perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Iklim Komunikasi Organisasi di Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta)
Disusun oleh : ROOSDIANA ERIKA F D1207550
Skripsi Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Komunikasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK commit to user UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh : ROOSDIANA ERIKA F D1207550
Disetujui Dosen Pembimbing untuk diuji,
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si NIP. 1950 0926198503 1 001
Drs. Subagyo, SU NIP. 1952 0917198003 1 001 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Hari
: Rabu
Tanggal : 03 November 2010
Panitia Penguji :
1.
Ketua
: Drs. Nuryanto, M. Si NIP. 19490831 297802 1 001
( ........................ )
2.
Sekretaris
: Dra. Tanti Hermawati S.Sos., M. Si NIP. 196902017 1995 12 1 001
( ........................ )
3.
Penguji 1
: Drs. Surisno Satrijo U.,M. Si NIP. 19500926 198403 1 001
( ........................ )
4.
Penguji 2
: Drs. Subagyo, S.U NIP. 19520917 198003 1 001
( ........................ )
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Drs. H. Supriyadi. SN.,SU 19530128 198103 commit to user1 001 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Motto
·
Bekerja dengan keraguan adalah bekerja untuk kegagalan.
·
Keberhasian adalah buah dari proses yang berliku, seseorang tidak akan mengecap indahnya keberhasilan tanpa menjalani suatu proses.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil karyaku ini aku persembahkan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada : ·
Jesus Christ atas berkat berkah dan anugerah yang selalu melimpah padaku.
·
Bapak dan Ibu tercinta atas doa dan dukungan, baik moral dan spiritual.
·
Kakak- kakakku yang selalu memberikan aku support
·
Keluarga besarku yang telah memberikan semangat buatku.
·
Rekan-rekan kuliah yang sama-sama telah berjuang
·
Almamater tercinta.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi dengan judul :IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini terutama penulis haturkan kepada : 1. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si dan Drs. Subagyo, SU,
selaku
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan masukan bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 2. Dr. Sugandi Harjanto, SpB selaku Direktur dan Dr. Ari Dartoko selaku Manager Personalia, Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan informasi yang semaksimal mungkin dapat di pahami dan di mengerti oleh penulis. 3. Ayah dan Ibuku tercinta terima kasih atas segala doa dan dukungannya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sesuai dengan keinginan.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kakak- kakak yang senantiasa membimbing hingga selesainya skripsi ini serta kasih sayang kakak yang mampu membesarkan hati. 5. Teman-teman semua di Jurusan Ilmu Komunikasi Ekstensi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu 6. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari kesempurnaan, skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kecacatan, masih banyak yang perlu digali dan diungkap agar dapat memberikan manfaat untuk pembacanya. Dengan kebesaran hati penulis menerima kritik dan saran dari para pembaca.
Surakarta,
September 2010 Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI YANG EFEKTIF DI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan. Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi. Metode penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Ibu Surakarta. Teknik Pengumpulan Data menggunakan observasi, interview dan studi pustaka. Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber. Teknik analisis data menggunakan kualitatif interaktif.\ Penelitian ini menggunakan Grand Teori dari Pace and Faules, yang menjelaskan iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi persepsi mengenai peran dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan Keperawatan menggunakan komunikasi terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di mana ketiga kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik. Iklim komunikasi organisasi di bagian Penunjang Medis bersifat terbuka. Tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan, partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan. Iklim komunikasi organisasi di bagian Umum menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT), partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan di tiap-tiap bagian umum, dan sudah berjalan dengan baik.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
ROOSDIANA ERIKA F. D1207550. Climate Effective Communication In Organizations In Improving The Performance Of Employees In Public Hospital “Kasih Ibu” Surakarta The purpose of this study is to investigate the influence of organizational communication climate Kasih Ibu Hospital Surakarta in improving the performance of staff and employees. Performance level of employees in the company can be sourced from a variety of things such as wages or salaries of employees that are considered important as a major factor. Not only salary is needed by the employees but the factors to gain a sense of security, good relationships between superiors and subordinates, and support to meet the expectations and this is often referred to as organizational climate. The research method using descriptive qualitative research. Samples taken from sources deemed to know the true from the population. In this sampling writers have someone who can be accounted for from the results of research that is employee and a supervisor or department head involved in the Mother's Hospital Surakarta. Data collection using observation techniques, interview and literature study. Triangulation technique used was triangulation with the source. Qualitative analysis using interactive. \ This research utilize main theory from Pace and Faules what does word climatic communication organisationaling to constitute perceptions about roles and scene that is engaged order that happening deep organizational. The results showed that the organizational communication climate by Kasih Ibu Hospital Surakarta in the Medical and Nursing uses open communication and implemented in three ways, namely a briefing, employee participation and cooperation among employees in which all three activities are already going well. Organizational communication climate at the Medical Support is open. Three main activities, namely meetings, employee participation and cooperation among employees. Organizational communication climate in the General section using the communication is open and implemented in three ways, namely a techie Guidance Meeting (RBT), employee participation and cooperation among employees in each and every part of the public, and has been running well.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL...........................................................................................................
i
PERSETUJUAN ............................................................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................
iii
MOTTO ........................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN..........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vi
ABSTRAK .....................................................................................................
viii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................
ix
DAFTAR ISI..................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
BAB
BAB
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..........................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
4
E. Tinjauan Pustaka ....................................................................
5
F. Definisi Konsep.......................................................................
31
G. Implementasi Konsep..............................................................
31
H. Metodologi Penelitian ............................................................. commit to user II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
32
A. Sejarah Perkembangan RS Kasih Ibu Surakarta .....................
39
x
perpustakaan.uns.ac.id
BAB
digilib.uns.ac.id
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto..................................................
42
C. Struktur Organisasi .................................................................
43
D. Jenis Layanan Kesehatan ........................................................
47
III. PENYAJIAN DATA A. Identitas Subyek Penelitian .....................................................
59
B. Data tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja Karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta....................................... BAB IV.
60
ANALISIS DATA A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Medis dan Keperawatan........................................................
90
B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Penunjang Medis...................................................................
93
C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Umum.................................................................................... BAB V.
96
PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................
104
B. Saran-Saran ..........................................................................
106
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
1.
HALAMAN
STRUKTUR ORGANISASI ……………………………….
commit to user
xii
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/ organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/ karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Di dalam masyarakat modern, kelompok disebut juga dengan organisasi. Secara individual masing-masing orang mempunyai keinginan, kebutuhan fisik ekonomi, politis dan sebagainya yang secara sadar atau tidak sadar akan berusaha untuk memenuhinya. Dalam rangka memenuhi to user kebutuhan-kebutuhan tersebutcommit manusia memerlukan suatu organisasi karena
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dicapai tanpa melalui organisasi. Dengan kata lain mereka memasuki suatu organisasi karena di satu sisi untuk memenuhi tujuan dan keinginannya, sedangkan disisi lain organisasi juga mempunyai tujuan yang hanya bisa dicapai jika bekerja sama dengan individu-individu atau para anggotanya dan melalui komunikasilah hal tersebut dapat terwujud. Penempatan komunikasi sebagai satu bagian yang penting baru terjadi saat
orang menyadari bahwa komunikasi sangat dibutuhkan dan mampu
menunjang bagian-bagian yang lain. Kemampuan komunikasi dapat kita lihat melalui bagaimana kuatnya iklim komunikasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sebuah kelompok dalam perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan interaksi sosial yang mana dalam sebuah interaksi terjadi hubungan komunikasi yang satu dengan yang lainnya baik itu dengan internal perusahaan maupun publik masyarakat umum. Dengan dasar yang demikian komumikasi selalu terjadi antar bagian-bagian yang terjalin dalam suatu perusahaan. Untuk menjaga kehormanisan komunikasi terhadap bagian-bagian yang terjadi dalam sebuah perusahaan maka komunikasi sangat penting sekali digunakan supaya tidak kesinambungan antar bagian. Rumah sakit sebagai organisasi yang menyediakan pelayanan kesehatan memiliki karakteristik yang tidak sama dengan organisasi lainnya. Adanya karakteristik tersebut menyebabkan iklim komunikasi organisasi yang ada di rumah sakit berbeda dengan organisasi lainnya, terutama pada tenaga commit to usersakit. Fungsi yang paling utama medis dan non medis yang ada di rumah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dalam pelaksanaan tugas karyawan dalam unit kerja adalah fungsi pelayanan dalam Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta maka orientasi manajemen harus berfokus pada pelanggan. Karena Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat kota Surakarta, maka konteks seharusnya adalah bahwa arah pelaksanaan tugas karyawan adalah memberikan pelayanan pada pelanggan, baik internal maupun eksternal. Karyawan harus memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin di dalam pemberian pelayanan kepada pasien ataupun keluarga pasien, di mana karyawan dituntut untuk bekerja profesional meskipun ada karyawan yang sedang mengalami persoalan tetapi tidak sampai di bawa ke dalam pekerjaan, karena bukan tidak mungkin lembaga memperoleh citra yang buruk dari pelanggan karena pelayanan yang tidak menyenangkan dari karyawannya. Di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan iklim komunikasi formal yaitu dimana komunikasi formal terjadi antara karyawan melalui garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Dari kewenangan tersebut merupakan sistem urat saraf yang menyediakan saluran-saluran dimana prosedur kerja, instruksi atau perintah dan gagasan serta umpan balik mengenai permasalahan perkerjaan yang ada di bawah disampaikan ke bawah yaitu dari pimpinan yang lebih tinggi ke karyawan bawahannya. Disisi lain karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta menggunakan komunikasi formal dan juga menetapakan saluran dimana komunikasi ke atas berlangsung misalnya karyawan bawahan menyampaikan ide-ide atau gagasan masalah
perkerjaan
yang
melibatkan
mereka.
Dalam
menggunakan
user manajemen menciptakan kondisi komunikasi formal ini, sangatcommit pentingto bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
yang menyenangkan terjadinya komunikasi kesamping terjadi diantara karyawan pada tingkatan yang relatif sama dalam struktur organisasi yang mempunyai tugas sama dengan karyawan yang lain untuk meningkatkan pelaksanaan tugas yang maksimal serta mendorong antara satu bagian dengan bagian yang lain.
B. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : ”Bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi di dalam meningkatan kinerja karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta ?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan iklim komunikasi organisasi Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta di dalam meningkatkan kinerja staff dan karyawan.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah 1. Bagi Peneliti Menambah ilmu dan wawasan mengenai pentingnya iklim komunikasi organisasi di dalam meningkatkan kinerja karyawan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
2. Bagi Rumah Sakit Umum Ibu Surakarta Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuahan untuk meningkatkan kinerja yang positif dan bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapakan oleh management
E. Landasan Teori 1. Komunikasi Setiap ahli mendefinisikan komunikasi dari sudut yang berbedabeda akan tetapi pada intinya adalah sama. Berelson dan Steiner mendefinisikan komunikasi adalah :”penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui penggunaan simbol-kata, gambar, angka, grafik dan yang lain-lain” (Aubrey Fisher, 1986 : 10). Dance mendefinisikan komunikasi dalam kerangka psikologi perilaku manusia yang luas melalui pendefinisian komunikasi manusia sebagai : “pengungkapan respon melalui simbol-simbol verbal, dimana simbol-simbol verbal itu bertindak sebagai perangsang (stimuli) bagi respon yang terungkapkan tadi” ( Aubrey Fisher, 1986 : 10). Menurut Wilbur Schramm istilah communication berasal dari bahasa latin communis yang artinya sama dengan common. Sehingga menurutnya jika kita mengadakan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka kita menyatakan gagasan kita untuk memperoleh communis dengan pihak lain itu mengenai suatu obyek, Karena menurut Schramm, apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita berusaha untuk membangun kebersamaan commitberbagi to userinformasi, ide ataupun sikap. dengan seseorang, kita berupaya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Proses komunikasi itu sendiri menurut Schramm terdiri dari sembilan elemen yaitu: a. Pengirim, pihak yang mengirim pesan kepada pihak yang lain (juga disebut sumber atau komunikator). b. Penulisan
dalam
bentuk
sandi
(encoding)
adalah
proses
mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk simbolik. c. Pesan, serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim. d. Media, saluran-saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan dari pengirim kepada penerima. e. Pembacaan sandi (decoding), proses ketika penerima mengartikan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim. f. Penerima, pihak yang menerima pesan yang disampaikan oleh pihak lain (disebut juga pendengar atau tujuan). g. Tanggapan, serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim. h. Umpan balik, bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu mengkomunikasikan kembali kepada pengirim. i. Gangguan, atau distorsi yang tak terduga selama proses komunikasi, mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang dikirimkan pengirim. (Philip Kotler, 1998 : 244) Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu yang akan mereka jangkau dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga harus tahu commitpesan to usermereka dengan baik agar dapat bagaimana cara menyandikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
dimengerti oleh khalayak sasaran mereka, dan mereka juga harus menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat mengerti bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka sampaikan. Menurut Schramm, supaya suatu pesan efektif, maka proses penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan sandi dari penerimanya. Pesan harus merupakan simbol-simbol penting yang dikenal dengan baik oleh penerimanya. Jadi
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi
adalah
upaya
penyampaian pesan atau informasi (pesan, ide, gagasan) dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan dampakdampak tertentu pula. Jadi proses penyampaian pesan pada akhirnya akan memberikan dampak pada kedua belah pihak antara komunikator dengan komunikan. Dari definisi komunikasi di atas, maka di bawah ini akan dijelaskan komponen-komponen yang mencakup untuk terjadinya suatu proses komunikasi menurut pendapat A.W. Widjaya (1986 : 39-41) yaitu sebagai berikut : a. Communicator (Komunikator) Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi dan media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan sebagainya. b. Message (Pesan) Pesan
adalah
keseluruhan
dari
apa
yang
disampaikan
oleh
komunikator. Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
pengarah di dalam usaha mencoba mengubah tingkah laku komunikan. Bentuk pesan dapat berupa : 1) Informatif Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil dari pesan persuasif, misalnya pada kalangan cendekiawan. 2) Persuasif Yaitu pesan yang bersifat rujukan, yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan akan memberikan rupa atau pendapat atau sikap sehingga ada perubahan sikap seperti yang diinginkan oleh komunikator. 3) Coersif/Instruktif Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan ini adalah agitasi dengan penekanan-penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Sedangkan pesan yang bersifat instruktif, juga memiliki daya untuk memerintah
agar
orang
yang
diberi
perintah
dapat/mau
melaksanakan apa yang diperintahkan. c. Channel (Saluran) Saluran atau media komunikasi merupakan sarana atau alat-alat yang dipergunakan untuk menyebarluaskan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
d. Communican (Komunikan) Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk yaitu personal, kelompok dan massa. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan sesuai dengan kerangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. e. Effect (Efek) Yang dimaksudkan dengan efek komunikasi adalah berbagai perubahan yang timbul pada diri komunikan disebabkan terjadinya kegiatan komunikasi. Efek itu bisa berarti penambahan pengetahuan, perubahan sikap, perubahan tingkah laku dan sebagainya. Menurut Onong Uchana Effendy (1992 : 8), di dalam kegiatan komunikasi dapat di bagi ke dalam tiga bentuk efek, yaitu : 1) Efek kognitif, adalah yang timbul pada diri komunikan yang menyebabkan
komunikan
menjadi
tahu,
atau
bertambah
pengetahuannya (intelektualitasnya) dikarenakan informasi yang diberikan. 2) Efek afektif, yaitu mempunyai kadar lebih tinggi dari efek kognitif dikarenakan disini komunikan telah mempunyai rasa atau pesan tersebut telah menimbulkan perasaan tertentu, seperti terharu, sedih dan lain sebagainya. 3) Eek behavioral, yakni efek yang timbul dari dalam diri komunikan dengan adanya perilaku tertentu dikarenakan esan yang disampaikan oleh komunikator. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi
(2001 : 50),
komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori: a. Komunikasi antar pribadi Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan
informasi
yang
dimaksudkan
untuk
mencapai
kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama. b. Komunikasi kelompok Pada prinsipnya dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi, komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi. c. Komunikasi massa Komunikasi massa dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan elektronik. 2. Komunikasi Organisasi Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana. Sondang P. Siagian (2000 : 3), mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.” Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 2) mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.” Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawabanjawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005 : 17). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produkdivitas, dan berbagai perkerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pres, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Oreientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih pada anggotanya secara individual. Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut: a.
Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id 13
Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
c.
Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d.
Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti commit to usermasa istirahat kerja, pertandingan perbincangan antar pribadi selama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi. Persepsi tentang komunikasi Organsasi menurut Redding dan Sanborn yaitu bahwa komunikasi orgabisasi adalah pengiriman dan peneriman informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia . hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kebawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam. (Arni Muhammad, 2005;65) Iklim komunikasi penting karena mengikatkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi dan membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi. Menurut Reeding ”Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi dalam menunjukan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasa dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyertakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi mendengarkan dengan perhatian serta memperoleh informasi yang dapat commit to user organisasi, secara aktif memberi dipercayai dan terus terang dari anggota
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga meraka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting dalam mengambil suatu keputusan dalam organisasi, memberi dan menaruh perhatian pada perkerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan ” Disisi lain menurut Werther dan Devis tentang antara hubungan komunikasi dan organisasi yaitu ” Organisasi tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Apabila dalam suatu organisasi tidak ada komunikasi, maka anggota organisasi tidak dapat mengetahi apa yang sedang dikerjakan oleh rekan-rekan mereka, manajemen tidak dapat menerima informasi
dan
manajemen tidak dapat melakukan intruksi”. (Moekijat, 1993:1). Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi. Iklim komuikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan,
disepakati,
dikembangkan
dan
dikokohkan
secara
berkesinambugan melalui dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini mengahsilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Di Rumah Sakit Kasih Ibu dalam kesehariannya menggunakan komunikasi kebawah yaitu dimana setiap informasi dalam komunikasi ke bawah mengalir dari tingkatan manajemen puncak ke manajemen menengah, manajemen yang lebih rendah dan sampai akhirnya sampai pada karyawan yang lebih rendah. Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan dimana manajemen atas memberikan pengarahan, perintah, dan evaluasi. Perintah dan instruksi biasanya menjadi lebih terperinci dan spesifik karena di intrepetasikan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah. Unsur-unsur dalam organisasi tidak secara langsung menciptakan iklim
komunikasi
organisasi,
tetapi
pengaruhnya
terhadap
iklim
komunikasi organisasi tergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai nilai dan hukum dan peraturan tersebut, yaitu apakah hukum dan peraturan harus diabaikan. Jadi dengan kata lain, unsur-unsur yang terdapat di dalam organisasi tidak secara otomatis menciptakan iklim komunikasi organisasi tetapi tergantung kepada persepsi anggota-anggota organisasi mengenai unsur-unsur organisasi tersebut. Adapun dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (2002 : 159-160) : a. Kepercayaan Personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan
mempertahankan
hubungan
yang
di
dalamnya
terdapat
to user yang didukung oleh pernyataan kepercayaan, keyakinancommit dan kredibilitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
dan tindakan. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan. b. Pembuatan keputusan bersama Para karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan. Tetapi umumnya pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas. Tetapi apabila suatu pesan tidak relevan dengan tugas, pesan itu tetap dipegangnya. c. Kejujuran Suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hubungan-hubungan dalam organisasi, dan para pegawai mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah Komunikasi ke bawah menunjukan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pemimpin kepada bawahannya. Komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi
harus
berhubungan mempengaruhi
relatif
langsung
mudah dengan
kemampuan
memperoleh tugas
mereka
mereka untuk
informasi
yang
saat
yang
itu,
mengkoordinasikan
pekerjaan mereka dengan orang-orang atau bagian-bagian lainnya, dan yang berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan rencana-rencana. e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepeda tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan
balikan,
memberikan
saran
dan
mengajukan
pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan. f. Perhatian pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi Personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu commit to user komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
kualitas tinggi, biaya rendah-demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota organisasi lainnya. Jadi secara singkat, yang termasuk dalam dimensi iklim komunikasi organisasi itu adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuantujuan kinerja tinggi. 2. Kinerja Karyawan Kinerja mempunyai arti penting bagi karyawan, oleh karena adanya penilaian kinerja berarti karyawan mendapat perhatian dari atasannya, di samping itu menambah gairah kerja karyawan, karena dengan penilaian kinerja
ini
mungkin
karyawan
yang
berprestasi
dipromosikan,
dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi tersebut, sebaliknya karyawan yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Penilaian kerja yang efektif dan adil berkelanjutan perlu diperhatikan karena akan meningkatkan kinerja karyawan Pengertian kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau kelompok orang didalam pelaksanaan tugas, perkerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan
pada periode tertentu (Hani
Handoko, 2000: 135). Mahsun (2006: 25) mendefinisikan kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau progam atau commitsasaran, to user tujuan, misi dan visi organisasi kebijakan dalam mewujudkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Moch. As’ad (2001: 48) kinerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa kinerja merupakan suatu bentuk kesuksesan seseorang untuk mencapai peran atau target tertentu yang berasal dari perbuatannya sendiri. Menurut Miner (1977) dalam Reza Surya dan Santoso Tri Hananto, (2004 : 35) dinyatakan bahwa dimensi kinerja adalah ukuran dan penilaian dari perilaku yang aktual di tempat kerja, dimensi kinerja tersebut mencakup : a. Quality of Output, kinerja seseorang individu dinyatakan baik apabila kualitas output yang dihasilkan lebih baik atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan. b. Quantity of Output, kinerja seseorang juga diukur dari jumlah output yang dihasilkan. Seseorang individu dinyatakan mempunyai kinerja yang baik apabila jumlah/kuantitas output yang di capai dapat melebihi atau paling tidak sama dengan target yang telah ditentukan dengan tidak mengabaikan kualitas output tersebut. c. Time at Work, dimensi waktu juga menjadi pertimbangan di dalam mengukur kinerja seseorang. Dengan tidak mengabaikan kualitas dan kuantitas output yang harus dicapai, seorang individu dinilai mempunyai kinerja yang baik apabila individu tersebut dapat menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu atau bahkan melakukan penghematan waktu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
d. Cooperation With Others’ Work, kinerja juga dinilai dari kemampuan seseorang individu untuk tetap bersifat kooperatif dengan pekerja lain yang juga harus menyelesaikan tugasnya masing-masing. Manfaat yang dapat dipetik terhadap penilaian kinerja karyawan menurut Hani Handoko (2000: 135) adalah sebagai berikut: a. Perbaikan prestasi kerja, yang berarti umpan balik terhadap pelaksanaan kerja akan memperbaiki kegiatan dan kinerja karyawan b. Penyesuaian-penyesuaian
kompensasi, yang maksudnya membantu
para pengambil keputusan untuk menentukan perbaikan penggajian, pemberian bonus dan sebagainya. c. Keputusan-keputusan penempatan promosi, menentukan pemberian penghargaan berupa promosi atau transfer karyawan. d. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan, yang diukur dari prestasi kerja para karyawan. e. Perencanaan dan pengembangan karier. f. Penyimpanan proses staffing, akan diketahui dari prestasi kerja para karyawan yang baik dan jelek. g. Ketidakakuratan informasi yang dilihat dari kerja yang jelek mungkin disebabkan oleh kesalahan informasi, analisis jabatan, rencana sumber daya manusia atau komponen sistem manajemen lainnya. h. Kesalahan desain perkerjaan, akan diketahui apabila terjadi prestasi yang jelek. i. Memberikan kesempatan kerja yang adil. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
j. Tantangan eksternal, akan dapat diketahui dari penilaian prestasi kerja sehingga manajemen dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya. Mengacu pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan perwujudan atau penampilan seorang karyawan dalam pelaksanan perkerjaan. Seseorang dapat dikatakan berprestasi kerja baik, manakala mereka dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan. Komponen penting dalam melakukan penaksiran kinerja adalah kuantitas dan kualitas kinerja seorang individu. Individu dinilai berdasarkan pencapaian kuantitas dan kualitas output yang dihasilkan dari serangkaian tugas yang dilakukannya. Mempererat kaitan antara sistem penilaian kinerja dan rencana-rencana strategik jangka panjang organisasi dapat meningkatkan efektivitas organisasional. Dengan merancang sistem penilaian kinerja yang sesuai dengan strategi organisasi, karyawankaryawan pada akhirnya akan bekerja dalam cara yang mendukung misi organisasi. Kaitannya yang jelas di antara keduanya dapat pula menciptakan suatu kultur yang akan lebih memperkukuh strategi organisasi. Selain itu, jika sistem dirancang untuk membantu karyawan mengelola daripada mencela kinerja-kinerja mereka, maka lebih besar kemungkinan bahwa tujuan-tujuan individu dan organisasi akan bertemu. Terdapat empat strategi organisasi berkenaan dengan sistem penilaian kinerja. Seorang karyawan yang dinilai menunjukkan kemungkinan tidak commit to user berkinerja, akan tetapi sebenarnya dia mempunyai potensi, bisa jadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
lingkungan kerjanya yang tidak mendukung. Apakah karyawan tersebut mempunyai kondisi kerja yang menguntungkan untuk bekerja, cukup informasi
untuk
mengambil
keputusan
yang
dikaitkan
dengan
pekerjaannya, waktu yang memadai untuk melakukan pekerjaan yang baik dan lain-lainnya. Jika karyawan tersebut tidak mendapatkan maka jelas kinerja akan terganggu. Penilaian kinerja (perfomance approach) memainkan peranan yang sangat penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan kompensasi yang berkenaan dengan prestasi
mereka
dan
penilaian
menyediakan
kesempatan
untuk
memberikan kompensasi kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja karyawannya. Malayu Hasibuan (2003: 95) mengemukakan bahwa indikatorindikator yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja karyawan adalah: a. Kesetiaan Unsur kesetiaan dalam hal ini menyangkut loyalitas karyawan terhadap pekerjaan, jabatannya dalam organisasi. Kesetiaan ini dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar instansi. b. Kedisiplinan Penilai menilai disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
c. Kejujuran Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya memenuhi perjanjian, baik bagi dirinya maupun terhadap orang lain, seperti kepada para bawahan. d. Kreativitas Penilai mempunyai kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya, sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna. e. Kerjasama Penilai menilai kesediaan karyawan berpartisipasi dan bekerja sama dengan karyawan lain secara vertikal atau horisontal di dalam maupun di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan semakin baik. f. Kecakapan Penilai menilai kecakapan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang semuanya terlibat didalam penyusunan kebijaksanaan dan didalam situasi manajemen. g. Kepribadian Penilai menilai karyawan dan sikap perilaku kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap yang baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar. h. Tanggung jawab Penilai menilai kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang digunakannya serta perilaku kerjanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
3. Hubungan Iklim Komunikasi dengan Kinerja Karyawan Setiap manusia yang ada di dunia ini, tidak mungkin dapat terlepas dari kehidupan berkelompok atau berorganisasi Hal ini dikarenakan, manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat hidup seorang diri. Dalam menjalani kehidupan berorganisasi tersebut, manusia yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksi. Interaksi yang dilakukannya melalui komunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal, baik lisan maupun tulisan. Tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi. Dari pengalaman-pengalaman komunikasi organisasi yang terjadi, perlahan-lahan akan membentuk suatu iklim komunikasi organisasi. Iklim komunikasi organisasi merupakan persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi (Pace, Wayne and Faules Don, 2002 :155). Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang terdiri dari unsur pemilik perusahaan, pimpinan perusahaan, dan juga karyawan. Sebagai karyawan dalam suatu perusahaan, manusia akan berhadapan dengan karyawan lain, dengan pimpinan perusahaan dan dengan aturanaturan (kebijakan-kebijakan) yang berlaku. Sekaligus menunjukkan adanya keterikatan dalam pembagian dan pelaksanaan suatu tugas atau commit to user pekerjaan. Karyawan merupakan salah satu aset terpenting bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
perusahaan untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Pada saat seseorang akan memasuki lingkungan kerja, maka secara otomatis karyawan akan terikat dan mengikatkan diri pada perjanjian yang ada, perjanjian tersebut berupa lisan dan juga tulisan, sehingga karyawan diwajibkan untuk mematuhi perjanjian yang telah disepakati bersama. Sehubungan dengan hal ini, maka pembinaan, karyawan harus terus menerus diupayakan, agar timbul suatu motivasi kerja yang tinggi yang berpengaruh pada peningkatan kinerja kerja karyawan. Adanya motivasi yang tinggi akan membuat karyawan dapat lebih giat bekerja dalam menjalankan suatu pekerjaannya. Redding mengatakan iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusankeputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148) Pace and Faules mengatakan iklim komunikasi organisasi terdiri to user organisasi dan pengaruh unsurdari persepsi-persepsi atascommit unsur-unsur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
unsur tersebut terhadap komunikasi. (Pace dan Faules, 2002: 149). Dennis mendefinisikan iklim komunikasi organisasi sebagai kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi. (Soemirat dan Ardianto, 2005 : 69). Tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama. Tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi.(Davis and Newstrom, 2004 : 44). Salah satu faktor yang mendukung peningkatan kinerja kerja karyawan adalah dengan cara komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dihindari, begitu halnya di dalam perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan para karyawan, perusahaan yang mempunyai fungsi manajemen harus mampu menciptakan suasana kerja yang harmonis diantara perusahaan dan karyawan. Hubungan harmonis sebaiknya dibina secara khusus dalam suatu fungsi atau divisi (bagian) to user yang memang bertugas commit mengatur internal relations. Fungsi tersebut
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
dilakukan oleh Hubungan Masyarakat (Humas) sebagai pengatur laku employee relations. Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja para karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang akan dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di tempat lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu organisasi dalam membangun iklim komunikasi organisasi yang kondusif, sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan. Untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara commit to organisasi user tidak langsung iklim komunikasi dapat mempengaruhi cara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang,
bagaimana
kegiatan
kerja
berlangsung
dan
bagaimana
perkembangan orang-orang di dalam organisasi (Pace dan Faules, 2002: 148). Menurut Redding, yang dikutip oleh Pace dan Faules menyatakan bahwa ”iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan
atau
teknik-teknik
komunikasi
semata-mata
dalam
menciptakan suatu organisasi yang efektif“. (Pace dan Faules, 2002:149) Dari sini dapat dilihat bahwa iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu perlu untuk diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi yang efektif. Di dalam buku komunikasi organisasi yang ditulis oleh Pace dan Faules menegaskan hal ini dengan mengemukakan bahwa iklim komunikasi tertentu memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih
kesempatan
mendukung
para
dalam rekan
organisasi
dan
anggota
secara
bersemangat,
organisasi
lainnya,
untuk untuk
melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasangagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Iklim yang negatif dapat benarbenar merusak yang dibuat anggota organisasi mengenai bagaimana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
mereka akan bekerja dan berpartisipasi untuk organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155) Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155) Dari sini dapat dikatakan bahwa iklim komunikasi organisasi memiliki pengaruh yang cukup penting bagi motivasi kerja dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi dan iklim komunikasi yang kuat seringkali menghasilkan praktik-praktik pengelolaan dan pedoman organisasi yang lebih mendukung (Pace dan Faules, 2002: 156). Hal ini didukung pula Soemirat, Ardianto dan Suminar bahwa iklim komunikasi organisasi yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi namun juga penting bagi kehidupan manusia-manusia di dalam organisasi tersebut. (Ardianto dan Soemirat, 2005: 68) Dari uraian di atas mengenai iklim komunikasi organisasi, maka dapat diketahui pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi kehidupan sebuah organisasi. Oleh karena itu iklim komunikasi organisasi merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
hal penting yang tidak boleh diabaikan, tetapi harus diperhatikan oleh organisasi khususnya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
F. Definisi Konsep 1
Komunikasi Organisasi Adalah kualitas pengalaman objektif individu mengenai lingkungan internal organisasi, mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi dalam organisasi. (Arni muhammad, 1995:85)
2
Kinerja Karyawan Semangata kerja karyawan adalah kemampuan sekelompok orang untuk bekerjasama dengan giat dan konsekuensi dalam mengejar tujuan bersama.
G. Implementasi Konsep Iklim Komunikasi Organisasi memiliki indikasi-indikasi sebagai berikut: 1. Kegiatan, yaitu: a. Briefing dimana dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan. Secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih optimal. b. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT yaitu dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Kegiatan ini semua commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
dilakukan untuk meningkatkan kinerja karyawan supaya terciptanya kinerja karyawan yang lebih optimal. 2. Partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, meliputi: Karyawan
berkomunikasi
dan
berkonsultasi
mengenai
kebijakan
organisasi yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka. Dimana setipa di beri perkerjaan harus segera diselesaiakan tanpa penundaan 3. Bekerja sama untuk mencapai tujuan kinerja yang tinggi: a. Karyawan bersedia bekerjasama dengan rekan-rekan kerja maupun dengan pimpinan yang didasarkan pada tujuan bersama. b. Karyawan bersedian membantu rekan-rekan kerja seperti pentingnya tujuan bekinerja yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab.
H. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Peneliti memilih rumah Sakit Umum Kasih Ibu sebagai lokasi penelitian dikarenakan ketertarikan terhadap kinerja karyawan yang sangat maksimal dimana Rumah Sakit Kasih Ibu sebagi rumah sakit yayasan yang tanpa menggunakan subsidi pemerintah sehingga penulis ingin meneliti sebagaimana jauh kominikasi organisasi yang terjadi di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta 2. Jenis Penelitian Metode yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif
kualititatif.
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
commit to user menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
mudah untuk difahami dan mudah disimpulkan. Semua hasil fakta yang sesuai dengan hasil risert dan kerja praktik di lapangan pada dasarnya selalu jelas dan faktual. Peneliti mengembangkan konsep dan penghimpunan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Seperti yang di ungkapkan oleh Sutopo, yaitu: ”Riset kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif. Data dikumpulkan bukanlah untuk mendukung atau menolak hipotesa yang diajukan sebelum penelitian dimulai, tetapi abtraksi disusun kekhususunkekhususan yang telah dikumpulkan dan dikelompokan bersama lewat pengumpulan data. Teori dikembangkan dimulai di lapangan dari data yang terpisah-pisah, dan diatas bukti-bukti yang terkumpul yang saling terkait” (HB, Sutopo, 2002:18).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
3. Populasi dan Sampel a. Populasi Menurut Masri Singarimbun, populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan digunakan. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta dimana Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta memiliki beberapa bagian yang akan diwakili tiap-tiap bagian ada 3 orang sebagai purposive sampling b. Sampel Sampel diambil dari narasumber yang dianggap mengetahui secara benar dari kondisi populasi. Didalam pengambilan sampel ini penulis mempunyai seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitiannya yaitu karyawan dan seorang atasan atau kepala bagian yang terlibat didalam Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta untuk membantu supaya penulis bisa menyelesaikan praktiknya. Suatu sampel dapat dikatakan mewakili apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Fungsi pengamatan dalam penelitian ini adalah menjelaskan serta merinci gejala yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara pasif dengan fokus userUmum Kasih Ibu. kegiatan para karyawancommit RumahtoSakit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
b. Interview Wawancara
secara
langsung
dengan
beberapa
karyawan
atau
responden. Teknik yang digunakan pada awal penelitian maupun pada waktu proses penelitian berfungsi untuk memperjelas dan menambah kelengkapan data yang diperlukan. Adapun data wawancara yang akan penulis lakukan beberapa responden, antara lain: 1)
Kepala Seksi Penulis akan melakukan wawancara kepada kepala seksi di beberapa departemen yang ada di Rumah Sakit Uum Kasih Ibu untuk mengetahui fungsi dan kinerja tiap-tiap karyawan di masingmasing departemen
2) Karyawan Penulis akan mewawancarai beberapa karyawan tetap yang ada di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu untuk mengetahui tugas dan kewajiban mereka sebagai karyawan 3) Pasien Penulis akan mewawancarai beberapa pasien yang dirawat baik inap maupun jalan, untuk mengetahui bagaimana menurut pandangan mereka atas pelayanan dan kinerja para karyawan di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu. c. Studi Pustaka commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Pengumpulan data dan teori yang mendukung dengan berbagai macam buku, selembaran serta informasi non manusia seperti dokumen, agenda (contoh data-data, hasil pemeriksaan, kebijakan pemerintah dan lembaga) yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta 5. Validitas Data Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara, triangulasi data. Menurut H.B. Sutopo (2002: 78), menerangkan bahwa triangulasi data merupakan suatu teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pendang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa sumber data dengan tujuan memberikan kebenaran, memperoleh kepercayaan terhadap suatu data dengan membandingkan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda dimana data yang satu dikontrol oleh data yang sama pada situasi yang berbeda. Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yang artinya teknik triangulasi yang mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa data yang berbeda. 7. Teknik Analisa Data user Analisa data dalamcommit suatutopenelitian adalah menguraikan atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
memecahkan suatu permasalahan yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah pokok permasalahan yang diajukan terhadap penelitian yang bersifat deskriptif. dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data kualitatif interaktif. Dalam model interaktif ini komponen reduksi data dan penyajian data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan setelah data terkumpul. Tiga komponen tersebut akan berinteraksi untuk mendapatkan kesimpulan dan apabila kesimpulan yang didapat dirasa kurang maka perlu adanya verifikasi dan penelitian kembali dengan mengumpulkan data di lapangan (H.B. Sutopo, 2002:98). Menurut H.B. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah : a. Reduksi Data Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.
Bahkan
prosesnya
diawali
sebelum
pelaksanaan
pengumpulan data, artinya reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan masalah, menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan. b. Penyajian Data Adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Penyajian data ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca,
akan
bisa
difahami
berbagai
hal
yang
terjadi
dan
user sesuatu pada analisis ataupun memungkinkan peneliticommit untuk to membuat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. c. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi Dalam pengumpulan data, peneliti harus memahami arti berbagai hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan - pencatatan, peraturan - peraturan, pola-pola, pernyataan - pernyataan, konfigurasi - konfigurasi yang memungkinkan arahan sebab akibat dan berbagai proporsi. Adapun skema kerja analisa interaktif dapat digambarkan sebagai berikut :
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan / Verifikasi (Sumber : H.B. Sutopo, 2002:96) Gambar I.1 Model Analisis Interaktif Keterangan skema tersebutcommit adalah sebagai to user berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Proses analisa interaksi dimulai pada waktu pengumpulan data penelitian. Penelitian selalu memuat reduksi data dan sajian data. Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya peneliti mulai melakukan usaha penarikan kesimpulan berdasarkan apa yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data. Apabila data yang ada dalam reduksi dan sajian data kurang lengkap maka kita kembalikan ke tahap pengumpulan data. Jadi antara tahap satu dengan tahap yang lain harus terus berhubungan, dengan membuat suatu siklus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM KASIH IBU SURAKARTA
A. Sejarah Perkembangan RS. Kasih Ibu Surakarta Pendirian RS. Kasih Ibu Surakarta berangkat dari idealisme luhur yang berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita. Pendirian RS. Kasih Ibu tersebut bermula dari dukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan, maka dihadapan Notaris Soehartinah Ramli sepakat untuk mendirikan Yayasan “Kasih Ibu” pada hari Sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Para pendiri yayasan tersebut adalah: 1. Bapak Hadi Soebroto 2. Bapak Robby Sumampow 3. Bapak Dokter H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG. Maksud dan tujuan dari pendirian Yayasan Kasih Ibu adalah untuk dimanfaatkan bagi kemausiaan dan membantu pemerintah di bidang pengobatan dan bidang sosial. Berdasarkan pada hal tersebut, maka diambil langkah usaha dengan mendirikan poliklinik dan rumah sakit, khususnya rumah sakit bersalin. Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih Ibu oleh Walikota Surakarta, yaitu Bapak Soekatmo, SH. dengan kapasitas 60 tempat tidur. Dalam perkembangan selanjutnya, Rumah Sakit Kasih Ibu to user mengalami pasang surut dancommit berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
1981 Dr. Lo Siauw Ging bergabung dengan demikian terjadi perombakan struktur dan pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kasih Ibu atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul IKES (Inspektur Kesehatan). Kasih Ibu sebagai RSU memberikan pelayanan kesehatan tidak hanya seputar masalah kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai jenis penyakit yang lain, sehingga pada tahun 1982 semakin berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik umum, klinik gigi, dan juga beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983 sampai dengan 1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat, maka direksi mengusulkan perluasan gedung lima lantai dan usulan ini disetujui oleh Yayasan Kasih Ibu. Program perluasan ini sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam GBHN dan Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesahatan RI, yaitu bahwa masyarakat termasuk swasta ikut bertanggung jawab dalam memlihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan gedung lima lantai dengan atap joglo yang merupakan jati diri daerah Surakarta dimulai pada tanggal 20 September 1989. Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi RSU. Kasih Ibu di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai direktur, berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan RSU. Kasih Ibu pada tahun 1991 menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan commit Rumah to user Sakit tingkat Jawa Tengah. Pada kesehatan, kebersihan dan ketertiban
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
tahun yang sama RSU. Kasih Ibu juga menjadi juara pertama lomba rumah sakit tingkat nasional dalam kategori Rumah Sakit Umum Swasta Kelas Utama. Pada
tahun
2001
sampai
dengan
Februari
2002
dilakukan
pembangunan sistem pengelolaan pembuangan limbah medis cair “sistem dewats” untuk menggantikan sistem sewage treatment. Dengan menggunakan sistem yang baru ini, hasil test pengujian air limbah medis memenuhi persyaratan dengan peraturan kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Standart Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999. Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pembangunan Pelayanan Persalinan yang telah dirintis oleh dr Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan, melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat canggih, memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman dan benar Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan Pelayanan Kamar Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB. beserta tim bedah RSU. Surakarta yang hingga kini terus berkembang, dengan berbagai jenis layanan bedah maupun dengan peralatan yang semakin cangih. Pada tahun 1995, RSU Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah laparoscopy, pembedahan dengan luka minimal dan risiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB, dokter bedah umum tetap RSU. Kasih Ibu. commit to user Pada tahun yang sama, dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian CT
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
scan mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya, RSU. Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter spesialis maupun umum. Pada tahun 1998, RSU. Kasih Ibu mendapatkan Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan RI sebagai pengakuan bahwa rumah sakit telah memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang meliputi lima pokja, yaitu: Administrasi dan manajemen, Pelayanan medis, Pelayanan gawat darurat, Pelayanan keperawatan, Rekam medis. Untuk menghadapi era globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi dengan melibatkan generasi muda yang lebih dinamis dan energik dalam menghadapi masa yang akan datang.
B. Tujuan, Visi, Misi dan Motto Tujuan, visi, misi dan motto RSU. Kasih Ibu Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Tujuan RSU. Kasih Ibu Rumah Sakit Umum Kasih Ibu adalah sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. 2. Visi RSU. Kasih Ibu Terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
3. Misi RSU. Kasih Ibu Melaksanakan pelayanan kesehatan dan administrasi secara profesional tanpa memandang latar belakang penderita. 4. Motto RSU. Kasih Ibu Kasih dalam pelayanan.
C. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu rangkaian herarki, artinya dalam suatu organisasi terdapat atasan yang mempunyai bawahan. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagianbagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Susunan atau struktur organisasi RSU. Kasih Ibu adalah sebagai berikut: 1. Penasihat rumah sakit 2. Direktur 3. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan 4. Wakil Direktur Penunjang Medis 5. Wakil Direktur Umum 6. Manajer Pelayanan Medis 7. Manajer Keperawatan 8. Manajer Diagnostik dan Terapi commit to user 9. Manajer Instalasi dan Farmasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
10. Manajer Sarana dan Rumah Tangga 11. Manajer HRD 12. Manajer Keuangan 13. Manajer Akuntansi 14. Sekretaris Rumah Sakit 15. Independent Officer Research and Development 16. Asisten Manajer Akuntansi 17. Supervisor IGD dan ICU 18. Supervisor VK dan Rawat Inap 19. Supervisor Rekam Medis 20. Supervisor Pembelian 21. Supervisor Pemasaran dan Humas KASI MEDIS 22. Kasi VIP 23. Kasi Kelas I 24. Kasi Kelas II 25. Kasi Kelas III 26. Kasi Pediatrik VIP/I 27. Kasi Pediatrik II/III 28. Kasi Kebidanan/BKIA 29. Kasi UGD 30. Kasi OK 31. Kasi ICU/ICCU 32. Kasi Radiologi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
33. Kasi Mikrobiologi 34. Kasi Pathologi Klinik 35. Kasi Ins. Farmasi KASI NON MEDIS 36. Kasi Rekam Medis 37. Kasi Gizi 38. Kasi Pemeliharaan 39. Kasi Rumah Tangga 40. Kasi Keamanan 41. Kasi Personalia 42. Kasi Keuangan 43. Kasi Billing 44. Kasi Tata Usaha 45. Staff Akuntansi 46. Staff Personalia 47. Staff Billing Untuk lebih jelasnya susunan struktur organsasi RSU. Kasih Ibu akan disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
D. Jenis Layanan Kesehatan Jenis-jenis layanan kesehatan di RSU. Kasih Ibu Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Layanan Medis dan Perawatan a. Instalasi Gawat Darurat (pelayanan 24 jam) Sebagai instalasi pelayanan yang selalu siaga dalam penanganan kasus kegawatan dan kedaruratan, IGD RSU. Kasih Ibu ditangani oleh tenaga dokter yang berkompeten di bidangnya dan memiliki sertifikat kegawatdaruratan. Refreshing dan perkembangan ilmu serta pelatihan selalu dilakukan secara berkala bagi tenaga dokter dan paramedis yang menangai IGD. IGD dilengkapi dengan peralatan dan sistem yang mendukung untuk mengatasi kegawatan dan kedaruratan penderita. Ruang resusitasi yang dilengkapi dengan DC Shock, EKG, Endotrakeal
Tube,
Suction,
Ambubag dewasa maupun
anak,
memungkinkan untuk dilakukan life saving atau pernafasan buatan dan pijat jantung untuk kasus-kasus gawat nafas atau jantung. Ruang tindakan dan Bedah Minor di IGD memungkinkan untuk penanganan luka dengan segera. Adanya ruang observasi memungkinkan pasien yang telah ditangani kegawatannya dapat segera diobservasi dan jika kondisi stabil memungkinkan untuk tidak dirawat dapat segera pulang. b. Klinik Umum Klinik Umum RSU Kasih Ibu memberikan pelayanan kepada commit to user masyarakat yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
dokter umum yang berpengalaman dan profesional dalam menangani masalah kesehatan. Jam Pelayanan : setiap hari kerja jak 08.00-14.00 WIB. c. Klinik Gigi & Mulut Menangani masalah kesehatan gigi pada segala usia baik berupa perawatan dan pengobatan gigi yang bermasalah maupun pemeliharaan gigi sehat agar tetap utuh dan semakin baik, serta memberikan konsultasi seputar perawatan dan permasalahan gigi yang ditangani oleh dokter gigi berpengalaman. Melayani setiap hari kerja Pagi jam 08.00-14.00 WIB, Sore jam 17.00-19.00 WIB. d. Poliklinik Spesialis Poliklinik Spesialis Full Time dan Poliklinik Spesialis Mitra untuk memberikan pelayanan spesialistik e. Klinik Ibu & Anak (BKIA) KB, Immunisasi, Pemeriksaan Kehamilan Klinik ini melayani: 1) Berbagai vaksinasi dasar maupun lanjutan oleh tenaga dokter. 2) Pelayanan KB oral, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/Spiral maupun suntikan. 3) Pelayanan pemeriksaan ibu hamil oleh bidan berpengalaman. Melayani setiap hari kerja jam 07.00-14.00 WIB. Pelayanan imunusasi pada hari Selasa dan Jum’at. f. Klinik Akupuntur dan Nyri Cara pengobatan “tradisional” yang kini telah disertai pemahaman to user unutk penanganan nyeri bersama ilmiah sehingga dapat commit dimanfaatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
kedokteran modern. Rangsangan pada titik akupuntur membantu mengurangi / mengatasi segala rasa nyeri. Menggunakan disposabel needle sehingga menghindari penularan penyakit melalui jarum yang ditangani dokter spesialis yang telah menempuh pendidikan di Beijing. Jam kerja klinik : Senin-jum’at jam 12.00 WIB g. Ruang Perawatan Inap Ruang Perawatan yang tersedia di RSU. Kasih Ibu adalah sebagai berikut : 1) Kamar Perawatan Umum/Dewasa, dengan kelas: a) Super VIP b) VIP c) Kelas I d) Kelas II e) Kelas III 2) Kamar Khusus Ibu Paska Melahirkan/kasus kebidanan dan kandungan, dengan kelas: a) Super VIP b) VIP c) Kelas I d) Kelas II e) Kelas III 3) Kamar Perawatan Anak, dengan kelas : a) Super VIP b) VIP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c) Kelas I d) Kelas II e) Kelas III 4) Kamar Perawatan Bayi sakit 5) Kamar perawatan Bayi sehat (lahir di RSKI) 6) Kamar Isolasi h. Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi Intensif Care (ICU & ICCU) dengan ruang Isolasi di bawah pengawasan dokter jaga khusus ICU/ICCU dan perawat yang berpengalaman. Didukung dengan berbagai alat yang menjadi persyaratan : Central Monitor, Bed Side Monitor, Central Oksigen, Ventilator, Suction, Infusion pump, Syringe pump, Pulse Oksimeter, DC Shock, EKG, Decubitus Bed, Ambubag dewasa maupun anak. Adanya ruang isolasi memungkinkan kasus-kasus khausus yang semula ditangani di bangsal menjadi mungkin untuk ditangani lebih intensif. i. Persalinan Layanan Persalinan dilakukan oleh dokter specialis dan bidan. Kamar VK/Bersalin terdiri empat kamar yang didukung dengan alat monitor baik untuk ibu maupun untuk monitor janin yang akan dilahirkan. j. Pembedahan RSU. Kasih Ibu memiliki 4 ruang operasi yang terdiri dari 1) Kamar Bedah Septik : 2 Kamar commit to user 2) Kamar Bedah A Septik : 2 Kamar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Serta fasilitas Ruang Sadar untuk memonitor dan menangani pasien yang keluar dari kamar operasi sehingga setelah kondisi stabil, pasien dapat dipindah ke bangsal. Masing-masing ruang operasi di lengkapi dengan peralatan modern yang sesuai standar mulai dari meja operasi, lampu operasi, mesin anestasi, perlatan bedah lainnya. Dengan fasilitas dan peralatan tersebut kamar operasi ini dapat melakukan operasi: 1) Bedah umum 2) Bedah ortopedi atau tulang 3) Bedah digesif atau pencernaan 4) Bedan urologi 5) Bedah saraf 6) Bedah plastik 7) Bedah mulut 8) Bedah mata 9) Bedah THT 10) Bedah tumor RSU. Kasih Ibu juga memiliki layanan bedah tanpa mondok “one day surgery” untuk menangani pasien wasir (ambien) k. Endoskopi Endoskopi adalah suatu cara untuk melihat bagian dalam tubuh manusia secara langsung melalui berbagai lubang tubuh yang dikendalikan dari luar, sehingga tidak merusak atau menciderai baian to user tubuh. Dengan alat commit ini dapat digunakan untuk melihat berbagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
kelainan saluran pencernaan, dapat juga untuk mengobati secara langsung, maupun mengambil contoh jaringan dalam (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut. l. Layanan kunjungan (home care/home visit) Layanan
kesehatan
dan
perawatan
secara
terpadu
oleh
dokter/perawat/laborat /fisioterapis bersama anggota keluarga yan diberikan
kepada
penderita
yang kondisi
kesehatannya
telah
memungkinkan untuk dirawat keluarga di rumah dan maupun untuk penderita dengan penyakit kronis. m. Hot line service “Anda bertanya dokter menjawab” Sebagai layanan konsultasi seputar permasalahan kesehatan via telepon, dokter jaga akan membantu memberikan solusi bagi problem kesehatan anda. n. Sterilisator Mensucikan segala peralatan medis dan set operasi serta ruangan perawatan agar infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dari rumah sakit) dapat dihindari. o. Rekam medis Suatu sistem pengolahan catatan medik seluruh pasien agar tertata dan tersimpan teratur, rapi untuk memudahkan pencarian sewaktu kembali serta terjaga keamanannya. p. Pendaftaran Pendaftaran sebagai bagian penerimaan pasien yang akan memandu to userdengan sistem penomoran tunggal pasien untuk mencatatcommit data pasien,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
seumur hidup akan menjamin kesinambungan catatan medis yang bersangkutan. 2. Layanan Penunjang Medis Sesuai dengan namannya, layanan ini bersifat menunjang pelayanan medis yang telah dilakukan, sehingga dengan bantuan layanan penunjang medis, pelayanan medis yang diberikan menjadi lebih cepat, tepat dan akurat. Layanan penunjang medis dapat bersifat diagnisis maupun teraputik. Layanan ini meliputi: a. Instalasi radiologi Radiologi RSU. Kasih Ibu memberikan pelayanan 24 jam untuk kasus darurat serta memiliki berbagai peralatan canggih yang terdiri dari: 1) Rontgen X ray, merupakan pemeriksaan dengan X ray yang memberikan gambaran kondisi suatu bagian tubuh. 2) Panoramic dental foto yang mampu merekam sekaligus dalam satu foto bagian rahang dan gigi geligi. 3) CT. scan, suatu sistem pemeriksaan rontgen dengan fasilitas komputer yang mampu memeriksa lapis demi lapis. 4) USG 4 dimensi, merupakan cara memeriksa suatu bagian tubuh dengan menggunakan getaran suara yang berfrekuensi ultra akan memberikan gambaran yang dapat dilihat melalui monitor TV maupun dicetak dalam kerta foto. b. Instalasi laboratorium Laboratorium RSU. Kasih Ibu memberikan pelayanan 24 jam untuk commit to user hematologi, kimia klinik, analisa kasus darurat, melayani pemeriksaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
gas darah dan elektrolit, imunoserologi, mikrobiologi, urinalisa dan analisa faeces. c. Instalasi farmasi Menyediakan keperluan obat dan perbekalan farmasi berkualitas baik orang, infus, injeksi, obat luar, vaksin, dan lain-lain yang paten maupun generik, tersedia pula obat askes untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap. d. Treadmill Merupakan alat rekaman jantung pada saat jantung diberi beban aktivitas yang bermanfaat untuk mengetahui adanya penyakit jantung lebih dini, menilai kapasitas fungsi jantung baik pada orang normal maupun penderita penyakit jantung, serta dapat pula untuk menentukan efektivitas pengobatan yang telah dilakukan penderita penyakit jantung. e. Gizi Pelayanan konsultasi gizi oleh tenaga ahli yang akan membantu memberikan perencanaan dan solusi diet yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan pasien. Bagian gizi menyediakan dan menyajikan makanan bagi pasien yang sesuai dengan standar nilai gizi yang dibutuhkan. f. Fisioterapi Suatu usaha penyembuhan yang menggunakan sarana pengobatan berupa panas, dingin, latihan gerak, listrik, air untuk pemeliharaan, commit to user peningkatan, pemulihan dan penyembuhan fisik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
3. Layanan Penunjang Non Medis Fasilitas penunjang non medis merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari pelayanan yang diberikan RSU. Kasih Ibu. Fasilitas tersebut di antarannya: a. Loundry atau pencucian Fasilitas untuk menjamin tersedianya linen (sprei, selimut, sarung bantal, handuk dan lain-lain) dalam keadaan bersih higienis dan rapi agar pasien merasa nyaman. b. Linen Menyediakan keperluan linen seperti pakaian operasi, pakaian, ICU, waslap dan lainnya untuk kebutuhan pelayanan. c. Cleaning service atau kebersihan Bertugas memelihara kebersihan di lingkungan RSU. Kasih Ibu 24 jam sehari. Sampah atau limbah rumah sakit dibedakan dalam sampah medis dan sampah non medis untuk membedakan cara penanganannya sehingga lingkungan rumah sakit tetap sehat akan terjamin. d. Sanitasi rumah sakit Mengingat rumah sakit merupakan tempat yang rawan kuman, secara berkala dilakukan penyemprotan di seluruh lingkungan RSU. Kasih Ibu untuk mengeliminasi hewan penyebar kuman seperti tikus, lalat, kecoa, nyamuk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
e. Pengolahan limbah rumah sakit Meliputi pengolahan limbah cair maupun limbah padat agar tidak mencemari lingkungan. Pengolahan limbah cair menggunakan sistem dewarts yang sesuai dengan standar air limbah (IPAL) dewarts. f. Kendaraan atau ambulance Memberikan pelayanan penjemputan maupun mengantar pasien, serta sebagai tim dalam pelayanan home care dan home visit. g. Pemeliharaan Melaksanakan pemeliharaan gedung atau lingkungan maupun isi bangunan baik berupa alat non medis, alat medis, elektronik dan komputer. Selain tenaga listrik dari PLN, RSU. Kasih Ibu menyediakan tenaga listrik cadangan berupa generator pembangkit listrik darurat. 4. Layanan Umum dan Administrasi Layanan umum dan administrasi ini terdiri dari: a. Informasi Sebagai
sarana
yang
disediakan
untuk
membantu
pasien/keluarga/pengunjung maupun masyarakat yang membutuhkan informasi pasien yang diopname maupun informasi tentang pelayanan yang tersedia di RSU. Kasih Ibu. b. Operator Menjamin kelancaran komunikasi pertelepon baik dari luar maupun dari antar bagian rumah sakit, pelayanan tersedia 24 jam. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
c. Pemasaran dan humas Menjamin kelancaran hubungan yang baik dengan pelanggan melalui sosialisasi program-program rumah sakit serta mengolah dan menangani kritik, saran dan keluhan dari pelanggan agar terjadi koreksi dan peningkatan mutu pelayanan. d. Keamanan Dalam rangka memberikan rasa aman, maka tenaga keamanan RSU. Kasih Ibu selalu siap siaga 24 jam untuk menjaga dan menanggulangi masalah keamanan di lingkungan RSU. Kasih Ibu. e. Akuntansi Bagian ini bertugas mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pembukuan dan sistem administrasi rumah sakit. f. Gudang medis Bertanggung jawab atas ketersediaan obat, perbekalan farmasi dan alat medis rumah sakit dalam jumlah yang cukup sehingga memperlancar pelayanan yang diberikan oleh RSU. Kasih Ibu. g. Gudang non medis Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan dan alat yang bersifat non medis rumah sakit dalam jumlah yang optimal sehinga memperlancar pelayanan yang diberikan oleh RSU. Kasih Ibu. h. Keuangan Bertanggung jawab atas keuangan rumah sakit, baik dari pemasukan, pengolahan, penyimpanan, maupun pengeluaran yang didukung oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
tenaga billing, kasir, penagihan maupun penganalisa keuangan rumah sakit. i. Pembelian Bertanggung jawab dalam pengadaan seluruh kebutuhan rumah sakit sesuai dengan kriteria dan kebutuhan masing-masing bagian. j. Personalia Bertanggung jawab melakukan pengolahan dan pengembangan serta pembinaan sumber daya manusia menuju budaya kerja positif dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. k. Sekretariat Bertanggung jawab dalam mengelola sistem kesekretariatan dengan tujuan menjamin tertib administrasi manajemen RSU. Kasih Ibu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III PENYAJIAN DATA
A. Identitas Subjek Penelitian Subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Manajer di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta Pemilihan subjek ini karena manajer merupakan jembatan antara Direktur utama dengan kasi beserta karyawan dalam berinteraksi. Manajer yang diwawancarai a. Manajer pelayanan medis dan keperawatan : Dr. Ndarumurti Pangersti, Sp.PD Subyek penelitian ini berusia 40 tahun dengan kulit putih, rambut lurus dan masih energik, selain itu responden bersikap ramah pada saat penelitian dilakukan dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan peneliti dengan baik dan terkadang juga tersenyum. b. Manajer Perawatan : Sukini, S.Kep Subyek penelitian ini berusia 38 tahun dengan kulit sawo matang, rambut lurus panjang dan badannya agak sedikit gemuk tetapi tetap kelihatan segar dan semangat di dalam bekerja. c. Manajer Personalia : Dr. Ari Dartoko Subyek penelitian ini berusia 35 tahun seorang pria yang masih muda yang menjabat sebagai Manajer Personalia atau HRD. Penampilan subyek commitgagah to user penelitian ini menarik karena dan berkulit sawo matang dengan rambut pendek rapi dan menggunakan kacamata. 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
d. Manajer Diagnotik dan Terapi : Dr. Irveta Kania C, M.Kes Responden penelitian ini berusia 38 tahun yang telah menjabat sebagai Manajer Diagnostik dan Terapi selama 5 tahun. Responden berparas cantik dan putih, rambutnya panjang, berkacamata dan tubuhnya langsing. e. Manajer Instalasi Farmasi: Dra. Dwi Astuti, Apt Responden penelitian ini berusia 44 tahun berkulit putih, mempunyai dua orang anak, sudah bekerja selama 13 tahun di RSU Kasih Ibu Surakarta. 2. Kepala Seksi di Rumah Sakit Umum Kasih Ibu Surakarta Pemilihan subjek tersebut dengan maksud bahwa mereka memahami sekaligus pengambil kebijakan di departemennya masing dalam rangka meningkatkan kinerja karyawannya. Kasi yang diwawancarai : a. Kasi Perawat Bangsal : Yustina Purwaningsih, AMK Subyek penelitian berusia 31 tahun dengan lulusan pendidikan DIII Keperawatan sudah cukup umur karena telah berusia 55 tahun, tetapi masih semangat dalam bekerja, rambutnya juga sebagian sudah ada yang berwarna putih, dengan kulit putih. b. Kasi Rawat Jalan : Tri Sundari, AMK Subyek penelitian ini berusia 43 tahun, berparas cantik, putih dengan rambut lurus, berkacamata dan masih kelihatan segar di usianya. Responden sangat kooperatif dengan peneliti saat melakukan wawancara. c. Kasi Gizi : Ari Mawarni, A.Md Responden penelitian ini berusia 38 tahun, rambutnya ikal sebahu, kulitnya sawo matang. d. Kasi Instalasi Farmasi : Sri Banyuni, Apt commit to user Responden penelitian ini berusia 32 tahun, rambutnya lurus cukup panjang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
tetapi dikucir, kulitnya coklat dan responden aktif dalam menjawab pertanyaan dari responden. e. Kasi Personalia : Dra. Tarini Responden penelitian ini berusia 40 tahun, rambutnya keriting, berkacamata, kulitnya coklat dan responden kelihatan berwibawa dan responden selalu tersenyum dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. f. Kasi Keamanan : Sodik Raba Sadikin, Amd Subyek penelitian ini berusia 40 tahun seorang pria dengan badan yang tegap, gagah dan berambut cepak. Kulitnya sawo matang, Subyek penelitian ini sangat pro aktif dalam pelaksanaan penelitian untuk membantu peneliti dalam sesi tanya jawab. g. Kasi Rekam Medik : Yuni Rumpitnawati Subyek penelitian ini sudah cukup umur karena telah berusia 55 tahun, tetapi masih semangat dalam bekerja, rambutnya juga sebagian sudah ada yang berwarna putih, dengan kulit putih. 3. Karyawan Pemilihan subjek ini berdasarkan bahwa kinerja pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari karyawan baik karyawan medis maupun non medis. Oleh karena itu diambil beberapa karyawan untuk dapat memberikan informasi dan data yang dibutuhkan. Perawat yang di wawancarai yaitu: a. Perawat : Mulani, AMK Subyek penelitian berusia 38 tahun yang sudah bekerja di RSU Kasih Ibu Surakarta selama 14 tahun. Responden berbadan agak kurus, kulit putih, mempunyai etos kerja yang baik dan mampu bekomunikasi yang baik commit to user dengan peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
b. Perawat : Aryadi AMK Subyek penelitian berusia 39 tahun, seorang pria dengan dua orang anak perempuan. Penampilan responden rambut keriting, berkumis dengan kulit sawo matang. c. Perawat : Sri Utami, AMK Subyek penelitian berusia 39 tahun, seorang ibu dengan dua orang putra dan satu orang putri. Ibu ini berbadan cukup gemuk, dengan rambut lurus sebahu dan berkulit sawo matang. d. Karyawan bagian Instalasi Farmasi Subyek penelitian masih sangat muda dan masih fresh graduate berusia 25 tahun. Data diri responden bahwa responden berkulit putih, rambutnya panjang dan cantik. e. Karyawan Gizi : Gema Akber Ramadhan Responden penelitian ini berusia 29 tahun, masih single atau belum menikah, berpenampilan cukup menarik, dan sangat sopan menjawab pertanyaan dari peneliti f. Karyawan Bagian HRD : Kustiyati, A.Md Responden penelitian ini berusia 30 tahun, cukup menarik, rambutnya lurus, kulitnya coklat dan ramah dalam menjawab pertanyaan dari peneliti. g. Karyawan Bagian Humas : Yovita, A.Md Responden penelitian ini berusia 32 tahun, cukup menarik, ramah, rambutnya lurus, kulitnya putih, interaktif. h. Karyawan Bagian Keamanan : Sutrisno commit to user Responden penelitian ini berusia 52 tahun, sudah kelihatan tua tetapi masih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
energik, berpenampilan cukup rapi, rambutnya lurus tetapi sudah sedikit beruban. i. Karyawan Bagian Keamanan: Joko Tristiwanto Responden penelitian ini berusia 50 tahun dengan rambutnya lurus, kulit hitam, penampilan cukup rapi, sopan dan ramah. j. Karyawan Bagian Marketing : David Pangaribuan Responden penelitian ini berusia 26 tahun masih single, baru bekerja selama 3 tahun, rambutnya lurus, kulit hitam, penampilan cukup rapi dan ramah kepada peneliti. k. Karyawan Kasir : Sri Nuryati, SE Responden penelitian ini berusia 45 tahun, lulusan S1 program studi akuntansi, rambutnya lurus sebahu, berkacamata, kulitnya sawo matang dan masih cukup menarik. l. Karyawan Kasir : Sri Heruwati Responden penelitian ini berusia 50 tahun, seorang wanita yang sudah cukup umur, berkacamata, kulitnya coklat, rambutnya sudah sedikit beruban.
B. Data Tentang Iklim Organisasi dalam Menunjang Kinerja Karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta Rumah sakit adalah satu wadah badan hukum yang bertujuan untuk pengobatan masyarakat luas. Begitu pentingnya rumah sakit bagi publik menyebabkan peran rumah sakit sangat dibutuhkan. RSU Kasih Ibu Surakarta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
adalah salah satu organisasi swasta yang ada di Surakarta yang bergerak dalam bidang jasa yaitu jasa pelayanan kesehatan. Sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan, tentunya rumah sakit ingin memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien dengan sebaik-baiknya. Maka dari itu untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan
yang
memuaskan,
RSU
Kasih
Ibu
Surakarta
mengupayakannya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada. Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan, rumah sakit menghadapi perubahan lingkungan yang berjalan cukup pesat dan persaingan antar rumah sakit khususnya di Surakarta ini begitu ketat, maka diperlukan berbagai upaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Dalam bab ini akan dibahas mengenai upaya yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta dalam peningkatan pelayanan kesehatan melalui kinerja karyawan baik medis maupun non medis di masing-masing bagian yaitu di bagian medis dan keperawatan, bagian penunjang medis dan bagian umum. 1. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Medis dan Keperawatan Komunikasi yang terjadi antara para pegawai akan menciptakan suatu iklim
komunikasi.
Iklim
komunikasi
organisasi
merupakan
suasana
komunikasi yang tercipta oleh pola hubungan antarpribadi yang berlaku dalam organisasi. Dalam berkomunikasi, orang-orang selalu melibatkan persepsinya. Iklim komunikasi merupakan salah satu dimensi penting dalam organisasi karena ia merupakan persepsi keseluruhan pegawai atas sifat-sifat komunikasi dalam organisasi. Karena iklim komunikasi merupakan refleksi kolektif commit to user suasana perasaan pegawai, maka kondisi ini pada akhirnya akan sangat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
berpengaruh, baik terhadap peningkatan kemampuan kerja masing-masing individu maupun terhadap efisiensi kerja di lingkungan instansi secara keseluruhan. Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan bersifat terbuka. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan Medis dan Keperawatan yaitu Dr. Ndarumurti Pangesti, Sp.PD ( 40 tahun) yang menyatakan pendapatnya bahwa : “Komunikasi di bagian kami bersifat terbuka, dimana antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lain dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan baik, bahkan komunikasi antara bawahan dengan level di atasnya juga berlangsung dengan baik, tetapi khusus tugas tertentu maka kami selaku pimpinan berhak memberikan keputusan yang harus ditaati oleh karyawan kami” (wawancara, Senin 14 Juni 2010). Hal senada juga diungkapkan oleh Manajer Perawatan Sukini, S.Kep (38 tahun) yang menyatakan : “Penting bagi bagian kami untuk berkomunikasi dengan baik antar karyawan, kami juga open dengan karyawan, khususnya dalam interaksi masalah tugas dan pekerjaan, hal ini penting bagi kami untuk bekerjasama dalam tugas, bahkan kami mempunyai agenda yang berupa briefeng ataupun pertemuan antar anggota dan kami serahkan sepenuhnya kepada kepala seksi masing-masing bagian” (wawancara, 14 Juni 2010). Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup pegawai, kepada siapa pegawai bicara, siapa yang disukainya, bagaimana perasaannya, bagaimana kegiatan pekerjaannya, bagaimana perkembangannya, apa yang ingin dicapai dan bagaimana caranya menyesuaikan diri dengan organisasi. Keberadaan briefing di tiap-tiap bagian bertujuan untuk melakukan commit to userpelayanan. Mengenai pentingnya koordinasi dalam rangka meningkatkan briefing dalam rangka menunjang kinerja ini juga dikemukakan oleh Yuni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Rumpitnawati (55 tahun) selaku Kepala Seksi Rekam Medik RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai pertanyaan dari peneliti mengenai pentingnya kegiatan briefing dalam rangka peningkatan kinerja karyawan : “belum mbak... tingkat Pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu belum memenuhi standar kesehatan yang bertaraf internasional, untuk itulah kami selalu mengadakan briefing seperti yang mbak ungkapkan tadi agar kerjasama antar bagian dengan baik, serta menciptakan komunikasi, yang baik dan benar serta berkesinambungan demi peningkatan pelayanan dan peningkatan kinerja karyawan” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Hal lain juga diungkapkan oleh Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun) selaku Kasi Perawat Bangsal di RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai tingkat pelayanan
rumah
sakit
dan
kinerja
karyawan.
Dalam
kesempatan
wawancaranya Kasi Perawat menyatakan pendapatnya sebagai berikut : Selama ini pelayanan kami memang belum berstandar internasional, tetapi kami bekerja menurut protap dan kami juga diwajibkan untuk melakukan briefing satu bulan sekali khususnya di bagian kami dalam rangka peningkatan kinerja kami sehingga kinerja kami yang akan datang akan jauh lebih baik (Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Hal yang sama juga dinyatakan oleh perawat selaku karyawan medis Mulani AMK (38 tahun) mengenai kegiatan yang dilakukan di RSU Kasih Ibu Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan : Tujuan pelayanan yang ditetapkan di bagian kami adalah pelayanan yang optimal, kita sebagai karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu berusaha memberikan pelayanan dengan baik, ramah dan menghargai saran dan kritik dari pasien dan bila ada kritik dari pasien maka hal itu menjadi referensi pada saat kegiatan pertemuan antar bagian yang dilakukan setiap bulan sekali.(Wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Pelayanan yang baik berhubungan langsung dengan perawat, karena bagian inilah yang melakukan interaksi secara langsung dengan pasien dalam commitkepada to userpasien, sehingga langsung ataupun memberikan pelayanan kesehatan tidak langsung kinerja perawat menjadi sorotan utama oleh keluarga pasien
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta. Hasil wawancara dengan perawat RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu Aryadi, AMK (34 tahun) menyatakan pendapatnya : “Saya cuma bekerja sebaik mungkin melayani para pasien entah penilaian apa yang diberikan kepada kami para perawat tetapi tugas kami adalah membantu pasien yang sakit agar cepat sembuh sehingga kami selaku perawat ada pertemuan setiap bulan untuk perbaikan kinerja kami (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Hal lain diungkapkan oleh Sri Utami AMK (39 tahun) yang juga salah seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta dalam wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai upaya peningkatan kinerja melalui kegiatan-kegiatan karyawan : “Ya kami selaku perawat ada pertemuan rutin selain silaturahmi antar karyawan, pertemuan ini hanya khusus karyawan di masing-masing kamar ataupun bangsal, yang dipimpin oleh kepala bangsal kami berupaya melakukan evaluasi pekerjaan kami guna perbaikan pelayanan kami pada pasien. (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Komunikasi yang bersifat terbuka di bagian Medis dan Keperawatan tentu saja mendorong partisipasi dari karyawan. Partisipasi karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta khususnya di bagian Medis dan Keperawatan berupaya untuk menyelaraskan kegiatan masing-masing karyawan dalam organisasi dengan maksud agar supaya semua kegiatan yang terkait dapat diselesaikan tepat waktu sesuai rencana dengan hasil kepuasan pasien. Partisipasi karyawan dapat dilaksanakan pada saat mengadakan rapatrapat baik formal maupun non formal yang membahas berbagai hambatan yang dihadapi oleh Bagian Medis dan Keperawatan di RSU Kasih Ibu Surakarta dan dalam rapat atau pertemuan tersebut diharapkan akan mencapai commit to user kesepakatan bersama apa yang harus dilakukan agar dapat mengatasi
perpustakaan.uns.ac.id
hambatan-kelemahan
digilib.uns.ac.id 68
dan
meningkatkan
kesempatan-kekuatan
untuk
memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil wawancara dengan Manajer Pelayanan Medis menyatakan bahwa : “Partisipasi karyawan itu penting… karena kami juga perlu mendengar aspirasi mereka, agar mereka itu terus berupaya meningkatkan kinerjanya dan itu baik bagi instansi” (wawancara, 14 Juni 2010). Sementara itu dalam kesempatan wawancaranya Manajer Perawatan mengemukakan pendapatnya mengenai pentingnya partisipasi bagi karyawan yaitu : “Saya kira perlu adanya partisipasi dari karyawan, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan pasien, bukan kami… kami akan mengambil kebijakan yang dianggap kami penting dan perlu, tetapi tetap mendengar aspirasi dari karyawan” (wawancara, 14 Juni 2010). Yustina Purwaningsih AMK (31 tahun) selaku Kasi Perawat juga mengungkapkan hal yang sama mengenai pentingnya partisipasi karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu : Ya... kami selaku bagian medis di rumah sakit jelas memandang perlu partisipasi dari anggota kami.....karena kami bekerja sebagai tim perawat yang langsung mengurusi pasien sehingga perlu adanya kerjasama dan partisipasi antar anggota agar pelayanan yang kami berikan dapat maksimal. (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dalam mencapai tujuan organisasi, diperlukan hubungan kerjasama antara sumberdaya manusia yang ada dalam rumah sakit baik antara atasan dengan bawahan, antara bawahan dengan atasan ataupun antara bawahan dengan bawahan dalam suatu organisasi. Salah seorang perawat RSU Kasih Ibu Surakarta Mulani, AMK commitpartisipasi to user karyawan bagi kemajuan rumah memandang penting peran ataupun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
sakit dan khususnya bagi kinerja karyawan. Dalam wawancaranya dengan peneliti menyatakan : “Kami bertugas secara shift dalam satu kelompok, oleh karena itu kami sering ngobrol bareng dalam menangani masalah pasien, cara penanganan pasien, secara tidak langsung itulah peran dan partisipasi kami bagi rumah sakit sekaligus bagi kemajuan kami sendiri”. Sementara itu hasil wawancara dengan Sri Utami, AMK salah seorang perawat RSU Kasih Ibu Surakarta mengenai adanya partisipasi karyawan bagi rumah sakit yaitu : “Bagi saya partisipasi itu adalah bentuk kerja kami,,, dengan bekerja yang baik kami telah berpartisipasi bagi rumah sakit….(wawancara, Rabu 18 Agustus 2010)”. Hal lain dikemukakan oleh Aryadi AMK (34 tahun) yang juga salah seorang perawat di RSU Kasih Ibu Surakarta, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya sebagai berikut : “partisipasi yang kami lakukan…utamanya saat briefing maka tiap-tiap karyawan diharapkan memberikan pendapatnya…demi kebaikan bersama saya kira itulah partisipasi kami bagi rumah sakit ini. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Kasi Rekam Medik juga mempunyai kebijakan dalam rangka partisipasi karyawan di bagiannya. Dalam kesempatan wawancaranya menyatakan : “Partisipasi karyawan di bagian kami sebenarnya ada…karyawan kami minta untuk mengutarakan pendapatnya saat ada pertemuan rutin ataupun saat penanganan pada pasien” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Iklim komunikasi organisasi di bagian Medis dan Keperawatan juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama tim di bagian tersebut. Kerjasama tim di bagian Medis dan Keperawatan perlu dijalin karena dengan pekerjaan yang user bekerja dan saling melakukan shift maka antar karyawan commit dituntutto untuk komunikasi mengenai perawatan pasien.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
Hal ini dibenarkan oleh Manajer Pelayanan Medis dalam kesempatan wawancaranya yang menyatakan : “Selain partisipasi kami juga berupaya untuk meningkatkan kerjasama antar karyawan, hal ini kami galakkan dalam setiap briefing ataupun pertemuan yang kami lakukan, hal ini untuk membina kesadaran dari karyawan bahwa penting untuk bekerja sama” Hal ini diperkuat oleh Ibu Yuni Rumpitnawati selaku Kasi Rekam Medik mengenai kerjasama antar karyawan di rumah sakit, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa : “Kami selaku kasi rekam medik meminta karyawan kami untuk bekerja sama satu sama lain agar tercipta pelayanan optimal pada pasien..kami meminta masing-masing karyawan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan kepada karyawan lain sehingga pelayanan pada pasien tidak terhambat” Dalam setiap melakukan pekerjaan, sangatlah diperlukan bagi seseorang untuk memiliki pengetahuan,wawasan dan pengalaman terkait pekerjaan. akan tetapi bila pekerjaan itu melibatkan lebih dari 2 (dua) orang, masih perlu ditambah lagi perlu adanya kesadaran dan kerjasama yang baik antar karyawan. Kerjasama tim antar karyawan ini juga dinyatakan oleh Aryadi AMK, salah seorang karyawan yang menyatakan : “Jelas ada kerjasama tim mbak… kan dibagi tiap shift jadi saat pergantian shift maka kami menunggu shift berikutnya dulu merekomendasikan pekerjaan setelah itu baru pulang, begitu seterusnya” Adanya kerjasama antar karyawan tersebut maka rumah sakit dapat melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Hal ini juga disampaikan oleh
Perawat yaitu
Mulani, AMK
dalam kesempatan
wawancaranya perawat ini menyatakan : commit user kita kerja shift.. di mana masing“Kerjasama jelas penting mbak.toapalagi masing karyawan bertugas melanjutkan tugas dari karyawan yang lain, misalnya kami masuk shift I yaitu pagi hari... maka selepas kami pulang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
dan diganti dengan shift II yang bekerja siang sampai malam maka kami tidak pulang terlebih dahulu sebelum rekan kami datang.. setelah itu kami memberikan informasi mengenai kondisi pasien yang perlu diperhatikan dan begitu seterusnya” Hal senada juga diungkapkan oleh Kasi Rawat Jalan yaitu Ibu Tri Sundari AMK (43 tahun), dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa : “Perlu adanya kerjasama antar karyawan mbak...ataupun antar karyawan dengan pimpinan...hal ini untuk menghindari tumpang tindih kebijakan, jika ada komunikasi maka karyawan dapat menerima informasi pekerjaan dengan baik dan hal itu tentu berimbas pada kinerja karyawan itu sendiri”. (sumber, wawancara, selasa 22 Juni 2010).
2. Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Penunjang Medis Bagian Penunjang Medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi, instalasi farmasi dan bagian gizi, dimana masing-masing bagian tersebut dikepalai oleh seorang kepala seksi. Iklim komunikasi dalam rangka peningkatan kinerja di bagian Penunjang Medis ini juga terdiri dari adanya kegiatan di lingkungan bagian Penunjang Medis, partisipasi dan kerjasama yang terdapat di bagian ini. Hasil wawancara dengan Manager Diagnostik dan Terapi Dr.Irveta Kania C, M.Kes (38 tahun) mengenai peningkatan kinerja melalui kegiatan di lingkungan Penunjang Medis diketahui bahwa : “Ya ada kegiatan di bagian kami khususnya di bagian diagnostik dan terapi, dalam rangka meningkatkan kinerja kami maka kami selalu melakukan kegiatan pertemuan satu bulan sekali, ataupun saat-saat khusus tertentu” (wawancara, 15 Juni 2010). Sementara itu Manager Instalasi Farmasi yaitu Dra. Dwi Astuti., Apt to user menyatakan bahwa : (44 tahun) dalam kesempatancommit wawancaranya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
“Mengenai kegiatan di tempat kami khususnya bagian Instalasi Farmasi maka kami mengembangkan komunikasi terbuka tetapi khusus di lingkup karyawan Instalasi Farmasi, hal ini kami tekankan bahwa komunikasi di bagian kami memang untuk orang-orang kami saja”(wawancara, 15 Juni 2010). Kekuatan seorang pemimpin adalah kuatnya kepatuhan bawahannya kepadanya. Hal ini merupakan buah dari proses membangun kedekatan manajer dengan karyawannya. Salah satu kemanfaatan dari suatu kedekatan adalah manajer memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas berikut kebutuhan dan kepentingannya. Sementara karyawan sendiri merasa diperhatikan oleh manajernya. Dengan demikian ketika manajer menghadapi permasalahan yang terjadi di tiap unit kerja maka pendekatannya adalah pemberdayaan sumberdaya manusia. Pendekatan itu tidak mungkin berhasil efektif kalau manajer itu sendiri tidak dekat dengan para karyawannya. Hal ini diakui oleh Kasi Gizi, yaitu Ari Mawarni A.Md (38 tahun) , yang dalam wawancaranya menyatakan : “Saya berusaha untuk dekat dengan karyawan, karena pada dasarnya kami juga karyawan dan mereka juga karyawan, oleh karena itu pendekatan melalui pertemuan dalam rangka meningkatkan kinerja secara kontinyu kami lakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu satu bulan sekali kami rapat” (wawancara, 15 Juni 2010). Pertemuan dengan karyawan memang menjadi tolok ukur dalam mengukur kinerja karyawan secara keseluruhan di satu bagian, hal ini terbutkti dari hasil wawancara dengan karyawan bagian Gizi, yaitu Gema Akbar Ramadhan (27 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa : “Pertemuan rutin diadakan sebulan sekali mbak.. di dalam pertemuan itu kami juga melakukan evaluasi untuk kinerja bulan lalu….masalah to user dan rencana kegiatan bulan apa yang dihadapi commit saat bertugas berikutnya” (wawancara, 15 Juni 2010).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Sementara itu Karyawan bagian Instalasi Farmasi Monica, Apt (25 tahun) dalam kesempatan wawancara mengenai pertemuan yang diadakan di tiap bagian menyatakan bahwa : “ya ada pertemuan tiap bulan sebagai bahan pertemuan antara kami dan rekan-rekan lain untuk saling kenal, saling evaluasi dalam pelaksanaan pekerjaan” (wawancara, 15 Juni 2010). Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan tugasnya dan apabila karyawan mempunyai tingkat profesionalisme masih rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan. Hal ini terkait juga dengan komitmen dari para karyawan, karena dengan karyawan yang memiliki komitmen maka profesionalisme akan dapat terwujud. Untuk itulah diperlukan adanya partisipasi karyawan di dalam pengambilan keputusan, di mana dengan adanya partisipasi tersebut maka akan terjalin komunikasi antara karyawan sehingga karyawan merasa mempunyai peran di dalam peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adanya partisipasi dari karyawan dalam berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai kebijakan rumah sakit yang relevan dan sesuai dengan kedudukan mereka sehingga karyawan akan lebih besemangat di dalam menyelesaikan pekerjannya. Hasil wawancara Kasi Gizi mengenai partisipasi karyawan bahwa : “wah perlu itu mbak… karyawan perlu berpartisipasi itu semua demi kebaikan bersama khususnya di bagian kami ini, karena kami sebagai penyelenggara kebutuhan gizi di rumah sakit sehingga masukan dari commitkami to user karyawan sangat membantu di dalam menyusun menu masakan tiap harinya (wawancara, 15 Juli 2010).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Sementara itu Kasi Instalasi Farmasi Sri Banyuni, Apt (32 tahun) dalam kesempatan wawancaranya juga menyatakan pentingnya partisipasi dari karyawan, hal ini diketahui bahwa : “partisipasi itu merupakan tugas utama dari karyawan kalo menurut saya, karyawan yang baik pasti akan berpartisipasi karena adanya partisipasi dari karyawan berarti karyawan sendiri juga care terhadap pekerjannya”(wawancara, 15 Juli 2010). Suatu bagian harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat membentuk kerangka usaha pencapai misi. Suatu kelompok atau grup dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap misi dan ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, untuk itulah kerjasama tim perlu dilakukan agar karyawan dapat bekerja untuk mencapai tujuannya yaitu pelayanan masyarakat. Hasil wawancara dengan Gema Akber Ramadhan salah satu karyawan bagian gizi mengenai kerjasama tim adalah : “dalam menentukan menu biasanya kami berembug dulu mbak antar karyawan, baik untuk menu pagi, siang ataupun malam, sehingga antar karyawan tercipta kerjasama yang baik” Keberadaan kerjasama tim ini juga menjadi perintah dari Kasi Bagian Gizi, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan : “ya ada kerjasama donk… kami perintahkan untuk karyawan gizi membuat menu gizi lalu diberikan ke saya saya periksa dan ditindaklanjuti oleh karyawan tersebut, tetapi kami membebaskan kepada karyawan untuk bekerjasama menentukan jenis menunya” (wawancara, 15 Juli 2010) Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa dalam rangka peningkatan kinerja karyawan khususnya di bagian Penunjang Medis maka commit to user sistem komunikasi yang terjadi adalah sistem terbuka karena antar karyawan dan karyawan dengan pimpinan terjalin dengan baik dan saling bekerja sama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
antar karyawan serta yang utama adalah memberikan kebebasan kepada karyawan untuk berpartisipasi di dalam pekerjannya. 3. Pelaksanaan Iklim Komunikasi Organisasi di Bagian Umum Perlunya peningkatan kinerja ini diketahui dari hasil wawancara dengan salah seorang karyawan yaitu Dra. Tarini selaku Kepala Seksi HRD (Human Resources Departement) yang menyatakan bahwa : Kinerja kami saya rasa sudah cukup baik, terbukti dengan meningkatnya kunjungan pasien di Rumah Sakit Kasih Ibu, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap, karena Rumah Sakit Kasih Ibu mengutamakan pelayanan pasien (wawancara hari Senin, 14 Juni 2010). Hal ini diperkuat oleh karyawan bagian HRD yaitu Kustiyati A.md (30 tahun) yang menyatakan bahwa : “Saya kira secara keseluruhan kinerja kami cukup baik karena biasanya kami selalu melakukan riset pada pasien ataupun keluarga pasien dan hasilnya selama ini bahwa kinerja kami cukup baik” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa pada dasarnya kinerja karyawan di RSU Kasih Ibu sudah cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah sakit melalui keberadaan Humasnya kontinyu di dalam penyebaran angket untuk mengetahui kepuasan pasien dan hasilnya bahwa pasien cukup puas dengan pelayanan atuapun kinerja dari rumah sakit. Bagian HRD merupakan bagian yang bertugas di dalam pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam rangka optimalisasi kinerja dari rumah sakit. Penjabaran tugas dan estimasi beban kerja RSU Kasih Ibu Surakarta seperti yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Tarini selaku Kasi HRD menyatakan :
commit to user
”Untuk pembagian tugas tiap-tiap bagian sudah sangat jelas sekali, jadi karyawan tidak bingung dalam pengerjaan pekerjaan sudah sendiri-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
sendiri jadi untuk tumpang tindih pekerjaan tidak terjadi. Diharapkan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan (pengguna jasa layanan kesehatan) dan juga pihak rumah sakit”. (Wawancara, Senin, 21 Juni 2010) Sementara itu karyawan bagian Humas yang lain yaitu Yovita A.md (32 tahun) dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai job deskripsi dari masing-masing karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta : ”Menjadi bagian dari manajemen rumah sakit memang tidak mudah karena kami dituntut jeli di dalam mengkoordinir karyawan di tiap-tiap bagian untuk berkesinambungan menjalankan tugasnya kami harus menetapkan hari kerja bagit tiap-tiap karyawan medis dan non medis agar semuanya tertata rapi dan saling bekerja sama demi pemberian pelayanan pada pasien (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Kinerja karyawan di rumah sakit merupakan hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Kinerja individu ini akan tercapai apabila didukung oleh kemampuan individu, upaya kerja (work effort) dan dukungan organisasi. Dengan kata lain kinerja individu merupakan hasil kerja dari pegawai. Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tidak terlepas dari adanya iklim komunikasi organisasi di dalam RSU Kasih Ibu Surakarta. Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan commit to user informasi yang dapat dipercayai dengan penuh perhatian serta memperoleh dan terus terang dari anggota organisasi sehingga secara aktif dapat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
memberi pemahaman kepada para anggota organisasi bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Keberadaan iklim organisasi di RSU Kasih Ibu Surakarta berdasarkan hasil wawancara dengan Kasi HRD Dra. Tarini menyatakan : “Ya, selama ini kami telah membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan komunikasi antar karyawan, sehingga karyawan dapat saling mengenal dan bekerja sama dalam rangka peningkatan kinerja dalam pemberian pelayanan pada masyarakat” (wawancara, Senin 21 Juni 2010. Hal ini juga diperkuat oleh Kustiyati, Amd, dalam wawancaranya dengan peneliti menyatakan pendapatnya : “Iklim komunikasi di rumah sakit ini baik, walaupun diakui ada karyawan yang tidak mengenal karyawan satu dengan yang lain, misalnya karyawan medis kan masuknya shift sehingga terkadang tidak mengenal karyawan di bagian lain, tetapi hal itu bukan menjadi penghalang atas upaya komunikasi antar karyawan yang kami bangun” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu Yovita, Amd (25 tahun)
memberikan penjelasan
mengenai iklim komunikasi organisasi yang adai di RSU Kasih Ibu Surakarta,
dalam
kesempatan
wawancaranya
beliau
menyatakan
pendapatnya : “Selaku bagian HRD tugas kami adalah menjadi jembatan antar karyawan, kami membuat rencana misalnya outbond…atau juga antar bagian di lingkungan kami juga mempunyai pertemuan sendiri misalnya ada arisan perawat, arisan bidan yang tempatnya keliling ke rumah-rumah karyawan secara bergantian, kegiatan ini merupakan hal positif sehingga kami selalu berupaya untuk andil menjaga kerukunan antar karyawan kami, karena secara tidak langsung jika karyawan saling rukun maka kinerja karyawan dalam pemberian pelayanan juga akan semakin baik” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). commit to iklim user komunikasi di dalam RSU Kasih Dari sini dapat dilihat bahwa Ibu Surakarta perlu diperhatikan agar dapat menciptakan sebuah organisasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
yang efektif. Iklim komunikasi dapat memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku karyawan. Keputusan-keputusan yang diambil oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif, untuk mengikatkan diri mereka dengan organisasi, untuk bersikap jujur dalam bekerja, untuk meraih kesempatan dalam pekerjaannya secara bersemangat, untuk mendukung para rekan lainnya, untuk melaksanakan tugas secara kreatif, dan untuk menawarkan gagasan-gagasan inovatif bagi penyempurnaan organisasi dan operasinya, semua ini dipengaruhi oleh iklim komunikasi. Hal tersebut diperkuat oleh Manajer Human Resources Departement RSU Kasih Ibu Surakarta Dr. Ari Dartoko (35 tahun) dalam kesempatan wawancaranya kepada peneliti mengatakan bahwa : “Kinerja yang baik menjadi tujuan utama bagi kami dalam pelayanan kesehatan, untuk itu kami selaku HRD berusaha membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja melalui pemberdayaan komunikasi yang baik antar karyawan baik medis maupun non medis, selain itu kami juga membuat kebijakan mempertemukan karyawan agar bisa saling sharing, atau mengungkapkan pendapat satu sama lain demi kemajuan bersama” (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi pentingnya peran iklim komunikasi organisasi bagi RSU Kasih Ibu Surakarta. Dalam kesempatan wawancaranya juga Manajer HRD RSU Kasih Ibu Surakarta juga menyatakan ada tiga hal yang menjadi kebijakan rumah sakit dalam rangka meningkatkan iklim komunikasi organisasinya yaitu : “Selama ini kami membuat tiga kebijakan utama dalam rangka menciptakan iklim komunikasi organisasi di rumah sakit, antara lain yaitu mengadakan kegiatan yang berupa briefing di mana kami commit to user lakukan sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi karyawan, yang kedua adalah Rapat Bimbingan Teknis atau yang biasa kami sebut RBT yang juga kami lakukan sebulan sekali, selain itu kami juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
berusaha meningkatkan partisipasi karyawan dan kerjasama antar karyawan demi peningkatan kinerja pelayanan kesehatan kami (wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai tujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kegiatan yang rutin dilakukan oleh karyawan antara lain adalah briefing dan Rapat Bimbingan Teknis (RBT). Kegiatan briefing dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tri Sundari selaku Kasi Rawat Jalan RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya mengatakan : “Apa mbak.. briefieng oh ya ada... kami lakukan sebulan sekali, tetapi jika ada sesuatu yang penting kami juga melakukan briefing di mana briefing yang dilakukan tersebut hanya antar bagian, jadi tidak semua karyawan di briefing tetapi masing-masing bagian melalui kepala seksinya menetapkan briefing, misalnya kai di rawat jalan maka kami melakukan briefing dengan karyawan rawat jalan dan lain sebagainya. (wawancara, 22 Juni 2010). Selain pelaksanaan briefing juga dilakukan Rapat Bimbingan Teknis yang juga dilakukan setiap bulan sekali dengan tanggal yang telah ditentukan oleh masing-masing bagian. Hal ini terbukti dari pernyataan Kasi Keamanan dalam kesempatan wawancaranya mengenai Rapat Bimbingan Teknis yang commit to user dilakukan oleh karyawan RSU PKU Kasih Ibu Surakarta :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
“Rapat Bimbingan Teknis kami lakukan sebulan sekali tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada yang mendesak kami langsung melakukan koordinasi, hal ini kami lakukan apabila ada karyawan yang tidak bekerja dengan baik maka kami juga mengarahkan/menegur Satpam untuk mempelajari SOP/Protap, dan diharap intropeksi dan harus bekerja lebih baik (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh karyawan memang mempunyai tujuan tertentu salah satunya adalah untuk menanggapi komplain atau keluhan yang dilakukan oleh pasien ataupun keluarga pasien. Keberadaan Rapat Bimbingan Teknis ini juga Hal ini dibenarkan oleh karyawan keamanan RSU Kasih Ibu Surakarta. Hal ini diketahui saat wawancara dengan karyawan keamanan Sutrisno (52 tahun) dan Joko Tristiwanto (50 tahun). Dalam kesempatan wawancaranya Sutrisno menyatakan pendapatnya : “Ya benar mbak… Rapat Bimbingan Teknis dilakukan sebulan sekali… kami selaku anggota keamanan wajib hadir dalam acara tersebut guna silaturahmi antar anggota dan juga menunggu instruksi dari kepala keamanan” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu dalam wawancaranya dengan Joko Tristiwanto diketahui bahwa : “Itu rapat rutin biasa kok mbak.. Cuma penting bagi kami untuk melakukan evaluasi tugas dan penyusunan jadwal kerja itu aja…tetapi kalo ada kejadian penting baru kami juga rapat dadakan” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010) Di tiap-tiap bagian dalam rangka peningkatan kinerja membuat kebijakan-kebijakan melalui kepala seksinya, begitu juga di bagian marketing bahwa dalam rangka peningkatan kinerja karyawan maka perlu melakukan konsolidasi antar karyawan di bagian yang sama. Hal ini terbukti dari hasil commit to user wawancara dengan David Pangaribuan (26 tahun) selaku karyawan bagian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
marketing yang menyatakan pendapatnya mengenai pertemuan antar bagian di RSU Kasih Ibu Surakarta : “Kami sering kumpul dengan teman-teman selepas pulang kerja ataupun setelah tugas keluar untuk mengurus sesuatu, walaupun tidak secara resmi pertemuan itu tetapi kami dapat mengambil kesimpulankesimpulan yang baik dalam rangka membantu kinerja khususnya di bagian kami” (wawancara hari Rabu, 18 Agustus 2010). Adanya pertemuan yang dilakukan oleh karyawan di tiap bagian tersebut untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat karyawan bertugas, karena pasien perlu diberikan pelayanan dengan baik sehingga mereka merasa puas dengan pelayanan rumah sakit dan bisa segera sembuh. Sebagai sebuah institusi jasa pelayanan maka akan timbul pro dan kontra bagi penggunanya. Ada yang merasa puas dan ada yang merasa tidak puas. Pernyataan dari Kasi HRD dalam kesempatan wawancaranya mengenai kinerja karyawan sudah bekerja dengan maksimal dan sesuai dengan prosedur akan tetapi penilaian pasien pelayanan masih kurang memuaskan, di mana : Jika ada pasien yang merasa pelayananya masih kurang memuaskan maka kami meminta semua bagian untuk melakukan Rapat Bimbingan Teknis untuk mempelajari masalah / kasus pasien yang masih belum memuaskan, kita diskusikan dengan karyawan untuk tetap bekerja konsisten. (wawancara, Senin 21 Juni 2010). Sementara itu hasil wawancara dengan perawat Mulani, AMK mengenai adanya pasien ataupun keluarga pasien yang merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan menyatakan pendapatnya : “Saya kira itu biasa mbak…ada yang puas ada yang merasa tidak dilayani…yang penting kami udah bertugas dengan baik itu aja… penilaian kan dari mereka…tapi kami yang sudah berusaha” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). to useroleh Aryadi AMK salah seorang Hal yang sama juga commit diungkapkan perawat, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
“Kalo masalah puas dan tidak puas pasti selalu ada…yang penting kerja udah maksimal…gitu aja mbak” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Hal yang sama juga dinyatakan oleh Humas RSU Kasih Ibu Surakarta, mengenai adanya komplain dari pasien ataupun keluarga pasien dalam pelayanan rumah sakit. “Ya biasanya kami yang terkena komplain dari pasien mbak... kami kan di bagian sekretariat yang menjadi humas di rumah sakit ini dan kami berada di depan sehingga jika ada pasien yang tidak puas kami terkadang yang menjadi sasaran.. oleh karena itu kami perlu meningkatkan kerjasama yang baik dari semua pihak, sehingga peningkatan pelayanan bisa terus berjalan kearah yang optimal (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Pelayanan kepada pasien dan keluarga pasien tidak hanya diberikan oleh karyawan medis saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab pada bagian yang lain yaitu di kasir. Dalam
hubungannya antara pelayanan dan pertemuan
ataupun kegiatan yang dilakukan oleh segenap karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta, maka hasil wawancara dengan karyawan bagian kasir yaitu Sri Nuryati S.E (45 tahun) menyatakan pendapatnya : “Kami juga berhubungan langsung dengan pasien, saya kira masalah ketidakpuasan pada pasien di bagian kami hanya pada kekurangpahaman mereka tentang administrasi yang kami tentukan aja misalnya dalam pembayaran yang memakai PKMS dan yang tidak memakai kadangkadang masih ada yang bingung dan keliatannya seperti marah” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu wawancara dengan Sri Heruwati (50 tahun) yang juga salah seorang kasir, dalam wawancaranya menyatakan : “saya jarang menerima komplain secara langsung dari pasien dan keluarganya, tapi banyak yang bertanya apakah bisa nitip pembayaran, bagaimana ngurus PKMS saya kira itu-itu saja” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). commit to user Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi yang diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta adalah berusaha untuk meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
kinerja karyawannya melalui kebijakan untuk mengadakan briefing maupun Rapat Bimbingan Teknis. Adanya briefing ataupun Rapat Bimbingan Teknis di tiap-tiap bagian di rumah sakit tersebut untuk meminimalisasi terjadinya komplain dari pasien ataupun keluarganya sekaligus sebagai sebuah institusi jasa maka kepuasan pasien menjadi prioritas utama bagi rumah sakit sehingga ke depannya pelayanan yang diberikan akan menjadi lebih baik. Partisipasi karyawan merupakan indikator utama pembentuk iklim komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
Dra. Tarini selaku Kasi HRD dalam kesempatan
wawancaranya : “ya kami memang mencoba untuk meningkatkan partisipasi karyawan agar karyawan merasa diorangkan di rumah sakit ini... adanya partisipasi karyawan akan berimbas pada kinerja mereka karena karyawan merasa senang dapat berpartisipasi di dalam peningkatan pelayanan yang kami lakukan, untuk itulah partisipasi menjadi kunci utama bagi HRD yang diamanatkan ke tiap bagian di instansi rumah sakit ini agar setiap Kasi yang ada perlu memberdayakan partisipasi karyawan di tiap bagiannya”(wawancara, Senin, 21 Juni 2010). Keberadaan partisipasi karyawan akan membuat karyawan tersebut merasa dihargai keberadaannya. Hal ini dibenarkan oleh Kusyati A.md selaku karyawan bagian HRD, dalam kesempatan wawancaranya menyatakan pendapatnya mengenai partisipasi karyawan yaitu : “Keputusan yang diambil di bagian kami merupakan buah kerjasama antara kami di bagian HRD, maksudnya adalah kebijakan dari atasan kami akan kami upayakan tetapi kami juga dapat memberikan masukan mengenai pelaksanaanya apabila menyimpang dari kebijakan yang telah ditetapkan”. (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). commit to user Sementara itu karyawan bagian HRD mengutarakan pendapatnya mengenai partisipasi karyawan khususnya di bagian HRD yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
“Ya kami diberi kebebasan berpartisipasi asalkan itu demi kemajuan rumah sakit secara keseluruhan” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Terwujudnya mutu pelayanan rumah sakit yang terus meningkat secara berkelanjutan yang didukung kebijakan pimpinan rumah sakit dan memuaskan pasien ataupun pengguna jasa rumah sakit. Partisipasi merupakan wawasan organisasi dan dalam pengembangannya agar selalu sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan pengguna jasa karena itu selalu dapat dipertimbangkan inisiatif atau referensi baru yang memperbaiki wawasan tersebut. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan karyawan bagian kasir yaitu Sri Heruwati, di mana dalam kesempatan wawancaranya menyatakan : “Partisipasi kami wujudkan dengan bekerja, itu aja….kalo pengambilan keputusan ada di pimpinan kami…kami berupaya untuk mematuhinya”(wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Sementara itu Sri Nuryati S.E yang juga salah seorang karyawan di bagian kasir menyatakan pendapatnya mengenai partisipasi di dalam pengambilan keputusan bersama di RSU Kasih Ibu Surakarta, di mana dalam kesempatan wawancaranya : “Partisipasi bagi saya adalah kerjasama tim khususnya di bagian kasir, karena dengan kerjasama tim maka segala masalah dapat diatasi bersama menyangkut masalah pengurusan keuangan” (Wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Salah satu faktor yang dapat mendukung hubungan kerjasama tersebut adalah komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong tumbuhnya
partisipasi
karyawan adanya commit to user
partisipasi
karyawan
akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit. Kasi Keamanan Shidik Raba Shadikin A.md (40 tahun) dalam kesempatan wawancaranya juga menyatakan pendapatnya bahwa : Kami selaku tim keamanan secara pribadi memang menyatakan bahwa kejasama antar anggota kami terjalin baik hanya saja komunikasi kami memang kurang karena saya langsung yang mengambil keputusan di bagian kami tanpa koordinasi, akan tetapi setelah adanya masukan dari bagian HRD mengenai pentingnya partisipasi karyawan dan kami mencobanya di mana sekarang anggota kami bisa memberikan masukanmasukan yang dapat membantu saya di dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan keamanan rumah sakit. (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Kepala Seksi seksi harus mampu mengikut sertakan karyawan, agar memahami secara jelas apa visi dan misi rumah sakit. Hal ini sangat perlu, agar karyawan dapat memahami apa tujuan dari rumah sakit tersebut maka karyawan akan merasa diikut sertakan dalam mencapai tujuan perusahaan, dan hasil akhirnya karyawan juga akan ikut menikmati. Dengan menyadari hal tersebut, karyawan akan lebih mudah memahami serta menyadari bahwa rumah sakit harus tumbuh dan berkembang, agar dapat bersaing dengan kompetitornya selaku industri pelayanan jasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno selaku keamanan RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya mengatakan bahwa : “Partisipasi kami adalah menjaga keamanan rumah sakit pada intinya tetapi kepala keamanan kami juga meminta saya untuk mengutarakan pendapatnya guna meningkatkan standarisasi keamanan kami, saya senang diajak ngobrol hal tersebut karena berarti saya menjadi bagian rumah sakit ini” (Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Sementara itu Joko Tristiwanto dalam kesempatan wawancaranya commit to user mengenai partisipasi di bidang keamanan menyatakan pendapatnya bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
“Kepala keamanan kami meminta kami selalu berkoordinasi antara satu dengan yang lain.. kami juga dimintai pendapatnya dalam menangani masalah yang terjadi” (Wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Berdasarkan hal tersebut maka peran kepala seksi atau kepala bagian di RSU Kasih Ibu sangat penting, untuk duduk bersama dengan karyawan, dan menjelaskan mengapa perlu dilakukan langkah-langkah dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab rumah sakit. Salah satu keberhasilan sebuah instansi dalam hal ini RSU Kasih Ibu Surakarta ditentukan oleh keberadaan karyawan yang berdedikasi tinggi untuk kemajuan dan prestasi rumah sakit. Keberadaan karyawan yang demikian bukanlah sekedar merupakan aset produksi, melainkan juga menjadi kunci strategi membangun daya saing rumah sakit. Suatu rumah sakit dapat mencetak karyawan yang berdedikasi tinggi apabila mampu menciptakan Rule Of The Game di dalam membangun kinerja karyawan. Salah satunya adalah kerjasama antar karyawan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan. Kerjasama antar karyawan mempunyai dua tujuan yaitu menciptakan komunikasi antar karyawan dan meningkatkan hubungan antar karyawan. Hal ini diungkapkan oleh Manajer HRD RSU Kasih Ibu Surakarta dalam kesempatan wawancaranya : “Kerjasama antar karyawan yang kami maksud bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan sekaligus menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan, sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (wawancara, Senin 21 Juni 2010). Hal senada juga diungkapkan oleh David Pangaribuan selaku Pemasaran atau Marketing Rumah Sakit :
commit to user
Kerjasama itu penting, kami bekerjasama dengan bagin humas sekaligus bekerja dengan bagian lain untuk memasarkan rumah sakit...sekaligus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
melakukan koordinasi untuk melakukan program-program tertentu agar rumah sakit menjadi lebih terkenal..misalnya ada program pelayanan kesehatan yang baru..maka kami selaku marketing akan membuat berbagai spanduk leaflet dan lain sebagainya agar pelayanan tersebut dapat diketahui oleh masyarakat. (wawancara, Selasa 22 Juni 2010). Karyawan bagian kasir juga menyatakan pendapatnya mengenai pentingnya kerjasama antar karyawan dalam menunjang kinerja rumah sakit. Dalam kesempatan wawancaranya menyatakan bahwa : Saya dan rekan-rekan bekerja sama mbak...kami membantu rekan yang lain tetapi dalam satu bagian...karena jelas kami tidak tahu masalah medis (wawancara Selasa, 22 Juni 2010) Dalam kerjasama tim, semua tergantung pada bagaimana bersinerginya kemampuan dan keahlian anggotanya dalam mencapai tujuan bersama. Ini menunjukkan bahwa dalam sebuah tim, harus ada keinginan untuk berbagi kemampuan, ide, dan pekerjaan di antara anggotanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Aryadi AMK, salah seorang perawat yang menyatakan pendapatnya bahwa : “kami kan kerja shift mbak ….sama teman-teman jadi tidak langsungpun kami jelas sudah bekerja sama antara satu dengan yang lain…dan saya kira itu jauh lebih baik daripada harus sendirian (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Sementara itu Mulani, AMK yang juga salah seorang perawat menyatakan pendapatnya mengenai kerjasama tim sebagai berikut : “Ya pasti kami bekerja sama…tidak mungkin menangani pasien seorang diri mbak… walaupun kadang kami juga datang ke kamar pasien sendiri tetapi pada saat tertentu saya datang sama teman satu shift untuk mengontrol keadaan pasien” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Demikian juga pernyataan dari Sodik Raba Sadikin, A.Md, selaku Kasi Keamanan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
“Wah sangat perlu itu mbak.. kerjasama tim di sini memang saya tekankan.....karena antar anggota jika tidak ada kerjasama maka kami tidak dapat mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi” (wawancara, selasa, 22 Juni 2010). Kerjasama tim tersebut menyatukan berbagai individu-individu atau karyawan yang saling bekerja sama dan memiliki saling ketergantungan satu sama lain untuk mencapai tujuan. Kerja sama dan saling ketergantungan menyiratkan bahwa individu-individu dalam tim boleh memiliki keahlian dan kemampuan secara individu, tetapi pada akhirnya kemampuan dan keahlian itu memberi sumbangan kepada hasil kelompok. Melalui kerjasama dapat dilakukan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan dan dengan itu sebuah tim mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sutrisno mengenai pentingnya kerjasama tim dalam bertugas : “Wah penting sekali mbak.. dengan bekerja sama kami dapat memantau rumah sakit ini secara keseluruhan kan jelas tidak mungkin kami memantau keamanan di rumah sakit yang sebesar ini sendirian” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Sementara itu Joko Tristiwanto juga mengutarakan hal yang tidak jauh berbeda
mengenai
pentingnya
kerjasama
tim,
dalam
wawancaranya
menyatakan bahwa : “ya jelas ada kerjasama antara saya dan teman-teman mbak…untuk mengurusi masalah keamanan jelas membutuhkan bantuan dan kerjasama kami” (wawancara, Rabu, 18 Agustus 2010). Salah satu bentuk kerjasama tim adalah dalam pengambilan keputusan kelompok adalah dengan melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan. commit to user Hal ini juga berlaku di bagian marketing. Dalam kesempatan wawancaranya
perpustakaan.uns.ac.id
David
Pangaribuan
digilib.uns.ac.id 89
salah
seorang
karyawan
marketing
menyatakan
pendapatnya bahwa : “di bagian kami khususnya di bagian marketing kami jelas bekerjasama baik dalam rangka mempromosikan keberadaan rumah sakit ataupun juga bertugas untuk untuk pengadaan bahan bagi rumah sakit” (wawancara, Rabu 18 Agustus 2010). Kerjasama tim pada dasarnya adalah meningkatkan keterlibatan karyawan di dalam pembuatan keputusan tergantung pada kondisi-kondisi tertentu. Dengan kata lain, jika kerjasama tim berjalan dengan baik maka kinerja karyawan akan menjadi baik akan tetapi jika kerjasama tim tersebut tidak ada maka kinerja karyawan akan menjadi kurang optimal Sementara itu Sri Nuryati, SE mengutarakan pendapatnya mengenai adanya partisipasi karyawan di bagiannya yaitu sebagai berikut : “Untuk di bagian kami di kasir ini, maka partisipasi bagi karyawan kami adalah pelaksanaan tugas yang teliti dan tanggung jawab, kami membuka partisipasi asal tidak menyalahi aturan yang berlaku di bagian saya, karena bagian kami rumit, salah keuangan kan bisa fatal to mbak”(wawancara, Selasa, 22 Juni 2010). Berdasarkan hal tersebut maka jenis iklim komunikasi organisasi di bagian Umum juga bersifat terbuka, karena di bagian tersebut mementingkan kinerja secara tim, memberikan kebebasan adanya partisipasi kerja karyawan serta menciptakan kerjasama tim yang baik dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV ANALISIS DATA
Pada penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan sejak awal bersamaan dengan proses pengumpulan data. Komponen utama proses analisis data adalah reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Data yang direduksi sudah peneliti jabarkan pada Bab III Penyajian data. Selanjutnya data perlu diverifikasi agar benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Pada bab IV inilah peneliti akan melakukan pengecekan silang data yang sudah diperoleh dengan teori iklim komunikasi organisasi dan kinerja yang ada, yang berkaitan dengan berbagai kegiatan iklim komuniksi di RSU Kasih Ibu Surakarta.
A. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Medis dan Keperawatan Hasil wawancara di bagian Medis dan Keperawatan mengenai iklim komunikasi organisasi diketahui bahwa komunikasi yang dilakukan di bagian tersebut adalah bersifat terbuka, hal ini diketahui dari adanya berbagai kegiatan yang dilakukan oleh bagian Medis dan Keperawatan antara lain adanya kegiatan briefing tiap bulan sekali, memberikan kesempatan partisipasi pada karyawan serta membentuk kerjasama tim yang baik di kalangan karyawan. Adanya kegiatan-kegiatan briefing, partisipasi karyawan dan kerjasama tim maka mampu meningkatkan kinerja karyawan hal ini dibuktikan bahwa karyawan datang saat briefing, adanya masukan-masukan dari karyawan saat commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
briefing dan tercipta kerjasama tim yang baik di kalangan karyawan dalam melayani pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Pace, Wayne and Faules Don, (2002 :155).
bahwa tujuan komunikasi dalam organisasi adalah untuk
membentuk saling pengertian (mutual understanding) sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi (frame of references) dan kesamaan pengalaman (field of experience) diantara anggota organisasi. Kegiatan briefing bagian Medis dan Keperawatan dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih optimal. Adanya dua kegiatan di RSU Kasih Ibu tersebut telah sesuai dengan fungsi iklim organisasi.
Sendjaja (1994 : 55-56) menyatakan fungsi
komunikasi dalam organisasi 1) Fungsi informatif. RS Kasih Ibu dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, dengan adanya kegiatan briefing maka seluruh karyawan bagian Medis dan Keperawatan rumah sakit dapat memperoleh informasi yang lebih akurat, lebih baik dan tepat waktu dengan informasi tersebut maka setiap karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. 2) Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, di mana dengan adanya kegiatan briefing tersebut maka pihak manajemen memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi commitkepala to userseksi masing-masing bagian dapat yang disampaikan di mana melalui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sedangkan berkaitan dengan pesan, maka karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan. 3) Fungsi persuasif, bahwa dengan adanya kegiatan briefing tersebut dapat mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing bagian dengan baik sedangkan 4) Fungsi integratif dengan adanya kegiatan tersebut maka pihak rumah sakit telah menyediakan saluran komunikasi yang tepat bagi karyawannya. Menurut hasil wawancara dengan seluruh informan dapat dijabarkan bahwa kegiatan briefing bertujuan untuk melakukan koordinasi dalam rangka meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani pasien. Berdasarkan hal tersebut maka iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah berjalan dengan baik. Tugas dan tanggung jawab setiap individu di RSU Kasih Ibu Surakarta untuk mengimplementasikan kerjasama ke dalam suatu wujud nyata pelaksanaan kerja harian. Namun untuk tercapainya hal ini perlu adanya komitmen bersama dan persamaan persepsi tentang arti dan makna teamwork baik dikalangan karyawan maupun level manajemen. Hal ini diperlukan agar terjalin kesamaan tujuan dalam pelaksanaanya sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dikemudian hari. Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan commit user anggota yang lain. Sedangkan iklimtokomunikasi yang negatif menjadikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. (Arni, 2004: 84) Jadi, iklim komunikasi memainkan peranan sentral dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan mereka dalam organisasi. (Pace dan Faules, 2002: 155)
B. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Penunjang Medis Manajemen RSU Kasih Ibu Surakarta berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya dengan adanya kebijakan untuk mengadakan pertemuan dalam pemberian pelayanan pada pasien ataupun keluarga pasien. Bagian penunjang medis terdiri dari bagian diagnostik dan terapi, instalasi farmasi dan bagian gizi. Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di bagian Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan pimpinan berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan semakin seringnya berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan emosi dan menghilangkan jarak antara kepala seksi dengan karyawan, sedangkan untuk mengembangkan komunikasi sesama karyawan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin sesama karyawan. Pemenuhan informasi bagi karyawan dalam bekerja dapat dilakukan dengan mengadakan rapat atau pertemuan sebulan sekali ataupun pada saat khusus tertentu guna membahas program kerja yang akan dilaksanakan. Sistem komunikasi yang dilakukan di bagian Penunjang Medis bersifat commitmisalnya to user komunikasi terbuka di bagian terbuka di bagian masing-masing,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
instalasi farmasi bersifat terbuka di bagian instalasi farmasi saja, sedangkan dengan bagian lain bersifat tertutup artinya apabila berhubungan dengan masalah pekerjaan maka komunikasi vertikal antar bagian melalui kepala seksi di masing-masing bagian ataupun antara karyawan bagian lain dengan kepala seksi bagian lain. Bagian Penunjang Medis RSU Kasih Ibu Surakarta juga membuka partisipasi karyawan dan menciptakan kerjasama tim antar karyawan di masing-masing bagian dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Redding bahwa iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan
kepada
anggota
organisasi
bahwa
organisasi
tersebut
mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. (Pace dan Faules, 2002: 148) Karyawan merupakan faktor penting dalam organisasi, karena hal ini terkait dengan kinerja sebuah organisasi. Sebagai lembaga pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari profesionalisme pegawai dalam menjalankan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
tugasnya. Dengan pegawai yang tingkat profesionalismenya masih rendah maka akan mempengaruhi kualitas pelayanan yang akan diberikan. Peran karyawan pada suatu perusahaan sangat penting, dan hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Apabila kinerja para karyawan pada suatu perusahaan tidak maksimal, maka hasil yang akan dicapai oleh perusahaan tersebut pun tidak akan maksimal pula. Di tempat lain, iklim di dalam sebuah organisasi juga sangatlah penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi. Oleh sebab itu, keberhasilan suatu organisasi dalam membangun iklim komunikasi organisasi yang kondusif, sangatlah vital dalam meningkatkan kinerja para karyawan. Pelaksanaan kerjasama tim di bagian Penunjang Medis beragam sesuai dengan bagiannya masing-masing, misalnya di bagian gizi maka karyawan bekerjasama dalam menyusun menu baik bagi pasien maupun bagi karyawan itu sendiri, di mana di dalam penyusunan menu ini juga dibahas pada saat pertemuan bulanan karyawan, dari hal tersebut jelas bahwa antara keberadaan pertemuan antar karyawan, partisipasi dan kerjasama tim saling berkaitan erat di bagian penunjang medis, hal ini apabila salah satu komponen tersebut tidak berjalan dengan baik maka kinerja karyawan akan mengalami penurunan, dimana apabila antar karyawan melakukan pertemuan dan partisipasi tetapi tidak ada kerjasamanya maka hal tersebut akan sia-sia. Hal ini sesuai dengan Pace dan Faules (2002 : 148) yang menyatakan bahwa untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi commit to user tersebut mempercayai karyawan dan memberi mereka kebebasan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
mengambil resiko; mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka dan menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi; mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh informasi yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota organisasi; secara aktif memberi penyuluhan kepada pra anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi; dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberi tantangan. Iklim komunikasi di dalam sebuah organisasi itu penting karena secara tidak langsung iklim komunikasi organisasi dapat mempengaruhi cara hidup orang-orang di dalam sebuah organisasi: kepada siapa orang-orang berbicara, siapa saja yang disukai, bagaimana perasaan masing-masing orang, bagaimana kegiatan kerja berlangsung dan bagaimana perkembangan orang-orang di dalam organisasi.
C. Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan Bagian Umum Bagian umum terdiri dari bagian sarana dan rumah tangga, bagian HRD serta bagian pemasaran dan humas. Hasil wawancara dengan karyawan diketahui bahwa pada dasarnya kinerja karyawan di RSU Kasih Ibu sudah cukup baik, hal ini terbukti bahwa rumah sakit melalui keberadaan Humasnya kontinyu di dalam penyebaran angket untuk mengetahui kepuasan pasien dan hasilnya bahwa pasien cukup puas dengan pelayanan atuapun kinerja dari rumah sakit. Segala kegiatan karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta mempunyai commitkaryawan. to user Kegiatan yang rutin dilakukan tujuan untuk meningkatkan kinerja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
oleh karyawan di bagian Umum adalah pelaksanaan Rapat Bimbingan Teknis (RBT). Kegiatan Rapat Bimbingan Teknis (RBT) dilakukan setiap sebulan sekali untuk menyalurkan aspirasi antara atasan dengan bawahan dan hal ini secara tidak langsung bawahan memberikan dukungan atas semua keputusan yang diberikan oleh atasan demi kelancaran dan peningkatan kinerja karyawan yang lebih optimal. Rapat Bimbingan Teknis sering disebut RBT dilakukan setiap bulan sekali sesuai dengan tanggal yang ditentukan. Hal ini sesuai dengan Davis and Newstrom (2004: 44) yang menyatakan bahwa tingkat kinerja karyawan dalam perusahaan dapat bersumber dari berbagai hal seperti upah atau gaji karyawan yang dianggap penting sebagai faktor utama, tidak hanya gaji saja yang dibutuhkan oleh karyawan tetapi faktor untuk memperoleh rasa aman, hubungan yang baik antara atasan dan bawahan, dan dukungan untuk memenuhi harapan dan hal ini sering sekali disebut dengan iklim organisasi. Selain adanya kegiatan RBT tersebut, bagian umum juga menekankan adanya partisipasi dan kerjasama tim antar bagian, hal ini dikarenakan partisipasi
karyawan
merupakan
indikator
utama
pembentuk
iklim
komunikasi, oleh karena itu perlu ditingkatkan partisipasi karyawan dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan. Ada dua bentuk partisipasi karyawan yang diterapkan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta yaitu partisipasi terkait dengan pekerjaan dan partisipasi terkait dengan pengembangan. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan responden yang menyatakan bahwa partisipasi dari karyawan akan mampu meningkatkan to user selain itu adanya partisipasi dari pelaksanaan kerja atau kinerjacommit dari karyawan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
karyawan maka karyawan merasa diperhatikan dan karyawan akan mampu mengembangkan dirinya dengan adanya partisipasi yang diberikan oleh pihak RSU Kasih Ibu Surakarta. Upaya peningkatan partisipasi karyawan terkait dengan pekerjaan dapat dilakukan dengan memberikan keleluasaan dalam menentukan cara kerja, mengatur pembagian tugas di unit kerja, memperbaiki suasana kerja dan karyawan diberikan kesempatan untuk mengatasi permasalahan dalam bekerja dan perubahan–perubahan dalam organisasi di unit–unit kerja masing–masing karyawan. Peningkatan partisipasi karyawan terkait dengan pengembangan dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam menentukan keputusan mengenai pelatihan karyawan, aturan–aturan mengenai rekruitmen dan tata tertib pekerjaan. Hal tersebut sesuai dengan pernyatan Arni Muhammad (2005 : 65) yang menyatakan bahwa bidang komunikasi organisasi terdiri dari hubungan manusia,
hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward
atau
komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan ke atasan, komunikasi harizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level atau tingakatannya dalam organisasi, ketrampilan dan berbicara, mendengarkan menulis dan komunikasi evaluasi progam. Hal tersebut juga sesuai dengan dimensi-dimensi iklim komunikasi organisasi menurut Pace dan Faules (2002 : 159-160) yaitu kepercayaan dan pengambilan keputusan bersama. Karyawan di semua bagian RSU Kasih Ibu Surakarta harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan commit to user hubungan yang di dalamnya terdapat kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
yang didukung oleh pernyataan dan tindakan. Pihak manajemen ataupun kepala seksi masing-masing bagian juga dituntut untuk percaya atau membentuk kepercayaan antar karyawannya sehingga adanya kepercayaan akan mengarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan antara bawahan dan atasan. Salah satu faktor yang dapat mendukung partisipasi karyawan adalah adanya komunikasi, adanya komunikasi antara sumberdaya manusia dalam organisasi akan membentuk iklim komunikasi organisasi. Suasana komunikasi yang kondusif di RSU Kasih Ibu Surakarta akan mampu mendorong tumbuhnya
partisipasi
karyawan,
adanya
partisipasi
karyawan
akan
meningkatkan kinerja positif yang memuaskan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja yang tinggi bagi kepentingan rumah sakit. Kerjasama atau yang lebih dikenal dengan teamwork merupakan salah satu core competency yang berlaku di hamper setiap perusahaan. Dengan posisinya tersebut, dengan demikian teamwork harus dipahami dan disadari oleh semua lapisan karyawan perusahaan tersebut sebagai suatu keharusan. Sejauh mana etos kerjasama antar karyawan mampu meningkatkan kinerja perusahaan, itulah yang menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab bukan hanya oleh pihak manajeman melainkan seluruh lapisan karyawan. Hasil wawancara dengan keseluruhan responden diketahui bahwa kerjasama antar karyawan bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antar karyawan sekaligus menciptakan hubungan kerja yang baik antar karyawan, sehingga karyawan lebih mengenal satu sama lain dan bekerjasama dalam commit to user Untuk megembangkan pola dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
kerjasama hal tersebut bukanlah hal yang mudah. Hal ini perlu dilakukan di tiap bagian di RSU Kasih Ibu Surakarta, sampai tercapai suatu pola yang membudaya secara global di lingkungan RSU Kasih Ibu Surakarta itu sendiri sehingga diharapkan nantinya pola kerjasama tersebut benar-benar menjadi budaya yang tidak terkesan dipaksakan dan adanya kerelaan dari setiap unit untuk melaksanakannya. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam upaya mengembangkan budaya kerjasama dalam lingkungan kerja agar tercipta kinerja yang baik di RSU Kasih Ibu Surakarta, diantaranya adalah : 1. Ditanamkan sikap saling membutuhkan di kalangan karyawan. Sikap saling membutuhkan di lingkungan karyawan bisa menjadi pemicu berkembangnya budaya kerjasama / teamwork. Hal ini jelas sekali karena dengan adanya sikap saling membutuhkan maka akan terjadi saling ketergantungan diantara para karyawan sehingga pola kerjasama akan mudah untuk diterapkan. Hambatan yang bisa terjadi dalam hal ini adalah bahwa biasanya ada perasaan ego dari masing masing karyawan sehingga menghambat proses terjadinya pola kerjasama. Ego tersebut diantaranya adalah perasaan lebih senior, lebih tua atau ada beberapa bagian / unit kerja yang merasa lebih penting dari unit kerja yang lainnya. Untuk mengatasinya diperlukan usaha dari pihak manajemen untuk mensosialisasikan pentingnya sikap saling membutuhkan dan perlunya penekanan dari profesionalisme dalam kerja. Bila semangat sikap saling membutuhkan diantara para karyawan ini terwujud, maka kita telah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
memenuhi syarat awal terciptanya budaya dan pola kerjasama dalam perusahaan. 2. Penilaian berdasarkan hasil yang dicapai oleh team. Sistem penilaian karyawan yang selama ini berkembang masih menekankan kepada kualitas karyawan sebagai individu. Kinerja karyawan akan dinilai baik bila target kerja individunya berhasil. Hal ini kurang sesuai bila kita hendak menerapkan sikap kerjasama di lingkungan perusahaan. Untuk itu perlu adanya sedikit perubahan bahwa penilaian hasil kerja karyawan juga perlu dipengaruhi sejauh mana keberhasilan team dari karyawan tersebut dalam mencapai target-target yag telah ditetapkan. Dengan penekanan pada hal tersebut maka diharapkan adanya kerjasama dari semua anggota team untuk bekerja lebih baik, tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk teamnya. Dengan demikian akan tercipta tanggung jawab dari semua anggota team untuk lebih bersatu dalam mewujudkan target-target kerja yang telah ditetpakan sebelumnya. Hal ini secara langsung akan berakibat pada peningkatan kinerja dan hasil yang akan dicapai oleh perusahaan. 3. Pengembangan teamwork oleh manajemen. Manajemen dalam hal ini pihak Human Resources Department (HRD)
RSU
Kasih
Ib
Surakarta
harus
jeli
dalam
mensiasati
berkembangnya budaya kerjasama. Perlu dilakukan usaha-usaha yang intensif sehingga hasil yang diharapkan akan dapat terwujud dan bukan commit to user hanya menjadi impian. Usaha-usaha yang perlu dilakukan diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya teamwork dalam meningkatkan kinerja perusahaan, melakukan training atau seminar secara berkala dan berkelanjutan tentang semangat teamwork yang ditujukan kesemua level karyawan (bukan hanya level tertentu), atau melakukan Reward program, adanya penghargaan secara berkala (tahunan atau semesteran) untuk memilih ‘The Dreaming Team’ dari seluruh unit kerja dalam rumah sakit. 4. Gabungan pelatihan teamwork antara beberapa kelompok dari direktorat yang berbeda. Program pelatihan kepemimpinan harus diadakan lebih intensif yang melibatkan seluruh lapisan karyawan RSU Kasih Ibu Surakarta, namun demikian harus diusahakan nuansa baru dalam pelaksanaannya, Ada istilah ‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’, dan hal ini sangat sesuai dengan iklim kerja di instansi besar seperti RSU Kasih Ibu. Kebanyakan tidak saling mengenal. hal ini akan mengurangi ikatan yang seharusnya terjalin antar karyawan. Dengan dipertemukuannya langsung dalam suatu kegiatan diluar kerja, diharapkan akan terjalin hubungan yang lebih erat antar sesama karyawan sehingga produktifitas kerja akan semakin meningkat. 5. Pembudayaan salam di lingkungan kerja. Untuk menciptakan iklim kejasama antar sesama karyawan harus dimulai dari perlunya sikap saling menghargai dari setiap individu di RSU Kasih Ibu Surakarta. Ada cara sederhana untuk memulai suasana saling menghargai antar sesama karyawan yaitu dengan pembudayaan salam commit to user tersebut memiliki keuntungan dilingkungan kerja. Adanya kerjasama
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
bahwa penyelesaian yang cepat terhadap suatu permasalahan yang timbul dalam kegiatan kerja, timbulnya ide-ide baru yang berasal dari kreatifitas individu maupun team yang dapat menjawab tantangan-tantangan menghadapi kompetisi yang semakin ketat dalam pelayanan kesehatan akhir-akhir ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Medis dan Keperawatan
menggunakan
komunikasi
bersifat
terbuka
dan
diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan briefing yang dilakukan satu bulan sekali yang bertujuan untuk melakukan koordinasi dalam rangka meningkatkan pelayanan dan dalam rangka untuk melayani pasien, partisipasi karyawan di dalam pemberian pelayanan pada pasien dan juga kerjasama antar karyawan di masing-masing bagian sehingga dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Medis dan Keperawatan sudah berjalan dengan baik. 2. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Penunjang Medis Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Penunjang Medis commit to user
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
bersifat terbuka di bagiannya masing-masing tetapi tertutup dengan bagian lain, hal ini merupakan kebijakan kepala seksi di masing-masing bidang. Dalam rangka peningkatan kinerja karyawan di bagian penunjang medis maka terdapat tiga kegiatan utama yaitu kegiatan pertemuan yang dilakukan sebulan sekali atau pada saat khusus tertentu, partisipasi karyawan dan adanya kerjasama antar karyawan, Keterbukaan komunikasi antara pimpinan dengan karyawan di bagian Penunjang Medis dilakukan dengan meningkatkan kebiasaan pimpinan berkomunikasi langsung dengan karyawan karena dengan semakin seringnya berkomunikasi diharapkan akan timbul kedekatan emosi dan menghilangkan jarak antara kepala seksi dengan karyawan, sedangkan untuk mengembangkan komunikasi sesama karyawan dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin sesama karyawan, berdasaran hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Penunjang Medis sudah berjalan dengan baik. 3. Pelaksanaan iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Umum Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi yang dilakukan oleh RSU Kasih Ibu Surakarta di bagian Umum menggunakan komunikasi bersifat terbuka dan diimplementasikan ke dalam tiga hal yaitu kegiatan Rapat Bimbingan Tekniks (RBT) yang dilakukan satu bulan sekali, partisipasi karyawan dan kerjasama antar commit to user karyawan di tiap-tiap bagian umum, partisipasi karyawan di bagian umum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi karyawan untuk membantu tugas rumah sakit sedangkan kerjasama antar karyawan di RSU Kasih Ibu Surakarta bertujuan untuk meningkatkan pergaulan antar karyawan sekaligus saling lebih mendekatkan hubungan antar karyawan sehingga tercipta kondisi yang kondusif di dalam lingkungan pekerjaan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa iklim komunikasi organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan di bagian Umum sudah berjalan dengan baik.
B. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain adalah : 1. Bagi Pihak Rumah Sakit Perlu adanya pelatihan ataupun program rutin tahunan bagi karyawan rumah sakit misalnya melakukan outbond bagi karyawan yang tidak berdinas, hal ini dilakukan agar karyawan saling mengenal dan mampu meningkatkan kerjasama tim. 2. Bagi Karyawan Perlu
terus
mempertahankan
kerjasama
tim
antar
bagian
serta
meningkatkan partisipasi karyawan agar tercipta kinerja yang lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
commit to user