HUBUNGAN ANTARA PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN 2017 Agrivani A. Soleman*, F.J.O. Pelealu*, Franckie R.R. Maramis* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Pelayanan tenaga keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit. Rumah sakit dituntut memiliki kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat terutama pasien sebagai objek layanan. Untuk meningkatkan kinerja tenaga keperawatan di rumah sakit, dibutuhkan pelatihan. Selain pelatihan, motivasi juga sangat berpengaruh untuk meningkatkan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja tenaga keperawatan di RSIA Kasih Ibu Manado. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional atau studi potong lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga keperawatan yang ada di RSIA Kasih Ibu Manado yang berjumlah 33 orang. Penelitian ini menggunakan uji chi square. Alat ukur menggunakan kuesioner yang sudah di uji validitas dan realibilitas. Cara pengukuran dengan menggunakan wawancara. Hasil uji menggunakan Uji Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dan kinerja tenaga keperawatan, dimana nilai p = 0.520 lebih besar dari 0,05. Hasil uji menggunakan Uji Chi Square menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara motivasi dan kinerja tenaga keperawatan, dimana nilai p = 0.611 lebih besar dari 0,05. Kata Kunci: Pelatihan, Motivasi, Kinerja ABSTRACT The service of nursing is a form of a professional service which is an integral part of health service that is based on the science and trick of nursing that is pointed to the individual, family, group, or society, either healthy or sick. The hospital is demanded to have the performance in giving the service for the society particularly for the medical patient as the service object. For increasing the performance of nursing in the hospital, it needs the training. In addition to the training, the motivation also gives the big impact for increasing the performance. This research has a purpose to know the correlation between training and work motivation and performance of nursing in Kasih Ibu Hospital of Mother and Children in Manado. This research is a quantitative research that has the observational analytic characteristic with the cross sectional approach or studi potong lintang. The population in this research is the entire nurses who are in Kasih Ibu Hospital of Mother and Children in Manado that amount to 33 people. This research uses Chi Square testing. The measuring instrument is the questionnaire that has been tested its validity and reliability. The measure way uses the interview. The testing result by using Chi Square Testing shows that there is no meaning correlation between the training and the performance of nursing, where the value p = 0.520 is bigger than 0,05. The testing result by using Chi Square Testing shows that there is no meaning correlation between motivation and performance of nursing, where the value p = 0.611 is bigger than 0,05. Keywords:
Training,
Motivation,
1
Performance
ditunjukan kepada individu, keluarga,
PENDAHULUAN Pembangunan untuk
kesehatan
meningkatkan
bertujuan
kelompok, atau masyarakat, baik sehat
kesadaran,
maupun sakit (UUK NO 38 2014).
kemauan dan kemampuan hidup sehat
Menghadapi era globalisasi saat ini,
bagi setiap orang agar terwujud derajat
Rumah sakit dituntut memiliki kinerja
kesehatan masyarakat yang setinggi-
dalam memberikan pelayanan kepada
tingginya. Hal ini merupakan upaya
masyarakat terutama pasien sebagai
yang harus dilaksanakan oleh seluruh
objek
komponen
meningkatkan
bangsa
Indonesia,
agar
layanan.
Dalam
rangka
kinerja
tenaga
pembangunan kesehatan dapat menjadi
keperawatan di rumah sakit, dibutuhkan
investasi bagi pembangunan sumber
pelatihan. Menurut Mangkuprawira dan
daya manusia yang produktif secara
Hubies (2007) dalam buku Hamali
sosial dan ekonomis (Renstra Kemenkes
(2016)
RI, 2015). Rumah sakit sebagai salah
meningkatkan keahlian karyawan/tenaga
satu sarana kesehatan yang memberikan
keperawatan agar semakin trampil dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat
mampu
memiliki peran yang sangat strategis
jawabnya dengan baik, sesuai dengan
dalam mempercepat peningkatan derajat
standar kerja. Selain pelatihan, motivasi
kesehatan masyarakat. Rumah sakit
juga
dituntut untuk memberikan pelayanan
meningkatkan kinerja. Motivasi kerja
yang bermutu sesuai dengan standar
penting karena dengan adanya motivasi
yang ditetapkan dan dapat menjangkau
kerja
seluruh lapisan masyarakat (Departemen
karyawan/tenaga
Kesehatan RI, 2015). Pelayanan yang
membuat mereka mau bekerja keras dan
bermutu dapat diberikan oleh rumah
antusias untuk mencapai produktivitas
sakit
kerja yang tinggi (Hasibuan, 2016).
kepada
masyarakat,
dengan
mempersiapkan pelayanan yang ada dirumah
sakit,
pelayanan
diantaranya
tenaga
pelatihan
dibutuhkan
melaksanakan
sangat
tanggung
berpengaruh
kepada
agar
individu
untuk
maupun
keperawatan
akan
Dunia Keperawatan saat ini telah
adalah
memperlihatkan paradigma keperawatan
keperawatan.
dimana profesi perawat dituntut untuk
Pelayanan tenaga keperawatan adalah
dapat
suatu bentuk pelayanan profesional yang
professional
merupakan
dari
pelayanan
pelayanan kesehatan yang didasarkan
Penelitian
pada
Kurniawan (2015) tentang Hubungan
ilmu
bagian
dan
integral
kiat
keperawatan
2
memberikan
pelayanan
yang
dalam
memberikan
kepada
masyarakat.
yang
dilakukan
oleh
Pendidikan
Dan
Pelatihan
Dengan
dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap
bulan
RSUD Cideras Kabupaten Majalengka
Penelitian mengambil tempat di RSIA
Tahun 2015 menunjukan bahwa terdapat
Kasih Ibu Manado. Populasi penelitian
hubungan
ini adalah seluruh tenaga keperawatan
antara
pelatihan
dengan
kinerja (p = 0,018 < 0,05). Penelitian
yang
Maret-Mei
2017.
Tempat
yang bekerja di RSIA Kasih Ibu Manado
dilakukan
oleh
berdasarkan data kepegawaian yaitu
Rongkonusa (2015) tentang hubungan
berjumlah 33 orang. Sampel seluruh
antara
dan
populasi tenaga keperawatan di RSIA
motivasi kerja dengan kinerja perawat di
Kasih Ibu yang berjumlah 33 orang yang
RSUD
sudah memenuhi kritera Inklusi dan
pendidikan,
kabupaten
pelatihan
kepulauan
talaud
dengan kesimpulan ada hubungan antara
Eksklusi.
pelatihan dan motivasi dengan kinerja
a. Kriteria Inklusi
perawat di RSUD Kabupaten Kepulauan
1. Bersedia menjadi responden
Talaud.
2. Merupakan
Survei awal yang di lakukan di RSIA
tenaga
keperawatan
tetap RSIA Kasih Ibu Manado 3. Masa Kerja ≥ 1 Tahun
Kasih Ibu Kota Manado sampai saat ini belum ada penelitian tentang pelatihan
b. Kriteria Eksklusi
dan motivasi kerja yang berhubungan
1. Tenaga
keperawatan
yang
dengan kinerja tenaga keperawatan.
mengambil cuti dan sakit di RSIA
Penelitian ini seharusnya dibutuhkan
Kasih ibu saat penelitian dilakukan
karena kinerja pegawai akan sangat
Variabel dalam penelitian ini adalah:
memengaruhi pelayanan kesehatan yang
1. Variabel bebas:
ada di rumah sakit. Berdasarkan uraian
- Pelatihan
diatas
- Motivasi kerja
penulis
mengadakan
tertarik
untuk
penelitian
tentang
2. Variabel terikat: Kinerja Pegawai
hubungan antara pelatihan dan motivasi
Instrumen
kerja dengan kinerja tenaga keperawatan
menggunakan:
di RSIA Kasih Ibu Kota Manado.
1. Kuesioner: kuesioner yang sudah di
penelitian
dengan
uji validitas dan realibilitas METODE PENELITIAN
2. Alat Tulis Menulis
Jenis penelitian yang diambil merupakan
3. Kamera (Dokumentasi
penelitian observasional analitik dengan
Pengumpulan data dilakukan dengan
pendekatan cross sectional atau study
dua cara yaitu:
potong
lintang.
Waktu
penelitian
3
1. Data
primer
yaitu
data
yang
orang (51,5%) dan kinerja kurang baik
diperoleh langsung dari responden
berjumlah 16 orang (48,5%)
berdasarkan
Hasil analisis hubungan antara pelatihan
kuesioner
yang
dibagikan untuk diisi. 2. Data
sekunder
dan kinerja tenaga keperawatan dapat
yaitu
data
yang
dilihat pada Tabel 1.
diperoleh dari RSIA Kasih Ibu
Tabel 1. Hubungan antara Pelatihan dan
Manado berupa gambaran umum
Kinerja tenaga keperawatan
tempat penelitian dan data jumlah Pelatihan
pegawai RSIA Kasih Ibu.
Kinerja Pegawai Kurang Baik n % n % 4 40 6 60
P value
berlokasi di Jl. R. W. Monginsidi No.1
Tidak Mengikuti Pelatihan 12 52,2 11 47,8 0.520 Mengikuti Pelatihan Total 16 48,49 17 51,51 Hasil penelitian menggunakan Uji
Kompkleks Bahu Mall Blok C.23
Chi Square menunjukan bahwa tidak
Kelurahan Bahu Kecamatan Malalayang
ada hubungan yang bermakna antara
Manado. Dengan lokasi yang sangat
pelatihan
strategis, menjadikan Rumah Sakit Ibu
keperawatan, dimana nilai p = 0.520 >
dan Anak mudah untuk diakses oleh
0,05.
masyarakat yang membutuhkan jasa
Hasil analisis hubungan antara motivasi
pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit
dan kinerja tenaga keperawatan dapat
Ibu dan Anak Kasih Ibu Manado.
dilihat pada Tabel 2.
HASIL PENELITIAN Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu diresmikan pada tanggal 16 Juli 2010,
Sebagian besar responden pernah
dan
kinerja
tenaga
Tabel 2. Hubungan antara Motivasi dan
mengikuti pelatihan yaitu berjumlah 23
Kinerja tenaga keperawatan
orang (69,7%) dan responden yang tidak
Kinerja Pegawai Kurang Baik n % n % 8 53 7 47
P value
pernah mengikuti pelatihan berjumlah
Motivasi
10 orang (30,3%). Selanjutnya untuk
Motivasi Kurang Baik 8 44 10 56 0.611 Motivasi Baik Total 16 48,49 17 51,51 Hasil penelitian menggunakan Uji
motivasi, responden
yang memiliki
motivasi kerja baik ada 18 orang (54,5%) dan yang memiliki motivasi kerja kurang baik berjumlah 15 orang (45,5%). Distribusi responden menurut
Chi Square menunjukan bahwa tidak
kinerja
ada hubungan yang bermakna antara
menunjukan
bahwa
yang
memiliki kinerja yang baik berjumlah 17
Motivasi
4
dan
kinerja
tenaga
keperawatan, dimana nilai p = 0.611 >
dan pelatihan dengan kinerja perawat
0,05.
dalam pelayanan kesehatan di RSUD Muntilan
Regency
Magelang
yang
PEMBAHASAN
menunjukan bahwa ada hubungan yang
Hubungan Antara Pelatihan Dan
signifikan antara pelatihan dan kinerja
Kinerja Di RSIA Kasih Ibu Manado
perawat yang ada di RSUD tersebut.
Hasil perhitungan statistik menggunakan chi
square
dalam
penelitian
menunjukan
bahwa
tidak
Secara logika akan membenarkan
ini
bahwa sebenarnya pelatihan memiliki
terdapat
hubungan yang signifikan dan positif
dengan
dengan kinerja karena ketika seseorang
kinerja tenaga keperawatan (nilai p =
mengikuti pelatihan ia menginginkan
0,520 > 0,05).
dirinya untuk dilatih agar kinerjanya
hubungan
antara
Penelitian
ini
pelatihan
dengan
semakin baik apalagi jika pelatihan
penelitian yang dilakukan oleh Kasenda
tersebut diberikan dari intsansi atau
(2013)
antara
organisasi pasti dari instansi/organisasi
pelatihan dan motivasi dengan kinerja
tersebut menginginkan kinerja pegawai
perawat di ruang rawat inap RSUD
atau petugas mereka meningkat dan
Liunkendage
menjadi lebih baik.
tentang
sejalan
hubungan
Tahuna
bahwa
tidak
terdapat hubungan antara pelatihan dan
Pada kenyataan juga dalam hasil
kinerja di Ruang Rawat Inap RSUD
penelitian di atas menunjukan bahwa
Liunkendage Tahuna dengan diperoleh
sebagian besar tenaga keperawatan di
hasil p = 0,748 > 0,05, Sejalan juga
RSIA
dengan hasil penelitian yang dilakukan
pelatihan yaitu 23 orang (69,7%) dan
oleh Dai (2007) di ruang rawat inap
yang tidak pernah mengikuti pelatihan
Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado
10 orang (30,3%). Akan tetapi jika
dimana tidak terdapat hubungan antara
dihubungkan dengan hasil penelitian
pelatihan
perawat.
kinerja maka akan di dapati hasil yaitu
Dengan demikian penelitian diatas dapat
yang tidak pernah mengikuti pelatihan
membuktikan bahwa tidak selamanya
kinerja kurang baik berjumlah 4 orang
pelatihan, diklat yang dilaksanakan oleh
(40%), yang tidak pernah mengikuti
suatu instansi/organisasi dapat merubah
pelatihan kinerja baik berjumlah 6 orang
kinerja dari pegawai atau petugas.
(60%), yang pernah mengikuti pelatihan
Penelitian
dengan
kinerja kurang baik berjumlah 12 orang
penelitian yang dilakukan oleh Hasanah
(52,2%) dan yang pernah mengikuti
(2015) tentang hubungan pendidikan
pelatihan kinerja baik berjumlah 11
dengan
diatas
kinerja
berbeda
5
Kasih
Ibu
sudah
mengikuti
orang (47,8%). Dari hasil ini bisa dilihat
menunjukan
masih ada 12 orang (52,2%) tenaga
hubungan
keperawatan di RSIA Kasih Ibu Manado
kinerja tenaga keperawatan (nilai p =
yang sudah mengikuti pelatihan tetapi
0,611 > 0,05). Penelitian ini sejalan
memiliki kinerja yang kurang baik
dengan penelitian yang dilakukan oleh
sehingga mempengaruhi ada tidaknya
Sagala
hubungan
yang
signifikan
antara
motivasi dan kinerja perawat pelaksana
pelatihan
dan
kinerja
tenaga
dalam memberikan asuhan keperawatan
keperawatan
di
RSIA
Kasih
Ibu
bahwa antara
dan
tidak
terdapat
pelatihan
Fathi
dengan
(2012)
tentang
di RSUP H. Adam Malik Medan yang
tersebut.
menunjukan tidak terdapat hubungan
Dari hasil observasi dan wawancara
yang signifikan antara motivasi dan
dengan tenaga keperawatan dan kepala
kinerja dengan hasil penelitian p = 0,182
rumah sakit RSIA Kasih Ibu didapati
> 0,05.
bahwa
sebagian
tenaga
Penelitian ini memiliki hasil yang
pelatihan
sama juga dengan penelitian yang
kesehatan pada umumnya. Seharusnya
dilakukan oleh Mulyono dkk (2013)
mereka harus mengikuti pelatihan yang
yaitu
sesuai dengan instansi tempat dimana
terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit
mereka bekerja yaitu pelatihan seputar
Tingkat III Ambon bahwa motivasi
tentang ibu dan anak. Hal ini bisa terjadi
tidak ada pengaruh yang signifikan
juga karena ada faktor lain yang
dengan kinerja perawat yang ada di
mempengaruhi
rumah
keperawatan
besar
mengikuti
kinerja
dari
tenaga
faktor
sakit
yang
mempengaruhi
tersebut
dengan
hasil
keperawatan tersebut. Seperti faktor
penelitian p value: 0,615 > 0,05. Hal ini
lingkungan
berbeda
kerja,
rekan
kerja,
dengan
penelitian
yang
kepemimpinan/organisasi, atau faktor
dilakukan oleh Hasniah (2013) yaitu
dari diri sendiri yang menganggap
hubungan motivasi kerja dengan kinerja
remeh pelatihan yang diikuti dan tetap
perawat di unit rawat inap RSUD
memakai cara lama dalam bekerja dan
Salewangan Maros menunjukan bahwa
memberikan pelayanan.
terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara motivasi kerja dengan kinerja. Secara logika juga membenarkan Hubungan
Antara
Motivasi
bahwa motivasi
Dan
memiliki
pengaruh
Kinerja di RSIA Kasih Ibu Manado
dalam peningkatan kinerja. Orang yang
Hasil perhitungan statistik menggunakan
memiliki motivasi kurang baik pasti
chi
kinerjanya kurang dan orang yang
square
dalam
penelitian
ini
6
memiliki motivasi yang baik pasti
motivasi
kinerjanya juga baik. Tapi perlu diingat
berjumlah 8 orang (44%) dan yang
bahwa berbicara tentang motivasi kita
memiliki motivasi baik kinerja baik
akan dapat melihat berbagai varian yang
berjumlah 10 orang (56%). Bisa dilihat
terlibat
tidak ada perbedaan yang signifikan
dalamnya
seperti
karakter
baik
tapi
kinerja
individu (tingkat kebutuhan), sikap dan
antara
minat,
dan
keperawatan yang memiliki motivasi
karakteristik lingkungan kerja yang akan
kerja yang kurang baik dan memiliki
mempengaruhinya.
Sehingga
tidak
motivasi kerja yang baik sehinnga
selamanya
yang
memiliki
membuat motivasi dan kinerja tidak
karakteristik
pekerjaan,
orang
motivasi kurang, kinerjanya tidak baik
orang-orang
atau
kurang
tenaga
memiliki hubungan yang signifikan.
begitupun sebaliknya. RSIA Kasih Ibu sendiri adalah Rumah Sakit swasta yang
KESIMPULAN
memiliki manajemen yang cukup teratur
Berdasarkan
dan
pembahasan
memiliki
Standard
Operation
hasil yang
penelitian telah
dan
dipaparkan
Procedure (SOP) yang jelas. Oleh sebab
diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
itu setiap tenaga keperawatan yang
1. Sebagian besar tenaga keperawatan
bekerja di RSIA Kasih Ibu sudah punya
di RSIA Kasih Ibu Manado sudah
patokan yang jelas, yaitu bekerja sesuai
mengikuti pelatihan (69,7%).
dengan SOP yang berlaku. Sehingga
2. Motivasi Kerja tenaga keperawatan
tidak memerlukan motivasi yang kuat
di RSIA Kasih Ibu Manado sudah
dari dalam diri mereka untuk memiliki
cukup baik (54,5%).
kinerja yang baik. Karena jika mereka
3. Kinerja tenaga keperawatan di RSIA
sudah bekerja sesuai dengan SOP maka
Kasih Ibu Manado sudah cukup baik
kinerja mereka sudah bisa dikatakan
(51,5%).
baik. Dari hal tersebut memperkuat data
4. Hasil penelitian antara pelatihan
dari hasil penelitian yang dilakukan
dengan kinerja tenaga keperawatan
bahwa tidak ada hubungannya motivasi
di RSIA Kasih Ibu Manado tidak
kerja mereka dengan kinerja. Hasil
terdapat
penelitian
signifikan/bermakna p = 0.520 >
dari
menunjukan
data
bahwa
di yang
atas
juga
memiliki
hubungan
yang
0.05.
motivasi kurang baik kinerja kurang
5. Hasil penelitian antara motivasi
berjumlah 8 orang (53%), yang memiliki
dengan kinerja tenaga keperawatan
motivasi
di RSIA Kasih Ibu Manado tidak
kurang
tapi
kinerja
baik
berjumlah 7 orang (47%), yang memiliki
7
terdapat hubungan yang signifikan/
Duminggu F. 2015. Hubungan antara
bermakna p = 0.611 > 0.05.
pendidikan dan pelatihan serta penghargaan
dengan
kinerja
perawat di ruang rawat inap RSU Pancaran Kasih GMIM Manado. SARAN
Skripsi tidak diterbitkan. Manado:
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
penelitian ini, maka saran yang dapat
Universitas Sam Ratulangi
dikemukakan
oleh
penulis
adalah
Fahmi I. 2016. Manajemen Sumber
sebagai berikut:
Daya Manusia Teori dan Aplikasi.
1. Kepada pihak pimpinan RSIA Kasih
Bandung: CV. Alfabeta
Ibu,
dalam
rangka
untuk
Feriyanto A. dan Triana E.S. 2015.
meningkatkan
kinerja
tenaga
Pengantar Manajemen (3 in 1).
keperawatan disarankan agar dapat memberikan
pengarahan
Jakarta: Mediatara
kepada
Hamali
A.Y.
2016.
Pemahaman
setiap tenaga keperawatan yang ada
Manajemen
untuk
Manusia. Yogykarta:
memilih
dan
mengambil
Sumber
Daya CAPS
pelatihan yang sesuai dengan tempat
(Center for Academik Publishing
instansi
Service)
mereka
bekerja
dan
memberi kesempatan kepada tenaga
Hasanah L. 2015. Hubungan Pendidikan
keperawatan yang belum mengikuti
Dan Peelatihan Dengan Kinerja
pelatihan untuk mengikuti pelatihan.
Perawat
Serta memberikan motivasi bagi
Kesehatan Di RS UD Muntilan
tenaga keperawatan yang motivasi
Kabupaten
kerjanya masih kurang baik.
Pada 17 Juli 2017.
2. Menambah
jumlah
tenaga
penelitian
Pelayanan
Magelang.
Diakses
Hasibuan H.M.S.P. 2016. Organisasi
keperawatan 3. Perlu
Dalam
dan Motivasi. Dasar Peningkatan lanjutan
untuk
Produktivitas. Jakarta: PT. Bumi
mengetahui faktor-faktor lain yang
Aksara
berhubungan dengan kinerja tenaga
Hasniah dkk. 2013. Hubungan Motivasi
keperawatan.
Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Unit
Rawat
Inap
RSUD
DAFTAR PUSTAKA
Salewengan Maros. Diakses pada
Anonim, 2017. Profil RSIA Kasih Ibu
17 Juli 2017.
Manado Tahun 2017
8
Kasenda A. 2013. Hubungan Antara
Rongkonusa P.M. 2015. Hubungan
Pelatihan Dan Motivasi Dengan
Antara Pendidikan, Pelatihan Dan
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat
Motivasi Kerja Dengan Kinerja
Inap Rsud Liunkendage Tahuna.
Perawat Di Rumah Sakit Umum
Jurnal. Diakses pada 1 April 2017.
Daerah
Kaswan.
2013.
Pelatihan
Pengembangan Meningkatkan
kinerja
dan
(Rsud)
Kabupaten
Kepulauan Talaud. Jurnal:
untuk
http://medkesfkm.unsrat.ac.id/wpc
SDM.
ontent/uploads/2015/11/Paulini-
Bandung: CV. Alfabeta
Merry-Rongkonusa.pdf.
Kereh H.M. 2015. Hubungan Antara
Diakses
pada 1 April 2017.
Pelatihan dan Motivasi dengan
Sagala. N. S dan Fathi.A. 2012.
kinerja perawat diruang rawat
Motivasi Dan Kinerja Perawat
inap Rumah Sakit Tingkat II
Pelaksana
Robert
Wolter
Asuhan Keperawatan Di RSUP.
Manado
2015.
diterbitkan.
Monginsidi Skripi
Manado:
Kesehatan
tidak
H. Adam Malik Medan. Diakses
Fakultas
pada 23 juli 2017
Masyarakat,
Universitas Sam Ratulangi Kurniawan.
W.
2015.
Hubungan
Pendidikan
Dan
Pelatihan
Dengan
Kinerja
Perawat
Di
Ruang Rawat Inap RSUD Cideres Kabupaten
Majalengka
Tahun
2015. Diakses pada 23 Juli 2017. Mangkunegara
A.
2014.
Evaluasi
Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama Mulyono dkk. 2013. Faktor
Yang
Berpengaruh
Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Diakses pada 17 Juli 2017. Notoatmodjo
S.
Penelitian
2012.
Metodologi
Kesehatan.
Dalam Memberikan
Jakarta:
Rineka Cipta
9