PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Disusun oleh: Zelda Annisa Pricianee Hary 129114154
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN, TETAPI ORANG BODOH MENGHINA HIKMAT DAN DIDIKAN. AMSAL 1 : 7
JANGAN SEORANGPUN MENGGANGAP ENGKAU RENDAH KARENA ENGKAU MUDA. JADILAH TELADAN BAGI ORANG-ORANG PERCAYA, DALAM PERKATAANMU, DALAM TINGKAH LAKUMU, DALAM KASIHMU, DALAM KESETIAANMU DAN DALAM KESUCIANMU. 1 TIMOTIUS 4 : 12
DREAM , BELIEVE, AND MAKE IT HAPPEN.
“MATI SATU, TUMBUH SERIBU”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
My Lord Jesus, My Savior, My Provider, My Prince of Peace. Hasil karya ini merupakan salah bukti dari penyertaanMu dalam hidupku. Sekiranya dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca. Amin
The love of my life: Papaku, Hary Tresna Priana Wibisono Mamaku, Rency Kalsum Latjeno Kakakku, Luigie Enry Rheinan Hary Adikku, Biaggi Rakhmat Rheinan Hary
Tidak lupa juga, kepada orang-orang yang selalu mendorongku untuk cepat lulus.
I just wanna say, I did it guys. v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU Zelda Annisa Pricianee Hary ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode korelasional. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 258 mahasiswa perantau yang tidak tinggal bersama dengan orang tua, khususnya ibu. Dalam penelitian ini, tingkat stres diukur dengan tiga skala yang telah diadaptasi, yakni skala Symptoms of Stress (SOS) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( = 0.83); skala The Inventory of Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( = 0.93); dan skala Perceived Stress Scale (PSS) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( = 0.81). Kelekatan terhadap ibu diukur dengan adaptasi skala Inventory of Parent and Peer Attachment (Mother Version) dengan koefisien reliabilitas hasil uji coba ( = 0.86). Hasil uji korelasi product moment secara berturut-turut antara kelekatan terhadap ibu dengan SOS, ICSRLE, dan PSS adalah r = -0.192 (p= 0.01), r = -0.356 (p = 0.00), dan r = -0.140 (p = 0.12)., sehingga hipotesis diterima. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Kata kunci: kelekatan terhadap ibu, tingkat stres, mahasiswa perantau.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CORRELATION BETWEEN ATTACHMENT TO MOTHERS AND STRESS LEVEL ON SOJOURNER COLLEGE STUDENTS Zelda Annisa Pricianee Hary ABSTRACT This research aimed to know the correlation between attachment to mothers and stress level on sojourner college students. Hypothesis that proposed in this research, there is a negative correlation between attachment to mothers and stress level on sojourner college students. This research was quantitative study using a correlation method. Participants were 258 sojourner who are currently not living with their parents, more specifically their mother. In this research, stress level measured using three adapted scale which were The Symptoms of Stress (SOS) with a reliability coefficient of ( = 0.83) through try-outs; The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) with a reliability coefficient of ( = 0.93) through try-outs; and The Perceived Stress Scale (PSS) with a reliability coefficient of ( = 0.81) through try-outs. The mother-child attachment was measured with Inventory of Parent and Peer Attachment (Mother Version) scale, with a ( = 0.86) reliability coefficient through try-outs. The results of a product moment correlation method that were tested on the mother-child attachment wit SOS, ICSRLE, and PSS, were r = -.192 (p = 0.01), r = -0.356 (p = 0.00), and r = -0.140 (p = 0.12) so the hypothesis in this research was accepted. The conclusion, there is a negative correlation between attachment to mothers and stress level on sojourner college students. Keyword: attachment to mothers, stress level, sojourner college students
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur aku panjatkan to The One and Only My Lord Jesus. Berkat penyertaanMu aku berhasil menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih karena Engkau telah memperlancar dan mempermudah segala sesuatunya, sehingga aku bisa sampai saat ini. Biarlah ini bukan untuk kesombonganku, melainkan hanya untuk kemuliaan namaMu saja Tuhan. Sertailah aku menuju tahap selanjutnya, dan biarlah apapun yang aku lakukan selalu Engkau buat berhasil dan beruntung. Amin. Terkhusus ucapan terima kasih kepada keluargaku tercinta, my core support system. Papaku, Hary Tresna Priana Wibisono. Terima kasih karena papa selalu memberikan nasehat dan ajaran-ajaran yang berguna untuk kehidupanku. Mamaku, Rency Kalsum Latjeno. Role model-ku, wanita terkuat yang pernah aku ketahui, and The Best Mom in The World. Kakakku, Luigie Enry Rheinan Hary. Makasi ya mas selalu bareng aku dari TK sampe kuliah. Adikku, Biaggi Rakhmat Rheinan Hary. Gendutnya aku yang selalu nyebelin tapi ngangenin. Terima kasih atas cinta kalian semua. I LOVE YOU ALL! Ohana means family, family means nobody gets left behind or forgotten. Terima kasih kepada seluruh jajaran dekanat, Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi. Terima kasih kepada Dosem Pembimbing Akademik saya selama ini, Ibu Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati M.Si.,Psi. dan Bapak Dr. Hadrianus x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wahyudi M.Si. Terima kasih juga saya ucapkan kepada seluruh jajaran dosen pengajar di Fakultas Psikologi Univesitas Sanata Dharma. Terima kasih kepada Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi yang telah bersedia menjadi dosen pembimbing skripsi ini. Terima kasih juga karena selalu bisa menghilangkan perasaan cemas saya terhadap penelitian saya pak. Saya selalu mengingat nasehat bapak “Lakukanlah apapun yang kamu mau, selama langkah yang kamu pilih tidak menyesatkan (penelitian) dirimu” Terima kasih kepada para dosen penguji saya, Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si dan Bapak Edward Theodorus, M. App. Psy. Terima kasih karena sudah memberikan banyak masukan untuk skrispi saya menjadi lebih baik dan bermanfaat. Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Yohanes Babtista Cahya Widiyanto M.Psi selaku Kepala Laboratorium Psikologi tahun 2015, Mas Muji selaku laboran dan teman-teman student staff, yang telah memberiku banyak pelajaran selama aku menjadi student staff di Laboratorium Psikologi. Terima kasih atas kenangan bersama selama satu tahun. Terima kasih kuucapkan untuk sosok lelaki dalam hidupku, Richard Alexander. Terima kasih karena selalu menguatkanku disaat aku lelah menghadapi tantangan-tantangan dalam hidupku. Terima kasih karena telah mengajariku banyak hal untuk mencintai dan dicintai. Terima kasih karena selalu sabar denganku. Terima kasih untuk canda, tawa, kesal, sedih, senang, dan kegilaan yang telah kita lalui bersama. I’m everything I am, because you loved me.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terima kasih juga kuucapkan kepada sahabat-sahabatku “HELIKOPTER”. Erlin Sanjaya S. Psi, a half of me. Makasi ya lin karena selalu bareng dan saling mendukung dimanapun dan kapanpun. Claudia Kartika Panutan S. Psi, The independent woman. Thank you for our madness moments we made, and “the talk” together. Priscilla Fanifati Zebua S. Psi, The Brain. Makasi ya fan udah mau selalu membagi kepintaranmu untuk aku. Angger Aprie Wibawa S. Psi, The Man. Makasi ya prek udah mau jadi yang paling ganteng sendiri diantara kita semua. Sekali lagi terima kasih atas persahabatan, dukungan, kegilaan, tawa, canda, kebodohan, dan semua momen yang udah kita lewatin bareng. Aku berharap persahabatan kita selalu seperti “helikopter” yang sejauh manapun atau setinggi apapun ia terbang, ia pasti selalu mendarat. Begitu pula dengan kita, sejauh manapun kita pergi untuk meraih kesuksesan masing-masing, kita akan selalu kembali “pulang” Terima kasih karena sudah menjadi rumah bagiku. Stay together, always forever ya guys. God Bless you all <3 Terima kasih untuk my unbiological sisters, Ni Luh Made Utari Praharsini S. Psi dan Valeria Satwika Anindita S. Psi.
Terima kasih sudah hadir dalam
hidupku. Thank you for sharing and caring each other. GBU always sissy Terima kasih untuk keluarga Psychology Basketball USD. Ko Ching, Abang Martin, Kak Ochy, Mas Moundri, Kak Yatim, Ko Albert, Mas Parto, Ko Akeng, Mbak Tina, Mbak Ruthi, Mbak Angga, Mbak Novi, Cicik Stephanie, Mbak Sita, Kak Monic, Kak Randy, Kak Ayik, Kak Yoan, Mbak Betrik, Radit, Yosua, Nia, Gorbi, Gera, Yuka, Sinta, Novi, Asti, Deva, Foury, Cindy, dan yang mungkin
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
belum aku sebut. Terima kasih karena sudah menghiasi kehidupan perkuliahanku selama 4 tahun ini. Terima kasih untuk orang-orang yang telah membantuku dan bertukar pikiran Ko Akeng, Ko Natan, Mas Igna. Kepada seluruh orang-orang yang telah mengisi kehidupan kuliahku, Anggota Keamanan AKSI 2013, 2014, dan 2016, terima kasih sudah menjadikan aku sebagai keamanan sejati. “geng kobra” tetep edan ya kalian semua! , “geng crocodile drugs” tetep solid ya kalian!, “trah 2010” terima kasih mas-mas dan mbak-mbak!, “teman-teman bimbingan dengan Pak Siswa” semangat ya guys! “kelas D 2012” terima kasih karena sudah mempercayakan aku sebagai menteri olahraga buat kalian. “geng Bali” terima kasih karena selalu membuat saya merasa seperti di Bali. Tidak lupa juga untuk teman pertamaku saat pertama kuliah, Tiara Luwita Assa S. Psi. Walaupun sekelas deng ngana cuma satu semester, tapi ngana akan selalu kita ingat! The last but not least, untuk semua teman-teman angkatan 2012 “PSY012” terima kasih untuk semua kebersaman dan kenangan-kenangan yang udah kita lewatin bareng selama empat tahun. Suatu saat nanti kalian akan menjadi bagian dari rangakain cerita kepada anak dan cucuku. Sukses untuk kita semua! *cheers* tidak lupa juga kepada teman-teman yang telah hadir untuk memberi dukungan pada saat proses pendadaran atau sidang skripsi. Terima kasih untuk makananmakanan yang enak dan bunga-bunga yang indah-indah. That means so much for me Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya meminta maaf atas kesalahan dan kelalaian yang telah diperbuat baik sikap, xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xv DAFTAR TABEL .......................................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xxi DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xxii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 12 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12 1. Manfaat Teoritis ........................................................................... 12 2. Manfaat Praktis ............................................................................ 12 xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. LANDASAN TOERI ....................................................................... 14 A. Stres.................................................................................................. 14 1. Definisi Stres ................................................................................ 14 2. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Stres .............................. 16 B. Stres Sebagai Respon ....................................................................... 18 C. Stres Sebagai Stimulus ..................................................................... 20 D. Stres Terkait Cognitive Appraisal .................................................... 21 E. Kelekatan Terhadap Ibu ................................................................... 23 1. Definisi Kelekatan ....................................................................... 23 2. Mekanisme Terjadinya Kelekatan Terhadap Ibu ......................... 25 3. Aspek Kelekatan Terhadap Ibu .................................................... 26 4. Dampak dari Kelekatan Terhadap Ibu ......................................... 28 5. Jenis Kelekatan ............................................................................ 30 F. Mahasiswa Perantau......................................................................... 31 1. Definisi Mahasiswa Perantau ....................................................... 31 2. Faktor-Faktor Perubahan pada Mahasiswa Perantau ................... 31 G. Hubungan Antara Kelekatan Terhadap Ibu dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Perantau ........................................................................ 33 E. Skema Penelitian .............................................................................. 38 F. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 39 BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 40 A. Jenis Penelitian................................................................................. 40 B. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 40 xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Definisi Operasional ........................................................................ 40 1. Stres.............................................................................................. 41 2. Kelekatan Terhadap Ibu ............................................................... 42 D. Subjek Penelitian ............................................................................. 43 E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 44 F. Uji Coba Alat Pengumpulan Data.................................................... 44 G. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................... 45 1. Metode ......................................................................................... 45 2. Alat Pengumpulan Data ............................................................... 45 a. Symptoms of Stress Scale (SOS) .......................................... 46 b. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) ............................................................................. 48 c. Perceived of Stress Scale (PSS) ........................................... 49 d. The Inventory of Parent and Peer Attachment-Mother Version (IPPA-M) ............................................................................. 50 H. Validitas Dan Reliabilitas Skala Penelitian...................................... 51 1. Validitas dan Reliabilitas Skala SOS ........................................ 51 2. Validitas dan Reliabilitas Skala ICSRLE.................................. 52 3. Validitas dan Reliabilitas Skala PSS......................................... 53 4. Validitas dan Reliabilitas Skala IPPA-M .................................. 54 I. Metode Analisis Data ........................................................................ 55 1. Uji Asumsi ................................................................................ 55 2. Uji Hipotesis ............................................................................. 55 xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 57 A. Persiapan Penelitian ......................................................................... 57 B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 57 C. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................................. 58 D. Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 60 E. Hasil Penelitian ................................................................................ 62 1. Uji Normalitas .............................................................................. 63 2. Uji Linearitas ............................................................................... 64 3. Uji Hipotesis ................................................................................ 66 F. Analisis Tambahan ........................................................................... 68 G. Pembahasan ..................................................................................... 74 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83 A. Kesimpulan ...................................................................................... 83 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 84 C. Saran................................................................................................. 84 1. Bagi Ibu (figur lekat) ................................................................... 84 2. Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................. 85 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 86 LAMPIRAN ................................................................................................... 94
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
TABEL 1. Usia Subjek Penelitian .................................................................. 58 TABEL 2. Jenis Kelamin Subjek Penelitian .................................................. 59 TABEL 3. Semester Subjek Penelitian .......................................................... 59 TABEL 4. Daerah Asal dan Tempat Tinggal di Perantauan .......................... 59 TABEL 5. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 60 TABEL 6. Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ............................. 63 TABEL 7. Uji Linearitas Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon ........................................................................................................................ 64 TABEL 8. Uji Linearitas Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Stimulus ........................................................................................................................ 64 TABEL 9. Uji Linearitas Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Terkait Cognitive Appraisal ........................................................................................................ 65 TABEL 10. Hasil Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon ........................................................................................................................ 66 TABEL 11. Hasil Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Stimulus .......................................................................................................... 67 TABEL 12. Hasil Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Terkait Cognitive Appraisal ........................................................................................ 67 TABEL 13. Hasil Korelasi Aspek Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon ............................................................................................................ 69 xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TABEL 14. Hasil Korelasi Aspek Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Stimulus ..........................................................................................................
69
TABEL 15. Hasil Korelasi Aspek Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Terkait Cognitive Appraisal ........................................................................................
70
TABEL 16. Sumbangan Kelekatan Terhadap Ibu pada Stres Sebagai Respon. ........................................................................................................................
71
TABEL 17. Sumbangan Kelekatan Terhadap Ibu pada Stres Sebagai Stimulus ........................................................................................................................... 72 TABEL 18. Sumbangan Kelekatan Terhadap Ibu pada Stres Terkait Cognitive Appraisal ........................................................................................................ 73
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Skala Penelitian .................................................................... 92 LAMPIRAN 2. Reliabilitas Skala .................................................................. 105 LAMPIRAN 3. Uji One Sample T-test .......................................................... 106 LAMPIRAN 4. Uji Nomalitas Data ............................................................... 108 LAMPIRAN 5. Uji Linearitas ........................................................................ 109 LAMPIRAN 6. Uji Hipotesis ......................................................................... 110 LAMPIRAN 7. Skala Survey Online ............................................................. 112
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. Skema Penelitian .................................................................... 38
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu tanpa solusi yang tepat. Akumulasi stres merupakan akibat dari ketidakmampuan individu dalam mengatasi dan mengendalikan stres yang dialami (Rasmun, 2004). Stres merupakan keadaan yang dialami ketika terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dengan kemampuan untuk mengatasinya (Lazarus, 1976). Stres juga dapat diartikan sebagai respon terhadap kejadian yang mengancam atau menantang (Feldman, 2012). Stres merupakan suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak dapat dihindari dan dialami oleh setiap orang (Kumar & Bhukar, 2013). Menurut jenisnya, stres dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu eustress yang merupakan hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun).
Hal
tersebut
termasuk
kesejahteraan
individu
yang
diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, dan kemampuan adaptasi. Sedangkan, jenis stres kedua adalah distress yang merupakan hasil dari respon yang bersifat tidak sehat, negatif, destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian (Li, Cao, & Li, 2016). Pada penelitian ini, jenis stres yang digunakan adalah distress karena pada umumnya orang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menggangap stres sebagai sesuatu yang negatif (Li, Cao, & Li, 2016). Selain itu, skala stres yang dipakai dalam penelitian ini juga berfokus pada stres yang bersifat negatif. Masa remaja juga tidak terlepas dari stres. Santrock (1989/2011) menyatakan masa remaja identik dengan strom-and-stress atau masa bergejolak yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati. Meskipun banyak variasi pada tahap remaja, umumnya remaja merupakan tahap di mana seseorang mengalami perkembangan fisik dan mental menuju kedewasaan seutuhnya (Kai-Wen, 2009). Sejalan dengan yang dikemukan Santrock (1989/2011) remaja merupakan periode transisi perkembangan masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Pada tahap ini, tugas perkembangan remaja harus menerima keadaan fisiknya, mengurangi ketergantungan dengan orang tua, menjadi mandiri, menyesuaikan diri dengan masyarakat, dan menjalankan peran yang telah ditentunkan (Santrock, 1989/2011). Salah satu peran sebagai remaja adalah menjadi mahasiswa. Umur mahasiswa berada pada rentang 18 sampai dengan 24 tahun (Camenius, dalam Sarwono 2008). Beberapa studi melaporkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara mahasiswa dan stres (Schafer, 1996; Fisher, 1994; Altmaier, 1983; Greenberg & Valletutti, 1980 dalam Pfeiffer, 2001).
Hasil dari penelitian tersebut
menyatakan bahwa hanya beberapa mahasiswa yang lebih sensitif terhadap suatu stresor. Hal ini tergantung dari karakter dan pola perilaku akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
kerentanan mereka terhadap stres. Lebih lengkap Potter dan Perry (2005) menyatakan bahwa respon stres dari setiap mahasiswa tergantung dari kondisi kesehatan, kepribadian, pengalaman sebelumnya terhadap stres, mekanisme koping, jenis kelamin, usia, besarnya stresor, dan kemampuan regulasi emosi. Mahasiswa mengalami stres karena tuntutan terkait dengan perubahan; meninggalkan rumah, menjadi pengambil keputusan yang independen, dan bersaing dengan dunia luar (Altmaier, dalam Pfeiffer, 2001). Di sisi lain, beberapa mahasiswa melihat transisi ini sebagai pengalaman positif yang menarik. Tapi beberapa mahasiswa tampaknya merasa terancam dengan perubahan ini. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, mahasiswa akan dihadapkan dengan tuntutan baru, harapan, dan stres (Nelson, Dell’Oliver, Koch, & Buckler, 2001). Prevalensi stres pada mahasiswa pernah dilakukan di beberapa universitas dan lebih sering dijumpai pada fakultas kedokteran. Penelitian yang dilakukan Firth (2004) pada salah satu universitas di Inggris, melibatkan 165 mahasiswa menunjukkan prevalensi stres sebesar 31.2%. Sementara itu penelitian yang dilakukan di Asia, misalnya di Pakistan dengan 161 mahaiswa, prevalensi stres mahasiswa adalah 30.84% (Shah, Hasan, Malik, & Sreeramareddy, 2010). Di Indonesia sendiri terdapat penelitian dengan 240 mahasiswa, dan menghasilkan prevalensi stres 50.8% (Legiran, Azis, & Bellinawati, 2015). Sedangkan penelitian tentang faktor stres pada mahasiswa, ditemukan bahwa 38% masalah interpersonal, 28% masalah lingkungan, dan 15% masalah akademik (Ross, Niebling, & Heckert, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Hasil yang sama ditunjukkan dalam beberapa penelitian, penyebab stres pada mahasiswa dapat bersumber bermacam bidang seperti, akademik, hubungan atau masalah interpersonal, dan perubahan hidup. Lebih lanjut, disebutkan tuntutan eksternal bersumber dari tugas-tugas kuliah, penyesuaian sosial di lingkungan kampus dengan karakteristik dan latar belakang teman yang berbeda, mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan non akademis, dan bekerja untuk menambah uang saku (Kai-Wen, 2009; Govaerst & Gregoire, 2004). Stres yang tidak mampu dikendalikan dan diatasi akan memunculkan dampak negatif. Pada mahasiswa, dampak negatif secara kognitif antara lain sulit berkonsentrasi, sulit mengingat materi, dan sulit memahami materi. Dampak negatif secara emosional antara lain sulit memotivasi diri, munculnya perasaan cemas, sedih, kemarahan, frustasi, dan efek negatif lainnya. Dampak negatif secara fisiologis antara lain gangguan kesehatan karena daya tahan tubuh yang menurun, badan terasa lesu, dan insomnia. Dampak perilaku yang muncul antara lain menunda-nunda penyelesaian tugas, malas kuliah, penyalahgunaan obat dan alkohol, terlibat dalam kegiatan mencari kesenangan yang berlebihan serta berisiko tinggi (Spagenberg & Theron, 1999; Heiman & Kariv, 2005; Pariat, Rynjah, Joplin, & Kharjana, 2014; Widianti, 2007). Dalam kehidupan mahasiswa, waktu bersama yang dihabiskan dengan teman sebaya akan meningkat secara signifikan. Tetapi, orangtua tetap memegang peranan penting dalam mempengaruhi perkembangan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
remajanya (Moretti & Pelled, 2004). Salah satu isu penting yang berkaitan dengan peran orangtua dalam perkembangan remaja adalah kelekatan yang dibentuk sejak masa awal perkembangan. Istilah kelekatan (attachment) pertama kali dikemukakan oleh John Bowlby yang merupakan suatu ikatan emosional yang terbentuk dengan adanya kedekatan dan terkandung rasa aman baik fisik maupun psikologis (Bowlby, 1969). Hubungan ini terbentuk sejak bayi dan akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu (Ervika, 2005). Bowlby (1982) mengatakan bahwa hubungan kelekatan seseorang di awal kehidupan akan berdampak pada perkembangan sosial dan emosional di tahapan usia mereka selanjutnya. Menurut Bowlby (1982), kelekatan secara umum terbagi menjadi dua jenis yaitu kelekatan aman (secure attachment) dan kelekatan tidak aman (insecure attachment). Kelekatan aman terbentuk melalui kedekatan, keamanan, dan perlindungan yang diberikan oleh ibu kepada anaknya (Nickerson & Nagle, 2005; Schnyders, 2012). Sedangkan, kelekatan tidak aman terbentuk ketika pengasuh kurang memberikan rasa aman sehingga bayi mungkin menghindari atau menunjukkan penolakan atau sikap ambivalen terhadap pengasuh (Santrock, 1984/2007). Setelah John Bowlby menciptakan teori kelekatan, salah satu muridnya yaitu Mary Ainsworth pada tahun 1969 melakukan penelitian untuk melihat reaksi anak saat dipisahkan dari pengasuhnya dalam eksperimen yang dikenal dengan strange situation. Dari eksperimen ini, Ainsworth menggolongkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
tiga pola kelekatan, yaitu secure attachment, dan mengembangkan pola insecure attachment menjadi dua yaitu, insecure-ambivalent/resistance attachment, dan insecure-avoidant attachment (Papalia, Olds, & Feldman, 1978/2008). Anak dengan kelekatan aman (secure attachment) menjadikan orang tuanya sebagai basis keamanan (secure base) sehingga mereka dapat meninggalkan orang tuanya untuk berekspolarsi dan kembali ke orang tuanya untuk mecari keamanan. Anak dengan insecure-ambivalent/resistance attachment cenderung cemas meskipun belum ditinggalkan oleh figur lekat dan menjadi sangat kecewa saat ditinggalkan sehingga mereka sangat sulit ditenangkan dan hanya sedikit melakukan eksplorasi. Sedangkan, anak dengan insecureavoidant attachment jarang menangis bila ditinggalkan oleh figur lekat, tetapi cenderung menghindar saat figur lekatnya kembali (Papalia, Olds, & Feldman, 1978/2008). Kelekatan pada masa awal perkembangan akan terus berlanjut dan digeneralisasikan pada tahap perkembangan berikutnya, misalnya pada masa remaja yaitu saat menjadi mahasiswa. Kelekatan terhadap ibu pada masa remaja, terdiri dari tiga aspek yaitu komunikasi (communication), kepercayaan (trust), dan keterasingan (alienation). Teori kelekatan pada masa remaja ini dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (1987) dengan tidak membedakan jenis kelekatan secure attachment dan insecure attachment, akan tetapi hanya melihat kualitas kelekatan remaja terhadap ibu berdasarkan kelekatan aman tinggi dan kelekatan aman rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
Beberapa penelitian menujukkan hubungan yang signifikan antara kelekatan dengan stres pada mahasiswa (Li, 2008; Davis, 2012; Petroff, 2008). Ditemukan juga penelitian lain, di mana individu dengan kelekatan aman lebih mampu membangun dan mengelola hubungan positif, dan lebih mampu menghadapi situasi yang penuh tekanan (Armsden & Greenberg, 1987). Beberapa peneliti mengindikasikan remaja dengan kelekatan aman cenderung mengalami stres yang dirasakan lebih rendah (Dogan, Gur, Sener, & Cetindag, 2012; Terzi, 2013). Dilaporkan juga mahasiswa yang memiliki kualitas kelekatan aman tinggi, kurang memiliki tingkat stres yang tinggi (Dorin, 2014). Orangtua
merupakan
sosok
yang
penting
dalam
membentuk
perkembangan remaja. Kelekatan antara orang tua dan anak akan berdampak yang mendalam pada penalaran, sosial, dan regulasi emosi pada remaja (Rabbani, Kasmaienezhadfard, & Pourrajab, 2014). Kelekatan aman terkait dengan keterlibatan perilaku ancaman yang rendah, kesehatan psikologis, peningkatan keterampilan sosial, dan peningkatan strategi koping (Moretti & Pelled, 2004). Kelekatan telah diteliti dalam berbagai konteks dan spektrum rentang usia. Kelekatan aman berhubungan dengan kepercayaan diri, penyesuaian yang baik, dan transisi yang positif (Allen, Moore, Kuperminc, & Bell, 1998; Paterson, Pryor, & Field, 1995). Sedangkan, kelekatan tidak aman berhubungan dengan kecemasan, stres, depresi, gangguan kepribadian, dan pikiran atau tindakan untuk bunuh diri (DiFilippo & Overholser, 2000).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Penelitian tentang kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa masih jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini yang menjadi ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian serupa namun pada subjek yang lebih khusus yaitu mahasiswa perantau. Mahasiswa perantau merupakan individu yang tinggal di daerah lain untuk menuntut ilmu dan mempersiapkan diri dalam pencapaian suatu keahlian jenjang perguruan tinggi diploma, sarjana, magister atau spesialis disebut sebagai mahasiswa perantau (Poerwadarminta, 2005). Fenomena ini terjadi karena persebaran kualitas pendidikan yang tidak merata di Indonesia, sehingga pelajar setelah lulus SMA memutuskan untuk meninggalkan daerah asalnya (merantau) dan melanjutkan pendidikan yang lebih berkualitas di daerah lain (Sitorus, 2013). Fenomena ini juga dianggap sebagai usaha pembuktian kualitas diri sebagai seorang remaja yang akan dewasa untuk mandiri dan bertanggung jawab dalam membuat keputusan (Santrock, 1989/2002). Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDPT) Dikti tahun 2016 melaporkan bahwa Indonesia mengalami peningkatan jumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta sejak tahun 2010 hingga 2016. Data dikti tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia adalah 3098, lalu pada tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 4446 perguruan tinggi (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2016). Akan tetapi, peningkatan perguruan tinggi yang pesat ini sangat disayangkan karena tidak bersamaan dengan pemerataaan jumlahnya di setiap kota atau daerah. Masih ada kota atau daerah yang memiliki sedikit perguruan tinggi atau bahkan tidak ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Dari 4446 perguruan tinggi di Indonesia, terdapat 2136 atau hampir 50% berada di Pulau Jawa. Selain itu, perguruan tinggi berkualitas di Indonesia juga masih didominasi oleh perguruan tinggi di Pulau Jawa. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh 4 International Colleges and Universities (4ICU) pada tahun 2016 dari 50 universitas terbaik di Indonesia, 36 berada di Pulau Jawa (4 International Colleges & Universities, 2016). Dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, tantangan yang dihadapi mahasiswa perantau lebih beragam dibandingkan mahasiswa yang bukan perantau. Mahasiswa yang berasal dari luar daerah harus beradaptasi dengan kebudayaan, nilai atau norma-norma, dan lingkungan sosial yang baru (Lee, Koeske, Sales, 2004). Perasaan kesepian, kurangnya dukungan, dan kerinduan atau homesick juga akan dialami oleh mahasiswa perantau (Wei, Heppner, Mallen, Liao, Ku, & Wu, 2007). Kerinduan atau homesick dianggap sebagai “duka-mini” karena terpisah dari orangtua, dapat membuat mahasiswa perantau menjadi stres (Strobe, Vliet, Hewstone, Willis, 2002). Terlihat bahwa ketidakhadiran orang tua di perantauan merupakan salah satu perubahan situasi yang cukup berpengaruh bagi mahasiswa perantau. Hal ini dapat terjadi karena intensitas komunikasi antara anak dan orang tua cenderung berkurang setelah merantau dibandingkan pada saat masih tinggal bersama (Borg & Cefai, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh Nasution (1997) menyatakan bahwa perpindahan mahasiswa ke daerah perantauan menyebabkan perubahan kondisi-kondisi yang meliputi perubahan dalam lingkungan fisik, biologis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
budaya, psikologis, dan ekonomi sehingga dapat memicu stres. Kenny (1987) menyebutkan bahwa dunia kampus dapat disamakan dengan strange situation seperti yang dikatakan Mary Ainsworth, di mana individu dengan kualitas kelekatan yang tinggi (secure attachment) menganggap proses meninggalkan rumah untuk memasuki dunia kampus sebagai tempat untuk mengeksplorasi dan menguasai lingkungan serta mengembangkan kompetensi sosial. Di sisi lain, individu dengan kualitas kelekatan yang rendah (insecure attachment) merasa terancam dengan perubahan dan lingkungan barunya (Kenny, 1987). Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik menjadikan mahasiswa perantau sebagai subjek penelitian karena mahasiswa perantau merupakan populasi yang harus lebih diperhatikan. Mengingat tantangan yang dimiliki oleh mahasiswa perantau lebih beragam, sehingga memungkinkan mahasiswa perantau memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Ghozali dan Aisyah (2014) menyatakan bahwa adanya perbedaan tingkat stres antara mahasiwa yang tinggal sendiri (perantau) dengan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua. Mahasiswa yang tinggal sendiri menunjukkan tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan terhadap 92 subjek, menghasilkan 72% mahasiswa yang tinggal sendiri mengalami stres, sedangkan mahasiwa yang tinggal dengan orang tua hanya 24.4% yang mengalami stres. Selain itu, ditemukan juga penelitian bahwa adanya perbedaan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal sendiri (perantau) dengan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua. Tingkat depresi mahasiswa yang tinggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
sendiri lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 54 subjek, disebutkan mahasiswa yang tinggal sendiri 81.4% mengalami depresi, dengan rincian depresi ringan 48.1% dan depresi sedang 33.3%. Sedangkan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua hanya 25.9% yang mengalami depresi, dengan rincian depresi ringan 22.2% dan depresi sedang 3.7% (Amelia, 2016). Walaupun depresi berbeda dengan stres, akan tetapi depresi merupakan manifetasi dari stres yang berlebihan. Depresi adalah reaksi psikologis dari stres, sehingga orang yang depresi pasti sudah mengalami stres (Atkinson, Atkinson, Smith, & Bem, 1996/2010). Alasan lain mahasiswa perantau penting untuk diteliti karena di Indonesia kasus bunuh diri yang dilakukan oleh mahasiswa di tempat perantauan cukup banyak, sedikitnya 6 kasus ditemukan dalam tahun 2016 (tribunews.com, 2016). Sebuah penelitian menyatakan bahwa stres yang berlebihan menyebabkan depresi yang memicu pikiran atau tindakan bunuh diri (Cole, Wingate, Tucker, Kerswill, O’Keefe, dan Hollingsworth, 2015). Dalam lingkup penelitian ini, hal yang menjadi kebaruan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah variabel stres yang dilihat sebagai konstruk yang luas. Di mana stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal diukur, sehingga setiap aspek-aspek dalam variabel stres dapat tercangkup dan terukur dengan maksimal. Hal ini dilakukan karena pada penelitian-penelitian sebelumnya, stres yang diukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
hanya sebatas aspek stres sebagai stimulus (Li, 2008; Davis, 2012; Petroff, 2008).
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian yang merumuskan masalah dari penelitian ini yaitu: apakah ada hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau?
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang psikologi perkembangan dan sosial bahwa kelekatan anak dengan ibu memiliki kaitan yang penting dengan tingkat stres pada masa perkembangan selanjutnya. Terkhusus pada saat menjadi mahasiswa dan harus merantau sehingga jauh dari figur lekat. Kelekatan dapat membentuk karakter dan kepribadian seseorang menjadi adaptif atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Perantau Penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa hubungan dengan figur orangtua dapat menjaga kesejahteraan mahasiswa di tempat perantauan. b. Bagi Pengasuh (Ibu atau figur pengganti Ibu) Penelitian ini dapat memberikan informasi atau pengetahuan tambahan tentang pentingnya peran pengasuh dalam pembentukan kelekatan karena akan berdampak pada perilaku, dan kemampuan sosial anak di masa mendatang. Maka dari itu saat remaja dipersiapakan sebagai mahasiswa dan merantau, kelekatan yang terhadap ibu akan membentuk karakter anak yang kuat atau rentan terhadap stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. STRES 1. Definisi Stres Menurut Lazarus & Folkman (1984) stres adalah keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres juga merupakan suatu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis (Chapplin, 1998/2006). Stres juga diterangkan sebagai suatu istilah yang digunakan dalam ilmu perilaku dan ilmu alam untuk mengindikasikan situasi atau kondisi fisik, biologis dan psikologis organisme yang memberikan tekanan kepada organisme itu sehingga ia berada di atas ambang batas kekuatan adaptifnya (Arend, & Gerard, 1997). Atkinson (2000) mengemukakan bahwa stres mengacu pada peristiwa yang dirasakan membahayakan kesejahteraan fisik dan psikologis
seseorang.
Definisi
lainnya
mengatakan
bahwa
stres
merupakan suatu tuntutan yang mendorong organisme untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri (Nevid, Rathus, & Greene, 1999/2005).
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Selain definisi di atas, masih banyak definisi stres lainnya dari berbagai ahli. Namun, berikut merupakan penjelasan stres yang berkaitan dengan penelitian ini: a. Stres Sebagai Respons Stres sebagai respons merupakan suatu respon atau reaksi individu yang muncul karena adanya situasi tertentu yang menimbulkan stres. Respons yang muncul dapat secara fisiologis, seperti: jantung berdebar, pusing, dan gemetar. Sedangkan respons psikologis seperti: takut, cemas, dan mudah tersingung (Lazarus & Folkman, 1984). b. Stres Sebagai Stimulus Stres sebagai stimulus fokus kepada kejadian-kejadian atau stresor yang menimbulkan stres. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa situasi tertentu yang penuh tekanan (stressful) tetapi tidak memperhatikan perbedaan individual dalam menilai situasi tersebut (Lazarus & Folkman, 1984). c. Stres Terkait Cognitive Appraisal Menurut Lazarus dan Folkman (1984) cognitive appraisal atau peniliain kognitif merupakan interpretasi atau evaluasi kognitif terhadap stresor. Penilaian kognitif menentukan mengapa dan sampai sejauh mana transaksi yang spesifik atau serangkaian transaksi antar individu dengan lingkungan yang menimbulkan stres. Konsep ini akan lebih mudah dipahami dengan cara mengamatinya sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
proses pemberian kategori terhadap pengalaman serta memperhatikan pula pengaruhnya terhadap kesejahteraan individu. Proses ini terjadi secara terus-menerus sepanjang kehidupan. Stres sebagai suatu konstruk yang memiliki definisi sangat luas, sehingga peneliti berusaha tidak terbatas pada salah satu definisi stres. Pada penelitian ini, akan mengukur stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait dengan cognitive appraisal. Dengan demikian, pengukuran stres yang dilakukan menjadi lebih luas. 2. Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Stres Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi stres adalah (Nevid, Rathus, & Greene, 1999/2005): a. Cara koping stres Terdapat dua cara coping stres, yaitu coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) dan coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping). Bentuk coping yang berfokus pada emosi ini mencangkup pengurangan stres dengan strategi seperti menghindar, meminimalisir, membuat jarak, atau menilai positif mengenai kejadian yang dialami. Namun, coping yang berfokus pada emosi ini tidak menghilangkan stresor. Sebaliknya pada coping yang berfokus pada masalah, individu menilai stresor yang dihadapi dan melakukan sesuatu untuk mengubah stresor atau memodifikasi reaksi untuk meringkan efek dari stresor tersebut. Cara coping yang berfokus pada masalah ini dikatakan coping yang lebih efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
b. Harapan akan efikasi diri Harapan akan efikasi diri berkenan dengan harapan individu terhadap kemampuan diri dalam mengatasi tantang yang dihadapi, harapan terhadap kemampuan diri untuk dapat menampilkan tingkah laku terampil, dan harapan terhadap kemampuan diri untuk menghasilkan perubahan hidup yang positif. Individu dapat mengelola stres dengan lebih baik, apabila memiliki kepercayaan diri dan keyakinan untuk mengatasi stres. c. Ketahanan psikologis Ketahan psikologis merupakan kumpulan trait yang berfungsi sebagai sumber daya untuk menghadapi persitiwa-peristiwa hidup yang menimbulkan stres, dan merupakan hal yang sangat penting dalam perlawanan terhadap stres tersebut. Terdapat tiga trait yang membentuk ketahanan psikologis : komtimen yang tinggi, tantangan yang tinggi, dan pengendalian yang kuat terhadap hidup. Individu dengan ketahanan psikologis yang tinggi menunjukkan gejala fisik yang lebih sedikit dan tingkat depresi yang lebih rendah dalam menghadapi stres. d. Optimisme Optimisme merupakan keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan, atau sikap selalu mempunyai harapan baik. Sikap optimis menjadikan individu keluar dengan cepat dari permasalahan yang dihadapi karena adanya pemikiran dan perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
memiliki kemampuan untuk mengatasinya. Banyak penelitian yang ditemukan berkaitan dengan optimisme. Misalnya penelitian tentang optimisme dan penyakit, individu optimis cenderung lebih cepat sembuh dibandingkan dengan individu yang pesimis. e. Dukungan sosial Dukungan sosial berperan untuk memperkecil tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan adanya orang-orang di sekitar akan membantu individu menemukan alternatif cara coping dalam menghadapi stresor atau sekedar memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan selama masa-masa sulit. f. Identitas etnik Kebanggan terhadap identitas ras tau identitas etnik dapat membantu indvidu menghadapi stres yang disebabkan oleh rasisme dan intoleransi.
B. STRES SEBAGAI RESPONS Pada tahun 1929 Walter Cannon merupakan orang pertama yang menjelaskan reaksi tubuh terhadap stres. Identifikasinya tentang reaksi stres sebagai ‘fight-or-fight response’. Respons ini merupakan reaksi stres di dalam tubuh yang mencakup meningkatnya detak jantung, pernapasan, tekanan darah, dan ketegangan otot. Arti dari ‘fight-or-flight response’ ini adalah saat berhadapan dengan suatu ancaman, tubuh mempersiapkan dirinya untuk; apakah akan tetap berada di tempat dan menghadapi ancaman tersebut fight,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
ataukah akan kabur/lari menjauhi ancaman tersebut flight (Santrock, 1989/2002). Selanjutnya pada tahun 1974, Hans Selye yang berasal dari Austria melakukan penelitian tentang stres. Berdasarkan hasil penelitiannya, perubahan-perubahan fisiologis tubuh berhasil dispesifikasi dan disimpulkan bahwa apapun bentuk stresor, tubuh tetap berekasi dengan cara yang sama. Selye juga menjelaskan bahwa tubuh memiliki tingkat resistensi normal, yaitu tingkat resitensi ketika tubuh dalam kondisi biasa (tidak menghadapi stres). Pada saat menghadapi stres, tingkat resistensi ini mengalami perubahan dengan tujuan agar mampu beradaptasi dengan stres yang dialami. Munculnya sebuah konsep yang dikenal dengan General Adaptation Syndrome (GAS). Konsep ini terdiri dari tiga fase (fase bagaimana seseorang beradaptasi dengan stres): Fase pertama merupakan alarm, fase peringatan bahwa ada stresor yang perlu ditangani. Pada tahap ini bila stresor terlalu kuat (seperti kebakaran hebat, temperatur yang ekstrim) kematian dapat terjadi. Hal ini disebabkan karena tingkat resistensi individu memang sedang menurun. Fase kedua disebut resistance, bila stres berlangsung terus menerus maka tingkat resistensi tubuh akan mengalami peningkatan diatas tingkat normal dengan tujuan untuk melakukan adaptasi terhadap stresor sehingga individu bisa berfungsi dengan optimal. Individu sudah merasa normal kembali meskipun stres sebenarnya masih ada, namun energi yang dikeluarkan lebih tinggi dari biasanya sehingga tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
sebenarnya bekerja lebih keras. Bila stres masih terus berlanjut, tubuh akan terus menyesuaikan diri dengan stresornya. Pada saat ini tingkat resistensi tubuh akhirnya menurun sampai di bawah normal karena kelelahan. Fase ketiga ini disebut exhaustion, tanda-tanda pada fase alarm muncul kembali, tetapi karena energi yang digunakan sudah habis, tubuh tidak dapat lagi melakukan adaptasi. Hal ini membuat berbagai macam gangguan baik secara fisik maupun psikologis terjadi (Siswanto, 2007).
C. STRES SEBAGAI STIMULUS Ketika seseorang mengatakan “saya memiliki kehidupan pernikahan yang stres” pernyataan tersebut mengacu pada situasi, bukan mengacu respons terhadap situasi. Pendekatan ini lebih memperhatikan karakteristik tertentu dari stresor. Menurut Feldman (1987/2012) terdapat empat karakteristik stresor, yaitu sebagai berikut : 1. Cataclysmic events Stresor ini mengacu pada perubahan besar atau kejadian yang berdampak pada beberapa orang atau seluruh komunitas dalam waktu yang sama, serta di luar kendali siapapun. Contohnya bencana alam (banjir, gempa bumi, gunung meletus), perang, dan sebagainya. Stresor yang berdampak pada banyak orang ini, tidak terlalu signifikan karena adanya perasaan senasib dan sepenanggungan. 2. Personal Stressor Stresor ini mengacu pada peristiwa yang mempengaruhi individual. Stresor ini dapat atau tidak dapat diprediksi, akan tetapi memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
pengaruh yang kuat karena membutuhkan upaya coping yang cukup besar. Peristiwa dalam kategori ini seperti: kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, kegagalan besar, menderita penyakit mematikan, dan sebagainya. 3. Background Stresor Stresor ini dapat disebut sebagai “daily hassles” atau masalah seharihari dalam kehidupan. Stresor ini memiliki pengaruh yang kecil namun berlangsung terus-menerus sehingga dapat menganggu dan menyebabkan stres negatif pada individu. Contoh stresor dalam kategori ini misalnya mempunyai banyak tanggung jawab, merasa kesepian, berdebat dengan teman, dan sebagainya. Walaupun masalah sehari-hari tidak seberat perubahan besar dalam hidup seperti perceraian, kemampuan untuk bisa beradaptasi dengan masalah sehari-hari sangat penting.
D. STRES TERKAIT COGNITIVE APPRAISAL Menurut Lazarus dan Folkman (1984) teori appraisal terdiri dari penilaian primer (primary appraisal), penilian sekunder (secondary appraisal), dan penilaian kembali (reappraisal). Ketiga hal ini tidak dapat dipandang sebagi proses yang terpisah karena mereka saling berinteraksi satu sama lain untuk membentuk derajat stres. 1. Primary appraisal (penilaian primer) Penilaian primer merupakan suatu proses mental yang berhubungan dengan aktivitas evaluasi terhadap situasi yang dihadapi. Proses ini terjadi unutk menentukan apakah suatu stimulus atau situasi yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
individu berada dalam kategori tertentu. penilaian ini terdiri dari tiga kategori, yaitu: Irrelevant (tidak relevan), situsi yang terjadi tidak berpengaruh pada kesejahteraan individu, situasi tersebut dianggap tidak bermakna sehingga dapat diabaikan. Benign positive appraisal (penilaian positif), situasi yang terjadi dirasakan dan dihayati sebagai hal yang positif dan dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. Appraisal ini ditandai oleh emosi yang menyenangkan seperti kegembiraan, cinta, kebahagiaan, keriangan atau ketentraman. Stress appraisal (penilaian yang menimbulkan stres), situasi yang terjadi menimbulkan makna gangguan, kehilangan, ancaman, dan tantangan bagi individu. 2. Secondary appraisal (penilaian sekunder) Penilaian sekunder merupakan proses yang digunakan untuk menentukan apa yang dapat atau harus dilakukan untuk meredakan stres yang sedang dihadapi. Pada tahap inilah individu akan memilih cara yang menurutnya efektif untuk meredakan stres. Proses ini mencakup: evaluasi mengenai coping stress yang digunakan dengan mempertimbangkan konsekuensi yang muncul sehubungan dengan coping tersebut. Selain itu, evaluasi terhadap potensi-potensi yang dimiliki individu yang dapat mendukung upaya coping stress. Proses ini berusaha mempertimbangkan berbagai sumber yang dimiliki individu dengan memperhitungkan tuntutan yang ada dalam menentukan coping stress yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
3. Reappraisal (penilaian kembali) Penilaian kembali merupakan perubahan yang terjadi karena adanya infromasi yang baru, baik yang bersumber dari lingkungan yang dapat menahan atau memperkuat tekanan bagi individu, maupun informasi dari rekasi individu itu sendiri. Melalui tahap penilaian tersebut, seseorang mempertimbangkan makna dan pengaruh situasi terhadap kesejahteraan dirinya. Dengan demikian, selain karakteristik dari suatu situasi yang dapat menimbulkan stres, proses penilaian kognitif sangat berpengaruh bagi seseorang dalam menghayati tingkat stres.
E. KELEKATAN TERHADAP IBU 1. Definisi Kelekatan Istilah kelekatan (attachment) pertama kali dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby. Menurutnya, kelekatan adalah suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya. Hubungan ini akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu (Bowlby, 1969, 1979). Kelekatan yang bersifat kontimun ini, relatif stabil sepanjang rentang kehidupan manusia dan dapat berdampak pada hubungan romantis, sikap interpersonal, dan kejiwaan individu (Brennan & Shaver, 1995; Hazan & Shaver, 1990). Dalam membentuk kelekatan tersebut ada beberapa tahapan. Tahapan tersebut antara lain mencari kesamaan dan kedekatan dengan figur kelekatan, menggunakannya sebagai tempat berlindung saat tertekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
menggunakannya sebagai dasar rasa aman, mempunyai ikatan emosional pada sosok tersebut baik secara negatif ataupun positif, adanya rasa kehilangan terhadap ketidakhadiran orang tersebut (Bowlby, 1988; Hazan & Shaver, 1994). Kelekatan lebih umum terjadi pada ibu, karena ibu dianggap sebagai figur
yang dapat memberikan kepuasan oral atau
kebutuhan akan ASI pada bayi (Freud, dalam Santrock 1989/2002). Kelekatan yang terbentuk sejak bayi membentuk kelekatan aman dan kelekatan tidak aman (Santrock, 1984/2007). Kelekatan aman terbentuk ketika bayi menggunakan pengasuhnya (biasanya ibu) sebagai dasar akan rasa aman untuk mengeksplorasi lingkungan. Sedangkan kelekatan tidak aman terbentuk ketika bayi mungkin menghindari pengasuh atau menunjukkan penolakan atau sikap ambivalen terhadap pengasuh (Santrock, 1984/2007). Kelekatan sendiri bersifat berkelanjutan karena secara primer terus menerus membentuk model mental diri dan sebagai komponen kepribadian (Bowlby, 1980). Kelekatan akan menjadi kepenuhan diri karena tindakan yang didasari kelekatan tersebut akan menghasilkan konsekuensi yang menguatkan tindakan tersebut (Bowlby, 1980). Contohnya, ketika individu baru memiliki kontak sosial yang baru, ia akan bertindak defensive maka akan meningkatkan penolakan sosial, sehingga ini akan menjadi penguat perasaaan tidak aman individu tersebut (Douglas & Atwel, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2. Mekanisme Terjadinya Kelekatan Terhadap Ibu Asumsi dasar dari teori kelekatan adalah akibat dari ketidakmatangan yang ekstrim ketika bayi dilahirkan, bayi dapat bertahan hanya apabila ibu mau menyediakan keamanan dan perhatian. Oleh karena itu, kelekatan dengan ibu di tahun pertama menjadi dasar yang penting bagi perkembangan seseorang di kemudian hari. Ketersediaan figur ibu saat bayi mengalami tekanan menyebabkan bayi mulai mengembangkan diri dan mencari kedekatan dengan ibu. Pengasuhan yang dilakukan tersebut diregulasikan dengan memberikan timbal balik. Ketika bayi tersenyum, ibu juga akan memberikan senyuman yang akan memberikan kepuasan bagi bayi. Ketika bayi menangis, maka ibu akan mencari cara untuk menenangkan bayi. Ketika ibu pergi, maka bayi akan mengikutinya baik secara visual maupun fisik. Sistem tersebut membentuk relasi yang mendorong kelangsungan hidup bayi (Hazan & Shaver, 1994). Ibu yang responsif, akan segera memberikan perlindungan atau kebutuhan bagi bayinya. Berdasarkan interaksi yang terus berulang ini, anak dan ibu mengembangkan hubungan kelakatan yang saling menguntungkan (mutuality attachment) dan memunculkan tingkah laku lekat di antara keduanya. Tingkah laku lekat merupakan bentuk perilaku yang dihasilkan dari usaha seseorang untuk mempertahankan kedekatan dengan seseorang yang dianggap mampu memberikan perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat seseorang merasa takut, sakit, atau terancam (Eliasa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak sehingga anak akan menyimpan pengetahuannya mengenai suatu hubungan khususnya pengetahuan mengenai keamanan dan bahaya dalam mekanisme yang disebut internal working model. Internal working model ini yang mendasari anak untuk berelasi dengan orang lain, menghadapi orang lain, dan kemampuan untuk meregulasi emosi. Oleh karenanya kelekatan ini relatif akan stabil sepanjang hidupnya (Blount-Matthew & Hertenstein, 2006). Internal working model selanjutnya akan menggiring anak untuk menentukan perilaku dan perasaan dalam berinterkasi di masa depan. Anak yang memiliki ibu yang mencintai, dapat memenuhi kebutuhan, dan memberikan perlindungam akan mengembangkan model hubungan positif yang didasarkan pada rasa percaya (trust). Tetapi, anak yang memiliki ibu tidak tanggap, dan kurang perhatian akan mengembangkan model hubungan yang negatif dan penuh kecurigaan (mistrust) sehingga membuat anak menjadi pencemas serta kurang mampu menjalin hubungan sosial. 3. Aspek Kelekatan Terhadap Ibu Aspek kelekatan anak terhadap ibu terbagi menjadi tiga yaitu kepercayaan, komunikasi, dan keterasingan (Greenberg, 2009). a. Kepercayaan (trust) Rasa percaya ini terbentuk ketika ibu sensitif, bertanggung jawab dan mau menerima perilaku anak, sehingga anak merasa aman untuk berinteraksi dengan ibunya (Bowlby, 1988; Feeney & Noller, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Oleh karena rasa percaya tersebut, anak menjadi yakin bahwa figur lekat akan selalu ada dan menjaga mereka ketika mereka membutuhkan. Kepercayaan yang terbentuk pada anak ini akan membuatnya melihat dunia sebagai suatu tempat yang aman, baik dan menyenangkan untuk dihuni (Erickson, dalam Santrock 1989/2002). Pada perkembangannya, seseorang yang memiliki rasa percaya ini akan lebih menghormati orang lain, mudah untuk berkomunikasi dalam berinteraksi dengan orang lain, sehingga dapat menggunakan strategi yang efektif dalam menyelesaikan masalahnya (Hazan & Shaver, 1994; Vivona, 2000). b. Komunikasi (communication) Komunikasi yang terjadi antara anak dan ibu pada dapat membentuk tingkatan aman seorang individu (Bowlby, 1988). Komunikasi kaitannya dengan kelekatan ini merupakan interaksi antara anak dengan orang tua yang melibatkan sentuhan kasih sayang dan perhatian serta mendengarkan cerita anak secara penuh (Zolten & Long, 2006). Komunikasi juga membantu individu dalam proses perkembangan intelektual dan sosial, pembentukan identitas diri dan jati diri, dan penentu kesehatan mental (Supratiknya, 1995). c. Keterasingan (alienation) Keterasingan merupakan suatu perasaan tidak aman atau terabaikan dari figur kelekatan (Armsden & Greenberg, 1987). Perasaan ini pada anak akan muncul karena orang tua bercerai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
mengabaikan anak maupun menolak anak (Lowenstein, 2008). Pengalaman alienasi ini membuat anak merasa kehilangan orang tua mereka, sehingga anak tidak mampu untuk menceritakan pengalaman mereka dan berusaha untuk menolak apapun yang mereka rasakan, termasuk diri mereka sendiri (Baker, 2005). Maka dari itu hal ini membuat anak akan meminimalkan kemarahan atau melakukan penghindaran, sehingga kemampuan sosial yang
dimiliki anak
cenderung kurang baik (Vivona, 2000). 4. Dampak dari Kelekatan Terhadap Ibu Setiap aspek dari kelekatan terhadap ibu memiliki dampak bagi kehidupun anak, antara lain : a. Dampak dari rasa percaya yang dibentuk akan membuat anak lebih berani dalam menghadapi dunia, dapat meregulasi emosi secara lebih baik, dan memiliki kemampuan untuk berempati (Malekpour, 2007). Anak juga mampu mengeksplorasi lingkungan secara optimal, sehingga perkembangan perilaku, emosi, sosial, kognitif, dan kepribadian anak juga akan menjadi optimal (Stams, Juffer, & Ijzendoorn, 2002). Pada perkembangannya individu akan mudah percaya dengan orang lain, percaya diri, merasa diri berharga, dan mudah untuk beradaptasi (Feeney & Noller, 1996) b. Dampak dari komunikasi antar anak dengan ibu yang dibangun dengan penuh kehangatan dan efektif dapat membuat anak lebih mudah menceritakan segala hal sehingga menjadi lebih terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
(Aspy, Vesely, Oman, Rodine, Marshall, & McLeroy, 2007). Pada perkembangannya individu akan memiliki kemampuan komunikasi dengan orang lain dengan baik, sehingga kemampuan sosial yang dimiliki juga baik. c. Dampak dari alienasi atau keterasingan akan mudah mengalami stres depresi karena merasa sendiri, kehilangan rasa kepercayaan karena tidak mempunyai pedoman yang stabil serta kurang dapat melihat intensi baik orang lain, memiliki harga diri yang rendah dan sulit untuk
mempertahankan
suatu
hubungan
(Baker,
2005).
Ketidakmampuan mempertahankan hubungan yang dimiliki timbul karena adanya rasa percaya yang rendah sehingga mudah menyerah dan kurang mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Selain itu, perasaan terasing juga menimbulkan kebingungan identitas maupun merasa tidak menjadi milik siapapun. Pada perkembangannya, individu akan cenderung mandiri karena tidak membutuhkan orang lain dan tidak menerima persahabatan, sehingga cenderung tidak hangat dan tidak disenangi orang lain. Menolak dukungan, menolak simpati, menolak cinta, dan respons positif lainnya dari orang sekitar. Selain itu juga merasa khawatir, minder, curiga dengan orang lain, dan merasa orang lain sedang mengkritiknya (Eliasa, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
5. Jenis Kelekatan Terhadap Ibu Jenis kelekatan ini berdasarkan aspek-aspek kelekatan terhadap ibu yaitu kepercayaan, komunikasi, dan alienasi (Armsden & Greenberg, 1987): a. Kelekatan aman yang tinggi Kelekatan aman tinggi terhadap ibu terbentuk bila tingkat alineasi dari ibu rendah, sedangkan tingkat kepercayaan dan komunikasi terhadap ibu tinggi atau sedang (Armsden & Greenberg, 1987). b. Kelekatan aman yang rendah Kelekatan aman yang rendah terhadap ibu terbentuk bila tingkat keterasingan dari ibu tinggi, sedangkan tingkat kepercayaan dan komunikasi terhadap ibu tinggi atau sedang. Selain itu, kelekatan aman rendah juga terbentuk jika tingkat alienasi tinggi, dan salah satu antara tingkat kepercayaan atau komunikasi rendah juga (Armsden & Greenberg, 1987). Dapat disimpulkan bahwa hal yang membedakan keduanya adalah tingkat alienasi. Pada kelekatan aman tinggi, tingkat alienasi cenderung lebih rendah dibandingkan kedua aspek lainnya. Sebaliknya pada kelekatan aman rendah, tingkat alienasi akan cenderung tinggi dibandingkan kedua aspek lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
F. MAHASISWA PERANTAU 1. Definisi Mahasiswa Perantau Mahasiswa dalam masa perkembanganya termasuk ke dalam periode remaja lanjut (Camenius dalam Sarwono, 2008) dengan rentang umur 18 sampai dengan 24 tahun. Cakupan kategori mahasiswa sangat luas sampai jenjang S-3, sehingga peneliti membatasi hanya terhadap mahasiswa jenjang S-1 yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Menurut Poewadarminta (2005) mahasiswa merupakan individu yang belajar dan terdaftar di perguruan tinggi, baik di lingkup universitas, institut, sekolah tinggi ataupun akademi. Perantau merupakan individu yang mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya di daerah lain yang bukan merupakan daerah/tempat asalnya (Kato, 2005). Berdasarkan kedua definisi tersebut, mahasiswa perantau merupakan individu yang meninggalkan daerah asalnya untuk mencari ilmu dan terdaftar dalam lingkup universitas, institut, sekolah tinggi ataupun akademi. 2. Faktor-Faktor Perubahan pada Mahasiswa Perantau Mahasiswa yang berasal dari daerah lain atau mahasiswa perantau, harus lebih berupaya untuk menghadapi tantangan yang cukup besar untuk menanggulangi stres yang akan mereka alami. Merantau bagi mahasiswa dapat dikatakan sebagai perpisahan dengan lingkungan utama yaitu keluarga. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2000) faktor-faktor yang akan mengalami perubahan dan menjadi perbedaan dengan mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
yang bukan perantau, antara lain: perubahan pada lingkungan fisik, terlihat pada mahasiswa perantau yang tinggal di daerah yang padat penghuni, seperti kos atau asrama. Hal tersebut membatasi ruang gerak mereka, penggunaaan sarana juga harus bergiliran, dan juga harus bertoleransi dengan penghuni lain. Selain itu, mahasiswa perantau juga akan mengalami perubahan sarana transportasi. Terkhusus bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi harus menggunakan sarana transportasi umum (Nasution, 1997; Gunarsa & Gunarsa, 2000). Perubahan biologis yang dihadapi oleh mahasiswa perantau adalah perubahan gizi, menu makanan harus menyesuaikan dengan keadaan keuangan yang dimiliki, perubahan waktu makan yang pada saat tinggal bersama orang tua lebih teratur. Selain itu, perubahan suhu udara yang lebih panas atau dingin dari tempat asalnya juga akan dialami oleh mahasiswa perantau. Perubahan kondisi budaya meliputi, perubahan bahasa, tata cara berbicara dan bergaul, cara berpikir, norma sosial yang berlaku. Kondisi psikologis, mahasiswa perantau akan mengalami perubahan kemandirian karena terpisah dari orang tua, bertanggungjawab terhadap diri sendiri, lebih berinisiatif, dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain (Nasution, 1997; Gunarsa & Gunarsa, 2000). Berdasarkan segi ekonomi terjadi perubahan biaya hidup, misalnya harus mengatur uang sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari (Gunarsa & Gunarsa, 2000). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wenhua dan Zhe (2013) disebutkan bahwa permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
yang akan dialami oleh mahasiswa perantau meliput faktor kehidupan sehari-hari (kesulitan akomodasi, permasalahan keuangan, makanan sehat dan bergizi), faktor sosial budaya (diskriminasi, penyesuaian dengan budaya dan normal yang baru, masalah dalam hubungan sosial), faktor psikologis (homesickness atau kerinduan terhadap kampung halaman dan kesepian karena jauh dari keluarga).
G. HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU Interaksi awal antara anak dan pengasuh adalah inti dari teori kelekatan. Ikatan afektif yang terbentuk antara anak dan pengasuh ini juga merupakan inti dari perkembangan identitas diri, regulasi diri, dan sikap seseorang (Bowlby, 1973). Kelekatan lebih umum terjadi pada ibu, karena ibu dianggap sebagai figur yang dapat memberikan kepuasan oral atau kebutuhan akan ASI pada bayi (Freud, dalam Santrock 1989/2002). Bowlby menggambarkan kelekatan sebagai sistem kontrol motivasi yang memiliki tujuan untuk mengusahakan keselamatan dan perasaan aman pada masa bayi dan kanakkanak melalui hubungan anak dengan ibu (Bowlby, 1969). Dalam mengusahakan keselamatan dan perasaan aman, bayi akan menunjukkan perilaku seperti menangis, memanggil, menempel, mencari, dan perilaku lainnya. Perilaku tersebut muncul pada saat terjadi bahaya atau saat bayi merasa stres. Ibu yang rensponsif, akan selalu ada untuk melindungi dan menghibur ketika ancaman atau stresor itu datang. Hal tersebut akan menghasilkan kedekatan serta kontak dengan ibu. Anak yang memiliki orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
tua, terutama ibu yang mencintai dan dapat memenuhi kebutuhannya akan mengembangkan model hubungan positif dengan kelekatan yang didasarkan pada rasa percaya (trust). Kebutuhan anak yang terpenuhi secara intensif dan konsisten, membentuk kelekatan aman dengan ibu dan juga akan menjadi dasar untuk anak mengembangkan internal working model yang postif di mana anak merasa bahwa dirinya berharga dan diterima (Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990). Menurut Bowlby (1973), seorang anak yang tumbuh dengan kelekatan aman memiliki internal working model yang positif sehingga anak memiliki konsep diri, keyakinan, dan kepercayaan dalam dirinya bahwa dia adalah pribadi yang dicintai dan dapat mencintai. Anak dengan pribadi seperti ini cenderung mudah beradaptasi, percaya diri, dan memiliki kemampuan sosial yang baik beranjak dewasa. Secara terus-menerus anak akan mengembangkan model yang serupa dengan dirinya. Oleh karena itu, model ini selanjutnya akan digeneralisasikan anak dari orang tua kepada orang lain, misalnya pada teman sebaya. Anak akan berpendapat bahwa teman adalah orang yang dapat dipercaya (Eliasa, 2011). Sebaliknya jika kebutuhan anak tidak terpenuhi dan mendapat penolakan dari orang tua, maka anak akan mengembangkan perasaan curiga (mistrust), cemas, sedih, dan rasa marah (Bowlby 1969, 1973, 1980). Hal ini akan menjadi dasar terbentuknya internal working model yang negatif dan dapat membuat anak merasa takut serta ragu bahwa ia akan diterima dan didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
oleh sekitarnya (Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990). Anak yang tumbuh dengan kecurigaan akan menjadi pencemas dan kurang mampu menjalin hubungan sosial (Eliasa, 2011). Anak yang tumbuh dengan penuh kecemasan seperti ini tidak memiliki konsep diri yang baik, merasa tertolak, cenderung sulit beradaptasi, dan kurang memiliki kemampuan sosial yang baik saat beranjak dewasa. Akibatnya saat anak memasuki tahap baru dalam kehidupan yaitu sebagai remaja yang harus merantau dan terpisah dari keluarga khususnya figur lekat (ibu) maka remaja cenderung rentan terhadap stres. Proses perpindah remaja sehingga terpisah dengan orang tua dan menjadi mahasiswa perantau, merupakan hal yang serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Mary Ainsworth yaitu strange situation (dalam Papaplia, Old, & Feldmen, 2008). Remaja dengan kualitas kelekatan aman tinggi menganggap proses meninggalkan rumah dan memasuki dunia kampus sebagai tempat untuk mengeskplorasi dan menguasai lingkungan serta mengembangkan potensi sosial. Sementara itu, remaja dengan kualitas kelekatan aman rendah akan merasa terancam dengan lingkungan barunya (Kenny, 1987). Mahasiswa perantau juga akan dihadapkan dengan banyak tantangan yang dapat menjadi stresor yaitu perubahan dari berbagai faktor, meliputi: faktor fisik, biologis, sosial-budaya, psikologis, dan ekonomi (Gunarsa, Gunarsa, 2000; Wenhua, Zhe, 2013). Mahasiswa perantau dengan kelekatan aman tinggi dapat beradaptasi dengan baik karena mampu mengeksplorasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
daerah baru secara maksimal sehingga memiliki stres yang cenderung rendah (Mattanah, Lopez, & Govern, 2011; Power, 2004). Kemampuan sosial yang baik dapat menjadi dasar mahasiswa perantau untuk membangun relasi pertemanan atau persahabatan (Armsden & Greenberg, 1987). Oleh karena itu, walaupun jauh dari orangtua, tingkat stres yang dimiliki mahasiswa perantau cenderung rendah karena di tempat perantauan tidak merasa sendiri saat menghadapi masalah (Bernier, Larose, Boivin, & Soucy, 2004). Hal ini didukung oleh kepercayaan (trust) yang terbentuk dari kelekatan aman tinggi, sehingga remaja memiliki keyakinan bahwa akan selalu ada orang lain saat dia membutuhkan bantuan atau dukungan. Sementara itu, mahasiswa perantau dengan kelekatan aman rendah cenderung menolak respons positif yang diberikan oleh orang lain, sehingga dalam menghadapi masalah selalu sendirian. Hal ini juga didukung dengan perilaku yang tidak hangat dimunculkan oleh anak pada masa remaja dengan kelekatan aman rendah, sehingga terkesan mandiri dan menolak pertemanan (Eliasa, 2011). Kemandirian ini merupakan bentuk penghindaran yang dilakukan oleh remaja karena ketidakmampuan berhubungan sosial yang kurang baik. Hal ini terjadi karena perasaan keterasingan (alienation) yang dirasakan remaja akibat dari kelekatan aman rendah (Vivona, 2000). Padahal dalam kehidupan kuliah yang penuh tekanan, mahasiswa perantau yang memiliki banyak teman cenderung merasakan stres rendah. Hal ini sesuai dengan teori stres yang mengungkapkan bahwa adanya perasaan senasib dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
sepenanggungan membuat stres yang dirasakan cenderung rendah (Feldman, 2012). Kehidupan mahasiswa perantau yang terpisah dari orangtua khususnya figur lekat menyebabkan proses pemantauan tidak dapat dilakukan secara langsung
melainkan
hanya
melalui
alat
komunikasi.
Komunikasi
(communication) merupakan salah satu aspek yang penting dalam kelekatan (Armsden & Greenberg, 1987). Oleh karena itu dalam masa perantauan, jika komunikasi yang dibangun dengan figur lekat kurang baik, maka mahasiswa perantau akan rentan terhadap stres. Hal ini didukung dengan penelitian yang menyatakan bahwa komunikasi interpersonal dengan orang tua dapat menurunkan tingkat stres pada remaja (Kamumu, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 H. SKEMA PENELITIAN MAHASISWA PERANTAU
Gambar 1. Skema Penelitian KELEKATAN TERHADAP IBU
Kelekatan aman tinggi: Komunikasi tinggi, kepercayaan tinggi, keterasingan rendah
BASIC TRUST
INTERNAL WORKING MODEL ( + )
STRES RENDAH
Mudah beradaptasi Percaya diri Memiliki kemampuan sosial yang baik Menerima persahabatan Merasa diri berharga
BASIC MISTRUST
Kelekatan aman rendah: komunikasi atau kepercayaan rendah, keterasingan tinggi
INTERNAL WORKING MODEL ( – )
Sulit beradaptasi Minder Memiliki kemampuan sosial yang kurang baik Menolak dukungan, cinta, dan respons positif dari orang lain Merasa tertolak
STRES TINGGI
Tanda panah dua arah = stres berlangsung belakangan, didukung oleh kelekatan pada masa awal perkembangan yang membentuk karakter tertentu pada seseorang dan berlanjut dengan kualitas aspek-aspek kelekatan terhadap ibu pada masa remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
I.
HIPOTESIS PENELITIAN Berdasarkan dinamika penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat dikemukakan hipotesis dari penelitian sebagai berikut: ada hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hipotesis ini mengartikan, semakin tinggi kelekatan aman terhadap ibu dalam diri mahasiswa perantau, semakin rendah tingkat stres yang dimiliki. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kelekatan aman terhadap ibu dalam diri mahasiswa perantau, semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yaitu mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik (Azwar, 2015). Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu penelitian yang memiliki karakteristik berupa hubungan antara dua variabel atau lebih (Supratiknya, 2014). Berdasarkan karakteristik tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan negatif antara dua variabel, yaitu kelekatan terhadap ibu dan tingkat stres pada mahasiswa perantau.
B. Identifikasi Varibel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel independen
: Kelekatan terhadap ibu
2. Variabel dependen
: Tingkat Stres
C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur (Mustafa, 2009). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
1. Stres a. Stres Sebagai Respons Stres yang dimaksud adalah respon-respon yang muncul akibat suatu keadaan yang penuh tekanan. Respons ini dapat secara fisiologis, seperti: jantung berdebar, pusing, dan gemetar. Sedangkan respons psikologis seperti: takut, cemas, dan mudah tersingung. Stres sebagai respons diukur dengan skala Symptoms of Stress (McCarthy & Matheny, 2000). Penilaian stres sebagai respons dilihat dari total skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai respons yang tinggi. Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai respons yang rendah. b. Stres Sebagai Stimulus Stres yang dimaksud adalah kejadian-kejadian atau stresor yang menimbulkan stres. Stres sebagai stimulus diukur dengan skala The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (Kohn, Lafreniere, & Gurevich, 1990). Skala ini berisikan kejadian-kejadian
atau
stresor-stresor
yang
sesuai
dengan
kehidupan mahasiswa. Penilaian stres sebagai stimulus dilihat dari total skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai stimulus yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai stimulus yang rendah. c. Stres Terkait Cognitive Appraisal Stres yang dimaksud adalah penilaian kognitif atau evaluasi terhadap suatu stresor. Dengan kata lain, stres terkait cognitive appraisal berfokus pada persepsi seseorang terhadap suatu keadaan yang penuh tekanan. Stres terkait cognitive appraisal diukur dengan
skala
Perceived
Stress
Scale
(Cohen,
Kamarck,
Mermelstein 1983). Penilaian stres terkait cognitive appraisal dilihat dari total skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan tingkat stres terkait cognitive appraisal yang tinggi. Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres terkait cognitive appraisal yang rendah. 2. Kelakatan Terhadap Ibu Kelakatan terhadap ibu merupakan ikatan emosional yang terbentuk ketika bayi antara anak dan ibu. Kelekatan diukur dengan Inventory of Parent and Peer Attachment (Mother Version) (Greenberg & Armsden, 2009). IPPA-M adalah alat ukur yang dikembangkan untuk melihat persepsi remaja baik positif dan negatif terhadap dimensi afektif dan kognitif dari hubungan mereka dengan orang tuanya, terutama sejauh mana figur ibu menjadi sumber rasa aman secara psikologis. IPPA-M terdiri dari 3 dimensi yaitu rasa percaya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
kualitas komunikasi, dan aleniasi (keterasingan) (Greenberg & Armsden, 2009). Penilaian kelekatan dilihat dari total skor perolehan pada skala tersebut. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan kelekatan aman yang tinggi. Apabila skor rendah, maka kecenderungan individu memiliki kelekatan aman yang rendah.
D. Subjek Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Mustafidah, 2011). Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perantau. Populasi mahasiwa perantau sedemikian besar, sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk mengamati secara keseluruhan, maka dari itu bagian dari keseluruhan populasi yang akan diamati harus ditarik untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel dapat diartikan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu (Mustafidah, 2011). Selanjutnya teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah random sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2010). Metode ini dipilih karena memudahkan peneliti untuk mendapatkan subjek penelitian. Selanjutnya mahasiwa perantau harus memenuhi kriteria; tinggal di asrama, kos, atau rumah tetapi tidak tinggal dengan orang tua khususnya ibu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
E. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan skala yang disebarkan kepada mahasiswa perantau berupa angket. Penyebaran dilakukan di kampus peneliti, dengan cara memasuki beberapa kelas yang sebelumnya sudah meminta izin dosen pengajar untuk menyediakan waktu pada akhir jam perkuliahan. Saat masuk ke dalam kelas, peneliti menjelaskan kriteria subjek sehingga yang tidak sesuai dengan kriteria boleh meninggalkan ruang kelas. Penelitian ini dilakukan secara klasikal, setelah skala dibagikan subjek langsung diminta untuk mengerjakan dan mengumpulkan. Sementara itu untuk menjangkau mahasiswa perantau lain di luar kampus peneliti, skala juga disebarkan secara online melalui media sosial seperti facebook, path, twitter.
F. Uji Coba Alat Pengumpulan Data Uji coba untuk ketiga skala yang mengukur stres dan satu skala yang mengukur kelekatan terhadap ibu dilakukan pada mahasiswa perantau yang mengikuti karakteristik subjek penelitian. Skala penelitian uji coba disebar sebanyak 100 eksemplar. Namun tidak semua skala yang disebar dapat digunakan karena ketidaklengkapan pengisian. Jumlah data uji coba yang diperoleh setelah pengurangan tersebut adalah 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
G. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1. Metode Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada subjek penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti. Skala adalah alat ukur psikologis dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menangkap respon seseorang terhadap konsep yang diukur sehingga dapat diberi penilaian atau skor dan dapat diinterpretasikan (Azwar, 1999). Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket dan online. 2. Alat Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, stres diukur dengan beberapa alat ukur yaitu: Symptoms of Stress Scale, The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences, dan Perceived Stress Scale. Sementara itu, varibel kelekatan terhadap ibu akan diukur dengan skala IPPA-M (Inventory of Parent and Peer Attachment - Mother Version). Peneliti menggunakan adaptasi skala stres dan skala kelekatan yang sudah digunakan dalam penelitian sebelumnya (Marthadewi, 2010; Purwanto, 2015) dan telah diuji secara empiris terbukti dapat digunakan pada remaja di Indonesia. Proses pertama yang dilakukan adalah menghubungi kedua peneliti sebelumnya dan meminta izin untuk memakai skala yang telah diadaptasi pada penelitian masingmasing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Setelah mendapatkan izin dari kedua peneliti tersebut, berikut ini penjelasan secara garis besar proses adaptasi skala pada penelitian terdahulu; penerjemahan dilakukan melalui tiga proses, oleh peneliti dan dua orang yang berkompetensi dalam bahasa inggris. Pertama peneliti menerjemahkan ketiga skala ke dalam bahasa Indonesia. Proses kedua, salah satu orang yang berkompetensi dalam bahasa inggris menerjemahkan kembali terjemahan peneliti ke dalam bahasa inggris. Proses terakhir, skala berbahasa inggris yang dihasilkan pada proses kedua dibandingkan dengan skala yang asli. Dari situ dilihat apakah keduanya memiiki makna yang sama. Proses pembandingan ini dilakukan oleh satu orang lainnya. Berikut ini penjelasan mengenai masing-masing skala penelitian: a. Symptoms of Stress Scale (SOS) Skala yang dikembangkan oleh McCarthy dan Matheny (2000) terdiri dari 10 item, mengukur frekuensi seseorang mengalami permasalahan baik fisik maupun psikologis yang merupakan simtom-simtom stres yang biasa terjadi. Simtom-simtom tersebut akan diukur dengan frekuensi sebagai berikut, tidak pernah (skor = 0), sekali sebulan (skor = 1), sekali seminggu (skor = 2), dua sampai tiga kali seminggu (skor = 3), setiap malam atau setiap pagi (skor = 4), sekali atau dua kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
sehari (skor = 5), dan hampir sepanjang hari atau setiap hari (skor = 6). Berikut beberapa contoh item dari Symptoms of Stress Scale yang telah diterjemahkan : Symptoms of Stress Scale Pada bagian ini ada beberapa hal yang mungkin anda alami dalam kehidupan. Silahkan baca dan perhatikan gejala-gejala di bawah ini dengan sekasama dan berilah tanda silang (X) pada frekuensi gejala, seberapa sering anda mengalami hal-hal dibawah ini. Pilihan jawaban frekuensi gejala : 1. Hampir sepanjang hari atau setiap hari 2. 1-2 kali sehari 3. Setiap malam atau setiap pagi 4. 2-3 kali seminggu 5. 1 kali seminggu 6. Sekali sebulan 7. Tidak pernah ___ Sakit kepala (item no. 1) ___ Susah tidur (item no. 5) ___ Mudah marah (item no. 6) ___ Kebosanan, perasaan tertekan (item no. 9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
b. The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) Skala ini dikembangkan oleh Kohn, Lafreniere, dan Gurevich (1990). Pada dasarnya skala dibuat untuk mengidentifikasikan keterbukaan individu terhadap sumber-sumber stres atau kesulitan sehari-hari (hassles). Skala ICSRLE juga meminta subjek untuk mengidentifikasikan tingkat stresor tersebut dialami selama satu bulan terakhir. Skala ini diciptakan khusus untuk mahasiswa karena mahasiswa memiliki pengalaman yang berbeda atau khas dibandingkan populasi lain. Misalnya seperti berhadapan dengan dosen, menjadi asisten pengajar, ujian, pembuatan makalah, dan tugas akhir. Skala ini terdiri dari 49 item yang sesuai dengan kejadian-kejadian pada kehidupan mahasiwa. Berikut beberapa contoh item dari skala ICSLRE yang telah diterjemahkan : The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences Berikut ini adalah daftar beberapa pengalaman yang anda telah alami satu kali atau lebih. Silahkan mengindikasikan setiap pengalaman, seberapa besar hal tersebut menjadi bagian dalam hidup anda selama satu bulan terakhir ini. Tandailah jawaban anda berdasarkan petunjuk berikut ini: Intensitas kejadian dalam satu bulan terakhir: 0 = sama sekali bukan bagian dari hidup saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
1 = hanya sedikit dari bagian hidup saya 2 = sebagian besar hidup saya 3 = benar-benar bagian besar hidup saya ____
Konflik dengan dosen (item no. 3)
____
Berpisah dengan orang-orang yang disayangi (item no. 9)
____
Beban keuangan (item no. 21)
____
Tidak cukup beristirahat (item no. 27)
____
Tidak menyukai studi/pekerjaan anda (item no. 34)
____
Isoslasi/pengasingan sosial (item no. 42)
c. Perceived of Stress Scale (PSS) Skala PSS dikembangkan oleh Cohen, Kamarck, dan Mermelstrein (1983) merupakan instrumen psikologis yang mengukur persepsi individu terhadap stres. Selain itu, PSS mengukur keadaan dimana kehidupan seseorang dianggap penuh dengan stres. Masing-masing item dalam skala ini didesain untuk mendeteksi seberapa besar individu menemukan bahwa hal-hal dalam hidupnya tidak diprediksi (unpredictable), tidak terkontrol (uncontrollable), dan berlebih beban (overload). Terdapat 10 item dalam skala ini dengan skor sesuai jawaban. Akan tetapi item nomer 4, 5, 7, dna 8 di skor secara terbalik (0 = 4, 1 = 3, 2 = 2, 3 = 1, dan 4 = 0) Berikut ini merupakan beberapa contoh item dari Perceived Stress Scale yang telah diterjemahkan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Perceived Stress Scale Pertanyaan dalam skala ini menanyakan bagaimana perasaan dan pikiran anda selama satu bulan terakhir ini. Dalam semua kasus, anda akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering anda merasa dan memikirkannya. 0 = tidak pernah
3 = cukup sering
1 = hampir tidak pernah
4 = sangat sering
2 = kadang-kadang 1) Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda jengkel karena sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan anda? (item no. 1) 0
1
2
3
4
2) Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda mampu mengendalikan (kejengkelan) dalam hidup anda? (item no. 7) 0
1
2
3
4
3) Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda dibuat marah karena hal-hal diluar kendali anda? (item no. 8) 0
1
2
3
4
d. Inventory of Parent and Peer Attachment – Mother Version (IPPAM) Skala yang dikembangkan oleh Armsden dan Greenberg (2009) terdiri dari 25 item, dengan 15 item favorable dan 10 item unfavorable. Skala ini mengukur pandangan remaja terhadap ibunya dengan melihat tiga perasaan yang ditimbulkan, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
dapat melihat apakah kelekatan aman yang dibentuk tinggi atau rendah. Dalam mengukur kecenderungan kelekatan tersebut, skala ini menggunakan skala Likert yang mempunyai nilai 1 (hampir tidak pernah atau tidak benar, hingga 5 (hampir selalu atau selalu benar). Berikut merupakan contoh item dari skala IPPA-M : “ibuku menerima aku apa adanya” (item no. 4) “ibuku menghargai perasaanku” (item no. 1) “ketika aku marah, ibuku mencoba untuk memahami” (item no. 21) H. Validitas dan Reliabilitas Skala Penelitian Validitas dan reliabilitas merupakan hal yang penting dalam alat ukur karena dengan adanya validitas dan reliabilitas yang baik menunjukkan bahwa
alat
ukur
dipertanggungjawabkan.
tersebut Selain
menunjukkan melakukan
uji
hasil
yang
bisa
coba
skala
untuk
mengetahui reliabilitas, peneliti juga mengumpulkan beberapa informasi mengenai validitas dan reliabilitas skala dalam penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Berikut informasi mengenai validitas dan reliabilitas tiga skala stres dan skala kelekatan terhadap ibu 1. Validitas dan Realibilitas Skala Symptom of Stress Scale (SOS) Peneliti tidak mendapatkan informasi tentang validitas dan reliabilitas asli skala ini. Teknik validasi skala SOS pada penelitian sebelumnya menggunakan validitas isi (Marthadewi, 2010) sehingga dalam penelitian ini juga menggunakan validitas isi, yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgment (Azwar, 2015). Professional judgement dalam skala ini merupakan dosen pembimbing. Jika dianalisis secara rasional, item-item dalam skala menunjukkan kesesuaian dengan salah satu teori stres, yaitu stres sebagai respons. Stres sebagai respons dapat dilihat sebagai reaksi fisiologis dan psikologis terhadap suatu kejadian atau situasi yang penuh tekanan (Lazarus & Folkman, 1986). Item-item pada skala ini berisi beberapa respon fisiologis dan psikologis yang muncul ketika seseorang mengalami kejadian atau situasi tertentu. Reliabilitas skala pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.82
(Marthadewi, 2010).
Berdasarkan uji coba skala yang dilakukan kepada 80 orang, analisis dengan bantuan SPSS versi 16.00, diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.83. Hasil ini menunjukkan bahwa skala ini reliabel karena koefisien Alpha Cronbach yang dihasilkan mendekati 1.00. 2. Validitas dan Reliabilitas Skala Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) Skala ini telah melalui uji validitas dengan metode valdiasi konkuren. Validasi konkuren adalah metode validasi dengan cara menghitung koefisien korelasi antara hasil ukur satu skala dengan hasil ukur dari alat atau instrumen lain yang valid dan reliabel (Azwar, 2015). Skala ICSRLE memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Perceived Stress Scale (Kohn, Lafrine & Guerevich, 1990). Skala ICSRLE juga memiliki korelasi tinggi terhadap tingkat kecemasan dan depresi pada mahasiswa (D’Angelo & Wierzbicki, 2003). Skala ICSRLE juga berkorelasi secara signifikan dengan alat pengukuran stres yang lain (Osman, Barrios, Longnecker & Osman, 1994). Disebutkan bahwa koefisien Alpha Cronbach dari 49 item skala asli ICSRLE adalah 0.88 (Kohn, Lafreine & Gurevich, 1990). Sedangkan dari penelitian sebelumnya memiliki koefisien Alpha Cronbach
sebesar
0.94
(Marthadewi,
2010).
Sementara
itu,
berdasarkan hasil uji coba skala yang dilakukan kepada 80 orang dalam penelitian ini, menghasilkan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.93. Dengan demikian skala ini reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach mendekati 1.00. 3. Validitas dan Reliabilitas Skala Perceived Stress Scale (PSS) Skala ini juga melalui uji validitas konkuren, dimana skala PSS dikatakan berkorelasi secara sedang pada pengukuran mengenai appraised stress lainnnya. Selain itu, skor PSS yang tinggi juga berhubungan dengan kegagalan untuk behenti merokok, dan kegagalan pada penderita diabetes dalam mengontrol tingkat gula dalam darah (Cohen & Williamson, 1988). Skala PSS juga memiliki korelasi yang tinggi dengan variabel depresi yang diukur dengan Beck Depression Inventory (Hewitt, Flett & Mosher, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Skala asli PSS memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.80 (Cohen, Kamarck, & Mermelstein, 1983). Sedangkan berdasarkan penelitian sebelumnya memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.78 (Marthadewi, 2010). Sementara itu hasil uji coba skala yang dilakukan kepada 80 orang dalam penelitian ini, menghasilkan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.81. Dengan demikian skala ini reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach mendekati 1.00. 4. Validitas dan Reliabilitas Skala Inventory of Parent and Peer Attachment-Mother Version (IPPA-M) Skala IPPA-M diuji dengan validitas konkruen. Ditemukan bahwa kulitas kelekatan (menggunakan IPPA-Mother Version) berhubungan lebih banyak dengan penggunaan strategi coping pemecahan masalah untuk mengatur emosi ketika muncul situasi stressfull (Armsden, 1986). Selain itu, ditemukan juga bahwa kelekatan (menggunakan IPPA-Mother Version) berkorelasi dengan rendahnya keputusasaan, locus kontrol eksternal dan managemen diri yang baik (Armsden & Greenberg, 1987; Lewis, 1987). Skala ini juga memiliki keterkaitan dengan variabel depresi yang diukur dengan Parent Rating of the Adolescent’s Depressive Symptoms dan Patient’s Self-reported Level of Depression (Armsden, McCauley, Greenberg, Burke, & Mitchell, 1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Skala IPPA-M yang asli memiliki reliabilitas yang baik. Uji reliabilitas skala dilakukan dengan menggunakan 2 teknik yaitu testretest reliability dan internal reliability. Berdasarkan teknik test-retest reliability, yang diuji selama 3 minggu diperoleh koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.93. Reliabilitas internal skala ini dilihat dari nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.87 (Armsden, & Greenberg 1987). Sedangkan pada penelitian sebelumnya, memiliki koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.67 (Purwanto, 2015). Dalam penelitian ini, skala diujicobakan pada 80 subjek, menghasilkan nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.86. Dengan demikian skala ini reliabel karena memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach mendekati 1.00.
I. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Terbagi menjadi dua, yaitu uji normalitas dan linearitas. Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Sedangkan, uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis lurus. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan jumlah di satu variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel lain (Santoso, 2010). 2. Uji Hipotesis Untuk melihat hasil hipotesis penelitian, digunakan teknik analisis korelasi. Teknik ini dipilih karena peneliti ingin melihat hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
antara variabel bebas dan variabel tergantung serta sejauh mana kekuatan hubungan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN Persiapan pertama yang dilakukan adalah meminta izin kepada peneliti sebelumnya untuk menggunakan hasil adaptasi skala stres dan skala kelekatan. Setelah mendapatkan izin, maka persiapan berikutnya adalah melakukan uji coba terhadap keempat skala untuk mengetahui reliabilitas dan validitas skala sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini. Uji coba juga dilakukan untuk memastikan apakah penggunaan bahasa dalam keempat skala mudah dipahami oleh orang-orang awam.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN Pengambilan data dilakukan selama satu minggu, tepatnya pada tanggal 5 Sepetember sampai dengan 12 September 2016. Selama proses pengambilan data ini, peneliti dibantu oleh tiga rekan. Kami bersama-sama memasuki beberapa kelas yang terdapat di kampus III Sanata Dharma. Proses perizinan untuk masuk kelas dilakukan saat dosen pengajar akan memasuki ruangan tersebut, sehingga pada akhir kelas peneliti diberi kesempatan masuk untuk membagikan skala penelitian. Di saat yang bersamaan, peneliti juga mengunggah skala penelitian ke dalam survei online (google forms) lalu menyebarkannya melalui jejaring sosial. Untuk skala online, semua orang yang masuk dalam kriteria yang telah ditentukan dapat mengisi survei tersebut. Peneliti telah menentukan kriteria 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yaitu subjek merupakan mahasiswa perantau yang tidak tinggal dengan orangtua khususnya ibu, dan berusia antara 18 sampai 24 tahun. Kedua kriteria tersebut ditempatkan di bagian halaman awal survei, sehingga ketika orang tidak sesuai dengan kriteria tidak dapat mengisi karena survei tersebut akan langsung berhenti secara otomatis. Survey online ini dilakukan peneliti agar dapat menjangkau subjek yang lebih luas namun tetap sesuai dengan tujuan penelitian ini.
C. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN Subjek pada penelitian ini adalah 258 subjek, dengan rincian 100 subjek mengisi skala hard copy, dan 158 subjek mengisi skala secara online. Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini rangkuman data subjek menurut usia, jenis kelamin, semester, dan asal daerah. Tabel 1. Usia Subjek Penelitian Usia
Jumlah
Persen (%)
18
70
27.1
19
21
8.1
20
28
10.7
21
50
19.3
22
65
25.1
23
19
7.3
24
5
2.4
Total
258
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 2. Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin
Jumlah
Persen (%)
Perempuan
190
73.6
Laki-laki
68
26.4
Total
258
100
Tabel 3. Semester Subjek Penelitian Semester
Jumlah
Persen (%)
1
90
34.8
3
20
7.7
5
19
7.3
7
35
13.5
9
89
34.4
11
5
2.3
Total
258
100
Tabel 4. Daerah Asal dan Tempat Tinggal di Perantauan Daerah
Jumlah
Persen (%)
asal
Tempat
Jumlah
Persen (%)
tinggal
Jawa
100
38.7
Kos
229
88.7
Non Jawa
158
61.3
Rumah
29
11.3
Total
258
100
Total
258
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data hasil penelitian yang membandingkan antara data empiris dengan data teoretis. Perbandingan antara mean empiris dan teoretis dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan stres sesuai konstruk masing-masing Berikut adalah tabel rincian yang berisi data empiris dan data teoretis :
Tabel 5. Deskripsi Data Penelitian Teoretis
Kelekatan
Empiris
Min
Max
Mean
Min
Max
Mean
Sig
25
125
75
54
122
93.67
0.00
0
60
30
2
46
21.99
0.00
0
147
73.5
11
96
52.13
0.00
0
40
20
13
31
18.33
0.00
Terhadap Ibu Stres sebagai respons Stres sebagai stimulus Stres terkait cognitive appraisal
Pada skala kelekatan terhadap ibu (IPPA-M) terdapat 25 item dengan rentangan skor 1 sampai dengan 5. Oleh karena itu, skor terendah yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 25 x 1 = 25, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
skor tertinggi yaitu 25 x 5 = 125. Dengan demikian, rentangan skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 25 sampai 125. Mean teoretis yaitu 25 + 125 = 150 / 2 = 75. Kemudian skala berikutnya adalah stres sebagai respons (SOS) terdapat 10 item dengan rentangan skor 0 sampai dengan 6. Oleh karena itu, skor terendah yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 10 x 0 = 0, sedangkan skor tertinggi yaitu 10 x 6 = 60. Dengan demikian, rentangan skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 0 sampai 60. Mean teoretis yaitu 0 + 60 = 60 / 2 = 30. Berikutnya pada skala stres sebagai stimulus (ICSRLE) terdapat 49 item dengan rentangan skor 0 sampai dengan 3. Oleh karena itu, skor terendah yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 49 x 0 = 0, sedangkan skor tertinggi yaitu 49 x 3 = 147. Dengan demikian, rentangan skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 0 sampai 147. Mean teoretis yaitu 0 + 147 = 147 / 2 =73.5. Selanjutnya pada skala stres terkait cognitive appraisal (PSS) terdapat 10 item dengan rentangan skor 0 sampai dengan 4. Oleh karena itu, skor terendah yang di peroleh untuk skala kelekatan terhadap ibu adalah 10 x 0 = 10, sedangkan skor tertinggi yaitu 10 x 4 = 40. Dengan demikian, rentangan skor skala kelekatan terhadap ibu adalah 0 sampai 40. Mean teoretis yaitu 0 + 40 = 40 / 2 = 20. Berdasarkan tabel 5, diperoleh hasil perbandingan antara mean empirik dan mean teoretis pada variabel kelekatan terhadap ibu dan masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
konstruk stres. Pada variabel kelekatan terhadap ibu mean empiris lebih tinggi daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki taraf kelekatan dengan ibu yang tinggi. Pernyataan ini didukung oleh signifikansi yang diperoleh melalui uji t, yaitu bernilai 0.00 (p<0.05). Sedangkan pada konstruk stres sebagai respons, mean empiris lebih rendah daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki taraf stres sebagai respons yang rendah. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil uji t, yang menunjukkan nilai signifikansi 0.00 (p<0.05). Pada konstruk stres sebagai stimulus, mean empiris juga lebih rendah daripada mean teoritik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki taraf stres sebagai stimulus yang rendah. Pernyataan ini didukung oleh hasil uji t, yang menunjukkan nilai signifikansi 0.00 (p<0.05). Pada konstruk stres terkait cognitive appraisal, mean empiris juga lebih rendah daripada mean teoretis. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki taraf stres terkait cognitive appraisal yang rendah. Dengan kata lain, subjek pada penelitian memiliki persepsi terhadap stres yang rendah. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil uji t, yang menunjukkan nilai signifikansi 0.00 (p<0.05).
E. HASIL PENELITIAN Semua data yang terkumpul akan diuji dengan program SPSS for Windows versi 16.0. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah melakukan uji asumsi sebelum peneliti melakukan uji hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah penelitian yang dilakukan berasal dari populasi yang normal. Peneliti melakukan uji normalitas variabel kelekatan terhadap ibu dengan stres pada mahasiswa perantau dengan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov. Tabel 6. Uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SOS N Normal Parameters
a
ICSRLE
PSS
IPPAM
258
258
258
258
Mean
21.99
52.13
22.33
93.67
Std. Deviation
9.810
17.419
3.422
14.755
Most Extreme
Absolute
.067
.075
.082
.075
Differences
Positive
.067
.075
.058
.034
Negative
-.038
-.041
-.082
-.075
1.083
1.203
1.314
1.200
.192
.110
.063
.112
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa variabel kelekatan terhadap ibu, dengan ketiga konstruk stres (stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal) memiliki data yang normal. Hal ini dapat diketahui melalui nilai signifikansi yang diperoleh masing-masing variabel dan konstruk, yaitu 0.112 (variabel kelekatan terhadap ibu), 0.192 (stres sebagai respons), 0.110 (stres sebagai stimulus), dan 0.063 (stres terkait cognitive appraisal), dengan p > 0.05. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data dalam penelitian adalah normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antar variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak. Tabel 7. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respons (SOS) Sum of Squares SOS *
Between
(Combined)
IPPAM
Groups
Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
6572.962
61
107.753
1.163
.220
908.958
1
908.958
9.811
.002
5664.004
60
94.400
1.019
.450
Within Groups
18159.023
196
92.648
Total
24731.984
257
Deviation from
T
Linearity
T
Tabel 8. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus (ICSRLE) Sum of Squares ICSRLE *
Between
(Combined)
IPPAM
Groups
Linearity
28153.160 9867.021
Mean df
Square 61
461.527
F
Sig.
1.815
.001
1 9867.021 38.814
.000
Deviation from 18286.139 Linearity
60
304.769
1.199
.179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Within Groups
49826.359
196
Total
77979.519
257
254.216
Tabel 9. Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal (PSS) Sum of Squares PSS *
Between
(Combined)
IPPAM
Groups
Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
771.470
61
12.647
1.108
.297
59.349
1
59.349
5.199
.024
712.121
60
11.869
1.040
.412
Within Groups
2237.526
196
11.416
Total
3008.996
257
Deviation from Linearity
Berdasarkan tabel 7, tabel 8, dan tabel 9, uji linearitas dalam penelitian ini menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.002 untuk variabel kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respons. Varibel kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0.000. Sedangkan, kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.024. Ketiga hasil tersebut menununjukkan bahwa secara statistik nilai signifikansi yang diperoleh p < 0.05, sehingga antara variabel kelekatan terhadap ibu dengan ketiga konstruk variabel stres memiliki sifat yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Uji Hipotesis Teknik ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya yaitu ada hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres. Berikut adalah hasil perhitungan korelas dengan taraf signikansi one tailed (p < 0.05). Tabel 10. Hasil korelasi kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respons (SOS) Correlations
IPPAM IPPAM
Pearson Correlation
SOS 1
Sig. (1-tailed) N SOS
Pearson Correlation
-.192
**
.001 258
258
-.192
1
Sig. (1-tailed)
.001
N
258
258
Berdasarkan perhitungan di atas, hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = -0.192 dengan nilai p = 0.001 (p < 0.05). Data ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respons.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 11. Hasil korelasi kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagaai stimulus (ICSRLE) Correlations
IPPAM IPPAM
Pearson Correlation
ICSRLE 1
-.356
Sig. (1-tailed)
.000
N ICSRLE
**
Pearson Correlation
258
258
**
1
-.356
Sig. (1-tailed)
.000
N
258
258
Berdasarkan perhitungan ditas, hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = -0.356 dengan nilai p = 0.000 (p < 0.05). Data ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus.
Tabel 12. Hasil korelasi kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal (PSS) Correlations
IPPAM IPPAM
Pearson Correlation
PSS 1
Sig. (1-tailed) N
-.140
*
.012 258
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PSS
Pearson Correlation
-.140
*
Sig. (1-tailed)
.012
N
258
1
258
Berdasarkan perhitungan di atas, hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien korelasi sebesar r = -0.140 dengan nilai p = 0.012 (p < 0.05). Data ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara variabel kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal. Berdasarkan tabel 10, tabel 11, dan tabel 12 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kelekatan terhadap ibu yang dimiliki mahasiswa perantau, maka semakin rendah tingkat stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, ataupun terkait cognitive appraisal yang dialami. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.
F. ANALISIS TAMBAHAN Peneliti tertarik untuk melakukan analisis tambahan mengenai korelasi antara aspek-aspek variabel kelekatan terhadap ibu dengan masing-masing konstruk stres. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui besaran kontribusi variabel kelekatan terhadap ibu berdasarkan aspek-aspkenya pada masingmasing konstruk stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 13. Hasil korelasi aspek kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respons (SOS) SOS SOS Pearson
Trust
-.174
Correlation
Communication
-.106
Alienation
.114
SOS
Sig. (1 tailed)
Trust
.003
Communication
.045
Alienation
.000
SOS
N
Trust
258
Communication
258
Alienation
258
Trust
Communication
Alienation
-.174
-.106
.114
.003
.045
.000
258
258
258
Tabel 14. Hasil korelasi aspek kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus (ICSRLE) ICSRLE ICSRLE Pearson
Trust
-.368
Correlation
Communication
-.220
Alienation
.296
ICSRLE
Sig. (1 tailed)
Trust
.000
Communication
.000
Alienation
.000
ICSRLE
Trust
Communication
Alienation
-.368
-.220
.296
.000
.000
.000
258
258
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
N
Trust
258
Communication
258
Alienation
258
Tabel 15. Hasil korelasi aspek kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal (PSS) PSS PSS Pearson
Trust
-.203
Correlation
Communication
-.125
Alienation
.136
PSS
Sig. (1 tailed)
Trust
.001
Communication
.005
Alienation
.014
PSS
N
Trust
258
Communication
258
Alienation
258
Trust
Communication
Alienation
-.203
-.125
.136
.001
.005
.014
258
258
258
Berdasarkan hasil dari tabel 13, tabel 14, dan tabel 15 dapat dilihat bahwa stres yang diwakili oleh tiga konstruk memiliki hubungan yang negatif (-) dengan dua aspek (trust dan communication) sedangkan hubungan yang postif (+) dengan satu aspek (alienation) pada kelekatan terhadap ibu. Hal ini menunjukkan bahwa ketika aspek trust dan aspek communication dalam diri seseorang tinggi, maka tingkat stres yang dimiliki akan cenderung rendah. Sementara itu ketika aspek alienation dalam diri seseorang tinggi, maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tingkat stres yang dimiliki cenderung tinggi juga. Kesimpulan ini didukung oleh nilai signifikansi yang baik yaitu p < 0.05.
Tabel 16. Sumbangan kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai respons Model
1
R
.220a
R
Adjusted
Std.
Square
R
Error
R
F
Sqaure
of the
Square
Change
Estime
Change
9.614
.048
.048
.037
Change Statistics
4.296
df1
df2
DurbinSig. F
Watson
Change
3
254
0.006
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai respons, maka dapat dilihat analisis korelasi antara variabel kelekatan terhadap ibu (Y) dengan konstruk stres sebagai respons (Y’), di mana rumus untuk mencari Y’ adalah sebagai berikut : Y’ = + 1X1 + 2X2 + 3X3. Kemudian dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek trust, X2 = nilai aspek communication, dan X3 = nilai aspek alienation. Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0.220 dan R2 (RYY’)2 = 0.048. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari variabel kelekatan terhadap ibu dalam konstruk stres sebagai respons adalah sebesar 0.048 (4.8%). Hal ini menujukkan adanya sumbangan efektif dari variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 4.8% pada konstruk stres sebagai respons pada mahasiswa perantau. Itu juga berarti ada sumbangan 95.2% yang berasal dari variabel lain.
2.084
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 17. Sumbangan kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai stimulus Model
1
R
.369a
R
Adjusted
Std.
Square
R
Error
R
F
Sqaure
of the
Square
Change
Estime
Change
16.486
.136
.136
.126
Change Statistics
13.353
df1
df2
DurbinSig. F
Watson
Change
3
254
0.000
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu pada stres sebagai stimulus, maka dapat dilihat analisis korelasi antara variabel kelekatan terhadap ibu (Y) dengan konstruk stres sebagai stimulus (Y’), dimana rumus untuk mencari Y’ adalah sebagai berikut : Y’ = + 1X1 + 2X2 + 3X3. Kemudian dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek trust, X2 = nilai aspek communication, dan X3 = nilai aspek alienation. Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0.369 dan R2 (RYY’)2 = 0.136. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari variabel kelekatan terhadap ibu pada konstruk stres sebagai stimulus adalah sebesar 0.136 (13.6%). Hal ini menujukkan adanya sumbangan efektif dari variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 13.6% pada konstruk stres sebagai stimulus pada mahasiswa perantau. Itu juga berarti ada sumbangan 86.4% yang berasal dari variabel lain.
2.080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 18. Sumbangan kelekatan terhadap ibu pada stres terkait cognitive apprasial Model
1
R
.247a
R
Adjusted
Std.
Square
R
Error
R
F
Sqaure
of the
Square
Change
Estime
Change
3.336
.061
.061
.050
Change Statistics
5.507
df1
df2
DurbinSig. F
Watson
Change
3
254
0.001
Untuk dapat melihat sumbangan atau koefisien determinasi yang diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu pada stres terkait cognitive appraisal, maka dapat dilihat analisis korelasi antara variabel kelekatan terhadap ibu (Y) dengan konstruk stres terkait cognitive appraisal (Y’), dimana rumus untuk mencari Y’ adalah sebagai berikut : Y’ = + 1X1 + 2X2 + 3X3. Kemudian dijelaskan bahwa X1 = nilai aspek trust, X2 = nilai aspek communication, dan X3 = nilai aspek alienation. Dari hasil analisis didapatkan hasil (RYY’) = 0.247 dan R2 (RYY’)2 = 0.061. Nilai tersebut memiliki arti bahwa koefisien determinasi (R2) dari variabel kelekatan terhadap ibu pada konstruk stres terkait cognitive appraisal adalah sebesar 0.061 (6.1%). Hal ini menujukkan adanya sumbangan efektif dari variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 6.1.% pada konstruk stres sebagai stimulus pada mahasiswa perantau. Itu juga berarti ada sumbangan 93.9% yang berasal dari variabel lain. Berdasarkan ketiga hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya sumbangan efektif variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 4.8% pada stres
1.956
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sebagai respons, 13.6% pada stres sebagai stimulus, dan 6.1% pada stres terkait cognitive appraisal pada mahasiswa perantau. Hal ini juga memiliki arti bahwa sumbangan sisanya berasal dari variabel lain.
G. PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan negatif antar kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Lebih jauh lagi peneliti ingin melihat hubungan antara kelekatan terhadap ibu dengan stres yang diwakili oleh tiga konstruk, yaitu stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal. Berdasarkan hasil analisis statistik uji hipotesis menggunakan teknik korelasi Product Moment melalui program Windows SPSS versi 16.00 diperoleh koefisien korelasi masing-masing sebesar -0.192 untuk korelasi antara kelekatan terhadap ibu dengan konstruk stres sebagai respons, lalu sebesar -0.356 untuk korelasi antara kelekatan terhadap ibu dengan konstruk stres sebagai stimulus, dan sebesar -0.140 untuk korelasi antara kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal. Ketiga hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres, yaitu jika kelekatan terhadap ibu tinggi maka tingkat stres menjadi rendah, dan begitu juga terjadi sebaliknya. Dari hasil korelasi, terlihat bahwa hubungan korelasi paling tinggi terdapat pada kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres sebagai stimulus. Hal ini memiliki arti bahwa hubungan paling kuat dimiliki antara kedua variabel ini. Stres sebagai stimulus berfokus kepada kejadian-kejadian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
penuh dengan tekanan. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa semakin tinggi kelekatan aman dengan ibu, semakin rendah kejadian-kejadian yang penuh dengan tekanan dialami oleh mahasiswa perantau. Menurut Lazarus dan Folkman (1984) pada umumnya orang lebih cenderung fokus pada kejadian atau keadaan yang menimbulkan stres, dari pada respon atau penilaian terhadap kejadian tersebut. Kemudian melalui metode korelasi Product Moment, peneliti juga melihat hubungan di antara ketiga aspek dari kelekatan terhadap ibu (trust, communication, alienation) dengan masing-masing konstruk stres. Aspek trust dengan tiga konstruk stres, menghasilkan nilai korelasi sebagai berikut; sebesar -0.174 dengan stres sebagai respons, nilai korelasi -0.368 dengan stres sebagai stimulus, dan -0.203 dengan stres terkait cognitive appraisal. Masingmasing didukung oleh nilai p < 0.05. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa aspek trust memiliki korelasi yang negatif dengan stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat trust terhadap ibu dalam diri mahasiswa perantau, maka tingkat stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal cenderung rendah. Trust atau kepercayaan yang dimaksud adalah perasaan yakin bahwa sosok ibu akan selalu ada dan membantu saat menghadapi masalah (Armsden & Greenberg, 1987). Selanjutnya pada remaja, kepercayaan ini akan digeneralisir kepada teman sebaya. Maka dari itu, keyakinannya akan berubah bahwa saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
menghadapi masalah pasti akan sosok teman yang membantu sehingga stres yang dirasakan cenderung rendah. Aspek communication dengan tiga konstruk stres, menghasilkan nilai korelasi sebagai berikut; sebesar -0.106 dengan stres sebagai respons, nilai korelasi -0.220 dengan stres sebagai stimulus, dan -0.125 dengan stres terkait cognitive appraisal. Masing-masing didukung oleh nilai p < 0.05. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa aspek communication memiliki korelasi yang negatif dengan stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat communication terhadap ibu pada mahasiswa perantau, maka tingkat stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal cenderung rendah. Komunikasi yang dimaksud adalah intensitas komunikasi yang dibangun terhadap ibu (Armsden & Greenberg, 1987). Pada lingkup mahasiswa perantau, komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan telepon atau pesan elektrik. Mahasiswa perantau dapat menceritakan permasalahan yang dihadapi di tempat perantauan, sehingga beban yang dirasakan cenderung berkurang karena mendapatkan solusi dari ibu atau orangtua. Aspek alienation atau keterasingan, menghasilkan nilai korelasi sebagai berikut; sebesar sebesar 0.114 dengan stres sebagai respons, nilai korelasi 0.296 dengan stres sebagai stimulus, dan 0.136 dengan stres terkait cognitive appraisal. Masing-masing didukung oleh nilai p < 0.05. Dari data tersebut dapat dijelaskan bahwa aspek alienation memiliki korelasi yang positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dengan stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal. Hal ini memiliki arti bahwa semakin tinggi tingkat alienation terhadap ibu pada mahasiswa perantau, maka tingkat stres sebagai respons, stres sebagai stimulus, dan stres terkait cognitive appraisal cenderung tinggi juga. Alienation atau keterasingan yang dimaksud adalah perasaan kurang mendapat perhatian atau cenderung tidak diacuhkan oleh ibu (Armsden & Greenberg, 1987). Dampak dari keterasingan ini membuat remaja merasa diri tidak berharga, tidak mudah beradaptasi, dan cenderung menolak persahabatan. Pada lingkup mahasiswa perantau, di tempat perantauan akan menghadapi segala masalah sendirian karena tidak mau membangun relasi pertemanan. Selain itu, ketidakmampuan untuk beradaptasi juga dapat memicu tingkat stres yang dimiliki cenderung tinggi. Selain itu, berdasarkan hasil analisis deskriptif data pada 258 subjek penelitian dikatakan bahwa pada variabel kelekatan terhadap ibu, memiliki nilai mean empirik sebesar 93.67 lebih tinggi daripada mean teoritik sebesar 75. Hal ini menunjukkan secara umum subjek penelitian memiliki tingkat kelekatan aman terhadap ibu yang tinggi. Sebaliknya, pada konstruk stres sebagai respons, memiliki nilai mean empirik sebesar 21.9 lebih rendah daripada nilai mean teoritik sebesar 30. Hal ini menunjukkan secara umum tingkat stres sebagai respons pada subjek penelitian cenderung rendah. Hal serupa juga terjadi pada konstruk stres sebagai stimulus, nilai mean empirik sebesar 52.13 lebih rendah daripada nilai mean teoritik sebesar 73.5. Hal ini juga menunjukkan tingkat stres sebagai stimulus pada subjek penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
cenderung rendah. Pada stres terkait cognitive appraisal memiliki nilai mean empirik sebesar 18.33 lebih rendah daripada nilai mean teoritik sebesar 20. Hal ini menunjukkan tingkat stres terkait cognitive appraisal pada subjek penelitian cenderung rendah juga. Ketiga pernyataan ini didukung pula oleh nilai signifikansi yang diperoleh melalui uji t masing-masing sebesar 0.00 (p < 0.05). Hasil analisis deskriptif subjek ini juga mendukung hipotesis penelitian, dimana subjek yang memiliki kelekatan aman terhadap ibu yang tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang rendah. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa kelekatan terhadap ibu memiliki hubungan negatif dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya (Li, 2008; Davis, 2012; Petroff, 2008). Individu dengan kelekatan aman merasakan stres yang cenderung rendah. Hal ini sesuai pernyataan yang telah dijelaskan sebelumnya, karena kelekatan terhadap ibu yang dibentuk sejak kecil dan aspek-aspek kelekatan terhadap ibu pada masa remaja (trust, communication, alienation) membentuk karakteristik seseorang dalam pertahanan terhadap stres. Bowlby (1980) menjelaskan bahwa kelekatan aman terbentuk dari ibu yang responsif, melindungi, dan memberikan rasa aman kepada anak akan menjadi dasar kepercayaan (basic trust) bahwa dunia adalah tempat aman. Dunia sebagai tempat yang aman akan mendorong anak untuk melakukan eksplorasi secara maksimal dan mudah beradaptasi. Oleh karena itu mahasiswa perantau dengan kelekatan aman tinggi mampu beradaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
sehingga tingkat stres cenderung rendah. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mary Ainsworth berkaitan dengan strange situation (Papalia, Olds & Feldman, 1978/2008). Jika melihat dari perspektif mahasiswa perantau dengan kelekatan aman tinggi akan menganggap bahwa proses meninggalkan rumah dan berpindah ke daerah lain untuk memasuki dunia kuliah sebagai tempat untuk mengeksplorasi
dan
menguasai
lingkungan
serta
mengembangkan
kompetensi sosial. Berdasarkan keyakinan tersebut, maka tingkat stresnya cenderung rendah (Kenny, 1987). Sementara itu, mahasiswa perantau dengan kelekatan aman rendah merasa terancam dengan lingkungan baru yang dihadapinya. Hal ini juga diperkuat dengan kemampuan beradaptasi yang kurang baik. Oleh karena itu, mahasiswa perantau dengan kelekatan aman rendah cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi (Kenny, 1987). Individu dengan kelekatan aman tinggi cenderung melihat stresor bukan sebagai ancaman dibandingkan individu dengan kelekatan aman rendah (Belsky, 2002). Mahasiswa dengan kelekatan aman rendah cenderung menghindari atau membuat jarak dengan masalah. Strategi ini dapat memperburuk tingkat stres karena strategi ini tidak menghilangkan stresor. Sebaliknya, mahasiswa dengan kelekatan aman tinggi cenderung mencari dukungan dan fokus pada masalah, dan umumnya mengarah untuk menyelesaikan masalah sehingga menurunkan tingkat stres. Berdasarkan hasi korelasi Product Moment, dapat dilihat adanya korelasi antara aspek-aspek kelekatan terhadap ibu, yaitu trust, communication, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
alienation dengan masing-masing konstruk stres. Nilai korelasi terbesar terdapat pada hasil korelasi aspek trust dengan ketiga konstruk stres. Nilai korelasi sebesar -0.174 (trust dengan stres sebagai respons), -0.368 (trust dengan stres sebagai stimulus), dan -0.203 (trust dengan stres terkait cognitive appraisal). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, aspek trust merupakan aspek yang berperan paling kuat dalam perlawanan terhadap stres pada mahasiswa perantau. Hubungan negatif yang dimiliki, berarti bahwa jika aspek trust mengalami peningkatan, maka stres mengalami penurunan dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori bahwa rasa percaya (trust) yang dibentuk dari kelekatan aman, membuat seseorang yakin bahwa akan selalu ada orang lain yang bersedia membantu atau memberikan dukungan saat menghadapi masalah, sehingga tingkat stres cenderung rendah (Malekpour, 2007; Hazan & Shaver, 1994). Aspek tertinggi kedua adalah alienation (keterasingan). Dengan masingmasing nilai korelasi sebesar 0.114 (alienation dengan stres sebagai respons), 0.296 (alienation dengan stres sebagai stimulus), dan 0.136 (alienation dengan stres terkait cognitive appraisal). Hubungan positif yang dimiliki, berarti bahwa jika aspek alienation mengalami peningkatan, maka stres juga akan meningkat dan begitu juga sebaliknya. Mahasiswa perantau yang memiliki keterasingan tinggi dalam kelekatan terhadap ibu akan melakukan penolakan atau juga merasa tertolak di lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seseorang dengan keterasingan tinggi akan merasa sendiri, kurang dapat melihat intensi baik orang lain. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
karena itu stres dirasa tinggi karena saat menghadapi masalah, kurang mendapatkan bantuan atau dukungan di tempat perantauan (Eliasa, 2011; Dorin, 2013; Terzi, 2013) Aspek terakhir dalam kelekatan terhadap ibu yaitu communication. Dengan masing-masing nilai korelasi sebesar -0.106 (communication dengan stres sebagai respons), -0.220 (communication dengan stres sebagai stimulus), dan -0.125 (communication dengan stres terkait cognitive appraisal). Hubungan negatif yang dimiliki, berarti bahwa jika aspek communication mengalami peningkatan, maka stres akan mengalami penurunan dan begitu juga sebaliknya. Seorang mahasiswa perantau yang memiliki tingkat komunikasi tinggi dalam kelakatan terhadap ibu, akan membangun komunikasi dengan orangtua khususnya figur lekat (ibu) dengan baik. Walaupun berada jauh dari rumah atau keluarga, tingkat stres sebagai stimulus cenderung rendah karena komunikasi efektif yang terjalin antara ibu dan anak. Mahasiswa perantau dapat menceritakan masalah-masalah yang dialami di tempat perantau, sehingga orangtua dapat memberikan solusi dalam menyelesaikan masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamumu (2014) bahwa komunikasi efektif dengan orangtua dapat menurunkan tingkat stres pada remaja. Dalam penelitian ini sumbangan atau kontribusi yang diberikan oleh variabel kelekatan terhadap ibu sebesar 4.8% pada stres sebagai respons, 13.6% pada stres sebagai stimulus, dan 6.1% pada stres terkait cognitive
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
appraisal pada mahasiswa perantau. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan sisanya diberikan oleh variabel lain terhadap tingkat stres.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kelekatan terhadap ibu, maka tingkat stres yang dimiliki cenderung rendah. 2. Tingkat stres pada penelitian ini juga dikorelasikan dengan tiga aspek yang ada dalam kelekatan terhadap ibu yaitu trust, communication, dan alienation. Penelitian ini menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat trust dan communication terhadap ibu, maka semakin rendah tingkat stres yang dimiliki mahasiswa perantau. Selain itu, semakin tinggi tingkat alienation terhadap ibu, tingkat stres pada mahasiswa perantau juga semakin tinggi. 3. Sumbangan efektif variabel kelekatan terhadap ibu terhadap tingkat stres sebagai respons dan stres terkait cognitive appraisal di bawah 10%. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan kurang lebih 90% diberikan oleh variabel lain. Sedangkan sumbangan efektif kelekatan terhadap ibu terhadap stres sebagai stimulus di atas 10% dan terbesar, berarti bahwa kelekatan terhadap ibu memiliki perlawanan terbesar terhadap tingkat
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
stres sebagai stimulus dibandingkan terhadap tingkat stres sebagai respons dan stres terkait cognitive appraisal.
B. KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini tidak lepas dari adanya keterbatasan akan penelitian. Penelitian ini hanya menggunakan satu tahapan perkembangan yaitu pada remaja, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan ke tahapan perkembangan lainnya. Penelitian ini juga tidak secara khusus melihat kelekatan terhadap ibu dalam memprediksi tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hal ini dikarenakan adanya salah satu analisis prediktor (regresi) yang tidak lolos.
C. SARAN 1. Bagi Ibu (figur lekat) Kelekatan yang terbentuk dari kecil dengan pengasuh (biasanya ibu) memiliki peran yang sangat besar bagi anak ketika bertumbuh dewasa. Maka dari itu, kasih sayang, perhatian dan pengawasan sangat dibutuhkan untuk membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang positif. Selain itu, melihat fakta dari hasil penelitian bahwa kelekatan terhadap ibu berhubungan dengan tingkat stres, maka figur ibu sangat diharapkan dapat membentuk kelekatan yang aman yang tinggi dengan anak, karena kelekatan tersebut akan membentuk karakterisitik anak di masa perkembangan selanjutnya atau masa remaja. Kelekatan aman tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
terhadap ibu akan membuat remaja memiliki kemampuan adaptasi dan sosial yang baik. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti yang berminat menggunakan topik yang serupa, peneliti mengharapkan agar penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan variasi variabel lain terkait kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada tahap perkembangan selain remaja. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk menggunakan metode analisis regresi. Oleh karena itu, hal-hal seperti skala dan item yang baik, komposisi item, subjek, perlu benar-benar diperhatikan, mengingat pada penelitian ini mengalami kegagalan untuk menggunakan analisis regresi, karena adanya salah satu uji analisis regresi yang tidak lolos.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA 4International Colleges & Universities. (2016). Top Universities in Indonesia. Dipungut 8 Maret, 2016, dari http://www.4icu.org/id/ Allen, J. P., Moore, C., Kuperminc, G., & Bell, K. (1998). Attachment and adolescent psychological functioning. Child Development, 69(5), 1405-1419. Amelia, M. A. F. (2016). Perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dengan mahasiswa yang tinggal sendiri pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta, Indonesia. Armsden, G. C., & Greenberg, M. T. (2009). Inventory of parent and peer attachment (IPPA). Health and Human Development, 13(2), 1-12. Armsden, G. C., & Greenberg, M., T. (1987). The inventory of parent and peer attachment: Individual differences and their relationship to psychological wellbeing in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16(5), 427-454. Armsden, G. C., McCauley, E., Greenberg, M. T., Burke, P. M., & Mitchell, J. R. (1990). Parent and peer attachment in early adolescent depression. Journal of Abnormal Child Psychology, 18(6), 683-697. Atkinson, R. L., Atkinson, R. C., Smith, E. E., & Bem, D. J. (2010). Introduction to psychology (W. Kusuma & L. Saputra, Trans.). California: Harcourt Brace. (Karya asli terbit 1996) Azwar, S. (1999). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. (2015). Penyusunan skala psikologi (edisi dua). Yogyakarta: Pustaka Belajar. Baker, A. J. (2005). The long-term effects of parental alienation on adult children: A qualitative research study. The American Journal of Family Therapy, 33(4), 289-302. Belsky, J. (2002). Development origins of attachment styles. Attachment and Human Development, 42, 166-170. Blount-Matthews, K. M., & Hertenstein, M. J. (2006). Attachment. Dalam Salkind, N. J. Encyclopedia of Human Development. California: Sage Publication, Inc. 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Borg, C., & Cefai, C. (2014). Stress, health and coping among international students at the University of Malta. Naskah tidak diterbitkan, University of Malta. Bowlby, J. (1969). Attachment and loss, volume 1: Attachment. New York: Basic Books. Bowlby, J. (1973). Attachment and loss, volume 2: Separation. New York: Basic Books. Bowlby, J. (1980). Attachment and loss, volume 3: Loss, sadness, and depression. New York: Basic Books. Bowlby, J. (1988). A secure base: Parent-child attachment and healthy human development. New York: Basic Books. Chapplin, J. P. (2006). Dictionary of psychology (K. Kartono, Trans.). New York: Doubleday. (Karya asli terbit 1998) Cohen, S., Evans, G. W., Stokols, D., & Krantz, D. S. (1986). Behavior, health, and environmental stress. New York: Springer US. Cohen, S., Kamarck, T., & Mermelstein, R. (1983). A Global Measure of Percived Stress. Journal of Health and Social Behavior, 24, 385-396. Cole, A. B., Wingate, L. R., Tucker, R. P., Rhoades-Kerswill, S. O’Keefe, V. M., & Hollingsworth, D. W. (2015). The differential impact of brooding and reflection on the relationship between perceived stress and suicide ideation. Personality and Individual Differences, 83, 170-173. Davis, E. R. (2012). The effect of parental attachment and level of perceived stress on college adjustment in first year college students. Disertasi yang tidak diterbitkan. Alliant International University, California. D’Angelo, B., & Wierzbicki, M. (2003). Relations of daily hassles with both anxious and depressed mood in students. Psychological Reports, 92, 416-418. DiFilippo, J. M., & Overholser, J. C. (2000). Suicidal ideation in adolescent psychiatric inpatiens as associated with depression attachment relationships. Journal of Clinical Child Psychology, 29(2), 155-166.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Dogan, D., Gur, K., Sener, N., Cetindag, Z. (2012). The ways of handling stress and the attachment forms to parents of university students. Social and Behavioral Sciences, 47, 470-476. Dorin, J. (2014). Attachment style and perceived stress in college students. Disertasi tidak diterbitkan. Pepperdine University, California. Eliasa, E. I. (2011). Pentingnya kelekatan orangtua dalam internal working model untuk pembentukan karakter anak (kajian berdasarkan teori kelekatan dari John Bowlby). dalam karakter sebagai saripati tumbuh kembang anak usia dini, Yogyakarta: Inti Media Yogyakarta bekerjasama dengan Pusat Studi Pendidikan Anak Usia Dini Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta. Erikson, E. H. (1968). Identity youth and crisis. System Research and Behavioral Science, 14(2), 154-159. Ervika, E. (2005). Kelekatan (attachment) pada anak. Naskah yang tidak diterbitkan, Universitas Sumatera Utara di Medan, Indonesia. Feldman, R. S. (2012). Understanding psychology (P. G. Gayatri & P. N. Sofyan, Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1987) Firth, C. J. (2004). Emotion distress in junior hospital doctors. British Medical Journal, 295(6), 533. Ghozali, M. H., & Aisyah. (2014). Analisis perbedaan tingkat stres mahasiswa sebelum dan saat menjalani praktek laboratorium klinik pada mahasiswa S1 keperawatan semester 3 STIKES Muhammadiyah Samarinda Tahun 2014. Jurnal Kesehatan STIKES Muhammadiyah, 9(3), 23-32. Govaerst, S., & Gregoire, J. (2004). Stressful academic situations: Study on appraisal variables in adolescence. British Journal of Clinical Psychology. Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. (2000). Psikologi praktis; Anak, remaja dan keluarga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Hazan, C., Shaver, P. R. (1994). Attachment as an organizational framework for research on close relationships. Psychological Inquiry, 5, 1-22. Heiman, & Kariv. (2005). Task-oriented versus emotion-oriented coping strategies: The case of college students. College Student Journal, 39(1), 72-89.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Hewitt, P. L., Flett, G. L., & Mosher, S. W. (1992). The perceived stress scale: factor structure and relation to depression symptoms in a psychiatric sample. Journal of Psychology and Behavioral Assessment, 14(3), 247-257. Kai-Wen, C. (2009). A study of stress sources among college students in Taiwan. Journal of Academic and Bussiness Ethics, 2, 1-8. Kamumu, R. (2013). Hubungan antara komunikasi efektif orangtua dan anak dengan tingkat stres pada remaja siswa SMK Negeri 6 Yogyakarta. Naskah yang tidak diterbitkan, Universitas Ahmad Dahlan di Yogyakarta, Indonesia. Kato, T. (2005). Adat Minangkabau dan merantau. Jakarta : PT Balai Pustaka. Kenny, M. (1987). The extent and function of parental attachment among first-year college students. Journal of Youth and Adolescence, 16(1), 17-27. Kohn, P. M., Lafreniere, K., & Gurevich, M. (1990). The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences: a Decontaminated Hassles Scale for a Special Population. Journal of Behavioral Medicine, 13. Kumar, S., & Bhukar, J. P. (2013). Stress level and coping strategies of college students. Journal of Physical Education and Sports Management, 4(1), 5-11. Lazarus, R. S. (1976). Patterns of adjustment. Tokyo: McGraw-Hill. Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer Publishing Company, Inc. Lee, J.S., Koeske, G. F., & Sales, E. (2004). Social support buffering of acculturative stress: A Study of mental health symptoms among Korean international Students. International Journal of Interculutural Relations, 28, 399- 414. Legiran, L., Azis, M. Z., & Bellinawati, N. (2015). Faktor risiko stres dan perbedaan pada mahasiswa berbagai angkatan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 2(2), 197-202. Li, C., Cao, J., & Li, T. M. H. (2016). Eustress or distress: An empirical study of perceived stress in everyday college life. Naskah yang tidak diterbitkan, University of Hongkong di China. Li, M. H. (2008). Relationships among stress coping, secure attachment, and the trait of resilience among Taiwanese college students. College Student Journal, 42(2), 312-325.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Lowenstein, L. F. (2008). Attachment theory and parental alineation. Parental Alienation. Malekpour, M. (2007). Effect of attachment on early and later development. The British Journal of Development Disabillities, 53(105), 81-95. Marthadewi, P. E. (2010). Hubungan antara tingkat dependensi dan tingkat stres pada mahasiswa. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Mattanah, J. F., Lopez, F. G., & Govern, J. M. (2011). The contributions of parental attachment bonds to college student development and adjustment: A metaanalytic review. Journal of Counseling Psychology, 1-33. McCarthy, C. J., Matheny, Kenneth B. (2000). Write your own prescription for stress. California: New Harbinger. Moretti, M. M., & Pelled, M. (2004). Adolescent-parent attachment: Bonds that support healthy development. Pediatric Child Health, 9(8), 551-555. Mustafa, H. (2009). Metodologi penelitian. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Mustafidah, T. T. (2011). Penelitian kuantitatif (sebuah pengantar). Bandung: Alfabeta. Nasution, K. T. (1997). Stres dan perilaku coping pada mahasiswa perantau di Universitas Indonesia. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. Nelson, N. G., Dell’Oliver, C., Koch, C., & Buckler, R. (2001). Stress, coping, and success among graduate students in clinical psychology. Psychological Reports, 88, 759-767. Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., & Greene, B. (2005). Abnormal psychology in a changing world (R. Medya, Trans.). London: Pearson. (Karya asli terbit 1999) Nickerson, A. B., Nagle, R. J. (2005). Parent and peer attachament in late childhood and early adolescence. Journal of Early Adolescence, 25(2), 223-249.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. (tanpa tahun). Rekap Nasional Semester 2015/2016 Ganjil. Dipungut 8 Januari, 2016, dari http://forlap.ristekdikti.go.id/ Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2008). Human development (A. K. Anwar, Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1978) Pariat, L., Rynjah, A., Joplin, & Kharjana, M. G. (2014). Stress levels of college students: Interrelationship between stressors and coping strategies. Journal of Humanities and Social Science, 19(8), 40-46. Paterson, J., Pryor, J., & Field, J. (1995). Adolescent attachment to parents and friends in relation to aspects of self-esteem. Journal of Youth and Adolescence, 24(3), 365-376. Petrof, L. L. (2008). Stress, adult attachment, and academic success among community college students. Naskah yang tidak diterbitkan, University of Nebraska. Pfeiffer, D. (2001). Academic and environmental stress among undergraduate and graduate college students: A literature review. Naskah yang tidak diterbitkan, University of Winsconsin-Stout di Menomonie. Poerwadarminta, W. J. S. (2005). Kamus Umum Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, N. A. (2015). Perilaku seksual pada remaja berpacaran ditinjau dari kelekatan terhadap ibu dan rentang usia. Skripsi yang tidak diterbitkan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Rabbani, M., Kasmaienezhadfard, S., & Pourrajab, M. (2014). The relationship between parental attachment and stress: A review of literatures related to stress among students. The Online Journal of Counseling and Education, 3(1), 42-50. Rasmun. (2004). Stres, koping, dan adaptasi. Jakarta: Sagung Seto. Rice, P. L. (1992). Stress and health (2nd ed.). California : Wadsworth, Inc. Ross, S. E., Niebling, B. C., & Heckert, T. M. (1999). Sources of stress among college students. College Student Journal, 33(2), 312-317. Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi: Dari blog menjadi buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Santrock, J. W. (2002). Life-span development (5th ed.) (A. Chusairi & J. Damanik, Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1989) Santrock, J. W. (2007). Adolescence (N. I. Sallama, Trans.). New York: McGrawHill. (Karya asli terbit 1984) Santrock, J. W. (2011). Life-span development (13th ed.) (W. Benedictine, Trans.). New York: McGraw-Hill. (Karya asli terbit 1989) Sarwono, S. W. (2008). Psikologi remaja. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Schnyders, Christina. (2012). Parental and peer attachment as predictors of the perceived experience of emerging adulthood among undergraduates between ages of 18-22: A multiple regression study. Naskah yang tidak diterbitkan, Kent State University di Ohio. Shah, M., Hasan, S., Malik, S., & Sreeramareddy, C. T. (2010). Perceived stress, sources and severity of stress among medical undergraduates in Pakistani medical school. BMC Medical Education, 10(2), 28-41. Siswanto. (2007). Kesehatan mental; Konsep, cakupan dan perkembangannya. Yogyakarta : ANDI. Sitorus, L. I. S. (2013). Perbedaan tingkat kemandirian dan penyesuaian diri mahasiswa perantauan suku Batak ditinjau dari jenis kelamin. Naskah yang tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya di Jawa Timur, Indonesia. Spagenberg, J. J., & Theron, J. C. (1999). Stress and coping strategies in spouses of depressed. The Journal of Psychology Interdisciplinary and Applied, 133(3), 253-262. Stroebe, M., van Vliet, T., Hewstone, M., & Willis, H. (2002). Homesickness among students in two culutures: Antecendents and consequences. British Journal of Psychology, 93, 147-168. Supratiknya, A. (1995). Komunikasi antar pribadi: Tinjauan psikologi. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma. Terzi, S. (2013). Secure attachment style, coping with stress and resilience among university students. The Journal of Happiness & Well-Being, 1(2), 101-114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Vivona, J. M. (2000). Parental attachment styles of late adolescents: Qualities of relationships and consequences for adjustment. Journal of Counseling Psychology, 47, 316-329. Wei, M., Heppner, P. P., Mallen, M. J., Ku, T., Liao, K. Y., & Wu, T. (2007). Acculturative stress, perfectionism, years in the United States, and depression among Chinese international students. Journal of Counseling Psychology, 54, 385-394. Wenhua, H., & Zhe, Z. (2013). International students’ adjustment problems at university: A critical literature review. Academic Research International, 4(2), 400-406. Widianti, E. (2007). Remaja dan permasalahannya: Bahaya merokok, penyimpangan seks pada remaja dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba. Naskah yang tidak diterbitkan, Universitas Padjajaran di Bandung, Indonesia. Zolten, K., & Long, N. (2006). Parental comunication. Handout of Center for Effective Parenting. Dipungut 15 Juni, 2016, dari http://www.parentinged.org/handouts/parent%20to%20parent%20communication.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 : Skala Penelitian 29 Agustus 2016 Salam sejahtera, Perkenalkan saya Zelda Annisa Pricianee Hary, mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat kelulusan. Berkaitan dengan hal tersebut, saya meminta bantuan kepada anda untuk berpartisipasi dalam penelitian saya dengan mengisi skala saya yang terdiri dari 4 (empat) bagian. Saya mohon, anda bersedia untuk membaca dan mengisi setiap pernyataan yang ada dalam skala ini sesuai dengan keadaan dan kondisi sesungguhnya anda saat ini. Tidak ada jawaban salah ataupun buruk dalam pengisian skala ini. Semua jawaban yang diberikan adalah jawaban yang baik dan benar apabila dikerjakan sesuai dengan keadaan anda yang sesungguhnya. Identitas, jawaban dan kerahasiaan anda menjadi tanggung jawab saya sebagai peneliti. Oleh karena itu, anda tidak perlu khawatir untuk memberikan jawaban yang jujur dan sesuai dengan keadaan anda saat ini. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda dalam penelitian saya. Hormat saya,
Zelda Annisa Pricianee Hary
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Identitas Diri Inisial
:
Umur
:
Jenis kelamin
: L / P (lingkari yang sesuai)
Semester
:
Asal
:
Tempat tinggal
: kos / asrama / rumah (lingkari yang sesuai) Jika di rumah tinggal bersama………….
Dengan ini, saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dengan ikhlas dan tanpa paksaan. Saya juga bersedia untuk mengerjakan dan mengisi setiap pernyataan dalam skala ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan diri saya yang sesungguhnya.
Tanda tangan
(
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 BAGIAN I Petunjuk pengisian Pada bagian ini ada beberapa hal yang mungkin anda alami dalam kehidupan. Silahkan baca dan perhatikan gejala-gejala di bawah ini dengan seksama dan berilah tanda silang (X) pada frekuensi gejala, seberapa sering anda mengalami hal-hal di bawah ini? Di bawah ini adalah contoh pernyataan dan contoh jawabannya:
Frekuensi Gejala
Gejala
Hampir sepanjang hari atau setiap hari
1-2 kali sehari
Sakit kepala
Setiap malam atau setiap pagi
2-3 kali seming gu
1 kali seming gu
Sekali sebulan
Tidak pernah
Sekali sebulan
Tidak pernah
X
Jika dalam pengisian anda ingin mengganti jawaban :
Frekuensi Gejala
Gejala
Sakit kepala
Hampir sepanjang hari atau setiap hari
1-2 kali sehari
Setiap malam atau setiap pagi
X
2-3 kali seming gu
1 kali seming gu
X
Cara pengisian ini juga berlaku pada bagian-bagian berikutnya. Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Frekuensi Gejala
No. 1.
2. 3.
Gejala
Hampir sepanjang hari atau setiap hari
1-2 kali sehari
Setiap malam atau setiap pagi
2-3 kali seming gu
1 kali seming gu
Sekali sebulan
Sakit kepala Otot tegang, leher dan punggung terasa sakit Kelelahan
4.
Kecemasan, kegelisahan, ketakutan
5.
Susah tidur
6.
Mudah marah
7.
Mengalami insomnia (tidak bisa tidur)
8.
Kemarahan/ perselisihan singkat
9.
Kebosanan, perasaan tertekan
10. Makan terlalu banyak atau makan terlalu sedikit
Silahkan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian lanjutkan mengerjakan bagian kedua
Tidak pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Bagian II Berikut ini adalah daftar beberapa pengalaman yang anda telah alami beberapa kali atau lebih. Silahkan mengindikasikan setiap pengalaman seberapa besar hal tersebut menjadi bagian hidup anda selama satu bulan terakhir. Tandailah jawaban anda dengan tanda silang (X) berdasarkan petunjuk berikut ini Intensitas kejadian dalam satu bulan terakhir : 0 = sama sekali bukan bagian dari hidup saya 1 = hanya sedikit dari bagian hidup saya 2 = sebagian besar hidup saya 3 = benar-benar bagian besar hidup saya
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda alami
1.
Konflik dengan keluarga pasangan (pacar/suami/istri)
2.
Dikecewakan oleh anda
3.
Konflik dengan dosen/atasan
4.
Penolakan sosial
5.
Terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan
6.
Melakukan sesuatu yang tidak dihargai orang lain
7.
Konflik (dalam hal) keuangan dengan anggota keluarga
8.
Dikhianati teman
9.
Berpisah dengan orang-orang yang disayangi
10.
Sumbangan/kontribusi yang anda lakukan dengan orang lain diabaikan
11.
Berjuang keras untuk mencapai target akademis/pekerjaan anda
12.
Dimanfaatkan oleh orang lain (orang lain mengambil keuntungan dapat berupa materi, pikiran, tenaga, dan sebagainya dari anda)
Intensitas 0
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda alami
13.
Tidak memiliki cukup waktu untuk bersantai
14.
Berusaha memenuhi target akademis/pekerjaan yang ditetapkan oleh orang lain
15.
Mengemban banyak tanggung jawab
16.
Ketidakpuasan dengan pendidikan/pekerjaan
17.
Keputusan-keputusan mengenai hubungan personal yang mendalam
18.
Tidak cukup waktu untuk memenuhi kewajiban-kewajiban anda
19.
Ketidakpuasan dengan kemampuan matematis/berhitung anda
20.
Keputusan penting mengenai karir masa depan anda
21.
Beban keuangan
22.
Ketidakpuasan atas kemampuan membaca anda
23.
Keputusan penting mengenai pendidikan anda
24.
Kesepian
25.
Nilai/hasil kerja anda lebih rendah dari yang anda harapkan
26.
Konflik dengan asisten pengajar
27.
Tidak cukup beristirahat
28.
Pertentangan/konflik dengan keluarga
29.
Pemenuhan tuntutan kegiatan ekstra (diluar studi/pekerjaan)
Intensitas 0
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda alami
30.
Menyadari banyak mata kuliah/pekerjaan yang terlalu menuntut
31.
Konflik dengan anda
32.
Berjuang keras untuk maju
33.
Memiliki teman yang tidak sehat/sedang sakit
34.
Tidak menyukai studi/pekerjaan anda
35.
Dibohongi/dicurangi/diperas dalam pembelian jasa
36.
Konflik sosial mengenai (me)rokok
37.
Kesulitan mengenai alat transportasi
38.
Tidak menyukai (beberapa) teman sekelas/teman kerja
39.
Konflik dengan pasangan (pacar/suami/istri)
40.
Ketidakpuasan atas kemampuan menulis anda/berekspresi secara tertulis
41.
Gangguan-gangguan dalam mengerjakan tugas/pekerjaan anda
42.
Isolasi/pengasingan sosial
43.
Menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan (contoh di bank, toko, dll.)
44.
Tidak dipedulikan
45.
Tidak puas dengan penampilan fisik anda
46.
Menganggap (beberapa) mata kuliah/pekerjaan yang anda lakukan tidak menarik
47.
Gosip mengenai seseorang yang anda sayangi
Intensitas 0
1
2
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
No.
Pengalaman-pengalaman yang anda alami
48.
Gagal mendapatkan pekerjaan yang diharapakan
49.
Kekecewaan atas kemampuan atletis/keolahragaan anda
Intensitas 0
1
2
Silahkan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian lanjutkan mengerjakan bagian ketiga
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 Bagian III Pertanyaan-pertanyaan dalam bagian ini menanyakan bagaimana perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran anda selama satu bulan terakhir. Dalam semua kasus, anda akan diminta untuk mengindikasikannya dengan memberi tanda silang (X) pada seberapa sering anda merasa dan memikirkannya.
No.
Pernyataan
1.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda jengkel karena sesuatu terjadi tidak sesuai dengan harapan anda?
2.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda merasa tidak mampu mengendalikan hal-hal penting dalam hidup anda?
3.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda merasa cemas?
4.
Dalam satu bulan terkahir, seberapa sering anda merasa yakin dengan kemampuan anda mengatasi masalahmasalah pribadi anda?
5.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda merasa segala sesuatu telah sesuai dengan rencana anda?
6.
Dalam satu bulan terkhir, seberapa sering anda menyadari bahwa anda tidak mampu mengatasi segala hal yang harus anda lakukan?
Tidak Pernah
Hampir Tidak Pernah
Kadang -kadang
Cukup Sering
Sangat Sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 No.
Pernyataan
7.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda mampu mengendalikan (kejengkelan) dalam hidup anda?
8.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda merasa hebat?
9.
Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda dibuat marah karena hal-hal diluar kendali anda?
Tidak Pernah
Hampir Tidak Pernah
Kadang -kadang
Cukup Sering
Sangat Sering
10. Dalam satu bulan terakhir, seberapa sering anda merasa bahwa kesulitan-kesulitan menumpuk sangat tinggi dan anda tidak dapat mengatasinya? Silahkan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Kemudian lanjutkan mengerjakan bagian ke empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 Bagian IV Pernyataan-pernyataan di bawah ini menanyakan tentang perasaan anda terhadap ibu atau terhadap orang lain yang berperan sebagai ibu anda. Jika anda memiliki lebih dari satu orang yang berperan sebagai ibu (misalnya, ibu kandung dan ibu tiri), maka jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini berdasar pada satu orang yang anda rasa paling mempengaruhi anda. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama. Pilih dan berilah tanda silang (X) pada kolom yang mengungkapkan seberapa benar pernyataan di bawah ini terjadi pada anda.
No.
Pernyataan
1.
Ibuku menghargai perasaanku.
2.
Aku merasa Ibuku bertindak sebagai ibu yang baik.
3.
Aku berharap memiliki Ibu yang berbeda.
4.
Ibuku menerimaku apa adanya.
5.
Aku merasa perlu mengetahui pendapat Ibuku tentang hal-hal aku pikirkan.
6.
Aku merasa bahwa menunjukkan perasaanku kepada ibuku adalah tindakan yang tidak ada gunanya.
7.
Ibuku tahu ketika aku sedang jengkel.
8.
Membicarakan masalah-masalahku dengan Ibuku membuatku merasa malu atau bodoh.
9.
Ibuku berharap terlalu banyak padaku.
10.
Aku mudah merasa kesal ketika berada dekat dengan Ibuku.
Hampir Tidak Pernah atau Tidak Pernah Benar
Sering Tidak Benar
Kadangkadang Benar
Sering Benar
Hampir Selalu atau Selalu Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
No.
Pernyataan
11.
Sebenarnya ada lebih banyak kejengkelan yang aku rasakan dibandingkan yang diketahui Ibuku.
12.
Ketika kami mendiskusikan sesuatu, Ibuku memperhatikan pendapatku.
13.
Ibuku mempercayai keputusan atau penilaianku terhadap suatu hal.
14.
Ibuku memiliki masalah-masalahnya sendiri sehingga aku tidak mengganggu beliau dengan masalahmasalahku.
15.
Ibuku membantuku memahami diriku dengan lebih baik.
16.
Aku bisa menceritakan masalahmasalah dan kesulitan-kesulitanku pada Ibuku.
17.
Aku merasa marah pada Ibuku.
18.
Aku tidak mendapatkan banyak perhatian dari Ibuku.
19.
Ibuku mendukungku untuk membicarakan kesulitan-kesulitan yang aku alami.
20.
Ibuku memahamiku.
21.
Ketika aku marah, Ibuku mencoba untuk memahami.
22.
Ibuku mempercayaiku.
Hampir Tidak Pernah atau Tidak Pernah Benar
Sering Tidak Benar
Kadangkadang Benar
Sering Benar
Hampir Selalu atau Selalu Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
No.
Pernyataan
23.
Ibuku tidak memahami apa yang aku alami dalam hari-hari ini.
24.
Aku dapat mengandalkan Ibuku ketika aku butuh melepaskan beban yang menyesak di dadaku.
25.
Jika Ibuku mengetahui ada sesuatu yang mengangguku, ia akan menanyakan hal itu kepadaku.
Hampir Tidak Pernah atau Tidak Pernah Benar
Sering Tidak Benar
Kadangkadang Benar
Sering Benar
Selesai. Pastikan tidak ada jawaban yang anda lewatkan. Terima Kasih
Hampir Selalu atau Selalu Benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Lampiran 2: Reliabilitas Skala
a. Reliabilitas Skala Stres sebagai respon: Symptoms of Stress (SOS) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.831
10
b. Reliabilitas Skala Stres sebagai stimulus: Inventory of College Students’ Recent Life Experiences (ICSRLE) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.932
49
c. Reliabilitas Skala Stres terkait cognitive appraisal: Perceived Stress Scale (PSS) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.814
10
d. Reliabilitas Skala Kelekatan Terhadap Ibu: Inventory of Parent and Peer Attachment Mother Version (IPPAM) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.866
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Lampiran 3 : Uji One Sample T-test a. Uji One Sample T-test Skala Stres sebagai respon (SOS) One-Sample Statistics N SOS
Mean 258
Std. Deviation
21.99
Std. Error Mean
9.810
.611
One-Sample Test Test Value = 30 95% Confidence Interval of the Difference t SOS
df
-13.112
Sig. (2-tailed) 257
Mean Difference
.000
Lower
-8.008
Upper -9.21
-6.81
b. Uji One Sample T-test Skala Stres sebagai stimulus (ICSRLE) One-Sample Statistics N ICSRLE
Mean 258
Std. Deviation
52.13
Std. Error Mean
17.419
1.084
One-Sample Test Test Value = 73.5 95% Confidence Interval of the Difference t ICSRLE
-19.704
df
Sig. (2-tailed) 257
.000
Mean Difference -21.368
Lower -23.50
Upper -19.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
c. Uji One Sample T-test Skala Stres terkait cognitive appraisal (PSS) One-Sample Statistics N PSS
Mean 258
Std. Deviation
18.33
Std. Error Mean
3.422
.213
One-Sample Test Test Value = 20 95% Confidence Interval of the Difference t PSS
df
10.935
Sig. (2-tailed) 257
Mean Difference
.000
Lower
2.329
Upper 1.91
2.75
d. Uji One Sample T-test Skala Kelekatan terhadap ibu (IPPA-M) One-Sample Statistics N IPPAM
Mean 258
Std. Deviation
93.67
Std. Error Mean
14.755
.919
One-Sample Test Test Value = 75 95% Confidence Interval of the Difference t IPPAM
20.329
df
Sig. (2-tailed) 257
.000
Mean Difference 18.674
Lower 16.87
Upper 20.48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Lampiran 4 : Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SOS N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
ICSRLE
PSS
IPPAM
258
258
258
258
Mean
21.99
52.13
22.33
93.67
Std. Deviation
9.810
17.419
3.422
14.755
Absolute
.067
.075
.082
.075
Positive
.067
.075
.058
.034
Negative
-.038
-.041
-.082
-.075
1.083
1.203
1.314
1.200
.192
.110
.063
.112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Lampiran 5: Uji Linearitas a. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai respon ANOVA TABLE Sum of Squares SOS *
Between
(Combined)
IPPAM
Groups
Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
6572.962
61
107.753
1.163
.220
908.958
1
908.958
9.811
.002
5664.004
60
94.400
1.019
.450
Within Groups
18159.023
196
92.648
Total
24731.984
257
Deviation from Linearity
b. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres sebagai stimulus ANOVA TABLE Sum of Squares ICSRLE *
Between
IPPAM
Groups
(Combined) Linearity
Mean df
28153.160
61
9867.021
Deviation from
Square 461.527
Sig.
1.815
.001
1 9867.021 38.814
.000
18286.139
60
304.769
Within Groups
49826.359
196
254.216
Total
77979.519
257
Linearity
F
1.199
.179
c. Uji Linearitas kelekatan terhadap ibu dengan stres terkait cognitive appraisal ANOVA TABLE Sum of Squares PSS *
Between
(Combined)
IPPAM
Groups
Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
771.470
61
12.647 1.108
.297
59.349
1
59.349 5.199
.024
712.121
60
11.869 1.040
.412
Within Groups
2237.526
196
Total
3008.996
257
Deviation from Linearity
11.416
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Lampiran 6 Uji Hipotesis a. Uji Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Respon Correlations
IPPAM IPPAM
Pearson Correlation
SOS 1
Sig. (1-tailed) N SOS
Pearson Correlation
-.192
**
.001 258
258
-.192
1
Sig. (1-tailed)
.001
N
258
258
b. Uji Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres Sebagai Stimulus Correlations
IPPAM IPPAM
Pearson Correlation
ICSRLE 1
Sig. (1-tailed)
N ICSRLE
Pearson Correlation
-.356
**
.000 258
258
**
1
-.356
Sig. (1-tailed)
.000
N
258
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
c. Uji Korelasi Kelekatan Terhadap Ibu dengan Stres terkait cognitive appraisal Correlations
IPPAM IPPAM
Pearson Correlation
PSS 1
Sig. (1-tailed) N PSS
Pearson Correlation
-.140
*
.012 258
258
*
1
-.140
Sig. (1-tailed)
.012
N
258
258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
Lampiran 7 Skala Survey Online
URL : https://goo.gl/forms/LYMsVLX20oJHEE