HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Program Studi Sains Psikologi Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Ilmu Psikologi
YURAIDA ITA KURNIAWATI S 300 120 017
PROGRAM MAGISTER SAINS PSIKOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i
HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA
NASKAH PUBLIKASI Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Magister Sains Psikologi Kekhususan Psikologi Pendidikan
Oleh: YURAIDA ITA KURNIAWATI S 300 120 017
MAGISTER SAINS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 ii
Halaman Persetujuan
HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI KARIR DAN EFIKASI DIRI DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA
Diajukan oleh: YURAIDA ITA KURNIAWATI S 300 120 017
Telah Disetujui dan Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Telah disetujui oleh :
Surakarta, 17 Januari 2015 Pembimbing Utama
iii
1
RELATIONSHIP BETWEEN CAREERS INFORMATION SERVICE AND SELF EFFICACY WITH DECISION MAKING OF ADVANCED STUDY Yuraida Ita Kurniawati/S 300 120 017 Magister Sains Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta This study aims to determine the relationship between careers information service and self efficacy with decision making of advanced study. The hypothesis proposed by researchers is that there is a relationship between careers information service and self efficacy with decision making of advanced study. This type of research is a quantitative correlation with the data collection technique using a scale. The technique used to take the cluster random sampling. The subjects of the study are the students of the XII grade of Senior High School which amounts 124 students that consist of 43 boys and 81 girls. The research location is in Sukoharjo city. The data are collected with three scales, careers information service, self efficacy, and decision making of advanced study. Based on the data analysis using multiple regression analysis, there is a significant relationship between careers information service and self efficacy with decision making of advanced study. Effective contribution of careers information service and self efficacy for decision making of advanced study is 39,7 %. The result of the relationship between careers information service and self efficacy is positive to decision making of advanced study. It means, as better the careers information service and self efficacy, decision making of advanced study will increase. The implication of this study in the field of education is decision making of advanced study can be better by increasing carrers information services and self efficacy.
Keywords: Careers Information Service, Self Efficacy, Decision Making Of Advanced Study
Tugas ini dirasakan oleh para remaja
PENDAHULUAN merupakan
SMA dalam mengambil keputusan
masa transisi dari anak-anak menuju
studi lanjut sebelum memilih suatu
dewasa.
pekerjaan. Siswa melakukan proses
Masa
Ada
remaja
beberapa
tugas
perkembangan yang harus dilakukan
penentuan
seorang remaja. Salah satu tugas
alternatif yang berkaitan dengan
perkembangan pada masa remaja
studi lanjut atau pendidikan lanjutan
yang
adalah
yang lebih tinggi yakni perguruan
pemilihan pekerjaan atau karier.
tinggi untuk merencanakan masa
paling
penting
pilihan
dari
berbagai
depan. Para siswa bersaing untuk
2
mendapatkan
perguruan
tinggi
unggulan yang diharapkan nanti
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
setelah lulus segera mendapatkan
Dari hasil survei di salah satu
pekerjaan. Persaingan ketat untuk
SMA Negeri di Sukoharjo terhadap
memasuki perguruan tinggi terjadi
154 siswa kelas XII tahun ajaran
dalam berbagai jalur masuk seleksi
2013-2014 sebanyak 7,79% siswa
Perguruan
masih
Tinggi
baik
melalui
bingung
Seleksi Nasional Masuk Perguruan
perguruan
Tinggi
masih
Negeri
(SNMPTN)
undangan
maupun
jalur
Kesulitan
memilih
jurusan
jalur
tertulis.
tinggi,
bingung
dalam
memilih
19,48% dalam
siswa
memilih
jurusan apa yang akan diambil
serta
setelah lulus dari SMA dan 41,56%
menentukan sekolah atau perguruan
siswa bingung memilih perguruan
tinggi mana yang akan dipilih sering
tinggi dan jurusan.
dialami
siswa
yang
hendak
Tabel 1 Hasil survei siswa tentang pemilihan jurusan dan perguruan tinggi No Survei Jml siswa Persentase 1. Siswa masih bingung memilih perguruan tinggi 12 7,79 2. Siswa masih bingung memilih jurusan 30 19,48 3. Siswa bingung memilih perguruan tinggi dan 64 41,56 jurusan 4. Siswa sudah tahu perguruan tinggi dan jurusan 48 31,17 yang dipilih Total 154 100 Kesulitan, keragu-raguan
dalam
kebingungan,
lain, atau menunda dan menghindar
mengambil
dari tugas mengambil keputusan,
keputusan studi lanjut menjadi salah
yang
satu permasalahan yang dihadapi
pengambilan
siswa.
optimal. Tekanan yang
Lemahnya
pengambilan
dapat
mengakibatkan
keputusannya
tidak
dirasakan
keputusan karir khususnya studi
dapat
mempengaruhi
lanjut dapat menjadikan individu
aspek
kehidupan sehari-hari, cara
menyerahkan
jawab
individu mengambil keputusan akan
pengambilan keputusan pada orang
mempengaruhi caranya mengambil
tanggung
beragam
3
keputusan karir di masa depan (Gati &
Saka,
a. Pemahaman
terhadap
dunia
2001). Pengambilan
kerja, layanan yang diberikan
keputusan studi lanjut dipengaruhi
kepada siswa sehingga siswa
oleh
mampu memahami jenis-jenis
beberapa
faktor.
Faktor
biososial, faktor vokasional, prestasi
pekerjaan
individu, faktor lingkungan seperti
kerjanya.
informasi karir, kepribadian seperti
b. Penyediaan
dan
lingkungan
informasi
tentang
efikasi diri ( Santrock, 2008). Dalam
perencanaan,
penelitian ini peneliti akan melihat
atau
pengaruh layanan informasi karir dan
menyediakan sarana informasi
efikasi diri dengan pengambilan
kepada
keputusan
siswa.
merencanakan pendidikan setelah
Kurangnya informasi tentang karir
SMA, jurusan yang tepat sesuai
yang dirasakan siswa menjadi salah
dengan karir yang diinginkan dan
satu faktor yang membuat siswa
penyesuaian
bingung dalam membuat keputusan
tuntutan-tuntutan
studi lanjut. Layanan informasi karir
terkandung
adalah salah satu jenis layanan
jabatan.
studi
Bimbingan
lanjut
Konseling
yang
dilaksanakan di sekolah.
kepada siswa agar siswa dapat
karir
tertentu
yaitu
jabatan
siswa
agar
diri
dalam
mampu
terhadap yang karir
atau
c. Penyediaan program studi yang berorientasi
Layanan informasi diberikan
pemilihan
karir.
Layanan
tentang macam-macam jurusan dan prospek pekerjaannya.
menerima dan memahami informasi
d. Cita-cita masa depan dan harapan
seperti informasi pendidikan dan
keluarga. Layanan tentang cita-
informasi
dapat
cita dan minat terhadap karir
bahan
yang dipilih serta harapan yang
pengambilan
diinginkan keluarga tentang masa
jabatan
yang
digunakan
sebagai
pertimbangan
dan
keputusan
sehari-hari
(Sukardi
2010). Aspek layanan informasi karir menurut Tohirin (2013) antara lain:
depan anak, pendidikan lanjut dan karir yang dipilihnya kelak. Dengan pemberian layanan informasi karir diharapkan siswa
4
mendapatkan pemahaman tentang
vokasional
studi lanjut dan dunia kerja sehingga
kaitannya dengan eksplorasi karir
dapat dengan mudah mengambil
(Gushue, Clarke & Pantzer 2006).
keputusan studi lanjut setelah SMA.
Bandura (1997) mengatakan bahwa
Pemberian layanan informasi karir
efikasi
dilaksanakan secara klasikal ataupun
terhadap perilaku. Efikasi diri adalah
kelompok di kelas oleh guru BK.
keyakinan
Selain kurangnya informasi yang
mengenai
dirasakan oleh siswa, ditemukan
mengorganisasi dan menyelesaikan
beragam
variabel
terkait
suatu tugas yang diperlukan untuk
dengan
keraguan
mengambil
mencapai hasil tertentu. Bandura
karir,
misalnya
keputusan
yang
tetapi
diri
(1997)
juga
dalam
berpengaruh
seorang
besar
individu
kemampuannya
dalam
menguraikan
proses
perfectsionisme, self consciousness,
psikologis
ketakutan
komitmen,
mempengaruhi fungsi manusia. Proses
kecemasan, serta status identitas
tersebut dapat dijelaskan melalui cara-
moratorium
sedang
cara dibawah ini :
belum
a.
terhadap
(individu
bereksplorasi
dan
efikasi diri
Proses
dalam
kognitif,
dalam
berkomitmen) dan diffusion (individu
melakukan tugas akademiknya,
tidak
individu menetapkan tujuan dan
bereksplorasi
dan
tidak
pengambilan
sasaran
perilaku
efikasi
diri
individu
dapat
keputusan karir dan tingkat identitas
tindakan
yang
ego, interaksi positif dengan keluarga
mencapai
dan
Fungsi kognitif memungkinkan
berkomitmen), keputusan
gaya
rasional,
teman
sebaya,
pengalaman
sehingga merumuskan
tepat
tujuan
tersebut.
dengan teman sebaya dan orang tua
individu
(Guay, Senecal, Gauthier, & Fernet,
kejadian- kejadian
2003).
yang akan berakibat pada masa Efikasi
berpengaruh
diri secara
dapat signifikan
untuk
untuk
depan.
memprediksi sehari-hari
Semakin
kemampuan
efektif
individu
dalam
dalam
berlatih
terhadap pengembangan karir tidak
analisis
dan
hanya kaitannya dengan identitas
mengungkapkan
ide-ide
atau
5
gagasan-gagasan pribadi, maka
mengalami kecemasan karena
akan
tidak
mendukung
individu
dengan tepat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. b.
Proses
motivasi
timbul
melalui
individu
Proses seleksi, proses seleksi berkaitan dengan kemampuan individu
untuk
menyeleksi
pemikiran optimis dari dalam
tingkah laku dan lingkungan
dirinya
untuk
mewujudkan
yang
tujuan
yang
diharapkan.
sehingga
dapat
mencapai
tujuan
yang
Individu berusaha memotivasi
diharapkan.
Ketidakmampuan
diri
individu
dengan
menetapkan
tepat,
dalam
melakukan
keyakinan pada tindakan yang
seleksi tingkah laku membuat
akan dilakukan, merencanakan
individu
tindakan
bingung, dan mudah menyerah
yang
akan
direalisasikan. c.
mengelola
ancaman tersebut. d.
motivasi,
mampu
Proses
percaya
ketika menghadapi
afeksi,
berkaitan
tidak
proses
dengan
afeksi
kemampuan
diri,
masalah
atau situasi sulit. Dalam
proses
membuat
mengatasi emosi yang timbul
keputusan mengenai pilihan karir,
pada diri sendiri untuk mencapai
individu harus mempertimbangkan
tujuan
ketidak pastian akan kemampuannya
yang
diharapkan.
Kepercayaan individu terhadap
terhadap
kemampuannya mempengaruhi
kepastian dan prospek karirnya di
tingkat stres dan depresi yang
masa depan dan identitas diri yang
dialami ketika menghadapi tugas
dicarinya.
yang
ketidakmampuan
sulit
mengancam. yakin
atau Individu
dirinya
bersifat yang mampu
bidang
yang
Untuk
diminati,
mengatasi menilai
kecakapannya sendiri, individu harus memiliki
efikasi
diri.
Individu
mengontrol ancaman tidak akan
dengan efikasi diri yang tinggi dalam
membangkitkan pola pikir yang
keputusan karir akan meningkatkan
mengganggu.
komitmen
Individu
yang
tidak percaya yang dimiliki akan
terhadap
karir
yaitu
terhadap perencanaan karir dan goal
6
setting,
menurunkan
kesulitan
informasi karir dan efikasi diri,
individu dalam membuat keputusan-
adapun
keputusan
meningkatkan
penelitian ini adalah pengambilan
kejelasan dalam memilih jurusan
keputusan studi lanjut. Populasi pada
dalam bidang pendidikan, harapan
penelitian ini adalah siswa kelas XII
terhadap hasil, intensi eksplorasi
SMA Negeri di Sukoharjo tahun
karir dan efikasi diri (Chung 2002,
ajaran 2013-2014 sejumlah 10 kelas,
Wolfe & Betz 2004, Stone 2006).
sedangkan sampel dalam penelitian
karir,
Berdasarkan teori yang telah
variabel
tergantung
dari
ini diambil 4 kelas dengan jumlah
diuraikan di atas, maka hipotesis
124
dalam penelitian ini adalah : Ada
sampel menggunakan cluster random
hubungan antara layanan informasi
sampling yaitu teknik pengambilan
karir
sampel dengan cara menggunakan
dan
efikasi
diri
dengan
siswa.
pengambilan keputusan studi lanjut.
randomisasi
Adapun hipotesis minornya adalah:
bukan
a. Ada antara
hubungan
layanan
dengan
informasi
positif karir
pengambilan keputusan
studi lanjut. Artinya makin baik layanan
informasi
pengambilan
terhadap
terhadap
kelompok
subjek
secara
individual (Arikunto 2010). Teknik pengambilan
sampel
dalam
penelitian ini dengan cara random berdasarkan kelas.
maka
Metode pengumpulan data
pengambilan keputusan studi lanjut
dalam penelitian ini adalah survei,
makin baik.
sedangkan instrumen penelitian yang
b. Ada
karir
Teknik
positif
digunakan adalah skala. Ada tiga
dengan
skala yang digunakan yakni skala
pengambilan keputusan studi lanjut.
pengambilan keputusan studi lanjut,
Artinya, makin tinggi efikasi diri
skala layanan informasi karir dan
maka pengambilan keputusan studi
skala efikasi diri yang akan dibuat
lanjut makin baik.
sendiri oleh peneliti. Analisis data
METODE
dilakukan dengan bantuan computer
antara
hubungan
efikasi
Variabel penelitian
ini
diri
bebas
dalam
adalah
layanan
statistical
packages
for
science (SPSS) versi 17.0.
social
7
17.0 dapat dirangkum hasil analisis data dalam tabel 2:
HASIL Berdasarkan
analisis
data
dengan menggunakan SPSS versi Tabel 2 Rangkuman Hasil Analisis Data. Analisis Hasil Anareg
Sumbangan efektif
Variabel Pengambilan keputusan studi lanjut dengan layanan informasi karir dan efikasi diri
Nilai Koefisien R=0,630 (p=0.000;p<0,01) R2 =0,397 (39,7%)
Interpretasi Ada korelasi sangat signifikan
Layanan informasi karir pengambilan keputusan studi lanjut
Koefisien rx1y= 0,569 (p=0,000; p<0,05)
Ada korelasi positif sangat signifikan
Efikasi diri dengan pengambilan keputusan studi lanjut X1 dan Y X2 dan Y
Koefisien rx2y= 0,433 (p=0,000; p<0,05)
Ada korelasi positif sangat signifikan
SE X1 = 24,61% SE X2 = 15,09%
Kategorisasi X1
Rerata Empirik = 58,0242 Rerata Hipotetik = 57,5
Sumbangan efektif total 39,7% Kategori sedang
X2
Rerata Empirik = 83,5968 Rerata Hipotetik = 75
Kategori sedang
Y
Rerata Empirik = 86,2258 Rerata Hipotetik = 82,5
Kategori sedang
Hasil
data
karir
Ada
pengambilan keputusan studi lanjut;
hubungan antara layanan informasi
2) Ada hubungan positif yang sangat
menyatakan
analisis bahwa:
1)
dan
efikasi
diri
dengan
8
signifikan antara layanan informasi
keputusan
adalah
karir dengan pengambilan keputusan
terjadinya
identifikasi
studi lanjut. Makin baik layanan
menetapkan
informasi karir, maka makin baik
pembuatan
pengambilan keputusan studi lanjut
pengembangan
pada siswa; 3) Ada hubungan positif
alternatif-alternatif, serta pemilihan
yang signifikan antara efikasi diri
salah satu alternatif yang kemudian
dengan pengambilan keputusan studi
dilaksanakan
lanjut. Makin tinggi efikasi diri,
Selanjutnya, dari beberapa alternatif
maka
jawaban
makin
baik
pengambilan
suatu
tujuan
dan
penilaian
tersebut,
menaksir,
dengan
awal,
ditindaklanjuti.
PEMBAHASAN
berganda
pemecahan,
dan
mempertimbangkan,
analisis
masalah,
keputusan
keputusan studi lanjut.
Hasil
proses
ia
mulai berpikir,
memprediksi
regresi
menentukan pilihan.
menggunakan
Pemahaman
berbagai
program SPSS 17 for Windows,
informasi
diperoleh nilai koefisien korelasi R =
lanjut dapat digunakan siswa sebagai
= 39,882; p = 0,000 (p
bahan untuk pertimbangan sehingga
0,630; F
regresi
karir
dan
khususnya
studi
< 0,01). Berarti ada hubungan yang
pada akhirnya
sangat signifikan antara layanan
memiliki kesiapan untuk mengambil
informasi karir dan efikasi diri
keputusan terkait dengan studi lanjut
dengan pengambilan keputusan studi
ke
lanjut.
informasi karir menurut Hartono Gunawan (2001) menjelaskan
bahwa
pilihan
untuk
memasuki
perguruan
(2010)
siswa akan lebih
tinggi.
bertujuan
memperoleh
agar
Layanan
siswa
pemahaman,
perguruan tinggi adalah salah satu
perencanaan karir, alternatif pilihan
persoalan yang sangat penting yang
karir
dihadapi oleh orang tua dan siswa
alternatif pilihan karir. Kesulitan
SMA. Pengambilan keputusan studi
dalam mengambil keputusan akan
lanjut yang tepat akan menentukan
dapat
masa depan siswa. Baron (2005)
memiliki informasi yang memadai
mengemukakan bahwa pengambilan
tentang karir. Siswa membutuhkan
dan
dapat
dihindari
mengevaluasi
ketika
siswa
9
informasi
dari
guru
untuk
maka akan susah untuk berubah.
mengetahui kondisi dan karakteristik
Efikasi diri merupakan penentu yang
diri sehingga sesuai dengan karir
kuat dalam tingkah laku. Siswa yang
yang dipilihnya.
memiliki efikasi diri tinggi dalam
Dengan
BK
informasi
yang
pengambilan keputusan adalah yang
lengkap siswa tidak akan salah
memiliki keyakinan diri bahwa ia
jurusan,
pekerjaan
dapat membuat penilaian diri dengan
sehingga tidak dapat mengambil
tepat yaitu mengetahui kelebihan dan
kesempatan
kelemahan
salah
pilih
dengan
baik
sesuai
dirinya,
mampu
dengan yang dicita-citakan. Ada
mengumpulkan informasi-informasi
banyak teknik yang biasa digunakan
yang berhubungan dengan pekerjaan
untuk memberikan layanan informasi
dan mampu memilih tujuan karir
karir
yang ingin dicapai.
kepada
ceramah,
siswa
tanya
antara
jawab,
lain
diskusi,
Siswa
yakin
dengan
melalui media, dan menghadirkan
kemampuan akademik yang dimiliki
narasumber. Guru BK dapat memilih
dan
teknik
dengan
kemampuannya dengan pilihan studi
karakteristik dan kondisi siswa di
lanjut setelah SMA. Mereka tidak
sekolah
Dalam
merasa putus asa ketika mengalami
penelitian ini, waktu tatap muka guru
kegagalan, meskipun sudah gagal
BK dalam kelas yang hanya 45 menit
dalam SNMPTN undangan mereka
dalam seminggu dirasa kurang oleh
tetap yakin dengan pilihan jurusan
subjek
yang
yang diambilnya lolos baik melalui
diberikan tidak dapat sedetail yang
SBMPTN atau ujian masuk lainnya.
diinginkan.
Mereka menganggap kegagalan yang
yang
sesuai
masing-masing.
sehingga
informasi
mampu
menyesuaikan
Selain pemberian informasi
dihadapi karena kurangnya usaha.
yang lengkap faktor dari dalam yang
Siswa dengan efikasi diri yang
mempengaruhi
rendah akan merasa malas dalam
keputusan
adalah
pengambilan efikasi
diri.
menghadapi
tantangan
akademik
Bandura (1997) menjelaskan bahwa
yang sulit dan merasa putus asa
ketika perasaan efikasi terbentuk
terhadap
jurusan
dan
perguruan
10
setelah
menentukan pilihan studi yang tepat.
pengumuman SNMPTN undangan
Peran guru BK sangat dibutuhkan
dan mengalami kegagalan, maka
untuk memberikan informasi karir
siswa akan menurunkan pilihannya.
yang
Siswa merasa takut akan terjadi
Sedangkan sisanya (60,3%) dapat
kegagalan
dipengaruhi atau dijelaskan oleh
tinggi
antara
yang
dipilih,
lagi
meskipun
SNMPTN
SBMPTN
sistem
undangan
berbeda.
lengkap
kepada
siswa.
dan
variabel-variabel lain di luar variabel
Mereka
layanan informasi karir dan efikasi
menganggap kegagalan yang mereka
diri,
hadapi
kurangnya
intelegensi, bakat, minat, pengaruh
dalam
teman sebaya dan dukungan orang
karena
kemampuan akademik.
mereka Dalam
penelitian
ini
subjek mengetahui kelebihan dan
misalnya
jenis
kelamin,
tua. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
kekurangan akademik yang dimiliki
hasil
analisis
tetapi kurang yakin dengan pilihan
data dan pembahasan dari penelitian
jurusan yang diambil.
ini, maka dapat disimpulkan bahwa
Hasil
analisis
koefisien
hipotesis mayor yang diujikan teruji.
determinasi didapat nilai R2 = 0,397 (
Ada
39,7%). Hal ini menunjukkan bahwa
signifikan antara layanan informasi
peranan atau sumbangan efektif dari
karir
layanan informasi karir dan efikasi
pengambilan keputusan studi lanjut.
diri terhadap pengambilan keputusan
Semakin baik layanan informasi
studi lanjut adalah sebesar 39,7%.
karir
Layanan informasi karir mempunyai
pengambilan keputusan studi lanjut
sumbangan efektif yang lebih besar
akan semakin baik.
dibandingkan efikasi diri terhadap
hubungan
dan
dan
yang
efikasi
efikasi
Hipotesis
diri
diri
minor
sangat
dengan
maka
pertama
pengambilan keputusan studi lanjut,
yang diajukan penelitian juga teruji.
dengan layanan informasi karir siswa
Ada hubungan positif yang sangat
menjadi paham dengan karir yang
signifikan antara layanan informasi
akan dipilihnya nanti dan dapat
karir dengan pengambilan keputusan
dijadikan
studi lanjut. Semakin baik layanan
bekal
siswa
untuk
11
informasi karir maka semakin baik
informasi karir yang baik kepada
pengambilan keputusan studi lanjut.
siswa dengan cara menyampaikan
Hipotesis kedua yang diajukan juga
layanan informasi dengan lengkap,
teruji. Ada hubungan positif yang
jelas dan menarik sehingga akan
sangat signifikan antara efikasi diri
membantu siswa dalam mengambil
dengan pengambilan keputusan studi
keputusan
lanjut siswa, semakin tinggi efikasi
diharapkan
diri maka semakin baik pengambilan
efikasi diri dengan cara berpikir
keputusan studi lanjut siswa.
positif dalam segala situasi sehingga
Hasil diharapkan
penelitian mampu
studi dapat
lanjut.
Siswa
meningkatkan
ini
tidak ada keraguan dalam mengambil
memberikan
keputusan studi lanjut sesuai dengan
kontribusi bagi guru BK dan siswa.
yang dicita-citakan.
Guru BK lebih memberikan layanan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bandura, A (1997) Social foundation of tought and action:A social cognitive theory. New jersey:Prentice-Hall,lnc. Baron,R.A, dan Byrne,D. (2005). Psikologi Sosial jilid 1 (edisi 10). Jakarta:Erlangga. Chung, Y. B. (2002). Career decision-making self-efficacy and career commitment: gender and ethnic differences among college students. Journal of Career Development, 28, 277-284. Fahmi, I. (2013). Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi. Bandung:Alfabeta
Gati, I., & Saka, N. (2001). High school students’ career-related decision making difficulties, Journal of Counseling and Development, 79(3), 331-340. Guay, F., Senecal, C. (2003). Predicting career indecision: A self-determination theory perspective. Journal of Counseling Psychology, 50(2). 166-177. Gunawan, Y. (2001). Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta:Prenhallindo Gushue, G,Clarke & Pantzer. (2006). Self-efficacy, perceptions of barries, vocational identity, and the career exploration behavior of latino high school students.The Career Development Quarterly, Vol 54. ProQuest.
12
Hartono. (2010). Bimbingan Berbantuan Komputer Siswa Surabaya:University UNIPA.
karier Untuk SMA. Press
Santrock, J.W. (2008). adolescence perkembangan remaja. Edisi keenam.alih bahasa; Drs. Shinto B.Adelar, M.Sc dan Sherly Saragih, S.Psi.Jakarta:Erlangga. Setyowati,D.D & Nursalim, M. (2009), Pengaruh layanan informasi studi lanjut terhadap kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Surabaya, 10. Diperoleh 26 Februari 2014 dari http:/ppb.jurnal.unesa.ac.id/. Sukardi, D.K (2010). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Tohirin. (2013). Bimbingan dan Konseling di sekolah dan madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta:RajaGrafindo Persada. Gibson, J. L. et al. 2003. Organizations: Behavior, Structure, Processes. Boston: McGraw Hill Irwin. Watkins, C.E., Campbell,r.l (2000). Testing and Assessment in Counseling Practice. Mahwah N.J:Lawrence Erlbaum Associates. Wolfe, J. B., Betz, N. E. (2004). The relationship of attachment variables to career decisionmaking self efficacy and fear of commitment. The Career Development Quarterly, 52, 363-369
13