HUBUNGAN KETERAMPILAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Korelasi Di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Bekasi Utara) Ratih Endang Palupi* Rini Endah Sugiharti e-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengelolaan kelas di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Kota Bekasi yang mana hampir semua guru kurang memahami dan menerapkan pengelolaan kelas dengan baik. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kelas, motivasi belajar siswa, dan mengetahui hubungan persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Kota Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV. Sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas VA dan VB dengan jumlah 100 siswa. Dari hasil perhitungan melalui SPSS didapat nilai rxy product momen sebesar 0,606 yang berarti H1 diterima dengan oefisien determinasi (R2) sebesar 36,7% menunjukkan angka kontribusi dari keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap motivasi belajar siswa.Sedangkan 63,3% dipengaruhi olehfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa. Kata kunci
: Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas, Motivasi Belajar Siswa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa sekolah dasarmerupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi untuk maju yang harus digali dandikembangkan. Potensi itu sangat mempunyai peluang untuk menempatkan peserta didik dalam kehidupan yang semakin kompetitif. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah melalui proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sering ditemui perilaku yang ditunjukan oleh siswa seperti mengobrol ketika jam belajar, melakukan aktifitas lain yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran, menggambar atau mencoret–coret buku atau meja, mengganggu temannya,
bermain lari-larian di kelas, berteriak, tidak memberikan respon ketika guru bertanya, dan perilaku lainnya. Hal tersebut di atas bersumber dari kurangnya motivasi belajar siswa, yang bisa disebabkan karena beberapa hal seperti siswa menganggap materi yang dipelajari tidaklah penting, siswa merasa bosan dengan metode dan pola belajar yang diterapkan guru, siswa merasa guru kurang memberikan perhatian kepada mereka, dan penyebab lainnya. Pengelolaan kelas merupakan bagian dari proses pembelajaran. Pengelolaan kelas sendiri dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 39
proses pembelajaran pun berjalan dengan efisien. Melalui hal ini pula guru harus mampu menumbuhkan motivasi belajar pada diri siswa. Seperti pendapatMulyasa dalam Majid (2008:165) yang mengatakan, “Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas siswa”. Karena alasan inilah penting bagi setiap guru dan setiap orang yang hendak terjun dalam dunia pendidikan untuk mengetahui dan mempelajari pengelolaan kelas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan oleh guru dalam pengelolaan kelas akan memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. B. Rumusan Masalah ”Apakah terdapat hubungan antara keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa ?” C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka peneliti memiliki tujuan yaitu: 1. Untuk mengetahui pengelolaankelas di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV. 3. Untuk mengetahui hubungan keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas Pengelolaan kelas merupakan salah satu dari 8 keterampilan yang harus dikuasai guru. Pengelolaan kelas sendiri merupakan bagian dalam suatu proses pembelajaran. Ketika guru melakukan
pengelolaan kelas dengan baik maka pembelajaran pun akan berjalan dengan efektif. Djamarah (2010:144) menjelaskan bahwa “pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar”. Menurut Usman (2010:10) tujuandari pengelolaan kelas ialah “menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik.” Dalam penerapannya terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Adapun prinsip yang dimaksud adalah: (1) Kehangatan dan keantusiasan; (2) Tantangan; (3) Bervariasi; (4) Keluwesan; (5) Penekanan pada hal-hal yang positif; dan (6) Penanaman disiplin diri. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan dalam mengelola kelas: (1) Menciptakan iklim belajar-mengajar yang tepat; (2) Mengatur ruangan belajar; (3) Mengelola interaksi belajar-mengajar Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam mengelola kelas adalah keterampilan untuk menciptakan dan memelihara iklim atau kondisi belajar yang optimal dan kondusif serta untuk mengembalikan kondisi belajar yang terganggu oleh beberapa perilaku siswanya. B. Motivasi Belajar Siswa Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan berhasil. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu adanya penghargaan, kegiatan belajar yang menarik, dan lain sebagainya. Seperti pendapat yang dikemukakan Sumiati dan Asra(2008: 59), “Motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 40
1) 2)
3)
4)
5)
6)
menyebabkan munculnya perilaku dalam belajar”. Asrori (2008:184) menjelaskan 7) indikator siswa memiliki motivasi yaitu: (1) memiliki gairah yang tinggi; (2) penuh semangat; (3) memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi; (4) mampu mandiri ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu; (5) memiliki rasa percaya diri; (6) memiliki daya konsentrasi yang lebih tinggi; (7) kesulitan dianggap sebagai tantangan yang harus 8) diatasi; (8) dan memiliki kesabaran dan daya juang yang tinggi. Uno (2012:23) mengatakan: “indikator motivasi belajar siswa dapat 9) diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif. ” Dalam penerapannya terdapat beberapa teknikyang bisa digunakan dan dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan dan memunculkan semangat belajar siswa di kelas (Sardiman, 2011:92-95; Sobry, 2013:72-73; Pupuh F., 2010:20-21; Djamarah, 2008:159-168), antara lain : Memberi Angka. Simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar siswa. Reward atau hadiah. Memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan. Kompetisi. Persaingan antar siswa dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa agar bersemangat dalam belajar. Memberi Ulangan. Memberikan tantangan untuk dapat menguasai semua bahan pelajaran yang akan diulangkan. Mengetahui Hasil. Siswa akan memiliki semangat dan merasa terdorong untuk belajar lebih giat. Pujian dapat diucapkan pada waktu yang tepat. Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik. Hukuman, akan menjadi alat motivasi yang baik bila dilakukan dengan pendekatam edukatif, bukan karena dendam. Sanksi berupa hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan baik peraturan sekolah maupun peraturan kelas dapat menjadi alat motivasi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasrat untuk belajar berarti adanya unsur kesengajaan dan maksud dalam belajar. Hasrat dalam belajar merupakan potensi yang tersedia dalam diri siswa. Minat, kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat pada suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang konsisten terhadap aktivitas tersebut. Tujuan yang diakui. Rumusan tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh siswa akan menjadi alat motivasi yang sangat penting.
C. Hubungan Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas Dengan Motivasi Belajar Siswa Wiyani (2013:77) mengatakan bahwa, “guru sebagai seorang pengelola kelas harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, dengan begitu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efisien.” salah satu tugas guru adalah menjadi seorang pengelola kelas dan dengan pengelolaan kelas yang baik akan mampu membangkitkan motivasi belajar siswanya. Dalam pendapatnya yang lain dikatakan, dengan sikap antusias dan kehangatan guru maka siswa akan mampu termotivasi. Ericksen (Asrori, 2008:184) menegaskan: “Effective learning in the classroom depends on the teacher’s ability … to
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 41
maintain the interest that brought IV. students to the course in the first place”, yang mana memiliki arti “pembelajaran yang efektif didalam kelas tergantung pada kemampuan yang dimiliki guru … dan untuk mempertahankan ketertarikan siswa pada proses yang sejak pertama memulainya”. Untuk mencapai suasana kelas yang kondusif penting bagi guru untuk selalu meningkatkan keterampilannya serta kreativitasnya. Karena hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar siswa serta proses pembelajaran di kelas. III. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Bekasi.Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat persepsi siswa terhadap pengelolaan guru di dalam kelas dengan motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Bekasi. Instumen yang digunakan adalah angket dengan skala Likert sedangkan Untuk memperoleh data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan penelitian, maka diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu instrument akan diuji validitas dan reliabilitasnya. Data yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa hasil angket siswa mengenai persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam mengelola kelas dan motivasi belajar siswa. Setelah data penelitian didapatkan maka akan dilakukan uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis, dan uji regresi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada variable keterampilan guru dalam mengelola kelas hasil yang didapatkan dari 19 pernyataan pada angket didapatkan secara rata-rata (mean)sebesar 73.59 ;median 74,00 dan modus 69,00. Nilai rata-rata sebesar 73,59 berada pada interval data ke-5dengan jumlah frekuensi 23. Jika dilakukan pengelompokan data, maka diketahui distribusi frekuensi kemampuan pengelola kelas yang berada di atas interval rata-rata adalah sebanyak 34 responden, sedangkan untuk kelompok interval yang berada di bawah nilai rata-rata terdapat sebanyak 43 responden. Dari hasil penelitian dan angket yang disebarkan, didapatkan hasil bahwa pengelolaan yang guru lakukan di kelas masuk dalam kategori kurang. 1. Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Kota Bekasi Pada variablemotivasi belajar siswa hasil yang didapatkan dari 31 pernyataan pada angket didapatkan secara rata-rata (mean) skor motivasi belajar adalah sebesar 76,23; median 76,00 dan modus 73,00.Dari perhitungan tersebut didapatkan nilai rata-rata sebesar 76,23 yang berada pada interval data ke-4 yaitu 75-79 dengan jumlah frekuensi 18. Adapun distribusi frekuensi motivasi belajar siswa yang berada di atas interval rata-rata adalah sebanyak 37 responden. Sedangkan untuk distribusi frekuensi motivasi belajar siswa dengan kelompok interval yang berada di bawah nilai ratarata terdapat sebanyak 45 responden. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa siswa memiliki motivasi yangrendah, hal ini ditandai dengan: 1) Kurangnya antusias dan semangat siswa ketika belajar di kelas; 2) Perhatian siswa terhadap pelajaran kurang; 3) Tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan guru; 4) Cenderung senang mengerjakan kegiatan
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 42
lain (mengobrol, barmain, dll); 5) Lebih memilih menyontek pekerjaan teman. Tanda-tanda yang disebutkan di atas merupakan ciri dari siswa yang memiliki motivasi rendah. Seperti pendapat dari (Asrori, 2008:184) yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri siswa dengan motivasi yang rendah yaitu: “(1) perhatian terhadap pelajaran kurang; (2) semangat juangnya rendah; (3) mengerjakan sesuatu seperti diminta membawa beban berat; (4) sulit untuk bisa mandiri ketika diberi tugas; (5) memiliki ketergantungan kepada orang lain; (6) mereka bisa jalan jika sudah dipaksa; (7) daya konsentrasi kurang; (8) cenderung menjadi pembuat kegaduhan; (9) mudah berkeluh kesah dan pesimis ketika menghadapi kesulitan.” 2. Hubungan Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas dengan Motivasi Belajar Siswa di SDN Harapan Jaya XV Kota Bekasi Pada tabel output correlations didapatkan bahwa nilai Sig (2tailed)=0,000 yang berarti nilai Sig (2tailed) < 0,05 maka disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan kelas dengan motivasi belajar siswa. Untuk melihat seberapa kuat hubungannya dapat dilihat dari nilai Pearson Correlation, dari tabel output didapatkan nilai r = 0,606, jika dibandingkan pada tabel interpretasi koefisien korelasi maka disimpulkan kekuatan hubungannya kuat dan variabel keterampilan pengelolaan kelas dan variabel motivasi belajar searah artinya semakin tinggi nilai keterampilan pengelolaan kelas maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV Kota Bekasi. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan bahwakoefisien determinasinya atau besarnya sumbangan
pengaruh variabel keterampilan pengelolaan kelas terhadap variabel motivasi belajar tersebut adalah sebesar 0,367 atau 36.7%. Selanjutnya pada coefficients, diketahui besarnya nilai signifikansi 0,000. Dengan melihat nilai signifikansi < nilai α=0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keterampilan pengelolaan kelas memiliki korelasi/hubungan yang signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar. Hasil yang didapat membuktikan bahwa hipotesis yang dirumuskan dapat dibuktikan melalui data. Kondisi tersebut juga memberikan petunjuk, bahwa variabel bebas memiliki hubungan yang positif/searah, artinya setiap perubahan yang terjadi oleh karena perlakuan peningkatan keterampilan guru dalam mengelola kelas dapat menyebabkan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari hasil uji regresi juga didapatkan konstanta dari variabel x dan y, yang ditunjukan persamaan di bawah ini: = 26.76 + 0.672 x Yang berarti setiap kenaikan X sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan Y meningkat sebesar 0.672 satuan. Dari hasil penelitian dan pemamparan di atas, bisa kita simpulkan bahwa antara keterampilan guru dalam mengelola kelas memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini dapat membuktikan bahwa pendapat yang dikemukakan oleh Wiyani (2013:77) dan Ericksen sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Wiyani (2013:77) mengatakan bahwa, “guru sebagai seorang pengelola kelas harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, dengan begitu proses pembelajaran akan berlangsung dengan efektif dan efisien.” Seperti juga pendapat Ericksen (Asrori, 2008:184) yang menegaskan: “Effective learning in the classroom depends on the teacher’s ability … to maintain the interest that brought
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 43
students to the course in the first place”, yang mana memiliki arti “pembelajaran yang efektif didalam kelas tergantung2. pada kemampuan yang dimiliki guru … dan untuk mempertahankan ketertarikan siswa pada proses yang sejak pertama memulainya”. Artinya antara teori yang dikemukakan dan keadaan di sekolah menunjukkan bahwa antara variabel keterampilan guru mengelola kelas memiliki hubungan dengan motivasi belajar siswa. Ketika keterampilan guru mampu membangkitkan ketertarikan dan semangat siswa untuk mengikuti pelajaran maka motivasi belajar siswa pun akan muncul. Yang berarti Keterampilan guru menentukan apakah pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif atau sebaliknya. Oleh karena hal itu, penting3. bagi guru untuk mengetahui dan memahami cara mengelola kelas dengan baik. V. KESIMPULAN Berdasarkandatayang sudah diperoleh dan hasil analisinya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui keterampilan guru dalam mengelola kelas di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV masih kurang dalam beberapa hal, seperti misalnya dalam pemberian reward atau pujian, menghias kelas, melakukan variasi, dan kegiatan lainnya. Hal ini dibuktikan melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, dari hasil analisis data didapat rata-rata (mean)skor keterampilan guru dalam mengelola kelas adalah sebesar 73,59 yang berada pada interval data ke-5 dengan jumlah frekuensi 23.Jika dilakukan pengelompokan data, maka diketahuifrekuensiyang berada diatas interval rata-rata adalah sebanyak 34
responden dan 43 responden berada dibawah nilai rata-rata. Motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV bisa dikatakan kurang. Hal ini dikarenakan ketika belajar siswa kurang bersemangat dan berantusias dan lebih banyak diam/pasif. Hal ini didukung oleh data penelitian yang menyatakan bahwa secara rata-rata (mean) skor motivasi belajar siswa adalah sebesar 76,23 yang berada pada interval data ke-4 dengan jumlah frekuensi 18. Jika dilakukan pengelompokan data, maka akandiketahuifrekuensi motivasi belajar siswa yang berada diatas interval rata-rata adalah sebanyak 37 responden dan kelompok interval yang berada dibawah nilai rata-rata terdapat sebanyak 45 responden. Setelah melihat keterampilan guru mengelola kelas dan motivasi belajar siswa, maka bisa dikatakan antara keterampilan guru dalam mengelola kelas dengan motivasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV memiliki hubungan yang positif. Artinya keterampilan guru dalam mengelola kelas akan mempengaruhi motivasi belajar siswa. Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa keterampilan guru mengelola kelas akan memberikan pengaruh sebesar 36.7% terhadap motivasi siswa dengan nilai R sebesar 0.606. Motivasi belajar siswa 36.7% dipengaruhi oleh pengelolaan kelas yang berarti 63.3% dipengaruhi oleh faktor lain. Besaran konstanta kenaikan pengaruh keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap motivasi belajar siswa adalah setiap kenaikan X sebesar 1 satuan maka akan menyebabkan Y meningkat sebesar 0.672 satuan dengan persamaan berikut = 26.76 + 0.672 X.
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 44
Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mempunyai harapan dan beberapa saran antara lain: 1. Sekolah Dasar Negeri Harapan Jaya XV diharapkantetap memperhatikan peran serta guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswadan memberikan dukungan baik secara moril maupun fasilitas yang ada agar guru dapat terus meningkatkan kompetensi dan keterampilannya. 2. Keterampilan guru dalam mengelola kelas bepengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, dengan demikian diharapkan guru mampu terus memahami dan meningkatkan keterampilannya dalam pengelolaan kelas. Karena dengan pengelolaan kelas yang baik akan memberikan pengaruh kepada motivasi belajar siswa.
3. Siswa dapat mengembangkan diri dengan terlibat aktif terhadap pembelajaran yang dilakukan guru. Dengan memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaranyang dilakukan guru, diharapkan siswa dapat terus memiliki motivasi dan semangatnya dalam belajar. 4. Penelitianini memberikan informasi bahwa faktor keterampilan pengelolaan kelas memberikanpengaruhsebesar 36.7% terhadap motivasi belajar siswa.Untukituperluadanyapenelitianl ebihlanjut tentangfaktor-faktor lain yangmempengaruhi motivasi belajar. Karena motivasi belajar siswa tidakhanyadipengaruhi oleh keterampilan pengelolaan kelas dalamprosespembelajaran tetapimasihbanyakfaktor lainsebesar 63.3% yang mempengaruhinya.
*Ratih Endang Palupi adalah mahasiswa PGSD FKIP Universitas Islam “45” Bekasi *Rini Endah Sugiharti adalah dosen PGSD FKIP Universitas Islam “45” Bekasi
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014 45
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Akdon. 2008. Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi. Anitah, Sri & dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Asrori, Muhammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Danapriatna, Nana. 2011. Pelatihan Pengolahan Data Menggunakan SPSS. Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis). Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. Pusat Pengembangan Teknologi Informasi Universitas Negeri Jakarta. 2010. Modul Pelatihan SPSS Statistics.Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Penerbit Alfabeta. Sumiati & Asra. 2008. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar dan Praktiknya. Jakarta: Rajawali Pers. Susetyo, Budi. 2010. Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT Refika Aditama. Sutikno, Sobry. 2013. Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”. Lombok: Holistica. Uno, Hamzah B.. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Buni Aksara. Usman, Moh. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. B. Internet Consultant, Duwi. (2011). analisis-regresi-linier-sederhana. http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/analisis-regresi-liniersederhana.html. (diunduh pada hari Rabu, 17 April 2013, pukul 17.07). Santoso, Agung. (2007). Uji Asumsi 1:Uji Normalitas. http://psikologistatistik.blogspot.com/2006/10/uji-asumsi-1-ujinormalitas.html. (diunduh pada hari Rabu, 17 April 2013, pukul 19.21).
PEDAGOGIK Vol. II, No. 2, September 2014
46