HUBUNGAN ANTARA MAKNA HIDUP DENGAN TOLERANSI BERAGAMA PADA JAMAAH SALAFY DI BEKASI Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh : Rangga Prawira NIM : 104070002402
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M /1431 H
Lembar Pernyataan
Dengan ini saya Rangga Prawira sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini adalah benar adanya yang merupakan hasil karya asli / original saya sendiri tanpa ada mencontek atau menjiplak hasil karya orang lain baik di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau Universitas lainnya sebagai syarat kelulusan dan guna mendapatkan gelar sarjana Strata 1 (S1) Psikologi yang berasal dari Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber penulisan yang tercantum sudah sesuai dengan kebijakan atau aturan yang sudah ditentukan oleh Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti melanggar aturan atau kebijakan yang ada, penulis bersedia mengikuti aturan atau kebijakan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai penentu kelulusan dan pemberi gelar akademik pada sarjana Strata 1(S1) Psikologi.
Jakarta, 04 November 2010
Rangga Prawira
ii
HUBUNGAN ANTARA MAKNA HIDUP DENGAN TOLERANSI BERAGAMA PADA JAMAAH SALAFY DI BEKASI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
OLEH : RANGGA PRAWIRA 1040 7000 2402
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag NIP 150 283 344
Ghazi, M.Si NIP 197112142007011014
iii
Pengesahan Panitia Ujian Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Makna Hidup Dengan Toleransi Beragama Pada Jamaah Salafy Di Bekasi telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidyatullah Jakarta pada tanggal 04 November 2010 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi). Jakarta, 04 November 2010 Disahkan oleh : Dekan/ Ketua merangkap anggota
Pembantu Dekan/ Sekertaris merangkap anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP 130885552
Dra. Fadhilah Suralaga, M. Si NIP 195612231983032001
Penguji : Penguji 1
Penguji 2
Ikhwan Luthfi, M.PSi NIP 197307102005011006
Solicha, M.Si NIP 19720415999032001
Pembimbing : Pembimbing 1
Pembimbing 2
Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag NIP 150 283 344
Ghazi, M.Si NIP 197112142007011014
iv
MOTTO
‘Di antara sekian banyak kehendak manusia, yang terpenting adalah kehendak untuk bermakna.
Setiap Ia
manusia secara alamiah keinginan untuk bermakna. selalu ingin memberi makna kepada setiap hal yang ada pada dirinya.
Bermakna adalah keinginan manusia yang alamiah’ -Viktor Frankl-
Karya ini ku dedikasikan untuk kedua orang tuaku dan semua orang dalam hidupku yang telah memberikan makna dan hakikat hidup yang sesungguhnya
v
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) November 2010 (C) Rangga Prawira (D) Hubungan Antara Makna Hidup dengan Toleransi Beragama (E) x + 91 halaman (F) Dewasa kini banyak sekali permasalahan yang berhubungan dengan kerukunan umat beragama baik internal maupun eksternal, dimana begitu banyak organisasi masyarakat yang berafiliasi atas nama agama atau golongan suatu agama tertentu, melakukan tindakan yang melegalkan kekerasan dengan nama agama. Frankl menghubungan makna hidup dengan agama atau spirtualitas (Bastaman, 2007) dengan keyakinan itu dapat menjadi bimbingan atau petunjuk dalam menemukan kebahagiaan didalam hidup mereka. Banyak orang mencari kebahagiaan, salah satunya yakni dengan menemukan makna hidup mereka. Dengan makna hidup mereka dapat mengetahui tujuan hidup, memiliki kebahagiaan, rasa tanggung jawab, alasan eksis, kontrol diri dan tidak takut akan kematian. Salah satu sarana menemukan makna hidup adalah dengan beragama. Namun demikian ada pemahaman suatu agama disalah gunakan seperti golongan radikal misalnya Wahhabi atau Salafy dan sejenisnya. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian yang mencari hubungan antara makna hidup dengan toleransi beragama. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan metode korelasi. . Tempat penelitian ini adalah tempat kajian salafy di jabodetabek khususnya di Amar Maruf di Bekasi. Dengan sampel sebesar 30 orang jamaah. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrument yakni dengan model skala likert yaitu skala makna hidup dan toleransi beragama. Teknik menghitung dan mengolah data menggunakan analisa seperti stastik deskriptif untuk menjelaskan keumuman subjek. Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrument skala dan Shapiro Wilk menguji data distribusi normal.selanjutnya Levene’s Test untuk menguji homogenitas sampel data dan korelasi produk moment untuk menguji hubungan antara dua variabel. Hasil penelitian yang ada didapatkan dari 40 item pertanyaan 37 yang valid dengan reliabilitas 0, 954 untuk makna hidup dan sama halnya dengan toleransi beragama didapatkan 37 item yang valid dari 40 item dengan reliabilitas 0,964. Hasil akhir korelasi produk momen ditemukan adanya hubungan yang sangat signifikan antara makna hidup dengan toleransi beragama dengan nilai 0,887 dimana lebih besar dari nilai r tabel produk momen yakni sebesar 0,169. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara makna Hidup dengan Toleransi Beragama. Sementara itu hasil penelitian serupa Asep Khaerul Ghani (1993) menyatakan makna hidup seseorang mempunyai hubungan yang bermakna dengan toleransi kehidupan beragamanya artinya semakin seseorang mampu menemukan makna hidupnya salah satu metodenya dengan jalan menghayati ajaran agama dengan sebenar-benarnya, ia semakin mampu mengembangkan sikap toleransi kehidupan beragama yang tinggi.
vi
Untuk metodologi penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar memperbanyak jumlah sampel jamaah Salafy serta menambah variabel penelitian yang ada dan hendaknay juga menggunakan pendekatan penelitian yang berbeda guna mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi S (G) Daftar Bacaan : 19 bacaan (1954 – 2007) + 6 internet
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji serta syukur penulis panjatkan hanya kepada Alloh SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan untuk Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang sempurna bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini hingga akhir zaman.
Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak luput dari berbagai rintangan yang harus dihadapi, namun penulis telah berusaha seoptimal mungkin untuk menyajikan hasil penelitian dengan baik, meskipun Masih banyak kekuarangan dalam penulisannya. Penulis juga menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Umar Jahja Ph.D. Selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag dosen pemimbing skripsi 1 yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini ditengah kesibukannya dengan penuh kesabaran. Semoga Allohlah yang membalas kebaikan bapak, amien 3. Bapak Ghazi, M.Si dosen pembimbing skripsi 2 yang telah banyak bersedia menyediakan waktunya ditengah kesibukkan beliau untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam proses penulisan skripsi ini. 4. Bapak Dr Achmad Syahid, M. Ag selaku dosen pembimbing akademik kelas D angkatan 2004 yang telah menjadi pembimbing yang baik untuk kami 5. Segenap dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di Psikologi. Semoga Alloh memberikan kebaikan kepada mereka semua. Amien ya rabbal allamin
viii
6. Segenap staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan terbaik dan kemudahan kepada penulis selama penulis mengurusi skripsi ini. 7. Segenap staff perpustakan UIN, UI dan Atmajaya yang memudahkan pencarian karya – karya Ilmiah dalam skripsi ini. Semoga kebaikan dan kasih diberikan kepada kalian oleh Tuhan yang Maha Esa 8. Orang tua penulis terkasih yakni H Tasman susanto dan Sumarnih yang tanpa mengenal lelah berjuang dan berkorban yang telah memberikan segalanya yang terbaik serta bersabar dalam mendidik penulis sampai saat ini dan tetap menyayangi dengan ikhlas kepada penulis. Semoga Surga diberikan Alloh untuk kalian di negeri yang abadi karena penulis tidak bisa membalasnya dengan apa pun 9. Kakakku semua yakni Eko Apriyanto, Kartika Dewi, Tantri Wulandari, Lestari, Adi Nugroho dan Ayu Pitaloka, dan adikku RIzka Kirena yang membuat aku tahu apa itu kasih sayang keluarga.
Penulis berharap skirpsi ini bisa memberikan manfaat kepada bagi diri penulis dan para pembaca
Jakarta, November 2010
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman judul ……………………………………………………………………………… i Lembar Pernyataan………………………………………………………………………….ii Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing ………………………………………………iii Lembar Pengesahan Ujian……………………..………………………………………….Iv Motto …………………………………………………………………………………………v Abstrak ..………………………………………..……………………………………………vi Kata Pengantar ……...………………………………………..………………………......viii Daftar Isi ………………………………………………………...……..……………………ix Daftar Tabel ………………………………..……………..………………………….……xiv Daftar Bagan……………………………………………………………………………….xv Daftar Gambar …………………………….…………..…………………………………..xvi Daftar Lampiran..……………………………………….…………………………….......xvii
BAB 1 PENDAHULUAN…….…………………………………………….1-11 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………..… 1-7 1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah……………………….8 1.2.1 Pembatasan masalah ................................................................8 1.2.2 Perumusan masalah ..................................................................8 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………..9 1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………………9 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………………………………10
x
BAB 2 KAJIAN TEORI ………………………………………………….12-37 2.1 Toleransi Beragama …………………………………………………….12 2.1.1 Definisi toleransi beragama …………………………………….12 2.1.2 Aspek - aspek toleransi beragama ………………………….....15 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi beragama ………18 2.2 Makna Hidup ………………………………………………….…………...20 2.2.1 Pengertian makna hidup ………………………………………. ..20 2.2.2 Dimensi makna hidup serta karakteristik individu yang memiliki Kebermaknaan ………………………………………………………26. 2.2.3 Metode menemukan makna hidup ……………………………...30 2.3 Salafi………………………………………………………………………....32 2.3.1 Karakteristik salafi ………………………………………………..33 2.4 Kerangka Berpikir …………………………………………………………...34 2.5 Hipotesis …………….……………………………………………………… 37
BAB 3 METODE PENELITIAN …………………..……………………38-54 3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………………........38 3.1.1 Pendekatan penelitian …………………………………………….38. 3.2 Variabel penelitian...................................................................................39 3.2.1 Identifikasi variabel..................................................................39 3.2.2 Definisi konseptual variabel ....................................................39 3.2.3 Definisi operasional variabel ....……………………..................40 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling …………………………………...41 3.3.1 Populasi ………………….………………………………………….41 xi
3.3.2 Sampel ………………………………………………………………42 3.3.3 Teknik sampling …..………………………………………………..42 3.4 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………..………...43 3.4.1 Metode dan instrumen penelitian …………………………………43 3.4.2 Hasil uji instrumen penelitian ……………...………………………46 3.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Data …………………………………..49 3.6 Prosedur Penelitian ……………………………………………………….49
BAB 4 HASIL PENELITIAN ……………………………...…………….51-64 4.1 Gambaran Responden ………………………………………………………..51 4.2 Uji Persyaratan ………………………………………………………………..53 4.2.1 Uji reliabilitas makna Hidup……………………………………..….53 4.2.2 Uji reliabilitas toleransi beragama………………………………….53 4.2.3 Uji normalitas ………………………………………………………...53 4.2.4 Uji homogenitas ………………………..........................................56 4.3 Hasil Penelitian ……………………………………………………………….58 4.4 Analisa Penelitian .......………………………………………………………..59 4.5 Analisa Tambahan…………………………………………………………….60 4.5.1 Perbedaan makna hidup berdasarkan jenis kelamin…………….61 4.5.2 Perbedaan makna hidup berdasarkan pendidikan ………………61 4.5.3 Perbedaan makna hidup berdasarkan usia ………………………62 4.5.4 Perbedaan toleransi beragama berdasarkan jenis kelamin …….62 4.5.5 Perbedaan toleransi beragama berdasarkan pendidikan ………63 4.5.6 Perbedaan toleransi beragama berdasarkan usia……………….64 xii
BAB 5 PENUTUP ……………………….………………………………65-71 5.1 Kesimpulan ………………………………….…………………………………65 5.2 Diskusi …………………………………………………………………………..65 5.3 Saran ……………………………………………………………………………70
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Kategori Jawaban Skala Likert ……………………………………………...44 Tabel 3.2 : Blue Print Skala Makna Hidup………………………………………………45 Tabel 3.3 : Blue Print Skala Toleransi agama ….……………………………………….46 Tabel 3.4 : Blue Print Revisi Skala Makna Hidup ………………………………………47 Tabel 3.5 : Kaidah Reliabilitas Guilford ……………………………………….………...47 Tabel 3.6 : Blue Print Revisi Skala Toleransi Beragama ………………………………48 Tabel 4.1 : Distribusi Jenis Kelamin Responden ………………………………………51 Tabel 4.2 : Distribusi Tingkat Pendidikan Responden………………………………..52 Tabel 4.3 : Distribusi Usia Responden …………………………………………….. ….52 Tabel 4.4 : Uji normalitas ………………………………………………………………….54 Tabel 4.5 : Tes Homogenitas Varians……………………………………………… …..57 Tabel 4.6 : Kategorisasi umum Makna Hidup …………………………………………58 Tabel 4.7 : Kategorisasi umum Toleransi Beragama ………………………………….58 Tabel 4.8 : Statistik deskriptif …………………………………………………………….59
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 ScatterPlot Makna Hidup ……………………………………………………55 Gambar 2 ScatterPlot Toleransi Beragama ……………………………………………56
xv
DAFTAR BAGAN Bagan Kerangka Berpikir…………………………………………………………………37
xvi
DAFTAR LAMPIRAN 1. Reliabilitas makna hidup 2. Reliabilitas toleransi makna hidup 3. Uji normalitas 4. Uji homogentias 5. UJi korelasi 6. UJI t 7. Daftar try out makna hidup 8. Daftar try out Toleransi Beragama 9. Tes makna Hidup 10. Tes Toleransi Beragama
xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perilaku beragama yang terlewat ekstrim banyak ditunjukan oleh kelompok yang beraliran keras. Gus Dur atau K.H Abdurrahman Wahid menyatakan sebagai refleksi dari rasa rendah diri, dan hal tersebut itu mudah ditemukan dalam praktek fatwa sesat, pengusiran, teror dan pembakaran rumah-rumah kelompok keagamaan di Indonesia yang mereka anggap sesat. Tentu saja mereka tidak mewakili umat Islam secara keseluruhan. Meski terus sesumbar mewakili aspirasi kelompok mayoritas umat, kenyataannya mereka segelintir saja. Dan salah satunya adalah kelompok Islam Salafy atau Wahhaby atau Wahhabi. Mereka menganggap diri dan kelompoknyalah yang memiliki otoritas kebenaran sejati. Kelompok-kelompok lain adalah kafir, penghuni neraka,
dan
kalau
perlu
harus
dimusuhi
bahkan
dibasmi.
(www.islamlib.com). Salafi juga dikenal golongan yang alergi dengan filsafat dan tasawuf. Mereka dengan tegas menolak demokrasi, mengurung wanita di dalam rumah, mengharamkan alat musik dan nyanyianya, membenci kesenian. Kemudian memerintahkan mereka untuk berjenggot, bergamis, memakai celana setengah betis bagi laki-laki. Dan bagi perempuan menggunakan jubah besar dan cadar. Praktek kehiduapn sosial ini
1
2
tampak nyata dalam kehidupan masyarakat Afganistan di bawah kekuasaan Taliban yang berideologi Wahhabisme. ( Azra, 2002). Menurut Muqsith, minimal ada empat ciri dalam gerakan-gerakan neo-Salafi
di
Indonesia.
Pertama,
mereka
selalu
mempersoalkan
Pancasila dan UUD 1945 karena dianggap bukan sebagai ijtihad Tuhan, melainkan ijtihad manusia. Kedua, adanya ciri penolakan terhadap system demokrasi yang dianggap sekuler. Ketiga, perjuangan legalisasi syariat Islam lebih bersifat particular. Dan keempat, penyangkalan terhadap tradisi atau adat.(www.islamlib.com). Jalaludin (2007) mengakui, penganut Salafi ditandai dengan melekatnya perasaan paling suci. Mereka menganggap kelompok mereka sebagai penganut tauhid murni. Dengan melekatnya perasaan paling suci, kaum wahabi cenderung
ekslusif antipluralisme. Mereka menganggap
surga hanya milik mereka. Sikap itu berdampak pada keengganan mereka untuk beradaptasi terhadap tradisi setempat. Mereka hanya mengakui tradisi dari Arab Saudi, tempat asalnya. Dengan demikian apa yang dikatakan Jalaludin di atas, memiliki landasan histories. Jika saat ini juga ada kelompok Islam yang corak teologinya puritan dan fundamentalis, maka memiliki kecenderungan menjadi radikal dan menggunakan teror dalam ekspresi keagamaannya. (www.rakyataceh.com). kemudian perilaku puritan dan militerisme terhadap satu ajaran yang diklaim kebenaran absolut sementara yang lain dianggap salah dan sesat membuat para penganutnya bersikap radikal, keras, kaku terhadap
3
penganut keyakinan yang berbeda bahkan dalam satu ajaran yang sama (dikarenakan setiap agama memiliki pemahaman serta penafsiran yang berbeda antar kelompok di intern agama itu sendiri). Adapun perilaku tersebut ada pada tiap aliran pada semua agama bukan hanya agama Islam saja. Kemudian gerakan radikalisme saat ini berlanjut dengan adanya konflik antara satu golongan lainnya didalam mengklaim kebenaran dengan cara kekerasan serta fanatisme buta dalam keyakinan atau agama, sehingga melahirkan gerakan yang membahayakan kebebasan beragama. (www.republika.com). Karena sifat dan ajaran salafi yang keras, kaku dan memaksa itulah yang sangat berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya yang sangat toleran dan menerima perbedaan yang ada, sehingga sering mengakibatkan konflik agama baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Mereka juga mudah menganggap bid’ah bahkan musyrik beberapa kegiatan tradisi atau adat istiadat yang ada di masyarakat Indonesia yang merupakan masyarakat penganut paham ahlu sunnah wal jamaah. Selanjutnya pemahaman agama tersebut dijadikan prinsip dan jalan hidup bagi mereka sebagai bentuk pemaknaan hidup atas nama keyakinan. Sehingga mereka terlalu banyak melupakan penghormatan atas keyakinan beragama orang lain, padahal di sisi lain. Islam menjamin toleransi keyakinan beragama bahka negara Indonesia pun menjamin hal yang serupa untuk setiap umat beragama baik secara sosial dan individu dalam perbedaan keyakinan. (www.Islamlib.com)
4
Frankl (Koeswara, 1987) mengemukakan bahwa masalah makna hidup dalam bentuknya yang ekstrim bisa timbul dan membayangi setiap orang. Timbulnya masalah makna hidup dimulai ketika individu memulai pematangan spiritual. Selanjutnya Frankl (Bastaman, 2007) mengakui adanya dua peringkat makna hidup yaitu makna hidup paripurna (the ultimate meaning) dan makna hidup pribadi (the personal meaning). Makna hidup paripurna bersifat universal dan mutlak serta dapat dijadikan makna pribadi. Namun bagi orang-orang non agamis (atheis) dan kurang apresiasinya dengan agama kurang mungkin alam semesta, ekosistem, pandangan falsafah dan ideology tertentu dianggap memiliki nilai-nilai universal. Sementara bagi orang-orang yang bergama, Tuhan merupakan perwujudan tuntunannya. Berbeda dengan makna hidup paripurna yang universal dan mutlak, maka makna hidup pribadi bersifat unik, personal, dan spesifik yang berbeda-beda untuk setiap orang dan berbeda dari waktu ke waktu. (Bastaman, 2007). Pandangan logoterapi, manusia yang paling hakiki adalah manusia yang memiliki dimensi ruhani atau spiritual, atau dimensi neotic, disamping dimensi fisik dan dimensi psikologis. Ketiganya satu Kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan bukan satu unit kepingan yang dapat terurai dalam diri manusia. Adanya ketiga dimensi tersebut berpengaruh besar terhadap kebebasan yang hakiki. Dalam psikis, manusia mampu lebih luwes, tetapi dapat dimanipulasi. Hanya dalam dimensi sprituallah manusia menemukan kebebasan sebagai manusia. (Bastaman, 2007).
5
Sedangkan menurut Frank realisasi keagamaan yang matang dapat membantu dalam penemuan makna hidup, namun Frankl juga mengakui bahwa
agama
kebermaknaan
bukan hidup,
satu-satunya akan
tetapi
faktor manusia
yang dapat
mempengaruhi menemukan
kebermaknaan hidup melalui realisasi nilai-nilai manusiawi (dalam Bastaman, 2007). Nilai-nilai tersebut meliputi : 1) Nilai-nilai kreatif, tercermin pada saat seseorang melakukan karya, karsa, dan cipta serta melakukan tugas dan kewajiban sebaikbaiknya. 2) Nilai-nilai penghayatan, yaitu apa yang diperoleh atau dihayati seseorang dari hidup. Ini tercermin pada upaya seseorang dalam meyakini
serta
menghayati
nilai-nilai
tertentu
seperti
nilai
keindahan, kebenaran, kebajikan, dan lain sebagainya. Selain itu nilai-nilai penghayatan tercermin saat saling memberi kasih antar sesamanya. 3) Nilai-nilai bersikap. Nilai ini dikembangkan oleh seseorang agar ia mampu mengambil sikap yang tepat terhadap keadaan dan penderitaan yang tidak dapat dielakan lagi, setelah segala upaya yang dilakukansecara maksimal dan ternyata tidak berhasil mengatasinya. Pengalaman
beragama
termasuk
kedalam
dimensi
spiritual
didalam menemukan makna hidup meski Frankl tidak memaksudkan
6
sebagai unsur keberagamaan namun Bastaman menemukan keimanan (faith) sebagai dasar dari kehidupan beragama adalah salah satu dimensi dalam makna hidup. Unsur-unsur tersebut ternyata bila disimak dan direnungkan secara mendalam ternyata merupakan kehendak, sikap, sifat dan tindakan khas insani yakni, pribadi pada dasarnya mengoptimalisasi keunggulan-keunggulan
dan
meminimalkan
kelemahan-kelemahan
pribadi. Dengan demikian dilihat dari segi dimensi-dimensinya dapat diungkap melalui sebuah prinsip, yaitu keberhasilan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dilakukan dengan jalan menyadari dan mengaktualisasikan potensi kualitas-kualitas insani. Ada dimensi-dimensi yang tidak disadari meski dimensi ini satu-satunya dimensi yang kasat mata yakni dimensi ragawi dan menggambarkan eksistensi manusia sebagai uniter biopsikososial spiritual (Bastaman, 2007). Bangsa Indonesia terkenal bangsa yang madani. Dimana di dalam kehidupan beragama negara memberikan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk setiap pemeluk agama dalam mengaktualisasikan diri mereka dalam menghayati ajaran agama mereka dengan sebaikbaiknya. Namun karena bangsa Indonesia bukan negara agama, maka negara
ini
membut
undang-undang
yang
mengatur
masalah
keberagamaan untuk semua agama. Agar tidak ada dominasi satu agama terhadap agama lainnya (penyetaraan hak dan kewajiban). Sehingga tercipta harmonisasi dan toleransi yang ada di antara umat beragama yang dapat memajukan dan mensejahterakan seluruh individu secara
7
spiritual (Jamrah, 1986) Abdullah bin Nuh dalam kamus-barunya menjelaskan pengertian toleransi berasal dari bahasa tolerare yang berarti bersifat
menahan
diri,
bersikap
sabar,
membiarkan
orang
lain
berpendapat lain dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan agama. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Hasyim (1979) mengungkapkan bahwa pengertian toleransi yaitu sifat atau sikap menenggang
(menghargai,
membiarkan,
membolehkan)
pendirian
pandapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri. Sehingga dengan alasan tersebut peneliti ingin mengetahui Hubungan
antara
makna
hidup
dengan
toleransi
beragama
dikalangan jamaah salafy (wahhabi) di Bekasi. 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini tidak melebar. Pembatasan masalahnya sebagai berikut : 1. Makna hidup, yakni nilai-nilai yang dianggap penting dan sangat berarti bagi kehidupan seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan dapat mengarahkan kegiatankegiatannya (Bastaman, 2007).
8
2. Toleransi yang didefiniskan dalam Hasyim (1979) dalam kamusbarunya menjelaskan pengertian toleransi berasal dari bahasa tolerare yang berarti bersifat menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berpendapat lain dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan agama. 3. Salafi adalah penyebutan nama dalam mengikuti jalan beragama para Salafusshaleh yakni
generasi terbaik dalam Islam yakni
Sahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin adapun peneliti disini adalah meneliti Salafi yang sering dikenal dengan Wahhabi yang berarti pengikut Muhammad Bin Abdul Wahab yang bermazab Imam Hambali yang memiliki ciri menolak keras bidah dan khurafat, serta berusaha memurnikan kembali ajaran Islam seperti awal dakwah Nabi Muhammad SAW (Assidawi,2007) 4. Adapun subjek penelitian disini adalah jamaah Salafy atau Wahhabi di Masjid Amar Maruf Bekasi. 1.2.2 Perumusan Masalah Dengan pembatasan masalah di atas, peneliti
merumuskan
masalah penelitian ini yakni apakah ada hubungan antara makna hidup jamaah wahabi dengan perilaku toleransi beragama mereka ?
9
1. 3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin menguji hubungan yang signifikan antara makna hidup dan toleransi beragama pada jamaah Salafi. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian, peneliti membaginya sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis. Manfaat teoritis yang didapat dari penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan yang baru bagi dunia keilmuan Psikologi terutama logoterapi, Psikologi sosial dan psikologi agama. 2. Manfaat praktis. Manfaat praktis yang didapat dari penelitian ini untuk : a. Mengetahui
makna hidup dari sebuah aliran yang dianggap
“keras” oleh sebagian umat Islam sehingga kita dapat menilai lebih objektif dalam menilai mereka kemudian mengetahui karakter dan tingkah laku mereka di masyarakat sebagai anggota sosial masyarakat untuk menghindari konflik yang besar dan luas guna mewujudkan masyarakat yang aman dan damai yang merupakan modal terbesar pembangunan nasional berikutnya
10
1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah di dalam penulisan penelitian, peneliti menggunakan standar APA (American Psychology Association) Style. Dan di dalam sistematika penulisan ini penulis membaginya menjadi beberapa bab dan subbab agar lebih teratur dan tersistematis dengan baik. Sistematika penulisannya sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan
:
Latar
belakang
,pembatasan
dan
masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan Bab 2 Kajian Teori
: Definisi toleransi, asas toleransi beragama,
faktor-faktor
mempengaruhi beragama.
yang
toleransi
Pengertian
makna
hidup, dimensi makna hidup serta karakteristik
individu
yang
memiliki
kebermaknaan
hidup,
metode
menemukan
makna
hidup, Bab 3 Metode Penelitian
:
Pendekatan
dan
metode
penelitian, populasi, sampel dan teknik
pengambilan
sampel,
11
teknik
pengumpulan
data,
metode pengolahan data. BAB 4 Hasil Penelitian
: Gambaran umum responden, hubungan antara makna hidup dengan toleransi beragama pada jamaah salafy atau wahhabi
BAB 5 Kesimpulan
: Kesimpulan, diskusi, dan saran.
12
BAB 2 KAJIAN TEORI
Untuk memperjelas penelitian ini dibutuhkan teori yang sesuai dengan judul penelitian guna mendukung penelitian yang ilmiah. Dan sebagai berikut teori yang ada :
2.1 Toleransi Beragama 2.1.1 Definisi toleransi beragama Toleransi terhadap sesuatu mengandung pengertian bahwa setiap individu secara pasti tidak menyukai sesuatu tetapi dalam derajat ketidaksukaan individu tersebut harus tahan terhadap sesuatu. Terkadang istilah toleransi lebih bermakna kasar. Orang yang bersahabat dikatakan sebagai toleran apabila ia tidak membedakan ras, warna kulit, atau keyakinan. Dia tidak hanya tahan terhadap perbedaan tetapi secara umum menerima adanya perbedaan tersebut (Allport, 1954). Allport memberikan batasan yang sederhana terhadap istilah toleransi sebagai berikut :
“term to express the friendly and trustfull attitude that one person may have toward another. Regardless of the groups to which either belongs” (Allport, 1954).
13
Berdasarkan batasan yang diberikan Allport maka istilah toleransi mempunyai pengertian suatu sikap yang bersahabat dan penuh percaya dari seseorang terhadap orang lain yang tidak memperdulikan pada kelompok mana mereka berasal. Manifestasi toleransi ini adalah sikap mau menerima orang lain. Sehingga toleransi beragama adalah suatu sikap seseorang yang menerima kehadiran orang lain yang berlainan agama dengan dirinya dan menghormati keyakinannya meskipun ia tidak menyetujuinya. Kemudian
Abdullah bin Nuh (Hasyim, 1979)
dalam
kamus-barunya menjelaskan pengertian toleransi berasal dari bahasa tolerare yang berarti bersifat menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berpendapat lain dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan agama. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Hasyim, 1979) mengungkapkan bahwa pengertian toleransi yaitu sifat atau sikap menenggang
(menghargai,
membiarkan,
membolehkan)
pendirian
pandapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri. Sedangkan Hasyim memberikan makna tasamuh yang berarti bersikap lapang dada dan saling menghormati. Dalam pengertiannya membiarkan kerukunan hidup bukan berarti mengintegrasikan akidah ajaran suatu agama dengan lainnya (sinkretisme). Tetapi kerukunan hidup beragama adaah saling menghormati, bertoleransi, tepo seliro dalam kehidupan bermasyarakat.(Hasyim, 1979).
14
Selanjutnya Allport (1954) membagi menjadi 6 macam bentuk toleransi berdasarkan uraian bab tolerant personality, yaitu : 1. Conformity tolerance. Toleransi terjadi karena suatu masyarakat memberikan standar, aturan, atau kode etik tertentu yang mengatur toleransi. Mereka menjadi toleran karena berusaha conform dengan peraturan yang ada. 2. Character conditioning tolerance. Berbeda dengan yang pertama, toleransi bentuk ini terjadi karena seseorang mengembangkan suatu bentuk positif organisasi kepribadian yang berfungsi penuh arti dalam totalitas kepribadiannya. Orang-orang ini memiliki penghargaan positif terhadap orang lain, siapapun ia,
mereka
mempunyai pandangan terhadap dunia yang positif. 3. Millitant tolerance. Orang seperti ini berjuang menentang tindakan yang menujukkan intoleransi. Mereka adalah orang-orang yang intoleran dengan intoleransi. 4. Passive tolerance. Tipe ini adalah orang-orang yang berusaha mencari perdamaian dan mengusahakan jalan damai terhadap segenap tindakan intoleransi. Langkah-langkah yang mereka ambil dalam menghadapi permasalahan intoleransi adalah dengan cara menghasilkan suatu perdamaian bagi seluruh pihak 5. Liberalism tolerance. Tipe ini adalah orang-orang yang kritis terhadap status quo, mereka menginginkan perubahan sosial yang cepat.
Berkaitan
dengan
toleransi.
Orang
yang
toleran
15
menginginkan adanya perubahan yang revolusioner terhadap keadaan masyarakat yang dilihatnya sebagai intoleransi Dalam pengertian politis, radikalisme
6. Radicalism tolerance.
hamper bermakna sama dengan liberalisme, perbedaannya hanyalah
dalam
segi
intensitasnya
yang
lebih
tinggi
dari
liberalisme. Orang-orang yang toleran melakukan kritik yang radikalisme
(mengakar)
terhadap
keadaan-keadaan
yang
dianggapnya tidak toleran.
Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa toleransi agama adalah proses penghormatan, penghargaan, penerimaan atas keyakinan atau kepercayaan
atau agama yang berbeda tanpa memperlakukan
diskriminasi kemanusiaan baik hak dan kewajiban di masyarakat dengan alasan agama atau keyakinan berTuhan yang berbeda.
2.1.2 Aspek–aspek toleransi Yang dimaksud dengan aspek-aspek toleransi disini ialah suatu sikap atau tindakan yang merupakan dasar bagi terwujudnya toleransi tersebut, khususnya toleransi antar umat beragama (Jamrah, 1986). Adapun aspek toleransi tersebut antara lain ialah : 1. Dialog antar umat beragama Adapun yang dimaksud dengan dialog antar umat beragama adalah pembicaraan yang mendalam, suatu keterbukaan antar umat
16
beragama. Dalam suasana ini, kiranya dialog antar beragama sangat penting dan harus selalu diadakan, untuk menuju toleransi, sehingga tercipta rukun dan damai antar umat beragama tersebut. Dengan dialog, setiap umat beragama membuka diri bagi pandangan yang berbeda-beda dengan tetap diharapkan agar setiap umat beragama sadar bahwa tidak selamanya perbedaan menuju kepada permusuhan. 2. Kerja sama kemasyarakatan Kerja sama atau tolong menolong adalah suatu dasar umum bagi semua masyarakat. Sehubungan dengan toleransi antar umat beragama maka kerjasama ini adalah suatu dasar bago terwujudnya toleransi tersebut. Bila kerja sama ini terbina dengan baik kiranya bisa digambarkan bahwa toleransi akan terwujud. Melalui kerjasama sosial kemasyarakatan, rasa saling ketergantungan, rasa keakraban dan persaudaraan serta rasa saling hormat antar umat beragama dapat dipupuk dengan baik sehingga dalam menghadapi persoalan-persoalan agamis yang serba berbeda itu, akan terwujud pula sikap toleransi. Hasyim mengemukakan beberapa segi toleransi (Hasyim, 1979) yaitu : 1. Mengakui hak setiap orang, yakni mengakui hak asasi manusia pada umumnya yang telah disepakati bersama 2. Menghormati keyakinan orang lain, yakni memberikan penghargaan dan kesantunan dalam memahami keyakinan yang berbeda
17
3. Setuju dalam perbedaan, yakni menerima perbedaan baik dalam keyakinan maupun pendapat dalam kemasyarakatan 4. Saling pengertian, yakni saling menerima dan memahami apa yang ada pada masing – masing keyakinan 5. Kesadaran dan Kejujuran yakni upaya diri dalam melihat realitas sosial yang ada bahwa mengakui dengan jujur bahwa ada perbedaan yang nyata pada keyakinan dan kemasyarakatan Manusia sebagai individu memiliki kebebasan penuh dalam pendirian, berkeyakinan, berpikir, dan bertindak. Setiap individu harus mengakui dan menghormati agama lain, karena semua itu adalah azas toleransi. Kerukunan hidup antar umat beragama bukan saja terciptanya kedamaian semu, tetapi harus diarahkan kepada keharmonisan hubungan dalam dinamika pergaulan dan kehidupan masyarakat yang saling menguatkan serta diikat oleh sikap saling mengendalikan diri, saling menghormati, kebebasan orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Dengan adanya kesadaran beragama dan sikap toleransi terhadap umat lain akan tercipta suatu kondisi hidup yang rukun dalam bermasyarakat. Toleransi berjalan baik, keadaan menjadi aman dan tenteram bila kedua pihak saling pengertian atau tenggang rasa. Rasanya semua agama menghendaki hal ini, akan tetapi bila bertepuk tangan maka yang terjadi setelah kegelisahan, kecurigaan dan sulit mendapat kerukunan (Jamrah, 1986).
18
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi beragama Allport (1954) banyak menjelaskan faktor yang mempengaruhi toleransi pada diri seseorang merupakan hasil dari interaksi faktor yang mempunyai arah yang sama, yang secara garis besar dapat digolongkan kedalam tiga faktor utama yaitu : 1. Awal kehidupan Orang-orang toleran yang dilahirkan dan dibesarkan dengan atmosfir yang positif. Mereka merasa diterima, dicintai oleh keluarganya terlepas apapun yang mereka lakukan. Mereka dibesarkan dlam suasana yang penuh dengan perlindungan bukan dengan suasana yang penuh ancaman. Mereka mempunyai sikap yang lugas dalam beragama terhadap
orang
tuanya.
Mereka
mampu
menanganinya
secara
memuaskan tanpa harus tertekan ataupun mereka menjadi pencari kesalahan orang lain. Keluwesan mental terbaik pada orang toleran adalah tampil pada penolakkannya terhadap logika dua sisi (abu-abu). Di sekolah, orang-orang toleran tidaklah terpaku harus membuat sesuatu secar persis, sesuai urutan,interaksi atau penjelasan sebelum mereka melakukan tugas atau pekerjaan tertentu. Mereka mampu toleran terhadap hal-hal yang kabur, mereka tidak menuntut kejelasan dan kestrukturan sesuatu.Mereka mempunyai toleransi yang sukup tinggi terhadap frustasi. Mereka tidak mudah panik dalam keadaan terancam, dan tidak menampakkan konflik. Bila ada kekeliruan, mereka tidak secara
19
langsung menyalahkan orang lain, sebaliknya dirinya sendiri meskipun ia tidak akan terjatuh. 2. Pendidikan Toleransi adalah tanda intelegen, sementara overkategorisasi proyeksi, salah penempatan adalah tanda kebodohan. Meskipun demikian masih dipertanyakan apakah pendidikan tinggi secara otomatis membuat orang menjadi toleran. Pendidikan yang tinggi mengurangi perasaan tidak aman (insecurity) dan kecemasan pada seseorang. Pendidikan membuata seseorang melihat keadaanya masyarakatnya sebagai suatu keseluruhan dan memandang bahwa kemakmuran suatu kelompok berkaitan dengan seluruh kelompok yang ada. Allport menjelaskan, berdasarkan penelitian bahwa pengetahuan tidaklah membuahkan toleransi. Demikian pula pendidikan tidak mempunyai hubungan erat dengan sikap seseorang. Pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan akan mengingkatkan rasa ama lebih mempertinggi kebiasaan orang untuk bersikap kritis. Akan tetapi ini pun lebih berupa hasil dari latihan khusus dalam masalah antar budaya yang diperoleh pada tahun-tahun sebelum sekolah, kecil sekali yang disebabkan oleh latihan-latihan di kampus. Meskipun
pendidikan,
khususnya
pendidikan
antar
budaya,
menghasilkan toleransi. Hal ini tidak berlangsung begitu saja. Korelasi keduanya memang cukup menarik, meskipun tidak bermakna. Allport sendiri mempunyai sikap yang tidak setuju terhadap pernyataan, “The whole problema prejudice is a matter of education” (Allport, 1954).
20
3. Kemampuan empati Kemampuan empati atau the ability to size up people atau disebut sebagai intelegensi sosial atau kepekaan sosial. Orang yang toleran lebih akurat dalam menentukan kepribadian orang lain, mereka mempunyai kemampuan menempatkan diri pada keadaan orang lain. Mereka peka terhadap prasangka pemikiran orang lain.
2.2 Makna Hidup 2.2.1 Pengertian tentang makna hidup Dalam kamus psikologi, makna (meaning) dalam James P Chaplin (2006) mempunyai arti : 1) Sesuatu yang dimaksudkan atau diharapkan, 2) Sesuatu yang menunjukkan satu istilah atau simbol tertentu. Dengan demikian makna hidup adalah sesuatu yang dimaksudkan atau diharapkan dalam hidup yang menunjukan satu istilah atau simbol tertentu dalam hidup Makna hidup, yakni nilai-nilai yang dianggap penting dan sangat berarti bagi kehidupan seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan dapat mengarahkan kegiatan-kegiatannya (Bastaman, 2007). Makna hidup adalah sesuatu yang dianggap penting, benar, dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang. Bastaman (2007). Makna hidup menurut Frankl (dalam Bastaman, 2007) harus dilihat sebagai sesuatu yang sangat subjektif karena berkaitan
21
dengan hubungan individu dengan pengalaman hidupnya. Frankl juga mengemukakan bahwa keberhasilan dicapai dengan jalan berusaha mempertahankan dan mengembangkan kehendak untuk hidup secara bermakna (the will to meaning) meskipun mengalami penderitaan yang luar biasa. Frankl mengembangkan logaoterapi, yaitu corak psikologi yang dilandasi oleh filsafat hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya dimensi kerohanian disamping dimensi ragawai dan dimensi kejiwaan (termasuk dimensi sosal). Frankl beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih hidup bermakna (the meaningful life). Frankl memusatkan perhatiannya pada makna hidup dan pada upaya manusia untuk mencari makna hidup tersebut. Frankl percaya bahwa perjuangan individu untuk menemukan makna hidup adalah motivator utama orang tersebut.
Itulah yang menyebabkan Frankl
menyebutnya sebagai keinginan untuk mencari makna hidup, yang sangat berbeda dengan pleasure principle (prinsip untuk mencari kesenangan atau lazim dikenal dengann keinginan untuk mencari kesenangan) yang merupakan dasar dari aliran psikoanalisa Freud dan juga berbeda dengan will to power (keinginan untuk mencari kekuasaan), dasar dari aliran psikologi Adler yang memusatkan perhatian pada striving for superiority (perjuangan untuk mencari keunggulan). (Frankl, 2004). Jadi inti dari makna hidup adalah pandangan bahwa menjalani hidup dimaksudkan
22
untuk suatu tujuan tertentu. Motivasi utama dari manusaia adalah untuk menemukan tujuan itu, makna hidup (Abidin, 2007) .
Menurut
Yalom
(dalam
Bastaman,
2007)
makna
hidup
menunjukkan bahwa didalamnya terkandung juga tujuan hidup, Frankl mengajarkan bahwa manusia harus dipandang sebagai satu kesatuan raga-jiwa-rohani yang tidak terpisahkan. Adapun inti dari ajaran logoterapi dirumuskan sebagai berikut (Fabry dalam Bastaman, 2007) : 1. Hidup bermakna dalam kondisi apa pun 2. Kita memiliki “kehendak hidup bermakna” dan menjadi individu yang bahagia hanya ketika kita merasa telah terpenuhinya 3. Kita memiliki kebebasan dengan segala keterbatasannya untuk memenuhi makna hidup kita. Makna
hidup
memiliki
wawasan
mengenai
manusia
yang
berlandaskan tiga pilar filosofis yang satu dengan lainnya erat hubungan dan saling menunjang, yaitu kebebasan berkehendak (freedom to will), kehendak hidup bermakna (will to meaning), dan makan hidup (meaning of life). (Frankl dalam Bastaman, 2007). Berkaitan dengan aktualisasi diri (self actualization), Frankl menyatakan bila aktualisasi diri dijadikan sebagai target langsung maka akan membuahkan kegagalan pribadi. Manusia mungkin hanya dapat mengaktualisasikan dirinya melalui seberapa ia meraih suatu makna atau seberapa luas ia menemukan manusia lainnya. Aktualisasi diri ini dicapai dengan kemampuan transendensi diri. Pandangan tersebut manusia menurut logoterapi
23
berdasarkan ketiga asumsi tersebut antara satu dengan lainnya saling berkaitan erat (koeswara, 1987) yaitu : a. Kebebasan berkendak (the freedom of will) Manusia tidak dapat bebas dari pengaruh kondisi biologis, psikologis, sosiologis, dan kesejahteraan, akan tetapi yang demikian itu manusia tetap memiliki kebebasan untuk mengambil sikap atau bebas memilih respon guna menghadapi kondisi eksternal yang mempengaruhi hidupnya. Ia memandang bahwa kebebasan itu terbatas dan menuntut seseorang bertanggungjawab atas kebebasannya. b. Kehendak untuk hidup bermakna (the will to meaning) Kehendak akan makna merupakan motivasi besar yang menjadi penggerak utama dari kepribadian manusia dan memiliki kekuatan besar sehingga
mampu
mengarahkan
motivasi-motivasi
lainnya.
Dalam
bertingkah laku, manusia mengarahkan apa yang ingin dicapainya dalam hidup yaitu makna. Kebutuhan akan makna lebih tepat daripada dorongan akan makna. Menurut Frankl (dalam Koeswara, 1987) istilah ini menunjukkan bahwa makna berada diluar manusia dan manusia dapat menerima atau menolaknya. Makna dan nilai-nilai adalah hal yang harus dicapai bukanlah dorongan. Makna dan nilai-nilai hidup lebih bersifat mernarik dan menawarkan manusia untuk memenuhinya
24
c. Kebermaknaan hidup (the meaning of life) Keinginan utama pada manusia adalah makna. Manusia memiliki kapasitas untuk menemukan makna hidup, bahkan dalam keadaaan menderita atau diambang kematian. Frankl menyatakan bahwa makna akan ditemukan pada setiap orang. Makna memiliki kualitas objektif sebagai sesuatu yang ditemukan (discovered) dan bukan sesuatu yang diciptakan atau dihasilkan. Frankl (dalam Bastaman 2007) membagi dua peringkat makna hidup yaitu makna hidup paripurna (the ultimate meaning) dan makna hidup pribadi (the personal meaning). Makna hidup paripurna bersifat universal dan mutlak serta dapat dijadikan makna pribadi. Namun bagi orang-orang non agamis (atheis) dan kurang apresiasinya dengan agama kurang terhadap Tuhan mungkin menganggap bahwa alam semesta, ekosistem, pandangan falsafah dan ideology tertentu dianggap memiliki nilai,tujuan-tujuan yang jelas.. Kemudian bagi orang beragama Tuhan merupakan perwujudan tuntunannya berbeda dengan makna hidup paripurna yang universal mutlak, maka makna hidup pribadi bersifat unik, personal, dan spesifik yang berbeda-beda untuk setiap orang dan berbeda dari waktu ke waktu (Bastaman, 2007). Kemudian Bastaman (2007) membagi kehidupan yang bermakna menjadi dua jenis penghayatannya yaitu :
25
1 Penghayatan hidup bermakna Penghayatan hidup bermakna merupakan gerbang menuju ke arah kepuasan dan kebahagian hidup (Bastaman, 2007). Mereka benar-benar menghayati bahwa hidup dan kehidupan mereka bermakna, mereka menjalankan keseharian dengan semangat dan gairah hidup serta tanggung jawab serta merencanakan tujuan-tujuan yang jelas. Sikap tabah ditunjukkanya ketika keadaan sulit dan tidak menyenangkan dihadapinya karena mereka sadar bahwa dalam keadaan bagaimanapun ada makna dan hikmah, karena mereka menyakini bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam keadaan kehidupan itu sendiri betapapun buruknya keadaan yang dihadapinya. 2. Penghayatan hidup tak bermakna Tidak disadarinya bahwa dalam kehidupan begitu banyak makna hidup potensial yang dapat ditemukan dan dikembangkan pemicu penghayatan hidup tak bermakna. Menghayati
menjadi
hidup tanpa
makna menimbulkan suatu neurosis yang disebut dengan neurosis menurut logoterapi adalah keadaan tanpa makna. Neurosis diantaranya adalah frustasi eksistensial dimana dalam kehidupan kehendak untuk bermakna sebagai motif manusia mungkin saja tidak terpenuhi, antara lain karena ketidakmampuan melihat bahwa dalam kehidupan itu sendiri terkandung makna hidup yang potensial sifatnya ayng perlu disadari dan ditemukan. Keadaaan ini menimbulkan semacam frustasi yang disebut existential frustation yang umumnya diliputi penghayatan tanpa makna
26
“meaningless” (Bastaman, 2007). Frustasi eksistensial ini gejala-gejalanya tidak terungkap secara eksplisit dalam penghayatan kebosanan dan apatis. Neurositis yang ditimbulkan frustasi ini dalam logoterapi disebut neruosis noogenik. Gejala-gejalanya tersebut biasanya serba bosan, kehilangan minat dan inisatif, kehilangan arti dan tujuan hidup, gairah kerja menurun. Tak jarang pula penderita neruosis ini menggugat atas kelahirannya ke dunia ini. Ia sering berpikir bahwa bunuh diri merupakan jalan keluar terbaik untuk lepas dari penghayatan tak bermakna tetapi untuk hal itu ia merasa ngeri, takut dan tidak siap untuk mati (Bastaman, 2007) Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa makna hidup adalah suatu proses aktualisasi individu yang memiliki motivasi eksistensi diri
yang
menghasilkan nilai – nilai hidup yang dianggap penting atau berarti baik dalam keadaan senang maupun sulit ataupun dalam keadaan yang terarah maupun tidak terarah guna eksistensi individu tersebut
2.2.2 Dimensi makna hidup serta karakteristik individu yang memiliki kebermaknaan Bastaman (2007) menemukan beragam komponen dan secara umum semuanya dapat dikategorikan dalam empat dimensi yaitu : 1. Dimensi personal. Unsur-unsur yang merupakan dimensi personal adalah:
27
a. Pemahaman diri (self insight), yaitu meningkatkan kesadaran atas buruknya kondisi diri apda saat ini dan keinginan kuat untuk melakukan perubahan ke arah kondisi yang lebih baik. b. Pengubahan sikap (changing attitude) dari yang semuala tidak tepat menjadi lebih tepat dalam menghadapi masalah, kondisi hidup dan musibah yang tak terelakan. 2. Dimensi sosial. Unsur dimensi sosial (social support), yakni hadirnya seseorang atau sejumlah orang yang akrab, dapat dipercaya dan selalu bersedia memberikan bantuan pada saat yang dibutuhkan 3. Dimensi nilai. Adapun unsur-unsur dimensi nilai meliputi : a. Makna hidup (the meaning of life). Yakni niali-nilai penting dan sangat berarti bagi kehidupan berarti seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup yang harus dipenuhi dan mengarah kegiatan-kegiatannya. b. Kegiatan terarah (directred activities). Yakni upaya-upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja berupaya pengembangan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, keterampilan) yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang tercapainya makna serta tujuan hidup c. Keikatan diri (self commitment), terhadap makna hidup yang ditemukan dan tujuan yang ditetapkan. 4. Dimensi Spiritual. Meski Frankl (dalam Bastaman, 2007) tidak memaksudkan sebagai unsur keberagamaan namun Bastaman
28
menemukan keimanan (faith) sebagai dasar dari kehidupan beragama adalah saalah satu dimensi dalam makna hidup. Unsur-unsur tersebut ternyata bila disimak dan direnungkan secara mendalam ternyata merupakan kehendak, sikap, sifat dan tindakan khas insani yakni, pribadi pada dasarnya mengoptimalisasi keunggulan-keunggulan dan meminimalkan kelemahan-kelemahan pribadi. Dengan demikian dilihat dari segi dimensi-dimensinya dapat diungkap melalui sebuah prinsip, yaitu keberhasilan mengembangkan penghayatan hidup bermakna dilakukan dengan jalan menyadari dan mengaktualisasikan potensi kualitas-kualitas insani. Ada dimensi-dimensi yang tidak disadari meski dimensi ini satu-satunya dimensi yang kasat mata yakni dimensi ragawi dan menggambarkan eksistensi manusia sebagai uniter biopsikososial spiritual (Bastaman, 2007). Selanjutnya karakteristik atau ciri-ciri individu yang memiliki kebermaknaan hidup menurut Crumbaugh dan Maholick (Paloutzian, 1981) karakteristik individu yang memiliki kebermaknaan hidup adalah : a. Memiliki tujuan yang jelas yaitu manusia memiliki tujuan atau arah hidup (directred life) berupa kegiatan atau pencapaian citacita atau keinginan sebagai upaya yang dilakukan secara sadar dan sengaja sebagai upaya mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, keterampilan) yang positif serta pemanfaatan relasi antar pribadi untuk menunjang tercapainya makna serta tujuan hidup (Bastaman, 2007)
29
b. Memiliki perasaan yang bahagia yakni individu yang memiliki atau
mendapatkan kebahagiaan dari apa yang diusahakan
dengan kegiatan yang bermakna sesuai ucapan William S Sahakian
“Dengan
bermakna seseorang
melibatkan
diri
dlam
kegiatan
yang
akan menikmati kebahagiaan sebagai
hasil sampingan” (Bastaman, 2007) c. Memiliki rasa tanggung jawab maksudnya manusia menyadari tanggung jawabnya terhadap manusia lain yang menunggunya atau terhadap hati nuraninya atau terhadap pekerjaan yang belum selesai sehingga dia tidak akan mengabaikan hidupnya (Frankl, 2004) d. Mampu melihat alasan untuk tetap eksis sesuai dengan perkataan Nietzsche “he who has a why to live for can bear with almost any how” (Dia yang memiliki alasan untuk hidup , bisa menghadapi keadaan apa pun) (Frankl, 2004) e. Memiliki kontrol diri yakni manusia memiliki pilihan dalam bertindak walaupun didalam keadaan terburuk manusia masih bisa melestarikan sisa-sisa kebebasan spriritual, kebebasan berpikir mereka, meskipun mereka berada dalam kondisi mental dan fisik yang sangat tertekan (Frankl, 2004) f. Tidak merasa cemas akan kematian yaitu keyakinan akan kehidupan yang tidak kekal karena Frankl mengatakan hal – hal yang menghapuskan makna hidup manusia bukan saja
30
penderitaan tetapi juga kematian, jadi ketidakkekalan hidup kita tidak membuat hidup itu tidak bermakna, sehingga dapat mengubah ketidakkekalan hidup menjadi dorongan untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab (Frankl, 2004)
2.2.3 Metode menemukan makna hidup Selanjutnya metode menemukan makna hidup, Bastaman (2007) menyederhanakan dan memodifikasi metode logo analisis di dalam menemukan makna hidup sebagai berikut : 1. Pemahaman pribadi Metode pertama dimaksudkan sebagai suatu metode untuk memediasi dan membantu seseorang untuk memperluas dan mendalami aspek kepribadian dan corak kehidupannya. Metode ini secara rinci memberikan manfaat-manfaat seperti mengenali diri, menyadari keinginan dan memahami kebutuhan yang mendasari keiniginan tersebut dan merumuskan secara nyata keingianan tersebut dengan merealiasai rencana-rencana. 2. Bertindak positif Bertindak positif sebagai kelanjutan dan berpikir positif dengan tujuan sebagai pembiasaan positif untuk memberikan dampak yang positif pula 3. Pengakraban hubungan
31
Dimensi sosial merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dan eksistensi manusia, hakikat manusia adalah perbedaan dalam suatu kebersamaan. Dan itu jelas bahwa hubungan keakraban manusia merupakan asas dan sebagai salah satu sumber makna hidup manusia. 4. Pendalaman tri nilai Wujud dari pendalaman tri nilai yakni bertopeng pada sumber makna hidup sebagai suatu nilai agar dipahami secara sungguh-sungguh. Pendalaman tri nilai keratif, pendalaman nilai-nilai penghayatan, pendalaman nilai-nilai bersikap 5. Ibadah Dilakukan secara khidmat atau khusyu’ dapat memunculkan perasaan tenteram, mantap dan tabah.
Selanjutnya, sumber sumber makna hidup yang menjadi titik awal dari kebermaknaan hidup adalah (Bastaman, 2007). Nilai-nilai tersebut meliputi : 1) Nilai-nilai kreatif, tercermin pada saat seseorang melakukan karya, karsa, dan cipta serta melakukan tugas dan kewajiban sebaikbaiknya. 2) Nilai-nilai penghayatan, yaitu apa yang diperoleh atau dihayati seseorang dari hidup. Ini tercermin pada upaya seseorang dalam
32
meyakini
serta
menghayati
nilai-nilai
tertentu
seperti
nilai
keindahan, kebenaran, kebajikan, dan lain sebagainya. Selain itu nilai-nilai penghayatan tercermin saat saling memberi kasih antar sesamanya. 3) Nilai-nilai bersikap. Nilai ini dikembangkan oleh seseorang agar ia mampu mengambil sikap yang tepat terhdap keadaan dan penderitaan yang tidak dapat dielakan lagi, setelah segala upaya yang dilakukan secara maksimal dan ternyata tidak berhasil mengatasinya. 2.3 Salafi Salaf secara bahasa artinya terdahulu sedangkan Salafi adalah penisbatan atau penamaan diri terhadap cara memahami beragama Islam pada masa Sahabat, Tabiin, Tabiut Tabiin (Assidawi, 2007) yang menyeru pada : a. Kembali pada Al Quran dan Assunnah dengan pemahaman para Shalafusshaleh b. Memurnikan syariat Islam dari segala bentuk syirik, Bidah, dan pemikiran sesat c. Membina kaum muslimin dengan ajaran Islam yang benar dan beramal dengannya
33
2.3.1 Karakateristik salafi Adapun untuk penelitian ini peneliti mengambil pemahaman Salafi yang di bawa oleh Muhammad Bin Abdul Wahhab yang bermahzab Imam Hambali.sedangkan orang-orang yang mengikuti jalan pemahaman agama beliau disebut dengan Wahabi. Adapun karakter Wahabi sebagai berikut (dalam Assidawi, 2007) : 1. Anti bidah dalam agama, menjauhkan syirik, khurafat serta pemikiran sesat 2. Mudah menyesatkan dan mengkafirkan kaum muslimin, serta mudah mengharamkan sesuatu 3. Menghancurkan kubah-kubah di atas kuburan serta melarang berdoa di depan kuburan 4. Membenci filsafat dan tasawuf serta hanya mengakui hukum Islam satu-satunya hukum yang patut diikuti 5. Menghindari
terjadinya
itjihad
yang
bersumber kepada alquran dan assunnah
tidak
34
2.4 Kerangka Berfikir Untuk mengetahui proses hubungan makna hidup dan toleransi beragama peneliti mengambil teori makna hidup atau logoterapi dari Viktor Frankl
yang
menyatakan logoterapi lebih memusatkan perhatian pada
masa depan, atau pada pencaharian makna hidup yang harus dilakukan seseorang di masa depannya. Frankl dengan wawasan -
wawasannya
mengenai dimensi spiritual , makna hidup paripurna, rasa keagamaan yang tidak disadari dan transendensi diri tentu saja perlu berbicara mengenai agama dan teologi. Sekalipun Frankl penganut yang taat dan wawasan, asas-asas dan dan teori-teori Logoterapi yang dianggap sejalan dengan nilai-nilai agama (Bastaman, 2007). Sejalan dengan psikologi transpersonal yang menunjukkan bahwa di luar alam kesadaran biasa terdapat ragam dimensi lain yang luar biasa potensialnya seperti pengalaman spriritual, pengalaman
mistik,
ekstasi,
keagamaan (Bastaman, 2005).
parapsikologi
dan
praktek
–
praktek
Sama halnya dengan fokus pencarían
makna usaha manusia menemukan makna dalam kehidupan merupakan kekuatan pendorong yang utama pada manusia.
Frankl menyatakan
diantara sekian banyak kehendak manusia yang terpenting adalah kehendak untuk bermakna. Setiap manusia
secara alamiah memiliki
keinginan untuk bermakna. Ia ingin selalu memberi makna kepada setiap hal yang ada didalam dirinya . bermakna adalah keinginan manusia yang alamiah
(Bagustakwin,
2007)
Berkaitan
dengan
eksistensi,
Frankl
menggunakan kata eksistensi untuk menjelaskan 2 hal, yaitu : (1) berkaitan
35
dengan eksistensi itu sendiri. (2). Makna kongkrit dalam eksistensi diri yang dalam logoterapi manusia yang paling hakiki adalah pandangan bahwa manusia mempunyai dimensi ruhani atau spiritual. Pandangan logoterapi, manusia yang paling hakiki adalah manusia yang memiliki dimensi ruhani atau spiritual, atau dimensi neotic, disamping dimensi fisik dan dimensi psikologis. Ketiganya satu Kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan bukan satu unit kepingan yang dapat terurai dalam diri manusia. Adanaya ketiga dimensi tersebut berpengaruh besar terhadap kebebasan yang hakiki.
Dalam
psikis,
manusia
mampu
lebih
luwes,
tetapi
dapat
dimanipulasi. Hanya dalam dimensi spirituallah manusia menemukan kebebasan sebagai manusia. (Frankl, 2004). Sebagai salah satu sarana untuk mencari makna bagi kaum beragama yang mengakui adanya Tuhan, maka sudah seharusnya tiaptiap pengikutnya benar-benar meyakini (menghayati secara mendalam) dan menjalankan apa-apa yang diyakini dengan sebaik mungkin. Namun pemaknaan agama tersebut hendaklah melihat situasi dan kondisi di lingkungan sekitar sebagai upaya penyesuaian diri sebagai pribadi yang melihat realita sosial yang ada atas idealisme yang dimiliki di dalam memaknakan keberagamaanya. Apalagi Indonesia adalah bangsa yang pluralis dalam keyakinan, jadi pemaknaan atas keyakinan tersebut tidaklah menganggu kehidupan beragama di masyarakat, oleh sebab itu sangatlah urgen adanya toleransi sebagai salah satu upaya nyata dalam menata masyarakat yang madani dan pluralis sebagai landasan awal
36
menuju negara yang sejahtera baik secara materi maupun spiritual yang sesuai dengan cita-cita luhur UUD 1945 dan Pancasila. Seseorang dikatakan memiliki toleransi, apabila ia memiliki sikap : menahan diri, tenggang rasa, lapang dada, menghormati terhadap orang yang berbeda pendapat atau pandangan atau agama (Hasyim, 1979). Islam agama yang rahmatan lil alamin dan agama mayoritas di dunia. Sebagaimana setiap agama yang lainnya, Islam juga memiliki aliran atau sekte atau sempalan, dan aliran yang menjadi subjek peneltian ini adalah Salafy atau Wahhabi (penamaan ini dinisbatkan atau disandarkan kepada Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab). Stigma dunia dan sejarah yang ada mengenai sekte atau aliran adalah bahwa aliran ini dianggap puritan, tekstual kuno, dan serta banyak melakukan tindakan yang membahayakan toleransi di Indonesia. Namun yang aneh perkembangan ajaran Salafi sampai saat ini, telah sampai ke Indonesia yang penduduk agama Islamnya berpaham ahlu sunnah wal jamaah. Dimana penduduknya mayoritas bersifat konservatif, toleran dan senang berdialog, fleksibel. Dengan kondisi demikian akan sangatlah banyak perbedaan-perbedaan yang dapat memicu konflik agama apalagi Indonesia adalah Negara kesatuan bukan Negara agama, dimana Pancasila dan UUD 1945 adalah sebagai landasan utama dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tindakan penyesatan, perusakkan, teror atas nama agama, dan. Dengan
37
pemikiran tersebutlah peneliti ingin mengetahui hubungan antara makna hidup dengan toleransi beragama pada jamaah Salafy atau wahhabi.
Bagan Kerangka Berpikir
Makna Hidup
2.5
Toleransi Beragama
Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah : H1
: Ada hubungan yang signifikan antara Makna Hidup dengan toleransi beragama pada jamaah Salafy atau Wahhabi
Ho
: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Makna Hidup dengan toleransi beragama pada jamaah Salafy atau Wahhabi
38
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan Kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang informasinya atau data-datanya dikelola dengan statistik. Hipótesis pada penelitian diuji dengan menggunakan teknik-teknik statistik (Kountur, 2007). Sedangkan, menurut Azwar (2005) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipótesis nihil. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian kuantitatif merupakan sampel besar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif dengan jenis penelitian Korelasional. Menurut Gay (Sevilla, et al., 1993) metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipótesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok statu
39
penelitian. Sedangkan penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam satu populasi (Sevilla, et al., 1993). Menurut Azwar (2005), penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan serentak dalam kondisi yang realistik. Studi korelasional memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai taraf hubungan yang terjadi, bukan mengenai ada tidaknya efek variabel satu terhadap yang lain.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Identifikasi variabel Variabel penelitian terdiri atas variabel 1 yaitu makna hidup sedangkan untuk variabel 2 adalah toleransi beragama
3.2.2 Definisi konseptual variabel 1.
Makna hidup
Variabel makna hidup, yakni nilai-nilai yang dianggap penting dan sangat berarti bagi kehidupan seseorang yang berfungsi sebagai tujuan hidup
40
yang harus dipenuhi dan dapat mengarahkan kegiatan-kegiatannya (Bastaman, 2007). 2.
Toleransi beragama
Variabel toleransi beragama yaitu bersifat menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang lain berpendapat lain dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan agama (Hasyim, 1979).
3.2.2 Definisi operasional variabel 1. Makna hidup Definisi operasional variabel makna hidup adalah skor yang diperoleh dari jamaah Salafy tentang proses aktualisasi Individu yang memiliki motivasi eksistensi diri yang menghasilkan nilai-nilai hidup yang dianggap penting atau berarti baik dalam keadaan senang maupun sulit. yang akan diteliti terdiri dari 6 sub-variabel yaitu : (1) Memiliki tujuan yang jelas, (2)Memiliki perasaan yang bahagia, (3) Memiliki rasa tanggung jawab, (4)Mampu melihat alasan untuk tetap eksis, (5) Memiliki kontrol diri, (6)Tidak merasa cemas akan kematian
2. Toleransi beragama Definisi operasional variabel toleransi beragama adalah skor yang diperoleh dari jamaah Salafy tentang proses penghormatan, penghargaan, penerimaan atas keyakinan atau kepercayaan atau agama yang berbeda
41
tanpa memperlakukan diskriminasi kemanusiaan baik hak dan kewajiban di masyarakat dengan alasan agama yang berbeda. Indikatornya terdiri: (1) Mengakui hak dan kewajiban setiap orang, (2) Menghormati alam pikiran orang lain, (3) Tolong menolong dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Peneliti sengaja mempersingkat 5 variabel menjadi 3 variabel yakni dengan mengakui hak setiap orang dan saling pengertian menjadi mengakui hak dan kewajiban setiap orang, kemudian menghormati keyakinan orang lain menjadi menghormati alam pikiran orang lain, selanjutnya setuju dalam perbedaan, kesadaran sosial dan kejujuran peneliti wujudkan dalam bentuk tolong menolong dan mampu bekerja sama dengan orang lain. Dengan demikian 3 indikator ini sengaja untuk mempermudah penelitian yang ada dengan maksud yang sama
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti (Kountur, 2007). Sebagai suatu populasi, kelompok subjek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain (Azwar, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jamaah
kajian di
Masjid Amar Maruf di Bekasi tepatnya dekat Departemen sosial kota Bekasi dengan status aktif terus mengaji. Populasi terbagi kedalam 2 kelompok atau unit, yaitu jamaah ikhwan (pria) dan jamaah akhwat
42
(wanita). Populasi yang terpilih sebagai sampel penelitian adalah jamaah sebanyak 80 orang. selain dan ini didasarkan atas seijin ustadz untuk menggunakan jam kajian untuk penelitian dan meminta ijin setiap jamaah setelah kajian selesai juga
3.3.2 Sampel Menurut Ferguson sebagaimana dalam Sevilla, et al., 1993, sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Gay (dalam Sevilla, et al., 1993) menawarkan beberapa ukuran minimum yang dapat diterima berdasarkan tipe penelitian. Untuk metode korelasional, jumlah sampel minimum adalah 30 subjek. Sedangkan menurut Arikunto (2002), jumlah sampel minimal yang dapat diambil adalah 10 – 15 % dari jumlah populasi. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 jamaah Ikhwan (pria) dan 15 jamaah akhwat (perempuan) sehingga total sampel adalah 30 orang jamaah Salafi di masjid Amar Maruf
3.3.3 Teknik sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu
dimana setiap subjek dari responden yang ada
berdasarkan ciri-ciri atau sifat yang sesuai demgam karakteristik subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti diungkapkan oleh Gay (1976), dimana semua anggota atau subjek penelitian tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel
43
dilakukan
berdasarkan
pertimbangan
yang
ada
karena
dalam
pelaksanaannya digunakan pertimbangan hal-hal tertentu yang dikenakan dalam sub-kelompok (Sevilla, 1993). Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Jamaah Salafy Ikhwan (pria) atau Akhwat (perempuam) yang aktif mengikuti kajian lebih dari 1 tahun 2. Dengan rentang usia 17 – 35 tahun 3. Subjek berpendidikan minimal lulusan SMP atau sederajat karena diduga dengan pendidikan tersebut Subjek dirasa mampu untuk membaca dan memahami instruksi yang terdapat dalam kuesioner penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Metode dan instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan angket dengan model skala Likert sebagai alat pengumpulan data. Dalam penelitian ini terdapat dua skala yaitu skala makna hidup dan skala toleransi beragama. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan kuisioner, yaitu sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, sikapnya terhadap sesuatu, atau hal-hal yang diketahuinya. Dalam model skala Likert terdapat 5 (lima) kategori jawaban dan masing-masing kategori ini memiliki nilai tertentu. Namun dalam penelitian
44
ini skala yang digunakan hanya ada 4 kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS), sedangkan Ragu-Ragu (R) tidak digunakan. Menurut Sevilla, et al., (1993) banyak peneliti yang memberikan penekanan pada kecenderungan responden untuk “mengamankan” dan menempatkan jawaban ereka ditengah sebagai angka netral. Hal ini disebut pengaruh “kecenderungan sentral”. Individu yang mempunyai kecenderungan tersebut selalu menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrim. Dengan demikian, peneliti memutuskan untuk tidak menggunakan kategori jawaban yang bersifat netral atau RaguRagu (R) untuk mendorong responden memutuskan jawaban yang bersifat positif atau negatif. Adapun penilaian skala Likert dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 . Kategori Jawaban Skala Likert JAWABAN SS S TS STS
FAVOURABLE 4 3 2 1
UNFAVOURABLE 1 2 3 4
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1) Skala Makna Hidup. Skala ini disusun peneliti mengacu pada teori Craumbaugh dan Maholick. Dimana dalam penelitian ini aspek-aspek yang digunakan terdiri dari 6 (enam) aspek, yaitu : memiliki tujuan yang jelas,memiliki perasaan yang bahagia,memiliki rasa tanggung
45
jawab,mampu melihat alasan untuk tetap eksis,memiliki kontrol diri, dan tidak merasa cemas akan kematian
Skala ini disusun menggunakan skala Likert yang terdiri dari sejumlah pernyataan. Distribusi pernyataan-pernyataan ini dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Blue Print Skala Makna Hidup VARIABEL 1) 2)
MAKNA HIDUP
3) 4) 5) 6)
ASPEK Memiliki tujuan yang jelas Memiliki perasaan yang bahagia Memiliki rasa tanggung jawab Mampu melihat alasan untuk tetap eksis Memiliki kontrol diri Tidak merasa cemas akan kematian Jumlah
F 1,9,25,28
UF 4,8,14,34
JUMLAH 8
19, 23,31,40
6,15,26,3 5
8
2,10,22
17,29,30,
6
3,37,39
5,24,32
6
13,16,18
11,21,38
6
7,20,33
12,27,36
6
20
20
40
2) Skala toleransi beragama. Skala ini disusun peneliti mengacu pada teori yang dikembangkan Allport (1954) tentang tolerant personality dan hasil rumusan Umar Hasyim (1979), yaitu : mengakui hak dan kewajiban orang lain, menghormati alam pikiran dan status orang
46
lain, dan tolong menolong serta mau bekerja sama dengan orang lain. Berikut ini adalah blue print toleransi beragama
Tabel 3.3 Blue Print Skala Toleransi Beragama VARIABEL
ASPEK F UF 1) Mengakui hak 1,2,13,14,25 7,8,19,20,33 ,26, ,34, dan kewajiban orang lain TOLERANSI 2) Menghormati 3,4,15,16,27 9,10,21,22,3 BERAGAMA ,28,29,30 5,36,37,38 alam pikiran dan status orang lain 5,6,17,18 11,12,23,24, 3) Tolong ,31,32 39,40 menolong dan mau bekerja sama dengan orang lain Jumlah
20
20
JUMLAH 12
16
12
40
3.4.2 Hasil uji instrumen penelitian 1. Instrumen makna hidup Berdasarkan hasil uji coba terhadap 40 item dalam instrumen ini, maka terdapat 37 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Sedangkan 3 item lainnya tidak valid yakni 28,33, 38. Semua item yang valid digunakan untuk penelitian. Adapun nomor-nomor item yang digunakan yaitu: Berikut ini adalah blue print revisi skala makna hidup
47
Tabel 3.4. Blue Print Revisi Skala Makna Hidup VARIABEL
MAKNA HIDUP
ASPEK 1) Memiliki tujuan yang jelas 2) Memiliki perasaan yang bahagia 3) Memiliki rasa tanggung jawab 4) Mampu melihat alasan untuk tetap eksis 5) Memiliki kontrol diri 6) Tidak merasa cemas akan kematian 10 Jumlah
F 1,2,
UF 11,12
JUMLAH 4
3, 4
13, 14
4
5,6
15, 16
4
7,8
17, 18
4
9
19
2
10
20
2
10
20
Uji realibilitas skala makna hidup ini menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji realibilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,954 dimana menurut Guilford (Kuncono,2004) hasil tersebut sangat reliabel.
Tabel 3.5. Kaidah Reliabilitas Guilford KRITERIA SANGAT RELIABEL RELIABEL CUKUP RELIABEL KURANG RELIABEL TIDAK RELIABEL
KOEFISIEN RELIABILITAS > 0.9 0.7 – 0.9 0.4 – 0.7 0.2 – 0.4 < 0.2
48
2. Instrumen toleransi beragama Berdasarkan hasil uji coba terhadap 40 item dalam instrumen ini, maka terdapat 37 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Sedangkan 3 item lainnya tidak valid yakni 12, 14, 19. Semua item yang valid digunakan untuk penelitian. Adapun nomor-nomor item yang digunakan berikut ini adalah blue print revisi skala toleransi beragama.
Tabel 3.6. Blue Print Revisi Skala Toleransi Beragama VARIABEL
TOLERANSI BERAGAMA
ASPEK
F
UF
JUMLAH
1). Mengakui hak dan kewajiban orang lain 2). Menghormati alam pikiran dan status orang lain 3). Tolong menolong dan mau bekerja sama dengan orang lain
1,2,3,4
11,12,13,14
8
5,6,7
15,16,17
6
8,9,10
18,19,20
6
Jumlah
10
10
20
49
Uji realibilitas skala toleransi beragama ini menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji realibilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,964 dimana menurut Guilford (Kuncono,2004) hasil tersebut sangat reliabel.
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Data Pengolahan data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi : 1. Statistik Deskriptif, digunakan untuk mengolah gambaran umum subjek. 2. Analisa Alpha-Cronbach, yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data dengan menggunakan SPSS 17 3. Analisa Shaphiro Wilk, yang digunakan untuk menguji kenormalan distribusi data yang menggunakan SPSS 17 4. Levene,s test yang digunakan untuk menguji kehomogenan data sample.yang menggunakan SPSS 17 5. Korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto, 2006), yang digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen yang menggunakan SPSS 17
3.6 Prosedur Penelitian 1. Persiapan Pada tahap awal dilakukan perumusan masalah dan menentukan variabel yang akan diteliti. Kemudian melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel
50
penelitian. Tahap persiapan dilanjutkan dengan penyusunan skala makna hidup dan skala toleransi beragama berdasarkan teori. Kemudian melakukan try out terhadap skala makna hidup dan skala toleransi beragama. 2. Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 07 Maret 2010. Dalam menyebarkan kuesioner, peneliti secara langsung mendatangi subjek ke sekolah yang telah ditentukan. Sebelumnya peneliti telah melakukan konfirmasi dengan para panitia kajian untuk meminta kesediaan menjadi tempat penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pengambilan data dengan memberikan instrumen yang telah disiapkan kepada subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Pengolahan data Pada tahap ini hasil nilai dari pengisian skala dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisa dan dibuat laporannya.
51
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Responden Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan usia 1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 2 orang (6,67 %) berpendidikan SMP , 3 orang (10 %) berpendidikan S1, 5 orang (16,67 %) berpendidikan D3, 20 orang (66,67 %) berpendidikan SMA. Berikut ini adalah tabel distribusi jenis kelamin responden.
Tabel 4.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 15 15 30
Persentase 50 % 50 % 100%
2 Gambaran responden berdasarkan tingkat pendidikan Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 2 orang (6,67 %) berpendidikan SMP , 3 orang (10 %) berpendidikan S1, 5 orang (16,67 %) berpendidikan D3, 20 orang (66,67 %) berpendidikan SMA. Berikut ini adalah tabel distribusi jenis kelamin responden.
52
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan SMP SMA/SMK D3 S1 Total
Frekuensi 2 20 5 3 30
Persentase 6,67 % 66,67 % 16,67 % 10 % 100%
3 Gambaran Responden Berdasarkan Usia Dari 30 responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (6,67 %) berusia 17 tahun dan 4 orang (13,34 %) berusia 20 tahun, 2 orang (6,67 %) berusia 22 tahun 5 orang (6,67 %) berusia 23 tahun 2 orang (6,67 %) berusia 24 tahun 5 orang (6,67 %) berusia 25 tahun 6 orang (6,67 %) berusia 27 tahun2 orang (6,67 %) berusia 30 tahun Berikut ini adalah tabel distribusi usia responden.
Tabel 4.3 Distribusi Usia Responden Usia 17 Tahun 20 Tahun 22 Tahun 23 Tahun 24 Tahun 25 Tahun 27 Tahun 30 Tahun Total
Frekuensi 4 4 2 5 2 5 6 2 30
Persentase 13% 13,33% 6,67% 16,67% 6,67% 16,67% 20% 6,67% 100%
53
4.2 Uji Persyaratan 4.2.1 Uji reliabilitas makna hidup Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .950
.954
N of Items 40
Dengan skor yang diperoleh melalui spss 17 Uji realibilitas skala makna hidup ini menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji realibilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,954 dimana menurut Guilford (Kuncono,2004) hasil tersebut sangat reliabel. 4.2.2 Uji reliabilitas toleransi beragama Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.961
.964
N of Items 40
Dengan skor yang diperoleh melalui spss 17 Uji realibilitas skala makna hidup ini menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji realibilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,964 dimana menurut Guilford (Kuncono,2004) hasil tersebut sangat reliabel
4.2.3. Uji normalitas Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil
54
suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan (Kuncono, 2005). Dengan demikian, analisis statistik yang pertama kali harus dilakukan dalam rangka analisis data adalah analisis data statistik berupa uji normalitas. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk, hal ini disebabkan karena jumlah responden yang dijadikan sample penelitian kurang dari 100 (Kuncono, 2005). Berikut ini gambaran uji normalitas keluaran SPSS versi 17.0.
Tabel 4.4 Uji normalitas
Makna Hidup Toleransi Beragama
Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.
Shapiro-Wilk Statistic Df
Sig.
.099 .157
.951 .960
.180 .302
30 30
.200* .059
30 30
Hasil uji normalitas data pada makna hidup diperoleh angka probabilitas sebesar 0,180 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,180> 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean 67.333 dan standar deviasi (SD) sebesar 6.38605 Berikut ini gambar scatterplot keluaran SPSS versi 17.0.
55
Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel makna hidup berada disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian, data tersebut dapat dikatakan normal. Sedangkan pada skala toleransi agama hasil uji normalitas data diperoleh angka probabilitas sebesar 0,302 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,302 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, dengan mean 64.7333 dan standar deviasi (SD) sebesar 6.53866. Berikut ini gambar scatterplot keluaran SPSS versi 17.0.
56
Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel toleransi beragama berada disekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian, data tersebut dapat dikatakan normal
4.2.4. Uji homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini peneliti menguji tingkat homogenitas data berdasarkan Jenis Kelamin yang ada yaitu Ikhwan (I) dan Akhwat (A), dan uji homogenitas dilakukan dengan Levene’s test. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah :
57
Ho
= Varians data kelompok bersifat homogen
H1
= Varians data kelompok bersifat tidak homogen
Pengambilan keputusan homogen atau tidaknya data dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai p hitung dengan p α (0.05 / 0.01). Jika p > p α (0.05 / 0.01) maka variansi pada setiap kelompok adalah sama atau homogen, dan sebaliknya jika p < p α (0.05 / 0.01) maka variansi pada setiap kelompok dapat dikatakan tidak sama atau tidak homogen (Kuncono, 2005). Sedangkan dalam penelitian ini diperoleh hasil perhitungan berdasarkan SPSS versi 17.0. sebagai berikut:
Tabel 4.5. Tes Homogenitas Varians Test of Homogeneity of Variance
Makna Hidup
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Based on Mean
.094
1
28
.762
Based on Median
.095
1
28
.760
Based on Median and with .095 adjusted df
1
28.000
.760
Based on trimmed mean
1
28
.770
.087
Karena variabel yang diuji (makna hidup) berskala interval, maka pengujian berbasis mean dapat dilakukan (Kuncono, 2005).
Dari data
tersebut didapat jumlah p pada based on mean sebesar 0.762 dengan demikian p (0.762) > p α (0.05 / 0.01) sehingga Ho diterima dan H1 ditolak atau varians data kelompok bersifat homogen.
58
4.3
Hasil Penelitian
4.3.1 Kategori umum makna hidup Tabel 4.6 Kategorisasi Umum Makna Hidup Kategori
Nilai
Jumlah
Prosentase
Tinggi Rendah Total
69– 80 57 – 68
13 17 30
43.33 % 56.67 % 100 %
Dari data yang diperoleh jumlah orang yang dikategorikan memiliki makna hidup yang tinggi sejumlah 13 orang (43.33%) sementara jumlah orang yang dikategorikan memiliki makna hidup yang rendah sejumlah 17 orang (56.67%) yang berarti dari total yang ada dapat diperoleh informasi bahwa lebih banyak para jamaah Salafi memiliki skor yang rendah dalam variabel makna hidup 4.3.2 Kategori umum toleransi beragama Tabel 4.7 Kategorisasi Umum Toleransi Beragama Kategori
Nilai
Jumlah
Prosentase
Tinggi Rendah Total
65 – 78 51 – 64
22 8 30
73.33 % 26.67 % 100 %
Dari data yang diperoleh jumlah orang yang dikategorikan memiliki toleransi beragama yang tinggi sejumlah 22 orang (73.33%) sementara jumlah orang yang dikategorikan memiliki toleransi yang rendah sejumlah 8 orang (26.67%) yang berarti dari total yang ada
dapat diperoleh
59
informasi bahwa lebih banyak para jamaah Salafi memiliki skor yang tinggi dalam variabel toleransi beragama.
4.4 Analisa Penelitian Berdasarkan perhitungan analisa statistik deskriptif yang dilakukan menggunakan program SPSS versi 17.0. diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
makna hidup
30
23.00
57.00
80.00
67.3333
6.38605
toleransi beragama
30
27.00
51.00
78.00
64.7333
6.53866
Dari tabel statistik deskriptif diatas, dapat diketauhi bahwa mean dari variabel makna hidup adalah 67.3333 dengan standar deviasi sebesar 6.38605. Sedangkan, mean dari variabel toleransi beragama adalah 64.7333 dengan standar deviasi sebesar 6.53866.
60
Berdasarkan perhitungan analisa statistik korelasi yang dilakukan menggunakan program SPSS versi 17. Sebagai berikut :
Correlations makna_hidup makna_hidup
Pearson Correlation
toleransi_beragama 1
Sig. (2-tailed) N toleransi_beragama
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.887** .000
30
30
.887**
1
.000 30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari tabel nilai koefisien di atas dapat diketahui bahwa nilai korelasi (r hitung) antara variabel makna hidup dengan toleransi beragama menunjukkan angka 0.887 dan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0,169 . Dengan demikian, nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel yang berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara makna hidup dengan toleransi beragama atau H1 diterima dan H0 ditolak
4.5 Analisa Tambahan Untuk melengkapi data yang data peneliti menyajikan pula perbedaan nilai berdasarkan kategori sebelumnya seperti jenis kelamin, pendidikan dan usia dengan menghubungkan variabel penelitian yakni makna hidup dan toleransi beragama sebagai berikut :
61
4.5.1 Perbedaan makna hidup berdasarkan jenis kelamin One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t Ikhwan Akhwat
df
40.397 39.633
Sig. (2-tailed) 14 14
Mean Difference
.000 .000
Lower
67.46667 67.26667
Upper
63.8847 63.6264
71.0487 70.9069
Berdasarkan data yang ada antara ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan) menunjukkan bahwa Mean Difference dari ikhwan sedikit lebih tinggi dibanding akhwat yakni sebesar 67.46667 dan akhwat sebesar 67.26667. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini makna hidup laki-laki lebih tinggi daripada wanita
4.5.2 Perbedaan makna hidup berdasarkan pendidikan One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T SMP SMA D3 S1
16.556 42.040 49.571 74.459
df
Sig. (2-tailed) 1 19 4 2
.038 .000 .000 .000
Mean Difference 74.50000 66.35000 69.40000 65.66667
Lower 17.3221 63.0467 65.5130 61.8721
Upper 131.6779 69.6533 73.2870 69.4612
Berdasarkan data yang ada pada tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Mean Difference dari tingkat pendidikan di temukan bahwa tingkat SMP tertinggi diantara yang lain yakni sebesar 74.50000 dan yang terendah pada tingkat S1 yakni sebesar 65.66667. Dengan demikian dapat
62
diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini makna hidup pada pendidikan SMP dan pendidikan S1 terendah dibanding yang lainnya.
4.5.3 Perbedaan makna hidup berdasarkan usia One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T 17 tahun 20 tahun 22 tahun 23 tahun 25 tahun 27 tahun 30 tahun
df
33.563 18.044 119.000 26.994 51.387 47.083 133.000
Sig. (2-tailed) 3 3 1 4 4 5 1
Mean Difference
.000 .000 .005 .000 .000 .000 .005
76.75000 69.25000 59.50000 61.20000 65.00000 68.50000 66.50000
Lower
Upper
69.4726 57.0362 53.1469 54.9054 61.4880 64.7601 60.1469
84.0274 81.4638 65.8531 67.4946 68.5120 72.2399 72.8531
Berdasarkan data yang ada pada jenjang usia menunjukkan bahwa Mean Difference dari tingkat usia di temukan bahwa usia 17 memperoleh skor tertinggi diantara yang lain yakni sebesar 76.75000 dan skor yang terendah pada usia 22 tahun yakni sebesar 59.50000. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini makna hidup pada usia 17 tahun tertinggi, sementara terendah pada usia 22 tahun dibanding yang lainnya. 4.5.4 Perbedaan toleransi beragama berdasarkan jenis kelamin One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T Ikhwan Akhwat
33.964 42.982
df
Sig. (2-tailed) 14 14
.000 .000
Mean Difference 64.80000 64.66667
Lower 60.7080 61.4399
Upper 68.8920 67.8935
63
Berdasarkan data yang ada antara ikhwan (laki-laki) dan akhwat (perempuan) menunjukkan bahwa Mean Difference dari ikhwan sedikit lebih tinggi dibanding akhwat yakni sebesar 64.80000 dan akhwat sebesar 64.66667. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini toleransi beragama laki-laki lebih tinggi daripada wanita
4.5.5 Perbedaan toleransi beragama berdasarkan pendidikan One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T SMP SMA D3 S1
75.000 40.475 69.660 29.784
df
Sig. (2-tailed) 1 19 4 2
.008 .000 .000 .001
Mean Difference 75.00000 64.15000 64.60000 62.00000
Lower
Upper
62.2938 60.8327 62.0252 53.0433
Berdasarkan data yang ada pada tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Mean Difference dari tingkat pendidikan di temukan bahwa tingkat SMP tertinggi diantara yang lain yakni sebesar 75.00000 dan yang terendah pada tingkat S1 yakni sebesar 62.00000. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini tingkat toleransi beragama pada pendidikan SMP tertinggi, sementara terendah pada S1 dibanding yang lainnya.
87.7062 67.4673 67.1748 70.9567
64
4.5.6 Perbedaan toleransi beragama berdasarkan usia One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t 17 tahun 20 tahun 22 tahun 23 tahun 24 tahun 25 tahun 27tahun 30 tahun
df
93.081 28.938 23.000 27.585 33.000 34.122 66.246 17.857
Sig. (2-tailed) 3 3 1 4 1 4 5 1
.000 .000 .028 .000 .019 .000 .000 .036
Mean Difference 76.00000 68.25000 57.50000 57.60000 66.00000 64.20000 64.00000 62.50000
Lower 73.4015 60.7442 25.7345 51.8026 40.5876 58.9761 61.5166 18.0283
Berdasarkan data yang ada pada jenjang usia menunjukkan bahwa Mean Difference dari tingkat usia di temukan bahwa usia 17 memperoleh skor tertinggi diantara yang lain yakni sebesar 76.00000 dan skor yang terendah pada usia 22 tahun yakni sebesar 57.50000. Dengan demikian dapat diperoleh kesimpulan bahwa dari penelitian ini toleranai beragama pada usia 17 tahun tertinggi, sementara terendah pada usia 22 tahun dibanding yang lainnya.
Upper 78.5985 75.7558 89.2655 63.3974 91.4124 69.4239 66.4834 106.9717
65
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
5.1
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dikemukakan kesimpulan bahwa
dan
interpretasi
data
dapat
terdapat hubungan yang signifikan
antara makna hidup dengan toleransi beragama pada Jamaah Salafy. Dari hasil penelitian yang ada ditemukan perbedaan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan dan usia. Berdasarkan perbedaan jenis kelamin diperoleh kesimpulan bahwa laki-laki (ikhwan) memiliki makna hidup dan toleransi
beragama
lebih
tinggi
dibanding
perempuan
(akhwat).
Berdasarkan tingkat pendidikan, subjek dengan tingkat pendidikan SMP memiliki makna hidup dan toleransi beragama tertinggi dibanding lainnya dan terendah pada subjek dengan tingkat pendidikan S1. Sementara itu dari perbedaan usia yang ada diperoleh kesimpulan bahwa subjek dengan usia 17 tahun tertinggi dalam memiliki makna hidup dan toleransi beragama dibanding usia yang lainnya, dan terendah pada subjek dengan usia 22 tahun pada makna hidup dan toleransi beragama.
5.2
Diskusi Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara makna
hidup dengan toleransi beragama pada kalangan jamaah salafy. Adapun hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang signifikan antara
66
makna hidup dengan toleransi beragama. Sumber meaning menurut WONG dalam Wiebe, 2001(www.rumahbelajarpsikologi.com)
adalah
sebagai berikut yakni Achievement atau pencapaian prestasi, Relationship (perilaku dan keahlian dalam menjalin hubungan dengan orang lain), Religion (keyakinan pada kekuatan yang lebih besar dan hubungan personal dengan Tuhan, Self –Transcendence (fokus nilai dalam melayani orang lain), Self Acceptence (memperlakukan diri dengan baik dan kemampuan untuk mengintegrasikan kesalahan di masa lalu dan keterbatasan diri dalam menjalani kehidupan saat ini dan cita-cita di masa depan)
Intimacy
(fokus
terhadap
keluarga
dan
hubungan
yang
dekat/intim), Fair Treatment (bagaimana seseorang diperlakukan dan dihormati dalam lingkungan sosialnya) dan Fulfillment (perasaan terpenuhi dan rasa puas atau senang) Dengan demikian Bilamana terjadi suatu kejadian atau peristiwa buruk, personal meaning diyakini dapat membantu memunculkan kebangkitan diri individu dari keadaan yang tidak diinginkan. Frankl dalam Wiebe,
2001(www.rumahbelajarpsikologi.com)
berkeyakinan
bahwa
meaningfulness (kebermaknaan) dalam hidup, berhubungan dengan self esteem yang tinggi dan perilaku yang murah hati terhadap orang lain, sehingga toleransi adalah bentuk kemurahan hati seseorang dalam memandang
perbedaan
keyakinan
sedangkan
meaningless
(ketidakbermaknaan) dalam hidup berasosiasi dengan ketidakpedulian atau melepaskan diri (disengagement) sehingga bisa menyebabkan
67
ketidakpedulian pada orang lain. Umumnya keberagamaan melibatkan komponen emosional yang melekat dengan pengalaman religius atau spiritual. Banyak orang menyimpulkan bahwa jantung agama dan spiritualitas
ditemukan
dalam
pengalaman
religius
emosional.
Pengalaman religius dapat berupa sesuatu yang lembut seperti perasaan nyaman dan aman saat menjalankan ibadah, atau mungkin juga penemuan terang spiritual. Berbagai penelitian menemukan bahwa perubahan religius dapat mengubah sikap, tujuan, perasaan, perilaku, makna
hidup,
dan
juga
meningkatkan
emosi
positif.
(cybermed.cbn.net.id) sehingga toleransi adalah bentuk pengalaman emosi positif seseorang dalam beragama kepada yang berbeda keyakinannya. Menurut
Battista
dan
Almond
(www.rumahbelajarpsikologi.com)
toleransi terhadap sistem kepercayaan yang memunculkan struktur bagi perkembangan personal meaning adalah tanda penting dalam perspektif relativitas ini. Dalam penelitiannya tersebut, Battista dan Almond menemukan 3 hal yang biasa ditemukan yang berhubungan dengan personal meaning, yaitu ; 1. Orang yang percaya bahwa hidupnya bermakna , secara positif pasti meyakini konsep-konsep tertentu, seperti humanistik, religiusitas, atau idiosyncratic yang berhubungan dengan makna kehidupan.
68
2. Konsep
meaning
yang
mereka
yakini,
memunculkan
kekonsistensian mereka untuk mencapai arah dan tujuan hidup mereka. 3. Orang yang percaya bahwa hidup mereka bermakna , entah hidup mereka sudah bermakna atau mereka yang masih berusaha mencapai tujuan hidupnya. Dalam proses mencapai tujuan hidup yang mereka buat, dalam diri seseorang , akan muncul perasaan signifikan pada diri mereka sendiri dan rasa bangga terhadap kehidupan mereka. Sementara itu hasil penelitian serupa Asep Khaerul Ghani (1993) menyatakan makna hidup seseorang mempunyai hubungan yang bermakna dengan toleransi kehidupan beragamanya artinya semakin seseorang mampu menemukan makna hidupnya salah satu metodenya dengan jalan menghayati ajaran agama dengan sebenar-benarnya, ia semakin mampu mengembangkan sikap toleransi kehidupan beragama yang tinggi Dalam penelitian ini peneliti membandingkan keyakinan yang plural dan keyakinan yang piramidal berdasarkan Kratochvil yang menegaskan bahwa individu yang memiliki sistem nilai atau keyakinan parallel (plural), umumnya lebih sehat dan stabil daripada individu yang memiliki sistem nilai piramidal. Ada dua alasan yang mendasari pemikiran Kratochvil ini (www.rumahbelajarpsikologi.com), yaitu ;
69
1. Individu
yang
memiliki
sistem
nilai
paralel
lebih
mudah
menggantikan (replace) nilai miliknya yang hilang. Misalnya, seorang ibu yang berhenti berkarir, masih memiliki prestasi lain di kegiatan
sosial
dan
kesibukan
dalam
rumah
tangganya.
Sedangkan individu dengan sistem nilai piramidal, konsep keseluruhan hidupnya mudah dikacaukan (shambles). 2. Umumnya, individu yang hanya memegang satu nilai tertinggi, cenderung fanatik atau tidak dapat bertoleransi terhadap suatu situasi kehidupan. Misalnya, seorang ibu yang hidup hanya untuk anaknya, sulit untuk memahami perilaku ibu-ibu lain yang dapat menitipkan anaknya untuk pergi bekerja. Namun disisi lain kedalaman
seseorang
toleransi beragama sangat dipengaruhi dalam
memperoleh
makna
dari
keberagamaannya oleh karena itu Depth of meaning
rasa pada
seseorang menunjukkan kualitas dari pengalaman meaning individu. Apakah pengalaman meaning individu tersebut dangkal, dalam, atau hanya
sebagian.
Menurut
Reker
dan
Wong
(dalam
www.rumahbelajarpsikologi.com), terdapat empat (4) level depth yang menunjukkan tingkat meaning yang dialami individu. Keempat level depth ini dikategorikan menjadi ; self-preoccupation dengan kesenangan dan kenyamanan (level 1), pengabdian waktu dan tenaga untuk mewujudkan potensi diri (level 2), pelayanan bagi orang lain dan komitmen terhadap lingkup sosial yang lebih luas , atau
70
alasan politis (level 3), dan nilai yang menyenangkan yang melebihi arti individu dan meliputi alam semesta, dan tujuan akhir kehidupan (level 4).
5.3
Saran Berdasarkan
hasil
penelitian,
bagi
peneliti
dikemukakan
saran-saran
sebagai berikut : 1. Saran
teoritis,
selanjutnya
diharapkan
untuk
memperbanyak ragam atau karakteristik sampel, variabel, dan pendekatan penelitian sehingga didapat hasil yang lebih jelas. 2. Saran praktis, berdasarkan penelitian ini diharapkan agar : a. Setiap warga negara menghormati perbedaan keyakinan yang telah di jamin oleh pemerintah b. Setiap muslim menghormati saudara yang berbeda keyakinannya dengan etika yang di ajarkan dalam Alquran dan Assunnah c. Setiap umat beragama mampu memahami dan menghormati makna hidup beragama yang berbeda-beda baik secara individu maupun secara sosial (yang berbeda agama) d. Orang tua memberikan makna hidup yang sesuai dengan bimbingan agama yang diyakininya, karena agama mengajarkan untuk kebaikan bukan kerusakan bagi pemeluknya
71
e. Guru, Dosen, Pendidik membimbing muridnya untuk beragama tanpa merusak keyakinan beragama individu lain yang telah di jamin Pemerintah atau undang-undang dasar
72
DAFTAR PUSTAKA
As-sidawi, A.U. (1427 H). Meluruskan sejarah wahhabi. Gresik: Al furqon. Abidin, Z. (2007). Analisis eksistensial. sebuah pendekatan alternatif untuk psikologi dan psikiatri. Jakarta : Rajawali press. Allport, W.G. (1954). The nature of prejudice. Boston : The Beacon Press. Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2005). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Relajar. Azra, A. (2002). Radikalisasi salafi radikal. Jakarta : Majalah Tempo. Takwin, B.(2007). Psikologi naratif.membaca manusia sebagai kisah. Yogyakarta : Jalasutra. Bastaman,H,D.(2005). Intergrasi psikologi dengan islam. Yogyakarata : Pustaka Pelajar. Bastaman,H,D.(2007). Logoterapi. psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. Jakarta : Rajawali Press. Chaplin, J.P.(2006). Dictionary of psychology, kamus lengkap psikologi, kartini kartono (terj). Jakarta : Raja Grafindo Presada.
Frankl, V.E. (2004). Man’s Search For Meaning. Mencari makna hidup,
73
hakikat kehidupan, makna cinta,makna penderitaan. Bandung : Penerbit Nuansa. Ghani, A.K.(1993). Analisa Makna Hidup, Orientasi Religius, Dan Toleransi Kehidupan Beragama Dalam Kaitannya dengan Faktor Demografi, Frekuensi Shalat Dan Penghayatan Religius. Depok : Skripsi UI (Tidak diterbitkan). Hasyim, U.(1979). Toleransi dan kemedekaan beragama dalam islam sebagai dasar menuju dialog dan kerukunan antar agama. Surabaya : PT Bina Ilmu. Jamrah, A.S dan Thalib, M. (1986). Toleransi beragama dalam islam. Yogyakarta : Pd Hidayat. Koeswara, E. (1987). Psikologi eksistensialis (suatu pengantar). Bandung : Eresco. Kountur, R. (2005). Metode penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis. Jakarta : PPM. Kuncono. (2005). Aplikasi komputer psikologi diktat kuliah dan panduan praktikum. Jakarta : UPI YAI. Monks F.J Dkk (2002). Psikologi perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Palaotutzian, R. F. (1981). Purpose in life and value changes following conversion. USA : Journal of Personality and Social Psychology APA Volume 6 – Desember (hal 1153 -1160)
74
Sevilla, et al. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI-Press.
Internet Antoniette, M (2006). Personal Meaning. www.rumahbelajarpsikologi.com. 18 September 2006 Basya,
H
(2007).
Aliran
garis
keras
dan
puritanisme.
www.rakyataceh.com. 07 Desember 2007 Hasni, Y (2010). Ikatan pelajar Nu desak pemerintah cegah radikalisme di sekolah. www.republika.co.id 28 juli 2010 Redaksi
Republika
(2009)
Ketidakadilan
picu
terorisme.
www.republika.co.id 19 November 2009 Saidiman (2008). Rendah diri kaum wahhabi. www.islamlib.com 08 April 2009. Hadi S & Irsyad, M (2010). Akar Terorisme. www.islamlib.com. 08 April 2009.
.
DAFTAR LAMPIRAN
Reliability Makna Hidup Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
Item Statistics Mean VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020
3.1333 3.0333 3.3000 3.4000 3.3667 3.6000 3.5667 2.9000 3.1333 3.2333 3.6333 3.3000 3.1667 3.2667 3.1333 3.0333 3.3000 3.4000 3.1333 3.2000
Std. Deviation .57135 .31984 .46609 .49827 .49013 .49827 .50401 .48066 .50742 .43018 .49013 .46609 .59209 .52083 .57135 .31984 .46609 .49827 .62881 .40684
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040
3.4333 3.1333 3.2667 3.6000 3.0667 3.4333 3.4000 3.6333 3.2667 3.0333 3.3000 3.4000 3.1667 3.6000 3.5667 3.4000 3.5667 3.1000 3.0000 3.4333 .950
.50401 .34575 .63968 .49827 .63968 .50401 .67466 .49013 .44978 .31984 .46609 .49827 .53067 .49827 .50401 .49827 .50401 .54772 .37139 .50401 .954
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 40
Summary Item Statistics Mean Item Means Item Variances Inter-Item Correlations
3.301 .250 .343
Minimum 2.900 .102 -.354
Maximum 3.633 .455 1.000
Item-Total Statistics
Range .733 .353 1.354
Maximum / Minimum 1.253 4.449 -2.827
Variance .040 .006 .052
N of Items 40 40 40
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030
128.9000 129.0000 128.7333 128.6333 128.6667 128.4333 128.4667 129.1333 128.9000 128.8000 128.4000 128.7333 128.8667 128.7667 128.9000 129.0000 128.7333 128.6333 128.9000 128.8333 128.6000 128.9000 128.7667 128.4333 128.9667 128.6000 128.6333 128.4000 128.7667 129.0000
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 126.438 130.345 127.582 127.137 127.126 128.185 128.120 128.602 126.300 128.303 128.524 127.444 128.326 127.564 126.438 130.345 127.582 127.137 126.576 127.730 129.145 128.921 127.426 130.116 129.068 128.593 127.964 133.559 127.840 130.345
.646 .633 .690 .684 .697 .588 .587 .572 .746 .675 .567 .704 .476 .615 .646 .633 .690 .684 .572 .780 .495 .768 .501 .414 .385 .544 .436 .112 .691 .633
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .948 .949 .948 .948 .948 .948 .948 .948 .947 .948 .949 .948 .949 .948 .948 .949 .948 .948 .949 .947 .949 .948 .949 .950 .950 .949 .950 .951 .948 .949
VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040
128.7333 128.6333 128.8667 128.4333 128.4667 128.6333 128.4667 128.9333 129.0333 128.6000
127.582 127.137 131.085 128.185 128.120 128.171 128.120 135.651 130.585 129.145
.690 .684 .305 .588 .587 .589 .587 -.069 .512 .495
Scale Statistics Mean
Variance
132.0333
135.068
Std. Deviation
N of Items
11.62187
40
Reliability Toleransi Beragama Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.961
N of Items
.964
40
Item Statistics Mean VAR00041 VAR00042 VAR00043
3.5667 3.4333 3.1333
Std. Deviation .50401 .50401 .34575
N 30 30 30
. . . . . . . . . .
.948 .948 .950 .948 .948 .948 .948 .953 .949 .949
VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068 VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 VAR00076
3.3667 3.6000 3.2333 3.5667 3.6333 3.0333 3.3000 3.4000 3.3000 3.2000 3.2667 3.6333 3.0333 3.3000 3.3000 3.1333 3.1333 3.1333 3.2333 3.6333 3.3000 3.1333 3.0333 3.6333 3.3000 3.1667 3.2667 3.1333 3.1333 3.0333 3.3000 3.4000 3.1333
.49013 .49827 .43018 .50401 .49013 .31984 .46609 .49827 .46609 .40684 .52083 .49013 .31984 .46609 .46609 .62881 .62881 .50742 .43018 .49013 .46609 .57135 .31984 .49013 .46609 .59209 .52083 .57135 .57135 .31984 .46609 .49827 .50742
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00077 VAR00078 VAR00079 VAR00080
3.2333 3.1333 3.0333 3.5667
.43018 .57135 .31984 .50401
30 30 30 30
Summary Item Statistics Mean Item Means Item Variances Inter-Item Correlations
3.288 .233 .398
Minimum 3.033 .102 -.270
Maximum
Range
3.633 .395 1.000
Maximum / Minimum
.600 .293 1.270
Variance
1.198 3.865 -3.706
.037 .006 .053
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052
127.9333 128.0667 128.3667 128.1333 127.9000 128.2667 127.9333 127.8667 128.4667 128.2000 128.1000 128.2000
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 140.478 142.064 141.964 139.706 140.783 140.754 140.478 140.051 143.154 140.510 139.886 145.890
.595 .460 .699 .682 .576 .677 .595 .651 .600 .644 .654 .154
. . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .960 .961 .960 .959 .960 .960 .960 .960 .960 .960 .960 .962
N of Items 40 40 40
VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068 VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 VAR00076 VAR00077 VAR00078 VAR00079 VAR00080
128.3000 128.2333 127.8667 128.4667 128.2000 128.2000 128.3667 128.3667 128.3667 128.2667 127.8667 128.2000 128.3667 128.4667 127.8667 128.2000 128.3333 128.2333 128.3667 128.3667 128.4667 128.2000 128.1000 128.3667 128.2667 128.3667 128.4667 127.9333
140.493 143.564 140.051 143.154 140.510 140.510 144.171 138.102 138.516 140.754 140.051 139.338 138.447 143.154 140.051 139.338 140.782 138.944 138.447 138.447 143.154 140.510 139.886 138.516 140.754 138.447 143.154 140.478
.745 .321 .651 .600 .644 .644 .217 .632 .759 .677 .651 .753 .675 .600 .651 .753 .478 .703 .675 .675 .600 .644 .654 .759 .677 .675 .600 .595
Scale Statistics Mean 131.5000
Variance 147.845
Std. Deviation 12.15915
N of Items 40
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.959 .961 .960 .960 .960 .960 .963 .960 .959 .960 .960 .959 .960 .960 .960 .959 .961 .959 .960 .960 .960 .960 .960 .959 .960 .960 .960 .960
Uji normalitas
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Makna Hidup
.099
30
.200*
.951
30
.180
Toleransi Beragama .157
30
.059
.960
30
.302
Tes Homogenitas Varians Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Makna Hidup
Based on Mean
.094
1
28
.762
Based on Median
.095
1
28
.760
Based on Median and with .095 adjusted df
1
28.000
.760
Based on trimmed mean
1
28
.770
.087
Descriptive Statistics Mean makna_hidup toleransi_beragama
Std. Deviation
67.3333 64.7333
6.38605 6.53866
N 30 30
Correlations toleransi_beraga ma
makna_hidup makna_hidup
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N toleransi_beragama
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.887** .000
30
30
**
1
.887
.000 30
30
Correlations toleransi_beraga ma
makna_hidup makna_hidup
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
.000
N toleransi_beragama
.887**
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30
30
.887**
1
.000
N
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Try out Makna Hidup no 1 2 3 4 5 6
1 4 4 4 4 3 3
2 3 3 4 3 4 3
3 4 4 4 4 4 3
4 3 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 3
6 4 4 4 4 4 4
7 3 4 4 4 4 4
8 3 3 4 3 4 3
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 36 4 4 4
4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
37 38 39 40 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 2 4
4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4
3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4
3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3
Try Out Toleransi Beragama
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
6 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
7 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
8 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
9 10 11 12 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
28 29 30 3 6 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3
3 7 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 8 9 0 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
3 4 3 4 3 3 3 4 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
4 3 4
3 3 3
3 3 3
3 3 3
2 3 3
3 2 3
3 3 3
3 3 4
4 3 4
3 3 4
3 3 3
3 3 3
4 3 4
3 3 4
3 4 4
3 2 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
4 4 3 3 4 3
Test makna hidup paska Try out no
1 2 3 4 5
6
7
8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3
13 14 15 16 17
3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
# 19 20
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
21 4 3 3 3 3 4 4 4 3 22 4 3 3 3 4 3 4 4 3 23 4 3 3 4 4 3 4 3 3 24 4 3 3 4 4 3 4 4 3 25 4 3 3 4 4 3 4 4 3 26 4 3 3 4 4 3 4 4 3 27 3 3 3 3 4 3 3 4 3 28 3 3 3 3 4 3 3 4 3 29 4 4 3 3 4 3 4 3 3 30 3 3 3 3 4 4 3 4 3 Test Toleransi Beragama Paska Try out 21 22 23 24 25 26 27 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4
4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3
3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
T-TEST
/TESTVAL=0
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=ikhwan akhwat
T-Test Makna Hidup Notes Output Created Comments
25-Nov-2010 08:38:45
Input
Missing Value Handling
Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=ikhwan akhwat /CRITERIA=CI(.95).
Processor Time
0:00:00.015
Elapsed Time
0:00:00.050
[DataSet0] One-Sample Statistics N ikhwan akhwat
Mean 15 15
67.4667 67.2667
Std. Deviation 6.46824 6.57340
Std. Error Mean 1.67009 1.69724
/CRITERIA=CI(.95).
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t ikhwan akhwat
T-TEST
40.397 39.633
/TESTVAL=0
df
Sig. (2-tailed) 14 14
Mean Difference
.000 .000
/MISSING=ANALYSIS
67.46667 67.26667
Lower
Upper
63.8847 63.6264
71.0487 70.9069
/VARIABLES=lelaki perempuan
T-Test Toleransi berdasarkan jenis kelamin Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
25-Nov-2010 08:43:21 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
Processor Time
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=lelaki perempuan /CRITERIA=CI(.95). 0:00:00.000
/CRITERIA=CI(.95).
Notes Output Created Comments
25-Nov-2010 08:43:21
Input
Missing Value Handling
Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=lelaki perempuan /CRITERIA=CI(.95).
Processor Time
0:00:00.000
Elapsed Time
0:00:00.017
[DataSet0]
One-Sample Statistics N ikhwan akhwat
Mean 15 15
64.8000 64.6667
Std. Deviation 7.38918 5.82687
Std. Error Mean 1.90788 1.50449
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t ikhwan akhwat
33.964 42.982
df
Sig. (2-tailed) 14 14
Mean Difference
.000 .000
64.80000 64.66667
Lower
Upper
60.7080 61.4399
68.8920 67.8935
T-Test makna hidup berdasarkan pendidikan Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
25-Nov-2010 09:11:47 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=smp sma d3 s1 /CRITERIA=CI(.95).
Processor Time
0:00:00.000
Elapsed Time
0:00:00.012
[DataSet0] One-Sample Statistics N smp sma d3 s1
Mean 2 20 5 3
Std. Deviation
74.5000 66.3500 69.4000 65.6667
Std. Error Mean
6.36396 7.05822 3.13050 1.52753
4.50000 1.57827 1.40000 .88192
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t smp sma d3 s1
16.556 42.040 49.571 74.459
df
Sig. (2-tailed) 1 19 4 2
Mean Difference
.038 .000 .000 .000
74.50000 66.35000 69.40000 65.66667
Lower 17.3221 63.0467 65.5130 61.8721
Upper 131.6779 69.6533 73.2870 69.4612
T-Test toleransi berdasarkan pendidikan Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
25-Nov-2010 09:42:04 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=Smp1 Sma1 D3a S1a /CRITERIA=CI(.95).
Syntax
Resources
Processor Time
0:00:00.016
Elapsed Time
0:00:00.013
[DataSet0] One-Sample Statistics N Smp Sma D3 S1
Mean 2 20 5 3
Std. Deviation
75.0000 64.1500 64.6000 62.0000
Std. Error Mean
1.41421 7.08798 2.07364 3.60555
1.00000 1.58492 .92736 2.08167
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t Smp Sma D3 S1
df
75.000 40.475 69.660 29.784
T-TEST /TESTVAL=0 /CRITERIA=CI(.95)
Sig. (2-tailed) 1 19 4 2
Mean Difference
.008 .000 .000 .001
/MISSING=ANALYSIS
75.00000 64.15000 64.60000 62.00000
Lower 62.2938 60.8327 62.0252 53.0433
Upper 87.7062 67.4673 67.1748 70.9567
/VARIABLES=tahun17 tahun20 tahun22 tahun23 tahun24 tahun25 tahun27 tahun30
T-Test Makna Hidup Notes Output Created Comments
25-Nov-2010 10:24:28
Input
Missing Value Handling
Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing Cases Used
Syntax
Resources
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=tahun17 tahun20 tahun22 tahun23 tahun24 tahun25 tahun27 tahun30 /CRITERIA=CI(.95).
Processor Time
0:00:00.015
Elapsed Time
0:00:00.014
[DataSet0] One-Sample Statistics N tahun17 tahun20 tahun22 tahun23 tahun24
Mean 4 4 2 5 2
76.7500 69.2500 59.5000 61.2000 71.0000
Std. Deviation 4.57347 7.67572 .70711 5.06952 .00000a
Std. Error Mean 2.28674 3.83786 .50000 2.26716 .00000
tahun25 tahun27 tahun30
5 6 2
65.0000 68.5000 66.5000
2.82843 3.56371 .70711
1.26491 1.45488 .50000
a. t cannot be computed because the standard deviation is 0. One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t tahun17 tahun20 tahun22 tahun23 tahun25 tahun27 tahun30
33.563 18.044 119.000 26.994 51.387 47.083 133.000
T-TEST /TESTVAL=0 /CRITERIA=CI(.95).
df
Sig. (2-tailed) 3 3 1 4 4 5 1
Mean Difference
.000 .000 .005 .000 .000 .000 .005
/MISSING=ANALYSIS
76.75000 69.25000 59.50000 61.20000 65.00000 68.50000 66.50000
Lower
Upper
69.4726 57.0362 53.1469 54.9054 61.4880 64.7601 60.1469
84.0274 81.4638 65.8531 67.4946 68.5120 72.2399 72.8531
/VARIABLES=tahunx17 tahunx20 tahunx22 tahunx23 tahunx24 tahunx25 tahunx27 tahunx30
T-Test Toleransi beragama berdasarkan usia Notes Output Created Comments Input
Missing Value Handling
25-Nov-2010 10:29:42 Active Dataset Filter Weight Split File N of Rows in Working Data File Definition of Missing
DataSet0 <none> <none> <none> 30 User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis. T-TEST /TESTVAL=0 /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=tahunx17 tahunx20 tahunx22 tahunx23 tahunx24 tahunx25 tahunx27 tahunx30 /CRITERIA=CI(.95).
Syntax
Resources
Processor Time
0:00:00.015
Elapsed Time
0:00:00.014
[DataSet0] One-Sample Statistics N tahunx17 tahunx20 tahunx22 tahunx23 tahunx24 tahunx25 tahunx27 tahunx30
Mean 4 4 2 5 2 5 6 2
Std. Deviation
76.0000 68.2500 57.5000 57.6000 66.0000 64.2000 64.0000 62.5000
Std. Error Mean
1.63299 4.71699 3.53553 4.66905 2.82843 4.20714 2.36643 4.94975
.81650 2.35850 2.50000 2.08806 2.00000 1.88149 .96609 3.50000
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t tahunx17 tahunx20
93.081 28.938
df
Sig. (2-tailed) 3 3
.000 .000
Mean Difference 76.00000 68.25000
Lower 73.4015 60.7442
Upper 78.5985 75.7558
tahunx22 tahunx23 tahunx24 tahunx25 tahunx27 tahunx30
23.000 27.585 33.000 34.122 66.246 17.857
1 4 1 4 5 1
.028 .000 .019 .000 .000 .036
57.50000 57.60000 66.00000 64.20000 64.00000 62.50000
25.7345 51.8026 40.5876 58.9761 61.5166 18.0283
Korelasi Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
makna hidup
67.3333
6.38605
30
toleransi beragama
64.7333
6.53866
30
Correlations toleransi makna hidup makna hidup
Pearson Correlation
beragama 1
Sig. (2-tailed) N toleransi beragama
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.887** .000
30
30
.887**
1
.000 30
30
89.2655 63.3974 91.4124 69.4239 66.4834 106.9717
no
1
2
3
4
5 6
7
8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
13 14 15 16 17 # 19 20
3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
70 79 80 78 78 73 65 61 59 60 60 59 57 60 70 71 71 63 63 63 69 67 70 72 70 71 64 64 66 67 67
21 22 23 24 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
25 26 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
28 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
29 30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3
31 32 33 34 35 36 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
37 38 39 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4
40 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
makna hidup 74 76 78 76 75 68 65 65 55 60 60 55 51 59 63 68 64 60 65 62 71 63 65 65 66 66 61 61 59 66 65
toleransi 70 79 80 78 78 73 65 61 59 60 60 59 57 60 70 71 71 63 63 63 69 67 70 72 70 71 64 64 66 67
74 76 78 76 75 68 65 65 55 60 60 55 51 59 63 68 64 60 65 62 71 63 65 65 66 66 61 61 59 66
JK ikhwan akhwat ikhwan akhwat ikhwan ikhwan ikhwan akhwat ikhwan akhwat ikhwan ikhwan akhwat ikhwan ikhwan akhwat ikhwan akhwat akhwat ikhwan ikh akhwat ikhwan akhwat akhwat ikhwan akhwat ikhwan akhwat akhwat akhwat
menghormati mengakui tolong tujuan bahagia tanggung eksis 29 23 22 13 14 14 29 24 23 16 16 16 30 24 24 16 16 16 29 24 23 16 15 16 31 21 23 16 15 16 27 20 21 15 14 15 25 21 19 14 12 13 25 21 19 12 12 12 23 15 17 12 12 12 24 18 18 12 12 12 24 18 18 12 12 12 23 15 17 12 12 12 21 14 16 12 12 11 23 18 18 12 12 12 25 18 20 15 14 14 27 20 21 15 13 15 26 18 20 15 15 14 25 17 18 14 12 12 26 20 19 13 12 12 25 18 19 13 12 12 27 23 21 13 12 14 26 18 19 13 13 14 27 18 20 15 15 14 26 18 21 15 15 14 27 18 21 15 13 14 27 18 21 15 14 14 24 18 19 12 13 13 24 18 19 12 13 13 25 16 18 14 13 14 27 19 20 12 13 14
kontrol 14 16 16 16 16 16 13 12 12 12 12 12 12 12 15 15 15 13 14 14 16 15 13 15 15 15 14 14 13 15
7 7 8 7 8 7 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 7 6 6 6 6 6 6 6 6 7
tidak mati makna 8 8 8 8 7 6 7 7 5 6 6 5 5 6 6 6 6 6 6 6 7 6 7 7 7 7 6 6 6 6
ikhwan
akhwat 70 80 78 65 59 60
57 70
71 63
69 70 70
64 66 67.466667
79 78 73 61 60 59 60 71 63 63 67 72 72 64 67 67.26667
toleransi
ikhwan
akhwat
74 76 78 76 75 68 65 65 55 60 60 55 51 59 63 68 64 60 65 62 71 63 65 65 66 66 61 61 59 66 64.8 64.66667
pendidikan Smp sma d3
70 79
80 78 78 73 65 61 59 60 60 59 57 60 70 71 71 63 63 63 69 67
70 72 70 71 64
s1 pendidikan toleransi beragsmp sma D3 S1 usia makna hidup 64 74 78 65 61 4 76 76 65 59 66 4 75 66 66 67 2 68 66 5 65 61 2 65 5 55 6 60 2 60 55 51 59 63 68 64 60 65 62 71 63
17 Tahun 20 Tahun 70 78 79 73 80 65 78 61
22 Tahun 23 Tahun 24 Tahun 25 Tahun 27 Tahun 30 Tahun usia makna hidup 59 60 71 63 70 66 4 60 59 71 63 72 67 4 57 63 70 2 60 69 71 5 70 67 64 2 64 5 6 2
17 Tahun 74 76 78 76
20 Tahun 22 Tahun 23 Tahun 24 Tahun 25 Tahun 27 Tahun 30 Tahun 75 68 65 65
55 60
60 55 51 59 63
68 64
60 65 62 71 63
65 65 66 66 61 61
59 66