%
4.0%
30.3%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
pemanfaatan Baik
Count % within kategori perasaan % within Kategori pemanfaatan
Total
Count % within kategori perasaan % within Kategori pemanfaatan
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square
df a
4
.000
11.305
4
.023
2.894
1
.089
27.875
Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
sided)
99
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.
Correlations Correlations pernyata
pernyata pernyata pernyata
an
an
an
an
pemikiran pernyataan pemikiran pemikiran pemikiran Totalskor 1 pernyataan pemikiran 1
Pearson Correlation
pemikiran 2 1
Sig. (2-tailed) N
99
.516
**
3
4
.253
*
5
.216
*
pemikiran
.378
**
.678
**
.000
.011
.033
.000
.000
99
99
98
99
98
pernyataan
Pearson Correlation
pemikiran 2
Sig. (2-tailed)
.516
**
**
.061
.000
.001
.547
.000
99
99
98
99
98
**
1
.238
*
.188
.018
.063
.000
99
98
99
98
*
1
1
.000
N
99 *
pernyataan
Pearson Correlation
.253
pemikiran 3
Sig. (2-tailed)
.011
.000
99
99
N
*
.381
**
**
Pearson Correlation
.216
pemikiran 4
Sig. (2-tailed)
.033
.001
.018
98
98
98
**
.061
.188
.000
.547
.063
.000
99
99
99
98
pernyataan
Pearson Correlation
pemikiran 5
Sig. (2-tailed) N
Totalskor
Pearson Correlation
pemikiran
Sig. (2-tailed) N
.378
.678
**
98
98
98
Cronbach's Alpha
N of Items .665
5
.644
**
**
98
98
98
**
1
**
.000
8
**
.653
**
.000
.644
9
.385
.656
.000
.385
**
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
Pemikiran
.653
.000
tailed).
Reliability Statistics
**
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
.656
.238
.328
pernyataan
N
.328
.381
.611
**
.000 99
98
**
1
.611
.000 98
98
Correlations Correlations pernyataan
pernyataan
pernyataan
pernyataan
perasaan 1
perasaan 2
perasaan 4
perasaan 5 **
.196
.047
.000
.052
.000
99
99
99
99
99
*
1
pernyataan Pearson Correlation perasaan 1
1
Sig. (2-tailed) N
pernyataan Pearson Correlation
.200
perasaan 2 Sig. (2-tailed)
.047
N
99
pernyataan Pearson Correlation
.422
perasaan 3 Sig. (2-tailed)
**
.200
*
.422
.541
**
99
99
99
**
1
.541
99
99 **
99
**
1
99
99
99
Sig. (2-tailed)
**
99
**
1
.645
.000
99
99
99
99
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
Reliability Statistics Cronbach's N of Items 5
**
99
.000
tailed).
.675
.826
.645
.000
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
Alpha
.446
.000
N
**
99
.000
**
.826
99
.001
.767
**
.000
.052
**
.330
.446
.000
perasaan 4 Sig. (2-tailed)
.629
**
99
.196
Pearson Correlation
.767
.000
pernyataan Pearson Correlation
Tot Per
**
**
.001
.000
N
.330
.629
.000
.000
N
Tot Per
99
Correlations Correlations Selama 3 bulan
Bila saya sakit, saya langsung berobat ke
Pearson Correlation
Keberadaan
terakhir saya
Bila saya sakit,
Puskesmas
memeriksakan
saya langsung
sangat
diri saya ke
berobat ke
membantu dalam
Puskesmas
Puskesmas
menangani
Ngemplak
Ngemplak
gangguan
Simongan lebih
Total skor
Simongan
kesehatan
dari 2 kali
pemanfaatan
1
.
Sig. (2-tailed)
a
.242
*
.451
**
.
.016
.000
99
99
99
Puskesmas Ngemplak Simongan
N
Keberadaan Puskesmas
Pearson Correlation
sangat membantu dalam
Sig. (2-tailed)
menangani gangguan kesehatan
N
99 .
a
.
a
. 99 *
99
99
a
1
.016
.
99
99
Total skor pemanfaatan
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.451
**
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.
.
a
.469
**
.000 99
99
**
1
.469
.000
.
.000
99
99
99
a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
a
99
memeriksakan diri saya ke
Simongan lebih dari 2 kali
.
.
.242
Sig. (2-tailed)
a
.
Selama 3 bulan terakhir saya Pearson Correlation
Puskesmas Ngemplak
.
99
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .254
5