HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MTs SERPONG TANGERANG - BANTEN
SKRIPSI
Oleh ACHMAD SYUKUR NIM : 102011023536
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MTs SERPONG TANGERANG – BANTEN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( SPdI)
Oleh
Achmad Syukur NIM : 102011023536
Di Bawah Bimbingan
Dra. Hj. Sunarti NIP:150 094 403
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 M / 1428 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara Keterampilan Guru Dalam Mengajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas II MTs Serpong Tangerang Banten" telah diuji dalam sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 08 Juni 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 08 Juni 2007
Sidang Munaqasah Dekan Ketua Merangkap Anggota
Pudek 1 Sekretaris Merangkap Anggota
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. NIP. 150 231 356
Prof. Dr. H. Aziz Fakhruuozi, MA. NIP. 150 202 343
Anggota: Penguji I
Dra. Nur'aini Ahmad, M. Hum. NIP. 150 062 961
Penguji II
Drs. Muarif Syam, M. Pd. NIP. 150 268 586
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kekuatan lahir dan batin sihingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Juga Selaku Penasehat Akademik; 2. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam; 3. Ibu Dra.Hj. Sunarti, Dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuknya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini; 4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan yang telah mendidik dan memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis; 5. Bapak H. Ahmad Marjuki selaku kepala sekolah dan bapak H. Maryuti BBA selaku guru pamong serta kepada seluruh guru dan karyawan MTs Serpong Tangerang Banten yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu;
6. Ayahanda Marzuki dan Ibunda Saidah, yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya dalam membesarkan serta membiayai segalanya; 7. Kakanda Sarifan yang telah membimbing, memotivasi dan membiayai saya, Kakanda Usman, Teh Marnah, Kakanda Samir, Kakanda Shidiq, Kakanda Imam BHQ, Adinda Syuhada serta ayahanda M. Isa dan Ibunda Maimunah yang selalu memberi motivasi dan doa; 8. Istri tercinta Herliana Adila, yang selalu setia setiap saat, selalu menghibur disaat hati gundah gulana dengan penuh kesabaran; 9. Sesepuh Mushala Ar Rahman Bapak H. Arman Gerong, ketua Yayasan Nurul Hidayah bapak H. Yusuf Adam dan seluruh dewan guru MI, TPA dan MDA Nurul Hidayah Pamulang; 10. Teman-teman satu atap, satu nampan dan seperjuangan serta PRIMUS Ar Rahman, Maulidin, Heri Qusyairi, Arif Syarifudin, rohidin, Edy Wahyudi yang selalu membantu moril dan materil serta motivasi; 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Hanya harapan dan doa semoga Allah Swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.Akhirnya kepada Allah Swt. Jualah penulis serahkan segalanya dalam mengharapkan keridhaan, semoga skripsi ini bermanfa'at bagi masyarakat umumnya dan bagi penulis khususnya serta anak dan keturunan penulis kelak.
Amin Jakarta, Mei 2007
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR ISI...............................................................................................................iv DAFTAR TABEL……………………………………………………………………v BAB I
BAB II
PENDAHULUAN................................................................................1 A.
Latar belakang masalah……………………...……………….1
B.
Pembatasan dan perumusan masalah………............................ 8
C.
Tujuan penelitian ……....…..................................................... 9
D.
Manfa'at penelitian…………….…………...….…....….……. 9
E.
Sistematika pembahasan………………………...….…......…12
KAJIAN TEORI……………………..…………………….…….... 13 A.
Tinjauan Pustaka………………………………………… ... 13 1.
Pengertian keterampilan guru
……………...………...….13 2. Pengertian mengajar…………………….……………….15 B.
Keterampilan mengajar............................................................16
C.
Pengertian Motivasi belajar siswa............................................ 23
D.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.......29 1. Faktor internal................................................................... 29 2. Faktor eksternal................................................................. 29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN………………….…....….……….33
BAB IV
BAB V
A.
Tempat dan waktu penelitian…….…...……….….………….33
B.
Populasi dan sampel……………….…...………....…....……33
C.
Teknik pengumpulan data………………..……….......….…..35
D.
Variable penelitian...………………………...…..….………. 35
E.
Teknik pengolahan dan analisa data……...……........……….37
HASIL PENELITIAN……………………………......….……...….42 A.
Gambaran umum objek penelitian…..……….…....................42
B.
Deskripsi hasil penelitian..……………….……..…….……...51
C.
Deskripsi data...………………………….……………….….59
D.
Analisa data…………………………………………………..54
E.
Interpretasi data hasil penelitian……………………………..58
PENUTUP……………………………..…………..….…....…….....60 A.
Kesimpulan…………………………………..……..……......60
B.
Saran……………………………………..………....………..61
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….…..……..….….. 62 LAMPIRAN ………………………………………………………………………..64
DAFTAR TABEL 1.
Table 3 Tentang Kisi-Kisi Keterampilan Guru Dalam mengaj.……….………35
2.
Table 4 Tentang Kisi-Kisi Motivasi Belajar siswa kelas dua MTs Serpong…..36
3.
Table 1 Interpretasi Prosentase………………………………………..……… 38
4.
Table 2 Interpretasi Terhadap Besarnya " r " Produck Moment……….…….. 39
5.
Table 5 Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten………………………………………………………………………….46
6.
Table 6 Keadaan Siswa/I MTs Serpong …………….…………………...……47
7.
Table 7 Keadaan Guru MTs Serpong…………………………….……………49
8.
Table 8 Fasilitas Sarana dan Prasarana MTs Serpong………..……………… 49
9.
Table 9 Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Serpong……….………………… 50
10.
Table 11 Distribusi frekuensi (data persentase) tentang keterampilan guru dalam mengajar…………………….. ………………………………...………52
11.
Tabel 12 Distribusi frekuensi motivasi belajar siswa kelas dua Mts Serpong………………………………………………………………………...53
12.
Table 14 Hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas dua MTs Serpong………………………….…..………….55
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting
dalam perkembangan peradaban manusia. Sebagai bangsa yang cinta terhadap ilmu pengetahuan, Indonesia menyadari betul peran penting pendidikan terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa. Pentingnya pendidikan tersebut dijelaskan dalam UUD 1945 Pasal 31 yang berbunyi: 1. 2. 3.
4. 5.
Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN serta dari APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.1
Pentingnya ilmu pengetahuan, juga telah termaktub di dalam wahyu Allah swt. Surat al-Alaq ayat pertama yang berbunyi:
( :اﻗﺮأﺑﺴﻢ رﺑﻚ اﻟﺬي ﺧﻠﻖ )اﻟﻌﻠﻖ Artinya: "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan". (Q.S. Al-Alaq:1) 1
Amandemen UUD 1945, (Jakarta: Interaksara, 2003), h. 58
Ayat ini diawali dengan kata "Iqra" yang artinya bacalah. Maksudnya adalah bahwa Allah swt. mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. Manusia bisa tulis baca tentunya perlu belajar. Dengan belajar manusia jadi pintar, dengan belajar manusia akan terangkat derajatnya. Sebagaimana Allah swt. berfirman dalam alQur'an surat al-Mujadilah ayat 11 yang berbunyi:
واﷲ ﺑﻤ ﺎﺗﻌﻤﻠﻮن ﺧﺒﻴ ﺮ،ﻳﺮﻓﻊ اﷲ اﻟﺬﻳﻦ اﻣﻨ ﻮاﻣﻨﻜﻢ واﻟ ﺬﻳﻦ اوﺗ ﻮااﻟﻌﻠﻢ درﺟ ﺎت ( : )اﻟﻤﺠﺎدﻟﺔ Artinya:"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujadilah:11) Dari ayat ini jelas bahwa, orang orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan mendapatkan suatu kebahagiaan karena mereka mengetahui cara untuk mendapatkan kebahagiaan itu yaitu dengan belajar. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad saw. yang berbunyi:
ان رﺳ ﻮل اﷲ ﺻ ﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴ ﻪ وﺳ ﻠﻢ،وﻋ ﻦ اﺑ ﻲ هﺮﻳ ﺮة رﺿ ﻲ اﷲ ﻋﻨ ﻪ ﺳ ﻬﻞ اﷲ ﻟ ﻪ ﺑ ﻪ ﻃﺮﻳﻘ ﺎ اﻟ ﻰ اﻟﺠﻨ ﺔ،وﻣ ﻦ ﺳ ﻠﻚ ﻃﺮﻳﻘ ﺎ ﻳﻠ ﺘﻤﺲ ﻓﻴ ﻪ ﻋﻠﻤ ﺎ:ﻗ ﺎل ()رواﻩ ﻣﺴﺎم
Artinya:"Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga". (H.R. Muslim)2 Dari ayat dan hadits di atas, dapat dipahami bahwa menuntut ilmu merupakan suatu keharusan di dalam hidup, bahkan merupakan kewajiban yang haram ditinggalkan. Untuk membentuk putra bangsa yang cerdas dan berilmu pengetahuan serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka pelaksanaan pendidikan berlangsung melalui pendidikan sekolah, dan di luar sekolah. Melalui pendidikan potensi manusia dikembangkan secara optimal baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Masalah yang dibicarakan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah tentang pemerataan hak dalam pendidikan dan kualitas pendidikan. Pemerataan pendidikan yang kurang dirasakan masyarakat terutama mereka yang ekonominya menengah kebawah. Ini terbukti dengan mahalnya biaya pendidikan yang tidak terjangkau oleh mereka, sehingga pendidikan hanya mampu dirasakan oleh masyarakat yang beruang (kaya). Oleh karena itu menurut pendapat penulis, agar tidak terjadi kesenjangnan hak dalam pendidikan hendaknya pemerintah menyediakan dan mencairkan anggaran dana pendidikan yang cukup sesuai dengan undang-undang dasar 1945 pasal 31 ayat 4, guna membantu masyarakat ekonomi lemah dapat pula merasyakan nikmatnya 2
Imam Abi Zakaria bin Syarif an-Nawawi al-Damasqi, Riyadishalihin, (Damaskus: Darul Fikri, 1994), h.252
pendidikan. Begitu pula kepada pihak pengelola lembaga pendidikan agar dapat memberikan keringanan atau pembebasan biaya pendidikan kepada mereka yang kurang mampu. Kemudian berbicara tentang kualitas pendidikan, baik yang berkaitan dengan peserta didik maupuin pelaksana pendidikan itu sendiri, maka perioritas utama yang harus ditingkatkan adalah unsure pelaksana yaitu guru. Guru adalah unsur yang paling dominan dalam kegiatan di sekolah yakni dalam proses pembelajaran. Peningkatan kualitas guru sangatlah penting karena mereka menghadapi persoalanpersoalan kelas. Walaupun banyak faktor lain yang turut menentukan kualitas pendidikan, namun tanggung jawab guru lebih besar dalam mendidik, membimbing, mengarahkan dan memberikan penerangan, serta keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan bagi seorang guru suatu hal yang mutlak, guru seorang komunikator menurut David K. Berlo dalam bukunya" The Process of Communication" harus memiliki syarat, yaitu; terampil berkomunikasi, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya. Di samping itu guru senantiasa mengembangkan diri dengan pengetahuan yang mendukung profesionalitasnya dengan ilmu pendidikan, menguasai secara penuh materi yang diajar serta selalu mengembangkan model-model pembelajaran.3 Dikutip dari buku Perencanaan Pengajaran karya Harjanto, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru, diantaranya: 1. Kemampuan dalam menentukan tujuan apa yang diinginkan sebagai hasil dari proses pendidikan. 2. Kemampuan dalam menyusun proses perencanaan dan mengorganisasikan program pembelajaran. 3
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h. 25
3. Kemampuan dalam proses pelaksanaan dan penyajian program pembelajaran berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. 4. Kemampuan dalam melakukan evaluasi dan penilaian hasil pelaksana pembelajaran. 4 Selain kemampuan-kemampuan tersebut diatas, Drs, H. Martinis Yamin, M.Pd. dalam bukunya yang berjudul; Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP menjelaskan tentang salah satu bentuk keterampilan guru adalah dengan mengembangkan model pembelajaran. Adapun beberapa model pembelajaran yang ditawarkan itu sebagai berikut: 1. Tahap pertama,definisi masalah dan organisasi yang meliputi tiga langkah kegiatan. a. Identifikasi masalah. Merupakan proses membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya. b. Analisis setting. Meliputi kegiatan menentukan karakteristik siswa dan sumber belajar yang tersedia untuk digunakan dalam pemecahan masalah. c. Organisasi pengelola. Meliputi pendefinisian tugas dan tanggung jawab yang diperlukan. Pembentukan jaringan berkomunikasi untuk mengorganisasikan pengumpulan dan pendistribusian informasi kepada tim pengajar. Dan pembentukan rencana proyek dan prosedur control. 2. Tahap kedua, analisis dan pengembangan sistem. Tahap ini meliputi tiga langkah. a. Identifikasi tujuan. Merupakan sasaran yang harus dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran. b. Penentuan metode. Metode satu dengan lainya memilki kelebihan dan kelemahan, sehingga perlu kolaborasi metode dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. c. Pembuatan prototype. Merupakan permulaan produksi untuk menghasilkan barang yang sesungguhnya. 3. Tahap ketiga, evaluasi yang meliputi tiga langkah sebagai berikut: a. Uji coba prototype pembelajaran yang meliputi; uji coba pengembangan untuk melihat komponen yang perlu direvisi. Uji coba validasi untuk melihat seberapa jauh siswa mencapai tujuan pembelajaran. Dan uji
4
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hal. 6
coba lapangan untuk menentukan apakah pengajaran dan siswa lain dapat menggunakan bahan-bahan tersebut. b. Analisis hasil. Melibatkan tiga jenis kegiatan; pertama, tabulasi dan memproses data evaluasi. Kedua, menentukan hubungan antara metode yang digunakan, hasil dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, menafsirkan data. c. Implementasi/uji coba ulang. Berdasarkan interpretasi data hasil uji coba revisi dilakukan dari revisi kecil sampai revisi total.5 Dengan kemampuan dan keterampilan ini, guru akan mampu menciptakan kelas sebagai lingkungan belajar yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Kecakapan dalam keterampilan mengajar menentukan keberhasilan pembelajaran yang dikelolanya. Kemudian untuk pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran, guru dituntut memberikan motivasi kepada siswanya, serta dapat mendorong siswanya giat belajar dan senang mengikuti pelajaran yang diajarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad Rohani dan abu ahmadi bahwa, "Perubahan-perubahan yang dipelajari biasanya memberi hasil bilamana orang atau individu mempunyai motivasi untuk melakukannya".6 Dari pendapat ini, dapat dipahami bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan
adanya
suatu
perubahan-perubahan
dalam
menentukan
strategi
pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi belajar anak atau siswa.
5
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h. 25-33 6
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengolaan Dan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Citra, 1991), h. 10
Motivasi berasal dari kata 'motif' yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.7 MC. Donald mendefinisikan, "motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya 'feeling' dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan".8 Dari apa yang dikemukakan diatas dapat kita simpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan 'motif' dan 'motivasi'. Sudah jelas motive itu adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri kita motive itu dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita atau hasrat yang merupakan daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu, aktivitas belajar sangat erat hubungannya dengan motivasi. Perubahan motif dapat merubah cara belajar siswa. Ada tidaknya motivasi seseorang untuk belajar sangat berpengaruh dalam aktivitas belajarnya. Dengan motivasi belajar siswa yang tinggi dapat menunjang pencapaian hasil.
7
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993), h. 128 8
Sardiman. A.M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 73
Dari uraian diatas, penulis merasa tertarik dan terpanggil untuk menyusun skripsi dengan judul "HUBUNGSN ANTARA KETERAMPILAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II DI MADRASAH TSANAWIYAH SERPONG TANGERANG BANTEN". B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah a.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: a.
Keterampilan guru dalam mengajar dilihat dari segi: kesiapan mengajar, penyajian materi, penggunaan metode, penggunaan media, memotivasi siswa, menjawab dan memberikan pertanyaan kepada siswa.
b.
c.
Motivasi belajar siswa dibatasi dari segi: 1.
Penuh perhatian terhadap pelajaran
2.
Menanggapi (bertanya, menjawab, menjelaskan) pelajaran.
Penelitian tersebut diadakan di MTs Serpong Tangerang Banten kelas dua, pada tanggal 25 Februari 2007, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. b.
Perumusan Maslah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan diatas, maka perumusan masalah yang akan dijadikan penelitian adalah sebagai berikut: a.
Bagaimana keterampilan guru dalam mengajar
b.
Bagaimana motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).
c.
Bagaimana hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa di MTs Serpong Tangerang Banten.
C.
Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dari peneliian ini adalah: a.
Untuk mengetahui sejauhmana keterampilan guru dalam mengajar yang berpengaruh dengan motivasi belajar siswa kelas II MTs Serpong Tangerang Banten
b.
Untuk mengetahui tentang ada tidaknya hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas II di MTs Serpong Tangerang Banten.
c.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa kelas II MTs Serpong Tngerang Banten.
D.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: a.
Sekolah. Sebagai bahan masukan untuk memperbaiki keterampilan guru dalam mengajar di kelas.
b.
Kepala Sekolah. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam memberikan
bimbingan
dan
pembinaan
terhadap
guru
meningkatkan kemamampuan dan keterampilan mengajarnya.
dalam
c.
Guru. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam usaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam proses belajar mengajar.
E.
Sistematika Pembahasan Dalam menyusun skripsi ini penulis membagi kedalam beberapa bab dan
masing-masing bab mencakup beberapa sub yang berisi sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan yang terdiri dari, A. Latar Belakang Masalah, B.Pembatasan dan Perumusan Masalah, C. Tujuan Penelitian, D.Manfa'at Penelitian, dan E. Sistematika penulisan.
BAB II : Kajian teoritis, terdiri dari: A. Tinjauan Pustaka meliputi pengertian keterampilan
guru,
pengertian
mengajar.
B.
Keterampilan
mengajar. C. Pengertian motivasi belajar siswa. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi faktor-faktor dari luar, faktor-faktor dari dalam. BAB III
: Metodologi penelitian yang terdiri dari: A. Tempat dan waktu penelitian. B. Populasi dan Sampel. C. Teknik pengumpulan data. D. Variabel Penelitian. E. Teknik pengolahan dan analisa data.
BAB IV : Hasil penelitian yang terdiri dari: A. Gambaran umum objek penelitian. B. Deskripsi hasil penelitian. C. Deskripsi data. D. Analisa Data. E. Interpretasi data hasil penelitian. BAB V : Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan skripsi yang penulis susun. Bab lima ini penulis mengemukakan
kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, dan saran-saran dalam rangka meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa di MTs Serpong Tangerang Banten.
BAB II KAJIAN TEORITIS A.
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Pengertian Keterampilan Guru Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olah raga, dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi. Disamping itu menurut Ruber yang dikutip dari Muhibbin syah, M.Ed. dalam buku Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.9 Didalam kamus bahasa Arab dikenal dengan istilah" ﻣﻬ ﺮة
– ﻣ ﺎهﺮة
artinya
yang mahir, yang pintar".10 Dalam konteks pendidikan Islam, guru/pendidik disebut juga Murabbi, Muallim, Muaddib. Murabbi orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, baik yang bersifat jasmani atau rohani. Muallim terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan dari seorang yang tahu kepada seorang yang tidak tahu. Sedangkan Muaddib lebih luas dari istialah Muallim. Seperti sabda rasul:
ادﺑﻨﻲ ر ﺑﻲ ﻓﺎﺣﺴﻦ ﺗﺄ د ﻳﺒﻲ Muhibin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2002), Cet. Ke-7. h. 119 9
10
Prof. H. Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsiran Al-Qur'an, 1973), Cet. Ke-1. h. 431
Allah mendidikku, maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan.11 "Dalam bahasa Inggris guru dikenal dengan sebutan Teacher. Teacher memiliki arti sederhana, yakni A person whose occuption is teaching others. Yang artinya guru ialah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain."12 "Adapun kompetensi guru (Teacher Competency) menurut Berlow (1985), ialah The ability of a teacher to responsibly perform his or her duties appropriately. Artinya, kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab." 13 Sedangkan menurut pendapat penulis sendiri, keterampilan guru adalah keahlian, kemampuan dan kesiapan lahir dan batin seorang tenaga pengajar atau guru untuk menyampikan ilmunya atau untuk melaksanakan tugas mengajar dan mendidik dengan keikhlasan dan keridhoan. Yang dimaksud dengan kesiapan lahir adalah keadaan fisik atau badannya yang sehat, tidak cacat sehingga ketika mengajar dan mendidik penuh percaya diri, . Adaapun kesiapan batin adalah cukupnya ilmu pengetahuan yang ia miliki, pikiran sehat, tidak dalam keadaan tertekan batinnya, sehingga ketika ia menyampaikan pelajarannya penuh dengan kegembiraan danbkeikhlasan.
11
Pof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet. ke-4. h. 8 12
Muhibin Syah, M.Ed. Op. Cit. h. 222
13
Muhibin Syah, M.Ed. Op. Cit. h. 229
Dalam pengertian lain, keterampilan adalah suatu kompetensi atau kemampuan, keahlian, kecakapan seorang guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, seperti mempersiapkan bahan pelajaran atau materi yang lengkap dan sistematis dalam sebuah silabus pembelajaran, metode yang akan digunakan, media yang diperlukan, dan menetapkan kriteria untuk melaksanakan evaluasi, dengan terencana dan terprogram agar dapat mempermudah proses pelaksanaan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Jadi keterampilan guru dalam mengajar didefinisikan secara operasional sebagai penguasaan sejumlah keterampilan dalam merancang pengajaran, mengelola pengajaran, dan penilaian prestasi belajar siswa yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. 2.
Pengertian Mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam
bidang-bidang studi kependidikan ,ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Dalam bukunya Muhibbin Syah, M.Ed. yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, di terangkan beberapa definisi mengajar menurut para tokoh, diantaranya: Arifin mendefinisikan mengajar sebagai"…suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu". Tyson dan Caroll, setelah mempelajari secara seksama sejumlah teori pengajaran menyimpulkan bahwa mengajar ialah…a way working with students…a process of interaction…the teacher does something to student; the students do something in return. Definisi ini menggambarkan bahwa mengajar adalah sebuah cara dan
sebuah proses hubungan timbale balikantara siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan. Sedangkan nasution berpendapat bahwa mengajar adalah "…suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar".14 Penulispun menemukan pengertian mengajar/pengajaran dalam bukunya Muhibbin Syah tersebut, sebagai berikut: Istilah pembelajaran/pengajaran menurut kamus besar bahasa Indonesia (1991) berasal dari kata 'Ajar' , artinya petunjuk yang diberikan kepada orang lain supaya diketahui (dituntut). Dalam bahasa Arab pengajaran disebut 'Ta'lim'. Selanjutnya, istilah pengajaran dalam bahasa Inggris disebut Instruction atau Teaching, yaitu yang memberi pengarahan agar melakukan sesuatu, memberi informasi. Istilah Instruction menurut Raber (1988) berarti pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan pengetahuan. Sementara itu, Tardif (1987) memberi arti Intruction secara lebih rinci yaitu: A preplanned, goal directid educational prosess designed to facilitate learning, artinya pengajaran adalah sebuah proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.15 Dari pengertian dan pendapat diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keterampilan guru dalam mengajar adalah suatu keahlian, kecakapan, kemahiran, dalam memaparkan suatu pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. B.
Keterampilan Mengajar. Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan diperlukan
berbagai keterampilan, diantaranta keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan Muhibin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2002), Cet. Ke-7. h. 182 14
15
Muhibin Syah, M.Ed. Op. Cit. H.33
bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Keterampilan mengajar tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan keterampilan bertanya. Keterampilan ini perlu dikuasai oleh guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan. a. Keterampilan bertanya dasar mencakup: − Pertanyaan yang jelas dan singkat. − Pemberian acuan yaitu penjelasan singkat yang berisi informasi yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan. − Memusatkan perhatian − Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan. Guru hendaknya berusaha agar semua peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan dan memberikan kesempatan berfikir. b. Keterampilan bertanya lanjutan meliputi: − Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesidan evaluasi.
− Pengaturan urutan pertanyaan yaitu mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. − Peningkatan terjadinya interaksi yaitu guru tidak menjawab secara langsung tetapi dilontarkan kembali keseluruh peserta didik. 2. Memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat menimbulkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. 3. Mengadakan variasi yaitu untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. Variasi yang meliputi: a. Variasi dalam gaya mengajar misalnya variasi suara, gerakan badan dan mimic, mengubah posisi, dan mengadakan kontak pandang dengan peserta didik. b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar. c. Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat kegiatan pembelajaran, dan dalam pengorganisasian pesan (deduktif dan induktif). 4. Menjelaskan. Penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus diperjatikan, yaitu:
a. Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah dipahami oleh peserta didik. b. Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih dahulu kemudian menarik kesimpulan umum. 5. Membuka dan menutup pelajaran; Membuka pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal. Upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut: a. menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan disajikan. b. Menyampaikan tujuan (kompetensi dasar) yang akan dicapai. c. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. d. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan di sajikan. e. Mengajukan pertanyaan baik utuk mengetahui pemahaman peserrta didik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari. Kemudian menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang dipelajari serta mengakhiri kegiatan pembelajaran. Untuk melakukan kegiatan penutupan yang dapat dilakukan adalah:
a. Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. b. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugastugas yang harus dikerjakan sesuai dengan materi yang telah dipelajari. d. Memberikan post tes. 6. Membimbing diskusi kelompok kecil. Hal-hal yang perlu dipersiapkan guru adalah: a. pembentukan kelompok secara tepat b. memberikan topic yang sesuai c. pengaturan tempat duduk yang memungkinkan peserta didik dapat berparti sipasi secara aktif. 7. Mengelola kelas. Beberapa prinsip yang harus diperhatiakan dalam pengelolaan kelas adalah: kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif, dan penanaman disiplin diri. Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut: a. Penciptaan dan pemeliharaan iklim pembelajaran yang optimal meliputi: − Menunjukkan sikap tanggap − Memberi petunjuk yang jelas − Memberi teguran yang bijak sana − Memberi penguatan ketika diperlukan
b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal meliputi: − Modifikasi perilaku yaitu mengajarkan perilaku yang baru dengan contoh dan pembiasaan, meningkatkan perilaku yang baik dengan penguatan dan mengurangi perilaku buruk dengan hukuman. − Pengelolaan kelompok dengan cara peningkatan kerja sama dan keterlibatan, menangani konflik, dan memperkecil masalah yang timbul. − Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan maslah. 8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan, merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan: a. Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas. b. Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup pengutan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran. c. Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik. Dengan memiliki keterampilan mengajar yang telah diuraikan diatas diharapkan guru tidak lagi menjadi figur yang menakutkan bagi peserta didiknya, sehingga
peserta didik senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada dalam proses pembelajaran dan memiliki motivasi yang tinggi. Berdasarkan pengalaman penulis ketika menjadi guru di salah satu sekolah dasar, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru sebelum mengajar, diantaranya: a.
Seorang guru harus membuat silabus pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan yang berlaku pada saat itu.
b.
Seorang guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang meliputi: − Rencana pembelajaran setiap pertemuan − Rencana pembelajaran satu semester − Dan program pembelajaran tahunan Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh seorang guru, diantaranya: 1.
Penyusunan program pengajaran yang meliputi perumusan tujuan pengajaran, bahan pelajaran dan alat serta metode yang digunakan sampai pada evaluasi.
2.
Penataan lingkungan yang berhubungan dengan pokok bahasan yang akan dibahas, perlu dibina agar kelas menjadi merangsang dan penuh dorongan sehingga memungkinkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
3.
Pengorganisasian proses pembelajaran dan sumber belajar yang diatur sedemikian rupa sehingga diharapkan terjadi interaksi yang responsive antara guru dan murid.
4.
Menetapkan kriteria berupa norma atau batas tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan minimum yang dicapai para siswa. Sasaran tersebut juga menggambarkan fungsi dari keterampilan yang harus
dimiliki sebagai alat bantu bagi guru dalam proses pembelajaran. Dengan dengan memiliki keterampilan mengajar yang baik, ini memudahkan seorang guru mengelola kelas seoptimal mungkin dan dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat secara kreatif
oleh guru sebagai manajer kelas. Kreatifitas guru ini sangat penting karena
sebagai manajer, ia berhadapan dengan sumber-sumber belajar dan lingkungan belajar yang diatur dan di tatanya. Pengaturan dan penataan ini memerlukan teknik tertentu antara lain dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada. Walaupun sekolah memiliki fasilitas yang lengkap dan canggih belum dapat menjamin tercapainya tujuan yang optimal jika guru selaku manajer tidak bisa memanfaatkannya sebagai media yang menunjang proses pembelajaran, maka fasilitas tersebut akan percuma, tetapi sebaliknya guru yang kreatif dapat memanfaatkan lingkungan belajar yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C.
Pengertian Motivasi Belajar Siswa Istilah motivasi diambil dari kata motif yang dalam kamus besar Indonesia
berarti 'alasan atau sebab seseorang melakukan sesuatu'.16 Menurut Moh. Uzer Usman motif adalah, "Daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu".17 "Silverstone menganggap motif ini merupakan tahap awal dari proses motivasi, karena itu WS. Winkell menanamkan motif ini baru merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan) saja, sebab motif-motif itu tidak selamanya aktif. Motif-motif itu aktif hanya pada saat-saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan mendesak."18 Apabila suatu kebutuhan dirasakan mendesak untuk dipenuhi, maka motif atau daya penggerak menjadi aktif. Daya penggerak yang telah menjadi aktif inilah yang disebut "motivasi". Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut orang untuk memenuhi kebutuhan. Dan sesuatu yang dijadikan motivasi itu merupakan suatu keputusan yang telah ditetapkan individu sebagai suatu kebutuhan/tujuan yang nyata ingin dicapai. Dari pemahaman diatas maka motif-motif itu dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu: 16
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1996), hal. 166
17
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 19992), 24 18
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hal. 129
a.
Motif Instrinsik. Yaitu motif yang bersela dari diri seseorang itu sendiri tidak perlu dirangsang dari luar. Juga diartikan sebagai motif yang pendorongnya ada kaitannya dengan nilai-nilai yang terkandung didalam obyeknya/tujuan pekerjaan itu sendiri.
b.
Motif Ekstrinsik. Yaitu motif yang berfungsi karena adanya rangsangan dari luar tidak ada kaitannya dengan nilai yang terkandung didalam obyek/tujuan pekerjaannya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran motivasi dari guru sangat
menentukan tercapainya keberhasilan suatu proses pembelajaran. Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan inilah yang mendasari dan mendorong manusia memiliki kebutuhan yang berbeda. Inilah yang disebut motivasi seseorang dalam berbuat atau mengerjakan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, peserta didik memiliki motif untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengertian motivasi menurut Sardiman adalah: "Serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.19 Berdasarkam pengertian motif yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu kegiatan perlu adanya motif. Motif-motif tersebut dapat ditanamkan melalui latihan-latihan atau kebiasaan yang berasal dari lingkungan, maka bisa kita pahami bahwa motif adalah dorongan atau kekuatan dari 19
Sardiman AM, Op. Cit. hal. 75
dalam diriseseorang yang mendorong untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam diri kita motif itu dapat berupa suatu kebutuhan, tujuan, cita-cita, atau suatu hasrat/keinginan yang merupakan daya penggerak dari dalam diri untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran jelas motivasi sangat menentukan untuk tercapainya keberhasilan suatu proses kegiatan belajar mengajar. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu tanda bahwa orang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.20 Banyak orang yang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada juga yang secara khusus mengartikan belajar adalah menyerap pengetahuan. Berikut beberapa definisi tentang belajar dari beberapa tokoh: Menurut James O. Wittaker, "belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan tau pengalaman."Learning may
20
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 1
be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience".21 "Howard L. Kingsley mendefinisikan, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan".22 "Howard L. Kingsley mendefinisikan, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan".23 Muhibin Syah memberikan definisi belajar berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu: 1. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa. 2. Secara institusional (ditinjau dari kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses "validasi" atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materimateri yang telah ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan yang kemudian dinyatakan dalam bentuk score. 3. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu), ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini di fokuskan pada tercapainya daya fakir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah sekarang dan yang akan datang yang dihadapi siswa.24
21
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1998),
hal. 104 22
Wasty Sumanto, Op. Cit. h.22
23
Wasty Sumanto, Op. Cit. h.22
24
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 91
Persamaan dari beberapa definisi di atas tampak bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Belajar adalah sutu proses yang dilakukan individu untuk mengubah tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang paling fundamental dalam setiap penyelenggaraan pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan amat bergantuing dari proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Untuk menimbulkan motivasi belajar siswa, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru yaitu: a. Bahan pelajaran yang dapat dihayati anak-anak atau peserta didik b. Anak-anak menyadari tujuan yang dipelajarinya c. Bahan yang disajikan sesuai dengan bakat, kecerdasan ataupun pengalaman siswa d. Sistem evaluasi yang teratur dan setiap kesalahan diperbincangkan bersama e. Pujian dan perhatian dari pihak guru f. Sistem evaluasi tidak hanya dititik beratkan pada hafalannya saja g. Hubungan siswa dan guru.25 Prof. Dr. H. Ramayulis menyatakan,"Untuk menarik perhatian dan minat itu guru dapat menggunakan berbagai cara seperti: Cara belajar yang baik, Alat peraga yang cukup, Intonasi yang tepat dan humor, dan mungkin juga dengan menggunakan contoh yang tepat, up to date, dsb."26
h. 34
25
Sardiman, A.M. Op. Cit. h. 103
26
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), Cet .4,
Peranan guru dikelas dapat menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat belajar peserta didik, bila guru mampu memanaj kelas dengan baik. Dari pengertian dan penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa motivasi belajar siswa adalah dorogan atau keinginan yang kuat yang timbul dalam diri pribadi siswa untuk berbuat dan melakukan sesuatu atau belajar ilmu pengetahuan dengan sungguh-sungguh dan dengan rasa senang. D.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru untuk meningkatkan mutu hasil pelajaran yang dicapai oleh peserta didiknya, dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, diantaranya: 1.
Faktor-faktor dari luar diri siswa (Ekstenal), yaitu: a. Faktor-faktor non sosial (lingkungan). Kelompok faktor-faktor ini bisa dikatakan juga tidak terbilang jumlahnya, seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu dan lain sebagainya. b. Faktor-faktor sosial (instrumental). Yang dimaksud faktor sosial disini adalah faktor manusia, baik manusia itu ada/hadir atau tidak hadir. Kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu situasi belajar dalam artian dapat mengganggu kensentrasi belajar.
2.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal), yaitu: a. Faktor-faktor fisiologis. Pada faktor fisiologis ini harus ditinjau sebab yang melatarbelakangi aktifitas belajar, seperti keadaan jasmani dalam keadaan segar dan kurang segar, akan mempengaruhi situasi belajar, yang ada hubungannya dengan hal ini terdapat dua hal yaitu: cukupnya nutrisi dan adanya beberapa penyakit yang kronis. b. Faktor-faktor psikologis. Faktor yang dapat mendorong seseorang untuk belajar yaitu: minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognotif. Berdasarkan beberapa faktor yang mepengaruhi belajar siswa diantaranya
adalah motivasi, baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun motivasi dari luar siswa seperti kemampuan guru yang handal dalam keterampilan mengajar sehingga siswa semangat dan penuh gairah untuk belajar. Guru adalah yang paling dominan berhubungan langsung dengan siswa, karena ditangan gurulah kunci keberhasilan proses pendidikan sebagian ditentukan. Sesuai dengan kerangka teori diatas bahwa guru dalam melaksanakan tugasnya dituntut memiliki kecakapan, keterampilan tertentu, dan tampil secara professional dalam melaksanakan dan mengelola proses pembelajaran serta mengevaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukannya. Dengan keterampilan tersebut, tentu ia mampu menciptakan suasana yang mendukung aktifitas siswa kearah pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian peserta didiknya akan mencapai hasil yang memuaskan. Dalam menciptakan suasana yang mendukung tersebut, guru dituntut memiliki kecakapan dan keterampilan yang
baik, efektif dan efisien, sebelum ia mentranformasikan pelajarannya dilapangan (kelas) dan kepada siswa. Karena dorongan untuk belajar siswa tidak hanya mampu dalam diri siswa saja, maka guru sebagai orang yang lebih banyak berhubungan langsung dengan siswa harus mampu dan pandai dalam merangsang serta memotivasi belajar siswa. Misalnya dengan menggunakan teknik penyajian yang bervariasi, metode pengajaran yang selalu berganti, strategi belajar yang mengaktifkan siswa, alat peraga yang dapat menarik perhatian siswa, hubungan sosial yang akrab dengan siswa dan sebagainya. Jadi dapat dikatakan semakin baik guru memiliki keterampilan mengajar akan semakin membuat siswa termotivasi untuk belajar kepada gurunya. Semakin cakap kemampuan guru dalam penyampaian materi, semakin tinggi pula motifasi siswa untuk belajar.
Hipotesis Penelitian Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu: Ha :
Ada hubungan yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa.
Ho :
Tidak ada hubungan yang signifikan antara keterampilan mengajar dengan motivasi belajar siswa.
guru dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Serpong, Jl. Raya Puspitek Serpong Tangerang - Banten
2.
Waktu Penelitian ini dilakukan pada Januari 2007 sampai dengan 25 Februari 2007
B.
Populasi dan Sampel Yang dimaksud dengan populasi adalah : "Keseluruhan obyek penelitian yang
terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian."27 Menurut Aminudin Rosyad, "Populasi adalah sejumlah masa (manusia/bukan) yang terdapat dalam kekuasaan tertentu atau berada dalam satu unit kesatuan".28 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas II (dua) Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten yang berjumlah 310 siswa.
27
Herman Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.4 28
Arief Furcham, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha nasional, 1982), h. 189
Sedangkan "sampel adalah sebagian dari populasi."29 Menurut Nana Sunjaya, "Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi."30 Dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 25% dari jumlah populasi, maka secara keseluruhan jumlah sampel yang diambil sebanyak + 75 orang siswa dari 310 anak didik yang telah dipilih secara acak (random sampling) C.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penyusun menggunakan metode deskriptif karena
penyusun mempunyai tujuan untuk membuat suatu gambaran secara sistematis mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Untuk memperoleh data yang lengkap dan obyektif, maka penyusun menyusun skripsi ini dengan melakukan cara sebagai berikut: penelitian lapangan (field research) yaitu penyusun langsung ke objek penelitian, yaitu MTs Serpong yang terletak di Jalan Raya Puspitek Serpong Tangerang Banten. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian : 1.
Menentukan populasi dan sampel/
2.
Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian di MTs Serpong Tangerang Banten.
3.
menentukan pengumpulan data 29
Aminudin Rosyad, Metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas tarbiyah IAIN, 1987), h. 62 30
Nana Sunjaya, Penelitian Dan penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Biru, 1989), h. 84
Dalam pengumpulan data yang diperlukan, maka penulis melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang di selidiki, terutama mengenai keadaaan umum MTs Serpong Tangerang Banten. b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung berkenaan dengan skripsi ini, caranya dengan mendatangi langsung responden untuk mendapatkan informasi dan data secara langsung dari pihak sekolah, terutama dengan wali kelas dua MTs Serpong untuk memperoleh data tentang perencanaan pembelajaran yang dibuat. c. Angket, yaitu sejumlah pertanyaan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan empat alternatif jawaban, untuk angket caranya adalah dengan membagikan kepada responden yang bersangkutan dalam hal ini adalah siswa kelas II MTs Serpong Tangerang Banten. Untuk mempermudah dalam membuat angket yang akan digunakan dalam penelitian ini, penulis terlebih dahulu mengemukakan indikator-indikator soal sebagai berikut: Tabel I Tentang kisi-kisi keterampilan guru dalam mengajar Variabel Indikator Item Keterampilan guru Guru sebagai demonstrator dalam mengajar Penyajian materi 1, 2, 3, 4 Teknik (metode mengajar) 5, 6, 7, Guru sebagai mediator/fasilitator 8, 9, 10
Jumlah 4 3 3
Penyediaan alat dan sumber belajar Guru sebagai motivator 11, 12 Guru sebagai evaluator Memberi kesempatan 13, 15 menjawab Mengadakan post test 14, Jumlah
2 2 1 15
Tabel II Tentang Kisi-Kisi Motivasi Belajar siswa kelas dua MTs Serpong Variabel Indikator Item Jumlah Motivasi belajar Antusiasme belajar siswa Kesungguhan dalam 1, 2, 3, 4, 5, 6, 6 mengikuti pelajaran yang diberikan guru Semangat menanggapi dan 7, 8, 9, 10, 11, 6 bertanya 12 Semangat menjawab 13 1 pertanyaan guru Guru selalu memberikan 14, 15 2 pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar Jumlah 15 Setelah data-data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data-data, menafsirkan dan menginterpretasikan hasil penelitian. Mengenai teknik penulisan ini, penyusun berpedoman kepada teknik penulisan skripsi Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta. D.
Variabel Penelitian Dalam penelitian yang berjudul hubungan antara keterampilan guru dalam
mengajar dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten, terdapat dua variabel, yaitu:
1.
Variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian adalah keterampilan guru dalam mengajar.
2.
Variabel terikat. Variabel terikat adalah motivasi belajar siswa kelas dua MTs Serpong Tangerang Banten.
E.
Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1.
Teknik Pengolahan Data Untuk mengolah data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, penulis
melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Editing Dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan edit atau memilih dan menyoroti data sehingga data yang terpakai saja yang tinggal,data yang tidak perlu dan tidak terpakai disisihkan. b. Skoring Tahap selanjutnya adalah pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket dengan cara kualifikasi pilihan jawaban dari responden dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Untuk angket keterampilan guru dalam mengajar (variabel X) bila memilih: Selalu
diberi bobot nilai = 4
Sering
diberi bobot nilai = 3
Kadang-kadang
diberi bobot nilai = 2
Tidak pernah
diberi bobot nilai = 1
2. Untuk angket motivasi belajar siswa kelas dua MTs Serpong (variabel Y) bila memilih: Sangat setuju
diberi bobot nilai = 4
Setuju
diberi bobot nilai = 3
Tidak setuju
diberi bobot nilai = 2
Sangat tidak setuju
diberi bobot nilai = 1
c. Tabulating Tabulating adalah metabulasi data jawaban yang telah diberikan kedalam bentuk tabel, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk prekuensi dan prosentase. Untuk menentukan prosentasenya, maka dapat ditempuh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P = F X 100% N Untuk menginterpretasikannya maka digunakan tabel interpretasi prosentase berikut: Tabel III Interpretasi Prosentase Prosentase Interpretasi 60% - 100% Sebagian besar 51% - 59% Lebih dari setengahnya 50% Setengahnya 40% - 49% Hampir setengahnya 1% - 39% Sebagian kecil
2.
Teknik Analisa Data Dalam menganalisa data, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Mencari angka korelasi dengan rumus: rxy = N∑XY – (∑X) (∑Y)___________ √[N∑X² - (∑X)²] [N∑Y² - (∑Y)²] ket:
b.
rxy
= Angka Indeks Korelasi '"r" Produck Moment
N
= Number of Cases
∑XY
= Jumlah hasil perkalian antara sektor X dan sektor Y
∑X
= Jumlah seluruh sektor X
∑Y
= Jumlah seluruh sektor Y
Memberi interpretasi terhadap rxy yaitu: a.
Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indek korelasi "r" produck moment, seperti dibawah ini Tabel IV Interpretasi terhadap besarnya "r" produck moment
Besarnya "r" produck moment 0,00-0,20 0,20-0,40 0,40-0,70 0,70-0,90 0,90-1,00
Interpretasi Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y). Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelai yang sangat kuat atau sangat tinggi.
b.
Interpretasi menggunakan tabel nilai "r" produck moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau dengan degrees of freedonya (df) yang rumusnya sebagai berikut: DF = N – nr Ket: DF : Degrees Of Freedom N : Number Of Cases Nr : banyaknya fariabel yang dikorelasikan
Dengan diperolehnya "db" dan "df", maka dapat dicari besarnya "r" yang tercantum dalam tabel nilai "r" produck moment baik pada taraf dignifikansi 5% maupun taraf signifikansi 1%. Jika ro sama atau lebih besar dari pada "rt", maka hipotesa alternatif disetujui atau diterima dan hipotesa nihil tidak dapat diterima atau disetujui.
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Objek Penelitian
1.
Sejarah Singkat MTs Serpong Madrasah Tsanawiyah (MTs) Serpong terletak di Desa Ci Sauk kecamatan
Serpong Kabupaten DT. II Tangerang, tepatnya di Jl. Raya Puspitek Serpong Tangerang Banten. Secara geografis letak madrasah ini sangat strategis selain karena mudah dijangkau posisinya dekat sekali dengan jalan raya. Berseberangan dengan Masjid Jami' Mujahidin tepat di depan madrasah, dan berdampingan dengan gedung SMP PGRI Serpong. Mengenai histori berdirinya Madrasah Tsanawiyah Serpong, penulis mendapat keterangan dari Kepala Madrasah yang juga sebagai salah seorang pendiri Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Serpong yaitu Bapak Ahmad Marjuki, beliu mengatakan: Madrasah Tsanawiyah Serpong merupakan salah satu lembaga Pendidikan Islam tingkat menengah pertama, yang berstatus swasta di bawah naungan Yayasan Tarbiyatul Islamiyah. Pada mulanya madrasah ini berstatus Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) 4 tahun tetapi kemudian berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1978, berdasarkan surat keputusan (SK) Menteri Agama Republik Indonesia No. 16 tahun 1978, di tetapkan bahwa seluruh Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di alihkan menjadi Madrasah Tsanawiyah.31 Madrasah Tsanawiyah Serpong dirintis oleh para guru dan tokoh masyarakat sekitarnya pada tahun 1966, terdiri dari H. Muhammad. S.Ag. H. Syafi'ie (Alm), H. Syukri (Alm), Supendi, Sudarman, Ahmad Marjuki, dan Lagiman Sastroamidjoyo. 31
Wawancara penulis dengan Bapak Ahmad Marjuki, Kepala Madrasah Tsanawiyah Serpong, Tangerang, 03 Januari 2007
Madrasah ini didirikan diatas tanah wakaf seluas + 2500 M2 dengan luas bangunan + 250 M2 yang hanya memiliki 4 ruang belajar, masing-masing berukuran +
7 M2 X 8 M2. bangunan tersebut mula-mula ketika masih berstatus PGAP
berbentuk huruf "I" kemudian berubah menjadi huruf "L" setelah mendapat tambahan lokal pada tahun 1978. Dilihat dari statistik penerimaan murid baru, Madrasah Tsanawiyah Serpong mengalami kenaikan yang amat pesat dari tahun ketahun. Pada tahun 1996 terdapat penambahan lokal menjadi 8 lokal dan pada tahun 2005 bertambah 2 lokal. Jadi jumlah local Madrasah Tsanawiyah Serpong seluruhnya ada 14 lokal belajar, 1 ruang guru, satu ruang Kepala Sekolah, 1 ruang TU, 1 lab komputer, dan 1 ruang OSIS. Ketika penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah, beliau mengmukakan bahwa: "Akan dibangun lokal baru lagi, untuk persediaan lokal belajar kelas 1 dan perpustakaan, karena sampai saat ini jam pembelajaran dibagi menjadi dua, yaitu pagi digunakan untuk kelas II dan III, sedangkan sore dipergunakan untuk kelas I".32 Tujuan Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang terbagi menjadi dua pokok tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. a.
Tujuan Umum 1. Merupakan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 32
Wawancara penulis dengan Bapak Ahmad Marjuki, kepala Madrasah Tsanawiyah Serpong, Tangerang, 03 Januari 2007
hal ini termaktub dalam ketetapan MPR No. 1/MPR/1995 tentang GBHN yang berbunyi "Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kehidupan bangsa, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, mempererat kepribadian dan mempersemangat kebangsaan agar dapat memberikan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 2. Mendidik siswa dengan harapan mereka kelak dapat bermanfaat bagi agama, bangsa dan Negara serta menjadi pemuda yang dapat menjadi pemimpin ditempat tinggal mereka yang mengembangkan kepemimpinan manusia yang berakhlakul karimah. b.
Tujuan Khusus 1. Menyiapkan generasi masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mempunyai daya juang, kreatif, inovatif, dan menjadikan iman dan taqwa sebagai landasannya. 2. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
professional
sebagai
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. Dari uraian diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan didirikannya Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang adalah agar anak-anak lulusan Sekolah Dasar atau Madrasah Tsanawiyah Ibtidaiyah dan sederajat dapat melanjutkan studinya. Adapun tujuan yang lebih khusus, yaitu agar mendidik anak menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, agama, bangsa dan Negara.
2.
Struktur Organisasi Sebagai suatu lembaga pendidikan yang mapan, struktur organisasi Madrasah
Tsanawiyah Serpong sangatlah penting bagi otonomi dan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran maupun dalam kebijakan administrasi. Untuk bidang tugas, maka berikut ini dikemukakan struktur organisasi pengurus Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang tahun ajaran 2006/2007.
Tabel V Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Serpong Tangerang
YAYASAN
Ahmad Marjuki Kepala Madrasah
H. MA. Maryuti. BA. Wakil Kepala
A. Syahrullah. SPd. Bendahara
Misbahul Anwar. SPd.I Bdg. Kurikulum
Rusdi. BBA Bdg. Kesiswaan
Evi Magfiroh Sekretaris
Aban N. Bdg. Humas
Ahmad Najib Bimb. Penyuluhan
3.
Keadaan Siswa dan Guru Madarasah Tsanawiyah Serpong bermodalkan kepercayaan dari Yayasan
Tarbiyatul Islamiyah, mereka bekerja sama secara gigih dan ulet antara kepala madrasah dengan pengurus, para guru, dan masyarakat dalam upaya meningkatkan jumlah siswa. Madrasah Tsanawiyah lambat laun semakin dikenal luas oleh masyarakat di wilayah kecamatan Serpong, bahkan kini sampai daerah diliar kecamatan serpong, dan diluar kabupaten Tangerang. Terbukti pendaftaran siswa baru sudah meningkat lebih dari 15 persen dari tahun lalu, dan dilihat dari asal sekolah mereka sebelumnya cukup representative mewakili wilayah yang berada dalam lingkungan kecamatan serpong, bahkan ada sebagian dari mereka diluar kabupaten tangerang, seperti dari daerah Gunung Sindur dan Parung Panjang yang merupakan wilayah kabupaten Bogor propinsi Jawa Barat. Pada tahun ajaran 2004 / 2005 jumlah siswa MTs Serpong berjumlah 760 siswa/i. untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada table berikut:
No 1 2 3
Kelas I II III Jumlah
Table VI Keadaan Sisw/I MTs Serpong Tahun Ajaran 2004 / 2005 Jumlah siswa/i Jumlah kelas 284 Tujuh kelas 240 Enam kelas 236 Lima kelas 760
Keterangan Masuk siang Masuk pagi Masuk pagi
Pada tahun ajaran 2005/2006 jumlah siswa/I MTs Serpong berjumlah 928 orang.
Table VII Jumlah Keseluruhan Siswa/I MTs Serpong Tahun Ajaran 2006 / 2007 No 1 2 3
Kelas I II III Jumlah
Jumlah siswa/i 311 310 307 928
Jumlah kelas Tujuh kelas Tujuh kelas Tujuh kelas
Keterangan Masuk siang Masuk pagi Masuk pagi
Berdasarkan table diatas, diperoleh gambaran bahwa dari segi kuantitas siswa/I Madrasah Tsanawiyah Serpong cukup mengalami peningkatan yang berarti. Dari jumlah ini 90% adalah siswa/I yang berasal dari sekitar wilayah Tangeraang, sedangkan 10% adalah siswa/I yang berasal dari wilayah kabupaten Bogor dan sekitarnya. Mengenai tenaga guru yang mengajar di MTs Serpong menurut Kepala Sekolah, bapak Ahmad Marjuki bahwa, Tenaga pengajar yang ada di Madrasah Tsanawiyah serpong terdiri dari bapak dan ibu guru dengan status sebagai tenaga pengajar tetap dan ada pula yang berstatus sebagai tenaga honorer. Mereka pada umumnya adalah para sarjana lulusan dari berbagai perguruan tinggi, seperti alumni dari STAI Fatahilah Tangerang, IAIN Bandung, IKIP Jakarta, Universitas Terbuka Pondok Cabe, STKIP, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dari perguruan lainnya.33 Berdasarkan keterangan dari kepala Madrasah tersebut, penulis kemukakan keadaan guru di MTs Serpong dalam table berikut:
33
Bapak Ahmad Marjuki, Kepala Madrasah Tsanawiyah Serpong, Wawancara Pribadi, 03 Januari 2007
Table VIII Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Serpong Tahun Ajaran 2006 / 2007 No 1 2 3 4 5 6
4.
Status Pendidikan PGA D2 D3 S1 S1 S2 Jumlah
Jumlah 2 Orang 1 Orang 6 Orang 15 Orang 12 Orang 1 Orang 37 Orang
Keterangan
Pendidikan Agama Pendidikan Umum UT. Biologi
Sarana dan Prasarana Dari segi fasilitas fisik, madrasah ini termasuk lembaga Pendidikan Agama
Islam yang sudah mapan, terbukti dengan adanya fasilitas gedung milik sendiri dan permanent. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan dalam table berikut: Table IX Fasilitas Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Serpong Tahun Ajaran 2006/2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Fasilitas Ruang Belajar Ruang Guru Ruang Kepala Sekolah Ruang TU Ruang Perpustakaan Lab. Komputer Ruang OSIS Lapangan Olah Raga Masjid WC Guru WC Siswa Lapangan Upacara
Jumlah 14 1 1 1 1 1-2 Unit 1 1 1 1 Pintu 1-3 Pintu 1
Keterangan Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanent Permanen
5.
Kurikulum Madrasah Seperti halnya lembaga pendidikan pada umumnya, madrasah ini memiliki
metode pembelajaran dan kurikulum yang merupakan target pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini, MTs Serpong menggunakan kurikulum Madasah Tsanawiyah yang berlaku secara nasional dibawah pengelolaan dan pengawasan Departemen Agama Republik Indonesia. Kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum Departemen Agama tahun 1994, yang dipadukan dengan kurikulum 2004, untuk lebih jelaasnya penulis kemukakan dalam table berikut: Table X Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Serpong Tahun Ajaran 2006/2007 No
Bidang Studi
1
Pendidikan Agama Islam a. Qur'an Hadits b. Aqidah Akhlak c. Fiqih d. Sejarah Kebidayaan Islam e. Bahasa Arab PPKN Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam a. IPA Biologi b. IPA Fisika Ilmu Pengetahuan Sosial a.. IPS Geografi b. IPS Sejarah c. IPS Ekonomi Kerajinan Tangan dan Kesenian Penjaskes Bahasa Inggris Komputer (muatan lokal)
2 3 4 5 6
7 8 9 10
I
Jumlah Jam II
III
2 2 2 1 3 2 6 6
2 2 2 1 3 2 6 6
2 2 2 1 3 2 6 6
3 3
3 3
3 3
2 2 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 4 2
2 2 2 2 2 4 2
Keterangan: Selain bidang studi diatas yang diajarkan kepada siswa/I, juga beberapa keterampilan, seperti kepramukaan, PMR, pelatihan dakwah, drum bend, pelatihan seni baik bersifat keagamaan maupun seni lainnya yang sesuai dengan acuan dan tujuan pembelajaran. Serta pelatihan dasar-dasar kepemimpinan. B.
Deskripsi Hasil Penelitian Seperti yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu
teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam peneliotian ini aalah dengan menggunakan angket. Setelah diperoleh data berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada murid dan diberi skor berdasarkan klriteria yang telah ditentukan kemudian data tersebut diolah dan disusun secara statistic dalam bentuk table dengan menggunakan teknik analisa prosentase dan teknik analisa Product Moment Karl person Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan antara pengaruh kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas II MTs Serpong Tamgerang Banten. Adapun hasil pengolahan angket dengan teknik deskriptif prosentase menggunakan rimus: p = f x 100 % N Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi
C.
Deskripsi Data Hasil penelitian ini diperoleh dari kuesioner/angket yang disebar kepada siswa
kelas II sebanyak 75 responden. Sebagaimana telah disebutkan pada bab III untuk terlebijh dahulu data tersebut akan diuraikan setiap variable. Adapun data dari setiap variable akan dilakukan prosentase terhadap setiap item soal dengan menggunakan rumus prosentase dan hasilnya bisa dilihat dibawah ini: 1.
Variable X Keterampilan Guru Dalam mengajar Tabel XI Distribusi Frekuaensi (Persentase) Tentang Keterampilan Guru Dalam Mengajar Nilai (X) 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 - 19 Total
F 1 7 14 15 25 7 5 0 1 N= 75
P 1.3 % 9.3 % 18.8 % 20 % 33.3 % 9.3 % 6.7 % 1.3 % P= 100 %
Total 10.6 % 38.8 %
50.6 % 100 %
Dari data hasil prosentase diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa siswa yang memiliki nilai tertinggi (50 - 59) hanya 10.6 %, yang berarti bahwa hanya 10.6 % guru memiliki keterampilan dalam mengajar. Sedangkan siswa yang memiliki nilai 40 – 49 hanya 38.8 %, yang memiliki arti bahwa hampir sebagian guru memilki keterampilan dalam mengajar. Dan siswa yang memiliki nilai terendah (15 - 39) sebanyak 50.6 %, ini mengandung pengertian, bahwa hanya sebagian kecil guru
memiliki keterampilan dalam mengajar. Jadi menurut siswa, keterampilan guru dalam mengajar hanya sebagian kecil saja atau keterampilan guru dalam mengajar sangat lemah. 2.
Variabel Y Motivasi Belajar Siswa Kelas II MTs Serpong Tangerang Tabel XII Distribusi Frekuensi (Persentase) Motivasi Belajar Siswa kelas II MTs Serpong Tangerang Nilai (X) 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 - 19 Total
F 1 3 6 19 24 10 8 3 1 N= 75
P 1.3 % 4% 8% 25.3 % 32 % 13.3 % 10.8% 4 1.3 % P= 100 %
Total 5.3 % 33.3 %
61.4 % 100 %
Dari data hasil prosentase diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa siswa yang memiliki nilai tertinggi (50 - 59) hanya 5.3 %, yang berarti bahwa hanya 5.3 % siswa termotivasi dalam belajarnya. Sedangkan siswa yang memiliki nilai 40 – 49 hanya 33.3 %, yang memiliki arti bahwa hampir sebagian siswa termotivasi dalam belajarnya. Dan siswa yang memiliki nilai terendah (15 - 39) sebanyak 61.4 %, ini mengandung pengertian, bahwa hanya sebagian kecil siswa yang termotivasi dalam belajarnya. Jadi menurut siswa, hanya sebagian kecil siswa termotivasi dalam kegiatan belajar mengajar atau motivasi belajar siswa sangat lemah.
Berdasarkan hasil dari data distribusi frekuensi (persentase), dapat ditarik kesimpulan, bahwa keterampilan guru dalam mengajar sangat kecil atau kurang, sehingga pengaruhnya terhadap motivasi belajar siswa sangat kecil atau lemah. Untuk mengetahui lebih lnjut tentang apakah ada hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa, maka tahap selanjutnya adalah menganalisa variabel penelitian, sebagai berikut: D.
Analisa Data Sebagaimana telah disinggung sebelumnya pada bab III, bahwasannya
penelitian ini merupakan penelitian dengan dua variable yaitu variable bebas tentang keterampilan guru dalam mengajar, dan variable terikat tentang motivasi belajara siswa kelas dua MTs Serpong Tangerang. Dalam statistic lebih dikenal dengan sebuah uji korelasi product moment Karl person dengan rumus sebagai berikut: rxy = N∑XY – (∑X) (∑Y)___________ √[N∑X² - (∑X)²] [N∑Y² - (∑Y)²] ket:
rxy
= Angka Indeks Korelasi '"r" Produck Moment
N
= Number of Cases
∑XY
= Jumlah hasil perkalian antara sektor X dan sektor Y
∑X
= Jumlah seluruh sektor X
∑Y
= Jumlah seluruh sektor Y
Adapun untuk mencari nilai koefisien korelasi tersebut, maka penulis menempuh langkah-langkah dengan menghitung skor yang dihasilkan dari variable X dan variable Y, skoring diteliti jumlahnya kemudian dimasukkan kedalam tabel kerja atau tabel perhitungan sebagai berikut:
Table XIII Hubungan Antara keterampilan Guru Dalam mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
(X) 39 41 52 31 51 35 40 36 39 44 46 29 54 39 31 40 37 31 40 29 36 37 18 39 43 45 33 37 35 47 28 50 45 38 38 26
(Y) 38 49 44 55 51 37 41 37 29 33 34 30 47 18 31 35 40 37 37 44 34 35 37 38 44 41 42 37 26 38 44 53 45 40 47 41
(XY) 1482 2009 2288 1085 2601 1295 1640 1332 1131 1452 1564 870 2538 702 961 1400 1480 1147 1480 1276 1224 1295 666 1482 1892 1845 1386 1369 910 1786 1232 2650 2025 1520 1786 1066
(X²) 1521 1681 2704 961 2601 1225 1600 1296 1521 1936 2116 841 2916 1521 961 1600 1369 961 1600 841 1296 1369 324 1521 1849 2025 1089 1367 1225 2209 784 2500 2025 1444 1444 676
(Y²) 1444 2401 1936 3025 2601 1369 1681 1369 841 1089 1156 900 2209 324 961 1225 1600 1369 1369 1936 1156 1225 1369 1444 1936 1681 1764 1369 676 1444 1936 2809 2025 1600 2209 1681
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 N=75
34 32 35 37 35 29 42 37 39 44 44 34 41 55 44 39 37 38 38 41 45 53 55 42 53 46 45 54 39 46 45 43 45 44 38 46 46 47 38 ∑X=3024
28 43 36 22 37 39 40 34 38 29 43 44 38 47 28 36 33 40 36 44 26 35 35 23 27 30 40 43 38 35 38 26 49 33 23 54 40 33 38 ∑Y=2810
952 1156 784 1376 1024 1849 1260 1225 1296 814 1369 484 1295 1225 1369 1131 841 1521 1680 1764 1600 1258 1369 1156 1482 1521 1444 1276 1936 841 1892 1936 1849 1496 1156 1936 1558 1681 1444 2585 3025 2209 1232 1936 784 1404 1521 1296 1221 1369 1089 1520 1444 1600 1368 3025 1296 1804 1681 1936 1170 2025 676 1855 2809 1225 1925 3025 1225 966 1764 529 1431 2809 729 1380 2116 900 1800 2025 1600 2322 2916 1849 1482 1521 1444 1610 2116 1225 1710 2025 1444 1118 1849 676 2205 2025 2401 1452 1936 1089 874 1444 529 2484 2116 2916 1840 2116 1600 1551 2209 1089 1444 1444 1444 ∑XY=114090 ∑X²=127413 ∑Y²=109502
Untuk langkah selanjutnya adalah dari data tersebut dicari indeks korelasi product moment dengan rumus rxy sebagai berikut:
rxy = N∑XY – (∑X) (∑Y) √{N∑X²- (∑X)²} {N∑Y² - (∑Y)² = 75. 114090 – (3024) (2810) √{75. 127413 – (3024)²} {(75. 109502 – ( 2810)²} = 8481750 - 8497440 √(9555975 – 9144576) (8212650 –7896100) = - 15690 √(411399 . 316550) = - 15690 √1302283511 = -15690 360871.6579 = 0.164 Dengan memperhatikan hasil perhitungan rxy diatas yaitu 0.164 ternyata indeks tersebut berada pada interval 0,20 – 0,40 (lihat bab III), yang berarti antara variabel X (keterampilan guru dalam mengajar dikelas) dan variabel Y (motivasi belajar siswa) memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan.
E.
Interpretasi Data Hasil Penelitian Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" product
moment, dengan jalan berkonsultasi pada table "r" product moment dengan rumus: df = N – nr = 75-2 = 73 Setelah diketahui nilai df, maka dikonsultasikan dengan table "r" product moment nutuk 5% dan 1% didapat sebagai berikut: Untuk df 73 signifikan kepada 5% didapati angka = 0, 232, sedangkan untuk df signifikan kepada 1% didapati angka = 0, 302. Berdasarkan hasil perhitungan "r" product moment dengan "r" table maka didapati "r" hitung (0.164 ), r table taraf signifikansi 5% (0,232) = (0.164 < 0,232), maka r tidak signifikansi atau tidak ada korelasi. Begitu juga r hitung (0.164) dengan r table taraf signifikansi 1% = (0.164 < 302), maka r tidak signifikansi atau tidak ada korelasi. Jadi hipotesa alternatif (Ha) yang menyatakan ada korelasi antara variabel X (keterampilan guru dalam mengajar dikelas) dan variabel Y (motivasi belajar siswa) ditolak atau diabaikan. Hipotesa nihilnya (Ho) tidak ada korelasi yang signifikan antara variabel X dan Variabel Y , (Ho) diterima. Dari uji hipotesa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengajar dikelas terhadap motivasi belajar siswa. Artinya semakin rendah keterampilan guru dalam mengajar,
maka semakin kecil pula motivasi belajar siswa. Sebaliknya semakin besar keterampilan guru dalam mengajar, maka semakin besar pula motivasi belajar siswa. Secara umum dapat dikatakan, bahwa tinggi rendahnya motivasi belajar siswa ditentukan oleh keterampilan guru dalam mengajar dikelas. Untuk itu pertanyan pada bab II yang menyatakan bahwa adakah hubungan antara keterampilan guru dalam mengajar dikelas dengan motivasi belajar siswa sudah terjawab terjawab secara statistic baik menggunakan interpretasi secara sederhana maupun dengan cara membandingkan "r" hitung dengan "r" table. Dari hasil ini diperoleh hasil yang kurang baik, karena tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengajar dikelas dengan motivasi belajar siswa di Mts Serpong Tangerang Banten. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pelajaran yang berarti untuk mengambil satu keputusan bahwa apabila kita menginginkan siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi, maka keterampialn guru dalam mengajar dikelas harus diperbaiki dan ditingkatkan. Khususnya untuk lembaga pendidikan yang dijadikan sebagai obyek penelitian ini yaitu (Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten).
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan data dan pengolahan data pada bab sebelumnya yaitu hasil dari
prosentase keterampilan guru dalam mengajar sebanyak 50.6% siswa menyatakan keterampilan guru dalam mengajar hanya sebagian kecil saja atau lemah. Sedangkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), berdasarkan hasil dari perhitungan data prosentase sebanyak 61,4% siswa menyatakan hanya sebagian kecil saja siswa yang termotivasi dalam belajarnya atau sangat lemah. Dan dari nilai indeks korelasi antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten yaitu 0.164 dapat dikategorikan sangat lemah. Hasil pengujian hipotesa tersebut diperoleh nilai "r" hitung sebesar 0,164. sedangkan nilai "r" table product moment untuk N =75 taraf signifikansi 5% adalah sebesar 0,232, dan taraf signifikansi 1% adalah sebesar 0,302. ini berarti nilai "r" hitung lebih kecil dari "r" table, dengan demikian hasil r tidak signifikansi. Artinya bahwa Ho yang menyatakan tidak ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y diterima dan Ha ditolak. Melalui penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengajar dengan motivasi belajar siswa.
Dengan demikian keterampilan guru dalam mengajar belum berhasil dan motivasi belajar siswa pun sangat lemah. Artinya semakin rendah keterampilan guru dalam mengajar, maka semakin kecil pula motivasi belajar siswa. Sebaliknya semakin besar keterampilan guru dalam mengajar, maka semakin besar pula motivasi belajar siswa.
B.
Saran 1. Kepada guru bidang studi agar senantiasa meningkatkan keterampilan yang baik, tersusun dan berfariasi agar motivasi belajar siswa meningkat, diantaranya, diantaranya dengan menggunakan metode pelajaran yang bervariatif, penggunaan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan atau media dan sumber belajar yang dapat menarik perhatian siswa, menyajikan teknik-teknik penyajian yang dapat lebih mengaktifkan siswa dan dengan keterampilan ini diharapkan guru tidak lagi menjadi figure yang menakutkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik akan senantiasa memiliki perasaan nyaman dan memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran 2. Kepada pihak sekolah yaitu bapak kepala sekolah selaku administrator sekolah agar senantiasa secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru untuk selalu meningkatkan dan memberikan keterampilan mengajar yang baik guna mencapai tujuan pembelajaran yang bermutu..
DAFTAR PUSTAKA Amandemen UUD 1945, Jakarta: Interaksara, 2003, Cet. Ke-3 Arsyad, Azhar, Prof, Dr, M.A., Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. Ke-4 Furcham,Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha nasional, 1982), h. 189 Hamali, Oemar, Administrasi dan Evaluasi Kurikulum, petunjuk bagi administrator, Bandung: Pustaka Martiana, 1994, Cet. Ke-3 Harjanto, Drs., Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Balai Pustaka, 1996 Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarat: UIN Jakarta Press, 2002, Cet. Ke-2 Purwanto, M., Ngalim, Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Karya, 1988, Cet. Ke-2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004, Cet. Ke-4 Rasito,Herman, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.4 Roestiyah, NK. Dkk., Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989 Rohani, Ahmad, Drs., Pengolaan Dan Pengajaran, Jakarta: Rineka Citra, 1991, Cet. Ke-2 Rosyad, Aminudin, Metodologi Riset, (Jakarta: Fakultas tarbiyah IAIN, 1987), h. 62 Sabri, M., Alisuf, Drs., Pengantar Psikologi Umum & Perkembangan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1993, Cet. Ke-1 Sardiman, A.M., Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003 Soemanto, Wasty, Drs, M.Pd., Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Reneka Cipta, 1998, Cet. Ke-4
Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003, Cet. Ke-12 Sunjaya,Nana, Penelitian Dan penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Biru, 1989), h. 84 Sutisna, Oteng, Prof, Dr, M.Sc. Ed. Adminstrasi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 4. h.192 Syah, Muhibin, Drs, M.Ed., Psikologi Pendidikan, dengan pendekatan baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-7 Yamin, Martinis, Drs, H, M.Pd, Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007, Cet. Ke-2 Zakaria bin Syarif an-Nawawi al-Damasqi, Imam, Abi, Riyadishalihin, Beirut: Darul Fikri, 1994
ANGKET TENTANG KEMAMPUAN GURU DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN Keterangan: 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya! 2. Berikan tanda ceklis (√ ) pada jawaban yang anda pilih diantara empat alternative jawaban yang ada! 3. Keempat alternative tersebut adalah:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
a.
SL
= Selalu
b.
SR
= Sering
c.
K
= Kadang-kadang
Nama:………………….
d.
TP
= Tidak Pernah
Kelas:………………….
4. Tulislah biodata anda:
Pertanyaan Apakah Bapak /ibu guru anda selalu siap mengajar, sebelum menyajikan materi yang akan diajarkan Dalam memulai pelajaran Bapak/ibu guru anda terlebih dahulu memberikan pre-test Apakah dalam menyampaikan materi pelajaran Bapak/ibu guru anda menggunakan bahasa yang mudah dicerna siswa Apakah dalam menyampaikan pelajaran Bapak/ibu guru anda memberikan contoh-contoh, sehingga apa yang disampaikan mudah dimengerti Apakah Bapak/ibu guru anda dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode mengajar yang bervariasi (ceramah, tanyajawab, diskusi, dll) Apakah Bapak/ibu guru anda pernah menggunakan metode drama Dalam pelaksanaan pembelajaran Bapak/ibu guru anda membagi siswa dalam beberapa kelompok Apakah dalam kegiatan pembelajaran Bapak/ibu guru anda menyediakan sendiri alat dan sumber pembelajaran Jika alat yang digunakan tidak tersedia, Bapak/ibu
SL
SR
K
TP
10
11 12 13 14 15
guru anda meminta siswa untuk menyediakan alat tersebut Apakah Bapak/ibi guru anda dalam menyampaikan materi menggunakan buku sumber lain selain buku sumber pegangan siswa Apakah bapak/ibu guru anda memberikan nilai tambah bagi siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran, sehingga siswa merasa senang mengikuti pelajaran Apakah Bapak/ibu guru anda memberikan aploase, apabila siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru Jika ada pertanyaan dari siswa, apakah Bapak/ibu guru anda memberikan jawaban yang benar Sebelum menutup pelajaran, Bapak/ibu guru anda memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang disampaikan (post test) Apakah dalam memberikan pertanyaan, Bapak/ibu guru anda menentukan siswa yang akan menjawab
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS II MTs SERPONG 1.
Jawablah dengan memberikan tanda ceklis pada jawaban alternative yang anda anggap benar!
2.
Jawaban alternative tersebut adalah:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
a.
SS
: Sangat Setuju
b.
S
: Setuju
c.
TS
: Tidak Setuju
d.
STS
: Sangat Tidak Setuju
Pertanyaan Saya senag jika diawal pembelajaran, Bapak/ibu guru memberitahukan materi yang akan dibahas Sebelum pelajaran dimulai, terlebihdahulu saya membaca doa Saya senang jika setiap pokok bahasan dimulai dengan pre-test Saya selalu memperhatiakan penjelasan guru, ketika menerangkan pelajaran Saya senang jika guru menjelaskan pelajaran dengan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami Saya senang jika guru menjelaskan pelajaran disertai dengan contoh-contoh Saya lebih senang jika guru menjelaskan pelajaran diselingi dengan humoris Saya senang jika guru meminta untuk mengerjakan soal dipapan tulis Saya senang jika guru memberikan tambahan nilai, apabila jawaban saya benar Jika ada hal-hal yang kurang jelas, saya tidak segan meminta guru untuk menerangkan kembali pelajaran yang dibahas Saya senang diberikan kesempatan untuk menanggapi jawaban guru Saya senang jika dalam memberikan tanggapan mendapatkan tambahan nilai dari guru Saya senang diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan dari bapak/ibu guru
SS
S
TS
STS
14 15
Saya senang jika jawaban saya benar, bapak/ibu guru memberikan tepuk tangan atau acungan jempol Tergugah hati saya untuk belajar, jika nilai yang saya peroleh diperlihatkan dan dikembalikan kepada saya
Serpong, Observer
Achmad Syukur
2007
Tabel Data Penghitung Skor Dari Anket Keterampilan Guru Dalam mengajar Di Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
SL 5 3 10 1 8 3 5 4 4 3 8 2 11 3 2 4 3 1 6 0 4 3 1 5 7 8 2 3 1 9 2 10 3 5 7 2
SR 3 7 3 2 5 2 4 2 2 9 2 1 3 4 1 3 5 5 3 6 2 3 0 2 2 1 5 5 7 2 1 2 10 3 2 1
K 3 3 1 9 2 7 2 5 8 2 3 6 0 7 8 7 3 3 1 2 5 7 0 5 3 4 2 3 3 1 5 1 1 2 5 3
TP 4 2 1 3 0 3 4 4 1 1 2 6 1 1 4 1 4 6 5 7 4 2 14 3 3 2 6 4 4 3 7 2 1 5 1 9
Prosentaase 39 41 52 31 51 35 40 36 39 44 46 29 54 39 31 40 37 31 40 29 36 37 18 39 43 45 33 37 35 47 28 50 45 38 38 26
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 JML
5 3 3 4 2 1 7 5 4 6 8 4 4 12 6 4 4 3 5 6 8 9 10 5 11 7 6 12 6 8 7 3 6 4 4 5 7 8 3 383
1 3 5 3 5 3 1 2 3 4 2 2 4 2 4 3 3 4 1 3 1 3 3 5 2 3 4 1 1 2 3 8 4 7 3 6 3 2 5 244
2 2 1 2 4 5 2 3 6 3 1 3 6 0 3 6 2 6 6 2 4 2 1 2 1 4 4 1 4 3 3 3 4 3 5 3 4 4 4 256
7 7 6 6 4 6 5 5 2 2 4 6 1 1 2 2 6 2 3 4 2 1 1 3 1 1 1 1 4 2 2 1 1 1 3 2 1 1 3 243
34 32 35 37 35 29 42 37 39 44 44 34 41 55 44 39 37 38 38 41 45 53 55 42 53 46 45 54 39 46 45 43 45 44 38 46 46 47 38 3024
Table Data Perhitungan Skor Dari Angket Motivasi Belajar Siswa kelas II Madrasah Tsanawiyah Serpong Tangerang Banten NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
SL 3 9 2 13 10 4 5 3 1 3 2 2 8 0 2 3 6 3 5 8 1 3 3 4 7 5 6 4 2 4 5 10 9 6 6 7
SR 5 3 5 0 2 2 4 2 2 2 3 2 3 1 3 5 3 4 2 2 7 3 5 3 3 4 4 3 1 5 5 3 0 3 6 2
K 4 1 7 1 2 6 3 9 7 5 7 5 2 1 8 1 1 5 3 1 2 5 3 5 2 3 1 1 3 1 4 2 3 1 2 1
TP 3 2 1 1 1 3 3 1 5 5 3 6 2 13 2 6 5 3 5 4 5 4 4 3 3 3 4 7 9 5 1 0 3 5 1 5
Prosentase 38 49 44 55 51 37 41 37 29 33 34 30 47 18 31 35 40 37 37 44 34 35 37 38 44 41 42 37 26 38 44 53 45 40 47 41
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 JLH
2 4 3 2 5 4 6 3 4 2 7 8 3 9 1 2 4 5 3 5 1 2 5 1 2 2 6 3 2 4 5 1 9 3 1 12 3 2 5 325
0 5 5 1 2 5 2 2 3 2 2 2 4 2 0 6 2 2 3 4 3 5 2 1 1 2 2 7 7 3 2 3 2 2 1 1 7 5 3 225
7 6 2 3 3 2 3 6 5 4 3 1 6 1 6 3 2 6 6 6 2 4 1 3 4 5 3 5 3 2 4 2 3 5 3 1 2 2 2 255
6 0 5 9 5 4 4 4 3 7 3 4 2 3 8 4 7 2 3 0 9 4 7 10 8 6 4 0 3 6 4 9 1 5 10 1 3 6 5 320
28 43 36 22 37 39 40 34 38 29 43 44 38 47 28 36 33 40 36 44 26 35 35 23 27 30 40 43 38 35 38 26 49 33 23 54 40 33 38 2810