Psikodimensia Vol. 14 No.1, Januari - Juli 2015, 11 - 23
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT PANTIWILASA CITARUM Ferawati Asih dan Lucia Trisni Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Tipe Kepribadian Hardiness dengan Burnout pada Perawat Gawat Darurat di Rumah Sakit Pantiwilasa Citarum. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara Tipe Kepribadian Hardiness dengan Burnout pada Perawat Gawat Darurat di Rumah Sakit Pantiwilasa. Populasinya adalah perawat di pantiwilasa Citarum bagian ICU, HCU, IGD, usianya antara 21-39 tahun. Subjek penelitian menggunakan studi populasi. Jumlah subjek penelitian yang diambil yaitu 38 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala. Analisa data yang digunakan adalah teknik Product Moment. Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa kepribadian hardiness berkorelasi negatif dengan burnout pada perawat gawat darurat dengan sebesar -0,890 (p<0,01), dengan demikian hipotesis penelitian diterima. Sumbangan efektif kepribadian hardiness terhadap burnout pada perawat gawat darurat sebesar 79,2%. Kata kunci: burnout, perawat gawat darurat, tipe kepribadian hardiness. yang LATAR BELAKANG MASALAH Rumah sebuah
sakit
organisasi
merupakan sosial
yang
terhadap
memiliki
ketergantungan
Rumah
Sakit
untuk
pengobatan, pemeriksaan , menjaga kesehatan, hingga mengikuti
melayani tentang proses kesehatan bagi
seluruh
kalangan
individu.
Bertolak dari itu banyak individu
perkembangan
kesehatan
dari
penyakit, pengobatan bahkan sampai
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citarum
teknologi untuk pencegahan dan
praktik perawat. Perawat adalah
pengobatannya. Kegiatan yang ada
seseorang
dalam Rumah Sakit tersebut tidak
pendidikan perawat, baik di dalam
lepas dari mutu pelayanan yang
maupun di luar negeri sesuai dengan
ditawarkan kepada para pengguna.
ketentuan perundang-undangan yang
Pelayanan kesehatan dalam
yang
telah
lulus
berlaku. Pekerjaaan perawat yang
dari
lebih komplek dalam pelayanannya
Sumber Daya Manusia yang ada
membuat tuntutan pekerjaan yang
dalam rumah sakit, karena Sumber
ditanggung akan lebih banyak lagi
Daya
sehingga
Rumah
Sakit
tergantung
Manusia
merupakan
aset
apabila
tidak
mampu
terpenting bagi sebuah organisai
memenuhi tuntutan-tuntutan sebagai
begitu pula untuk mewujudkan mutu
seorang
pelayanan
penggunanya
melepaskan diri dari tekanan yang
(Anna dan Efendi, 2012, h.30).
dihadapi akan menimbulkan stres.
Sumber
Daya
Manusia
Stres
Rumah
Sakit
yang
terhadap
jumlahnya memberikan
dan
terbanyak
terdepan
layanan
dalam dalam
kesehatan
keperawatan
berlangsung
kerja
akan
terjadi
sulit
ketika
ada
ketidakseimbangan antara tuntutan dengan kemampuan yang dimiliki perawat untuk memenuhinya. Stres yang ditimbulkan oleh
adalah perawat. Hal ini dikarenakan asuhan
perawat
perawatpun
akan
berdampak
selama 24 jam. Perawat harus tetap
berkepanjangan.
ada untuk melakukan berbagai hal
berkepanjangan
berkaitan dengan perawatan pasien
mengakibatkan
(Priyono dan Nagib, 2008, h.189).
perawat (Davis dan Newstroom,
Kepmenkes
RI
No.1239
tahun 2001 tentang registrasi dan
1996, perawat
h.197).
Stres
yang dapat
burnout Keadaan
menunjukkan
pada ketika perilaku
Ferawati Asih dan Lucia Trisni
seperti memberikan respon yang
memiliki presentase yang tinggi
tidak menyenangkan kepada pasien,
karena perawat merupakan dalam
menunda pekerjaan, mudah marah
kelompok pekerja kesehatan dan
disaat rekan kerja ataupun pasien
pekerja
bertanya
sederhana,
Laschinger, et al (2009, h. 302-311)
mengeluh jika cepat lelah dan pusing
tentang burnout pada perawat juga
serta
memberikan
hal
yang
lebih
parahnya
mempedulikan
tidak
pekerjaan
dan
sosial.
Hasil
penelitian
kontribusi
pengaruh
pada kinerja perawat.
Menurut
Bagian perawat yang mudah
Ivancevich (2006, h.316) perilaku
mengalami burnout adalah perawat
tersebut merupakan efek dari stres
yang
yang dapat berakibat positif maupun
darurat. Perawat yang menangani
negatif
dan
pasien gawat darurat diantaranya
organisasi. Efek negatif stres pada
adalah ICU (intensif care unit), HCU
individu seperti, rentan terhadap
(high care unit), dan IGD (instalasi
kecelakaan, kosentrasi yang buruk,
gawat darurat), dikarenakan tuntutan
penyalahgunaan
pekerjaan
keadaan
disekitarnya.
pada
diri
individu
obat
terlarang,
menangani
pasien
yang
lebih
gawat
tinggi
dibanding perawat inap lain yaitu
alkohol dan burnout. yang
selalu memonitoring keadaan pasien
dan
agar tidak terjadi komplikasi dan
Enzmann ( dalam Scaufely dan
sigap dalam keadaan pasien yang
Buunk, 1996, h.313) menyatakan
darurat setiap saat dengan jumlah
bahwa dari 2946 publikasi mengenai
pasien yang menumpuk. Perawat
burnout, presentase terbanyak terjadi
gawat darurat adalah perawat yang
pada bidang kesehatan dan pekerja
berkompenten untuk memberikan
sosial sebesar 43%. Hasil penelitian
asuhan
keperawatan
Kleiber
gawat
darurat
Sebuah diungkapkan
dan
sumber oleh
Kleiber
Enzmann,
perawat
guna
di
ruangan mengatasi
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citarum
masalah
pasien
secara
bertahap
dihindarkan.
Kenyataan
maupun mendadak (Musliha, 2010,
menunjukkan ada individu yang bisa
h. 43). Selain itu perawat gawat
bertahan dan mengatasi situasi yang
darurat juga dapat dikategorikan
menekan tersebut, namun ada juga
perawat krisis, yaitu kegiatan asuhan
yang tidak bisa bertahan. McCranie
keperawatan yang dilakukan untuk
(dalam Scaufely dan Buunk, 1996,
menangani pasien atau klien dengan
h.322)
keadaan kritis dan tanggap dalam
karakteristik
kondisi yang kritis untuk ditangani
diasosiasikan dengan burnout adalah
saat itu juga (Musliha, 2010, h. 6).
kurangnya ketangguhan ( lack of
Kepribadian menjadi salah satu
faktor
mempengaruhi
yang burnout,
dapat karena
menyatakan
diartikan
ditimbulkan
rendahnya
yang
yang
bahwa
perawat
yang
memiliki kepribadian hardiness kuat dapat
stres
kepribadian
hardiness). Pendapat tersebut dapat
kepribadian menentukan reaksi yang oleh
bahwa
berhubungan burnout,
dengan sebaliknya
berdampak pada burnout. Menurut
burnout tinggi akan dialami oleh
Watson dan Clark (dalam Miner,
perawat yang memiliki kepribadian
1992, h. 162) bahwa perbedaan
hardiness lemah.
kepribadian
seseorang
dalam
mengalami berbagai tingkat emosi
HUBUNGAN ANTARA
negatif
KEPRIBADIAN HARDINESS
dan
tertekan
mengarahkan seseorang
dapat
kecenderungan
mengalami stres atau
tidak.
DENGAN BURNOUT PADA PERAWAT Perawat dibagian IGD, ICU,
Burnout
di
tempat
kerja
dan HCU mempunyai beban tugas
merupakan keadaan yang tidak bisa
yang lebih dibandingkan dengan
Ferawati Asih dan Lucia Trisni
perawat yang lain. Memonitoring
Selain itu, fisik yang mudah letih,
keadaan pasien setiap saat jika ada
merasakan
perubahan
mengalami gangguan pencernaan,
dan
terjadinya perawat
komplikasi ICU
bekerja
kemungkinan
dan
lebih
menuntut
HCU
untuk
intens,
serta
badan
makin
lemah,
berat badan naik turun, sukar tidur, napas pendek. Hal ini dikarenakan perawat
mengalami
burnout
memberikan tindakan yang tepat
memberikan efek pada fisik dan
sasaran dan kritis kepada pasien juga
psikis.
merupakan tugas dari perawat IGD.
Burnout yang terjadi pada
Kejadian yang seperti ini dapat
perawat menurut beberapa tokoh
menimbulkan stres pada perawat.
yaitu Dessler, Farber, Baron dan
Stres berkepanjangan yang terjadi
Greenberg dipengaruhi oleh: usia,
pada perawat dapat mempermudah
jenis
terjadinya
inteligensi, sikap terhadap pekerjaan,
burnout
(Davis
dan
kelamin,
tipe
kepribadian,
masa kerja, karakteristik pekerjaan.
Newstroom, 1996, h.197). Burnout sendiri memberikan
Kepribadian merupakan suatu
efek bagi perawat yang bersangkutan
ciri khusus yang dimiliki setiap
maupun terhadap hasil kerja dari
orang. Keunikan seorang perawat
perawat. Efek dari burnout tidak
juga
hanya berakibat pada psikis saja
kepribadiannya.
akan tetapi fisik akan ikut serta
mempunyai
menjadi imbasnya. Keadaan psikis
cita-cita, keinginan yang berbeda-
secara
beda, yang mengakibatkan perilaku
emosi
perasaan
bersalah,
mempedulikan orang
marah,
lain
kurang
dari
setiap
dari
tipe
Perawat
watak,
anggota
juga
temperamen,
organisasi
maupun
berbeda-beda pula. (Wursanto, 2003,
memerlukan
h. 265). Kreitner (2005, h. 375)
dirinya yang
frustasi,
terlihat
pelayanan ( Fabella, 1993, h.119).
menyebutkan
bahwa
hardiness
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citarum
melibatkan kemampuan untuk secara
berdampak
sudut
mengakibatkan
pandang
keperilakuan
atau
secara
mengubah
stressor
panjang
dan
perawat
rentan
mengalami burnout.
yang negatif menjadi tantangan yang positif.
Tuntutan
dan
tantangan
pekerjaan
perawat
dalam
menjalankan
fungsinya
sering
diiringi
oleh
stressor
yang
HIPOTESIS Ada hubungan negatif antara kepribadian
hardiness
dengan
diri
burnout perawat. Hal ini berarti
perawat. kepribadian hardiness yang
semakin kuat kepribadian hardiness
identik dengan tahan akan tantangan
yang
dan mengubahnya menjadi suatu
semakin tidak mudah mengalami
kesenangan akan memberikan efek
burnout pada , begitupun sebaliknya.
mengakibatkan
stres
pada
dimiliki
perawat,
maka
yang baik bagi perawat. Perawat IGD, HCU, ICU yang
memiliki
hardiness
akan
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, peneliti
kepribadian mempermudah
menggunakan
metode
kuantitatif
terjadinya
adalah metode yang menekankan
burnout saat bekerja karena mampu
analisisnya pada data-data numerikal
mengontrol dan mengatasi terjadinya
(angka) yang diolah dengan metode
stres. Sebaliknya bagi perawat IGD,
statistik. Melalui metode kuantitatif
HCU, dan ICU yang memiliki
akan
kepribadian hardiness rendah akan
hubungan antar variabel yang diteliti
cenderung mudah mengalami stres
(Azwar, 2010, h.5).
dalam
meminimalisir
dan sulit untuk mengolah stres dengan
baik,
kemudian
akan
diperoleh
signifikansi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di
Ferawati Asih dan Lucia Trisni
rumah sakit Citarum Semarang.
sebaliknya
semakin
Perawat ICU, HCU, dan IGD di
kepribadian hardiness maka semakin
rumah sakit Pantiwilasa Citarum
tinggi burnout yang dialami perawat. Dengan
Semarang dengan usia 21-39 tahun.
demikian
lemah
nampak
Variabel tergantung penelitian ini
bahwa burnout yang terjadi pada
adalah burnout, sedangkan variabel
perawat ICU, HCU, IGD ketika
bebasnya
mengalami perasaan lelah secara
adalah
kepribadian
berkepanjangan terhadap tuntutan
hardiness. penelitian
pekerjaan yang harus dikerjakan.
menggunakan studi populasi. yaitu
Sebaliknya, bila perawat ICU, HCU,
suatu penelitian yang objeknya atau
IGD merasa bahwa mereka kuat atau
populasinya kecil, sehingga sangat
tahan untuk memenuhi tuntutan dari
memungkinkan dilakukan penelitian
pekerjaan, maka mereka akan dapat
untuk semua objek (sukandarrumidi,
meminimalisir perasaan lelah yang
2006, h.50).
dihadapinya
Subjek
tergantikan
dengan
perasaan bahwa mereka termasuk HASIL
PENELITIAN
DAN
orang yang mampu dan tahan dalam setiap
PEMBAHASAN
kondisi
pekerjaan.
penelitian
Sumbangan kepribadian hardiness
yaitu ada hubungan negatif antara
terhadap burnout pada perawat dapat
kepribadian
dilihat pada sumbangan efektif (SE)
Hasil
hipotesis hardiness
terhadap
burnout pada perawat gawat darurat,
yang diberikan sebesar 79,2%.
-0,890
Hasil empirik dari penelitian
(p<0,01), yang berarti semakin kuat
ini untuk data variabel burnout pada
kepribadian
semakin
perawat gawat darurat diperoleh
rendah burnout yang dialami oleh
nilai mean empirik (ME) sebesar
perawat
30,92
dengan
nilai
sebesar
hardiness gawat
darurat
dan
dengan
standar
deviasi
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citarum
empirik sebesar 5,758. Hasil tersebut
baru harus melalui seleksi yang ketat
menunjukkan bahwa burnout yang
dengan pengalaman di bidangnya
dialami oleh perawat ICU, HCU,
sesuai ketentuan rumah sakit.
IGD masih berada dibawah mean
Penghargaan yang tinggi bagi
hipotetiknya (MH) yaitu sebesar
perawat bagian ICU, HCU, dan IGD
37,5. Hal ini berarti bahwa subjek
merupakan salah satu hal yang
penelitian yaitu perawat ICU, HCU,
membuat perawat ICU, HCU dan
IGD
IGD rendah mengalami burnout.
memiliki
kelelahan
berkepanjangan yang masih rendah.
Tuntutan
Dalam penelitian ini, burnout pada
diimbangi dengan dengan tingginya
perawat ICU, HCU, IGD rendah
penghargaan yang diterima oleh
dikarenakan adanya dukungan dari
perawat bagian. Hal yang terpenting
rekan kerja dan dokter yang baik
dimiliki
oleh
yaitu
burnout
mereka
ketika
jumlah
pasien
pekerjaan
yang
perawat
tinggi
sehingga
rendah
adalah
menumpuk rekan kerja yang lain
karena perawat sejak awal berminat
senantiasa sigap untuk membantu
dan
dan memberikan dukungan dalam
perawat
bentuk
perhatian
kesehatan
sesama rekan kerja. Jadi stress yang
umumnya.
candaan
dan
selalu dialami oleh perawat tidak mudah tinggi. Perawat di bagian ICU, HCU
bercita-cita agar
untuk dapat
menjadi melayani
masyarakat
pada
Sementara dari hasil deskripsi variabel
kepribadian
diperoleh
mean
hardiness
empirik
(ME)
dan IGD harus memiliki sertifikat
sebesar 52,95 dengan standar deviasi
khusus dalam menangani pasien di
empirik sebesar 6,621. Hasil tersebut
bagian kritis dan gawat darurat,
menunjukkan
maka dari itu perekrutan perawat
hardiness
bahwa
yang
kepribadian
dimiliki
oleh
Ferawati Asih dan Lucia Trisni
IGD
signifikan
menunjukkan lebih tinggi dibanding
hardiness
mean hipotetiknya (MH) yaitu 45.
perawat.
Hal
bahwa
kepribadian hardiness maka semakin
sebagian besar perawat ICU, HCU,
rendah tingkat burnout yang dialami
dan
oleh perawat dan sebaliknya, jadi
perawat
ICU,
ini
HCU,
menunjukkan
IGD
memiliki
kepribadian
hardiness yang kuat. Kelemahan
antara
kepribadian
dengan
burnout
pada
Artinya
semakin
kuat
hipotesis penelitian ini diterima.
yang terdapat dalam penelitian ini yaitu peneliti tidak memperhatikan faktor jenis kelamin perawat yang
SARAN 1. Bagi perawat:
perawat
Bagi
karena
kepribadian
hardinessnya
berdasarkan teori perempuan lebih
diharapkan
dapat
rentan mengalami burnout. Peneliti
mempertahankan
dapat
subjek
hardiness yang dimiliki, serta
penelitian perempuan saja. Masa
bagi yang lemah kepribadian
kerja perawat juga tidak diperhatikan
hardinessnya dapat dibangun
oleh
lagi dengan cara bimbingan
dapat
mempengaruhi
mengalami
burnout,
menggunakan
peneliti
hal
ini
dapat
perawat
training
kuat
kepribadian
mempengaruhi sikap perawat dalam
atau
agar
dapat
menghadapi burnout, sebab semakin
menghadapi
banyak pengalaman perawat juga
ataupun
dapat menghadapi burnout dengan
pekerjaan dengan baik. Bagi
baik.
manajemen personalia dalam
setiap
tuntutan
tekanan
dalam
merekrut perawat yang baru yang
KESIMPULAN Hasil
dari
penelitian
ini
adalah ada hubungan negatif yang
memiliki
kepribadian
hardiness. 2. Bagi peneliti selanjutnya
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citarum
Bagi
peneliti
yang
Pengukurannya Edisi Kedua. Yogyakarta: pustaka Pelajar Offset.
tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai
hubungan
antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat, kiranya perlu lebih menentukan ciri-ciri
subyek
penelitian
secara lebih spesifik seperti lamanya
bekerja,
yaitu
pengalaman bekerja sebagai perawat.
Peneliti
diharapkan
juga untuk
memperhatikan dimensi atau aspek lain yang mempengaruhi Burnout hardiness.
dan
kepribadian
Peneliti
dapat
menggunakan try out untuk
-----------. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: pustaka pelajar offset. Contrada, R. J. 1989. Type A behavior, Personality Hardiness, and Cardiovasculer Responses to Stress. Journal of Personality and Social Psychology, 57, 895-903 Davis, K and Newstroom, J.W. 1996. Perilaku dalam Organisasi: Jilid 2. Edisi ketujuh. Penterjemah: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga. Dessler,
G. 1992. Manajemen Personalia. Alih Bahasa : Agus Dharma. Jakarta: Indonesia
Dessler,
G. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia: Jilid 2. Edisi Kesepuluh. Alih Bahasa : Paramita Rahayu. Jakarta: PT. Indeks
penelitian lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA Asmadi.
2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: pestaka Pelajar Offset. -----------.2002.Sikap Teori
Manusia: dan
Fabella, A T. 1993. You Can Cope With Stress, Anda Sanggup Mengatasi
Ferawati Asih dan Lucia Trisni
Stres. Alih Bahasa: Panjaitan dan Lintong. Jakarta: Indonesia Publishing House. Farber, B.A. 1991. Crisis in Education: Stress and Burnout in The American Teacher. California: Jossey Bass Publisher. Febrianti, E. 2005. Kepercayaan diri pada remaja penderitaan epilepsi ditinjau dari harga diri. Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Greenberg, F dan Baron, RA. 1995. Behaviour in Organization : Understanding and Managing the Human Side of Work. Edisi Kelima. Prentice Hall : New York. Greenberg, F dan Baron, RA. 1997. Behavior in Organizations, Understanding and Managing the Human Side of Work Sixth Edition. Prentice Hall international, inc Greenberg, J. 2011. Behaviour in Organization. Prentice Hall: England
Gunarsa, S. 2008. Psikologi Perawatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia Hadi, S. 1987. Statistika: Jilid 2. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Hamalik, O. 1993. Manajemen. Bandung: Karya. Hurlock.
Psikologi Trigenda
1980. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Alih bahasa: Istiwidayanti dan Soejarwo. Jakarta: Erlangga.
Laschinger, H.K.S,Michael, L, Arla, D & Debra, G. 2009. Workplace Empowerment, Incivility, and Burnout: Impact on Staff Nurse Recruitment and Retention Outcomes. Journal of NursingManagement. Canada: Blackwell Publishing Ltd. Vol. 17 (302-311) Ivancevich, J.M, Robert, K &Michael, T.M . 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi.
Hubungan antara kepribadian hardiness dengan burnout pada perawat gawat darurat di rumah sakit pantiwilasa citarum
Alih Bahasa: Gina Gania. Jakarta : Erlangga. John,
B.
M. 1992. Industrial Organisational psychology, McGraw Hill Co-Singapore for Manufacture and Export.
Kreitner, R dan Angelo K. 1995. Organizational Behavior: Third Edition.Boston: Irwin, R. D ------------------------------------------. 2005. Organizational Behavior: Third Edition. Boston: Irwin, R. D Kurniati,
A dan Ferry E. 2012.Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Morrison, P &Philip B. 2002.Caring and Communicating Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan: Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika Nawawi, H dan Martini M. 1992. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurtjahjanti, H dan Ika Z.R. 2011. Hubungan Kepribadian Hardiness dengan Optimisme pada Calon Tenaga Kerja Indonesia ( CTKI) Wanita di BLKLN Disnakertrans Jawa Tengah. Jurnal Psikologi Undip. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 10, No. 2 Oktober 2011 (126-132) Oktarina,
Maslach, C & Susan E.J. 1981. The measurement of experienced burnout. Journal of Occupational Behaviour. USA: John Willey & Sons, Ltd. Vol. 2, (h. 99-113)
R.P. 2011. Burnout Ditinjau dari Persepsi terhadap Karakteristik Pekerjaan dan Harga Diri pada Karyawan CV. Mandiri Abadi Jepara. Skripsi. Semarang:
Ferawati Asih dan Lucia Trisni
Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata. Prestiana, N dan Dewanti P. 2012. Hubungan Antara Efikasi Diri (Self Efficacy) dan Stres Kerja dengan Kejenuhan Kerja (Burnout) pada Perawat IGD dan ICU RSUD Kota Bekasi. Jurnal Soul. Vol. 5, No. 2, September 2012 (1-14) Santrok, J.W. 2002. Life Span Development: Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Schaufely, W. B. & Buunk, B. P. 1996. Professional Burnout. Handbook of Work and Health Psychology. England: John Willey & Sons Ltd. Sheard, M. 2009. Hardiness Commitmen, Gender, and Age Differentiate University Academic Performance. British Journal of Education Psychology. Vol. 79 (189-204) Shimizutani, M, Yuko O, Yumiko O, Teruichi S, Tage S.K, Toshimasa, M and Makio, I. 2008. Relationship of Nurse Burnout with Personality Characteristics and
Coping Behaviors. Journal Industrial Health. Vol. 46 (326335) Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo. Spector, P.E. 2008. Industrial and Organizational Psychology. USA: John Wiley & Sons, Inc.. Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Tjiptoheriyanto, P dan Laila N. 2008. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Diantara Peluang dan Tantangan. Jakarta : Lipi Press. Wursanto. 2003. Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi yogyakarta.