JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 10, NO. 1, APRIL 2015: 70 – 88_________________________________________________
Efektivitas Pelatihan Perencanaan Karir terhadap Peningkatan Efikasi Diri dalam Pengambilan Keputusan Karir Nurlaely Izzawati dan Lisnawati Program Studi Psikologi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Abstract This reserach aimed to determine the effectiveness of the training of career planning to improves the self efficacy in career decision making. As the design of study, the research used randomized pre test – post test with control group design. This study used 30 students as the subjects, which divided into two groups: 15 subjects as the experimental group and 15 subjects as the control group. Scale of the self efficacy incareer decision making was used to collecting the data, which was prepared by researcher. The results of the analysis using the Independent Sample t-Test showed that, t= 4.412 and p=0,000 (p<0,05). The results of the analysis using thePaired Sample t-Test showed that, t=-6.400 and p=0,001 (p<0,05). Therefore, it can be concluded that the training of the career planning could be increased the self efficacy in career decision making. Key words : career planning training, self efficacy in career decision making Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pelatihan perencanaan karir, dalam meningkatkan efikasi diri pada pengambilan keputusan karir. Desain penelitian yang digunakan adalah randomized pre test – post test with control group design. Subyek penelitian berjumlah 30 orang siswa MAN kelas XI. Sebanyak 15 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 15 siswa sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir yang disusun oleh peneliti. Hasil analisis data penelitian yang menggunakan teknik statistik Independent Sample t-Test, menunjukkan nilai t sebesar 4.412, p = 0,000 (p<0,05). Selain itu, hasil analisis yang menggunakan teknik Paired Sample t-Test, menunjukkan nilai t sebesar -6.400, p = 0,000 (p<0,05). Dengan demikian, pelatihan perencanaan karir efektif untuk meningkatkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir. Kata kunci : perencanaan karir, efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir
Pengantar1
tahun 2012 tercatat sebanyak 618.804
Minat siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA)
pendidikan
ke
untuk jenjang
peserta, pada tahun 2013 sebanyak
melanjutkan
765.531
peserta,
dan
tahun
2014
pendidikan
sebanyak 777.357 peserta (Harahap,
perguruan tinggi, semakin meningkat
2014). Meningkatkannya minat siswa
setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari
pendidikan
hasil perbandingan jumlah pendaftar
melanjutkan pendidikan ke perguruan
SNMPTN, antara tahun 2012, 2013 dan
tinggi,
2014. Jumlah pendaftar SNMPTN pada
perkembangan
menengah
menunjukkan karir
atas
untuk
bahwa
proses
pada
siswa
pendidikan menengah atas juga semakin
Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: Lisnawati,
meningkat.
Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Email:
[email protected] 70
IZZAWATI & LISNAWATI
Karir menengah pilihan
bagi atas
siswa adalah
pendidikan
pendidikan menentukan
lanjutan
dan
studi yang akan dipilihnya di perguruan tinggi,
bagi
melanjutkan
yang
berencana
pendidikan
ke
akan jenjang
pekerjaan (Santrock, 2003). Oleh karena
perguruan
itu, melanjutkan pendidikan ke jenjang
gambaran karir menjadi penting dimiliki
yang lebih tinggi merupakan salah satu
oleh siswa.
tinggi.
Dalam
hal
ini,
tugas karir dalam proses perkembangan
Menentukkan gambaran karir yang
karir pada setiap individu. Menurut
akan diambil oleh siswa pendidikan
Super (Brown, 2002), siswa pendidikan
menegah atas merupakan bagian dari
menengah atas sebagai seorang remaja
tahapan eksplorasi karir. Menurut Super
memiliki
karir
(Savickas, 2002), tahapan eksplorasi
berupa eksplorasi karir. Tahap eksplorasi
lebih berfokus pada penggalian sedalam
karir terdiri dari tiga subtahap. Pada
atau seluas mungkin, atas berbagai
tahap awal,yaitu pada usia 15-17 tahun,
informasi diri serta bidang karir sebagai
remaja mulai mengkristalisasikan pilihan
dasar
pekerjaan. Pada tahap berikutnya, yaitu
selanjutnya. Pemilihan sekolah lanjutan
pada usia 18-21 tahun, remaja mulai
yang
mempersempit pilihan karir mereka dan
diinginkan oleh individu merupakan
mulai mengarahkan tingkah laku agar
bagian dari eksplorasi karir. Dengan
dapat bekerja pada bidang karir tertentu.
demikian, ekplorasi karir bagi siswa
Pada tahap ketiga yaitu pada usia 22-24
pendidikan menengah atas, juga merujuk
tahun, komitmen remaja masih sangat
pada pemilihan program studi yang akan
rendah dan sangat dipengaruhi oleh
ditempuhnya di Perguruan Tinggi. Oleh
pengalaman kerja yang akan didapatkan.
karena itu, sebagai bentuk persiapan
tugas
perkembangan
Berdasarkan uraian tersebut diatas,
menentukan sejalan
memasuki
dengan
perguruan
pilihan karir
tinggi,
karir yang
siswa
siswa SMA yang rata-rata berusia antara
pendidikan menengah atas seharusnya
15-17 tahun, seharusnya sudah mulai
sudah mengetahui gambaran karir yang
mengkristalisasikan pilihan pekerjaan
akan diambilnya.
yang akan ditekuninya di kemudian hari,
Berdasarkan hasil survey yang
yang tergambar dalam rencana karir
dilakukan oleh Ardiyanti (2014) pada
yang akan ditekuni, maupun program
lembaga tim konselor “Detection” di
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 71
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
Yogyakarta,
September
terpikirkan olehnya, untuk mengambil
hingga Oktober 2013, sebanyak 164
jurusan yang persaingannya sedikit, akan
orang siswa kelas XII dari beberapa
tetapi kurang diminatinya. Menurut AN,
SMA
informasi tentang prospek karir pada
di
pada
bulan
Yogyakarta,
mengalami
masalah dalam memilih program studi di
masing-masing
perguruan tinggi. Mereka mengalami
diketahuinya masih sangat sedikit.
kebimbangan
dan
studi
yang
dalam
Focused Group Discussion (FGD)
menetapkan pilihan program studi yang
kemudian dilakukan pada lima orang
akan diambilnya di perguruan tinggi.
siswi MAN “X” Yogyakarta, untuk
Hasil
mengetahui
penelitian
kesulitan
program
juga
menunjukkan
penyebab
kebingungan
bahwa sebanyak 10 dari 15 orang siswa,
dalam memilih program studi. Kelima
mengalami keraguan dalam memilih
siswi
program studi yang akan diambil di
mereka terkadang merasa kurang yakin
perguruan tinggi.
dengan
Fenomena tersebut sejalan dengan
tersebut
menempuh
mengatakan
kemampuannya, program
studi
bahwa, untuk pilihan
temuan peneliti melalui hasil studi
masing-masing.
pendahuluan
Berdasarkan
bahwa sejauh ini, hasil nilai tryout ujian
hasil wawancara yang dilakukan peneliti
nasional yang mereka ikuti di sekolah
pada hari senin, tanggal 9 November
masih dibawah standar. Mereka merasa
2014 terhadap AN, seorang siswa MAN
pesimis dapat lulus seleksi di program
“X” Yogyakarta, didapatkan hasil bahwa
studi dan universitas yang mereka
siswa
tersebut
inginkan. Salah satu peserta FGD yaitu
dalam
memilih
penelitian.
mengalami program
masalah studi
di
mengatakan
L, mengatakan bahwa ia juga kurang
perguruan tinggi. AN mengatakan bahwa
mengetahui
ia bingung memilih program studi yang
dimilikinya.
akan diambilnya nanti. AN mengatakan
Mereka
minat
Berdasarkan
dan
bakat
hasil
yang studi
bahwa sebenarnya ia ingin sekali kuliah
pendahuluan
di UGM mengambil jurusan biologi,
peneliti, diketahui terdapat beberapa
akan tetapi masih bingung dan ragu
penyebab ketidakyakinan siswa dalam
karena persaingannya yang ketat. AN
menentukan pilihan program studinya,
juga
antara lain yaitu siswa masih merasa
mengatakan
bahwa
sempat
yang
dilakukan
oleh
72________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
bingung dengan bakat dan minat yang
kekurangannya,
dimilikinya,
bahwa
informasi tentang rencana karir, tidak
informasi tentang prospek karir yang
dapat membuat tujuan, tidak dapat
dimilikinya sangat sedikit, dan mereka
membuat perencanaan karir, dan tidak
juga merasa bahwa kemampuan mereka
bisa
belum mencukupi untuk mendaftar di
karirnya.
mereka
merasa
program studi yang mereka inginkan tersebut.
Hal
tersebut
menunjukkan
tidak
memecahkan Berdasarkan
pendahuluan
yang
mendapatkan
masalah
terkait
hasil
studi
dilakukan
oleh
bahwa perilaku siswa yang tidak mampu
peneliti tersebut, terdapat kesesuaian
mengambil keputusan program studi,
antara penyebab kebingungan siswa
didahului dengan adanya rasa tidak
dalam menentukkan pilihan program
yakin atau keraguan dalam menetapkan
studinya, dengan rendahnya efikasi diri
pilihan
ini
dalam pengambilan keputusan karir.
menunjukkan bahwa keyakinan individu
Kebingungan siswa akan bakat, minat,
dalam
pilihan
serta kemampuan yang dimilikinya,
kemunculan
kurangnya informasi tentang prospek
program
studinya.
Hal
menetapkan
berperanpenting
dalam
perilaku pengambilan keputusan karir. Taylor
&
mendefinisikan
Betz
efikasi
(1983),
diri
dalam
pengambilan keputusan karir sebagai
karir yang dimilikinya, menjadi indikator adanya permasalahan efikasi diri dalam pengambilan
menilai
diri
dengan
tepat,
karir
yang
dimiliki oleh siswa.
keyakinan seseorang untuk dapat sukses dalam
keputusan
Germeijs dan Verschueren (2007) meyatakan
bahwa
individu
yang
mengumpulkan informasi bidang kerja,
memiliki efikasi diri yang tinggi, akan
menyeleksi
membuat
berhasil dalam membuat keputusan karir
perencanaan karir dan memecahkan
yang tepat. Pengambilan keputusan karir
permasalahan yang berkaitan dengan
yang
karir. Taylor and Betz (Wang, 2010)
seseorang berpotensi untuk mengalami
menjelaskan bahwa efikasi diri yang
permasalahan psikologis dan akademik
rendah dalam pengambilan keputusan
di kemudian hari. Efikasi diri yang
karir, berkaitan dengan ketidaktahuan
rendah juga akan membuat seseorang
individu
menjadi
tujuan,
akan
kelebihan
dan
tidak
tepat,
mudah
dapat
cemas,
membuat
tertekan,
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 73
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
cenderung lebih pasif dan negatif dalam
pengambilan keputusan karir pada siswa
situasi pengambilan keputusan karir
SMA” yang dilakukan oleh Ardiyanti
(Wang, 2010). Sebaliknya, efikasi diri
(2014). Hasil penelitian menunjukkan
dalam pengambilan keputusan karir yang
bahwa, terdapat peningkatan skor efikasi
tinggi,
diri dalam pengambilan keputusan karir
membuat
mempertahankan
individu pilihan
mampu program
pada
kelompok
eksperimen
setelah
studinya, meskipun lingkungan kurang
mengikuti pelatihan PLANS, dengan
mendukung.
dalam
kontribusi terhadap peningkatan efikasi
pengambilan keputusan karir yang tinggi
diri dalam pengambilan keputusan karir
juga dapat mendorong individu,untuk
sebesar 73%. Selain itu, Mulyana (2009)
mencari berbagai solusi yang akan
dalam penelitiannya menemukan bahwa
dihadapinya dalam proses pengambilan
melalui pelatihan perencanaan karir,
keputusan
dapat
Efikasi
karir
diri
(Ardiyanti,
2014).
meningkatkanmeningkatkan
Dengan demikian, efikasi diri menjadi
efikasi diri siswa dalam pengambilan
penting
keputusan
untuk
diperhatikan
dalam
karir,
dengan
efektivitas
pengambilan keputusan karir pada siswa.
sebesar 45,3%. Iyyasi (2013) juga
Berdasarkan uraian tersebut, upaya
melakukan penelitian mengenai program
untuk meningkatkan efikasi diri siswa
“pilihanku”, untuk meningkatkan efikasi
dalam
diri dalam keputusan pemilihan korps
pengambilan keputusan karir
menjadi hal yang penting dilakukan. Hal
karbol
ini
menunjukkan
dimaksudkan
agar
siswa
dapat
AAU.
Hasil
penelitian
bahwa,
program
memiliki bekal yang memadai dalam
“pilihanku”
pengambilan keputusan karir, sehingga
peningkatan efikasi diri dalam keputusan
terhindar dari permasalahan psikologis
pemilihan korps karbol, dengan taraf
dan akademik di kemudian hari.
efektivitas sebesar 66,7%.
Beberapa intervensi yang telah dilakukan,
Penelitian
mengenai
terhadap
workshop
upaya
untuk
bimbingan karir terhadap efikasi diri
diri
dalam
dalam pengambilan keputusan karir,
karir,
dilakukan oleh Kusumaningrum (2012).
diantaranya yaitu “pelatihan PLANS
Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
untuk meningkatkan efikasi diri dalam
workshop
meningkatkan pengambilan
sebagai
berpengaruh
efikasi
keputusan
bimbingan
karir
mampu
74________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
memberikan
pengaruh
peningkatan
efikasi
pengambilan
keputusan
terhadap
berbagi pengetahuan, yang dilakukan
dalam
dengan prinsip-prinsip CoP (Community
pada
of Practice) atau prinsip-prinsip dalam
diri karir
kelompok eksperimen. Setiawati (2009)
kelompok
melakukan penelitian tentang, peran
menunjukkan bahwa metode berbagi
konseling karir untuk meningkatkan
pengetahuan,
efikasi
efikasi diri dalam membuat keputusan
diri
keputusan
dalam
karir
pengambilan
siswa SMP.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
efikasi
diri
praktek.
Hasil
mampu
penelitian
meningkatkan
karir dengan sumbangan efektif sebesar 38,8%.
dalam
Dari
berbagai
hasil
penelitian
pengambilan keputusan karir pada siswa
tersebut, peneliti tertarik menggunakan
SMP, setelah mengikuti konseling karir,
pelatihan perencanaan karir, sebagai
dengan
teknik intervensi yang digunakan untuk
sumbangan
efektif
sebesar
7,33%.
meningkatkan
Penelitian konseling
karir
terhadap
efikasi
tentang
pengaruh
secara
kelompok,
diri
pengambilan
efikasi
diri
dalam
pengambilan keputusan karir pada siswa. Kirkpatrick mendefinisikan
(Iyyasi, pelatihan
2013)
merupakan
keputusan studi lanjut pada siswa SMA,
suatu
dilakukan
(2012).
bertujuan mengubah aspek kognitif,
dalam
afektif, serta hasil keterampilan dan
Pendekatan
oleh yang
Yulianto digunakan
metode
pembelajaran
yang
konseling karir ini yaitu pendekatan
keahlian.
sosial kognitif. Hasil penelitian ini
determinan
menunjukkan bahwa konseling karir
mempengaruhi
secara kelompok dapat meningkatkan
keputusan
efikasi diri pengambilan keputusan studi
intervensi dengan metode pelatihan ini
lanjut pada siswa SMA. Santoso (2013)
dipandang tepat untuk meningkatkan
dalam penelitiannya mengenai pengaruh
efikasi
berbagi pengetahuan dalam perencanaan
keputusan karir siswa. Selain itu, efikasi
karir, terhadap efikasi diri para pencari
diri
kerja dalam membuat keputusan karir.
ditingkatkan dan diturunkan, melalui
Penelitian ini menggunakan metode
salah satu atau beberapa kombinasi
Efikasi kognitif
perilaku
karir
diri dapat
diri
merupakan yang
pengambilan
siswa,
dalam
dapat sehingga
pengambilan
diperoleh,
diubah,
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 75
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
empat
sumber.
Bandura
(1997)
mempengaruhi
pilihan
karir
dan
menjelaskan empat sumber informasi
pengetahuan tentang dunia kerja pada
yang dapat mempengaruhi terbentuknya
individu. Pada tahapan perencanaan
dan berkembangnya efikasi diri, yaitu
karir, individu memiliki kesempatan
pengalaman
untuk
experience),
keberhasilan pengalaman
(mastery orang lain
mengeksplorasi
tentang
dirinya
serta
lebih
dalam
pilihan
karir
(vicarious experience), persuasi verbal
termasuk pekerjaan yang ideal bagi
dan kondisi fisiologis. Pada penelitian
individu. Selain itu, tahapan perencanaan
ini, peningkatan efikasi diri dalam
karir melalui kegiatan eksplorasi peluang
pengambilan
karir mampu meningkatkan pengetahuan
keputusan
karir
menggunakan sumber informasi persuasi
tentang
verbal, pengalaman orang lain (vicarious
individu. Oleh karena itu, perencanaan
experience)
dan
pengalaman
karir merupakan modal awal untuk
keberhasilan
(mastery
experience).
meningkatkan
Adanya persuasi verbal, pengamatan
dunia
kerja
yang
efikasi
diri
dimiliki
dalam
pengambilan keputusan karir.
pengalaman orang lain melalui media
Pelatihan perencanaan karir yang
video dan menganalisis keberhasilan
akan digunakan dalam penelitian ini
yang sudah dicapai oleh individu dalam
menggunakan teori perencanaan karir
materi pelatihanperencanaan karir dapat
dari Zlate (Antoniu, 2010). Terdapat
meningkatkan
lima sesi pelatihan, antara lain : (1)
efikasi
diri
dalam
pengambilan keputusan karir.
Analisis diri, (2) Eksplorasi peluang
Zlate (Antoniu, 2010) menyatakan
karir, (3) Membuat keputusan dan
lima tahapan dalam perencanaan karir,
penetapan tujuan, (4) Perencanaan dan
yaitu analisis diri, eksplorasi peluang
(5)
karir, membuat keputusan dan penetapan
pembelajaran
dalam
pelatihan
tujuan, perencanaan dan mengejar target
menggunakan
experiental
learning.
karir. Pada penelitian ini, efikasi diri
Pemilihan metode experiental learning
dalam pengambilan keputusan karir akan
dikarenakan
metode
ditingkatkan melalui faktor pilihan karir
metode
pembelajaran
dan pengetahuan tentang dunia kerja.
mengutamakan proses pengalaman dan
Tahapan
pengambilan makna. Bentuk pelatihan
perencanaan
karir
dapat
Mengejar
target
karir.
ini
Metode
merupakan yang
76________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
dengan metode memberikan mengalami
experiental learning
pembelajaran secara
dengan
langsung
proses
perencanaan karir tersebut.
dalam
penelitian
ini
diukur
menggunakan skala efikasi diri dalam pengambilan
keputusan
karir
yang
dibuat oleh peneliti yang terdiri dari lima
Pelatihan perencanaan karir ini
aspek
yaitu,
penilaian
diri,
juga memiliki kelebihan dalam efisiensi
mengumpulkan
waktu. Jika pada pelatihan perencanaan
menyeleksi
karir sebelumnya yang dilakukan oleh
rencanarencana karir, dan memecahkan
Ardiyanti
permasalahan karir. Apabila subyek
(2014),
pelatihan
informasi
tujuan
karir,
karir,
membuat
membutuhkan waktu dua hari dengan
memperoleh
durasi waktu 11 jam. Maka pelatihan
menunjukkan subyek memiliki tingkat
perencanaan
efikasi
karir
ini
hanya
skor
diri
tinggi,
dalam
maka
pengambilan
membutuhkan waktu dua hari dengan
keputusan karir yang tinggi. Sedangkan
durasi ± 9 jam.
apabila subyek memperoleh skor skala efikasi
Variabel Penelitian yang
dalam
pengambilan
keputusan karir yang rendah, maka
Metode Variabel
diri
subyek memiliki tingkat efikasi diri diteliti
dalam
dalam pengambilan keputusan karir yang
penelitian ini adalah efikasi diri dalam
cenderung rendah. Sedangkan Pelatihan
pengambilan
Perencanaan karir merupakan pelatihan
keputusan
karirdan
pelatihan perencanaan karir. Efikasi diri
yang
dalam
efikasi
pengambilan keputusan karir
berorientasi diri
pada
dalam
peningkatan pengambilan
adalah keyakinan individu bahwa ia
keputusan karir dengan materi yang
mampu melakukan tugas-tugas yang
lebih menekankan pada perencanaan
terkait dengan membuat keputusan karir
karir. Dalam pelatihan perencanaan karir
secara tepat. Karir yang dimaksud dalam
ini peserta diajak untuk lebih mengenal
penelitian
potensi, minat dan bakatnya dalam
ini
yaitu
profesi
serta
pendidikan studi lanjut yang akan dipilih
bidang
oleh siswa setelah lulus dari jenjang
peluang karir, membuatkeputusan karir
pendidikan menegah atas. Efikasi diri
dan
dalam
perencanaan karir dan mengejar target
pengambilan keputusan karir
karir, penetapan
melakukan tujuan,
eksplorasi melakukan
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 77
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
karir. Pelatihan perencanaan karir ini
penelitian berupa pelatihan perencanaan
menggunakan
karir.
metode
experiental
learning. Pelatihan perencanaan karir
Pada
berlangsung selama dua hari dengan
penelitian
total waktu ± 9 jam.
subyek
penelitian yang
penelitian
assignment, Subjek Penelitian Subyek
dalam
penelitian
ini
yang terdiri dari 15 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Adapun karakteristik subyek dalam penelitian ini antara lain : (1) Siswa MAN kelas XI, (2) Memiliki skor efikasi diri rendah hingga sedang.
memenuhi
kriteria
dikenai
random
kemudian
dibagi
eksperimen
dan
kelompok
Kelompok
eksperimen
kontrol.
merupakan
kelompok yang mendapatkan perlakuan berupa
pelatihan
perencanaan
karir,
sedangkan kelompok kontrol merupakan kelompok
yang
tidak
mendapat
perlakuan berupa pelatihan perencanaan karir. Kelompok kontrol merupakan kelompok waiting list, artinya jika
Siswa MAN dipilih sebagai subyek penelitian, pada awalnya didasarkan pada indeks siswa MAN yang diterima di perguruan tinggi selama ini masih kecil (Kedaulatan rakyat, 2015). Hal ini dapat menjadi salah satu indikasi dari kurangnya
efikasi
pengambilan
keputusan
diri
dalam
karir
yang
dimiliki oleh siswa MAN. Selain itu, belum adanya perencanaan karir sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh sekolah
permasalahan
sampel
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
berjumlah 30 orang siswa MAN kelas XI
pihak
yang
ini,
dalam efikasi
mengatasi diri
dalam
penelitian ini terbukti,maka kelompok kontrol
nantinya
akan
diberikan
perlakuan berupa pelatihan perencanaan karir. Pembagian sampel ke dalam dua kelompok random
ini
menggunakan
dengan
mengundi
teknik peserta.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini pada awalnya adalah sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari, 20 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan 20 orang siswa sebagai kelompok kontrol.
pengambilan keputusan karir, membuat peneliti
tertarik
untuk
melakukan
78________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
Alat Ukur
Hasil
Efikasi diri dalam pengambilan keputusan
karir
diukur
dengan
menggunakan skala efikasi diri dalam pengambilan
keputusan
karir,
yang
terdiri dari lima aspek yaitu, penilaian diri, mengumpulkan informasi karir, menyeleksi rencana
tujuan karir,
karir, dan
membuat
memecahkan
permasalahan karir. Skala disusun oleh peneliti berdasarkan teori teori dari Taylor dan Betz (1983). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
statistik
parametric
dengan Independent Samples t-Test dan Paired Samples t – Test.
penyusunan
alat
modul
ukur,
pelatihan,
pelaksanaan eksperimen dan pengolahan data.
Rancangan
ekperimen
yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu randomized pre test – post test with control group design. Tabel 1 Disain Eksperimen Subyek Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Pelatihan
bagaimana Perencanaan
meningkatkan
efikasi
pengambilan
keputusan
keefektifan Karir
untuk
diri
dalam
karir.
Uji
hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis statistic Independent Sample tuntuk
Test,
perbedaan
menguji
ada
tidaknya
efikasi
diri
dalam
pengambilan keputusan karir, antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sample
Sedangkan
Paired
teknik
t-Test,digunakan
untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan diri
dalam
pengambilan
keputusan karir, antara sebelum dan
Prosedur penelitian terdiri dari penyusunan
mengetahui
efikasi
Prosedur Penelitian persiapan,
Tujuan penelitian ini adalah untuk
Pretest Y1
Perlakuan X
Posttest Y2
Y1
-
Y2
sesudah
pemberian
perlakuan
pada
kelompok eksperimen. Adapun hasilnya dapat dilihat melalui tabel berikut: Tabel 2. Hasil Analisis Independent Samples t Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol Statistik Tes Efikasi diri dalam pengambil an keputusan karir
t
p
Syara tp
Keterang an
4.41 2
0,00 0
p<0,0 5
Signifika n
Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t sebesar 4.412, dengan nilai p = 0,000
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 79
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
(p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan skor posttest antara
tidak ada perbedaan signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok
hasil pengukuran pada saat pretest dan
kontrol.
posttest
Adapun hasil uji Paired Samples t-
pada
kelompok
kontrol.
Sehingga, hipotesis dalam penelitian ini
mana
diterima, yaitu ada perbedaan efikasi diri
pengaruh pemberian perlakuan pada
dalam pengambilan keputusan karir,
kelompok
antara siswa yang mengikuti pelatihan
Test
untuk
menguji
sejauh
eksperimen,dapat
dilihat
perencanaan karir sebagai kelompok
melalui tabel berikut:
eksperimen, dengan siswa yang tidak Tabel 3 Hasil Analisis Paired Sample t-Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelompo
Efikasi diri dalam pengambilan
k
keputusan karir
Eksp.
sebagai kelompok kontrol. Siswa yang mengikuti pelatihan perencanaan karir mengalami
Nila
Nila
Syara
Keteranga
it
ip
tp
n
-
0,00
p<0,0
Signifikan
6.40
0
5
0.30
0,76
p<
Tidak
3
6
0,05
signifikan
peningkatan
efikasi
diri
dalam pengambilan keputusan karir, antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan
perencanaan
karir.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat
0 Kontrol
mengikuti pelatihan perencanaan karir
disimpulkan
Berdasarkan hasil diatas, diperoleh
perencanaan meningkatkan
karir
pelatihan
efektif
untuk
diri
dalam
efikasi
pengambilan keputusan karir.
nilai t sebesar – 6.400 dengan p =
Diskusi
0,000(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan pada
bahwa
Seperti
yang
telah
disebutkan
hasil pengukuran efikasi diri dalam
sebelumnya, peningkatan efikasi diri
perencanaan karir,pada saatpretest dan
menurut
Bandura
posttest pada kelompok eksperimen.
melalui
pengalaman
Sedangkan uji Paired Samples t Test
(mastery experience), pengalaman orang
pada kelompok kontrol menunjukkan
lain (vicarious experience), persuasi
nilai t sebesar 0,303 dengan p=0,766
verbal dan kondisi fisiologis. Pada
dapat
diperoleh keberhasilan
80________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
penelitian ini, peningkatan efikasi diri
menilai
dalam
pengambilan keputusan karir
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyana
menggunakan sumber informasi persuasi
(2009), menyatakan bahwa analisis diri
verbal, pengalaman orang lain (vicarious
mampu meningkatkan penilaian diri
experience)
dan
pengalaman
pada individu.
keberhasilan
(mastery
experience).
dirinya secara
Mengumpulkan
lebih
informasi
tepat.
karir
Adanya persuasi verbal, pengamatan
merupakan kemampuan untuk mencari
pengalaman orang lain melalui media
sumber informasi tentang jurusan dan
video dan menganalisis keberhasilan
pekerjaan, termasuk kemampuan untuk
yang sudah dicapai oleh individu dalam
mengidentifikasi
materi pelatihanperencanaan karir, dapat
menarik (Taylor & Betz, 1983). Melalui
meningkatkan
sesi
efikasi
diri
dalam
pengambilan keputusan karir. Penilaian
diri
pekerjaan
eksplorasi
karir,
yang subyek
mendapatkan penjelasan materi tentang merupakan
peluang karir, agar memiliki wawasan
kemampuan untuk secara akurat menilai
tentang informasi karir. Pada sesi ini,
diri sendiri, terkait dengan kemampuan,
peserta melakukan roleplay, tentang
minat dan nilai-nilai yang individu
bagaimana melakukan eksplorasi karir.
tersebut miliki (Taylor &Betz, 1983). Penilaian
diri
yang
meningkatkanefikasi
tepat
kemampuan
untuk
mencocokkan
individu.
karakteristik yang dimiliki individu,
Dalam pelatihan ini, subyek diajak agar
dengan tuntutan dan manfaat karir,
dapat lebih memahami tentang dirinya,
sehingga
mulai
yang
untuk mengidentifikasi beberapa pilihan
dimiliki, kemampuan, prinsip hidup serta
karirnya (Taylor & Betz, 1983). Aspek
minatnya pada beberapa pilihan karir
seleksi tujuan karir dapat ditingkatkan
yang akan diambilnya, melalui kegiatan
melalui sesi pengambilan keputusan dan
yang dilakukan dalam sesi analisis diri.
penetapan tujuan. Pada sesi ini, melalui
Trainer berperan memberikan persuasi
pengisian
verbal kepada subyek melalui worksheet
pengambilan keputusan karir, subyek
penilaian diri yang diisi oleh subyek,
diajak
sehingga subyek terbantu untuk dapat
karirnya. Pemilihan atau pengambilan
dari
tipe
diri
akan
Seleksi tujuan karir merupakan
kepribadian
dapat
untuk
membantu
lembar
individu
worksheet
mempersempit
pilihan
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 81
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
keputusan terhadap beberapa pilihan
peserta dalam membuat perencanaan
karir, juga mempertimbangkan beberapa
karirnya. Dalam hal ini, trainer berperan
aspek, diantaranya faktor pendukung dan
memberikan persuasi verbal kepada
faktor penghambat dalam setiap pilihan
subyek melalui worksheet rencana karir,
karir yang akan diambil oleh subyek.
sehingga subyek terbantu untuk dapat
Selain itu, pada sesi ini peserta juga
merencanakan karirnya dengan baik.
diajak untuk mengerjakan lembar target
Pemecahan masalah merupakan
karir sebagai salah satu upaya untuk
kemampuan untuk mengetahui rencana
merealisasikan
alternatif, atau strategi untuk mengatasi
karir
yang
akan
dipilihnya tersebut. Trainer berperan
rencana
memberikan persuasi verbal kepada
perencanaan
yangsudah
subyek melalui worksheet pengambilan
(Taylor
Betz,
keputusan
pemecahan masalah dalam efikasi diri
terbantu
karir, untuk
sehingga lebih
subyek
yakin
dalam
mengambil keputusan karir. bagaimana
&
tidak
pengambilan
sesuai
dengan
dilakukan
1983).
Aspek
keputusan
karir,
ditingkatkan melalui sesi mengejar target
Membuat rencana karir adalah mengetahui
yang
karir. Pada sesi ini subyek diajak untuk
menerapkan
menemukan hambatan apa saja yang
pilihan pendidikan atau karir, termasuk
dialaminya dalam membuat keputusan
mendaftarkan
karir, serta solusi dan rencana alternatif
dalam
program
pendidikan, mencari pekerjaan, menulis
yang
resume
pekerjaan
mengisi worksheet mengejar target karir,
(Taylor & Betz, 1983). Melalui sesi
agar dapat merencanakan solusi dan
perencanaan karir, subyek diajak untuk
rencana
merencanakan hal-hal apa saja yang
berperan memberikan persuasi verbal
harus dilakukannya agar target karirnya
kepada subyek, sehingga subyek dapat
dapat konkrit
dan
wawancara
tercapai. membuat
memperjelas
akan
dilakukannya.
alternatif
Subyek
karirnya.
Trainer
Menyusun
langkah
memiliki gambaran mengenai hambatan,
peserta
semakin
solusi, dan rencana yang lebih baik
langkah
yang
harus
dilakukannya untuk mencapai karirnya
dalam membuat keputusan karir. Pengalaman
yang
diperoleh
mengikuti
kegiatan
tersebut, sehingga hal ini juga akan
subyek
semakin
pelatihan, diharapkan dapat menjadi
meningkatkan
keyakinan
selama
82________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
pengalaman keberhasilan bagi subyek,
perencanaan karir. Adanya aktivitas
untuk
karir
diskusi kelompok yang pada masing-
dengan baik. Pengalaman keberhasilan
masing kelompok didampingi oleh satu
tersebut dapat menjadi salah satu sumber
fasilitator,
memungkinkan
yang dapat meningkatkan efikasi diri
experiental
learning
individu, khususnya dalam mengambil
intensif.
keputusan karir.
bertanya
mampu
merencanakan
Penggunaan experiental peserta
learning
yang
Adanya dan
proses
berjalan
aktivitas menanggapi
lebih diskusi, dalam
pendekatan
kelompok tersebut membuat peserta
memungkinkan
dapat saling belajar antar satu dengan
mengikuti
pelatihan
lainnya. Oleh karena itu, penggunaan
perencanaan karir memiliki persepsi
experiental learning dalam penelitian ini
bahwa merencanakan karir bukan tugas
membantu
yang sulit. Hal ini sesuai dengan salah
pengalaman
satu faktor yang mempengaruhi efikasi
perencanaan
diri dalam pengambilan keputusan karir,
makna dari pengalaman dalam membuat
yaitu sifat tugas yang dihadapi. Menurut
perencanaan karir tersebut.
Bandura, semakin sulit dan kompleks
peserta
untuk
memiliki
dalam
membuat
karir, serta
mengambil
Pendekatan experiental learning
suatu tugas bagi individu, maka semakin
sebagai
besar
terhadap
dalam penelitian ini, juga menjadi faktor
kemampuannya, sebaliknya jika individu
yang menunjang keberhasilan pelatihan
dihadapkan pada tugas yang sederhana
perencanaan karir dalam penelitian ini.
dan mudah maka dirinya sangat yakin
Menurut Ancok (2002), experiential
pada kemampuannya untuk berhasil
learning
(Bandura, 1997). Peserta dapat memiliki
pengalaman. Artinya, peristiwa di dalam
persepsi bahwa pengambilan keputusan
kehidupan dapat distimulasikan melalui
karir bukan tugas yang sulit, karena
suatu permainan yang dapat dirasakan
dalam
peserta
secara langsung oleh peserta pelatihan.
tentang
Pendekatan
keraguannya
proses
mendapatkan
pelatihan, wawasan
perencanaan karir. Selain wawasan perencanaan karir, peserta juga diajak untuk membuat
pendekatan
merupakan
yangdigunakan
belajar
pelatihan
yang
menggunakan
metode
learning
memberikan
akan
melalui
experiental banyak
kesempatankepada peserta, untuk belajar
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 83
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
dari
pengalaman
melakukan
pribadi
perencanaan
karir.
dalam Pada
memiliki tingkat efikasi diri dalam pengambilan
keputusan
karir
yang
setiap sesi dalam pelatihan, dilakukan
berada pada kategori sedang. Hal ini
kegiatan roleplay, sebagai bagian dari
menjadikan peserta lebih terbuka dalam
proses untuk mengambil pengalaman
mendiskusikan masalah karirnya, karena
perencanaan karir tersebut. Roleplay
mereka memiliki permasalahan yang
melalui
dalam
cenderung sama, yaitu kurang yakin
ini,
terhadap pilihan karirnya. Selain itu,
memberikan kesempatan kepada peserta
keadaan ruangan yang nyaman, kondusif
untuk merasakan secara langsung apa
dan tidak bising, juga berpengaruh
yang dipelajarinya.
terhadap keberhasilan penelitian ini. Hal
penugasan
pelatihan
individu
perencanaan
karir
Adanya aktivitas diskusi kelompok
ini dapat dilihat dari hasil evaluasi
yang pada masing-masing kelompok
peserta, terkait dengan fasilitas pelatihan
didampingi
fasilitator,
yang dinilai peserta sudah baik. Selain
experiental
itu, fasilitas pelatihan yang memadai
learning berjalan lebih intensif. Adanya
juga dapat dilihat dari hasil observasi
aktivitas
fasilitas
oleh
memungkinkan
satu proses
diskusi,
bertanya
dan
pelatihan
yang ditunjukkan
menanggapi dalam kelompok tersebut
dengan adanya media atau peralatan
membuat peserta dapat saling belajar
yang memadai, seperti : layar LCD,
antar satu dengan lainnya. Oleh karena
LCD, soundsystem, AC, white board,
itu, penggunaan experiental learning
microphone, penerangan. Selain itu,
dalam penelitian ini membantu peserta
kondisi dari ruang pelatihan juga sudah
untuk belajar melalui pengalaman orang
memadai
juga
lain
yang
besarnya
kapasitas
aspek
yang
digunakan mampu menampung sejumlah
efikasi
diri
(vicarious
merupakan berpengaruh
salah
experience), satu
terhadap
individu. Selain
faktor
diatas,
ruangan
dengan yang
peserta pelatihan. Faktor
beberapa
ditunjukkan
meningkatkan
lain efikasi
yang diri
mampu dalam
faktor lain yang berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan karir peserta
hasil
yaitu kemampuan trainer. Hal ini dapat
penelitian
adalah
karakteristik
subyek yang cenderung homogen, yaitu
dilihat
berdasarkan
hasil
evaluasi
84________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
pelatihan yang disi oleh peserta, yang
bahwa hipotesis diterima. Akan tetapi
menyatakan bahwa kemampuan trainer
peneliti
dalam penguasaan materi, komunikasi,
keterbatasan
dalam
menjawab pertanyaan, dan membuat
Meskipun
pelaksanaan
peserta aktif dalam pelatihan ini sudah
pelatihan ini sesuai dengan jadwal yang
baik. Hal ini juga terlihat dalam hasil
telah
observasi dalam pelatihan perencanaan
pelaksanaannya dalam beberapa sesisulit
karir ini. Meskipun dalam beberapa sesi,
dikendalikan dan terkadang terkesan
durasi penyampaian materi kurang tepat
terburu-buru.
Hal
waktu, akan tetapi secara keseluruhan
materi-materi
yang
trainer
beberapa sesi menjadi kurang mendalam.
mampu
membangkitkan
menemukan
penelitian
ini
Berdasarkan
rangkaian kegiatan pada pelatihan ini.
memandangperlunya kriteria,
namun
menyebabkan
diberikan
evaluasi
terkait
ini.
kegiatan
direncanakan,
antusiasme para peserta dalam mengikuti Setelah melakukan analisis data
beberapa
pula,
pada peneliti
penambahan
faktor-faktor
yang
dan evaluasi, dapat diketahui bahwa
mempengaruhi
semua
pemilihan subyek penelitian. Hal ini
peserta
pelatihan
peningkatan
efikasi
pengambilan
keputusan.
mengalami
diri
dalam
dilakukan
efikasi
sebagai
diri upaya
dalam untuk
Perubahan
mengontrol subyek, sehingga perubahan
secara kuantitatif dapat dilihat dari hasil
yang terjadi dalam penelitian disebabkan
deskripsi hasil penghitungan skor skala,
karena
yang menunjukkan peningkatan skor
karena faktor lainnya.
efikasi
diri
dalam
pemberian
perlakuan, bukan
pengambilan
Keterbatasan lain dalam penelitian
keputusan pada kelompok eksperimen,
ini yaitu penyusunan aitem dalam skala,
dengan peningkatan sebanyak 2-39 poin.
yang
Sedangkan perubahan secara kualitatif
penelitian ini melakukan faking good
dapat dilihat berdasarkan hasil evaluasi
dalam mengisi skala. Sehingga, terdapat
dari lembar refleksi diri yang diisi oleh
perbedaan
peserta,
adanya
pendahuluan, dengan data screening
perubahan cara berpikir peserta, yang
dalam penelitian ini. Data screening
semakin yakin dengan pilihan karirnya.
yang juga
yang
Hasil
menunjukkan
penelitian
menunjukkan
pretest,
memungkinkan
antara
data
digunakan
didistribusikan
subyek
hasil
pada
studi
sebagai
data
oleh
guru
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 85
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
bimbingan konseling, untuk kemudian
karirnya dalam kehidupan sehari-hari.
guru
konseling
Hal tersebut bertujuan agar efikasi diri
menyerahkannya kepada ketua kelas
dalam pengambilan keputusan karir yang
masing-masing.
dimiliki subyek semakin meningkat.
bimbingan
menyebabkan
Hal peneliti
ini
dapat
tidak
dapat
Sekolah
dapat
menggunakan
menjelaskan secara langsung kepada
pelatihan
subyek, apabila ada aitem yang tidak
rangka meningkatkan efikasi diri dalam
dipahaminya,
memungkinkan
pengambilan keputusan karir pada siswa.
adanya siswa yang bekerjasama dalam
Selain itu, guru juga dapat membantu
mengisi skala tersebut.
siswa dalam melakukan perencanaan
serta
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pelatihan perencanaan karir berpengaruh untuk meningkatkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada siswa. diri
keputusan
dalam
karir
pengambilan
pada
siswa
yang
mengikuti pelatihan meningkat, antara sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Setelah melihat dan mengkaji hasil penelitian
ini,
beberapa
saran.
diharapkan menggali
peneliti
untuk
penelitian
selalu
informasi
diminatinya,
memberikan
Subyek
proaktif
karir
agar
yang
pengetahuannya
tentang pilihan karir semakin bertambah. Selain
itu,
diharapkan perencanaan disusun,
subyek
penelitian
dapat
mengaplikasikan
kegiatan
terkait
dengan
yang
karir
dalam
karir, dengan mengembangkan diskusi
Kesimpulan dan Saran
Efikasi
perencanaan
juga telah
pencapaian
apabila siswa menemui permasalahan terkait karir. Guru juga dapat melakukan tindak lanjut dari pelatihan yang sudah dilaksanakan,dengan memantau progress perencanaan karir yang sudah dibuat oleh siswa yang mengikuti pelatihan. Penelitian
tentang
efikasi
diri
dalam pengambilan keputusan karir masih perlu untuk dikembangkan lagi. Dalam hal ini, penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat ukur yang berbeda,
sehingga
meminimalisir desireability.
dapat
social
adanya Selain
itu,
lebih
penelitian
selanjutnya dapat menambahkan kriteria yang digunakan dalam pemilihan subyek penelitian, terkait faktor-faktor yang mempengaruhi
efikasi
diri
dalam
pengambilan keputusan karir, sebagai variabel kontrol.
86________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI
IZZAWATI & LISNAWATI
Kepustakaan Ancok, D. (2002). Outbound management training. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Antoniu, E. (2010). Career planning process and its role in human resource development. Annals of the University of Petroşani, Economics, 10(2); 13-22 Ardiyanti, D. (2014). Pelatihan “PLANS” untuk meningkatkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir pada siswa SMA. Tesis (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Bandura, A. (1997). Self efficacy : The exercise of control. New York : W. H Freeman Company Brown, D., & Associates (2002). Career choice and development (4th. Ed).San Fransisco: Jossey-Bass Germeijs, V., Verschueren, K. (2007). High school student’s career decision making process : Consequences for choice implementation in higher education. Journal of Vocational Behavior, 70; 223-241. Harahap, R. F. (2014). Tak Capai Target, Peserta SNMPTN Tembus 777.357.Pendaftar diakses pada tanggal 10 Januari 2015 darihttp://news.okezone.com/read/ 2014/04/01/373/963617/tak-capaitargetpeserta-snmptn-tembus-777357-pendaftar
Iyyasi, F. (2013). Pengaruh program “pilihanku” untuk meningkatkan efikasidiri dalam keputusan pemilihan korps karbol AAU. Tesis (tidakdipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Kusumaningrum, D. S. (2012). Pengaruh workshop bimbingan karir terhadap efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir. Tesis (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Mulyana, O. P. (2009). Peningkatan efikasi diri terhadap pengambilan keputusan karir melalui pelatihan perencanaan karir. Tesis (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Santosa, E. I. (2013). Pengaruh Berbagi Pengetahuan dalam Perencanaan Karir terhadap Efikasi Diri Para Pencari Kerja dalam Membuat Keputusan Karir. Tesis (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Santrock, J. W. (2003). Perkembangan remaja. Jakarta : Erlangga. Savickas, M. L. (2002). Career construction : a developmental theory of vocational behavior. Dalam D. Brown, dkk., Career Choice and Development : Fourth Edition (pp 149-205). San Fransisco : John Wiley & Son. Setiawati, O. R. (2009). Peran konseling karir untuk meningkatkan efikasi diri dalam pengambilan keputusan
JURNAL PSIKOLOGI _______________________________________________________________ 87
PELATIHAN PERENCANAAN KARIR DAN EFIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR
karir siswa perempuan SMP. Tesis (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Suseno, M. N. (2012). Pengaruh pelatihan komunikasi interpersonal terhadap efikasi diri sebagai pelatih pada mahasiswa. Jakarta : Kementrian Agama. Taylor, K. M., & Betz, N. E. (1983) Applications of self-efficacy theory tothe understanding and treatment of career indecision. Journal of Vocational Behavior, 22 (1), 63-81. Wang, J. L., Zhang, D., Shao, J. J. (2010). Group training on the improvement of college student’s career decision-making self efficacy. Journal of Health, 2; 551-556. Yulianto, U. (2012). Pengaruh konseling karir secara kelompok terhadap efikasi diri pengambilan keputusan studi lanjut pada siswa SMA. Tesis (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
88________________________________________________________________JURNAL PSIKOLOGI