1 HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWATI PT. GARUDA INDONESIA Di susun Oleh : lndi Astarika NIM: Skripsi ini diajukan untu...
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWATI PT. GARUDA INDONESIA
Di susun Oleh : lndi Astarika NIM: 1010170022974
Skripsi ini diajukan untuk memcnuhi scbagian pcrsyaratan dalam mcmpcrolch gclar sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA 1428 HI 2007 M
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAVVATI PT. GARUDA INDONESIAP
Skripsi Diajukan untuk mcmcnuhi scbagian syarat-syarat mcncapai gclar Sarjana Psikologi
Olch: lndi Astarika
NIIVI: 1010170022974
Di Bawah bim bingan
Pcmbimbing I
~mbimbi"g tr
~~ D rui. Za Ii ro tun )-,,
IJrcA'scp Clrncru!Bani, Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAIVI NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA 2007
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN DENGAN KERPUASAN KERJA. DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 November· 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 14 Juli 2006
Sidang Munaqasyah
Dra.
Dra. H". Zahr
Hartati M. Si
Anggota: Penguji II
I fhayah, M. Si
Drs. AIGul Rahman Shaleh, M. Si
NIP:'·1~i§ 293 224 Pembimbing II
Pembimbing I
Drs. Asep Chaerul Gani NIP. 150 238 773
!\'
ABSTRAK (A) Fakultas Psikolog1 (8) September 2006 (C) lndi Astarika (D) Hubungan Konflik Peran dengan Kepuasan Kerja (F) Terdapat banyak hal yang membuat perempuan mernutuskan untuk mengarnbil peran sebagai ibu rurnah tangga atau menjadi ibu yang bekerja. Kedua-duanya tentu saja memiliki konsekuensi tersendiri, terlebih bagi perempuan yang menjalani peran tersebut secara bersamaan. Pada kenyataannya ketika peran-peran l:ersebut berasal dari domain yang berbeda serta menuntut untuk dilaksanakan secara bersamaan, munculah konflik peran dan bila keadaan tersebut tidak berjalan selaras biasanya akan timbul kecemasan dan juga stress yang dalam hal ini penulis golongkan dalam terjadinya konflik peran. Penelitian tentang kepuasan kerja menjadi penting dalam suatu organisasi karena kepuasan kerja yang tinggi pada gilirannya akan meningkatkan efiktivitas perusahaan secara keseluruhan. Kepuasan dan ketidakpuasan kerja memiliki akibat langsung terhadap efektivitas organisasi. Beberapa penelitian dilakukan untuk membuktikan pengaruh kepuasan kerja terhadap variabel organisasi tertentu. Populasi penelitian ini berjumlah 150 orang. Sample penelitian ini berjumlah 105 orang kariawati PT. Garuda Indonesia Gate, dimana populasi dan sample memiliki kesamaan khususnya dalam hal manajemen perusahaan. lntrumen penelitian yang difJUnakan adalah skala model liker! yang terdiri dari 18 item mengenai konfik peran dengan indeks diperoleh koefisien relyabilitas 0,8007, 13 item mengenai kepuasan kerja aspek harapan diperoleh indeks koefisien reliabilitas 0.7692 dan 15 item mengenai kepuasan kerja aspek kenyataan diperoleh indeks koefisien reliabilitas 0,840 Adapun analisis data menggunakan analisa product moment dengan tehnik pengumpulan data random sampling. Dari hasil pengolahan data di simpulkan bahwa terdapat keragaman hal yang menyebabgan terjadinya konfik peran baik dalam harapan terhadap pekerjaan yang kariawati hadapi maupun dalam kenyatan yang kariawati terima. Namun pada akh1rnya tidak terdapat hubungan antara konflik peran dengan kepuasan kerja. (G) Bahan bacaan 20 (1976 - 2003)
Terjadinya revolusi industri menjadi awal pembagian tugas kerja antara lakilaki dan perempuan. Sejak terjadinya revolusi lndustri, tugas pencari nafkah keluarga menjadi tugas pria, sedangkan tugas mengurus rumah dan mengurus keluarga menjadi tugas perempuan. Setelah revolusi terjadi pekerjaan rumah menJadi pekerJaan yang diberi upah dan pekerja harus meninggalkan rumah untuk bekerja dalam pabrik-pabrik atau kantor. Namun sifat penurut, sederhana, submisif, yang merupakan karakteristik feminin membuat perempuan akan terancam dalam dunia pekerjaan.
Pembagian kerja ini cenderung memperkuat ketergantungan perempuan terhadap laki-laki, baik secara ekonomi maupun secara emosional. Karena berdasarkan fungsi perempuan untuk melahirkan dan mengasuh anak, maka pekerjaan perempuan hanya berkisar dalam rumah. Jadi tempat yang pantas bag1 perempuan adalah d1 rumah dan tuJuan yang paling pantas bagi
2
perempuan adalah menikah dengan laki-laki yang
a~ar,
mencari nafkah dan
menjadi kepala rumah tangga (Goldman dan Milna, 1909:76).
Pada saat ini pembagian kerja berdasarkan jenis kel?min tidak lagi dapat di terima begitu saja oleh kaum perempuan. Mere:
men~iuntungf:an