Prosiding Pendidikan Dokter
ISSN: 2460-657X
Hubungan antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung 1
1,2,3
Nisa Fitri Mardhotillah, 2M. Rizki Akbar, 3Agung Firmansyah Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116
Abstract: Coronary artery disease (CAD) is the most of cause of the death in developed countries and developing countries. Coronary artery disease patients usually have been impaired lipid profile (dyslipidemia) has closely linked with central obesity. Central obesity has been determined by waist circumference measurement. This research has done to determined the correlation between waist circumference and lipid profile in patients with coronary artery disease at RSUP Dr. Hasan Ssadikin Bandung. This research has been conducted by cross-sectional and analytic observational method. Obtained 80 patients which met the inclusion criteria. The result of this research shown that patients mostly have normal waist circumference less than 102cm. The measurement of lipid profile shown mostly of patients have normal total cholesterol level, normal HDL cholesterol level, normal LDL cholesterol level, and normal triglycerides level. That count is to be done by T-test Independent. The result of this research that there is no correlation between waist circumference and total cholesterol ( p = 0.984 ), HDL cholesterol ( p = 0.747 ), LDL cholesterol ( p = 0.512 ), and triglycerides ( p = 0.512 ) either in patients of groups at risk waist circumference and normal circumference. These results indicate that there is no correlation between waist circumference and lipid profile. Key Words: Waist Circumference, Lipid Profile, Coronary Heart Disease Abstrak. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di negaranegara maju maupun negara berkembang. Pasien PJK umumnya memiliki gangguan profil lipid (dislipidemia) yang berhubungan erat dengan obesitas sentral. Obesitas sentral dapat ditentukan secara antropometri, salah satunya dengan pengukuran lingkar pinggang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pasien PJK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan dengan observasional analitik menggunakan metode potong lintang. Didapatkan 80 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien memiliki lingkar pinggang kurang dari 102cm. Pemeriksaan profil lipid menunjukkan sebagian besar pasien memiliki kadar kolesterol total yang normal, kolesterol HDL yang normal, kolesterol LDL yang normal, dan trigliserida yang normal pula. Penghitungan menggunakan uji Independen T-test membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan kolesterol total (p = 0,984), kolesterol HDL (p = 0,747), kolesterol LDL(p = 0,512), maupun trigliserida (p = 0,512) baik pada pasien dengan kelompok lingkar pinggang berisiko ataupun normal. Simpulan penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pasien PJK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kata Kunci : Lingkar Pinggang, Profil Lipid, Penyakit Jantung Koroner
A.
Pendahuluan Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World Healt Organization (WHO) ada 4 penyakit tidak menular terbesar yaitu penyakit kardiovaskular (penyakit jantung koroner dan stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.1 Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian di negara-negara maju maupun negara berkembang. Di Amerika Serikat setiap tahun sebanyak 550.000 orang meninggal akibat PJK, dan di Eropa 20-40.000 orang dari 1 juta penduduk menderita PJK.2 Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian WHO di 1061
1062 |
Nisa Fitri Mardhotillah, et al.
seluruh dunia bahwa dari tahun ke tahun PJK akan mengalami peningkatan baik jangka kejadian dan tingkat kematiannya.3 Pada tahun 2008 penyakit kardiovaskuler telah membunuh 17,3 juta orang (31%) dari total semua kematian di dunia. Diperkirakan pada tahun 2030 sekitar 23,6 juta orang akan meninggal karena penyakit kardiovaskuler.4 Di Indonesia hasil survei Departemen Kesehatan RI yang menunjukkan bahwa prevalensi PJK di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, penyakit kardiovaskuler yang dalam hal ini penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian terbanyak setelah stroke dan hipertensi.1 Hasil dari Jakarta cardiovaskuler study pada tahun 2008, mencatat prevalensi infark miocard pada wanita mencapai 4,12% dan 7,6% pada pria. Angka ini jauh di atas prevalensi infark miokard pada tahun 2000, yakni hanya 1,2% saja.2 Pada orang obesitas terdapat peningkatan total lemak dalam tubuh dan obesitas di bagi menjadi dua yakni obesitas general (lemak subkutan) dan obesitas sentral (lemak visceral). Obesitas sentral merupakan penumpukan lemak yang terfokus pada bagian rongga abdominal. Obesitas sentral lebih berkaitan dengan dislipidemia dan kejadian penyakit jantung koroner.11-13 Pengukuran antropometri yang ketepatannya cukup tinggi untuk menentukan obesitas sentral dibandingkan indeks massa tubuh dan lingkar panggul adalah pengukuran lingkar pinggang. Ukuran lingkar pinggang normal pada laki-laki adalah 102 cm dan jika >102 cm maka memiliki risiko terhadap kejadian PJK.1 Pada individu dengan lingkar pinggang abnormal juga akan menunjukan terjadinya peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan penurunan kolesterol HDL. Hasil penelitian yang di lakukan oleh (Salim Mohanna, dkk) menunjukan bahwa pada lingkar pinggang normal akan menggambarkan kadar kolesterol HDL yang meningkat (normal), sedangkan pada lingkar pinggang abnormal (diatas batas normal) kolesterol HDL mengalami penurunan yang signifikan.12,13 Karena dalam hal ini pengukuran lingkar pinggang memiliki hubungan yang erat dengan profil lipid dan dapat menentukan risiko penyakit kardiovaskuler maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Antara Lingkar Pinggang dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung”. B.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Observasi Analitik dengan pendekatan potong lintang atau cross-sectional terhadap hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner. Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder, data primer diambil langsung dari pasien berupa pengukuran lingkar pinggang dan data sekunder adalah data yang diambil dari catatan rekam medis hasil pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan profil lipid pada pasien panyakit jantung koroner. Data yang telah terkumpul akan dikelompokan menjadi kategorik numerik dan dianalisis dengan menggunakan metode Independent T-Test. Kemudian data akan disajikan dalam bentuk tabel. C.
Hasil Penelitian
Variabel pasien yang dilihat pada penelitian ini adalah usia, lingkar pinggang dan profil lipid, juga hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid. Seperti Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung | 1063
dapat dilihat pada subbab dan tabel-tabel di bawah ini yang akan dijelaskan secara terperinci. Tabel 1 Rata – rata Usia Pasien PJK Usia (Tahun)
Frekuensi
%
5
6,3
15
18,8
26
32,5
24
30
10
12,5
31-40 41-50 51-60 61-70 71-80
Tabel 1 menunjukan karakteristik usia pada pasien PJK, dimana usia paling banyak pada penelitian ini adalah rentang usia antara 51-60 tahun (32,5%). Ini menujukan bahwa penyakit jantung koroner paling banyak diderita pada usia >50 tahun. Usia memegang peranan penting dalam kejadian sindrom metabolik. Dengan semakin meningkatnya usia, maka prevalensi kegemukan akan meningkat terus sampai umur 50 tahun lebih untuk laki-laki.38 Tabel 2 Frekuensi Lingkar Pinggang pasien PJK Lingkar Pinggang
Frekuensi
%
Berisiko (>102 cm)
13
16,3
Normal (≤102 cm)
67
83,7
Tabel 2 menunjukan karakteristik lingkar pinggang pada pasien PJK sebanyak 67 orang (83,7%) memiliki lingkar pinggang normal sedangkan 13 orang lainnya (16,3%) menunjukan lingkar pinggang berisiko. Tabel 3 Gambaran Rasio HDL/LDL pasien PJK Variable
Frekuensi
%
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
1064 |
Nisa Fitri Mardhotillah, et al.
Rasio HDL/LDL (+)
26
32,5
Rasio HDL/LDL (-)
54
67,5
Keterangan : Rasio HDL/LDL (+) artinya > 1:3 dan memiliki risiko PJK yang tinggi, rasio HDL/LDL (-) artinya <1:3 dan memiliki risiko PJK yang lebih rendah Tabel 3 dari jumlah rasio HDL/LDL diatas menunjukan sebagian besar pasien memiliki rasio HDL/LDL (-) yaitu sebanyak 54 orang (67,5%) dan sebagian yang lainnya memiliki rasio HDL/LDL (+). Tabel 4 Frekuensi Profil Lipid pasien PJK Variabel (mg/dl)
Frekuensi
%
61
76,3
15
18,7
4
5
30
37,5
42
52,5
8
10
25
31,3
28
35
17
21,2
6
7,5
4
5
53
66,3
15
18,7
Kolesterol Total
<200 200-239 ≥240
Kolesterol HDL
<40 40-60 >60
Kolesterol LDL
<100 100-129 130-159 160-189 ≥190
Trigliserida
<150 150-199 200-499
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung | 1065
Total
12
15
80
100
Tabel 4 menunjukan karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu pasien PJK dengan kadar kolesterol total normal terdapat 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal terdapat 53 orang (66,3%), trigliserida normal terdapat 53 orang (66,3%), dan kolesterol HDL normal 72 orang (62,5%). Meskipun sebagian besar pasien PJK memiliki nilai kolesterol HDL yang normal, namun ditemukan pasien dengan nilai kolesterol HDL yang rendah sebanyak 30 orang, kadar HDL yang rendah ini disinyalir memiliki faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Tabel 5
Uji Normalitas Antara Profil Lipid pada Kelompok Lingkar Pinggang Berisiko dan Normal
Jenis Kolesterol
Kolesterol Total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
Trigliserida
Kelompok Lingkar Pinggang
Kolmogorov Frekuensi Smirnov
Berisiko Normal
13
Berisiko Normal
13
Berisiko Normal
13
Berisiko Normal
13
Nilai p
67
67
67
67
Shapiro Wilk Nilai P 0,070
0,200 0,724 0,054 0,515 0,200 0,203 0,064
Tabel 5 Dari uji normalitas diatas, menunjukan hasil statistik dengan jumlah sampel <50 melihat nilai P pada Kolmogorov Smirnov dan jumlah sampel >50 melihat nilai P pada Shapiro Wilk , dapat dilihat bahwa seluruh data jenis kolesterol baik pada kelompok lingkar pinggang berisiko maupun yang normal mempunyai nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal, maka untuk melihat perbedaan kadar kolesterol pada kelompok lingkar pinggang (berisiko/normal) dapat dilanjutkan dengan uji Independent T-test. Tabel 6
Uji Bivariat dengan menggunakan Uji Independent T-test. Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
1066 |
Nisa Fitri Mardhotillah, et al.
Mean
Standard Deviation
p-value
174,15
40,49
0,984
174,40
42,33
42,69
6,89
43,74
11,27
118,62
43,88
118,34
37,84
148,69
59,76
135,22
68,80
Kolesterol Total
LP Berisiko LP Normal
Kolesterol HDL
LP Berisiko LP Normal
0,747
Kolesterol LDL
LP Berisiko LP Normal
0,982
Trigliserida
LP Berisiko LP Normal
0,512
Keterangan : LP = Lingkar Pinggang Tabel 6 menunjukan rata-rata kadar kolesterol total pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 174,15 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 174,40 mg/dl. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol total (nilai p = 0,984) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko. Rata-rata kadar kolesterol HDL pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 42,69 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 43,74 mg/dl. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol HDL (nilai p = 0,747) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidakberisiko. Rata-rata kadar kolesterol LDL pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 118,62 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 118,34 mg/dl. Secara statistic dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol LDL (nilai p = 0,982) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko. Rata-rata kadar trigliserida pada kelompok lingkar pinggang berisiko adalah 148,69 mg/dl, sedangkan pada kelompok lingkar pinggang tidak berisiko 135,22 mg/dl. Secara statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kadar trigliserida (nilai p = 0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan tidak berisiko.
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dengan Profil Lipid Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung | 1067
Catatan untuk tabel 6 adalah jika didapatkan perbedaan rata-rata yang bermakna bila nilai p ≤ 0,05, bila nilai p > 0,05 maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan ratarata yang bermakna secara statistik. D.
Pembahasan Pada penelitian ini, ditemukan paling banyak pasien PJK dengan rentang usia 51 – 60 tahun sebanyak 26 orang (32,5%), lalu di susul dengan rentang usia 41-50 tahun sebanyak 15 orang (18,8%), dan yang terakhir sebanyak 5 orang (6,3%) pada rentang usia 31-40 tahun. Adapun variabel yang diamati selain usia adalah lingkar pinggang dengan profil lipid. Lingkar pinggang adalah pengukuran antripometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait. Kriteria ukuran lingkar pinggang untuk kelompok laki-laki berisiko > 102 cm, dan lingkar pinggang normal ≤ 102 cm. Hasil penelitian didapatkan bahwa lingkar pinggang berisiko sebanyak 13 orang (16,3%), sedangkan lingkar pinggang normal sebanyak 67 orang (83,7%). Lingkar pinggang dapat menggambarkan komplikasi metabolik salah satunya yaitu dislipidemia. Dislipidemia adalah gangguan pada kolesterol di dalam darah diantaranya kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida (profil lipid). Karakteristik profil lipid pada pasien PJK, yaitu ditemukan paling banyak pasien PJK dengan kadar kolesterol total normal sebanyak 61 orang (76,3%), kolesterol LDL normal sebanyak 53 orang (66,3%), trigliserida normal sebanyak 53 orang (66,3%), dan kolesterol HDL normal sebanyak 72 orang (62,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini pasien PJK memiliki profil lipid yang normal. Cara lain untuk mengetahui adanya kesenjangan pada profil lipid maka dapat dilakukan penghitungan rasio kolesterol HDL/LDL yang dihitung dengan perbadingan (1) HDL : (3) LDL, jika hasil dari perhitungan tersebut positif maka disinyalir menjadi faktor risiko PJK. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa lebih banyak pasien dengan rasio HDL/LDL negatif yaitu sebanyak 54 orang dibandingkan sebaliknya. Berdasarkan hasil uji analisis bivariat, tidak ditemukan hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid. Hasil analisisnya menunjukan perbedaan rata-rata kadar kolesterol total (nilai p = 0,984) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar kolesterol HDL (nilai p = 0,747) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar kolesterol LDL (nilai p = 0,982) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, perbedaan rata-rata kadar trigliserida (nilai p = 0,512) antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal, karena dari seluruh data didapatkan memiliki nilai p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang berisiko dan normal dengan kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida (profil lipid). E.
Kesimpulan Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan profil lipid pada pasien penyakit jantung koroner antara kelompok lingkar pinggang berisiko dan normal.
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
1068 |
Nisa Fitri Mardhotillah, et al.
DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RD 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Laporan Nasional 2007. Adam, J. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing Suastika K. 2004. Metabolic Syndrome Rural Population of Bali. International Journal of Obesity and Related Metabolic Disorders Lin. W.Y., Lee, W.T., Chen, C.Y., et al. 2002. Optimal Cut-off Values For Obesity Using Simple Anthropometric Indeces to Predict Cardiovascular Risk Factors in Taiwan. Lin.W.Y., Lee,W.T.,Chen,C.Y., et al.2002.Optimal Cutt-off Values For Obesity;Using Simple Anthropometric Indeces to Predict Cardiovascular Risk Factor in Taiwan.Int Obes Relat Metab Disor. 26:1232-1238 Garrows. 2000. Obesity in Human Nutrition and Dietetics, Chuechill, Livingstone Sumber Lain : Jurnal kardiologi Indonesia, Melati R, Basuki E, Setianto B. Hubungan Antara Job Strain Dengan Terjadinya Infark Miokard Pada Pasien Pusat Jantung Nasional,http://indonesia/digitaljournals.org/index.php/karidn/article/download/ 331/327. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Akses Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Jantung Meningkat, http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=articl e&id=173:menkes-akses-masyarakat-terhadap-pelayanan-kesehatan-jantungmeningkat&catid=38:berita<emid=82, 12 November 2012 IndonesiaSociety OfHypertension, Rahajoe AU, The Collaboration In Fighting Hypertension And Its Complications Cardiologist’s Prespective, http://www.inash.or.id/article_detail.html?id=34, 12 November 2012
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)